hadist emosi
DESCRIPTION
tugas mata kuliah haditsTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wataala. Shalawat dan salam kami
kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam, karena atas
hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah hadits sebagai salah satu tugas
mata kuliah tersebut. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
memberikan pengetahuan tentang hadits.
Penulis memohon kepada dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan
kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca
demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
Bandung, 11 July 2013
Penulis
BAB II
ISI
Emosi dan motivasi merupakan hal yang sangat erat kaitannya antara keduanya. Keduanya
susah dipisahkan, karena dalam suatu perbuatan atau tingkah laku pastilah keduanya saling
berinteraksi. Seperti yang kita ketahui dimana terdapat motivasi pastilah butuh emosi sebagai
pendorong tercapainya suatu motif atau kehendak. Dimana dalam masalah motif dan emosi
ini terdapat beberapa teori-teori yang mendukung penjelasan dari emosi dan motivasi
tersebut. Terdapat unsur-unsur serta tujuan dan banyak hal lain yang terkait emosi dan
motivasi. Dalam makalah ini, kami mencoba mengungkap akan beberapa hal yang terkait
emosi dan motivasi sebagai bahan pembelajaran kita dan menambah wawasan diantara
keduanya.
I. Emosi
1. Pengertian Emosi
Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa latin “movere”yang berarti
“menggerakan, bergerak”. Kemudian ditambah awalan ‘e-’ untuk memberi arti “bergerak
menjauh”
Emosi adalah suatu gejala psiko-fiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan
tingkah laku, serta mengejawantah dalam bentuk ekspresi tertentu.[1]
2. Teori-teori Emosi
Emosi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak awal, kemudian diwariskan secara
genetis, kepada penerusnya dan terus diperkaya oleh pengalaman-pengalaman dalam
interaksinya dengan lingkungan. Apa yang dirasakan manusia dalam varian emosi dan
ekspresinya telah dipelajari oleh para ilmuwan, khususnya yang berkecimpung di bidang
tingkah laku manusia. Beberapa diantaranya yang dibahas secara ringkas dalam tulisan ini
ialah teori James_Lange, teori Cannon-Bard, teori Schachter-Singer, dan lainnya.
1) Teori James-Lange
James-Lange memperkenalkan teorinya yang hampir bersamaan dengan William James dari
Amerika Serikat dan Carl Lange dari Denmark. Carl Lange mengemukakan bahwa emosi
identik dengan perubahan-perubahan dalam sistem peredaran darah. Pendapat ini kemudian
dikembangkan oleh James dengan mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangan-
rangsangan yang datang dari luar.
Contoh : ketika menyaksikan harimau lepas dari kandangnya, kita pun langsung berlari
tunggang-langgang dengan jantung yang berdebar-debar, dan karena lari disertai debaran
jantung itu maka timbul rasa takut. Dengan perkataan lain bahwa kita menjadi takut karena
lari dan debaran jantung itu, bukan sebaliknya lari dan jantung yang berdebar-debar akibat
rasa takut.
Dapat disimpulkan bahwa teori James-Lange menempatkan aspek persepsi terhadap respon
fisiologis yang terjadi ketika ada rangsangan datang sebagai pemicu emosi yang dialami oleh
manusia.
2) Teori Cannon-Bard
Walter Bradford Cannon, psikolog Amerika Serikat menolak teori James-Lange yang lebih
dahulu popular. Kembali pada contoh harimau lepas tadi. Pada saat berpapasan dengan raja
hutan itu, maka hipothalamus yang ada di dalam otak melakukan dua hal secara simultan.
Pertama, ia menstimulasi sistem syaraf otonom (autonomic nerveous system). Kedua,
hipothalamus mengirim pesan ke cerebral cortex dimana pengalaman emosi dirasakan. Teori
ini disebut teori Cannon-Bard, teori ini didukung oleh Philip Bard.
3) Teori Schachter-Singer
Stanley Schachter dan Jerome Singer, mereka meyakini bahwa emosi merupakan fungsi
interaksi antara faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan fisiologis.
