handout psikologi eksperimen

52
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 1 BAB I METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Ilmiah a. Definisi Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah adalah upaya untuk memahami perilaku manusia melalui prinsip-prinsip yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Weiten, 1992). b. Karakteristik Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah telah didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang bersifat logis dan pendekatan ini menjadi suatu pendekatan yang paling baik untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lain karena memungkinkan untuk memperoleh pengetahuan yang bebas dari bias dan opini. Ada 3 karakteristik utama dari pendekatan ilmiah, yaitu (Hadi, dkk 2008): Teknik kontrol : merupakan karakteristik terpenting dari metode ilmiah. Kegunaan kontrol dalam metode ilmiah adalah : 1) memungkinkan peneliti mengidentifikasi penyebab dari observasi mereka 2) memungkinkan peneliti memperoleh jawaban yang tidak ambigu terhadap penelitian mereka 3) mengontrol variabel pengganggu (extraneous variable) agar dapat dipastikan bahwa hanya variabel independen saja yang menyebabkan munculnya variabel dependen, terutama dalam setting penelitian eksperimen. Definisi operasional : adalah langkah-langkah atau kegiatan yang dilaksanakan agar suatu konsep dapat diukur. Definisi operasional juga dijelaskan sebagai operasionalisasi dari

Upload: saftian-yuga-pramudi

Post on 12-Aug-2015

543 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 1

BAB I

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Ilmiah

a. Definisi Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah adalah upaya untuk memahami perilaku

manusia melalui prinsip-prinsip yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah (Weiten, 1992).

b. Karakteristik Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah telah didefinisikan sebagai suatu pendekatan

yang bersifat logis dan pendekatan ini menjadi suatu pendekatan yang

paling baik untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan dengan

pendekatan-pendekatan lain karena memungkinkan untuk memperoleh

pengetahuan yang bebas dari bias dan opini. Ada 3 karakteristik utama

dari pendekatan ilmiah, yaitu (Hadi, dkk 2008):

• Teknik kontrol : merupakan karakteristik terpenting dari

metode ilmiah. Kegunaan kontrol dalam metode ilmiah

adalah : 1) memungkinkan peneliti mengidentifikasi

penyebab dari observasi mereka 2) memungkinkan peneliti

memperoleh jawaban yang tidak ambigu terhadap

penelitian mereka 3) mengontrol variabel pengganggu

(extraneous variable) agar dapat dipastikan bahwa hanya

variabel independen saja yang menyebabkan munculnya

variabel dependen, terutama dalam setting penelitian

eksperimen.

• Definisi operasional : adalah langkah-langkah atau kegiatan

yang dilaksanakan agar suatu konsep dapat diukur. Definisi

operasional juga dijelaskan sebagai operasionalisasi dari

Page 2: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 2

suatu konsep supaya tidak terjadi ambiguitas. Namun

demikian ada beberapa kritik tentang definisi operasional,

yaitu : 1) sifatnya terlalu kaku, 2) seringkali penelitian

tentang suatu fenomena akan tertunda hanya untuk

menjelaskan setiap langkah dengan detail serta penentuan

langkah-langkah penjelasan dari suatu definisi operasional

tidak mudah untuk dibuat 3) definisi operasional

memberikan pemaknaan suatu istilah secara sangat spesifik.

Perubahan langkah-langkah dalam pengukuran konsep

akan membentuk konsep baru yang akan mendorong

munculnya keserbaragaman konsep.

c. Tujuan Pendekatan Ilmiah

Adapun tujuan pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut :

• Pengukuran dan penjelasan (Measurement and desecaraiption)

Seorang peneliti dapat mengembangkan suatu alat ukur yang

dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah fenomena.

• Memahami dan Memprediksikan (Understanding and Prediction)

Seorang peneliti dapat memahami sebuah fenomena bila ia dapat

menjelaskan faktor-faktor (variabel) yang terlibat dalam fenomena

tersebut.

Variabel adalah : kondisi, kejadian atau perilaku yang diamati

dalam suatu penelitian

• Memahami dan Memprediksikan (Understanding and Prediction)

Setelah mampu memahami hubungan diantara beberapa variabel

tersebut, maka seorang peneliti dapat memperkirakan fenomena

tersebut di masa yang akan datang.

• Penerapan dan Pengendalian (Application and Control)

Page 3: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 3

Informasi yang diperoleh melalui hasil penelitian akan

memberikan nilai praktis bagi pemecahan masalah.

d. Langkah-langkah Penelitian Ilmiah

Seorang peneliti mengikuti langkah-langkah penelitian ilmiah saat

akan mendesain penelitiannya. Adapun langkah-langkah penelitian

adalah sebagai berikut :

• Membuat hipotesis yang akan diuji

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan tentang

hubungan antar variabel. Agar hipotesis dapat diuji, maka semua

variabel harus didefinisikan secara operasional. Definisi

operasional menjelaskan cara untuk mengukur suatu variabel.

Contoh : Ada hubungan antara stres dan kemampuan

menyesuaikan diri

• Menentukan desain penelitian.

terdapat beberapa metode penelitian yang dapat digunakan, yaitu

eksperimen, studi kasus dan survey. Setelah itu, peneliti

menentukan subyek yang akan dilibatkan dalam penelitian. Subyek

adalah orang yang akan diteliti perilakunya dalam suatu penelitian.

Co : hubungan antara stres dan penyesuian diri pada korban

kekerasan dalam rumah tangga.

Page 4: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 4

• Mengumpulkan Data

• Menganalisis Data dan Membuat kesimpulan

Bila data yang didapatkan berupa skor (angka), maka peneliti

dapat menggunakan analisis statistik untuk menentukan apakah

hipotesis penelitian terbukti.

Co : menggunakan analisis korelasi untuk membuktikan hipotesis.

• Mempublikasikan hasil penelitian

Kemajuan perkembangan penelitian akan dapat dilakukan bila

peneliti mempublikasikan hasil penelitian melalui media, seperti

jurnal, majalah, koran, dll. Hal ini dilakukan agar peneliti

mendapatkan tanggapan dari peneliti lain untuk kesempurnaan

sebuah penelitian

e. Kelebihan Pendekatan Ilmiah

• Kejelasan dan ketepatan : Pendekatan ilmiah dapat membantu

peneliti untuk menjelaskan dengan tepat suatu fenomena

berdasarkan teori yang digunakan

Menggunakan data yang telah dimiliki oleh suatu institusi seperti, hasil sensus, data ekonomi, pendidikan, dll.

Data sekunder

Menggunakan alat untuk merekam kondisi fisik seperti : tekanan darah, degup jantung,

aktivitas otak Rekan data fisiologis

Menggunakan alat ukur yang sudah terstandar untuk mendapatkan sampel perilaku, terutama kemampuan mental dan kepribadian

Tes Psikologi

Face to face dialogue yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku

spesifik subyek. Wawancara/ Interview

Subjek diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan/ pernyataan untuk menggali

informasi tentang sikap, opini dan hal spesifik dari suatu perilaku Kuisioner

Pengamat yang sudah terlatih, mengamati dan mencatat perilaku secara objektif. Observasi / pengamatan

Page 5: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 5

• Relatif dapat meminimalkan kesalahan : dengan langkah penelitian

yang hati-hati, maka informasi yang didapatkan lebih akurat

sehingga lebih dapat dipercaya.

2. Jenis Penelitian

Hadi (2004 : 3-5) menjelaskan bahwa penggolongan penelitian

sangat tergantung pada pedoman yang digunakan untuk melakukan

penggolongan tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan atas

pedoman yang digunakan sebagai dasar tinjauan penggolongan. Secara

umum, jenis-jenis penggolongan adalah sebagai berikut :

a. Penggolongan menurut bidang ilmunya : penelitian pendidikan,

sejarah, psikologi, ekonomi dan sebagainya.

b. Penggolongan menurut tempatnya : penelitian laboratorium,

perpustakaan dan penelitian lapangan (kancah). Penelitian

laboratorium dilaksanakan di laboratorium biasanya bersifat

eksperimen atau percobaan. Penelitian perpustakaan (Latipun :

2006 : 3) adalah penelitian yang dilaksanakan dengan literatur

kepustakaan dan penelitian sebelumnya sebagai sumber data.

Pustaka yang dimaksud diantaranya catatan-catatan seseorang,

riwayat hidup, surat0surat tertulis atau informasi lainnya yang

memungkinkan dapat mengungkap perilaku atau kondisi

psikologis seseorang. Penelitian lapangan adalah penelitian yang

dilakukan langsung di lapangan seperti penelitian sosial. Penelitian

lapangan dapat menggunakan observasi, penelitian korelasi dan

eksperimen.

c. Penggolongan menurut pemakaiannya : penelitian murni (pure

research) yaitu dan penelitian terpakai (applied research).

