guru dalam pendidikan islam

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupaan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan tersebut. Adapun faktor atau komponen pendidikan meliputi: tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi ( kurikulum ), metode atau cara, dan situasi lingkungan. (M.Rosyid, Sosiologi Pendidikan ( 2010 : 62 ). Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak akan tercapai sebuah pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah pendidik. Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar karena pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan. Adapun peranan dan kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi banyak hal, diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingungan, partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator, konselor dan tidak lupa bahwa pendidik juga sebagai orang tua kedua bagi peserta didik. ( Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, 2002:7 ). Jadi dalam pelaksanaan pendidikan, pendidik sangat diperlukan. Pendidik merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa adanya pendidik, mustahil pendidian dapat berjalan dengan baik. Dalam makalah 1

Upload: syah-ab-jalil

Post on 08-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

guru dalam pendidikan islam

TRANSCRIPT

Page 1: Guru Dalam Pendidikan Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupaan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan

suatu bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang

mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan tersebut. Adapun faktor atau

komponen pendidikan meliputi: tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi

( kurikulum ), metode atau cara, dan situasi lingkungan. (M.Rosyid, Sosiologi

Pendidikan ( 2010 : 62 ). Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak akan

tercapai sebuah pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah

pendidik.

Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat

besar karena pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan.

Adapun peranan dan kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi

banyak hal, diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,

pengatur lingungan, partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator,

konselor dan tidak lupa bahwa pendidik juga sebagai orang tua kedua bagi

peserta didik. ( Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, 2002:7 ).

Jadi dalam pelaksanaan pendidikan, pendidik sangat diperlukan. Pendidik

merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa

adanya pendidik, mustahil pendidian dapat berjalan dengan baik. Dalam makalah

ini penulis akan memaparkan yang berhubungan dengan pendidik dalam

pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, yang dapat di jadikan rumusan

masalahnya adalah:

1. Bagaimana definisi guru dalam pendidikan Islam?

2. Bagaimana kedudukan dan tugas Guru dalam Pendidikan Islam?

3. Bagaimana syarat dan Sifat Guru dalam Pendidikan Islam?

1

Page 2: Guru Dalam Pendidikan Islam

BAB II

GURU DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Definisi Guru dalam Pendidikan Islam

Dari segi bahasa pendidik adalah orang yang mendidik. Dari segi istilah

merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada seseorang yang

tugasnya berkaitan dengan pendidikan. Dalam konteks pendidikan Islam

“pendidik” sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan

mursyid. menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks

Islam, Kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas

masing-masing.

1. Murabbi adalah: orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar

mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya

untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam

sekitarnya.

2. Mu’allim adalah: orang yang menguasai ilmu dan mampu

mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,

menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer

ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi.

3. Mu’addib adalah: orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk

bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa

depan.

4. Mudarris adalah: orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi

serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan,

dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan

mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya.

5. Mursyid adalah: orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi

diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.

Menurut Dwi Nugroho Hidayanto (1988:43), beliau menginventarisir bahwa

pengertian pendidik ini meliputi :

a. Orang dewasa

2

Page 3: Guru Dalam Pendidikan Islam

b. Orang tua

c. Guru

d. Pemimpin masyarakat

e. Pemimpin agama

Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat

dapat menjadi pendidik, sebab pendidikan merupakan suatu perbuatan sosial,

perbuatan fundamental yang menyangkut keutuhan perkembangan pribadi

dewasa yang bersusila. Pribadi dewasa susila itu sendiri memiliki beberapa

karakteristik yaitu:

a. Mempunyai individualism yang utuh

b. Mempunyai sosialitas yang utuh

c. Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan

d. Bertindak sesuai dengan norma dan nilai-nilai atas tanggug jawab sendiri

demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang lain.

Menurut Parwadarminto (1991: 250), Sebagaimana teori Barat, pendidik

dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi

peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik

(karsa).

Kemudian menurut Dr. H. Abuddin Nata (2001: 41), Pendidik dalam Islam

adalah guru. Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang

mengajar. Dalam bahasa Inggris, dijumpai kata teacher yang berarti pengajar.

Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 (Hal. 21), tentang sisdiknas,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan guru atau pendidik merupakan

tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Di dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1, tentang Guru dan

dosen, guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan menengah.

