hadist sholat - master

Download Hadist Sholat - Master

If you can't read please download the document

Upload: tono-larrico

Post on 22-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

good research

TRANSCRIPT

248: KUMPULAN HADITS PENTING BERKAITAN DENGAN CARA SHALAT NABI SAW.Dari Malik bin Huwairits, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah Saw: Shalatlah sebagaimana kamu lihat aku bershalat (HR. Bukhory).KAIFIYAT (CARA) SEBELUM SHALATKemana arah shalat?Dari Amir bin Rabiah, beliau berkata: Saya meli-hat Rasulullah SAW. bershalat di atas kendara-annya menghadap ke jihat (arrah) menurut arah kendaraan itu (HR. Muttafaq alaih, shahih)3.Bolehkah menggunakan pakaian sampai dengan di bawah mata kaki? Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi SAW.: Yang di bawah mata kaki dari pada kain (pa-kaian), maka itu bagian dari api neraka. (HR. Bukhary).Abu Dzarr r.a. berkata : Bersabda Nabi SAW. : Tiga orang yang tidak bakal diajak bicara oleh Allah pada Hari Kiamat dan tidak dilihat dan tidak akan dibersihkan, dan untuk mereka itu siksa yang pedih. Setelah kata-kata Nabi SAW. itu diulang 3 kali, Abu Dzarr berkata : Kecewa benar mereka dan sangat rugi, siapakah mereka Ya Rasulullah? Jawab Nabi : Yang menurun-kan kainnya di bawah mata kaki, yang mengundat (mengungkit-ungkit) pemberian, dan yang menju-al barang dengan sumpah palsu. (HR. Muslim). Abu Dzarr r.a. berkata : Ketika ada seseorang selesai sembahyang dengan kain di bawah mata kaki, maka Rasulullah SAW. berkata kepadanya : Pergilah berwudlu! Dan setelah berwudlu Nabi berkata pula : Pergilah berwudlu! Maka seseorang bertanya: Ya Rasulullah, mengapakah Kau suruh berwudlu, kemudian setelah berwudlu Kau diamkan ia? Jawab Nabi : Dia telah sembahyang dengan kain di bawah mata kaki. Dan Allah tidak menerima sembahyang seorang yang berkain di bawah mata kaki. (HR. Abu Dawud). Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah SAW. bersabda : Allah tidak akan melihat dengan rahmat pada hari kiamat kepada siapa saja yang memakai (menurunkan) kain (pakaiannya) karena sombong (HR. Bukhary Muslim). Ibnu Umar r.a. berkata : Bersabda Nabi SAW. : Melepas kain, gamis, dan serban hingga ke bawah, siapa yang memanjangkan itu semua karena sombong, maka Allah tidak akan melihat kepadanya dengan pandangan rahmat pada hari kiamat. (HR. Abu Dawud An Nasai). Ibnu Umar r.a. berkata : Bersabda Nabi SAW. : Siapa yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong, maka Allah tidak melihat kepadanya dengan pandangan rahmat pada hari kiamat. Maka Abu Bakar bertanya : Ya Rasulu-llah, kain saya selalu turun ke bawah mata kaki, kecuali jika saya jaga benar-benar. Berkata Nabi : Engkau tidak berbuat itu karena sombong (HR. Bukhary Muslim).Perlukah pembatas dalam shalat (sutroh)?Dari Saburon bin Mabad, Al Juhaniyyi, beliau berkata; telah bersabda Rasullulah SAW: Hendaklah bersutroh seseorang daripada di dalam shalat, walaupun dengan anak panah (HR. Muttafaq alaihi, shahih)3.Dari Abi Said Al Khudri, beliau berkata; telah bersabda Rasullulah SAW: Apabila seseorang dari kamu shalat menghadap sesuatu yang menutup dia dari manusia, apabila ada seseorang hendak melintas dihadapannya, maka hendaklah tolak dia, jika ia enggan hendaklah ia perangi dia karena dia itu tidak lain melainkan syaithon (HR. Muttafaq alaihi, shahih)3.Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Saw. telah bersabda : Apabila salah seorang di antara kamu shalat, maka hendaklah ia letakkan di hadapannya sesuatu, maka jika ia tidak dapat, hendaklah ia tancapkan tongkat. Jika tidak ada, maka hendaklah ia menggaris suatu garis. Ke-mudian dengan itu tidak dapat merusak (sha-latnya) siapa-siapa yang melintas di hadapannya (HR. Ahmad dan Ibnu Majjah, shahih)3. Dari Abi Said Al Khudri, beliau berkata; telah bersabda Rasullulah SAW: Tidak membatalkan shalat (melintasnya) sesuatu, tetapi tolaklah (pelintas tersebut) seberapa kamu bisa (HR. Abu Dawud, dhoif)3.Bolehkah barisan/shof shalat renggang-renggang?Djabir bin Sumuroh r.a. berkata Rasulullah SAW. keluar pada kami lalu berkata : Tidakkah kamu berbaris sebagaimana barisan Malaikat di sisi Tuhan-Nya? Kami bertanya : Bagaimana barisan mereka di depan Tuhan? Jawab Nabi : Menyempurnakan barisan pertama dan rapat benar dalam barisan/shof (HR. Muslim)1. Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW. ber-sabda: Sebaik-baik shaf barisan lelaki adalah yang terdepan, dan yang terbusuk adalah yang terbelakang, dan sebaik-baik shaf barisan perem-puan adalah yang terbelakang, dan yang terbusuk adalah yang terdepan (HR. Muslim)1.Abu Masud r.a. berkata: Adanya Rasulullah SAW. mengusap-usap bahu kami dalam shalat sambil berkata: Ratakan barisan dan jangan berselisih (dilonggarkan), maka berselisihlah hati kamu. Hendaklah mendekat kepada saya orang-orang tuan dan yang pandai-pandai dari kamu. Kemudian orang yang di bawah mereka, kemu-dian orang yang di bawah mereka, kemudian orang yang di bawah mereka (HR. Bukhry dan Muslim)1.Dalam riwayat lain:Maka seseorang dari kami merapatkan bahu dengan bahu kawannya, dan kaki dengan kaki kawannya.KAIFIYAT (CARA) PADA SAAT SHALATBagaimana cara Nabi Saw. Takbiratul ihram?Dari Ibnu Umar: bahwa Nabi Saw mengangkat dua tangan beliau sejajar dengan dua bahunya apabila ia memulai shalat dan mengangkat tangan apabila bertakbir buat ruku dan apabila mengangkat kepalanya dari ruku (Muttafaq Alaihi, shahih)3.Dan bagi wali Muslimin dari Malik bin Huwairits, seperti hadist Ibnu Umar tetapi beliau berkata hingga beliau hadapkan keduannya sejajar kedua ujung-ujung telinganya (HR. Muslim, shahih)3.Bagaimana posisi tangan saat berdiri?Dari Wail bin Hujzin, beliau berkata : Saya pernah bershalat beserta Nabi Saw., maka beliau meletakkan tangan kanannya atas tangan kirinya di dadanya (HR. Khuzaimah, shahih)3.Haruskah membaca Surah Al FaatihahUbaidah bin Ash-Shomit mengatakan, telah ber-sabda Rasulullah SAW. : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihah (HR. Muttafaq Alaih)3.Dan pada satu riwayat bagi Ibnu Hibban dan Darul Quthni : Tidak cukup shalat yang tidak dibaca Alfatihah padanya (HR Ibnu Hibban dan Darrul Hudni)3.Dari Anas ra., bahwasanya Nabi Saw. dan Abu Bakar, Umar adalah memulai shalat dengan Alhamdulillaahi Robbil aalammin (HR. Muttafaq alaih, shahih)3.Dan pada suatu riwayat yang lain oleh Ibnu Khuzaimah, adalah mereka (Nabi Saw., Abu Bakar, dan Umar) membaca Bismillah dengan perlahan-lahan3.Dari Abu Hurairah ra., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW.: Apabila kamu mem-baca Al Fatihah, maka bacalah Bismillaahir-rohmaanirrohiim, karena ia satu daripada ayat-ayatnya (HR. Darul