Teori Schachter-Singer sering pula disebut sebagai two-factor theory of emotion, karena teori
ini didasarkan pada dua hal yang terjadi, yakni perubahan fisiologis dan interpretasi kognitif.
Alur teori Schachter-Singer dimulai dari stimulus yang diterima dari luar kemudian memicu
terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh. Selanjutnya terjadi persepsi dan interpretasi
terhadap keterbangkitan itu pada situasi khusus yang sudah dikenal dari informasi dan
pengalaman yang sudah tersimpan sebelumnya, kemudian terjadilah emosi yang bersifat
subyektif.[2]
3. Penggolongan Emosi
Membedakan satu emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam
suatu golongan atau tipe sangat sukar dilakukan karena hal-hal berikut :
1) Emosi yang sangat mendalam, misalnya sangat marah atau sangat takut menyebabkan
aktivitas badan sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh aktif.
2) Penghayatan, satu orang yang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai
cara. Misalnya kalau marah seseorang akan gemetar ditempat, tetapi lain kali memaki-maki,
atau mungkin lari.
3) Nama emosi, nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya
didasarkan oleh sifat rangsangannya, bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, “takut”
adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya yang menjengkelkan.[3]
4) Pengenalan emosi, Pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif sukar
dilakukan, karena selalu saja ada pengaruh dari lingkungan.
4. Pertumbuhan Emosi
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan
oleh proses pematangan dan proses belajar seorang bayi yang baru lahir dapat menangis,
tetapi ia harus mencapai ringkas kematangan tertentu untuk dapat tertawa, setelah anak itu
sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk
maksud-maksud tertentu atau untuk situasi tertentu.
Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang tampak
sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis meronta. Pada keadaan tenang, bayi itu
tidak menunjukkan perbuatan apa pun, jadi dapat disimpulkan emosinya sedang dalam
keadaan normal (netral).
Pengaruh kebudayaaan sangat besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena dalam tiap-
tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam
kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi tersebut dapat dimengerti oleh orang-
orang lain dalam kebudayaan yang sama. Klineberg pada tahun 1933 menyelidiki literatur-
literatur Cina dan mendapatkan berbagai bentuk ekspresi emosi yang berbeda dengan cara-
cara yang ada didunia barat. Ekspresi-ekspresi itu antara lain :
1) Menjulurkan lidah kalau keheranan
2) Bertepuk tangan kalau khawatir
3) Menggaruk kuping dan pipi kalau bahagia [4]
5. Macam-macam Emosi
Ada beberapa macam emosi diantaranya :
1) Rasa Cinta
Rasa cinta adalah salah satu gejolak emosi yang penting dalam kehidupan manusia. Rasa
cinta juga mengikat perasaan seseorang dengan keluarga, masyarakat, dan tanah airnya. Cinta
dapat melahirkan motivasi untuk berkorban membela keluarga, masyarakat, atau tanah
airnya, baik secara material maupun spiritual.
2) Rasa Takut
Rasa takut merupakan salah satu emosi yang signifikan dalam kehidupan manusia. Rasa takut
juga merupakan salah satu emosi yang bersifat alamiah. Orang akan merasakan takut ketika
dihadapkan pada situasi genting, apalagi dapat menyebabkan rasa sakit atau bahagia, atau
ketika dirinya terancam bahaya dan kematian. Dengan demikian, maka rasa takut sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Disamping dapat menjauhkannya dari terjebak pada
situasi yang berbahaya, juga akan melahirkan inisiatif yang dapat melindungi atau menjaga
sebelum bahaya menimpanya.
3) Rasa Marah
Rasa marah merupakan salah satu emosi alamiah yang muncul ketika salah satu motivasi
yang mendasar tidak terpenuhi karena ada hambatan tertentu.
4) Rasa Benci
Rasa benci merupakan lawan dari emosi cinta. Manusia mencintai sesuatu yang
menyenangkan dan mendatangkan kenikmatan dan kebahagiaan. Sebaliknya, manusia
membenci sesuatu yang membahayakan, menyakiti dan sesuatu yang mendatangkan
kesedihan.
