hap farida 3613100009.pdf

Upload: farida-puspita-rini

Post on 13-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    1/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    Evaluasi Ketiga

    Nama : Farida Puspita Rini

    NRP : 3613100009

    Mata Kuliah : Hukum dan Administrasi Perkotaan A

    1. Permasalahan Rumah Radio Bung Tomo di Jl. Mawar 10-12 Surabaya yang

    dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya namun mengalami pembongkaran

    dikarenakan:

    a. Permasalahan yang ditinjau dari regulasi mengenai cagar budaya.

    Berdasarkan hasil survei literatur, rumah radio Bung Tomo yang kini

    hanya tersisa puing dikarenakan adanya kesalahan dalam pelaksanaan di

    lapangan untuk merenovasi bangunan pada beberapa bagian tertentu, namun

    justru dilakukan pembongkaran secara total hingga menjadi rata dengan tanah.

    Perihal IMB yang tidak jelas statusnya. Ketidaktahuan dua pewaris BCB

    mengenai status golongan cagar budaya, dikarenakan memang tidak memegang

    SK, sehingga bingung dalam menjaganya.

    Gambar 1.Cagar budaya rumah radio Bung Tomo dengan latar bangunannya

    telah dibongkar di SurabayaSumber: Antara Foto, 2016

    Sejak tahun 1996, Pemerintah Kota Surabaya ternyata telah menetapkan

    Rumah Pak Amin di Jalan Mawar Nomor 10-12 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan

    Tegalsari, Surabaya sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) Tempat Studio

    Pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RBPRI) Bung

    Tomo. Dua tahun kemudian, penetapan itu turun melalui Surat Keputusan (SK)

    Wali Kota No.188.45/004/402.1.04/1998.

    Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Eri Cahyadi mengatakan

    rumah di Jalan Mawar itu sudah memiliki IMB pada 1975. Pada 2015, adapengajuan IMB untuk renovasi. Renovasi diperbolehkan pada Bangunan Cagar

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    2/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    Budaya Kategori B, sesuai Perda Nomor 5 tahun 2005 tentang Bangunan Cagar

    Budaya memang diperkenankan hanya pada bagian tertentu.

    Namun, karena bangunan tersebut termasuk cagar budaya, maka juga

    harus ada rekomendasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya

    untuk merenovasinya. Izin (rekomendasi) keluar sesuai aturan, namun

    pembongkarannya tidak sesuai aturan bangunan itu tercatat dimiliki oleh

    seseorang bernama Amin. Pemilik telah mengajukan permohonan renovasi pada

    20 Februari 2016. Surat rekomendasi (arahan) turun pada 14 Maret, tapi pada 3

    Mei dilakukan aktivitas pembongkaran yang tidak sesuai.

    b. Kajian kasus pembongkaran terhadap regulasi cagar budaya

    Terkait kasus pembongkaran rumah radio Bung Tomo di Surabaya, telah

    melanggar regulasi-regulasi sebagai berikut:

    NO REGULASI KETERANGAN

    1 Surat Keputusan (SK) oleh PemerintahKota, Wali Kota SurabayaNo.188.45/004/402.1.04/1998

    Merupakan SK dalam menetapkanbangunan cagar budaya yaitu RumahRadio Bung Tomo

    2 IMB 188.4/7682.95/436.6.2/2015 Merupakan ijin untuk melakukanrenovasi terhadap bangunan cagarbudaya, yaitu rumah radio Bung Tomoyang turut juga memerlukanrekomendasi dari Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kota Surabaya.

    3 Peraturan Daerah (Perda) Kota

    Surabaya Nomor 5 Tahun 2005tentang Pelestarian Bangunandan/atau Lingkungan Cagar Budaya.Ketentuan Pasal 42

    Merupakan peraturan mengenai

    pembongkar bangunan cagar budayatanpa seizin Pemkot Surabaya dapatdipidana kurungan paling lama tigabulan dan denda paling banyak 50 jutarupiah.

