halaman judul penerapan model pembelajaran … · yang tercantum dalam pembukaan undang-undang...
TRANSCRIPT
i
HALAMAN JUDUL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XG SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Chairunnisa Astari
NIM 12803244023
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Dan Kami telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan
punggungmu. Dan kamu tinggikan sebutan (nama)Mu bagimu. Maka
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain), dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
(QS. Al-Insyirãh 94: 2-8)
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karya
sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibu yang senantiasa mengiringi langkahku dengan segala daya dan doa
dan Almarhum Ayahku yang selalu menjadi semangatku.
2. Kakakku tersayang (Gea) yang tiada hentinya memberikan motivasi
untuk segera lulus dan Almarhum Adikku yang menjadi semangat.
3. Keluarga besarku yang selalu memberikan dorongan dan semangat.
4. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta.
Karya ini penulis bingkiskan untuk:
1. Teman-teman terbaikku Pendidikan Akuntansi 2012, Khususnya 2012 B.
2. Sahabat-sahabatku Ade, Anbar, Anin, Dewa, Yanza dan Yuli terima
kasih atas segala semangat yang telah kalian berikan.
vi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)
TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XG SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh:
Chairunnisa Astari
NIM 12803244023
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi
Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran (Active Learning) dengan Tipe
Learning Starts With A Question (LSQ) Kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam
dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Materi yang digunakan yaitu mekanisme debet/kredit
dan jurnal umum dengan Model Active Learning Tipe Learning Starts With A
Question. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Teknik Pengumpulan data
dalam penelitian ini melalui obervasi, dokumentasi, catatan lapangan dan
wawancara. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan
keaktifan belajar siswa yaitu analisis data deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Penerapan Model
Pembelajaran Aktif (Active Learning) dengan Tipe Learning Starts With A
Question (LSQ) dapat Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa Kelas
XG SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Peningkatan keaktifan
belajar siswa terlihat dari kenaikan persentase rata-rata keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran akuntansi di kelas. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
tersebut dapat dilihat dari rata-rata kekatifan belajar siswa pada siklus I
menunjukkan 76,13% siswa telah aktif dan rata-rata keaktifan siswa pada siklus II
meningkat menjadi 94,71%. Peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke
skilus II sebesar 18,58%. Jadi indikator keberhasilan pada keaktifan siswa kelas
XG telah tercapai.
Kata kunci: Learning Starts With A Question, Keaktifan Belajar Siswa.
vii
THE APPLICATION OF THE ACTIVE LEARNING MODEL OF THE
LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TYPE TO IMPROVE
THE ACCOUNTING LEARNING ACTIVENESS OF GRADE XG
STUDENTS OF SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
IN THE 2015/2016 ACADEMIC YEAR
By:
Chairunnisa Astari
NIM 12803244023
ABSTRACT
This study aims to improve the students’ learning activeness through the
Active Learning model of the Learning Starts With A Question (LSQ) type Grade
XG students of SMA Negeri 5 Yogyakarta in the 2015/2016 academic year.
This was a classroom action research study conducted in two cycles. Each
cycle consisted of four steps, namely: planning, action, observation, and
reflection. The used materials were credit debit mechanism and general ledger
with the Active Learning Model of the Learning Starts With A Question type. The
research subjects were Grade XG students of SMA Negeri 5 Yogyakarta in the
2015/2016 academic year with a total of 32 students. The research data were
collected through observations, documentation, and field notes. The data were
analyzed by the quantitative descriptive technique using percentages.
The results of the study showed that the Application of The Active
Learning Model of the Learning Starts With A Question (LSQ) type was capable
of improving the learning activeness of Grade XG students of SMA Negeri 5
Yogyakarta in the 2015/2016 academic year. The improvement was manifested by
the increase of the percentage of students’ learning activeness in accounting
learning in the classroom. The increase of the students’ learning activeness could
be seen from the average of the student’s learning activeness in Cycle I it was
76.13% student’s has active and the average of the students’ learning activeness
in Cycle II it improved to 94.71%. The increase of the students’ learning
activeness from Cycle I to Cycle II which improved by 18.58%. So an indicator of
the success of the students’ learning activeness Grade XG had been reached.
Keywords: Learning Starts With A Question, Students’ Learning Activeness
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas rahmat dan karunia Allah SWT, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Learning Starts With A Question
(LSQ) untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa Kelas XG SMA
Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016” dengan baik. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna meraih gelar Sarjana Pendidikan.
Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta
2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian
3. Abdullah Taman, SE.Ak., M.Si., C.A. Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi
FE UNY dan Ketua Penguji yang telah memberikan masukan serta saran
demi kesempurnan skripsi
4. Dra. Sumarsih, M.Pd., dosen pembimbing yang telah memberikan masukan,
saran, kritik dan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini
5. Endra Murti Sagoro, M.Sc. Panasehat Akademik yang membimbing pada
masa studi
6. Dra. Sukanti, M.Pd., Dosen narasumber yang telah memberikan masukan dan
bimbingan selama menyelesaikan skripsi ini.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 10
A. Kajian Teori .............................................................................................. 10
1. Keaktifan Belajar Siswa ........................................................................ 10
a. Pengertian Keaktifan Belajar Siswa .................................................. 10
b. Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa.................................................. 12
c. Faktor-faktor Keaktifan Belajar Siswa.............................................. 13
d. Indikator Keaktifan Belajar Siswa .................................................... 15
2. Model Pembelajaran Aktif .................................................................... 16
a. Pengertian Pembelajaran Aktif ......................................................... 16
b. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif .............................................................. 18
xi
c. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Aktif ....................................... 18
d. Bentuk-bentuk Model Pembelajaran Aktif ....................................... 20
3. Tipe Learning Starts With A Question .................................................. 22
a. Langkah-langkah Tipe Learning Starts With A Question ................. 22
b. Kelebihan dan kelemahan Tipe Learning Starts With A Question ... 23
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 23
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 28
D. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 30
B. Desain Penelitian ....................................................................................... 30
C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 32
D. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 32
E. Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 34
F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 36
G. Prosedur Penelitian.................................................................................... 37
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 40
I. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 40
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 42
1. Deskripsi Data Umum ........................................................................... 42
a. Sejarah SMA Negeri 5 Yogyakarta................................................... 42
b. Fasilitas dan Sarana Prasarana .......................................................... 43
c. Potensi Siswa, Guru, serta Karyawan ............................................... 45
d. Organisasi Siswa dan Ekstrakurikuler .............................................. 46
e. Kondisi Umum Kelas XG ................................................................. 46
2. Deskripsi Data Khusus .......................................................................... 47
a. Diskusi dan Observasi Awal ............................................................. 47
b. Perencanaan Pembelajaran dengan Tipe Learning Starts With A
Question .................................................................................................... 48
c. Penyusunan Perencanaan Tindakan .................................................. 50
xii
d. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ....................................... 51
B. Analisis Data ............................................................................................. 63
C. Pembahasan ............................................................................................... 67
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 72
A. Kesimpulan ............................................................................................... 72
B. Saran .......................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pedoman Penilaian Keaktifan Belajar Siswa .......................................... 37
Tabel 2. Pedoman Pemberian Skor Keaktifan Belajar Siswa ............................... 37
Tabel 3. Hasil Penilaian Pra Penelitian Keaktifan Belajar Siswa ......................... 47
Tabel 4. Hasil Penilaian Penelitian Keaktifan Belajar Siswa Siklus I .................. 55
Tabel 5. Hasil Penilaian Penelitian Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ............... 62
Tabel 6. Perbandingan Peningkatan Persentase Keaktifan Belajar Siswa ............ 64
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 31
Gambar 2. Diagram Keaktifan Belajar Siswa ....................................................... 66
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................................. 77
Lampiran 2. Lembar Observasi Dan Catatan Lapangan...................................... 105
Lampiran 3. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa........................................ 111
Lampiran 4. Hasil Catatan Lapangan................................................................... 122
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian................................................................... 127
Lampiran 6. Surat Penelitian................................................................................138
Lampiran 7. Surat Penunjukan Observer............................................................. 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masa globalisasi, suatu negara akan maju apabila memiliki
kualitas pendidikan yang tinggi. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi
suatu negara. Negara Indonesia merumuskan sebuah tujuan mulia pendidikan
yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV
yang intinya mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses untuk menuju
kehidupan bangsa yang cerdas membutuhkan pembangunan sumber daya
manusia melalui pendidikan. Sebagaimana termuat di Undang-Undang No.
20 tahun 2003 dalam Dwi Siswoyo (2011: 55) tentang sistem pendidikan
nasional berbunyi:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Optimalisasi mutu pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka
membentuk sumber daya manusia yang unggul dalam berbagai bidang
kehidupan. Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal sebagai
pencetak sumber daya manusia (SDM) yang potensial dan fungsional dalam
rangka mengangkat tingkat kesejahteraan dirinya sebagai individu manusia
dalam masyarakat. Kondisi pembelajaran diharapkan mampu menunjang
SDM agar berpeluang mendapatkan pengalaman yang dapat mendorong
prestasi serta menumbuhkan kepuasan kerja. Permasalahan yang terjadi pada
2
dunia pendidikan formal sangatlah kompleks dan semakin bertambah karena
pendidikan selalu dituntut untuk semakin berkembang dalam berbagai segi.
Peningkatan mutu pendidikan harus terus menerus dipacu agar mampu
mengimbangi perkembangan zaman sebagai upaya untuk mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan
sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (Sugihartono dkk, 2012: 3). Setiap siswa memiliki cara dan metode
yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan individu dalam mempelajari
sesuatu. Siswa dalam mempelajari sesuatu yang baru akan lebih efektif
apabila siswa bertanya dan berpatisipasi aktif dari pada hanya menerima apa
yang disampaikan guru.
Menurut Hisyam Zaini dkk dalam Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan
(2012: 2) pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang mengajak peserta
didik untuk belajar secara aktif, artinya mereka yang mendominasi aktivitas
pembelajaran. Dengan belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam
semua proses pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi juga fisik. John
Dewey mengemukakan bahwa belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat,
dan berpusat pada siswa dalam konteks pengalaman sosial (Sugihartono dkk,
2012: 108). Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara
guru dan siswa. Dalam interaksi tersebut, siswa sebagai subjek pokok bukan
objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur oleh guru. Sebagai subjek dalam
pembelajaran, siswa diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai dengan bakat
3
dan segala potensi yang dimilikinya. Keaktifan siswa dapat diwujudkan baik
keaktifan fisik maupun keaktifan mental. Interaksi yang baik antara guru dan
siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif.
Interaksi belajar mengajar dapat dilakukan dengan mengaktifkan siswa
menggunakan teknik tanya jawab antar siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Adanya interaksi antar guru dan siswa akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan PPL (Praktik
Pengalaman Lapangan) dan pengamatan pembelajaran Akuntansi di kelas XG
SMA Negeri 5 Yogyakarta yang peneliti lakukan, bahwa keaktifan belajar
siswa pada pembelajaran akuntansi rendah. Hal tersebut terlihat dari tingkah
laku siswa ketika pelajaran akuntansi berlangsung. Ada beberapa siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru, ada siswa yang memilih berbicara
dengan teman, ada siswa yang mengantuk, ada siswa yang tidak membaca
materi pelajaran, siswa kurang aktif dalam bertanya mengenai materi yang
sedang diajarkan, ada siswa yang tidak mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru. Hal tersebut tampak dari hasil persentase keaktifan belajar
siswa hanya 29,25%. Selain itu ditinjau dari metode pembelajaran, metode
pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, guru masih menerapkan
metode pembelajaran ceramah dan proes pembelajaran terpusat pada guru
(teacher centered) yang belum melibatkan partisipasi siswa secara
menyeluruh. Proses pembelajaran dengan metode konvensional belum cukup
memberikan kesan yang mendalam kepada siswa, karena peran guru dalam
menyampaiakan materi lebih dominan dibandingkan tingkat keaktifan siswa.
4
Menurut Sugihartono, dkk (2012: 76), belajar dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berada di luar diri individu. Faktor internal ini meliputi
faktor kesehatan dan cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kelelahan, dan lain sebagainya. Faktor eksternal yang
berpengaruh dalam belajar meliputi cara orang tua mendidik, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, teman bergaul, standar pelajaran, model
pembelajaran, kurikulum, dan lain sebagainya.
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang
menentukan keberhasilan dalam belajar. Joyce & Weil dalam Rusman (2014:
133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, yang artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Penggunaan model
pembelajaran yang tepat, maka akan mendorong keaktifan belajar siswa di
kelas. Adapun model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif (cooperative learning),
pembelajaran inkuiri (inquiry learning), pembelajaran kolaboratif
(collaborative learning), pembelajaran efektif (effective learning), dan model
pembelajaran konstektual (contextual learning), pembelajaran afektif
5
(affective learning), pembelajaran aktif (active learning) dan model
pembelajaran lainnya.
Salah satu strategi belajar siswa yang menuntut keaktifan siswa yaitu
model pembelajaran aktif (active learning). Model pembelajaran aktif (active
learning) yaitu pembelajaran yang menuntut siswa agar aktif ketika
pembelajaran di kelas. Active learning merupakan langkah cepat,
menyenangkan, menarik dan mencerdaskan dalam belajar. Active learning
membantu siswa dalam meningkatkan teknik dan kemampuan mendengar,
mengamati, mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan materi yang
dipelajari. Model pembelajaran aktif mempunyai berbagai tipe yang salah
satunya adalah Tipe Learning Starts With A Question (LSQ), yaitu tipe
pembelajaran yang menggugah siswa untuk bertanya. Dalam Tipe Learning
Starts With Question (LSQ) ini meningkatkan keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan apa yang mereka pelajari melalui cara yang
menyenangkan dan tidak menakutkan yaitu dengan memulai pembelajaran
dengan bertanya. Learning Starts With A Question juga akan melatih
kecepatan dalam berpikir, dan pemahaman konsep materi yang dipelajari.
Aktivitas siswa dengan bertanya akan membuat proses belajar menjadi aktif,
sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah.
Bertanya adalah cara untuk mengungkapkan rasa keingintahuan akan
jawaban yang tidak/belum diketahui. Rasa ingin tahu merupakan dorongan
atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari jawaban. Bertanya
merupakan bagian pembelajaran dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Pada hakikatnya melalui bertanya akan mengetahui dan
6
mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin diketahui. Apabila
dikaitkan dengan proses pembelajaran, kegiatan bertanya-jawab antara guru
dan siswa menunjukkan adanya interaksi di kelas yang dinamis dan multi
arah. Pentingnya siswa mengajukan pertanyaan yakni siswa dapat berperan
aktif di kelas, menimbulkan rasa keingintahuan dalam diri siswa, merangsang
fungsi berpikir siswa, mengembangkan keterampilan berpikir siswa, siswa
dapat memfokuskan perhatian pada proses pembelajaran, siswa dapat
memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan pendapat, serta dapat
merangsang terjadinya diskusi materi pelajaran di dalam kelas.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran terutama dalam mengajukan pertanyaan. Untuk
itu perlu dilakukan upaya untuk mendorong keaktifan siswa agar siswa berani
untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. Dari permasalahan tersebut,
peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Learning Starts With A Question
(LSQ) untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa Kelas XG
SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran guru kurang bervariasi, sehingga mempengaruhi
keakifan belajar siswa.
2. Pendekatan yang digunakan guru akuntansi pada proses pembelajaran
masih bersifat teacher centered.
7
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam
membaca materi, mengajukan pertanyaan, memperhatikan penjelasan
guru, dan mengerjakan soal latihan dengan rata-rata sebesar 29,25%
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
disebutkan, maka masalah penelitian ini dibatasi pada penerapan Model
Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Learning Starts With A Question
(LSQ) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa Kelas XG
SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang
telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah
Penerapan Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A
Question (LSQ) dapat meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada
pembelajaran Akuntansi Kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2015/2016”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa melalui Penerapan Model
Pembelajaran (Active Learning) dengan Tipe Learning Starts With A
Question (LSQ) Kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2015/2016.
8
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Memberikan konstribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
di bidang akuntansi. Selain itu penelitian ini dapat menjadi sumbangan
pemikiran pihak-pihat terkait di dunia pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru
1) Merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan
wawasan tentang model pembelajaran untuk meningkatkan
keaktifan siswa pada pembelajaran akuntansi
2) Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif dan menyenangkan
b. Bagi siswa
1) Memberikan masukan kepada siswa agar berperan aktif selama
kegiatan pembelajaran terutama untuk aktif bertanya terhadap
materi yang belum dipahami dan partisipasi aktif lainnya.
2) Memberikan suasana baru dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa lebih antusias dalam belajar
c. Bagi peneliti selanjutnya
Menjadi acuan penelitian tentang meningkatkan keaktifan
belajar siswa pada pembelajaran akuntansi dengan penerapan model
Active Learning Tipe Learning Starts With A Question.
