hand out pengembangan anak usia dini

73
BAB I RUANG LINGKUP PENGELOLAAN KEGIATAN DI LEMBAGA PAUD A. Latar Belakang Pentingnya Pengelolaan Kegiatan di lembaga PAUD (KB dan TPA). Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam keluarga, perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan. Oelh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan melalui bermain (learning through games). Hal ini karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi (exploration), menemukan (finding), mengekspresikan (expression), perasaannya dan berkreasi (creation). Lembaga-lembaga PAUD di Indonesia memiliki pijakan yang sangat kuat bernpa landasan yuridis, landasan

Upload: die-die

Post on 24-Jul-2015

141 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Perkembangan anak usia dini

TRANSCRIPT

Page 1: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB I

RUANG LINGKUP PENGELOLAAN KEGIATAN DI LEMBAGA PAUD

A. Latar Belakang Pentingnya Pengelolaan Kegiatan di lembaga PAUD (KB

dan TPA).

Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar

bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan

karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Pendidikan usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam

keluarga, perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan

akan menentukan kualitasnya di masa depan.

Oelh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya

dilakukan melalui belajar dan melalui bermain (learning through games). Hal

ini karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak melalui

bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi (exploration),

menemukan (finding), mengekspresikan (expression), perasaannya dan

berkreasi (creation).

Lembaga-lembaga PAUD di Indonesia memiliki pijakan yang sangat kuat

bernpa landasan yuridis, landasan filosofis, landasan religius, dan landasan

keilmuan serta landasan empirik.

1. Landasan yuridis adalah landasan yang berkaitan dengan pentingnya

penyelenggaraan lembaga PAUD (KB dan TPA).

2. Landasan filosofis dan religius, yaitu landasan yang didasarkan pada

keyakinan agama yang dianut oleh para orang tua anak usia dini.

3. Landasan empirik adalah landasan yang berdasarkan pada fakta yang

terdapat di lapangan.

4. Landasan keilmuan adalah teori-teori dan kajian-kajian yang melandasi apa,

mengapa, dan bagaimana anak usia dini mendapat pengasuhan, pendidikan

dan perlindungan yang tepat.

Page 2: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

B. Pengelolaan Kegiatan di Kelompok Bermain (KB).

Ruang lingkup pengelolaan lembaga PAUD berdasarkan rentangan usia

kehidupan adalah :

0,0 tahun-2 tahun : Pendidikan keluarga.

2,1 tahun-6 tahun : Pendidikan di Taman Penitipan Anak (TPA).

3 tahun-6 tahun : Kelompok Bermain (KB).

4 tahun-6 tahun : Taman Kanak-kanak.

6,1 tahun-8 tahun : SD Kelas Awal.

Landasan ruang lingkup pengelolaan kegiatan di lembaga PAUD

(Kelompok Bermain dan TamanPendidikan Anak) adalah landasan yuridis,

filosofis dan religius, empirik, dan landasan keilmuan secara teoretis.

Pengelolaan lembaga PAUD pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan orang dewasa secara sadar dan bertanggung jawab untuk

memberikan pengaruh positif pada anak usia dini sehingga multipotensi dan

multikecerdasan yang dimiliki oleh anak usia dini dapat berkembang secara

optimal.

Hakikat pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain adalah merupakan

salah satu alternatif upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak prasekolah

melalui Kelompok Bermain dalam aspek-aspek pendidikan, pemberian gizi,

dan kesehatan yang dilakukan oleh lembaga atau lingkungan yang terdiri dari

keluarga, sekolah, lembaga-lembaga perawatan, keagamaan dan pengasuhan

anak serta teman sebaya yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Hakikat pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain merujuk pada :

1. Pengertian anak bayi tiga tahun (batita).

2, Karakteristik perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional.

3. Teori psikologi perkembangan anak.

4. Kontinum perkembangan belajar anak.

5. Bentuk pendidikan di Kelompok Bermain.

Page 3: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Tujuan pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain adalah untuk

membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan,

dan daya cipta yang diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya agar siap memasuki lembaga pendidikan selanjutnya, dan untuk

pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Pendekatan pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain dilakukan

berdasarkan prinsip berikut.

1. Prinsip pendidikan anak usia dini, yaitu berorientasi pada kebutuhan anak,

belajar melalui bermain, kreatif dan inovatif, lingkungan yang kondusif,

menggunakan pembelajaran terpadu, mengembangkan keterampilan hidup,

menggunakan berbagai media dan sumber belajar.

2. Prinsip perkembangan anak.

3. Prinsip belajar melalui bermain.

C. Pengelolaan Kegiatan di Taman Penitipan Anak (TPA)

Pentingnya pelayanan yang terpadu (kesehatan-gizi-psikososial-agama-

pendidikan) untuk anak usia lahir tiga tahun. Hal ini sebagai upaya

meletakkan dasar-dasar perkembangan yang baik pada diri anak secara

holistik sehingga anak dapat mengenal diri dari lingkungannya. Semua

kegiatan dilaksanakan dengan bermain sambil belajar yang dapat memenuhi

kebutuhan jasmani dan rohani serta memberikan rasa aman dan

menyenangkan bagi anak.

Hakikat TPA adalah TPA sebagai kebutuhan, perizinan TPA, bentuk dan

karakter TPA, penyelenggaraan TPA, menuju TPA masa depan. Tujuan

pengelolaan TPA adalah untuk anak, orang tua, masyarakat.

Pendekatan TPA melalui prinsip pendidikan anak, prinsip perkembangan

anak, dan dasar filsafat pendidikan di TPA, yaitu tempa,asah, asih, asuh;

sedangkan upaya untuk mewujudkan karakteristik anak secara holistik dan

terpadu di TPA melalui olahraga, gizi dan kesehatan.

Page 4: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB II

RAMBU-RAMBU PENDIRIAN LEMBAGA PAUD

A. Dasar Legalitas PAUD di Indonesia

Pendidikan untuk semua (education for All), termasuk pendidikan anak

usia dini telah menjadi perhatian masyarakat seluruh dunia. Hal ini

ditunjukkan dengan diadakannya pertemuan Forum Pendidikan Dunia pada

tahun 2002 di Dakar Senegal. Pada pertemuan ini, dihasilkan 6 komitmen

sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua (The Dakar Framework for

Action) yang disahkan dan diterima Forum Pendidikan Dunia (The World

Education Forum) dengan dua belas strategi yang akan dilakukan untuk

mendukung dan melaksanakan keenam komitmen tersebut.

Setiap anak memiliki hak yang sama dan harus diperhatikan oleh seluruh

masyarakat. Hak Setiap Anak tersebut adalah :

1. Untuk dilahirkan, untuk memiliki nama dan kewarganegaraan;

2. Untuk memilik keluarga yang menyayangi dan mengasihi saya;

3. Untuk hidup dalam komunitas yang aman, damai dan lingkungan yang

sehat;

4. Untuk mendapatkan makanan yang cukup dan tubuh yang sehat dan aktif;

5. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan mengembangkan

potensinya;

6. Untuk diberikan kesempatan bermain waktu santai;

7. Untuk dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi, penyia-siaan, kekerasan dan

dari mara bahaya;

8. Untuk dipertahankan dan diberikan bantuan oleh pemerintah;

9. Agar bisa mengekspresikan pendapat sendiri.

Setiap pelanggaran atas hak anak tersebut mendapat sanksi, baik secara

legislatif, administratif maupun tindakan lainnya secara moral dan politis.

Page 5: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Landasan Dasar PAUD di Indonesia meliputi landasan yuridis (hukum),

empiris maupun keilmuan.

Jalur dan Bentuk layanan pendidikan anak usia dini di Indonesia

tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bagian VII Pasal

28 ayat (14), yaitu sebagai berikut :

1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan

dasar.

2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, nonformal dan atau informal.

3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman

kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat.

4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk

Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain

yang sederajat.

5. Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan

keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah

Jalur dan bentuk layanan PAUD dilaksanakan melalui jalur formal

(TK/RA), Nonformal (KB, TPA, dan bentuk lain yang sejenis, seperti

posyandu dan BKB)

Program PAUD jenis apa pun yang akan, sedang dan telah

diselenggarakan oleh berbagai pihak, yang terpenting adalah menyediakan

wahana yang dapat memfasilitasi hak-hak anak untuk menyenangkan sesuai

dengan tahap perkembangan anak dan konvensi Hak Anak.

Page 6: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

B. Pendirian Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Pada saat ini banyak sekal; bermunculan lembaga PAUD di berbagai

tempat seperti Jamur yang tumbuh saat musim penghujan. Ada yang berskala

kecil maupun besar, didirikan oleh perorangan maupun lembaga atau

kelompok

Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk layanan PAUD pada

jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan

sekaligus program kesejahteman bagi anak sejak lahir sampai dengan enam

tahun. (dengan prioritas anak usia dua sampai empat tahun) dan merupakan

salah satu bentuk PAUD pada jalur nonformal yang mengutamakan kegiatan

bermain sambil belajar. Penyelenggaraan KB harus memenuhi persyaratan

minimal yang meliputi: peserta didik, pendidik, pengelola, persyaratan

pendirian dan prosedur pendirian dan pengelolaan administrasi dan pelaporan

dan pembinaannya.

