harga sebuah kejujuran

Download Harga sebuah kejujuran

If you can't read please download the document

Upload: muhsin-hariyanto

Post on 14-Jun-2015

659 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1. HARGA SEBUAH KEJUJURANOleh: Muhsin HariyantoMas Asro Kamal Rokan menulis di Koran Republika, pada Rubrik Resonansi, denganjudul Kembalilah pada Suara Hati (Republika, Rabu, 18 November 2009). Tidakada yang luar biasa pada tulisannya kecuali satu hal: mengingatkan kepada semuapembacanya (dan juga dirinya) untuk bersikap jujur pada diri sendiri.Di antara isi tulisannya, seraya mengutip QS asy-Syams, 91: 9-10, ia katakan: LangitIndonesia berjelaga. Jelaga yang berselaput dalam jiwa itu akan tersingkir ketikahujan turun. Hujan adalah hati kita yang bersih dalam melihat persoalan. Maka, Allahmengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnyaberuntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orangyang mengotorinya.Tidak hanya mas Asro Kamal Rohan yang prihatin melihat akrobat para parapemimpin kita. Semua orang yang masih punya nurani akan geram menontonpertunjukan kebohongan yang dikemas dengan kata-kata indah retorika burungonta itu. Naif, kata salah seorang teman saya yang kebetulan saja bersamamenonton acara dialog antara teman-teman KOMPAK dengan Komisi III DPR RI. Dimana nurani mereka? Kata teman saya, ketika mengomentari retorika para wakilrakyat kita.Memang di ketika sejumlah kepentingan menjadi terlalu dipentingkan, sepertiketika para wakil rakyat membeli kepentingan diri dan kelompoknya, nurani tiba-tibabisa mati. Hati menjadi beku, seolah tak berdaya untuk menggapai nur Ilahi yang antara lain kemampuan untuk berkata jujur.Lain halnya dengan mBah Minah, seorang perempuan renta yang tak berdayamelawan tirani hokum di bawah pengaduan penguasa perkebunan kakao, PTRumpun Sari Antan IV, yang memiliki lahan sangat luas, tidak kurang dari 200 ha,yang mungkin saja dia kuasai lahan itu dengan cara tertentu, seperit biasanyadilakukan oleh orang-orang berduit: mezalimi siapa pun yang bisa dizalimi. Semuabisa terjadi karena utamanya -- saya melihat mBah Minah ini adalah simbulmanusia tidak berdaya, ketika menghadapi praktik peradilan yang lebih mendewakankepastian hukum, dengan merujuk pasal-pasal KUHP, tanpa harus menengok nilai-nilai yang jauh melampaui teks-teks yang ada dari pasal perundang-undangan itu,yakni: kemashlahatan utama yang dituju oleh semua ketentuan hukum, berupakeadilan untuk siapa pun. Semestinya, atas nama keadilan sang Hakim bisa sajamembuat keputusan yang tak persis sama dengan bunyi teks perundang-undangan.Sebuah keputusan bijak untuk mBah Minah yang memang harus dibelaskasihani,tanpa harus mengakhianati amanat peraturan perundang-undangan. 1 2. Saya membayangkan, bagaimana nurani pak polisi ketika harus menangkap mBahMinah, orang tua renta yang tidak berdaya itu hanyalah sebuah simbol bahwa merekatelah memenuhi kewajibannya. Mereka telah menjalankan tugas dan fungsinya untukmelayani masyarakat. Masyarakat yang bisa memohon kepada pak Polisi untukbertugas membawa oarng yanng diduga bersalah: mBah Minah, yang tak mungkinberani melawan dan membela diri.MBah Minah merupakan simbul manusia yang tidak akan berdaya untuk melawansiapa pa pun, apalagi harus berhadapan dengan para pengusaha yang punya segalanyauntuk memohon kesediaan siapa pun untuk berbuat bagi kepentingan diri mereka.MBah Minah yang tak berdaya, pada akhirnya harus berhadapan dengan para sarjanahukum di lembaga peradilan yang kadang-kadang juga tak (akan) berdaya ketikaberhadapan kekuatan-kekuatan yang sulit disentuh oleh lembaga peradilan mana pun.Ketidakberdayaan orang-orang miskin, seperti mBah Minah, dan juga rakyat yanglemah di negeri ini di ketika menghadapi kekuasaan-kekuasaan adidaya, telahditunjukkan oleh mBah Minah, yang jujur pada diri sendiri dan orang-orang yangmembuatnya tak berdaya. Dia tergolek dalam hukuman penjara 1,5 bulan, denganmasa percobaan 3 bulan, dengan tangisnya yang mewakili kaum dhuafa danmustadhafin, lemah tak berdaya dan terzalimi oleh sistem dan budaya teks yangmengalir menjadi keputusan hukum, minus wawasan etis.Melihat kasus mBah Minah, saya berkesimpulan bahwa Mas Asro Kamal Rohanbenar, bahwa kejujuran adalah sifat yang terpuji yang kini semakin langka kitadapati. Termasuk di dalamnya -- jujur kepada Tuhan, di samping kejujuran terhadapsesama dan diri sendiri. Karena jujur itu terkadang pahit. Seperti isyarat Nabi s.a.w.dalam salah satu sabdanya: qul al-haqqa wa lau kna murran (katakanlah semuayang benar, meskipun terasa