handout psikologi eksperimen
TRANSCRIPT
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 1
BAB I
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Ilmiah
a. Definisi Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah upaya untuk memahami perilaku
manusia melalui prinsip-prinsip yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah (Weiten, 1992).
b. Karakteristik Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah telah didefinisikan sebagai suatu pendekatan
yang bersifat logis dan pendekatan ini menjadi suatu pendekatan yang
paling baik untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan dengan
pendekatan-pendekatan lain karena memungkinkan untuk memperoleh
pengetahuan yang bebas dari bias dan opini. Ada 3 karakteristik utama
dari pendekatan ilmiah, yaitu (Hadi, dkk 2008):
• Teknik kontrol : merupakan karakteristik terpenting dari
metode ilmiah. Kegunaan kontrol dalam metode ilmiah
adalah : 1) memungkinkan peneliti mengidentifikasi
penyebab dari observasi mereka 2) memungkinkan peneliti
memperoleh jawaban yang tidak ambigu terhadap
penelitian mereka 3) mengontrol variabel pengganggu
(extraneous variable) agar dapat dipastikan bahwa hanya
variabel independen saja yang menyebabkan munculnya
variabel dependen, terutama dalam setting penelitian
eksperimen.
• Definisi operasional : adalah langkah-langkah atau kegiatan
yang dilaksanakan agar suatu konsep dapat diukur. Definisi
operasional juga dijelaskan sebagai operasionalisasi dari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 2
suatu konsep supaya tidak terjadi ambiguitas. Namun
demikian ada beberapa kritik tentang definisi operasional,
yaitu : 1) sifatnya terlalu kaku, 2) seringkali penelitian
tentang suatu fenomena akan tertunda hanya untuk
menjelaskan setiap langkah dengan detail serta penentuan
langkah-langkah penjelasan dari suatu definisi operasional
tidak mudah untuk dibuat 3) definisi operasional
memberikan pemaknaan suatu istilah secara sangat spesifik.
Perubahan langkah-langkah dalam pengukuran konsep
akan membentuk konsep baru yang akan mendorong
munculnya keserbaragaman konsep.
c. Tujuan Pendekatan Ilmiah
Adapun tujuan pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut :
• Pengukuran dan penjelasan (Measurement and desecaraiption)
Seorang peneliti dapat mengembangkan suatu alat ukur yang
dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah fenomena.
• Memahami dan Memprediksikan (Understanding and Prediction)
Seorang peneliti dapat memahami sebuah fenomena bila ia dapat
menjelaskan faktor-faktor (variabel) yang terlibat dalam fenomena
tersebut.
Variabel adalah : kondisi, kejadian atau perilaku yang diamati
dalam suatu penelitian
• Memahami dan Memprediksikan (Understanding and Prediction)
Setelah mampu memahami hubungan diantara beberapa variabel
tersebut, maka seorang peneliti dapat memperkirakan fenomena
tersebut di masa yang akan datang.
• Penerapan dan Pengendalian (Application and Control)
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 3
Informasi yang diperoleh melalui hasil penelitian akan
memberikan nilai praktis bagi pemecahan masalah.
d. Langkah-langkah Penelitian Ilmiah
Seorang peneliti mengikuti langkah-langkah penelitian ilmiah saat
akan mendesain penelitiannya. Adapun langkah-langkah penelitian
adalah sebagai berikut :
• Membuat hipotesis yang akan diuji
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan tentang
hubungan antar variabel. Agar hipotesis dapat diuji, maka semua
variabel harus didefinisikan secara operasional. Definisi
operasional menjelaskan cara untuk mengukur suatu variabel.
Contoh : Ada hubungan antara stres dan kemampuan
menyesuaikan diri
• Menentukan desain penelitian.
terdapat beberapa metode penelitian yang dapat digunakan, yaitu
eksperimen, studi kasus dan survey. Setelah itu, peneliti
menentukan subyek yang akan dilibatkan dalam penelitian. Subyek
adalah orang yang akan diteliti perilakunya dalam suatu penelitian.
Co : hubungan antara stres dan penyesuian diri pada korban
kekerasan dalam rumah tangga.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 4
• Mengumpulkan Data
• Menganalisis Data dan Membuat kesimpulan
Bila data yang didapatkan berupa skor (angka), maka peneliti
dapat menggunakan analisis statistik untuk menentukan apakah
hipotesis penelitian terbukti.
Co : menggunakan analisis korelasi untuk membuktikan hipotesis.
• Mempublikasikan hasil penelitian
Kemajuan perkembangan penelitian akan dapat dilakukan bila
peneliti mempublikasikan hasil penelitian melalui media, seperti
jurnal, majalah, koran, dll. Hal ini dilakukan agar peneliti
mendapatkan tanggapan dari peneliti lain untuk kesempurnaan
sebuah penelitian
e. Kelebihan Pendekatan Ilmiah
• Kejelasan dan ketepatan : Pendekatan ilmiah dapat membantu
peneliti untuk menjelaskan dengan tepat suatu fenomena
berdasarkan teori yang digunakan
Menggunakan data yang telah dimiliki oleh suatu institusi seperti, hasil sensus, data ekonomi, pendidikan, dll.
Data sekunder
Menggunakan alat untuk merekam kondisi fisik seperti : tekanan darah, degup jantung,
aktivitas otak Rekan data fisiologis
Menggunakan alat ukur yang sudah terstandar untuk mendapatkan sampel perilaku, terutama kemampuan mental dan kepribadian
Tes Psikologi
Face to face dialogue yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku
spesifik subyek. Wawancara/ Interview
Subjek diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan/ pernyataan untuk menggali
informasi tentang sikap, opini dan hal spesifik dari suatu perilaku Kuisioner
Pengamat yang sudah terlatih, mengamati dan mencatat perilaku secara objektif. Observasi / pengamatan
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 5
• Relatif dapat meminimalkan kesalahan : dengan langkah penelitian
yang hati-hati, maka informasi yang didapatkan lebih akurat
sehingga lebih dapat dipercaya.
2. Jenis Penelitian
Hadi (2004 : 3-5) menjelaskan bahwa penggolongan penelitian
sangat tergantung pada pedoman yang digunakan untuk melakukan
penggolongan tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan atas
pedoman yang digunakan sebagai dasar tinjauan penggolongan. Secara
umum, jenis-jenis penggolongan adalah sebagai berikut :
a. Penggolongan menurut bidang ilmunya : penelitian pendidikan,
sejarah, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
b. Penggolongan menurut tempatnya : penelitian laboratorium,
perpustakaan dan penelitian lapangan (kancah). Penelitian
laboratorium dilaksanakan di laboratorium biasanya bersifat
eksperimen atau percobaan. Penelitian perpustakaan (Latipun :
2006 : 3) adalah penelitian yang dilaksanakan dengan literatur
kepustakaan dan penelitian sebelumnya sebagai sumber data.
Pustaka yang dimaksud diantaranya catatan-catatan seseorang,
riwayat hidup, surat0surat tertulis atau informasi lainnya yang
memungkinkan dapat mengungkap perilaku atau kondisi
psikologis seseorang. Penelitian lapangan adalah penelitian yang
dilakukan langsung di lapangan seperti penelitian sosial. Penelitian
lapangan dapat menggunakan observasi, penelitian korelasi dan
eksperimen.
c. Penggolongan menurut pemakaiannya : penelitian murni (pure
research) yaitu dan penelitian terpakai (applied research).
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 6
Penelitian murni adalah penelitian yang mempunyai alasan
intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
Sedangkan penelitian terpakai adalah penelitian mempunyai alasan
praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat
melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif dan efisien.
d. Penggolongan menurut tujuan umumnya : penelitian eksploratif,
penelitian pengembangan dan verifikatif.
e. Penggolongan menurut tarafnya : penelitian deskriptif dan
inferensial.
f. Penggolongan menurut pendekatannya : penelitian longitudinal
dan cross sectional.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 7
BAB II
METODE EKSPERIMEN
1. Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena
dalam kerangka hubungan sebab akibat yang dilakukan dengan
memberikan perlakuan oleh peneliti kepada subjek penelitian untuk kemudian
dipelajari/diobservasi efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel
yang dikehendaki ( Latipun, 2006).