9
d. Bagi peneliti
1) Usaha pembuktian tentang teori-teori yang telah didapatkan di
bangku kuliah agar peneliti benar-benar memiliki pemahaman
yang tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga praktiknya di
lapangan.
2) Memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan
pembelajaran akuntansi melalui Model Active Learning Tipe
Learning Starts With A Question.
3) Sebagai bekal menjadi pendidik di masa datang untuk
menerapkan Model Active Learning Tipe Learning Starts With A
Question.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Belajar Siswa
a. Pengertian Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan siswa merupakan unsur dasar yang penting dalam
proses pembelajaran. Belajar sangat diperlukan adanya aktivitas agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Menurut Martinis
(2007: 82) belajar aktif adalah suatu usaha manusia untuk
membangun pengetahuan dalam dirinya. Proses pembelajaran terjadi
perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan
afektif.
Menurut Sardiman (2011: 100), aktivitas belajar adalah
kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir
sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Perlu dilakukan
aktivitas dalam belajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat.
Berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi
belajar mengajar (Sardiman, 2011: 95). Menurut Rousseau dalam
Sardiman (2011: 96) pengetahuan itu harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan
bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara
11
rohani maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar
harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin
terjadi.
Raka Joni dalam Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan
bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
dapat dilaksanakan manakala:
1) Pembelajaran yang dilakukan lebih terpusat pada siswa.
2) Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman
belajar.
3) Tujuan kegiatan pembelajaran mencapai kemampuan minimal
siswa (kompetensi dasar)
4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada
kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan
menciptakan siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep
–konsep.
5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Kegiatan pembelajaran seperti yang dimaksud dalam
penjelasan sebelumnya menunjukkan kegiatan pembelajaran tidak
hanya membebani siswa dengan pemahaman soal dan teori tetapi
mampu menerapkan atau mempraktikkannya secara berimbang.
Berdasarkan teori aktivitas diatas, maka pembelajaran yang dilakukan
oleh seorang guru harus meningkatkan aktivitas siswa agar siswa
aktif. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan secara teoritis,
akan tetapi guru harus melibatkan siswa secara langsung sehingga
dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian,
pengikhtisaran dan pelaporan informasi ekonomi suatu perusahaan
dan menafsirkan informasi keuangan tersebut untuk mengambil
12
keputusan bisnis sebuah perusahaan (Endang Mulyadi, 2011: 5).
Akuntansi membutuhkan kecakapan individual dalam proses
mencatatnya sehingga harus dipahami peserta didik bukan dihafal.
Oleh karena itu dibutuhkan adanya keaktifan dalam diri siswa atau
peserta didik dalam pembelajaran akuntansi.
Akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang memerlukan
kecakapan individual dalam mengerjakannya. Kecakapan itu diasah
dengan latihan, tidak bisa instan. Tidak semua siswa menangkap
secara cepat untuk memiliki kecakapan. Oleh karena itu dibutuhkan
latihan rutin agar siswa dapat memiliki kecakapan dalam mengerjakan
khususnya dalam akuntansi.
Keaktifan peserta didik akan sangat membantu dalam proses
pembelajaran akuntansi mengingat belajar merupakan proses aktif dari
si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif
yang hanya menerima ceramah dari guru. Oleh karena itu, diperlukan
adanya keaktifan siswa pada pembelajaran akuntansi guna
pembelajaran dapat berjalan efektif.
b. Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa
Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2011: 172-173),
membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu:
1) Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati, eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau
bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan atau
tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi
13
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan,
mendengarkan radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-
bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi
angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
menari, berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat
keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.
Klasifikasi diatas menunjukkan bahwa banyaknya aktivitas
yang dilakukan di kelas. Apabila aktivitas tersebut dapat diterapkan di
kelas, maka proses pembelajaran akan menjadi lebih aktif dan
menyenangkan.
c. Faktor-faktor Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar siswa pada proses pembelajaran dapat
merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki siswa.
Keaktifan juga dapat membuat siswa berlatih untuk berfikir kritis dan
dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping itu, guru sebagai fasilitator juga dapat membuat sistem
pembelajaran secara sistematis sehingga merangsang keaktifan belajar
siswa ketika proses pembelajaran.
14
Menurut Uzer Usman (2013: 26) cara untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar
adalah sebagi berikut:
1) Cara memperbaiki keterlibatan kelas
a) Abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar
mengajar
b) Tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan
belajar mengajar dengan menuntut respon yang aktif dari
siswa
c) Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar
hendaknya dilakukan secara tepat dan luwes
d) Berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan
tujuan mengajar yang akan dicapai
e) Usahakan agar pengajaran dapat menarik minat siswa, untuk
itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkan
dengan bahan dan prosedur pengajaran.
2) Cara meningkatkan keterlibatan siswa
a) Kenalilah dan bantulah anak-anak yang kurang terlibat.
Selidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan untuk meningkatkan prestasi anak
tersebut
b) Siapkan siswa secara tepat. Persyaratan awal apa yang
diperlukan anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru
c) Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan
individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan
usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam
kegiatan belajar.
Gegne dan Briggs dalam Martinis (2007: 84) menjelaskan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
meliputi 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa.
Masing-masing diantaranya:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada
siswa.
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.
4) Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep) yang akan
dipelajari.
5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
15
6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
7) Memberi umpan balik (feed back).
8) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir
pembelajaran.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa partisipasi belajar adalah suatu wujud dari
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Menumbuhkan
aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas dapat diterapkan dalam penelitian ini untuk
mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Cara agar siswa
terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam belajar diperlukan beberapa
faktor diantaranya adalah motivasi atau perhatian siswa, kemampuan
dasar siswa, kompetensi belajar siswa, stimulus (masalah, topik, dan
konsep yang akan dipelajari, partisipasi siswa, umpan balik oleh siswa
maupun guru, kemampuan kognitif siswa yang selalu dilatih dari
materi pembelajaran.
d. Indikator Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar siswa dapat diamati melalui kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Menurut Nana Sudjana (2013:
61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2) Terlibat dalam pemecahan masalahnya
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
16
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
Keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini diukur dengan
indikator keaktifan siswa menurut Nana Sudjana yang disesuaikan
dengan model pembelajaran yang akan diterapkan. Kemudian dapat
dijabarkan menjadi berikut:
1) Siswa aktif membaca materi pelajaran
2) Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
3) Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
4) Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
5) Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
6) Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
7) Siswa memperhatikan penjelasan guru
8) Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
9) Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
2. Model Pembelajaran Aktif
a. Pengertian Pembelajaran Aktif
Agus Suprijono (2014: 45) berpendapat bahwa “model
pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implmentasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas”. Model pembelajaran
berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan guru dalam merencanakan keaktifan belajar mengajar.
17
Menurut Mohammad Jauhar (2011: 156) “Pembelajaran yang
aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua peserta
didik dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan
spiritual”. Pembelajaran aktif menurut Rusman (2014: 324)
merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
peserta didik dalam mencari berbagai informasi dan pengetahuan
untuk dibahas dan dipelajari dalam proses pembelajaran, sehingga
peserta didik mendapatkan pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya. Guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan,
dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman
langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam
membangun pengetahuannya sendiri.
Menurut Mulyasa (2006: 191) “Pembelajaran aktif
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, misalnya menganalisis dan mensistesis, serta
melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar, dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari”. Dalam model
pembelajaran aktif guru lebih memposisikan dirinya sebagai
fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada
siswa. Siswa terlibat aktif dan banyak berperan dalam proses
pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan, dan
bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses
pembelajaran.
18
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan
siswa untuk mengalami sendiri, berlatih dan berkegiatan sehingga
mendapatkan hasil yang baik antara daya pikir, emosional dan
keterampilannya. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa,
sehingga semua siswa dapat aktif di dalam kelas. Selain itu
pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa
agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif
Menurut Abu Ahmadi (2004: 212-213), pembelajaran aktif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Situasi kelas menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar
bebas rapi terkendali
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak
memberikan ringkasan berpikir kepada siswa untuk
memecahkan masalah
3) Guru menyediakan sumber belajar bagi siswa
4) Kegiatan belajar siswa bervariasi
5) Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan
hubungan manusia bagaikan orang tua dan anak
6) Situasi dan kondisi kelas tidak terikat dengan peran guru sebagai
sumber belajar dan siswa sebagai penerima informasi yang pasif
7) Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya
8) Melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya.
c. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Aktif
Terdapat beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang
tumbuhnya cara belajar siswa aktif. Berikut ini dijelaskan secara
umum prinsip-prinsip tersebut menurut (Abu Ahmadi, 2004: 214-
216):
19
1) Stimulasi belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya
berupa stimulus yang hendaknya benar-benar mengkomu-
nikasikan informasi yang ingin disampaikan dalam bentuk verbal,
bahasa, visual, auditif dan lainnya.
2) Perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama bertahan
selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu perlu
diusahakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi dan
perhatian.
3) Respon yang dipelajari
Belajar adalah proses yang aktif. Apabila siswa tidak dilibatkan
dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon siswa terhadap
stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar
yang dikehendaki.
4) Penguatan
Nilai, pengakuan prestasi siswa, dan persetujuan pendapat siswa
merupakan sumber penguat belajar untuk memuaskan kebutuhan
siswa. Siswa cenderung mempelajari tingkah laku tersebut apabila
respon siswa terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya.
5) Pemakaian dan pemindahan
Belajar dengan memperluas pembentukan kelompok dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang
sudah dipelajari pada situasi lain yang serupa.
20
d. Bentuk-bentuk Model Pembelajaran Aktif
Beberapa Tipe yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif
di dalam kelas, antara lain:
1) Learning Starts With A Question (Marno dan M. Idris, 2012:
151-152)
a) Bagikan bahan belajar dan mintalah mereka belajar
berpasangan
b) Siswa diminta buat pertanyaan hal-hal yang belum
dimengerti
c) Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan jenisnya
atau yang paling banyak dibutuhkan siswa
d) Mulailah pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-
hal yang mereka tanyakan.
2) Everyone Is Teacher Here (Marno dan M. Idris, 2012: 152)
a) Bagikan kertas kepada siswa dan mintalah mereka untuk
menuliskan pertanyaan tentang materi atau hasil belajar
yang harus didiskusikan atau dipelajari.
b) Kumpulkan kertas-kertas tersebut, kocok, dan bagikan
kembali kepada siswa secara acak.
c) Undang sukarelawan (seorang siswa) untuk ke depan dan
membacakan pertanyaan, serta memberikan jawaban/tang-
gapan atas pertanyaan tersebut.
d) Kembangkan diskusi berangkat dari pertanyaan tersebut.
e) Klarifikasi materi/hasil belajar dari setiap pertanyaan yang
didiskusikan agar seluruh siswa memperoleh pemahaman
tentang materi/hasil belajar.
3) The Power Of Two (Marno dan M. Idris, 2012: 153)
a) Ajukan satu atau dua pertanyaan/masalah (terkait topik
pembelajaran) yang membutuhkan perenungan (reflection)
dan pemikiran (thinking).
b) Mintalah siswa menjawab tertulis secara perorangan.
c) Kelompokkan siswa secara berpasangan (dua-dua).
d) Mintalah mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan
jawaban baru.
e) Braindstorming (panel), siswa membandingkan jawaban
hasil diskusi kecil antarkelompok.
f) Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memperoleh
kejelasan.
21
4) Information Search (Marno dan M. Idris, 2012: 153-154)
a) Bagikan resource material (bacaan, materi, buku teks,
handout, dokumen, dan seterusnya).
b) Susunlah sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat
dicari di resource material tersebut.
c) Untuk menumbuhkan persaingan hebat, bagilah siswa
dalam kelompok kecil.
d) Mintalah kepada kelompok untuk mempresentasikan.
e) Klarifikasi dan bahaslah jawaban yang benar secara
bersama.
f) Kembangkan jawaban tersebut untuk memperluas cakupan
belajar.
5) Snowballing (Marno dan M. Idris, 2012: 154)
a) Ajukanlah pertanyaan atau permasalahan terkait topik
pembelajaran.
b) Kelompokkan siswa beranggotakan dua atau tiga orang
siswa
c) Setelah itu, kelompok kecil siswa menjawab atau
memecahkan permasalahan dalam beberapa menit.
d) Gabungkanlah dua kelompok menjadi satu kelompok baru
yang beranggotakan empat atau enam orang.
e) Pada grup yang baru ini, mintalah mereka untuk melakukan
sharing untuk merumuskan jawaban baru yang disepakati
bersama.
f) Klarifikasi jawaban atau pemecahan masalah yang benar
agar seluruh siswa/kelompok memperoleh pemahaman
terhadap jawaban atau pemecahan masalah.
6) Jigsaw Learning (Marno dan M. Idris, 2012: 155)
a) Bagikanlah semua bahan ajar yang dapat menunjang
pencapaian kompetensi belajar secara utuh.
b) Bentuk kelompok belajar (1) (sesuai hasil belajar yang
dipelajari)
c) Diskusikan secara berkelompok, tetapi tiap individu
membuat resume hasil diskusi.
d) Bentuklah kelompok (2) secara acak, tapi tiap anggota
kelompok yang baru bertugas menjelaskan hasil resumenya
pada kelompok sebelumnya, kemudian setiap anggota
kelompok merumuskan hasil belajar secara utuh.
e) Presentasikan hasil belajar (diwakili)
f) Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memperoleh
pemahaman yang utuh.
22
3. Tipe Learning Starts With A Question
a. Langkah-langkah Tipe Learning Starts With A Question
Menurut Silberman (2013: 157-158) Proses mempelajari hal
baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalam kondisi aktif,
bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan kondisi
pembelajaran seperti ini adalah dengan menstimulir siswa untuk
menyelidiki atau mempelajari sendiri materi pelajaran, tanpa
penjelasan terlebih dahulu dari guru. Strategi sederhana ini
menstimulasi pengajuan pertanyaan yang merupakan kunci belajar.
Prosedur:
1) Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda pilih sendiri. (Anda
dapat menggunakan satu halaman dalam sebuah buku teks,
sebagai ganti buku pegangan). Inti dari pilihan materi anda adalah
kebutuhan untuk menstimulir pertanyaaan di pihak pembaca.
Sebuah buku pegangan yang menyediakan informasi luas namun
tidak memiliki rincian penjelas adalah yang ideal.
2) Perintahkan kepada siswa untuk mempelajari buku pegangan
dengan pasangannya. Perintahkan agar masing-masing pasangan
sebisa mungkin berupaya memahami buku pegangan dan
mengenali apa saja yang tidak mereka pahami dengan menandai
dokumen dengan pertanyaan di dekat informasi yang tidak
mereka pahami. Anjurkan siswa untuk menyisipkan sebanyak
mungkin tanda tanya sesuai yang mereka kehendaki. Jika
waktunya memungkinkan, bentuklah pasangan-pasangan tersebut
menjadi kuartet kelompok 4 siswa dan beri waktu bagi tiap
pasangan untuk saling membantu.
3) Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan jawablah
pertanyaan-pertanyaan siswa, anda mengajar melalui jawaban
anda atas pertanyaan siswa secara keseluruhan, dan baru
kemudian mengajarkan mata pelajaran hari ini, dengan
melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa.
Tipe Learning Starts With A Question adalah tipe pembelajar-
an yang melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif selama proses
pembelajaran dengan cara pengajuan pertanyaan .Tipe Learning Starts
23
With A Question dapat diterapkan dengan baik dalam pembelajaran
apabila guru benar-benar mampu menguasai Tipe tersebut. Oleh
karena itu, guru harus mampu mengatur jalannya proses pembelajaran
agar pertanyaan siswa tidak keluar dari konteks yang dipelajari.
b. Kelebihan dan kelemahan Tipe Learning Starts With A Question
Menurut Elza Firanda Riswani (2012: 9), pembelajaran Tipe
Learning Starts With A Question memiliki kelebihan dan kekurangan
yaitu sebagai berikut:
Kelebihan Tipe Learning Starts With A Question (LSQ) yaitu:
1) Peserta didik terpancing untuk berfikir dan bertanya.
2) Pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif
3) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
4) Meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap materi pembela-
jaran
Kelemahan Tipe Learning Starts With A Question (LSQ) yaitu:
1) Pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan kreatif dan
vokal yang mampu mencakup kelas
2) Guru harus mampu menjadi moderator dan fasilitator yang baik
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Umiatun (2013) berjudul “Penerapan
Model Active Learning Teknik Learning Starts With A Question (LSQ)
Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Akuntansi Kelas X Akuntansi I SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran
2012/2013”, yang menyimpulkan bahwa Model Active Learning Teknik
Learning Starts With A Question dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa kelas X akuntansi 1 SMK Negeri 1 pengasih. Peningkatan ini
24
terlihat dari kenaikan presentase keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran akuntansi di kelas. Peningkatan keaktifan belajar siswa
tersebut dapat dilihat dari rata-rata aspek keaktifan visual siswa pada
siklus I adalah 83,60% dan siklus II naik menjadi 98,44%. Rata-rata aspek
keaktifan Lisan siswa pada siklus I adalah 71,88% dan siklus II adalah
88,02%. Rata-rata aspek keaktifan menulis siswa pada siklus I adalah
78,65% dan siklus II naik menajdi 92,19%. Rata-rata keaktifan belajar
belajar siswa ketiga aspek tersebut pada siklus I menunjukkan 78,04%
siswa telah aktif dan siklus II naik menajdi 92,88% dengan memperoleh
peningkatan sebesar 14,84%.
Persamaan relevan dengan penelitian ini adalah penggunaan Model
Active Learning Teknik Learning Starts With A Question dan keaktifan
belajar siswa. Perbedaan yang ada dalam penelitian milik Fitri Umiatun
dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada Standar
Kompetensi yaitu Memahami Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan
Dagang, sedangkan penelitian ini dengan Standar Kompetensi Memahami
Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. Di samping itu, pada Subjek
dan waktu penelitiannya, yaitu pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK
Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 siswa,
sedangkan penelitian ini dilakukan pada Siswa Kelas XG SMA Negeri 5
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 siswa.
2. Penelitian yang dilakukan Elza Firanda Riswandi (2012) yang berjudul
“Model Active Learning dengan Teknik Learning Starts With A Question
untuk Meningkatkan keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran
25
Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012”. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
Model Active Learning Teknik Learning Starts With A Question dapat
meningkatkan keaktifan belajar akuntansi peserta didik dalam
pembelajaran akuntansi kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA N 7 Yogyakarta.
Peningkatan ini juga terlihat dari rata-rata aspek keaktifan visual siklus I
sebesar 76,54% dan siklus II naik menjadi 86,42%. Rata-rata aspek
keaktifan lisan siklus I sebesar 69,14% dan siklus II naik menjadi 92,59%.
Rata-rata keaktifan menulis siklus I sebesar 87,65% dan siklus II naik
menjadi sebesar 97,53%. Rata-rata keaktifan peserta didik ketiga aspek
tersebut pada siklus 1 77,78% peserta didik telah aktif dan siklus II naik
menjadi 92,18% dengan memperoleh peningkatan sebesar 14,4%.
Persamaan relevan dengan penelitian ini adalah penggunaan Model
Active Learning Teknik Learning Starts With A Question dan variabel
keaktifan belajar siswa. Perbedaan yang ada dalam penelitian milik Elza
Firanda Riswandi dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada
materi pembelajaran yaitu Jurnal Penyesuaian dan Kertas Kerja,
sedangkan penelitian ini dengan materi Mekanisme debit/kredit dan Jurnal
Umum. Di samping itu, pada Subjek dan waktu penelitiannya, yaitu pada
kelas XI IS 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta yang berjumlah 27 peserta didik,
sedangkan penelitian ini dilakukan pada Siswa Kelas XG SMA Negeri 5
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 siswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fenti Noor Endah Kurniawati yang
berjudul “Implementasi Model Active Learning Teknik Learning Starts
26
With A Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Peserta
Didik Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2013/2014”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan implementasi
Model Active Learning dengan Teknik Learning Starts With A
Question dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi. Hal ini
dibuktikan dengan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan
pada semua indikator Aktivitas Belajar Akuntansi peserta didik.
Peningkatan ini juga terlihat dari rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi
peserta didik pada siklus I sebesar 66,48% meningkat pada siklus II
menjadi sebesar 82,34%. Berdasarkan data angket Aktivitas Belajar
Akuntansi peserta didik juga terjadi peningkatan pada siklus I sebesar
67,44% dan pada siklus II menjadi sebesar 79,88%
Persamaan relevan dengan penelitian ini adalah penggunaan Model
Active Learning Teknik Learning Starts With A Question. Perbedaan yang
ada dalam penelitian milik Fenti Noor Endah Kurniawati dengan
penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada variabel aktivitas,
sedangkan dalam penelitian ini adalah keaktifan. materi pembelajaran
yaitu Jurnal penyesuaian, sedangkan penelitian ini dengan materi
Mekanisme debit/kredit dan Jurnal Umum. Di samping itu, pada Subjek
dan waktu penelitiannya, yaitu seluruh peserta didik kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 22 siswa,
sedangkan penelitian ini dilakukan pada Siswa Kelas XG SMA Negeri 5
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 siswa.
27
4. Penelitian yang dilakukan Lorentya Yulianti K yang berjudul
“Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas X
Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif
Teknik Jigsaw dapat meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi dengan
rata-rata skor Keaktifan Belajar Akuntansi pada setiap siklus menunjukkan
peningkatan. Pada siklus I diperoleh rata-rata skor Keaktifan Belajar
Akuntansi sebesar 61,42% dan pada siklus II diperoleh skor 86,07% atau
peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 24,65%.
Sedangkan pada siklus III diperoleh skor 91,43% maka peningkatan yang
terjadi dari siklus II ke siklus III adalah sebesar 5,35%.
Persamaan relevan dengan penelitian ini adalah variabel penelitian
keaktifan belajar siswa. Perbedaan yang ada dalam penelitian milik
Lorentya Yulianti K dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak
pada Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw, sedangkan dalam
penelitian ini adalah Model Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts With
A Question. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
Lorentya Yulianti K yaitu observasi partisipasi, angket, dokumentasi, dan
wawancara, sedangkan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
observasi, wawancara dan catatan lapangan.
28
C. Kerangka Berpikir
Pada umumnya sekolah-sekolah banyak yang belum melibatkan
partisipasi siswa secara menyeluruh pada pembelajaran akuntansi. Siswa
lebih banyak mendengarkan dan menulis apa yang disampaikan oleh guru
selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat kurang aktif untuk
bertanya atau menanggapi tentang materi pelajaran. Jadi sebagian besar siswa
masih pasif dalam proses belajar berlangsung.
Dengan menerapkan model pembelajaran yang lain dari model
pembelajaran yang biasanya digunakan maka diharapkan siswa dapat
berpartisipasi aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Model
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa yaitu
model pembelajaran aktif (Active Learning). Pembelajaran aktif adalah
pembelajaran yang menekankan keaktifan belajar siswa untuk mengalami
sendiri, berlatih dan berkegiatan sehingga mendapatkan hasil yang baik antara
daya pikir, emosional dan keterampilannya. Model pembelajaran aktif terdiri
dari beberapa Tipe, salah satunya adalah Learning Starts With A Question
(LSQ). Tipe ini memberi kesempatan kepada siswa untuk menstimulasi
pengajuan pertanyaan yang merupakan kunci belajar.
Tipe Learning Starts With A Question dilakukan dengan cara sebagai
berikut: Guru memilih bahan bacaan yang berupa materi/modul yang sesuai
kemudian dibagikan kepada siswa untuk dipelajari secara individu atau
dengan teman sebangku. Sembari siswa membaca, guru meminta siswa untuk
memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami. Guru
memerintahkan kepada siswa untuk memberi tanda sebanyak mungkin. Guru
29
meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah
mereka baca. Guru membentuk siswa menjadi kelompok berisi empat orang
untuk berdiskusi mengenai bagian yang tidak dipahami. Guru mengumpulkan
pertanyaan-pertanyaan siswa yang telah ditulis. Guru membaca pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban siswa. Terakhir, guru menyampaikan materi
pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkumpul tetapi
belum terjawab siswa.
Mengacu pada kajian teori dan penelitian yang relevan maka
diharapkan Tipe Learning Starts With A Question dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa, karena dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran, keaktifan belajar siswa akan meningkat. Hal ini menjadi
dasar dari implementasi model Active Learning Tipe Learning Starts With A
Question, yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas
XG SMA Negeri 5 Yogyakarta.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan alur pikir yang digunakan peneliti dalam kerangka
berpikir, maka hipotesis tindakan yang digunakan adalah Penerapan Model
Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Learning Starts With A Question
(LSQ) dapat Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa Kelas XG
SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
yang beralamat di Jalan Nyi Pembayun 39, Kotagede, Yogyakarta. Waktu
penelitian dilaksanakan bulan November 2015 sampai Januari 2016.
B. Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian yang lebih
mengutamakan pada masalah proses dan makna/persepsi, maka jenis
penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), “Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama” (Suharsimi Arikunto, 2008: 3). Penelitian
tindakan kelas tidak hanya mengacu pada hasil belajar tetapi lebih fokus pada
proses belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini harus melalui empat tahapan.
Adapun keempat tahapan tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Keempat tahap dalam PTK merupakan unsur yang
membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran kegiatan berurutan yang kembali
kearah semula. PTK harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus
tindakan yang berurutan (Suharsimi, 2008: 16). Desain untuk penelitian
tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
31
Gambar 1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2008: 16)
Tahap – tahap PTK (Suharsimi Arikunto, 2008: 17-19):
1. Tahap 1 : Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan
antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.
2. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ke-2 ini
pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
?
32
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak
dibuat-buat.
3. Tahap 3 : Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat. Sedikit kurang tepat
kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
dilakukan. Jadi keduanya dilakukan pada waktu tindakan sedang
dilakukan.
4. Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XG SMA Negeri 5
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Objek dalam
penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa pada pembelajaran akuntansi
melalui penerapan Model Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe
Learning Starts With A Question.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh
siswa baik fisik maupun mental dalam usaha untuk mencapai aktivitas
33
belajar yang optimal dan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif.
Pengukuran keaktifan belajar siswa dilakukan melalui pengamatan
terhadap partisipatif aktif siswa selama proses pembelajaran Akuntansi
berlangsung. Keaktifan siswa ini didapatkan dari lembar observasi yang
dibuat oleh peneliti. Keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran
akuntansi pada siklus I akan dibandingkan dengan siklus II. Adapun kisi-
kisi yang diukur antara lain:
a. Siswa aktif membaca materi pelajaran
b. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
c. Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
d. Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
e. Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
f. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
g. Siswa memperhatikan penjelasan guru
h. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
i. Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
2. Model Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts With A Question
Model pembelajaran aktif Tipe Learning Starts With A Question
merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk turut
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran dengan cara
menstimulasi siswa untuk menyelidiki atau mempelajari sendiri materi
pelajarannya tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru. Tipe sederhana
ini menstimulasi pengajuan pertanyaan sebagai kunci belajar.
34
Peneliti menggunakan materi yang sesuai kemudian dibagikan
kepada siswa. Bahan bacaan yang dibagikan guru diusahakan adalah
materi informasi umum atau bacaan yang memberi peluang untuk
ditafsirkan berbeda. Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari
bacaan secara sendirian atau dengan teman sebangku. Sembari siswa
membaca, guru meminta siswa untuk memberi tanda pada bagian bacaan
yang tidak dipahami. Guru memerintahkan kepada siswa untuk memberi
tanda sebanyak mungkin. Guru meminta siswa untuk menuliskan
pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca. Guru membentuk
siswa menjadi kelompok berisi empat orang untuk berdiskusi mengenai
bagian yang tidak dipahami. Guru mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan
siswa yang telah ditulis. Terakhir, guru menyampaikan materi pelajaran
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkumpul tetapi belum
terjawab siswa dan menjelaskan materi pelajaran pada hari itu.
E. Teknik Pengambilan Data
1. Observasi
Menurut Marshal dalam Sugiyono (2013: 377) melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan observasi
partisipatif, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data dan ikut
merasakan suka dukanya. Observasi dilakukan oleh peneliti dan 3 orang
observer. Peneliti dan 3 orang observer ikut pada proses pembelajaran
siswa di kelas selama pembelajaran berlangsung dan peneliti mengamati
35
kegiatan pembelajaran siswa. Aspek yang diamati adalah proses
pembelajaran akuntansi yang dirancang dengan menerapkan Tipe
Learning Starts With A Question dengan mengamati berapa persen siswa
yang berpartisipasi dan melakukan kegiatan-kegiatan aktif lainnya pada
setiap pertemuan.
2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013: 396) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlaku. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental seseorang. Hasil penelitian akan
lebih dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumentasi-dokumentasi.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai sekolah,
jumlah siswa dan foto kegiatan keaktifan belajar siswa saat
dilaksanakannya penelitian dan data administrasi sekolah lainnya yang
digunakan sebagai tambahan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Catatan lapangan
Menurut Rochiati (2009: 125) Sumber informasi yang sangat
penting dalam penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan (field
notes) yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan
pengamatan atau observasi. Catatan lapangan digunakan untuk
mendeskripsikan suasana kelas ketika kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung dari awal hingga akhir sehingga diperoleh data mengenai
pelaksanaan prosedur penelitian. Berbagai kejadian yang berhubungan
dengan penelitian yang terjadi di dalam kelas dituliskan dalam catatan
36
lapangan. Kejadian dapat berupa interaksi yang terjadi antara siswa
dengan guru, maupun interaksi antara siswa dengan siswa.
4. Wawancara
Menurut Wina Sanjaya (2015: 98) wawancara dapat dianrtikan
sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik
secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Wawancara
dilaksanakan secara insidental yaitu jenis wawancara yang dilaksanakan
sewaktu-waktu bila dianggap perlu. Wawancara digunakan untuk
mengetahui respon siswa dengan model pembelajaran yang diterapkan
pada tahap refleksi.
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk
melakukan pengamatan yang ditujukan untuk mendapatkan data yang ingin
diketahui oleh peneliti. Lembar ini berisi indikator-indikator proses
pembelajaran dalam melaksanakan pengamatan dikelas. Lembar observasi ini
diisi dengan memberikan skor pada tiap indikator yang telah dilakukan siswa
berdasarkan frekuensi kemunculannya. Dalam lembar observasi ini dilakukan
penilaian Keaktifan Belajar Siswa.
37
Tabel 1. Pedoman Penilaian Keaktifan Belajar Siswa
No Uraian Indikator
1 Siswa aktif membaca materi pelajaran
2 Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
3 Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
4 Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
5 Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
6 Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
7 Siswa memperhatikan penjelasan guru
8 Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
9 Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
(Sumber: modifikasi dari Nana Sudjana, 2013: 61)
Pemberikan skor kepada masing-masing indikator yang diamati
menggunakan penilaian proses belajar mengajar dengan empat jawaban
alternatif yaitu 4 paling baik, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang (Nana Sudjana, 2013:
7), dengan uraian indikator pada Lampiran 2 halaman 107-108 dan rincian
mengukur keaktifan belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 2. Pedoman Pemberian Skor Keaktifan Belajar Siswa
Kriteria Nilai
Sangat Aktif 4
Aktif 3
Cukup Aktif 2
Kurang Aktif 1
(Sumber: modifikasi dari Nana Sudjana, 2013: 7)
G. Prosedur Penelitian
Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan yang
nyata. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
38
1) Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dengan
Standar Kompetensi Memahami Ikhtisar Siklus Akuntansi
Perusahaan Jasa yang akan diajarkan sesuai dengan strategi
pembelajaran yang digunakan. RPP disusun oleh peneliti dengan
pertimbangan dari guru yang bersangkutan. RPP ini digunakan
sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dikelas.
2) Mempersiapkan materi pembelajaran berupa modul dengan
Standar Kompetensi Memahami Ikhtisar Siklus Akuntansi
Perusahaan Jasa yang akan dipelajari sebagai dasar bagi siswa
untuk bertanya pada setiap pertemuan. Modul disusun oleh
peneliti dengan pertimbangan guru yang bersangkutan.
3) Menyusun dan mempersiapakan lembar observasi mengenai
keaktifan belajar siswa di kelas.
4) Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas.
5) Pembuatan format catatan lapangan yang akan digunakan untuk
mencatat kejadian-kejadian saat proses pembelajaran ber-
langsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini yaitu peneliti
bersama dengan guru berkolaborasi untuk melaksanakan
pembelajaran menggunakan Model Active Learning dengan Tipe
39
Learning Starts With A Question berdasarakan pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung untuk merekam proses pembelajaran dan
keaktifan belajar akuntansi siswa, sedangkan guru yang
bersangkutan tetap bertindak sebagai pengajar materi akuntansi.
d. Refleksi
Data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan dan pengamatan
dianalisis untuk melihat kegiatan di kelas sesuai dengan strategi
yang digunakan, kemudian dilakukan diskusi yang bertujuan untuk
mengetahui hasil dari pelaksanan tindakan dan untuk mencari jalan
keluar terhadap masalah-masalah yang ada sehingga dibuat rencana
tindakan pada siklus berikutnya agar siswa menjadi lebih aktif dalam
kegiatan di kelas.
