hakikat pendidikan jasmani
TRANSCRIPT
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 1/11
Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkanaktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai
sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorangyang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani
adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan
gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik
dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap
wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya
sama, yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan
alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwamelalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan
penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral,yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut
terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung. Karena hasil-hasil
kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan
fisik atau tubuh semata, definisi penjas tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisionaldari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih
luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.
Pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dantubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan
holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjasdiistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.”
Artinya, dalam tubuh yang baik ‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan
dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano.
Kesatuan Jiwa dan Raga
Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan raga
atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah, dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang mengarah pada
penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik secara lebih inferior.
Pandangan yang berbeda lahir dari filsafat monisme, yaitu suatu kepercayaan yangmemenangkan kesatuan tubuh dan jiwa. Kita bisa melacak pandangan ini dari pandangan
Athena Kuno, dengan konsepnya “jiwa yang baik di dalam raga yang baik.” Moto
tersebut sering dipertimbangkan sebagai pernyataan ideal dari tujuan pendidikan jasmanitradisional: aktivitas fisik mengembangkan seluruh aspek dari tubuh; yaitu jiwa, tubuh,
dan spirit. Tepatlah ungkapan Zeigler bahwa fokus dari bidang pendidikan jasmani
adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan semata-mata aktivitas fisik itu sendiri.
Selalu terdapat tujuan pengembangan manusia dalam program pendidikan jasmani.
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 2/11
Dalam masyarakat sendiri, konsep dan kepercayaan terhadap pandangan dualisme di atas
masih kuat berlaku. Bahkan termasuk juga pada sebagian besar guru penjas sendiri,
barangkali pandangan demikian masih kuat mengakar, entah akibat dari kurangnya pemahaman terhadap falsafah penjas sendiri, maupun karena kuatnya kepercayaan itu.
Yang pasti, masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan
dan fungsi pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, sehingga proses pembelajaran penjasdi sekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program yang berat sebelah pada
aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam kasus Indonesia, penekanan yang berat itu masih
dipandang labih baik, karena ironisnya, justru program pendidikan jasmani di kitamalahan tidak ditekankan ke mana-mana. Itu karena pandangan yang sudah lebih parah,
yang memandang bahwa program penjas dipandang tidak penting sama sekali. Nilai-nilai
yang dikandung penjas untuk mengembangkan manusia utuh menyeluruh, sungguh masih
jauh dari kesadaran dan pengakuan masyarakat kita. Ini bersumber dan disebabkan olehkenyataan pelaksanaan praktik penjas di lapangan. Teramat banyak kasus atau contoh di
mana orang menolak manfaat atau nilai positif dari penjas dengan menunjuk pada kurang
bernilai dan tidak seimbangnya program pendidikan jasmani di lapangan seperti yang
dapat mereka lihat. Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percayai dan apayang kita praktikkan (gap antara teori dan praktek) adalah sebuah duri dalam bidang
pendidikan jasmani kita.
Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan
antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer danlebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan
membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan
jasmani secara lebih konseptual.Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan
bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermaintidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah
pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa
secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada
olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwaaktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga
memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik
tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturanatau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas
kesepakatan semua pihak yang terlibat. Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah
aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi,sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau
rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga
tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam
hakikatnya.
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 3/11
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari
olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang
di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmaniadalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani
bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak
bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan
ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya
tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.
Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak
punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk
kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan
tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
Tujuan Pendidikan Jasmani
Apakah sebenarnya tujuan pendidikan jasmani? Menjawabpertanyaan demikian, banyak guru yang masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab
bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Ada
pula yang berpendapat, tujuannya adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik,
dan tidak bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesemua jawaban di atas benar
belaka. Hanya saja barangkali bisa dikatakan kurang lengkap, sebab yang paling penting
dari kesemuanya itu tujuannya bersifat menyeluruh.Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
• Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.• Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan
gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
• Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
• Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik
secara kelompok maupun perorangan.
• Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosialyang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
• Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan
olahraga.Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan
jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak
kalah pentingnya dalam domain afektif.Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan
utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai
perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran
pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 4/11
kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak
keterampilan itu sendiri.Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain
psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh.Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh
dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem peredaran darah, sistem
pernapasan, sistem metabolisme, dll.) Dalam pengertian yang lebih resmi, seringdibedakan konsep kebugaran jasmani ini dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya
dibedakan dalam hal: kebugaran jasmani menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-
organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantung-paru), kelentukan (otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan aspek penampilan yang
melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan, koordinasi, power,
keseimbangan, dll. Namun dalam naskah ini, penulis akan menggunakan konsep
kebugaran jasmani tersebut untuk menunjuk pada keseluruhan aspek di atas.Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan
atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian
rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang
sesuai dengan rangsangan itu. Penekanan proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap kali anak selalu mengerahkan
kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengancara itu, kepekaan sistem saraf anak semakin dikembangkan.
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi
adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam
pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk
yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat
pengisian waktu luang.Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang
kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan,tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, sepertiintelegensia emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian
seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan
sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelahdewasa kelak.
Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting, yakni pengendalian diri,
kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengendalian
diri merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akal danemosi yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaiannya untuk
sukses hidup di masyarakat. Demikian juga dengan ketekunan; tidak ada pekerjaan yang
dapat dicapai dengan baik tanpa ada ketekunan. Ini juga berlaku sama dengankemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam
menyelesaikan tugas apapun.
Di lain pihak, kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang mampumenempatkan diri di pihak orang lain, dengan mencoba mengetahui perasaan oran lain.
Karena itu pula empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial. “Cubitlah diri
kamu sendiri, sebelum mencubit orang lain. Niscaya kamu akan mengetahui, apa yang
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 5/11
boleh dan tidak boleh kamu lakukan pada orang lain,” merupakan kearifan leluhur, yang
jika diperas maknanya, tidak lain adalah penekanan kemampuan berempati.
Gerak Sebagai Kebutuhan Anak
Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban
dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian,menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang
itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa. Dunia anak-anak memang
menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia
itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah
kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya. Bermain adalah dunia anak.
Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segalamacam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai
benda di lingkungan sekitarnya. Bayangkan keceriaan yang didapatnya ketika ia
menyadari baru saja menambah pengetahuan dan keterampilan. “Lihat, saya sudah bisa “
teriaknya kepada semua orang.Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal ini
termasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai kemungkinan geraknya.Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kian banyak
ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan dijelajahi. Kian baik pula kualitas
pertumbuhannya.
Perhatikan tiga kata kunci di atas: gerak, gembira, dan belajar. Anak-anak suka bergerak dan suka belajar. Perhatikan bagaimana anak-anak bermain di lapangan. Di sana akan
tampak, mereka bergerak dengan keterlibatan yang total dan dipenuhi kegembiraan. Bagi
anak, gerak semata-mata untuk kesenangan, bukan di dorong oleh maksud dan tujuantertentu. Gerak adalah kebutuhan mutlak anak-anak.
Sayangnya, ketika usianya semakin meningkat, aktivitas anak-anak semakin berkurang.Ketika memasuki usia sekolah, ia belajar dengan cara yang berbeda. Mereka lebih banyak diminta duduk tenang untuk mendengarkan penjelasan guru tentang berbagai hal.
Lingkungan belajar pun semakin sempit, dibatasi oleh empat sisi dinding kelas yang
membelenggu. Karena dipaksa untuk diam, dan mendengarkan orang lain berbicara, belajar tidak lagi menarik bagi anak. Keceriaan mereka terampas dan hilanglah sebagian
“keajaiban” dunia anak-anak mereka. Tidak heran bila anak merasa bahwa belajar
ternyata kegiatan yang tidak menyenangkan.
Pentingnya Pendidikan JasmaniBeban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak.
Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan
kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Penyelenggara pendidikan di sekolah yang lebih mengutamakan prestasi
akademis, memberikan anak tugas-tugas belajar yang menumpuk. Kehidupan sekolah
yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, di rumah keadaannya juga demikian.
Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah mengungkung anak-anak dalam
lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 6/11
TV atau bermain video game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran
anak-anak semakin menurun.
Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian meningkat pula gejala penyakithipokinetik (kurang gerak). Kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing manis, nyeri
pinggang bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak . Akibatnya penyakit
jantung tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi juga sudah menyerang anak-anak. Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin
memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Dengan
pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’ itu akan menimbun lemak dalamtubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka sendiri pada resiko
penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar. Pendidikan Jasmani
tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting.
