halaman judul hubungan senam lansia dengan …repository.unjaya.ac.id/888/1/ratridiah ristika...

35
i HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun oleh: RATRIDIAH RISTIKA DEWI 3209073 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

Upload: trinhnhan

Post on 21-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

i

HALAMAN JUDUL

HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN TINGKAT DEPRESI

LANSIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR

BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

RATRIDIAH RISTIKA DEWI

3209073

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

Page 2: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

ii

Page 3: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

iii

HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN TINGKAT DEPRESI LANSIA

DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR BANTUL

YOGYAKARTA

Ratridiah Ristika Dewi1, Tri Prabowo

2, Fredi Erwanto

3

INTISARI

Latar Belakang: Depresi menyerang 10-15% lansia 65 tahun keatas yang tinggal

dikeluarga dan angka depresi meningkat secara drastis pada lansia yang tinggal di

institusi atau panti jompo dengan sekitar 50-75% penghuni perawatan jangka

panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang. Olahraga yang rutin

berperan dalam promosi kesehatan, pencegahan penyakit, serta pengobatan

penyakit.Manfaat yang bisa didapatkan dari olahraga rutin diantaranya adalah

menjaga kesehatan jantung, mengontrol berat badan, meningkatkan tidur,

meningkatkan harga diri, meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan depresi

seseorang.

Tujuan Penelitian: Diketahui hubungan senam lansia dengan tingkat depresi

lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

Metode: Rancangan penelitian ini adalah non-eksperimen menggunakan metode

deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.Jumlah sampel yang

digunakan adalah 50 responden dengan metode yaitu total sampling. Analisis data

yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan

Kendall’s-Tau dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta

diketahui lansia yang mengikuti senam rutin memiliki tingkat depresi normal

sebesar 46,0% dengan nilai signifikasi yang diperoleh sebesar 0,000 yaitu lebih

kecil dari α = 0,05. Nilai koefisien korelasi yang didapat pada penelitian ini

adalah 0,491 yaitu tingkat hubungan sedang.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara senam lansia dengan

tingkat depresi di PSTW Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

Kata kunci: Lansia, senam lansia, tingkat depresi

1Mahasiswa Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2Dosen Poltekes Yogyakarta

3Dosen Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 4: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

iv

THE RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC AND LEVEL

OF ELDERLY DEPRESSION IN PSTW UNIT BUDHI LUHUR BANTUL

YOGYAKARTA

Ratridiah Ristika Dewi1, Tri Prabowo

2, Fredi Erwanto

3

ABSTRACT

Background: Depression 0-15% attack elderly 65 years and older who live in the

family and drastically increase drates of depression in older people living

ininstitutions or nursing homes, with about 50-75% long-term care residents have

symptoms of mild to moderate depression. Regular exercise plays a role inhealth

promotion, disease prevention, and treatment of disease. Benefits that can be

obtained from regular exercise such as maintaining a healthy heart, weight

control, improve sleep, improve self-esteem, improve quality of life and reduce

depression someone.

Objective: Determined The Relationship Between Elderly Gymnastic and Level

of Elderly Depression in PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

Method: The study design is non-eksperimen with using method deskriptif

analitic and study design is cross sectional. The sample count who used is 50

respondents with methode is total. Analysis of the data used is univariat analysis

and bivariat analysis. Statistic test in the research is Kendall’s-Tau with the level

significance p < 0,05.

Resultl: Based on result of the research in PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta

available elderly who following routin elderly gymnastic have normal the level of

depression in the amount of 46,0% with significance value obtainable is 0,000

smaller than α = 0,05. Significance valueof correlation coefficient who get it is

0,491 are moderate level.

Conclusion: There is Relationship Between Elderly Gymnastic and Level of

Elderly Depression in PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta.

Keywords: Elderly, Elderly Gymnastic, Level of Elderly Depression

1Student Stikes of Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2Lecturer of Poltekes Yogyakarta

3Lecturer of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 5: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

v

Page 6: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul:

Hubungan Senam Lansia dengan Tingkat Depresi Lansia di PSTW Yogyakarta

Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul.

Usulan penelitian ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan

bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Dwi Susanti, S.Kep.,Ns., selaku Ketua Prodi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Titih Huriah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom selaku penguji dan semua pihak

yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu atas masukan dan saran dalam

penyusunan usulan penelitian ini

4. Tri Prabowo, S.Kp, MSc.,selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian usulan penelitian

ini.

5. Fredi Erwanto, S.Kep.,Ns., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian usulan

penelitian ini.

6. Kepala PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul beserta

jajarannya yang telah memberikan izin dan informasi kepada penulis untuk

melakukan studi pendahuluan dan pengambilan data selama penelitian.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya.Akhirnya besar

harapan penulis agar usulan penelitian ini berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, Juni2013

Penulis

Page 7: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ I

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. II

INTISARI .......................................................................................................... III

ABSTRACT ...................................................................................................... IV

PERNYATAAN ................................................................................................. V

MOTTO............................................................................................................. VI

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ VII

KATA PENGANTAR .................................................................................... VIII

DAFTAR ISI ..................................................................................................... IX

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... XI

DAFTAR ISI .................................................................................................... XII

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... XIII

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian .................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia ............................................................................................... 9

B. Depresi pada Lansia ............................................................................... 17

C. Aktivitas Gerak Badan atau Senam Lansia ............................................. 23

D. Hubungan Olahraga dengan Kesehatan Mental ....................................... 26

E. Landasan Teori ...................................................................................... 27

H. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ............................................................................ 31

B. Lokasi dan Waktu................................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 31

D. Variabel Penelitian ................................................................................ 33

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data....................................................... 34

F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 35

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 35

H. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 38

I. Etika Penelitian ..................................................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ...................................................................................................... 41

B. Pembahasan ........................................................................................... 45

C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 51

Page 8: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 52

B. Saran ...................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 29

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 30

Page 10: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

xii

DAFTAR ISI

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 33

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuisioner Geriatric Depression Scale ................................. 34

Tabel 3. 3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ............. 37

Tabel 4.1. Karakteristik Responden .................................................................... 42

