gubernur bali peraturan daerah provinsi bali nomor … · wilayah pesisir adalah daerah peralihan...

183
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR ... TAHUN …. TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (5) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Bali Tahun 2020-2040; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

GUBERNUR BALI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI

NOMOR ... TAHUN ….

TENTANG

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (5)

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun

2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Bali

Tahun 2020-2040;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1649); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);

Page 2: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4966); 7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5603);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

Page 3: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

13. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang

Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang

Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2014 tentang

Penataan Wilayah Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5574);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5941); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang

Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 225, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6133); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang

Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6215); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019 tentang

Rencana Tata Ruang Laut (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 89, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6345); 20. Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2012 tentang

Rehabilitasi di Wilayah Pesisir dan Pulau–Pulau Kecil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 266);

21. Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau–Pulau Kecil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 267);

22. Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2016 tentang Batas

Sempadan Pantai (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 757);

23. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20

Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 113); 24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Nomor 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 532);

Page 4: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80

Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019

Nomor 157); 26. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Nomor 01/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 139); 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016

tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 464); 28. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 23/PERMEN-KP/2016 tentang Perencanaan

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1138);

29. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 89); 30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 116 Tahun 2017

tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1854);

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2019 tentang Tata Cara Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2019 Nomor 167); 32. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 24/PERMEN-KP/2019 tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi Perairan Perairan dan Izin

Pengelolaan Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 758);

33. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/PERMEN-KP/2019 tentang Izin Pelaksanaan

Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau–Pulau Kecil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019

Nomor 776);

Page 5: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI

dan

GUBERNUR BALI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA ZONASI

WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI

BALI TAHUN 2020 – 2040.

BAB I KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 2. Provinsi adalah Provinsi Bali.

3. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Bali. 4. Gubernur adalah Gubernur Bali. 5. Kabupaten/Kota adalah kabupaten dan kota di Provinsi Bali.

6. Tri Hita Karana adalah tiga unsur keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia,

dan manusia dengan lingkungannya yang dapat mendatangkan kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia.

7. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disingkat PWP-3-K adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil antarsektor, antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah, antara Ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan

manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. 8. Perencanaan PWP-3-K adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang ada dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan Wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu.

9. Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disingkat RSWP-3-K adalah rencana yang memuat arah

kebijakan lintas sektor untuk Kawasan perencanaan pembangunan melalui penetapan tujuan, sasaran dan strategi yang luas, serta target pelaksanaan dengan indikator yang tepat untuk memantau rencana

tingkat nasional.

Page 6: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

10. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya

disingkat RZWP-3-K adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan

penetapan struktur dan pola Ruang pada Kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin di

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 11. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

selanjutnya disingkat RPWP-3-K adalah rencana yang memuat susunan kerangka kebijakan, prosedur, dan tanggung jawab dalam rangka

pengoordinasian pengambilan keputusan di antara berbagai lembaga/instansi pemerintah mengenai kesepakatan penggunaan sumber daya atau kegiatan pembangunan di Zona yang ditetapkan.

12. Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disingkat RAPWP-3-K adalah tindak lanjut rencana PWP-3-K

yang memuat tujuan, sasaran, anggaran, dan jadwal untuk satu atau beberapa tahun ke depan secara terkoordinasi untuk melaksanakan

berbagai kegiatan yang diperlukan oleh instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan lainnya guna mencapai hasil Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di setiap

Kawasan perencanaan. 13. Wilayah adalah Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

14. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.

15. Kawasan adalah bagian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

memiliki fungsi tertentu dan ditetapkan berdasarkan kriteria karakteristik fisik, biologi, sosial, dan ekonomi untuk dipertahankan

keberadaannya. 16. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan,

organisme dan non organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas.

17. Populasi Ikan adalah kelompok jenis ikan tertentu yang secara alami dan dalam jangka panjang memiliki kecenderungan untuk mencapai

keseimbangan secara dinamis sesuai dengan kondisi habitat beserta lingkungannya.

18. Garis Pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang tertinggi.

19. Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi

perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari Garis Pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk,

perairan dangkal, rawa payau, dan laguna. 20. Ruang adalah wadah yang meliputi Ruang darat, Ruang laut, dan Ruang

udara, termasuk Ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan Wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.

21. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya.

22. Pulau-Pulau Kecil adalah kumpulan beberapa pulau kecil yang membentuk kesatuan Ekosistem dengan perairan di sekitarnya.

23. Pulau Kecil Terluar adalah Pulau Kecil yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional.

Page 7: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

24. Zonasi adalah suatu bentuk rekayasa teknik Pemanfaatan Ruang

melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung

sebagai satu kesatuan dalam Ekosistem pesisir. 25. Alokasi Ruang adalah distribusi peruntukkan Ruang di Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil.

26. Zona adalah Ruang yang penggunaannya disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan status

hukumnya. 27. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur Ruang

dan pola Ruang sesuai dengan Rencana Zonasi melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

28. Kawasan Pemanfaatan Umum adalah bagian dari Wilayah laut yang

ditetapkan peruntukkannya bagi berbagai sektor kegiatan yang setara dengan Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Perundang-undangan di bidang penataan Ruang. 29. Kawasan Konservasi adalah Kawasan laut dengan ciri khas tertentu

yang dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan Ruang laut secara berkelanjutan yang setara dengan Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundang-undangan di bidang penataan

Ruang. 30. Kawasan Strategis Nasional Tertentu yang selanjutnya disingkat dengan

KSNT adalah Kawasan yang terkait dengan kedaulatan negara, pengendalian lingkungan hidup, dan/atau situs warisan dunia, yang

pengembangannya diprioritaskan bagi kepentingan nasional. 31. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disingkat dengan KSN

adalah Wilayah yang penataan Ruangnya diprioritaskan karena

mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau lingkungan, termasuk Wilayah yang telah tetapkan sebagai warisan dunia.

32. Daerah Latihan Militer adalah perairan yang disiapkan/digunakan untuk meningkatkan kemampuan perorangan dan/atau satuan dalam rangka menghadapi kemungkinan ancaman musuh.

33. Daerah Terbatas adalah perairan yang bisa digunakan atau dilaksanakan kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan kemiliteran.

34. Kawasan Suci Laut adalah Kawasan perairan laut di sekitar pura yang perlu dijaga kesuciannya dalam radius tertentu sesuai status pura

sebagaimana ditetapkan dalam Bhisama Kesucian Pura oleh Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat dan/atau Kawasan perairan laut yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi

umat Hindu di Bali. 35. Bhisama Kesucian Pura adalah norma agama yang ditetapkan oleh

Sabha Pandita Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat, sebagai pedoman pengamalan ajaran Agama Hindu tentang Kawasan kesucian

pura yang belum dijelaskan secara lengkap dalam kitab suci. 36. Alur Laut adalah perairan laut yang dimanfaatkan untuk Alur

Pelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan migrasi biota laut secara berkelanjutan bagi berbagai sektor kegiatan.

37. Zona Pariwisata adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum untuk

kegiatan pariwisata yang di dalamnya terdapat potensi daya tarik wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan pariwisata yang

disediakan oleh Masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Page 8: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

38. Zona Perikanan Budidaya adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan

Umum untuk kegiatan memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang

terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.

39. Zona Perikanan Tangkap adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum untuk kegiatan memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam

keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,

menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.

40. Zona Pelabuhan adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum

untuk kegiatan pelabuhan, terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan

kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,

berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi. 41. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau

barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata Ruang Wilayah.

42. Daerah Lingkungan Kerja yang selanjutnya disingkat DLKr adalah Wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus

yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan. 43. Daerah Lingkungan Kepentingan yang selanjutnya disingkat DLKp

adalah perairan di sekeliling Daerah Lingkungan Kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

44. Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang

digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. 45. Pelabuhan Perikanan Nusantara yang selanjutnya disingkat PPN adalah

Pelabuhan Perikanan kelas B untuk melayani kapal perikanan yang

melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

46. Pangkalan Pendaratan Ikan yang selanjutnya disingkat PPI adalah Pelabuhan Perikanan kelas D untuk melayani kapal perikanan yang

melakukan kegiatan perikanan di perairan Indonesia. 47. Wilayah Kerja yang selanjutnya disingkat WK adalah tempat yang terdiri

atas bagian daratan dan perairan yang dipergunakan secara langsung

untuk kegiatan Kepelabuhanan perikanan. 48. Wilayah Pengoperasian yang selanjutnya disingkat WO adalah tempat

yang terdiri atas bagian daratan dan perairan yang berpengaruh langsung terhadap operasional Kepelabuhanan perikanan.

49. Zona Pendaratan Pesawat adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum untuk kegiatan pendaratan pesawat terbang di perairan bagi kepentingan tertentu.

Page 9: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

50. Zona Bandar Udara adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum

untuk kegiatan bandar udara, tediri dari Kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat

pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan

keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

51. Zona Pergaraman adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum untuk penyemaian air laut menjadi kristal garam.

52. Zona Hutan Mangrove adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum sebagai komunitas vegetasi pantai tropis yang khas, tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut, terutama di laguna, muara

sungai, dan pantai yang terlindung dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir.

53. Zona Pertambangan adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum yang digunakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan

penjualan, serta kegiatan pasca tambang. 54. Zona Energi adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum untuk

kegiatan atau usaha penyediaan dan/atau memproduksi tenaga listrik. 55. Taman Nasional selanjutnya disingkat TN adalah bagian dari Kawasan

Konservasi sebagai kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem Zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi, dan pendidikan.

56. Kawasan Taman Hutan Raya selanjutnya disebut Tahura adalah bagian dari Kawasan Konservasi sebagai Kawasan pelestarian alam yang

dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuh-tumbuhan dan satwa alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, pengembangan ilmu

pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan rekreasi. 57. Kawasan Konservasi Perairan selanjutnya disingkat KKP adalah bagian

dari Kawasan Konservasi yang dilindungi, dikelola dengan sistem Zonasi

untuk mewujudkan pengelolaaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.

58. Kawasan Konservasi Maritim selanjutnya disingkat KKM adalah bagian dari Kawasan Konservasi sebagai daerah perlindungan adat dan budaya

maritim yang mempunyai nilai arkeologi historis khusus, situs sejarah kemaritiman dan tempat ritual keagamaan atau adat dan sifatnya sejalan dengan upaya konservasi pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

59. Daerah Perlindungan Budaya Maritim adalah lokasi yang dilindungi dimana terdapat benda peninggalan sejarah dan/atau tempat ritual

keagamaan atau adat yang berkaitan dengan budaya kemaritiman. 60. Kawasan Tempat Suci adalah Kawasan di sekitar pura yang perlu dijaga

kesuciannya dalam radius tertentu sesuai status pura sebagaimana ditetapkan dalam Bhisama Kesucian Pura oleh Parisadha Hindu Dharma

Indonesia Pusat Tahun 1994. 61. Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar dan

bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk

dilayari kapal angkutan laut. 62. Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut adalah jaringan instalasi pipa dan

kabel di bawah permukaan laut seperti pipa minyak dan gas, pipa air bersih, kabel listrik, dan kabel telekomunikasi.

Page 10: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

63. Alur Migrasi Biota adalah perlintasan atau koridor migrasi biota laut

seperti mamalia laut, penyu, dan jenis ikan tertentu. 64. Mitigasi Bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik

secara struktur atau fisik melalui pembangunan fisik alami dan/atau buatan maupun nonstruktur atau nonfisik melalui peningkatan kemampuan menghadapi bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil. 65. Izin Lokasi Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

selanjutnya disebut Izin Lokasi Perairan adalah izin yang diberikan untuk memanfaatkan Ruang secara menetap dari sebagian Perairan

Pesisir yang mencakup permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut pada batas keluasan tertentu.

66. Izin Pengelolaan Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang

selanjutnya disebut Izin Pengelolaan Perairan adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pemanfaatan sumber daya perairan di

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang setara dengan izin usaha. 67. Rehabilitasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya

disebut Rehabilitasi adalah proses pemulihan dan perbaikan kondisi Ekosistem atau populasi yang telah rusak walaupun hasilnya dapat berbeda dari kondisi semula.

68. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Setiap Orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut

lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.

69. Setiap Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

70. Pemangku Kepentingan Utama adalah para pengguna Sumber Daya

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai kepentingan langsung dalam mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil, seperti Nelayan Tradisional, Nelayan modern, Pembudi Daya Ikan, pengusaha pariwisata, pengusaha perikanan, dan

Masyarakat. 71. Masyarakat adalah masyarakat yang terdiri atas Masyarakat Lokal dan

Masyarakat Tradisional yang bermukim di Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil. 72. Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankan tata

kehidupan sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum tetapi tidak sepenuhnya

bergantung pada Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tertentu. 73. Masyarakat Tradisional adalah Masyarakat perikanan tradisional yang

masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan kegiatan

penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum

laut internasional. 74. Desa Adat adalah kesatuan Masyarakat hukum adat di Bali yang

memiliki Wilayah, kedudukan, susunan asli, hak-hak tradisional, harta kekayaan sendiri, tradisi, tata krama pergaulan hidup Masyarakat secara turun temurun dalam ikatan tempat suci (kahyangan tiga atau

kahyangan desa), tugas, dan kewenangan serta hak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

75. Nelayan adalah Setiap Orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.

Page 11: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

76. Nelayan Kecil adalah Nelayan yang melakukan penangkapan ikan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang tidak menggunakan kapal penangkap ikan maupun yang menggunakan kapal penangkap

ikan berukuran paling besar 10 (sepuluh) gross ton (GT). 77. Nelayan Tradisional adalah Nelayan yang melakukan penangkapan ikan

di perairan yang merupakan hak perikanan tradisional yang telah

dimanfaatkan secara turun-temurun sesuai dengan budaya dan kearifan lokal.

