hak klien
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN TEORI
A Pengertian Hak, Pasien dan Hak Pasien
1. Hak adalah benar, milik, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas (Ismani, Nila, 2001; 20).
Hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang yang satu
terhadap yang lain atau terhadap masyarakat. Orang yang mempunyai hak dapat
menuntut bahwa orang lain akan memenuhi dan menghormati hak tersebut. Hak
adalah klaim yang sah atau klaim yang dibenarkan (Bertens, 2001 ; 178)
2. Pasien adalah orang sakit (yang dirawat oleh dokter); penderita (sakit). (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
Klien menurut King adalah individu atau kelompok yang tidak mampu untuk
mengatasi kejadian atau masalah kesehatan sejak berinteraksi dengan lingkungan.
Sebenarnya kedua istilah ini memiliki makna yang sama, hanya saja istilah pasien
lebih memberikan citra orang yang sakit, sedangkan klien tidak selalu sakit, bisa
diartikan klien adalah orang yang menerima pelayanan kesehatan sehat atau sakit.
3. Hak Pasien adalah tuntutan pasien terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan moralitas dan legalitas. Artinya hak ini tidak
bertentangan dengan aturan yang berlaku.
B Jenis-jenis Hak
Menurut sifatnya hak azasi manusia dibedakan beberapa jenis:
1. Personal Right (hak azasi pribadi), yang meliputi kemerdekaan menyatakan
pendapat dan memeluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya.
2. Property Right (hak azasi untuk memiliki sesuatu), yang meliputi hak untuk
membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan oleh
pemerintah termasuk hak untuk mengadakan perjanjian dengan bebas.
3. Right of Legal Equality, yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dan sederajat dalam hukum dan pemerintahan.
4. Political Right (hak azasi politik) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan dengan ikut memilih atau dipilih, mendirikan partai,
mengadakan petisi dan lain-lain.
5. Sosial and Cultural right (hak-hak azasi sosial dan kebudayaan), diantaranya
hak untuk memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang
disukai.
6. Prosedural Right, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jamian
perlindungan, misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.
Sedangkan menurut Mimin Suhaemi dalam bukunya Etika Keperawatan
membedakan hak menjadi 3 jenis yaitu :
1. Hak Kebebasan
Adalah hak mengenai kebebasan dan dipilih, mereka menginterpretasikan
hak-hak orang-orang untuk hidup sebagaimana yang mereka pilih dalam
batas-batas yang ditentukan.
4
2. Hak kesejahteraan
Adalah hak diperlakukan secara hukum kepada hal-hal seperti standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
3. Hak legislatif
Adalah hak yang ditetapkan oleh hukum didasarkan pada konsep keadilan.
Bandman and Bandman (1986), menyatakan bahwa hak-hak legislatif
mempunyai 4 peranan di masyarakat yaitu membuat keputusan, mengubah
peraturan, membatasi moral terhadap peraturan yang tidak adil serta
memberikan keputusan pengadilan atau memyelesaikan perselisihan.
C Peranan Hak
Beberapa peranan hak adalah sebagai berikut:
1. Hak dapat digunakan untuk mengekspresikan kekuasaan dalam konflik antara
seseorang dengan kelompok.
2. Hak dapat digunakan untuk menjustifikasi tindakan.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali
dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga
diakui oleh orang lain
D Hak-hak Pasien
Pada saat ini teknologi kesehatan telah berkembang cukup pesat. Berbagai
masalah kesehatan dapat dideteksi lebih cepat dan teliti serta dapat ditangani dengan
efektif berkat adanya alat-alat yang canggih. Kesadaran hukum masyarakat semakin
5
meningkat dan masyarakat akan lebih menyadari haknya dan disisi lain perawat
ditutntut untuk melaksanakan kewajiban dan tugas profesinya dengan lebih cepat,
hati-hati dan tanggung jawab.