Tabel 4.2. Ditribusi Frekuensi Senam Lansia di PSTW Budhi Luhur ................. 43

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi Lansia di PSTW Budhi ............ 43

Tabel 4.4. Tabulasi Silang dan Uji Kendalls-Tau ............................................... 44

Page 11: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi Mahasiswa

Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4. Lembar Permohonan Responden

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6. Kuesioner Karakteristik Responden

Lampiran 7. Form MMSE

Lampiran 8. Form SPMSQ

Lampiran 9. Form GDS

Lampiran 10. Hasil Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Lampiran 11. Hasil Distribusi Frekuensi Tabel Penelitian

Lampiran 12. Hasil Tabulasi Silang dan Uji Kendall’s-Tau

Lampiran 13. Hasil Odds Ratio

Lampiran 14.Lembar Kegiatan Bimbingan KTI

Page 12: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah lanjut usia (lansia) di seluruh dunia dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan. Sejumlah 500 juta lansia usia rata-rata 60 tahun

diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliar jiwa (Mubarak et al,

2009). Peningkatan jumlah lansia dikarenakan oleh kemajuan pencegahan

penyakit dan penurunan angka kematian bayi dan anak-anak serta perbaikan

teknologi dan sanitasi sehingga dapat meningkatkan harapan hidup manusia

(Eliopoulus, 2010). Pertambahan jumlah penduduk usia tua di negara industri

mengalami peningkatan secara bertahap. Meskipun demikian, beberapa negara

berkembang seperti di Asia Timur, Asia Tenggara dan Amerika Latin

mengalami percepatan dalam pertambahan penduduk tua (Wold, 2004).

Indonesia adalah termasuk Negara yang memasuki era penduduk

berstruktur lansia (aging structured population) (Effendi & Makhfuldi, 2009).

Jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sebanyak 7,18% dari total

jumlah penduduk. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk lansianya

sebanyak 7% adalah di pulau Jawa dan Bali. Perkembangan jumlah penduduk

lansia ini antara lain disebabkan kemajuan dibidang pelayanan kesehatan,

tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat, dan tingkat sosial ekonomi

masyarakat yang meningkat (Azizah, 2011).

Perkembangan jumlah penduduk lansia khususnya di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) saat ini terdapat 44.425 orang lansia atau hampir 9,7% dari

jumlah dari keseluruhan penduduk kota Yogyakarta yaitu 457.668 orang.

(Dinas Kesehatan, 2012).

Usia lanjut atau lanjut usia bukan merupakan suatu penyakit tetapi

keadaan dimana terjadinya tumbuh kembang. Meskipun tidak secara tiba-tiba

menjadi tua tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya

Page 13: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

2

menjadi tua (Mubarak et al, 2009). Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan

tingkah laku yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia

tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses

alami yaitu dengan disertai kemunduran fisik, mental dan sosial secara

bertahap (Azizah, 2011).

Stanley and Beare (2007) mendefinisikan berdasar karakteristik sosial

masyarakat bahwa orang yang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti

rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi, sedangkan akibat dari

proses penuaan yang lain meliputi perubahan mental, spiritual, psikososial

adaptasi terhadap stress mulai menurun. Menurut Azizah (2011), pada lanjut

usia permasalahan yang menarik adalah kurangnya kemampuan beradaptasi

secara psikologis terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Penurunan

kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan stress lingkungan sering

menyebabkan gangguan psikososial pada lansia. Masalah kesehatan jiwa yang

sering muncul pada lansia adalah gangguan proses pikir, dementia, gangguan

seperti depresi, harga diri rendah, gangguan fisik dan gangguan perilaku.

Gangguan masalah kesehatan jiwa seperti depresi pada lanjut usia terus

menjadi permasalahan kesehatan mental yang serius meskipun pemahaman

tentang penyebab depresi dan perkembangan pengobatan farmakologi dan

psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Prevalensi depresi pada lansia sangat

tinggi, sekitar 12-36% lansia yang menjalani rawat jalan mengalami

depresi.Peningkatan angka depresi menjadi 30-50% pada lansia dengan

penyakit kronis dan perawatan lama yang mengalami depresi

(Mangoenprasodjo, 2004). Depresi juga menyerang 10-15% lansia 65 tahun

keatas yang tinggal dikeluarga dan angka depresi meningkat secara drastis

pada lansia yang tinggal di institusi atau panti jompo, dengan sekitar 50-75%

penghuni perawatan jangka panjang memiliki gejala depresi ringan sampai

sedang (Stanley dan Beare, 2007).

Lansia dengan masalah depresi seperti itu akan sangat rawan apabila

tidak ditangani secara cepat. Dampak lebih lanjut akan menimbulkan

perubahan pola kehidupan pada lansia, seperti perasaan tidak berguna, putus

Page 14: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

3

asa, isolasi sosial, perasaan marah yang dalam dan gagasan bunuh diri

(Nugroho, 2004). Menurut Jones (2002) resiko bunuh diri pada lansia wanita

yang mengalami depresi dua atau tiga kali lebih tinggi daripada lansia laki-

laki. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kehidupan lansia dan

membutuhkan suatu upaya perubahan pola kehidupan menuju sehat yaitu

salah satunya dengan olahraga. Olahraga yang rutin berperan dalam promosi

kesehatan, pencegahan penyakit, serta pengobatan penyakit. Manfaat yang

bisa didapatkan dari olahraga rutin diantaranya adalah menjaga kesehatan

jantung, mengontrol berat badan, meningkatkan tidur, meningkatkan harga

diri, meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan depresi seseorang (Dossey

& Lynn, 2009).

Pelaksanaan kegiatan olahraga perlu diketahui frekuensi, durasi, dan

jenis dari olahraga yang akan dilakukan agar terhindar dari cedera.

Rekomendasi dari American Heart Association (AHA) (Nelson et al, 2007)

menyebutkan bahwa olahraga rutin pada tingkat moderate dengan durasi 15-

30 menit tiap 3-5 kali seminggu minimal selama 2 bulan dapat memberikan

efek yang baik bagi kesehatan tubuh.