Taman Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur

pendidikan nonformal sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai

pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya

bekerja. TPA menyelenggarakan. program pendidikan sekaligus pengasuhan

terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dengan prioritas anak

usia empat tahun ke bawah. Untuk mendukung mewujudkan anak usia dini

yang berkualitas, maju, mandiri, demokrasi, dan berprestasi, TPA

menggunakan dan menerapkan filsafat pendidikan, yaitu tempa, asah, asih, dan

asuh. Penyelenggaraan KB harus memenuhi persyaratan minimal, yang

meliputi peserta didik, pendidik, pengelola, pengasuh/perawat, rasio pendidik

atau pengasuh dengan peserta didik, teknis penyelenggaraan, perizinan,

pengelolaan administrasi, evaluasi, pelaporan dan pembinaannya.

Satuan PAUD yang sejenis merupakan area program pelayanan AUD

yang tujuannya sama dengan lembaga PAUD lainnya. Sasaran SPS selain

Anak Usia 6 tahun juga orang tua dan pengasuh anak usia dini.

Page 7: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Pelaksanaannya lebih fleksibel bergantung pada kesepakatan antara warga dan

pengelola atau kader SPS tersebut. Tempat belajarnya juga lebih Fleksibel dan

bisa dilakukan di mana saja.

C. Pengajuan Rintisan Program Pendidikan Anak Usia Dini

Misi Utama Direktorat PAUD adalah :

a. Mengupayakan pemerataan peningkatan mutu, dan efisiensi

penyelenggaraan pendidikan dini;

b. Meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya PAUD bagi masa depan

anak-anaknya;

c. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan peran serta masyartakat dalam

menyelenggarakan pendidikan dini.

Pendidikan anak usia dini di Indonesia perlu mendapat perhatian yang

sangat serius dari berbagai pihak. Oleh karenanya pemerintah memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin

mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk program

PAUD dengan cara memberikan bantuan dana rintisan. Oleh karena itulah,

pemerintah perlu mengeluarkan pedoman pengajuan rintisan program PAUD.

Dalam pedoman ini berisikan ketentuan umum, pelaksanaan, penilaian dan

tindak lanjut pengajuan dana rintisan program PAUD Termasuk bentuk usulan

kegiatannya (proposal). Dengan Demikian, bagi masyarakat yang ingin

mengajukan dana rintisan akan memiliki rambu-rambu pengajuan secara jelas.

Page 8: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB III

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR

DI LEMBAGA PAUD

A. Dasar Pengelolaan Lingkungan Belajar Indoor di Lembaga PAUD

Lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan perlu

mendapat perhatian dan perlu diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan

objek-objek sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.

Dalam merencanakan program yang sesuai perkembangan anak, orang

dewasa atau pendidik hendaknya melakukan beberapa hal berikut ini :

1. Menyediakan kegiatan berikut peralatan yang bervariasi dan kaya yang

dapat dipilih sendiri oleh anak.

2. Menawarkan kepada anak-anak untuk memilih apakah mereka ingin

berpartisipasi dalam kelompok kecil atau melakukan kegiatan sendiri

(individu)

3. Membantu dan memandu anak-anak yang tidak atau belum mampu

memanfaatkan kemudahan dan kesenangan kegiatan pilihan sendiri dalam

sesi kegiatan pilihan anak.

4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berinisiatif dan melakukan

praktik langsung mengenai kegiatan yang dipilihnya sendiri.

Pendidik perlu menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang

mendukung dan memudahkan sensori anak untuk bersentuhan dengan

lingkungan belajar sehingga setiap aspek perkembangan anak dapat

berkembang sebaik-baiknya. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan

perkembagan anak usia dini, khususnya anak usia tiga sampai dengan empat

tahun.

Faktor lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk

membedakan kualitas program di lembaga PAUD. Oleh karenanya guru harus

lebih berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisir ruang kelas dan

Page 9: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

peralatannya. Perencanaan dan pengorganisiran ruang kelas secara baik dan

berhati-hati akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya :

1. Membuat pekerjaan guru menjadi mudah,

2. Hari-hari anak menjadi lebih menyenangkan,

3. Anak dapat menyelesaikan tugas secara lebih produktif dan tertantang,

4. Anak-anak akan terus berkeliling dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya

tanpa merasa bosan,

5. Atmosfer kegiatan pembelajaran lebih dapat terantisipasi, cemerlang,

inspiratif, menakjubkan, menantang dan memesona.

Ruangan yang perlu disiapkan, antara lain ruangan untuk bayi dan

ruangan untuk anak-anak kecil lengkap dengan peralatannya. Ruangan ini

disiapkan dengan mengacu pada panduan National Association Education for

the Young Children (NAEYC) dalam bukunya Developmentally Appropriate

Practice (DAP).

Terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti yang berhubungan

dengan perlatan dalam ruangan, meliputi :

1. Pertimbangkan untuk Mengenalkan alat dan bahan,

2. Berikan waktu pada anak-anak untuk Menentukan kelompoknya sendiri

Sebelum anda mengajaknya untuk berbagi,

3. Anjurkan anak-anak untuk memahami bahwa setiap jenis benda mempunyai

tempat,

4. Bantu anak-anak merencanakan apa yang ingin mereka lakukan,

5. Membiarkan ruangan terbuka untuk anak-anak,

6. Panduan umum ketika mengevaluasi fasilitas untuk anak usia dini, meliputi

bentuk ruangan, bagaimana meredam bunyi, warna dinding, lantai, alat

pemanas atau pendingin ruangan, cahaya dan ventilasi, air dan bak cuci,

ruang penyimpanan, kursi dan meja dan rak. Selain itu faktor keamanan

sangat penting diperhatikan dalam menata ruangan untuk anak usia dini.

Page 10: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Penataan ruangan untuk memfasilitasi anak usia dini juga akan

berpengaruh pada keamanan dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kreatif

yang menggunakan peralatan perlu dipertimbangkan beberapa faktor, yaitu

usia dan tingkat perkembangan anak-anak, pengawasan, fleksibilitas, arus lalu

lintas dan ruang pribadi.

B. Teknik Penataan Ruangan dan Perlengkapan Belajar di Lembaga PAUD

Pada saat ini pendekatan model sentra menjadi trend dalam

menyelenggarakan PAUD, berikut akan dibahas alasan penggunaan sentra

dalam PAUD, yang meliputi :

1. Nilai bermain

Seperti telah kita ketahui bahwa semboyan kegiatan pengembangan pada

anak usia dini adalah ”bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain”.

Bermain adalah pekerjaan anak-anak dan anak-anak selalu ingin bermain.

Dalam bermain anak-anak mengembangkan sesuatu yang berbeda dan

membedakan pendekatan yang terbaik. Dalam bermain anak-anak

menggunakan bahasa untuk melancarkan kegiatan, menjelajah dan

menyaring bahasa mereka ketika mereka bicara dan mendengarkan anak-

anak lainnya.

2. Pusat Minat atau Pusat kegiatan (Sentra)

Salah satu pendekatan yang membantu kreativitas dalam penggunaan

perlatan adalah dengan menyediakan salah satu bagian dari kegiatan, minat

dan lingkungan dengan mengidentifikasi kegiatan dan peralatan untuk

setiap kelompok anak di kelas.

Dalam ruang kelas untuk anak usia dini, lingkungan didesain untuk

pengembangan total secara alamiah bagi anak-anak. Kegiatan kelas

menyediakan kesempatan pada anak-anak untuk berpartisipasi secara

individual dalam tim dan kelompok kecil.

Page 11: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

3. Sentra adalah pembelajaran terpadu

Sentra adalah pembelajaran terpadu yang terbaik. Sentra dapat membantu

anak-anak mengembangkan seluruh kemampuannya secara bersamaan.

Dalam satu kegiatan belajar, anak-anak dapat mengembangkan aspek

bahasa, kognitif fisik motorik, sosialemosionalnya dalam satu kesempatan.

Penataan ruangan di lembaga PAUD yang dibahas dalam kegiatan

belajar ini, ditujukan untuk pendidik (guru dan pengasuh) yang menginginkan

kelasnya menjadi tempat yang menarik atau memadai sebagai tempat bermain

dan belajar. Selain itu, dengan membaca kegiatan belajar ini, diharapkan para

pendidik untuk lembaga PAUD tertarik mencoba menyusun ruangan sentra

yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kondisi lingkungan di lembaga

PAUD di manapun berada dan memberi kesempatan kepada pendidik untuk

menata dan mendesain ruangan kelasnya dengan cara yang kreatif sehingga

proses pengembangan kemampuan anak dapat lebih optimal.