2. Siklus II
Langkah-langkah siklus II sama dengan siklus I yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Namun
dilakukan perbaikan atas kelemahan yang terjadi pada siklus I. Pada
refleksi siklus II digunakan untuk membedakan apakah ada peningkatan
keaktifan belajar siswa atau tidak, jika belum ada peningkatan maka
siklus dapat diulang kembali.
40
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data deskriptif kuantitatif dengan persentase. Data yang
diperoleh dari lembar observasi akan dianalisis untuk mengetahui persentase
skor Keaktifan Belajar Siswa. Berdasarkan hasil analisis data tersebut
kemudian disajikan dalam bentuk uraian deskriptif. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kriteria pemberian skor terhadap masing-masing deskripsi
pada setiap indikator keaktifan belajar siswa yang diamati.
2. Menjumlahkan skor untuk masing-masing indikator keaktifan belajar
siswa yang diamati.
3. Mempersentasekan skor Keaktifan Belajar Siswa pada setiap indikator
dengan rumus :
(Sugiyono, 2015: 143-144)
4. Menyajikan data dalam bentuk grafik dan tabel sehingga mudah di-
pahami.
5. Penarikan kesimpulan dengan cara menelaah inti atau fokus utama
penelitian dari berbagai data yang disajikan.
I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah adanya
peningkatan Keaktifan Belajar Siswa kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung. Kategori keaktifan
41
belajar siswa ditinjau dari masing-masing aspek partisipasi aktif yang
dirancang oleh peneliti sesuai indikator-indikator keaktifan belajar siswa yang
telah ditentukan sebelumnya dengan menjumlah skor siswa yang melakukan
aspek partisipasi aktif dibagi dengan skor maksimum dikali 100%. Dilihat
dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika
seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif,
baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran dan di samping
menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar
dan rasa percaya diri sendiri (Mulyasa, 2013: 218). Keberhasilan ini dilihat
dari peningkatan keseluruhan indikator keaktifan belajar siswa.
42
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah SMA Negeri 5 Yogyakarta
SMA Negeri 5 Yogyakarta merupakan sekolah dengan
akreditasi A beralamat di Jalan Nyi Pembayun 39, Kotagede,
Yogyakarta. Berdiri di atas lahan seluas 10.028 m2. SMA Negeri 5
Yogyakarta mempunyai slogan “Trias Hakaryo Ruming Praja” yang
berarti terus berkarya untuk mengharumkan negara. Visi dan Misi
SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai berikut:
1) Visi SMA Negeri 5 Yogyakarta
Terwujudnya sekolah yang mampu menghasilkan lulusan yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
cerdas, mandiri, berbudaya, peduli lingkungan, serta cinta tanah
air serta berwawasan global.
2) Misi SMA Negeri 5 Yogyakarta
a) Melaksanakan pembelajaran berwawasan imtaq
b) Mengintensifkan kegiatan keagamaan di sekolah
c) Membimbing, melatih, menyiapkan siswa untuk berprestasi
dalam berbagai kegiatan akademik dan non akademik
d) Menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui kegiatan
ekstrakurikuler
43
e) Mencintai lingkungan dengan melaksanakan 7K (kekeluar-
gaan, kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan, kerin-
dangan dan kerapian).
f) Meningkatkan rasa nasionalisme dengan melaksanakan
upacara bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya
setiap awal KBM
g) Meningkatkan penguasaan berbagai bahasa asing dalam
berkomunikasi
h) Meningkatkan rasa cinta terhadap budaya bangsa.
b. Fasilitas dan Sarana Prasarana
1) Ruang Kelas
SMA Negeri 5 Yogyakarta mempunyaxi 28 ruang kelas. 28 kelas
tersebut dibagi menjadi 8 ruang kelas X (A-H), 6 ruang kelas XI
IPA, 3 ruang kelas XI IPS, 5 ruang kelas XII IPA, 4 ruang kelas
XII IPS, dan 2 ruang kelas akselerasi.
2) Laboratorium
SMA Negeri 5 Yogyakarta memiliki 6 Laboratorium yaitu
Laboratorium Kimia, Laboratorium Fisika, Laboratorium Biologi,
Laboratorium IT, Laboratorium Multimedia, dan Laboratorium
Bahasa.
3) Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 5 Yogyakarta berada di samping
ruang guru dan menghadap ke timur. Perpustakaan ini memiliki 2
lantai. Petugas perpustakaan yang bertugas adalah Nurul Hidayati
44
Ning Mersiana, A.Md. Pelayanan yang diberikan oleh perpustaka
-an ini antara lain layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan
terbitan berkala, layanan katalog online, fasilitas ruang baca, dan
fasilitas ruang pembelajaran.
4) Tempat Ibadah
Tempat ibadah bernama Masjid Darussalam Pusanegara, terletak
di bagian paling belakang dari gedung sekolah. Masjid digunakan
untuk Shalat kelas XII, sedangkan kelas X dan XI tempat sholat
disediakan di ruangan dekat ruang tari. Untuk tempat ibadah
agama Kristen dan katolik telah disediakan ruangan di dekat
kantin
5) Unit Kesehatan Sekolah
Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) SMA Negeri 5
Yogyakarta dikelola oleh Palang Merah Remaja (PMR) dan
dikoordinatori oleh ibu Siti Zaeriyah, S.Pd. Di dalamnya terdapat
1 kamar khusus laki-laki, 1 kamar khusus perempuan, serta ruang
depan untuk piket. Alat-alat kesehatan yang tersedia di UKS
terbilang cukup lengkap,
6) Koperasi Siswa
Koperasi siswa merupakan toko yang menyediakan dan menjual
berbagai macam kebutuhan sehari-hari siswa seperti misalnya
buku tulis, bolpoin, pensil, dan lain sebagainya sehingga siswa
tidak keluar sekolah untuk membeli kebutuhan sekolah pada jam
sekolah.
45
c. Potensi Siswa, Guru, serta Karyawan
1) Potensi Siswa
Siswa mempunyai banyak prestasi dalam berbagai bidang
perlombaan di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional
dan internasional. Ini tergolong sangat baik karena para siswa
banyak yang memperoleh kejuaraan dalam perlombaan. Berikut
berbagai macam prestasi akademik maupun prestasi non
akademik yang telah diraih:
a) Juara I Lomba MTQ Kota Yogyakarta 1 Agustus 2007
b) Juara Debat bahasa Inggris provinsi DIY September 2007
c) Juara KIR Tingkat Kota Yogyakarta Januari 2008
d) Peserta Olimpiade Nasional Astronomi di Surabaya
e) Debat Bahasa Inggris Geofisika UGM Tingkat Provinsi
Yogyakarta Tahun 2008
f) Lomba Karya Tulis Ilmiah Universitas Atmajaya Tingkat
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
2) Potensi Guru
Jumlah guru atau tenaga pendidik di SMA Negeri 5 Yogyakarta
adalah sebanyak 62 orang. Kompetensi guru sangat baik sesuai
dengan bidang ilmunya masing-masing, dengan Strata S1, S2
serta hampir semua guru telah bersertifikasi dan PNS.
3) Potensi Karyawan
Karyawan SMA Negeri 5 Yogyakarta berjumlah 23 orang dengan
rincian 5 orang PNS, 4 orang tenaga bantu dan 14 pegawai tidak
46
tetap yang menduduki jabatan sebagai pegawai TU, Kesiswaan,
petugas perpus, petugas Lab, operator mesin, satpam, driver,
petugas kebersihan dan petugas jaga malam.
d. Organisasi Siswa dan Ekstrakurikuler
OSIS SMA Negeri 5 Yogyakarta dibimbing oleh 4 guru
pembimbing dan diketuai oleh siswa kelas XI. Ketua OSIS dibantu
oleh pengurus OSIS lainnya yang dibagi dalam 8 bidang yang setiap
bidang dikoordinasi oleh seorang koordinator, sedangkan
anggotanya adalah seluruh siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 5 antara lain
peleton inti, palang merah remaja, pecinta alam, seni tari, teater,
paduan suara, tae kwon do, tata boga, pramuka, karya ilmiah remaja,
olahraga, kerohanian.
e. Kondisi Umum Kelas XG
Kelas XG adalah salah satu kelas yang ada di SMA Negeri 5
Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa yang terdiri dari
21 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Kelas XG memperoleh
pelajaran akuntansi 2 jam pelajaran setiap minggunya yang
bergantian dengan pelajaran ekonomi. Fasilitas dan sarana yang
terdapat di kelas XG diantaranya meja, kursi, white board, spidol,
penghapus, kipas angina, lampu, almari, gallon, dispenser, speaker,
LCD, proyektor.
47
2. Deskripsi Data Khusus
a. Diskusi dan Observasi Awal
Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu
peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi
kelas X dan melaksanakan observasi pra penelitian di kelas XG.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa
masih terdapat masalah-masalah yang dihadapi siswa kelas XG
selama proses pembelajaran akuntansi yaitu keaktifan belajar siswa
masih kurang. Selain itu, metode yang digunakan guru menggunakan
metode ceramah dan latihan soal. Hal ini menyebabkan siswa kurang
aktif dan cepat bosan. Perhitungan keaktifan belajar siswa dapat
dilihat di Lampiran 3 halaman 112-113. Hasil pra penelitian siswa
kelas XG menunjukkan:
Tabel 2. Hasil Penilaian Pra Penelitian Keaktifan Belajar Siswa
No. Indikator Yang Diukur Persentase
1 Siswa aktif membaca materi pelajaran 43,75%
2 Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 29,68%
3 Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah -
4 Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi -
5 Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi -
6
Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai
petunjuk guru -
7 Siswa memperhatikan penjelasan guru 56,25%
8 Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru 70,31%
9
Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang
diberikan guru 63,28%
Rata-rata keaktifan belajar siswa 29,25%
Pembelajaran yang berlangsung di kelas XG memperlihatkan
belum semua siswa terlibat aktif dalam membaca materi pelajaran,
48
mengajukan pertanyaan, memperhatikan penjelasan guru, menger-
jakan soal latihan yang diberikan guru, dan meyelesaikan soal
latihan yang diberikan guru. Siswa lainnya belum terlibat fokus
selama proses pembelajaran. Mereka tidak melakukan feedback
kepada guru karena metode pembelajaran dalam proses
pembelajaran siswa terlihat belum aktif dalam mempelajari
akuntansi.
Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti akan merancang
proses pembelajaran dengan menggunakan Model Active Learning
dengan Tipe Learning Statrs With A Question. Peneliti meng-
gunakan Tipe Learning Statrs With A Question karena Tipe
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran akuntansi baik secara individu maupun
kelompok.
b. Perencanaan Pembelajaran dengan Tipe Learning Starts With A
Question
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada pembelajaran akuntansi kelas XG
setelah dilakukan tindakan penggunaan Model Active Learning
dengan Tipe Learning Starts With A Question dalam proses
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka peneliti
membuat perencanaan pembelajaran dengan Tipe Learning Starts
With A Question.
49
Informasi yang diperoleh dari hasil diskusi dan observasi
kelas bahwa keaktifan belajar siswa belum tergali secara optimal,
maka dibuat rencana pembelajaran yang menarik, berbeda dari
metode yang sering digunakan guru kelas, sehingga siswa lebih
bergairah dalam proses pembelajaran dan meningkatkan keaktifan
belajar siswa pada pembelajaran akuntansi. Dari berbagai model
pembelajaran, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang terjadi di kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta adalah Active
Learning.
Model pembelajaran aktif adalah model pembelajaran yang
menekankan keaktifan belajar siswa sehingga mengoptimalkan
semua potensi yang dimiliki oleh siswa. Dengan model
pembelajaran ini diharapkan siswa akan lebih aktif dan memahami
pelajaran dengan lebih mudah. Model pembelajaran aktif memiliki
berbagai Tipe pembelajaran, salah satunya adalah Tipe Learning
Starts With A Question atau memulai pembelajaran dengan sebuah
pertanyaan. Tipe Learning Starts With A Question tepat untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas XG SMA Negeri 5
Yogyakarta karena Tipe Learning Starts With A Question merupakan
Tipe pembelajaran yang sederhana dan mudah untuk dilaksanakan
sehingga siswa akan mudah mengikuti serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam membaca,
bertanya, berdiskusi, mendengarkan dan mencatat.
50
c. Penyusunan Perencanaan Tindakan
Penyusunan rancangan tindakan merupakan pembuatan
pedoman pembelajaran akuntasi bagi peneliti. Dalam penelitian ini
rancangan dibuat untuk pembelajaran akuntansi menggunakan
Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A
Question. Rancangan tindakan dibuat sebagai upaya mengopti-
malkan keaktifan belajar siswa di kelas dan jalannya penelitian
sehingga memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan keaktifan
belajar siswa pada pembelajaran akuntansi.
Berdasarkan observasi kelas dan diskusi yang dilakukan
peneliti dengan guru mata pelajaran akuntansi, maka disepakati
bahwa penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus dengan
1 Standar Kompetensi yaitu Memahami Ikhtisar Siklus Akuntansi
Perusahaan Jasa. Penelitian ini bersifat kolaborasi, peneliti sebagai
pengamat juga membuat semua perangkat yang diperlukan untuk
penelitian seperti RPP, modul pembelajaran, soal latihan, kunci
jawaban, lembar pengamatan, dan kelengkapan lain. Guru berperan
sebagai pengajar dan fasilitator. Dalam pengamatan penelitian ini
juga dibantu oleh 3 rekan peneliti sebagai observer yaitu Anbar
Maulidina, Anindita Laksmi Suhita dan Ade Prahmadia Fuad
sehingga bisa meminimalisir hal-hal yang terlewatkan dari peneliti.
Selain itu sebagai bentuk kolaborasi antara peniliti dengan guru,
semua perangkat yang telah dibuat oleh peneliti dan hasil setiap
siklus dikonsultasikan dan didiskusikan kepada guru untuk
51
kemudian dilakukan revisi rencana sesuai dengan kebutuhan atas
permasalahan yang muncul dalam implementasi tindakan tersebut
untuk dilakukan pada siklus II.
d. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1) Laporan Siklus I
a) Perencanaan Tindakan Siklus I
Tahap perencanaan untuk siklus I dilakukan dengan
berkoordinasi bersama guru mata pelajaran akuntansi SMA
Negeri 5 Yogyakarta. Koordinasi dilakukan untuk
membahas perencanaan pelaksanaan tindakan dan berbagai
persiapan pembelajaran meliputi:
(1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk Standar Kompetensi Memahami Penyusunan
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dengan
menggunakan Model Active Learning dengan Tipe
Learning Starts With A Question.
(2) Membuat modul pembelajaran materi mekanisme debit/
kredit yang akan digunakan untuk pembelajaran dengan
menggunakan Model Active Learning dengan Tipe
Learning Starts With A Question.
(3) Menyiapkan lembar observasi sebagai instrument untuk
observasi/pengamatan selama pelaksanaan pembela-
jaran dengan menggunakan Model Active Learning
dengan Tipe Learning Starts With A Question.
52
(4) Menyiapkan catatan lapangan sebagai instrument untuk
mencatat kegiatan guru selama pembelajaran dengan
menggunakan Model Active Learning dengan Tipe
Learning Starts With A Question
b) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan pengimplementasian dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Pertemuan pada siklus I
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Jum’at, 8
Januari 2016 pada jam pelajaran pertama yaitu pukul 07.15
WIB selama 2 jam pelajaran dengan menggunakan Model
Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts With A Question.
Adapun penjelasan dari pertemuan pertama siklus I yaitu:
(1) Kegiatan Awal
(a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam
dan berdoa
(b) Guru mengecek kehadiran siswa
(c) Guru menguraikan dengan jelas tentang kompeten-
si dasar dan materi yang harus dikuasai
(2) Kegiatan Inti
(a) Guru membagikan modul pembelajaran kepada
siswa
(b) Siswa membaca modul tentang materi mekanisme
debit/kredit kemudian siswa menggaris bawahi
53
atau memberi tanda pada bagian materi yang
belum mereka pahami.
(c) Siswa bertanya kepada guru berdasarkan daftar
pertanyaan yang telah mereka buat.
(d) Siswa mencatat daftar pertanyaan atas materi
mekanisme debit/kredit yang belum mereka
pahami.
(e) Guru menanyakan kepada siswa untuk meng-
konfimasi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
siswa
(f) Guru membentuk siswa menjadi kelompok berisi 4
orang untuk berdiskusi mengenai bagian yang
tidak dipahami
(g) Siswa mencari berbagai informasi mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka pahami.
(h) Guru mengumpulkan hasil diskusi siswa melalui
pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis
(i) Guru membaca hasil jawaban-jawaban diskusi
siswa
(j) Guru memberikan penguatan dengan menjelaskan
materi mekanisme debit/kredit serta meluruskan
dan membenarkan jawaban diskusi siswa
(k) Guru memberikan soal latihan kepada siswa dan
siswa mengerjakan soal latihan secara mandiri
54
(3) Kegiatan Penutup
(a) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
(b) Guru menyampaikan rencana pembelajaran per-
temuan berikutnya.