pahit).Kejujuran itu ada pada ucapan dan tindakan. Seorang yang beribadah dengan sikapriya tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah menampakkansesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan. Seorang munafik tidaklahdikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagaiseorang yang beriman, padahal tidak ada iman di dalam dirinya. Kejujuran adalahsifat seorang mukmin yang selalu bersedia menampakkan sesuatu yang harusditampakkan, meskipun harus menghadapai sejumlah risiko. Sedangkankebohongan adalah sifat orang yang munafik yang selalu menyembunyikan sesuatuagar terkesan benar. Dan fenomena kedua inilah yang lebih banyak kita saksikan dinegeri kita tercinta. Terlalu banyak jumlahnya orang yang berada dalam jamaahpembohong, dan terlalu sedikit jumlahnya orang yang berani menjadi bagian darijamaah orang yang jujur.Merujuk pada ajaran Nabi kita (Muhammad s.a.w.), beliau selalu menganjurkanumatnya untuk bersikap jujur dalam segala hal, karena dalam pandangannya --2 3. kejujuran merupakan modal bagi siapa pun untu membina diri menjadi manusia yangberakhlak mulia. Sebagaimana sabdanya: Sesungguhnya kejujuran akan membawakepada kebajikan.Ketika memilah kejujuran, para ulama menyatakan bahwa ragam kejujuran bisa kitapilah menjadi 5 (lima) macam: Pertama, jujur dalam niat, yang pada akhirnyamemunculkan sikap ikhlas. Kedua, jujur dalam ucapan. Katakan yang benar adalahbenarm dan yang salah adalah salah. Ketiga, jujur dalam tekad, yang berimplikasipada adanya komitmen terhadap apa pun yang diyakini benar dan baik. Keempat,jujur dalam perbuatan. Apa yang dikerjakan secara lahiriah adalah apa yang adadalam sikap batinnya, yang dengannya seseorang akan memiliki integritas tinggiKelima, Jujur dalam keberagamaan. Artinya apa yang dilaksanakannya dalam dalamkegiatan ritualnya adalah apa yang menjadi pengetahuan dan keyakinannya, hinggaseseorang benar-benar memiliki penghayatan yang tinggi atas seluruh amalannya didalam beragama. Antara lain ditunjukkan dengan kesadarannya untuk beramal salehdengan landasan imannya yang kokoh, yang pada akhirnya akan membentukketakwaan pada dirinya.Implementasi dari gagasan kejujuran ini tidak serta merta akan dapat terwujud padasetiap pribadi. Dibutuhkan kerja keras, cerdas dan ikhlas. Karena, tidak mungkinseseorang menggapai sikap jujur ini dalam pengertian hakiki, kecuali setelahberproses dalam pergumulannya dengan realitas kehidupan. Nilai kejujuran akanselalu menang dalam setiap tantangan kehidupan di ketika seseorang sudah terlatihuntuk jujur dalam setiap ragam kejujuran dalam satu kepaduan (niat, ucapan, tekad,perbuatan dan keberagamaan). Setiap ragam kejujuran memiliki proses dan hasilakhir sendiri-sendiri. Ada kalanya cepat, dan adakalanya lambat dalam berproses.Dan hasilnya pun kadang-kadang lemah dan kadangkala kuat untuk setiap pribadi, dimana pun dan kapan pun dia berada. Pada saat seseorang memiliki kekuatan untukberproses dengan seluruh tantangan yang dihadapinya, maka dia pun akan menuaihasil yang kuat. Dia akan menjadi orang yang jujur dan menikmati kejujurannya.Tetapi faktanya tidak selalu ideal. Terkadang pada kondisi tertentu seseorang bisaberproses cepat untuk menjadi jujur, tetapi dalam kondisi yang lain justerusebaliknya. Seeorang akan mengalami kesulitan yang berarti untuk bersikaop jujur,karena kendala internal dan eksternalnya yang sebegitu kuat menghambatnya.MBah Minah hanyalah sebuah contoh kasus. Di ruang dan waktu yang berbeda masihterus diharapkan akan muncul mBah Minah-mBah Minah lain yang akan bisamempermalukan para pemimpin kita yang -- untuk sementara waktu masihmenyembunyikan nuraninya. Tak mampu bersikap jujur, karena takut terhadap risikoyang akan diterimanya.MBah Minah mengajarkan hikmah kepada kita bahwa hakikat kejujuran dalam hal iniadalah suratan takdir yang telah terhubung dengan Sang Khaliq (Allah). Ia akansampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Allah 3 4. akan melihat dengan cermat setiap orang yang berbuat kebajikan dan sebaliknya --juga melihat (dengan cermat) mereka yang telah berbuat zalim.Belajar dari kasus mBah Minah, saya berkesimpulan bahwa kejujuran memang sangatmahal. Tetapi, semahal apa pun kejujuran itu, kita harus memperjualbelikannya dalamrealitas kehidupan ini sampai batas tetes darah terakhir. Dan kata kuncinya adalah:kembalilah pada suara hati kita, kita pun akan berani menanggung risiko apa punatas kejujuran yang telah kita pilih.Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UMY dan Dosen Luar Biasa STIKES AisyiyahYogyakarta.4