Penelitian Amindiah (2012) tentang Hubungan Frekuensi Senam Lansia

dengan Kualitas Tidur Lansia di Sasana Tamansari Yogyakarta menunjukkan

hasil bahwa53% lansia mempunyai kualitas tidur baik, hal ini dikarenakan

lansia di Sasana Tamansari masih aktif bekerja. Aktivitas senam di PSTW

Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta dilaksanakan 5 kali dalam 1 minggu,

yaitu pada hari senin, selasa, rabu, kamis, dan sabtu. Jenis senam yang

dilakukan diantaranya Senam Bugar Lansia dan Senam Tongkat.Senam Lansia

yang dilakukan tergolong jenis senam low impact yaitu senam dengan gerakan

meloncat dengan intensitas ringan sampai sedang.

Menurut Haris (2008) mengatakan bahwa prevalansi tingkat depresi di

PSTW Unit Abiyoso Sleman Yogyakarta sebesar 38,2% menderita depresi

ringan, 3,6% menderita depresi sedang dan 5,5% menderita depresi berat,

sedangkan di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta kejadian depresi

Page 15: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

4

sebesar 40,4% menderita depresi ringan, 10,6% menderita depresi sedang, dan

7,8% menderita depresi berat.

Jumlah populasi lansia PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta

sebanyak 85 lansia terdiri dari 72 lansia tidak bersubsidi dan 13 lansia

bersubsidi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada

tanggal 18 Februari sampai 23 Februari 2013 diketahui keadaan emosional

dari lansia penghuni panti yaitu 50% mempunyai watak yang pendiam dan

jarang berkumpul dengan teman, 12,5% sering berkumpul tapi jarang

berinteraksi, 37,5% sering berinteraksi. Menurut pengasuh wisma anggrek

PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta, ditemukan lansia dengan gejala

stress meningkat sepanjang tahun dikarenakan beberapa faktor, seperti

penyakit yang diderita, lamanya lansia tinggal di panti, dan penggunaan obat-

obat antidepresi. Keadaan ini termasuk salah satu penyebab terjadinya depresi

pada lansia dipanti werdha. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Senam Lansia dengan

Tingkat Depresi Lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogkarta ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara senam lansia

dengan tingkat depresi pada lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul

Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

senam lansia terhadap tingkat depresi lansia di PSTW Unit Budhi Luhur

Bantul Yogyakarta.

Page 16: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

5

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi senam lansia di PSTW Unit Buhi Luhur Bantul

Yogyakarta

b. Mengidentifikasi tingkat depresi pada lansia di PSTW Unit Buhi

Luhur Bantul Yogyakarta

c. Mengidentifikasi keeratan hubungan antara senam lansia dengan

tingkat depresi di PSTW Unit Buhi Luhur Bantul Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan gerontik

tentang senam lansia dengan tingkat depresi pada lansia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lanjut Usia

Meningkatkan pengetahuan lansia tentang latihan fisik yaitu senam

lansia dengan tingkat depresi pada lansia, untuk mempertahankan

kesehatan fisik dan mental lansia.

b. Bagi Panti Sosial Tuna Werdha

Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan lansia sehubungan dengan

latihan fisik dan tingkat depresi pada lansia, untuk mempertahankan

kesehatan fisik dan mental lansia.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai gambaran bagi mahasiswa kesehatan

khususnya keperawatan dalam hal kesehatan lansia.

Page 17: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

6

E. Keaslian Penelitian

Sejauh pengetahuan penulis dari membaca hasil penelitian yang

membahas tentang senam lansia dan tingkat depresi pada lansia diantaranya

yaitu:

1. Penelitian Amindiah (2012) tentang Hubungan Frekuensi Senam Lansia

dengan Kualitas Tidur Lansia di Sasana Tamansari Yogyakarta. Penelitian

ini dilakukan dengan metode non-eksperimental, dengan analisa dan

menggunakan pendekatan cross-sectional . Sampel ditentukan secara

total-sampling sebanyak 31 lansia. Instrumen yang digunakan untuk

mengukur kualitas hidup lansia dengan menggunakan Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI). Uji statistic menggunakan uji Chi-square . Hasil

penelitian menunjukkan 53% mengalami kualitas tidur baik dikarenakan

58,8% (20 orang) lansia di Sasana Tamansari masih aktif bekerja.

Persamaan pada penelitian ini adalah kesamaan variabel bebas yaitu

senam lansia dan menggunakan metode pendekatan cross-sectional dan

subjek penelitian yaitu lansia. Perbedaannya penelitian ini adalah pada

tempat, menggunakan uji statistik Chi-squaredan instrument penelitian

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

2. Penelitian Haris (2008) tentang Perbedaan Frekuensi Depresi pada Lansia

di Panti Tresna Wredha Abiyoso dengan Panti Tresna Wredha Budhi

Luhur Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

sebanyak 120 lansia di Panti Tresna Wredha Abiyoso dan 75 di Panti

Tresna Wredha Budhi Luhur. Instrumen yang digunakan untuk mengukur

tingkat depresi yaitu Geriatric Depression Scale (Skala Depresi Lansia)

oleh Brink dan Yesavage (1983). Uji statistik menggunakan Chi-Square.

Hasil penelitian ini prevalansi tingkat depresi di Panti Tresna Werdha

Abiyoso sebesar 38,2% menderita depresi ringan, 3,6% menderita

depresi sedang dan 5,5% menderita depresi berat, sedangkan di Panti

Tresna Werdha Budhi Luhur kejadian depresi sebesar 40,4% menderita

depresi ringan, 10,6% menderita depresi sedang, dan 7,8% menderita

Page 18: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

7

depresi berat. Persamaan pada penilitan ini adalah kesamaan salah satu

tempat penelitian yaitu PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur,

pengambilan sampel dengan purposive sampling,metode pendekatan

cross-sectional dan instrument penelitian yaitu Geriatric Depression

Scale (Skala Depresi Lansia) oleh Brink dan Yesavage (1983). Perbedaan

pada penilitian ini adalah pada uji statistik penelitian yaitu menggunakan

Chi-Square.

