gyo genesis

8
1. PENDAHULUAN Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping cirri-ciri lain seperti; respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi seksual (secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa perkawianan). Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan alat/organ seksual, sehingga proses perkembanganbiakan menggunakan organ tubuh, seperti akar dan batang pada tumbuhan. Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative, sedangkan reproduksi aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative. Reproduksi seksual umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian tunbuhan. Sedangkan reproduksi aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah dan sebagian tumbuhan. 2. PEMBAHASAN Partenogenesis adalah satu-satunya proses reproduksi yang sama sekali tak memerlukan peran pejantan. Keturunan partenogenesis akan betina semua jika dua kromosom yang sama membentuk jenis kelamin betina (sistem kromosomnya XX adalah betina dan XY jantan), salah satunya adalah ginogenesis. Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi untuk merangsang perkembangan

Upload: fichar-fitrawan-syarbin

Post on 26-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gyo Genesis

1. PENDAHULUAN

Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping cirri-ciri lain seperti;

respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup

memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara

umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi

seksual (secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa perkawianan).

Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel kelamin jantan dan

sel kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan alat/organ

seksual, sehingga proses perkembanganbiakan menggunakan organ tubuh, seperti akar dan

batang pada tumbuhan.

  Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative, sedangkan

reproduksi aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative. Reproduksi seksual

umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian tunbuhan. Sedangkan reproduksi

aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah dan sebagian tumbuhan.

2. PEMBAHASAN

Partenogenesis adalah satu-satunya proses reproduksi yang sama sekali tak

memerlukan peran pejantan. Keturunan partenogenesis akan betina semua jika dua kromosom

yang sama membentuk jenis kelamin betina (sistem kromosomnya XX adalah betina dan XY

jantan), salah satunya adalah ginogenesis. Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari

gamet betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya

berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturnkan.

Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan.

Ginogenesis adalah perkembangan sel telur yang hanya dikomandokan oleh inti sel

telur saja, sedangkan inti spermatozoon tidak berperan karena tidak melebur menjadi sinkarion.

Sebaliknya, apabila yang mengkomandokan perkembangan hanya inti spermatozoon saja,

maka disebut androgenesis.

Ginogenesis buatan dapat dilakukan dengan mutagenesis sperma dengan sinar

ultraviolet (UV) dan kejutan panas. Radiasi yang terjadi merupakan proses penyinaran dengan

menggunakan bahan mutagen untuk menghasilkan mutan. Sinar ultraviolet (UV) merupakan

radiasi yang juga merupakan sinar tidak tampak yang mempunyai panjang gelombang 200-380

Page 2: Gyo Genesis

nm. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari teknik ginogenesis dengan kejutan

panas.

2.1. PARTENOGENESIS

Partenogenesis (dari bahasa Yunani παρθένος parthenos, “virgin”, + γένεσις genesis,

“pembuatan”) merupakan pertumbuhan dan perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi oleh

pejantan. Partenogenesis terjadi secara alami pada beberapa spesies, termasuk tumbuhan

tingkat rendah, invertebrata (contoh kutu air, kutu daun, dan beberapa lebah), dan vertebrata

(contoh beberapa reptil, ikan, dan, sangat langka, burung, dan hiu)

Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel

telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada

kutu daun, lebah, kutu air, dan beberapa invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan.

Komodo dan hiu ternyata juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan

beberapa genera ikan, amfibi, dan reptil – yang telah menunjukkan bentuk reproduksi aseksual

yang berbeda, termasuk partenogenesis sejati, gynogenesis, dan hybridogenesis (bentuk tidak

sempurna dari partenogenesis).

Contoh organisme yang melakukan partenogenesis adalah kecoa dan lebah. Pada

kecoa, hasil partenogenesis adalah kecoa betina tak bersayap. Sebaliknya pada lebah,

pertenogenesis menghasilakn lebah jantan.