Beberapa alasan mengapa pada lembaga PAUD disarankan untuk

menggunakan sentra adalah karena :

1. Dunia anak adalah dunia bermain,

2. Sebaiknya pendidik menyediakan lingkungan belajar yang merangsang anak

untuk bermain, mengeksplor dan mengembangkan ide-ide tersebut dengan

pengalaman yang telah mereka peroleh dalam kehidupan yang diperoleh

ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya,

3. Sentra adalah pembelajaran terpadu yang terbaik. Sentra dapat membantu

anak-anak mengembangkan seluruh kemampuannya secara bersamaan.

Dalam satu kegiatan belajar, anak-anak dapat mengembangkan aspek

bahasa, kognitif, fisik-motorik, sosial emosionalnya dalam satu kesempatan.

Pemilihan sentra sebaiknya disesuaikan dengan.ruang kelas yang

disesuaikan dengan bakat anak-anak, sedangkan banyaknya sentra tergantung

pada jumlah anak dalam kelas, dan sesuaikan dengan kondisi dan keadaan

sekolah dan ruang kelas Anda.

Page 12: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Sentra yang ditawarkan dalam kegiatan belajar ini merupakan contoh

yang dapat dipilih dan dikembangkan secara kreatif oleh pendidik. Pilihlah

sentra yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan sekolah. Sentra

ersebut adalah sentra tradisional, meliputi sentra rumah tangga (housekeeping

centre), sentra balok (block centre), sentra seni (art centre), sentra pasir dan air

(sand and water centre), sentra perpustakaan (library centre), sentra musik dan

suara (music and sound centre), sentra menulis (writing centre), serta sentra

sains dan alam (science and nature centre). Adapun sentra sosio drama,

meliputi sentra mal (mall centre), sentra ruang dokter atau rumah sakit

(doctor’s office or hospital centre), sentra toko grosir (the grocery centre),

sentra memasak (bakery or cooking centre). Sentra unik meliputi sentra ruang

angkasa (space centre)

Page 13: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB IV

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR OUTDOOR

DI LEMBAGA PAUD TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)

DAN KELOMPOK BERMAIN (KB)

A. Pengelolaan lingkungan Outdoor di Taman Penitipan Anak dan Kelompok

Bermain

Ada dua alasan penting bermain outdoor diperuntukkan untuk anak-anak

usia dini. Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan

didapatkan oleh anak. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan area

bermain dari anak-anak karena berbagai faktor dan lebih memilih memberikan

anak-anak tontonan atau bermain komputer selain itu faktor lingkungan yang

tidak aman membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk bermain di

luar.

Bermain outdoor membuat anak dapat menikmati kesenangan dan sangat

membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai macam area yang

ada di lingkungan bermain outdoor yang dikelilingi alam yang natural

sehingga anak-anak dapat mengobservasi benda-benda yang ada disekitarnya.

Hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak

mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya science yang datang dengan

sendirinya secara natural, yaitu berseksplorasi dan mengobservasi dengan

tangannya sendiri. Anak dapat melihat tentang perubahan warna, memegang

kulit kayu sebatang pohon, mendengar suara jangkrik atau mencium udara

setelah hujan turun, anak-anak menggunakan semua perasaan mereka untuk

belajar tentang dunianya.

Memperhatikan pentingnya tata lingkungan outdoor untuk mendukung

pertumbuhan dan perkembangan anak maka anda harus memberikan perhatian

serius dalam merancang dan menggunakan tempat bermain outdoor.

Page 14: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Prinsip penataan area bermain outdoor pada anak usia dini adalah :

1. Memenuhi aturan keamanan

2. Harus sesuai dengan karakteristik alamiah anak

3. Harus didasarkan pada kebutuhan anak dan

4. Secara estetis harus menyenangkan

B. Aplikasi kegiatan Outdoor di Kelompok Bermain dan Taman Penitipan

Anak

Spesifikasi alat permainan untuk arena bermain outdoor harus cukup

flexible untuk memenuhi kebutuhan dan prasyarat minimal serta memasukkan

faktor lokasi, ukuran pagar, tanah lapang, permukaan dan naungan.

Dalam merancang tempat bermain outdoor cara yang baik untuk

memulai adalah mempertimbangkan beberapa variasi pengalaman yang akan

anda berikan kepada anak didik. Beberapa pertimbangan yang dapat menjadi

masukan ke dalam area aktivitas anak adalah variasi alat-alat permainan,

aktivitas menggali dan menimbun, membersihkan permainan yang

membutuhkan keheningan, bermain dengan binatang, berkebun, menjadi

tukang kayu.

Kunci sukses dalam menggunakan area outdoor adalah amar, jauh dari

kebisingan lalu lintas. Anak dapat dengan leluasa mengekspresikan idenya

dengan aktivitas yang dilakukannya.

Salah satu faktor keselamatan dan keamanan adalah penyesuaian

perlengkapan dan perlatan berkenaan dengan ukuran fisik anak. Kecelakaan

sering terjadi apabila perlengkapan dan peralatan tidak cocok dengan

kemampuan dan ukuran fisik anak.

Alasan mengapa anak-anak merasa tidak nyaman terhadap perlengkapan

di area bermain adalah :

1. Kecenderungan berfokus hanya pada satu aspek situasi;

2. Kesulitan menilai ukuran;

Page 15: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

3. Anak kurang perhatian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan dari area bermain outdoor, pada kegiatan

program dapat menambahkan atau menyertakan staf pengajar dan peneliti

untuk mendukung hal tersebut dengan melakukan penelitian di area tersebut.

Page 16: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DI LEMBAGA PAUD

(KELOMPOK BERMAIN DAN TAMAN PENITIPAN ANAK)

A. Pelaksanaan kegiatan pengembangan di kelompok bermain.

Program kegiatan belajar kelompok bermain KB adalah seperangkat

kegiatan belajar yang direncanakan untuk dilakukan dalam rangka menyiapkan

dan meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan diri anak didik lebih lanjut.

Pelaksanaan pembentukan perilaku melalui pembiasaan dilakukan melalui

kegiatan rutin, spontan dan terprogram. Pengembangan keamampuan dasar KB

terdiri dari pengembangan bahasa, kognitif, fisik dan seni.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan diawali dengan kegiatan

pembukaan, inti, istirahat dan penutup lalu pendidik mengantar anak-anak dan

diserahkan kepada para penjemput. Selain itu, untuk mengembangkan konsep

belajar melalui bermain maka ada tahap-tahap kegiatan pengembangan

bermain di KB, yaitu :

1. Bermain eksploratoris;

2. Bermain energetik;

3. Bermain ketrampilan;

4. Bermain sosial;

5. Bermain imajinatif.

Prosedur pelaksanaan kegiatan pengembangan di KB meliputi :

1. Peserta didik

Persyaratan bagi peserta didik untuk dapat menjadi anggota dari Kelompok

Bermain adalah (1) usia 2 – 4 tahun dengan jumlah minimal 10 anak, (2) anak

usia 5 – 6 tahun yang tidak mendapat kesempatan masuk di Taman Kanak-

Kanak dengan jumlah minimal 10 anak.

Peserta didik KB memiliki hak-hak untuk belajar melalui bermain yang

meliputi :

Page 17: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

a. Mendapatkan mainan yang sama

b. Bebas bereksplorasi dengan alat permainan sesuai dengan peraturan,

c. Mendapatkan bantuan belajar apabila mengalami kesulitan,

d. Memanipulasi objek permainan dengan benar.

Selain hak peserta didik KB juga memiliki beberapa kewajiban yaitu :

a. Merapikan alat permainan apabila selesai bermain,

b. Menggunakan alat permainan dengan benar

c. Berbagi dan bergantian dengan teman

d. Mentaati ketertiban dalam bermain.

2. Pendidik

Pendidik Kelompok Bermain harus memiliki beberapa kualifikasi sebagai

berikut :

a. Kompetensi Pedagogik

b. Kompetensi Kepribadian

c. Kompetensi Profesional

d. Kompetensi Sosial

Pendidik Kelompok Bermain berhak mendapat insentif baik dalam bentuk

materi, penghargaan maupun peningkatan kinerja sesuai dengan kemampuan

dan kondisi setempat (baik melalui APBN, APBD I dan II, dan masyarakat)

3. Pengelola

Pengelola KB hendaknya memiliki kualifikasi sebagai berikut :

a. Pendidikan minimal SLTA atau sederajat

b. Memiliki kemampuan dalam mengelola program kelompok bermain secara

profesional

c. Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik,

instansi terkait dan masyarakat.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat dan peserta didik

serta orang tuanya.

Page 18: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

e. Memiliki tanggung jawab moril mempertahankan dan meningkatkan

keberlangsungan KB yang dikelolanya.