Supardi (2007) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen
(Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai
pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap
tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh
tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal
tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti
pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok
tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan
yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk
menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran
dengan metode pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika
pada siswa SMU atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan metode
pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment,
dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian
kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan
deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 8
menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan
atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan
kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
2. Ciri Penelitian Eksperimen
Adapun ciri-ciri penelitian eksperimen adalah sebagai berilut :
a. Manipulasi (treatment) yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti
b. Memonitor akibat (efek) yang ditimbulkan dari maipulasi
c. Pengendalian pengaruh variabel yang tidak dikehendaki.
3. Tujuan Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan
penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :
a. Menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat antara perlakuan
dengan efeknya.
b. Memprediksi efek suatu perlakuan pada variabel yang diamati
c. Mempelajari seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut.
4. Eksperimen Laboratorium
Eksperimen laboratorium merupakan salah satu bentuk studi
penelitian eksperimental yang dilakukan di dalam lingkungan terkontrol
yaitu laboratorium. Pada eksperimen laboratorium ini, semua variabel
bebas tidak dibiarkan bebas mempengaruhi sebuah akibat. Terdapat
langkah-langkah tertentu yang ditujukan untuk membatasi berbagai
sebab tertentu saja yang menjadi sebab yang paling mungkin. Langkah ini
biasanya disebut dengan kontrol variabel bebas. Inilah yang merupakan
ciri khas dari eksperimen laboratorium bahwa hanya beberapa sebab saja
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 9
yang dibiarkan mempengaruhi akibat. Terdapat suatu langkah-langkah
metodologik atas kontrol sebab ini. Hanya variabel bebas yang
dikehendaki oleh peneliti untuk diuji secara ilmiah saja dibiarkan
mempengaruhi akibat. Variabel bebas yang lain diupayakan sedemikian
rupa untuk dibatasi bahkan dihambat agar tidak terlibat dalam
mempengaruhi akibat.
5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Eksperimen
Eksperimen laboratorium mempunyai kekuatan yaitu
kemungkinannya untuk melakukan kontrol atas variabel bebas lain relatif
sempurna. Sempurna peneliti yang hendak melakukan eksperimen
laboratorium harus mempersiapkan beberapa hal terlebih dahulu, yaitu
melakukan pemisahan situasi penelitian laboratorium dari kehidupan luar
dengan cara mengeliminasi sebanyak mungkin pengaruh variabel lain
(extraneous variable) yang dapat membawa akibat perubahan pada
variabel bebas dan variabel terikat yang hendak diteliti. Ekseperimen
laboratorium biasanya menggunakan pembagian kelompok secara acak
dan dapat pula memanipulasi satu atau beberapa variabel bebas. Pada
kebanyakan kasus, pembuat eksperimen dapat mencapai taraf spesifitas
yang tinggi dalam pendefisian operasional variabel-variabelnya.
Untuk menentukan seberapa sesuainya presisi dari eksperimen
laboratorium ini sangat terkait dengan kekuatan dari definisi
operasionalnya. Presisi berarti akurat, pasti dan tidak dapat dtafsirkan
macam-macam. Biasanya laporan hasil penelitian yang menggunakan
metode eksperimen laboratorium mengemukakan dengan jelas dan rinci
jadual pelaksanaan dan manipulasi yang dilakukan serta berbagai
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 10
langkah serta sarana yang digunakan untuk mengontrol kondisi-kondisi
lingkungan dalam pelaksanaan eksperimen itu.
Kelemahan yang paling menonjol pada eksperimen laboratorium
adalah kekuatan variabel bebas. Bagaimanapun juga situasi laboratorium
adalah situasi yang dibuat untuk maksud-maksud khusus namun
seringkali yang didapatkan adalah efek-efek dari manipulasi
eksperimental justru cenderung lemah.
Kelemahan lain yang merupakan dampak dari kelemahan pertama
adalah kesemuan (artifisial) situasi penelitian eksperimental. Artifisial
pada satu sisi merupakan kelemahan eksperimen, namun pada sisi lain
merupakan ciri khas dari situasi eksperimen laboratorium. Apabila
eksperimen sengaja dibuat, dan untuk itu diupayakan menghilangkan
banyaknya gangguan lingkungan, mungkin tidak masuk akal jika siatuasi
itu disebut sebagai suatu keadaan alamiah dari hasil eksperimen yang
memang dikehendaki. Cara tersebut digunakan untuk menguji perubahan
dari variabel Y yang hanya karena satu-satunya (atau beberapa) variabel
manipulasi X.
6. Kegunaan Eksperimen Laboratorium
Terdapat 3 kegunaan eksperimen laboratorium yang saling terkait
antara satu dengan lainnya, yaitu :
• Eksperimen laboratorium merupakan sarana untuk mengkaji
adanya hubungan pengaruh dalam kondisi yang murni dan tidak
rancu.
• Eksperimen laboratorium dilakukan untuk menguji ramalan atau
prediksi yang berasal dari suatu teori terhadap teori yang lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian eksperimen laboratorium itu dapat
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 11
dibuat prediksi ke dalam situasi penelitian yang lain, yaitu dalam
situasi alamiah riil.
• Eksperimen laboratorium dapat meneguhkan atau memperkuat
teori dan hipotesis yang telah ada, hubungan hipotesis yang satu
dengan hipotesis lain bahkan juga memperkokoh bangunan sistem
teori.
7. Ekspermen Lapangan
Adalah eksperimen yang dilaksanakan di lapangan, artinya
dilakukan dalam kehidupan nyata (realita) atau tidak di dalam situasi
laboratorium. Pada eksperimen lapangan peneliti tidak melakukan
kontrol sama sekali terhadap variabel bebas tertentu sebagaimana
eksperimen laboratorium. Penelitian ini disebut juga dengan quasi
experiment, yaitu eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti
mengontrol semua variabel extraneous atau variabel-variabel lain yang
turut berpengarih terhadap variabel terikat, selain variabel yang akan
diteliti pengaruhnya. Sangat sulit untuk mengontrol semua variabel yang
memiliki andil terhadap variabel terikat (dependent)
8. Kelebihan dan Kelemahan Eksperimen Lapangan
Dalam beberapa kasus, eksperimen lapangan sangat sesuai untuk
masalah-masalah psikologi, sosial dan ilmu pendidikan. Hal ini
disebabkan variabel-variabel bebasna dapat dimanipulais dan dapat
dilakukan randomisasi serta dapat memenuhi kriteria kontrol. Akan tetapi
kontrol dalam eksperimen lapangan tidaklah seketat dalam eksperimen
laboratorium.
Pada eksperimen lapangan, peneliti memang masih mampu
melakukan manipulasi akan tetapi ada probabilitas yang besar atas
keterlibatan variabel bebas yang tidak terkontrol untuk masuk dalam
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 12
manipulasi beberapa variabel bebas. Eksperimen lapangan memang
berlangsung dalam situasi yang alami dan wajar. Jika situasi penelitian
diupayakan rupa agar tetap ketat dalam mengontrol variabel-variabel
lingkungan, maka eksperimen lapangan ini akan signifikan sekali karena
dapat berakibat timbulnya keyakinan yang lebih besar bahwa hubungan
yang dihipotesisikan memang benar-benar ada.
Kesulitan pendekatan eksperimen lapangan adalah sulitnya
melakukan randomisasi. Ketidakbersediaan subjek untuk dibagi-bagi
menjadi beberapa kelompok adalah contoh nyata dari kesulitan ini.
Kesulitan kedua adalah pengaruh karakteristik peneliti dalam eksperimen
lapangan. Sampai pada batas-batas tertentu, seorang peneliti lapangan
harus mempunyai kemahiran sosial. Selain itu, terdapat suatu hambatan
dalam penyusunan desain penelitian eksperimen yang baik dan hambatan
ini seringkali tidak diperhatikan oleh peneliti. Hambatan tersebut adalah
sikap dari peneliti itu sendiri. Contohnya : seringkali muncul sikap negatif
dari peneliti bahwa eksperimen tidak dapat dilakukan karena merasa
pada pimpinan perusahaan tidak akan memperbolehkan penelitian
berlangsung.
