hakikat pendidikan jasmani

11
Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang  berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama, yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan  penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung. Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi penjas tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh. Pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan:  psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.” Artinya, dalam tubuh yang baik ‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano.  Kesatuan Jiwa dan Raga Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan raga atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah, dengan  penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang mengarah pada  penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik secara lebih inferior. Pandangan yang berbeda lahir dari filsafat monisme, yaitu suatu kepercayaan yang memenangkan kesatuan tubuh dan jiwa. Kita bisa melacak pandangan ini dari pandangan Athena Kuno, dengan konsepnya “jiwa yang baik di dalam raga yang baik.” Moto tersebut sering dipertimbangkan sebagai pernyataan ideal dari tujuan pendidikan jasmani tradisional: aktivitas fisik mengembangkan seluruh aspek dari tubuh; yaitu jiwa, tubuh, dan spirit. Tepatlah ungkapan Zeigler bahwa fokus dari bidang pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan semata-mata aktivitas fisik itu sendiri. Selalu terdapat tujuan pengembangan manusia dalam program pendidikan jasmani.

Upload: wahyu-afridinata

Post on 07-Jul-2015

375 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 1/11

 

Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkanaktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam

hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai

sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorangyang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani

adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan

gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik 

dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap

wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang

menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

Pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya

sama, yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan

alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwamelalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan

 penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral,yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut

terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung. Karena hasil-hasil

kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan

fisik atau tubuh semata, definisi penjas tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisionaldari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih

luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.

Pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dantubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan

holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjasdiistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.”

Artinya, dalam tubuh yang baik ‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan

dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano. 

Kesatuan Jiwa dan Raga

Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan raga

atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah, dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang mengarah pada

 penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik secara lebih inferior.

Pandangan yang berbeda lahir dari filsafat monisme, yaitu suatu kepercayaan yangmemenangkan kesatuan tubuh dan jiwa. Kita bisa melacak pandangan ini dari pandangan

Athena Kuno, dengan konsepnya “jiwa yang baik di dalam raga yang baik.” Moto

tersebut sering dipertimbangkan sebagai pernyataan ideal dari tujuan pendidikan jasmanitradisional: aktivitas fisik mengembangkan seluruh aspek dari tubuh; yaitu jiwa, tubuh,

dan spirit. Tepatlah ungkapan Zeigler bahwa fokus dari bidang pendidikan jasmani

adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan semata-mata aktivitas fisik itu sendiri.

Selalu terdapat tujuan pengembangan manusia dalam program pendidikan jasmani.

Page 2: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 2/11

 

Dalam masyarakat sendiri, konsep dan kepercayaan terhadap pandangan dualisme di atas

masih kuat berlaku. Bahkan termasuk juga pada sebagian besar guru penjas sendiri,

 barangkali pandangan demikian masih kuat mengakar, entah akibat dari kurangnya pemahaman terhadap falsafah penjas sendiri, maupun karena kuatnya kepercayaan itu.

Yang pasti, masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan

dan fungsi pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, sehingga proses pembelajaran penjasdi sekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program yang berat sebelah pada

aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam kasus Indonesia, penekanan yang berat itu masih

dipandang labih baik, karena ironisnya, justru program pendidikan jasmani di kitamalahan tidak ditekankan ke mana-mana. Itu karena pandangan yang sudah lebih parah,

yang memandang bahwa program penjas dipandang tidak penting sama sekali. Nilai-nilai

yang dikandung penjas untuk mengembangkan manusia utuh menyeluruh, sungguh masih

 jauh dari kesadaran dan pengakuan masyarakat kita. Ini bersumber dan disebabkan olehkenyataan pelaksanaan praktik penjas di lapangan. Teramat banyak kasus atau contoh di

mana orang menolak manfaat atau nilai positif dari penjas dengan menunjuk pada kurang

 bernilai dan tidak seimbangnya program pendidikan jasmani di lapangan seperti yang

dapat mereka lihat. Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percayai dan apayang kita praktikkan (gap antara teori dan praktek) adalah sebuah duri dalam bidang

 pendidikan jasmani kita. 

Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan

antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer danlebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan

membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan

 jasmani secara lebih konseptual.Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan

 bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermaintidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.

Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat

kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk  permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah

 pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa

secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada

olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwaaktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga

memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik 

tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturanatau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas

kesepakatan semua pihak yang terlibat. Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah

aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi,sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau

rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga

tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam

hakikatnya.

Page 3: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 3/11

 

Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari

olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang

di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmaniadalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani

 bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak 

 bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.

Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan

ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya

tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.

Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak 

 punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk 

kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan

tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

 Tujuan Pendidikan Jasmani

Apakah sebenarnya tujuan pendidikan jasmani? Menjawabpertanyaan demikian, banyak guru yang masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab

 bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Ada

 pula yang berpendapat, tujuannya adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik,

dan tidak bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesemua jawaban di atas benar 

 belaka. Hanya saja barangkali bisa dikatakan kurang lengkap, sebab yang paling penting

dari kesemuanya itu tujuannya bersifat menyeluruh.Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

• Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.• Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan

gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

• Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

• Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik 

secara kelompok maupun perorangan.

• Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosialyang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.

• Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan

olahraga.Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan

 jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak 

kalah pentingnya dalam domain afektif.Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan

utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai

 perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran

 pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang

Page 4: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 4/11

 

kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak 

keterampilan itu sendiri.Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain

 psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh.Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh

dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem peredaran darah, sistem

 pernapasan, sistem metabolisme, dll.) Dalam pengertian yang lebih resmi, seringdibedakan konsep kebugaran jasmani ini dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya

dibedakan dalam hal: kebugaran jasmani menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-

organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantung-paru), kelentukan (otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan aspek penampilan yang

melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan, koordinasi, power,

keseimbangan, dll. Namun dalam naskah ini, penulis akan menggunakan konsep

kebugaran jasmani tersebut untuk menunjuk pada keseluruhan aspek di atas.Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan

atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian

rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang

sesuai dengan rangsangan itu. Penekanan proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap kali anak selalu mengerahkan

kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengancara itu, kepekaan sistem saraf anak semakin dikembangkan.

Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi

adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam

 pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk 

yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat

 pengisian waktu luang.Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang

kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan,tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, sepertiintelegensia emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian

seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan

sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelahdewasa kelak.

Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting, yakni pengendalian diri,

kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengendalian

diri merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akal danemosi yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaiannya untuk 

sukses hidup di masyarakat. Demikian juga dengan ketekunan; tidak ada pekerjaan yang

dapat dicapai dengan baik tanpa ada ketekunan. Ini juga berlaku sama dengankemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam

menyelesaikan tugas apapun.

Di lain pihak, kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang mampumenempatkan diri di pihak orang lain, dengan mencoba mengetahui perasaan oran lain.

Karena itu pula empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial. “Cubitlah diri

kamu sendiri, sebelum mencubit orang lain. Niscaya kamu akan mengetahui, apa yang

Page 5: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 5/11

 

 boleh dan tidak boleh kamu lakukan pada orang lain,” merupakan kearifan leluhur, yang

 jika diperas maknanya, tidak lain adalah penekanan kemampuan berempati.

 Gerak Sebagai Kebutuhan Anak 

Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban

dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian,menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang

itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa. Dunia anak-anak memang

menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia

itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah

kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya. Bermain adalah dunia anak.

Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segalamacam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai

 benda di lingkungan sekitarnya. Bayangkan keceriaan yang didapatnya ketika ia

menyadari baru saja menambah pengetahuan dan keterampilan. “Lihat, saya sudah bisa “

teriaknya kepada semua orang.Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal ini

termasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai kemungkinan geraknya.Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kian banyak 

ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan dijelajahi. Kian baik pula kualitas

 pertumbuhannya.

Perhatikan tiga kata kunci di atas: gerak, gembira, dan belajar. Anak-anak suka bergerak dan suka belajar. Perhatikan bagaimana anak-anak bermain di lapangan. Di sana akan

tampak, mereka bergerak dengan keterlibatan yang total dan dipenuhi kegembiraan. Bagi

anak, gerak semata-mata untuk kesenangan, bukan di dorong oleh maksud dan tujuantertentu. Gerak adalah kebutuhan mutlak anak-anak.

Sayangnya, ketika usianya semakin meningkat, aktivitas anak-anak semakin berkurang.Ketika memasuki usia sekolah, ia belajar dengan cara yang berbeda. Mereka lebih banyak diminta duduk tenang untuk mendengarkan penjelasan guru tentang berbagai hal.

Lingkungan belajar pun semakin sempit, dibatasi oleh empat sisi dinding kelas yang

membelenggu. Karena dipaksa untuk diam, dan mendengarkan orang lain berbicara, belajar tidak lagi menarik bagi anak. Keceriaan mereka terampas dan hilanglah sebagian

“keajaiban” dunia anak-anak mereka. Tidak heran bila anak merasa bahwa belajar 

ternyata kegiatan yang tidak menyenangkan.