    4 Pasal 105 UU Nomor 11 Tahun 2010tentang Cagar Budaya

    Merupakan peraturan yang berisikanapabila setiap orang yang melakukanperusakan cagar budaya bisa diancampidana penjara minimal 1 tahun danmaksimal lima tahun, dan/atau dendaminimal Rp 500 juta dan maksimal Rp5miliar

    Sumber: Analisa Literatur, 2016

    c. Sanksi untuk kasus pembongkaran tersebut adalah

    Dari pengamatan kasus ini, pihak yang bersalah pertama adalah pelaku

    pembongkaran bangunan cagar budaya yang melakukan renovasi tidak sesuai

    dengan peraturan dan ijin yang diberikan yaitu PT PT Jayanata Kosmetika Prima

    yang saat ini berstatus sebagai pemilik. Sanksi yang tepat adalah sesuai

    peraturan dan kebijakan yang berlaku yaitu Pasal 105 UU Nomor 11 Tahun 2010

    tentang Cagar Budaya, penjara minimal 1 tahun dan maksimal lima tahun,

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    3/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    dan/atau denda minimal Rp 500 juta dan maksimal Rp 5.000.000.000 (lima miliar

    rupiah).

    Serta dari pihak pemerintah pun perku melakukan pembenahan sistem

    dalam menjaga Bangunan Cagar Budaya diantaranya adalah:

    a. Meningkatkan komunikasi yang harmonis antara pemilik BCB dengan

    pemerintah, seperti keringanan pemilik dalam membayar PBB, dan kebijakan

    lain yang lebih mendukung

    b. Pemberian salinan SK-SK Cagar Budaya yang telah tercetak , kemudian

    Bappeko yang mengedarkan kepada para pemilik BCB. Hal ini sudah pernah

    disampaikan oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) namun belum

    ditanggapi dengan baik.

    2. Buku Hukum Buku Agraria Indonesia oleh Prof. Boedi Harsono

    a. Pengertian Tanah Ulayat dan sebab setelah tahun 1960 tanah ulayat

    disaneer

    Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria No. 5 Tahun 1999, tanah

    ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu

    masyarakat hukum adat tertentu. Hak ulayat sendiri merupakan kewenangan

    yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu

    atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan para warganya untuk

    mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah

    tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya, yang timbul dari

    hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak terputus

    antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan.

    Tanah ulayat adalah tanah yang dianugerahkan atau ditinggalkan oleh

    nenek moyang sebagai hubungan hukum yang konkret, kepada orang-orang

    yang merupakan kelompok tertentu. Tanah ulayat bersifat komunalistik,

    menunjuk kepada adanya hak bersama para anggota masyarakat hukumadat atas tanah. Alasan tanah ulayat di saneer adalah untuk

    menyempurnakan dan menghilangkan kekurangan-kekurangan yang ada

    yaitu unsur-unsur asing berupa pemikiran masyarakat barat yang

    individualistik liberal dan pengaruh masyarakat feodal. Karena hal tersebut

    tidak sesuai dengan asas tata susunan dan semangat Pancasila yang

    sedang dibangun Indonesia.

    Tanah ulayat disaneer pada tahun 1960 dikarenakan pada tahun yang

    sama telah lahir UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) yang berisikan

    peraturan dasar pokok agraria. Penyesuaian (saneer) hukum adat yang diatur

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    4/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    dalam UUPA adalah bentuk unifikasi hukum untuk menghapuskan dualisme

    hukum di Indonesia, yaitu hukum tanah barat yang terdapat hak tanah barat

    yang bersumber pada hukum kolonial Belanda dan hukum tanah adat yang

    bersumber pada masyarakat Indonesia.

    b. Macam tanah ulayat yang pernah ada di Indonesia

    Dibagi menjadi dua, yaitu menurut tujuan penggunaannya dan cara

    memperolehnya.

    TUJUAN PENGGUNAANNYA CARA MEMPEROLEH

    Tanah yasan/tanah trukah/tanah trukoyang diperoleh seseorang dengan caramembuka tanah sendiri (membukahutan)

    Tanah bengkok/tanah pituwas/tanahlungguh, adalah tanah milik desa yangdiserahkan kepada seseorang yangmemiliki jabatan pemerintah di desa ituuntuk diambil hasilnya sebagai upah

    jabatannya

    Tanah pusaka/tanah tilaran, yangdiperoleh seseorang dari pemberianwarisan orang tuanya

    Tanah suksara/tanah kemakmuran,adalah tanah milik desa yangdiusahakan/digarap untuk kepentingandesa atau untuk kesejahteraanmasyarakat desanya (jawa, bondo deso,sunda, titisara)

    Tanah pekulen/tanah gogolan, yangdiperoleh seseorang dari pemberiandesanya

    Sumber: Analisa Literatur, 2016

    c. Macam tanah ulayat yang senyatanya masih ada di Indonesia

    Tanah ulayat yang ada di Pulau Jawa, yaitu terdiri dari Tanah Bondo

    Desa, Tanah milik rakyat, dan Tanah Bengkok.