4. Tempat

Cara menentukan lokasi untuk KB hedaknya memperhatikan hal-hal berikut :

a. Lokasi gedung yang mudah dimasuki kendaraan roda dua dan roda empat.

b. Lokasi dilewati oleh kendaraan umum

c. Lokasi berada di pemukiman perkantoran atau ruko perumahan.

d. Tempat parkir yang memadai

e. Jauh dari sungai tempat pembuangan sampah dan terminal angkutan atau bis.

f. Dekat dengan tanaman

g. Mendapatkan pencahayaan yang baik

h. Ventilasi ruangan yang terang

i. Memiliki jalan keluar apabila terjadi kebakaran gedung

j. Desain ruangan yang sesuai dengan kebutuhan bermain anak.

5. Waktu

Waktu adalah modal kerja yang harus dihargai. Seorang pengelola harus

menghitung jam efektif bekerja dan jumlah total hari kerja untuk menentukan

penggajian kepada karyawan. Anak belajar di KB biasanya 2 jam sehari, sedang

di TPA bervariasi. Ada TPA yang menyediakan layanan insidental (per jam)

paruh hari atau sehari penuh.

6. Adminsitrasi

Administrasi di KB secara umum terdiri dari aspek-aspek administrasi berikut

ini :

a. Administrasi Program Pembelajaran

b. Administrasi Pengelolaan Kegiatan

c. Administrasi Keuangan

d. Adminsitrasi Kepegawaian

Page 19: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

B. Pelaksanaan kegiatan pengembangan di Tempat Penitipan Anak

Taman Penitipan Anak (child care centre) adalah wahana asuhan

kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu

tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan, tidak mampu, atau tidak

punya waktu untuk memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya. Selain

itu, Taman Penitipan Anak juga disebut sebagai wahana pendidikan dan

pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga

untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak

memiliki waktu yang cukup.

Tahap-tahap pelaksanaan pengembangan kegiatan di TPA antara lain :

tujuan, landasan yuridis, sasaran, pengelompokkan anak, persyaratan,

lingkungan, pemeliharaan kebersihan, perizinan, keamanan, kesehatan, higiene

dan gizi serta pembiayaan.

Prosedur pelaksanaan kegiatan pengembangan di TPA antara lain

meliputi kurikulum dan evaluasi. Proses kegiatan pengembangan di TPA perlu

memperhatikan beberapa unsur yang terdiri dari materi, metode, media,

evaluasi, sumber daya manusia (pendidik, pengelola, dan pengasuh atau

perawat), sarana prasarana, kompetensi hasil keluaran, pembinaan dan site

plan.

Page 20: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB VI

RUANG LINGKUP, TUJUAN, PENDEKATAN PROSEDUR

PENGELOLAAN KEGIATAN PADA LEMBAGA

SATUAN PAUD SEJENIS (SPS)

A. Ruang lingkup, tujuan, pendekatan, prosedur pengelolaan kegiatan pada

lembaga Satuan PAUD Sejenis (SPS)

Satuan PAUD Sejenis (SPS), yakni lembaga yang menyelenggarakan

pendidikan selain Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain dan Taman

Penitipan Anak. Satuan PAUD sejenis (SPS) berfungsi memberikan

pendidikan sejak dini dan membantu meletakkan dasar ke arah pengembangan

sikap, perilaku, perasaan, kecerdasan, sosial dan fisik yang diperlukan dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembang anak.

Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan Satuan PAUD

Sejenis sangat penting untuk dilakukan dengan alasan bahwa masyarakat

memiliki potensi untuk merencanakan, melaksanakan, mendukung,

mengevaluasi program yang berkaitan dengan kehidupannya termasuk PAUD.

Selain itu masyarakat juga perlu memiliki , pemahaman tentang kebutuhan

dan harapannya pada bidang PAUD.

Tujuan Satuan PAUD Sejenis (SPS) memberikan layanan kesehatan,

gizi, serta psikososial secara holistik dan terintegrasi adalah untuk membantu

meletakkan dasar ke arah pengembangan sikap, perilaku, perasaan,

kecerdasan, sosial dan fisik yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Pendekatan lembaga Satuan PAUD Sejenis berorientasi pada hal-hal

berikut :

1. Prinsip pendidikan anak

2. Prinsip perkembangan anak

Page 21: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

3. Optimalisasi layanan Pos PAUD

a. Optimalisasi program

b. Optimalisasi ketenagaan

c. Optimalisasi prasarana

d. Optimalisasi sarana

e. Berpusat pada anak

Prosedur pelaksanaan pengembangan pada lembaga SPS adalah sebagai

berikut :

1. Peserta didik, pendidik, pengelola

2. Komponen program Pos PAUD

3. Strategi pelaksanaan PAUD

4. Indikator keberhasilan

B. Penilaian kegiatan pengembangan pada lembaga PAUD Sejenis

Dasar hukum pentingnya dilakukan penialian adalah sebagai berikut :

1. UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah

penilaian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan pendidikan

nasional maupun penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang menjadi

tanggung jawab lembaga pendidikan dan penilaian juga sebagai kegiatan

yang perlu direncanakan dan diatur sejalan dengan Program Kegiatan

Belajar yang berlaku.

2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 Bab X Pasal 16 tentang penilaian

adalah kegiatan pertumbuhan dan perkembangan anak didik di TK/RA

dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XVI Pasal

57,58

Pasal 57 ayat (1) evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu

pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan

pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan; (2) evaluasi dilakukan

Page 22: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan pada jalur formal

dan nonformal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan.

Pasal 58 ayat (1) evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik

untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik

secara berkesinambungan; (2) evaluasi peserta didik, satuan pendidikan dan

program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,

menyeluruh, transparan dan sistematik untuk menilai pencapaian standar

nasional pendidikan.

Fungsi penilaian antara lain berikut ini.

1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki KBM.

2. Memberikan informasi kepada orang tua tentang tercapainya

pertumbuhan dan perkembangan anaknya agar dapat memperbaiki dan

meningkatkan bimbingan dan motivasi.

3. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam

kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak didik yang

memungkinkan anak didik dapat mencapai kemampuan secara optimal.

4. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang memerlukan dalam

memberikan pembinaan selanjutnya.

Prinsip-prinsip penilaian menyeluruh, berkesinambungan, objektif,

mendidik, kebermaknaan adalah hasil penilaian harus bermakna bagi guru atau

pengasuh, orang tua, anak. Ada dua kegiatan penilaian di lembaga SPS adalah

evaluasi program dan evaluasi kemajuan perkembangan anak. Evaluasi

perkembangan anak adalah jenis pelaporan pada lembaga Satuan PAUD

Sejenis, meliputi evaluasi program dan evaluasi kemajuan perkembangan anak.

Sertifikasi adalah anak yang selesai mengikuti program Pos PAUD dapat

diberikan sertifikat. Sertifikat dikeluarkan oleh pengelola dengan diketahui

oleh Kepala Dinas Kecamatan. Bentuk sertifikat ditentukan oleh daerah.

Page 23: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB VII

PENGELOLAAN KEGIATAN CIRCLE TIME

BAGI PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI

A. Pengelolaan kegiatan circle time bagi pengembangan anak usia dini

1. Circle Time adalah kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sejumlah orang

yang terdiri atas orang dewasa dan anak, duduk bersama dengan tujuan

untuk membangun pemahaman bersama. Orang dewasa yang terlibat dalam

kegiatan circle time yaitu guru dan atau naras sumber yang sengaja

didatangkan untuk berdiskusi dengan anak berdasarkan topik tertentu.

Kegiatan circle time merupakan kegiatan untuk membangun jembatan dan

memfasilitasi percakapan antara anak dengan orang dewasa. Kegiatan

circle time memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

rasa kebersamaan dalam kelompok. Kegiatan ini juga dapat

mengembangkan ketrampilan sosial anak, dimana anak belajar untuk

mengemukakan ide dan mendengarkan pendapat orang lain serta mereka

belajar untuk bersikap sportif bila pendapatnya diterima atau tidak diterima

oleh kelompok.

2. Kegiatan circle time memiliki manfaat bagi anak usia dini. Manfaat tersebut

dalam kegiatan pengembangan anak usia dini adalah sebagai berikut :

a. Membantu mengkondisikan anak agar siap mengikuti kegiatan.

b. Membantu anak untuk memahami topik pembahasan yang berkaitan

dengan tema.

c. Memberikan kesempatan pada anak untuk belajar dan menggali lebih

jauh pengalaman mereka sendiri melalui diskusi bersama.

d. Membangun kecakapan interpersonal dan memperkuat hubungan sosial

antar anak.

Page 24: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

e. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak dengan anak dan anak

dengan orang dewasa.

f. Membantu anak untuk menghargai pendapat orang lain.

g. Membangun rasa percaya diri anak saat anak diberikan kesempatan

mengemukakan pendapat.

3. Dalam melaksanakan kegiatan circle time ada beberapa rambu-rambu yang

diperhatikan yaitu rancang kegiatan dengan sebaik mungkin dan

menetapkan aturan kegiatan untuk kemudian disepakati dan dipatuhi oleh

semua peserta dan peran guru dalam kegiatan circle time yang optimal.

