hak kebendaan dan penyerahan (leavering)

6
NAMA : MUH. NUR UDPA NIM : B111 07 173 MATA KULIAH : HUKUM JAMINAN Hak kebendaan itu ada dua macam, yaitu: 1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan Contohnya: bezit dan hak milik yang telah dibahas terdahulu. 2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan Contohnya: Hak gadai, hak hipotek dan Fidusia. Berikut beberapa contoh hak kebendaan yang dapat dijadikan jaminan utang : Gadai menurut Pasal 1150 KUHperdata: Gadai diberikan hanya atas benda bergerak. Benda bergerak yang dapat menjadi jaminan gadai adalah: 1. Benda bergerak berwujud Contohnya seperti perabot rumah, meja, mobil, motor, komputer, perhiasan, laptop, handphone, dll (benda bergerak berdasarkan sifatnya) 1

Upload: muhammad-nur-udpa

Post on 27-Jun-2015

992 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

NAMA NIM MATA KULIAH: MUH. NUR UDPA : B111 07 173 : HUKUM JAMINANHak kebendaan itu ada dua macam, yaitu: 1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan Contohnya: bezit dan hak milik yang telah dibahas terdahulu. 2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan Contohnya: Hak gadai, hak hipotek dan Fidusia.Berikut beberapa contoh hak kebendaan yang dapat dijadikan jaminan utang : Gadai menurut Pasal 1150 KUHperdata: Gadai diberikan hanya atas benda bergerak. Benda bergerak yang dapat menjadi jaminan

TRANSCRIPT

Page 1: hak kebendaan dan penyerahan (leavering)

NAMA : MUH. NUR UDPA

NIM : B111 07 173

MATA KULIAH : HUKUM JAMINAN

Hak kebendaan itu ada dua macam, yaitu:

1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan

Contohnya: bezit dan hak milik yang telah dibahas terdahulu.

2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan

Contohnya: Hak gadai, hak hipotek dan Fidusia.

Berikut beberapa contoh hak kebendaan yang dapat dijadikan jaminan utang :

Gadai menurut Pasal 1150 KUHperdata:

Gadai diberikan hanya atas benda bergerak. Benda bergerak yang dapat menjadi

jaminan gadai adalah:

1. Benda bergerak berwujud

Contohnya seperti perabot rumah, meja, mobil, motor, komputer, perhiasan, laptop,

handphone, dll (benda bergerak berdasarkan sifatnya)

2. Benda bergerak tak berwujud

Contohnya sepertin Tabungan, wesel, saham, piutang (Surat piutang aan toonder,

Surat piutang aan order, Surat piutang op naam), surat berharga,  saham, obligasi, cek,

tagihan – tagihan, dsb (benda bergerak ditentukan oleh undang undang)

1

Page 2: hak kebendaan dan penyerahan (leavering)

Hipotek menurut pasal 1162 KUHperdata

Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil

penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan. Benda tidak bergerak yang

dapat dijadikan jaminan hipotek seperti kapal yang telah terdaftar dengan isi kotor

berukuran 20 m3 atau hipotek atas pesawat terbang.

Fidusia berdasarkan Undang Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang

jaminan fidusia

Obyek jaminan fidusia yakni benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki

dan dialihkan, terdaftar maupun tidak terdaftar, bergerak maupun yang tidak bergerak,

dan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotik.

Benda tidak bergerak harus memenuhi persyaratan antara lain :

Benda-benda tersebut tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan.

Benda-benda tersebut tidak dibebani dengan hak hipotik, untuk benda bergerak,

benda-benda tersebut tidak dapat dibebani dengan hak gadai.

Hak tanggungan

Hak tanggungan diberikan hanya atas benda tidak bergerak. Contohnya seperti tanah

berupa Hak milik (HM) dan Hak guna usaha ( HGU) misalnya seperti:

o Rumah susun berikut tanah hak bersama serta hak milik atas satuan

rumah susun (HM SRS).

o Hak pakai atas tanah negara.

Obyek hak tanggungan tersebut terdapat dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun

1996.