78. Pembudi Daya Ikan adalah Setiap Orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan air tawar, ikan air payau, dan ikan

air laut. 79. Pembudi Daya Ikan Kecil adalah Pembudi Daya Ikan yang melakukan

pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

80. Peran Masyarakat adalah kepedulian dan keterlibatan Masyarakat secara fisik atau non fisik, langsung atau tidak langsung, atas dasar

kesadaran sendiri atau akibat peranan pembinaan dalam PWP-3-K. 81. Gugatan Perwakilan adalah gugatan yang berupa hak kelompok kecil

Masyarakat untuk bertindak mewakili Masyarakat dalam jumlah besar dalam upaya mengajukan tuntutan berdasarkan kesamaan permasalahan, fakta hukum, dan tuntutan ganti kerugian.

82. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disingkat TKPRD adalah tim ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang di daerah Provinsi dan di daerah Kabupaten/Kota, dan

mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan bupati/wali kota dalam pelaksanaan koordinasi penataan Ruang di daerah.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini terdiri atas:

a. batas wilayah, asas, prinsip dan tujuan; b. jangka waktu dan fungsi;

c. kebijakan dan strategi; d. rencana Alokasi Ruang;

e. peraturan Pemanfaatan Ruang; f. larangan; g. indikasi program;

h. kelembagaan; i. pengawasan dan pengendalian;

j. hak, kewajiban dan Peran Masyarakat; k. penyelesaian sengketa;

l. mitigasi bencana; m. rehabilitasi; dan

n. gugatan perwakilan.

Page 12: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

BAB II

BATAS WILAYAH, ASAS, PRINSIP DAN TUJUAN

Bagian Kesatu Batas Wilayah

Pasal 3

(1) Batas Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi meliputi: a. Wilayah Pesisir ke arah darat meliputi batas Wilayah administrasi

kecamatan; dan b. Wilayah Pesisir ke arah laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur

dari Garis Pantai pada saat pasang tertinggi ke arah laut lepas

dan/atau ke arah perairan kepulauan. (2) PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan

sesuai dengan rencana tata Ruang Wilayah Provinsi, rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta rencana rincinya.

(3) Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta skala 1:250.000 (satu berbanding dua ratus lima puluh ribu) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua Asas

Pasal 4

RZWP-3-K Provinsi disusun berdasarkan asas yang dijiwai oleh filosofi Tri Hita Karana yang bersumber dari kearifan lokal sad kerthi meliputi:

a. berkelanjutan; b. konsistensi;

c. keterpaduan; d. kepastian hukum; e. kemitraan;

f. pemerataan; g. peran Masyarakat;

h. keterbukaan; i. desentralisasi;

j. akuntabilitas; dan k. keadilan.

Bagian Ketiga Prinsip

Pasal 5

Pengaturan RZWP-3-K Provinsi diselenggarakan dengan prinsip satu

kesatuan Wilayah yaitu satu pulau, satu pola dan satu tata kelola.

Page 13: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Bagian Keempat

Tujuan

Pasal 6

RZWP-3-K Provinsi bertujuan untuk:

a. melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem

ekologisnya secara berkelanjutan; b. melindungi dan melestarikan nilai-nilai sosial, budaya dan spiritual di

Wilayah Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; c. meningkatkan ketahanan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari

ancaman bencana alam dan perubahan iklim;

d. memperkuat Peran Masyarakat dan lembaga pemerintah serta mendorong inisiatif Masyarakat dalam PWP-3-K agar tercapai keadilan,

keseimbangan, dan keberkelanjutan; dan e. meningkatkan nilai ekonomi secara serasi, selaras dan seimbang

antarsektor melalui Peran Masyarakat dalam PWP-3-K.

BAB III JANGKA WAKTU DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Jangka Waktu

Pasal 7

(1) Jangka waktu RZWP-3-K Provinsi yakni 20 (dua puluh) tahun.

(2) RZWP-3-K Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.

(3) Peninjauan kembali RZWP-3-K Provinsi dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis yang diakibatkan oleh:

a. bencana alam skala besar yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;

b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang; dan/atau

c. perubahan batas Wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-undang.

(4) Peninjauan kembali dalam waktu kurang dari 5 (lima) tahun dilakukan

apabila terjadi perubahan kebijakan dan strategi nasional yang mempengaruhi Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi.

Bagian Kedua

Fungsi

Pasal 8

RZWP-3-K Provinsi berfungsi sebagai:

a. bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

b. acuan dalam penyusunan RPWP-3-K dan RAPWP-3-K; c. instrumen penataan Ruang di Wilayah Perairan Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil;

Page 14: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

d. memberikan kekuatan hukum terhadap Alokasi Ruang di Wilayah

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; e. dasar pemberian Izin Lokasi Perairan Pesisir;

f. acuan dalam rujukan konflik di Perairan Pesisir; g. acuan dalam Pemanfaatan Ruang di Perairan Pesisir; dan h. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan di Wilayah

Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

BAB IV

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Bagian Kesatu

Kebijakan

Pasal 9

Kebijakan PWP-3-K, meliputi: a. pengembangan dan pemantapan Kawasan Konservasi di Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai prioritas Alokasi Ruang laut

dalam perwujudan pengelolaan berbasis Ekosistem; b. pengarusutamaan nilai-nilai sosial, budaya, spiritual, dan kearifan

lokal dalam PWP-3-K; c. pencegahan, pengendalian, pemulihan, dan Rehabilitasi Sumber Daya

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara terpadu; d. peningkatan Mitigasi Bencana dan adaptasi perubahan iklim; e. optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

berbasis Kawasan secara terpadu dengan penguatan pada Pemberdayaan Masyarakat dan mendorong investasi pemerintah,

Masyarakat, dan swasta secara merata antarWilayah; f. pengembangan sistem dan pendekatan PWP-3-K secara terpadu; dan

g. peningkatan aksesibilitas serta dukungan prasarana dan sarana dalam PWP-3-K.

Bagian Kedua Strategi

Pasal 10

(1) Pengembangan dan pemantapan Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil sebagai prioritas Alokasi Ruang laut dalam

perwujudan pengelolaan berbasis Ekosistem sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dilaksanakan dengan strategi yang meliputi:

a. memperkuat jejaring kerja (networking) guna akselerasi penetapan Kawasan Konservasi yang telah dicadangkan dan menginisiasi

pencadangan Kawasan Konservasi sesuai potensinya; b. memperkuat jejaring Kawasan Konservasi guna memantapkan dan

memperkuat kapasitas pengelolaan Kawasan Konservasi serta meningkatkan ketahanan Kawasan Konservasi terhadap tekanan dan ancaman;

c. mengelola Kawasan Konservasi secara efektif dan produktif dengan melibatkan Pemangku Kepentingan Utama untuk menjadi model

PWP-3-K berbasis konservasi; dan d. menetapkan perlindungan Alur Migrasi Biota laut.

Page 15: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(2) Pengarusutamaan nilai-nilai sosial, budaya, spiritual, dan kearifan

lokal dalam PWP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilaksanakan dengan strategi yang meliputi:

a. revitalisasi nilai-nilai sosial dan budaya Masyarakat sebagai basis PWP-3-K yang berkearifan sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana.

b. melindungi dan melestarikan Kawasan Suci Laut dan Kawasan

Tempat Suci sesuai dengan Bhisama Kesucian Pura dan berlandaskan segara kerthi dalam PWP-3-K;

c. meningkatkan Peran Masyarakat Tradisional dan/atau Desa Adat dalam PWP-3-K; dan

d. menerapkan kearifan lokal sebagai pertimbangan dalam PWP-3-K. (3) Pencegahan, pengendalian, pemulihan, dan Rehabilitasi Sumber Daya

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c dilaksanakan dengan strategi yang meliputi: a. mencegah dan mengendalikan kegiatan yang berpotensi

menimbulkan dampak negatif terhadap Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, baik yang bersumber dari laut maupun dari

daratan; b. mengembangkan usaha-usaha Rehabilitasi untuk mempercepat

pemulihan Ekosistem dan/atau populasi yang mengalami kerusakan melalui peran serta aktif Pemangku Kepentingan Utama;

c. mendorong pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil yang bersifat non-ekstraktif atau mengedepankan kaidah konservasi; dan

d. meningkatkan implementasi kearifan lokal dalam PWP-3-K. (4) Peningkatan Mitigasi Bencana dan adaptasi perubahan iklim

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d dilaksanakan dengan strategi yang meliputi: a. menggunakan dan/atau menerapkan aspek risiko bencana dalam

PWP-3-K; b. meningkatkan ketahanan daerah, sosial, ekonomi, infrastruktur,

fisik lingkungan serta Ekosistem terhadap ancaman bencana dan perubahan iklim, baik secara struktural maupun non-struktural;

dan c. memperkuat pengelolaan Kawasan Konservasi melalui pendekatan

jejaring Kawasan Konservasi, baik jejaring lokal, nasional, regional

maupun global. (5) Optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

berbasis Kawasan secara terpadu dengan penguatan pada Pemberdayaan Masyarakat dan mendorong investasi pemerintah,

Masyarakat, dan swasta secara merata antarWilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e dilaksanakan dengan strategi yang meliputi:

a. mengembangkan kegiatan eksplorasi Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melalui kerjasama dengan perguruan tinggi,

lembaga riset, dan swasta; b. meningkatkan investasi pemerintah serta mendorong investasi

Masyarakat dan swasta dalam pemanfaatan potensi Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di berbagai sektor terkait;

c. mengembangkan pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan kapasitas sumber daya manusia;

d. pengembangan sektor-sektor ekonomi kelautan yang berdaya saing dan berkelanjutan;

Page 16: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

e. mengembangkan keterpaduan antara subsistem hulu dan subsistem

hilir dalam pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

f. mengembangkan perikanan tangkap skala kecil melalui perlindungan dan pemberdayaan Nelayan Kecil, modernisasi sarana penangkapan ikan, akses modal dan pemasaran, penerapan

teknologi tepat guna dan pengembangan alat bantu penangkapan ikan serta menerapkan praktek-praktek penangkapan ikan yang

ramah lingkungan; g. mengembangkan perikanan budidaya laut berbasis komoditas

unggulan, berdaya saing tinggi, serta adaptif terhadap perubahan iklim dalam suatu sistem hulu-hilir yang terpadu serta penerapan teknologi tepat guna;

h. mengembangkan pariwisata berdaya saing tinggi bertaraf internasional dan berbasis Masyarakat serta selaras dengan kaidah

konservasi dan falsafah Tri Hita Karana serta memaksimalkan implementasi prinsip-prinsip ekowisata;

i. mengembangkan energi baru dan terbarukan yang bersumber dari jasa kelautan;

j. mengembangkan pemanfaatan pasir laut untuk memenuhi

kebutuhan material bagi pembangunan infrastruktur; k. mengembangkan usaha pergaraman rakyat sebagai alternatif mata

pencaharian Masyarakat pesisir; l. memberikan perlindungan terhadap pemangkalan Nelayan

Tradisional dan/atau Nelayan Kecil untuk kelangsungan mata pencaharian dan penghidupannya;

m. mendorong investasi swasta dalam pemanfaatan potensi air

laut-dalam sebagai alternatif penyediaan air minum, pengembangan produk-produk kebugaran, dan kesehatan serta penguasaan

teknologi; dan n. mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan dengan

pendekatan ekonomi biru (blue economy) berbasis Kawasan. (6) Pengembangan sistem dan pendekatan PWP-3-K secara terpadu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf f dilaksanakan dengan strategi yang meliputi: a. menggunakan analisis kewilayahan sebagai pertimbangan dalam

penentuan Alokasi Ruang guna mewujudkan keserasian dan keselarasan antara Ekosistem daratan dan Ekosistem laut;

b. meningkatkan keseimbangan dan pemerataan pembangunan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan

c. mengembangkan keterpaduan Pemanfaatan Ruang dan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil antarsektor, antarWilayah, dan antar-Pemangku Kepentingan Utama.

(7) Peningkatan aksesibilitas serta dukungan prasarana dan sarana dalam PWP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g, dilaksanakan

dengan strategi yang meliputi: a. meningkatkan kualitas pelayanan dan daya dukung atau kapasitas

pelabuhan angkutan laut dan penyeberangan yang telah ada; b. akselerasi pembangunan pelabuhan angkutan laut dan

penyeberangan;

c. meningkatkan fasilitas dan moda transportasi laut, kualitas pelayanan, keamanan, kenyamanan, keselamatan serta kelancaran

angkutan penyeberangan dan angkutan laut pelayaran rakyat terutama angkutan laut antara Pulau Bali dengan Pulau-Pulau

Kecil;

Page 17: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

d. menata sistem Alur Pelayaran dan mengembangkan navigasi

pelayaran; e. mengembangkan fasilitas dan kapasitas Pelabuhan Perikanan

sebagai pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Wilayah;

f. mengembangkan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai

secara bertahap; g. mengembangkan pendaratan pesawat terbang untuk meningkatkan

aksesibilitas Wilayah Pesisir Bali Utara; h. mengembangkan prasarana dan sarana wisata bahari yang aman

dan nyaman serta tidak merusak lingkungan; i. mengembangkan industri perkapalan untuk mendukung industri

wisata bahari;

j. mengembangkan sarana dan prasarana guna mendukung sistem usaha perikanan tangkap berbasis minabisnis secara terpadu,

meliputi tempat pelelangan ikan, cool chain system (CCS), depo-depo bahan bakar untuk Nelayan, fasilitas penanganan hasil dan

pemasaran hasil, pusat informasi, lembaga keuangan, dan fasilitas lainnya;

k. mengembangkan fasilitas perikanan budidaya untuk mendukung

sistem minabisnis perikanan budidaya secara terpadu, meliputi fasilitas penyediaan benih, penyediaan pakan, kesehatan ikan, pasca

panen, pemasaran, dan fasilitas lainnya; dan l. mengembangkan prasarana penunjang pembangkit listrik untuk

meningkatkan kapasitas pelayanan.

BAB V RENCANA ALOKASI RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 11

(1) Rencana Alokasi Ruang meliputi:

a. kawasan pemanfaatan umum; b. kawasan konservasi;

c. kawasan strategis nasional tertentu; dan d. alur laut.

