handout psikologi pendidikan jadi

Upload: nia-indah-pujiati

Post on 06-Mar-2016

41 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

handout psikopend

TRANSCRIPT

HAND OUT PERKULIAHANMata Kuliah: Psikologi PendidikanKode: KD 301Status: Mata Kuliah Mayor/WajibBobot: 2 (dua) SKSSemester: GanjilDosen: Tim Dosen Psikologi Pendidikan

BAGIAN 1PSIKOLOGI PENDIDIKANSEBAGAI FONDASI PRAKTIK PEMBELAJARAN

1.1 KONSEP, DEFINISI, DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN a. Konsep Psikologi Etimologi Psyche berarti jiwa atau ruh Logos berarti ilmuSecara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa atau ruh Terminologi Ruh atau jiwa tidak dapat diamati, sulit diukur, sulit telaah secara ilmiah, yang dapat diamati, diukur, dan ditelaah secara ilmiah adalah perilaku organisme sebgai wujud adanya jiwa/ruh atau berbagai proses mental. Secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental organisme.b. Konsep Psikologi Pendidikan Ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental organisme dalam setting pendidikan Is distinct from other branches of psychology because it has the understandding and improvement of education as its primary goal The dicipline concerned with teaching and learning processes; applies the method and theories of pssychology and has its own as well Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam setting pendidikan, yang kajiannya mencakup perilaku-perilaku yang mendasari pembelajaran seperti motivasi belajar, konsentrasi, dan atribut psikologis lainnya yang terkait dengan perilaku manusia dalam pembelajaran.c. Manfaat Psikologi Pendidikan Memahami perkembangan peserta didik terutama perkembangan belajar dan perkembangan aspek-aspek psikofisik yang terkait dengan pembelajaran Memahami cara belajar peserta didik Memahami hubungan antara belajar dan mengajar Mampu mengambil keputusan untuk pengelolaan pembelajaran yang lebih tepat

1.2 PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PENGAJAR DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN.Dalam perspektif psikologi pendidikan peran guru sebagai pendidik dan pengajar amat vital. Oleh sebab itu perlu dikaji lebih dalam kedua peran guru tersebut.Peran guru sebagai pendidik adalah :a. Konservator (pemelihara) sistem nilaib. Transmitor (penerus) sistem nilaic. Transformator (penerjemah) sistem nilaid. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatifPeran guru sebagai pengajar adalah :a. Perencana (planner) b. Pelaksana (organizer)c. Penilai (evaluator)

