halaman judul pedoman pendidikan profesi...
TRANSCRIPT
![Page 1: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/1.jpg)
![Page 2: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/2.jpg)
1
HALAMAN JUDUL
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
![Page 3: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/3.jpg)
ii
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN DEKAN PEDOMAN PROFESI ...................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
DAFTAR ISTILAH/ Glossary ............................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
BAB II VISI DAN MISI PSPD ............................................................. 1
2.1 Visi .......................................................................................... 1
2.2 Misi ......................................................................................... 1
2.3 Nilai ......................................................................................... 1
BAB III TUJUAN ................................................................................ 4
3.1 Tujuan Umum Pendidikan Profesi Dokter FKUB ................... 4
3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 5
BAB IV KOMPETENSI....................................................................... 7
4.1 Area Kompetensi .................................................................... 7
4.2 Komponen Kompetensi .......................................................... 8
4.3 Penjabaran Kompetensi ......................................................... 10
BAB V ROTASI, KEGIATAN PENDIDIKAN DAN LAMA ROTASI .... 22
5.1 Rotasi Klinik ............................................................................ 22
5.2 Prinsip Kegiatan ..................................................................... 23
5.3 Kegiatan Pendidikan............................................................... 24
5.4 Lama Studi. ............................................................................. 26
5.5 Wahana .................................................................................. 26
![Page 4: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/4.jpg)
iii
BAB VI EVALUASI HASIL BELAJAR ................................................ 28
BAB VII TATA TERTIB DAN PERATURAN PENDIDIKAN
PROFESI DOKTER FKUB ........................................................... 31
7.1 Proses Kredensial sebelum bertugas .................................... 31
7.2 Pengaturan Pakaian Kerja ..................................................... 31
7.3 Pengaturan Hari Libur, Izin dan Cuti ...................................... 33
7.4 Klasifikasi Tindakan Disiplin, Pembinaan dan Pemberian
Sanksi ................................................................................... 34
BAB VIII PENGHENTIAN PENDIDIKAN PESERTA PENDIDIKAN
PROFESI DOKTER FKUB ........................................................... 37
BAB IX TATA KELOLA, PENJAMINAN MUTU DAN PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN PENDIDIKAN PROFESI ...................... 39
9.1 Tata Kelola Pendidikan Profesi .............................................. 39
9.2 Penjaminan Mutu Pendidikan Profesi .................................... 39
9.3 Perbaikan Berkesinambungan ............................................... 40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 41
LAMPIRAN
![Page 5: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/5.jpg)
iv
DAFTAR ISTILAH (Glossary)
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara1.
2. Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan
yang memerlukan persyaratan keahlian khusus1
3. Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan
untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan merupakan
pendidikan kedokteran dasar sebagai pendidikan universitas.
Pendidikan kedokteran dasar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter2.
4. Profesi Kedokteran adalah suatu pekerjaan kedokteran yang
dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan dan kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, serta kode etik
yang bersifat melayani masyarakat sesuai UU No.29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran2.
5. Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,
pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi1
![Page 6: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/6.jpg)
v
6. Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi1
7. Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-
tugas di bidang pekerjaan tertentu2.
8. Sertifikat profesi merupakan pengakuan untuk melakukan
praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan
Kementerian, Kementerian lain, dan/atau organisasi profesi,
dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan1
9. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap
kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik
kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi (UU
RI No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)2.
10. RS Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang
merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan
digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk
memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai
kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau
beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum
![Page 7: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/7.jpg)
vi
dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran
klinik peserta didiknya4.
11. Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah rumah sakit umum yang
digunakan Fakultas Kedokteran dan/atau rumah sakit gigi mulut
yang digunakan Fakultas Kedokteran Gigi untuk memenuhi
seluruh atau sebagian besar Kurikulum dalam rangka mencapai
kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi
12. RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit
Khusus atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang
menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang
merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan
digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk
memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka
mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran4.
13. RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi
Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang
digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik
untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam rangka
mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.
14. Wahana Pendidikan Kedokteran adalah fasilitas selain Rumah
Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai tempat
penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran.
15. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran (Bakordik)
merupakan satuan organisasi fungsional yang berkedudukan di
![Page 8: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/8.jpg)
vii
rumah sakit pendidikan dan dibentuk berdasarkan Keputusan
Bersama kepala rumah sakit dan pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran. Bakordik berperan dalam kelancaran proses
manajemen dan administrasi pendidikan. Bakordik terdiri atas
unsur rumah sakit pendidikan, institusi pendidikan kedokteran,
diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang berkedudukan di
rumah sakit. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan
masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara direktur
rumah sakit pendidikan dan pimpinan institusi pendidikan
kedokteran4.
16. Pembantu Dekan I (PD I) adalah Pembantu Dekan yang
membawahi bidang akademik
17. Kepala Program Studi (KPS) adalah Staf Pengajar yang dipilih
oleh staf pengajar di Program Studi untuk memimpin Prodi,
pengangkatannya ditetapkan dengan SK Rektor
18. Sekretaris Program Studi (SPS) adalah Staf Pengajar yang
dipilih oleh staf pengajar untuk menjadi sekretaris di Prodi,
pengangkatannya ditetapkan dengan SK Rektor
19. Kepala Laboratorium (Kalab)/ Kepala Bagian/ Kepala
Departemenadalah Staf Pengajar yang ditetapkan oleh Dekan
untuk memimpin suatu laboratorium, pengangkatannya ditetapkan
dengan SK Dekan.
20. Penanggung Jawab Pendidikan (PJP) adalah staf pengajar
yang ditugaskan untuk membantu kepala laboratorium dalam
mengkoordinasikan pembelajaran
![Page 9: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/9.jpg)
viii
21. Satuan Kredit Semester (SKS) adalah takaran penghargaan
terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu
semester melalui kegiatan terjadwal per-minggu.
22. Indeks Prestasi Kumulatif adalah angka yang didapat dari hasil
bagi jumlah mutu kumulatif dengan jumlah satuan kredit semester
kumulatif.
23. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar1.
24. Expert session adalah kuliah pengayaan yang diberikan oleh
pakar di bidang tertentu
25. Case report session adalah diskusi ilmiah dokter muda berupa
laporan hasil pemeriksaan dan rencana penatalaksanaan pasien
yang diperoleh melalui Bedside teaching
26. Referat adalah presentasi ilmiah tentang salah satu topik yang
berkaitan dengan masalah pasien pada Bedside teaching
27. Penyuluhan adalah kegiatan untuk melatih teknik komunikasi
dokter muda dalam program promosi kesehatan
28. Penelitian adalah kegiatan untuk melatih dokter muda dalam
pengembangan atau penerapan konsep secara ilmiah.
29. Bedside teaching adalah pengajaran keterampilan klinis yang
dilakukan pada pasien langsung yang melibatkan tutor dan
mahasiswa yang dilakukan pada konteks rawat jalan maupun
rawat inap.
30. Praktik Keterampilan Klinis adalah pembelajaran/latihan
keterampilan klinis yang dilakukan antara tutor dengan
![Page 10: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/10.jpg)
ix
mahasiswa dengan manekin atau pasien standar atau simulator
baik di Lab Skill atau di wahana pendidikan klinik (RS, PKM).
31. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) merupakan
bagian dari sistem assessment yang menilai kompetensi dan
ketrampilan klinis mahasiswa secara objektif dan terstruktur.
32. Mini-CEX (Mini-Clinical Evaluation Exercise) adalah penilaian
kemampuan klinik mahasiswa pada saat berhadapan dengan
pasien. Mini-CEX dikerjakan di berbagai ruangan/ poli/ ruang
gawat, selama 15-20 menit untuk menilai interaksi antara
mahasiswa dengan pasien, kemudian diikuti umpan balik 5-10
menit. (Penjelasan Lebih detail silahkan merujuk MEU Guide
Series 2)
33. DOPS (Direct Observation of Procedural Skill) adalah penilaian
kemampuan klinik mahasiswa dalam melakukan suatu tindakan
medik pada pasien. DOPS mudah dilakukan secara rutin oleh
supervisor di berbagai ruangan seperti poliklinik dan bangsal
rawat inap. Diperlukan waktu 15-20 menit untuk mengevaluasi
kemampuan mahasiswa dalam melakukan tindakan medis secara
keseluruhan, kemudian diikuti umpan balik selama 5 menit.
34. Dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan2.
35. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat1.
![Page 11: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/11.jpg)
x
Setiap dosen harus mempunyai Surat Keputusan Pimpinan
sebagai dosen, termasuk yang ada di Rumah Sakit Pendidikan
dan jejaringnya. Setiap dosen harus terlibat dalam Tridharma
Perguruan Tinggi. Setiap dosen harus memiliki kualitas akademik
minimal Strata dua (S2) atau Spesialis. Semua dosen harus
mendapatkan pelatihan metode pendidikan kedokteran. Setiap
dosen harus mendapatkan penilaian kinerja dari institusi
pendidikan2.
36. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan
Tinggi1.
37. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non
pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam
bidang Pendidikan Tinggi1
![Page 12: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/12.jpg)
xi
![Page 13: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/13.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan kedokteran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan nasional. Penguasaan
keilmuan, keterampilan dan perilaku lulusan dokter menjadi sebagian
dari penentu kualitas pelayanan asuhan medis kepada masyarakat.
Pendidikan kedokteran terdiri dari 2 tahap pendidikan yakni
Pendidikan Akademik dan Pendidikan Profesi. Pendidikan Akademik
dan Pendidikan Profesi merupakan pendidikan yang berbeda dalam
arti lulusannya menyandang gelar yang berbeda yakni gelar S.Ked
untuk lulusan Pendidikan Akademik dan gelar Dokter untuk
Pendidikan Profesi. Meskipun berbeda namun keduanya merupakan
rangkaian yang tidak terpisahkan. Pendidikan Profesi atau dikenal
dengan nama Clerkship dilaksanakan dengan cara “stase” atau rotasi,
menempuh pendidikan di beberapa Sub Bagian atau Departemen di
Rumah Sakit atau Puskesmas atau wahana pelayanan kesehatan
lain, sehingga diberi istilah Rotasi Klinik.
Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Profesi yakni
menghasilkan lulusan dokter yang profesional, kompeten, beretika,
berkemampuan manajerial kesehatan serta mempunyai sikap
kepemimpinan sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Standar
Pendidikan Profesi dan Visi-Misi serta Value Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (PSPD
FKUB), diperlukan panduan agar dapat memberikan kepastian
![Page 14: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/14.jpg)
2
standar dan kesamaan persepsi dalam mewujudkan lulusan dokter
PSPD FKUB tersebut.
Buku Pedoman Pendidikan Profesi ini memuat segala sesuatu
yang perlu diketahui dan/atau dilaksanakan oleh mahasiswa, dosen,
pemangku kepentingan terkait pendidikan profesi dokter, mencakup
Visi-misi-nilai, Tujuan Pendidikan, Standar Kompetensi Dokter,
Sebaran Rotasi dan Lamanya serta Beban Studi, Kegiatan, Hak dan
Kewajiban, Tata Tertib dan Peraturan.
![Page 15: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/15.jpg)
3
BAB II
VISI DAN MISI PSPD
2.1 Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran yang Terkemuka dan
Bertaraf Internasional dan Berjiwa Entrepreneur untuk meningkatkan
Kualitas Hidup Masyarakat.
2.2 Misi
Mengembangkan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat di bidang Kedokteran, Kesehatan, Manajemen
Kesehatan, dan Public Health yang terkini serta bermutu untuk
membangun masa depan bangsa dengan dilandasi nilai-nilai
universal.