(c) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
c) Observasi/Pengamatan
Tahap observasi pada penelitian ini dilakukan oleh
peneliti dibantu oleh 3 orang observer dan guru pengampu
mata pelajaran akuntansi. Penelitian ini menitikberatkan
pada partisipasi aktif yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui keaktifan belajar siswa kelas XG SMA Negeri
5 Yogyakarta selama pembelajaran akuntansi berlangsung.
Instrument observasi yang digunakan adalah lembar
pengamatan keaktifan belajar siswa. Pada instrumen
tersebut dapat dilihat keaktifan belajar siswa pada siklus I
dengan menggunakan Model Pembelajaran Aktif (Active
Learning) dengan Tipe Learning Starts With A Question.
Perhitungan keaktifan belajar akuntansi siswa Siklus I ada
di Lampiran 3 halaman 115-116. Adapun keaktifan siswa
siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
55
Tabel 3. Hasil Penilaian Penelitian Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
No Indikator Yang Diukur Persentase
1 Siswa aktif membaca materi pelajaran 85,94%
2 Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 70,31%
3 Siswa mencari informasi untuk pemecahan
masalah 66,41%
4 Siswa terlibat pemecahan masalah dalam
diskusi 75,78%
5 Siswa dapat memecahkan masalah dalam
diskusi 64,84%
6 Siswa melaksanakan diskusi kelompok
sesuai petunjuk guru 68,75%
7 Siswa memperhatikan penjelasan guru 67,19%
8 Siswa mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru 91,41%
9 Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang
diberikan guru 94,53%
Rata-rata keaktifan belajar siswa 76,13%
Hasil penelitian keaktifan belajar siswa siklus I
menunjukkan bahwa indikator pencapaian minimal
keaktifan belajar siswa 75% sudah tercapai, yakni dengan
pencapaian siklus I sebesar 76,13%. Tercapainya indikator
keberhasilan siklus I ini belum di dukung oleh pencapaian
minimal pada setiap indikator yaitu indikator siswa
mengajukan pertanyaan kepada guru, siswa mencari
informasi untuk pemecahan masalah, siswa dapat
memecahkan masalah dalam diskusi, siswa melaksanakan
diskusi kelompok sesuai petunjuk guru dan siswa
memperhatikan penjelasan guru belum mencapai
pencapaian minimal 75%. Hal ini dikarenakan belum semua
siswa berpartisipasi aktif ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung.
56
d) Refleksi dan tindak lanjut
Refleksi merupakan langkah yang dilakukan setelah
mengetahui hasil dan tindakan pada siklus I. Berdasarkan
hasil tersebut, maka peneliti dan guru berdiskusi untuk
melakukan tindakan selanjutnya dalam rangka memperbaiki
siklus I karena pada siklus I pelaksanaan pembelajaran
dengan Tipe Learning Starts With A Question belum
berjalan dengan optimal, seperti pada saat siswa membaca
materi pelajaran waktu yang digunakan terlalu lama
sehingga waktu untuk berdiskusi yang terlalu sedikit.
Hasil penilaian keaktifan belajar siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa masih ada 5 (lima) indikator keaktifan
belajar siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan
75%. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan siswa
Keaktifan belajar siswa dalam bertanya masih belum
optimal karena siswa belum terbiasa dengan proses
pembelajaran yang berupaya untuk mengajukan pertanyaan.
Siswa masih mempunyai rasa enggan dan malu untuk
bertanya. Selain itu siswa juga belum optimal dalam diskusi
yaitu mencari informasi untuk pemecahan masalah,
memecahkan masalah dalam diskusi, melaksanakan diskusi
kelompok sesuai petunjuk guru dikarenakan siswa
mengobrol dengan temannya bukan mengenai materi yang
belum dipahami dan kebingungan dalam memecahkan
57
masalah dalam diskusi. Masih banyak juga siswa yang tidak
fokus memperhatikan penjelasan guru.
Berdasarkan pengamatan dan hasil tersebut, ada
beberapa hal yang perlu ditekankan yaitu guru dapat
mengatur waktu ketika pembelajaran sehingga pelaksanaan
pembelajaran dapat optimal dan guru memberi arahan
kepada siswa untuk lebih aktif ketika kegiatan belajar
berlangsung yaitu ketika mengajukan pertanyaan,
berdiskusi dan memperhatikan penjelasan guru. Oleh karena
itu peneliti dan guru sepakat untuk melakukan siklus II.
Dalam siklus II merencanakan perbaikan dengan cara guru
memberi arahan kepada siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran yaitu apabila masih banyak siswa yang belum
bertanya maka guru akan mendatangi siswa untuk bertanya,
agar siswa aktif berdiskusi maka siswa diberi waktu yang
lebih untuk berdiskusi dan semua anggota kelompok ikut
terlibat dalam mencari informasi, sehingga siswa dapat
mencari informasi untuk pemecahan masalah, siswa dapat
memecahkan masalah dalam diskusi, siswa melaksanakan
diskusi kelompok sesuai petunjuk guru dan agar siswa
fokus ketika guru menjelaskan siswa diperintahkan untuk
menulis dan menambahkan materi yang tidak ada di modul
ketika guru menjelaskan. Hal ini diharapkan dapat meng-
optimalkan partisipasi aktif siswa yang belum tergali
58
sehingga membantu pencapaian keaktifan belajar siswa
yang optimal.
2) Laporan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperlukan tindakan
siklus II, karena hasil yang diperoleh pada siklus I ada beberapa
indikator yang belum mencapai indikator keberhasilan 75%.
Pada siklus I masih ada beberapa siswa yang masih kurang aktif
saat kegiatan pembelajaran. Siklus II ini dilakukan untuk
mengatasi masalah yang ditemukan pada siklus I. Siklus II
merencanakan ide baru untuk mengatasi masalah yang telah
ditemui sehingga mencapai hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan dan tidak menemui kesalahan kembali.
a) Perencanaan Tindakan Siklus II
Desain pembelajaran pada siklus II ini diterapkan
pada 1 (satu) Standar Kompetensi Memahami Penyusunan
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada materi jurnal umum.
Siswa mendapatkan materi yang berupa modul
pembelajaran lalu mengajukan pertanyaan kepada guru dan
selanjutnya siswa mencari informasi mengenai materi yang
tidak diketahui siswa dengan diskusi dan guru memberikan
materi sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.
Siklus II dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 90 menit. Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum
melakukan tindakan adalah menyusun RPP, membuat
59
materi dalam bentuk modul, membuat lembar catatan
lapangan, membuat daftar penilaian observasi keaktifan
siswa, dan menyusun latihan soal dan kunci jawaban.
b) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan siklus II juga berpedoman pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun dan juga memperhatikan rencana perbaikan yang
telah dibuat bersama dengan guru mata pelajaran akuntansi
SMA Negeri 5 Yogyakarta. Pertemuan pada siklus II
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Jum’at,
15 Januari 2016 pada pukul 10.00 WIB selama 2 jam
pelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Aktif
Tipe Learning Starts With A Question. Adapun penjelasan
dari pertemuan pertama siklus I yaitu:
(4) Kegiatan Awal
(a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam
dan berdoa
(b) Guru mengecek kehadiran siswa
(c) Guru menguraikan dengan jelas tentang kompeten-
si dasar dan materi yang harus dikuasai
(5) Kegiatan Inti
(a) Guru membagikan modul pembelajaran kepada
siswa
60
(b) Siswa membaca modul tentang materi jurnal
umum kemudian siswa menggaris bawahi atau
memberi tanda pada bagian materi yang belum
mereka pahami.
(c) Siswa bertanya kepada guru berdasarkan daftar
pertanyaan yang telah mereka buat.
(d) Siswa mencatat daftar pertanyaan atas materi
jurnal umum yang belum mereka pahami.
(e) Guru menanyakan kepada siswa pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa
(f) Guru membentuk siswa menjadi kelompok berisi 4
orang untuk berdiskusi mengenai bagian yang
tidak dipahami
(g) Siswa mencari berbagai informasi mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka pahami.
(h) Guru mengumpulkan hasil diskusi siswa melalui
pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis
(i) Guru membaca hasil jawaban-jawaban diskusi
siswa
(j) Guru memberikan penguatan dengan menjelaskan
materi jurnal umum serta meluruskan dan mem-
benarkan jawaban diskusi siswa
(k) Guru memberikan soal latihan kepada siswa dan
siswa mengerjakan soal latihan secara mandiri
61
(6) Kegiatan Penutup
(a) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
(b) Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pertemuan berikutnya.
(c) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
c) Observasi/Pengamatan
Pengamatan pada siklus II hampir sama dengan
siklus I. Observasi dilakukan terhadap peningkatan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi.
Peneliti dibantu oleh 3 orang observer dalam mengamati
keaktifan belajar siswa. Peneliti menggunakan lembar pe-
ngamatan, dalam lembar pengamatan telah didapatkan hasil
dari keaktifan belajar siswa siklus II. Perhitungan keaktifan
belajar siswa pada siklus II ada di Lampiran 3 halaman 118-
119. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
62
Tabel 4. Hasil Penilaian Penelitian Keaktifan Belajar Siswa
Siklus II
No Indikator Yang Diukur Persentase
1 Siswa aktif membaca materi pelajaran 98,39%
2 Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 89,51%
3 Siswa mencari informasi untuk pemecahan
masalah 90,32%
4 Siswa terlibat pemecahan masalah dalam
diskusi 95,16%
5 Siswa dapat memecahkan masalah dalam
diskusi 96,77%
6 Siswa melaksanakan diskusi kelompok
sesuai petunjuk guru 97,58%
7 Siswa memperhatikan penjelasan guru 88,70%
8 Siswa mengerjakan soal latihan yang
diberikan guru 96,77%
9 Siswa dapat menyelesaikan soal latihan
yang diberikan guru 99,19%
Rata-rata keaktifan belajar siswa 94,71%
Berdasarkan pengamatan siklus II, semua indikator
keaktifan belajar akuntansi siswa telah mencapai kriteria
minimal yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75%. Skor
persentase rata-rata keaktifan belajar siswa juga telah
melampaui kriteria minimal yaitu diperoleh skor 94,71%.
Selain itu, pada siklus II semua indikator keaktifan belajar
siswa telah mencapai kriteria minimal sebesar 75%.
d) Refleksi dan tindak lanjut
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II menunjuk-
kan adanya peningkatan skor indikator keaktifan belajar
siswa. Rencana perbaikan yang direncanakan pada siklus I
dapat dilaksanakan dengan baik pada siklus II. Hal ini
63
terlihat dari data observasi bahwa indikator keaktifan
belajar akuntansi siswa telah mencapai kriteria minimal
yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%. Berdasarkan hasil
wawancara dengan siswa pada siklus II siswa telah terbiasa
dalam pembelajaran menggunakan Model Active Learning
dengan Tipe Learning Starts With A Question. Oleh karena
itu, pembahasan materi dengan Tipe Learning Starts With A
Question dicukupkan sampai dengan siklus II.
B. Analisis Data
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XG SMA Negeri 5
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 menggunakan Model Active Learning
dengan Tipe Learning Starts With A Question. Berdasarkan tujuan tersebut,
maka berikut ini merupakan jawaban dari hipotesis tindakan pada Bab 2.
1. Perbandingan Keaktifan Siswa Siklus I dengan Siklus II
Setelah dilakukannya penelitian, peneliti melakukan analisis data yang
berkaitan dengan perkembangan penerapan Model Active Learning
dengan Tipe Learning Starts With A Question terhadap peningkatan
keaktifan belajar siswa kelas XG. Adapun peningkatannya sebagai
berikut:
64
Tabel 5. Perbandingan Peningkatan Persentase Keaktifan Belajar Siswa
No Indikator Yang Diukur Persentase
Peningkatan Siklus I Siklus II
1 Siswa aktif membaca materi
pelajaran 85,94% 98,39% 12,45%
2 Siswa mengajukan pertanyaan
kepada guru 70,31% 89,51% 18,2%
3 Siswa mencari informasi untuk
pemecahan masalah 66,41% 90,32% 23,91%
4 Siswa terlibat pemecahan masalah
dalam diskusi 75,78% 95,16% 19,38%
5 Siswa dapat memecahkan masalah
dalam diskusi 64,84% 96,77% 31,93%
6 Siswa melaksanakan diskusi
kelompok sesuai petunjuk guru 68,75% 97,58% 28,83%
7 Siswa memperhatikan penjelasan
guru 67,19% 88,70% 21,51%
8 Siswa mengerjakan soal latihan
yang diberikan guru 91,41% 96,77% 5,36%
9 Siswa dapat menyelesaikan soal
latihan yang diberikan guru 94,53% 99,19% 4,66%
Rata-rata 76,13% 94,71% 18,58%
Setelah dilakukan analisis data, dapat dilihat peningkatan
persentase keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With
A Question menghasilkan siswa aktif membaca materi pelajaran pada
siklus I mencapai 85,94% dan pada siklus II naik menjadi 98,39%. Siswa
berani mengajukan pertanyaan pada siklus I 70,31% dan pada siklus II
mencapai 89,51%.
Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah pada siklus I
yaitu 66,41% dan pada siklus II 90,32%. Siswa terlibat pemecahan
masalah dalam diskusi pada siklus I 75,78% dan pada siklus II 95,16%.
Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi pada siklus I 64,84%
dan pada siklus II 96,77%. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai
65
petunjuk guru pada siklus I 68,75% dan pada siklus II 97,58%. Siswa
memperhatikan penjelasan guru pada siklus I 67,19% dan pada siklus II
meningkat 88,70%. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh
guru 91,40% dan pada siklus II meningkat 96,77%. Siswa dapat
menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru pada siklus I 94,53% dan
pada siklus II meningkat 99,19%.
Rata-rata kekatifan siswa pada siklus I menunjukkan 76,13%
siswa telah aktif dan rata-rata keaktifan belajar siswa pada siklus II
meningkat menjadi 94,71%. Peningkatan keaktifan belajar siswa dari
siklus I ke siklus II sebesar 18,58%. Jadi indikator keberhasilan pada
keaktifan belajar siswa kelas XG telah tercapai.
2. Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Berdasarkan hasil tabel keaktifan belajar siswa pada siklus I dan
siklus II dapat diketahui peningkatan keaktifan belajar siswa. Pada siklus
I masih terdapat 5 indikator yang belum memenuhi pencapaian 75%.
Keaktifan siswa dalam bertanya masih belum optimal. Selain itu siswa
juga belum optimal dalam diskusi yaitu mencari informasi untuk
pemecahan masalah, memecahkan masalah dalam diskusi, melaksanakan
diskusi kelompok sesuai petunjuk guru. Masih banyak juga siswa yang
tidak fokus memperhatikan penjelasan guru. Berbeda dengan siklus I,
siklus II sudah mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa sudah
mulai menikmati pembelajaran aktif yang melibatkan partisipasi aktif
siswa.
66
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik keaktifan belajar
siswa pada siklus I dan siklus II dengan sembilan indikator keaktifan
belajar siswa.
Gambar 2. Diagram Keaktifan Belajar Siswa
Keterangan:
A = Siswa aktif membaca materi pelajaran
B = Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
C = Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
D = Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
E = Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
F = Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
G = Siswa memperhatikan penjelasan guru
H = Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
I = Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
Semua indikator keaktifan belajar siswa dapat meningkat setelah
diterapkannya Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With
A Question. Peningkatan keaktifan belajar siswa tersebut membuat siswa
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran akuntansi sehingga
pelajaran dapat diterima dengan mudah oleh siswa dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
A B C D E F G H I
Keaktifan Belajar Siswa
SIKLUS I
SIKLUS II
67
C. Pembahasan
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A Question.
Tindakan yang dilakukan dengan Tipe tersebut dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran akuntansi dengan penerapan Model Active Learning dengan
Tipe Learning Starts With A Question. Peningkatan keaktifan siswa
ditunjukkan pada rata-rata keaktifan belajar siswa dengan penerapan Model
Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A Question sebesar
76,13% pada pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 94,71% pada
pelaksanaan siklus II.
Pada siklus I siswa dalam mencari informasi ketika berdiskusi masih
rendah dibandingkan indikator keaktifan belajar siswa yang lain. Terdapat 5
indikator keaktifan belajar siswa yang belum mencapai target yang
diharapkan peneliti yaitu minimal sebesar 75%. Pada siklus II seluruh
indikator mengalami peningkatan.
Peningkatan keaktifan belajar siswa sebesar 18,58% dari siklus I ke
siklus II dapat dikatakan bahwa pembelajaran akuntansi pada Standar
Kompetensi Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa pada
materi mekanisme debit/kredit dan jurnal umum dengan menggunakan Model
Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A Question dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan tercapainya
68
rata-rata keaktifan siswa yang mencapai 94,71%, pada siklus II yang telah
memenuhi kriteria keberhasilan minimal.
Peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi
yang menerapkan Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With
A Question, maka diharapkan pada pembelajaran selanjutnya siswa tetap aktif
membaca materi pelajaran, bertanya kepada guru, berpartisipasi aktif dalam
berdiskusi terutama dalam mencari informasi mengenai materi yang
dipelajari, aktif berdiskusi dan terlibat dalam diskusi dan dapat memecahkan
masalah dalam diskusi, siswa fokus dalam mendengarkan penjelasan guru,
siswa mengerjakan latihan soal dan dapat menyelesaikan latihan soal yang
diberikan guru. Semua indikator keaktifan belajar siswa dapat meningkat
dalam diri siswa setelah diterapkannya Model Active Learning dengan Tipe
Learning Starts With A Question. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang
berpatisipasi aktif dan antusias selama mengikuti pembelajaran akuntansi.
Hasil penelitian penerapan Model Active Learning dengan Tipe
Learning Starts With A Question sesuai dengan teori yang disampaikan Raka
Joni dalam Martinis Yamin (2007: 80-81) yang menjelaskan bahwa peran
aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan
manakala pembelajaran yang dilakukan lebih terpusat pada siswa, guru
berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman belajar, tujuan
kegiatan pembelajaran mencapai kemampuan minimal siswa (kompetensi
dasar), pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas
siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang
kreatif serta mampu menguasai konsep–konsep. Selain itu kegiatan
69
pembelajaran Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A
Question sesuai dengan teori menurut Abu Ahmadi (2004: 212-213),
pembelajaran aktif memiliki ciri-ciri yaitu situasi kelas menantang siswa
untuk melakukan kegiatan belajar bebas rapi terkendali, guru tidak
mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan ringkasan
berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah, guru menyediakan
sumber belajar bagi siswa, kegiatan belajar siswa bervariasi, hubungan guru
dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan manusia bagaikan
orang tua dan anak, situasi dan kondisi kelas tidak terikat dengan peran guru
sebagai sumber belajar dan siswa sebagai penerima informasi yang pasif,
adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan atau
pernyataan gagasannya. Hal ini terbukti pada pencapaian keaktifan belajar
siswa yang meningkat dengan rata-rata keaktifan siswa 94,71%
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri
Umiatun (2013) berjudul “Penerapan Model Active Learning Teknik
Learning Starts With A Question (LSQ) Untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa Pada Pembelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi I SMK
Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013” yang menyimpulkan bahwa
Model Active Learning Teknik Learning Starts With A Question dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa dan penelitian yang dilakukan Elza
Firanda Riswandi (2012) yang berjudul “Model Active Learning dengan
Teknik Learning Starts With A Question untuk Meningkatkan keaktifan
Peserta Didik pada Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA
Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012” bahwa dengan Model Active
70
Learning Teknik Learning Starts With A Question dapat meningkatkan
keaktifan belajar akuntansi peserta didik.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Fenti Noor Endah
Kurniawati yang berjudul “Implementasi Model Active Learning Teknik
Learning Starts With A Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Akuntansi Peserta Didik Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2013/2014”, bahwa dengan Model Active Learning Teknik Learning
Starts With A Question dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran di kelas
yang dalam penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
penelitian yang dilakukan oleh Lorentya Yulianti K juga mendukung dalam
penelitan ini yang berjudul “Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif
Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada Siswa
Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”,
bahwa untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dapat dengan
implementasi strategi pembelajaran yang dalam penelitian ini menggunakan
Model Pembelajaran Aktif (Active Learning) dengan Tipe Learning Starts
With A Question.
Dari hasil pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa Model Active
Learning dengan Tipe Learning Starts With A Question dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa. Keaktifan yang disebabkan penerapan Model Active
Learning dengan Tipe Learning Starts With A Question menimbulkan adanya
interaksi yang terjadi antara siswa dan seluruh komponen yang menjadi
lingkungan belajarnya, hal ini membuat siswa lebih mampu dan memahami
semua yang siswa pelajari.
71
D. Keterbatasan Penelitian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan tidak menutup kemungkinan
mengalami keterbatasan. Begitu pula dengan penelitian ini juga mengalami
beberapa keterbatasan. Beberapa keterbatasan itu diantaranya:
1. Banyaknya indikator yang perlu diamati agar dapat mencerminkan
kondisi keaktifan belajar akuntansi siswa sehingga memberikan pengaruh
terhadap sulitnya memberikan penilaian.
2. Jumlah subjek penelitian yang berbeda yaitu pada siklus I sebanyak 32
siswa sedangkan pada siklus II sebanyak 31 siswa, karena ada ada 1
siswa yang sakit pada siklus II dikarenakan sakit, sehingga
dimungkinkan data yang diperoleh tidak mencerminkan data yang
sebenarnya secara umum.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,
dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Aktif
(Active Learning) dengan Tipe Learning Starts With A Question (LSQ) dapat
Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Siswa Kelas XG SMA Negeri 5
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Peningkatan keaktifan belajar siswa
terlihat dari kenaikan persentase rata-rata keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran akuntansi di kelas. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
tersebut dapat dilihat dari rata-rata kekatifan belajar siswa pada siklus I
menunjukkan 76,13% siswa telah aktif dan rata-rata keaktifan siswa pada
siklus II meningkat menjadi 94,71%. Peningkatan keaktifan belajar siswa dari
siklus I ke skilus II sebesar 18,58%. Jadi indikator keberhasilan pada
keaktifan siswa kelas XG telah tercapai.
Peningkatan keaktifan belajar siswa tersebut dapat dilihat dari masing-
masing indikator keaktifan belajar siswa sebagai berikut pada indikator siswa
aktif membaca materi pelajaran pada siklus I mencapai 85,94% dan pada
siklus II naik menjadi 98,39%. Siswa mengajukan pertanyaan pada siklus I
70,31% dan pada siklus II mencapai 89,51%. Siswa mencari informasi untuk
pemecahan masalah pada siklus I 66,41% dan pada siklus II 90,32%. Siswa
terlibat pemecahan masalah dalam diskusi pada siklus I 75,78% dan pada
siklus II 95,16%. Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi pada
siklus I 64,84% dan pada siklus II 96,77%. Siswa melaksanakan diskusi
73
kelompok sesuai petunjuk guru pada siklus I 68,75% dan pada siklus II
97,58%. Siswa memperhatikan penjelasan guru pada siklus I 67,19% dan
pada siklus II meningkat 88,70%. Siswa mengerjakan soal latihan yang
diberikan oleh guru 91,41% dan pada siklus II meningkat 96,77%. Siswa
dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru pada siklus I 94,53%
dan pada siklus II meningkat 99,19%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Dari hasil penelitian terhadap keaktifan belajar siswa, indikator
siswa memperhatikan penjelasan guru memperoleh skor paling
rendah yaitu 88,70%, sehingga diharapkan guru dapat
mengkolaborasikan model pembelajaran ini dengan model
pembelajaran lain untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
dalam memperhatikan penjelasan materi, misalnya siswa diberi
tugas untuk merangkum penjelasan dari guru.
b. Penggunaan model Active Learning dengan Tipe Learning Starts
With A Question dapat dijadikan salah satu alternatif dalam
proses pembelajaran akuntansi. Model pembelajaran ini
diharapkan dapat memberikan variasi dalam pembelajaran dan
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
74
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya meningkatkan keaktifan belajarnya sehingga
dapat berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran.
b. Siswa hendaknya memiliki keberanian dan rasa percaya diri saat
mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat dalam proses
pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan optimal.
c. Siswa hendaknya memperhatikan penjelasan dari guru saat proses
pembelajaran di kelas, sehingga siswa dapat memahami materi
yang dipelajari.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti yang akan melakukan tindakan kelas, khususnya dengan
Tipe Learning Starts With A Question hendaknya mempersiapkan
segala sesuatunya dengan matang, terutama komunikasi dengan
guru mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Untuk penelitian yang akan datang, peneliti diharapkan dapat
lebih teliti dalam observasi sehingga dapat diperoleh data yang
benar-benar mewakili kondisi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Agus Suprijono. (2014). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Elza Firanda Riswani (2012). “Model Active Learning dengan Teknik Learning
Starts With A Question dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada
Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Endang Mulyadi. (2011). Akuntansi 1 kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
E Mulyasa. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan: Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_________. (2013). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Fenti Noor Endah Kurniawati. (2014). “Implementasi Model Active Learning
Teknik Learning Starts With A Question untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Akuntansi Peserta Didik Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Fitri Umiyatun. (2013). “Penerapan Model Active Learning Teknik Learning
Starts With A Question (LSQ) untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
Kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013”.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Lorentya Yulianti K. “Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik
Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas X
Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Marno dan M Idris. (2012). Strategi & Metode Pengajaran: Menciptakan
Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
76
Martinis Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Mohammad Jauhar. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rochiati Wiriaatmadja. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Silberman Melvin. (2013). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nuansa Cendekia
Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
________. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Uzer Usman. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wina Sanjaya. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenadamedia Group.
Zainal Arifin dan Adhi Setiawan. (2012). Pengembangan Pembelajaran Aktif
dengan ICT. Yogyakarta: Skripta Media Creative.
77
lampiran 1 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
78
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA N 5 YOGYAKARTA
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Program : XI
Semester : 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
Alokasi Waktu : x 45 menit
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
5.3 Mencatat
transaksi
berdasarkan
mekanisme
debit dan kredit
Menafsirkan definisi
perusahaan jasa
Mengidentifikasi
akun yang di debet /
di kredit
Mencatat transaksi
berdasar mekanisme
debit/ kredit
Definisi dan ciri-ciri
perusahaan jasa
Analisa Debit/kredit
Tatap Muka :
Mengkaji referensi
mekanisme pencatatan
transaksi menurut aturan debet
dan kredit
Latihan mencatat akun
menrut aturan debet dan kredit
Tugas Mandiri Terstruktur
Mengerjakan latihan soal
Religius, disiplin, jujur, toleransi
, mandiri, demokratis,
komunikatif dan
tanggungjawab,
nilai yang ditanamkan Religius,
disiplin, jujur, toleransi ,
mandiri, gemar membaca,
demokratis, komunikatif dan
tanggungjawab
Jenis Tagihan: Tes
tertulis / lisan,
Tugas individu /
kelompok
Bentuk instrumen:
Pilihan ganda /
uraian
3 JP
Buku
Akuntansi di
Perusahaan
jasa/ Asgard
Chapter:
Ekonomi
Kelas Xl
Akuntansi 1,
SMA Kelas
XI, Drs.
Kardiman
dkk,
Yudhistira,
th. 2009
Ekonomi 2,
Alam, Esis,
Th. 2007
79
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
5.4 Mencatat
transaksi/doku
men ke dalam
jurnal umum
5.5 Melakukan
posting dari
jurnal ke buku
besar
Mengidentifasi
sumber pencatatan
Menganalisis bukti
transsaksi / bukti
pencatatan
Mencatat transaksi/
dokumen ke dalam
Jurnal Umum
Memindahbukukan/
memposting Jurnal
ke Buku Besar
Jurnal Umum
Posting
Tatap Muka :
Mengidentifiasi dokumen
dengan mengkaji sumber
informasi.
Mengkaji referensi untuk
mencatat transaksi ke Jurnal
umum
Tugas Mandiri Terstruktur
Latihan soal Analisis transaksi
LKS
Tugas mandiri Tidak
Terstruktur:
Mencari contoh macam-macam
dokmen sumber
Menganalisis dokumen yang
telah diperoleh dan mencatat di
Jurnal Umum.
nilai yang ditanamkan Religius,
disiplin, jujur, toleransi ,
mandiri, gemar
membaca,demokratis,
komunikatif dan
tanggungjawab,
Tatap Muka :
Mengkaji referensi untuk
pemindahbukuan / posting dari
Jurnal ke Buku Besar.
Tugas Mandiri Tertrktur
Jenis Tagihan: Tes
tertulis / lisan,
Tugas individu /
kelompok
Bentuk instrumen:
Pilihan ganda /
uraian
,
Jenis Tagihan: Tes
tertulis / lisan,
Tugas individu /
kelompok
12 JP
10 JP
80
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
Membuat macam-macam
bentuk Buku Besar
Memposting data dari latihan
menjurnal
nilai yang ditanamkan Religius,
disiplin, jujur, toleransi ,
mandiri, gemar
membaca,demokratis,
komunikatif dan
tanggungjawab,
Bentuk instrumen:
Pilihan ganda /
uraian
Mengetahui : Yogyakarta, Juli 2015
Kepala Sekolah SMAN5 YK Guru Mata Pelajaran,
Drs.H.Jumiran,M.Pd.I Dra Eviarti
NIP 19590227 198203 1 011 NIP. 19620328 198903 2 001
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
A. IDENTITAS MATA PELAJARAN
1. Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Yogyakarta
2. Mata Pelajaran : Akuntansi
3. Kelas / Semester : X-G / 2
4. Waktu : 2 x 45 menit
B. STANDAR KOMPETENSI
5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
C. KOMPETENSI DASAR
5.4 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debet dan kredit
D. INDIKATOR
1. Menafsirkan definisi perusahaan jasa
2. Mengidentifikasi akun yang di debet / di kredit
3. Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debet/ kredit
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mendifinisikan pengertian perusahaan jasa
2. Siswa dapat mengidentifikasi akun yang di debet / di kredit
3. Siswa dapat mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debet/kredit
F. MATERI PEMBELAJARAN
Jurnal Umum
F. METODE
Model Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A Question
H. STRATEGI PEMBELAJARAN
No KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Nilai Budaya
dan Karakter
1
Pendahuluan
- Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdoa
- Guru mengecek kehadiran siswa
- Guru menguraikan dengan jelas tentang kompetensi
dasar dan materi yang harus dikuasai
+20
menit
Religious,
disiplin
2
Kegiatan Inti
Tatap Muka
Eksplorasi
a. Guru membagikan modul pembelajaran
kepada siswa
b. Siswa membaca modul tentang materi
mekanisme debit/kredit.
c. Siswa menggaris bawahi atau memberi tanda
pada bagian materi yang belum mereka
+ 100
menit
jujur, toleransi,
demokratis,
disiplin, kerja
keras,
komunikatif,
gemar membaca
82
pahami
d. Siswa memcatat daftar pertanyaan atas materi
mekanisme debit/kredit yang belum mereka
pahami.
e. Siswa mencari berbagai informasi mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka
pahami.
Elaborasi
a. Siswa bertanya sebanyak-banyaknya kepada
guru tentang materi mekanisme debet/kredit
yang belum mereka pahami dengan
mengacungkan tangan.
b. Guru membentuk siswa menjadi kelompok
berisi empat orang utntuk berdiskusi mengenai
bagian yang tidak dipahami.
c. Siswa berdiskusi mengenai pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dipahami.
d. Guru mengumpulkan hasil diskusi siswa
melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah
ditulis.
e. Guru memberikan soal latihan kepada siswa
f. Siswa mengerjakan soal latihan secara
mandiri.
Konfirmasi
A. Guru memberikan penguatan tentang materi
mekanisme debit/kredit.
B. Guru memberikan penguatan atas jawaban-
jawaban siswa yang telah memenuhi kriteria
materi.
C. Guru meluruskan dan membenarkan jawaban
yang kurang tepat.
D. Guru menjawab dan membahas pertanyaan-
pertanyaan yang belum terjawab.
E. Siswa memperhatikan, mendengarkan, dan
mencatat penjelasan guru.
F. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk maju mengerjakan soal latihan di depan
kelas.
G. Siswa dan guru membahas soal latihan yang
telah dikerjakan.
H. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3
Kegiatan Penutup
- Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
- Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pertemuan berikutnya.
- Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
+15
menit
83
84
MODUL PEMBELAJARAN AKUNTANSI
Kompetensi Dasar:
Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum
Materi:
Perusahaan Jasa
(Mekanisme Debit dan Kredit)
Kelas:
X-G
Pertemuan ke 1
Siklus I
Classroom Action Research
Chairunnisa Astari (12803244023)
85
A. Definisi Perusahaan Jasa
Perusahan Jasa adalah suatu perusahaan yang inti kegiatan usahanya
adalah memberikan jasa bagi konsumen atau pelanggan. Perusahaan jasa
tidak melakukan kegiatan produksi barang ataupun penjualan barang. Produk
perusahaan jasa berupa pelayanan yang tidak berwujud, tetapi manfaatnya
dirasakan konsumen.
Perusahaan jasa memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Produknya tidak berwujud
2. Produknya tidak disimpan
3. Produknya tidak dapat dipisahkan
4. Berubah-ubah
B. Akuntansi Perusahaan Jasa
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Tahap Pencatatan
Tahap
Pengikhtisaran
Tahap
Pelaporan
Bukti
transaksi
Jurnal Buku
Besar
Neraca
Saldo
Kertas
Kerja
Jurnal
Pembalik
Laporan
Keuangan
Jurnal
Penutup
NS Setelah
Penutupan
Neraca
Laba Rugi
Perub. Modal
Arus Kas
86
Gambar diatas menujukkan langkah-langkah kegiatan akuntansi pada
umumnya, terutama pada perusahaan jasa. Dalam siklus tersebut terlihat
bahwa kegiatan akuntansi meliputi tiga tahap.