1.3 DINAMIKA PERILAKU MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIYang dimaksud perspektif psikologi adalah cara pandang/model analisis terhadap perilaku atau proses mental organisme. Seorang guru atau yang profesinya berkaitan dengan perilaku perlu memahami perspektif psikologi sedikitnya karena alasan berikut. a. perilaku atau proses mental organisme bersifat kompleks b. hanya sebagian kecil perilaku atau proses mental organisme yang dapat dijelaskan oleh satu perspektif c. agar lebih memahami mekanisme perilaku atau proses mental organisme a. Perspektif PsikoanalisisTokoh utama perspektif ini adalah Sigmund Freud. Salah satu pengikutnya adalah Gustav Jung. Asumsi dasar teori Freud adalah bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious). Mesti Jung sebagai murid dan pengikut Freud, tetapi dalam konsep ini Jung berpendapat bahwa perilaku manusia pada prinsipnya merupakan collective unconscious (ketidaksadaran kolektif).Menurut Freud sifat manusia pada dasarnya negatif; ia yakin bahwa manusia nerperilaku didorong oleh instink dasar yang sama seperti hewan (terutama seks dan agresi). Dinamika perilaku ditentukan oleh id, ego, dan super ego. Id merupakan instink atau naluri. Oleh sebab itu jika manusia berkembang hanya instinknya saja tidak ada bedanya dengan hewan. Oleh sebab itu id sering disebut dorongan hewani. Id tidak mengenal benar dan salah dan senantiasa bergerak berdasarkan prinsip pleasure, yaitu kenikmatan atau kesenangan. Sementara itu, ego merupakan unsur kepribadian yang berpegang teguh pada prinsip kebenaran berdasarkan logika. Sedangkan super ego merupakan unsur kepribadian yang bekerja berdasarkan moral. Jika perkembangan manusia didominasi oleh perkembangan egonya saja ia akan seperti binatang tetapi jika yang berkembang pada manusia hanya sisi super egonya saja ia akan seperti malaikat. Menurut perspektif ini perkembangan yang ideal adalah perkembangan yang seimbang antara id, ego, dan super ego.Implikasi bagi PendidikanProses pendidikan seyogianya mengembangkan semua unsur kepribadian manusia, mencakup fasilitasi perkembangan id, ego, dan super ego. Pentingnya perkembangan ide agar manusia dinamis, sedangkan pengembangan ego ditujukan agar manusia menjadi cerdas logika, dan pengermbangan super ego dipandang penting agar manusia cerdas hati (jujur, bermoral, etis, bertanggung jawab, dan berjiwa sosial). b. Perspektif BiologisTokoh utama perspekltif ini adalah Hipokrates. Ia adalah Bapak ilmu kedokteran yang sangat peduli terhadap perkembangan perilaku dan proses mental manusia dianalisis dari sisi biologis.Perspektif biologis berupaya mengkaitkan perilaku atau proses mental organisme dengan peristiwa listrik dan kimiawi yang terjadi di dalam tubuh terutama di dalam otak dan sistem syaraf. Bagi Hipokrates yang mendasari perilaku dan proses mental organism adalah neurobiology. Perilaku dan proses mental organisme sangat ditentukan oleh perkembangan neurobiology pada kedua belahan otak organism. Implikasi bagi pendidikanBerdasarkan analisis perspektif biologi pendidikan terutama difokuskan pada upaya optimalisasi kedua belahan otak organisme, yang dalam hal ini peserta didik. c. Perspektif BehavioristikTokoh perspektif behavioristik yang paling terkenal diantyaranya Ivan P. Pavplop dan John. B. Watson. Perspektif ini memandang perilaku sebagai aktivitas suatu organisme yang dapat dideteksi, seperti berbicara, tertawa, dan menangis. Pada perspektif ini yang dilihat perilaku organisme ketimbang pada otak dan sistem syaraftnya. Salah satu cabang perspektif ini adalah analisis stimulus respons (S ] R).S R mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan, respons yang ditimbulkan stimuli tersebut, dan hadiah atau hukuman yang terjadi setelah respons tersebut. Stimulus (S) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang merangsang organisme berperilaku atau melakukan proses mental. Respon (R) adalah perilaku atau proses mental yang ditunjukkan oleh organism.Mekanisme perilaku menurut perkspektif ini sebagai berikut.a. S RPada mekanisme ini ketika stimulus atau rangsangan untuk berperilaku datang maka organism langsung berperilaku sebagai respons atau jawaban terhadap stimulus tersebut. Para ahli psikologi berpendapat bahwa mekanisme perilaku ini termasuk mekanisme perilaku tidak sadar. Misalnya, pada saat seseorang yang sedang melamun dicubit dari bekalang ia langsung tersentak sembari berkata aw atau aduh dan perilaku lainnya.b. S O R Pada mekanisme ini perilaku terjadi pada saat stimulus (S) datang lalu diterima organism (O) dan organism memberi respons. Artinya, pada mekanisme ini stimulus tidak otomatis direspon langsung oleh organisme, mungkin dirasakan dulu lalu direspon. Para ahli hampir berkesimpulan bahwa perilaku ini termasuk perilaku sadar.c. S O r W e R Pada mekanisme ini, stimulus (S) diterima oleh organisme (O) melalui reseptor (r) yang diteruskan ke world (W) untuk diproses yang selanjutnya dimunculkan oleh efektor (e) dalam bentuk perilaku atau respons (R). Pada dinamika ini yang dimaksud reseptor (r) adalah panca indra, world (W) adalah proses kognitif termasuk perseptual, dan efektor (e) adalah fasilitas atau perlengkapan pemunculan respons. Para ahli sepakan bahwa model perilaku inilah yang disebut dengan perilaku sadar.Implikasi bagi PendidikanImplikasinyua adalah bahwa berbagai proses pendidikan diharapkan mampu memfasilitasi perkembangan perilaku sadar organism. Artinya model pengembangan mekanisme perilaku yang ketiga seyogianya menjadi prioritas pengembangan perilaku peserta didik. d. Perspektif KognitifDalam perspektif kognitif sebagian kembali pada akar kognitif dari psikologi, yakni persepsi, daya ingat, penalaran, dan pemutusan pilihan. Sebagian lagi sebagai reaksi terhadap behaviorisme. Perspektif ini didasarkan pada penelitian tentang kognisi modern yang didasarkan pada asumsi berikut.a. Hanya dengan mempelajari proses mental kita dapat sepenuhnya memahami apa yang dilakukan oleh suatu organisme b. Kita dapat mempelajari proses mental secara objektif dengan memfokuskan pada perilaku spesifik, sama seperti yang dilakukan oleh ahli perilaku, tetapi menginterpretasikannya dalam kaitan proses mental dasar. Pada perspektif ini interpretasi menggunakan analogi antara pikiran dan computer, yakni informasi yang masuk diproses dengan berbagai cara : dipilih, dibandingkan, dan dikombinasikan dg informasi lain yang telah ada dalam memori, ditransformasikan, disusun kembali dan seterusnya. Berikut ini contoh interpretasi perpsektif kognitif. Misalnya analisis tentang respons jika seseorang dicemooh oleh orang yang tidak dikenal, dikenal, dan pernah menyakitkan. a. Respons terhadap cemoohan orang yang tidak dikenal cenderung lemah/tidak diabaikan. b. Respons terhadap cemoohan orang yang dikenal cenderung lebih kuat/lebih agresif dari pada respons kepada yang tidak dikenal.c. Respons terhadap cemoohan orang yang pernah menyakitkan cenderung lebih agresif dan kuat dari pada respons kepada yang tidak dikenal atau dikenal saja.Ini bisa terjadi karena pengetahuan yang ada dalam kognisi yang disebut dengan struktur kognitif menurut istilah Piaget (tidak dikenal, dikenal, dan pernah menyakitkan) yang mengendalikan perilaku organism. Implikasi bagi Pendidikana. Pembelajaran semestinya dirangcang agar menumbuhkan kesan positif serta mengokohkan struktur keilmuan dan ketepatan konsep yang tepa. Ini amat penting karena hasil pembelajaran saat ini akan membentuk struktur kognitif tentang kesan pembelajaran tertentu dan menumbuhkan struktur keilmuan yang keduanya akan menjadi dasar bagi pembelajaran selanjutnya. b. Pembelajaran sebaiknya diawali dengan apersepsi, yakni proses mengaitkan isi pembelajaran yang akan disampaikan dengan struktur kognitif atau pengalaman pembelajaran yang sudah ada pada diri peserta didik.c. Pembelajaran semestinya mempertimbangkan entering behavior dan struktur kognitif peserta didik.

