hap farida 3613100009.pdf
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
1/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
Evaluasi Ketiga
Nama : Farida Puspita Rini
NRP : 3613100009
Mata Kuliah : Hukum dan Administrasi Perkotaan A
1. Permasalahan Rumah Radio Bung Tomo di Jl. Mawar 10-12 Surabaya yang
dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya namun mengalami pembongkaran
dikarenakan:
a. Permasalahan yang ditinjau dari regulasi mengenai cagar budaya.
Berdasarkan hasil survei literatur, rumah radio Bung Tomo yang kini
hanya tersisa puing dikarenakan adanya kesalahan dalam pelaksanaan di
lapangan untuk merenovasi bangunan pada beberapa bagian tertentu, namun
justru dilakukan pembongkaran secara total hingga menjadi rata dengan tanah.
Perihal IMB yang tidak jelas statusnya. Ketidaktahuan dua pewaris BCB
mengenai status golongan cagar budaya, dikarenakan memang tidak memegang
SK, sehingga bingung dalam menjaganya.
Gambar 1.Cagar budaya rumah radio Bung Tomo dengan latar bangunannya
telah dibongkar di SurabayaSumber: Antara Foto, 2016
Sejak tahun 1996, Pemerintah Kota Surabaya ternyata telah menetapkan
Rumah Pak Amin di Jalan Mawar Nomor 10-12 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan
Tegalsari, Surabaya sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) Tempat Studio
Pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RBPRI) Bung
Tomo. Dua tahun kemudian, penetapan itu turun melalui Surat Keputusan (SK)
Wali Kota No.188.45/004/402.1.04/1998.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Eri Cahyadi mengatakan
rumah di Jalan Mawar itu sudah memiliki IMB pada 1975. Pada 2015, adapengajuan IMB untuk renovasi. Renovasi diperbolehkan pada Bangunan Cagar
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
2/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
Budaya Kategori B, sesuai Perda Nomor 5 tahun 2005 tentang Bangunan Cagar
Budaya memang diperkenankan hanya pada bagian tertentu.
Namun, karena bangunan tersebut termasuk cagar budaya, maka juga
harus ada rekomendasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya
untuk merenovasinya. Izin (rekomendasi) keluar sesuai aturan, namun
pembongkarannya tidak sesuai aturan bangunan itu tercatat dimiliki oleh
seseorang bernama Amin. Pemilik telah mengajukan permohonan renovasi pada
20 Februari 2016. Surat rekomendasi (arahan) turun pada 14 Maret, tapi pada 3
Mei dilakukan aktivitas pembongkaran yang tidak sesuai.
b. Kajian kasus pembongkaran terhadap regulasi cagar budaya
Terkait kasus pembongkaran rumah radio Bung Tomo di Surabaya, telah
melanggar regulasi-regulasi sebagai berikut:
NO REGULASI KETERANGAN
1 Surat Keputusan (SK) oleh PemerintahKota, Wali Kota SurabayaNo.188.45/004/402.1.04/1998
Merupakan SK dalam menetapkanbangunan cagar budaya yaitu RumahRadio Bung Tomo
2 IMB 188.4/7682.95/436.6.2/2015 Merupakan ijin untuk melakukanrenovasi terhadap bangunan cagarbudaya, yaitu rumah radio Bung Tomoyang turut juga memerlukanrekomendasi dari Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kota Surabaya.
3 Peraturan Daerah (Perda) Kota
Surabaya Nomor 5 Tahun 2005tentang Pelestarian Bangunandan/atau Lingkungan Cagar Budaya.Ketentuan Pasal 42
Merupakan peraturan mengenai
pembongkar bangunan cagar budayatanpa seizin Pemkot Surabaya dapatdipidana kurungan paling lama tigabulan dan denda paling banyak 50 jutarupiah.