Page 6: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 6

Penelitian murni adalah penelitian yang mempunyai alasan

intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

Sedangkan penelitian terpakai adalah penelitian mempunyai alasan

praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat

melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif dan efisien.

d. Penggolongan menurut tujuan umumnya : penelitian eksploratif,

penelitian pengembangan dan verifikatif.

e. Penggolongan menurut tarafnya : penelitian deskriptif dan

inferensial.

f. Penggolongan menurut pendekatannya : penelitian longitudinal

dan cross sectional.

Page 7: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 7

BAB II

METODE EKSPERIMEN

1. Pengertian Penelitian Eksperimen

Penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena

dalam kerangka hubungan sebab akibat yang dilakukan dengan

memberikan perlakuan oleh peneliti kepada subjek penelitian untuk kemudian

dipelajari/diobservasi efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel

yang dikehendaki ( Latipun, 2006).

Supardi (2007) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen

(Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai

pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap

tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh

tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal

tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti

pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok

tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan

yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk

menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran

dengan metode pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika

pada siswa SMU atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya

pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan metode

pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment,

dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian

kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang

dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan

deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin

Page 8: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 8

menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan

atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan

kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

2. Ciri Penelitian Eksperimen

Adapun ciri-ciri penelitian eksperimen adalah sebagai berilut :

a. Manipulasi (treatment) yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti

b. Memonitor akibat (efek) yang ditimbulkan dari maipulasi

c. Pengendalian pengaruh variabel yang tidak dikehendaki.

3. Tujuan Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan

penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :

a. Menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat antara perlakuan

dengan efeknya.

b. Memprediksi efek suatu perlakuan pada variabel yang diamati

c. Mempelajari seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut.

4. Eksperimen Laboratorium

Eksperimen laboratorium merupakan salah satu bentuk studi

penelitian eksperimental yang dilakukan di dalam lingkungan terkontrol

yaitu laboratorium. Pada eksperimen laboratorium ini, semua variabel

bebas tidak dibiarkan bebas mempengaruhi sebuah akibat. Terdapat

langkah-langkah tertentu yang ditujukan untuk membatasi berbagai

sebab tertentu saja yang menjadi sebab yang paling mungkin. Langkah ini

biasanya disebut dengan kontrol variabel bebas. Inilah yang merupakan

ciri khas dari eksperimen laboratorium bahwa hanya beberapa sebab saja

Page 9: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 9

yang dibiarkan mempengaruhi akibat. Terdapat suatu langkah-langkah

metodologik atas kontrol sebab ini. Hanya variabel bebas yang

dikehendaki oleh peneliti untuk diuji secara ilmiah saja dibiarkan

mempengaruhi akibat. Variabel bebas yang lain diupayakan sedemikian

rupa untuk dibatasi bahkan dihambat agar tidak terlibat dalam

mempengaruhi akibat.

5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Eksperimen

Eksperimen laboratorium mempunyai kekuatan yaitu

kemungkinannya untuk melakukan kontrol atas variabel bebas lain relatif

sempurna. Sempurna peneliti yang hendak melakukan eksperimen

laboratorium harus mempersiapkan beberapa hal terlebih dahulu, yaitu

melakukan pemisahan situasi penelitian laboratorium dari kehidupan luar

dengan cara mengeliminasi sebanyak mungkin pengaruh variabel lain

(extraneous variable) yang dapat membawa akibat perubahan pada

variabel bebas dan variabel terikat yang hendak diteliti. Ekseperimen

laboratorium biasanya menggunakan pembagian kelompok secara acak

dan dapat pula memanipulasi satu atau beberapa variabel bebas. Pada

kebanyakan kasus, pembuat eksperimen dapat mencapai taraf spesifitas

yang tinggi dalam pendefisian operasional variabel-variabelnya.

Untuk menentukan seberapa sesuainya presisi dari eksperimen

laboratorium ini sangat terkait dengan kekuatan dari definisi

operasionalnya. Presisi berarti akurat, pasti dan tidak dapat dtafsirkan

macam-macam. Biasanya laporan hasil penelitian yang menggunakan

metode eksperimen laboratorium mengemukakan dengan jelas dan rinci

jadual pelaksanaan dan manipulasi yang dilakukan serta berbagai

Page 10: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 10

langkah serta sarana yang digunakan untuk mengontrol kondisi-kondisi

lingkungan dalam pelaksanaan eksperimen itu.

Kelemahan yang paling menonjol pada eksperimen laboratorium

adalah kekuatan variabel bebas. Bagaimanapun juga situasi laboratorium

adalah situasi yang dibuat untuk maksud-maksud khusus namun

seringkali yang didapatkan adalah efek-efek dari manipulasi

eksperimental justru cenderung lemah.

Kelemahan lain yang merupakan dampak dari kelemahan pertama

adalah kesemuan (artifisial) situasi penelitian eksperimental. Artifisial

pada satu sisi merupakan kelemahan eksperimen, namun pada sisi lain

merupakan ciri khas dari situasi eksperimen laboratorium. Apabila

eksperimen sengaja dibuat, dan untuk itu diupayakan menghilangkan

banyaknya gangguan lingkungan, mungkin tidak masuk akal jika siatuasi

itu disebut sebagai suatu keadaan alamiah dari hasil eksperimen yang

memang dikehendaki. Cara tersebut digunakan untuk menguji perubahan

dari variabel Y yang hanya karena satu-satunya (atau beberapa) variabel

manipulasi X.

6. Kegunaan Eksperimen Laboratorium

Terdapat 3 kegunaan eksperimen laboratorium yang saling terkait

antara satu dengan lainnya, yaitu :

• Eksperimen laboratorium merupakan sarana untuk mengkaji

adanya hubungan pengaruh dalam kondisi yang murni dan tidak

rancu.

• Eksperimen laboratorium dilakukan untuk menguji ramalan atau

prediksi yang berasal dari suatu teori terhadap teori yang lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen laboratorium itu dapat

Page 11: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 11

dibuat prediksi ke dalam situasi penelitian yang lain, yaitu dalam

situasi alamiah riil.

• Eksperimen laboratorium dapat meneguhkan atau memperkuat

teori dan hipotesis yang telah ada, hubungan hipotesis yang satu

dengan hipotesis lain bahkan juga memperkokoh bangunan sistem

teori.

7. Ekspermen Lapangan

Adalah eksperimen yang dilaksanakan di lapangan, artinya

dilakukan dalam kehidupan nyata (realita) atau tidak di dalam situasi

laboratorium. Pada eksperimen lapangan peneliti tidak melakukan

kontrol sama sekali terhadap variabel bebas tertentu sebagaimana

eksperimen laboratorium. Penelitian ini disebut juga dengan quasi

experiment, yaitu eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

mengontrol semua variabel extraneous atau variabel-variabel lain yang

turut berpengarih terhadap variabel terikat, selain variabel yang akan

diteliti pengaruhnya. Sangat sulit untuk mengontrol semua variabel yang

memiliki andil terhadap variabel terikat (dependent)

8. Kelebihan dan Kelemahan Eksperimen Lapangan

Dalam beberapa kasus, eksperimen lapangan sangat sesuai untuk

masalah-masalah psikologi, sosial dan ilmu pendidikan. Hal ini

disebabkan variabel-variabel bebasna dapat dimanipulais dan dapat

dilakukan randomisasi serta dapat memenuhi kriteria kontrol. Akan tetapi

kontrol dalam eksperimen lapangan tidaklah seketat dalam eksperimen

laboratorium.

Pada eksperimen lapangan, peneliti memang masih mampu

melakukan manipulasi akan tetapi ada probabilitas yang besar atas

keterlibatan variabel bebas yang tidak terkontrol untuk masuk dalam

Page 12: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 12

manipulasi beberapa variabel bebas. Eksperimen lapangan memang

berlangsung dalam situasi yang alami dan wajar. Jika situasi penelitian

diupayakan rupa agar tetap ketat dalam mengontrol variabel-variabel

lingkungan, maka eksperimen lapangan ini akan signifikan sekali karena

dapat berakibat timbulnya keyakinan yang lebih besar bahwa hubungan

yang dihipotesisikan memang benar-benar ada.

Kesulitan pendekatan eksperimen lapangan adalah sulitnya

melakukan randomisasi. Ketidakbersediaan subjek untuk dibagi-bagi

menjadi beberapa kelompok adalah contoh nyata dari kesulitan ini.