3

Page 4: Guru Dalam Pendidikan Islam

Pendidik merupakan salah satu faktor urgen dan juga penentu dalam

pendidikan, karena pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar dalam

membentuk watak, perangai, tingkah laku, dan kepribadian peserta didik.

Sedangkan menurut istilah yang lazim dipergunakan bagi pendidik adalah guru.

Guru sering diidentifikasikan kepada pengertian pendidik. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman A.M, bahwa guru memang pendidik,

sebab dalam pekerjaannya ia tidak hanya mengajar seseorang agar tahu

beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan dan terutama

sikap mental peserta didik. (Sardiman A.M., 1990: 135).

Kedua istilah tersebut (pendidik dan guru) mempunyai kesesuaian, artinya

perbedaannya adalah istilah guru yang sering kali dipakai di lingkungan

pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai di lingkungan formal, non formal

maupun informal. Untuk mengetahui pengertian guru, penulis akan

mengemukakan pendapat dari para ahli pendidikan, di antaranya:

1. Pendidik atau guru adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang

lain untuk mencapai tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi, status pendidik

dalam model ini bisa diemban oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.

(Fatah Yasin, 2008: 68).

2. Menurut A. Muri Yusuf Berpendapat, guru adalah individu yang mampu

melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai

tujuan pendidikan. Individu yang mampu tersebut adalah orang dewasa yang

bertanggung jawab, orang yang sehat jasmani dan rohani dan individu yang

mampu berdiri sendiri serta mampu menerima resiko dari segala

perbuatannya. (A. Muri Yusuf, 1986: 53).

3. Menurut Basyiruddin Usman guru adalah seseorang yang bertindak sebagai

pengelola kegiatan belajar mengajar, fasilitas belajar mengajar dan peranan

lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang

efektif. (Basyiruddin Usman, 2002: 2).

4. Menurut Ngalim Purwanto, guru adalah semua orang yang telah memberikan

suatu ilmu tertentu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok

orang. (Ngalim Purwanto, 1994: 126).

4

Page 5: Guru Dalam Pendidikan Islam

Sedangkan definisi dari pendidikan agama Islam yaitu usaha yang

diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran

Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat

berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai

Islam. (Zuhairini, 2009: 152).

Nur Ahid dalam bukunya mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam

adalah suatu proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan dan

pengembangan fitrah, dzikir dan kreasi serta potensi manusia, melalui

pengajaran, bimbingan, latihan dan pengabdian yang dilandasi dan dinapasi oleh

nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, mampu

mengontrol, mengatur dan merekayasa kehidupan dengan penuh tanggung

jawab berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. (Nur Ahid., 2010: 19).

Pendidikan Islam adalah proses bimbingan kepada peserta didik secara

sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi fitrahnya untuk

mencapai kepribadian Islam berdasarkan nilai-nilai jaran Islam (Ahmad Taufiq,

dkk., 2011: 219-220).

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan, maka dapat

penulis simpulkan bahwa definisi guru dalam pendidikan islam adalah seorang

dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan, bantuan, pengarahan,

pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan secara sadar dan terencana

kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai

kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di

permukaan bumi, sebagai makhluk sosial sebagai individu yang sanggup berdiri

sendiri sesuai ajaran Islam.

B. Kedudukan dan Tugas Guru dalam Pendidikan Islam

1. Kedudukan Guru dalam Pendidikan Islam

Dalam islam orang yang beriman dan berilmu pengetahuan sangat

luhur kedudukannya di sisi Alloh SWT. sebab guru memiliki beberapa fungsi

mulia, diantaranya :

1. Fungsi penyucian: sebagai pemelihara diri, pengembang serta

pemelihara fitroh manusia.

5

Page 6: Guru Dalam Pendidikan Islam

2. Fungsi pengajaran: sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai

keyakinan.

Menurut Abudin nata, (1997:65), jika kita mencoba mengikuti petunjuk

Al-Qur’an, akan dijumpai informasi bahwa yang menjadi pendidik itu secara

garis besar ada 4 (empat), yaitu:

a. Sebagai pendidik pertama adalah Allah.

b. Sebagai pendidik kedua adalah Nabi Muhammad SAW.

c. Sebagai pendidik ketiga adalah orang tua.

d. Sebagai pendidik ke empat adalah orang lain. Orang lain inilah yang

nantinya disebut guru.