Secara umum, penelitian eksperimen memiliki kelebihan sebagai
berikut :
a. Mampu mengendalikan secara ketat pada variabel ekstra
b. Efisiensi tinggi, dpt digunakan pd populasi terbatas
Namun demikian, penelitian eksperimen juga memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu :
a. Hasil penelitian tidak selalu sejalan dengan kenyataan
b. Penggunaan logika positivisme tidak tepat pd manusia
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 13
c. Terdapat beberapa variabel seperti moral, ekonomi yang tidak
dapat dimanipulasi
d. Kesulitan untuk melakukan generalisasi thd situasi secara pasti
dari hasil eksperimen
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 14
BAB III
HUBUNGAN KAUSALITAS
Untuk mengetahui sifat hubungan satu variabel dengan variabel
lain tidaklah mudah karena gejala-gejala alam apalagi gejala psikologis,
tampaknya memiliki pola yang tidak dapat dipastikan. Namun demikian
hubungan-hubungan antar variabel tersebut sebenarnya dapat
disederhanakan dalam pola-pola tertentu berdasarkan munculnya satu
gejala atas gejala yang lain.
1. Pola Hubungan Antar Gejala
a. Necessity Condition : kondisi yang harus ada tapi tidak cukup untuk
menimbulkan akibat tertentu. Misalnya alat tulis harus ada
(necessity) sekalipun tidak cukup untuk menyusun buku, seorang
anak dapat berkalan (Variabel Y) jika mencapai kematangan
motorik (variabel X) namun demikian kematangan motorik ini saja
tidak cukup, ada variabel lainnya yang harus menyertai seperti
kesehatan anak dan pelatihan
b. Sufficient Condition : kondisi yang cukup memadai untuk
menimbulkan kejadian tertentu namun kemunculan kejadian itu
tidak mengharuskan adanya kondisi tersebut. Dengan kata lain, X
merupakan sebab dari beberapa sebab uang secara independen
menghasilkan Y. contohnya adalah latihan keterampilan sosial
secara signifikan mempengaruhi perubahan perilaku pada anak
hiperaktif. Hal ini memberi arti bahwa latihan keterampilan
(variabel X) cukup memadai bagi perubahan perilaku desruptif
pada anak hiperaktif.
c. Sufficient & Necessity Condition : kondisi yang cukup memadai
dan harus ada untuk menghasilkan kejadian tertentu. Kejadian X
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 15
merupakan penyebab timbulnya Y dan Y terjadi jika ada kejadian
X. Misalnya ketidaknormalan genetik yang spesifik seperti trysomi
merupakan hubungan sufficient dan necessity untuk menghasilkan
sindroma down.
d. Causative Condition : suatu unsur yang memberikan kontribusi bagi
munculnya kejadian tertentu. Contohnya adalah perilaku anak
merokok berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya orang
tua merokok, teman sebaya yang merokok, konsistensi penerapan
disiplin orang tua dan usia anak.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 16
BAB IV
POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti
yang memiliki karakteristik yang sama (aspek geografis, aspek subjek,
aspek sosial). Suatu penelitian, termasuk eksperimen perlu menetapkan
target populasinya. Peneliti dapat menentukan target populasi sebelum
penelitian dilakukan.
Populasi seringkali memiliki variasi atau sebaran yang sangat luas.
Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif
homogen. Homogenitas populasi ini sangat berguna bagi kemudahan
dalam pengambilan sampel dan perlakuan yang hendak diberikan.
Homogentias penelitian dapat dicapai dengan membatasi ciri-ciri
populasinya, yang diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Aspek tempat/geografis, merupakan wilayah atau tempat
subjek penelitian bertempat tinggal.
b. Aspek subjek : jenis kelamin, umur, rasial, pendidikan,
kepribadian, dan lain-lain.
c. Aspek sosial : kelas sosial, keluarga dan lingkungan sosial
lainnya.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dilibatkan dalam
penelitian dengan alasan efisiensi, dan teknik pengambilannya
berdasarkan syarat tertentu. Dengan meneliti sedikit subjek, hasilnya
diharapkan dapat digunakan untuk menggambarkan seluruh populasi.
Oleh karena itu, syarat pengambilan sampel adalah sampel yang
representatif populasinya.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 17
Sampel yang representatif, dipengaruhi oleh:
a. Homogenitas populasi : bahwa semakin homogen distribusi atau
keadaan karakter subjek dalam suatu populasi maka makin mudah
mencapai sampel yang representatif.
b. Jumlah/besar sampel yang dipilih : makin banyak sampel yang
digunakan dalam penelitian, makin tinggi tingkat
kerepresentatifannya.
c. Banyaknya karakteristik subjek yang diteliti, yang secara praktis
berarti semakin meningkatkan variabilitas subjek yang hendak
diteliti, mengakibatkan keadaan populasi semakin kurang
homogen.
d. Ketepatan teknik pemilihan sampel : pemilihan subjek yang sesuai
dengan keadaan populasinya lebih menunjukkan sampel yang
representatif.
Penentuan jumlah sampel seringkali menjadi permasalahan
tersendiri bagi peneliti. Reaves (dalam Hadi, dkk., 2008) menyatakan
bahwa jumlah sampel dapat ditentukan berdasarkan populasi
penelitiannya. Berikut tabel jumlah sampel berdasarkan jumlah
populasinnya.
Pop Sig
Pop Sig
Pop Sig
0,05 0,03 0,01 0,05 0,03 0,01 0,05 0,03 0,01
50 45 48 49 95 79 89 95 180 126 155 177
55 50 53 55 100 79 93 99 190 130 165 187
60 53 57 59 110 900 100 108 200 135 168 197
65 59 63 65 120 93 110 118 210 139 180 206
70 59 67 69 130 99 116 128 220 140 184 216
75 64 72 75 140 106 125 138 230 150 191 226
80 68 76 79 150 110 133 148 240 150 199 236
85 71 82 85 160 117 140 157 250 155 204 246
90 75 84 89 170 119 150 167 260 159 214 253
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 18
BAB V
VARIABEL DAN PENGENDALIANNYA
1. Pengertian Konsep Dan Konstruk
Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak. Konsep
dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas.
Contoh dari konsep adalah perilaku abnormal, intelegensi, prestasi, moral
dan memori
Sedangkan konstruk adalah konsep yang diciptakan atau
digunakan dengan kesengajaan dan kesadaran penuh, dengan suatu
maksud ilmiah tertentu.
CONTOH : Intelegensi adalah suatu konsep, sebuah abstraksi dari
observasi tentang ihwal yang dianggap atau diduga sebagai perilaku
cerdas atau inteligen dan yang non inteligen. Akan tetapi sebagai suatu
konstruk ilmiah, intelegensi mengandung arti yang lebih dari sekedar
konsep. Ada dua jalan untuk menjelaskan intelegensi sebagai konstruk:
a. Istilah intelegensi dimasukkan dalam bagan teori dan
dikaitkan dengan konsruk yang lain. Contoh :prestasi
sekolah adalah fungsi dari intelegensi dan motivasi.
b. Intelegensi dididefinisikan dan dispesifikkan dengan cara
tertentu yang memungkinkan observasi dan
pengukurannya.
2. Variabel
Variabel adalah setiap karakteristik atau sifat organisme,
lingkungan atau situasi. Dapat juga diartikan sebagai simbol atau
lambang yang padanya kita meletakkan bilanga atau nilai.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 19
3. Jenis Variabel Eksperimen
a. Variabel bebas : adalah kondisi anteseden yang dimanipulasi oleh
peneliti eksperimen. Dimanipulasi oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh bukti dan prediksi yang dibuat akan hubungan
sebab dan akibat antara variabel bebas dan terikat. Ada dua hal
yang harus dperhatikan dalam membuat variabel bebas :
- Variasi : ada beberap acara untuk membuat variasi dalam
variabel bebas, yaitu :
1. Kehadiran Vs Ketidakhadiran : Kelompok yang menerima
perlakuan (kel eksperimen) dan kelompok yang tidak
menerima perlakukan apapun (kel kontrol/placebo)
2. Jumlah variabel : dengan cara mengatur jumlah atau kadar
variasi yang berbeda untuk tiap kelompok.
3. Tipe variabel : melakukan variasi pada tipe variabel
penelitian. Contoh memberi label kelompok pendiam,
proaktif dan pembuat masalah dan dilihat pengaruhnya dala
penyelesaian masalah.