2.3 Nilai:
(1) Futuristik
(2) Komitmen dan Kebersamaan
(3) Unggul
(4) Berdedikasi dan Berjiwa Entrepreneur
![Page 16: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/16.jpg)
4
BAB III
TUJUAN
3.1 Tujuan Umum Pendidikan Profesi Dokter FKUB
Memberikan kesempatan kepada Sarjana Kedokteran
(S.Ked.) untuk mencapai kompetensi sebagai dokter pelayanan
primer atau dokter umum sesuai Standar Pendididikan PSPD yang
mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012. Dengan
mengintegrasikan 7 area kompetensi dasar dan 3 kompetensi
unggulan yakni (1) Profesionalitas yang Luhur; (2) Mawas Diri dan
Pengembangan Diri; (3) Komunikasi Efektif; (4) Pengelolaan
Informasi; (5) Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran; (6) Keterampilan
Klinis; (7) Pengelolaan Masalah Kesehatan; (8) Biomedik; (9)
Kedokteran Emergensi dan Tanggap Bencana; (10) Entrepreneurship
dan Kepemimpinan dalam bidang kesehatan. Setelah mengikuti
Pendidikan Profesi PSPD FKUB mahasiswa mampu:
1. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperoleh selama Pendidikan Akademik dan mengaplikasikannya
dalam pelayanan kesehatan primer.
2. Melakukan pelayanan kedokteran secara holistik dan berbasis
bukti dan berorientasi pada Kedokteran Keluarga sesuai dengan
standar profesi dan perkembangan iptekdok bertaraf
internasional.
3. Berperan serta dan bekerjasama dalam tim pelayanan kesehatan
secara terpadu dan paripurna (Interprofessional collaboration).
![Page 17: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/17.jpg)
5
4. Bekerja secara profesional, bertanggung jawab dalam batas
kewenangan hukum dan etika.
5. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat (Continous Professional
Development).
3.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Pendidikan Profesi, mahasiswa
mampu mencapai kompetensi secara terintegrasi, yaitu mampu:
1. Menjelaskan pengetahuan dasar kedokteran mengenai anatomi,
fisiologi, etiologi, patofisiologi, patogenesis, gejala klinis, dasar
pengelolaan farmakologi maupun non-farmakologi penyakit yang
banyak dijumpai di wahana tempat rotasi klinik dilaksanakan.
2. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tertentu, mengumpulkan dan mengintrepretasikan data
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
3. Melakukan analisis, sintesis secara komprehensif dari data
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dalam
upaya menegakkan diagnosis dan diagnosis banding.
4. Melakukan penatalaksanaan kasus yang sering dijumpai pada
praktik kedokteran berupa kasus gawat darurat, kasus kritis, rawat
jalan, rawat inap, dan kasus lainnya pada Usaha Kesehatan
Perseorangan (UKP) maupun Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM).
5. Menghasilkan karya ilmiah berdasarkan kasus dan/atau studi
kepustakaan.
6. Merujuk dan menindaklanjuti pasien yang telah selesai dirujuk.
![Page 18: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/18.jpg)
6
7. Menerapkan keterampilan manajerial dalam Usaha Kesehatan
Masyarakat dan bekerjasama dalam tim.
8. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ditindaklanjuti dalam
bentuk penelitian dan mempublikasikannya.
9. Menjelaskan dan menerapkan pengetahuan Kedokteran
Keluarga, dan Kedokteran Komunitas.
10. Menerapkan pengetahuan Kedokteran Forensik, Etika dan Hukum
Kedokteran.
11. Menunjukkan kemampuan entrepreneur berupa kreativitas,
inovasi, dan kepemimpinan dalam bidang kesehatan.
![Page 19: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/19.jpg)
7
BAB IV
KOMPETENSI
Standar Kompetensi Dokter PSPD FKUB mengacu pada
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI, 2012) terdiri atas tujuh
area kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan
fungsi dokter layanan primer. Setiap area kompetensi dijabarkan
menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut
menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan.
Program Studi Pendidikan Dokter FKUB mempunyai tiga
unggulan, yakni Ilmu Biomedik, Kedokteran Emergensi dan Tanggap
Bencana, Entrepreneurship dan Kepemimpinan dalam bidang
kesehatan. Ketiga unggulan tersebut dalam pelaksanaannya
diintegrasikan ke dalam tujuh kompetensi yang tercantum dalam SKDI
2012.
4.1 Area Kompetensi
Tujuh Area kompetensi dokter PSPD FKUB disusun dengan
urutan sebagai berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
![Page 20: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/20.jpg)
8
4.2 Komponen Kompetensi
1. Area Profesionalitas yang Luhur
1.1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa
1.2. Bermoral, beretika dan disiplin
1.3. Sadar dan taat hukum
1.4. Berwawasan sosial budaya
1.5. Berperilaku profesional
2. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
2.1. Menerapkan mawas diri
2.2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
2.3. Mengembangkan pengetahuan
3. Area Komunikasi Efektif
3.1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
3.2. Berkomunikasi dengan mitra kerja
3.3. Berkomunikasi dengan masyarakat
4. Area Pengelolaan Informasi
4.1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
4.2 Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif
kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait
untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
![Page 21: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/21.jpg)
9
5. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
5.1 Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran
Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/
Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah
kesehatan secara holistik dan komprehensif.
6. Area Keterampilan Klinis
6.1. Melakukan prosedur diagnosis
6.2. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif
7. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
7.1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan
masyarakat
7.2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
7.3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat
7.4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan
7.5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan
berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan
7.6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan
kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing
di Indonesia
![Page 22: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/22.jpg)
10
4.3 Penjabaran Kompetensi
1. Profesionalitas yang Luhur
1.1. Kompetensi Inti
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai
dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin,
hukum, dan sosial budaya.