C. Identifikasi Akun Debet/Kredit
Untuk mempermudah pencatatan transaksi ke dalam jurnal maka
dibuatlah sistem pencatatan dengan menggunakan mekanisme debit dan
kredit. Dengan adanya aturan pendebetan dan pengkreditan ini, penambahan
dan pengurangan yang terjadi dalam akun yang bersangkutan dapat
dinyatakan dengan mendebet dan mengkredit akun-akun tersebut.
Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal
Aktiva Debet Kredit Debet
Kewajiban Kredit Debet Kredit
Modal Kredit Debet Kredit
Pendapatan Kredit Debet Kredit
Beban Debet Kredit Debet
Untuk mempermudah pemahan tentang mekanisme debet dan kredit akan
disajikan contoh sebagai berikut.
No Transaksi Kelompok akun yang
dipengaruhi
Akun
didebet
Akun
didebit
1 Penyetoran modal Harta bertambah
Modal bertambah
Harta (kas) Modal
2 Pembelian
perlengkapan secara
tunai
Harta bertambah
Harta berkurang
Perlengkapan Kas
3 Pembayaran gaji Beban bertambah
Harta berkurang
Beban
Kas
4 Pembelian dengan
cicilan/ kredit
(kendaraan)
Harta bertambah
Utang bertambah
Kendaraan Utang
5 Penerimaan
pendapatan jasa
Harta bertambah
Pendapatan bertambah
Kas
Pendapatan
jasa
6 Pelunasan utang Utang berkurang
Harta berkurang
Utang Kas
7 Pengambilan prive Modal berkurang
Harta berkurang
Modal Kas
87
D. Mencatat Transaksi Berdasarkan Mekanisme Debit/Kredit
Contoh:
1. Dibeli satu set peralatan kantor berupa komputer seharga Rp.
4.500.000,00 tunai
Analisis:
Peralatan kantor (+) Rp 4.500.000,00. Berada pada posisi debet
Kas (-) Rp 4.500.000,00. Berada pada posisi kredit
2. Diterima pinjaman dari bank Sentosa Rp. 10.000.000,00
Kas (+) Rp 10.000.000,00. Berada pada posisi debet
Utang Bank (+) Rp 10.000.000,00. Berada pada posisi kredit
3. Diinvestasikan uang tunai sebesar Rp. 7.000.000,00 dan peralatan kantor
sebesar Rp. 5.000.000,00
Kas (+) Rp 7.000.000,00. Berada pada posisi debet
Peralatan (+) Rp 5.000.000,00. Berada pada posisi debet
Modal (+) Rp 12.000.000,00. Berada pada posisi kredit
4. Diterima pendapatan jasa sebesar Rp. 500.000,00
Kas (+) Rp 500.000,00. Berada pada posisi debet
Pendapatan jasa (+) Rp 500.000,00. Berada pada posisi kredit
5. Dibayar biaya air, listrik dan telepon sebesar Rp. 350.000,00
Beban air,listrik dan telepon (+) Rp 350.000,00. Berada pada
posisi debet
Kas (-) Rp 350.000,00. Berada pada posisi kredit
88
Latihan Soal
Buatlah analisis debet dan kreditnya!
1. Pada tanggal 1 januari 2015, Tn. Adam menyetorkan uang kedalam
perusahaan sebagai modal awal Rp. 15.000.000,00
2. Pada tanggal 2 januari 2015 dibeli peralatan salon seharga Rp. 6.000.000,00
3. Pada tanggal 4 Januari 2015 dibeli perlengkapan salon secara kredit Rp.
4.000.000,00
4. Pada tanggal 7 januari 2015 dibayar beban macam-macam selama 1 minggu
Rp. 300.000,00
5. Pada tanggal 8 januari 2015 dibayar premi asuransi sebesar Rp. 1.200.000,00
6. Pada tanggal 12 januari 2015 dibeli tambahan peralatan salon senilai Rp.
3.000.000,00 dan dibayar uang muka Rp. 1.000.000,00 sisanya dibayar bulan
depan
7. Pada tanggal 14 januari 2015 diterima penerimaan jasa selama 2 minggu
pertama Rp. 3.000.000,00
8. Pada tanggal 15 januari 2015 pekerja yang telah diselesaikan bernilai
Rp.500.000,00
9. Pada tanggal 17 januari 2015 diterima hasil penjualan shampo Rp.
250.000,00
10. Pada tanggal 22 januari 2015 dibayar sewa ruangan salon Rp 300.000,00
89
Jawaban :
1. Tanggal 1 januari
Kas (+) Rp 15.000.000. di posisi debet
Modal (+) Rp 15.000.000. di posisi kredit
2. Tanggal 2 januari
Peralatan salon (+) Rp 6.000.000. di posisi debet
Kas (-) Rp 6.000.000. di posisi kredit
3. Tanggal 4 januari
Perlengkapan salon (+) Rp 4.000.000. di posisi debet
Utang usaha (+) Rp 4.000.000. di posisi kredit
4. Tanggal 7 Januari
Beban (+) Rp 300.000. di posisi debet
Kas (-) Rp 300.000. di posisi kredit
5. Tanggal 8 januari
Premi asuransi (+) Rp 1.200.000. di posisi debet
Kas (-) Rp 1.200.000. di posisi kredit
6. Tanggal 12 januari
Peralatan salon (+) Rp 3.000.000. di posisi debet
Kas (-) Rp 1.000.000. di posisi kredit
Utang Usaha (+). Di posisi kredit
7. Tanggal 14 januari
Kas (+) Rp 3.000.000. di posisi debet
Pendapatan (+) Rp 3.000.000. di posisi kredit
8. Tanggal 15 januari
Piutang usaha (+) Rp 500.000. di posisi debet
Pendapatan (+) Rp 500.000. di posisi kredit
9. Tanggal 17 januari
Kas (+) Rp 250.000. di posisi debet
Pendapatan (+) Rp 250.000. di posisi kredit
10. Tanggal 22 januari
Beban sewa (+) Rp 300.000. di posisi debet
Kas (-) Rp 300.000. di posisi kredit
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
A. IDENTITAS MATA PELAJARAN
5. Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Yogyakarta
6. Mata Pelajaran : Akuntansi
7. Kelas / Semester : X-G / 2
8. Waktu : 2 x 45 menit
B. STANDAR KOMPETENSI
5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
C. KOMPETENSI DASAR
5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum
D. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi sumber pencatatan
2. Menganalisis bukti transaksi / bukti pencatatan
3. Mencatat transaksi/dokumen ke dalam Jurnal Umum
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Siswa dapat mengindentifikasi sumber pencatatan
5. Siswa dapat menganalisis bukti transaksi/bukti pencatatan
6. Siswa dapat mencatat transaksi/dokumen ke dalam Jurnal Umum
F. MATERI PEMBELAJARAN
Jurnal Umum
F. METODE
Metode Active Learning dengan Tipe Learning Starts With A Question
H. STRATEGI PEMBELAJARAN
No KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU Nilai Budaya
dan Karakter
1
Pendahuluan
- Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdoa
- Guru mengecek kehadiran siswa
- Guru menguraikan dengan jelas tentang kompetensi
dasar dan materi yang harus dikuasai
+20 menit Religious,
disiplin
2
Kegiatan Inti
Tatap Muka
Eksplorasi
a. Guru membagikan modul pembelajaran
kepada siswa
b. Siswa membaca modul tentang materi jurnal
umum
c. Siswa menggaris bawahi atau memberi tanda
pada bagian materi yang belum mereka
+ 100
menit
jujur, toleransi,
demokratis,
disiplin, kerja
keras,
komunikatif,
gemar membaca
91
pahami
d. Siswa memcatat daftar pertanyaan atas materi
jurnal umum yang belum mereka pahami.
e. Siswa mencari berbagai informasi mengani
pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka
pahami.
Elaborasi
a. Siswa bertanya sebanyak-banyaknya kepada
guru tentang materi jurnal umum yang belum
mereka pahami dengan mengacungkan tangan.
b. Guru membentuk siswa menjadi kelompok
berisi empat orang utntuk berdiskusi menganai
bagian yang tidak dipahami.
c. Siswa berdiskusi mengenai pertanyaan-
pertanyaan yang tidak dipahami.
d. Guru mengumpulkan hasil diskusi siswa
melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah
ditulis.
e. Guru memberikan soal latihan kepada siswa
f. Siswa mengerjakan sola latihan secara
mandiri.
Konfirmasi
A. Guru memberikan penguatan tentang materi
jurnal umum.
B. Guru memberikan penguatan atas jawaban-
jawaban siswa yang telah memenuhi kriteria
materi.
C. Guru meluruskan dan membenarkan jawaban
yang kurang tepat.
D. Guru menjawab dan membahas pertanyaan-
pertanyaan yang belum terjawab.
E. Siswa memperhatikan, mendengarkan, dan
mencatat penjelasan guru.
F. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk maju mengerjakan soal latihan di depan
kelas.
G. Siswa dan guru membahas soal latihan yang
telah dikerjakan.
H. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3
Kegiatan Penutup
- Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
- Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pertemuan berikutnya.
- Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
+15 menit
92
93
MODUL PEMBELAJARAN AKUNTANSI
Kompetensi Dasar:
Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum
Materi:
Perusahaan Jasa
(Jurnal Umum)
Kelas:
X-G
Pertemuan ke 2
Siklus II
Classroom Action Research
Chairunnisa Astari
(12803244023)
94
A. Sumber pencatatan
Pernahkah Anda belanja ke toko? Biasanya kalau ingin ada bukti
bahwa Anda telah berbelanja, Anda akan meminta tanda bukti tersebut,
baik berupa catatan biasa atau bentuk yang formal atau yang sebenarnya.
Tanda bukti tersebut dipakai sebagai sumber pencatatan yang merupakan
dokumen sumber dalam proses siklus akuntansi. Kalau digambarkan siklus
akuntansi pada tahap pencatatan akuntansi perusahaan jasa adalah sebagai
berikut:
B. Bukti transaksi/bukti pencatatan
Bukti pencatatan merupakan elemen yang sangat penting dalam
rangka pencatatan transaksi. Transaksi yang dicatat pada umumnya adalah
transaksi yang memiliki bukti pencatatan. Dengan demikian bukti pencatatan
adalah dokumen otentik yang menerangkan dan membuktikan bahwa suatu
transaksi telah terjafi sehingga perlu dilakukan proses pencatatannya.
1. Bukti Internal
a. Memo
95
b. Kas Keluar
c. Kas Masuk
2. Bukti Eksternal
a. Cek
b. Nota Debet
96
c. Nota Kredit
d. Nota
e. Kuitansi
97
f. Faktur
C. Menganalisis dokumen transaksi ke dalam jurnal umum
Perhatikan faktur berikut ini! Dari contoh faktur berikut, setelah
diperiksa kebenarannya dan keabsahannya, selanjutnya akan ditentukan akun
yang berpengaruh pada “Salon Rita”
Salon Rita
JL. Cengkeh 23 Yogyakarta
Nomor: 2/K/XI/10
Tanggal : 15 Desember 2015
Bukti Kas Masuk
Diterima dari : Salsa
Uang sejumlah : Rp 100.000,00
(seratus ribu rupiah)
Keterangan : creambath dan potong rambut
98
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima
Oleh
Rita Apandi Lilik
Salon Rita
JL. Cengkeh 23 Yogyakarta
Nomor: 5/K/XI/10
Tanggal : 29 Desember 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : PLN
Uang sejumlah : Rp 235.000,00
(Dua ratus tiga puluh lima ribu Rupiah)
Keterangan : Bayar listrik Desember 2015
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
Jurnal:
Salon Rita
Jurnal Umum
Per Desember 2015
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
15 Des 2015 Kas 100.000
Pendapatan Salon 100.000
29 Des 2015 Beban listrik 235.000
Kas 235.000
99
100
Latihan Soal
Berikut ini adalah transaksi Bengkel Auto GPV untuk periode Agustus 2015, yang
tersaji dalam bentuk bukti kas keluar, bukti kas masuk, faktur, dan bon.
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 1/M/XI/10
Tanggal : 1 Agustus 2015
Bukti Kas Masuk
Diterima dari : Bram
Uang sejumlah : Rp. 10.000.000,00
(Sepuluh juta rupiah)
Keterangan : Setoran Modal
Penyetor Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 1/K/XI/10
Tanggal : 1 Agustus 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : Toko Kumala
Uang sejumlah : Rp 3.500.000,00
(Tiga juta lima ratus ribu Rupiah)
Keterangan : Beli Peralatan bengkel
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 1/K/XI/10
Tanggal :3 Agustus 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : Toko ABC
Uang sejumlah : Rp 300.000,00
(Tiga ratus Rupiah)
Keterangan : Beli Peralatan Kantor
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 2/M/XI/10
Tanggal : 5 Agustus 2015
Bukti Kas Masuk
Diterima dari : Sondang
Uang sejumlah : Rp 1.600.000,00
(satu juta enam ratus ribu rupiah)
Keterangan : pasang tape dan sound system mobil
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
101
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 3/M/XI/10
Tanggal : 9 Agustus 2015
Bukti Kas Masuk
Diterima dari : Sutrisno
Uang sejumlah : Rp 80.000,00
(Delapan puluh ribu rupiah)
Keterangan : Service mobil
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 2/K/XI/10
Tanggal : 15 Agustus 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : Karyawan
Uang sejumlah : Rp 2.000.000,00
(Dua Juta Rupiah)
Keterangan : Gaji 2 orang karyawan untuk bulan agustus 2015
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 4/M/XI/10
Tanggal : 17 Agustus 2015
Bukti Kas Masuk
Diterima dari : Arief
Uang sejumlah : Rp 120.000,00
(Seratus dua puluh ribu rupiah)
Keterangan : Ganti oli mobil
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor : 5/M/XI/10
Tanggal : 21 Agustus 2015
Bukti Kas Masuk
Diterima dari : Fama
Uang sejumlah : Rp 200.000,00
(dua ratus ribu rupiah)
Keterangan : Bayar Piutang
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
102
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Bon
Kepada Yth : Arie Nomor : 2/B/IX/10
Alamat : Jl Syailendra 21 Yogyakarta Tanggal : 23 Agustus 2015
No Nama Barang Banyaknya Harga Satuan (Rp) Jumlah
Harga (Rp)
1.
