han aaupb

7
BAB I ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK A. Sejarah Terbentuknya AAUPB Sejak dianutnya konsepsi welfare staat dan menimbulkan adanya kekuasaan freies Ermessen, timbulah suatu kekhawatiran dari warga Negara atas terjadinya kesewenang-wenangan oleh pemerintah Pada tahun 1946 pemerintah belanda membentuk komisi yang dipimpin oleh de Mochy yang bertugas memikirkan dan meneliti beberapa alternatif tentang verhoogde rechtsbescherming atau peningkatan perlindungan hukum bagi rakyat dari tindakan administrasi negara yang menyimpang. Setelah dibentuk komisi yang dipimpin oleh de Mochy pada tahun 1950 melaporkan hasil penelitian tentang verhoogde rechtsbescherming dalam bentuk “algemene beginselen van behoorlijk bestuur” atau asas-asas pemerintahan yang baik(AAUPB) . Hasil penelitian komisi ini tidak seluruhnya disetujui pemerintah oleh karena itu komisi ini pada akhirnya dibubarkan dan dibentuk komisi yang baru, komisi ini bernama komisi van de Greenten dan komisi ini pun pada akhirnya dibubarkan juga. Dibubarkannya ke dua komisi diatas disebabkan karena pemerintah belanda sendiri pada waktu itu tidak sepenuh hati dalam upaya meningkatkan perlindungan hukum warga negaranya. Meskipun demikian ternyata hasil penelitian De Monchy ini digunakan dalam pertimbangan putusan-putusan Raad van State dalam perkara administrasi. Dengan kata lain walaupun AAUPB ini tidak mudah dalam memasuki wilayah birokrasi tetapi lain halnya dalam bidang peradilan B. Pengertian AAUPB Pemahaman mengenai AAUPB ini tidak hanya dapat dilihat dari segi kebahasaan saja tetapi juga dari sejarahnya hal ini disebabkan kerena azas ini timbul dari sejarah juga. Dengan

Upload: bismabdi

Post on 09-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HAn

TRANSCRIPT

BAB IASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK

A. Sejarah Terbentuknya AAUPBSejak dianutnya konsepsi welfare staat dan menimbulkan adanya kekuasaan freies Ermessen, timbulah suatu kekhawatiran dari warga Negara atas terjadinya kesewenang-wenangan oleh pemerintah Pada tahun 1946 pemerintah belanda membentuk komisi yang dipimpin oleh de Mochy yang bertugas memikirkan dan meneliti beberapa alternatif tentang verhoogde rechtsbescherming atau peningkatan perlindungan hukum bagi rakyat dari tindakan administrasi negara yang menyimpang. Setelah dibentuk komisi yang dipimpin oleh de Mochy pada tahun 1950 melaporkan hasil penelitian tentang verhoogde rechtsbescherming dalam bentuk algemene beginselen van behoorlijk bestuur atau asas-asas pemerintahan yang baik(AAUPB) . Hasil penelitian komisi ini tidak seluruhnya disetujui pemerintah oleh karena itu komisi ini pada akhirnya dibubarkan dan dibentuk komisi yang baru, komisi ini bernama komisi van de Greenten dan komisi ini pun pada akhirnya dibubarkan juga. Dibubarkannya ke dua komisi diatas disebabkan karena pemerintah belanda sendiri pada waktu itu tidak sepenuh hati dalam upaya meningkatkan perlindungan hukum warga negaranya. Meskipun demikian ternyata hasil penelitian De Monchy ini digunakan dalam pertimbangan putusan-putusan Raad van State dalam perkara administrasi. Dengan kata lain walaupun AAUPB ini tidak mudah dalam memasuki wilayah birokrasi tetapi lain halnya dalam bidang peradilanB. Pengertian AAUPBPemahaman mengenai AAUPB ini tidak hanya dapat dilihat dari segi kebahasaan saja tetapi juga dari sejarahnya hal ini disebabkan kerena azas ini timbul dari sejarah juga. Dengan bersandar pada kedua konteks ini, AAUPB dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan dasar dan tatacara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang dengan cara demikian penyelenggaraan pemerintahan menjadi baik, sopan , adil, dan terhormat, bebas dari kesaliman, pelanggaran peraturan tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-wenang. (Ridwan HR, Hukum administrasi Negara, hal 247)Asas-asas umum pemerintahan yang baik merupakan nilai etik yang hidup dan berkembang dalam pergaulan suatu masyarakat (living law), maka wajar kalau di antara para ahli hukum, beragam dalam menentukan macam dan pengelompokan asas asas tersebut. Menurut AM. Donner dan Wiarda sebagai perintis AAUPB telah memerinci AAUPB ke dalam 5 (lima) macam asas, yakni: asas kejujuran (fair play), asas kecermatan (zorgvuldigheid), asas kemurnian dalam tujuan (zuiverheid van oogmerk), asas keseimbangan (evenwichtigheid), dan asas kepastian hukum (rechts zekerheid).Sementara menurut Muchsan, 6 asas-asas umum pemerintahan yang baik terdiri dari:

Asas-asas umum pemerintahan yang baik merupakan nilai etik yang hidup dan berkembang dalam pergaulan suatu masyarakat (living law), maka wajar kalau di antara para ahli hukum, beragam dalam menentukan macam dan pengelompokan asas asas tersebut. Menurut AM. Donner dan Wiarda sebagai perintis AAUPB telah memerinci AAUPB ke dalam 5 (lima) macam asas, yakni: asas kejujuran (fair play), asas kecermatan (zorgvuldigheid), asas kemurnian dalam tujuan (zuiverheid van oogmerk), asas keseimbangan (evenwichtigheid), dan asas kepastian hukum (rechts zekerheid).Sementara menurut Muchsan,6 asas-asas umum pemerintahan yang baik terdiri dari:a. Asas kepastian hukum (principles of legal security atau rechtzekarheid beginsel);b. Asas keseimbangan (principle of proportionality atau evenregdigheid beginsel);c. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan (principles of equality atau gelijheid beginsel);d. Asas bertindak cermat (principles of carefulness atau zorgvuldigheid beginsel);e. Asas motivasi untuk setiap keputusan (principles of motivation atau motivering beginsel);f. Asas jangan mencampur adukan kewenangan (principles of non misuse of competence);g. Asas permainan yang layak (principles of fair play);h. Asas keadilan dan kewajaran (principles of ressonableness or prohibition or arbitratiness);i. Asas menanggapi penghargaan yang wajar (principles of meeting raised expectation);j. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal (principles of undoing the consequences of an annulled decision);k. Asas perlindungan atas pandangan hidup pribadi (principles of protection the personal way of life)l. Asas kebijaksanaan (sapientia); danm. Asas penyelengaraan kepentingan umum (principles of public service)[footnoteRef:1]. [1: . http://thetantoindonesia.blogspot.com/]

C. AAUPB di IndonesiaPada mulanya keberadaan AAUPB ini di Indonesia diakui secara yuridis formal sehingga belum memiliki kekuatan hukum formal. Ketika pembahasan RUU No. 5 Tahun 1986 di DPR, fraksi ABRI mengusulkan agar asas-asas itu dimasukan sebagai salah satu gugatan terhadap keputusan badan/pejabat tata usaha Negara. Akan tetapiputusan ini ditolak oleh pemerintah dengan alasan yang dikemukakan oleh Ismail selaku selaku Menteri Kehakiman saat itu. Alasan tersebut adalah sbb:Menurut hemat kami, dalam praktik ketatanegaraan kita maupun dalam Hukum Tata Usaha Neagara yang berlaku di Indonesia, kita belum mempunyai criteria tentang algemene beginselen van behoorlijk bestuur tersebut yang berasal dari negeri Belanda. Pada waktu ini kita belum memiliki tradisi administrasi yang kuat mengakar seperti halnya di negara-negara continental tersebut. Tradisi demikian bisa dikembangkan melalui yurisprudensi yang kemudian akan menimbulkan norma-norma. Secara umum prinsip dari Hukum Tata Usaha Negara kita selalu dikaitkan dengan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang konkretisasi normanya maupun pengertiannya masih sangat luas sekali dan perlu dijabarkan melalui kasus-kasus yang konkret (Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, hal 253)Selain itu tidak dicantumkannya AAUPB dalam UU PTUN bukan berarti eksistensinya tidak diakui sama sekali, karena seperti yang terjadi di belanda AAUPB ini diterapkan dalam praktik peradilan terutama dalam PTUN. Kepustakaan berbahasa Indonesia belum banyak membahas asas ini dan kalaupun ada pembahasan itupun hampir sama karena sumbernya terbatas. Prof. Kuntjoro Purbopranoto dalam bukunya yang berjudul Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara mengetengahkan 13 asas yaitu:1. Asas kepastian hukum2. asas keseimbanagn3. Asas kesamaan 4. Asas bertindak cermat5. Asas motivasi untuk setiap putusan pangreh6. Asas jangan mencampurkan adukan wewenang7. Asas permainan yang layak8. Asas keadilan atau kewajaran9. Asas menanggapi penghargaan yang wajar 10. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal 11. Asas perlindungan atas pandangan hidup12. Asas kebijaksanaan 13. Asas penyelenggaraan kepentingan umum (Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Hal 279)Sebenarnya AAUPB ini dpat digunakan dalam praktik peradilan di Indonesia karena memiliki sandaran dalam Pasal 14 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Pokok Kehakiman ynag pada initinya menyebutkan bahwa hakim tidak boleh menolak suatu perkara dengan alasan bahw hukum tidak atau kurang jelas. Selain itu pada Pasal 27 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1970 ditegaskan bahwa hakim dapat menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum ynag hidup di dalam masyarakat. Dengan adanya ketentuan pada pasal-pasal di atas maka AAUP mempunyai peluang digunakan dalam proses peradilan administrasi di Indonesia. Seiring berjalannya waktu maka AAUPB ini akhirnya dimuat dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Dalam Pasal 23 UU No. 28 Tahun 1999 ini disebutkan beberapa asas umum penyelenggaraan Negara yaitu sbb:1. Asas kepastian hukumyaitu asas dalam Negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan dalam penyelenggaraan Negara.2. Asas tertib penyelenggaran NegaraYaitu asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan Negara3. Asas kepentingan umumYaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif4. Asas keterbukaanYaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara5. Asas profesionalitas Yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

6. Asas akuntabilitasYaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasilakhir dari setiap kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlakuSetelah adanya UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Berdasarkan Pasal 53 ayat 2 poin a disebutkan: Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik, dan dalam penjelasannya disebutkan Yang dimaksudkan dengan AAUPB adalah meliputi atas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan Negara, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam UU No. 28 Tahun 1999. di samping itu dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, AAUPB tersebut dijadikan asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang tercantum dalam dalam Pasal 20 ayat 1 yang berbunyi:Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profisionalitas asas akuntabilitas asas evisiensi, dan asas evektivitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hukum administrasi negara, ridwan. S,H. M.H2. . http://thetantoindonesia.blogspot.com/