3. Penelitian Ratih (2010) tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Depresi pada Lansia yang Ikut Posyandu di Kelurahan Terban

Gondokusuman Yogyakarta. Merupakan penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel pada

penelitian ini dengan menggunakan 3 teknik yaitu sampel wilayah,

proposi, dan acak ditemukan hasil sebanyak 51 lansia. Instrument yang

digunakan untuk mengukur tingkat depresi lanjut usia yaitu menggunakan

instrument Geriatric Depression Scale (Skala Depresi Lansia) oleh Brink

dan Yesavage (1983). Uji statistik menggunakan product moment. Hasil

penelitian menunjukkan 48,8% tingkat depresi lansia dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti kurang percaya diri, penyakit kronis, kondisi

ekonomi, kesepian dan dukungan sosial serta ADL. Persamaan pada

penelitian ini adalah menggunakan pendekatan cross-sectional, kesamaan

pada variabel terikatnya yaitu tingkat depresi lansia, dan menggunakan

instrument penelitian Geriatric Depression Scale (Skala Depresi Lansia)

oleh Brink dan Yesavage (1983). Perbedaan pada penelitian ini adalah

penggunaan uji statistik yaitu product moment dan penelitian berada di

Kelurahan Terban Gondokusuman Yogyakarta.

4. Asminatalia (2008), Hubungan Status Interaksi Sosial dengan Tingkat

Depresi pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Pakem

Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif non-

experiment, dengan rancangan analitik korelasional menggunakan

pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan simple

random sampling, dengan analisis data menggunakan rumus korelasi chi-

Page 19: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

8

square. Instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat depresi lanjut

usia yaitu menggunakan instrument Geriatric Depression Scale (Skala

Depresi Lansia) oleh Brink dan Yesavage (1983). Hasil menunjukkan

sebagian besar status interaksi sosial tinggi dengan tingkat depresi normal

sebanyak 45 responden. Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara

status interaksi sosial dengan tingkat depresi dengan hasil p value 0,045.

Persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel terikatnya

yaitu tingkat depresi pada lanjut usia. Sedangkan perbedaannya terletak

pada, teknik pengambilan sampel, uji korelasi chi-square, dan tempat

penelitian.

Page 20: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur yang terletak di Kasongan

Bantul Yogyakarta merupakan salah satu panti sosial yang mempunyai tugas

memberi bimbingan dan pelayanan bagi lansia terlantar agar dapat hidup

secara baik dan terawat dalam kehidupan masyarakat baik berada di dalam

panti maupun diluar panti dan merupakan lembaga pelayanan sosial lansia

berbasis panti yang dimiliki pemerintah. PSTW Budhi Luhur memiliki

beberapa program pelayanan baik didalam panti maupun diluar panti,

diantaranya program rutin (reguler), pelayanan khusus, day care services,

home care services, trauma services, dan tetirah (tinggal sementara). Pada

penelitian ini dilakukan pada lansia yang tinggal didalam panti yaitu program

yang ditujukan untuk lansia terlantar baik secara sosial maupun ekonomi,

yang terdiri dari 5 wisma non subsidi dan 1 wisma isolasi dengan jumlah 66

orang. Program pelayanan khusus adalah program yang ditujukan pada lansia

yang mengalami permasalahan sosial tetapi tidak secara ekonomi, yang terdiri

dari 2 wisma dengan jumlah lansia 11 orang.

PSTW Budhi Luhur memiliki visi dan misi dalam melaksanakan

tugasnya.Visi PSTW Budhi Luhur adalah lansia yang sejahtera dan berguna.

Misinya adalah: (a) meningkatkan kualitas pelayanan lansia yang meliputi

kesehatan fisik, sosial, mental dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan,

jaminan sosial dan jumlah kehidupan, serta jaminan perlindungan hukum, (b)

meningkatkan profesionalisme pelayanan kesejahteraan lansia, (c)

meningkatkan program rutin (reguler), pelayanan khusus, day care services,

home care services, trauma services, dan tetirah.

Page 21: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

42

2. Karakteristik Responden

Subyek penelitian adalah lansia yang mengikuti senam lansia pada

tanggal 17 Juni 2013 di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta yang

berjumlah 50 orang. Gambaran tentang karakteristik subjek penelitian

dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi berdasarkan variabel dalam

penelitian.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan

Penyakit Kronis di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta pada Juli 2013 (n=50)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)

a. Umur Lansia

60-74 tahun 20 40,0

75-90 tahun 29 58,0

> 90 tahun 1 2,0

Total 50 100,0

b. Jenis Kelamin

Laki-laki 21 42,0

Perempuan 29 58,0

Total 50 100,0

c. Penyakit Kronis

Tidak ada 24 48,0

Asam Urat 13 26,0

Hipertensi 10 20,0

Asma 2 4,0

Diabetes Militus 1 2,0

Total 50 100,0

Sumber: Data primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.1 dengan jumlah responden sebanyak 50

responden menunjukkan sebagian besar lansia berumur 76-90 tahun

sebanyak 29 orang (58,0%). Jenis kelamin perempuan sebanyak 29 orang

(58,0%). Sebanyak 24 lansia (48,0 %) tidak memiliki penyakit kronis.

Page 22: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

43

3. Analisis Hasil Penelitian

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendiskripsikan karakteristik dari

subjek penelitian sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi

informasi yang berguna.

1) Tingkat Depresi Lansia di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi Lansia di PSTW Unit

Budhi Luhur Yogyakarta pada Juli 2013 (n=50)

Tingkat Depresi Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak Depresi (Normal) 33 66,0

Depresi Ringan 14 28,0

Depresi Sedang-Berat 3 6,0

Total 50 100,0

Sumber: Data primer Tahun 2013

Dapat dilihat dari tabel 4.3 distribusi frekuensi tingkat depresi

menunjukkan bahwa sebagian besar lansia tidak depresi sebanyak 33

orang (66,0 %) dari 50 responden.

2) Senam Lansia di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta

Tabel 4.2 Ditribusi Frekuensi Senam Lansia di PSTW Unit Budhi

LuhurYogyakarta pada Juli 2013 (n=50)

Senam Lansia Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak Rutin 24 48,0

Rutin 26 52,0

Total 50 100,0

Sumber: Data primer Tahun 2013

Dapat dilihat dari tabel 4.2 distribusi frekuensi senam di PSTW Unit

Budhi Luhur menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mengikuti senam

secara rutin sebanyak 26 orang (52,0%) dari 50 responden.