(2) Selain rencana Alokasi Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdapat Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Suci Laut. (3) Rencana Alokasi Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digambarkan dalam peta skala 1:250.000 (satu berbanding dua ratus lima puluh ribu) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (4) Rencana Alokasi Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

penggambarannya lebih lanjut ke dalam peta skala 1:50.000 (satu berbanding lima puluh ribu) sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(5) Rincian rencana Alokasi Ruang memuat Kawasan, Zona, dan subzona beserta kodenya, lokasi, luas, titik koordinat, dan nomor lembar peta

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 18: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Bagian Kedua

Kawasan Pemanfaatan Umum

Paragraf 1 Umum

Pasal 12

Kawasan Pemanfaatan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. zona pariwisata; b. zona perikanan budidaya; c. zona perikanan tangkap;

d. zona pelabuhan; e. zona pendaratan pesawat;

f. zona bandar udara; g. zona pergaraman;

h. zona hutan mangrove; i. zona pertambangan; j. zona energi; dan

k. zona pemanfaatan lainnya.

Paragraf 2 Zona Pariwisata

Pasal 13

(1) Zona Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a meliputi:

a. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil; b. subzona wisata alam bawah laut; dan

c. subzona olah raga air. (2) Subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Jembrana meliputi pantai Candikusuma dengan kode

subzona KPU-W-P3K-01, Rening dengan kode subzona KPU-W-P3K-02, Delod Berawah–Penyaringan–Yehembang dengan

kode subzona KPU-W-P3K-03, Yehembang Kangin-Yeh Sumbul dengan kode subzona KPU-W-P3K-04, Pekutatan-Pangyangan dengan kode subzona KPU-W-P3K-05, dan Pengeragoan-Selabih

dengan kode subzona KPU-W-P3K-06; b. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di

Kabupaten Tabanan meliputi pantai Selabih-Yeh Bakung-Mekayu-Suraberata dengan kode subzona KPU-W-P3K-07, Balian dengan

kode subzona KPU-W-P3K-08, Bonian dengan kode subzona KPU-W-P3K-09, Antap Delodsema dengan kode subzona KPU-W-P3K-10, Bebali-Kelecung dengan kode subzona

KPU-W-P3K-11, Tegal Mengkep-Beraban dengan kode subzona KPU-W-P3K-12, Pasut Barat dengan kode subzona KPU-W-P3K-13,

Pasut Timur-Kelating dengan kode subzona KPU-W-P3K-14, Kelating dengan kode subzona KPU-W-P3K-15, Yeh Gangga dengan kode

subzona KPU-W-P3K-16, dan Batutampeh dengan kode subzona KPU-W-P3K-17;

Page 19: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

c. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di

Kabupaten Badung meliputi pantai Nyanyi-Mengening-Sogsogan dengan kode subzona KPU-W-P3K-18, Seseh-Sepang-Pererenan-

Batumejan-Batubolong dengan kode subzona KPU-W-P3K-19, Nelayan Canggu dengan kode subzona KPU-W-P3K-20, Brawa dengan kode subzona KPU-W-P3K-21, Legian-Kuta dengan kode

subzona KPU-W-P3K-22, Pantai Jerman dengan kode subzona KPU-W-P3K-23, Jimbaran 1 dengan kode subzona KPU-W-P3K-24,

Jimbaran 2 dengan kode subzona KPU-W-P3K-25, dan Nusa Dua dengan kode subzona KPU-W-P3K-26;

d. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di Kota Denpasar meliputi pantai Mertasari-Semawang-Batujimbar-Sindhu dengan kode subzona KPU-W-P3K-27;

e. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Gianyar meliputi pantai Biaung-Lembeng dengan kode

subzona KPU-W-P3K-28 dan Segara Wilis dengan kode subzona KPU-W-P3K-29;

f. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Klungkung yaitu pantai Jumpai dengan kode subzona KPU-W-P3K-30;

g. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Karangasem meliputi pantai Candidasa dengan kode

subzona KPU-W-P3K-31; Jasri-Ujung dengan kode subzona KPU-W-P3K-32, dan Amed dengan kode subzona

KPU-W-P3K-33; dan h. subzona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil di

Kabupaten Buleleng meliputi pantai Air Sanih dengan kode subzona

KPU-W-P3K-34, Singaraja dengan kode subzona KPU-W-P3K-35, Kampung Baru dengan kode subzona KPU-W-P3K-36, Kampung

Bugis dengan kode subzona KPU-W-P3K-37, dan Penimbangan dengan kode subzona KPU-W-P3K-38.

(3) Subzona wisata alam bawah laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. subzona wisata alam bawah laut di Kabupaten Karangasem meliputi

Amed dengan kode subzona KPU-W-ABL-01, Paselatan-Tegallanglangan-Batu Belah-Batuniti dengan kode subzona

KPU-W-ABL-02, Kubu-Baturinggit dengan kode subzona KPU-W-ABL-03, dan Candi Gora Tianyar dengan kode subzona

KPU-W-ABL-04; b. subzona wisata alam bawah laut di Kabupaten Buleleng meliputi

Bukti dengan kode subzona KPU-W-ABL-05, Lokapaksa-Umeanyar

dengan kode subzona KPU-W-ABL-06, dan Pejarakan dengan kode subzona KPU-W-ABL-07; dan

c. subzona wisata alam bawah laut di Kabupaten Jembrana yaitu Teluk Gilimanuk dengan kode subzona KPU-W-ABL-08.

(4) Subzona olah raga air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. subzona olah raga air di Kabupaten Jembrana meliputi Medewi–

Pulukan–Pekutatan dengan kode subzona KPU-W-OR-01; b. subzona olah raga air di Kabupaten Tabanan meliputi Balian dengan

kode subzona KPU-W-OR-02 dan Yeh Gangga dengan kode subzona KPU-W-OR-03;

Page 20: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

c. subzona olah raga air di Kabupaten Badung meliputi Pererenan-

Batumejan-Batubolong–Canggu-Brawa dengan kode subzona KPU-W-OR-04, Legian-Kuta dengan kode subzona KPU-W-OR-05,

Jimbaran dengan kode subzona KPU-W-OR-06, Peminge–Sawangan-Kutuh-Nyang Nyang dengan kode subzona KPU-W-OR-07, Tanjung Benoa-Samuh dengan kode subzona KPU-W-OR-08;

d. subzona olah raga air di Kota Denpasar yaitu Serangan dengan kode subzona KPU-W-OR-09; dan

e. subzona olah raga air di Kabupaten Gianyar yaitu Gumicik dengan kode subzona KPU-W-OR-10.

Paragraf 3

Zona Perikanan Budidaya

Pasal 14

Zona Perikanan Budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b

yaitu subzona budidaya laut, meliputi: a. subzona budidaya laut di Kabupaten Jembrana meliputi perairan sekitar

Candikusuma dengan kode subzona KPU-BD-BL-01, Baluk-Cupel

dengan kode subzona KPU-BD-BL-02, dan Delod Berawah-Penyaringan kode subzona KPU-BD-BL-03;

b. subzona budidaya laut di Kabupaten Karangasem meliputi perairan sekitar Pertima–Subagan-Ujung Pesisi–Tumbu dengan kode subzona

KPU-BD-BL-04, Paselatan dengan kode subzona KPU-BD-BL-05, Muntidesa-Tunassari-Kertabuana-Tamansari dengan kode subzona KPU-BD-BL-06; dan

c. subzona budidaya laut di Kabupaten Buleleng meliputi perairan sekitar Bukti–Kubutambahan dengan kode subzona KPU-BD-BL-07, Pengulon-

Patas–Gerokgak-Sanggalangit–Musi-Penyabangan dengan kode subzona KPU-BD-BL-08, dan Sendang–Sumberkima–Pejarakan dengan kode

subzona KPU-BD-BL-09.

Paragraf 4

Zona Perikanan Tangkap

Pasal 15

(1) Zona Perikanan Tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c meliputi: a. subzona demersal;

b. subzona pelagis; dan c. subzona pelagis dan demersal.

(2) Subzona demersal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. subzona demersal di Kabupaten Tabanan meliputi perairan sekitar Selemadeg Barat dengan kode subzona KPU-PT-D-01 dan Selemadeg Timur-Kediri dengan kode subzona KPU-PT-D-02;

b. subzona demersal di Kabupaten Badung meliputi perairan sekitar Cemagi–Munggu–Pererenan–Canggu–Tibubeneng-Kerobokan Kelod-

Seminyak-Legian dengan kode subzona KPU-PT-D-03; dan c. subzona demersal di Kabupaten Karangasem meliputi perairan

sekitar Seraya dengan kode subzona KPU-PT-D-04 dan Kubu dengan kode subzona KPU-PT-D-05.

Page 21: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(3) Subzona pelagis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. subzona pelagis di perairan Selat Bali dengan kode subzona KPU-PT-P-01, KPU-PT-P-02, KPU-PT-P-03, KPU-PT-P-04, dan

KPU-PT-P-05; b. subzona pelagis di perairan Samudera Hindia dengan kode subzona

KPU-PT-P-06 dan KPU-PT-P-07;

c. subzona pelagis di perairan Selat Badung dengan kode subzona KPU-PT-P-08, KPU-PT-P-09, KPU-PT-P-10, KPU-PT-P-11,

KPU-PT-P-12, dan KPU-PT-P-13; d. subzona pelagis di perairan Selat Lombok dengan kode subzona

KPU-PT-P-14, KPU-PT-P-15, KPU-PT-P-16, KPU-PT-P-17, KPU-PT-P-18, dan KPU-PT-P-19; dan

e. subzona pelagis di perairan Laut Bali dengan kode subzona

KPU-PT-P-20, KPU-PT-P-21, KPU-PT-P-22, dan KPU-PT-P-23. (4) Subzona pelagis dan demersal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c meliputi: a. subzona pelagis dan demersal di perairan Selat Bali dengan kode

subzona KPU-PT-PD-01 dan KPU-PT-PD-02; b. subzona pelagis dan demersal di perairan Selat Badung dengan kode

subzona KPU-PT-PD-03, KPU-PT-PD-04, KPU-PT-PD-05,

KPU-PT-PD-06, KPU-PT-PD-07, KPU-PT-PD-08, KPU-PT-PD-09, dan KPU-PT-PD-10; dan

c. subzona pelagis dan demersal di perairan Laut Bali dengan kode subzona KPU-PT-PD-11, KPU-PT-PD-12, dan KPU-PT-PD-13.

Paragraf 5

Zona Pelabuhan

Pasal 16

(1) Zona Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d

meliputi: a. subzona DLKr dan DLKp; dan b. subzona WKOPP.

(2) Subzona DLKr dan DLKp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dengan kode subzona KPU-PL-DLK-01;

b. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar dengan kode subzona KPU-PL-DLK-02;

c. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Serangan di Kota Denpasar

dengan kode subzona KPU-PL-DLK-03; d. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Sanur di Kota Denpasar dengan

kode subzona KPU-PL-DLK-04; e. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Gunaksa di Kabupaten

Klungkung dengan kode subzona KPU-PL-DLK-05; f. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Kusamba di Kabupaten

Klungkung dengan kode subzona KPU-PL-DLK-06;

g. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem dengan kode subzona KPU-PL-DLK-07;

h. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Labuhan Amuk/Tanah Ampo di Kabupaten Karangasem dengan kode subzona KPU-PL-DLK-08;

i. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Labuhan Amed di Kabupaten Karangasem dengan kode subzona KPU-PL-DLK-09;

Page 22: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

j. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Kubu di Kabupaten

Karangasem dengan kode subzona KPU-PL-DLK-10; k. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Sangsit di Kabupaten Buleleng

dengan kode subzona KPU-PL-DLK-11; l. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Singaraja di Kabupaten

Buleleng dengan kode subzona KPU-PL-DLK-12;

m. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Pemaron di Kabupaten Buleleng dengan kode subzona KPU-PL-DLK-13;

n. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Brombong di Kabupaten Buleleng dengan kode subzona KPU-PL-DLK-14;

o. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng dengan kode subzona KPU-PL-DLK-15; dan

p. subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Pegametan di Kabupaten

Buleleng dengan kode subzona KPU-PL-DLK-16. (3) Subzona WKOPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

meliputi: a. subzona WKOPP PPN Pengambengan di Kabupaten Jembrana

dengan kode subzona KPU-PL-WKO-01; b. subzona WKOPP PPI Yeh Sumbul di Kabupaten Jembrana dengan

kode subzona KPU-PL-WKO-02;

c. subzona WKOPP PPI Kedonganan di Kabupaten Badung dengan kode subzona KPU-PL-WKO-03;

d. subzona WKOPP PPI Kusamba di Kabupaten Klungkung dengan kode subzona KPU-PL-WKO-04; dan

e. subzona WKOPP PPI Amed di Kabupaten Karangasem dengan kode subzona KPU-PL-WKO-05.

Paragraf 6 Zona Pendaratan Pesawat

Pasal 17

(1) Zona Pendaratan Pesawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

huruf e yaitu perairan Batu Ampar Desa Pejarakan Kecamatan

Gerokgak Kabupaten Buleleng dengan kode zona KPU-PP-01. (2) Zona Pendaratan Pesawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan pendaratan pesawat terbang terapung (seaplane).

Paragraf 7 Zona Bandar Udara

Pasal 18

(1) Zona Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf f meliputi:

a. subzona operasi bandar udara; dan b. subzona keselamatan operasional penerbangan.

(2) Subzona operasi bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, meliputi perairan Kelurahan Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung dengan kode

subzona KPU-BU-OBU-01 dan Teluk Benoa dengan kode subzona KPU-BU-OBU-02.

Page 23: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(3) Subzona operasi bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dapat dikembangkan dengan cara Reklamasi. (4) Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan secara

terpadu dengan Mitigasi dampak terhadap pantai di sekitarnya. (5) Subzona keselamatan operasional penerbangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b yaitu operasional penerbangan Bandar Udara I

Gusti Ngurah Rai, meliputi perairan Kelurahan Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung dengan kode subzona KPU-BU-KP-01 dan

KPU-BU-KP-02, dan Teluk Benoa dengan kode subzona KPU-BU-KP-03.

Paragraf 8 Zona Pergaraman

Pasal 19

(1) Zona Pergaraman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf g yaitu subzona garam rakyat.