Kesulitan kedua adalah pengaruh karakteristik peneliti dalam eksperimen

lapangan. Sampai pada batas-batas tertentu, seorang peneliti lapangan

harus mempunyai kemahiran sosial. Selain itu, terdapat suatu hambatan

dalam penyusunan desain penelitian eksperimen yang baik dan hambatan

ini seringkali tidak diperhatikan oleh peneliti. Hambatan tersebut adalah

sikap dari peneliti itu sendiri. Contohnya : seringkali muncul sikap negatif

dari peneliti bahwa eksperimen tidak dapat dilakukan karena merasa

pada pimpinan perusahaan tidak akan memperbolehkan penelitian

berlangsung.

Secara umum, penelitian eksperimen memiliki kelebihan sebagai

berikut :

a. Mampu mengendalikan secara ketat pada variabel ekstra

b. Efisiensi tinggi, dpt digunakan pd populasi terbatas

Namun demikian, penelitian eksperimen juga memiliki beberapa

keterbatasan, yaitu :

a. Hasil penelitian tidak selalu sejalan dengan kenyataan

b. Penggunaan logika positivisme tidak tepat pd manusia

Page 13: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 13

c. Terdapat beberapa variabel seperti moral, ekonomi yang tidak

dapat dimanipulasi

d. Kesulitan untuk melakukan generalisasi thd situasi secara pasti

dari hasil eksperimen

Page 14: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 14

BAB III

HUBUNGAN KAUSALITAS

Untuk mengetahui sifat hubungan satu variabel dengan variabel

lain tidaklah mudah karena gejala-gejala alam apalagi gejala psikologis,

tampaknya memiliki pola yang tidak dapat dipastikan. Namun demikian

hubungan-hubungan antar variabel tersebut sebenarnya dapat

disederhanakan dalam pola-pola tertentu berdasarkan munculnya satu

gejala atas gejala yang lain.

1. Pola Hubungan Antar Gejala

a. Necessity Condition : kondisi yang harus ada tapi tidak cukup untuk

menimbulkan akibat tertentu. Misalnya alat tulis harus ada

(necessity) sekalipun tidak cukup untuk menyusun buku, seorang

anak dapat berkalan (Variabel Y) jika mencapai kematangan

motorik (variabel X) namun demikian kematangan motorik ini saja

tidak cukup, ada variabel lainnya yang harus menyertai seperti

kesehatan anak dan pelatihan

b. Sufficient Condition : kondisi yang cukup memadai untuk

menimbulkan kejadian tertentu namun kemunculan kejadian itu

tidak mengharuskan adanya kondisi tersebut. Dengan kata lain, X

merupakan sebab dari beberapa sebab uang secara independen

menghasilkan Y. contohnya adalah latihan keterampilan sosial

secara signifikan mempengaruhi perubahan perilaku pada anak

hiperaktif. Hal ini memberi arti bahwa latihan keterampilan

(variabel X) cukup memadai bagi perubahan perilaku desruptif

pada anak hiperaktif.

c. Sufficient & Necessity Condition : kondisi yang cukup memadai

dan harus ada untuk menghasilkan kejadian tertentu. Kejadian X

Page 15: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 15

merupakan penyebab timbulnya Y dan Y terjadi jika ada kejadian

X. Misalnya ketidaknormalan genetik yang spesifik seperti trysomi

merupakan hubungan sufficient dan necessity untuk menghasilkan

sindroma down.

d. Causative Condition : suatu unsur yang memberikan kontribusi bagi

munculnya kejadian tertentu. Contohnya adalah perilaku anak

merokok berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya orang

tua merokok, teman sebaya yang merokok, konsistensi penerapan

disiplin orang tua dan usia anak.

Page 16: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 16

BAB IV

POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti

yang memiliki karakteristik yang sama (aspek geografis, aspek subjek,

aspek sosial). Suatu penelitian, termasuk eksperimen perlu menetapkan

target populasinya. Peneliti dapat menentukan target populasi sebelum

penelitian dilakukan.

Populasi seringkali memiliki variasi atau sebaran yang sangat luas.

Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif

homogen. Homogenitas populasi ini sangat berguna bagi kemudahan

dalam pengambilan sampel dan perlakuan yang hendak diberikan.

Homogentias penelitian dapat dicapai dengan membatasi ciri-ciri

populasinya, yang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Aspek tempat/geografis, merupakan wilayah atau tempat

subjek penelitian bertempat tinggal.

b. Aspek subjek : jenis kelamin, umur, rasial, pendidikan,

kepribadian, dan lain-lain.

c. Aspek sosial : kelas sosial, keluarga dan lingkungan sosial

lainnya.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dilibatkan dalam

penelitian dengan alasan efisiensi, dan teknik pengambilannya

berdasarkan syarat tertentu. Dengan meneliti sedikit subjek, hasilnya

diharapkan dapat digunakan untuk menggambarkan seluruh populasi.

Oleh karena itu, syarat pengambilan sampel adalah sampel yang

representatif populasinya.

Page 17: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 17

Sampel yang representatif, dipengaruhi oleh:

a. Homogenitas populasi : bahwa semakin homogen distribusi atau

keadaan karakter subjek dalam suatu populasi maka makin mudah

mencapai sampel yang representatif.

b. Jumlah/besar sampel yang dipilih : makin banyak sampel yang

digunakan dalam penelitian, makin tinggi tingkat

kerepresentatifannya.

c. Banyaknya karakteristik subjek yang diteliti, yang secara praktis

berarti semakin meningkatkan variabilitas subjek yang hendak

diteliti, mengakibatkan keadaan populasi semakin kurang

homogen.

d. Ketepatan teknik pemilihan sampel : pemilihan subjek yang sesuai

dengan keadaan populasinya lebih menunjukkan sampel yang

representatif.

Penentuan jumlah sampel seringkali menjadi permasalahan

tersendiri bagi peneliti. Reaves (dalam Hadi, dkk., 2008) menyatakan

bahwa jumlah sampel dapat ditentukan berdasarkan populasi

penelitiannya. Berikut tabel jumlah sampel berdasarkan jumlah

populasinnya.

Pop Sig

Pop Sig

Pop Sig

0,05 0,03 0,01 0,05 0,03 0,01 0,05 0,03 0,01

50 45 48 49 95 79 89 95 180 126 155 177

55 50 53 55 100 79 93 99 190 130 165 187

60 53 57 59 110 900 100 108 200 135 168 197

65 59 63 65 120 93 110 118 210 139 180 206

70 59 67 69 130 99 116 128 220 140 184 216

75 64 72 75 140 106 125 138 230 150 191 226

80 68 76 79 150 110 133 148 240 150 199 236

85 71 82 85 160 117 140 157 250 155 204 246

90 75 84 89 170 119 150 167 260 159 214 253

Page 18: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 18

BAB V

VARIABEL DAN PENGENDALIANNYA

1. Pengertian Konsep Dan Konstruk

Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak. Konsep

dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas.

Contoh dari konsep adalah perilaku abnormal, intelegensi, prestasi, moral

dan memori

Sedangkan konstruk adalah konsep yang diciptakan atau

digunakan dengan kesengajaan dan kesadaran penuh, dengan suatu

maksud ilmiah tertentu.

CONTOH : Intelegensi adalah suatu konsep, sebuah abstraksi dari

observasi tentang ihwal yang dianggap atau diduga sebagai perilaku

cerdas atau inteligen dan yang non inteligen. Akan tetapi sebagai suatu

konstruk ilmiah, intelegensi mengandung arti yang lebih dari sekedar

konsep. Ada dua jalan untuk menjelaskan intelegensi sebagai konstruk:

a. Istilah intelegensi dimasukkan dalam bagan teori dan

dikaitkan dengan konsruk yang lain. Contoh :prestasi

sekolah adalah fungsi dari intelegensi dan motivasi.

b. Intelegensi dididefinisikan dan dispesifikkan dengan cara

tertentu yang memungkinkan observasi dan

pengukurannya.

2. Variabel

Variabel adalah setiap karakteristik atau sifat organisme,

lingkungan atau situasi. Dapat juga diartikan sebagai simbol atau

lambang yang padanya kita meletakkan bilanga atau nilai.

Page 19: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 19

3. Jenis Variabel Eksperimen

a. Variabel bebas : adalah kondisi anteseden yang dimanipulasi oleh

peneliti eksperimen. Dimanipulasi oleh peneliti dengan tujuan

untuk memperoleh bukti dan prediksi yang dibuat akan hubungan

sebab dan akibat antara variabel bebas dan terikat. Ada dua hal

yang harus dperhatikan dalam membuat variabel bebas :

- Variasi : ada beberap acara untuk membuat variasi dalam

variabel bebas, yaitu :

1. Kehadiran Vs Ketidakhadiran : Kelompok yang menerima

perlakuan (kel eksperimen) dan kelompok yang tidak

menerima perlakukan apapun (kel kontrol/placebo)

2. Jumlah variabel : dengan cara mengatur jumlah atau kadar

variasi yang berbeda untuk tiap kelompok.