Dalam kegiatan ini guru harus berperan dalam menciptakan situasi dan

suasana kelas yang aman dan nyaman dan kondusif bagi anak sehingga

setiap anak dapat mempergunakan kesempatan ini untuk berbicara dan

mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Kegiatan circle time merupakan

segiatan dimana setiap orang memiliki kesempatan mengemukakan

pendapat. Oleh karena itu perlu diciptakan aturan bersama untuk dipatuhi

agar tercipta suasana saling menghargai dan kenyamanan bagi setiap anak

untuk mengemukakan pengalaman dan ide-ide mereka secara bebas namun

tetap berada dalam bingkai atau batasan-batasn yang telah ditetapkan atau

disepakati bersama.

B. Kegiatan circle time di Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak

Sebelum anak melakukan kegiatan bermain di sentra, anak

memermlukan pijakan. Pijuakan ini dalam pendekatan BCCT biasanya

dilakukan dalam kegiatan circle time Hal-hal yang perlu dan dapat dilakukan

dalam memberi pijakan adalah sebagai berikut :

a. Membaca buku yang berkaiotan dengan tema atau dengan mengundang nara

sumber.

Page 25: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

b. Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung

perolehan ketrampilan kerja (standar kinerja).

c. Memberikan gagasan bagaimana menggunakan alat dan bahan bermain yang

akan digunakan selama kegiatan di dalam sentra.

d. mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman bermain

e. Menjelaskan rangkaian waktu bermain

f. Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial

g. Merancang dan menerapkan urutan transisi bermain

Untuk mengembangkan kegiatan circle time di kelompok bermain,

seorang guru terlebih dahulu Menentukan pengembangan, konsep, tema dan

kegiatan bermain yang akan dilakukan oleh anak.

1. Kegiatan circle time merupakan pijakan sebelum bermain dalam pendekatan

BCCT.

2. Kegiatan circle time memiliki prosedur kegiatan, agar kegiatan tersebut lebih

efektif.

3. Dalam mengembangkan kegiatan circle time terdiri dari beberapa komponen

yaitu tema, konsep, kelompok usia, media dan langkah kegiatan.

Page 26: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB VIII

PENGELOLAAN KEGIATAN BERBASIS SENTRA DI KB DAN TPA

A. Pengertian manfaat, jenis, dan prinsip umum pendekatan sentra di KB

dan TPA

1. Sentra kadang disebut juga dengan area, sudut kegiatan (activity centre),

sudut belajar (learning centre) atau sudut minat (interest centre).

Pengertian sentra menurut Gilley dan Gilley (1980) adalah permainan dan

kegiatan yang disusun sedemikian rupa untuk memberikan semangat pada

kegiatan-kegiatan pembelajaran secara khusus yaitu yang berhubungan

dengan kehidupan keluarga, musik,seni, balok bangunan dan seni

berbahasa. Menurut Depdiknas, sentra adalah zona atau area main anak

yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai

pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak

dalam tiga jenis main

2. Beberapa manfaat sentra bagi anak antara lain adalah sebagai berikut

a. Meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan padanya

untuk bermain, bereksplorasi, dan menemukan bahwa kegiatannya akan

membantunya dalam memecahkan masalah, mempelajari

keahlian-.keahlian dasar dan memahami konsep-konsep baru.

b. Melalui sentra, anak dapat memanipulasi objek dalam sentra-sentra yang

disediakan, mengembangkan percakapan dan bermain peran serta belajar

sesuai tingkatan dan langkah-langkah yang dia inginkan.

c. Mengembangkan keahlian belajar yang mandiri karena adanya prinsip

kehendak sendiri (self directing) dan koreksi diri (self correcting) yang

alamiah terhadap berbagai alat di sentra kegiatan

d. Memberikan individualisasi kegiatan karena gaya dan tingkat belajar

anak yang berbeda-beda.

Page 27: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

e. Memudahkan anak dalam memahami materi dan mengambil kesimpulan

karena melalui sentra materi akan masuk ke otak anak secara teratur,

sistematis, dan terarah.

3. Jenis bermain pada anak terdiri dari tiga macam, yaitu main sensorimotoris

atau fungsional, main peran, dan main pembangunan; sedangkan jenis

sentra tidak terbatas, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di

mana KB/TPA tersebut berada. Secara tradisional, sentra-sentra yang

biasanya diadakan, antara lain sentra keaksaraan atau persiapan, sentra

bahan alam, sentra main peran, sentra bahan alam, sentra sains, sentra

pembangunan, dan sentra seni, rumah tangga, sentra balok, sentra pasir dan

air; sentra perpustakaan, sentra musik dan sentra menulis. Secara modern

dapat kita kembangkan sentra-sentra, antara lain sentra luar angkasa, sentra

mal, sentra pasar murah, sentra restoran, sentra peduli lingkungan, sentra

pesta, pantai, sentra pom bensin.

4. Terdapat 4 pijakan dalam pendekatan sentra yang perlu dilakukan pendidik,

yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main

dan pijakan sesudah main.

B. Prinsip, rambu dan pengaturan kegiatan berbasis sentra di KB dan TPA

1. Langkah persiapan yang harus dilaksanakan untuk pendekatan sentra di KB

dan TPA adalah:

a. penyiapan pendidik dan pengelola melalui latihan dan pemagangan;

b. penyiapan empat dan Alat Permainan Edukatif (APE) sesuai dengan jenis

sentra yang akan dibuka dan tingkatan usia anak;

c. penyiapan administrasi kelompok dan catatan perkembangan anak;

d. pengenalan pendekatan sentra kepada para orang tua.

Page 28: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

2. Prinsip-prinsip umum pendekatan sentra di KB dan TPA adalah keseluruhan

proses pembelajaran dilaksanakan berlandaskan pada teori dan renga;aman

empirik

a. Tiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk tuk merangsang seluruh

aspek kecerdasan– anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang

terencana dan terarah serta dukungan pendidik dalam bentuk 4 jenis

pijakan.

b. Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang

merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali

pengalamannya sendiri.

c. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran.

d. Sebaiknya telah mengikuti pelatihan tentang pendekatan sentra sebelum

menerapkannya.

e. Melibatkan orang tua dan keluarga, sebagai satu kesatuan proses

pembelajaran untuk mei dukung kegiatan anak di rumah.

f. Menurut penelitian, anak dapat bergerak dengan bebas dan leluasa dalam

memilih kegiatan jika disediakan 2,5 tempat main untuk setiap anak.

Phelps (1986) menernukan bahwa variabel yang paling berdampak negatif

terhadap perilaku anak usia dini adalah jumlah dan penataan kesempaian

main yang tidal. tepat.

3. Rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pendekatan

sentra antara lain adalah sebagai berikut.

a. Mempertimbangkan beberapa hal, seperti Apakah sentra kegiatan akan

dibuka sepanjang hari setiap hari, paruh waktu atau hanya beberapa hari

dalam seminggu? Apakan ruangan yang ada potensial untuk ditata dalam

sentra-sentra? Perlukah pembatasan jumlah anak dalam pemakaian

sentra-sentra tertentu? Bagaimana cara menentukannya dan bagaimana

agar anak-anak mengetahui batasan tersebut? Sentra-sentra apa saja yang

dapat dikembangkan sesuai tema yang ada? Bagaimana cara perpindahan

Page 29: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

anak keluar dan masuk pada tiap sentra? Bagaimana agar anak-anak tahu

apa yang harus dikerjakan di tiap sentra?

b. Menentukan rencana.

c. Mempertimbangkan karakteristik anak-anak yang akan menggunakan

sentra.

d. Menentukan konsep keahlian yang akan dikembangkan.

e. Merumuskan tujuan-tujuan yang diharapkan.

f. Memilih kegiatan dan alat-alat yang sesuai.

g. Mengevaluasi sentra-sentra.

h. Melakukan implementasi terhadap perubahan-perubahan yang

diperlukan.

i. Mengembangkan tiap sentra sebagai suatu kesatuan yang mandiri, tidak

tergantung pada peralatan dari sentra-sentra lain atau berebut sumber

listrik.

j. Menentukan sentra mana yang paling mudah aksesnya dengan sumber

listrik, persediaan air atau cahaya matahari.

k. Menyusun semua sentra sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan di

dalamnya mudah dipantau pendidik.

1. Mempertimbangkan alur perpindahan sentra dalam kelas dengan

mengusahakan anak tetap mandiri.

m.Membatasi jumlah anak-anak di tiap sentra pada waktu yang bersamaan.

n. Mengarahkan anak-anak untuk berpartisipasi dalam tiap sentra sesuai

periode waktu yang diberikan.

o. Menambahkan alat dan bahan-bahan baru ke tiap sentra yang disesuaikan

dengan minat anak.

p. Membangun lima domain perkembangan anak, yaitu afeksi, kognisi,

psikomotor, bahasa, dan keterampilan sosial.