4 Pasal 105 UU Nomor 11 Tahun 2010tentang Cagar Budaya
Merupakan peraturan yang berisikanapabila setiap orang yang melakukanperusakan cagar budaya bisa diancampidana penjara minimal 1 tahun danmaksimal lima tahun, dan/atau dendaminimal Rp 500 juta dan maksimal Rp5miliar
Sumber: Analisa Literatur, 2016
c. Sanksi untuk kasus pembongkaran tersebut adalah
Dari pengamatan kasus ini, pihak yang bersalah pertama adalah pelaku
pembongkaran bangunan cagar budaya yang melakukan renovasi tidak sesuai
dengan peraturan dan ijin yang diberikan yaitu PT PT Jayanata Kosmetika Prima
yang saat ini berstatus sebagai pemilik. Sanksi yang tepat adalah sesuai
peraturan dan kebijakan yang berlaku yaitu Pasal 105 UU Nomor 11 Tahun 2010
tentang Cagar Budaya, penjara minimal 1 tahun dan maksimal lima tahun,
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
3/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
dan/atau denda minimal Rp 500 juta dan maksimal Rp 5.000.000.000 (lima miliar
rupiah).
Serta dari pihak pemerintah pun perku melakukan pembenahan sistem
dalam menjaga Bangunan Cagar Budaya diantaranya adalah:
a. Meningkatkan komunikasi yang harmonis antara pemilik BCB dengan
pemerintah, seperti keringanan pemilik dalam membayar PBB, dan kebijakan
lain yang lebih mendukung
b. Pemberian salinan SK-SK Cagar Budaya yang telah tercetak , kemudian
Bappeko yang mengedarkan kepada para pemilik BCB. Hal ini sudah pernah
disampaikan oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) namun belum
ditanggapi dengan baik.
2. Buku Hukum Buku Agraria Indonesia oleh Prof. Boedi Harsono
a. Pengertian Tanah Ulayat dan sebab setelah tahun 1960 tanah ulayat
disaneer
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria No. 5 Tahun 1999, tanah
ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu
masyarakat hukum adat tertentu. Hak ulayat sendiri merupakan kewenangan
yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu
atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan para warganya untuk
mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah
tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya, yang timbul dari
hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak terputus
antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan.
Tanah ulayat adalah tanah yang dianugerahkan atau ditinggalkan oleh
nenek moyang sebagai hubungan hukum yang konkret, kepada orang-orang
yang merupakan kelompok tertentu. Tanah ulayat bersifat komunalistik,
menunjuk kepada adanya hak bersama para anggota masyarakat hukumadat atas tanah. Alasan tanah ulayat di saneer adalah untuk
menyempurnakan dan menghilangkan kekurangan-kekurangan yang ada
yaitu unsur-unsur asing berupa pemikiran masyarakat barat yang
individualistik liberal dan pengaruh masyarakat feodal. Karena hal tersebut
tidak sesuai dengan asas tata susunan dan semangat Pancasila yang
sedang dibangun Indonesia.
Tanah ulayat disaneer pada tahun 1960 dikarenakan pada tahun yang
sama telah lahir UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) yang berisikan
peraturan dasar pokok agraria. Penyesuaian (saneer) hukum adat yang diatur
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
4/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
dalam UUPA adalah bentuk unifikasi hukum untuk menghapuskan dualisme
hukum di Indonesia, yaitu hukum tanah barat yang terdapat hak tanah barat
yang bersumber pada hukum kolonial Belanda dan hukum tanah adat yang
bersumber pada masyarakat Indonesia.
b. Macam tanah ulayat yang pernah ada di Indonesia
Dibagi menjadi dua, yaitu menurut tujuan penggunaannya dan cara
memperolehnya.
TUJUAN PENGGUNAANNYA CARA MEMPEROLEH
Tanah yasan/tanah trukah/tanah trukoyang diperoleh seseorang dengan caramembuka tanah sendiri (membukahutan)
Tanah bengkok/tanah pituwas/tanahlungguh, adalah tanah milik desa yangdiserahkan kepada seseorang yangmemiliki jabatan pemerintah di desa ituuntuk diambil hasilnya sebagai upah
jabatannya
Tanah pusaka/tanah tilaran, yangdiperoleh seseorang dari pemberianwarisan orang tuanya
Tanah suksara/tanah kemakmuran,adalah tanah milik desa yangdiusahakan/digarap untuk kepentingandesa atau untuk kesejahteraanmasyarakat desanya (jawa, bondo deso,sunda, titisara)
Tanah pekulen/tanah gogolan, yangdiperoleh seseorang dari pemberiandesanya
Sumber: Analisa Literatur, 2016
c. Macam tanah ulayat yang senyatanya masih ada di Indonesia
Tanah ulayat yang ada di Pulau Jawa, yaitu terdiri dari Tanah Bondo
Desa, Tanah milik rakyat, dan Tanah Bengkok.