3. Tipe variabel : melakukan variasi pada tipe variabel

penelitian. Contoh memberi label kelompok pendiam,

proaktif dan pembuat masalah dan dilihat pengaruhnya dala

penyelesaian masalah.

- Kontrol Variasi, ada dua cara mengontrol variasi dalam

variabel bebas :

1. Kontrol terhadap manipulasi eksperimen : situasi dimana

peneliti mengatur satu kontrol yang spesifik terhadap

variabel bebas pada kelompok pertama dan mengatur

kontrol yang berbeda pada variabel yang sama pada

kelompok kedua. Contoh peneliti ingin tahu pengaruh

strategi pembelajaran terhadap prestasi.Kelompok pertama

diberi strategi diskusi dan kelompok kedua diberi strategi

individual.

Page 20: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 20

2. Kontrol terhadap pengukuran manipulasi : variabel bebas

divariasikan dengan mengontrol pemilihan subjek

berdasarkan kondisi internal yang dimiliki.Misalnya

membagi kelompok berdasar tingkat kecemasan.

Operasionalisasi Variabel Bebas

Merupakan suatu cara untuk memaknai konsep-konsep

abstrak secara konkrit sehingga dapat diterapkan dalam penelitian.

Teknik yang dapat digunakan untuk mengoperasionalisasi variabel

adalah dengan pemahaman variabel tersebut berdasarkan hasil

beberapa penelitian.

b. Variabel terikat : adalah variabel yang diukur sebagai akibat dari

variabel bebas. Kriteria utama dari variabel terikat adalah memiliki

sensitivitas sebagai efek dari variabel bebas. Pada dasarnya tidak

ada aturan atau hukum yang mengatur tentang bagaimana

memilih variabel terikat yang baik. Terdapat 2 permasalahan yang

seringkali timbul dalam penelitian tentang manusia, yaitu :

- Pengukuran yang harus digunakan untuk mengukur efek

yang dihasilkan dari variabel bebas

- Peneliti harus meyakinkan agar subjek penelitian benar-

benar merespon dengan jujur dan tidak berusaha untuk

bekerja sama memanipulasi perilakunya supaya menolong

penelitian.

Page 21: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 21

BAB VI

VALIDITAS EKSPERIMEN

1. Pendahuluan

Variabel terikat dalam suatu eksperimen bersifat dinamis dan

banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga pertanyaannya adalah

apakah variabel terikat itu benar-benar dipengaruhi oleh perlakuan dan

dapat digeneralisasi pada populasinya. Pertanyaan semacam ini sangat

berkaitan erat dengan Validitas Eksperimen.

2. Validitas Eksperimen

Suatu eksperimen dianggap valid jika :

a. variabel perlakukan benar-benar mempengaruhi perilaku yang

diamati (variabel terikat)

b. Dapat digeneralisasikan pada populasi lainnya yang berbeda

subjek, tempat, dan ekologinya.

c. Terdapat dua macam : validitas internal dan eksternal.

3. Validitas Internal

Validitas internal adalah validitas penelitian yang berhubungan

dengan pertanyaan sejauhmana perubahan yang diamati (Y) dalam suatu

eksperimen benar-benar hanya terjadi karena X yaitu perlakuan yang diberikan

dan bukan karena faktor yang lain.

Gangguan validitas internal berupa sejarah, maturasi, pengujian,

instrumentasi, regresi statistik, bias dalam seleksi, subjek keluar,

difusi/imitasi perlakuan, demoralisasi, interaksi kematangan dengan

seleksi.

a. Sejarah berupa kejadian-kejadian (dalam lingkungan

penelitian) di luar penelitian yang muncul selama penelitian

Page 22: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 22

berlangsung. Co : perubahan dalam bidang sosial,

politik,ekonomi, cuaca, dsb.

b. Maturasi adalah proses yang terjadi pada subyek sehingga

menimbulkan perubahan. Maturasi mencakup fisik maupun

psikologis. Co : lebih dewasa, lebih apatis, berpengalaman,

terampil, dll.

c. Testing misalnya penelitian yang menggunakan pre dan

posttes, memungkinkan terjadinya kenaikan skor. Makin

dekat jarak antar testing makin tinggi pengaruhnya.

d. Instrumentasi berupa cara pengukuran yang tidak

memenuhi syarat, sehingga menghasilkan skor variabel Y

yang tidak akurat.

e. Regresi statistik yaitu hasil pengukuran variabel Y bergeser

ke arah ‘mean’, karena subjek penelitian dipilih atas dasar

nilai ekstrim. Perubahan skor hasil tes bukan karena

perubahan yang sesungguhnya tapi karena efek regresi.

f. Bias dalam seleksi berupa sejumlah perbedaan sistematis

yang terjadi antar kelompok sebelum pemberian perlakuan.

sistematis yang terjadi antar kelompok sebelum pemberian

perlakuan (subjek memiliki nilai variabel perlakuan yang

berbeda).

g. Subjek keluar dari penelitian (drop out) akan mempengaruhi

perbedaan hasil pengukuran.

h. Difusi atau imitasi perlakuan : terjadi interaksi antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

i. Demoralisasi : kelompok kontrol berusaha mempelajari

perlakuan dari kelompok eksperimen.

Page 23: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 23

j. Interaksi kematangan denga seleksi : terjadi dalam desain

quasi experimental, dimana subjek tidak dipilih secara acak.

4. Meningkatkan Validitas Internal

• Pengelompokan unit eksperimen dilakukan secara random

• Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dan dilakukan

dengan prosedur yang tepat.

• Dihindari terjadinya proses pembelajaran antara kelompok selama

penelitian.

• Membuat suasana yang ajeg, khususnya lingkungan eksperimen.

5. Validitas Eksternal

Validitas eksternal yaitu validitas penelitian yang menyangkut

pertanyaan sejauhmana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada

populasi. Jenis validitas eksternal :

a. Validitas Populasi : populasi ekperimen (=populasi yang diakses

dan sebagian unit populasinya terpilih sebagai sampel. Populasi

sasaran (=populasi yang jauh lebih besar dan di luar subjek yang

diteliti/ultimate population).

b. Validitas ekologi : generalisasi pada populasi yang memiliki

kondisi sosial budaya dan karakteristik personal yang berbeda.

6. Pengganggu Validitas Eksternal :

a. Interaksi seleksi dan perlakuan : pengambilan sampel yang tidak

tepat sehingga tidak mewakili populasinya.

b. Interaksi kondisi dan perlakuan : perbedaan kondisi tempat dan

subjek penelitian dengan kondisi tempat dan subjek di luar

penelitian yang menjadi target populasi. Semakin banyak

perbedaan kondisi semakin rendah validitas eksternalnya.

Page 24: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 24

c. Histori dan perlakuan : waktu penelitian yang terbatas menjadi

sulit digeneralisasikan kepada populasi jangka yang lebih lama dan

waktu yang berbeda dengan saat penelitian.

7. Meningkatkan Validitas Eksternal :

a. Replikasi : pengulangan perlu dilakukan pada subjek dan kondisi

yang berbeda sehingga diperoleh informasi tentang hasil

eksperimen. Replikasi yang lebih banyak dan hasil reliabel akan

mencerminkan validitas eksternal yang tinggi.

b. Penentuan target populasi : semakin ketat melakukan

pengendalian terhadap variabel ekstra, semakin sempit jangkauan

populasinya.

VALIDITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL

• SUATU EKSPERIMEN UTAMANYA MEMENUHI VALIDITAS

INTERNAL SEDANGKAN VALIDITAS EKSTERNAL ADALAH

PENGEMBANGAN BERIKUTNYA SEBAGAI HASIL DARI

BERBAGAI KEGIATAN REPLIKASI BILA EKSPERIMEN

TERSEBUT MEMENUHI VALIDITAS INTERNALNYA

Page 25: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 25

BAB VII

DASAR-DASAR DESAIN EKSPERIMEN

1. Desain Eksperimen

Adalah semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan

melaksanakan suatu eksperimen. Manfaat :

a. Untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimal menenai

proses perencanaan dan pelaksanaan eksperimen yang dilakukan.

b. Peneliti dan orang lain dapat memahami bagaimana suatu

eksperimen disusun dan dilakukan dan dapat mengulangi dan

mengevaluasi proses tersebut.