Istilah pendidik dalam beberapa literatur kependidikan sering diwakili

oleh istilah guru. Guru sebagai orang yang kerjanya mengajar atau

memberikan pengajaran di sekolah atau kelas. Artinya, guru bekerja dalam

pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu

anak - anak mencapai kedewasaan masing - masing. Guru tidak hanya

menyampaikan materi pengetahuan tertentu, tetapi ikut aktif serta kreatif

dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota

masyarakat sebagai orang dewasa.

Berdasarkan hal tersebut, kita bisa pahami bahwa kedudukan seorang

guru sangat penting dalam proses pendidikan karena dia bertanggungjawab

dan menentukan arah pendidikan dalam rangka mencetak generasi bangsa

yang unggul disegala bidang.

Hasan Fahmi mengutip salah satu ucapan seorang penyair zaman

modern, yang berkenaan dengan kedudukan guru. Syair tersebut artinya

“Berdirilah kamu seorang guru dan hormatilah dia”. Seorang guru itu hampir

mendekati kedudukan seorang rasul, yaitu menempati urutan kedua sesudah

martabat Rasul. (Asma Hasan Fahmi.,1979: 25).

Sejalan dengan itu, Athiyah Al Abrasy mengatakan, seseorang yang

berilmu kemudian mengamalkan ilmunya maka orang itulah yang berjasa

besar di kolong langit ini. Penghormatan terhadap guru yang demikian tinggi

6

Page 7: Guru Dalam Pendidikan Islam

dapat dilihat dari jasanya yang demikian besar dalam mempersiapkan

kehidupan bangsa di masa yang akan datang.

Agama islam memposisikan guru atau pendidik pada kedudukan yang

mulia. Para pendidik diposisikan sebagai bapak ruhani (spiritual father) bagi

anak didiknya. Ia memberikan santapan ruhani dengan ilmu dan pembinaan

akhlak mulia (al-akhlaq al-karimah) dan meluruskannya. Pendidik memiliki

kedudukan tinggi. Dalam beberapa Hadits disebutkan: “Jadilah engkau

sebagai guru, atau pelajar atau pendengar atau pecinta, dan Janganlah

engkau menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak”.

Dalam Hadits Nabi SAW yang lain: “Tinta seorang ilmuwan (yang

menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah para syuhada”. Bahkan Islam

menempatkan pendidik setingkat dengan derajat seorang Rasul. Al-Syawki

bersyair: “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru

itu hampir saja merupakan seorang Rasul”. (M. Athiyah al-Abrasyi, 1987:135-

136).

Al-Ghazali menukil beberapa Hadits Nabi tentang keutamaan seorang

pendidik. Ia berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai orang-orang

besar yang aktivitasnya lebih baik dari pada ibadah setahun. perhatikan QS.

At-Taubah:122

ة� ط�ائ�ف� م نه� م� ة� ق� ف�ر ك�ل� م�ن ر� ن�ف� ل�وال� ف� ة� �ك�اف وا ر� ل�ي�نف� ن�ون� م� ؤ الم� ك�ان� ا و�م�

ون� ذ�ر� ي�ح م ل�ع�ل�ه� م �ل�يه� إ ع�وا ج� ر� إ�ذ�ا م ه� وم� ق� وا ل�ي�نذ�ر� و� الد�ين� ف�ي وا ه� �ق ل�ي�ت�ف�

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang

untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

Selanjutnya Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang

menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita segala zaman, orang yang

hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya

keilmiahannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, niscaya manusia seperti

7

Page 8: Guru Dalam Pendidikan Islam

binatang, sebab pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat

kebinatangan (baik binatang buas maupun binatang jinak) kepada sifat

insaniyah dan ilahiyah. (Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, 1979: 65, 68, 70).

2. Tugas Guru dalam Pendidikan islam

Secara umum tugas seorang pendidik adalah mendidik. Dalam

operasionalnya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar,

memberikan dorongan, memuji, menghukum memberi contoh, membiasakan

dan lain sebagainya. Batasan ini memberikan arti bahwa tugas pendidik

bukan hanya sekedar mengajar sebagaimana pendapat kebanyakan orang.

Disamping itu pendidik juga bertugas sebagai motifator dan fasilitator dalam

proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat

teraktualisasi secara baik dan dinamis.

Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan

kamil. Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang

mempunyai wajah Qur’ani, tercapainya insan yang memiliki dimensi religius,

budaya dan ilmiah.

Untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut dalam pendidikan Islam,

pendidik yang mempunyai tanggung jawab mengantarkan manusia kearah

tujuan tersebut. Karena itu keberadaan pendidik dalam dunia pendidikan

sangat penting, sebab kewajibannya tidak hanya mentransformasikan

pengetahuan (knowledge) tetapi juga dituntut menginternalisasikan nilai-nilai

(value/qimah) pada peserta didik. Bentuk nilai yang di internalisasikan paling

tidak meliputi: nilai etis, nilai pragmatis, nilai efek sensorik dan nilai religius.

Secara faktual, pelaksanaan internalisasi nilai dan transformasi

pengetahuan pada peserta didik secara integral merupakan tugas yang

cukup berat di tengah kehidupan masyarakat yang kompleks apalagi pada

era globalisasi dan informasi. Tugas yang berat tersebut di tambah lagi

dengan pandangan sebagian masyarakat yang melecehkan keberadaan

pendidik di sekolah, di luar sekolah maupun dalam kehidupan sosial

masyarakat. Hal ini disebabkan karena profesi pendidikdari segi materi

kurang menguntungkan, karena sebagian masyarakat dalam era globalisasi

8

Page 9: Guru Dalam Pendidikan Islam

ini dipengaruhi paham materialisme yang menyebabkan mereka bersifat

materialistik.

Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah

menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati

manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena tujuan

pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-

Nya.

Seorang pendidik bukan hanya bertugas memindahkan atau

mentrasfer ilmunya kepada orang lain atau kepada anak didiknya. Tetapi

pendidik juga bertanggungjawab atas pengelolaan, pengarah fasilitator dan

perencanaan. Oleh karena itu, fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan

menurut buku Roestiyah NK, (1982:86) dapat disimpulkan menjadi tiga

bagian, yaitu:

a. Sebagai instruksional (pengajar), yang bertugas merencanakan program

pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta

mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.

b. Sebagai edukator (pendidik), yang mengarahkan peserta didik pada

tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah

SWT menciptakannya.

c. Sebagai managerial (pemimpin), yang memimpin, mengendalikan kepada

diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai

masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,

pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan

yang dilakukan.

Dalam tugas itu, seorang pendidik dituntut untuk mempunyai

seperangkat prinsip keguruan. Prinsip keguruan itu dapat berupa:

a. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memerhatikan,

kesediaan, kemampuan, pertumbuhan dan perbedaan peserta didik.

b. Membangkitkan gairah peserta didik.

c. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik.

d. Mengatur proses belajar mengajar yang baik.

9

Page 10: Guru Dalam Pendidikan Islam

e. Memperhatikan perubahan-perubahan yang mempengaruhi proses

mengajar.

f. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar.

Mengenai tugas pendidik, ahli-ahli pendidikan Islam telah sepakat

bahwa tugas seorang pendidik ialah mendidik. Mendidik adalah tugas yang

amat luas, mendidik itu dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan

dorongan, memuji, menghukum, member contoh, membiasakan, dan lain

sebagainya.

Bagi seorang pendidik harus memperlihatkan bahwa ia mampu

mandiri, tidak tergantung kepada orang lain. Ia harus mampu membentuk

dirinya sendiri. Dia juga bukan saja dituntut bertanggung jawab terhadap

anak didik, namun dituntut pula bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Tanggung jawab ini didasarkan atas kebebasan yang ada pada dirinya untuk

memilih perbuatan yang menurutnya. Apa yang dilakukannya menjadi teladan

bagi peserta didik. Namun secara umum, tugas seorang guru atau pendidik

antara lain:

a. Educator atau pendidik, yaitu seorang guru harus mendidik murid-

muridnya sesuai materi pelajaran yang diberikan kepadanya.

b. Leader (pemimpin), guru atau pendidik juga seorang pemimpin di kelas,

karena itu, ia harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan

murid-murid dalam kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang

berkualitas.

c. Fasilitator, sebagai fasilitator, pendidik bertugas memfasilitasi murid untuk

menemukan dan mengembangkan bakatnya dengan cara yang benar.

d. Motivator, sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu

membangkitkan semangat belajar dan mengubur kelemahan anak didik.

e. Administrator, dalam hal ini tugas seorang guru yaitu mengabsen,

mengisi jurnal kelas dengan lengkap, membuat soal ujian dan lain-lain.

f. Evaluator, dengan evaluasi, guru diharapkan lebih baik dalam segala hal,

seperti kapasitas intelektualnya, integritas kepribadiannya, pendekatan

metodologi pengajarannya dan lain-lain. (Jamal Ma’mur Asmani, 2011:

39-55).