Tanah ulayat yang ada di Minangkabau, yaitu terdiri dari Tanah Ulayat
Nagari, Tanah Ulayat Suku, Tanah Ulayat kaum, dan Tanah Ulayat
Pencaharian.
3. Judul tugas kelompok :Pelanggaran Permukiman Sepanjang Rel Kereta Api
(Sempadan Rel Kereta Api Stasiun Sidotopo)
Lokasi tugas kelompok :Kawasan Permukiman di sepanjang rel kereta api
Kenjeran
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
5/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
Gambar 2.Kawasan Pemukiman di Sepanjang RelSumber: Surya.co.id, 2016
a. Masalah Regulasi yang diidentifikasikan
Permasalahan mengenai pemukiman yang berada di dekat rel kereta api
merupakan permasalahan yang mudah ditemui di Kota-Kota besar sepertiSurabaya yang melanggar UU no 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian.
Instansi penegak perda menargetkan dalam waktu dekat memiliki agenda
penertiban bangunan di sepanjang rel kereta. Di sepanjang bantaran rel kereta
api pada lokasi ini merupakan permukiman penduduk yang didirikan secara
illegal. Bangunan yang ada berupa semi permanen dan permanen. Jarak antara
rel tersebut sekitar 0-1,5 meter sehingga keamanan penduduk yang tinggal disini
dapat terancam yang apabila sesuai peraturan sempadan kereta api minimum 6
meter kiri dan kanan untuk batas milik ruang kereta dan 9 meter untuk batasruang pengawasan jalur kereta api kiri dan kanan. Hal ini mengakibatkan
penataan kota yang tidak harmonis, dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas
kereta api.. Disini terdapat rumah yang berbatasan langsung dengan rel dan ada
pula yang diberi pembatas oleh PT. KAI. Permukiman ini dapat dibilang sangat
kumuh dan tanpa adanya infrastruktur yang memadai, tidak ada saluran air
bersih dari pdam hanya ada MCK komunal (bantuan pemerintah) sebab
masyarakat yang tinggal disini tidak memiliki MCK di rumah masing-masing.
BANGUNAN PERMUKIMAN DAN GSB KERETA API YANG MELANGGAR PERATURAN DANMEMBAHAYAKAN KESELAMATAN
NO
REGULASI PASAL KETERANGAN
1 UNDANG-UNDANG NO.
23 TAHUN2007
TENTANG
PERKERETAAPIAN
Pasal 42 1.Ruang milik jalur kereta api sebagaimana dimaksuddalam Pasal 36 huruf b adalah bidang tanah di kiridan di kanan ruang manfaat jalur kereta api yangdigunakan untuk pengamanan konstruksi jalan rel.
2.Ruang milik jalur kereta api di luar ruang manfaat
jalur kereta api dapat digunakan untuk keperluan lainatas izin dari pemilik jalur dengan ketentuan tidak
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
6/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
membahayakan konstruksi jalan rel dan fasilitasoperasi kereta api.
Pasal 178 Setiap orang dilarang membangun gedung, membuattembok, pagar, tanggul, bangunan lainnya, menanam
jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barangpada jalur kereta api yang dapat mengganggu
pandangan bebas dan membahayakan keselamatanperjalanan kereta api.
Pasal 179 Setiap orang dilarang melakukan kegiatan, baiklangsung maupun tidak langsung, yang dapatmengakibatkan terjadinya pergeseran tanah di jalurkereta api sehingga mengganggu atau membahayakanperjalanan kereta api
Pasal 181 (1) Setiap orang dilarang: a.berada di ruang manfaatjalur kereta api;b. menyeret, menggerakkan,meletakkan, atau memindahkan barang di atas relataumelintasi jalur kereta api; atau c. menggunakan jalurkereta api untuk kepentingan lain, selain untukangkutankereta api.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak berlaku bagi petugas dibidang perkeretaapianyang mempunyai surat tugas dariPenyelenggaraPrasarana
Dokumenpenjelas
Undang-undangno. 23 tahun2007 tentang
Perkeretaapian,pasal 42
Ayat (1)Batas ruang milik jalur kereta api merupakan ruang disisi kiri dan kanan ruang manfaat jalur kereta api yanglebarnya paling rendah 6 (enam) meter.