    Tanah ulayat yang ada di Minangkabau, yaitu terdiri dari Tanah Ulayat

    Nagari, Tanah Ulayat Suku, Tanah Ulayat kaum, dan Tanah Ulayat

    Pencaharian.

    3. Judul tugas kelompok :Pelanggaran Permukiman Sepanjang Rel Kereta Api

    (Sempadan Rel Kereta Api Stasiun Sidotopo)

    Lokasi tugas kelompok :Kawasan Permukiman di sepanjang rel kereta api

    Kenjeran

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    5/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    Gambar 2.Kawasan Pemukiman di Sepanjang RelSumber: Surya.co.id, 2016

    a. Masalah Regulasi yang diidentifikasikan

    Permasalahan mengenai pemukiman yang berada di dekat rel kereta api

    merupakan permasalahan yang mudah ditemui di Kota-Kota besar sepertiSurabaya yang melanggar UU no 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian.

    Instansi penegak perda menargetkan dalam waktu dekat memiliki agenda

    penertiban bangunan di sepanjang rel kereta. Di sepanjang bantaran rel kereta

    api pada lokasi ini merupakan permukiman penduduk yang didirikan secara

    illegal. Bangunan yang ada berupa semi permanen dan permanen. Jarak antara

    rel tersebut sekitar 0-1,5 meter sehingga keamanan penduduk yang tinggal disini

    dapat terancam yang apabila sesuai peraturan sempadan kereta api minimum 6

    meter kiri dan kanan untuk batas milik ruang kereta dan 9 meter untuk batasruang pengawasan jalur kereta api kiri dan kanan. Hal ini mengakibatkan

    penataan kota yang tidak harmonis, dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas

    kereta api.. Disini terdapat rumah yang berbatasan langsung dengan rel dan ada

    pula yang diberi pembatas oleh PT. KAI. Permukiman ini dapat dibilang sangat

    kumuh dan tanpa adanya infrastruktur yang memadai, tidak ada saluran air

    bersih dari pdam hanya ada MCK komunal (bantuan pemerintah) sebab

    masyarakat yang tinggal disini tidak memiliki MCK di rumah masing-masing.

    BANGUNAN PERMUKIMAN DAN GSB KERETA API YANG MELANGGAR PERATURAN DANMEMBAHAYAKAN KESELAMATAN

    NO

    REGULASI PASAL KETERANGAN

    1 UNDANG-UNDANG NO.

    23 TAHUN2007

    TENTANG

    PERKERETAAPIAN

    Pasal 42 1.Ruang milik jalur kereta api sebagaimana dimaksuddalam Pasal 36 huruf b adalah bidang tanah di kiridan di kanan ruang manfaat jalur kereta api yangdigunakan untuk pengamanan konstruksi jalan rel.

    2.Ruang milik jalur kereta api di luar ruang manfaat

    jalur kereta api dapat digunakan untuk keperluan lainatas izin dari pemilik jalur dengan ketentuan tidak

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    6/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    membahayakan konstruksi jalan rel dan fasilitasoperasi kereta api.

    Pasal 178 Setiap orang dilarang membangun gedung, membuattembok, pagar, tanggul, bangunan lainnya, menanam

    jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barangpada jalur kereta api yang dapat mengganggu

    pandangan bebas dan membahayakan keselamatanperjalanan kereta api.

    Pasal 179 Setiap orang dilarang melakukan kegiatan, baiklangsung maupun tidak langsung, yang dapatmengakibatkan terjadinya pergeseran tanah di jalurkereta api sehingga mengganggu atau membahayakanperjalanan kereta api

    Pasal 181 (1) Setiap orang dilarang: a.berada di ruang manfaatjalur kereta api;b. menyeret, menggerakkan,meletakkan, atau memindahkan barang di atas relataumelintasi jalur kereta api; atau c. menggunakan jalurkereta api untuk kepentingan lain, selain untukangkutankereta api.

    (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak berlaku bagi petugas dibidang perkeretaapianyang mempunyai surat tugas dariPenyelenggaraPrasarana

    Dokumenpenjelas

    Undang-undangno. 23 tahun2007 tentang

    Perkeretaapian,pasal 42

    Ayat (1)Batas ruang milik jalur kereta api merupakan ruang disisi kiri dan kanan ruang manfaat jalur kereta api yanglebarnya paling rendah 6 (enam) meter.