Quthni, mauquf)3.Bagaimana cara Nabi Saw. ruku?Dari Aisyiah, beliau berkata Rasullulah SAW me-mulai shalat dengan takbir dan (memulai) bacaan dengan Alhamdulillaahirobbil aalamiin. ; dan apabila ruku, tidak beliau dongakkan kepa-lanya dan tidak beliau tundukkan tetapi di antara itu; dan apabila bangkit dari ruku, tidak beliau sujud hingga beliau berdiri tegak betul-betul, dan apabila beliau angkat kepalanya dari sujud, tidak beliau sujud lagi, hingga duduk betul-betul, dan adalah beliau membaca attahiyyaat di tiap-tiap rakaat, dan adalah beliau membentangkan kaki kirinya dan mendirikan yang kanan, dan adalah beliau melarang daripada uqbatisysyaithon, dan melarang seseorang membentangkan dua lengan-nya (di bumi) sebagaimana bentangan binatang buas, dan adalah beliau menyudahi shalatnya dengan salam (HR. Muslim, shahih)3.Abu Humaid al Saidi ra. berkata : Aku lebih da-pat mengingat cara shalat Rasulullah Saw. daripa-da siapapun di antara kalian. Aku melihat Nabi Saw. mengangkat kudua tangan beliau sejajar dengan bahunya dan mengucapkan takbir. Ketika ruku, beliau meletakkan (telapak) tangannya di atas kedua lututnya dan punggungnya membung-kuk lurus. Kemudian setelah bangkit dari ruku, beliau berdiri tegak hingga semua tulang pung-gungnya kembali pada tempatnya semula. Ketika sujud, beliau meletakkan (kedua) telapak tangan-nya di atas tanah dan meregangkan sikunya dari tanah dan tubuhnya, dan jari-jemari (kakinya) menghadap ke arah qiblat. Ketika duduk pada rakaat kedua, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menyangga kaki kanannya. Pada rakaat terakhir, beliau menekan kakinya sebelah kiri ke depan dan menopang kaki kanannya, dan duduk di atas pinggulnya (HR. Bukhary)4.Dari Wail bin Hujr, bahwasanya Nabi Saw. apabila ruku beliau renggangkan jari-jarinya, dan apabila beliau sujud beliau kepit jari-jarinya (HR. Hakim, shahih)3.Rasulullah Saw. meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya (HR. Bukhary dan Abu Dawud)5.Beliau menguatkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau memegang erat kedua lututnya tersebut (HR. Bukhary dan Abu Dawud)5.Apabila beliau ruku, maka beliau melapangkan punggungnya dan meratakannya. Sehingga, apa-bila punggungnya itu disiram air, maka air itu akan tetap di atas punggungnya (HR. Bukhary)5.Bagaimana cara itidal (bangkit dari ruku)?Dari Ibnu Umar ra., bahwa adalah Nabi Saw. mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya apabila beliau memulai shalat dan mengangkat tangan apabila bertakbir (takbir intiqol) untuk ruku, dan apabila mengangkat kepalanya dari ruku (Itidal) (HR. Muttafaq alaih, shahih)3. Bagaimana cara Nabi Saw. sujud?Dari Abi Hurairah, beliau berkata : telah bersabda Rasulullah Saw: Apabila seseorang dari kamu sujud, maka jangalah ia duduk sebagaiman duduknya onta, tetapi hendaklah ia meletakkan tangannya itu dahulu daripada dua lututnya (HR. Imam yang tiga, shahih)3.Wail bin Hujr berkata: Aku pernah melihat Nabi Saw. sedang shalat. Ketika beliau sujud, kedua lutut beliau diletakkan sebelum kedua tangannya. `Dan apabila beliau bangkit, kedua tangannya sebelum kedua lututnya (HR. Imam yang empat, shahih)3.Hadits pertama dianggap lebih kuat, karena punya syahid, yaitu hadits Ibnu Umar. Tetapi, kelompok yang menganggap hadits kedua lebih kuat berpendapat bahwa yang benar adalah