Ayat (2)Yang dimaksud dengan untuk keperluan lain adalahkepentingan di luar kereta api, antara lain kepentinganpipa gas, pipa minyak, dan kabel telepon.Pasal 45
Batas ruang pengawasan jalur kereta api merupakanruang di sisi kiri dan kananruang milik jalur kereta api yang lebarnya palingrendah 9 (sembilan) meter
KONDISI PERMUKIMAN YANG KUMUH DAN MENGANCAM KESELAMATAN PENGHUNI
NO
REGULASI PASAL KETERANGAN
1 UU no. 4 tahun1992 tentangperumahan
danpermukiman
Pasal 5 ayat 1 Setiap warga negara mempunyai hak untukmenempati dan/atau menikmati dan/atau memilikirumah yang layak dalam lingkungan yang sehat,aman, serasi, dan teratur.
2 UU no. 1 tahun2011 tentangperumahan
dan kawasanpermukiman
Pasal 140 Setiap orang dilarang membangun, perumahan,dan/atau permukiman di tempat yang berpotensi dapatmenimbulkan bahaya bagi barang ataupun orang.
INFRASTRUKTUR BAGI PERMUKIMAN YANG KURANG MEMADAI DAN PEGADAANBANGUNAN RUMAH DI BANTARAN REL KERETA API
N
O
REGULASI PASAL KETERANGAN
1 UU no. 1 tahun2011 tentang
Pasal 38 ayat 4 Pembangunan rumah dan perumahan harus dilakukansesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
7/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
perumahandan kawasanpermukiman
Pasal 134 Setiap orang dilarang menyelenggarakanpembangunan perumahan, yang tidak membangunperumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi,persyaratan, prasana, sarana, dan utilitas umum yangdiperjanjikan
Pasal 139 Setiap orang dilarang membangun perumahandan/atau permukiman di luar kawasan yang khususdiperuntukkan bagi perumahan dan permukiman.
Sumber: Analisa Literatur, 2016
b. Tautan masalah dengan regulasi
NO HIRARKI
PERATURAN
PERATURAN TERKAIT
1 Undang-Undang UU No.4 tahun 1992
tentang perumahan dan permukiman
UU No.26 tahun 2007tentang penataan ruang
UU No. 23 tahun 2007
tentang Perkeretapian, jarak antara bangunan pemukiman dengan relminimal 6 meter
UU No. 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
2 Peraturan Presiden Inpres No.5 Tahun 1990
tentang peremajaan permukiman kumuh di atas tanah negara.
3 PERDA Kab/Kota RTRW Kota Surabaya tahun 2013 tentang rencana kawasan permukiman
Sumber: Analisa Literatur, 2016
REGULASI ISI PELANGGARAN TAUTAN
Undang-undang no. 23tahun 2007tentangperkeretaapian
Setiap orang dilarangmembangun gedung,membuat tembok, pagar,tanggul, dan bangunanlainnya yang dapatmengganggu pandanganbebas danmembahayakankeselamatan sertamelakukan aktivitas ataukegiatan baik langsung
maupun tidak langsungdan kepentingan lainnyayang dapatmengakibatkan terjadinyapergeseran tanah di jalurkereta api yangmembahayakankeselamatan perjalanankereta api (pasal 178,179, 181).
Batas ruang milik keretaapi (kiri dan kanan) yanglebarnya paling sedikit 6
meter dan batas ruangpengawasan jalur keretaapi (kiri dan kanan) yang
Terdapat permukimandi kanan kiri rel keretaapi dengan materialrumah semi permanendan permanen.
Jarak rumah denganrel sekitar 0-1,5 meter
Terdapat pula barang-barang rongsokanmilik penduduk yangdiletakkan dekat
dengan rel kereta api.Tidak terdapat
tumbuhan disepanjang bantaran rel(jalur hijau) dancenderung gersang
Terjadi pelanggarandimana seharusnya tidakterdapat bangunanrumah/permukiman diarea sempadan relkereta api dan kegiatanapapun yang nantinyadapat berpotensimengganggu danmembahayakankeselamatan perjalanan
kereta api. Oleh karenaitu perlu adanyakesesuaian denganregulasi yang berlakudan seharusnyasempadan rel kereta apidigunakan sebagai jalurhijau.