2. Jenis Desain Eksperimen

a. Praeksperimen : Eksperimen yang dilakukan tanpa ada kelompok

kontrol.

b. Eksperimen murni : eksperimen yang dilakukan dengang

pengendalian secara ketat variabel-variabel yang tidak dikehendaki

pengaruhnya. Penentuan sampel secara random dan dilakukan

dengan menggunakan keelompok kontrol sebagai pembanding

kelompok perlakuan.

c. Eksperimen kuasi : eksperimen yang pengendaliannya tidak begitu

ketat dan sampel tidak diperolej secara random. Dilakukan karena

desain murni tidak mungkin dilaksanakan.

3. Prinsip Dasar Desain Eksperimen

a. Replikasi

- Frekuensi atau pengulangan perlakuan yang diberikan kepada

unit-unit eskperimen yang berbeda dengan unit eksperimen yang

dicobakan.

Page 26: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 26

- Pengulangan perlakukan yang diberikan pada kelompok /unit

eksperimen yang sama atau berbeda dalam satu rangkaian

eksperimen.

b. Randomisasi

- Penentuan anggota sampel secara acak dari populasi.

- Tujuannya adalah untuk mengurangi bias yang disebabkan oleh

kesalahan sistematis yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti

dalam menentukan subjek-subjek yang akan diteliti.

c. Kontrol Internal

- Adalah upaya pengendalian kondisi lapangan dari yang heterogen

menjadi homogen.

- Caranya adalah membagi unti-unit eksperimen ke dalam

kelompok-kelompok, sehingga antar kelompok memiliki

homogenitas dan perimbangan kecuali perlakuan yang harus

dibuat secara berbeda.

- Tujuannya adalah untuk membuat prosedur uji lebih kuat, efisien

dan sensitif karena pengelompokan yang homogen dan

perimbangan, kecuali perlakuan yang harus dibuat secaara

berbeda.

- Pengelompokan adalah membagi unti-unti eksperimen dalam

beberapa kelompok, sehingga antar kelompok menjadi homogen.

- Pengelompokan harus memperhatikan aspek keseimbagan yaitu

adanya sejumlah unit eksperimen dalam setiap kelompok.

Keseimbangan ini akan meningkatkan validitas internal

Page 27: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 27

4. Perlakuan Dan Pembanding

a. Perlakuan terhadap subyek mutlak dilakukan dalam eksperimen.

Untuk memahami bahwa suatu perlakuan telah memberi efek

tertentu pada subyek, maka diperlukam kelompok

pembanding�kelompok kontrol (beda dengan variabel kontrol).

b. Suatu eksperimen yang dilakukan tanpa kelompok komparasi akan

sulit untuk disimpulkan bahwa akibat (Y) yang terjadi adalah hasil

perlakuan.

c. Kondisi-kondisi subyek pada kelompok kontrol harus sama dengan

kelompok eksperimen�usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan,

tingkat pendidikan, dll yang signifikian mempengaruhi variabel

yang diamati.

d. Kelompok kontrol dapat dilakukan dengan dua cara :

- kelompok kontrol merupakn kelompok mandiri dari

kelompok eksperimen.

- kelompok kontrol merupakan kelompok yang sama dengan

kelompok perlakuan.

e. Kelompok kontrol dalam eksperimen dapat berupa kelompok

yang:

- tidak memperoleh perlakuan

- memperoleh perlakuan dalam bentuk plasebo

- perlakuan yang secara konvensional diberikan kepada

subyek.

- perlakuan yang kurang variatif.

f. Fungsi kelompk kontrol :

- membuat desain eksperimen menjadi lebih efisien

- menghasilkan uji kemaknaan lebih sensitif

Page 28: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 28

- mengurangi kesalahan eksperimental�power tes.

5. Model Perlakuan

a. Perlakuan VS Tanpa Perlakuan

• Kelompok perlakuan (X) mendapatkan intervensi dan kelompok

kontrol (-) tidak memperoleh perlakuan. Perbedaan hasil

pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap sebagai akibat

dari perlakuan.

Kel perlakuan : (X) � O

Kel kontrol : (-) � O

b. Perlakuan VS Perlakuan lain

• Kelompok perlakuan (X) mendapatkan intervensi dan kelompok

kontrol (Z) memperoleh perlakuan dalam bentuk intervensi lain.

Perbedaan hasil pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap

sebagai akibat dari perlakuan.

Kel perlakuan : (X) � O

Kel kontrol : (Z) � O

c. Perlakuan VS Plasebo

• Kelompok perlakuan (X) mendapatkan intervensi dan kelompok

kontrol (p) memperoleh perlakuan dalam bentuk plasebo.

Perbedaan hasil pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap

sebagai akibat dari perlakuan.

Kel perlakuan : (X) � O

Kel kontrol : (p) � O

d. Perlakuan VS Perlakuan dengan variasi

• Kelompok perlakuan (XXX) mendapatkan intervensi yang lebih

variatif dibandingkan kelompok kontrol (X). Perbedaan hasil

Page 29: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 29

pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap sebagai akibat

dari perlakuan.

Kel perlakuan : (XXX) � O

Kel kontrol : (X) � O

Page 30: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 30

BAB VIII

DESAIN ESKPERIMEN KUASI DAN MURNI

1. Desain Eksperimen

• DESAIN PRA EKSPERIMEN : Kegiatan penelitian sebenarnya

belum dapat dilakukan karena beberapa hambatan yang dijumpai.

• DESAIN EKSPERIMEN MURNI : dilakukan dengan randomisasi

dan terdapat kelompok kontrol.

• DESAIN EKSPERIMEN SEMU (KUASI) : dilakukan tanpa

randomisasi namun msaih menggunakan kelompok kontrol.

2. Desain Eksperimen Kuasi

• Disebut juga dengan eksperimen semu, merupakan eksperimen

yang dilakukan tanpa randomisasi namun masih menggunakan

kelompok kontrol.

• Dilakukan karena pertimbangan praktis dan etis.

• Bentuknya desain penelitian ulang non random, desain eksperimen

seri, desain eksperimen seri ganda dan desain bergilir.

3. Desain Ekperimen Non Random (Non-Random Pretest-Posttes

Control Group Design)

• Merupakan dilakukan dengan pretest sebelum perlakuan dan

posttest setelah perlakuan, sekaligus pada kelompok perlakuan dan

kontrol.

• Skema : nonR O1 �(X) � O2

nonR O3 �(-) � O4

Penentuan anggota sampel dipilih berdasarkan kelompok-kelompok yang

sudah tersedia dengan perkiraan bahwa kedua kelompok homogen.

Page 31: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 31

4. Desain Eksperimen Seri (Equivalent Time Sample Design)

• Merupakan desain ekperimen yang dilakukan berdasarkan satu

seri (beberapa) pengukuran variabel tergantung terhadap suatu

kelompok subyek, yaitu O1, O2 dan O3 kemudian terhadap suatu

kelompok tersebut dikenakan perlakuan. Selanjutnya dilakukan

satu seri pengukuran ulang yaitu O4, O5 dan O6.

• Skema :

nonR O1�O2�O3�(X)�O4�O5�O6

• Subyek perlakuan sekaligus sebagai kontrol.

• Pengukuran ganda yang diberikan tersebut untuk mencegah

terjadinya invaliditas karena faktor kematangan, pengujian, regresi

statistik,

• Kelemahan : terletak pada faktor historis, instrumentrasi, interaksi

uji bukan pada perlakuan.

5. Desain Eksperimental Seri Ganda (Control Group Time Series

Experimental)

• Pengembangan desain eksperimen seri dengan melibatkan

kelompok kontrol.

nonR O1�O2�O3�(X)�O4�O5�O6

nonR O7�O8�O9�(-)�O10�O11�O12

• Cukup adekuat dalam mengendalikan sumber-sumber invaliditas.

• Yang sulit dikendalikan : interaksi pretes dengan perlakuan, seleksi

dengan perlakuan.

Page 32: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 32

6. Desain Ekperimen Bergilir (Counterbalance Design)

• Merupakan desain yang menghendaki subje diuji coba pada semua

perlakuan, tp dalam rangkaian yang berbeda hanya menggunakan

posttest berdasarkan kelompok, waktu dan perlakuan.

Skema : nonR X1O�X2O�X3O�X4O

nonR X2O�X4O�X1O�X3O

nonR X3O�X1O�X4O�X2O

nonR X4O�X3O�X2O�X1O

• Kelemahan : perlakuan ganda memungkinkan adanya pencemaran

dan perlakuan yang lain.

• Desain ini menjadi baik bila perlakuan yang satu tidak

mempengaruhi perlakuan yang lain.

7. Desain Eksperimen Sampel Seri

• Merupakan desain yang memberikan perlakuan pada subjek secara

tidak terus menerus.

Skema : nonR(X1�O)�(X0�O)�(X1�O)� (X0�O)

• Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan dengan

menghitung rata-rata hsail perlakuan dibandingkan dengan rata-

rata hasail observasi tanpa perlakuan.

