hak tawan karang di bali

5
TUGAS SEJARAH INDONESIA PERLAWANAN DI BALI BY KELOMPOK 8 -MUH.FIKRI AKHSAN -MUH.FATHURAKHMAN -AHMAD FATTAHILLAH -YEHEZKIEL ABADI

Upload: fikri-dermawan

Post on 26-Dec-2015

124 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hak tawan karang adalah hak yang dimiliki oleh raja-raja di bali dahulunya untuk merampas semua kapal yang ada di pesisir pantai bali

TRANSCRIPT

Page 1: Hak Tawan Karang Di Bali

TUGAS SEJARAH INDONESIAPERLAWANAN DI BALI

BY KELOMPOK 8

-MUH.FIKRI AKHSAN

-MUH.FATHURAKHMAN

-AHMAD FATTAHILLAH

-YEHEZKIEL ABADI

Page 2: Hak Tawan Karang Di Bali

PERLAWANAN DI BALI

Di Bali, Timbulnya perlawanan rakyat melawan Belanda, terjadi setelah Belanda berulang kali memaksakan kehendaknya untuk menghapuskan "hak tawan karang" .

Telah berulang kali kapal Belanda hendak dirampas, namun Belanda memprotes dan mengadakan perjanjian sehingga terbebas.

Raja-raja Bali yang pernah diajak berunding adalah Raja Klungklung dan Badung (1841). Raja Buleleng dan Karangasem (1843). Akan tetapi semuanya tidak berjalan sesuai rencan sehingga Belanda memutuskan untuk menggunakan kekerasan dalam usaha menundukkan Bali.

Page 3: Hak Tawan Karang Di Bali

HAK TAWAN KARANG & EKSPEDISI MILITER BELANDA

Hak Tawan Karang, adalah hak bagi kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas perahu yang terdampar di pantai wilayah kekuasaan kerajaan yang bersangkutan.

Dalam menghadapi perlawanan rakyat Bali, pihak Belanda terpaksa mengerahkan ekspedisi militer secara besar-besaran sebanyak tiga kali. Ekspedisi pertama (1846) dengan kekuatan 1.700 orang pasukan dan gagal dalam usaha menundukkan rakyat Bali. Ekspedisi kedua (1848) dengan kekuatan yang lebih besar dari yang pertama dan disambut dengan perlawanan oleh I Gusti Ktut Jelentik, yang telah mempersiapkan pasukannya di benteng Jagaraga, sehingga dikenal dengan Perang Jagaraga I. Ekspedisi Belanda ini pun juga berhasil digagalkan.

Page 4: Hak Tawan Karang Di Bali

Kekalahan ekspedisi Belanda baik yang pertama maupun kedua, menyebabkan pemerintah Hindia Belanda mengirimkan ekspedisi ketiga (1849) dengan kekuatan yang lebih besar lagi yakni 4.177 orang pasukan, kemudian menimbulkan Perang Jaga-raga II.

Perang berlangsung selama dua hari dua malam (tanggal 15 dan 16 April 1849) dan menunjukkan semangat perjuangan rakyat Bali yang heroic dalam mengusir penjajahan Belanda. Dalam pertempuran ini, pihak Belanda mengerahkan pasukan darat dan laut yang terbagi dalam tiga kolone.

Kolone 1 di bawah pimpinan Van Swieten; kolone 2 dipercayakan kepada La Bron de Vexela, dan kolone 3 dipimpin oleh Poland. Setelah terjadi pertempuran sengit, akhirnya Benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Prajurit Bali dan para pemimpin mereka termasuk I Gusti Jelantik, berhasil meloloskan diri.

Page 5: Hak Tawan Karang Di Bali

Perlawanan rakyat Bali tidaklah padam. Pada tahun 1858, I Nyoman Gempol mengangkat senjata melawan Belanda, namun berhasil dipukul mundur. Selanjutnya, tahun 1868 terjadi lagi perlawanan di bawah pimpinan Ida Made Rai, ini pun juga mengalami kegagalan. Perlawanan masih terus berlanjut, dan baru pada awal abad ke-20 (1905), seluruh Bali berada di bawah kekuasaan Belanda.