1.2. Lulusan Dokter Mampu
1.2.1 Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)
Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik
kedokteran
Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran
merupakan upaya maksimal
1.2.2. Bermoral, beretika, dan berdisiplin
Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral
yang luhur dalam praktik kedokteran
Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan
kode etik kedokteran Indonesia
Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang
terjadi pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan
bermasyarakat
1.2.3. Sadar dan taat hukum
Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan
kedokteran dan memberikan saran cara pemecahannya
![Page 23: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/23.jpg)
11
Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan
ketertiban masyarakat
Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku
Membantu penegakkan hukum serta keadilan
1.2.4. Berwawasan sosial budaya
Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani
Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh
agama, usia, gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-
ekonomi dalam menjalankan praktik kedokteran dan
bermasyarakat
Menghargai dan melindungi kelompok rentan
Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif
yang berkembang di masyarakat multikultur
1.2.5. Berperilaku profesional
Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional
Bersikap dan berbudaya menolong
Mengutamakan keselamatan pasien
Mampu bekerja sama intra- dan interprofesional dalam tim
pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien
Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam
kerangka sistem kesehatan nasional dan global
![Page 24: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/24.jpg)
12
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
2.1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari
keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri,
mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara
berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi
keselamatan pasien.
2.2. Lulusan Dokter Mampu
2.2.1. Menerapkan mawas diri
Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis,
sosial dan budaya diri sendiri
Tanggap terhadap tantangan profesi
Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada
yang lebih mampu
Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain
untuk pengembangan diri
2.2.2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi
kebutuhan
belajar untuk mengatasi kelemahan
Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi
2.2.3. Mengembangkan pengetahuan baru
Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat serta
mendiseminasikan hasilnya
![Page 25: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/25.jpg)
13
3. Komunikasi Efektif
3.1. Kompetensi Inti
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal
dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega, dan profesi lain.
3.2. Lulusan Dokter Mampu
3.2.1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal
Berempati secara verbal dan nonverbal
Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan
dapat dimengerti
Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan
kesehatan secara holistik dan komprehensif
Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita
buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan cara
yang santun, baik dan benar
Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural
dan spiritual pasien dan keluarga
3.2.2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)
Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik
dan benar
Membangun komunikasi interprofesional dalam
pelayanan kesehatan
Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan
kepada penegak hukum, perusahaan asuransi
![Page 26: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/26.jpg)
14
kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika
diperlukan
Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif
3.2.3. Berkomunikasi dengan masyarakat
Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya
bersama-sama
Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat.
4.Pengelolaan Informasi
4.1 Kompetensi Inti
Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
kesehatan dalam praktik kedokteran.
4.2 Lulusan Dokter Mampu
4.2.1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan
untuk dapat belajar sepanjang hayat
4.2.2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif
kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat dan pihak
terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
![Page 27: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/27.jpg)
15
Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk
diseminasi informasi dalam bidang kesehatan.
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
5.1. Kompetensi Inti
Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan
ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat
hasil yang optimum.
5.2. Lulusan Dokter Mampu
Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran
Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk
mengelola masalah kesehatan secara holistik dan
komprehensif.
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,
ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang
berhubungan dengan promosi kesehatan individu, keluarga,
dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,
ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang
berhubungan dengan prevensi masalah kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,
ilmu Kedoktera Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
![Page 28: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/28.jpg)
16
Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas untuk
menentukan prioritas masalah kesehatan pada individu,
keluarga, dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,
ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat
Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang
yang rasional untuk menegakkan diagnosis
Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan
penatalaksanaan masalah kesehatan berdasarkan etiologi,
patogenesis, dan patofisiologi
Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-
prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran
Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,
ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang
berhubungan dengan rehabilitasi medik dan sosial pada
individu, keluarga dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,
ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang
berhubungan dengan kepentingan hukum dan peradilan
![Page 29: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/29.jpg)
17
Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien,
bukti ilmiah kedokteran, dan keterbatasan sumber daya
dalam pelayanan kesehatan untuk mengambil keputusan
6. Keterampilan Klinis
6.1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan
masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien,
keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang lain.
6.2. Lulusan Dokter Mampu
6.2. 1. Melakukan prosedur diagnosis
Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-
anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai
dengan masalah pasien
Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang
dasar dan mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya
yang rasional
6.2.2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan
secara holistik dan komprehensif
Melakukan edukasi dan konseling
Melaksanakan promosi kesehatan
Melakukan tindakan medis preventif
Melakukan tindakan medis kuratif
Melakukan tindakan medis rehabilitatif
Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat
membahayakan diri sendiri dan orang lain
![Page 30: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/30.jpg)
18
Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan
menerapkan prinsip keselamatan pasien
Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal
terhadap masalah kesehatan/kecederaan yang berhubungan
dengan hukum
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
7.1. Kompetensi Inti
Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan
berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
7.2. Lulusan Dokter Mampu
7.2.1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan
masyarakat
Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan
perilaku, serta modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan
pada berbagai kelompok umur, agama, masyarakat, jenis
kelamin, etnis, dan budaya
Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam
rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan
masyarakat
7.2.2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan
Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten
untuk mencegah dan memperlambat timbulnya penyakit
![Page 31: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/31.jpg)
19
Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan
timbulnya komplikasi penyakit dan atau kecacatan
7.2. 3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat
Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi
diagnosis
Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga
Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis komunitas
Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling
tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti
Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung
jawab (lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan
memperhatikan prinsip keselamatan pasien
Mengkonsultasikan dan/atau merujuk sesuai dengan standar
pelayanan medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit)
Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan
dapat dibaca
Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit,
sehat, kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan
medikolegal serta keterangan medis lain sesuai kewenangannya
termasuk visum et repertum dan identifikasi jenasah
![Page 32: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/32.jpg)
20
Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat
obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta
sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.
Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,
memonitor perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki, dan
mengubah terapi dengan tepat
Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu,
keluarga, dan masyarakat
Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada
individu, keluarga, dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan
kedokteran secara komprehensif, holistik, dan berkesinambungan
dalam mengelola masalah kesehatan
Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai
dari identifikasi masalah hingga rehabilitasi komunitas
7.2.4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan
Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat agar
mampu mengidentifikasi masalah kesehatan actual yang terjadi
serta mengatasinya bersama-sama
Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam rangka
pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
![Page 33: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/33.jpg)
21
7.2.5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan
berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan
Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana, dan
prasarana secara efektif dan efisien
Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan
kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
Menerapkan manajemen kesehatan dan institusi layanan
kesehatan
7.2.6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan
kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing
di Indonesia
Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan dapat
memengaruhi program kesehatan masyarakat dari aspek
fiskal, administrasi, hukum, etika, sosial, dan politik.