10

Page 11: Guru Dalam Pendidikan Islam

C. Syarat dan Sifat Guru dalam Pendidikan Islam

1. Syarat Guru dalam Pendidikan Islam

Dalam buku Hamdani Ihsan (1998:102-105), syarat-syarat guru dalam

pendidikan Islam menurut H. Mubangit yaitu:

a. Dia harus beragama.

b. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.

c. Dia tidak kalah dengan guru-guru sekolah umum lainnya dalam

membentuk warga Negara yang demokratis, dan bertanggung jawab atas

kesejahteraan bangsa dan tanah air.

d. Dia harus memiliki panggilan murni dari hatinya.

e. Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang akan

disampaikannnya, serta memperdalam pengetahunnya sehingga mata

pelajaran yang diajarkannya tidak akan bersifat dangkal.

f. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat, kebiasaan,

rasa dan pemkiran murid-muridnya agar tidak keliru dalam mendidik

murid-muridnya.

Sedangkan menurut menurut team penyusun buku teks ilmu

pendidikan Islam perguruan tinggi agama merumuskan bahwa syarat untuk

menjadi guru agama ialah bertaqwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmani,

berakhlak baik, bertanggung jawab dan berjiwa nasional. Al-alirasyi

menyebutkan bahwa guru dalam Islam sebaiknya memiliki sifat-sifat sebagai

berikut:

a. Zuhud (tidak mengutamakan materi, mengajar karena mencari keridhaan

dari Allah).

b. tubuhnya (penampilan lahirnya menyenangkan).

c. Bersih jiwanya (tidak mempunyai dosa besar).

d. Bijaksana.

e. Ikhlas dalam menjalankan tugas.

f. Mencintai murd-muridnya

Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam

melaksanakan tugasnya dalam mendidik, yaitu:

11

Page 12: Guru Dalam Pendidikan Islam

1) Kematangan diri yang stabil, yaitu memahami diri sendiri, mencintai diri

secar wajar dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta bertindak sesuai

dengan nilai-nilai itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas

hidupnya, tidak menggantungkan diri atau menjadi beban orang lain.

2) Kematangan social yang stabil, yaitu dalam hal ini pendidik dituntut

mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan

mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.

3) Kematangan professional (kemampuan mendidik), yakni menaruh

perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan

perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara

mendidik. (Hasbunallah. Op_Cit. hal. 19).

Menurut Nur Uhbiyati (1998:74), bahwa syarat-syarat untuk menjadi

guru agama adalah:

a. Dia harus orang yang beragama

b. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama

c. Dia tidak kalah dengan guru sekolah umum lainnya dalam membentuk

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab atas

kesejahteraan bangsa dan tanah air.

d. Dia harus memiliki perasaan panggilan murni.

Jadi, syarat yang paling utama yang harus dimiliki oleh guru Agama

Islam adalah harus beragama Islam dan mengamalkan ajaran Agama Islam

dengan baik. Maksudnya, mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah

SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya serta mengetahui hukum-

hukum yang ada dalam Islam.

Selain harus beragama Islam, guru Agama Islam mesti bertanggung

jawab terhadap dirinya, keluarganya dan juga anak didiknya di sekolah serta

bertanggung jawab terhadap kesejahteraan Agama Islam, dalam arti kata

guru Agama Islam mesti mengajar sambil berdakwah supaya orang yang

diajarkannya memiliki kesadaran dalam menjalankan kewajibannya sebagai

hamba Allah SWT dan membentuk anak didiknya menjadi warga Negara

yang demokratis. Selain itu, seorang guru Agama Islam harus memiliki

12

Page 13: Guru Dalam Pendidikan Islam

perasaan panggilan murni di dalam hatinya untuk menyebarkan dan

mengajarkan Agama Islam.

Sedangkan Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tidak

sembarangan orang dapat melakukan tugas guru. Tetapi orang tertentu yang

memenuhi persyaratan yang dipandang mampu, yaitu:

a. Bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Berilmu.

c. Sehat jasmani.

d. Berkelakuan baik.

