handout diskusi peta jalan penurunan tingkat kemiskinan
TRANSCRIPT
Peta Jalan Penurunan Tingkat Kemiskinan
Disampaikan Oleh :
Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan TransmigrasiRabu, 30 September 2015
KERANGKA
• Abstraksi Kemiskinan Desa vs Kota
• Dana Desa dalam Mengurangi Angka Kemiskinan▫ Jangka Pendek : Penyerapan Tenaga Kerja Secara
Masif dan Instan saat Pem nfaatan Dana Desa
▫ Medium Term : Pengarusutamaan Isu Kemiskinan dalam Penyusunan Peraturan Menteri tentang Penetapan Prioritas Pemanfaatan Dana Desa
Abstraksi• Pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah GarisKemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkandengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 jutaorang (10,96 persen).
• Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan padaSeptember 2014 sebesar 8,16 persen, naik menjadi 8,29 persenpada Maret 2015. Sementara persentase penduduk miskin didaerah perdesaan naik dari 13,76 persen pada September2014 menjadi 14,21 persen pada Maret 2015.
• Selama periode September 2014–Maret 2015, jumlah pendudukmiskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,29 juta orang (dari10,36 juta orang pada September 2014 menjadi 10,65 jutaorang pada Maret 2015), sementara di daerah perdesaannaik sebanyak 0,57 juta orang (dari 17,37 juta orang padaSeptember 2014 menjadi 17,94 juta orang pada Maret2015).
• Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinanjauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukanmakanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap GarisKemiskinan pada Maret 2015 tercatat sebesar 73,23 persen,kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2014yaitu sebesar 73,47 persen.
(Sumber : Berita Resmi Statistik No. 86/09/Th. XVIII, 15 September2015)
0
5
10
15
DesaKota
14.21
8.29
Persentase PendudukMiskin Desa vs Kota(Maret 2015)
Peran Dana Desa dalam Pengurangan Angka Kemiskinan
Amanat PP 22/2014
Alokasi Dana Desa dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa.
Amanat Permendesa nomor 5/2015
Penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa terutama untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya
Penyerapan Tenaga Kerja
Secara Masif dan Instan
PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Pengarusutamaan Isu Kemiskinan dalam
Penyusunan Peraturan Menteri tentang
Prioritas Pemanfaatan Dana Desa
PEMANFAATAN DANA DESA
Sebesar Rp 27,77 Triliun totaldana desa, diasumsikansebanyak 70% atau Rp 14,54Triliun dialokasikan untukpembangunan infrastrukturdan 30% sisanya atau Rp 6,23Triliun dialokasikan untukmembayar upah pekerja/tenaga kerja dalampembangunan infrastruktur
Jumlah Dana Desa yang
diasumsikan untuk
Pembangunan Infrastruktur
70%
Alokasi Tenaga Kerja
30%
PEMANFAATAN DANA DESA DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA
PERHITUNGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DESA• Alokasi Tenaga Kerja per Kabupaten adalah 30% dari
total dana desa yang diterima oleh kabupaten;• Biaya Tenaga Kerja per hari diasumsikan Rp 60.000,-
dengan rentang waktu kerja efektif selama 44 hari kerja,sehingga setiap pekerja akan menerima upah sebesar Rp2.640.000,- per orang, dengan catatan memenuhi rentangwaktu kerja efektif selama proses pengerjaanpembangunan infrastruktur.
• Jumlah Serapan Tenaga Kerja di Desa adalah:
Alokasi Tenaga Kerja Per KabupatenRp 2.640.000,-
=
JUMLAH SERAPAN TENAGA KERJA PER PROVINSI
• Dari Rp 27,77 Triliun total dana desa yang diterima oleh seluruh kabupaten, tenaga kerja yangdapat terserap dalam proyek pembangunan infrastruktur adalah sebanyak 2.359.795 Jiwa;
• Provinsi Jawa Tengah adalah provinsi yang dapat melakukan penyerapan tenaga kerjaterbanyak dari pembangunan infrastruktur sebagai bentuk penggunaan dana desa, yaknisebanyak 253.283 jiwa;
• Provinsi Kepulauan Riau adalah provinsi dengan penyerapan tenaga kerja terkecil daripembangunan infrastruktur sebagai bentuk penggunaan dana desa, yakni hanya sebanyak 9.000jiwa.
253,283
251,593
194,070
180,649
166,041
162,867
92,372
88,073
77,810
72,200
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Aceh
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Papua
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Lampung
Provinsi Sulawesi Selatan
10 PROVINSI DENGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERBANYAK (Jiwa)
9,000
10,446
14,554
14,759
18,411
20,450
21,071
27,334
30,341
33,076
Provinsi Kepulauan Riau
Provinsi Bangka Belitung
Provinsi DI Yogyakarta
Provinsi Kalimantan Utara
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Gorontalo
Provinsi Bali
Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Sumatera Barat
Provinsi Maluku Utara
10 PROVINSI DENGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERKECIL (Jiwa)
JUMLAH SERAPAN TENAGA KERJA PER KABUPATEN
• Dari Rp 27,77 Triliun total dana desa yang diterima oleh seluruh kabupaten, rata-rata setiapkabupaten menerima dana desa sebesar Rp 14,35 Milyar, tergantung oleh banyaknya jumlah desayang dimiliki oleh kabupaten;
• Kabupaten Aceh Utara adalah kabupaten yang dapat melakukan penyerapan tenaga kerjaterbanyak dari pembangunan infrastruktur sebagai bentuk pemanfaatan dana desa, yaknisebanyak 25.274 jiwa;
• Kota Kotamobagu adalah kota dengan penyerapan tenaga kerja terkecil dari pembangunaninfrastruktur sebagai bentuk penggunaan dana desa, yakni hanya sebanyak 520 jiwa.
25,274
21,496
18,054
17,781
16,212
15,305
15,234
14,803
14,438
14,301
Kab. Aceh Utara
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Besar
Kab. Tolikara
Kab. Aceh Timur
Kab. Yahukimo
Kab. Bogor
Kab. Lamongan
Kab. Kebumen
10 KABUPATEN DENGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERBANYAK (Jiwa)
520
597
631
639
689
737
931
992
1,011
1,085
Kota Kotamobagu
Kota Prabumulih
Kota Jayapura
Kota Banjar
Kota Sabang
Kota Batu
Kota Sawahlunto
Kab. Pasaman Barat
Kota Tual
Kab. Sukamara
10 KABUPATEN DENGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERKECIL(Jiwa)