5) Rasa Dengki
Rasa dengki merupakan salah satu emosi yang melekat dalam diri kebanyakan manusia.
Menurut Ibnu Tamimiyah, kecintaan seseorang terhadap kenikmatan seperti yang diperoleh
orang lain tanpa berharap nikmat orang lain musnah disebut dengki.
6) Rasa Cemburu
Rasa cemburu merupakan suatu emosi yang menggelisahkan. Emosi ini biasanya muncul
ketika seseorang merasa ada orang lain menyaingi dirinya dalam mencintai seseorang.
7) Rasa malu
Rasa malu merupakan suatu kondisi emosional ketika seseorang merasa takut dan menyesal
karena melakukan suatu perbuatan tercela dan buruk. Rasa malu merupakan sikap terpuji,
sebab rasa malu dapat mencegah seseorang terperosok ke dalam jurang kesalahan, melakukan
perbuatan buruk, serta perbuatan maksiat dan dosa.[5]
6. Pengendalian Emosi
Rasulullah SAW menganjurkan kepada umat islam supaya dapat mengendalikan dan
menguasai emosi mereka. Berikut macam pengendalian emosi :
1) Pengendalian Emosi Kemarahan
Salah satu cara mengendalikan emosi kemarahan ialah dengan menciptakan situasi yang
tenang (rileks) untuk melepaskan ketegangannya. Denga bersikap tenang, maka kemarahan
yang bergejolak dalam dirinya sedikit demi sedikit akan hilang. Jika kemarahan tidak reda,
maka ia harus segera duduk atau berbaring. Selain itu, ada cara lain yakni berwudhu.
2) Pengendalian Emosi Kesedihan
Maksud dari pengendalian emosi sedih tidak berarti melarang seseorang menangis atau tidak
memperbolehkan mengekspresikan perasaan sedih hati karena ditinggal seseorang yang
dicintai. Memang pada dasarnya sedih pada saat semacam itu merupakan hal yang alami.
Akan tetapi, maksud pengendalian perasaan sedih ialah mencegah tangis yang berlebihan.
Apalagi dengan suara keras, meratap, dan berduka.
II.Motivasi
1. Pengertian Motif dan Motivasi
Memang pengertian motif dan motivasi keduanya sukar di bedakan secara suatu dorongan
yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak
melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “pendorongan”; suatu usaha yang di sadari
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Duncun, seorang ahli administrasi dalam bukunya, Organizational Behavior, mengemukakan
bahwa dai dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang di dasari untuk
mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk
mencapai tujuan organisasi.[6]
Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan- pilihan
individu terhadap macam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P
Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam devinisi tersebut mengemukakan
bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan
kegigihan tingkah laku.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu
menggerakkan, mengarahkan, dan menompang.
2. Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah:
1) Teori Hedonisme
Hedon adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan.
Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang
utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi.
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan. Dan lebih sukamelakukan sesuatu yang
mendatangkan kesenangan baginya. Misalnya siswa di kelas merasa gembira dan bertepuk
tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah yang mengatakan bahwa guru
matematika mereka tidak dapat hadir karena sakit.
2) Teori Naluri
Teori naluri mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu
pokok diantaranya adalah:
1.1 Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
1.2 Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
1.3 Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasan kebiasaan ataupun tindakan-
tindakan dan tingkah laku manusia yang di perbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau
gerakan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi
seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu di kembangkan.
3) Teori Reaksi yang Dipelajari
Berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi
berdasarkan pola-pola tingkah laku yang di pelajari dari kebudayaan di tempat orang itu
teorilingkungan kebudayaan.
Menurut teori ini apabila seorang pemimpin ataupun pendidik akan memotivasi anak buah
ataupun anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar
latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang di pimpinnya.
4) Teori Daya Pedorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “ Teori naluri” dengan “Teori reaksi” yang di pelajari.
Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas
terhadap suatu arah yang umum.
5) Teori Kebutuhan
Teori yang sekarang banyak yang di anut orang adalah teori kebutuhan .Teori ini
beranggapan bahwa tindakan yang di lakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis.
