halaman persetujuan - blog ahmad rapani ... · web viewpendahuluan 1.1. latar belakang kesehatan...

78
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya tergantung pada orang tua atau orang dewasa lain, jika kurangnya perhatian orang tua terhadap kesehatan anak maka itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.(hendarson 1997:264) Demam Kejang merupakan kelainan neurologist yang paling sering dijumpai pada anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan sampai 4 tahun. Hamper 3 % dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam. (Ngastiyah. 2005) Terjadinya jangkitan demam kejang tergantung kepada umur, tinggi serta cepatnya suhu tubuh meningkat. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda, tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak akan menderita demam kejang pada kenaikan suhu tertentu. (Ngastiyah. 1997). 1

Upload: buitruc

Post on 12-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga,

mengingat mereka masih sepenuhnya tergantung pada orang tua atau orang

dewasa lain, jika kurangnya perhatian orang tua terhadap kesehatan anak maka itu

akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.(hendarson 1997:264)

Demam Kejang merupakan kelainan neurologist yang paling sering

dijumpai pada anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan sampai 4

tahun. Hamper 3 % dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami

kejang demam. (Ngastiyah. 2005)

Terjadinya jangkitan demam kejang tergantung kepada umur, tinggi serta

cepatnya suhu tubuh meningkat. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang

berbeda, tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak akan

menderita demam kejang pada kenaikan suhu tertentu. (Ngastiyah. 1997).

Bangkitan demam kejang merupakan satu manifestasi daripada lepasnya

muatan listrik yang berlebihan disel neuron saraf pusat. Keadaan ini merupakan

gejala terganggunya fungsi otak dan keadaan ini hasru segera mendapatkan

penanganan medis secara tepat dan adekuat untuk mencegah terjadinya

komplikasi antara lain : Depresi pusat pernafasan, Pneumonia aspirasi, cedera

fisik dan retardasi mental.

Selain dampak biologis, klien juga mengalami pengaruh psikososial. Dalam

keadaan ini klien akan merasa rendah tinggi karena perubahan pada tubuhnya.

1

Page 2: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

Klien juga aktivitasnya yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak. .(hendarson

1997:268)

Setelah penulis melihat ke rumah Sakit pada tanggal 05 agustus 2010. klien

diruangan Rawat Inap anak RSI Ibnu Sina Bukittinggi lebih banyak kasus demam

kejang dari pada penyakit yang lain. Dan umumnya orang tua kurang mengetahui

dengan keadaan penyakit ini, sehingga banyak anak yang dibawa kerumah sakit

dalam keadaan yang berat. Bedasar kan data yang didapat kan di RSI Ibnusina

Bukittinggi Tahun 2010 Tepat nya diruangan anak Tanggal 5-7 Agustus 2010

Sekitar 4 orang yang menderita demam kejang dari 14 orang klien yang dirawat di

RSI Ibnusina Bukittinggi Dan termasuk 10 besar Penyakit yang terbanyak nomor

2 di Sumatra Barat ( Dokumentasi RSI Ibnusina Bukittinggi : 2010)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menerapkan Asuhan

Keperawatan pada klien dengan demam kejang di Ruang Rawat Inap Anak RSI

Ibnu Sina Bukittinggi.

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada An. A dengan demam kejang

di Ruang Rawat Inap Anak RSI Ibnu Sina Bukittinggi.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian pada An. A dengan demam kejang di

ruang rawat inap anak RSI Ibnu sina bukittinggi

2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. A dengan

demam kejang di ruang rawat inap anak RSI Ibnu sina bukittinggi

2

Page 3: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

3. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada An.A dengan

demam kejang di ruang rawat inap anak RSI Ibnu sina bukittinggi

4. Mampu melakukan implementasi keperwatan sesuai dengan rencana

di ruang rawat inap anak RSI Ibnu sina bukittinggi

5. Mampu melakukan evaluasi dan mendokumentasikan dari proses

keperawatan yang telah dilakukan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan klien. di ruang rawat inap anak RSI Ibnu sina bukittinggi

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Melakukan Asuhan Keperawatan An. A dengan demam kejang di

Ruang Rawat Inap Anak RSI Ibnu Sina Bukittinggi yang dilakukan selama 3

hari dari tanggal 5 Agustus – 7 Agustus 2010.

1.4. Metode Penulisan

1.4.1. Rencana Penulisan

Dalam penulisan makalah ini digunakan metode Deskriptif

dengan tipe study terhadap klien Deman Kejang di Ruang Rawat

Inap Anak RSI Ibnu Sina Bukittinggi.

1.4.2. Lokasi Penelitian

Makalah ilmiah ini dimulai dari study kasus yang dilakukan di

Ruang Rawat Inap Anak RSI Ibnu Sina Bukittinggi.

1.4.3. Teknik Pengumpulan data

1. Wawancara

Dilakukan pada orang tua klien dan tim kesehatan lainnya.

Data tersebut meliputi : data bio, psiko, sosial dan informasi

yang menunjang lainnya.

3

Page 4: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2. Pemeriksaan Fisik

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik Inspeksi, Palpasi

dan Auskultasi

3. Observasi

Pengumpulan data dengan teknik pengamatan langsung

terhadap klien

4. Dokumentasi

Memperoleh data dari Medical Record yang ada di Ruang

Rawat Inap Anak RSI Ibnu Sina Bukittinggi

1.4.4. Jenis Sumber Data

1.4.4.1. Jenis Data

1. Data Subjektif

Data yang diperoleh dari klien dan keluarga klien serta data

yang didapat dari keterangan tim kesehatan lainnya.

2. Data Objektif

Data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik langsung pada

klien

1.4.4.2. Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari klien dan keluarga .

3. Data Skunder

Data yang diperoleh dari catatan medis , perawat, status

klien dan dari tim kesehatan lainnya.

4

Page 5: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

1.4.5. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh diolah secara manual yaitu dengan jalan

mengklarifikasikan, menegakkan diagnosa, menyusun intervensi,

melakukan implementasi sampai evaluasi serta menyajikan data

secara berurutan.

1.5. Sistematis Penulisan

BAB : Pendahuluan

A. Latar Balakang

B. Tujuan

C. Metode Penulisan

D. Sistematis Penulisan

BAB II : Tinjauan Teoritis

A. Konsep Dasar

B. Asuhan Keperawatan

BAB III : Tinjauan Kasus

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan

C. Perencanaan

D. Implementasi

E. Evaluasi

BAB IV : Pembahasan

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

5

Page 6: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. KONSEP DASAR

2.1.1. Defenisi

Demam Kejang atau febril convulsion adalah bangkitan kejang yang

terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38 o C) yang disebabkan

oleh proses ekstrakranium. (Ngatsiyah : 1997 )

Demam Kejang merupakan kelainan neurologist yang paling sering

dijumpai pada anak tertama pada golongan anak yang berumur 6 bulan

sampai 4 tahun.. Pada demam kejang terjadi pembahasan sekelompok neuron

secara tiba-tiba yang menyebabkan suatu gangguan kesadaran, gerak, sensori

atau memori yang bersifat sementara. ( Aesceulaplus : 2000 )

Jenis-jenis demam Kejang :

1. Kejang Parsial

Kejang Persial Sederhana

Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal

berikut ini :

- Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau

salah satu sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama

- Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka

merah, dilatasi pupil.

- Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik,

merasa seakan jatuh dari udara

- Gejala psikis, rasa takut

6

Page 7: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

Kejang Parsial Kompleks

- Terapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya

sebagai kejang parsial simpleks

- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik,

mengecap-ngecap bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang

berulang-ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya

- Tatapan terpakau. ( Natsiyah : 2004 )

2. Kejang Umum

Kejang Absens

- Gangguan kewaspadaan dan responsivitas

- Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya

berlangsung kurang dari 15 menit

- Waitan dan akhiran cepat, setelah itu kembali waspada

dan berkonsentrasi penuh

- Umunya dimulai pada usia antara 4 tahun dan 14 tahun

dan sering sembuh dengan sendirinya saat usia 18 tahun

( Natsiyah : 2004 )

Kejang Mioklonik

- Kedutan-kedutan involunter pada otot atau sekelompok

otot yang terjadi mendadak

Kejang Mioklonik Lanjutan

- Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila

patologik berupa kedutan-kedutan sinkron dari leher, bahu,

lengan dan atas kaki

7

Page 8: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

- Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi

dalam kelompok

- Kehilangan kesadaran hanya sesaat

Kejang Tonik-Tonik

- Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik kaku

umum pada otot eksremitas, batang tuvuh dan wajah yang

berlangsung kurang dari 1 menit.

- Tidak ada respirasi dan sianosis

- Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada eksremitas

atas dan bawah

Kejang Atonik

- Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat

menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk / jatuh ke

tanah

- Singkat dan terjadi tanpa peringatan (Ngatsiyah : 2005 )

-

2.1.2. Etiologi

Penyebab Febrile Convulsion hingga kini belum diketahui dengan

Pasti, demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis

media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak

selalu tinbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu

tinggi dapat menyebabkan kejang (Mansjoer, 2000).

Kejang dapat terjadi pada setiap orang yang mengalami hipoksemia

(penurunan oksigen dalam darah) berat, hipoglikemia, asodemia, alkalemia,

8

Page 9: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

dehidrasi, intoksikasi air, atau demam tinggi. Kejang yang disebabkan oleh

gangguan metabolik bersifat reversibel apabila stimulus pencetusnya

dihilangkan (Corwin, 2001).

2.1.3. Tanda dan Gejala

Umumnya demam kejang berlangsung singkat, berupa serangan kejang

klonik atau tonik-tonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi

seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kelaukan atau hanya sentakan atau

kelaukan fokal.

Sebagian besar kejang berlangusng kurang dari 6 menit dan kurang 80

% berlangsung lebih dari 15 menit. Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah

kejang berhenti anak tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak, tetapi

setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa

deficit neurology. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara yang

berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama

dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang

berlangsung lama lebih sering terjadi pada kejang yang pertama.

Dan orang tua akan mneggambarkan manifestasi kejang tonik-klonik

(yaitu, tonik-kontraksi otot, ekstensi eksremitas, kehlangan control defekasi

dan kandung kemih, sianosis dan hilangnya kesadaran. (Mary E Muscari)

2.1.4. Antonomi Fisiologi

Seperti yang dikemukakan Syaifuddin (1997), bahwa system saraf

terdiri dari system saraf pusat (sentral nervous system) yang terdiri dari

9

Page 10: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

cerebellum, medulla oblongata dan pons (batang otak) serta medulla

spinalis (sumsum tulang belakang), system saraf tepi (peripheral nervous

system) yang terdiri dari nervus cranialis (saraf-saraf kepala) dan semua

cabang dari medulla spinalis, system saraf gaib (autonomic nervous

system) yang terdiri dari sympatis (sistem saraf simpatis) dan

parasymphatis (sistem saraf parasimpatis).

Otak berada di dalam rongga tengkorak (cavum cranium) dan

dibungkus oleh selaput otak yang disebut meningen yang berfungsi untuk

melindungi struktur saraf terutama terhadap resiko benturan atau

guncangan. Meningen terdiri dari 3 lapisan yaitu duramater, arachnoid dan

piamater.

Sistem saraf pusat (Central Nervous System) terdiri dari :

a. Cerebrum (otak besar)

Merupakan bagian terbesar yang mengisi daerah anterior dan

superior rongga tengkorak di mana cerebrum ini mengisi cavum

cranialis anterior dan cavum cranialis media.

Cerebrum terdiri dari dua lapisan yaitu : Corteks cerebri dan

medulla cerebri. Fungsi dari cerebrum ialah pusat motorik, pusat

bicara, pusat sensorik, pusat pendengaran / auditorik, pusat penglihatan

/ visual, pusat pengecap dan pembau serta pusat pemikiran.

Sebagian kecil substansia gressia masuk ke dalam daerah

substansia alba sehingga tidak berada di corteks cerebri lagi tepi sudah

berada di dalam daerah medulla cerebri. Pada setiap hemisfer cerebri

inilah yang disebut sebagai ganglia basalis.

10

Page 11: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

Yang termasuk pada ganglia basalis ini adalah :

1) Thalamus

Menerima semua impuls sensorik dari seluruh tubuh, kecuali

impuls pembau yang langsung sampai ke kortex cerebri. Fungsi

thalamus terutama penting untuk integrasi semua impuls sensorik.

Thalamus juga merupakan pusat panas dan rasa nyeri.

2) Hypothalamus

Terletak di inferior thalamus, di dasar ventrikel III

hypothalamus terdiri dari beberapa nukleus yang masing-masing

mempunyai kegiatan fisiologi yang berbeda. Hypothalamus

merupakan daerah penting untuk mengatur fungsi alat demam

seperti mengatur metabolisme, alat genital, tidur dan bangun, suhu

tubuh, rasa lapar dan haus, saraf otonom dan sebagainya. Bila

terjadi gangguan pada tubuh, maka akan terjadi perubahan-

perubahan. Seperti pada kasus kejang demam, hypothalamus

berperan penting dalam proses tersebut karena fungsinya yang

mengatur keseimbangan suhu tubuh terganggu akibat adanya

proses-proses patologik ekstrakranium.

3) Formation Reticularis

Terletak di inferior dari hypothalamus sampai daerah batang

otak (superior dan pons varoli) ia berperan untuk mempengaruhi

aktifitas cortex cerebri di mana pada daerah formatio reticularis ini

terjadi stimulasi / rangsangan dan penekanan impuls yang akan

dikirim ke cortex cerebri.

11

Page 12: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

b. Serebellum

Merupakan bagian terbesar dari otak belakang yang menempati

fossa cranial posterior. Terletak di superior dan inferior dari cerebrum

yang berfungsi sebagai pusat koordinasi kontraksi otot rangka.

System saraf tepi (nervus cranialis) adalah saraf yang langsung

keluar dari otak atau batang otak dan mensarafi organ tertentu. Nervus

cranialis ada 12 pasang :

1) N. I : Nervus Olfaktorius

2) N. II : Nervus Optikus

3) N. III : Nervus Okulamotorius

4) N. IV : Nervus Troklearis

5) N. V : Nervus Trigeminus

6) N. VI : Nervus Abducen

7) N. VII : Nervus Fasialis

8) N. VIII : Nervus Akustikus

9) N. IX : Nervus Glossofaringeus

10) N. X : Nervus Vagus

11) N. XI : Nervus Accesorius

12) N. XII : Nervus Hipoglosus.

System saraf otonom ini tergantung dari system sistema saraf

pusat dan system saraf otonom dihubungkan dengan urat-urat saraf

aferent dan efferent. Menurut fungsinya system saraf otonom ada 2 di

mana keduanya mempunyai serat pre dan post ganglionik yaitu system

simpatis dan parasimpatis.

12

Page 13: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

Yang termasuk dalam system saraf simpatis adalah :

1) Pusat saraf di medulla servikalis, torakalis, lumbal dan seterusnya

2) Ganglion simpatis dan serabut-serabutnya yang disebut trunkus

symphatis

3) Pleksus pre vertebral : Post ganglionik yg dicabangkan dari

ganglion kolateral.