Dari pendapat di atas dapat penulis pahami bahwa syarat untuk

menjadi guru agama adalah bertaqwa kepada Allah SWT kemudian

mempunyai ilmu pengetahuan. Karena seorang guru akan mentranfer ilmu

pengetahuan tersebut kepada anak didiknya. Sehat jasmani juga merupakan

salah satu syarat untuk menjadi seorang guru. Selain itu guru juga harus

berkelakuan baik artinya seorang guru harus memberikan contoh teladan

bagi anak didiknya.

Menurut Ramayulis (2004: 41), ada enam syarat yang harus dipenuhi

oleh seorang guru agama. antara lain sebagai berikut:

1. Syarat Fisik, yaitu seorang guru harus berbadan sehat, tidak memiliki

cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, dan tidak memiliki

gejala-gejala penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga

menyangkut kerapian, kebersihan dan keindahan.

2. Syarat Psikis, yaitu seorang guru harus sehat rohaninya, tidak mengalami

gangguan jiwa, stabil emosinya, sabar, ramah, mempunyai jiwa

pengabdian, bertanggung jawab dan memiliki sifat-sifat positif lainnya.

3. Syarat Keagamaan, yaitu seorang guru harus seorang yang beragama

dan mengamalkan agamanya. Di samping itu ia menjadi sumber norma

dari segala norma agama yang ada.

4. Syarat Teknis, yaitu seorang guru harus memiliki ijazah pendidikan guru,

seperti ijazah Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Tarbiyah atau ijazah

keguruan lainnya. Ijazah tersebut harus disesuaikan dengan tingkatan

lembaga pendidikan tempat ia mengajar.

13

Page 14: Guru Dalam Pendidikan Islam

5. Syarat Paedagogis, yaitu seorang guru harus menguasai metode

mengajar, menguasai materi yang akan diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang

ada hubungannya dengan ilmu yang ia ajarkan. Ia juga harus mengetahui

psikologi, terutama psikologi anak dan psikologi pendidikan agar ia dapat

menempatkan diri dalam kehidupan anak dan memberikan bimbingan

sesuai dengan perkembangan anak.

6. Syarat Administratif, yaitu seorang guru harus diangkat oleh pemerintah

yayasan atau lembaga lain yang berwenang mengangkat guru, sehingga

ia diberi tugas untuk mendidik dan mengajar.

Dari pendapat di atas, dapat penulis pahami bahwa selain harus sehat

jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ijazah keguruan dan harus

menguasai metode mengajar, menguasai materi yang akan diajarkan dan

harus mengetahui psikologi, terutama psikologi anak dan psikologi

pendidikan supaya bisa memberikan pelajaran dan bimbingan sesuai dengan

perkembangan peserta didik.

Jadi, untuk menjadi seorang guru agama Islam itu tidaklah mudah,

berbagai syarat yang harus dipenuhi supaya proses pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Apabila

seorang guru agama Islam tidak memenuhi persyaratan tersebut maka tujuan

yang ditetapkan tidak akan tercapai dengan baik.

2. Sifat Guru dalam Pendidikan Islam

Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik ( guru ) sebagai

model atau suri - tauladan bagi siswa dalam setiap perilakunya. Untuk itu,

sebelum memasuki proses belajar mengajar, ia harus mengerti bagaimana

sebenarnya sikap terhadap dirinya sendiri sebagai manusia. Artinya, guru

menjadi model sebagai pribadi, apakah berdisiplin, cermat, berpikir, mencintai

pelajarannya, atau malah sebaliknya mematikan idealisme mereka. Diantara

sifat – sifat pendidik menurut Nizar, Samsul, ( 2002 : 45-46 ) yaitu :

1. Mempunyai watak dan sifat rubbaniah yang terwujud dalam tujuan,

tingkah laku dan pola pikirnya.

2. Bersifat ikhlas dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-

mata untuk mencari keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.

14

Page 15: Guru Dalam Pendidikan Islam

3. Bersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta

didik.

4. Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.

5. Senantiasa membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus

mendalami dan mengkajinya lebih lanjut.

6. Mampu menggunakan metode pengajaran secara bervariasi sesuai

penggunaan metode pendidikan.

7. Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tugas dan bertindak secara

profesional.