(2) Subzona garam rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pantai Gumbrih dan Pengeragoan di Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana dengan kode subzona KPU-GR-R-01.

Paragraf 9

Zona Hutan Mangrove

Pasal 20

(1) Zona Hutan Mangrove sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf h

meliputi pantai berhutan mangrove di Desa Pejarakan dan Desa Sumberkima Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dengan kode

zona KPU-HM-01. (2) Zona Hutan Mangrove sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

diperuntukkan bagi wisata alam.

Paragraf 10

Zona Pertambangan

Pasal 21

(1) Zona Pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf i yaitu subzona pasir laut.

(2) Subzona pasir laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. perairan Selat Bali dengan kode subzona KPU-TB-PL-01; dan b. perairan Samudera Hindia dengan kode subzona KPU-TB-PL-02.

(3) Pemanfaatan pasir laut pada subzona sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur publik

dan pengamanan pantai.

Page 24: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Paragraf 11

Zona Energi

Pasal 22

(1) Zona Energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf j yaitu

subzona pembangkit listrik. (2) Subzona pembangkit listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu

perairan sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng dengan kode subzona KPU-EN-PLT-01.

Paragraf 12

Zona Pemanfaatan Lainnya

Pasal 23

(1) Zona Pemanfaatan Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

huruf k meliputi: a. subzona penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan; b. subzona pemangkalan nelayan; dan

c. subzona jalan bebas hambatan. (2) Subzona penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. perairan sekitar Gondol Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng

dengan kode subzona KPU-LN-PP-01; dan b. perairan sekitar Tigaron Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem

dengan kode subzona KPU-LN-PP-02.

(3) Subzona pemangkalan nelayan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. subzona pemangkalan nelayan di Kabupaten Jembrana meliputi pantai Gilimanuk dengan kode subzona KPU-LN-NEL-01, Melaya

Pantai dengan kode subzona KPU-LN-NEL-02, Pangkung Dedari 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-03, Pangkung Dedari 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-04, Anyarsari dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-05, Candikusuma dengan kode subzona KPU-LN-NEL-06, Pabuahan-Baluk-Cupel dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-07, Pengambengan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-08, Mekarsari Perancak dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-09, Lemodang Perancak dengan kode subzona KPU-LN-NEL-10, Munduk–Tengah-Anyar-Yeh Kuning-Beratan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-11, Yeh Sumbul-Medewi dengan

kode subzona KPU-LN-NEL-12, Pulukan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-13, Pekutatan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-14,

dan Gumbrih dengan kode subzona KPU-LN-NEL-15; b. subzona pemangkalan nelayan di Kabupaten Tabanan meliputi

pantai Selabih dengan kode subzona KPU-LN-NEL-16, Balian dengan kode subzona KPU-LN-NEL-17, Bonian dengan kode subzona KPU-LN-NEL-18, Antap Delodsema-Bebali dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-19, Beraban dengan kode subzona KPU-LN-NEL-20, Pasut dengan kode subzona KPU-LN-NEL-21, Kelating dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-22, dan Yeh Gangga dengan kode subzona KPU-LN-NEL-23;

Page 25: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

c. subzona pemangkalan nelayan di Kabupaten Badung meliputi

pantai Sogsogan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-24, Seseh dengan kode subzona KPU-LN-NEL-25, Nelayan Canggu dengan

kode subzona KPU-LN-NEL-26, Perancak Tibubeneng dengan kode subzona KPU-LN-NEL-27, Kuta dengan kode subzona KPU-LN-NEL-28, Pemelisan Tuban dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-29, Kelan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-30, Jimbaran dengan kode subzona KPU-LN-NEL-31, Balangan dengan

kode subzona KPU-LN-NEL-32, Labuhan Sait dengan kode subzona KPU-LN-NEL-33, Suluban dengan kode subzona KPU-LN-NEL-34,

Kutuh dengan kode subzona KPU-LN-NEL-35, Sawangan 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-36, Sawangan 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-37, Peminge dengan kode subzona KPU-LN-NEL-38,

Samuh dengan kode subzona KPU-LN-NEL-39, Terora dengan kode subzona KPU-LN-NEL-40, Tengkulung dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-41, Tanjung Benoa Barat dengan kode subzona KPU-LN-NEL-42, Mumbul dengan kode subzona KPU-LN-NEL-43,

Pasek-Pengenderan Kedonganan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-44, dan Kelan Timur dengan kode subzona KPU-LN-NEL-45;

d. subzona pemangkalan nelayan di Kota Denpasar meliputi pantai Pesanggaran dengan kode subzona KPU-LN-NEL-46, Serangan

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-47, Mertasari dengan kode subzona KPU-LN-NEL-48, Semawang dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-49, Batujimbar dengan kode subzona KPU-LN-NEL-50, Sindhu dengan kode subzona KPU-LN-NEL-51, Sanur dengan kode subzona KPU-LN-NEL-52, dan Matahari Terbit dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-53; e. subzona pemangkalan nelayan di Kabupaten Gianyar meliputi

pantai Gumicik dengan kode subzona KPU-LN-NEL-54, Kubur dengan kode subzona KPU-LN-NEL-55, Manyar dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-56, Sagara dengan kode subzona KPU-LN-NEL-57, Purnama dengan kode subzona KPU-LN-NEL-58, Segara Wilis dengan kode subzona KPU-LN-NEL-59, Cucukan

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-60, Lebih dengan kode subzona KPU-LN-NEL-61, dan Siyut dengan kode subzona KPU-LN-NEL-62;

f. subzona pemangkalan nelayan di Kabupaten Klungkung meliputi pantai Tegal Besar dengan kode subzona KPU-LN-NEL-63, Lepang

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-64, Kampung Kusamba dengan kode subzona KPU-LN-NEL-65, Segara-Br. Bias Kusamba dengan kode subzona KPU-LN-NEL-66, Pesinggahan dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-67, dan Belatung dengan kode subzona KPU-LN-NEL-68;

Page 26: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

g. subzona pemangkalan nelayan di Kabupaten Karangasem meliputi

pantai Yeh Malet dengan kode subzona KPU-LN-NEL-69, Pengangalon dengan kode subzona KPU-LN-NEL-70, Labuhan Amuk

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-71, Ulakan-Tanah Ampo dengan kode subzona KPU-LN-NEL-72, Buitan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-73, Candidasa dengan kode subzona KPU-LN-NEL-74,

Samuh dengan kode subzona KPU-LN-NEL-75, Songlawah Bugbug dengan kode subzona KPU-LN-NEL-76, Bugbug dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-77, Pasir Putih Bugbug dengan kode subzona KPU-LN-NEL-78, Jasri dengan kode subzona KPU-LN-NEL-79, Ujung

Pesisi-Seraya Barat dengan kode subzona KPU-LN-NEL-80, Yehbung dengan kode subzona KPU-LN-NEL-81, Bunutan Seraya dengan kode subzona KPU-LN-NEL-82, Belubuh Seraya dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-83, Songan Seraya dengan kode subzona KPU-LN-NEL-84, Tukad Buah dengan kode subzona KPU-LN-NEL-

85, Tukad Tiis dengan kode subzona KPU-LN-NEL-86, Lesek Seraya Timur dengan kode subzona KPU-LN-NEL-87, Kutumanak dengan

kode subzona KPU-LN-NEL-88, Kusambi dengan kode subzona KPU-LN-NEL-89, Batukeseni 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-90, Batukeseni 2 dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-91, Aas dengan kode subzona KPU-LN-NEL-92, Banyuning 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-93, Banyuning 2

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-94, Lean 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-95, Lean 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-96,

Lean 3 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-97, Bunutan 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-98, Bunutan 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-99, Jemeluk dengan kode subzona KPU-LN-NEL-100,

Amed dengan kode subzona KPU-LN-NEL-101, Paselatan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-102, Tegallanglangan dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-103, Batu Belah dengan kode subzona KPU-LN-NEL-104, Tukad Abu dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-105, Tulamben 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-106, Tulamben 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-107, Rubaya 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-108,

Rubaya 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-109, Baturinggit dengan kode subzona KPU-LN-NEL-110, Gerombong-Sukadana

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-111, Karangsari dengan kode subzona KPU-LN-NEL-112, Lebah dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-113, Darmawinangun dengan kode subzona KPU-LN-NEL-114, Ekaadnyana dengan kode subzona KPU-LN-NEL-115, Santer dengan kode subzona KPU-LN-NEL-116,

Tunassari-Muntidesa dengan kode subzona KPU-LN-NEL-117, Kertabuana 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-118, Kertabuana 2

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-119, Tamansari dengan kode subzona KPU-LN-NEL-120, Tegalsari 1 dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-121, dan Tegalsari 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-122; dan

Page 27: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

h. subzona pemangkalan nelayan di Kabupaten Buleleng meliputi

pantai Ngis dengan kode subzona KPU-LN-NEL-123, Yehbau 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-124, Yehbau 2 dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-125, Tembok dengan kode subzona KPU-LN-NEL-126, Bulakan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-127, Sambirenteng dengan kode subzona KPU-LN-NEL-128, Penuktukan

dengan kode subzona KPU-LN-NEL-129, Les dengan kode subzona KPU-LN-NEL-130, Les-Tejakula dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-131, Tejakula 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-132, Tejakula 2 dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-133, Bondalem 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-134, Bondalem 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-135, Julah dengan kode subzona KPU-LN-NEL-136,

Sembiran dengan kode subzona KPU-LN-NEL-137, Pacung 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-138, Pacung 2 dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-139, Bukti dengan kode subzona KPU-LN-NEL-140, Sanih dengan kode subzona KPU-LN-NEL-141, Tebanding dengan

kode subzona KPU-LN-NEL-142, Tambak dengan kode subzona KPU-LN-NEL-143, Kubu Kelod dengan kode subzona KPU-LN-NEL-144, Giri Mas dengan kode subzona KPU-LN-NEL-145,

Pabean Sangsit dengan kode subzona KPU-LN-NEL-146, Kerobokan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-147, Buana Sari dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-148, Banyuning dengan kode subzona KPU-LN-NEL-149, Kampung Baru dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-150, Kampung Anyar dengan kode subzona KPU-LN-NEL-151, Banyuasri dengan kode subzona KPU-LN-NEL-152, Galiran dengan kode subzona KPU-LN-NEL-153,

Pemaron 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-154, Pemaron 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-155, Anturan dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-156, Kalibukbuk dengan kode subzona KPU-LN-NEL-157, Kalibukbuk-Kaliasem dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-158, Temukus 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-159, Temukus 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-160, Kalianget dengan kode subzona KPU-LN-NEL-161,

Tangguwisia dengan kode subzona KPU-LN-NEL-162, Seririt-Pengastulan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-163,

Lokapaksa dengan kode subzona KPU-LN-NEL-164, Umeanyar dengan kode subzona KPU-LN-NEL-165, Banjarasem dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-166, Kalisada 1 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-167, Kalisada 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-168, Brombong 1 dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-169, Brombong 2 dengan kode subzona KPU-LN-NEL-170, Pengulon dengan kode subzona KPU-LN-NEL-171,

Patas dengan kode subzona KPU-LN-NEL-172, Gerokgak dengan kode subzona KPU-LN-NEL-173, Musi dengan kode subzona

KPU-LN-NEL-174, Gondol dengan kode subzona KPU-LN-NEL-175, Banyupoh dengan kode subzona KPU-LN-NEL-176, Pemuteran dengan kode subzona KPU-LN-NEL-177, Sendang dengan kode

subzona KPU-LN-NEL-178, dan Pegametan dengan kode subzona KPU-LN-NEL-179.

(4) subzona jalan bebas hambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi perairan Teluk Benoa di Kota Denpasar dan

Kabupaten Badung sebagai jalan di atas permukaan laut dengan tiang pancang dengan kode subzona KPU-LN-JBH-01.

Page 28: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Bagian Ketiga

Kawasan Konservasi

Paragraf 1 Umum

Pasal 24

Kawasan Konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b meliputi:

a. TN; b. Tahura; c. KKP; dan

d. KKM.

Paragraf 2 Taman Nasional

Pasal 25

(1) TN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a meliputi: a. perairan Pejarakan-Sumberklampok di Kabupaten Buleleng dan

Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dengan kode zona TN-01; dan b. perairan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dengan kode zona

TN-02. (2) Pengelolaan dan Zonasi TN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Paragraf 3

Tahura

Pasal 26

(1) Tahura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf b yaitu bagian

dari Tahura I Gusti Ngurah Rai di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, meliputi Tanjung Benoa dengan kode zona THR-01, Terora

dengan kode zona THR-02, Mumbul dengan kode zona THR-03, Kedonganan-Kelan dengan kode zona THR-04, Tuban dengan kode

zona THR-05, Pesanggaran dengan kode zona THR-06, dan Serangan dengan kode zona THR-07 dan THR-08.

(2) Pengelolaan dan Zonasi Tahura sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Paragraf 4 Kawasan Konservasi Perairan

Pasal 27

(1) KKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf c meliputi: a. KKP Melaya, meliputi perairan sekitar Melaya Kabupaten Jembrana

dengan kode zona KKP-01; b. KKP Perancak, meliputi perairan sekitar Perancak Kabupaten

Jembrana dengan kode zona KKP-02;

Page 29: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

c. KKP Bali Selatan meliputi perairan sekitar Kecamatan Kuta

Kabupaten Badung dengan kode zona KKP-03 dan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung dengan kode zona KKP-04, perairan

sekitar Pulau Serangan Kota Denpasar dengan kode zona KKP-05 dan KKP-06, dan perairan sekitar Semawang Kota Denpasar dengan Kode zona KP-07;

d. KKP Kabupaten Karangasem, meliputi perairan sekitar Padangbai dengan kode zona KKP-08 dan KKP-09, Candidasa dengan kode

zona KKP-10, Seraya-Amed dengan kode zona KKP-11, dan Tulamben dengan kode zona KKP-12;

e. KKP Kabupaten Buleleng, meliputi perairan sekitar Tejakula dengan kode zona KKP-13, Buleleng-Banjar dengan kode zona KKP-14, dan Pemuteran dengan kode zona KKP-15; dan

f. KKP Nusa Penida, meliputi perairan sekitar Kepulauan Nusa Penida Kabupaten Klungkung dengan kode zona KKP-16.