Page 23: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

44

b. Analisis Bivariat

Analisis ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas yaitu senam lansia dengan variabel terikat yaitu tingkat depresi.Uji

statistik yang digunakan adalah Kendalls-Tau dengan tingkat kemaknaan

menggunakan p value < 0,05.

Tabel 4.4 Tabulasi Silang dan Uji Kendalls-Tau Hubungan Senam Lansia

dengan Tingkat Depresi Lansia di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta pada

Juli 2013

Senam

Lansia

Tingkat Depresi Total

p-

value

Corre-

coeff

Tidak

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang Berat

f % f % f % f %

Tidak Rutin 10 20,0 11 22,0 3 6,0 24 48,0

0,000 -0,491 Rutin 23 46,0 3 6,0 0 0,0 26 52,0

Total 33 86,0 14 28,0 3 6,0 50 100,0

Sumber: Data primer Tahun 2013.

Dari tabel 4.4 diatas menyatakan bahwa lansia yang melakukan senam

rutin memiliki tingkat depresi tidak depresi atau normal sebanyak 23 orang

(46,0%). Pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai uji Kendalls–Tau dari

analisis bivariat antara variabel senam lansia dengan tingkat depresi

menunjukkan nilai signifikan diperoleh sebesar 0,000 < α (0,05). Maka H0

ditolak dan Ha di terimasehingga dapat disimpulkan adanya hubungan yang

signifikan antara senam lansia dengan tingkat depresi di PSTW Budhi Luhur

Yogyakarta. Angka hasil pengujian tersebut dibandingkan dengan tabel

pedoman interprestasi koefisien kontingensi dimana untuk melihat keeratan

hubungan antara senam lansia dengan tingkat depresi lansia, nilai koefisien

korelasi adalah -0,491. Negatif pada angkakoefisien korelasi berarti adanya

sifat negatif yaitu perlawanan antara senam lansia dengan tingkat depresi,

Apabila semakin rutin senam lansia yang diikuti maka semakin rendah tingkat

depresi dan juga sebaliknya. Angka 0,491 terdapat diantara 0,40 – 0,59 yang

berarti keeratan hubungan adalah sedang antara senam lansia dengan tingkat

depresi. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor penyebab depresi seperti

Page 24: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

45

obat-obatan, kurangnya interaksi sosial, penyakit kronis, lingkungan, juga

jenis kelamin dan motivasi atau dorongan lansia untuk mengikuti senam

lansia.

B. Pembahasan

1. Pembahasan Univariat

a) Tingkat Depresi

Pada penelitian ini melihat hubungan antara senam lansia yang

dilakukan lansia setiap minggunya dengan tingkat depresi lansia di PSTW

Budhi Luhur Yogyakarta. Tingkat depresi lansia di PSTW Budhi Luhur

Yogyakarta diketahui dari penelitian Haris (2008) sebesar 40,4%

menderita depresi ringan, 10,6% menderita depresi sedang, dan 7,8%

menderitadepresi berat. Depresi merupakan satu masa terganggunya

fungsi manusia yang berkaitan dengan alam penyertanya, termasuk

perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, pskimotor, konsentrasi,

kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri

(Kaplan & Shadock, 1998).

Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran tingkat depresi pada

lansia menggunakan Geriatric Depression Scale.Variabel tingkat depresi

yang dikategorikan menjadi 3 yaitu tidak depresi (normal) 0 – 4, depresi

ringan 5 – 9, depresi sedang-berat 10 – 15. Lansia yang menjadi

responden adalah lansia yang mengikuti senam sejak tanggal 17 Juni 2013

dan diberikan absensi untuk memantau seberapa rutin atau tidak rutinnya

lansia melakukan senam selama 4 minggu.

Peneliti hanya melakukan pengukuran tingkat depresi setelah 4

minggu lansia mengikuti senam lansia dan tidak memantau perkembangan

tingkat depresi yang dialami lansia. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar lansia memiliki tingkat depresi normal sebanyak 33

orang (66,0 %), lansia dengan tingkat depresi ringan sebanyak 14 orang

(28,0%),lansia dengan tingkat depresi sedang-berat sebanyak 3 orang

Page 25: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

46

(6,0%). Pada umumnya lansia yang memiliki tingkat depresi ringan dan

sedang – berat di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta

dikarenakan faktor penyebab terjadinya depresi masih melekat. Jenis

kelamin, lingkungan, penyakit kronis, umur dan interaksi sosial

merupakan hal utama yang terjadi pada lansia yang mengalami depresi.

Menurut Ratih (2010), menunjukkan 48,8% tingkat depresi lansia

dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kurang percaya diri, penyakit kronis,

kondisi ekonomi, kesepian dan dukungan sosial serta ADL. Hal ini pun

terjadi pada lansia yang memiliki tingkat depresi ringan dan sedang-berat.

Menurut Endah et al, (2003), lansia yang tinggal dipanti memiliki

beberapa faktor peneyebab depresi yaitu, faktor psikologis, faktor

psikososial, dan faktor budaya.

b) Senam Lansia

Senam lansia adalah olah raga ringan yang mudah dilakukan dan

tidak memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olah raga

ini akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena

senam lansia ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung

bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang

berkeliaran didalam tubuh (Widianti et al, 2010).

Pada penelitian ini untuk variabel senam lansia yang dikategorikan

menjadi dua bagian yaitu rutin (3 – 5 kali seminggu) dan tidak rutin (1 – 2

kali seminggu). Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

sebagian besar melakukan senam rutin sebanyak 52,0%dan sebagian kecil

melakukan senam secara tidak rutin sebanyak 48,0% dari 50 responden.

Hal ini menunjukkan bahwa senam lansia yang dilakukan responden

memiliki proporsi yang hampir sama antara dilakukan rutin atau tidak

rutin.