![Page 34: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/34.jpg)
22
BAB V
ROTASI, KEGIATAN PENDIDIKAN & LAMA STUDI
5.1 Rotasi Klinik
Rotasi Klinik dilaksanakan secara tidak berurutan, namun ada
beberapa Bagian/Depertemen/Lab menetapkan prasyarat sebelum
rotasi. Sebaran Rotasi Bagian/Departemen/Laboratorium beserta
Beban Studi (SKS) nya tercantum pada tabel 1.
Tabel 1. Sebaran Rotasi, Lama Stase dan Beban Studi Rotasi Klinik.
No
Urut
Laboratorium Kode Lama
Stase
(Minggu)
SKS
1 Keterampilan Medik Tramed 8 4
2 Ilmu Penyakit Dalam :
Ilmu Penyakit Dalam
Pulmonologi
Kardiologi
IPD
10
2
2
5
1
1
3 Ilmu Kesehatan Anak IKA 8 4
4 Ilmu Bedah IB 8 4
5 Ilmu Kebidanan dan
Kandungan
OBG 8 4
6 Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran Pencegahan
IKM-KP 8 4
![Page 35: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/35.jpg)
23
7 Kedokteran Keluarga PDK 4 2
8 Neurologi NEURO 4 2
9 Ilmu Kesehatan Jiwa IKJ 4 2
10 Ilmu kesehatan Mata IKM 4 2
11 Ilmu THT IKTHTKL 4 2
12 Ilmu Kesehatan Kulit &
Veneorogi
IKKK 4 2
13 Kedokteran Emergensi dan
Disaster
EM 3 1,5
14 Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi
IKFR 2 1
15 Radiologi RAD 4 2
16 Anestesi AN 3 1,5
17 Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal
IKF 4 2
18 Ujian Komprehensif
(termasuk libur akademik)
2 0
JUMLAH 96 47
Prasyarat Rotasi ke IKM-KP dan EM: IPD, Bedah, Ilmu Kesehatan
Anak, Ilmu Kebidanan dan Kandungan
5.2 Prinsip Kegiatan
Mahasiswa PSPD FKUB melakukan kegiatan berupa:
1. Mempraktekkan standar pelayanan kedokteran dibawah
pengawasan dosen, kegiatannya berupa Usaha Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)
![Page 36: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/36.jpg)
24
yang baik, dengan menyadari keterbatasan kemampuannya dan
mengutamakan keselamatan pasien/ keluarga/ masyarakat.
2. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran dan kesehatan (Iptekdokes) dalam rangka pendidikan
profesi kedokteran agar dapat mencapai kompetensi sebagai
dokter layanan primer.
3. Membangun, meningkatkan komunikasi dan memelihara
hubungan baik dengan pasien, kolega, petugas kesehatan
lainnya.
4. Bekerjasama secara efektif dengan teman sejawatnya sesama
Dokter Muda dan tenaga kesehatan dan non-kesehatan.
5. Jujur dan bertindak serta berperilaku berdasarkan Janji Dokter
Muda, kaidah ilmiah, etika dan humanistik
6. Memelihara kesehatan pribadinya sehingga tidak membahayakan
diri dan orang lain.
5.3 Kegiatan Pendidikan
Kegiatan pendidikan dilakukan di wahana pendidikan profesi
dengan mekanisme penempatan mahasiswa sebagai berikut:
1. Penempatan mahasiswa diatur berdasarkan siklus yang terdiri
dari satuan unit penempatan selama 2 minggu
2. Penempatan mahasiswa profesi dalam upaya mencapai
kompetensi diupayakan sebagai suatu kombinasi pengalaman di
Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi,
Rumah Sakit Pendidikan Satelit dan wahana pendidikan
kedokteran lainnya.
![Page 37: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/37.jpg)
25
3. Untuk siklus rotasi dengan lama rotasi 3-4 minggu, penempatan di
Rumah Sakit Pendidikan Utama minimal 1 minggu.
4. Untuk siklus rotasi dengan lama rotasi 8-14 minggu penempatan
di Rumah Sakit Pendidikan Utama minimal 2 minggu.
5. Koordinasi dan manajemen pendidikan profesi di Rumah Sakit
Pendidikan Afiliasi, Rumah Sakit Pendidikan Satelit dan wahana
pendidikan kedokteran lainnya berada di bawah koordinasi
Laboratorium di Rumah Sakit Pendidikan Utama.
Kegiatan pembelajaran selama stase harus merupakan
kombinasi antara metode setara perkuliahan dan praktikum/kegiatan
lapangan (tabel 2). Pilihan kombinasi metode pembelajaran
disesuaikan dengan sumber daya yang ada di masing-masing
laboratorium.
Tabel 2. Jenis Kegiatan/Metode Pembelajaran dan Durasi Minimal yang
digunakan selama Rotasi
Kegiatan/Metode Pembelajaran Jam/2 minggu
(1 SKS)
Setara Perkuliahan
16 jam
Expert session
Referat
Case report session
Morning report
Manajemens Kasus
Journal reading
Setara Kegiatan Lapangan
Penyuluhan
Penelitian
Setara Praktikum
24 jam Bedside Teaching
Praktek ketrampilan klinik
![Page 38: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/38.jpg)
26
5.4 Lama Studi
Pendidikan Profesi ditempuh selama 4 (empat) semester atau
Pendidikan Profesi dilaksanakan di Rumah Sakit (RS)
Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi, RS Pendidikan Satelit dan
wahana pendidikan kedokteran lainnya yang telah memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Ada komitmen dari pengelola institusi pelayanan kesehatan
untuk dijadikan wahana pendidikan klinik bagi mahasiswa
PSPD FKUB yang tertuang di dalam nota kesepahaman dan
kerja sama operasional.