(2) KKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola sebagai taman wisata perairan.

(3) KKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Paragraf 5 Kawasan Konservasi Maritim

Pasal 28

(1) KKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf d yaitu KKM Teluk

Benoa meliputi perairan Teluk Benoa dengan kode zona KKM-01,

KKM-02, KKM-03, KKM-04, dan KKM-05. (2) KKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola sebagai Daerah

Perlindungan Budaya Martim yang di dalamnya terdapat titik-titik suci atau situs suci kemaritiman yang mempunyai nilai penting bagi agama,

adat, dan budaya, serta tempat ritual keagamaan dan/atau adat. (3) Pengelolaan dan Zonasi KKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Keempat

Kawasan Strategis

Paragraf 1 Umum

Pasal 29

Kawasan Strategis meliputi: a. KSNT; dan

b. KSN.

Paragraf 2

Kawasan Strategis Nasional Tertentu

Pasal 30

(1) KSNT Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a merupakan Pulau Kecil Terluar.

Page 30: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(2) KSNT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu perairan sekitar Nusa

Penida di Kabupaten Klungkung dengan kode zona KSNT. (3) KSNT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

Paragraf 3

Kawasan Strategis Nasional

Pasal 31

(1) KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf b meliputi: a. KSN Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan

(KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita);

b. Daerah Latihan Militer; dan c. Daerah Terbatas.

(2) KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi perairan sekitar Kota Denpasar, Kabupaten Badung,

Kabupaten Gianyar, serta Kecamatan Kediri dan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan dengan kode zona KSN.

(3) Daerah Latihan Militer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

yaitu daerah latihan TNI-AL, meliputi perairan lepas pantai Buleleng di Kabupaten Buleleng bagian Barat dengan kode zona DLM.

(4) Daerah Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yaitu daerah larangan berlabuh, meliputi perairan sekitar Gilimanuk dan

Candikusuma di Kabupaten Jembrana dengan kode zona DT. (5) Pengelolaan ruang laut KSN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Keenam

Alur Laut

Paragraf 1 Umum

Pasal 32

Alur Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf e terdiri atas:

a. alur pelayaran; b. alur pipa dan kabel bawah laut; dan c. alur migrasi biota.

Paragraf 2

Alur Pelayaran

Pasal 33

(1) Alur Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf a

meliputi: a. Alur Laut Kepulauan Indonesia;

b. alur pelayaran internasional; c. alur pelayaran nasional;

d. alur pelayaran regional; e. alur pelayaran lokal; dan f. bagan pemisah lalu lintas (traffic separation scheme).

Page 31: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(2) Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a yaitu perairan Selat Lombok yang merupakan bagian dari ALKI II, dengan kode subzona AL-AP-ALKI-01, AL-AP-ALKI-02, dan

AL-AP-ALKI-03. (3) Alur pelayaran internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b meliputi:

a. alur pelayaran Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar melalui Selat Badung dan melewati ALKI II dengan tujuan Benua Australia, Asia,

Eropa, dan Amerika dengan kode subzona AL-AP-PI-01; dan b. alur pelayaran Pelabuhan Labuhan Amuk/Tanah Ampo di

Kabupaten Karangasem melalui Selat Badung dan melewati ALKI II dengan tujuan Benua Australia, Asia, Eropa, dan Amerika dengan kode subzona AL-AP-PI-02.

(4) Alur pelayaran nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. alur pelayaran Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng melalui Laut Bali dengan tujuan Pelabuhan Lembar, Pelabuhan

Benoa, dan lain-lain dengan kode subzona AL-AP-PN-01; dan b. alur pelayaran Pelabuhan Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng

melalui Laut Bali dengan tujuan Surabaya dan lain-lain dengan

kode subzona AL-AP-PN-02. (5) Alur pelayaran regional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,

meliputi: a. alur pelayaran Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana

dengan tujuan Pelabuhan Ketapang Provinsi Jawa Timur melalui perairan Selat Bali dengan kode subzona AL-AP-PR-01;

b. alur pelayaran Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem

dengan tujuan Pelabuhan Lembar Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui perairan Selat Badung dan Selat Lombok dengan kode

subzona AL-AP-PR-02 dan Pelabuhan Senggigi/Gili Trawangan Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui perairan Selat Badung dan

Selat Lombok dengan kode subzona AL-AP-PR-03; c. alur pelayaran Pelabuhan Serangan di Kota Denpasar dengan tujuan

Pelabuhan Senggigi/Gili Trawangan Provinsi Nusa Tenggara Barat

melalui perairan Selat Badung dengan kode subzona AL-AP-PR-04; dan

d. alur pelayaran Pelabuhan Kedonganan di Kabupaten Badung dengan tujuan Pelabuhan Muncar Provinsi Jawa Timur melalui perairan

Selat Bali dengan kode subzona AL-AP-PR-05. (6) Alur pelayaran lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e

meliputi:

a. alur pelayaran Pelabuhan Sanur di Kota Denpasar dengan tujuan Nusa Lembongan di Kabupaten Klungkung melalui Selat Badung

dengan kode subzona AL-AP-PL-01; b. alur pelayaran Pelabuhan Sanur di Kota Denpasar dengan tujuan

Pelabuhan Mentigi di Kabupaten Klungkung melalui Selat Badung dengan kode subzona AL-AP-PL-02;

c. alur pelayaran Pelabuhan Kusamba di Kabupaten Klungkung

dengan tujuan Nusa Lembongan di Kabupaten Klungkung melalui Selat Badung dengan kode subzona AL-AP-PL-03;

d. alur pelayaran Pelabuhan Kusamba di Kabupaten Klungkung dengan tujuan Pelabuhan Mentigi di Kabupaten Klungkung melalui

perairan Selat Badung dengan kode subzona AL-AP-PL-04;

Page 32: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

e. alur pelayaran Pelabuhan Kusamba di Kabupaten Klungkung

dengan tujuan Sampalan di Kabupaten Klungkung melalui perairan Selat Badung dengan kode subzona AL-AP-PL-05; dan

f. alur pelayaran Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem dengan tujuan Sampalan di Kabupaten Klungkung melalui perairan Selat Badung dengan kode subzona AL-AP-PL-06.

(7) Bagan pemisah lalu lintas (traffic separation scheme) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f yaitu perairan Selat Lombok, dengan

kode subzona AL-AP-TSS-01, AL-AP-TSS-02, AL-AP-TSS-03, dan AL-AP-TSS-04.

Paragraf 3

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut

Pasal 34

(1) Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 huruf b meliputi: a. alur pipa minyak dan gas; b. alur kabel listrik; dan

c. alur kabel telekomunikasi. (2) Alur pipa minyak dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

yaitu jaringan pipa minyak dan gas Pelabuhan Benoa menuju Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai di Teluk Benoa dengan kode AL-APK-GM-01.

(3) Alur kabel listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. jaringan transmisi listrik Jawa - Bali melalui Selat Bali, dengan

landing point di Pantai Gilimanuk Kabupaten Jembrana dengan kode AL-APK-KL-01, AL-APK-KL-02, AL-APK-KL-03, dan AL-APK-KL-04;

dan b. jaringan transmisi listrik Bali - Nusa Lembongan melalui Selat

Badung dengan landing point Pantai Saba dan Nusa Lembongan dengan kode AL-APK-KL-05.

(4) Alur kabel telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Bali dari Muncar

Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur menuju Bali dengan beach hole di pantai Candikusuma Kabupaten Jembrana dengan

kode AL-APK-KT-01; b. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Bali dari Puger

Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur menuju Bali dengan beach hole di pantai Jimbaran Kabupaten Badung dengan kode

AL-APK-KT-02; c. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Bali dengan beach hole

di pantai Jimbaran Kabupaten Badung menuju Benculuk Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur dengan kode AL-APK-KT-03;

d. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Bali dari Grajagan

Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur menuju Bali dengan beach hole di pantai Kedonganan Kabupaten Badung dengan kode

AL-APK-KT-04; e. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Badung dan Selat

Lombok dari Senggigi Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat menuju Bali dengan beach hole di pantai Sanur Kota

Denpasar dengan kode AL-APK-KT-05;

Page 33: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

f. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Badung dan Selat

Lombok dari Senggigi Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat menuju Bali dengan beach hole di pantai Goa Lawah

Kabupaten Klungkung dengan kode AL-APK-KT-06; g. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Badung dan Selat

Lombok dari Senggigi Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat menuju Bali dengan beach hole di pantai Seraya Kabupaten Karangasem dengan kode AL-APK-KT-07;

h. jaringan kabel telekomunikasi melalui Laut Bali dengan beach hole di pantai Kubutambahan Kabupaten Buleleng menuju Sulawesi

dengan kode AL-APK-KT-08; i. jaringan kabel telekomunikasi melalui Selat Badung dan Selat

Lombok dengan beach hole di pantai Sanur Kota Denpasar menuju Nusa Penida Kabupaten Klungkung dan Pulau Lombok dengan kode

AL-APK-KT-09; j. jaringan kabel telekomunikasi Palapa Ring Timur melalui Samudera

Hindia dan Selat Lombok dengan beach hole di pantai Sanur Kota

Denpasar menuju Pulau Lombok dengan kode AL-APK-KT-10 dan AL-APK-KT-11;

k. jaringan kabel telekomunikasi Serat Optik Palapa melalui Laut Bali dengan beach hole di Lokapaksa Kabupaten Buleleng menuju

Kalimantan dengan kode AL-APK-KT-12; dan l. jaringan kabel telekomunikasi Serat Optik Palapa melalui Laut Bali

dengan beach hole di Bondalem Kabupaten Buleleng menuju Pulau

Lombok dengan kode AL-APK-KT-13.

Paragraf 4 Alur Migrasi Biota

Pasal 35

(1) Alur Migrasi Biota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf c

meliputi:

a. alur migrasi penyu; dan b. alur migrasi mamalia laut.

(2) Alur migrasi penyu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. alur migrasi penyu dari selatan Pulau Jawa menuju pantai Kuta Kabupaten Badung melewati Selat Bali dengan kode AL-AMB-MP-01;

b. alur migrasi penyu dari selatan Pulau Jawa menuju Australia melalui Selat Bali dan Samudera Hindia dengan kode

AL-AMB-MP-02; c. alur migrasi penyu dari selatan Pulau Jawa menuju Laut Flores

melalui Selat Bali, Samudera Hindia, dan Selat Lombok dengan kode AL-AMB-MP-03; dan

d. alur migrasi penyu dari selatan Pulau Jawa menuju Kepulauan

Sumenep Provinsi Jawa Timur melalui Selat Bali, Samudera Hindia, Selat Lombok, dan Laut Bali dengan kode AL-AMB-MP-04.

(3) Alur migrasi mamalia laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. alur migrasi mamalia laut (paus) dari Laut Flores menuju perairan selatan Pulau Bali (Samudera Hindia) melalui Selat Lombok dengan kode AL-AMB-MM-01 dan AL-AMB-MM-02; dan

Page 34: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

b. alur migrasi mamalia laut (lumba-lumba) di perairan sekitar Lovina

Kabupaten Buleleng dengan kode AL-AMB-MM-03.

Bagian Kelima Kawasan Suci Laut

Pasal 36

(1) Kawasan Suci Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) merupakan Kawasan Tempat Suci atau daerah kekeran pura sad

kahyangan dan pura dang kahyangan sesuai Bhisama Kesucian Pura. (2) Kawasan Suci Laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. perairan sekitar Pura Rambut Siwi di Yehembang Kangin Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana dengan kode zona KS-01;

b. perairan sekitar Pura Srijong di Antap Kecamatan Selemadeg

Kabupaten Tabanan dengan kode zona KS-02; c. perairan sekitar Pura Pakendungan dan Pura Tanah Lot di Beraban

Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan dengan kode zona KS-03; d. perairan sekitar Pura Petitenget di Kerobokan Kelod Kecamatan Kuta

Utara Kabupaten Badung dengan kode zona KS-04; e. perairan sekitar Pura Sakenan di Serangan Kecamatan Denpasar

Selatan Kota Denpasar dengan kode zona KS-05;

f. perairan sekitar Pura Erjeruk di Sukawati Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar dengan kode zona KS-06;

g. perairan sekitar Pura Masceti di Medahan Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, Pura Kentel Gumi di Tusan Kecamatan

Banjarangkan Kabupaten Klungkung dan Pura Watu Klotok di Tojan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung dengan kode zona KS-07; dan

h. perairan sekitar Pura Goa Lawah di Pesinggahan Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung dan Pura Silayukti di Padangbai Kecamatan

Manggis Kabupaten Karangasem dengan kode zona KS-08.

BAB VI

PERATURAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 37

(1) Peraturan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf e merupakan ketentuan persyaratan Pemanfaatan Ruang dan ketentuan pengendalian yang disusun untuk setiap Zona/subzona

peruntukkan dalam RZWP-3-K. (2) Peraturan Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

merupakan ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat pengaturan pengalokasian Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil terdiri atas:

a. peraturan Pemanfaatan Ruang dalam Kawasan/Zona/subzona; b. perizinan;

c. insentif dan disinsentif; dan d. arahan pengenaan sanksi.

Page 35: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(3) Peraturan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berfungsi untuk: a. menjadi alat pengendali kegiatan pemanfaatan Zona/subzona;

b. menjaga kesesuaian Pemanfaatan Ruang dengan rencana Zonasi; c. menjamin agar kegiatan pemanfaatan baru tidak mengganggu

kegiatan Pemanfaatan Ruang yang telah berjalan dan sesuai dengan

rencana Alokasi Ruang; dan d. mencegah dampak kegiatan Pemanfaatan Ruang yang merugikan.

Bagian Kedua

Peraturan Pemanfaatan Ruang dalam Kawasan/Zona/Subzona

Pasal 38

(1) Peraturan Pemanfaatan Ruang dalam Kawasan/Zona/subzona

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf a merupakan upaya perwujudan RZWP-3-K meliputi:

a. aktivitas yang dibolehkan; b. aktivitas yang tidak dibolehkan; dan c. aktivitas yang dibolehkan setelah memperoleh izin.