    Ayat (2)Yang dimaksud dengan untuk keperluan lain adalahkepentingan di luar kereta api, antara lain kepentinganpipa gas, pipa minyak, dan kabel telepon.Pasal 45

    Batas ruang pengawasan jalur kereta api merupakanruang di sisi kiri dan kananruang milik jalur kereta api yang lebarnya palingrendah 9 (sembilan) meter

    KONDISI PERMUKIMAN YANG KUMUH DAN MENGANCAM KESELAMATAN PENGHUNI

    NO

    REGULASI PASAL KETERANGAN

    1 UU no. 4 tahun1992 tentangperumahan

    danpermukiman

    Pasal 5 ayat 1 Setiap warga negara mempunyai hak untukmenempati dan/atau menikmati dan/atau memilikirumah yang layak dalam lingkungan yang sehat,aman, serasi, dan teratur.

    2 UU no. 1 tahun2011 tentangperumahan

    dan kawasanpermukiman

    Pasal 140 Setiap orang dilarang membangun, perumahan,dan/atau permukiman di tempat yang berpotensi dapatmenimbulkan bahaya bagi barang ataupun orang.

    INFRASTRUKTUR BAGI PERMUKIMAN YANG KURANG MEMADAI DAN PEGADAANBANGUNAN RUMAH DI BANTARAN REL KERETA API

    N

    O

    REGULASI PASAL KETERANGAN

    1 UU no. 1 tahun2011 tentang

    Pasal 38 ayat 4 Pembangunan rumah dan perumahan harus dilakukansesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    7/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    perumahandan kawasanpermukiman

    Pasal 134 Setiap orang dilarang menyelenggarakanpembangunan perumahan, yang tidak membangunperumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi,persyaratan, prasana, sarana, dan utilitas umum yangdiperjanjikan

    Pasal 139 Setiap orang dilarang membangun perumahandan/atau permukiman di luar kawasan yang khususdiperuntukkan bagi perumahan dan permukiman.

    Sumber: Analisa Literatur, 2016

    b. Tautan masalah dengan regulasi

    NO HIRARKI

    PERATURAN

    PERATURAN TERKAIT

    1 Undang-Undang UU No.4 tahun 1992

    tentang perumahan dan permukiman

    UU No.26 tahun 2007tentang penataan ruang

    UU No. 23 tahun 2007

    tentang Perkeretapian, jarak antara bangunan pemukiman dengan relminimal 6 meter

    UU No. 1 Tahun 2011

    tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

    2 Peraturan Presiden Inpres No.5 Tahun 1990

    tentang peremajaan permukiman kumuh di atas tanah negara.

    3 PERDA Kab/Kota RTRW Kota Surabaya tahun 2013 tentang rencana kawasan permukiman

    Sumber: Analisa Literatur, 2016

    REGULASI ISI PELANGGARAN TAUTAN

    Undang-undang no. 23tahun 2007tentangperkeretaapian

    Setiap orang dilarangmembangun gedung,membuat tembok, pagar,tanggul, dan bangunanlainnya yang dapatmengganggu pandanganbebas danmembahayakankeselamatan sertamelakukan aktivitas ataukegiatan baik langsung

    maupun tidak langsungdan kepentingan lainnyayang dapatmengakibatkan terjadinyapergeseran tanah di jalurkereta api yangmembahayakankeselamatan perjalanankereta api (pasal 178,179, 181).

    Batas ruang milik keretaapi (kiri dan kanan) yanglebarnya paling sedikit 6

    meter dan batas ruangpengawasan jalur keretaapi (kiri dan kanan) yang

    Terdapat permukimandi kanan kiri rel keretaapi dengan materialrumah semi permanendan permanen.

    Jarak rumah denganrel sekitar 0-1,5 meter

    Terdapat pula barang-barang rongsokanmilik penduduk yangdiletakkan dekat

    dengan rel kereta api.Tidak terdapat

    tumbuhan disepanjang bantaran rel(jalur hijau) dancenderung gersang

    Terjadi pelanggarandimana seharusnya tidakterdapat bangunanrumah/permukiman diarea sempadan relkereta api dan kegiatanapapun yang nantinyadapat berpotensimengganggu danmembahayakankeselamatan perjalanan

    kereta api. Oleh karenaitu perlu adanyakesesuaian denganregulasi yang berlakudan seharusnyasempadan rel kereta apidigunakan sebagai jalurhijau.