Dalam teori ini, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia.
Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam
mempelajari memotivasi manusia, antara lain : Aktualisasi diri, Kebutuhan penghargaan,
Kebutuhan sosial, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan fisiologis.[7]
3. Unsur Motivasi
1) Tujuan
Manusia adalah makhluk bertujuan, meski ada manusia yang tidak memiliki tujuan yang
benar-benar sama, di dalam mengarungi hidup ini. Idealnya manusia mempunyai motivasi
yang tinggi dan ada rasa kesadaran di dalam diri untuk mencapai tujuan hidup
2) Kekuatan dari dalam individu
Manusia adalah insan yang memiliki energi, apakah itu energi fisik, otak, mental dan
spiritual. Kekuatan ini berakumulasi dan menjelma dalam bentuk dorongan batin seseorang
untuk melakukan sesuatu.
3) Tipe motivasi
1.1 Motivasi positif
Motivasi positif di dasari atas keinginan manusia untuk mencapai tujuan hidup. Motivasi
positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif.
1.2 Motivasi negative
Motivasi negative sering di katakana sebagai motivasi yang bersumberdari rasa takut,
misalnya jika kita tidak masuk kuliah beberapa kalia, akan muncul rasa takut tidak ikut ujian
semester. Motivasi yang berlebihan akan membuat kita tidak mampu mencapai tujuan.
1.3 Motivasi dari dalam
Motivasi ini muncul dari dalam individu karena memang individu itu mempunyai kesadaran
untuk berbuat menjadi lebih baik atau sebaliknya. Dan mitivasi ini cenderung berasal dari
hati nurani kita sendiri.
1.4 Motivasi dari luar
Motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh dari luar. Misalnya pengaruh
keluarga, lingkunga ataupun pendorong dari teman-teman.
: : � َال َق�اَل� �ي، ْو�ِص�ِن� َأ �َم� َّل ْو�َس� �ِه� �ْي َع�َّل الَّلِه� ِص�َّل�ى �ي� �ِب �َّلِن ل َق�اَل� � ُج�ًال َر� َّن�
� َأ �ِه� َع�ِن الَّلِه� ِض�ي� َر� َة� �َر� ْي ُه�َر� �ي ِب� َأ َع�ْن�
: �ْغ�َض�ْب� َت � َال َق�اَل� ،� اَرا ِم�َر� َد�َد� َف�َر� �ْغ�َض�ْب� َت
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah
sholallohu ‘alaihi wa sallam :
"(Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan
hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. "
(Riwayat Bukhori )
Syarh dan Kandungan Hadis:
1. Seorang muslim hendaklah selalu saling menasehati dan mencari pintu-pintu kebaikan.
2. Adakalanya seseorang perlu mengulang-ulang pembicaraannya sehingga dipahami oleh
pendengar dan dirasakan pentingnya.
3. Anjuran untuk selalu melakukan tarbiyah (pembinaan) dengan suri tauladan dan contoh
yang baik.
4. Orang-orang shaleh selalu rindu akan surga dan berusaha mencari jalan menuju kepadanya.
5. Disyari?atkan agar seorang muslim meminta taushiah (wasiat) kepada orang yang lebih
alim daripadanya.
6. Tidak mengapa mengulang-ulang pertanyaan apabila seseorang beranggapan bahwa
jawabannya belum cukup atau beranggapan bahwa yang ditanya belum memahami
pertanyaannya atau dia ingin agar lebih jelas lagi.
7. Sikap santun dan menguasai diri adalah jalan kesuksesan dan keridhaan sedangkan marah
adalah sumber segala keburukan dan selamat dari sifat pemarah adalah sumber kebaikan.
8. Marah adalah tanda lemahnya seseorang dan santun adalah tanda kuatnya.
9. Seorang muslim yang benar selalu menghiasi dirinya dengan sifat santun dan malu,
mengenakan pakaian tawadhu? dan menjadikan manusia cinta kepadanya, tampak atasnya
sifat-sifat kegagahan seperti, ketabahan, menahan diri untuk tidak mengganggu dan
memaafkan ketika mampu untuk membalas.