(2) Aktivitas yang dibolehkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa Pemanfaatan Ruang untuk segala kegiatan yang dialokasikan

pada suatu Ruang, tidak mempunyai pengaruh dan dampak sehingga tidak mempunyai pembatasan dalam implementasinya, karena baik

secara fisik dasar Ruang maupun fungsi Ruang sekitar saling mendukung dan terkait.

(3) Aktivitas yang tidak dibolehkan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b merupakan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang sama sekali tidak dibolehkan pada suatu Ruang, karena dapat merusak

lingkungan dan mengganggu kegiatan lain yang ada di sekitarnya. (4) Aktivitas yang dibolehkan setelah memperoleh izin sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa setiap kegiatan yang diizinkan dialokasikan pada suatu Ruang setelah memperoleh izin sesuai Peraturan Perundang-undangan.

(5) Peraturan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (6) Kategori aktivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat dalam

matriks aktivitas dan Zona/subzona Alokasi Ruang yang dirinci berdasarkan jenis-jenisnya pada masing-masing Zona atau subzona tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga Perizinan

Pasal 39

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b diperuntukkan bagi kegiatan Pemanfaatan Ruang dari sebagian

Perairan Pesisir. (2) Perizinan berfungsi sebagai:

a. alat pengawasan dalam Pemanfaatan Ruang untuk mencapai kesesuaian Pemanfaatan Ruang; dan

b. rujukan dalam Pemanfaatan Ruang.

Page 36: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(3) Perizinan disusun berdasarkan:

a. Peraturan Pemanfaataan Ruang; dan

b. ketentuan teknis berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

sektor terkait lainnya. (4) Jenis perizinan terkait Pemanfaatan Ruang laut di Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil meliputi: a. Izin Lokasi Perairan; b. Izin Pengelolaan Perairan; dan

c. izin lain berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. (5) Setiap pejabat Pemerintah Provinsi yang berwenang menerbitkan izin

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan RZWP-3-K.

Pasal 40

(1) Setiap Orang yang melakukan Pemanfaatan Ruang dari sebagian

Perairan Pesisir secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi Perairan. (2) Pemanfaatan Ruang dari sebagian Perairan Pesisir sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi permukaan laut, kolom air sampai permukaan dasar laut dalam luasan dan waktu tertentu.

(3) Izin Lokasi Perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Gubernur berdasarkan RZWP-3-K yang berlaku dan menjadi dasar pemberian Izin Pengelolaan Perairan.

(4) Izin Lokasi Perairan tidak dapat diberikan pada Zona inti di Kawasan Konservasi, Alur Laut, Kawasan pelabuhan, dan pantai umum.

Pasal 41

(1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan sumber daya Perairan

Pesisir dan perairan Pulau-Pulau Kecil wajib memiliki Izin Pengelolaan

Perairan untuk kegiatan: a. produksi garam;

b. wisata bahari; c. pemanfaatan air laut selain energi;

d. pengusahaan pariwisata alam perairan di Kawasan Konservasi; e. pengangkatan barang muatan kapal tenggelam; f. biofarmakologi laut; dan/atau

g. bioteknologi laut; (2) Izin Pengelolaan Perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterbitkan oleh Gubernur setelah dipenuhinya syarat administratif, teknis, dan operasional.

Pasal 42

(1) Gubernur dalam menerbitkan Izin Lokasi Perairan dan Izin Pengelolaan Perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dan Pasal 41 wajib

mempertimbangkan: a. kelestarian Ekosistem pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

b. ketersediaan lokasi dan/atau akses bagi Masyarakat Lokal dan Masyarakat Tradisional untuk melakukan Pemanfaatan Ruang dan sumber daya Perairan Pesisir dan perairan Pulau-Pulau Kecil;

c. Nelayan Kecil dan Nelayan Tradisional; d. kepentingan nasional; dan

e. hak lintas damai bagi kapal asing.

Page 37: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(2) Masyarakat Tradisional dan/atau Desa Adat yang memanfaatkan

Ruang laut wajib memiliki Izin Lokasi Perairan dan/atau Izin Pengelolaan Perairan.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penerbitan, pemenuhan komitmen, masa berlaku, dan berakhirnya Izin Lokasi Perairan dan Izin Pengelolaan Perairan diatur dalam Peraturan Gubernur.

Bagian Keempat

Insentif dan Disinsentif

Pasal 43

Pemberian insetif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37

ayat (2) huruf c dalam pengendalian Pemanfaatan Ruang laut dilaksanakan untuk:

a. meningkatkan upaya pengendalian Pemanfaatan Ruang laut sesuai dengan perencanaan Ruang laut;

b. memfasilitasi kegiatan Pemanfaatan Ruang laut agar sejalan dengan perencanaan Ruang laut; dan

c. meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka

Pemanfaatan Ruang laut yang sejalan dengan perencanaan Ruang laut.

Pasal 44

(1) Ketentuan pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 merupakan ketentuan yang mengatur tentang pemberian imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang

didorong perwujudannya dalam RZWP-3-K. (2) Ketentuan pemberian insentif berfungsi sebagai:

a. perangkat untuk mendorong kegiatan dalam Pemanfaatan Ruang yang sejalan dengan RZWP-3-K; dan

b. katalisator perwujudan Pemanfaatan Ruang. (3) Ketentuan pemberian insentif disusun berdasarkan:

a. rencana Alokasi Ruang;

b. Peraturan Pemanfaatan Ruang; c. kriteria pemberian akreditasi; dan

d. Peraturan Perundang-undangan sektor terkait lainnya. (4) Standar dan pedoman pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi: a. relevansi isu prioritas; b. proses konsultasi publik;

c. dampak positif terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup;

d. dampak terhadap peningkatan kesejahteraan Masyarakat; e. kemampuan implementasi yang memadai; dan

f. dukungan kebijakan dan program Pemerintah Provinsi. (5) Pemberian insentif diberikan dalam bentuk:

a. insentif fiskal berupa keringanan atau pembebasan pajak atau

retribusi daerah; dan

Page 38: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

b. insentif non fiskal berupa penambahan dana alokasi khusus,

pemberian kompensasi, subsidi silang, kemudahan prosedur perizinan, imbalan, sewa Ruang, urun saham, pembangunan dan

pengadaan infrastruktur, pengurangan retribusi, prasarana dan sarana, penghargaan dari Pemerintah Provinsi kepada Masyarakat, swasta, dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota, dan/atau publisitas

atau promosi. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian insentif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Gubernur.

Pasal 45

(1) Ketentuan pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan

RZWP-3-K. (2) Ketentuan pemberian disinsentif disusun berdasarkan:

a. rencana Alokasi Ruang; b. Peraturan Pemanfaatan Ruang; c. ketentuan tentang larangan dalam pemanfaatan Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil; dan d. Peraturan Perundang-undangan sektor terkait lainnya.

(3) Ketentuan pemberian disinsentif diberikan dalam bentuk: a. disinsentif fiskal berupa pengenaan pajak/retribusi daerah yang

tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat Pemanfaatan Ruang; dan

b. disinsentif non fiskal berupa pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, pemberian penalti, pengurangan dana

alokasi khusus, persyaratan khusus dalam perizinan, dan/atau pemberian status tertentu dari Pemerintah atau Pemerintah

Provinsi. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian disinsentif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Gubernur.

Bagian Kelima

Arahan Pengenaan Sanksi

Pasal 46

(1) Arahan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37 ayat (2) huruf d merupakan tindakan penertiban yang dilakukan kepada Setiap Orang yang melakukan pelanggaran

Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang berupa sanksi administratif dan/atau sanksi pidana.

(2) Pelanggaran Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

tidak sesuai dengan RZWP-3-K dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

b. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang tidak sesuai dengan izin yang diberikan oleh pejabat yang

berwenang;

Page 39: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

c. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan/atau

d. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang menghalangi akses publik.

(3) Arahan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan berdasarkan: a. hasil pengawasan Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil; b. tingkat simpangan implementasi RZWP-3-K;

c. kajian antar-instansi yang berwenang; dan d. Peraturan Perundang-undangan sektor terkait.

BAB VII

LARANGAN

Pasal 47

Setiap Orang dilarang melakukan:

a. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang tidak sesuai dengan RZWP-3-K dan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan; b. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang tidak

sesuai dengan izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang; c. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil; dan/atau d. Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

menghalangi akses publik.

BAB VIII

INDIKASI PROGRAM

Pasal 48

(1) Indikasi program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf g

merupakan upaya perwujudan rencana Alokasi Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sesuai Peraturan Pemanfaatan Ruang.

(2) Indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

melalui penyusunan dan pelaksanaan program Pemanfaatan Ruang beserta sumber pendanaannya.

(3) Indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat: a. usulan program utama;

b. lokasi program; c. sumber pendanaan; d. institusi pelaksana program; dan

e. waktu dan tahapan pelaksanaan. (4) Indikasi program utama disusun untuk waktu pelaksanaan selama 20

(dua puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan. (5) Pendanaan indikasi program bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, badan usaha, lembaga swadaya Masyarakat, Masyarakat, dan/atau kerja sama pendanaan.

Page 40: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(6) Kerjasama pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(7) Indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB IX KELEMBAGAAN

Pasal 49

(1) Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan RZWP-3-K Provinsi maka koordinasi dan kerjasama antarsektor dan/atau

antardaerah bidang penataan Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil terintegrasi oleh TKPRD Provinsi dan/atau Dinas Kelautan dan Perikanan.

(2) Susunan, keanggotaan, tugas, dan fungsi kelembagaan TKPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

BAB X

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 50

(1) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 huruf i dilakukan untuk menjamin terselenggaranya Pemanfaatan Ruang sesuai RZWP-3-K secara tertib terhadap

pelaksanaan Pemanfaatan Ruang oleh pejabat pengawas yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Wewenang pejabat dalam pengawasan dan/atau pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Gubernur.

(3) Masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan dan/atau pengendalian terhadap pelaksanaan Pemanfaatan Ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1). (4) Peran Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 41: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Bagian Kedua

Pengawasan

Pasal 51

(1) Pengawasan PWP-3-K meliputi perencanaan dan pelaksanaan

PWP-3-K. (2) Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan PWP-3-K

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan kewenangannya.

(3) Pengawasan secara terkoordinasi dengan instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam hal: a. pengumpulan dan perolehan dokumen rencana pengelolaan;

b. pertukaran data dan informasi; c. tindak lanjut laporan/pengaduan;

d. pemeriksaan sampel; dan e. kegiatan lain dalam menunjang pelaksanaan pengawasan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. (4) Pengawasan PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu

pada RZWP-3-K sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(5) Pejabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil yang dilakukan di: a. Kawasan Pemanfaatan Umum;

b. Kawasan Konservasi; c. Kawasan Strategis Nasional Tertentu; d. Kawasan Strategis Nasional;

e. Kawasan Suci Laut; dan f. Alur Laut.

(6) Pejabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) selain melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (5) juga melakukan pengawasan terhadap kegiatan: a. Rehabilitasi;

b. Reklamasi; dan c. Mitigasi Bencana.

(7) Pengawasan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil harus memperhatikan kearifan lokal, Masyarakat Tradisional, dan Desa Adat.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Gubernur.

Bagian Ketiga Pengendalian

Pasal 52

(1) Gubernur melakukan pengendalian terhadap RZWP-3-K. (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kebijakan

terhadap perencanaan dan program dan/atau kegiatan Pemanfaatan Ruang.

Page 42: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

BAB XI

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

Bagian Kesatu Hak Masyarakat

Pasal 53

Dalam PWP-3-K, Masyarakat berhak untuk: a. memperoleh akses terhadap bagian Perairan Pesisir yang sudah diberi

Izin Lokasi Perairan dan Izin Pengelolaan Perairan; b. mengusulkan Wilayah penangkapan ikan secara tradisional ke dalam

RZWP-3-K;

c. melakukan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil berdasarkan hukum adat yang berlaku dan tidak bertentangan

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; d. memperoleh manfaat atas pelaksanaan PWP-3-K;

e. memperoleh informasi berkenaan dengan PWP-3-K; f. mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihak yang berwenang atas

kerugian yang menimpa dirinya yang berkaitan dengan pelaksanaan

PWP-3-K; g. menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan yang sudah

diumumkan dalam jangka waktu tertentu; h. melaporkan kepada penegak hukum akibat dugaan pencemaran

dan/atau perusakan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merugikan kehidupannya;

i. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merugikan kehidupannya; j. memperoleh ganti rugi; dan

k. mendapat pendampingan dan bantuan hukum terhadap permasalahan yang dihadapi dalam PWP-3-K.

Bagian Kedua

Kewajiban Masyarakat

Pasal 54

Dalam PWP-3-K, Masyarakat berkewajiban:

a. memberikan informasi berkenaan dengan PWP-3-K; b. menjaga, melindungi, dan memelihara kelestarian Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil;

c. menyampaikan laporan terjadinya bahaya, pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

d. memantau pelaksanaan RPWP-3-K; dan/atau e. melaksanakan program PWP-3-K yang disepakati di tingkat desa.

Bagian Ketiga

Peran Masyarakat

Pasal 55

(1) Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan serta

dalam PWP-3-K dalam tahap: a. perencanaan; b. pelaksanaan; dan

Page 43: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

c. pengawasan.

(2) Peran Masyarakat dalam perencanaan PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan melalui:

a. usulan penyusunan RSWP-3-K, RZWP-3-K, RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K; dan

b. penyusunan RSWP-3-K, RZWP-3-K, RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K.

(3) Peran Masyarakat dalam pelaksanaan PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan:

a. konsistensi pada perencanaan PWP-3-K yang telah disepakati; b. melakukan Mitigasi Bencana terhadap kegiatan yang berpotensi

mengakibatkan kerusakan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; c. melakukan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil;

d. memperhatikan keberadaan Masyarakat hukum adat dan tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

e. menjaga, memelihara, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta kelestarian fungsi lingkungan hidup di Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil; f. memantau pelaksanaan RPWP-3-K; dan g. memberikan informasi atau laporan dalam pelaksanaan PWP-3-K.