e. Perspektif FenomenologiPerspektif fenomenologi sering disebut sebagai psikologi humanistik. Perspektif ini menekankan kualitas yang membedakan manusia dari hewan, terutama dilihat dari sisi potensi. Perspektif ini memandang kekuatan motif utama individual adalah kecenderungan ke arah pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi dan memiliki kebutuhan dasar untuk mengembangkan potensinya sampai penuh (aktualisasi diri). Dinamika perilaku sangat ditentukan oleh proses dinamika motivasi yang sehat, yakni dinamika motivasi yang ditandai dengan pencapaian tujuan (goal). Dinamika motiovasi seseorang yang efektif adalah yang ditandai dengan pencapaian tujuan. Keberhasilan mencapai tujuan saat ini cendeung membuat manusia bergerak untuk menempuh tujuan berikutnya. Ketidakpuasan manusia dalam pencapaian tujuan dipandang positif sebagai dasar pencapaian aktualisasi diri. Sementara itu manusia yang gagal mencapai tujuan dalam dinamika perilakunya ia akan frustrasi, yang biasanya ditunjukkan dengan berbagai perilaku maladjustment seperti konvensasi, sublimasi, rasionalisasi, proyeksi, regresi, represi, agresi, fiksasi, dan sebagainya. Implikasi bagi PendidikanMembelajaran semestinya mampu memfasilitasi manusia untuk sukses, dalam arti mampu mencapai tujuan dan terhidandar kondisi frustasi. Sekecil apapun keberhasilan peserta didik dalam upayanya mencapai tujuan perlu diapresiasi oleh pendidik karena keberhasilan merupakan motivator untuk bergerak kembali dalam mencapai tujuan berikutnya, yang pada gilirannya akan membawa manusia pada tangga aktualisasi diri.