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
8/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
lebarnya paling sedikit 9meter (Pasal 42 dan 45berdasarkan dokumenpenjelas)
Perda no. 12tahun 2014
tentang RTRWKota Surabayatahun 2014-2034
Kawasan sempadan relkereta api yaitu
perlindungan kawasansepanjang sempadan relkereta api dari pelaksanaanpemabangunan yang tidakmendukung perkeretaapian,mengembangkan RTHberupa jalur hijau disepanjang sempadan relkereta api, danpemanfaatan sempadan relkereta api hanya untukpendirian bangunan yangmendukung perkeretaapian
sesuai peraturan yangberlaku (pasal 40 dan 85)
UU no. 4 tahun1992 tentangperumahandanpermukiman
Setiap warga negaramempunyai hak untukmenempati dan/ataumemiliki rumah yang layakdalam lingkungan yangsehat, aman, serasi, danteratur. (pasal 5)
Kondisi lingkunganpermukiman yangkumuh
Permukiman tidakdilengkapi denganinfrastruktur yangmemadai
Dekat dengan relkereta api sehinggasewaktu-waktu dapatterjadi kecelakaan
dan keselamatanpenduduk terusterancam berpotensimenimbulkanbahaya.
Seharusnyapermukiman tidakdapat dibangun disempadan rel keretaapi sebab permukimandi rel kereta apiberpotensimembahayakankeselamatan penghuni,serta tidak layak sebabcenderung kumuh,
minim akaninfrastruktur, dan tidakindah.
UU no. 1 tahun2011 tentangperumahandan kawasanpermukiman
Pembangunan kawasanpermukiman harusmenyesuaikan denganarahan pengembangankawasan permukimanyang telah tertera padarencana tata ruangwilayah. Arahan tersebutmeliputi: keseimbangandengan lingkungan hidup
serta keterkaitan denganpengembangankawasan yangbersangkutan (pasal 38)
Setiap orang dilarangmembangun permukimanyang tidak sesuai dengankriteria, prasarana dansarana, serta fasilitasumum yang dijanjikan.Selain itu, setiap orangdilarang membangunperumahan di luarkawasan yangdiperuntukkan sebagai
Permukiman disempadan rel kereta apitidak sesuai denganarahan pengembangankawasan permukiman,kriteria keamanan, dankriteria permukiman,prasarana dan sarana,serta fasilitas umumyang seharusnya ada.
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
9/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
permukiman serta dilokasi yang berpotensidapat menimbulkanbahaya (pasal 134, 139,140)
Sumber: Analisa Literatur, 2016
4. Pengendalian dalam implementasi rencana terdiri dari peraturan zonasi, perizinan,
insentif dan disinsentif, dan sanksi.
a. Syarat peraturan zonasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan
perizinan ada 3, yaitu:
Syarat mengenai jenis kegiatan yang diperbolehkan, jenis kegiatan yang
diperbolehkan dengan syarat, dan tidak diperbolehkan.
Syarat ketentuan mengenai Intensitas Pemanfaatan Ruang meliputi
koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, koefisien dasar
hijau, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan.
Syarat ketentuan penyediaan prasarana dan sarana minimum untuk
mendukung berfungsinya zona secara optimal.
b. Sanksi yang dapat dikenakan kepada pelanggar rencana tata ruang
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007, sanksi yang dikenakan kepada pelanggar
rencana tata ruang ada 3 macam, yaitu sebagai berikut.
1) Sanksi Administratif
Sanksi administrative diberikan kepada setiap orang yang tidak
menjalankan kewajiban pemanfaatan ruang yang meliputi:
Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari
pejabat yang berwenang;
Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang;
Menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Sanksi administrative yang diberikan berupa:
Peringatan tertulis;
Penghentian sementara kegiatan;
Penghentian sementara pelayanan umum;
Penutupan lokasi;
Pencabutan izin;
Pembatalan izin;
Pembongkaran bangunan;
-
7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf
10/10
Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009
Pemulihan fungsi ruang; dan/atau
Denda administratif
2) Sanksi Pidana Penjara dan Pidana Denda
Setiap orang yang melakukan pelanggaran sehingga mengakibatkan
perubahan fungsi ruang, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dengan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Namun, jika tindak pidana mengakibatkan kerugian terhadap harta benda
atau kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 8 (delapan) tahun dengan denda paling banyak Rp.
1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta rupiah). Namun, jika tindak
pidana hingga mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 tahun (lima belas) tahun dan denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).