Dewasa ini klien juga menuntut untuk lebih dapat menentukan sendiri dan
mengontrol tubuh mereka sendiri bila sakit. Persetujuan, kerahasiaan dan hak klien
untuk menolak pengobatan merupakan aspek dari penentuan diri sendiri. Sebagian
besar hak-hak yang dipikirkan oleh pasien berkaitan dengan hak hukum dan hak
moral. Ada 4 hak dasar seperti yang dikemukakan ooleh John F. Kennedy (1962)
yaitu :
1. Hak mendapat perlindungan keamanan
2. Hak mendapat informasi
3. Hak memilih
4. Hak mendengar
Selain itu ada beberapa kategori hak-hak klien menurut beberapa pengertian
diantaranya:
1. Hak menurut American Hospital Asociation
Masyarakat umum telah semakin tertarik dan lebih mempunyai pengetahuan
tentang perawatan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemberi perwatan
kesehatanpun menjadi semakin sadar akan keyakinan masyarakat tentang
kesehatan dan pelayanan kesehatan. Satu indikasi dari kesadaran itu adalah
adanya Rancangan Undang-undang tentang hak-hak pasien (Patient Bill’s of
Right) yang dikeluarakan oleh Asosiasi Rumah Sakit Amerika ( American
Hospital Asociation-AHA ), yang ditujukan terhadap peningkatan perawatan
6
pasien yang lebih efektif dan kepuasan klien. Isi dari pernyataan hak klien
adalah sebagai berikut :
a. Pasien mempunyai hak unutk mempertimbangkan dan menghargai
asuhan kesehatan atau keperawatan yang dimilikinya.
b. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang
memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis
dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya.
c. Pasien berhak untuk memperoleh informasi penting dan memberikan
suatu persetujuan untuk dimulainya suatu prosedur pengobatan atau
resiko penting yang kemungkinan akan dialaminnya, kecuali dalam
situasi darurat.
d. Pasien berhak untuk menolak pengobanan sejauh diizinkan oleh
hukum dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan
diterimanya.
e. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program medis, konsultasi dan pengobatan yang
dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
f. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan
tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
g. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain
yang lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang
alasan rujukan tersebut dan rumah sakit yang ditunjuk dapat
menerimanya.
7
h. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah
sakit dengan instansi lain seperti institusi pendidikan atau institusi
terkait lain sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.
i. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak keikutsertaan
sebagai suatu eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau
pengobatannya.
j. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian
delegasi dari dokternya kepada dokter lain, bila dibutuhkan dalam
rangka asuhannya.
k. pasien berhak untuk mengetahui atau menerima penjelasan tentang
biaya yang diperlukan untuk asuhan kesehatannya.
l. Pasien berhak mengetahui peraturan atau ketentuan rumah sakit yang
harus dipatuhinya selama ia dirawat.
2. Hak Menurut The National League for Nursing.
a. Hak Memperoleh asuhan kesehatan sesuai standar profesional tanpa
memandang tatanan kesehatan yang ada.
b. Hak untuk Diperlakukan secara sopan dan santun serta keramahan dari
perawat yang bertugas tanpa membedakan ras, warna kulit, derajat di
masyarakat, jenis kelamin, kebangsaan, politik dan sebagainya.
c. Hak Memperoleh informasi tentang diagnosis penyakitnya, prognosis,
pengobatan, termasuk alternatif asuhan yang diberikan, resiko yang
mungkin terjadi agar klien dan keluarga memahami dan dapat
8
memberikan persetujuan atas tindakan medis yang diberikan
kepadanya.
d. Hak legal untuk Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang
asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
e. Hak menolak observasi dari tim kesehatan yang tidak langsung terlibat
dalam asuhan kesehatannya.
f. Hak Mendapatkan privasi selama wawancara, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan
g. Hak Mendapatkan privasi untuk berkomunikasi dan menerima
kunjungan dari orang yang benar-benar disetujuinya.
h. Hak Menolak pengobatan atau partisipasi dalam pelaksanaan
penelitian dan eksperimen yang dilakukan tanpa jaminan hukum bila
terjadi dampak yang merugikan.
i. Hak terhadap koordinasi dan asuhan kesehatan yang berkelanjutan.
j. Hak menerima pendidikan atau instruksi yang tepat dari petugas
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuannya tentang kebutuhan
kesehatan secara optimal.
k. Hak Kerahasiaan terhadap dokumen serta hasil komunikasi baik secara
lisan maupun tulisan yang diberikannya kepada petugas kesehatan,
kecuali untuk kepentingan umum.
