han awal

2

Click here to load reader

Upload: widi-dwi-satria

Post on 02-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dsd

TRANSCRIPT

Page 1: HAN AWAL

7/18/2019 HAN AWAL

http://slidepdf.com/reader/full/han-awal 1/2

ARSITEK HAN AWAL 

Han Awal Ia adalah arsitek angkatan 1960, yang lahir pada tanggal 16 September 1930 di

Malang. Dan mempunyai anak Yori Antar (putra kandungnya) sebagai arsitek generasi muda

Indonesia. Di usianya dua pekan lalu genap 72 tahun, Han Awal mengaku tak pernah

kehabisan energi untuk berkarya. Ia masih menggarap desain rumah dan perkantoran, yangmenjadi rutinitasnya. Ia, bersama tim arsitek yang dipimpinnya, juga masih suka mengikuti

sayembara desain arsitektur dan mendapat beberpa penghargaan :

1. Penghargaan AIA untuk Kompleks Universitas katolik Atma Jaya, Jakarta, 1984

2. Penghargaan AIA untuk Konservasi Gedung Arsip Nasional, 1999

3. Award of Excellence UNESCO Asia Pasific Heritage, bersama Budi Lim dan Cor

Passchier, 2001

4. Prof Teeuw Award, bersama Soedarmadji JH Damais dan Wastu Pragantha Zhong, 2007

Dan Proyek meretortasi gedung seperti :

1. Gereja Kathedral di Lapangan Banteng

2. Gedung Arsip di Jakarta Kota (1994)

3. Gedung Bank Indonesia di Jakarta Kota

Disamping kegiatan yang lain , Han Awal punya kesibukan baru merestorasi gedung tua. “Ini

lebih menyenangkan dan menantang .Dalam membuat desain arsitektur kita harus

mengetahui sejarah dan latarbelakang arsitekturnya dulu. Kita harus melakukan survey dan

riset yang mendalam. Nilai seninya jelas berbeda dengan merancang sebuah bangunan baru,

Beliau adalah Direktur PT Han Awal & Partners Architects.

Proyek restorasinya yang terbaru adalah Gedung Bank Indonesia di Jakarta Kota, yang akan

disulap menjadi museum uang. Pemerintah menginginkan gedung itu direstorasi dan

dikembalikan ke bentuk semula. Han Awal melakukan banyak riset kepustakaan, mencaridraf desain asli berikut gambar-gambarnya, agar dapat diketahui profil detailnya.

Beruntungnya, tak sukar mencari data yang dibutuhkan. Karena itu, hanya dalam tempo enam

 bulan, Han berhasil menyelesaikan desain konservasinya. Gedung Bank Indonesia adalah

gedung ketiga yang direstorasinya. Proyek pertamanya adalah restorasi Gereja Kathedral di

Lapangan Banteng, Jakarta Pusat (1985). Proses tersulit adalah memahami bagaimana

arsiteknya dulu membangun gereja ini. Ia lalu mencoba menelusurinya berdasarkan catatan

sejarah. Gereja ini dibangun oleh pastur arsitek Dijkstra (Belanda). Ia adalah murid arsitek

 besar Violet Leduc (Belgia), yang dikenal sebagai arsitek pembrontak di abad ke-19. Leduc

 pula yang ikut mempopulerkan desain Neo Ghotic, sebuah aliran desain yang mengubah

material batu pada dinding bangunan,dengankayu. Kathedral adalah bangunan gereja dengan

dinding berkubah, yang bergaya Neo Ghotic. Berbekal latar belakang itulah, antara lain, HanAwal merestorasi Kathedral. Seluruh dindingnya dikembalikan ke bentuk semula, dengan

Page 2: HAN AWAL

7/18/2019 HAN AWAL

http://slidepdf.com/reader/full/han-awal 2/2

material yang sama, yakni kayu. Kayunya dicari yagn tua, yang telah berusia 100 tahun, dari

 pemulung kayu. Begitu pula dengan detail yang lain seperti interior. Misalnya hiasan dinding

yang pecah. Kalau diganti baru semuanya, mungkin nilai keasliannya menjadi hilang,”

katanya.

Proyek keduanya adalah restorasi Gedung Arsip di Jakarta Kota (1994). Inilah proyek yang

 paling menantang. Han Awal perlu waktu tiga tahun untuk survey dan desain, sebuah prosesyang sangat lama, mengingat pengerjaannya hanya butuh waktu setahun. Survey yang lama

itu digunakan untuk mencari tahu detail persis dari Gedung Arsip yang asal usulnya adalah

tempat tinggal Gubernur Jenderal Belanda Reyner de Klerk yang dibangun pada 1760.

Foto Hasil Retorasi Karya Han Awal :

1. Gereja Kathedral di Lapangan Banteng

2. Gedung Arsip di Jakarta Kota (1994)

3. Gedung Bank Indonesia di Jakarta Kota