Pada lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta mereka

cenderung bersedia melakukan senam secara rutin karena adanya

dorongan dari pengasuh atau kesadaran dari diri sendiri untuk kesehatan

tubuhnya, lebih senang melakukan aktivitas di luar karena dapat mengisi

Page 26: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

47

waktu luang, dan dapat bertemu dengan banyak teman. Sedangkan lansia

yang tidak rutin senam dikarenakan pada beberapa kendala seperti saat

kesehatan tubuhnya menurun atau sakit, tidak terbiasa bangun pagi, dan

malas untuk melakukan senam. Sebagian kecil lansia juga lebih menyukai

aktivitas didalam wisma karena anggapan di luar wisma cuaca panas dan

membuat tubuh cepat lelah. Sehingga lebih memilih meninggalkan atau

tidak selalu mengikuti senam lansia yang diadakan setiap pagi.

Kekerapan pada senam lansia atau kerutinan adalah ukuran berapa

kali setiap minggu latihan gerak badan harus dilakukan seseorang untuk

menjaminnya memperoleh efek latihan yang diperlukan (kekerapan yang

perlu dijalankan ialah 3-5 kali seminggu) (Widianti, et al, 2010).

2. Pembahasan Bivariat (Hubungan Senam Lansia dengan Tingkat Depresi di

PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta)

Berdasarkan hasil penelitian di PSTW Unit Budhi Luhur Banul

Yogyakarta pada tabel silang (tabel 4.4) menyatakan bahwa lansia yang

melakukan senam rutin memiliki tingkat depresi tidak depresi atau normal

sebanyak 23 orang (46,0%). Hasil uji Kendalls–Tau terdapat hubungan antara

senam lansia dengan tingkat depresi lansia nilai signifikasi yang diperoleh

sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari α = 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara senam lansia dengan tingkat

depresi di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta.

Hasil penelitian yang dilakukan Asminatalia (2008) dengan judul

Hubungan Status Interaksi Sosial dengan Tingkat Depresi pada Lanjut Usia di

Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Pakem Yogyakarta menunjukkan tidak

jauh berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu terdapat hubungan

yang signifikan antara status interaksi sosial dan tingkat depresi dengan hasil

p-value 0,045 lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang bermakna terhadap tingkat depresi.

Depresi pada lanjut usia merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor

bilogik, psikologik, dan sosial. Faktor sosial berupa kurangnya interaksi

sosial, kesepian, berkabung dan kemiskinan. Faktor psikologik berupa rasa

Page 27: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

48

rendah diri, kurang rasa keakraban. Faktor biologis yaitu hilangnya sejumlah

neuron di otak, resiko genetik maupun adanya penyakit fisik (Agus, 2003).

Faktor-faktor terjadinya depresi tersebutlebih lanjut akan mempengaruhi

kehidupan lansia sehingga diperlukan alternatif seperti senam seperti pada

penelitian ini.

Senam lansia akan berefek positif jika dilakukan rutin selama 3-5 kali

seminggu yaitu ukuran berapa kali setiap minggu latihan gerak badan harus

dilakukan seseorang untuk menjamin memperoleh efek latihan yang

diperlukan (Widianti, et al, 2010). Senam lansia yang rutin tersebut

bermanfaat melancarkan sistem peredarah darah dan meningkatkan jumlah

volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi

proses endoprin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang

dapatmenimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak)

dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya

adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih

nyenyak, pikiran tetap segar (Suroto, 2004).

Diketahui dari penelitian Dianingtyas (2008) pada lansia yang mengikuti

senam lansia terdapat perbedaan tingkat depresi yang bermakna antara

sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai p = 0,001 lebih kecil dari α =

0,05. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil yang ditemukan peneliti

tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini

didapatkan hasil uji keeratan hubungan sebesar -0,491 menunjukkan keeratan

hubungan antara senam lansia dengan tingkat depresi. Negatif pada angka

koefisien korelasi berarti adanya sifat negatif yaitu arahnya berlawanan antara

senam lansia dengan tingkat depresi, apabila semakin rutin senam lansia yang

diikuti maka semakin rendah tingkat depresi dan juga sebaliknya. Angka -

0,491 terdapat diantara 0,40 – 0,59 yang berarti adanya hubungan yang sedang

antara senam lansia dengan tingkat depresi, hal ini dipengaruhi oleh faktor –

faktor penyebab depresi seperti obat-obatan, kurangnya interaksi sosial,

penyakit kronis, lingkungan, jenis kelamin dan motivasi atau dorongan lansia

untuk mengikuti senam lansia, sedangkan lansia yang tidak melakukan senam

Page 28: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

49

rutin mempunyai kemungkinan 0,093 kali untuk mengalami depresi

dibandingkan dengan lansia yang rutin melakukan senam. Nilai RO sebesar

0,093 dapat juga diinterprestasikan bahwa probabilitas lansia yang tidak

melakukan senam rutin mengalami depresi adalah 8,5%.

Kurangnya interaksi sosial pada lansia terlihat pada saat peneliti

memberikan pertanyaan tentang kuesioner GDS lansia tampak diam, lebih

suka menyindiri dan berada di wisma daripada mengikuti kegiatan

diluar.Sebagian besar lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta

memliki penyakit kronis sebesar 52,0% dan dari pernyataan lansia dalam

menanggapi pertanyaan GDS, ada beberapa lansia mengatakan bahwa

lingkungan di panti membuat lansia yang tinggal menjadi bosan karena

kegiatan yang dilakukan sama. Jenis kelamin juga turut mempengaruhi tingkat

depresi seseorang, menurut Azizah (2011), tingkat depresi pada perempuan

mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar dibandingkan dengan laki –

laki. Belum diketahui penyebab yang jelas tetapi perubahan hormon yang

terjadi pada perempuan diperkirakan menjadi faktor penyebab depresi.

Motivasi lansia atau dorongan untuk mengikuti senam lansia sangat

penting bagi lansia karena lansia membutuhkan perhatian dan kasih sayang.

Senam lansia yang dilakukan lansia dari 50 responden menunjukkan lansia

dengan senam lansia rutin sebagian besar memiliki tingkat depresi yang

normal atau tidak depresi sebanyak 23 orang (46,0%), sedangkan lansia yang

tidak rutin senam memiliki tingkat depresi ringan sebesar 11 orang (22,0%),

dan tidak rutin senam memiliki tingkat depresi sedang-berat sebesar 3 orang

(6,0%).