tangan dulu baru lutut. Adapun kekeliruan teks hanyalah kesalahan (keterbalikan) Abu Hurairah ra. dalam menempatkan kata tangan dan lutut.Dari Ibnu Abbas ra., beliau berkata telah bersabda Rasullulah Saw.: Kami diperintahkan bersujud atas tujuh tulang yakni dahi dan isyaratkan dengan tangan kepada hidung dan dua tangan dan dua lutut dan ujung-ujung (jari) kedua tapak kaki (HR. Muttafaq Alaihi)3,6.Dari Ibnu Abbas ra., bersabda Nabi Saw.: Kami diperintahkan untuk bersujud atas tujuh bagian tubuh, yaitu dahi, kedua (telapak) tangan, kedua lutut, dan jari-jemari kedua kaki, dan tidak boleh terhalang pakaian atau rambut (HR. Bukhary)4.Dari Ibnu Buhainah, bahwasanya Rasulullah Saw, apabila shalat dan sujud, beliau renggangkan dua tangannya hingga kelihatan putih kedua ketiaknya (HR.Muttafaq Alaihi)3.Dari Abdullah bin Malik bin Buhainah ra., Apa-bila bersujud dalam shalat, Nabi Saw. mereng-gangkan lengannya dari tubuhnya hingga terlihat ketiaknya yang putih (HR.Bukhary)4,6.Dari Bara bin Azib, beliau berkata : telah ber-sabda Rasulullah Saw : Apabila engkau sujud maka letakkanlah dua tapak tanganmu dan angkatlah dua sikumu (HR. Muslim)3,5.Dari Anas bin Malik ra., Nabi Saw. pernah ber-sabda: Luruskanlah dalam bersujud dan jangan-lah kalian menjulurkan lengan seperti seekor anjing membentangkan kakinya (HR. Bukhary, Ahmad, dan Tirmidzi, shahih)4,5.Bahkan sekiranya anak kambing kecil bisa lewat di sela-sela ketiaknya, niscaya ia dapat melalui-nya (HR. Muslim, Abu Awanah, Ibnu Hibban)5.Beliau menekankan hidung dan dahinya ke tanah (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)5.Rasulullah Saw. bersabda: Kemudian sujudlah engkau hingga berdiam sebentar (tumaninah), kemudian bangkitlah engkau hingga berdiam diri (tumaninah) untuk duduk, kemudian sujudlah engkau hingga berdiam untuk sujud (HR. Bukhary dan Muslim)4.Adalah Rasulullah Saw. jika berucap Sami Allaahu liman hamidah, maka tidak ada seorang pun yang membungkukkan punggungnya (sujud) hingga Nabi turun sujud, kemudian baru kami sujud setelahnya (HR. Bukhary)8.Bagaimana cara berdiri kembali (setelah sujud yang kedua pada rakaat ganjil)?Dari Malik bin Huwwairits ra., bahwasanya beliau melihat Nabi Saw shalat, yaitu apabila ada beliau di rakaat yang ganjil daripada shalatnya, beliau tidak langsung berdiri, tetapi beliau duduk sebentar (HR Bukhary, shahih)3,4.KAIFIYAT (CARA) SELESAI SHALATApakah bacaan wirid ada tuntunannya?Dari Abi Hurairah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Barang siapa mengucapkan Subhhana-llaah dibelakang tiap-tiap shalat 33 kali, dan mengucapkan Alhamdulillaah 33 kali dan meng-ucapkan Allaahu Akbar 33 kali, maka yang demi-kian (jadi 99 kali) dan mengucapkan penyempur-na seratus: Laa ilaahaillallaah, yang artinya: Tidak ada tuhan (yang sebenarnya), melainkan Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan kepunyaan-Nyalah sekalian kerajaan dan kepunyaan-Nyalah sekalian pujian, dan Ia atas tiap-tiap sesuatu amat berkuasa. Niscaya diampuninya dosa-dosanya, walaupun banyak seperti busa di laut (HR. Muslim)3.Boleh nggak, berdoa setelah shalat?Dari Abu Umamah ra., beliau berkata: Rasulullah Saw. pernah ditanya: Pada waktu apakah doa itu sangat didengar? Beliau menjawab: Yaitu pada waktu tengah malam yang akhir dan sesudah shalat fardhu (HR. At Tirmidzi)1.Dari Saad bin