Page 30: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Selain itu ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam

perencanaan sentra-sentra kegiatan yaitu sebagai berikut :

a. Mengembangkan tiap sentra sebagai suatu kesatuan yang mandiri tidak

tergantung pada peralatan dari sentra-sentra lain atau saling

memperebutkan sumber listrik jadi sebaiknya tidak terjadi saling pinjam

alat atau bahan antara satu sentra dengan sentra lain.

b. Menentukan sentra mana yang paling mudah aksesnya dengan sumber

listrik.

c. Menentukan sentra mana yang senantiasa memerlukan persediaan air

d. Menentukan sentra mana yang memerlukan cahaya matahari sehingga

perlu ditempatkan dekat jendela.

e. Menyusun semua sentra sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan di

dalamnya mudah dipantau pendidik.

f. Mempertimbangkan alur perpindahan sentra dalam kelas dengan

mengusahakan anak tetap mandiri.

Page 31: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB IX

PENGELOLAAN SENTRA PERSIAPAN

DI KELOMPOK BERMAIN DAN TAMAN PENITIPAN ANAK

A. Pengertian pijakan dan tahap perkembangan anak pada sentra persiapan

1. Sentra persiapan merupakan sentra yang diadakan untuk mengembangkan

keaksaraan anak di lembaga pendidikan anak usia dini. Sehingga anak siap

untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Sentra persiapan terutama

ditujukan pada ranah perkembangan kognisi, (berpikir) dan motorik halus.

Pada kelas yang kaya dengan keaksaraan, pengalaman bahasa seperti

membaca dan menulis bukan merupakan kegiatan yang terpisah atau

ditentukan di tempat khusus di sentra persiapan saja, tapi diupayakan

menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Pada pelaksanaannya, sentra

persiapan dapat dilengkapi dengan pojok perpustakaan, pojok pembuatan

buku atau pojok menulis dan pojok menyimak. Penataan di sentra ini harus

menyediakan kesempatan untuk percakapan individu antara pendidik dengan

anak atau antar anak. Bahan-bahan dipilih yang dapat digunakan pada

berbagai usia dan ketrampilan anak.Pendidik juga harus menyiapkan jenis

kegiatan yang akan diarahkan baik langsung maupun tidak langsung.

Apabila hanya ada satu pendidik saja di sentra tersebut maka seharusnya

tidak ada kegiatan yang diarhkan langsung oleh pendidik. Sentra persiapan

akan efektif jika pendidik menghargai usaha-usaha awal anak dalam

membaca, menulis, berbicara dan mengeja. Penghargaan dilakukan dengan

cara memberikan dorongan pada anak untuk mendapatkan pengalaman

berkomunikasi yang bermakna. Anak akan belajar membaca dan akan

menjadi orang yang gemar membaca sepanjang hidupnya jika pada usia

dininya distimulasi dengan pengalaman keaksaraan yang penuh cinta,

keramahan dan keberhasilan. Pada pelaksanaannya sentra persiapan dapat

dilengkapi dengan pojok perpustakaan, pojok pembuatan buku atau pojok

Page 32: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

menulis dan pojok menyimak. Pojok-pojk ini harus dirancang sedemikian

rupa agar dapat digunakan anak sehari-hari.

2. Manfaat berbagai pojok di sentra persiapan adalah:

a. Mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak;

b. Mempelajari pentingnya media cetak sebagai alat komunikasi;

c. Mendapatkan informasi dan menyesuaikan dengan pengalaman baru

melalui membaca dan menyimak cerita;

d. Belajar untuk berkompromi dengan berbagai situasi sulit;

e. Memperoleh berbagai pengetahuan tentang sains, matematika, sejarah,

kesehatan dan keselamatan, serta tokoh terkenal;

f. Belajar tentang tanggung jawab sosial;

g. Menjadi terbiasa dengan berbagai jenis media keaksaraan;

h. Membantu anak memahami berbagai perasaan pertanyaan, dan masalah

yang dialami;

i. Memberikan insentif yang sangat ampuh agar anak senang membaca.

3. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pijakan lingkungan main

pada sentra persiapan adalah :

a.Merencanakan pengalaman untuk intensitas dan densitas bermain;

b.Menata tempat main untuk 2 anak atau lebih;

c.Menghindari penatnan tempat main yang selalu harus diarahkan oleh

pendidik;

d.Memilih bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan;

e.Menyediakan berbagai bahan yang mendukung keterampilan keaksaraan;

f. Menyediakan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak untuk melatih

perkembangan motorik halus;

g.Menyediakan berbagai macam bahan dan tempat untuk menulis;

h.Menyediakan berbagai macam bahan bacaan yang dapat membantu anak

dalam menulis;

i. Menyediakan buku dalam berbagai topik, jenis dan ukuran;

Page 33: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

j. Memastikan ada cukup tempat untuk anak dalam memilih tempat main

(2,5-3 tempat main untuk tiap anak).

4. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pijakan sebelum main pada

sentra persiapan adalah :

a. Mulailah setiap waktu sentra dengan sebuah buku bacaan untuk

mengawali diskusi dan gagasan untuk menulis atau menggambar;

b. Mencontohkan beberapa cara untuk menggunakan bahan-bahan secara

tepat;

c. Menyampaikan aturan secara jelas dan ringkas;

d. Memperbolehkan, anak. untuk memilih tempat dan teman bekerja yang

mereka sukai;

e. Merancang dan melaksanakan peralihan main dengan teratur;

f. Menciptakan kondisi yang membuat anak-anak senang dengan semua

kegiatan keaksaraan

5. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pijakan selama main pada

sentra persiapan adalah:

a. Memberikan setiap anak kesempatan keaksaraan sepanjang hari dalam

setiap pengalaman main;

b.Memberikan setiap anak kesempatan berhubungan langsung secara

kontinu dengan buku, bahasa, dan pengalaman motorik halus atau kasar

anak;

c. Merancang dan mengelola setiap pengalaman keaksaraan agar menjadi

pengalaman yang menyenangkan;

d.Menciptakan lingkungan yang menghargai semua usaha anak untuk

menulis sehingga dia mau mengambil risiko untuk mencoba banyak hal;

e. Selalu bersedia membantu anak untuk menulis;

f. Membantu anak di tahapan yang mereka perlukan;

g.Meningkatkan dan mengembangkan bahasa anak melalui pertanyaan dan

diskusi;

Page 34: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

h.Mencontohkan komunikasi yang tepat melalui percakapan dengan anak;

i. Menambah kesempatan berteman pada anak melalui hubungan dengan

teman sebaya;

j. Mengamati perilaku anak dan membuat dokumen perkembangan serta

peningkatan keaksaraan dari tiap anak;

k. Merasa turut bergembira dalam setiap usaha keaksaraan yang dilakukan

anak.

6. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pijakan sesudah main pada

sentra persiapan adalah:

a. Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan

saling menceritakan pengalaman mainnya;

b. Menggunakan waktu membereskan peralatan sebagai pengalaman belajar

positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan

keaksaraan secara tepat.

7. Tahap perkembangan anak dalam menggunting adalah menggunting sekitar

pinggiran kertas, menggunting dengan sepenuh bukaan gunting, membuka

dan menggunting terus-menerus sepanjang kertas, menggunting di antara 2

garis lurus pada kertas, menggunting bentuk, tetapi tidak tepat mengikuti

garis, menggunting pada garis tebal dengan rapi dan terkendali, dan

menggunting berbagai macam bentuk.

8. Tahap perkembangan anak dalam meronce adalah mengosongkan dan

mengisi kembali manik-manik dalam berbagai wadah, merangkai sesuatu

untuk digunakan dalam bermain peran, merangkai terus-menerus

(merangkai manik-manik sepanjang tali), merangkai manik yang wamanya

sama, merangkai manik yang bentuknya sama, merangkai manik-manik

yang bentuk dan warnanya sama, merangkai manik-manik yang warna,

bentuk dan ukurannya sama, membuat pola sendiri, dan membaca pola dari

bermacam-macam tingkat kesulitan.

Page 35: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

9. Tahap perkembangan anak dalam menulis adalah coretan-coretan acak,

coretan terarah, garis dan bentuk khusus diulang-ulang atau menulis garis

tiruan, latihan huruf-huruf acak atau nama, menulis nama, mencontoh kata-

kata dari lingkungan, menemukan ejaan, dan ejaan umum.

10. Tahap-tahap perkembangan anak dalam menggunakan buku dimulai dari

melihat-lihat buku, memahami urutan kejadian, mengenali tulisan kata

sebagai simbol, memadankan ucapan kata dengan tulisannya, dan

mengenali berbagai tulisan kata.

B. Penataan ruang dan media serta rambu-rambu pelaksanaan sentra

persiapan di KB dan TPA

Sentra persiapan haruslah nyaman dan menarik sehingga akan membuat anak-

anak betah untuk berlama-lama di dalamnya. Sentra ini sebaiknya diletakkan di

tempat yang tenang, misalnya di dekat pojok sunyi tempat menyimpan boneka.

Sentra persiapan sebaiknya tidak diletakkan di dekat orang berlalu lalang agar

anak-anak dapat bersantai dan lebih berkonsentrasi.

1. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menata sentra persiapan,

antara lain berikut ini.

a. Dilengkapi dengan kursi, guling, lantai berlapis karpet, bantal punggung

besar, kursi tanpa lengan, dan matras tebal

b. Dilengkapi dengan beberapa meja dan kursi kecil seukuran anak, taplak

berwarna cerah dan pot atau vas bunga hidup.

c. Menghiasi dinding dengan kantong-kantong atau rak buku pajangan, foto

anak yang sedang. membaca atau hasil karya anak, diagram dan berbagai

tanda penunjuk.

d. Diterangi dengan cahaya yang cukup dari sinar matahari atau lampu.

2. Kriteria buku yang sesuai untuk anak usia dini adalah sebagai berikut.

a. Alur cerita sederhana.

b. Halaman buku penuh warna.

Page 36: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

c. Gambar ilustrasi besar, jelas, realistis, dan runtut.

d. Gambar ilustrasi menempatkan anak sebagai sudut pandang utama.

e. Banyak kata-kata yang diulang dalam cerita.

f. Diperkaya dengan sajak dan pengulangan.

3. Kriteria kaset rekaman yang sesuai untuk anak usia dini adalah sebagai

berikut.

a. Berdurasi pendek.

b. Presentasi suara yang hidup dan bervariasi.

c. Diproduksi dengan baik secara teknis.

d. Isi cerita tidak bias atau membingungkan anak.

e. Narator terdiri dari laki-laki dan perempuan.

f. Cerita dalam rekaman sudah dikenal anak atau bersesuaian dengan buku

yang sedang dibaca anak.

g. Jika pendidik merekam suaranya sendiri untuk mendampingi buku

tertentu, pilih buku yang disukai dan dikenal baik oleh anak.

4. Media yang perlu disiapkan di sentra persiapan secara umum terbagi

menjadi empat, yaitu bahan-bahan untuk dikelompokkan, bahan-bahan

untuk diurutkan, bahan-bahan untuk kegiatan motorik halus, dan bahan-

bahan untuk kegiatan huruf dan angka.

5. Beberapa rambu yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan sentra

persiapan. adalah sebagai berikut.

a. Mengembangkan kemampuan keaksaraan sejak dini.

b. Membantu anak agar menyadari apa yang sedang ia pelajari.

c. Mengembangkan tahap perkembangan bahasa anak.

d. Menyampaikan pesan bahwa kegiatan anak-anak di sentra persiapan akan

sangat bermakna dan penting baginya.

e. Menyediakan beberapa tempat main dalam jumlah yang cukup.

f. Memilih bahan yang dapat digunakan dengan beragam cara dan beragam

tingkat perkembangan.

Page 37: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

g. Membaca dan menuIis dicontohkan sebagai pengalaman yang

menyenangkan.

h. Menerima semua usaha yang anak lakukan menuju membaca dan

menulis.

i. Memahami bahwa anak belajar huruf dan kata pertama yang bermakna

bagi mereka.

j. Menyediakan berbagai jenis buku sesuai tingkat perkembangan anak di

sepanjang sentra.

k. Memberi waktu pada anak untuk dapat bicara dengan anak lain atau

dengan pendidik.

l. Memahami bahwa keaksaraan bukanlah apa yang diajarkan tetapi sesuatu

yang wajar dalam pengalaman main sehari-hari dengan bahan yang tepat.

6. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membacakan cerita pada bayi

adalah menunggu sampai semua bayi siap, mendorong bayi untuk mengikuti

ilustrasi dalam buku, menjalin komunikasi sesuai bahasa tubuh bayi,

memberikan pertanyaan sederhana, dan siap berhenti kapan saja apabila

bayi mulai tidak tertarik

7. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membacakan cerita pada anak

toddler adalah menunggu sampai semua anak merasa nyaman, mendorong

anak untuk menebak apa yang sedang terjadi dari gambar, memberikan jeda

agar anak menebak, meloncati episode tertentu untuk melihat reaksi anak,

memberikan respons terhadap kode-kode verbal dan nonverbal dari anak,

menghubungkan isi cerita dengan kehidupan keseharian anak, membaca

satu buku sekaligus jika anak berminat, mendorong anak untuk

merefleksikan cerita dalam buku, dan tidak bosan membacakan cerita yang

sama dari hari ke hari.

Page 38: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB X

PENGELOLAAN SENTRA MAIN PERAN DAN SENTRA SAINS

DI TAMAN PENITIPAN ANAK DAN KELOMPOK BERMAIN.

A. Pengelolaan kegiatan sentra main peran di Kelompok Bermain dan

Taman Penitipan Anak.

1. Bermain peran adalah kegiatan bermain, dimana anak melakukan kegiatan

meniru perilaku. Perilaku ini dapat berupa perilaku manusia, hewan,

tumbuhan dan kejadian.

2. Sentra bermain peran adalah tempat dimana anak dapat melakukan peran

sesuai dengan keinginan anak.

3. Pentingnya kegiatan main peran yaitu

a. Belajar untuk mempelajari diri sendiri dan lingkungannya,

b. Belajar untuk bersosialisasi,

c. Mempelajari ketrampilan hidup,

d. Belajar mengatasi rasa takut,

e. Mengembangkan berbagai macam aspek perkembangan anak.

4. Bermain peran memiliki tiga kelompok besar yaitu

a. Permainan peran meniru,

b. Permainan khayalan,

c. Bermain sosio - drama.

5. Terdapat enam tahap perkembangan sosial dalam bermain yang

dikemukakan oleh Mildred Parten, yaitu

a. Perilaku tidak peduli,

b. Perilaku penonton,

c. Main sendiri,

d. Main berdampingan,

e. Main kerja sama.

Page 39: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

6. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bermain peran, yaitu

a. Anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda,

b. Pengalaman yang diperoleh oleh anak.

7. Terdapat dua jenis main peran dalam pendekatan BCCT, yaitu bermain

peran makro dan bermain peran mikro.

8. Pada pendekatan BCCT terdapat empat pijakan yang perlu dilakukan

pendidik dalam sentra bermain peran, yaitu

a. Pijakan lingkungan main,

b. Pijakan sebelum bermain,

c. Pijakan saat main dan

d. Pijakan setelah bermain.

9. Terdapat lima komponen yang harus diperhatikan dalam menata sentra

bermain peran yaitu menciptakan ruang, memilih alat dan bahan bermain,

penataan dan penyimpanan, memberikan label pada alat dan perlengkapan,

serta mempertimbangkan efektivitas penggunaan area bermain peran.

B. Pengelolaan kegiatan sentra sains di Kelompok Bermain dan Taman

Penitipan Anak.

1. Sentra sains adalah sentra yang dapat mengembangkan kemampuan anak

untuk melakukan eksplorasi dan investigasi.

2. Pentingnya sentra sains bagi seorang anak, yaitu

a. Berpengaruh pada dimensi perkembangan,

b. Memahami konsep dasar sains,

c. Adanya pengetahuan lain yang terintegrasi di dalam sentra sains.

3. Pada pendekatan BCCT terdapat empat pijakan dalam sentra sains, yaitu

a. Pijakan lingkungan,

b. Pijakan sebelum kegiatan sentra,

c. Pijakan pengalaman kegiatan,

Page 40: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

d. Pijakan setelah kegiatan sentra.

4. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata sentra sains,

yaitu

a. Pemilihan tempat,

b. Pemilihan alat dan bahan,

c. Penataan alat dan bahan.

Page 41: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB XI

PENGELOLAAN SENTRA PEMBANGUNAN DI LEMBAGA PAUD

A. Sentra Balok

Bermain balok merupakan hal yang sangat penting bagi pemgembangan

aspek-aspek perkembangan anak. Selain itu, melalui bermain balok anak dapat

mengekspresikan imajinasinya yang bersifat abstrak menjadi sesuatu yang

konkret dan mendapatkan pemahaman konsep-konsep penting dalam

pemecahan masalah, matematika dan sebagainya. Ruang, bahan-bahan, serta

penyimpanan balok perlu diatur sedemikian rupa sehingga mengesankan

bahwa bermain balok merupakan hal yang penting. Selain itu juga akan

memudahkan anak bermain serta memudahkan guru mengontrol, membantu

dan mendorong anak bermain. Bermain balok juga mempunyai tahap-tahap

perkembangan yang dapat digunakan oleh guru atau pendidik anak usia dini

untuk menilai sejauh mana tingkat perkembangan anak dan bagaimana

mendorong anak mencapai tahapan yang lebih tinggi. Anak memerlukan balok

yang cukup dan memadai dari segi bentuk, ukuran, dan jumlahnya. Untuk

meningkatkan imajinasi anak dalam bermain balok, sebelumnya kita dapat

memberikan pijakan dengan berbagai cara. Pada saat bermain balok kita dapat

membantu anak dengan bertanya dan bercakap-cakap tentang apa yang sedang

dibangunnya. Setelah bermain balok selesai, kita dapat meminta nak

membereskan balok dengan cara-cara yang membuat anak mau melakukannya.

