haqiqi amira syathir-132010101065-resiko penyakit pernapasan pada perokok pasif
TRANSCRIPT
RINGKASAN
RESIKO PENYAKIT PERNAPASAN PADA PEROKOK PASIF
Tembakau merupakan penyebab utama kematian yang dapat dicegah di
dunia. Setiap 6,5 detik, 1 orang meninggal dunia karena tembakau. Kendati
demikian, perokok di Indonesia masih memiliki angka yang tinggi. Perokok aktif
memiliki jumlah 65 juta sedangkan perokok pasif 150 juta. Padahal, perokok pasif
memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang penyakit akibat asap rokok daripada
perokok aktif. Salah satu sistem yang terserang penyakit ialah sistem respirasi.
Banyak penyakit pada sistem respirasi yang diakibatkan oleh asap rokok antara
lain yaitu bersin, batuk, radang paru-paru, bronkitis, emfisema, kanker paru-paru,
dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).
RESIKO PENYAKIT PERNAPASAN PADA PEROKOK PASIF
Oleh : Haqiqi Amira Syathir
Tembakau menempati peringkat utama penyebab kematian yang dapat
dicegah di dunia. Pada tahun 2006, terdapat 5,4 juta kematian di dunia akibat
tembakau. Tembakau merupakan penyebab kematian 1 dari 10 orang dewasa di
dunia dan terdapat 1 orang meninggal dunia setiap 6,5 detik. Di Indonesia, 1.172
orang meninggal dunia setiap hari karena tembakau.
Menurut data WHO 2008, Indonesia menempati urutan ketiga dari daftar
10 negara perokok terbesar di dunia. Indonesia berada di bawah China dan India
dengan data perokok aktif sebesar ±65 juta penduduk atau 28% dari jumlah
penduduk Indonesia. Konsumsi batang rokok di Indonesia mencapai ±225 miliar
batang per tahun. Perokok aktif Indonesia meliputi kalangan atas hingga bawah,
laki-laki maupun perempuan, remaja maupun dewasa.
Perokok pasif ialah orang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif.
Karena sifat asap selalu memenuhi ruangan, jangkauan perokok pasif seringkali
tidak jelas. Perokok dapat diibaratkan seperti gunung es. Perokok aktif ialah
puncak gunung es, sedangkan perokok pasif ialah badan gunung es. Data Global
Youth Survey tahun 1999-2006 menunjukkan bahwa terdapat 150 juta penduduk
Indonesia menjadi perokok pasif di rumah, perkantoran, dan tempat umum lain.
Dengan demikian, perbandingan perokok aktif dan perokok pasif di Indonesia
ialah 1:2. Terdapat ±2 perokok pasif pada 1 perokok aktif. Menurut data Survei
Sosial Ekonomi Nasional 2004, 87% persen perokok aktif merokok di dalam
rumah. Bahkan, persentase perokok pasif anak-anak usia 13-15 tahun di Indonesia
mencapai 81% padahal persentase rata-rata dunia hanya 56%. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata perokok aktif Indonesia merokok di tempat umum
dan tidak peduli akan kehadiran perokok pasif. Padahal, perokok pasif memiliki
resiko terkena dampak lebih besar daripada perokok aktif karena perokok pasif
menghirup asap rokok tanpa filter sama sekali sedangkan perokok aktif memiliki
filter yang terdapat di dalam rokok kecuali ia menghirup asap yang
dihembuskannya. Setyo Budiantoro dari IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia) mengatakan bahwa perokok aktif memasukkan 25%
kandungan kimia berbahaya ke dalam tubuhnya sedangkan 75% sisanya
tercampur ke udara dan beresiko terhirup orang lain. Oleh karena itu, perokok
pasif dapat dikatakan sebagai korban atau orang yang dirugikan dari adanya
perokok aktif.
Rokok mengandung dan menghasilkan bahan-bahan kimia yang berbahaya
bagi tubuh. Rokok memiliki ±4000 bahan kimia dan sedikitnya 200 di antaranya
merupakan racun bagi tubuh. Sebatang rokok mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya di antaranya yaitu tar, nikotin, dan karbonmonoksida. Di dalam asap
rokok, konsentrasi bahan-bahan tersebut menjadi berlipat ganda. Sebagai contoh,
asap rokok mengandung tar 3 kali lipat lebih banyak, nikotin 2 kali lipat,
karbonmonoksida 5 kali lipat, dan bahan kimia berbahaya lain 50 kali lipat.
Baahan-bahan kimia tersebut juga dapat menimbulkan penyakit berbahaya bagi
tubuh. Tar merupakan pemicu penyakit paru-paru dan kanker, nikotin
menyebabkan efek adiktif, dan karbonmonoksida berdampak pada sistem
kardiovaskuler yang selanjutnya berdampak pada sistem respirasi dan sistem lain.