- Kontrol Variasi, ada dua cara mengontrol variasi dalam
variabel bebas :
1. Kontrol terhadap manipulasi eksperimen : situasi dimana
peneliti mengatur satu kontrol yang spesifik terhadap
variabel bebas pada kelompok pertama dan mengatur
kontrol yang berbeda pada variabel yang sama pada
kelompok kedua. Contoh peneliti ingin tahu pengaruh
strategi pembelajaran terhadap prestasi.Kelompok pertama
diberi strategi diskusi dan kelompok kedua diberi strategi
individual.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 20
2. Kontrol terhadap pengukuran manipulasi : variabel bebas
divariasikan dengan mengontrol pemilihan subjek
berdasarkan kondisi internal yang dimiliki.Misalnya
membagi kelompok berdasar tingkat kecemasan.
Operasionalisasi Variabel Bebas
Merupakan suatu cara untuk memaknai konsep-konsep
abstrak secara konkrit sehingga dapat diterapkan dalam penelitian.
Teknik yang dapat digunakan untuk mengoperasionalisasi variabel
adalah dengan pemahaman variabel tersebut berdasarkan hasil
beberapa penelitian.
b. Variabel terikat : adalah variabel yang diukur sebagai akibat dari
variabel bebas. Kriteria utama dari variabel terikat adalah memiliki
sensitivitas sebagai efek dari variabel bebas. Pada dasarnya tidak
ada aturan atau hukum yang mengatur tentang bagaimana
memilih variabel terikat yang baik. Terdapat 2 permasalahan yang
seringkali timbul dalam penelitian tentang manusia, yaitu :
- Pengukuran yang harus digunakan untuk mengukur efek
yang dihasilkan dari variabel bebas
- Peneliti harus meyakinkan agar subjek penelitian benar-
benar merespon dengan jujur dan tidak berusaha untuk
bekerja sama memanipulasi perilakunya supaya menolong
penelitian.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 21
BAB VI
VALIDITAS EKSPERIMEN
1. Pendahuluan
Variabel terikat dalam suatu eksperimen bersifat dinamis dan
banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga pertanyaannya adalah
apakah variabel terikat itu benar-benar dipengaruhi oleh perlakuan dan
dapat digeneralisasi pada populasinya. Pertanyaan semacam ini sangat
berkaitan erat dengan Validitas Eksperimen.
2. Validitas Eksperimen
Suatu eksperimen dianggap valid jika :
a. variabel perlakukan benar-benar mempengaruhi perilaku yang
diamati (variabel terikat)
b. Dapat digeneralisasikan pada populasi lainnya yang berbeda
subjek, tempat, dan ekologinya.
c. Terdapat dua macam : validitas internal dan eksternal.
3. Validitas Internal
Validitas internal adalah validitas penelitian yang berhubungan
dengan pertanyaan sejauhmana perubahan yang diamati (Y) dalam suatu
eksperimen benar-benar hanya terjadi karena X yaitu perlakuan yang diberikan
dan bukan karena faktor yang lain.
Gangguan validitas internal berupa sejarah, maturasi, pengujian,
instrumentasi, regresi statistik, bias dalam seleksi, subjek keluar,
difusi/imitasi perlakuan, demoralisasi, interaksi kematangan dengan
seleksi.
a. Sejarah berupa kejadian-kejadian (dalam lingkungan
penelitian) di luar penelitian yang muncul selama penelitian
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 22
berlangsung. Co : perubahan dalam bidang sosial,
politik,ekonomi, cuaca, dsb.
b. Maturasi adalah proses yang terjadi pada subyek sehingga
menimbulkan perubahan. Maturasi mencakup fisik maupun
psikologis. Co : lebih dewasa, lebih apatis, berpengalaman,
terampil, dll.
c. Testing misalnya penelitian yang menggunakan pre dan
posttes, memungkinkan terjadinya kenaikan skor. Makin
dekat jarak antar testing makin tinggi pengaruhnya.
d. Instrumentasi berupa cara pengukuran yang tidak
memenuhi syarat, sehingga menghasilkan skor variabel Y
yang tidak akurat.
e. Regresi statistik yaitu hasil pengukuran variabel Y bergeser
ke arah ‘mean’, karena subjek penelitian dipilih atas dasar
nilai ekstrim. Perubahan skor hasil tes bukan karena
perubahan yang sesungguhnya tapi karena efek regresi.
f. Bias dalam seleksi berupa sejumlah perbedaan sistematis
yang terjadi antar kelompok sebelum pemberian perlakuan.
sistematis yang terjadi antar kelompok sebelum pemberian
perlakuan (subjek memiliki nilai variabel perlakuan yang
berbeda).
g. Subjek keluar dari penelitian (drop out) akan mempengaruhi
perbedaan hasil pengukuran.
h. Difusi atau imitasi perlakuan : terjadi interaksi antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
i. Demoralisasi : kelompok kontrol berusaha mempelajari
perlakuan dari kelompok eksperimen.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 23
j. Interaksi kematangan denga seleksi : terjadi dalam desain
quasi experimental, dimana subjek tidak dipilih secara acak.
4. Meningkatkan Validitas Internal
• Pengelompokan unit eksperimen dilakukan secara random
• Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dan dilakukan
dengan prosedur yang tepat.
• Dihindari terjadinya proses pembelajaran antara kelompok selama
penelitian.
• Membuat suasana yang ajeg, khususnya lingkungan eksperimen.
5. Validitas Eksternal
Validitas eksternal yaitu validitas penelitian yang menyangkut
pertanyaan sejauhmana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada
populasi. Jenis validitas eksternal :
a. Validitas Populasi : populasi ekperimen (=populasi yang diakses
dan sebagian unit populasinya terpilih sebagai sampel. Populasi
sasaran (=populasi yang jauh lebih besar dan di luar subjek yang
diteliti/ultimate population).
b. Validitas ekologi : generalisasi pada populasi yang memiliki
kondisi sosial budaya dan karakteristik personal yang berbeda.
6. Pengganggu Validitas Eksternal :
a. Interaksi seleksi dan perlakuan : pengambilan sampel yang tidak
tepat sehingga tidak mewakili populasinya.
b. Interaksi kondisi dan perlakuan : perbedaan kondisi tempat dan
subjek penelitian dengan kondisi tempat dan subjek di luar
penelitian yang menjadi target populasi. Semakin banyak
perbedaan kondisi semakin rendah validitas eksternalnya.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 24
c. Histori dan perlakuan : waktu penelitian yang terbatas menjadi
sulit digeneralisasikan kepada populasi jangka yang lebih lama dan
waktu yang berbeda dengan saat penelitian.
7. Meningkatkan Validitas Eksternal :
a. Replikasi : pengulangan perlu dilakukan pada subjek dan kondisi
yang berbeda sehingga diperoleh informasi tentang hasil
eksperimen. Replikasi yang lebih banyak dan hasil reliabel akan
mencerminkan validitas eksternal yang tinggi.
b. Penentuan target populasi : semakin ketat melakukan
pengendalian terhadap variabel ekstra, semakin sempit jangkauan
populasinya.
VALIDITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL
• SUATU EKSPERIMEN UTAMANYA MEMENUHI VALIDITAS
INTERNAL SEDANGKAN VALIDITAS EKSTERNAL ADALAH
PENGEMBANGAN BERIKUTNYA SEBAGAI HASIL DARI
BERBAGAI KEGIATAN REPLIKASI BILA EKSPERIMEN
TERSEBUT MEMENUHI VALIDITAS INTERNALNYA
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 25
BAB VII
DASAR-DASAR DESAIN EKSPERIMEN
1. Desain Eksperimen
Adalah semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan
melaksanakan suatu eksperimen. Manfaat :
a. Untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimal menenai
proses perencanaan dan pelaksanaan eksperimen yang dilakukan.
b. Peneliti dan orang lain dapat memahami bagaimana suatu
eksperimen disusun dan dilakukan dan dapat mengulangi dan
mengevaluasi proses tersebut.
2. Jenis Desain Eksperimen
a. Praeksperimen : Eksperimen yang dilakukan tanpa ada kelompok
kontrol.
b. Eksperimen murni : eksperimen yang dilakukan dengang
pengendalian secara ketat variabel-variabel yang tidak dikehendaki
pengaruhnya. Penentuan sampel secara random dan dilakukan
dengan menggunakan keelompok kontrol sebagai pembanding
kelompok perlakuan.
c. Eksperimen kuasi : eksperimen yang pengendaliannya tidak begitu
ketat dan sampel tidak diperolej secara random. Dilakukan karena
desain murni tidak mungkin dilaksanakan.