Pada lansia yang memiliki tingkat depresi ringan dan sedang-berat di

PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta dikarenakan tidak rutin

melakukan senam, apabila lansia tidak rutin melakukan senam sedangkan

setiap lansia memiliki faktor – faktor terjadinya penyebab depresi maka akan

mempermudah meningkatnya hormon kortisol yaitu hormon yang

mempengaruhi keseimbangan tubuh dan tingkat emosional seseorang menjadi

tinggi. Hormon kortisol adalah hormon steroid yang dihasilkan di korteks

Page 29: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

50

adrenal yang terletak di atas ginjal. Hormon ini menyebar dalam plasma dan

bekerja untuk melawan rasa sakit, luka, infeksi, alergi, kepanasan, kedinginan,

alergi, kekurangan oksigen lapar, dan faktor – faktor yang meningkatkan suhu

tubuh. Diluar manfaatnya kortisol mengatur tekanan darah dan system

kekebalan tubuh saat tubuh mengalami gangguan fisik atau stress. Stress dapat

menyebabkan tubuh memperbanyak jumlah kortisol dalam darah

Notosoedirdjo, 2008).

Jika lansia mengikuti senam lansia secara rutin maka akan terhindar dari

meningkatnya hormon kortisol karena dengan rutin senam akan menambah

jumlah hormon endorphin yaitu hormon yang membuat perasaan bahagia.

Menurut Kuantaraf & Kuntaraf (1992) menyebutkan hubungan olahraga

dengan kesehatan mental yang menyatakan bahwa di dalam tubuh manusia

terdapat suatu system hormon yang berfungsi sebagai morphine yang disebut

“endogenous opioids”. Salah satu sistem hormon “endogenous opioids”

adalah beta-endorfin yang mempunyai manfaat selain mengurangi perasaan

nyeri dan memberikan kekuatan seks, tekanan darah dan ventilasi. Saat

berolahraga, kelenjar pituitari menambah produksi beta endorphin, dan

sebagai hasilnya konsentrasi beta endorphin naik di dalam darah, yang

dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan

perasaan letih. Selain itu selama berolah raga ada peningkatan gelombang

alpha di otak. Gelombang otak alpha sudah lama diketahui yang berhubungan

rileks dan keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Bertambahnya

kekuatan gelombang alpha memberikan kontribusi pada keuntungannya

kejiwaan dari olah raga, termasuk berkurangnya kecemasan dan depresi.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara senam

lansia dengan tingkat depresi lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul

Yogyakarta. Namun terdapat faktor-faktor lain yang yang juga mempengaruhi

perubahan tingkat depresi diantaranya obat-obatan, kurangnya interaksi sosial,

penyakiit kronis, lingkungan, dan jenis kelamin.

Page 30: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

51

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengalami berbagai kendala dan keterbatasan

diluar kemampuan peneliti yang mungkin mengakibatkan belum maksimalnya

hasil yang diharapkan. Adapun kendala dan keterbatasan peneliti adalah:

1. Adanya karakter responden yang bervariasi, terdapat responden yang tertutup,

sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam melakukan pendekatan untuk

melakukan wawancara dalam pengukuran GDS.

2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan keberadaan keluarga pada lansia,

antara lansia yang masih mempunyai keluarga maupun yang tidak memiliki

keluarga, yang memungkinkan dapat mempengaruhi tingkat depresi yang

dialami oleh lansia.

3. Penelitian ini tidak mempertimbangkan lama waktu tinggal responden dipanti,

yang memungkinkan dapat mempengaruhi tingkat depresi yang dialami oleh

responden.

4. Peneliti tidak mempertimbangkan untuk memantau pengukuran tingkat

depresi sehingga peneliti tidak mengetahui perkembangan tingkat depresi

yang terjadi pada lansia.

Page 31: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian mengenai hubungan senam lansia dengan tingkat

depresi di PSTW Unit Budhi Luhur Bantul Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Sebagian besar lansia yang ada di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta

mengikuti senam lansia secara rutin (52,0%).

2. Sebagian besar lansia yang tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta

tidak mengalami depresi (normal).

3. Ada hubungan antara senam lansia dengan tingkat depresi pada lansia yang

tinggal di PSTW Unit Budhi Luhur Yogyakarta.

4. Keeratan hubungan antara senam lansia dengan tingkat depresi pada lansia

sedang hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien kontingensi sebesar -0,491.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan

yaitu :

1. Kepada lanjut usia.

a. Diharapkan pada lansia untuk mengikuti senam lansia secara rutin

sehingga dapat meningkatkan status kesehatan lansia.

b. Perlu ditingkatkan untuk mengikuti kegiatan yang telah dijadwalkan oleh

pihak sehingga dapat mengurangi kesendirian dan menekan tingkat depresi

agar tidak tinggi

2. Kepada pihak Panti

a. Perlu ditingkatkan pendekatan-pendekatan dari petugas terhadap lansia

yang tinggal dipanti werdha yang bertujuan untuk menurunkan tingkat

depresi yang dialami oleh lansia tersebut misalnya, meningkatkan

Page 32: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

53

komunikasi kepada para lansia, member motivasi, dan menjadi pendengar

yang aktif pada saat lansia mengungkapkan keluhan-keluhannya.

b. Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk dapat melakukan

kegiatan yang berbeda (saat melakukan kegiatan ketrampilan) agar dapat

menghindarkan dari kebosanan dan dapat lebih mengembangkan

kemampuan yang dimiliki.

c. Memberikan kesempatan pada lanjut usia untuk dapat menyalurkan

hobinya sehingga hal ini diharapkan dapat mengurangi tingkat depresi

lansia.

3. Kepada peneliti selanjutnya

a. Instrumen aktivitas senam sangatlah sederhana. Oleh karena itu diperlukan

penjabaran yang mendetail tentang pelaksanaan senam.

b. Perbedaan jenis senam perlu diketahui karena setiap jenis senam

mempunyai cara senam dan pengaruh yang berbeda pula. Maka dari itu,

penelitian yang akan dilakukan sebaiknya menggunakan satu jenis senam

saja.