2. Memiliki layanan kedokteran dan kesehatan kepada
masyarakat yang dilakukan setiap hari kerja.
3. Memiliki layanan dengan jumlah dan jenis kasus yang
bervariasi sesuai dengan kebutuhan pencapaian kompetensi,
serta ada pada sebaran umur dan sebaran jenis kelamin yang
merata.
setara dengan 96 minggu dengan beban 47 SKS atau setara dengan
1880 jam. Sesuai dengan peraturan akademik masa studi, lama studi
dapat ditambah jika kompetensi akhir yang ditentukan belum tercapai,
sehingga total masa belajar menjadi paling lama 8 semester.
Pendidikan Profesi wajib ditempuh sesegera mungkin, terutama oleh
Sarjana Kedokteran yang akan mengikuti Internship. Penundaan
pelaksanaan Pendidikan Profesi dimungkinkan dalam waktu 2 (dua)
tahun setelah lulus S.Ked.
5.5 Wahana
![Page 39: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/39.jpg)
27
4. Memiliki sarana laboratorium klinik dasar, serta farmasi yang
memadai.
5. Memiliki dokter yang bersedia menjadi dosen.
6. Prosedur dan syarat teknis lebih lanjut dijelaskan dalam
pedoman tersendiri.
![Page 40: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/40.jpg)
28
BAB VI
EVALUASI HASIL BELAJAR
1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa meliputi domain
kognitif, psikomotor, afektif.
2. Evaluasi diadakan selama dan pada akhir Rotasi Klinik.
3. Evaluasi dilakukan oleh dosen secara berkala dalam bentuk
formatif dan sumatif.
4. Evaluasi Pendidikan Profesi pada dasarnya harus merupakan
media untuk membantu pengembangan capaian kompetensi
dari peserta didik, bukan semata-mata mendapatkan nilai
angka/huruf. Oleh karena itu metode penilaian yang
digunakan adalah penilaian berbasis tempat kerja (Workplace
based Assessment) dan penilaian lain yang relevan dengan
upaya pencapaian kompetensi dengan menekankan penilaian
performa dan pemberiaan umpan balik (feedback)
diantaranya dapat berupa ujian tulis, diskusi kasus, presentasi
ilmiah, mini-Cex, OSCE laboratorium, OSCE komprehensif
dan lain-lain.
5. Evaluasi akhir program Pendidikan Profesi dilaksanakan oleh
Program Studi bersama Kepala Laboratorium dan
Penanggung Jawab Pendidikan.
6. Setiap Laboratorium menetapkan nilai minimal (threshold)
sebagai acuan (standard setting) dalam menentukan
kelulusan peserta didik.
![Page 41: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/41.jpg)
29
7. Formula nilai akhir merupakan fungsi dari hasil evaluasi
komponen (knowledge, skill dan clinical reasoning,
komunikasi dan perilaku profesionalisme) dari mahasiswa
sesuai dengan sasaran pembelajaran yang ditentukan
dengan mengikuti persentase sebagai berikut:
Komponen Kompetensi
Aktivitas Persentase
Knowledge MCQ, Mini Review 30%
Skill & Clinical Reasoning
Mini-CEX (2x)/OSCE (1x) Case-Based Discussion
40%
Komunikasi & Profesionalisme
Mini-CEX (khusus Komunikasi &
Profesionalisme) 30%
8. Jumlah ujian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
dan kemampuan dari laboratorium terkait. Contoh
perhitungan penilaian ditampilkan pada lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisah dari buku pedoman ini.
9. Nilai akhir pendidikan profesi di laboratorium merupakan
fungsi dari seluruh hasil evaluasi selama menjalani masa
kepaniteraan klinik di laboratorium terkait, dan dinyatakan
dalam nilai huruf A-E.
10. Mahasiswa dinyatakan lulus pendidikan Pendidikan Profesi
bila mencapai sekurang-kurangnya nilai B untuk seluruh mata
kuliah pada Pendidikan Profesi yang dijalaninya.
11. Bagi mahasiswa yang bermaksud memperbaiki nilai untuk
meningkatkan IPK, diberi kesempatan mengikuti Ujian
Khusus (UK) yang diadakan menjelang yudisium. Nilai
![Page 42: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/42.jpg)
30
perolehan maksimum 80 atau B+ dalam hal pelaksanaan
ujian ada pengulangan proses; dan 75 atau B apabila ujian
tanpa ada pengulangan proses. Dalam hal hasil UK lebih
rendah dari nilai sebelumnya, maka diambil nilai yang terbaik.
12. Sebelum mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia
sebagai exit exam Pendidikan Profesi, Mahasiswa harus lulus
ujian komprehensif yang dilaksanakan oleh program studi.
13. Mahasiswa dapat mengikuti ujian komprehensif setelah
dinyatakan lulus dari seluruh rotasi klinik.
14. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus Pendidikan Profesi
berhak menyandang gelar dokter (dr) dengan mengucapkan
lafal sumpah dokter pada upacara yang diselenggarakan
untuk maksud tersebut dan selanjutnya akan mendapatkan
lisensi dokter internship. Untuk mendapatkan lisensi definitif,
lulusan selanjutnya harus mengikuti program magang
(internship) yang diselenggarakan oleh Komite Internship
Dokter Indonesia (KIDI).
15. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika, disiplin
dan/atau hukum yang menyebabkan tuntutan hukum perdata
atau pidana, atau memerlukan tinjauan oleh Komisi Etik atau
tim yang berwenang melakukan pembinaan, selama
menunggu keputusan tetap, belum bisa mengikuti prosesi
yudisium dokter.
![Page 43: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/43.jpg)
31
BAB VII
TATA TERTIB DAN PERATURAN PENDIDIKAN PROFESI
DOKTER FKUB
7.1 Proses Kredensial sebelum bertugas
Proses kredensial adalah proses verifikasi keabsahan bukti
kompetensi peserta dan penetapan kewenangan klinik untuk
melakukan pelayanan medis. Proses kredensial merupakan proses
yang menjadi standar prosedur di Rumah Sakit Pendidikan yang
harus dipenuhi oleh setiap peserta didik. Syarat tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Dinyatakan lulus pendidikan akademik.