3. Prinsip Dasar Desain Eksperimen
a. Replikasi
- Frekuensi atau pengulangan perlakuan yang diberikan kepada
unit-unit eskperimen yang berbeda dengan unit eksperimen yang
dicobakan.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 26
- Pengulangan perlakukan yang diberikan pada kelompok /unit
eksperimen yang sama atau berbeda dalam satu rangkaian
eksperimen.
b. Randomisasi
- Penentuan anggota sampel secara acak dari populasi.
- Tujuannya adalah untuk mengurangi bias yang disebabkan oleh
kesalahan sistematis yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti
dalam menentukan subjek-subjek yang akan diteliti.
c. Kontrol Internal
- Adalah upaya pengendalian kondisi lapangan dari yang heterogen
menjadi homogen.
- Caranya adalah membagi unti-unit eksperimen ke dalam
kelompok-kelompok, sehingga antar kelompok memiliki
homogenitas dan perimbangan kecuali perlakuan yang harus
dibuat secara berbeda.
- Tujuannya adalah untuk membuat prosedur uji lebih kuat, efisien
dan sensitif karena pengelompokan yang homogen dan
perimbangan, kecuali perlakuan yang harus dibuat secaara
berbeda.
- Pengelompokan adalah membagi unti-unti eksperimen dalam
beberapa kelompok, sehingga antar kelompok menjadi homogen.
- Pengelompokan harus memperhatikan aspek keseimbagan yaitu
adanya sejumlah unit eksperimen dalam setiap kelompok.
Keseimbangan ini akan meningkatkan validitas internal
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 27
4. Perlakuan Dan Pembanding
a. Perlakuan terhadap subyek mutlak dilakukan dalam eksperimen.
Untuk memahami bahwa suatu perlakuan telah memberi efek
tertentu pada subyek, maka diperlukam kelompok
pembanding�kelompok kontrol (beda dengan variabel kontrol).
b. Suatu eksperimen yang dilakukan tanpa kelompok komparasi akan
sulit untuk disimpulkan bahwa akibat (Y) yang terjadi adalah hasil
perlakuan.
c. Kondisi-kondisi subyek pada kelompok kontrol harus sama dengan
kelompok eksperimen�usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan,
tingkat pendidikan, dll yang signifikian mempengaruhi variabel
yang diamati.
d. Kelompok kontrol dapat dilakukan dengan dua cara :
- kelompok kontrol merupakn kelompok mandiri dari
kelompok eksperimen.
- kelompok kontrol merupakan kelompok yang sama dengan
kelompok perlakuan.
e. Kelompok kontrol dalam eksperimen dapat berupa kelompok
yang:
- tidak memperoleh perlakuan
- memperoleh perlakuan dalam bentuk plasebo
- perlakuan yang secara konvensional diberikan kepada
subyek.
- perlakuan yang kurang variatif.
f. Fungsi kelompk kontrol :
- membuat desain eksperimen menjadi lebih efisien
- menghasilkan uji kemaknaan lebih sensitif
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 28
- mengurangi kesalahan eksperimental�power tes.
5. Model Perlakuan
a. Perlakuan VS Tanpa Perlakuan
• Kelompok perlakuan (X) mendapatkan intervensi dan kelompok
kontrol (-) tidak memperoleh perlakuan. Perbedaan hasil
pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap sebagai akibat
dari perlakuan.
Kel perlakuan : (X) � O
Kel kontrol : (-) � O
b. Perlakuan VS Perlakuan lain
• Kelompok perlakuan (X) mendapatkan intervensi dan kelompok
kontrol (Z) memperoleh perlakuan dalam bentuk intervensi lain.
Perbedaan hasil pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap
sebagai akibat dari perlakuan.
Kel perlakuan : (X) � O
Kel kontrol : (Z) � O
c. Perlakuan VS Plasebo
• Kelompok perlakuan (X) mendapatkan intervensi dan kelompok
kontrol (p) memperoleh perlakuan dalam bentuk plasebo.
Perbedaan hasil pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap
sebagai akibat dari perlakuan.
Kel perlakuan : (X) � O
Kel kontrol : (p) � O
d. Perlakuan VS Perlakuan dengan variasi
• Kelompok perlakuan (XXX) mendapatkan intervensi yang lebih
variatif dibandingkan kelompok kontrol (X). Perbedaan hasil
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 29
pengukuran (O) pada kedua kelompok dianggap sebagai akibat
dari perlakuan.
Kel perlakuan : (XXX) � O
Kel kontrol : (X) � O
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 30
BAB VIII
DESAIN ESKPERIMEN KUASI DAN MURNI
1. Desain Eksperimen
• DESAIN PRA EKSPERIMEN : Kegiatan penelitian sebenarnya
belum dapat dilakukan karena beberapa hambatan yang dijumpai.
• DESAIN EKSPERIMEN MURNI : dilakukan dengan randomisasi
dan terdapat kelompok kontrol.
• DESAIN EKSPERIMEN SEMU (KUASI) : dilakukan tanpa
randomisasi namun msaih menggunakan kelompok kontrol.
2. Desain Eksperimen Kuasi
• Disebut juga dengan eksperimen semu, merupakan eksperimen
yang dilakukan tanpa randomisasi namun masih menggunakan
kelompok kontrol.
• Dilakukan karena pertimbangan praktis dan etis.
• Bentuknya desain penelitian ulang non random, desain eksperimen
seri, desain eksperimen seri ganda dan desain bergilir.
3. Desain Ekperimen Non Random (Non-Random Pretest-Posttes
Control Group Design)
• Merupakan dilakukan dengan pretest sebelum perlakuan dan
posttest setelah perlakuan, sekaligus pada kelompok perlakuan dan
kontrol.
• Skema : nonR O1 �(X) � O2
nonR O3 �(-) � O4
Penentuan anggota sampel dipilih berdasarkan kelompok-kelompok yang
sudah tersedia dengan perkiraan bahwa kedua kelompok homogen.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 31
4. Desain Eksperimen Seri (Equivalent Time Sample Design)
• Merupakan desain ekperimen yang dilakukan berdasarkan satu
seri (beberapa) pengukuran variabel tergantung terhadap suatu
kelompok subyek, yaitu O1, O2 dan O3 kemudian terhadap suatu
kelompok tersebut dikenakan perlakuan. Selanjutnya dilakukan
satu seri pengukuran ulang yaitu O4, O5 dan O6.
• Skema :
nonR O1�O2�O3�(X)�O4�O5�O6
• Subyek perlakuan sekaligus sebagai kontrol.
• Pengukuran ganda yang diberikan tersebut untuk mencegah
terjadinya invaliditas karena faktor kematangan, pengujian, regresi
statistik,
• Kelemahan : terletak pada faktor historis, instrumentrasi, interaksi
uji bukan pada perlakuan.
5. Desain Eksperimental Seri Ganda (Control Group Time Series
Experimental)
• Pengembangan desain eksperimen seri dengan melibatkan
kelompok kontrol.
nonR O1�O2�O3�(X)�O4�O5�O6
nonR O7�O8�O9�(-)�O10�O11�O12
• Cukup adekuat dalam mengendalikan sumber-sumber invaliditas.
• Yang sulit dikendalikan : interaksi pretes dengan perlakuan, seleksi
dengan perlakuan.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 32
6. Desain Ekperimen Bergilir (Counterbalance Design)
• Merupakan desain yang menghendaki subje diuji coba pada semua
perlakuan, tp dalam rangkaian yang berbeda hanya menggunakan
posttest berdasarkan kelompok, waktu dan perlakuan.
Skema : nonR X1O�X2O�X3O�X4O
nonR X2O�X4O�X1O�X3O
nonR X3O�X1O�X4O�X2O
nonR X4O�X3O�X2O�X1O
• Kelemahan : perlakuan ganda memungkinkan adanya pencemaran
dan perlakuan yang lain.
• Desain ini menjadi baik bila perlakuan yang satu tidak
mempengaruhi perlakuan yang lain.
7. Desain Eksperimen Sampel Seri
• Merupakan desain yang memberikan perlakuan pada subjek secara
tidak terus menerus.
Skema : nonR(X1�O)�(X0�O)�(X1�O)� (X0�O)
• Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan dengan
menghitung rata-rata hsail perlakuan dibandingkan dengan rata-
rata hasail observasi tanpa perlakuan.