8. Mengetahui kehidupan psikis peserta didik.

9. Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang dapat

mempengaruhi jiwa, keyakinan atau pola pikir peserta didik.

10. Berlaku adil terhadap peserta didik.

Sifat-sifat pendidik menurut Al-Abrasyi (Nizar, Samsul, 2002:46) yaitu:

1. Sebagai pendidik hendaknya memiliki zuhud. Yaitu melaksanakan

tugasnya bukan semata-mata karena materi akan tetapi lebih dari itu

adalah karena mencari keridhoan Allah SWT.

2. Seorang pendidik hendaknya ihklas dan tidak riya dalam menjalankan

tugasnya.

3. Seorang pemdidik hendaknya bersih fisiknya dari macam sifat tercela.

4. Seorang pendidik hendaknya bersikap pemaaf dan memaafkan

kesalahan orang lain (terutama terhadap peserta didik).

5. Sabar dan sanggup menahan amarah senantiasa membuka diri dan

menjaga kehormatannya.

6. Seorang pendidik hendaknya mampu mencintai peserta didiknya

sebagaimana ia mencintai anaknya sendiri. ( keibuan / kebapakan).

7. Seorang pendidik hendaknya mengetahui karakter peserta didik, seperti

pembawaan, kebiasaan, perasaaan, dan berbagai potensi yang

dimilikinya.

8. Seorang pendidik hendaknya menguasi pelajaran yang diajarkan baik

dan profesional.

15

Page 16: Guru Dalam Pendidikan Islam

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis paparkan, maka dapat penulis

simpulkan bahwa definisi guru dalam pendidikan islam adalah seorang dewasa

yang bertanggung jawab memberi bimbingan, bantuan, pengarahan,

pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan secara sadar dan terencana

kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai

kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di

permukaan bumi, sebagai makhluk sosial sebagai individu yang sanggup berdiri

sendiri sesuai ajaran Islam.

Syarat untuk menjadi seorang guru atau pendidik dalam pendidikan Islam

yaitu beragama, harus bertaqwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmani, berakhlak

baik, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional. Sedangkan sifat-sifat yang harus

dimiliki seorang guru atau pendidik dalam pendidikan Islam yaitu harus bersifat

zuhud, ikhlas, bijaksana, mencintai muridnya dan lain sebagainya.

Tugas utama seorang guru atau pendidik ialah mendidik, baik dengan

bentuk mengajar, memberikan dorongan atau motivasi, memuji, dan lain

sebagainya. Selain itu tugas utama yang lain yaitu menyempurnakan,

membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena tujuan pendidikan Islam yang utama

adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

B. Saran

Tidak banyak saran yang dapat penulis tuangkan, hanya sekedar berbagi

pengetahuan, semoga kita semua mampu dan terus berusaha untuk menjadi

seorang guru yang baik. Terutama ketika kita menjadi guru pendidikan agama

Islam. Aamiin.

16

Page 17: Guru Dalam Pendidikan Islam

DAFTAR PUSTAKA

1. Nugroho Hidayanto. Dwi (Ed). Mengenal Manusia dan Pendidikan. Liberty:

Yogyakarta. 1988

2. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.

3. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, 2008, UIN Malang Pres.

4. Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, terjemahan tentang

“Al –Tarbiyah al – Islamiyah”, Jakarta: Bulan Bintang,1979.

5. M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasr Pokok Pendidikan Islam, terj..Bustami A.

Ghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

6. Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, ihya ‘ulum al-Din, terj. Ismail ya’qub,

Semarang: Faizan, 1979.

7. Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1982.

8. Ramayulis, Pengantar Ilmu Pendidikan, Padang: The Minangkabau Foundation

press, 2004.

9. http://gentongedukasi.blogspot.com/2013/02/definisi-guru-pendidikan-agama-

islam.html di unduh tanggal 30 Maret 2014.

10. http://seleranada.blogspot.com/2012/10/kedudukan-pendidik-dalam-

pendidikan.html 31032014 di Unduh tanggal 27 Maret 2014.

11. http://nurfajry.wordpress.com/2012/11/12/hakikat-fungsi-dan-tugas-pendidik-

dalam-pendidikan-islam/ di unduh tanggal 28 maret 2014.

12. http://munggispendidikanislam.blogspot.com/ di unduh tanggal 31 Maret 2014.

17