8. Desain Ekperimen Murni (True experimental design)

• Merupakan desain eksperimen yang paling ideal untuk

mempelajari mekanisme hubungan sebab akibat.

• Ciri khas : pengelompokan subjek dilakukan dengan teknik

random yang terdistribusi pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Page 33: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 33

9. Desain Eksperimen Sederhana

• Disebut sebagai postttest only control group design. Merupakan

desin yang paling sederhana tp cukup kuat.

Skema : R (X)�O1

R (-) � O2

• Uji statistik menggunakan uji-t atau anava

10. Desain Eksperimen Ulang

• Pretest-Posttest Control Group Design. Merupakan desain

eksperimen yang dilakukan dengan melakukan pengukuran awal

sebelum perlakuan diberikan dan setelah perlakuan pada

kelompok eksperimen dan kontrol.

Skema : (M) R O1 �(X)�O2 (M) R O3 �(-)�O4 O1 R (M) �(X)�O2 O3 R (M) �(-)�O4

• Anava atau anakova (untuk perluasan)

11. Desain Eksperimen Solomon

• Solomon four group design. Merupkan pengembangan dari dua

desain eksperimen sebelumnya.

• Subjek dibagi menjadi 4 kelompok secara random. Kelompok

pertama dan kedua dilakukan uji awal, kelompok ketiga dan

keempat tidak diuji awal.

Skema : R O1�(X)�O2 R O3�(-)�O4 R (X)�O5 R (-)�O6

Page 34: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 34

BAB IX

ETIKA PENELITIAN

1. Definisi

Etika Penelitian adalah sejumlah petunjuk untuk membantu

eksperimenter dalam membuat keputusan-keputusan yang sulit. Bidang

etika dapat dibagi dalam tiga area dalam ilmu sosial, yaitu :

a. Hubungan antara masyarakat dan pengetahuan : seharusnya adat

dan nilai-nilai yang terdapat di masyarakat dapat mengarahkan

investigasi ilmu yang dilakukan. Secara tradisional, ilmu

pengetahuan mencoba mengungkap hukum-hukum alami di

masyarakat yang diasumsikan bahwa seorang ilmuwan menguji

gejala yang ada dengan cara berpikir objefktif dan tidak

menimbulkan bias.

b. Isu profesional bahwa seorang ilmuwan seharusnya objektif,

akurat dan jujur dalam melaporkan hasil penelitiannya.

c. Perlakuan terhadap subjek adalah etika yang berkaitan dengan

pelaksanaan penelitian yang melibatkan manusia akan memberikan

dampak secara fisik maupun psikologis. Untuk itu diperlukan

sejumlah prinsip yang tidak merugikan subjek penelitian.

2. Prinsp-prinsip Etika

American Psychological Association (APA) telah menyusun suatu

standar yang dapat dijadikan acuan para psikolog dan peneliti ketika

melakukan penelitian yang melibatkan manusia (Hadi,dkk., 2008).

Adapun prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Page 35: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 35

a. Seorang peneliti bertanggung jawab mengevaluasi penelitiannya

untuk tetap mengikuti prinsip-prinsip etika penelitian.

b. Seorang peneliti harus menimbang antara resiko yang akan dialami

subjek penelitian dengan hasil penelitian yang diperoleh.

c. Tanggung jawab terakhir pengambilan keputusan dilakukannya

penelitian sepenuhnya berada pada seorang peneliti, meskipun

peneliti sudah mendapatkan banyak saran dari berbagai sumber.

d. Seorang peneliti memiliki tanggung jawab etis untuk

menginformasikan pada partisipan mengenai kewajiban dan

tanggung jawabnya, mengenai semua aspek penelitian yang

mungkin mempengaruhi motivasi untuk terlibat dan menjawab

semua pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.

e. Seeorang peneliti wajib tidak menyembunyikan informasi bila

terdapat prosedur alternatif yang akan dipergunakan untuk

keperluan ilmu pengetahuan, pendidikan atau penerapan nilai

dalam penelitian.

f. Seorang peneliti harus menghormati kebebasan individu untuk

terlibat atau menarik diri dari keikutsertaa dalam penelitian.

g. Seorang peneliti wajib menjaga kenyamanan psikologis maupun

fisik dari partisipan

h. Seorang peneliti berkewajiban memberikan informasi pada

partisipan mengenai studi yang dilakukan dan berusaha

menghindarkan salah pengertian yang mungkin terjadi.

i. Jika penelitian menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan

bagi individu yang terlibat dalam penelitian, maka peneliti

Page 36: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 36

bertanggung jawab untuk mendeteksi dan menghilangkan atau

mengatasi konsekuensi tersebut termasuk efek-efek jangka

panjang.

j. Seorang peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi berkenaan

dengan partisipan yang diperoleh selama penelitian, kecuali orang

lain yang memiliki kemungkinan untuk mengetahui infomasi

tersebut seijin dari partisipan dan harus dijelaskan sebagai bagian

dari prosedur penelitian.

Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) juga memiliki aturan

mengenai penelitian yang tercantuk dalam Kode Etik Psikologi Indonesia

yaitu Bab IX tentang penelitian dan publikasi.

Pasal 45

Pedoman Umum

(1) Penelitian adalah suatu rangkaian proses secara sistematis berdasar

pengetahuan yang bertujuan memperoleh fakta dan/atau menguji

teori dan/atau menguji intervensi yang menggunakan metode

ilmiah dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisis

data.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam melaksanakan

penelitian diawali dengan menyusun dan menuliskan rencana

penelitian sedemikian rupa dalam proposal dan protokol penelitian

sehingga dapat dipahami oleh pihak-pihak lain yang

berkepentingan. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi membuat

desain penelitian, melaksanakan, melaporkan hasilnya yang disusun

sesuai dengan standar atau kompetensi ilmiah dan etika penelitian.

Page 37: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 37

Pasal 46

Batasan Kewenangan dan Tanggung Jawab

(1) Batasan kewenangan

a) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memahami batasan

kemampuan dan kewenangan masing-masing anggota Tim yang

terlibat dalam penelitian tersebut.

b) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat berkonsultasi dengan

pihak-pihak yang lebih ahli di bidang penelitian yang sedang

dilakukan sebagai bagian dari proses implementasi penelitian.

Konsultasi yang dimaksud dapat meliputi yang berkaitan dengan

kompetensi dan kewenangan misalnya badan-badan resmi

pemerintah dan swasta, organisasi profesi lain, komite khusus,

kelompok sejawat, kelompok seminat, atau melalui mekanisme lain.

(2) Tanggung jawab

a) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi bertanggungjawab atas

pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan.

b) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memberi perlindungan

terhadap hak dan kesejahteraan partisipan penelitian atau pihak-

pihak lain terkait, termasuk kesejahteraan hewan yang digunakan

dalam penelitian.

Pasal 47

Aturan dan Izin Penelitian

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memenuhi aturan

profesional dan ketentuan yang berlaku, baik dalam perencanaan,

pelaksanaan dan penulisan publikasi penelitian. Dalam hal ini

termasuk izin penelitian dari instansi terkait dan dari pemangku

wewenang dari wilayah dan badan setempat yang menjadi lokasi.

Page 38: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 38

(2) Jika persetujuan lembaga, komite riset atau instansi lain terkait

dibutuhkan, Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi harus

memberikan informasi akurat mengenai rancangan penelitian sesuai

dengan protokol penelitian dan memulai penelitian setelah

memperoleh persetujuan.

Pasal 48

Partisipan Penelitian

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mengambil langkah-langkah

untuk melindungi perorangan atau kelompok yang akan menjadi

partisipan penelitian dari konsekuensi yang tidak menyenangkan,

baik dari keikutsertaan atau penarikan diri/pengunduran dari

keikutsertaan.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berinteraksi dengan partisipan

penelitian hanya di lokasi dan dalam hal-hal yang sesuai dengan

rancangan penelitian, yang konsisten dengan perannya sebagai

peneliti ilmiah. Pelanggaran terhadap hal ini dan adanya tindakan

penyalahgunaan wewenang dapat dikenai butir pelanggaran seperti

tercantum dalam pasal dan bagian-bagian lain dari Kode Etik ini

(misalnya pelecehan seksual dan bentuk pelecehan lain).

(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memberi kesempatan

adanya pilihan kegiatan lain kepada partisipan mahasiswa, peserta

pendidikan, anak buah/bawahan, orang yang sedang menjalani

pemeriksaan psikologi bila ingin tidak terlibat/mengundurkan diri

dari keikutsertaan dalam penelitian yang menjadi bagian dari suatu

proses yang diwajibkan dan dapat dipergunakan untuk memperoleh

kredit tambahan.