2. Setiap peserta yang akan bertugas di wahana pendidikan profesi
wajib mempunyai surat keterangan lulus keterampilan Medis
(TRAMED) yang dikeluarkan oleh PSPD FKUB setelah mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Umum.
3. Setiap peserta pendidikan profesi mendapat surat pengantar dari
Dekan FKUB.
7.2 Pengaturan Pakaian Kerja
1. Peserta wajib menggunakan pakaian yang sopan, rapi dan pantas
saat jam kerja.
a. Mahasiswa laki-laki dilarang menggunakan kaos oblong, kaos
berkerah, celana berbahan jin, sepatu kets. Peserta
diwajibkan menggunakan kaos kaki.
![Page 44: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/44.jpg)
32
b. Mahasiswa perempuan dilarang menggunakan kaos oblong,
kaos berkerah, bawahan berbahan jin, rok pendek diatas
lutut, sepatu kets, dan sepatu yang berbunyi.
2. Peserta wajib menggunakan jas Dokter Muda yang sesuai
ketentuan pendidikan profesi PSPD FKUB.
a. Jas dokter muda berlengan panjang dan berwarna putih.
b. Panjang jas dokter muda sepanjang lutut.
c. Model jas dokter muda sesuai dengan gambar di lampiran 1.
3. Pemakaian jas Dokter Muda merupakan bagian profesionalisme
oleh karena itu hanya diperbolehkan dikenakan saat menjalankan
tugas di dalam lingkungan rumah sakit atau wahana pendidikan.
Dilarang memakai jas Dokter Muda di jalan atau di luar
lingkungan rumah sakit atau wahana pendidikan.
4. Peserta wajib memakai tanda pengenal yang dikeluarkan oleh
wahana.
5. Peserta tidak diperkenankan menggunakan dandanan dan
aksesoris yang berlebihan.
6. Peserta tidak diperkenankan mengecat rambut.
7. Peserta yang tidak berhijab wajib menata rambut dengan rapi.
8. Peserta wajib menampakkan wajah dan tidak diperkenankan
menggunakan penutup wajah selama dalam lingkungan rumah
sakit atau wahana pendidikan.
9. Pada saat bertugas di IRD, tugas jaga, atau tempat tertentu,
peserta dimungkinkan menggunakan pakaian jaga khusus dan
sandal sesuai kelaziman di rumah sakit atau wahana pendidikan.
![Page 45: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/45.jpg)
33
7.3 Pengaturan Hari Libur, Izin dan Cuti
1. Ketentuan hari libur mengikuti kalendar nasional dan ketentuan
yang berlaku diwahana.
2. Izin
Peserta tidak diperkenankan meninggalkan tugas, kecuali
dengan izin tertulis dari penanggungjawab pendidikan profesi di
rumah sakit atau wahana pendidikan.
Dengan mempertimbangkan pencapaian kompetensi yang
perlu dicapai dalam waktu tertentu, peserta diperkenankan izin
selama masa pendidikan profesi, yaitu maksimal sebanyak 10%
dari total jumlah hari efektif selama masa pendidikan dengan
kewajiban mengganti. Izin yang diperkenankan yaitu:
1. Sakit yang tidak memungkinkan peserta menjalankan tugas,
dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter yang diverifikasi
oleh dokter yang ditunjuk oleh FKUB.
2. Alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Tugas dari Fakultas.
Penggantian izin dilakukan saat bebas stase. Jika sampai
akhir program, izin belum diganti, maka penerbitan Surat Tanda
Selesai Clerkship (oleh laboratorium) akan ditangguhkan.
3. Cuti
Peserta didik Pendidikan Profesi mendapatkan hak cuti
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Cuti Akademik
Cuti akademik adalah penundaan registrasi administrasi
dalam jangka waktu tertentu dengan ijin rektor.
![Page 46: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/46.jpg)
34
Seorang mahasiswa yang mengajukan cuti akademik
harus per semester dan dapat diperpanjang maksimal 2
semester selama menjalani proses pendidikan profesi.
Jangka waktu cuti akademik tidak dipehitungkan sebagai
masa studi.
Pengajuan cuti akademik paling lambat 1 bulan sejak
penutupan registrasi akademik.
b. Pengajuan cuti selain cuti akademik tetap diperhitungkan
sebagai masa studi.
7.4 Klasifikasi Tindakan Disiplin, Pembinaan dan Pemberian
Sanksi
Pelanggaran tata tertib pelaksanaan pendidikan profesi dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
I. Pelanggaran ringan meliputi:
Terlambat hadir lebih dari 15 menit, ≥2 kali
Pelanggaran disiplin berpakaian ≥2 kali
II. Pelanggaran sedang meliputi:
Menuntut sesuatu yang bukan haknya
Bersikap tidak sopan terhadap sesama teman sejawat, staf
dan pimpinan wahana
Tidak melaksanakan tugas jaga
Meninggalkan tugas sebelum waktunya
Tidak membuat laporan sesuai ketentuan
Menerima komisi dari pihak lain
![Page 47: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/47.jpg)
35
Tidak melaksanakan kewajiban yang diberikan sebagai
sanksi atas pelanggaran ringan sesuai peringatan yang
diterima
III. Pelanggaran berat meliputi:
Pemalsuan tanda tangan
Pemalsuan laporan
Pemberian informasi palsu
Melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai kompetensinya
Melakukan pekerjaan tanpa ijin atau pengawasan dokter
penanggung jawab pasien/pembimbing
Menyalin laporan atau karya pihak lain (plagiasi)
Menghilangkan rekam medik
Memanipulasi data rekam medik
Membocorkan rahasia pasien
Membuat onar, termasuk berkelahi selama dalam ruang
lingkup rumah sakit atau wahana pendidikan
Melakukan perbuatan asusila
Terbukti melanggar hukum dan peraturan perundangan
yang berlaku di NKRI
Tidak melaksanakan sanksi yang diberikan akibat
pelanggaran sedang
Pelanggaran terhadap program, kewajiban, etika, norma sosial
dan hukum kedokteran yang berlaku dapat diberikan sanksi. Sanksi
yang dimaksud berupa sanksi administratif yang akan diatur tersendiri
dengan Surat Keputusan Dekan.