Page 3: Gyo Genesis

Pergiliran antara partenogenesis dan reproduksi seksual disebut heterogami. Bentuk

reproduksi yang berkaitan dengan partenogenesis tetapi membutuhkan sperma disebut dengan

ginogenesis dan hybridogenesis.

Bentuk reproduksi aseksual yang berhubungan dengan partenogenesis adalah

ginogenesis. Keturunan dihasilkan dengan mekanisme yang sama seperti pada

partenogenesis, tetapi dengan ketentuan sel telur harus distilmulasi dengan keberadaan

sperma sehingga dapat berkembang. Bagaimanapun juga, sel sperma tidak memberikan

kontribusi material genetik apapun kepada hasil keturunan.

Partenogenesis terbagi atas 2 macam, yaitu :

1. Natural Parthenogenesis

Merupakan parthenogenesis yang berlangsung secara alam atau normal, proses ini

dapat terjadi pada berbagai jenis Arthropoda seperti lebah, semut, tawon, kutu daun

dan kutu air.

2. Artificial Parthenogenesis

Merupakan parthenogenesis yang dilakukan secara tiruan. Proses ini biasa dilakukan

manusia dalam eksperimen. Berbagai jenis hewan yang dipakai dalam proses ini mulai

dari Invertebrata sampai pada mamalia.

Kegunaan natural parthenogenesis adalah :

1. Memudahkan reproduksi.

2. Menghindari sterilitas, parthenogenesi menciptakan aneuplody atau polyploidy,

sehingga sterilitas dapat dicegah.

3. Menghindari rekombinasi baru bahan genetik

2.2. GYNOGENESIS

Gynogenesis merupakan salah satu kegiatan manipulasi kromosom dimana pada

metode ini kita mencari strein monosex (betina). Gynogenesis adalah proses terbentuknya zigot

betina dari gamet tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya

berfungsi untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturnkan.

Sebelum melakukan gynogenesis buatan dengan kejutan suhu (baik suhu dingin maupun suhu

panas), terlebih dahulu dilakukan penyuntikan terhadap induk ikan mas, induk betina yang

Page 4: Gyo Genesis

digunakan dengan berat ± 800 – 1000 gr, dan induk jantan dengan berat rata-rata 150 – 200 gr

sebanyak 2 ekor. Penggunaan harmon ovaprim disini adalah 0,5 cc/kg dan diencerkan 2 kali

lipatnya. Penyuntukan ini dirangsang menggunakan hormon ovaprim dimana menurut King dan

young (2001) dalam Maftucha (2005), ovaprim merupakan produk yang mengandung 20µg D-

Arg6, Pro9-Net sGnRH dan 10 mg domperidone per ml propylene glycol. Ovaprim telah teruji

dan terbukti efektif pada ikan, dimana secara signifikan mendorong pematangan tanpa

mempengaruhi kemampuan hidup dan fekunditas ikan.

Proses selanjutnya adalah menghancurkan materi genetik sperma dengan

menggunakan sinar ultra violet (UV), dengan tujuan menonaktifan material genetik sperma

melalui radiasi dengan bahan mutagen sehingga sperma hanya mampu merangsang

perkembangan telur tanpa menurunkan sifat genetik. Radiasi ini dilakukan hanya 2 menit.

Setelah itu sperma difertilisasikan dengan telur iakan yang telah disediakan. Kejadian fertilisasi

ini hanya sebentar bahkan hitungan detik, telur fertil tersebut selanjutnya dilakukan perendaman

menggunakan air suhu normal selama 29 menit. Dalam perendaman ini telur ditebar kedalam

nampan yang telah berisi lempengan kaca, penebaran diharapkan secara hati-hati. Selanjutnya

perendaman kedalam air dengan suhu 40 oC selama 3 menit, perendaman ini dilakukan pada

saat telur dalam pembelahan mitotik.