Abi Waqosh, bahwasanya adalah Rasulullah Saw., dibelakang tiap-tiap shalat ber-lindung dengan (doa): yang artinya: Hai Tuhan! Aku berlindung kepada-Mu daripada kebakhilan, dan aku berlindung kepada-Mu daripada keba-culan, dan aku berlindung kepadamu sampai umur pikun, dan aku berlindung kepadamu dari-pada percobaan hidup dan aku berlindung kepa-damu daripada adzab kubur (HR. Bukhary)3.Dari Tsauban, beliau berkata : Adalah Rasulullah Saw, apabila berpaling dari shalat, beliau istighfar 3 kali dan beliau ucapkan doa: Allahumma Antas salaam, wamingkas salaam, tabaarokta Yaa Dzal Jalaali wal Ikroom (Hai Tuhan! Engkaulah yang sejahtera, dan daripada-Mulah kesejahtraan Maha mulia Engkau Ya Allah! Yang mempunyai ke-gemahan dan kemuliaan) (HR. Muslim, shahih)3. Dari Muadz bin Jabbal, sesungguhnya Rasulu-llah Saw memegang dengan tangannya dan beliau bersabda: Hai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku sangat mencintaimu. Oleh sebab itu, jangan-lah sekali-kali kamu tinggalkan pada akhir setiap shalat membaca: Allaahumma ainni alaa dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatika (Ya Allaah tolonglah akan daku pada mengingatmu dalam berterimakasih padamu dan beribadah yang baik padamu) (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan An Nasai)1,3.Lain-lain :Bolehkah salat sambil duduk?Dari Imran bin Husein, bahwasanya Nabi Saw bersabda: Shalatlah dengan berdiri, jika engkau tidak bisa maka dengan duduk, jika engkau tidak bisa maka dengan berbaring dan jika engkau tidak bisa juga maka berisyaratlah! (HR. Bukhori, shahih)3.Dari Aisyah, beliau berkata : saya lihat Rasulullah Saw bershalat dengan duduk bersila (HR. An Nasai, shahih)3.Bolehkah shalat sambil menggendong anak/bayi?Dari Abi Qotadah al Anshori ra., beliau berkata: pernah Rasulullah SAW. shalat dengan menggendong cucunya Umamah binti Zainab (puteri Rasulullah), yaitu apabila beliau sujud maka beliau letakkan dia, dan apabila berdiri, maka beliau gendong kembali (HR. Muttafaq alaih, shahih)2,3.Dalam redaksi Imam Muslim terdapat tambahan : Beliau waktu itu menjadi imam shalat jamaah di masjid2.Bagaimana bila lupa saat shalat? Dari Tsauban, dari Nabi Saw, bahwasanya beliau bersabda: Bagi tiap-tiap kelupaan itu dua sujud se-telah salam (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)3.Tidak bolehkah menguap dalam shalat?Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Saw. bersabda: Menguap itu dari gangguan syaitan. Oleh karena itu, apabila salah seorang di antara kamu menguap, maka hendaklah ia tahan semampunya (HR. Muslim dan At Tirmidzi, shahih)3.Apakah mamum harus diam Bahwa dijadikan imam itu untuk diikuti dan apabila iman itu takbir, dan apabila iman itu membaca, maka hendaklah kamu diam3.Haruskah mamum mengikuti gerakan imam?Abu Hurairah ra. berkata, Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya diadakan imam untuk diikuti, maka jika ia takbir, maka takbirlah kamu, bila imam ruku maka rukulah kamu, dan jika membaca Sami Allaahu liman hamidah, maka sambutlah : Rabbana lakal hamdu, dan bila sujud. Dan bila sujud, maka sujudlah kamu. Dan bila shalat duduk, maka shalat lah duduk, maka shalatlah kamu untuk duduk semuanya (HR. Bukhari dan Muslim)Dimanakah posisi mamum bila seorang diri?Dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Saya pernah