System saraf parasimpatis ada 2 bagian yaitu :

Serabut saraf yang dicabagkan dari medulla spinalis:

1. Serabut saraf yang dicabangkan dari otak atau batang

otak

2. Serabut saraf yang dicabangkan dari medulla spinalis.

( Gambar bagian-bagian saraf )

2.1.5. Patosiologi

Pada keadaan demam kenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius akan

mengakibatkan kenaikan metabolisme dan kebutuhan oksigen akan

meningkat. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah

keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat

13

Page 14: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

terjadi difusi dari ion kolium maupun ion natrium melalui membrane tersebut

dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini

demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruhan sel maupun ke

membrane sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neotransmitter

dan terjadi kejang (Ngatsiyah.1997).

WOC

Kejang demam

Inflamasi

Infeksi

Peningkatan suhu tubuh

Metabolisme basal meningkat

Kebutuhan O2 meningkat

Glukosa ke otak menurun

Perubahan konsentrasi dan jenis ion

di dalam dan di luar sel

Difusi ion Na+ dan K+

Kejang

Durasi pendek Durasi lama

Sembuh Apnea

14

Metabolisme otak meningkat

Resiko Tinggi injuri

Page 15: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

O2 menurun

Kebutuhan O2 meningkat

Hipoxemia

Aktivitas otot meningkat

Hipoxia

Permeabilitas meningkat

Edema otak

Kerusakan sel neuron otak

Epilepsi

(burner and suddar, 2003 ).

2.1.6. Komplikasi

Komplikasi tergantung pada :

1. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga

2. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf

sebelum anak menderita demam kejang

3. Kejang berlangsung lama atau kejang tikal

Bila terdapat paling sedikit 2 atau 3 faktor tersebut diatas, maka

dikemudian hari akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar

15

Hiperkapnia

Hipotensi arterialMetabolik Otak meningkat

Page 16: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

13 % dibandingkan bila hanya 1 atau tidak ada sama sekali faktor

tersebut. Serangan kejang tanpa demam hanya 2-3% saja.

Hemiparesis biasanya terjadi pada klien yang mengalami kejang

lama ( berlangsung lebih dari 30 menit)

Dari suatu penelitian, demam kejang sederhana menyebabkan

kelainan pada IQ tetapi pada klien demam kejang yang sebelumnya telah

terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurologist akan didapat

IQ yang lebih rendah disbanding dengan saudaranya, jika demam kejang

diikuti dengan terulangnya kejang tanpa demam, retardasi mental akan

terjadi 5 kali lebih besar.

Demam kejang yang beralngsung lama dapat menyebabkan kelainan

anatomis di otak hingga terjadi epilepsy.

2.1.7. Penatalaksanaan Medis

1. Pemberian cairan IV dengan cairan yang mengandung glukosa

2. Pila kejang sangat lama, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya

edema otak. Diberikan kortikosteroid sepeti kortison 20-30 mg/Kg

BB atau glukokortikoid seperti deksametason ½ - ampul setiap 6

jam sampai keadaan membaik.

3. Berikan diazepam secara IV / Rectal untuk menghentikan kejang

4. Pemberian Fenobarbital secara IV

5. Untuk menghentikan status kovulsivus diberikan difenilhidantion

secara IV

16

Page 17: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

6. Pembedahan, terutama untuk pasien yang resisten terhadap

pengobatan yang tujuannya :

- Memetakan aktivitas listrik di otak

- Menentukan letak / focus epileprogenik

- Mengangkat tumor, kelainan otak lainnya

- Namun pembedahan dapat meninbulkan berbagai

komplikasi lain : edema serebral, hemoragi, hidrocepalus,

infark serebral atau peningkatan kejang. (Ngastiyah, 1997).

2.1.8. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Pertahanan suhu tubuh stabil

2. Menjelaskan cara perawatan anak demam

3. Melakukan dan mengajarkan pada keluarga cara kompres

panas serta menjelaskan tujuan

4. Beri terapi anti konvulsan jika diindikasikan. Terapi

konvulsan dapat diindikasikan pada anak-anak yang

memenuhi kriteria tertentu antara lain : kejang fokal atau

kejang lama, abnormalitas neurology, kejang tanpa demam,

derajat pertama, usia dibawah 1 tahun dan kejang multiple

kurang dari 24 jam.

2.1.9. Pemeriksaan Diagnostik

1. Untuk mengetahui adanya keadaan patologis di otak :

tumor, edema, infark, lesi congenital dan hemoragik

17

Page 18: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2. MRI (Magnetic Resenance Imaging ) Menentukan adanya

perubahan / patologis SSP

3. Rontgen Tengkorak, Tidak banyak mebantu untuk

mendiagnosa aktivitas kejang kecuali untuk mengetahui

adanya fraktur

4. Pemeriksaan Metabolk (Pemeriksaan Laboratorium )

Meliputi :

- Glukosa darah

- Kalsium fungsi ginjal dan hepar

- Pemeriksaan adanya infeksi : test widal, lumbal

fungsi

- Kecepatan sedimentasi, hitung platelet

- Pemeriksaan serologi imunologi

5. EEG Sangat bermanfaat untuk menentukan diagnosa kejang

dan menentukan lesi serta fungsi neurology (Ngastiyah,

1995).

2.2. ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, pekerjaan orang tua,

pendidikan orang tua, alamat dan diagnosa medis serta tanggal

masuk

18

Page 19: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2 Riwayat Kesehatan

- Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengalami peningkatan suhu tubuh >380C, peningkatan

nadi, apnea, keletihan dan kelemahan umum, inkontinesia baik

urine ataupun fekal, sensitivitas terhadap makanan, mual /

muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang. Klien akan

merasa nyeri otot dan sakit kepala.

- Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya klien riwayat terjatuh / trauma, faktur, adanya riwayat

alergi dan adanya infeksi.

- Riwayat Kesehatan Keluarga

Faktor resiko demam kejang pertama yang penting adalah

deman, selain itu terdpat factor herediter.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : kulit kepala bersih san beruban, tidak ada luka lesi,

rambut klien tipis, mukosa mulut kering, skelera tidak iketrik,

konjungtiva anemis

b. Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid ( tidak ada

kelainan).

c. Dada : simetris kiri- kanan, tidak tertaba massa

d. abdomen : distansi abdomen, terdenngar bising usus

e. Ekstremitas : terpasang cairan infuse di tangan kanan dengan

cairan RL, turgor kulit jelek ± 3 detik, kekuatan otot

19

Page 20: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

f. Genitalia : tidak ada keluhan

g. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh klien meningkat lebih dari 37’5 C

- Pernapasan : Gigi mengatup, siasonosis, apnea,

pernapasan menurun / cepat; peingkatan mucus.

- Sirkulasi : Hipertensi, peningkatan nadi.

4. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita (0-5

tahun) (Smeltzer,2000)

a. Pertumbuhan

Pertambahan BB 2 kg / tahun pada usia 21 bulan, kelihatan kurus,

tapi aktifitas motorik tinggi, system tubuh matang (berjalan dan

lompat), TB 6-7 cm / tahun, kesulitan makan, eliminasi mandiri,

kognitif berkembang, mmebutuhkan pengalaman belajar, inisiatif

dan mampu identifikasi identitas diri.

b. Perkembangan (Motorik, bahasa, kognitif)

Berdiri satu kaki, menggoyangkan jari kaki, mengambar acak,

menjepit benda, melambaikan tangan, makan sendiri,

menggunakan sendok, menyebutkan empat gambar dan warna,

menyebutkan warna benda, mengerti kata sifat, menirukan

berbagai bunyi kata, paham dengan arti larangan berespon terhadap

panggilan, menagis bial dimarahi, permintaan sederhana,

kecemasan perpisahan orang terdekat, mengenali semua anggota

keluarga.

