halaman 13 move, hlm 17 minggu, 19 desember 2010 agar ... · move, hlm 17 ya, kata vegan pada ......

1
HALAMAN 13 MINGGU, 19 DESEMBER 2010 Style Pengajar Muda di Pelosok Nusantara Para pengajar muda akan mengajar di sekolah terpencil yang kekurangan tenaga guru. Move, hlm 17 YA, kata vegan pada judul ini memang bermakna sama seperti dalam pola makan. Produk fesyen yang vegan artinya produk yang tidak menggunakan bahan dari binatang, seperti kulit, bulu binatang, dan juga sutera. Sebagai alternatif, fesyen ini mengusung ba- han katun, nilon, rayon, dan lainnya. Desainer seperti Stella McCartney menganut konsep ini, begitu juga artis Hollywood, Natalie Portman. Pemeran dalam lm Black Swan itu bahkan meluncurkan produk sepatu berkonsep vegan pada 2008. Banyak pula bloger fesyen yang mengusung gaya vegan. Tahun depan, komu- nitas bloger fesyen vegan akan mengadakan konferensi pertama mereka bernama Vida Vegan Conference di Universitas Portland, Amerika Serikat. Konferensi ini akan men- dorong lebih banyak produk fesyen vegan. (veganfashionblog.com/Big/M-3) BLITZ ANDA tentu sudah tahu pertunangan pe- waris takhta Inggris, Pangeran William, den- gan Kate Middleton. Pertunangan ini men- ingkatkan sorotan media pada selera busan- anya. Gaya pakaian Middleton memang sudah dipuji sejak ia menjalin hubungan lima tahun lalu. Kini pilihan busana wanita 28 tahun ini tampak makin memesona. Ia piawai memilih gaun-gaun yang elegan, tapi tetap terlihat santai. Gaun-gaun seperti ini berbeda dari yang umumnya dikenakan keluarga kerajaan Inggris, yakni busana dengan gaya jahitan tegas. Desainer Michael Kors pun memuji gaya berpakaian Middleton dan bahkan menga- takan gayanya lebih baik daripada Michelle Obama, ibu negara AS, yang juga terkenal dengan gaya pakaian yang berkarakter. (Vogue.co.uk/Big/M-3) Dobrakan Mode Calon Ratu LEBIH suka bergaya dengan celana ketim- bang rok? Kalau begitu jangan khawatir mati gaya tahun depan. Pasalnya, dari berbagai koleksi musim berikutnya, para desainer tetap memasukkan celana, dengan gaya beragam pula. Salah satu yang bisa jadi pilihan gaya saat kerja atau kongko adalah celana ber- pinggang tinggi. Model celana ini menjadi bagian koleksi musim semi 2011 Marc Jacobs. Desainer yang juga merancang untuk rumah mode Louis Vuitton ini memilih model pipa lurus lebar dan menggunakan bahan satin. Hasilnya, gaya tahun 70-an yang glamor dan seksi. Tentunya, gaya Marc Jacobs ini lebih cocok untuk acara koktail. Untuk busana kerja, bisa diganti dengan warna gelap dan bahan yang lebih berat. (Big/M-3) Celana Berpinggang Tinggi Fesyen Vegan makin Berkembang Bintang Krisanti AP/SETH WENIG Batik gaya patchwork menjadi jawaban kolaborasi modern dan tradisional. P ENARI api beraksi di depan galeri Mall Discovery, Bali, Sabtu (11/12). Setelahnya, rangkaian tarian membuat perhatian para pengunjung mal makin teralih. Kehebohan itu bukanlah ulang tahun mal atau acara musik yang marak diadakan di pusat perbelanjaan. Itu adalah acara peragaan busana seka- ligus pembukaan toko Batik Keris di mal tersebut. Toko dengan luas ruang 3.000 m2 itu dikatakan yang terbesar dari perusahaan batik asal Solo ini. Di samping perayaan toko, tampak pula upaya agar peragaan batik tidak kalah seru daripada peragaan lain- nya yang sudah seperti acara hiburan. Penyelenggara sendiri me- ngatakan konsep pertunjuk- an jadi keharusan jika ingin diperhatikan, terlebih di Pulau Dewata yang akrab dengan pesta. Bukan hanya dalam kemasan acara, batik pun harus mengikuti zaman. Tidak mengherankan jika Priyo Oktaviano, desainer yang terkenal dengan olahan kain Nusan- tara menjadi busana- busana yang edgy, lalu digandeng. Passion kita sama dengan