Melalui program yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan dalam kegiatanfisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk
belajar menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga
kegiatannya tetap sesuai dengan minat anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak-anak
menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya,sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.
Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan
anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluranhasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa
pertumbuhannya, makin besar bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.
2. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinyaPendidikan jasmani adalah waktu untuk ‘berbuat’. Anak-anak akan lebih memilih untuk
‘berbuat’ sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketikamereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedungolahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan
ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya.
Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalamkegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham
bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan
sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadiannya kelak.
3. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang bergunaPeranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan
dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan
dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan anak usiasekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola
ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami anak ketika mereka
baru lahir hingga usia 5 tahunan.
Karena pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-
usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan gerak sedang tiba pada
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 7/11
masa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat
berpengruh terhadap perkembangan anak pada masa berikutnya.
4. Menyalurkan energi yang berlebihanAnak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi
ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan mental anak.
Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembalikeseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan
memulihkan energinya secara optimum.
5. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosionalPendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti
terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan
jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial
dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakanwahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”.
Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas
bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alatuntuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui
penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk
mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada
kesehatan fisik dan mentalnya. Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk
bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakansemata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-
olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran ”selingan”, tidak berbobot, dan
tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi
anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti; Matematika, Bahasa, IPS danIPA, dan lain-lain. Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut,
sehingga banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini
tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai darikelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga
rendahnya mutu hasil pembelajaran, seperti kebugaran jasmani yang rendah.
Di kalangan guru penjas sering ada anggapan bahwa pelajaran pendidikan jasmani dapat
dilaksanakan seadanya, sehingga pelaksanaannya cukup dengan cara menyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli untuk
perempuan. Guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan. Mengapa bisa terjadi
demikian? Kelemahan ini berpangkal pada ketidakpahaman guru tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah, di samping ia mungkin kurang mencintai tugas itu dengan
sepenuh hati.
Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan apa tujuannya? Secara umum pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai berikut: Definisi di atas mengukuhkan bahwa
pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya
adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 8/11
tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan
karakteristik anak.
Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmaniatau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan
mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang
bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikandalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak
didik.
Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan di atas yaitu memberikankesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan
moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap
anak setinggi-tingginya. Dalam bentuk bagan, secara sederhana tujuan penjas meliputitiga ranah (domain) sebagai satu kesatuan, sebagai berikut:
Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru penjas dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan
secara matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan demikian, halterpenting untuk disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus menganggap dirinya
sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan. Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajaran yang meliputi domain kognitif,
afektif dan psikomotor. Perkembangan pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan sekedar
dampak pengiring yang menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk dalam
perencanaan dan skenario pembelajaran. Kedudukannya sama dengan tujuan pembelajaran pengembangan domain psikomotor.
Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut , guru perlu membiasakan diri untuk
mengajar anak tentang apa yang akan dipelajari berlandaskan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam adegan yang bersifat
mendidik itu dimanfaatkan secara sengaja untuk menumbuhkan berbagai kesadaranemosional dan sosial anak. Dengan demikian anak akan berkembang secara menyeluruh,yang akan mendukung tercapainya aneka kemampuan. Pendidikan jasmani merupakan
suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum. Lewat program penjas dapat
diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di sekolah akan pincang.
Sumbangan nyata pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan keterampilan
(psikomotor). Karena itu posisi pendidikan jasmani menjadi unik, sebab berpeluang lebih
banyak dari mata pelajaran lainnya untuk membina keterampilan. Hal ini sekaligusmengungkapkan kelebihan pendidikan jasmani dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika
pelajaran lain lebih mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui pendidikan
jasmani terbina sekaligus aspek penalaran, sikap dan keterampilan.
Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu:
• meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa,• meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta
• meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana
menerapkannya dalam praktek.
08 Desember 2007 8:50
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 9/11
Pengertian Animisme
Kata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'. Kepercayaan
animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh. Keyakinan ini banyak dianut oleh bangsa-bangsa yang belum bersentuhan dengan agama wahyu. Paham
animisme mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini (seperti laut, gunung, hutan, gua,
atau tempat-tempat tertentu), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar jiwa tersebuttidak mengganggu manusia, atau bahkan membantu mereka dalam kehidupan ini.