(4) Peran Masyarakat dalam pengawasan PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan:

a. melaporkan kerugian yang menimpa dirinya yang berkaitan dengan pelaksanaan PWP-3-K;

b. melaporkan dugaan pencemaran dan/atau perusakan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merugikan kehidupannya; dan/atau

c. melaporkan terjadinya bahaya, pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

BAB XII PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 56

(1) Penyelesaian sengketa dalam PWP-3-K ditempuh melalui pengadilan dan/atau di luar pengadilan.

(2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku terhadap tindak pidana PWP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 57

(1) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dilakukan para pihak sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan diselenggarakan untuk

mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian

dan/atau mengenai tindakan tertentu guna mencegah terjadinya atau terulangnya dampak penting sebagai akibat tidak dilaksanakannya

PWP-3-K.

Page 44: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(3) Dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan jasa pihak ketiga, baik yang memiliki kewenangan mengambil keputusan maupun yang tidak

memiliki kewenangan mengambil keputusan untuk membantu penyelesaian sengketa.

(4) Hasil kesepakatan penyelesaian sengketa di luar pengadilan harus

dinyatakan secara tertulis dan bersifat mengikat para pihak.

BAB XIII

MITIGASI BENCANA

Pasal 58

(1) Pemerintah Provinsi menyelenggarakan Mitigasi Bencana di Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai bagian dari PWP-3-K. (2) Pemerintah Provinsi menyelenggarakan upaya pengamanan pantai pada

pantai yang mengalami erosi dan/atau abrasi. (3) Ketentuan mengenai tata cara Mitigasi Bencana sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) diatur dalam Peraturan Gubernur.

Pasal 59

(1) Setiap Orang dan/atau penanggung jawab kegiatan yang mengelola

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil wajib melakukan Mitigasi Bencana sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Setiap Orang dan/atau penanggung jawab kegiatan yang mengelola

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam kegiatan Mitigasi Bencana bertanggung jawab:

a. menjaga lingkungan, memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

b. melakukan kegiatan Mitigasi Bencana bagi aktivitasnya dan pemanfaatan lainnya.

BAB XIV

REHABILITASI

Pasal 60

(1) Pemerintah Provinsi menyelenggarakan Rehabilitasi sebagai bagian dari

PWP-3-K. 2) Ketentuan mengenai tata cara Rehabilitasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Gubernur.

Pasal 61

(1) Setiap Orang dan/atau penanggung jawab kegiatan yang mengelola

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang melawan hukum dan mengakibatkan kerusakan Ekosistem dan/atau Populasi Ikan yang

melampaui kriteria kerusakan Ekosistem dan/atau Populasi Ikan dan/atau pencemaran laut yang melampaui baku mutu air laut wajib

membayar ganti kerugian kepada negara dan/atau melakukan tindakan tertentu berdasarkan putusan pengadilan.

Page 45: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

(2) Tindakan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

kewajiban untuk melakukan Rehabilitasi atau membayar biaya Rehabilitasi kepada negara.

(3) Selain tindakan tertentu, Setiap Orang dan/atau penanggung jawab kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sita jaminan dan jumlah uang paksa (dwangsom) berdasarkan putusan

pengadilan.

Pasal 62

(1) Setiap Orang dan/atau penanggung jawab kegiatan yang mengelola Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dapat dibebaskan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) jika yang bersangkutan

dapat membuktikan bahwa pencemaran dan/atau perusakan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil disebabkan oleh salah satu alasan

berikut: a. bencana alam;

b. keadaan terpaksa di luar kemampuan manusia (force majeure); atau c. tindakan pihak ketiga.

(2) Dalam hal terjadi kerugian yang disebabkan kesengajaan oleh pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, pihak ketiga bertanggung jawab membayar ganti kerugian.

BAB XV GUGATAN PERWAKILAN

Pasal 63

(1) Masyarakat berhak mengajukan Gugatan Perwakilan ke pengadilan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab PWP-3-K, organisasi kemasyarakatan berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan

pelestarian fungsi lingkungan hidup. (3) Organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

memenuhi persyaratan berikut:

a. merupakan organisasi resmi di Wilayah tersebut atau organisasi nasional;

b. berbentuk badan hukum; c. memiliki anggaran dasar yang dengan tegas menyebutkan dengan

tujuan didirikannya organisasi untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup; dan

d. telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasar dan

anggaran rumah tangganya. (4) Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti kerugian kecuali penggantian biaya atau

pengeluaran yang nyata-nyata dibayarkan.

Page 46: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

BAB XVI

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 64

(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 40 ayat (1) dan Pasal 41 ayat (1) dikenakan sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berupa: a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan; c. penutupan lokasi; d. pencabutan sementara izin;

e. pencabutan tetap izin; dan/atau f. denda administratif.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam

Peraturan Gubernur.

BAB XVII KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 65

(1) Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi yang lingkup

tugas dan tanggung jawabnya di bidang PWP-3-K diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk membantu Pejabat Penyidik Kepolisian

Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang PWP-3-K agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan PWP-3-K; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang PWP-3-K;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen–dokumen lain berkenaan tindak pidana di bidang PWP-3-K;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain serta

melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana di bidang PWP-3-K;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung

dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang PWP-3-K;

Page 47: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai saksi atau tersangka; j. menghentikan penyidikan; dan

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang PWP-3-K menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil

penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum dan berkoordinasi dengan Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik

Indonesia di Daerah.

BAB XVIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 66

Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 40 ayat (1), Pasal 41 ayat (1), Pasal 47, Pasal 59 ayat (1), dan Pasal 61 ayat (1) diancam dengan pidana kurungan atau pidana denda sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 67

Pejabat Pemerintah Provinsi yang berwenang menerbitkan izin tidak sesuai

dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (5) diancam dengan pidana kurungan atau denda sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

BAB XIX KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 68

(1) Peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan PWP-3-K dinyatakan

tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah

ini. (2) Izin Lokasi Perairan, Izin Pengelolaan Perairan, dan izin lain

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (4) yang telah dikeluarkan dan tidak bertentangan

dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya izin.

(3) Izin Lokasi Perairan, Izin Pengelolaan Perairan, dan izin lain

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan

ketentuan Peraturan Daerah ini, berlaku ketentuan: a. izin yang belum dilaksanakan pembangunan dan/atau

pengelolaannya, wajib disesuaikan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

Page 48: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

b. izin yang sudah dilaksanakan pembangunan dan/atau

pengelolaannya, wajib disesuaikan berdasarkan Peraturan Daerah ini untuk dapat dilaksanakan sampai habis jangka waktu

berlakunya; c. izin yang sudah dilaksanakan pembangunan dan/atau

pengelolaannya dan tidak memungkinkan untuk dilakukan

penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin tersebut dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat

pembatalan izin tersebut diberikan penggantian yang layak sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan

d. penggantian terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada huruf c, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Semesta Berencana

Provinsi.

BAB XX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 69

(1) Dalam hal Kawasan Konservasi yang belum ditetapkan oleh Menteri

pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, Kawasan Konservasi tersebut dan Alokasi Ruangnya disesuaikan dengan hasil penetapan

oleh Menteri. (2) Dalam hal subzona DLKr dan DLKp yang belum ditetapkan oleh

Menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang

perhubungan laut pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, subzona DLKr dan DLKp tersebut dan Alokasi Ruangnya disesuaikan dengan

Alokasi Ruang pada RZWP-3-K ini. (3) Dalam hal subzona WKOPP yang belum ditetapkan oleh Menteri pada

saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, subzona WKOPP tersebut dan Alokasi Ruangnya disesuaikan dengan Alokasi Ruang pada RZWP-3-K ini.

(4) Dalam hal penetapan KSN oleh Menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang penataan Ruang yang belum disepakati pada

saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, KSN tersebut dan Alokasi Ruangnya disesuaikan dengan hasil penetapan KSN oleh Menteri yang

membidangi penataan Ruang. (5) Dalam hal alur pelayaran regional dan alur pelayaran lokal yang belum

ditetapkan pada RZWP-3-K ini akan ditetapkan oleh pejabat yang

membidangi urusan pemerintahan di bidang perhubungan laut. (6) Luas Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang tercantum pada Zona

dan/atau subzona dalam Lampiran IV Peraturan Daerah ini, tidak mencerminkan luas Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang

sebenarnya. (7) Pemerintah Provinsi dapat menyusun Rencana Zonasi Rinci dan/atau

RPWP-3-K pada lokasi tertentu yang diprioritaskan.

Page 49: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 70

Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3),

Pasal 44 ayat (6), 45 ayat (4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 51 ayat (8), Pasal 58 ayat (3), Pasal 60 ayat (2), dan Pasal 64 ayat (3) ditetapkan paling lama

1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini.

Pasal 71

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar Setiap Orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi.

Ditetapkan di Bali

pada tanggal ...

GUBERNUR BALI,

WAYAN KOSTER

Diundangkan di Bali

pada tanggal ...

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI,

DEWA MADE INDRA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN ….... NOMOR .......

NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI : .......

Page 50: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PENJELASAN

ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI

NOMOR ....... TAHUN …….

TENTANG

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

I. UMUM

Provinsi Bali terdiri dari Pulau Bali sebagai pulau utama dan beberapa pulau kecil merupakan satu kesatuan Wilayah yang dikelola melalui pendekatan terintegrasi antara Ekosistem darat dan Ekosistem

laut. Luas Wilayah Provinsi Bali yaitu 5.636,66 km2, secara administratif terdiri atas delapan kabupaten dan satu kota. Luas

daratan Wilayah pesisirnya yaitu 3.512,68 km2 atau 62,3% dari total luas Wilayah yang terdiri dari 7 kabupaten dan 1 kota serta 35

kecamatan. Luas Perairan Pesisir lebih kurang 9.150 km2 dan panjang Garis Pantai lebih kurang 633 km. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Bali merupakan suatu sistem sumber daya alam dan

lingkungan hidup berserta sistem sosial, budaya, ekonomi, dan hankam yang mempunyai peranan penting bagi pembangunan daerah dan

nasional. Perairan Pesisir Provinsi Bali merupakan area yang

menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dimana terdapat aliran massa air Arus Lintas Indonesia (Arlindo) atau Indonesian Through Flow (ITF). Sebagai penghubung Samudera Pasifik

dan Samudera Hindia menjadikan Perairan Pesisir Bali dan sekitarnya sangat mendukung keragaman Ekosistem pesisir. Sekitar 75% Garis

Pantai Pulau Bali dan Pulau-Pulau Kecilnya merupakan habitat terumbu karang. Bersama-sama dengan Ekosistem mangrove dan

padang lamun, Ekosistem-Ekosistem pesisir sangat mendukung tingginya produktivitas hayati Perairan Pesisir yang berkontribusi bagi perikanan dan pariwisata.

Kombinasi antara arus yang kuat dan morfologi dasar laut berupa cekungan dan palung serta tebing-tebing berundak dasar laut

menyebabkan banyaknya muncul upwelling air dingin yang menjadi faktor kunci bagi habitat pelagik ekonomis penting, seperti ikan lemuru,

tongkol dan cakalang. Sumber daya ikan pelagis ini menjadi tumpuan bagi Nelayan Tradisional yang jangkauan penangkapannya sangat

terbatas hanya di Perairan Pesisir. Kondisi oseanografi yang demikian juga menjadikan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Bali sebagai koridor migrasi berbagai jenis mamalia laut dan beberapa

spesies genting seperti penyu, paus, lumba-lumba, pari manta dan Mola-mola. Jika dilindungi dan dikelola dengan tepat, Perairan Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Bali dapat menjadi kantong-kantong bagi kehidupan laut dan perikanan yang produktif serta mendukung

pariwisata yang berdaya saing. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Bali mengalami

perkembangan pembangunan yang pesat, baik secara langsung maupun

tidak langsung bertumpu pada Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau

Page 51: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Kecil. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil telah berkembang menjadi

pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan daerah lainnya, pembangunan Provinsi Bali bertumpu pada sektor pariwisata sebagai

sektor unggulan dan pengganda yang mempunyai keterkaitan erat dalam mendorong sektor-sektor lainnya seperti perikanan, transportasi, industri pengolahan, dan jasa-jasa lainnya. Kontribusi sektor pariwisata

melalui Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum bagi pembentukan nilai tambah perekonomian Provinsi Bali dalam periode 2011-2015 rata-

rata 21,43% pertahun dengan pertumbuhan 7,04% pertahun. Sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh

sektor pariwisata maka pendayagunaan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir dan Pulau-Pulau Kecil juga cenderung akan berkembang pesat seiring dengan perkembangan pembangunan

kepariwisataan nasional yang mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan pasar pariwisata nasional terutama pasar Asia dan Pasifik

cenderung akan terus tumbuh di masa yang akan datang sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan transportasi. Dalam satu

dekade terakhir (periode 2006-2015), pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai rata-rata 8,65% pertahun dan wisatawan nusantara rata-rata 13,11% pertahun.

Pesatnya pembangunan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di satu sisi memberi kontribusi yang besar bagi peningkatan

perekonomian Wilayah namun di sisi lain muncul berbagai permasalahan yang kompleks, antara lain kerusakan dan alterasi

Ekosistem pesisir, erosi/abrasi pantai, pencemaran Perairan Pesisir, berkurangnya habitat peneluran penyu, kemerosotan sumber daya ikan dan konflik pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Berbagai permasalahan di atas merupakan dampak dari pengembangan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil cenderung bersifat transformatif

yang merubah bentang alam dan eksploitatif terhadap Ekosistem pesisir. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil juga masih menjadi

kantong-kantong kemiskinan di Bali khususnya Wilayah Pesisir di luar Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Gianyar. Sementara itu, untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya Perairan Pesisir

melalui peningkatan investasi guna memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha masih terhambat oleh kekosongan regulasi

Pemanfaatan Ruang laut. Di sisi lain pembangunan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

tidak terlepas dari ancaman bencana pesisir dan dampak perubahan iklim. Ditinjau dari aspek geografis, geologis, dan hidro-meteorologis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Bali merupakan salah

satu Kawasan rentan terhadap ancaman bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, abrasi pantai, angin kencang, dan gelombang

badai pasang. Demikian juga bahwa Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil Provinsi Bali rentan terhadap dampak pemanasan global dan

perubahan iklim. Dalam rangka mengoptimalkan peran Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil bagi pembangunan secara berdaya guna dan

berkelanjutan, mengatasi permasalahan dan ancaman yang ada, dibutuhkan perangkat perencanaan pengelolaan yang menentukan arah

penggunaan sumber daya. Dengan demikian Provinsi Bali menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) sebagai pelaksanaan amanat Peraturan Perundang-undangan.