Page 39: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 39

Pasal 49

Informed Consent dalam Penelitian

Sebelum pengambilan data penelitian Psikolog dan/atau Ilmuwan

Psikologi menjelaskan pada calon partisipan penelitian dengan

menggunakan bahasa yang sederhana dan istilah-istilah yang dipahami

masyarakat umum tentang penelitian yang akan dilakukan. Psikolog

dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan kepada calon partisipan asas

kesediaan sebagai partisipan penelitian yang menyatakan bahwa

keikutsertaan dalam penelitian yang dilakukan bersifat sukarela, sehingga

memungkinkan pengunduran diri atau penolakan untuk terlibat.

Partisipan harus menyatakan kesediaannya seperti yang dijelaskan pada

pasal yang mengatur tentang itu.

(1) Informed consent Penelitian

Dalam rangka mendapat persetujuan dari calon partisipan, Psikolog

dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan proses penelitian. Secara

lebih terinci informasi yang penting untuk disampaikan adalah:

a) Tujuan penelitian, jangka waktu dan prosedur, antisipasi dari

keikutsertaan, yang bila diketahui mungkin dapat mempengaruhi

kesediaan untuk berpartisipasi, seperti risiko yang mungkin timbul,

ketidaknyamanan, atau efek sebaliknya; keuntungan yang mungkin

diperoleh dari penelitian; hak untuk menarik diri dari keikutsertaan

dan mengundurkan diri dari penelitian setelah penelitian dimulai,

konsekuensi yang mungkin timbul dari penarikan

dan pengunduran diri; keterbatasan kerahasiaan; insentif untuk

partisipan; dan siapa yang dapat dihubungi untuk memperoleh

informasi lebih lanjut.

Page 40: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 40

b) Jika partisipan penelitian tidak dapat membuat persetujuan karena

keterbatasan atau kondisi khusus, Psikolog dan/atau Ilmuwan

Psikologi melakukan upaya memberikan penjelasan dan

mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang yang mewakili

partisipan, atau melakukan upaya lain seperti diatur oleh aturan yang

berlaku.

c) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang mengadakan penelitian

intervensi dan/atau eksperimen, di awal penelitian menjelaskan pada

partisipan tentang perlakuan yang akan dilaksanakan; pelayanan

yang tersedia bagi partisipan; alternatif penanganan yang tersedia

apabila individu menarik diri selama proses penelitian; dan

kompensasi atau biaya keuangan untuk berpartisipasi; termasuk

pengembalian uang dan halhal lain terkait bila memang ada ketika

menawarkan kesediaan partisipan dalam penelitian.

d) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha menghindari

penggunaan segala bentuk pemaksaan termasuk daya tarik yang

berlebihan agar partisipan ikut serta dalam penelitian. Psikolog

dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan sifat dari penelitian

tersebut, berikut risiko, kewajiban dan keterbatasannya.

(2) Informed Consent Perekaman Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi

sebelum merekam suara atau gambar untuk pengumpulan data harus

memperoleh izin tertulis dari partisipan penelitian. Persetujuan tidak

diperlukan bila perekaman murni untuk kepentingan observasi

alamiah di tempat umum dan diantisipasi tidak akan berimplikasi

teridentifikasi atau terancamnya kesejahteraan atau keselamatan

partisipan penelitian atau pihak-pihak terkait. Bila pada suatu

penelitian dibutuhkan perekaman tersembunyi, Psikolog dan/atau

Page 41: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 41

Ilmuwan Psikologi melakukan perekaman dengan tetap

meminimalkan risiko yang diantisipasi dapat terjadi pada partisipan,

dan penjelasan mengenai kepentingan perekaman disampaikan dalam

debriefing.

(3) Pengabaian informed consent Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi

tidak harus meminta persetujuan partisipan penelitian, hanya jika

penelitian melibatkan individu secara anonim atau dengan kata lain

tidak melibatkan individu secara pribadi dan diasumsikan tidak ada

risiko gangguan pada kesejahteraan atau keselamatan, serta bahaya-

bahaya lain yang mungkin timbul pada partisipan penelitian atau

pihak-pihak terkait. Penelitian yang tidak harus memerlukan

persetujuan partisipan antara lain adalah:

a) penyebaran kuesioner anonim;

b) observasi alamiah;

c) penelitian arsip; yang ke semuanya tidak akan menempatkan

partisipan dalam resiko pemberian tanggung jawab hukum atas

tindakan kriminal atau perdata, resiko keuangan, kepegawaian atau

reputasi nama baik dan kerahasiaan.

Pasal 50

Pengelabuan/Manipulasi dalam Penelitian

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak diperkenankan menipu

atau menutupi informasi yang mungkin dapat mempengaruhi calon

niat partisipan untuk ikut serta, seperti kemungkinan mengalami

cedera fisik, rasa tidak menyenangkan, atau pengalaman emosional

yang negatif. Penjelasan harus diberikan sedini mungkin agar calon

partisipan dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk terlibat

atau tidak dalam penelitian.

Page 42: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 42

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi boleh melakukan penelitian

dengan pengelabuan, teknik pengelabuan hanya dibenarkan bila ada

alasan ilmiah, untuk tujuan pendidikan atau bila topik sangat penting

untuk diteliti demi pengembangan ilmu, sementara cara lain yang

efektif tidak tersedia. Bila pengelabuan terpaksa dilakukan, Psikolog

dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan bentuk-bentuk

pengelabuan yang merupakan bagian dari keseluruhan rancangan

penelitian pada partisipan sesegera mungkin; sehingga

memungkinkan partisipan menarik data mereka, bila partisipan

menarik diri atau tidak bersedia terlibat lebih jauh.

Pasal 51

Penjelasan Singkat/Debriefing

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memberikan penjelasan singkat

segera setelah selesai pengambilan data penelitian, dalam bahasa yang

sederhana dan istilah-istilah yang dipahami masyarakat pada

umumnya, agar partisipan memperoleh informasi yang tepat tentang

sifat, hasil, dan kesimpulan penelitian; agar Psikolog dan/atau

Ilmuwan Psikologi dapat mengambil langkah tepat untuk meluruskan

persepsi atau konsepsi keliru yang mungkin dimiliki partisipan.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mengambil langkah-langkah

yang tepat untuk mengurangi resiko atau bahaya jika nilai-nilai ilmiah

dan kemanusiaan menuntut penundaan atau penahanan informasi

tersebut.

(3) Debriefing dalam penelitian dapat ditiadakan jika pada saat awal

penelitian telah dilakukan penjelasan tentang sifat, hasil, dan

kesimpulan penelitian; agar Psikolog dan/atau Ilmuwan

Page 43: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 43

Psikologi dapat mengambil langkah tepat untuk meluruskan persepsi

atau konsepsi keliru yang mungkin dimiliki partisipan.

(4) Jika Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menemukan bahwa

prosedur penelitian telah mencelakai partisipan; Psikolog dan/atau

Ilmuwan Psikologi mengambil langkah tepat untuk meminimalkan

bahaya.

Pasal 52

Penggunaan Hewan untuk Penelitian

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memperhatikan peraturan Negara

dan standar profesional apabila menggunakan hewan sebagai objek

penelitian. Standar profesional yang dimaksud diantaranya bekerjasama

atau berkonsultasi dengan ahli yang kompeten. Hal-hal yang harus

diperhatikan adalah:

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang melakukan penelitian

dengan hewan harus terlatih dan dapat memperlakukan hewan

tersebut dengan baik, mengikuti prosedur yang berlaku, bertanggung

jawab untuk memastikan kenyamanan, kesehatan dan perlakuan yang

berperikemanusiaan terhadap hewan tersebut. Psikolog dan/atau

Ilmuwan Psikologi yang sedang melakukan penelitian dengan hewan

perlu memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam

penelitiannya telah menerima petunjuk mengenai metode penelitian,

perawatan dan penanganan hewan yang digunakan, sebatas

keperluan penelitian, dan sesuai perannya. Prosedur yang jelas

diperlukan sebagai panduan untuk menangani seberapa jauh hewan

'boleh' disakiti dan terhindar dari perlakuan semena-mena.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat menggunakan prosedur

yang menyebabkan rasa sakit, stres dan penderitaan pada hewan,

Page 44: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 44

hanya jika prosedur alternatif tidak memungkinkan dan tujuannya

dibenarkan secara ilmiah atau oleh nilai-nilai pendidikan dan terapan.

(3) Apabila dalam penelitian diperlukan pembedahan, Psikolog dan/atau

Ilmuwan Psikologi menjalankan prosedur bedah dengan pembiusan

yang memadai dan mengikuti teknik-teknik untuk mencegah infeksi

dan meminimalkan rasa sakit selama, dan setelah pembedahan.