Page 33: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

DAFTAR PUSTAKA

Agus, D. (2002). Gangguan Depresi Pada Lanjut Usia. Jurnal Ilmu Keperawatan

Gerontik Atma Jaya, Vol.1, No.2. http://journal.ipb.ac.id/. Diakses pada

Sabtu 11 Mei 2013 pukul 16.00 WIB.

. (2005). Akhir Kehidupan Dan Berbagi Problematikanya.Jurnal Ilmu

Keperawatan GerontikAtma Jaya, Vol.4, No.2. http://journal.ipb.ac.id/.

Diakses pada Sabtu 11 Mei 2013 pukul 16.20 WIB.

Amindiyah, Dewi. (2012). Hubungan Frekuensi Senam Lansia dengan Kualitas

Tidur Lansia di Sasana Tamansari Yogyakarta.Skripsi.FK-UGM

Yogyakarta.

Asminatalia, Asri. (2008). Hubungan Status Interaksi Sosial dengan Tingkat

Depresi pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Pakem

Yogyakarta. Skripsi.FK-UGM Yogyakarta.

Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Baldwin, D.S., Birtwistle, J. (2002). An Atlas of Depression. New York: The

Parthenon Publishing Group

Darmojo & Martono. (2004). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).

Jakarta: FKUI

Dianingtyas A, Sarah U. (2008). Perbedaan Tingkat Depresi pada Lansia Sebelum

dan Sesudah Dilakukan Senam Bugar Lansia di Panti Wredha Wening

Wardoyo Ungaran.Media Ners, Volume 2., Nomor 1 ., 38. Diakses pada

Juni 20 2013 pukul 17.00 WIB.

Dinkes.(2012). Profil Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2012.Dinas Kesehatan

Provinsi DIY.Yogyakarta.

Dossey, B.M. Keegan, L. (2009). Holistic Nursing A Handbook for Practice 5th

ed. USA: Jones &Bartlett Publisher Lcc.

Dowell, lan M C., Newel, Claire. (1998). Measuring Health: A Guide To Rating

Scale And Questionnaires. 2nd

ed. New York: Oxford University Press

Effendi, F. Makhfuldi.(2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Eliopoulus, C. (2010). Gerontological Nursing 7th

edition. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.

Page 34: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

Endah Budi, Rahayu Muji. (2003). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Depresi pada Lanjut Usia di Panti Wreda Brangkal Mojokerto. Jurnal

Keperawatan Airlangga, Vol.1, No.1. Fakulitas Kedoketran UNAIR.

Gallo J. et al,.(1998). Buku Saku Gerontologi.Jakarta : EGC.

Hidayat, (2007).Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika

Haris, Halifah. (2008). Perbedaan Frekuensi Depresi pada Lansia di Panti Tresna

Wredha Abiyoso dengan Panti Tresna Wredha Budhi Luhur

Yogyakarta.Skripsi.FK-UII Yogyakarta.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J. (1997). Sinopsis Psikiatri, Jilid 2. Jakarta: Binarupa

Aksara.

. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika.

Keliat B, Anna. (1996). Kedaruratan Pada Gangguan Alam Perasaan.Jakarta :

EGC.

Kuantaraf, K. L., Kuantaraf, J. (1992). Olahraga Sumber Kesehatan. Indonesia:

Indonesia Publishing House.

Kurniawan, F., Lembar, S. (2004).Gambaraan Status Kesehatan Lansia Studi

Kasus Di Wilayah Paroki Kristoforus.Yogyakarta : Grha Ilmu.

Mangoenprasodjo.(2004). Sehat di Usia Tua. Yogyakarta: Thinkfresh.

Mubarak, Iqbal, Chayatin, Nurul, & Santoso, B.A. (2009).Ilmu Keperawatan

Komunitas: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Nelson M.E et al. (2007).Physical Activity and Public Health in Order Adults:

Recommendation from the American College of Sports Medicine and the

American Heart Association. Circulation 116: 1097-1105.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B. (2005).Psikologi Abnormal. Edisi Kelima.

Jilid Pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Notoadmojo, S. (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notosoedirdjo.(2008). Kesehatan Mental Lansia. Malang: PT Cipta Karya.

Nugroho.(2004). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Page 35: HALAMAN JUDUL HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/888/1/Ratridiah Ristika Dewi_3209073_nonfull.pdf · 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B., ... Menurut Jones (2002) resiko

Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.A. Perry, A.G. Stockert, P.A. & Hall, A. 2011. Basic Nursing 7th

edition.

Elsevier: Mosby.

Ratih, Puspita. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Depresi pada Lansia

yang Ikut Posyandu di Kelurahan Terban Gondokusuman Yogyakarta.

Skripsi. FK-UGMYogyakarta

Riwidikdo. (2008). Aplikasi Statistika Terapan. Yogyakarta; Mitra Cendikia

Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Stanley, M & Beare, P. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi 2. Alih

Bahasa Nety, J & Sari, K. Jakarta: EGC.

Stanford. (2012). Geriatric Depression Scale Short Form dalam

http://www.stanford.edu/~yesavage/GDS.html. Diakses pada 17 Mei

2013.

Sugiyono.(2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suparto, H. (2000). Sehat Menjelang Usia Senja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Surilena., Agus., D. (2006). Faktor-faktor Yang mempengaruhi Depresi Pada

Lansia Di Jakarta. Jakarta: PT Binarupa Aksara.

Suroto, S. (2004). Buku Pegangan Kuliah Peningkatan Kebugaran

MelaluiKegiatan Senam Aerobik Dan SKJ. FISIP-UNDIP Semarang

Tomb, D.A. (2003). Buku Saku Psikiatri, Edisi 6. Jakarta: EGC.

U.S. Departemen of Health & Human Service.Physical Activity Guidelince for

Americans dalam http://www.health.gov/paguidelines. Diakses pada 10

Mei 2013.

Watson, Roger. (2003). Perawatan Pada Lansia. Jakarta: EGC.

Widianti & Proverawati.(2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wold, Gloria. (2004). Basic Geriatri Nursing. USA: Mosby