B. Sentra Seni

Kegiatan seni merupakan hal yang sangat penting bagi pengembangan

keterampilan seni anak. Kegiatan seni juga memberi sumbangan pada

pengembangan aspek-aspek perkembangan anak lainnya. Melalui kegiatan seni

di sentra seni anak dapat dengan bebas mengekspresikan imajinasinya dan

menceritakan kepada guru apa yang telah dikerjakannya. Ruang, bahan-bahan,

Page 42: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

dan peralatan yang dibutuhkan anak hendaknya dapat dipenuhi dalam

melakukan kegiatan seni agar anak dapat dengan bebas berkreasi dan

berinisiatif membuat suatu karya seni. Pembuatan karya seni juga mempunyai

tahap-tahap perkembangan yang dapat digunakan oleh guru atau pendidik anak

usia dini untuk menilai sejauh mana tingkat perkembangan anak dan

bagaimana mendorong anak mencapai tahapan yang lebih tinggi. Pada saat kita

mengembangkan keterampilan seni anak, kita dapat mengembangkan aspek-

aspek lainnya dalam perkembangan anak.

Page 43: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

BAB XII

PENILAIAN KEGIATAN DI KELOMPOK BERMAIN (KB)

DAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)

A. Penilaian kegiatan di KB dan TPA

1. Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan secara sistematik

meliputi pengumpulan, penganlisisan, penafsiran, pemberian keputusan

tentang data atau informasi yang dikumpulkan.

2. Penilaian kegiatan di KB dan TPA merupakan proses evaluasi yang

dilakukan mulai dari merencankan, melaksanakan dan menilai kegiatan

(input, proses dan output).

3. Aspek yang dievaluasi mencakup aspek perkembangan anak dan kegiatan

belajar mengajar.

4. Penilaian dan evaluasi pada modul ini digunakan dengan maksud dan arti

yang sama.

5. Prinsip-prinsip penilaian terdiri dari keterpaduan, komprehensif,

berkesinambungan, objektivitas, relevansi, keteraturan, vali, mendidik,

berorientasi pada perkembangan anak, terbuka dan bermakna.

6. Bentuk-bentuk penilaian bergantung pada teknik penilaian yang digunakan.

7. Teknik penilaian terdiri dari dua, yaitu teknik tes dan teknik nontes.

Teknik tes terdiri dari ters tertulis, tes lisan dan tes perbuatan, sedangkan

teknik nontes terdiri dari teknik observasi, wawancara, angket, dokumentasi,

portofolio dan sosiometri.

8. Penilaian yang digunakan di kelompok bermain dan temapt penitipan anak

lebih banyak bersifat naratif (kualitatif) daripada perhitungan secara

kuantitatif. Teknik yang lebih banyak digunakan adalah observasi,

wawancara, dokumentasi dan portofolio. Masing-masing teknik memiliki

ciri-ciri dan langkah-langkah penggunaan.

Page 44: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

B. Prosedur penilaian Circle Time berdasarkan BCCT dan berbasis sebtra di

KB dan TPA

1. Langkah-langkah menyusun penilaian secara detail adalah

a. Menyiapkan pedoman atau instrumen penilaian

b. Menyiapkan format penilaian,

c. Menyiapkan alat perekam data seperti alat tulis, buku catatan, tape

recorder, kamera, handycam,

d. Melakukan pengamatan secara mendalam,

e. Mencatat atau merekam semua kejadian,

f. Mengecek data dari berbagai sumber,

g. Merekapitulasi data,

h. Menganalisis dan menafsirkan data,

i. Mengambil keputusan,

j. Melaporkan penilaian.

2. Langkah melakukan asesmen atau penilaian perkembangan anak adalah

a. Langkah umum terdiri dari review referral information, memeriksa data

yang berkaitan dengan anak; mendapat hasil yang relevan tentang semua

kondisi anak; menggali perilaku yang berhubungan dengan masalah anak;

melakukan observasi terhadap anak dalam berbagai setting;

mempersiapkan standar tes yang sesuai dengan usia anak;

menginterprestasi hasil tes,

b. Langkah khusus terdiri dari merencanakan asesmen perkembangan dalam

lesson plan, melakukan perekaman data melalui berbagai teknik (proses

sama dengan kegiatan belajar mengajar), merekap semua data berdasarkan

hasil perekaman data (proses sama dengan kegiatan belajar mengajar)

menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan semua data (proses sama

dengan kegiatan belajar mengajar).

Page 45: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

3. Bentuk penilaian yang termasuk dalam teknik observasi adalah Daftar Nama

(Class List Log), Jurnal Refleksi (Reflective Journal), Catatan Anekdot

(Anecdotal Recording), Ceklist (Checklist), Perhitungan frekuensi

(Frekuensi Count), Wawancara atau interview (Conversations or

Interviews), Pencatatan waktu (Time Sample), Skala Penilaian (Rating

Scale), Hasil Karya (Work Sample), Teknologi (Technology), Laporan

kekerasan pada anak-anak (Child abuse reporting), Program Asesmen

4. Tujuan melakukan penilaian adalah untuk membantu atau mengetahui

perkembangan anak secara umum dalam pengasuhan, berpikir, dan tingkat

kepercayaannya. Perencanaan ini dapat berjalan sukses mencapai tujuan

apabila dilakukan atau didukung oleh pengukuran kemajuan, lingkungan

atau kurikulum untuk membantu perkembangan anak secara individual,

dokumentasi perkembangan anak dan berbagi dengan keluarga.

5. Penilaian kegiatan di KB dan TPA mencakup penilaian atau asesmen

perkembangan anak, yaitu aspek kognitif, bahasa, sosioemosional, dan

psikomotorik; dan kegiatan belajar mengajar mencakup tujuan atau

kemampuan, materi, metode, media, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.

Page 46: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta : Rajawali.

Alexander, et.al. (1988). Teaching Reading. Glenview: Scott, Fortesman and Company.

Anggani Sudono, (2006). Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo.

Carrol Ja. (1991). Centers for Early Learners Throughout the Year. Chartage: Good Apple.

Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas. Ditjen Dikti.

Coughlin, et al. (1992). Menciptakan Kelas yang berpusat pada Anak. Terjemahan. Washington DC: Children’s Resources International,Inc.

Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Depdiknas. (2007). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta : Depdiknas

Direktorat PAUD, Ditjen PLS. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta : Depdiknas

Dombro, Amy, Laura, et al. (2001). The Creative Curriculum for Infants and Toddlers. Washington : Teaching Strategies.

Dodge, Diane Trister and Laura J. Colker. (2006). The Creative Curriculum for Early Childhood. 4th Edition. Washington D.C : Teaching Strategies.

Depdiknas (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Taman Penitipan Anak. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Depdiknas (2002). Acuan Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Page 47: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Depdiknas. (2006). Pedoman Penerapan Pendekatan Sentra dan Lingkaran (BCCT) dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and Circle Time (BCCT)” (Pendekatan Sentra dan Lingkaran) dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Depdiknas.

Dockett, Sue dan Marilyn Fleer. (2002). Play and Pedagogy in Early Childhood, Australia: Thomson Learning, Inc.

Feeney, Stephanie, Doris Christensen, and Eva Moravcik. (2006). Who am I in The Lives of Children? Ohio: Pearson.

Flodd, James dan Lapp, Diane (1981). Language/Reading Instruction for the Young Child. New York : Mac Milan Publisher.

Fowler, William. (2002). Infant & Child Care: Aguide Education In Group Setting. Boston: Allyn & Bacon.

Ibrahim, R & Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Jannet Gonzale-Mena, Diane Widmeyer. (2001). Infant, Toddler and Caregivers. London : Delmars Publisher.

Jamaris Martini, (2003). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia TK. Jakarta:PPs. UNJ.

Maxim, george. W. (1993). The Very Young. Giding Children from Infancy Through The Early Years. 4th Ed. New York : Mc millan Publishing Company.

Mayesky, M. (1990). Creative Activities for Young Children. New York: Delmar Publisher.

Napitupulu, W.P. (2002). Komitmen dan Strategi Pelayanan Pendidikan untuk Semua (The Dakar Framework for Action). dalam Buletin PAUD. Ed. Perdana Jakarta: Depdiknas.

Padmonodewo, Soemiarti. (200). Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Rivkin, Mary.S (1995). The Great Outdoors Restoring Children Right to Play Outside, Washington DC:NAEYC.

Soendjoyo, Rahmita P (2002). Pendidikan Anak Usia Dini Hak Semua Anak. Dalam Buletin PAUD. Ed. Pradana, Jakarta : Depdiknas.

Page 48: Hand Out Pengembangan Anak Usia Dini

Sugianto, Mayke (1995). Bermain Mainan dan Permainan. Jakarta : Dep P dan K Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Guru.

Tina Bruce, Carolyn Maggit. (1999). Child Care & Education. London: Hodder &Stoughton

UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. (2007). Jakarta : Tim Cemerlang.