3. Hak pasien berdasarkan Etika keperawatan
a. Hak atas pelayanan yang manusiawi
b. Hak memproleh asuhan keperawatan yang bermutu baik
9
c. Hak memilih dokternya.
d. Hak memilih dokter yang merawat agar mengadakan konsultasi
dengan dokter yang lainnya.
e. Hak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita.
f. Hak mendapat informasi tentang penyakit yang diderita, tindakan
medik apa yang dilakukan, kemungkinan penyakit sebagai akibat dari
tindakan tersebut, alternatif terapi lain, prognosis dan perkiraan biaya.
g. Hak meminta tidak diinformasikan tentang penyakitnya.
h. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadapdirinya.
i. Hak mengajukan keluhan-keluhan dan memperoleh tanggapan.
j. Hak didampingi keluaga dalam keadaan kritis.
k. Hak mengakhiri pengobatan dan rawat inap atas tanggung jawab
sendiri.
4. Hak pasien berdasarkan Kode etik Kedokteran
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
b. Mendapat pelayanan yang manusiawi, jujur dan adil
c. Memperoleh pelayanan kebidanan sesuai profesi kebidanan tanpa
diskriminasi.
d. Memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannnya.
e. Mandapat informasi meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
yang baru dilahirkan.
10
f. Mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses
persalinan berlangsung.
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
h. Dirawat dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan orang lain.
i. Meminta konsultasi dengan dokter lain yang terdaftar dalam rumah
sakit tersebut (second opinion) sepengetahuan dokter yang
merawatnya.
j. Memperoleh privasi dan kearahasiaan penyakit yang didertanya.
k. Mendapat informasi meliputi : penyakit yang diderita, tindakan
kebidanan yang akan dilakukan, alernatif terapi lain, prognosis,
perkiraan biaya pengobatan.
l. Menyetujui/ memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
m. Menolak tindakan yang akan dilakukan terhadapnya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
n. Didampingi keluarga saat dalam keadaan kritis.
o. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal tersebut tidak mengganggu pasien yang lain.
p. Memperoleh keamanan dan keselamatan selama dirawat di rumah
sakit.
11
q. Menerima atau menolak bimbingan spiritual atau moral
r. Mendapat perlindungan hukum atas terjadinya kasus malpraktek.
5. Hak-hak individu dengan cacat Fisik dan mental
a. Hak mendapat penghargaan & martabat sebagai manusia sehingga
dapat menikmati kehidupan sepenuhnya dan sebaik mungkin.
b. Hak sebagai penduduk dan berpolitik sesuai dengan kemauan dan
kemampuannya.
c. Hak atas tindakan yang telah ditetapkan agar mereka dapat percaya
diri
d. Hak memperoleh tindakan atau pengobatan medis, psikologis,
fungsional (penggunaan alat bantu) seperti protesa, rehabilitasi sosial,
pendidikan dan sebagainya, yang memungkinkan dikembangkannya
kemampuan dan keterampilan secara maksimal agar dapat
mempercepat proses integrasi dan reintegrasi sosial.
e. Hak memperoleh kesejahteraan sosial dan ekonomi pada tingkat
kehidupan yang layak sesuai dengan kemmpuannya untuk
mendapatkan pekerjaan.
f. Hak mendapatkan kebutuhan spesifik dan harus dipertimbangkan
dalam semua tingkat perencanaan baik sosial atau ekonomi
g. Hak tinggal bersama keluarga atau orang tua angkat dan berpartisipasi
dalam kegiatan sosial, kreatif atau rekreasi
h. Mendapatkan perlindungan terhadap hal-hal yang menyangkut atau
tindakan kejam dari pihak lain.
12
i. Mereka harus mampu menggunakan kesempatan dan bantuan hukum
apabila bantuan tersebut untuk pribadi dan mempertahankan hak-hak
mereka
j. Organisaasi orang cacat dapat berkonsultasi pada instansi atau
lembaga terkait mengenai hal-hal yang terkait dengan hak-hak mereka.
k. Orang-orang dengan kecacatan, keluarga dan masyarakat harus
diberikan informasi tentang hak-hak mereka.