Selanjutnya langsung ditebar kedalam akuarium penetasan. Dalam peneberan ini

kelompok 5 tidak melakukan pencucian telur dengan air bersih melainkan telur yang bercampur

dengan sperma yang tidak masuk langsung saja dimasukkan kedalam akuarium. Tetapi

berdasarkan hasil penetasan bahwa kelompok kita mendapatkan telur yang memetas sebanyak

1624 ekor menurut kami hal tersebut tidak begitu berpengaruh dan yang berpengaruh sangat

penting dimana pada waktu penebaran telur kedalam akuarium dilakukan secara merata dan

tidak ada penumpukan telur, sedangkan jika saya lihat pada kelompok lain penebarannya ada

yang terjadi penumpukan tetapi hasilnya gagal. Seteh penebaran telur dilakukan maka kegiatan

selanjutnya pengamatan telur sampai menetas dibawah mikroskop, dimana kegiatan ini

dilakukan selama ± 48 jam. Dari hasil perhitungan persentase larva hidup (perlakuan)

didapatkan hasil sebanyak 95,38%, sedangkan jumlah larva menetas pada akuarium (kontrol)

adalah 67 ekor.

Untuk persentase larva yang hidup (kontrol) didapatkan hasil 79 %. Setelah pada hari

akhir pengamatan dilakukan pengamatan larva abnormal dibawah mikroskop, adapun untuk

jumlah larva abnormal (perlakuan) = 38 ekor sedangkan untuk jumlah larva abnormal (kontrol) =

0 ekor. Pada akuarium kontrol mendapatkan hasil telur yang menetas hanya sedikit hal tersebut

diakibatkan terjadinya penumpukan telur dibawah akuarium, karna pada akuarium kontrol pada

Page 5: Gyo Genesis

saat penebara telurnya tidak menggunakan lempengan kaca sehingga pada saat menetas terlur

yang tidak terbuahi terjadi penempela di dasar dan menimbulkan pembusukan.

Aplikasi teknologi ginogenesis dapat dilakukan dalam bidang perikanan untuk

memperoleh bibit ikan kreasi baru. Teknik ginogenesis pada ikan adalah sebagai berikut:

1. Telur diinseminasikan dengan spermatozoon yang sudah disinari ultra violet (UV)

atau diiradiasi menggunakan sinar-X sehingga gen-gennya mengalami

kerusakan.

2. Inti sel telur dapat traktivasi dan berkembang karena stimulasi enzim dari

spermatozoon, walaupun intinya tidak bergabung.

3. DNA inti akan berkembang menjadi 2x lipat, ini berarti seperti “inti diploid”.

4. Pada saat itu, sel telur dilakukan shock listrik/mekanik atau temperatur secara

mendadak sehingga gagal membelah.

5. Pada saat itu, sel telur dilakukan shock listrik/mekanik atau temperatur secara

mendadak sehingga gagal membelah.

Page 6: Gyo Genesis

Rekayasa memainkan inti sel telur (pronukleus betina) atau inti spermatozoon dalam

proses fertilisasi sehingga dapat menciptakan individu baru

3. REFERENSI

Anonim.“http://jlcome.blogspot.com/2007/06/ginogenesis-ikan-lele-clarias-sp.html’.diakses tanggal 01 oktober 2013

Anonim.”http://laksmindrafitria.wordpress.com/tag/ginogenesis/”.diakses tanggal 01 oktober 2013

Anonim.”http://roedy-melawanbatas.blogspot.com/2009/07/gynogenesis-gynogenesis-mitosis.html?zx=510f92872d5b3590” diakses tanggal 01 oktober 2013

Maftucha, Lulu. 2005. Pemijahan Secara Buatan Pada Ikan Gurame Osphronemus gouramy Lac. Dengan Penyuntikan Ovaprim. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Suhartono. 1992. Penampilan Generasi Kedua Ginogenetik Diploid Mitotik (G2N-Mitotik) Ikan Mas (Cyprinus carpio) Kumpay. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.