Dari ketiga bahan tersebut, kita dapat melihat efek luar biasa rokok. Jika terdapat
200 bahan berbahaya pada rokok, kita mendapatkan pula 200 kemungkinan
penyakit yang akan menggerogoti tubuh kita.
Perokok pasif jelas memiliki resiko menanggung penyakit yang
ditimbulkan rokok karena asap yang dihisapnya. Salah satu sistem dalam tubuh
yang rentan terkena penyakit akibat asap rokok ialah sistem respirasi/ pernapasan
karena sistem respirasi merupakan pintu masuk bagi asap rokok ke dalam tubuh
manusia. Penyakit pernapasan yang seringkali menyerang perokok pasif antara
lain yaitu bersin, batuk, radang paru-paru, bronkitis, emfisema, kanker paru-paru,
dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).
Bersin adalah proses keluarnya udara dari hidung dan mulut dengan
kecepatan 70 m/detik. Bersin merupakan reaksi tubuh pada benda asing yang
tertangkap oleh ingus di rongga hidung. Bersin dapat menjadi gejala awal
penyakit lain yang lebih serius seperti influenza, pilek, batuk, rhinitis.
Batuk merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan benda asing dari saluran nafas atas dan paru-paru. Batuk dapat
terjadi karena iritasi dan infeksi. Selain itu, batuk dapat menjadi gejala awal
penyakit lain seperti PPOK.
Radang paru-paru adalah penyakit yang dapat menyerang semua golongan
umur. Penyakit ini menempati peringkat pertama penyebab kematian pada orang
tua dan orang yang menderita penyakit menahun. Radang paru-paru disebabkan
oleh alveolus yang meradang dan terisi cairan. Penyebab penyakit ini dapat
berupa bakteri, virus, jamur, parasit, bahan kimia berbahaya, atau akibat adanya
penyakit lain. Gejalanya yaitu batuk, demam, sakit dada, dan kesulitan bernafas.
Bronkitis adalah penyakit akibat peradangan pada bronkus. Penyakit ini
dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara tepat. Terdapat berbagai jenis
bronkitis. Bronkitis yang sering menyerang perokok ialah bronkitis iritatif. Gejala
bronkitis antara lain batuk berdahak, sesak napas, lelah, sering menderita penyakit
pernapasan lain seperti flu, dan sakit kepala.
Emfisema adalah penyakit akibat kerusakan pada alveolus. Alveolus pada
penderita penyakit ini berbentuk kantong-kantong udara dengan lubang di
dindingnya. Selain itu, emfisema juga dapat menurunkan keelastisan dari serat-
serat pembuka saluran udara kecil yang mengarah ke alveolus. Sehingga,
kerusakan tersebut mengurangi luas permukaan paru-paru dan suplai oksigen ke
dalam darah.
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali
dalam jaringan paru-paru. Menurut data Wikipedia, merokok merupakan
penyebab utama kanker paru-paru dari 90% penderita pria dan 70% penderita
wanita. Kanker paru-paru dapat menjadi akibat lebih lanjut dari penyakit lain
seperti fibrosis. Gejala kanker paru-paru antara lain ialah batuk terus menerus,
napas sesak dan pendek-pendek, nyeri dada, suara serak, dan demam tinggi.
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) adalah penyebab utama kematian
di seluruh dunia. Penyebab terbanyak PPOK ialah kebiasaan merokok. PPOK
merupakan sekumpulan penyakit paru-paru yang menyebabkan penderita sulit
bernapas karena adanya sirkulasi oksigen dan karbondioksida. Emfisema dan
asma bronkitis kronik adalah dua penyebab utama penyakit ini. Kerusakan paru-
paru ini tidak dapat disembuhkan. Pertolongan yang biasanya pada penderita ialah
penggunaan bronkodilator.
Setiap orang memiliki hak untuk menjaga kesehatan dirinya dan juga
untuk memiliki lingkungan yang sehat. Perokok aktif mungkin menikmati
kenikmatan sesaat yang ia dapatkan dari sebatang rokok. Namun, ia juga
menghasilkan residu berupa asap yang mengandung bahan-bahan berbahaya bagi
tubuh dan beresiko terhirup orang lain. Meskipun beberapa tempat umum telah
menyediakan ruangan bebas asap rokok dan ruangan khusus untuk merokok, asap
rokok masih berpeluang mencemari udara lewat ventilasi atau lubang yang ada
karena sifat gas yang menempati ruangan. Oleh karena itu, perlu adanya
kesadaran semua pihak untuk saling peduli agar tercipta lingkungan bebas asap
rokok dan menurunkan resiko terhadap penyakit berbahaya.