Pri- yo yang modern tradisional, kita sama-sama cinta ba- tik. Karena itu, kami mengajak Priyo da- lam pergelaran tahun ini,” jelas Handianto Tjokrosaputro, Presi- den Direktur Batik Keris. Setiap tahun perusahaan ini menggandeng desainer terke- nal, termasuk Poppy Dhar- sono, untuk koleksi khusus- nya. Kolaborasi itu layaknya napas baru pada batik sehingga batik te- rus muda dan dige- mari. Patchwork Bagian pertama peragaan malam itu menampil- kan busana kerja, disusul bagian ke- dua yang berisi busana kasual remaja. Priyo mengaku lebih berperan sebagai konsultan yang meng- arahkan padu padan busana. Di bagian ke- tiga, Priyo me- nampilkan ke- baruan busana batik lewat penggunaan beragam mo- tif untuk satu busana. Bu- kan bera- gam motif yang ditu- lis ulang dalam s a t u kain, me- FOTO-FOTO: DOK. BATIK KERIS AP/CHRISTOPHE ENA lainkan penggunaan beragam kain untuk satu busana. Perpaduan motif ini sebe- narnya selama ini sudah di- lakukan untuk bagian pinggir busana. Kali ini Priyo menerap- kannya pada bagian-bagian lain hingga menghasilkan tampilan patchwork. Untuk eksplorasinya itu, Pri- yo diberi kebebasan mengguna- kan berbagai kain koleksi Batik Keris, termasuk koleksi yang usianya sudah 90 tahun. Ketika bermain dengan kain-kain batik tulis ini, Priyo berprinsip untuk tidak memotongnya. Maka ia menerapkan teknik drapery tanpa pemotongan kain, yang menghasilkan gaya bertumpuk dan menjuntai. “Ini juga untuk menjaga keutuhan dan kelestarian kain batik tulis. Selain itu, buat saya, cerita di balik selembar kain sangat penting,” ujarnya. Penataan tumpuk serta per- bedaan motif di setiap lembar kain tidak menjadikan gaun amburadul. Priyo memainkan komposisi motif dengan baik. Namun, gaun tampaknya men- jadi lebih berat daripada gaun batik biasa. Terutama pada busana terakhir pada segmen itu yang menggunakan 10 kain batik tulis. Selain soal padu padan dan teknik olah, Priyo memberi sentuhan lewat adopsi tren warna. Biru, merah marun, dan hijau, yang menjadi bagian tren dunia, dikomunikasi- kannya dengan tim desainer perusa- haan. “Dengan warna itu, batik akan terke- san modern dan mudah BRITAIN-ROYALS Agar Batik Selalu Muda dikenakan. Tidak ribet , tetap batik, dan modern,” tuturnya. Batik hanya motif Hal lain yang menarik dalam koleksi Batik Ker- is ini adalah begitu bera- gamnya jenis kain yang diproduksi, termasuk batik print. Keberadaan batik ini sangat dikritik komunitas pemerhati dan pecinta batik karena pem- buatannya tidak menggu- nakan proses lilin. Itu berarti, batik hanya sekadar motif, seperti kain umum lainnya. Maka indus- tri batik print dinilai tidak memberi manfaat pada perajin karena prosesnya cukup meng- gunakan mesin. Batik yang hanya berupa motif itu pula yang banyak diproduksi China dan menjadi pesaing batik asli Tanah Air. Begitu pun para pengusaha mempunyai pertimbangan- nya sendiri. Pembuatan ba- tik cap, apalagi batik tulis, yang relatif butuh waktu lama, dirasa kurang sesuai dengan permintaan massal. Tentunya karena proses pembuatan yang jauh lebih singkat, harga batik print pun jauh lebih murah. Soal batik print memang bisa jadi polemik panjang. Yang pa- ling penting, keberadaan batik print jangan sampai merugikan kelestarian batik sebenarnya. Pengusaha tetap harus punya keberpihakan untuk melestari- kan batik asli dan memberikan informasi yang jujur kepada pembeli tentang jenis batik yang dijual. (*/M-3) miweekend@ mediaindonesia.com EBET

Upload: tranquynh

Post on 11-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HALAMAN 13MINGGU, 19 DESEMBER 2010Style

Pengajar Muda di Pelosok NusantaraPara pengajar muda akan mengajar

di sekolah terpencil yang kekurangan tenaga guru.