BAGIAN 2KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

2.1 KONSEP DASAR PERKEMBANGAN Ada empat istilah yang berdekatan maknanya dengan konsep perkembangan, yakni pertumbuhan, kematangan, belajar, dan latihan. Pertumbuhan (growth)Perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara alamiah maupun hasil belajar Kematangan (maturation)Perubahan kualitatif fungsi psiko-fisik organisme dari tidak siap menjadi siap melakukan fungsinya. Perubahannya alamiah dan hasil belajar Belajar (learning)Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif Latihan (exercise) Perubahan perilaku yang lebih bersifat mekanistis dan lebih banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatifGrowth, maturation, learning, exercise sama-sama menghasilkan perubahan perilaku yang menyebabkan organisme mengalami perkembangan (development) Perkembangan terjadi sejak masa konsepsi, yakni saat betemunya antara sperma dengan sel telur sampai akhir hayat Perkembangan adalah perubahan sepanjang hayat (changes over time) baik melalui proses pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun melalui latihan.

2.2 PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN 1. Development is lifelong Prinsip ini menyatakan bahwa perkembangan terjadi sepanjang hayat. Artinya, perkembangan merupakan suatu proses perubahan sepanjang hayat sebagai kemampuan beradaptasi terhadap siatuasi yang dipilih.2. Development involves both gain and lossPerkembangan melibatkan baik penambahan maupun penghilangan. Artinya, dalam perkembangan ada hal yang baru ada juga yang hilang. Implikasi dari prinsip ini adalah bahwa dalam perkembangan baik prinsip continous maupun discontinuous bisa terjadi. 3. Relative influences of biology and culture shift over the life-spanPrinsip ini menjelaskan bahwa proses perkembangan dipengaruhi baik oleh faktor bilogis maupun oleh faktor budaya, dan keseimbangan antara pengaruh perubahan kedua faktor tersebut selama sepanjang hayat. 4. Development involves a changing allocation of resources Tidak ada seorang pun yang dapat melakukan segalanya. Individu akan memanfaatkan sumber-sumber perkembangan yang disebut resources seperti waktu, energi, talenta, uang, dan dukungan sosial dengan cara yang begitu bervariasi. Resources munggkin digunakan seseorang untuk pertumbuhan (growth), perawatan dan perbaikan (recovery), bertransaksi dengan aspek yang menghilang pada saat perawatan dan perbaikan tidak memungkinkan. Pada masa anak-anak dan remaja resources terutama digunakan untuk pertumbuhan, pada masa tua digunakan untuk mengatur aspek-aspek yang menghilang, sedangkan pada masa pertengahan (dewasa awal dan akhir) resources digunakan untuk keseimbangan ketiga fungsi tersebut.5. Development is modifiableBeberapa kemampuan seperti memori, kekuatan, dan ketahanan dapat ditingkatkan secara signifikan melalui latihan dan praktek selama rentang kehidupan. 6. Development is influenced by the historical and culture contextPerkembanan dipenaruhi oleh konteks history dan budaya. History adalah waktu kejadian-kejadian yang terjadi di mana individu berada.Budaya yang dimaksud adalah totalitas cara hidup masyarakat atau sekelompok orang, mencakup keyakinan, nilai, pakaian, tradisi, bahasa dan produk-produk fisik. 2.3 FAKTOR NURTURE DAN NATURE DALAM PERKEMBANGAN

2.4 TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOFISIK PESERTA DIDIK1. Masa PranatalMasa pranatal terjadi sejak masa konsepsi, yakni saat bertemunya sel telur dengan sperma, dan berakhir saat terjadi kelahiran. Secara fisik masa pranatal ditandai dengan terjadi interaksi antara anugrah genetik dengan lingkungan dan proses ini terjadi sejak konsepsi, pembentukan organ dan struktur dasar tubuh, otak mulai tumbuh kembang, pertumbuhan fisik yang amat cepat, serta sebagai masa perkembangan yang paling rawan terhadap pengaruh lingkngan. 2. Masa Bayi dan Kanak kanak (0,0-6,0)Masa ini terdiri atas dua periode perkembangan, yakni masa bayi dan kanak-kanak (infancy and toddlerhood/ birth 3,0) dan masa anak-anak awal (early chilhood/ 3,0-6,0).3. Masa Sekolah (6,0-11,0)Masa ini sering disebut sebagai middle chilhood periode.4. Masa Remaja (11,0 20,0)Dalam penentuan masa remaja para ahli psikologi relatif berbeda dikarenakan cara pandang dan ragam perbedaan dalam perkembangan yang begitu bervariasi. 5. Masa Dewasa (20,0-65,0)Masa ini terdiri atas dua periode perkembangan, yakni periode dewasa awal (young adulthood/ 20,0-40,0) dan periode dewasa tengah (middle adulthood/ 40,0-65,0). 6. Masa Tua (65,0 ke atas)Masa ini sering disebut periode penurunan (decline).