8. Desain Ekperimen Murni (True experimental design)
• Merupakan desain eksperimen yang paling ideal untuk
mempelajari mekanisme hubungan sebab akibat.
• Ciri khas : pengelompokan subjek dilakukan dengan teknik
random yang terdistribusi pada kelompok perlakuan dan kontrol.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 33
9. Desain Eksperimen Sederhana
• Disebut sebagai postttest only control group design. Merupakan
desin yang paling sederhana tp cukup kuat.
Skema : R (X)�O1
R (-) � O2
• Uji statistik menggunakan uji-t atau anava
10. Desain Eksperimen Ulang
• Pretest-Posttest Control Group Design. Merupakan desain
eksperimen yang dilakukan dengan melakukan pengukuran awal
sebelum perlakuan diberikan dan setelah perlakuan pada
kelompok eksperimen dan kontrol.
Skema : (M) R O1 �(X)�O2 (M) R O3 �(-)�O4 O1 R (M) �(X)�O2 O3 R (M) �(-)�O4
• Anava atau anakova (untuk perluasan)
11. Desain Eksperimen Solomon
• Solomon four group design. Merupkan pengembangan dari dua
desain eksperimen sebelumnya.
• Subjek dibagi menjadi 4 kelompok secara random. Kelompok
pertama dan kedua dilakukan uji awal, kelompok ketiga dan
keempat tidak diuji awal.
Skema : R O1�(X)�O2 R O3�(-)�O4 R (X)�O5 R (-)�O6
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 34
BAB IX
ETIKA PENELITIAN
1. Definisi
Etika Penelitian adalah sejumlah petunjuk untuk membantu
eksperimenter dalam membuat keputusan-keputusan yang sulit. Bidang
etika dapat dibagi dalam tiga area dalam ilmu sosial, yaitu :
a. Hubungan antara masyarakat dan pengetahuan : seharusnya adat
dan nilai-nilai yang terdapat di masyarakat dapat mengarahkan
investigasi ilmu yang dilakukan. Secara tradisional, ilmu
pengetahuan mencoba mengungkap hukum-hukum alami di
masyarakat yang diasumsikan bahwa seorang ilmuwan menguji
gejala yang ada dengan cara berpikir objefktif dan tidak
menimbulkan bias.
b. Isu profesional bahwa seorang ilmuwan seharusnya objektif,
akurat dan jujur dalam melaporkan hasil penelitiannya.
c. Perlakuan terhadap subjek adalah etika yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian yang melibatkan manusia akan memberikan
dampak secara fisik maupun psikologis. Untuk itu diperlukan
sejumlah prinsip yang tidak merugikan subjek penelitian.
2. Prinsp-prinsip Etika
American Psychological Association (APA) telah menyusun suatu
standar yang dapat dijadikan acuan para psikolog dan peneliti ketika
melakukan penelitian yang melibatkan manusia (Hadi,dkk., 2008).
Adapun prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 35
a. Seorang peneliti bertanggung jawab mengevaluasi penelitiannya
untuk tetap mengikuti prinsip-prinsip etika penelitian.
b. Seorang peneliti harus menimbang antara resiko yang akan dialami
subjek penelitian dengan hasil penelitian yang diperoleh.
c. Tanggung jawab terakhir pengambilan keputusan dilakukannya
penelitian sepenuhnya berada pada seorang peneliti, meskipun
peneliti sudah mendapatkan banyak saran dari berbagai sumber.
d. Seorang peneliti memiliki tanggung jawab etis untuk
menginformasikan pada partisipan mengenai kewajiban dan
tanggung jawabnya, mengenai semua aspek penelitian yang
mungkin mempengaruhi motivasi untuk terlibat dan menjawab
semua pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.
e. Seeorang peneliti wajib tidak menyembunyikan informasi bila
terdapat prosedur alternatif yang akan dipergunakan untuk
keperluan ilmu pengetahuan, pendidikan atau penerapan nilai
dalam penelitian.
f. Seorang peneliti harus menghormati kebebasan individu untuk
terlibat atau menarik diri dari keikutsertaa dalam penelitian.
g. Seorang peneliti wajib menjaga kenyamanan psikologis maupun
fisik dari partisipan
h. Seorang peneliti berkewajiban memberikan informasi pada
partisipan mengenai studi yang dilakukan dan berusaha
menghindarkan salah pengertian yang mungkin terjadi.
i. Jika penelitian menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan
bagi individu yang terlibat dalam penelitian, maka peneliti
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 36
bertanggung jawab untuk mendeteksi dan menghilangkan atau
mengatasi konsekuensi tersebut termasuk efek-efek jangka
panjang.
j. Seorang peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi berkenaan
dengan partisipan yang diperoleh selama penelitian, kecuali orang
lain yang memiliki kemungkinan untuk mengetahui infomasi
tersebut seijin dari partisipan dan harus dijelaskan sebagai bagian
dari prosedur penelitian.
Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) juga memiliki aturan
mengenai penelitian yang tercantuk dalam Kode Etik Psikologi Indonesia
yaitu Bab IX tentang penelitian dan publikasi.
Pasal 45
Pedoman Umum
(1) Penelitian adalah suatu rangkaian proses secara sistematis berdasar
pengetahuan yang bertujuan memperoleh fakta dan/atau menguji
teori dan/atau menguji intervensi yang menggunakan metode
ilmiah dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisis
data.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam melaksanakan
penelitian diawali dengan menyusun dan menuliskan rencana
penelitian sedemikian rupa dalam proposal dan protokol penelitian
sehingga dapat dipahami oleh pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi membuat
desain penelitian, melaksanakan, melaporkan hasilnya yang disusun
sesuai dengan standar atau kompetensi ilmiah dan etika penelitian.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 37
Pasal 46
Batasan Kewenangan dan Tanggung Jawab
(1) Batasan kewenangan
a) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memahami batasan
kemampuan dan kewenangan masing-masing anggota Tim yang
terlibat dalam penelitian tersebut.
b) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat berkonsultasi dengan
pihak-pihak yang lebih ahli di bidang penelitian yang sedang
dilakukan sebagai bagian dari proses implementasi penelitian.
Konsultasi yang dimaksud dapat meliputi yang berkaitan dengan
kompetensi dan kewenangan misalnya badan-badan resmi
pemerintah dan swasta, organisasi profesi lain, komite khusus,
kelompok sejawat, kelompok seminat, atau melalui mekanisme lain.
(2) Tanggung jawab
a) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi bertanggungjawab atas
pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan.
b) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memberi perlindungan
terhadap hak dan kesejahteraan partisipan penelitian atau pihak-
pihak lain terkait, termasuk kesejahteraan hewan yang digunakan
dalam penelitian.
Pasal 47
Aturan dan Izin Penelitian
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memenuhi aturan
profesional dan ketentuan yang berlaku, baik dalam perencanaan,
pelaksanaan dan penulisan publikasi penelitian. Dalam hal ini
termasuk izin penelitian dari instansi terkait dan dari pemangku
wewenang dari wilayah dan badan setempat yang menjadi lokasi.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 38
(2) Jika persetujuan lembaga, komite riset atau instansi lain terkait
dibutuhkan, Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi harus
memberikan informasi akurat mengenai rancangan penelitian sesuai
dengan protokol penelitian dan memulai penelitian setelah
memperoleh persetujuan.
Pasal 48
Partisipan Penelitian
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mengambil langkah-langkah
untuk melindungi perorangan atau kelompok yang akan menjadi
partisipan penelitian dari konsekuensi yang tidak menyenangkan,
baik dari keikutsertaan atau penarikan diri/pengunduran dari
keikutsertaan.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berinteraksi dengan partisipan
penelitian hanya di lokasi dan dalam hal-hal yang sesuai dengan
rancangan penelitian, yang konsisten dengan perannya sebagai
peneliti ilmiah. Pelanggaran terhadap hal ini dan adanya tindakan
penyalahgunaan wewenang dapat dikenai butir pelanggaran seperti
tercantum dalam pasal dan bagian-bagian lain dari Kode Etik ini
(misalnya pelecehan seksual dan bentuk pelecehan lain).