Move, hlm 17

YA, kata vegan pada judul ini memang bermakna sama seperti dalam pola makan. Produk fesyen yang vegan artinya produk yang tidak menggunakan bahan dari binatang, seperti kulit, bulu binatang, dan juga sutera.

Sebagai alternatif, fesyen ini mengusung ba-han katun, nilon, rayon, dan lainnya. Desainer seperti Stella McCartney menganut konsep ini, begitu juga artis Hollywood, Natalie Portman. Pemeran dalam fi lm Black Swan itu bahkan meluncurkan produk sepatu berkonsep vegan pada 2008. Banyak pula bloger fesyen yang mengusung gaya vegan. Tahun depan, komu-nitas bloger fesyen vegan akan mengadakan konferensi pertama mereka bernama Vida Vegan Conference di Universitas Portland, Amerika Serikat. Konferensi ini akan men-dorong lebih banyak produk fesyen vegan. (veganfashionblog.com/Big/M-3)

BLITZ

ANDA tentu sudah tahu pertunangan pe-waris takhta Inggris, Pangeran William, den-gan Kate Middleton. Pertunangan ini men-ingkatkan sorotan media pada selera busan-anya. Gaya pakaian Middleton memang sudah dipuji sejak ia menjalin hubung an lima tahun lalu. Kini pilihan busana wanita 28 tahun ini tampak makin memesona. Ia piawai memilih gaun-gaun yang elegan, tapi tetap terlihat santai. Gaun-gaun seperti ini berbeda dari yang umumnya dikenakan keluarga kerajaan Inggris, yakni busana dengan gaya jahitan tegas.

Desainer Michael Kors pun memuji gaya berpakaian Middleton dan bahkan menga-takan gayanya lebih baik daripada Michelle Obama, ibu negara AS, yang juga terkenal dengan gaya pakaian yang berkarak ter. (Vogue.co.uk/Big/M-3)

Dobrakan Mode Calon RatuLEBIH suka bergaya dengan celana ketim-bang rok? Kalau begitu jangan khawatir mati gaya tahun depan. Pasalnya, dari berbagai koleksi musim berikutnya, para desainer tetap memasukkan celana, dengan gaya beragam pula.

Salah satu yang bisa jadi pilihan gaya saat kerja atau kongko adalah celana ber-pinggang tinggi. Model celana ini menjadi bagian koleksi musim semi 2011 Marc Jacobs. Desainer yang juga merancang untuk rumah mode Louis Vuitton ini memilih model pipa lurus lebar dan menggunakan bahan satin. Hasilnya, gaya tahun 70-an yang glamor dan seksi.

Tentunya, gaya Marc Jacobs ini lebih cocok untuk acara koktail. Untuk busana kerja, bisa diganti dengan warna gelap dan bahan yang lebih berat. (Big/M-3)

Celana Berpinggang Tinggi Fesyen Vegan makin Berkembang

Bintang Krisanti

AP/SETH WENIG

Batik gaya patchwork menjadi jawaban kolaborasi modern dan tradisional.

PENARI api beraksi di depan galeri Mall Discovery, Bali, Sabtu (11/12). Setelahnya,

rangkaian tarian membuat perhatian para pengunjung mal makin teralih.

Kehebohan itu bukanlah ulang tahun mal atau acara musik yang marak diadakan di pusat perbelanjaan. Itu adalah acara peragaan busana seka-ligus pembukaan toko Batik Keris di mal tersebut.

Toko dengan luas ruang 3.000 m2 itu dikatakan yang terbesar dari perusahaan batik asal Solo ini. Di samping perayaan toko, tampak pula upaya agar peragaan batik tidak kalah seru daripada peragaan lain-nya yang sudah seperti acara hiburan.

Penyelenggara sendiri me-ngatakan konsep pertunjuk-an jadi keharusan jika ingin diperhatikan, terlebih di Pulau Dewata yang akrab dengan pesta. Bukan hanya dalam kemasan acara, batik pun harus mengikuti zaman. Tidak mengherankan jika Priyo Oktaviano, desainer yang terkenal dengan olahan kain Nusan-tara menjadi busana-busana yang edgy, lalu digandeng.