shalat beserta Rasulullah SAW. pada suatu malam, yaitu saya berdiri di sebelah kiri beliau. Maka Rasulullah SAW. memegang saya dari belakang, lalu beliau pindahkan posisi saya di sebelah kanan beliau (HR. Muttafaq alaih, shahih)2,3,5.Dimanakah posisi mamum bila berdua?Jabir bin Abdillah ra. berkata: Rasulullah SAW. berdiri untuk shalat, lalu saya datang dan berdiri di sebelah kirinya. Maka beliau memegang tangan saya dan menarik saya agar berdiri di sebelah kanan barisan. Kemudian datang Jabir bin Shakhr lalu berdiri di sebelah kiri Rasulullah Saw. Maka Rasulullah Saw. memegang tangan-tangan kami dan menarik kami hingga beliau mendirikan kami di belakangnya6,8.Dan dari Sumurah bin Jundab, beliau berkata: Rasu-lullah Saw. menyuruh kami, apabila kami tiga orang (bertiga) maka hendaklah salah seorang di antara kami maju (HR. Tirmidzi, shahih).Perlukah kita berlari bila sudah iqomat? Dari Abi Hurairah, beliau berkata : telah bersabda Rasulullah Saw.: Apabila kamu dengar iqomat, maka berjalanlah kepada shalat dengan keadaan tenteram dan tenang dan jangan kamu terburu-buru, karena apa yang kamu dapati bersama imam boleh kamu kerjakan, dan apa yang tertinggal dari kamu, maka sempurnakanlah (HR. Muttafaq alaih, shahih)3,6,9.Dilarang mendirikan shalat di belakang jamaah!Dari Wabishoh bin Mabad, bahwa Rasulullah SAW. melihat seorang shalat di belakang shof dengan sen-diri, maka ia perintahkan dia ulangi shalat itu (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi, hasan)3.Dari Ali bin Syaiban, bahwa Rasulullah Saw. (pernah) melihat seorang laik-laki shalat di belakang shof, lalu Nabi bersabda kepadanya: Ulangi shalatmu, karena tidak ada shalat bagi seseorang yang menyendiri di belakang shaf (HR. Ahmad dan Ibnu Majjah, shahih).Dari dalam suatu riwayat yang lain, Wabishoh bin Mabad berkata: Rasulullah Saw. (pernah) ditanya tentang seseorang laki-laki yang shalat sendiri di belakang shaf, lalu Nabi menjawab Hendaklah ia mengulangi shalatnya (HR. Ahmad, shahih).Dan dari Thalaq bin Ali : Tidak ada shalat bagi orang-orang yang bersendiri di belakang shof (HR. Tirmidzi, shahih)3.Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata : Dibolehkannya untuk menarik seseorang (dari shaf yang paling be-lakang) tidaklah benar. Sebab hadits yang menerang-kannya dhaif. Selain itu, karena menarik orang akan membuat kelonggaran pada shaf, padahal yang disya-riatkan adalah menutup celah, shaf (bukannya mem-buat celah). Maka, sebaiknya tidak menarik makmum, dan hendaklah dia mencari tempat di shaf atau berdiri di samping kanan imam. Wallaahu alam11.Bolehkah sholat sunnat bila sudah iqomat? Jika shalat telah ditegakkan (iqamat), maka tidak ada shalat kecuali shalat wajib (HR. Muslim, shahih)11.Bila jadi masbug, haruskah membaca Al Faatihah lengkap?Dari Abu Hurairah ra., beliau berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Apabila kamu datang untuk shalat (jamaah) padahal kita sedang sujud, maka sujudlah dan janganlah kamu hitung satu rakaat. Dan barang-siapa telah menjumpai ruku beserta imam, maka berarti dia menjumpai shalat (rakaat yang sempurna) (HR. Abu Dawud, Hakim, Ibnu Khuzaimah, shahih)3.Nabi Saw. bersabda: Barangsiapa mendapati ruku sebelum imam berdiri tegak dari rukunya, maka berarti dia telah mendapati rakaat yang sempurna (HR. Ad Daruquthni, dishahihkan Ibnu Hibban)3.Bila jadi imam, bolehkah memanjangkan bacaan?Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Saw. telah bersabda: Apabila seseorang dari kamu mengimami manusia, hendaklah ia meringankan (yaitu jangan terlalu panjang/lama), karena di antara mereka ada yang kecil, dan ada yang tua dan yang lemah dan mempunyai keperluan, tetapi apabila ia shalat sendi-rian, maka bolehlah ia shalat sebagaimana ia suka (HR. Muttafq alaih, shahih)2.Shalat 2 kali Dari Yazid bin al Aswad, bahwa beliau pernah shalat Subuh bersama Rasulullah Saw. sesudah Rasulullah Saw. selesai shalat, (ketahuan) ada 2 orang yang tidak shalat, maka beliau memanggil mereka, lalu dibawa mereka (ke hadapan Rasulullah Saw.) dalam keadaan gemetar daging rusuk mereka. Sabda beliau kepada mereka: Apa yang menghalangi kamu berdua turut shalat bersama kami? Jawab mereka : Kami telah shalat di tempat kami. Sabda beliau: Janganlah kamu berbuat demikian. Apabila kamu telah shalat di tem-pat kamu, kemudian kamu bertemu imam yang belum shalat, maka hendaklah kamu shalat bersamanya, karena yang demikian itu jadi (shalat) sunnat bagi kamu (HR. Ahmad, shahih)12.Rasulullah Saw. pernah shalat 2 rakaat dengan 1 ke-lompok dari para sahabatnya ketika shalat khouf se-belum beliau salam. Setelah itu, shalat dengan kelom-pok lainnya, kemudian salam (HR. Abu Dawud)13.Dari Jabir bin Abdillah ra., beliau berkata: Muadz bin Jabal Al Anshari ra. pernah shalat Isya diakhirkan bersama Rasulullah Saw., kemudian beliau pulang menuju kaumnya (Bani Salamah) dan shalat Isya (sebagai imam) bersama mereka (HR. Abu Dawud)13.Makmum masbug berjalan ke arah tiang/tembokTidak ada hadits yang tegas.Pendapat 1 : Seseorang yang menyelesaikan shalatnya setelah imam salam, tidak mengapa dia menuju ke salah satu tiang yang terdekat dengannya, baik yang ada di depan, sebelah kanan, sebelah kiri ataupun di belakangnya. Dengan mundur ke belakang sedikit, dia menjadikannya sebagai sutrah (pembatas), jika tiang itu dekat. Jika jauh, maka dia tetap berdiri di tempat semula dan menolak (mencegah) orang yang lewat di depannya semampunya (Imam Malik)14.Pendapat 2 : Jika dia berdiri untuk menyelesaikan rakaat shalatnya yang terputus, jika dia dekat dengan tiang, berjalanlah menuju kepadanya dan itu menjadi sutrah baginya untuk rakaat yang tersisa. Jika tidak ada tiang yang dekat, maka dia shalat sebagaimana keadaannya dan berusaha menolak orang yang lewat di depannya semampunya dan barangsiapa yang lewat di depannya, maka dia berdosa. Adapun orang yang lewat di antara shaf-shaf kaum yang shalat bersama imam, maka tidak ada dosa baginya dalam hal ini, karena imam adalah sutrah baginya. Hanya kepada Allah-lah taufik tersebut (Ibnu Rusydi)14.Daftar PustakaRiyadush Shalihin (Imam Nawawi)Bulughul Marom (Ibnu Hajar Al Asqolani)Fiqhul AhkamShahih Al-BukharySifat Shalat Nabi (Muhammad Nashiruddin Al-Albani)Al Lulu wal Marjan (Muhammad Fuad Abdul Baqi)Tanbighul GhafilinShalat Berjamaah (Prof. Asjmuni Abdurrahman)Fathul BariFiqhih IslamMajalah As Sunnah (Ed. 08/Tahun VII/1424H/2003M)2002 Mutiara Hadits, jilid II (Prof. T.M. Hasbi Ash Shiddiqiy)Terjemah Taisirul Allam Syarah Umdatul Ahkam (Abdullah bin Abdurrahman Ibnu Shalih Alu Bassam)Koreksi Atas Kekeliruan Praktek Ibadah Shalat (Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan bin Salman)