20

Page 21: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

5. Pemeriksaan Penunjang

a. CT-Scan

Untuk mengetahui adanya keadaan patologis di otak :

tumor, edema, infark, lesi congenital dan hemogragik.

b. .MRI (Magnetic Resenance Imaging )

Menentukan adanya perubahan / patologis SSP

c. Rontgen Tengkorak

Tidak banyak mebantu untuk mendiagnosa aktivitas kejang

kecuali untuk mengetahui adanya fraktur

6. Pemeriksaan Metabolk (Pemeriksaan Laboratorium )

Meliputi :

- Glukosa darah

- Kalsium fungsi ginjal dan hepar

- Pemeriksaan adanya infeksi : test widal, lumbal fungsi

- Kecepatan sedimentasi, hitung platelet

- Pemeriksaan serologi imunologi

-

2.2.1. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajan, diagnosa keperwatan utama pasien dapat

meliputi yang berikut : (Doenges E. Marilynn,2002)

1. Resiko tinggi injury berhubungan dengan aktivitas motorik

dan hilangnya kesadaran selama kejang

2. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan mucus, obstruksi lidah dan benda asin

21

Page 22: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

3. Gangguan perfusi serebral b / d peningkatan tekanan

intracranial

4. Peningkatan suhu tubuh b/d status metabolic

5. Konsep diri : Body image, harga diri berhubungan dengan

kehilangan control tubuh, reaksi negative dari lingkungan

terhadap penyakit

6. Kurang pengetahuan behubungan dengan kurangnya

informasi

7. Resiko kejang demam berulang berhubungan dengan

peningkatan suhu tubuh

2.2.2. Intervensi

Berdasarkan dianosa keperawatan diatas, maka dapat disusun perencanaan

asuhan keperawatan. Pada tahap ini akan ditetapkan tujuan kriteria hasil

dan rencana tindakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan.

(Doenges E. Marilynn,2002)

No

No Dx

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional

1

.

I Tujuan : Kline

terhindar dari

banyak fisik

Kriteria hasil :

- Klien tenang

4.

keluarga berbagai

stimulasi yang dapat

menjadi pencetus kejang

5.

pada penghalang

tempat tidur

6.

untuk / berikan

pelindungan pada

kepala

7.

1. Stimulasi seperti lampu

yang terang dapat

meningkatkan aktivitas

otak yang selanjutnya

meningkatkan resiko

terjadinya kejang

2. Mengurangi trauma saat

kejang terjadi selama klien

berada ditempat tidur

3. Penggunaan penutup

kepala dapat memberikan

22

Page 23: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

dengan bahan mental

atau dapat suhu melalui

lubang telinga jika

perlu

8.

secara ketat jika klien

mengalami tanda-tanda

timbulnya fase

prodomal / aura

9.

dalam waktu beberapa

lama selama / setelah

kejang

10.

kesalah satu sisi /

lakukan penghisapan

pada jalan nafas sesuai

indikasi

11.

diatas daerah yang

empuk atau Bantu

meletakkan pada lanati

jika keluar dari tempat

tidur jangan lakukan

restrein.

12.

13.

indikasi

14.

elektrolit dan glukosa

perlindungan tambahan

4. Menurunkan resiko

klien mengigit dan

menghancurkan

thermometer atau

kemungkinan mengalami

trauma jika taiba-tiba

terjadi kejang

5. Pemahaman

kepentingan untuk

mempertimbangkan

tentang pentingnya

kebutuhan keamanan diri

sendiri

6. Meningkatkan

keamanan klien dan

menghindari terjadinya

trauma

7. Menurunkan resiko

terjadinya trauma mulut

tetpi tidak boleh dipaksa

karena kerusakan pada gigi

dan jaringan lunak dapat

terjadi

8. Menurunkan resiko

trauma fisik ketika klien

kehilangan control

terhadap otot volunteer

9. Mencatat keadaan

postikal dan waktu

penyembuhan pada

keadaan normal

10. Untuk mengoptimalkan

penekanan terhadap

aktivitas kejang dengan

dosis obat yang terendah

dan efek samping yang

minimal

23

Page 24: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

11. Mengidentifikasikan factor

yang memperberat ./

menurunkan ambang

kejang

2 II Tujuan : Pola

nafas menjadi

efektif

Kriteria hasil :

- Pernafasan

normal ( 16-

20x/I)

1. Anjurkan agar

mengososngkan mulut

klien dari benda / zat

tertentu

2. Letakkan klien pada

posisi miring,

permukaan datar

miringkan kepala

selama kejang

3. Lepaskan pakaian pada

daerah leher dan

abdomen

4. Masukkan spatel lidah /

jalan nafas buatan atau

gulungkan benad lunak

sesuai indikasi

5. Lakukan penghisapan

sesuai indikasi

6. Berikan tambahan

oksigen / ventilasi

manual sesuai

kebutuhan pada fase

posiktal

7. Siapkan untuk / Bantu

melakukan intubasi jika

ada indikasi

1. Menurunkan resiko

aspirasi atau masuknya

sesuatu benda asing ke

faring

2. Meningkatkan aliran

secret, mencegah lidah

jatuh dan menyumbat jalan

nafas

3. Untuk memfasilitasi

usaha bernafas / ekspasi

dada

4. Untuk mencegah

tergigitnya lidah dan

memudahkan saat

melakukan penghisapan

lender

5. Menurunkan resiko

aspirasi atau

asfiksiasekunder terhadap

spasme vaskuler selama

serangan kejang

6. Dapat menurunkan

hipoksia serebral sebagai

akibat dari sirkulasi yang

menurun atau oksigen

7. Munculnya apnea yang

berkepanjangan pada fase

postikal membutuhkan

dukungan ventilator

mekanik

3 III Tujuan :

Gangguan

perfusi serebral

terati

1. Tentukan faktor yang

berhubungan dengan

keadaan / penyebab

khusus selama koma /

penurunan perfusi

1. Kerusakan/kemunduran

tanda/gejala neurologist

atau kegagalan

memperbaikinya setelah

fase awal memerlukan

24

Page 25: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

Kriteria hasil :

-

kesaradan

membaik

-

stabil

-

peningkatan

TIK

-

serebral dan potensial

terjadinya peningkatan

TIK

2. Pantau status

neurologist sesering

mungkin dan

bandingkan dengan

keadaan normal

3. Pantau tanda-tanda

vital

4. Evaluasi pupil, catat

ukuran, kesamaan,

bentuk dan reaksinya

terhadap cahaya

5. Letakkan kepala

dengan posisi agak

ditinggikan dan dalam

posisi anatomis

6. Pertahankan keadaan

tirah baring, cipatakan

lingkungan yang

tenang

7. Cegah terjadinya

mengdan saat defeksi

dan pernafasan yang

memaksa

8. Berikan oksigen sesuai

indikasi

9. Berikan obat sesuai

dengan indikasi

tindakan pembedahan

2. Mengetahui

kecenderungan tingkat

kesadaran dan potensial

pneningkatan TIK dan

mengetahu lokasi, luas dan

kemajuan/ resolusi

kerusakan SSP

3. Variasi mungkin terjadi

oleh karena tekanan /

trauma serebral pada

daerah vasomotor otak

4. Gangguan penglihatan

yang spesifik

mencerminkan daerah otak

yang terkena,

mengindikasikan kemanan

yang harus mendapat

perhatian dan

mempengaruhi intervensi

yang akan dilakukan

5. Menurunkan tekanan

arteri dengan

meningkatkan dramas dan

meningkatkan sirkulasi /

perfusi

6. Aktivitas / stimulasi yang

kontiniu dapat

meningkatkan TIK istirahat

total dan ketanangan

mungkin diperlukan untuk

pencehana terhadap

pendarahan dalam kasus

stroke

7. Mnauver valsava dapat

meningkatkan TIK dan

memperbesar resiko

terjadinya pendarahan

25

Page 26: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

8. Menurunkan hipoksia

yang dapat menyebabkan

vasodilatasi serebral dan

tekanan meningkat/

terbentuknya edema

9. Dapat digunakan untuk

mengontrol kejang dan atau

untuk aktivitas sedatif

4 IV Tujuan : Suhu

tubuh kembali

normal

Kriteria hasil :