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memberi kesempatan
adanya pilihan kegiatan lain kepada partisipan mahasiswa, peserta
pendidikan, anak buah/bawahan, orang yang sedang menjalani
pemeriksaan psikologi bila ingin tidak terlibat/mengundurkan diri
dari keikutsertaan dalam penelitian yang menjadi bagian dari suatu
proses yang diwajibkan dan dapat dipergunakan untuk memperoleh
kredit tambahan.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 39
Pasal 49
Informed Consent dalam Penelitian
Sebelum pengambilan data penelitian Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi menjelaskan pada calon partisipan penelitian dengan
menggunakan bahasa yang sederhana dan istilah-istilah yang dipahami
masyarakat umum tentang penelitian yang akan dilakukan. Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan kepada calon partisipan asas
kesediaan sebagai partisipan penelitian yang menyatakan bahwa
keikutsertaan dalam penelitian yang dilakukan bersifat sukarela, sehingga
memungkinkan pengunduran diri atau penolakan untuk terlibat.
Partisipan harus menyatakan kesediaannya seperti yang dijelaskan pada
pasal yang mengatur tentang itu.
(1) Informed consent Penelitian
Dalam rangka mendapat persetujuan dari calon partisipan, Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan proses penelitian. Secara
lebih terinci informasi yang penting untuk disampaikan adalah:
a) Tujuan penelitian, jangka waktu dan prosedur, antisipasi dari
keikutsertaan, yang bila diketahui mungkin dapat mempengaruhi
kesediaan untuk berpartisipasi, seperti risiko yang mungkin timbul,
ketidaknyamanan, atau efek sebaliknya; keuntungan yang mungkin
diperoleh dari penelitian; hak untuk menarik diri dari keikutsertaan
dan mengundurkan diri dari penelitian setelah penelitian dimulai,
konsekuensi yang mungkin timbul dari penarikan
dan pengunduran diri; keterbatasan kerahasiaan; insentif untuk
partisipan; dan siapa yang dapat dihubungi untuk memperoleh
informasi lebih lanjut.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 40
b) Jika partisipan penelitian tidak dapat membuat persetujuan karena
keterbatasan atau kondisi khusus, Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi melakukan upaya memberikan penjelasan dan
mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang yang mewakili
partisipan, atau melakukan upaya lain seperti diatur oleh aturan yang
berlaku.
c) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang mengadakan penelitian
intervensi dan/atau eksperimen, di awal penelitian menjelaskan pada
partisipan tentang perlakuan yang akan dilaksanakan; pelayanan
yang tersedia bagi partisipan; alternatif penanganan yang tersedia
apabila individu menarik diri selama proses penelitian; dan
kompensasi atau biaya keuangan untuk berpartisipasi; termasuk
pengembalian uang dan halhal lain terkait bila memang ada ketika
menawarkan kesediaan partisipan dalam penelitian.
d) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha menghindari
penggunaan segala bentuk pemaksaan termasuk daya tarik yang
berlebihan agar partisipan ikut serta dalam penelitian. Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan sifat dari penelitian
tersebut, berikut risiko, kewajiban dan keterbatasannya.
(2) Informed Consent Perekaman Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi
sebelum merekam suara atau gambar untuk pengumpulan data harus
memperoleh izin tertulis dari partisipan penelitian. Persetujuan tidak
diperlukan bila perekaman murni untuk kepentingan observasi
alamiah di tempat umum dan diantisipasi tidak akan berimplikasi
teridentifikasi atau terancamnya kesejahteraan atau keselamatan
partisipan penelitian atau pihak-pihak terkait. Bila pada suatu
penelitian dibutuhkan perekaman tersembunyi, Psikolog dan/atau
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 41
Ilmuwan Psikologi melakukan perekaman dengan tetap
meminimalkan risiko yang diantisipasi dapat terjadi pada partisipan,
dan penjelasan mengenai kepentingan perekaman disampaikan dalam
debriefing.
(3) Pengabaian informed consent Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi
tidak harus meminta persetujuan partisipan penelitian, hanya jika
penelitian melibatkan individu secara anonim atau dengan kata lain
tidak melibatkan individu secara pribadi dan diasumsikan tidak ada
risiko gangguan pada kesejahteraan atau keselamatan, serta bahaya-
bahaya lain yang mungkin timbul pada partisipan penelitian atau
pihak-pihak terkait. Penelitian yang tidak harus memerlukan
persetujuan partisipan antara lain adalah:
a) penyebaran kuesioner anonim;
b) observasi alamiah;
c) penelitian arsip; yang ke semuanya tidak akan menempatkan
partisipan dalam resiko pemberian tanggung jawab hukum atas
tindakan kriminal atau perdata, resiko keuangan, kepegawaian atau
reputasi nama baik dan kerahasiaan.
Pasal 50
Pengelabuan/Manipulasi dalam Penelitian
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak diperkenankan menipu
atau menutupi informasi yang mungkin dapat mempengaruhi calon
niat partisipan untuk ikut serta, seperti kemungkinan mengalami
cedera fisik, rasa tidak menyenangkan, atau pengalaman emosional
yang negatif. Penjelasan harus diberikan sedini mungkin agar calon
partisipan dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk terlibat
atau tidak dalam penelitian.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 42
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi boleh melakukan penelitian
dengan pengelabuan, teknik pengelabuan hanya dibenarkan bila ada
alasan ilmiah, untuk tujuan pendidikan atau bila topik sangat penting
untuk diteliti demi pengembangan ilmu, sementara cara lain yang
efektif tidak tersedia. Bila pengelabuan terpaksa dilakukan, Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi menjelaskan bentuk-bentuk
pengelabuan yang merupakan bagian dari keseluruhan rancangan
penelitian pada partisipan sesegera mungkin; sehingga
memungkinkan partisipan menarik data mereka, bila partisipan
menarik diri atau tidak bersedia terlibat lebih jauh.
Pasal 51
Penjelasan Singkat/Debriefing
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memberikan penjelasan singkat
segera setelah selesai pengambilan data penelitian, dalam bahasa yang
sederhana dan istilah-istilah yang dipahami masyarakat pada
umumnya, agar partisipan memperoleh informasi yang tepat tentang
sifat, hasil, dan kesimpulan penelitian; agar Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi dapat mengambil langkah tepat untuk meluruskan
persepsi atau konsepsi keliru yang mungkin dimiliki partisipan.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk mengurangi resiko atau bahaya jika nilai-nilai ilmiah
dan kemanusiaan menuntut penundaan atau penahanan informasi
tersebut.
(3) Debriefing dalam penelitian dapat ditiadakan jika pada saat awal
penelitian telah dilakukan penjelasan tentang sifat, hasil, dan
kesimpulan penelitian; agar Psikolog dan/atau Ilmuwan
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 43
Psikologi dapat mengambil langkah tepat untuk meluruskan persepsi
atau konsepsi keliru yang mungkin dimiliki partisipan.
(4) Jika Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menemukan bahwa
prosedur penelitian telah mencelakai partisipan; Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi mengambil langkah tepat untuk meminimalkan
bahaya.
Pasal 52
Penggunaan Hewan untuk Penelitian
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memperhatikan peraturan Negara
dan standar profesional apabila menggunakan hewan sebagai objek
penelitian. Standar profesional yang dimaksud diantaranya bekerjasama
atau berkonsultasi dengan ahli yang kompeten. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah:
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang melakukan penelitian
dengan hewan harus terlatih dan dapat memperlakukan hewan
tersebut dengan baik, mengikuti prosedur yang berlaku, bertanggung
jawab untuk memastikan kenyamanan, kesehatan dan perlakuan yang
berperikemanusiaan terhadap hewan tersebut. Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi yang sedang melakukan penelitian dengan hewan
perlu memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam
penelitiannya telah menerima petunjuk mengenai metode penelitian,
perawatan dan penanganan hewan yang digunakan, sebatas
keperluan penelitian, dan sesuai perannya. Prosedur yang jelas
diperlukan sebagai panduan untuk menangani seberapa jauh hewan
'boleh' disakiti dan terhindar dari perlakuan semena-mena.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat menggunakan prosedur
yang menyebabkan rasa sakit, stres dan penderitaan pada hewan,
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 44
hanya jika prosedur alternatif tidak memungkinkan dan tujuannya
dibenarkan secara ilmiah atau oleh nilai-nilai pendidikan dan terapan.
(3) Apabila dalam penelitian diperlukan pembedahan, Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi menjalankan prosedur bedah dengan pembiusan
yang memadai dan mengikuti teknik-teknik untuk mencegah infeksi
dan meminimalkan rasa sakit selama, dan setelah pembedahan.