![Page 48: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/48.jpg)
36
Sanksi adminsitratif dapat berupa:
1. Teguran
Teguran diberikan apabila melakukan pelanggaran ringan
2. Surat Peringatan
Surat peringatan diberikan kepada peserta didik yang terbukti
melakukan pelanggaran sedang. Surat peringatan diberikan
oleh ketua program studi berdasarkan laporan tertulis dari
kepala laboratorium atau pimpinan wahana.
3. Sanksi
Sanksi diberikan kepada peserta didik yang terbukti
melakukan pelanggaran berat. Sanksi dijatuhkan melalui
proses sidang akademik yang dipimpin oleh ketua program
studi.
Bentuk sanksi yang dijatuhkan dapat berupa:
1. Pembatalan studi di laboratorium terkait dan wajib
mengulang stase laboratorium setelah menyelesaikan
stase di laboratorium lain
2. Penghentian keseluruhan Pendidikan Profesi.
3. Sanksi lain yang ditentukan berdasarkan hasil keputusan
sidang akademik.
4. Sanksi pelanggaran hukum mengacu pada prosedur dan
keputusan hukum, selama proses penyidikan
berlangsung, pelaksanaan program profesi ditunda
sampai ada keputusan hukum yang mengikat.
![Page 49: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/49.jpg)
37
BAB VIII
PENGHENTIAN PENDIDIKAN PESERTA PENDIDIKAN PROFESI
DOKTER FKUB
Peserta Pendidikan Profesi Dokter FKUB dapat diberhentikan
atas dasar :
1. Atas permintaan sendiri
2. Atas alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan
untuk melanjutkan studi
3. Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan
studi dalam pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan
4. Pelanggaran berat (etika,disiplin,hukum)
Berat ringannya pelanggaran ditentukan oleh :
- Jenis pelanggaran
- Dampak terhadap pasien dan lingkungan
- Frekuensi melakukan pelanggaran
- Tujuan yang bersangkutan melakukan pelanggaran
- Masa pengamatan
- Upaya maksimal dari pengelola untuk memperbaiki
Pada kasus – kasus tertentu, penghentian pendidikan dapat
dijatuhkan tanpa peringatan bila terdapat pelanggaran etika
sangat berat berdasarkan hasil rapat pleno Program Studi dan
Laboratorium berkoordinasi dengan komite medik wahana tempat
pelanggaran terjadi.
![Page 50: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/50.jpg)
38
5. Bila masa pendidikan telah melebihi 6 (enam) semester.
6. Apabila yang bersangkutan mendapat sanksi atas pelanggaran
berat terhadap tata tertib kehidupan kampus.
![Page 51: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/51.jpg)
39
BAB IX
TATA KELOLA, PENJAMINAN MUTU DAN PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN PENDIDIKAN PROFESI
9.1 Tata Kelola Pendidikan Profesi
1. Pendidikan profesi dikelola oleh Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter (KPS PD)
2. Organisasi tata kelola pendidikan profesi disusun
berdasarkan SK Dekan FKUB dengan struktur organisasi
sesuai dengan gambar
9.2 Penjaminan Mutu Pendidikan Profesi
1. Penjaminan mutu pendidikan profesi dokter merupakan
bagian integral dari Sistem Penjaminan Mutu Program Studi
Pendidikan Dokter yang mengacu pada Sistem Penjaminan
Mutu Fakultas Universitas Brawijaya
2. Penjaminan mutu pendidikan profesi dokter meliputi
penjaminan mutu internal dan penjaminan mutu eksternal
3. Penjaminan mutu internal dilakukan melalui aktivitas evaluasi
diri Departemen yang merupakan penyelenggara aktivitas
pembelajaran profesi bekerjasama dengan UJM di bawah
koordinasi KPS PD
4. Penjaminan mutu eksternal dilakukan melalui siklus audit
internal mutu yang disekapati bersama antara UJM, GJM,
PJM UB, Bakordik wahana pendidikan dan Bakordik RSP
Utama.
![Page 52: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/52.jpg)
40
5. Aspek penjaminan mutu pendidikan profesi dokter merujuk
pada kebijakan, dan standar mutu institusi pendidikan serta
Rumah Sakit Pendidikan dan atau Puskesmas
6. Setiap departemen (sesuai tabel 1) menyusun program
pendidikan dan standar mutu penyelenggaraan program
pendidikan profesi yang diselaraskan dengan kebijakan
pelayanan di wahana pendidikan bersama Bakordik RSP
utama.
9.3 Perbaikan Berkesinambungan
1. Perbaikan berkesinambungan dilakukan sebagai hasil
(output) dan dampak (outcome) dari sistem penjaminan mutu
internal dan eksternal
2. Perbaikan berkesinambungan pada semua aspek mutu
program pendidikan dilakukan melalui mekanisme yang
efektif dan efisien baik meliputi dokomentasi dan
implementasinya dengan melibatkan pemangku kepentingan
yang relevan
![Page 53: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/53.jpg)
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
Tentang Pendidikan Tinggi
2. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran
Indonesia, Jakarta, 2012
3. Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran
Indonesia, Jakarta 2012
4. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan,
Departemen Kesehatan RI, 2009
![Page 54: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/54.jpg)
42
Lampiran 1. Desain Jas Dokter Muda
Logo
FK
UB
Len
gan
Pan
jan
g
Sep
anja
ng
lutu
t
Logo
FK
UB
Len
gan
Pan
jan
g
Sep
anja
ng
lutu
t
Logo
FK
UB
Len
gan
Pan
jan
g
Sep
anja
ng
lutu
t
![Page 55: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042812/5fb2628d082da54a154b9a85/html5/thumbnails/55.jpg)
43