Kaca film minibus 1 set 400.000
Bayar
400.000
300.000
Total 100.000
Disetujui
Bram
Dibukukan
Apandi
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 3/K/XI/10
Tanggal : 26 Agustus 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : PT. Agung Perkasa
Uang sejumlah : Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah)
Keterangan : Bayar utang
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor : 6/M/XI/10
Tanggal : 27 Agustus 2015
Bukti Kas Masuk
Diterima dari : Hendri
Uang sejumlah : Rp 400.000,00
(empat ratus ribu rupiah)
Keterangan : pasang shock absorber sepeda motor
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 4/K/XI/10
Tanggal : 28 Agustus 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : Bram
Uang sejumlah : Rp 500.000,00
(lima ratus Rupiah)
Keterangan : tarik tunai
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
103
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 5/K/XI/10
Tanggal : 29 Agustus 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : PLN
Uang sejumlah : Rp 255.000,00
(Dua ratus lima puluh lima ribu Rupiah)
Keterangan : Bayar listrik Agustus 2015
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
Bengkel Auto GPV
JL. Sampul 54 Yogyakarta
Nomor: 6/K/XI/10
Tanggal : 31 Agustus 2015
Bukti Kas Keluar
Dibayar kepada : PDAM
Uang sejumlah : Rp 95.000,00
(sembilan puluh lima ribu rupiah)
Keterangan : Bayar air Agustus 2015
Disetujui Oleh Dibukukan oleh Diterima Oleh
Bram Apandi Lilik
Selamat Mengerjakan
104
Kunci jawaban :
Bengkel Auto GPV
Jurnal Umum
Per Agustus 2015
Tanggal No
Bukti
Nama Akun No
Akun
Debet Kredit
1 Agustus 2015 Kas 10.000.000
Modal Bram 10.000.000
1 Agustus 2015 Peralatan bengkel 3.500.000
Kas 3.500.000
2 Agustus 2015 Perlengkapan
Bengkel
1.275.000
Hutang Usaha 1.275.000
3 Agustus 2015 Piutang Usaha 325.000
Pendapatan
Bengkel
325.000
3 Agustus 2015 Peralatan Kantor 300.000
Kas 300.000
5 Agustus 2015 Kas 1.600.000
Pendapatan
Bengkel
1.600.000
9 Agustus 2015 Kas 80.000
Pendapatan
bengkel
80.000
15 Agustus 2015 Beban Gaji 2.000.000
Kas 2.000.000
17 Agustus 2015 Kas 120.000
Pendapatan
bengkel
120.000
21Agustus 2015 Kas 200.000
Piutang Usaha 200.000
23 Agustus 2015 Kas 300.000
Piutang Usaha 100.000
Pendapatan
Bengkel
400.000
26 Agustus 2015 Hutang Usaha 1.000.000
Kas 1.000.000
27 Agusrus 2015 Kas 400.000
Pendapatan
Bengkel
400.000
28 Agustus 2015 Prive Bram 500.000
Kas 500.000
29 Agustus 2015 Beban listrik 255.000
Kas 255.000
31 Agustus 2015 Beban air 95.000
Kas 95.000
Total 22.050.000 22.050.000
105
LAMPIRAN 2
Lembar Observasi dan Catatan Lapangan
106
Lembar Observasi Keaktifan Belajar Akuntansi
Siswa kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016
Siklus :
Tanggal :
Pedoman Pemberian Skor Keaktifan Belajar Siswa
Kriteria Nilai
Sangat Aktif 4
Aktif 3
Cukup Aktif 2
Kurang Aktif 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Afifah Nur A
2 Akvina Khiyara
3 Alifia Rahmah
4 Anindya Putri A
5 Anindyra A
6 Anisa Zhafira
7 Hasna Luthfiah S
8 Laila Khaerani K
9 Malaa Salisa
10 Marisa Ayu Bella
11 Mutiara K
12 Natasya Sabrina
13 Nazeera Rasheed
14 Nur Fathimah A
15 Octa Aulia S
16 Rafida Nasywa
17 Rinda Ayu S
18 Rizqi Azkiyaul M
19 Saumi Syahri F
20 Teksenia Saswati
21 Ulfah Windria K
22 Ahmad Utsman S
23 Alfariz Haidar U
24 Alvin Dian P
25 Erlan Dwinda B
26 Faadihilah Arga
27 Fajar Timor M
28 Fardhan Hakim
29 Mochamad T A
30 Muhamad Ilham
31 Muhammad N R
32 Raden Mas Billy
JUMLAH
% keaktifan siswa
% keaktifan keseluruhan
No Nama SiswaAspek yang Diamati
107
Pedoman Penilaian Keaktifan Belajar Siswa
No Uraian Indikator
1 Siswa aktif membaca materi pelajaran
2 Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
3 Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
4 Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
5 Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
6 Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
7 Siswa memperhatikan penjelasan guru
8 Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
9 Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
(Sumber: modifikasi dari Nana Sudjana, 2013: 61)
Skor persentase keaktifan siswa:
Skor persentase keseluruhan keaktifan siswa:
108
Uraian Indikator Keaktifan Belajar Siswa
Siswa aktif membaca materi pelajaran
Sangat Aktif siswa langsung membaca materi pelajaran setelah diperintahkan
guru
Aktif siswa tidak langsung membaca materi pelajaran setelah
diperintahkan guru
Cukup Aktif Siswa tidak konsentrasi membaca materi pelajaran setelah
diperintahkan oleh guru
Kurang aktif Siswa tidak membaca materi pelajaran setelah diperintahkan oleh
guru
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
Sangat Aktif Siswa langsung mengajukan pertanyaan kepada guru setelah
diperintahkan guru
Aktif Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru setelah diperintahkan
guru
Cukup Aktif Siswa ragu-ragu dalam mengajukan pertanyaan kepada guru
Kurang aktif Siswa tidak mengajukan pertanyaan kepada guru
Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
Sangat Aktif Siswa langsung mencari informasi setelah diperintahkan guru
Aktif Siswa mencari informasi setelah diperintahkan guru
Cukup Aktif Siswa menoba mencari informasi setelah dihampiri oleh guru
Kurang aktif Siswa tidak mencoba mencari informasi
Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
Sangat Aktif Siswa berdiskusi dalam pemecahan masalah
Aktif Siswa tidak langsung berdiskusi dalam pemecahan masalah
Cukup Aktif Siswa kadang-kadang berdiskusi dalam pemecahan masalah
Kurang aktif Siswa tidak berdiskusi dalam pemecahan masalah
Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
Sangat Aktif Siswa benar dalam memecahkan masalah
Aktif Siswa hampir benar dalam memecahkan masalah
Cukup Aktif Siswa mencoba memecahkan masalah
Kurang aktif Siswa tidak mencoba memecahkan masalah
Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
Sangat Aktif siswa langsung melaksanakan diskusi sesuai petunjuk guru
Aktif Siswa tidak langsung melaksanakan diskusi sesuai petunjuk guru
Cukup Aktif Siswa kurang sungguh-sungguh melaksanakan diskusi
Kurang aktif Siswa tidak sesuai pentunjuk guru dalam melaksanakan diskusi
109
Siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru
Sangat Aktif Siswa selalu memperhatikan penjelasan materi dari guru
Aktif Siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru
Cukup Aktif Siswa kadang-kadang memperhatikan penjelasan materi dari
guru
Kurang aktif Siswa tidak memperhatikan penjelasan materi dari guru
Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
Sangat Aktif Siswa langsung mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru
hingga selesai
Aktif Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru
Cukup Aktif Siswa kurang sungguh-sungguh mengerjakan latihan yang
diberikan guru
Kurang aktif Siswa tidak mengerjakan latihan yang diberikan guru
Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
Sangat Aktif Siswa dapat menyelesaikan semua soal latihan yang diberikan
oleh guru hingga selesai sebelum waktu yang ditentukan
Aktif Siswa dapat menyelesaikan semua soal latihan yang diberikan
oleh guru hingga waktu yang ditentukan
Cukup Aktif Siswa dapat menyelesaikan hampir semua soal latihan yang
diberikan oleh guru hingga waktu yang ditentukan
Kurang aktif Siswa tidak dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan oleh
guru hingga waktu yang ditentukan
110
CATATAN LAPANGAN
Siklus …. (Pertemuan ke ….)
Hari :
Tanggal :
Jam ke :
Jumlah siswa :
Kompetensi Dasar :
Catatan
____________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
____________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
111
LAMPIRAN 3 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa
112
Lembar Observasi Keaktifan Belajar Akuntansi
Siswa kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016
Pra Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Afifah Nur A 2 1 2 3 3
2 Akvina Khiyara 2 1 3 3 2
3 Alifia Rahmah 2 1 3 3 2
4 Anindya Putri A 1 1 3 3 3
5 Anindyra A 2 1 2 3 3
6 Anisa Zhafira 2 1 2 3 2
7 Hasna Luthfiah S 2 1 2 3 2
8 Laila Khaerani K 2 1 2 3 2
9 Malaa Salisa 2 1 2 3 3
10 Marisa Ayu Bella 2 1 2 3 2
11 Mutiara K 2 1 2 3 3
12 Natasya Sabrina 2 3 2 3 3
13 Nazeera Rasheed 2 1 2 3 3
14 Nur Fathimah A 2 1 2 3 3
15 Octa Aulia S 2 1 2 3 2
16 Rafida Nasywa 2 1 2 3 2
17 Rinda Ayu S 2 1 2 3 3
18 Rizqi Azkiyaul M 2 3 3 3 2
19 Saumi Syahri F 2 1 2 3 3
20 Teksenia Saswati 2 1 3 2 2
21 Ulfah Windria K 2 3 2 2 2
22 Ahmad Utsman S 2 1 2 3 2
23 Alfariz Haidar U 1 1 2 3 3
24 Alvin Dian P 1 1 3 3 3
25 Erlan Dwinda B 1 1 2 2 3
26 Faadihilah Arga 1 1 2 2 3
27 Fajar Timor M 2 1 2 2 3
28 Fardhan Hakim 2 1 3 3 2
29 Mochamad T A 1 1 3 2 3
30 Muhamad Ilham 1 1 2 3 2
31 Muhammad N R 1 1 2 3 3
32 Raden Mas Billy 2 1 2 3 2
56 38 72 90 81
43,75% 29,68% 56,25% 70,31% 63,28%
JUMLAH
% keaktifan siswa
% keaktifan keseluruhan 29,25%
No Nama SiswaAspek yang Diamati
113
Perhitungan Skor Keaktifan Belajar Siswa
Pra Penelitian
Skor persentase keaktifan siswa:
1. Siswa aktif membaca materi pelajaran
2. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru
3. Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
4. Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
5. Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
6. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
8. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
114
9. Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
Skor persentase keseluruhan keaktifan siswa
115
Lembar Observasi Keaktifan Belajar Akuntansi
Siswa kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016
Siklus : 1 (satu)
Tanggal : Jumat, 8 Januari 2016
116
Perhitungan Skor Keaktifan Belajar Siswa
Siklus I
Skor persentase keaktifan siswa:
1. Siswa aktif membaca materi pelajaran
2. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru
3. Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
4. Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
5. Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
6. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
117
8. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
9. Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
Skor persentase keseluruhan keaktifan siswa
118
Lembar Observasi Keaktifan Belajar Akuntansi
Siswa kelas XG SMA Negeri 5 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016
Siklus : 2 (dua)
Tanggal : Jumat, 15 Januari 2016
119
Perhitungan Skor Keaktifan Belajar Siswa
Pra Penelitian
Skor persentase keaktifan siswa:
1. Siswa aktif membaca materi pelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Afifah Nur A 4 1 4 4 4 3 3 4 4
2 Akvina Khiyara 4 4 3 4 4 4 3 4 4
3 Alifia Rahmah 4 1 4 4 4 4 4 4 4
4 Anindya Putri A 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 Anindyra A 4 3 4 4 4 4 4 4 4
6 Anisa Zhafira 4 3 4 4 4 4 3 4 4
7 Hasna Luthfiah S 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 Laila Khaerani K 4 4 4 4 4 4 3 4 4
9 Malaa Salisa 4 4 4 3 4 4 4 4 4
10 Marisa Ayu Bella 4 4 4 4 4 4 4 3 4
11 Mutiara K 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 Natasya Sabrina 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 Nazeera Rasheed 3 4 4 4 4 4 4 4 4
14 Nur Fathimah A 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 Octa Aulia S 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 Rafida Nasywa 4 4 3 4 4 4 3 3 3
17 Rinda Ayu S 4 4 3 4 3 4 4 4 4
18 Rizqi Azkiyaul M 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 Saumi Syahri F
20 Teksenia Saswati 4 4 4 3 4 3 4 3 4
21 Ulfah Windria K 4 3 4 4 4 4 4 4 4
22 Ahmad Utsman S 4 1 4 4 4 3 3 4 4
23 Alfariz Haidar U 4 4 3 3 4 4 4 3 4
24 Alvin Dian P 4 4 3 4 3 4 3 4 4
25 Erlan Dwinda B 4 3 3 3 4 4 3 4 4
26 Faadihilah Arga 4 4 3 4 3 4 3 4 4
27 Fajar Timor M 4 4 3 4 4 4 3 4 4
28 Fardhan Hakim 4 4 4 4 3 4 4 4 4
29 Mochamad T A 4 4 3 4 4 4 3 4 4
30 Muhamad Ilham 4 4 3 4 4 4 3 4 4
31 Muhammad N R 4 4 3 3 4 4 3 4 4
32 Raden Mas Billy 3 4 3 3 4 4 3 4 4
122 111 112 118 120 121 110 120 123
98,39% 89,51% 90,32% 95,16% 96,77% 97,58% 88,70% 96,77% 99,19%
No Nama SiswaAspek yang Diamati
JUMLAH
% keaktifan siswa
% keaktifan keseluruhan 94,71%
120
2. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru
3. Siswa mencari informasi untuk pemecahan masalah
4. Siswa terlibat pemecahan masalah dalam diskusi
5. Siswa dapat memecahkan masalah dalam diskusi
6. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
7. Siswa memperhatikan penjelasan guru
8. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
121
9. Siswa dapat menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru
Skor persentase keseluruhan keaktifan siswa
122
LAMPIRAN 4 Hasil Catatan Lapangan
123
CATATAN LAPANGAN
Siklus I (Pertemuan ke 1)
Hari, Tanggal : Jum’at, 8 Januari 2016
Jam ke : 1-2
Jumlah siswa : 32
Materi : Mekanisme Debit Kredit
Catatan` :
Pelajaran akuntansi di kelas XG pada siklus I dimulai pada pukul 07.30
WIB. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
melakukan presensi kehadiran siswa. Sebelum pembelajaran dimulai, guru
menjelaskan kompetensi dasar dan materi yang akan dipelajari. Guru membagikan
modul pembelajaran kepada siswa. Setelah modul dibagikan, siswa diberi intruksi
untuk membaca modul dan menggaris bawahi bagian-bagian yang tidak
dimengerti, waktu yang digunakan guru terlalu lama. Guru memberikan intruksi
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi yang telah siswa baca
dengan mengangkat tangan. Pada siklus I masih banyak siswa yang belum berani
bertanya kepada guru. Guru menanyakan kepada siswa yang berani bertanya
mengenai pertanyaan apa saja yang ditanyakan siswa. Setelah itu guru
membentuk siswa menjadi 8 kelompok, satu kelompok berisi 4 orang untuk
membahas pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki untuk dibahas bersama
teman diskusinya. Siswa diberi instruksi untuk mencatat pertanyaan-pertanyaan di
selembar kertas dan mencari informasi mengenai pertanyaan yang mereka miliki.
124
Siswa yang selesai melakukan diskusi mengumpulkan hasil pertanyaan
dan jawaban yang telah mereka diskusikan, namun waktu untuk berdiskusi terlalu
sebentar. Guru membaca hasil diskusi siswa dan setelah dibaca guru menjelaskan
materi mekanisme debit kredit sekaligus mengkonfirmasi jawaban siswa dan
meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat. Kemudian guru memberikan
latihan soal secara individu kepada siswa. Guru membahas soal latihan yang telah
dikerjakan siswa. Setelah pembahasan latihan soal guru menyampaikan rencana
materi pertemuan minggu depan dan menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
125
CATATAN LAPANGAN
Siklus II (Pertemuan ke 2)
Hari, Tanggal : Jum’at, 15 Januari 2016
Jam ke : 4-5
Jumlah siswa : 31
Materi : Jurnal Umum
Catatan :
Pelajaran akuntansi di kelas XG pada siklus I dimulai pada pukul 07.30
WIB. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
melakukan presensi kehadiran siswa. Terdapat 1 siswa yang tidak hadir karena
sakit. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pelajaran akan dilaksanakan dengan
metode pembelajaran seperti pertemuan sebelumnya. Guru memberikan arahan
kepada siswa agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Guru menjelaskan kompetensi dasar dan materi yang akan dipelajari. Guru
membagikan modul pembelajaran kepada siswa. Setelah modul dibagikan, siswa
diberi intruksi untuk membaca modul dan menggaris bawahi bagian-bagian yang
tidak dimengerti, waktu yang digunakan sesuai dengan kesepakatan ketika refleksi
yaitu 10 menit. Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan yang dari materi yang telah siswa baca dengan mengangkat tangan.
Pada siklus II hampir seluruh siswa berani bertanya kepada guru. Guru
menanyakan kepada siswa mengenai pertanyaan apa saja yang ditanyakan siswa.
Setelah itu guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok yang satu kelompok berisi
4 orang untuk membahas pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki untuk
126
dibahas bersama teman diskusinya dengan waktu 20 menit. Siswa diberi instruksi
untuk mencatat pertanyaan-pertanyaan di selembar kertas dan mencari informasi
mengenai pertanyaan yang mereka miliki. Siswa terlihat aktif dalam berdiskusi.
Siswa yang selesai melakukan diskusi mengumpulkan hasil pertanyaan
dan jawaban yang telah mereka diskusikan. Guru membaca hasil diskusi siswa
dan setelah dibaca guru menjelaskan materi jurnal umum sekaligus
mengkonfirmasi jawaban siswa dan meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat.
Kemudian guru memberikan latihan soal secara individu kepada siswa. Guru
membahas soal latihan yang telah dikerjakan siswa. Setelah pembahasan latihan
soal guru menyampaikan rencana materi pertemuan minggu depan dan menutup
pelajaran dengan berdoa dan salam.
127
LAMPIRAN 5 Dokumentasi Penelitian
128
DOKUMENTASI
1. Siswa membaca materi pelajaran
Siklus I
129
Siklus II
130
2. Siswa mengajukan pertanyaan
Siklus 1
131
Siklus II
132
3. Siswa berdiskusi
Siklus I
133
Siklus II
134
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siklus I
135
Siklus II
136
5. Siswa mengerjakan soal latihan
Siklus I
137
Siklus II
138
LAMPIRAN 6 Surat Penelitian
139
140
141
142
143
Lampiran 7 Surat Penunjukan Observer
144
145
146