-

gelisah

-

istirahat

1. Monitor suhu tubuh

klien

2. Monitor tanda-tanda

vital klien

3. Lakukan kompres

dengan air hangat jika

temperature > 38 derajat

celcius

4. Cegah penggunaan

pakaian yang tebal dan

terlalu ketat

5. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian

obat sesuai indikasi

1. Mengawasi keadaan yang

dapat menimbulkan

komplikasi

2. Kekurangan cairan

meningkatkan frekuensi

jantung, menurunkan TD dan

mengurangi volume nadi

3. Meningkatkan rasa nyaman

dengan menurunkan

vasodilatasi

4. Meningkatkan rasa nyaman

klien

5. Untuk mengoptimalkan

terhadap proses metabolic

dengan dosis obat yang

terendah dan dengan efek

samping yang minimal

5 V Tujuan : tidak

terjadinya

gangguan harga

diri

Kriteria hasil :

-

dalam

perubahan

gaya hidup

-

1. Anjurkan klien untuk

mengekspresikan

perasaanya

2. Anjurkan pada klien

untuk tidak

merahasiakan

masalahnya

3. Hindari pemberian

perlindungan yang

berlebihan pada klien,

anjurkan aktivitas

1. adanya keluhan merasa takut,

marah dan sangat

memperhatikan implikasinya

dimasa yang akan datang

dapat

2. Pengawasan perlu diberikan

pada beberapa aktivitas yang

berat

3. Pengawasan perlu diberikan

beberapa ativitas yang berat

4. Ansietas dari orang terdekat akan dirasakan oleh klien dan dapat meningkatkan persepsi negative terhadap diri sendiri / lingkungan

26

Page 27: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

dengan memberikan

pengawasan / dengan

memantau jika ada

indikasi

4. Tekankan pentingnya

orang terdekat untuk

tetap dalam keadaan

tenang selama kejang

6 VI Tujuan : klien /

keluarga

mengerti kondisi

kesehatan

sekarang

Kriteria Hasil :

- Orang tua /

keluarga tidak

gelisah

1. Jelaskan mengenai

penyakit dan perlunya

pengobatan /

penanganan penyakit

sesuai indikasi

2. Berikan informasi

tentang penyebab /

timbulnya proses

penyakit pada klien /

keluarga

3. Berikan petunjuk yang

jelas pada klien untuk

minum obat bersamaan

dengan waktu makan

jika memungkinkan

4. Diskusikan mengenai

efek samping secara

khusus seperti

mengantuk, heperaktif,

gangguan tidur, mual /

muntah

5. Tekankan perlunya

untuk melakukan

evaluasi yang teratur /

melakukan pemeriksaan

laboratorium yang

teratur sesaui indikasi

6. Bicarakan kembali

kemungkinan efek dari

perubahan homone

1. Memberikan kesempatan

untuk mengklarifikasikan

kesalahan persepsi dan

keadaan penyakit yang ada

seabagi sesuatu yang dapat

ditangani dalam cara hidup

yang normal

2. Memberikan kemudahan

untuk mengidentifikasi

terjangkitnya penyakit

3. Dapat menurunkan iritasi

lambung

4. Dapat mengindikasikan

kebutuhan akan perubahan

dalam dosis / obat pilihan

yang lain.

5. Kebutuhan terapeutik dapat

berubah dan atau efek

samping obat yang serius

dapat terjadi

6. Ganggaun kadar hormonal

yang terjadi selama

kehamilan dapat

meningkatkan resiko kejang

7. Meningkatkan perasan sehat

dan mneingkatkan

kemampuan koping yang

baik

8. Menurunkan resiko infeksi

mulut dan hyperplasia dari

gusi

27

Page 28: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

7. Diskusikan manfaat

kesehatan umum yang

baik seperti diit yang

adekuat

8. Tinjau kembali

pentingnya kebersihan

mulut dan perawatan gigi

yang teratur

7

.

VII Tujuanm : tidak

terjadi demam

kejang berulang

Kh : suhu tubuh

dalam batas

normal

1. Pantai tanda-tanda vital

2. Lakukan kompres

hangat

3. Anjurkan klien banyak

minum ±2000-2500

ml/hari

4. Berikan obat sesuai

indikasi dokter

1. Untuk

mengetahui perubahan suhu

tubuh

2. Untuk

menurunka panas

3. Untuk

mengganti cairan yang hilang

4. Untuk

mempercepat penyembuhan

klien

2.2.3. Implementasi

Implimentasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi

keparawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah disusun.

Implementasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan dapat

diterima oleh klien itu sendiri dan keluarga klien

Jenis tindakan pada implimentasi ini terdiri dari tindakan :

- Independent

- Dependent

- Interdependent

28

Page 29: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2.2.4. Evaluasi

Keefektifan intervensi keparawatan pada anak dengan kejang dapat

dilakukan dengan pengkajian secara terus menerus dan evaluasi terhadap

asuhan yang dapat di observasi :

1. Anak dan keluarga memahami tanda dan tingkah laku yang

menyebakan kejang

2. Mengkaji lingkungan / situasi yang dapat membahayakan anak saat

kejang

3. Keluarga mampu melakukan manajemen perawatan anak-anak

selama kejang

4. Anak dan keluarga memahami tentang tearpi pengobatan dan bisa

mengidentifikasi faktor-faktor akibat pengobatan

5. Keluarga merasa tenang dan mengerti tentang kondisi anaknya

6. Anak merasakan bahagia, memahami tentang kesehatannya dan

tetap berinteraksi dengan teman-teman

29

Page 30: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. PENGKAJIAN

        3.1.1. DATA DASAR

1. Identitas klien

- Nama : An. A

- Umur : 21 bulan

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Agama : islam

- Alamat : tengah sawah, bukittinggi

- Suku bangsa : Minang

- Tanggal masuk : 3 Agustus 2010 / jam 23.30

- Tanggal didata : 5 Agustus 2010 / jam 09:15

- No MR : 018620

- Diagnosa Medis : Demam Kejang ( 5 Agustus 2010

2. Penanggung Jawab

- Nama Ayah / Umur : Tn. B / 30 tahun

- Nama Ibu / Umur : Ny. C / 25 Tahun

- Pekerjaan Ayah : Pedagang

- Pekerjaan Ibu : IRT

- Pendidikan Ayah : SMU

30

Page 31: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

- Pendidikan Ib : SMA

- Alamat : Bukittinggi

3.1.2. Alasan Masuk

Klien Masuk UGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi diantar oleh orang

tuanya dalam keadaan sadar. Orang tua mengatakan An. A kejang

sebelum dibawa sakit .Pada saat pengkajian pada tanggal 5 Agustus

2010 orang tua mengatakan An. A demam (S : 38o C), An. A tampak

lemah dan letih, kepala sakit dan batuk kering

3.1..3 Riwayat Kesehatan Sekarang

Orang tua mengatakan An. A demam 24 jam sebelum terjadinya

kejang dan saat kejang keluar buih dari mulut An. A orang tua

mengatakan lam kejang ± 10 menit, kemudian An. A dibawa

kerumah mantari dan orang tua mengatakan anak hanya digosokkan

alcohol diseluruh tubuhnya serta didekatkan kehidung An. A. setelah

itu An. A dibawa ke UGD RSI Ibnu Sina Bukittinggi dalam keadaan

sadar. Di UGD klien kejang 2 x, tapi tidak kelaur buih dari mulut dan

tadi pagi (5 agustus 2010) klien kejang lagi, sekrang klien masih

demam dengan suhu tubuh 38o C, an. A tampak lemah dan letih,

mencret dank lien terpasang infuse KA EN IB (11 tts/i) ( suhu

normal anak 360C- 37,50C

3.1.4. Riwayat Kesehatan Dahulu

31

Page 32: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

Klien pernah di rawat dengan penyakit yang sama dengan 4 bulan

yang lalu.