Pentingnya Pendidikan JasmaniBeban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak.

Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan

kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Penyelenggara pendidikan di sekolah yang lebih mengutamakan prestasi

akademis, memberikan anak tugas-tugas belajar yang menumpuk. Kehidupan sekolah

yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, di rumah keadaannya juga demikian.

Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah mengungkung anak-anak dalam

lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton

Page 6: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 6/11

 

TV atau bermain video game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran

anak-anak semakin menurun.

Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian meningkat pula gejala penyakithipokinetik (kurang gerak). Kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing manis, nyeri

 pinggang bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak . Akibatnya penyakit

 jantung tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi juga sudah menyerang anak-anak. Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin

memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Dengan

 pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’ itu akan menimbun lemak dalamtubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka sendiri pada resiko

 penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar. Pendidikan Jasmani

tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting.

Melalui program yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan dalam kegiatanfisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk 

 belajar menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga

kegiatannya tetap sesuai dengan minat anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak-anak 

menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya,sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.

Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak 

Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan

anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluranhasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa

 pertumbuhannya, makin besar bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.

2. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinyaPendidikan jasmani adalah waktu untuk ‘berbuat’. Anak-anak akan lebih memilih untuk 

‘berbuat’ sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketikamereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedungolahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan

ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya.

Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalamkegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham

 bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan

sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadiannya kelak.

3. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang bergunaPeranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan

dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan

dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan anak usiasekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola

ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami anak ketika mereka

 baru lahir hingga usia 5 tahunan.

Karena pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-

usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan gerak sedang tiba pada

Page 7: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 7/11

 

masa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat

 berpengruh terhadap perkembangan anak pada masa berikutnya.

4. Menyalurkan energi yang berlebihanAnak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi

ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan mental anak.

Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembalikeseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan

memulihkan energinya secara optimum.

5. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosionalPendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti

terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan

 jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial

dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakanwahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”.

Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas

 bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alatuntuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui

 penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk 

mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada

kesehatan fisik dan mentalnya. Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk 

 bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakansemata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-

olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran ”selingan”, tidak berbobot, dan

tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi

anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti; Matematika, Bahasa, IPS danIPA, dan lain-lain. Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut,

sehingga banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini

tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai darikelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga

rendahnya mutu hasil pembelajaran, seperti kebugaran jasmani yang rendah.

Di kalangan guru penjas sering ada anggapan bahwa pelajaran pendidikan jasmani dapat

dilaksanakan seadanya, sehingga pelaksanaannya cukup dengan cara menyuruh anak  pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli untuk 

 perempuan. Guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan. Mengapa bisa terjadi

demikian? Kelemahan ini berpangkal pada ketidakpahaman guru tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah, di samping ia mungkin kurang mencintai tugas itu dengan

sepenuh hati.

Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan apa tujuannya? Secara umum pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai berikut: Definisi di atas mengukuhkan bahwa

 pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya

adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian

Page 8: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 8/11

 

tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan

karakteristik anak.

Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmaniatau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan

mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang

 bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikandalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak 

didik.

Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan di atas yaitu memberikankesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus

mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan

moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap

anak setinggi-tingginya. Dalam bentuk bagan, secara sederhana tujuan penjas meliputitiga ranah (domain) sebagai satu kesatuan, sebagai berikut:

Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru penjas dalam melaksanakan tugasnya.

Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan

secara matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan demikian, halterpenting untuk disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus menganggap dirinya

sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan. Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajaran yang meliputi domain kognitif,

afektif dan psikomotor. Perkembangan pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan sekedar 

dampak pengiring yang menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk dalam

 perencanaan dan skenario pembelajaran. Kedudukannya sama dengan tujuan pembelajaran pengembangan domain psikomotor.

Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut , guru perlu membiasakan diri untuk 

mengajar anak tentang apa yang akan dipelajari berlandaskan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam adegan yang bersifat

mendidik itu dimanfaatkan secara sengaja untuk menumbuhkan berbagai kesadaranemosional dan sosial anak. Dengan demikian anak akan berkembang secara menyeluruh,yang akan mendukung tercapainya aneka kemampuan. Pendidikan jasmani merupakan

suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum. Lewat program penjas dapat

diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di sekolah akan pincang.

Sumbangan nyata pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan keterampilan

(psikomotor). Karena itu posisi pendidikan jasmani menjadi unik, sebab berpeluang lebih

 banyak dari mata pelajaran lainnya untuk membina keterampilan. Hal ini sekaligusmengungkapkan kelebihan pendidikan jasmani dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika

 pelajaran lain lebih mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui pendidikan

 jasmani terbina sekaligus aspek penalaran, sikap dan keterampilan.

Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu:

• meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa,• meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta

• meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana

menerapkannya dalam praktek.

08 Desember 2007 8:50

Page 9: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 9/11

 

Pengertian Animisme

Kata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'. Kepercayaan

animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh. Keyakinan ini banyak dianut oleh bangsa-bangsa yang belum bersentuhan dengan agama wahyu. Paham

animisme mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini (seperti laut, gunung, hutan, gua,

atau tempat-tempat tertentu), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar jiwa tersebuttidak mengganggu manusia, atau bahkan membantu mereka dalam kehidupan ini.

Banyak kepercayaan animisme yang berkembang di masyarakat. Seperti, kepercayaanmasyarakat Nias yang meyakini bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah

 jelmaan dari roh wanita yang meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan

 bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti

 babi hutan dan harimau. Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam terhadap orangyang pernah menyakitinya ketika hidup. Kepercayaan semacam ini hampir sama dengan

keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasi sendiri tidak lain adalah pemahaman masyarakat

Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusia yang sudah mati bisa kembali lagi ke

alam dunia dalam wujud yang lain. Jika orang tersebut baik selama hidupnya, biasanya iaakan ber-reinkarnasi dalam wujud merpati. Namun, jika dikenal dengan perangainya

yang buruk, maka ia akan kembali hidup dalam wujud seekor babi.

Pengertian Dinamisme

Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam

 bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan artikekuatan, daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang

kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan

ghaib.

Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia.Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap

 benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan. Maksud dari arti tadi adalah

kesaktian dan kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan diyakini mampumemberikan manfaat atau marabahaya. Kesaktian itu bisa berasal dari api, batu-batuan,

air, pepohonan, binatang, atau bahkan manusia sendiri.

Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang berada di luar dirinya. Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain

yang dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya.

Manusia tersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa tenang jika ia selalu berada di samping zat itu. Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan

 bahwa api memiliki daya panas, maka ia akan menduga bahwa apilah yang paling berhak 

ia sembah karena api telah memberikan pertolongan kepada mereka ketika merekamerasa dingin. Ia mengira bahwa api memiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin

dimiliki oleh manusia sehingga ia akan menyembahnya. Atau contoh lainnya, seperti

 penyembahan masyarakat Jepang terhadap matahari. Mereka sangat mengagungkan dan

menghormati matahari karena mereka percaya bahwa matahari-lah yang pantas disembah

Page 10: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 10/11

 

disebabkan kekuatan sinarnya yang memancar ke seluruh dunia. Karena sebab itulah,

mereka menyembah sesuatu selain Allah. Mereka menyembah Allah karena mereka

 bodoh dan jahil dalam mengenal Tuhan.

Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme

Keberadaan paham atau aliran animisme dan dinamisme ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Hindu dan Budha telah

hadir lebih awal dalam peradaban nusantara. Masyarakat kita telah mengenal kedua

agama budaya daripada agama Islam. Namun, sebelumnya ada periode khusus yang berbeda dengan zaman Hindu-Budha. Masa itu adalah masa pra-sejarah. Zaman ini

disebut sebagai zaman yang belum mengenal tulisan. Pada saat itu, masyarakat sekitar 

hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi.

Di zaman itulah, masyarakat belum mengenal agama. Mereka belum mengerti tentang

 baik dan buruk. Mereka juga belum mengerti tentang aturan hidup karena tidak ada kitab

suci atau undang-undang yang menuntun kehidupan mereka. Tidak ada yang istimewa

 pada zaman ini kecuali kepercayaan primitif mereka tentang animisme dan dinamisme.Disebutkan oleh para sejarawan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari

kawasan tengah benua Asia. Ada yang mengatakan bahwa mereka bersebelahan denganmasyarakat Tiongkok. Ada juga yang menyebut nenek moyang bangsa Indonesia berasal

dari kawasan selatan Mongol. Yang pasti, para sejarawan tersebut sepakat bahwa nenek 

moyang bangsa Indonesia berasal dari kawasan Asia.

Menurut sejarah, diceritakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia tersebut berpindah-

 pindah mengikuti aliran sungai di India. Sampai pada abad ke-40 SM, mereka pindah dan

kemudian menetap di kawasan nusantara. Mereka tersebar di sepanjang pesisir pulauSumaterera dan Jawa. Ada juga yang menempati daerah pedalaman Kalimantan dan

Sulawesi. Penyebaran ini tidak terjadi dengan proses yang cepat. Pertumbuhanmasyarakatnya pun tidak begitu pesat. Hal ini disebabkan karena sedikitnya alattransportasi untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lain. Ditambah dengan

tidak adanya bahasa yang disepakati antara mereka sehingga menyulitkan mereka dalam

 berkomunikasi dengan pihak luar.