Banyak kepercayaan animisme yang berkembang di masyarakat. Seperti, kepercayaanmasyarakat Nias yang meyakini bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah
jelmaan dari roh wanita yang meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan
bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti
babi hutan dan harimau. Biasanya, roh tersebut akan membalas dendam terhadap orangyang pernah menyakitinya ketika hidup. Kepercayaan semacam ini hampir sama dengan
keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasi sendiri tidak lain adalah pemahaman masyarakat
Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusia yang sudah mati bisa kembali lagi ke
alam dunia dalam wujud yang lain. Jika orang tersebut baik selama hidupnya, biasanya iaakan ber-reinkarnasi dalam wujud merpati. Namun, jika dikenal dengan perangainya
yang buruk, maka ia akan kembali hidup dalam wujud seekor babi.
Pengertian Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam
bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan artikekuatan, daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang
kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan
ghaib.
Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia.Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap
benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan. Maksud dari arti tadi adalah
kesaktian dan kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan diyakini mampumemberikan manfaat atau marabahaya. Kesaktian itu bisa berasal dari api, batu-batuan,
air, pepohonan, binatang, atau bahkan manusia sendiri.
Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang berada di luar dirinya. Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain
yang dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya.
Manusia tersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa tenang jika ia selalu berada di samping zat itu. Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan
bahwa api memiliki daya panas, maka ia akan menduga bahwa apilah yang paling berhak
ia sembah karena api telah memberikan pertolongan kepada mereka ketika merekamerasa dingin. Ia mengira bahwa api memiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin
dimiliki oleh manusia sehingga ia akan menyembahnya. Atau contoh lainnya, seperti
penyembahan masyarakat Jepang terhadap matahari. Mereka sangat mengagungkan dan
menghormati matahari karena mereka percaya bahwa matahari-lah yang pantas disembah
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 10/11
disebabkan kekuatan sinarnya yang memancar ke seluruh dunia. Karena sebab itulah,
mereka menyembah sesuatu selain Allah. Mereka menyembah Allah karena mereka
bodoh dan jahil dalam mengenal Tuhan.
Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme
Keberadaan paham atau aliran animisme dan dinamisme ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Hindu dan Budha telah
hadir lebih awal dalam peradaban nusantara. Masyarakat kita telah mengenal kedua
agama budaya daripada agama Islam. Namun, sebelumnya ada periode khusus yang berbeda dengan zaman Hindu-Budha. Masa itu adalah masa pra-sejarah. Zaman ini
disebut sebagai zaman yang belum mengenal tulisan. Pada saat itu, masyarakat sekitar
hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi.
Di zaman itulah, masyarakat belum mengenal agama. Mereka belum mengerti tentang
baik dan buruk. Mereka juga belum mengerti tentang aturan hidup karena tidak ada kitab
suci atau undang-undang yang menuntun kehidupan mereka. Tidak ada yang istimewa
pada zaman ini kecuali kepercayaan primitif mereka tentang animisme dan dinamisme.Disebutkan oleh para sejarawan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
kawasan tengah benua Asia. Ada yang mengatakan bahwa mereka bersebelahan denganmasyarakat Tiongkok. Ada juga yang menyebut nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari kawasan selatan Mongol. Yang pasti, para sejarawan tersebut sepakat bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari kawasan Asia.
Menurut sejarah, diceritakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia tersebut berpindah-
pindah mengikuti aliran sungai di India. Sampai pada abad ke-40 SM, mereka pindah dan
kemudian menetap di kawasan nusantara. Mereka tersebar di sepanjang pesisir pulauSumaterera dan Jawa. Ada juga yang menempati daerah pedalaman Kalimantan dan
Sulawesi. Penyebaran ini tidak terjadi dengan proses yang cepat. Pertumbuhanmasyarakatnya pun tidak begitu pesat. Hal ini disebabkan karena sedikitnya alattransportasi untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lain. Ditambah dengan
tidak adanya bahasa yang disepakati antara mereka sehingga menyulitkan mereka dalam
berkomunikasi dengan pihak luar.