Riwayat kehamilan :

Pre natal : Selama kehamilan ibu tidak pernah mengkonsumsi obat

sembarangan, ibu klien hanya mengkonsumsi obat yang

di berikan bidan ataupun dokter. Masa  hamil ibu

mengalami mual dan muntah pada usia  kehamilan 6

bulan.

Intra natal : Melahirkan di Bidan BB.2,6 kg PB 56 cm

Post natal : Bayi mendapatkan ASI selama 2 tahun, Bayi tidak

ikterik

3.1.5. Riwayat Kesehatan Keluarga

An. A tinggal bersama kedua orangtuanya. Orang tua mengatakan mereka

tinggal dirumah sendiri dan rumah mereka berada didepan jalan raya.

Didalam keluarga tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit

yang sama dengan An. A

3.1.5 Riwayat Sosial

An. A diasuh oleh kedua orang tuanya, dimana An. A sangat dekat dengan

kedua orang tuanya

32

Page 33: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

3.1.6. Kebutuhan Dasar

Pola kebiasaan sehri-hari Sebelum di rawat

Saat di rawat

a. Pola Nutrisi

Frekuensi makan

Diet

Nafsu makan

Alasan : mual / mual

Intake cairan

Berat badan

b. Pola eliminasi

BAB

Frekuensi

Waktu

Warna

Konsistensi

Keluhan

BAK

Frekuensi

Warna

Keluhan

3x / hari

Makanan biasa

Baik

Tidak ada

3-4 gelas / hari

11 kg

1 – 2 x / hari

Pagi dan sore

Kuning

Lunak

Tidak ada

2 – 4 x / hari

Khas warna urine

3x / hari ½ porsi

Makanan lunak

Menurun

Muntah 5-6 kali/ hari

3-4 gelas / hari

11 kg

4-5 kali

Sering

Kuning

Encer

Tidak ada

2 - 3 X / hari

Khas warna urine tidak ada

Malam sering terbangun

3 jam + 8 jam

33

Page 34: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

c. Pola istirahat dan tidur

Waktu

Lama

d. Mandi

Frekuensi

Tidak ada

Siang dan malam

1 jam + 9 jam

1 – 2 x / hari

1 x /

ha

ri

3.1.7 Pemeriksaan Fisik

1. Tingkat kesadaran : composmentis

2. Kemampuan motorik :

- An. A kelihatan lemah dan lelah

- An. A hanya tidur

3. An. A tidak sulit untuk bicara

4. Sensori

- An. A tampak gelisah dan rewel

- Tidak ada gangguan sensori pendengaran dan penglihatan

5. Kepala :

- Kulit kelihatan bersih, tidak ada ketombe, rambut lurus berwarna hitam

6. Wajah

- Perubahan warna : tidak sianosis

- Bibir tidak ada stomatitis

- Mukosa bibir kering

7. Mata

- Konjungtiva sub anemis

- Mata Simetris kiri dan kanan

34

Page 35: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

8. Telinga

- Tidak ada secret

- Bersih

- Tidak ada gangguan pendengaran

9. Hidung

- Ada secret

10. Dada

- Simetris kiri dan kanan

- Tidak ada bunyi wising

11. Abdomen

- Perut kembung

- Bising usus ( + ) 5-8 kali/menit

12. Genitalia

- tidak ada luka dan lecet

13. ekstremitas

- Tangan kiri terpasang infuse KA EN IB 11 tts / i

14 anda-tanda vital

- Suhu : 38 o C

- Nadi : 110 x i

- Pernafasan : 30 x / i

35

Page 36: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

3.1.7 Keadaan Kesehatan Saat Ini

1. Dx. Medis : Demam kejang

- Status nutrisi : Normal dengan BB 11 kg

- Status cairan : Cairan parental

- Aktifitas : An. A hanya beraktifitas dan bermain ditempat

tidur

2. Hasil Labolatorium ( 5 Agustus 2010 )

- Darah : 7900/mm3 ( Normal 5000-10000 mm3)

- Eritrosit : 4570000 mm3( Normal 4 juta-5 juta)

- Hemoglobin : 11 g/dl (Normal 11-15 g/dl)

- Haematokrit : 31,1 % ( Normal 35-48 % )

3. Terapi Obat :

a. Terapi oral ( puyer ) :

Sanmol 125 mg 4 x 1

Diazepam 1,25 mg 4 x 1

Vantolin ¼ 3 x 1

GG ¼ 3 x 1

Mucera ¼ 3 x 1

b. Terapi parental

KA EN IB – 11 tts / i

3.1.8 Pemeriksaan Tingkat Pertumbuhan Dan Perkembangan

1. Kemandirian dalam bergaul

An. ABermain dengan teman sebaya dan orang tuanya

36

Page 37: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2. Motorik Halus

An. A dapat meniru gambar bujur sangakar dan dapat

menggunakan gunning

3. Motorik Kasar

An. A dapat mengendarai sepeda roda tiga, berdiri satu kaki

beberapa dan dapat melampar serta menangkap bola

4. Kognitif dan Bahasa

Mengatakan cerita yang berlebih-lebihan dan mengetahui 4

warna atau lebih.

3.2 ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan1 Do :

- S : 380C- N : 100x/menit- P : 30 x/ menit- Kulit anak terasa

kasar

Ds : - Ibu mengatakan

anak demam sejak semalam- Ibu mengatakan

badan anaknya terasa panas

Resiko demam kejang berulang

2 Do : An. A demam

(S:38o c) Bibir klien kering Turgor kulit kurang

DS Ibu mengatakan An.

A demam tinggi sejak semalam Ibu mengatakan

An.A kurang minum Muntah setiap

selesai makan

Kekurangan volume cairan tubuh

37

Page 38: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

3Do : Orang tua

mengatakan tidak tau tentang penyakit demam kejang.

Orang tua kelihatan bingung

DS Orang tua

menanyakan apa yang menyebabkan anaknya kejang

Orang tua mennayakan apakah anaknya bisa kejang kembali

Orang tua menanyakan bagaimana cara agar anaknya tidak kembali kejang

Kurang pengetahuan

4Do : An. A Tampak letih

dan lemah Nafsu makan An.A

menurun Diit yang

disediakan tidak habis ½ porsi BB badan ( 11 kg ) Konjungtiva anemis Hemoglobin :

11g/dl

DS Ibu mengatakan An.