(4) Apabila nyawa hewan perlu diakhiri, Psikolog dan/atau Ilmuwan

Psikologi melaksanakannya dengan segera, dengan usaha untuk

meminimalkan rasa sakit dan sesuai dengan prosedur yang dapat

diterima.

Pasal 53

Pelaporan dan Publikasi Hasil Penelitian

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi bersikap profesional, bijaksana,

jujur dengan memperhatikan keterbatasan kompetensi dan kewenangan

sesuai ketentuan yang berlaku dalam melakuan pelaporan/ pubikasi hasil

penelitian. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan

penafsiran serta menyesatkan masyarakat pengguna jasa layanan

psikologi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak merekayasa data atau

melakukan langkahlangkah lain yang tidak bertanggungjawab (misal :

terkait pengelabuan, plagiarisme dll).

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi jika menemukan kesalahan

yang signifikan pada data yang dipublikasikan, mereka mengambil

langkah untuk mengoreksi kesalahan tersebut dalam sebuah

pembetulan (correction), penarikan kembali (retraction), catatan

kesalahan tulis atau cetak (erratum) atau alat publikasi lain yang

tepat.

Page 45: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 45

(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak menerbitkan atau

mempublikasikan dalam bentuk original dari data yang pernah

dipublikasikan sebelumnya. Ketentuan ini tidak termasuk data yang

dipublikasi ulang jika disertai dengan penjelasan yang memadai.

Pasal 54

Berbagi Data untuk Kepentingan Profesional

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak menyembunyikan data

yang mendasari kesimpulannya setelah hasil penelitian diterbitkan.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat memberikan data dari

hasil penelitian yang telah dipublikasikan bila ada sejawat atau

profesional lain yang memiliki kompetensi sama, dan memerlukannya

sebagai data tambahan untuk menguatkan pembuktiannya melalui

analisis ulang, atau memakai data tersebut sebagai landasan

pekerjaannya.

(3) Ketentuan pada ayat (2) tersebut tidak berlaku jika hak hukum

individu yang menyangkut kepemilikan data melarang

penyebarluasannya. Untuk kepentingan ini, sejawat atau profesional

lain yang memerlukan data tersebut wajib mengajukan persetujuan

tertulis sebelumnya.

(4) Profesional/sejawat lain yang memerlukan data penelitian tersebut

wajib melindungi kerahasiaan partisipan penelitian, dan

memperhatikan hak legal pemilik data.

(5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat meminta sejawat atau

profesional lain yang memerlukan data tersebut untuk ikut

bertanggung jawab atas biaya terkait dengan penyediaan informasi.

Page 46: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 46

Pasal 55

Penghargaan dan Pemanfaatan Karya Cipta Pihak Lain

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi wajib menghargai karya cipta

pihak lain sesuai dengan undang-undang, peraturan dan kaidah

ilmiah yang berlaku umum. Karya cipta yang dimaksud dapat

berbentuk penelitian, buku teks, alat tes atau bentuk lainnya harus

dihargai

dan dalam pemanfaatannya memperhatikan ketentuan perundangan

mengenai hak cipta atau hak intelektual yang berlaku.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak dibenarkan melakukan

plagiarisme dalam berbagai bentuknya, seperti mengutip, menyadur,

atau menggunakan hasil karya orang lain tanpa mencantumkan

sumbernya secara jelas dan lengkap. Penyajian sebagian atau

keseluruhan elemen substansial dari pekerjaan orang lain tidak dapat

diklaim sebagai miliknya, termasuk bila pekerjaan atau sumber data

lain itu sesekali disebutkan sebagai sumber.

(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak dibenarkan

menggandakan, memodifikasi, memproduksi, menggunakan baik

sebagian maupun seluruh karya orang lain tanpa mendapatkan izin

dari pemegang hak cipta.

(4) Kredit publikasi yang diperoleh Psikolog dan/atau Ilmuwan

Psikologi harus dapat dipertanggungjawabkan, dan benar-benar

mencerminkan kontribusi ilmiah atau profesional yang telah

dilakukan atau di mana mereka ikut berpartisipasi. Kepemilikan atas

posisi struktural institusional, misalnya kepala bagian atau pemimpin

lembaga,

Page 47: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 47

tidak membenarkan pencantuman nama yang bersangkutan bila ia

memang tidak berkontribusi nyata dalam penelitian atau penulisan.

(5) Kontribusi minor dalam penelitian dan penulisan yang dipublikasikan

harus diakui dengan benar, hingga pada catatan kaki dan kata

pengantar. Mahasiswa atau orang yang dibimbing tetap harus

didaftar sebagai penulis atau anggota tim penulis bila publikasi

tersebut merupakan karyanya. Artikel yang secara substansial

disusun berdasarkan skripsi, tesis dan/atau disertasi mahasiswa tetap

harus mencantumkan nama mahasiswa tersebut.

Page 48: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 48

BAB X

PEDOMAN PRAKTIKUM

Penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena

dalam kerangka hubungan sebab akibat yang dilakukan dengan

memberikan perlakuan oleh peneliti kepada subjek penelitian untuk kemudian

dipelajari/diobservasi efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel

yang dikehendaki ( Latipun, 2006).

Supardi (2007) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen

(Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai

pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap

tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh

tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal

tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti

pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok

tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan

yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk

menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran

dengan metode pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika

pada siswa SMU atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya

pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan metode

pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment,

dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian

kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang

dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan

deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin

menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan

Page 49: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 49

atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan

kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

A. Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat

menerapkan metode-metode dalam merancang dan melaksanakan

penelitian eksperimen.

B. Manfaat Praktikum

Kegiatan praktikum ini dilakukan agar mahasiswa mempunyai

pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimen

C. Tata Tertib Bagi Peserta Praktikum I

1. Mahasiswa harus menjaga nama baik universitas dengan

berperilaku sopan serta mentaati aturan-aturan yang ada di

perusahaan tempat praktek dilakukan.

2. Mahasiswa harus mengenakan pakaian yang sopan dan rapi saat

melaksanakan eksperimen di lapangan.

3. Menyiapkan kebutuhan administrattif secara mandiri.

4. Memperlakukan subyej dengan baik, sehingga yang bersangkutan

merasa nyaman dan mau bekerjasama dengan pelaksana

praktikum.

5. Mengumpulkan hasil eksperimen tepat waktu.

D. Prosedur Pelaksanaan

1. Mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri dari minimal 4

orang,

2. Menentukan populasi yang akan dikenai eksperimen sesuai

dengan karakteristik yang telah ditentukan..

Page 50: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 50

3. Mahasiswa menghubungi pihak yang akan dituju dengan

membawa surat permohonan dari Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Jember yang berisi tujuan untuk melakukan

eksperimen. Surat permohonan dapat diperoleh di bagian

pengajaran Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

dan surat tersebut dibuat atas sepengetahuan dari Dekan.

4. Setelah memperoleh persetujuan dari pihak yang dituju,

mahasiswa dapat memulai pelaksanaan eksperimen sesuai waktu

yang telah disepakati antara pihak yang dituju dan mahasiswa.

5. Mahasiswa melaporkan kemajuan eksperimen pada setiap

pertemuan perkuliahan.

6. Setelah proses pengambilan data selesai, mahasiswa mulai

menyusun laporan analisa jabatan. Masing-masing mahasiswa

melaporkan hasil eksperimen.

E. Format Laporan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan dan Manfaat

BAB II. LANDASAN TEORI

1.1. VARIABEL Y

1.2. VARIABEL X

1.3. DINAMIKAN VARIABEL X DAN Y

1.4. HIPOTESIS

Page 51: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 51

BAB III. METODE PENELITIAN

1.1. VARIABEL PENELITIAN

1.2. POPULASI DAN SAMPLING

1.3. DESIGN PENELITIAN

1.4. ANALISIS DATA

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN

1.1. LOKASI PENELITIAN

1.2. DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN

1.3. PROSES PENELITIAN

1.4. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 52: Handout Psikologi Eksperimen

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 52

Daftar Pustaka

Hadi, Cholichul. dkk., 2008. Psikologi Eksperimen. Unit Penelitian dan Penerbitan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Hadi ,Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Jilid 1. Penerbit Andi. Yogyakarta.

HIMPSI., Kode Etik Psikologi., http://himpsi.web.id.42421.masterweb.net/kode_etik.php.

Latipun. 2006. Psikologi Eksperimen. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga. UMM Press. Malang

Supardi, 2007. Penelitian Eksperiman dalam Bidang Pendidikan.

Weiten, Wayne. 1992. Psychology : Themes and Variations. 2nd edition. Brooks/Cole Publishing Company. Pasific Grove California.