“Passion kita sama dengan Pri-yo yang modern tradisional, kita

sama-sama cinta ba-tik. Karena itu, kami mengajak Priyo da-lam pergelaran tahun ini,” jelas Handianto Tjokrosaputro, Presi-den Direktur Batik Keris. Setiap tahun perusahaan ini menggandeng desainer terke-nal, termasuk Poppy Dhar-s o n o , u n t u k koleksi khusus-nya. Kolaborasi itu layaknya n a p a s b a ru pada bat ik s e h i n g g a batik te-rus muda dan dige-mari.

PatchworkBagian pertama peragaan

malam itu menampil-kan busana kerja, disusul bagian ke-dua yang berisi busana kasual rema ja . Pr iyo mengaku lebih

berperan sebagai konsultan yang meng-

arahkan padu padan busana.

Di bagian ke-tiga, Priyo me-nampilkan ke-baruan busana bat ik lewat penggunaan beragam mo-tif untuk satu busana. Bu-kan bera-gam motif yang ditu-lis ulang d a l a m s a t u

k a i n , m e -

FOTO-FOTO: DOK. BATIK KERIS

AP/CHRISTOPHE ENA

lainkan penggunaan beragam kain untuk satu busana.

Perpaduan motif ini sebe-narnya selama ini sudah di-lakukan untuk bagian pinggir busana. Kali ini Priyo menerap-kannya pada bagian-bagian lain hingga menghasilkan tampilan patchwork.

Untuk eksplorasinya itu, Pri-yo diberi kebebasan mengguna-kan berbagai kain koleksi Batik Keris, termasuk koleksi yang usianya sudah 90 tahun. Ketika bermain dengan kain-kain batik tulis ini, Priyo berprinsip untuk tidak memotongnya. Maka ia menerapkan teknik drapery tanpa pemotongan kain, yang menghasilkan gaya bertumpuk dan menjuntai.

“Ini juga untuk menjaga keutuhan dan kelestarian kain batik tulis. Selain itu, buat saya, cerita di balik selembar kain sangat penting,” ujarnya.

Penataan tumpuk serta per-bedaan motif di setiap lembar kain tidak menjadikan gaun amburadul. Priyo memainkan komposisi motif dengan baik. Namun, gaun tampaknya men-jadi lebih berat daripada gaun batik biasa. Terutama pada busana terakhir pada segmen itu yang menggunakan 10 kain batik tulis.

Selain soal padu padan dan teknik olah, Priyo

memberi sentuhan lewat adopsi tren warna. Biru, merah marun, dan hijau,

yang menjadi bagian tren dunia, dikomunikasi-

kannya dengan tim desainer perusa-

haan. “Dengan warna itu, batik

akan terke-san modern dan mudah

BRITAIN-ROYALS

Agar Batik Selalu Muda

dikenakan. Tidak ribet, tetap batik, dan modern,” tuturnya.

Batik hanya motifHal lain yang menarik

dalam koleksi Batik Ker-is ini adalah begitu bera-gamnya jenis kain yang diproduksi, termasuk batik print. Keberadaan batik ini sangat dikritik komunitas pemerhati dan pecinta batik karena pem-buatannya tidak menggu-nakan proses lilin.

Itu berarti, batik hanya sekadar motif, seperti kain umum lainnya. Maka indus-tri batik print dinilai tidak memberi manfaat pada perajin karena prosesnya cukup meng-gunakan mesin.

Batik yang hanya berupa motif itu pula yang banyak diproduksi China dan menjadi pesaing batik asli Tanah Air.

Begitu pun para pengusaha mempunyai pertimbangan-nya sendiri. Pembuatan ba-tik cap, apalagi batik tulis, yang relatif butuh waktu lama, dirasa kurang sesuai dengan permintaan massal. Tentunya karena proses pembuatan yang jauh lebih singkat, harga batik print pun jauh lebih murah.

Soal batik print memang bisa jadi polemik panjang. Yang pa-ling penting, keberadaan batik print jangan sampai merugikan kelestarian batik sebenarnya. Pengusaha tetap harus punya keberpihakan untuk melestari-kan batik asli dan memberikan informasi yang jujur kepada pembeli tentang jenis batik yang dijual. (*/M-3)

[email protected]

EBET