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    8/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    lebarnya paling sedikit 9meter (Pasal 42 dan 45berdasarkan dokumenpenjelas)

    Perda no. 12tahun 2014

    tentang RTRWKota Surabayatahun 2014-2034

    Kawasan sempadan relkereta api yaitu

    perlindungan kawasansepanjang sempadan relkereta api dari pelaksanaanpemabangunan yang tidakmendukung perkeretaapian,mengembangkan RTHberupa jalur hijau disepanjang sempadan relkereta api, danpemanfaatan sempadan relkereta api hanya untukpendirian bangunan yangmendukung perkeretaapian

    sesuai peraturan yangberlaku (pasal 40 dan 85)

    UU no. 4 tahun1992 tentangperumahandanpermukiman

    Setiap warga negaramempunyai hak untukmenempati dan/ataumemiliki rumah yang layakdalam lingkungan yangsehat, aman, serasi, danteratur. (pasal 5)

    Kondisi lingkunganpermukiman yangkumuh

    Permukiman tidakdilengkapi denganinfrastruktur yangmemadai

    Dekat dengan relkereta api sehinggasewaktu-waktu dapatterjadi kecelakaan

    dan keselamatanpenduduk terusterancam berpotensimenimbulkanbahaya.

    Seharusnyapermukiman tidakdapat dibangun disempadan rel keretaapi sebab permukimandi rel kereta apiberpotensimembahayakankeselamatan penghuni,serta tidak layak sebabcenderung kumuh,

    minim akaninfrastruktur, dan tidakindah.

    UU no. 1 tahun2011 tentangperumahandan kawasanpermukiman

    Pembangunan kawasanpermukiman harusmenyesuaikan denganarahan pengembangankawasan permukimanyang telah tertera padarencana tata ruangwilayah. Arahan tersebutmeliputi: keseimbangandengan lingkungan hidup

    serta keterkaitan denganpengembangankawasan yangbersangkutan (pasal 38)

    Setiap orang dilarangmembangun permukimanyang tidak sesuai dengankriteria, prasarana dansarana, serta fasilitasumum yang dijanjikan.Selain itu, setiap orangdilarang membangunperumahan di luarkawasan yangdiperuntukkan sebagai

    Permukiman disempadan rel kereta apitidak sesuai denganarahan pengembangankawasan permukiman,kriteria keamanan, dankriteria permukiman,prasarana dan sarana,serta fasilitas umumyang seharusnya ada.

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    9/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    permukiman serta dilokasi yang berpotensidapat menimbulkanbahaya (pasal 134, 139,140)

    Sumber: Analisa Literatur, 2016

    4. Pengendalian dalam implementasi rencana terdiri dari peraturan zonasi, perizinan,

    insentif dan disinsentif, dan sanksi.

    a. Syarat peraturan zonasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan

    perizinan ada 3, yaitu:

    Syarat mengenai jenis kegiatan yang diperbolehkan, jenis kegiatan yang

    diperbolehkan dengan syarat, dan tidak diperbolehkan.

    Syarat ketentuan mengenai Intensitas Pemanfaatan Ruang meliputi

    koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, koefisien dasar

    hijau, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan.

    Syarat ketentuan penyediaan prasarana dan sarana minimum untuk

    mendukung berfungsinya zona secara optimal.

    b. Sanksi yang dapat dikenakan kepada pelanggar rencana tata ruang

    Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007, sanksi yang dikenakan kepada pelanggar

    rencana tata ruang ada 3 macam, yaitu sebagai berikut.

    1) Sanksi Administratif

    Sanksi administrative diberikan kepada setiap orang yang tidak

    menjalankan kewajiban pemanfaatan ruang yang meliputi:

    Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

    Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari

    pejabat yang berwenang;

    Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin

    pemanfaatan ruang;

    Menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan

    perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

    Sanksi administrative yang diberikan berupa:

    Peringatan tertulis;

    Penghentian sementara kegiatan;

    Penghentian sementara pelayanan umum;

    Penutupan lokasi;

    Pencabutan izin;

    Pembatalan izin;

    Pembongkaran bangunan;

  • 7/26/2019 HAP FARIDA 3613100009.pdf

    10/10

    Evaluasi 3 HAP Farida Puspita Rini 3613100009

    Pemulihan fungsi ruang; dan/atau

    Denda administratif

    2) Sanksi Pidana Penjara dan Pidana Denda

    Setiap orang yang melakukan pelanggaran sehingga mengakibatkan

    perubahan fungsi ruang, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun

    dengan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

    Namun, jika tindak pidana mengakibatkan kerugian terhadap harta benda

    atau kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling

    lama 8 (delapan) tahun dengan denda paling banyak Rp.

    1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta rupiah). Namun, jika tindak

    pidana hingga mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan

    pidana penjara paling lama 15 tahun (lima belas) tahun dan denda paling

    banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).