6. Hak individu yang akan meninggal.
a. Diperlakukan sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba
b. Mempertahankan harapan tidak peduli perubahan apapun yang terjadi
c. Mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannya,
apapun perubahan yang terjadi.
d. Mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan
kematian yang dihadapinya.
e. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
perawatannya.
f. Memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara
berkesinambungan walaupun tujuan penyembuhannya harus diubah
menjadi tujuan memberikan rasa nyaman.
g. Tidak meninggal dalam kesendirian
h. Bebas dari rasa sakit
i. Memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur.
13
j. Memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang
ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya
k. Meninggal dalam damai dan bermartabat
l. Tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil keputusan
yang bertentangan dengan kepercayaan yang dianutnya
m. Memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya apapun artinya bagi
orang lain
n. Mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati setelah
yang bersangkutan meninggal
o. Mendapatkan perawatan dari orang profesional yang dapat mengerti
kebutuhan dan kepuasan dalam menghadapai kematian.
7. Hak-hak individu yang mengalami retardasi mental
a. Hak menunjukan tingkat maksimum dan kemampuannya yang sama
dengan orang lain.
b. Hak memperoleh asuhan medis, fisioterapi, latihan, rehabilitasi serta
bimbingan yang tepat yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya
yang maksimal.
c. Hak memperoleh standar hidup yang layak dan keamanan dalam hal
ekonomi dan berhak melakukan pekerjaan yang produktif sesuai
dengan kemmpuannya.
d. Hak unutk tinggal bersama keluarga atau orang tua angkat dan
berpartisifasi dalam berbagai bentuk kehidupan masyarakat secara
layak bila mungkin.
14
e. Hak atas penjagaan bila diperlukan untuk menjaga diri dan
kepentingannya.
f. Hak mendapatkan perlindungan atas tindakan kekerasan, apabila
dituntut atas suatu pelanggaran, ia berhak mendapatkan suatu
perlindungan hukum dan pengakuan penuh terhadap derajat tangggung
jawab mentalnya.
g. Apabila mereka tidak mempunyai kemampuan karena keadaan
cacatnya yang berat mereka dapat dilatih untuk memahami hak mereka
melalui prosedur yang berlaku yang didasarkan kepada evaluasi
seorang ahli.
h. Hak memperoleh perawatan bila diperlukan, dari orang yang
berpengetahuan dan mengerti akan kesulitan memperoleh pengakuan
terhadap dirinya.
8. Hak-hak individu lansia
a. Hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai harga diri
dan martabat
b. Hak menikmati kehidupan pada masa tua tanpa tekanan
c. Hak mendapat perlindungan dari keluarga dan instansi yang
berwenang
d. Hak mendapat perawatan dan pengobatan yang optimal
e. Hak untuk tinggal di lingkungan keluarga atau panti bila ia
menginginkannya.
15
f. Hak untuk memperoleh pendidikan yang dibutuhkannya untuk
menghabiskan sisa hidupnya misalnya pendidikan agama dan
sebagainya.
g. Hak berekreasi dan mengatur hobinya bila diinginkan
h. Hak untuk dihargai dan menghargai diriya dan orang lain
i. Hak menerima kasih sayang dari anak, keluarga dan masyarakat.
9. Hak-hak wanita hamil
a. Berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan kepadanya
dan pelaksanaan prosedur oleh petugas kesehatan yang merawatnya,
terutama berkaitan dengan efek-efek yang mungkin terjadi secara
langsung atau tidak langsung, resiko bahaya yang mungkin terjadi
pada bayinya atau dirinya selama kehamilan, melahirkan dan laktasi.
b. Berhak mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut
persiapan kelahiran dan cara-cara mengatasi ketidaknyamanan dan
stress serta informasi sedini mungkin tentang penyakitnya.
c. Mendapatkan informasi tentang obat-obatan yang diberikan kepadanya
serta pengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap bayi
yang dikandungnya,.
d. Wanita hamil yang akan dioperasi besar sebaiknya diberi premedikasi
sebelum operasi.
e. Berhak mengetahui nama obat dan nama pabriknya bila diperlukan
sehingga dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan
yang profesional bila terjadi reaksi terhadap pertumbuhan bayinya.