2.5 KONSEP DAN TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKa. Pengertian dan Sumber Tugas PerkembanganTugas perkembangan adalah suatu tugas pada periode perkembangan tertentu yang harus diselesaikan dengan baik. Sumber tugas perkembangan sebagai berikut.1. Tuntutan masyarakat2. Sosial-budaya3. Kematangan fisik4. Norma agamab. Tugas Pekembangan 0-6 Th (Masa Kanak-Kanak)1. Belajar berjalan2. Belajar memakan makanan yang padat3. Belajar berbicara4. Belajar buang air kecil dan air besar5. Belajar mengenal jenis kelamin6. Mencapai kesetabilan jasmaniah fisiologis7. Membentuk konsep-konsep sederhana 8. Belajar hubungan emosional dengan orla9. Belajar melakukan / hubungan baik berdasarkan norma sosial/agamac. Tugas Perkembangan Anak Usia Sd (6/7 S.D 12/13)1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung.6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata tingkatan nilai.8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.9. Mencapai kebebasan pribadi.d. Tugas Perkembangan Remaja1. Kematangan hidup religius2. Kematangan perilaku etis3. Kematangan emosional4. Kematangan intelektual5. Kesadaran tanggung jawab6. Peran sosial sebagai pria atau wanita7. Penerimaan diri dan pengembangannya8. Kemandirian perilaku ekonomis9. Wawasan dan persiapan karir10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya11. Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga

BAGIAN 3PENGEMBANGAN ATRIBUT PSIKOLOGIS PESERTA DIDIK

3.1 MEMFASILITASI PERKEMBANGAN KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN1. Intelegensi (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup. Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :Mental Agex 100 = IQ

Cronological Age

Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :TINGKAT KECERDASANIQ

GeniusDi atas 140

Sangat Super120 - 140

Super110 - 120

Normal90 -110

Bodoh80 - 90

Perbatasan70 - 80

Moron / Dungu50 - 70

Imbecile25-50

Idiot0 - 25

2. Emotional Intelligence (EI) adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain. Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama teknis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EI mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EI tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat. Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara fungsional. Antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berfikir harus tumbuh dari wilayah otak emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional hanya bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual. Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal. Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri. Oleh karena itu EI mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (intra personal) seperti self awamess (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self regulation (mengatur diri), dan terhadap orang lain (interpersonal) seperti empathy, kemampuan memahami orang lain dan social skill yang memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik . 3. Spiritual Intelligence (SI) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memberi maknapada apa yang di hadapi dalam kehidupan, sehingga seseorang akan memiliki fleksibilitas dalam menghadapi persoalan dimasyarakat. Tepatnya di tahun 2000, dalam bukunya berjudul Spiritual Intelligence : the Ultimate Intellegence, Danah Zohar dan Ian Marshall mengklaim bahwa SI adalah inti dari segala intelejensia. Kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan adanya kecerdasan ini, akan membawa seseorang untuk mencapai kebahagiaan hakikinya. Karena adanya kepercayaan di dalam dirinya, dan juga bisa melihat apa potensi dalam dirinya. Intelejensia spiritual membawa seseorang untuk dapat menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, dan tentu saja dengan Sang Maha Pencipta. Danah Zohar dan Ian Marshall juga mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Spiritual Intelligence (SI) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EI secara efektif. Bahkan SI merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Dari pernyataan tersebut, jelas SI saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan, karena diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan emosi dan intelektualnya. Jadi seharusnya IQ, EI dan SI pada diri setiap orang mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa-raga yang penuh keseimbangan. Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat sebuah model ESI yang merupakan sebuah keseimbangan Body (Fisik), Mind (Psikis) and Soul (Spiritual). Selain itu menurut Danah Zohar & Ian Marshall: SI the ultimate intelligence: 2001, IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EI bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SI (spiritual intelligence) menunjuk pada kondisi pusat-diri

3.2 MEMFASILITASI PERKEMBANGAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN.Definisi:1. Freedam (1982) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli. 2. Woolfook (1984) memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah. 3. Guilford (1976) mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.4. Cony Semiawan (1987) memberi batasan kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan suatu produk baru. 5. S.C.Utami Munandar (dalam Alisyahbana, 1983) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk mengubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan-penemuan di bidang ilmu teknologi, seni mapun penemuan-penemuan di bidang lainnya.6. Sedangkan Selo Sumarjan (1983) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang efektif dalam menciptakan sesuatu yang baru, yang berbeda dalam bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi pokok dari sesuatu yang dibuat itu. 7. Daldjoeni (1977) memberi pengertian tentang kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada diri sendiri, tetapi juga kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam hal ini hubungan antara dirinya dengan lingkungan, baik dalam hal materiil, sosial maupun psikis.