2

Page 3: hak kebendaan dan penyerahan (leavering)

Dua Sistem Penyerahan (Lavering):

1. KUHPer menganut causal stelsel, dimana sah tidaknya penyerahan hak ini

digantungkan kepada sah tidaknya perjanjianatau adanya "alas hak". Berarti, ada

dua hubungan kasual antara penyerahan hak dengan perjanjian. Penyerahan

barang sah jika perjanjiannya sah.

2. Abstrak Stelsel, dimana sah tidaknya penyerahan hak dipandang terlepas dari

perjanjian / alas hak. Berarti membawa konsekuensi : penyerahan dapat sah

walaupun alas haknya tidak sah. Ini akan merugikan pemilik baru.

 Macam – Macam Cara Penyerahan

Dibedakan antara benda bergerak dan tidak bergerak

Benda Bergerak, terbagi atas dua bagian yaitu benda bergerak berwujud dan benda

bergerak tidak berwujud. Berikut penjelasannya:

Benda bergerak berwujud ( Pasal 612 ayat 1 KUHPer)

“penyerahan kebendaan bergerak, terkecuali yang tak tak bertubuh, dilakukan

dengan penyerahan yang nyata akan kebendaan itu oleh atau atas nama

pemilik, atau dengan penyerahan kunci dari bangunan, dalam mana kebendaan

itu berada.”

Diserahkan secara nyata dari tangan ke tangan dan dianggap penyerahan secara

yuridis. Penyerahan tak perlu dilakukan, apabila kebendaan yang harus diserahkan,

dengan alasan hak lain telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya (Traditio

Bervu Manu).

Benda Bergerak Tidak Berwujud (Pasal 613 KUHPer)

Benda bergerak tak berwujud contohnya seperti Tabungan, wesel, saham, piutang

(Surat piutang aan toonder, Surat piutang aan order, Surat piutang op naam), Hak

kekayaan Intelektual (hak cipta), dsb (benda bergerak ditentukan oleh undang undang).

Berikut penjelasan mengenai penyerahan benda bergerak tidak berwujud, dengan

contoh surat piutang dan Hak Kekayaan Intelektual.

3

Page 4: hak kebendaan dan penyerahan (leavering)

- Surat Piutang

Atas Nama (op naam), dilakukan dengan cara "cessie", yaitu dengan cara membuat

akta otentik (dibuat Notaris), atau bawah tangan (dibuat oleh para pihak) yang

menyatakan bahwa piutang itu telah dipindahkan kepada seseorang

Surat  Piutang Atas Bawah (aan toonder), dilakukan dengan penyerahan nyata dari

pemilik lama ke pemilik baru. Cara penyerahannya dari tangan ke tangan, perlakuannya

sama dengan benda bergerak dengan prinsip “siapa yang menguasai benda maka dia

merupakan pemiliknya”

Surat Piutang Atas Tunjuk (aan order), dilakukan dengan penyerahan diri dari surat itu

dan disertai dengan endossemen / catatan punggung, yaitu menuliskan di balik surat

piutang itu yang menyatakan kepada siapa piutang tersebut dipindahkan.

- Hak Kekayaan Intelektual

Hak Kekayaan Intelektual, hak cipta berdasarkan pasal 3 UU No. 19 Tahun 2002

tentang Hak cipta memaparkan bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak.

Berdasarkan pasal 3 UU tentang Hak Cipta menjelaskan bahwa “hak cipta dapat beralih

atau dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat,

perjanjian tertulis, sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-

undangan.”

Penjelasan pasal 3, UU tentang Hak cipta memaparkan bahwa beralih atau dialihkan

hak cipta tidak dapat dilakukan secara lisan, tetapi harus dilakukan secara tertulis baik

dengan maupun tanpa akta notariil. Selanjutnya pada pasal 4 dijelaskan pula bahwa

hak cipta memiliki sifat manunggal dan tidak berwujud dengan penciptanya sehingga

pengalihan hak cipta tidak dapat dilakukan dengan penyerahan nyata.

4