10. Hendaklah para da?i memahami psikologi masyarakat sekitarnya dan mengetahui
penyakit-penyakit mereka dan obatnya.
11. Apabila marah itu karena Allah maka itu adalah marah yang terpuji, yaitu ketika
dilanggar kehormatan-kehormatan Allah.
12. Marah ada dua macam: Terpuji dan tercela.
- Marah yang terpuji adalah marah yang dilakukan karena Allah, bertujuan kebaikan dan
memberikan pelajaran, tidak melampaui batas, tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan jorok,
terkontrol dan bukan melampiaskan emosi dan hawa nafsu dll.
- Marah yang tercela adalah marah yang dilakukan bukan karena Allah, tidak memberikan
pelajaran, melampaui batas, mengeluarkan kata-kata kotor dan jorok, tidak terkontrol,
bertujuan melampiaskan emosi dan waha nafsu.
13. Diantara penyebab marah adalah: Sombong, saling membanggakan diri, menghina dan
mengolok-olok, banyak bercanda, berdebat, ikut campur dalam permasalahan yang tidak ada
kepentingannya dan tamak untuk mendapatkan harta dan kedudukan dll.
14. Diantara sarana menanggulangi marah adalah: Berdoa kepada Allah, banyak berdzikir
kepada Allah, melatih diri untuk berhias dengan akhlak mulia seperti santun, tegar dan
tenang, berusaha untuk menguasai diri apabila dibuat marah oleh orang lain, berlindung
kepada Allah dari godaan syaitan terkutuk, merubah keadaannnya ketika sedang marah yaitu
hendaklah duduk apabila sebelumnya berdiri dan merebahkan diri apabila sebelumnya duduk,
tidak berbicara ketika sedang marah, berwudhu, mengingat-ingat keutamaan orang-orang
yang menahan amarahnya dan hendaklah memberikan hak-hak badan secara benar seperti
tidur dan istirahat dll.
15. Doa orang yang sedang marah adakalanya dikabulkan apabila bertepatan waktu mustajab,
oleh sebab itu orang yang sedang marah dilarang berdoa keburukan untuk dirinya, hartanya
atau orang lain.
KESIMPULAN
Emosi dan motivasi telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak awal dan terus diperkaya
oleh pengalaman-pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Emosi dan motivasi
sering dijelaskan secara bersamaan, karena keterkaitan antar keduanya memang sangat erat.
Dan bisa dikatakan bahwa arti emosi merupakan bagian dari motif-motif (dorongan).
Bahwasanya emosi merupakan energi bagi dorongan-dorongan pelaku, emosi yang dirasakan
akan memperkuat tambahan energi pada motivasi tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA
Danim Sudarwan.2004.Motivasi Kepemimpinan dan Evektivitas Kelompok.Jakarta:Rineka
Cipta
http://google.com
Hude Muhammad Darwis.2006.Emosi dan Motivasi.Jakarta:Erlangga
Najati M Ustman.2005.Psikologi.Jakarta:Pustaka Al Husna Baru
Purnama Muhammad Ngalim.2006.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Wahjosumidjo.1984.Pemimpin dan Motivasi.Jakarta:Ghalia Indonesia
[1] M. Darwis Hude.2006.Emosi dan Motivasi.Jakarta:Erlangga.hal 70
[2] M.ngalim Purwanto.2006.Psikolog Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosda Karya.Hal 54
[3] M.Utsman Najati.2005.Psikologi.Jakarta:Pustaka Al Husna Baru
[4] http://google.com
[5] M.Usman Najati.2004.Psikologi dalam Perspektif Hadits.Jakarta:PT Pustaka Al Husna
Baru.Hal 73-115
[6] Wahjosumidjo.1984.Pemimpin dan Motivasi.Jakarta:Ghalia Indonesia
[7] Prof.dr.Sudarwan Danim.2004.Motivasi Kepemimpinan dan Evektivitas
Kelompok.Jakarta:Rineka Cipta