A nafsu makan An.A menurun Ibu An. A

mengatakan anaknya muntah setiap selesai makan

Ibu mengatakan makanan yang dihabiskan ¼ porsi

Ibu mengatakan anaka A muntah-muntah selesai makan

Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Resiko demam kejang berulang berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

38

Page 39: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan peningkatan suhu

tubuh

3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang

penyakit klien

4) Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan muntah

39

Page 40: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan / Kriteria hasil Intervensi keperawatan Rasional

a. Pantai tanda-tanda vital

b. Lakukan kompres hangat

c. Anjurkan klien banyak minum ±2000-

2500 ml/hari

d. Berikan obat sesuai indikasi dokter

a. Untuk mengetahui perubahan suhu tubuh

b. Untuk menurunka panas

c. Untuk mengganti cairan yang hilang

d. Untuk mempercepat penyembuhan klien

1 Resiko tinggi

kekurangan

cairan tubuh

b/d

peningkatan

suhu tubuh

Tujuan : Kekurangan

cairan tidak terjadi

Kriteria hasil :

i. TTV Klien

ii. Membran mukosa

lembab

a.Observasi tanda gejala kekurangan cairan

: turgor kulit kurang, membrane mukosa

kering, mata dan ubun-ubun cekung

b. Anjurkan

klien / keluarga untuk meningkatkan

intake cairan dan jelaskan tujuan

c. Ajarkan

pada orang tua cara perawatan demam

( demontrasikan dan jelaskan cara

kompres hangat)

d. Anjurkan

pada orang tua untuk memasangkan

a. mengetahui adanya kekurangan cairan

b. agar intake cairan terpenuhi

c. dengan mengajarkan perawatan ibu dapat

membantu proses perawatan anak

d. pakaian tipis dapat mengurangi terjadinya

panas yang berlebihan

e. untuk mengetahui perkembangan nutrisi anak

f. agar kebutuhan cairan terpenuhi

g. intake dan output seimbang

h. mempermudah proses tindakan keperawatan

40

Page 41: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

pakaian yang tipis untuk anaknya.

e. Timbang

BB

f. Kontrol

pemberian cairan infuse

g. Mengontr

ol balance cairan

h. Libatkan

keluarga dalam pemberian asuhan

keperawatan

2 Kurang

pengetahuan

b/d kurang

informasi

tentang

penyakit klien

Tujuan : Klien / keluarga

mengerti dengan kondisi

sekarang

Kriteria hasil :

Orang tua tampak tidak

cemas / tenang

1. Bina hubungan yang baik dengan

orang tua klien

2. Berikan penjelasan tentang

keadaan anaknya

3. Berikan kesempatan orang tua

klien / keluarga untuk mengekpresikan

perasaanya

4. Berikan pendidikan kesehatan

tentang penyakit anaknya

5. Libatkan orang tua dalam proses

1. Mempermudah dalam proses tindakan

keperawatan

2. Untuk mengurangi kecemasan keluarga

3. Mengetahui keluahan dan kecemasan yang

sedang dihapadi

4. Menambah pengetahuan ibu dan keluarga

5. Mempercepat proses penyembuhan

41

Page 42: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

keperawatan

3. Gangguan

pemenuhan

kebutuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh b / d

muntah

Tujuan : Nutrisi

seimbang

Kriteria hasil :

iii. Klien tidak lemah

dan letih

iv. Klien tidak mual

dan muntah

v. Diet yang

disediakan habis

1. Anjurkan orang tua untuk

memberikan anak makan dalam keadaan

hangat

2. Anjurkan orang tua untuk

memberikan anak makan porsi kecil tapi

sering

3. Kaji makan yang disukai klien

4. Monitor makan yang dihabiskan

setiap makan

5. Timbang BB Klien

6. Jelaskan pada orang tua pentingnya

nutrisi untuk pemulihan kesehatan

1. Mengurangi mual dan muntah

2. Menghindari terjadinya mual dan muntah

3. Menambah selera makan

4. Mengetahui kebutuhan nurtisi klien

5. Dengan menimbang berat badan perawat dapat

mengetahui perkembangan dan pertumbuhan

anak

6. Menambah pengetahuan ibu dan keluarga

42

Page 43: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

3.5 CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal

No Dx Implementasi Evaluasi Para

f1 Kamis /

5

Agustus

2010

I 1. Memonitor TTV tubuh An.A

2. Melakukan dan mengajarkan orang

tua An.A cara kompres panas dan

menjelaskan tujuannya

3. Menganjurkan pada orang tua

untuk memasangkan anaknya pakain

yang tipis

4. Melibatkan keluarga dalam

pemberian asuhan keperawatan

S.

- Orangtua mengatakan

anaknya masih demam

Orang tua mengatakan

ada melakukan kompres

hangat

O:

- an. A tampak lemah

- Bibir An.A kering

- Suhu 38 o C

- anak masih demam

A:

- Masalah belum teratasi

P :

- Intervensi dilanjutkan

1,2,3,4

II 1. membina hubungan yang baik

dengan orang tua klien

2. memberikan penjelasan tentang

demam kejang

3. Memberikan kesempatan orang

tua klien / keluarga untuk

mengekpresikan perasaanya

4. memberikan pendidikan

kesehatan tentang penyakit anaknya

5. Melibatkan orang tua dalam proses

keperawatan

S.

- ibu mengatakan

mengerti dengan yang

dijelaskan

- Orang tua mengatakan

kecemasannya sudah

berkurang.

O : -ibu an. A tampak

mengerti

-Orang tua tampak

tenang

-ibu dapat menjawab

pertanyaan siswa

A :

Masalah teratasi,

intervensi dihentikan

III 1. mengnjurkan orang tua untuk

memberikan anak makan dalam

keadaan hangat

2. menganjurkan orang tua untuk

S.

- Ibu mengatakan

anaknya belum mau

43

Page 44: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

memberikan anak makan porsi kecil

tapi sering

3. mengkaji makan yang disukai klien

4. memonitor makan yang dihabiskan

setiap makan

5. menimbang BB Klien

6. menjelaskan pada orang tua

pentingnya nutrisi untuk pemulihan

kesehatan

makan

- Orang tua mengataka

setengah porsi diit

habis

O.

- BB badan (11kg) Konjungtiva anemis Hemoglobin : 11g/dl

A:

- Masalah belum teratasi

- intervensi di lanjutkan

2 Juma’t /

6

Agustus

2010

I 1. Memonitor TTV tubuh An.A

2. Memotivasi orang tua An.A cara

kompres panas dan menjelaskan

tujuannya

3. Menganjurkan pada orang tua untuk

memasangkan anaknya pakain yang tipis

4. Melibatkan keluarga dalam pemberian

asuhan keperawatan

S.

- Ibu mengatakan AN. A

demam sudah

berkurang

- An.A dapat istirahat

O.

- (S;37,5o C, nadi 100 x /

I, pernafasan 28x/I

- AN. A tidak rewel

- Mukosa mulut lembab

- An. A masih tampak

lemah

A:

- Masalah sebagian

teratasi

P.

- Intervensi dilanjutkan

III 1. mengnjurkan orang tua untuk

memberikan anak makan dalam

keadaan hangat

2. menganjurkan orang tua untuk

memberikan anak makan porsi

kecil tapi sering

3. mengkaji makan yang disukai

klien

4. memonitor makan yang

S:

- Ibu mengatakan

anaknya sudah mau

makan

- ibu mengataka ¾ porsi

dihabiskan

O.

- BB badan (11,5 kg) Konjungtiva

anemis Makanan masih

44

Page 45: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

dihabiskan setiap makan

5. menimbang BB Klien

6. menjelaskan pada orang tua

pentingnya nutrisi untuk

7. pemulihan kesehatan

brsisa seteang porsi

Anak A: - Masalah teratasi

P- Intervensi di

lanjutkan

3 Sabtu

7 Agust

2010

I 1. Memonitor TTV tubuh An.A

2. Melakukan dan mengajarkan orang tua

An.A cara kompres panas dan

menjelaskan tujuannya

3. Menganjurkan pada orang tua untuk

mempertahankan kompres hangat jika

suhu tinggi

4. Melibatkan keluarga dalam pemberian

asuhan keperawatan

S:

- Ibu mengatakan An .A

tidak demam lagi

O:

- Suhu : 37,5 o C

- Nadi : 100 x / i

- Pernafasan : 28 x / I

- An.A tampak mulai

bersemangat

- Mukosa mulut lembab

- BB : 11,10 Kg

A:

- Masalah setengah

teratasi

P:

- Intervensi lanjutkan

oleh pegawai ruangan

45

Page 46: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

Dalam pelaksanaan study asuhan keperawatan selama 3 hari berturut-

turut terhadap kasus demam kejang yang dimulai dari tanggal 5 Agustus – 7

agustus 2010 melalui proses keperawatan sebagai penyelesaian masalah yang

ditemukan. Selma melakukan study kasus penulis sudah mencoba melaksanakan

proses keperawatan dengan baik. Maka dalam pembahasan ini dapat diuraikan

sesuai dengan proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap asuhan keperawatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan data tentang klien. Dimana pengkajian dilakukan

dengan beberpa cara yaitu melalui wawancara, pemeriksaan fisik, observasi

dan dokumentasi. Pada pengkajian didapat data dasar, identitas klien, riwayat

kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan klien,

riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik dan data penunjang berupa

pemeriksaan laboratorium.

