gyo genesis
TRANSCRIPT
![Page 1: Gyo Genesis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf9baa550346d033a6ec21/html5/thumbnails/1.jpg)
1. PENDAHULUAN
Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping cirri-ciri lain seperti;
respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup
memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara
umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi
seksual (secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa perkawianan).
Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan alat/organ
seksual, sehingga proses perkembanganbiakan menggunakan organ tubuh, seperti akar dan
batang pada tumbuhan.
Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative, sedangkan
reproduksi aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative. Reproduksi seksual
umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian tunbuhan. Sedangkan reproduksi
aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah dan sebagian tumbuhan.
2. PEMBAHASAN
Partenogenesis adalah satu-satunya proses reproduksi yang sama sekali tak
memerlukan peran pejantan. Keturunan partenogenesis akan betina semua jika dua kromosom
yang sama membentuk jenis kelamin betina (sistem kromosomnya XX adalah betina dan XY
jantan), salah satunya adalah ginogenesis. Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari
gamet betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya
berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturnkan.
Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan.
Ginogenesis adalah perkembangan sel telur yang hanya dikomandokan oleh inti sel
telur saja, sedangkan inti spermatozoon tidak berperan karena tidak melebur menjadi sinkarion.
Sebaliknya, apabila yang mengkomandokan perkembangan hanya inti spermatozoon saja,
maka disebut androgenesis.
Ginogenesis buatan dapat dilakukan dengan mutagenesis sperma dengan sinar
ultraviolet (UV) dan kejutan panas. Radiasi yang terjadi merupakan proses penyinaran dengan
menggunakan bahan mutagen untuk menghasilkan mutan. Sinar ultraviolet (UV) merupakan
radiasi yang juga merupakan sinar tidak tampak yang mempunyai panjang gelombang 200-380
![Page 2: Gyo Genesis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf9baa550346d033a6ec21/html5/thumbnails/2.jpg)
nm. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari teknik ginogenesis dengan kejutan
panas.
2.1. PARTENOGENESIS
Partenogenesis (dari bahasa Yunani παρθένος parthenos, “virgin”, + γένεσις genesis,
“pembuatan”) merupakan pertumbuhan dan perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi oleh
pejantan. Partenogenesis terjadi secara alami pada beberapa spesies, termasuk tumbuhan
tingkat rendah, invertebrata (contoh kutu air, kutu daun, dan beberapa lebah), dan vertebrata
(contoh beberapa reptil, ikan, dan, sangat langka, burung, dan hiu)
Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel
telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada
kutu daun, lebah, kutu air, dan beberapa invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan.
Komodo dan hiu ternyata juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan
beberapa genera ikan, amfibi, dan reptil – yang telah menunjukkan bentuk reproduksi aseksual
yang berbeda, termasuk partenogenesis sejati, gynogenesis, dan hybridogenesis (bentuk tidak
sempurna dari partenogenesis).
Contoh organisme yang melakukan partenogenesis adalah kecoa dan lebah. Pada
kecoa, hasil partenogenesis adalah kecoa betina tak bersayap. Sebaliknya pada lebah,
pertenogenesis menghasilakn lebah jantan.
![Page 3: Gyo Genesis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf9baa550346d033a6ec21/html5/thumbnails/3.jpg)
Pergiliran antara partenogenesis dan reproduksi seksual disebut heterogami. Bentuk
reproduksi yang berkaitan dengan partenogenesis tetapi membutuhkan sperma disebut dengan
ginogenesis dan hybridogenesis.
Bentuk reproduksi aseksual yang berhubungan dengan partenogenesis adalah
ginogenesis. Keturunan dihasilkan dengan mekanisme yang sama seperti pada
partenogenesis, tetapi dengan ketentuan sel telur harus distilmulasi dengan keberadaan
sperma sehingga dapat berkembang. Bagaimanapun juga, sel sperma tidak memberikan
kontribusi material genetik apapun kepada hasil keturunan.
Partenogenesis terbagi atas 2 macam, yaitu :
1. Natural Parthenogenesis
Merupakan parthenogenesis yang berlangsung secara alam atau normal, proses ini
dapat terjadi pada berbagai jenis Arthropoda seperti lebah, semut, tawon, kutu daun
dan kutu air.
2. Artificial Parthenogenesis
Merupakan parthenogenesis yang dilakukan secara tiruan. Proses ini biasa dilakukan
manusia dalam eksperimen. Berbagai jenis hewan yang dipakai dalam proses ini mulai
dari Invertebrata sampai pada mamalia.
Kegunaan natural parthenogenesis adalah :
1. Memudahkan reproduksi.
2. Menghindari sterilitas, parthenogenesi menciptakan aneuplody atau polyploidy,
sehingga sterilitas dapat dicegah.
3. Menghindari rekombinasi baru bahan genetik
2.2. GYNOGENESIS
Gynogenesis merupakan salah satu kegiatan manipulasi kromosom dimana pada
metode ini kita mencari strein monosex (betina). Gynogenesis adalah proses terbentuknya zigot
betina dari gamet tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya
berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturnkan.