Nenek moyang bangsa Indonesia ini tidak hanya membawa barang-barang kuno sebagai
perbekalan hidup mereka. Di samping itu, mereka juga membawa budaya, tradisi,
ataupun kepercayaan yang sebelumnya telah mereka dapati dari bangsa lain di luar nusantara. Menurut sejarah, banyak terjalin interaksi di antara manusia saat itu. Mereka
yang dulu mendiamai bumi nusantara telah menjalin interaksi dengan bangsa Tiongkok,
Mongol, Aria, dan suku-suku di kawasan India. Dari interaksi inilah, nenek moyangIndonesia banyak mengadopsi pemikiran dan kepercayaan dari bangsa luar, seperti Cina
dan India.
Walaupun Hindu dan Budha belum menguasai bumi nusantara, banyak di antara mereka
yang sudah melakukan proses ritual-ritual tertentu. Kepercayaan animisme dan
dinamisme telah tumbuh dan berkembang pesat di sekitar lingkungan mereka. Dari
kepercayaan inilah, mereka membangun sebuah masyarakat. Mereka mengangkat
5/9/2018 Hakikat Pendidikan Jasmani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-pendidikan-jasmani 11/11
seorang kepala adat sebagai pemimpin. Baik pemimpin kemasyarakatan ataupun
pemimpin dalam proses-proses ritual.
Kepercayaan animisme dan dinamisme itu didapat dari pengaruh bangsa lain yang telah
menjalin interaksi dengan mereka. Ada yang mengatakan bahwa paham ini berasal dari
ajaran Taonisme yang lahir di kawasan Tiongkok. Ada juga yang mengatakan bahwa ialahir dari ajaran bangsa Aria. Yang pasti, saat itu masyarakat awal Indonesia sudah
mengenal istilah dewa, roh jahat dan roh baik, dan kesaktian atau kekuatan luar biasa.
Misalnya, mereka sudah percaya pada kekuatan matahari dan bulan atau disebut dengankepercayaan pada Adityachandra.
Tidak hanya itu, masyarakat awal Indonesia juga sudah mengenal tentang bagaimana cara
menghormati orang yang sudah mati. Kepercayaan bahwa manusia yang hidup masih bisa menjalin komunikasi dengan para leluhur mereka yang sudah mati. Untuk itulah,
mereka melakukan ritual-ritual tertentu dalam rangka menghormati arwah para leluhur
dan menjauhkan diri dari roh jahat. Setiap benda yang dianggap ajaib atau mengesankan,
maka mereka akan menganggapnya sebagai benda yang memiliki kesaktian. Mataharidipercaya sebagai dewa, bulan diyakini sebagai dewi, langit dianggap sebagai kerajaan,
bumi beserta segala isinya disebut sebagai pelindung atau pengawal manusia.
Jika ditelusuri, kepercayaan semacam ini tidak hanya berkembang di Indonesia. Di
Jepang atau Cina misalnya, masih banyak masyarakat setempat yang menganut paham
animisme dan dinamisme. Begitupun dengan masyarakat India. Bahkan, sebagianmasyarakat Eropa dan Asia Barat pun masih percaya pada animisme dan dinamisme.
Warga Jepang masih menganut paham Shinto. Mereka sangat menghormati matahari.
Masyarakat Cina menganut Konghucu, mereka menyembah para dewa langit dan bumi.Yang dan Ying disebut-sebut sebagai Tuhan. Di India, setiap binatang tertentu seperti
sapi memiliki kekuatan. Sapi adalah binatang suci bagi masyarakat India, bahkan pemerintah setempat melarang penyembelihan sapi.
Di kawasan Jazirah Arab, sebagian masyarakat masih percaya pada kekuatan sungai Nil
atau kesaktian padang Sahara. Fir'aun masih diyakini sebagi sosok yang masih memilikikekuatan walaupun jasadnya telah rusak. Bahkan di Eropa, kepercayaan terhadap dewa-
dewa Yunani atau roh-roh jahat seperti vampir dan zhombie, masih ramai diyakini oleh
mereka. Dari semua penelusuran ini dapat disimpulkan bahwa lahirnya kepercayaan
animisme dan dinamisme di Indonesia adalah berasal dari pengaruh bangsa lain.