Kriteria KreativitasBerdasarkan pendapat para ahli psikologi, (Danny and Davis, 1982) mengemukakan sejumlah aspek yang berbeda termasuk dalam kriteria kreativitas, yaitu :1. Sensitivity to problems, artinya kreativitas dilihat dari kepekaan terhadap masalah yang muncul.2. Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara baru, bukan meniru pemecahan masalah yang lain.3. Ingenuity, artinya adanya kecerdikan dalam pemecahan masalah.4. Breadth, artinya ketepatan dalam pemecahan masalah.5. Recognity by peers, artinya ada pengakuan dari kelompok tentang penemuannya.

3.3 MEMFASILITASI PERKEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANDefinisi Bakat:a. Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. b. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. c. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.

Jenis-jenis bakat antara lain sebagai berikut: 1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki. 2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga. a. Bakat Verbal: Bakat tentang konsep konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata kata. b. Bakat Numerikal: Bakat tentang konsep konsep dalam bentuk angka.c. Bakat Skolastik: Kombinasi kata kata (logika) dan angka angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)d. Bakat Abstrak: Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran ukuran, bentuk bentuk dan posisi-posisinya.e. Bakat mekanik: Bakat tentang prinsip prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat alat lainnya.f. Bakat Relasi Ruang (spasial): Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)g. Bakat kecepatan ketelitian klerikal: Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain lainnya.h. Bakat bahasa (linguistik): Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain lainnya.

Definisi Minat;1. Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).2. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62).Jenis jenis minat (Guilford, 1956) :1. Minat vokasional merujuk pada bidang bidang pekerjaan.a. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi, kesekretariatan dan lain lain.c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain lain.2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain lain.

BAGIAN 4MASALAH-MASALAH PERILAKU DALAM PEMBELAJARAN

Perilaku bermasalah dalam pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan perilaku yang melahirkan masalah atau kesulitan sehingga efektivitas pembelajaran siswa secara individual maupun kelompok. Kalangan psikolog membagi masalah perilaku dalam pembelajaran menjadi dua yaitu conduct problems dan personality problems (Lindgren,1976). Conduct problems merupakan perilaku menggangu orang lain seperti kekerasan, destruktif, agresif dan ketidakpatuhan yang kadang-kadang melibatkan delikuensi dan psikopatologi. Sedangkan personality problems adalah perilaku yang dapat dikategorikan kurang lebih sebagai karakter neurotic seperti takut, cemas, dan penghindaran diri. Khusus untuk remaja, Quay dan Quay (1965) mengemukakan tipe ketiga masalah perilaku yaitu immature