16
f. Berhak unutk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik.
mental maupun neurologist terhadap pertumbuhan bayinya.
g. Berhak membuat keputusan tentang diterima atau tidaknya suatu terapi
yang dianjurkan setelah mengetahui resiko yang akan terjadi pada
dirinya tanpa tekanan dari pihak manapun.
h. Berhak mengetahui nama dan kualifikasi orang yang memberikan obat
atau melakukan prosedur setelah melahirkan.
i. Berhak memperoleh informasi tentang keuntungan suatu prosedur bagi
bayi dan dirinya sesuai dengan indikasi medis
j. Berhak didampingi oleh orang yang merawatnya selama dalam
keadaan stress persalinan.
k. Setelah melakukan konsultasi medis wanita hamil berhak untuk
memilih posisi melahirkan yang tidak menimbulkan stress bagi dirinya
dan bayinya.
l. Berhak meminta perawatan bagi bayinya dilakukan satu kamar
dengannya bila bayinya normal dan dapat memberi minum bayinya
sesuai dengan kebutuhan dan bukan menurut aturan rumah sakit.
m. Berhak mendapat informasi tentang orang yang menolong
persalinannya seta kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan surat
keterangan kelahiran.
n. Berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri sendiri dan
bayinya,.yang dapat menimbulkan masalah atau penyakit di kemudian
harinya
17
o. Berhak atas dokumen lengkap tentang diri dan bayinya termasuk
catatan perawat yang disimpan dalam kurun waktu tertentu.
p. Berhak menggunakan dokumen medis lengkap, termasuk catatan
perawat dan bukti pembayaran selama dirawat di rumah sakit.
10. Hak-hak anak
a. Berhak untuk dihargai bagaimanapun keberadaannya secara fisik
maupun mental
b. Berhak memperoleh kasih sayang dari kedua orang tuanya dan
anggota keluarga yang lain.
c. Berhak memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan kemampuan
keluarga atau ketentuan dan kebijakan dari suatu lembaga
pemerintahan yang ada.
d. Berhak melakukan komunikasi dan mengemukakan pendapat atau
alasan yang benar sesuai dengan kemampuan dan usianya.
e. Berhak memperoleh kesempatan bermain.
f. Berhak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, memperoleh
gizi yang adequat, rekreasi, perawatan serta pengobatan bila
membutuhkannya.
g. Berhak menolak jika diperlakukan seperti orang dewasa dalam
mencari nafkah.
h. Berhak diperlakukan dengan baik sopan dan terhindar dari tindakan
kekejaman atau eksplorasi
18
i. Berhak memeperoleh perlindungan hukum apabila diperlukan dalam
penyelesaian masalah pidana maupun perdata yang dilakukan
terhadap dirinya.
11. Hak Konsumen
Pasien adalah konsumen pelayanan kesehatan, sebagai konsumen yang
menerima layanan jasa maka pasien memiliki hak yang dilindungi oleh
Undang-undang no.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu, pada
pasal 4, hak konsumen adalah:
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan jasa.
b. Hak untuk memilih barang dan jasa serta mendapatkan barang atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang atau jasa.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa
yang digunakan
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
g. Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
19
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian
apabila barang dan jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
11.Penerapan hak di rumah sakit menurut kelompok
Adapun penerapan hak-hak klien pasien di rumah sakit, menurut
kelompok kami adalah masih belum terpenuhi secara keseluruhan, sebab
masih ada beberapa hal yang kami lihat diantaranya:
a. Perawat yang tidak ramah
b. Tidak acuh terhadap keluhan pasien
c. Tidak profesional dalam memberikan pelauyanan
d. Petugas jarang memengok pasien
Keempat hal tersebut diatas masih sering dijumpai terutama pada perawatan
kelas tiga atau umum. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal diantaranya:
a. Ketidak tahuan klien akan hak-haknya
b. Para petuga kesehatan tidak mau atau tidak mampu melaksanakan
kewajibannya baik disengaja ataupun tidak sesuai standar profesinya
dalam hal ini perawat sesuai dengan standar keperawatan.
Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang no.23 tahun 1992 tentang
Kesehatan pada pasal 53 ayat 2 ” Tenaga kesehatan dalam melakukan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak
klien”.
20