(4) Apabila nyawa hewan perlu diakhiri, Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi melaksanakannya dengan segera, dengan usaha untuk
meminimalkan rasa sakit dan sesuai dengan prosedur yang dapat
diterima.
Pasal 53
Pelaporan dan Publikasi Hasil Penelitian
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi bersikap profesional, bijaksana,
jujur dengan memperhatikan keterbatasan kompetensi dan kewenangan
sesuai ketentuan yang berlaku dalam melakuan pelaporan/ pubikasi hasil
penelitian. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan
penafsiran serta menyesatkan masyarakat pengguna jasa layanan
psikologi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak merekayasa data atau
melakukan langkahlangkah lain yang tidak bertanggungjawab (misal :
terkait pengelabuan, plagiarisme dll).
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi jika menemukan kesalahan
yang signifikan pada data yang dipublikasikan, mereka mengambil
langkah untuk mengoreksi kesalahan tersebut dalam sebuah
pembetulan (correction), penarikan kembali (retraction), catatan
kesalahan tulis atau cetak (erratum) atau alat publikasi lain yang
tepat.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 45
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak menerbitkan atau
mempublikasikan dalam bentuk original dari data yang pernah
dipublikasikan sebelumnya. Ketentuan ini tidak termasuk data yang
dipublikasi ulang jika disertai dengan penjelasan yang memadai.
Pasal 54
Berbagi Data untuk Kepentingan Profesional
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak menyembunyikan data
yang mendasari kesimpulannya setelah hasil penelitian diterbitkan.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat memberikan data dari
hasil penelitian yang telah dipublikasikan bila ada sejawat atau
profesional lain yang memiliki kompetensi sama, dan memerlukannya
sebagai data tambahan untuk menguatkan pembuktiannya melalui
analisis ulang, atau memakai data tersebut sebagai landasan
pekerjaannya.
(3) Ketentuan pada ayat (2) tersebut tidak berlaku jika hak hukum
individu yang menyangkut kepemilikan data melarang
penyebarluasannya. Untuk kepentingan ini, sejawat atau profesional
lain yang memerlukan data tersebut wajib mengajukan persetujuan
tertulis sebelumnya.
(4) Profesional/sejawat lain yang memerlukan data penelitian tersebut
wajib melindungi kerahasiaan partisipan penelitian, dan
memperhatikan hak legal pemilik data.
(5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat meminta sejawat atau
profesional lain yang memerlukan data tersebut untuk ikut
bertanggung jawab atas biaya terkait dengan penyediaan informasi.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 46
Pasal 55
Penghargaan dan Pemanfaatan Karya Cipta Pihak Lain
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi wajib menghargai karya cipta
pihak lain sesuai dengan undang-undang, peraturan dan kaidah
ilmiah yang berlaku umum. Karya cipta yang dimaksud dapat
berbentuk penelitian, buku teks, alat tes atau bentuk lainnya harus
dihargai
dan dalam pemanfaatannya memperhatikan ketentuan perundangan
mengenai hak cipta atau hak intelektual yang berlaku.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak dibenarkan melakukan
plagiarisme dalam berbagai bentuknya, seperti mengutip, menyadur,
atau menggunakan hasil karya orang lain tanpa mencantumkan
sumbernya secara jelas dan lengkap. Penyajian sebagian atau
keseluruhan elemen substansial dari pekerjaan orang lain tidak dapat
diklaim sebagai miliknya, termasuk bila pekerjaan atau sumber data
lain itu sesekali disebutkan sebagai sumber.
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak dibenarkan
menggandakan, memodifikasi, memproduksi, menggunakan baik
sebagian maupun seluruh karya orang lain tanpa mendapatkan izin
dari pemegang hak cipta.
(4) Kredit publikasi yang diperoleh Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi harus dapat dipertanggungjawabkan, dan benar-benar
mencerminkan kontribusi ilmiah atau profesional yang telah
dilakukan atau di mana mereka ikut berpartisipasi. Kepemilikan atas
posisi struktural institusional, misalnya kepala bagian atau pemimpin
lembaga,
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 47
tidak membenarkan pencantuman nama yang bersangkutan bila ia
memang tidak berkontribusi nyata dalam penelitian atau penulisan.
(5) Kontribusi minor dalam penelitian dan penulisan yang dipublikasikan
harus diakui dengan benar, hingga pada catatan kaki dan kata
pengantar. Mahasiswa atau orang yang dibimbing tetap harus
didaftar sebagai penulis atau anggota tim penulis bila publikasi
tersebut merupakan karyanya. Artikel yang secara substansial
disusun berdasarkan skripsi, tesis dan/atau disertasi mahasiswa tetap
harus mencantumkan nama mahasiswa tersebut.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 48
BAB X
PEDOMAN PRAKTIKUM
Penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena
dalam kerangka hubungan sebab akibat yang dilakukan dengan
memberikan perlakuan oleh peneliti kepada subjek penelitian untuk kemudian
dipelajari/diobservasi efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel
yang dikehendaki ( Latipun, 2006).
Supardi (2007) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen
(Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai
pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap
tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh
tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal
tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti
pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok
tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan
yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk
menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran
dengan metode pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika
pada siswa SMU atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan metode
pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment,
dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian
kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan
deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin
menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 49
atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan
kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan metode-metode dalam merancang dan melaksanakan
penelitian eksperimen.
B. Manfaat Praktikum
Kegiatan praktikum ini dilakukan agar mahasiswa mempunyai
pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimen
C. Tata Tertib Bagi Peserta Praktikum I
1. Mahasiswa harus menjaga nama baik universitas dengan
berperilaku sopan serta mentaati aturan-aturan yang ada di
perusahaan tempat praktek dilakukan.
2. Mahasiswa harus mengenakan pakaian yang sopan dan rapi saat
melaksanakan eksperimen di lapangan.
3. Menyiapkan kebutuhan administrattif secara mandiri.
4. Memperlakukan subyej dengan baik, sehingga yang bersangkutan
merasa nyaman dan mau bekerjasama dengan pelaksana
praktikum.
5. Mengumpulkan hasil eksperimen tepat waktu.
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri dari minimal 4
orang,
2. Menentukan populasi yang akan dikenai eksperimen sesuai
dengan karakteristik yang telah ditentukan..
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 50
3. Mahasiswa menghubungi pihak yang akan dituju dengan
membawa surat permohonan dari Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Jember yang berisi tujuan untuk melakukan
eksperimen. Surat permohonan dapat diperoleh di bagian
pengajaran Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
dan surat tersebut dibuat atas sepengetahuan dari Dekan.
4. Setelah memperoleh persetujuan dari pihak yang dituju,
mahasiswa dapat memulai pelaksanaan eksperimen sesuai waktu
yang telah disepakati antara pihak yang dituju dan mahasiswa.
5. Mahasiswa melaporkan kemajuan eksperimen pada setiap
pertemuan perkuliahan.
6. Setelah proses pengambilan data selesai, mahasiswa mulai
menyusun laporan analisa jabatan. Masing-masing mahasiswa
melaporkan hasil eksperimen.
E. Format Laporan
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat
BAB II. LANDASAN TEORI
1.1. VARIABEL Y
1.2. VARIABEL X
1.3. DINAMIKAN VARIABEL X DAN Y
1.4. HIPOTESIS
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 51
BAB III. METODE PENELITIAN
1.1. VARIABEL PENELITIAN
1.2. POPULASI DAN SAMPLING
1.3. DESIGN PENELITIAN
1.4. ANALISIS DATA
BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN
1.1. LOKASI PENELITIAN
1.2. DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN
1.3. PROSES PENELITIAN
1.4. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember
Modul Pembelajaran Psikologi Eksperimen 52
Daftar Pustaka
Hadi, Cholichul. dkk., 2008. Psikologi Eksperimen. Unit Penelitian dan Penerbitan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Hadi ,Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Jilid 1. Penerbit Andi. Yogyakarta.
HIMPSI., Kode Etik Psikologi., http://himpsi.web.id.42421.masterweb.net/kode_etik.php.
Latipun. 2006. Psikologi Eksperimen. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga. UMM Press. Malang
Supardi, 2007. Penelitian Eksperiman dalam Bidang Pendidikan.
Weiten, Wayne. 1992. Psychology : Themes and Variations. 2nd edition. Brooks/Cole Publishing Company. Pasific Grove California.