 Nenek moyang bangsa Indonesia ini tidak hanya membawa barang-barang kuno sebagai

 perbekalan hidup mereka. Di samping itu, mereka juga membawa budaya, tradisi,

ataupun kepercayaan yang sebelumnya telah mereka dapati dari bangsa lain di luar nusantara. Menurut sejarah, banyak terjalin interaksi di antara manusia saat itu. Mereka

yang dulu mendiamai bumi nusantara telah menjalin interaksi dengan bangsa Tiongkok,

Mongol, Aria, dan suku-suku di kawasan India. Dari interaksi inilah, nenek moyangIndonesia banyak mengadopsi pemikiran dan kepercayaan dari bangsa luar, seperti Cina

dan India.

Walaupun Hindu dan Budha belum menguasai bumi nusantara, banyak di antara mereka

yang sudah melakukan proses ritual-ritual tertentu. Kepercayaan animisme dan

dinamisme telah tumbuh dan berkembang pesat di sekitar lingkungan mereka. Dari

kepercayaan inilah, mereka membangun sebuah masyarakat. Mereka mengangkat

Page 11: Hakikat Pendidikan Jasmani

5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 11/11

 

seorang kepala adat sebagai pemimpin. Baik pemimpin kemasyarakatan ataupun

 pemimpin dalam proses-proses ritual.

Kepercayaan animisme dan dinamisme itu didapat dari pengaruh bangsa lain yang telah

menjalin interaksi dengan mereka. Ada yang mengatakan bahwa paham ini berasal dari

ajaran Taonisme yang lahir di kawasan Tiongkok. Ada juga yang mengatakan bahwa ialahir dari ajaran bangsa Aria. Yang pasti, saat itu masyarakat awal Indonesia sudah

mengenal istilah dewa, roh jahat dan roh baik, dan kesaktian atau kekuatan luar biasa.

Misalnya, mereka sudah percaya pada kekuatan matahari dan bulan atau disebut dengankepercayaan pada Adityachandra.

Tidak hanya itu, masyarakat awal Indonesia juga sudah mengenal tentang bagaimana cara

menghormati orang yang sudah mati. Kepercayaan bahwa manusia yang hidup masih bisa menjalin komunikasi dengan para leluhur mereka yang sudah mati. Untuk itulah,

mereka melakukan ritual-ritual tertentu dalam rangka menghormati arwah para leluhur 

dan menjauhkan diri dari roh jahat. Setiap benda yang dianggap ajaib atau mengesankan,

maka mereka akan menganggapnya sebagai benda yang memiliki kesaktian. Mataharidipercaya sebagai dewa, bulan diyakini sebagai dewi, langit dianggap sebagai kerajaan,

 bumi beserta segala isinya disebut sebagai pelindung atau pengawal manusia.

Jika ditelusuri, kepercayaan semacam ini tidak hanya berkembang di Indonesia. Di

Jepang atau Cina misalnya, masih banyak masyarakat setempat yang menganut paham

animisme dan dinamisme. Begitupun dengan masyarakat India. Bahkan, sebagianmasyarakat Eropa dan Asia Barat pun masih percaya pada animisme dan dinamisme.

Warga Jepang masih menganut paham Shinto. Mereka sangat menghormati matahari.

Masyarakat Cina menganut Konghucu, mereka menyembah para dewa langit dan bumi.Yang dan Ying disebut-sebut sebagai Tuhan. Di India, setiap binatang tertentu seperti

sapi memiliki kekuatan. Sapi adalah binatang suci bagi masyarakat India, bahkan pemerintah setempat melarang penyembelihan sapi.

Di kawasan Jazirah Arab, sebagian masyarakat masih percaya pada kekuatan sungai Nil

atau kesaktian padang Sahara. Fir'aun masih diyakini sebagi sosok yang masih memilikikekuatan walaupun jasadnya telah rusak. Bahkan di Eropa, kepercayaan terhadap dewa-

dewa Yunani atau roh-roh jahat seperti vampir dan zhombie, masih ramai diyakini oleh

mereka. Dari semua penelusuran ini dapat disimpulkan bahwa lahirnya kepercayaan

animisme dan dinamisme di Indonesia adalah berasal dari pengaruh bangsa lain.