Berdasarkan prevalensi dan dinamika setiap fase perkembangan, maka masalah perilaku yang dibahas pada mata kuliah ini terbatas pada masalah terisolir, underachiever, agresif dan stress akademik. Menurut Hurlock (1978:294) Isolasi atauisolate dibagi menjadi dua macam, yaituvoluntary isolate daninvoluntary isolate.Voluntary isolateadalah suatu perbuatan yang menarik diri dari kelompok karena adanya rasa kurang memiliki minat untuk menjadi anggota suatu kelompok. Sedangkaninvoluntary isolateadalah sikap atau perbuatan menolak terhadap orang lain dalam kelompoknya meskipun dia ingin menjadi anggota kelompok tersebut.Involuntaryyang subyektif beranggapan bahwa dia tidak dibutuhkan oleh kelompoknya dan menjauhkan diri dari kelompok, sedangkaninvoluntaryyang obyektif sebaliknya diabenar-benarditolak oleh kelompoknya. Inteligences Quotien (IQ memiliki korelasi signifikan dengan prestasi belajar. Barret dan Depinet (Sunawan,2003) menjelaskan bahwa anak yang skor inteligensinya tinggi mendapatkan nilai akademis yang lebih tinggi, lebih menikmati sekolah, lebih mampu mengikuti pelajaran dan dalam kehidupan selanjutnya cenderung memperoleh keberhasilan. Oleh karena itu, siswa ber-IQ tinggi seharusnya mempunya prestasi tinggi sesuai dengan potensinya. Jika yang terjadinya sebaliknya terjadi ketidaksesuaian antara prestasi belajar dengan indeks potensi maka akan melahirkan gejala berprestasi kurang atau underachiever (Munandar,2004) . Secara umum agresif dapat diartikan sebagai serangan yang dilakukan oleh suatu organisem terhadap organism lain, objek lain, bahkan pada diri sendiri. Pada manusia, masalah agresif sangat kompleks karena ada peranan perasaan dan proses-proses simbolik. Menurut Rober Baron (2003) agresif adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakakan individu lain. Dalam pandangan behaviorisme, agresif adalah suatu tindakan yang membawa rangsangan atau resiko berbahaya terhadap organism lain. Sekolah mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan peserta didik. Sekolah dipandang dapat memenuhi beberapa kebutuhan peserta didik dan menentukan kualitas kehidupan mereka dimasa depan. Tetapi sekolah juga dapat memicu terjadinya stres dikalangan peserta didik. Tekanan akademik dan sosial dapat memicu terjadinya stres(Blizzard,1996). Chapman, et al. (1992)mengungkapkan bahwa stres akademik merupakan konsekuensi dari penilaian siswa terhadap tuntutan yang stressfull dan persepsi mereka tentang kemampuan yang mereka miliki untukmengatasi tuntutan tersebut. Stres akademikmerupakan stres yang disebabkan oleh academic stressor. Academic stressor yaitu stres siswa yang bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang meliputi: tekanan untuk naik kelas, lama belajar, mencontek, banyak tugas, mendapat nilai ulangan, birokrasi, mendapatkan beasiswa, keputusan menentukan jurusan dankarir serta kecemasan ujian dan manajemen waktu(Desmita,2011: 297).

BAGIAN 5KARAKTERISTIK GURU EFEKTIFDALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN

5.1 KONSEP GURU EFEKTIF Definisi Guru Efektif Guru Profesional Profesionalisme dari bahasa Inggris yaitu professionalism yang secara laksikal berarti sifat profesional. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahliaan, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi." (UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Sikun Pribadi yang mendefinisikan bahwa istilah profesional mengacu pada suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

5.2 PRINSIP-PRINSIP PROFESIONALISME GURUUndang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan pada pasal 5 ayat 1, yaitu;Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai berikut:a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya.c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.d. Mematuhi kode etik profesi.e. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.g. Memiliki kesempatan untuk mengernbangkan profesinya secara berkelanjutan.h. Memperoleh perlindungan hukurn dalam rnelaksanakan tugas profesisionalnya.i. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hokum

5.3 KOMPETENSI GURU1. Kompetensi Profesonal2. Kompetensi Personal3. Kompetensi Peadagogis4. Kompetensi SosialMenurut Cooper mengutip pendapat B.O. Smith guru perlu disiapkan dengan empat bidang kompetensi agar ia menjadi guru yang efektif yaitu:a. Command of theoretical knowledge about learning and human behavior.b. Display of attitudes that fostter learning and genuine human realtionship.c. Cammand of knowledge in the subject matter to be taught.d. Control of technical skills of teaching that facilitate student learning. Sedangkan Leo R. Sandy menguraikan beberapa dimensi kemampuan dan sikap yang membentuk karakteristik guru efektif. Setidaknya ada 12 karakteristik guru efektif sebagai berikut:a. Menjadi a learner (pembelajar)b. Menjadi a leader (pemimpin)c. Menjadi a provocateur (provokator dalam arti positif).d. Menjadi a stranger (pengelana)e. Menjadi an innovator (inovator).f. Menjadi a comedian/entertainment (pelawak/penghibur).g. Menjadi a coach or guide (pelatih atau pembimbing).h. Menjadi a genuine human being or humanist (manusia sejati atau seorang humanis).i. Menjadi a sentinelj. Menjadi optimist or idealist (orang yang optimis atau idealis).k. Menjadi a collaborator (kolaborator atau orang yang suka bekerja sama)l. Menjadi a revolusionar (berfikiran maju atau revolusioner).

4