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Diketahui bahwa klien kejang setelah demam dengan suhu >38 oC, klien

lemah dan letih, klien mencret. Hal ini disesuaikan dengan pengkajian

menurut teoritis bahwa demam kejang disebabkan oleh peningkatan suhu

tubuh >38 oC, klien akan lemah dan letih, inkontinensia baik urine maupun

fekal

46

Page 47: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengalami kejang demam baru kali ini. Sebelumnya klien pernah

terjatuh dan kepala terbentur. Ini sesuai tioritis bahwa demam kejang dapat

dipengaruhi oleh herder sebagai factor intristik. Dapat ditarik kesimpulan

bahwa klien menderita demam kejang dipengaruhi oleh factor lain yaitu

peningkatan suhu tubuh >38 oC dan adanya riwayat trauma

3. Femeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik tingkat klien composmentis, tidak terdapat sianosis

pada klien, eksremitas tidak kaku. Sedangkan pada pemeriksaan secara

tioritis yaitu tingkat kesadaran klien bingung atau tidak ada respon,

sianosis, ekstremitas terjadi kelakuan. Hal ini disebabkan karena klien

sudah mendapatkan terapi dari tim medis dan sudah mendapatkan

keperawatan.

4. Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan pada An. A sesuai dengan

tahap pertumbuhan dan perkembangan pada usianya dan sesuai dengan

teoritis pada periode pertumbuhan dan perkembangan anak masa pra

sekolah (3-6 tahun)

4.2 Diagnosa Keperwatan

Dalam menegakkan diagnosa keperawatan pada study kasus penulis berusaha

merumuskan diagnosa keperawatan menurut teoritis adalah :

1. Resiko tinggi injury berhubungan dengan aktivitas

motorik dan hilangnya kesadaran selama kejang

47

Page 48: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

2. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan mucus, obstruksi lidah dan benda asing

3. Gangguan perfusi serebral b / d peningkatan

tekanan intracranial

4. Peningkatan suhu tubuh b/d status metabolic

5. Ganggaun konsep diri : Body image, harga diri

berhubungan dengan kehilangan control tubuh, reaksi negative dari

lingkungan terhadap penyakit

6. Kurang pengetahuan behubungan dnegan kurangnya

informasi

Dari diagnosa keperawatan yang ada pada studi kepustakaan hanya satu yang

muncul diagnosa yang sama dari studi kasus dikerankan selama pengkajian

penulis tidak pernah menjumpai klien kejang dank lien telah mendapatkan

terapi dari tim medis.

Diagnosa-diagnosa yang muncul dalam studi kasus ini yaitu :

1. Resiko demam kejang berulang berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

2. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan peningkatan suhu

tubuh

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang

penyakit klien

4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan muntah

4.3. Implementasi

Salah satu bentuk implementasi keperawatan yang dilakukan yang sesuai

dengan intervensi cara perawatan teoritis adalah melakukan dan mengajarkan

48

Page 49: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

serta menjelaskan cara perawatan anak demam yaitu cara kompres panas yang

terdapat pada diagnosa I. hal ini sesuai dengan intervensi keperawatan asuhan

keperawatan teoritis pada diagnosa 3 yaitu peningkatan suhu tubuh b/d satus

metabolic dimana intervensi keperawatannya :

5. Monitor suhu tubuh klien

6. Monitor tanda-tanda vital klien

7. Lakukan kompres dengan air hangat jika temperature >37,5oC

8. Cegah penggunaan pakaian yang tebal dan terlalu ketat

9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai

indikasi

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan

yang telah disusun. Salaam melaksanakan implementasi penulis tidak

menemukan kesulitan karena keluarga klien sangat kooperatif. Dan

implemntasi yang dilakukan dapat diterima oleh keluarga klien.

4.4.Evaluasi

Dari empat diagnosa yang dapat itegakkan selama study kasus hanya satu

diagnosa yang sama dengan diagnosa keperawatan menurut teoritis

dikarenakan klien dalam masa penyembuhan dan telah mendapatkan terapi

dari ti medis. Dan semua evaluasi dapat dicapai sesaui dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

49

Page 50: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Asuh Keperawatan ini penulis sudah mampu untuk

menerapkan asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnosa medisnya yaitu

demam kejang melalui proses:

5.1.1.Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian, penulis dapat mengumpulkan data pada

klien dengan kejang demam yang dilakukan dengan wawancara,

pemeriksaan fisik, observasi dan dokumentasi keperawatan. Sehingga

dengan pengkajian didapat data dasar berupa data demografi, riwayat

kesehatan sekarang, riawayat kesehatan terdahulu, riwayat kesehatan

keluarga dan pemeriksaan fisik serta data penunjang

5.1.2.Diagnosa Keparawatan

Setelah pengumpulan data maka dapat ditemukan masalah-masalah

keperawatan melalui analisa data dengan diagnosa :

1. Resiko kejang berulang berhubungan dengan peningkatan suhu

tubuh

2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan

suhu tubuh

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan muntah

50

Page 51: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi tentang

penyakit klien

Pada diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan terdapat 3 diagnosa

actual dan 1 diagnosa potensial

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dapat disusun rencana tindakan dengan prioritas

masalah yang bertujuan : keseimbangan cairan tubuh, demam berkurang,

napsu makan meningkat, tidak terjadi kejang berulang, kecemasan orang

tua berkurang.

2. Implementasi

Pada tahap ini merupakan realisasi mandiri dan kolaborasi dari

perencanaan yang sudah disusun.

3. Evaluasi

Pada tahap evaluasi dapat dinilai keberhasilan asuhan Keperawatan yang

sudah dijalankan. Pada umumnya tujuan tercapai sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan.

Terlaksananya asuhan keperawatan ini tidak terlepas dari dukungan dari

tim medis, staf ruangan dan klien / keluarga klien.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penerapan Asuhan keperawatan yang dilakukan maka

beberapa masukan yang dapat diberikan antara lain :

Klien dan keluarga

51

Page 52: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

Kepada klien dan keluarga diharapkan mampu menjaga kesehatan serta

mempunyai keinginan untuk melaksanakan tindakan-tindakan dan

nasehat-nasuhat yang telah diberikan tenaga kesehatan demi kesehatan

klien agar tidak terjadi kejang berulang.

Tenaga Perawat

Dalam melakukan pengkajian pada klien / keluarga diharapkan perawat perlu

mempersiapkan diri dengan pengetahuan keterampilan dan komunikasi tereupetik.

Sehingga memudahkan dalam pengumpulan data

Agar asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik, perlu adanya perencanaan

yang matang

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan diharapkan adanya kerjasama yang

baik dengan klien, keluarag klien dan tim kesehatan lainnya

Institusi Pendidikan

Diharapkan study kasus ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas tenaga

kesehatan serta mengahsilkan tenaga kesehatan yang profesional

52

Page 53: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

53

Page 54: HALAMAN PERSETUJUAN - BLOG AHMAD RAPANI ... · Web viewPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan anak mempunyai arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya

54