Sebelum melakukan gynogenesis buatan dengan kejutan suhu (baik suhu dingin maupun suhu
panas), terlebih dahulu dilakukan penyuntikan terhadap induk ikan mas, induk betina yang
![Page 4: Gyo Genesis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf9baa550346d033a6ec21/html5/thumbnails/4.jpg)
digunakan dengan berat ± 800 – 1000 gr, dan induk jantan dengan berat rata-rata 150 – 200 gr
sebanyak 2 ekor. Penggunaan harmon ovaprim disini adalah 0,5 cc/kg dan diencerkan 2 kali
lipatnya. Penyuntukan ini dirangsang menggunakan hormon ovaprim dimana menurut King dan
young (2001) dalam Maftucha (2005), ovaprim merupakan produk yang mengandung 20µg D-
Arg6, Pro9-Net sGnRH dan 10 mg domperidone per ml propylene glycol. Ovaprim telah teruji
dan terbukti efektif pada ikan, dimana secara signifikan mendorong pematangan tanpa
mempengaruhi kemampuan hidup dan fekunditas ikan.
Proses selanjutnya adalah menghancurkan materi genetik sperma dengan
menggunakan sinar ultra violet (UV), dengan tujuan menonaktifan material genetik sperma
melalui radiasi dengan bahan mutagen sehingga sperma hanya mampu merangsang
perkembangan telur tanpa menurunkan sifat genetik. Radiasi ini dilakukan hanya 2 menit.
Setelah itu sperma difertilisasikan dengan telur iakan yang telah disediakan. Kejadian fertilisasi
ini hanya sebentar bahkan hitungan detik, telur fertil tersebut selanjutnya dilakukan perendaman
menggunakan air suhu normal selama 29 menit. Dalam perendaman ini telur ditebar kedalam
nampan yang telah berisi lempengan kaca, penebaran diharapkan secara hati-hati. Selanjutnya
perendaman kedalam air dengan suhu 40 oC selama 3 menit, perendaman ini dilakukan pada
saat telur dalam pembelahan mitotik.
Selanjutnya langsung ditebar kedalam akuarium penetasan. Dalam peneberan ini
kelompok 5 tidak melakukan pencucian telur dengan air bersih melainkan telur yang bercampur
dengan sperma yang tidak masuk langsung saja dimasukkan kedalam akuarium. Tetapi
berdasarkan hasil penetasan bahwa kelompok kita mendapatkan telur yang memetas sebanyak
1624 ekor menurut kami hal tersebut tidak begitu berpengaruh dan yang berpengaruh sangat
penting dimana pada waktu penebaran telur kedalam akuarium dilakukan secara merata dan
tidak ada penumpukan telur, sedangkan jika saya lihat pada kelompok lain penebarannya ada
yang terjadi penumpukan tetapi hasilnya gagal. Seteh penebaran telur dilakukan maka kegiatan
selanjutnya pengamatan telur sampai menetas dibawah mikroskop, dimana kegiatan ini
dilakukan selama ± 48 jam. Dari hasil perhitungan persentase larva hidup (perlakuan)
didapatkan hasil sebanyak 95,38%, sedangkan jumlah larva menetas pada akuarium (kontrol)
adalah 67 ekor.
Untuk persentase larva yang hidup (kontrol) didapatkan hasil 79 %. Setelah pada hari
akhir pengamatan dilakukan pengamatan larva abnormal dibawah mikroskop, adapun untuk
jumlah larva abnormal (perlakuan) = 38 ekor sedangkan untuk jumlah larva abnormal (kontrol) =
0 ekor. Pada akuarium kontrol mendapatkan hasil telur yang menetas hanya sedikit hal tersebut
diakibatkan terjadinya penumpukan telur dibawah akuarium, karna pada akuarium kontrol pada
![Page 5: Gyo Genesis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf9baa550346d033a6ec21/html5/thumbnails/5.jpg)
saat penebara telurnya tidak menggunakan lempengan kaca sehingga pada saat menetas terlur
yang tidak terbuahi terjadi penempela di dasar dan menimbulkan pembusukan.
Aplikasi teknologi ginogenesis dapat dilakukan dalam bidang perikanan untuk
memperoleh bibit ikan kreasi baru. Teknik ginogenesis pada ikan adalah sebagai berikut:
1. Telur diinseminasikan dengan spermatozoon yang sudah disinari ultra violet (UV)
atau diiradiasi menggunakan sinar-X sehingga gen-gennya mengalami
kerusakan.
2. Inti sel telur dapat traktivasi dan berkembang karena stimulasi enzim dari
spermatozoon, walaupun intinya tidak bergabung.
3. DNA inti akan berkembang menjadi 2x lipat, ini berarti seperti “inti diploid”.
4. Pada saat itu, sel telur dilakukan shock listrik/mekanik atau temperatur secara
mendadak sehingga gagal membelah.
5. Pada saat itu, sel telur dilakukan shock listrik/mekanik atau temperatur secara
mendadak sehingga gagal membelah.
![Page 6: Gyo Genesis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf9baa550346d033a6ec21/html5/thumbnails/6.jpg)
Rekayasa memainkan inti sel telur (pronukleus betina) atau inti spermatozoon dalam
proses fertilisasi sehingga dapat menciptakan individu baru
3. REFERENSI
Anonim.“http://jlcome.blogspot.com/2007/06/ginogenesis-ikan-lele-clarias-sp.html’.diakses tanggal 01 oktober 2013
Anonim.”http://laksmindrafitria.wordpress.com/tag/ginogenesis/”.diakses tanggal 01 oktober 2013
Anonim.”http://roedy-melawanbatas.blogspot.com/2009/07/gynogenesis-gynogenesis-mitosis.html?zx=510f92872d5b3590” diakses tanggal 01 oktober 2013
Maftucha, Lulu. 2005. Pemijahan Secara Buatan Pada Ikan Gurame Osphronemus gouramy Lac. Dengan Penyuntikan Ovaprim. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Suhartono. 1992. Penampilan Generasi Kedua Ginogenetik Diploid Mitotik (G2N-Mitotik) Ikan Mas (Cyprinus carpio) Kumpay. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.