Page 52: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Penetapan Peraturan Daerah tentang RZWP-3-K Provinsi Bali merupakan mandat Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 dalam Pasal 9 ayat (5) disebutkan RZWP-3-K ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2 Cukup jelas.

Pasal 3

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Penentuan batas Wilayah Perairan Pesisir antara dua daerah provinsi yang saling berhadapan dengan jarak kurang dari 24 (dua puluh empat) mil laut diukur

berdasarkan prinsip garis tengah. Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Pasal 4

Yang dimaksud dengan “sad kerthi” adalah upaya untuk menyucikan

jiwa (atma kerthi), menjaga kelestarian hutan (wana kerthi), dan danau (danu kerthi) sebagai sumber air bersih, laut beserta pantai

(segara kerthi), keharmonisan sosial dan alam yang dinamis (jagat kerthi), dan membangun kualitas sumber daya manusia (jana kerthi).

Yang dimaksud dengan kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang

masih berlaku dalam tata kehidupan Masyarakat.

Huruf a Asas keberlanjutan diterapkan agar: 1. pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

tidak melebihi kemampuan regenerasi sumber daya hayati atau laju inovasi substitusi sumber daya nonhayati pesisir;

2. pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil saat ini tidak boleh mengorbankan kebutuhan generasi yang

akan datang atas Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan

3. pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

yang belum diketahui dampaknya harus dilakukan secara hati-hati dan didukung oleh penelitian ilmiah yang memadai.

Huruf b Asas konsistensi merupakan konsistensi dari berbagai instansi

dan tingkat pemerintahan, dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan untuk melaksanakan program PWP-3-K yang telah diakreditasi.

Page 53: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Huruf c Asas keterpaduan dikembangkan dengan:

1. mengintegrasikan kebijakan dengan perencanaan berbagai sektor pemerintahan secara horizontal dan secara vertikal antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan

2. mengintegrasikan Ekosistem darat dengan Ekosistem laut berdasarkan masukan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam PWP-3-K.

Huruf d Asas kepastian hukum diperlukan untuk menjamin kepastian hukum yang mengatur PWP-3-K secara jelas dan dapat

dimengerti dan ditaati oleh semua pemangku kepentingan; serta keputusan yang dibuat berdasarkan mekanisme atau cara yang

dapat dipertanggungjawabkan dan tidak memarjinalkan Masyarakat.

Huruf e Asas kemitraan merupakan kesepakatan kerja sama antarpihak yang berkepentingan berkaitan dengan PWP-3-K.

Huruf f Asas pemerataan ditujukan pada manfaat ekonomi Sumber

Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang dapat dinikmati oleh sebagian besar anggota Masyarakat.

Huruf g Asas Peran Masyarakat dimaksudkan: 1. agar Masyarakat mempunyai peran dalam perencanaan,

pelaksanaan, sampai tahap pengawasan dan pengendalian; 2. memiliki informasi yang terbuka untuk mengetahui

kebijakan Pemerintah dan mempunyai akses yang cukup untuk memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil; 3. menjamin adanya representasi suara Masyarakat dalam

keputusan tersebut;

4. memanfaatkan sumber daya tersebut secara adil. Huruf h

Asas keterbukaan dimaksudkan adanya keterbukaan bagi Masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan

tidak diskriminatif tentang PWP-3-K, dari tahap perencanan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian sampai tahap evaluasi dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak

asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. Huruf i

Asas desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan di bidang PWP-3-K.

Huruf j

Asas akuntabilitas dimaksudkan bahwa PWP-3-K dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

Huruf k Asas keadilan merupakan asas yang berpegang pada

kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak, dan tidak sewenang-wenang dalam pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Page 54: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Pasal 5 Prinsip satu kesatuan Wilayah yaitu satu pulau, satu pola, dan satu tata kelola adalah setara dengan prinsip pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil terpadu yang mengintegrasikan kegiatan: a. antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

b. antar-Pemerintah Daerah; c. antarsektor;

d. antara Pemerintah, dunia usaha, dan Masyarakat; e. antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut; dan f. antara ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip manajemen.

Pasal 6 Cukup jelas

Pasal 7 Cukup jelas

Pasal 8 Cukup jelas

Pasal 9

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Pengarusutamaan nilai-nilai sosial, budaya, spiritual, dan

kearifan lokal dalam PWP-3-K bermakna bahwa PWP-3-K memperhatikan nilai-nilai luhur yang masih berlaku dalam tata kehidupan Masyarakat, adat istiadat Masyarakat, norma-norma

agama, dan nilai-nilai spiritual. Huruf c

Cukup jelas. Huruf d

Cukup jelas. Huruf e

Yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat adalah

upaya pemberian fasilitas, dorongan, atau bantuan kepada Masyarakat dan Nelayan Tradisional agar mampu menentukan

pilihan yang terbaik dalam memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara lestari.

Huruf f Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas. Pasal 10

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b Yang dimaksud “segara kerthi” adalah laut atau samudera

sebagai sumber alam tempat leburnya semua kekeruhan, yang harus dilestarikan dengan tidak melakukan

pencemaran dan perusakan lingkungan pesisir dan laut serta menjaga nilai-nilai kesucian dan keasriannya.

Huruf c

Page 55: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c Yang dimaksud pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil yang bersifat non-ekstraktif adalah pemanfaatan dengan cara tidak memanen atau mengambil berupa barang atau benda tetapi pemanfaatan jasa-jasa

antara lain pemanfaatan pariwisata alam, energi kelautan, dan transportasi laut.

Yang dimaksud dengan kaidah konservasi adalah pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

yang memadukan kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan sumber daya hayati, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya hayati dan

Ekosistemnya. Huruf d

Cukup jelas. Ayat (4)

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas. Huruf c

Yang dimaksud jejaring Kawasan Konservasi adalah kerja sama pengelolaan 2 (dua) atau lebih Kawasan Konservasi

secara sinergis yang memiliki keterkaitan biofisik.

Yang dimaksud jejaring lokal adalah jejaring Kawasan Konservasi yang terdapat dalam suatu hamparan ekoregion

yang berada dalam 1 (satu) provinsi serta memiliki keterkaitan Ekosistem.

Yang dimaksud jejaring nasional adalah jejaring Kawasan Konservasi dalam suatu hamparan ekoregion yang terdapat

dalam lebih dari 1 (satu) provinsi serta memiliki keterkaitan Ekosistem.

Yang dimaksud jejaring regional adalah jejaring Kawasan

Konservasi yang terdapat dalam suatu hamparan ekoregion yang mencakup dua atau lebih negara bertetangga serta

memiliki keterkaitan Ekosistem.

Yang dimaksud jejaring global adalah jejaring Kawasan

Konservasi yang terdapat dalam suatu hamparan beberapa ekoregion yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan Ekosistem secara global dan mencakup beberapa negara.

Ayat (5) Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Page 56: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Cukup jelas.

Huruf c Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas. Huruf f

Yang dimaksud perikanan tangkap skala kecil adalah kegiatan perikanan tangkap yang dilakukan oleh Nelayan

Kecil dimana mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Huruf g Cukup jelas.

Huruf h Cukup jelas.

Huruf i Yang dimaksud dengan energi baru dan terbarukan yang bersumber dari jasa kelautan antara lain energi panas laut

(ocean thermal), energi pasang surut (tidal energy), energi gelombang (wind wave energy), dan energi arus laut

(current energy). Huruf j

Cukup jelas. Huruf k

Cukup jelas. Huruf l

Cukup jelas.

Huruf m Yang dimaksud dengan air laut-dalam adalah air laut yang

berada di kedalaman 350 m atau lebih. Air laut-dalam ini memiliki karakter yang unik seperti suhu yang rendah

sekitar 10 derajat Celcius, air tergolong stabil dan matang karena terbentuk dalam ribuan tahun lamanya, relatif bebas dari virus dan bakteri, dan memiliki kandungan

mineral yang tinggi. Karakter air laut-dalam yang unik inilah yang membuat potensi pemanfaatannya menjadi

sangat potensial. Huruf n

Konsep ekonomi biru (blue economy) adalah konsep pengembangan yang membidik tiga kepentingan, yakni

pertumbuhan, kesejahteraan Masyarakat, dan penyehatan lingkungan. Ekonomi biru dapat dilihat sebagai tindakan yang bertumpu pada pengembangan ekonomi rakyat secara

komprehensif guna mencapai pembangunan secara keseluruhan, sumber daya laut yang diolah akan

dimanfaatkan secara optimal sebagai basis utama pembangunan ekonomi nasional. Beberapa pengertian

ekonomi biru yaitu: 1. Suatu proses dimana semua bahan baku berikut proses

produksi berasal dari alam semesta dan mengikuti cara

alam bekerja.

Page 57: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

2. Model ekonomi ke depan akan memperhitungkan

keuntungan dan strategi inovasi dengan mengikuti kondisi alam.

3. Ekonomi biru merupakan suatu alat yang dapat

digunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang

telah kurang baik dan menciptakan lebih banyak kegiatan dalam bentuk model yang berkelanjutan.

4. Memberikan solusi terbaik dengan cara mentransfer ekonomi dan menghasilkan komunitas untuk masa yang

akan datang sehingga akan lebih baik. Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7) Cukup jelas

Pasal 11 Ayat (1)

Yang dimaksud Alokasi Ruang adalah distribusi peruntukkan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sejauh 12 mil laut yang terdiri dari Alokasi Ruang dengan fungsi-fungsi

tertentu. Penentuan Alokasi Ruang dilakukan melalui analisis kesesuaian Perairan Pesisir, untuk menghasilkan usulan

Alokasi Ruang menjadi peta RZWP-3-K. Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 12 Cukup jelas

Pasal 13

Ayat (1) Huruf a

Yang dimaksud wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil adalah aktivitas wisata yang memanfaatkan

Ruang pantai/pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dari air surut tertinggi sampai surut terendah, antara lain rekreasi pantai, permainan pantai, berjemur, mandi, renang, dan

berkano atau berdayung. Huruf b

Yang dimaksud wisata alam bawah laut adalah aktivitas wisata yang memanfaatkan Ruang dan/atau daya tarik

wisata alam yang berada di dasar dan/atau di bawah permukaan air antara lain menyelam, snorkeling, hookah, perahu lambung kaca, kapal selam, dan semi-kapal selam.

Huruf c. Yang dimaksud olah raga air adalah aktivitas wisata yang

memanfaatkan Ruang permukaan air, antara lain parasailing, banana boat, jetski, dan berselancar.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Page 58: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 14 Cukup jelas.

Pasal 15 Ayat (1)

Huruf a Yang dimaksud subzona demersal adalah perairan yang

digunakan untuk aktivitas penangkapan ikan yang sebagian besar dari siklus hidupnya berada di dasar atau dekat dasar perairan, termasuk ikan-ikan yang hidup di

Ekosistem terumbu karang. Huruf b

Yang dimaksud subzona pelagis adalah perairan yang digunakan untuk aktivitas penangkapan ikan yang

sebagian sebagian besar dari siklus hidupnya berada di permukaan atau dekat permukaan perairan.

Huruf c

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Pasal 16

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b

Subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Benoa dipergunakan bersama dengan Pelabuhan Perikanan.

Huruf c Subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Serangan

dipergunakan bersama dengan Pelabuhan Perikanan. Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e Cukup jelas.

Huruf f Cukup jelas.

Huruf g Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas. Huruf i

Cukup jelas. Huruf j

Cukup jelas.

Page 59: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Huruf k

Subzona DLKr dan DLKp Pelabuhan Sangsit dipergunakan bersama dengan Pelabuhan Perikanan.

Huruf l Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas. Huruf n

Cukup jelas. Huruf o

Cukup jelas. Huruf p

Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 17 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 18 Ayat (1)

Huruf a Yang dimaksud subzona operasi bandar udara adalah

Kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang,

bongkar muat barang dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

Huruf b Yang dimaksud subzona keselamatan operasional penerbangan adalah Wilayah daratan atau perairan dan

Ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka

menjamin keselamatan penerbangan. Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 19 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan subzona garam rakyat adalah perairan

pantai yang digunakan untuk aktivitas pergaraman oleh petambak garam kecil dengan luas lahan kurang dari 5 (lima)

hektar. Ayat (2)

Cukup jelas. Pasal 20

Ayat (1)

Page 60: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 21 Ayat (1)

Yang dimaksud subzona pasir laut adalah perairan yang

dipergunakan untuk aktivitas penambangan bahan galian pasir yang tidak mengandung unsur mineral golongan A dan/atau

golongan B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Pasal 22

Ayat (1) Yang dimaksud subzona pembangkit listrik adalah lokasi

pembangkit listrik dan daerah sekitarnya sebagai penyangga operasional pembangkit listrik tenaga uap.

Ayat (2)

Cukup jelas. Pasal 23

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Yang dimaksud subzona pemangkalan nelayan adalah

Ruang di daerah pantai dan perairan sekitarnya yang dipergunakan oleh Nelayan Tradisional atau Nelayan Kecil

untuk pemangkalan perahu dan aktivitas kenelayanan lainnya.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas. Pasal 24

Cukup jelas Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26 Cukup jelas

Pasal 27 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Yang dimaksud taman wisata perairan adalah Kawasan

Konservasi Perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi.

Ayat (3) Cukup jelas.

Page 61: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Pasal 28 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Yang dimaksud dengan titik-titik suci atau situs suci

kemaritiman adalah pura, muntig (bagian teluk yang menjadi daratan saat air surut), loloan (pertemuan sungai dengan laut),

sawangan (loloan yang dalam), dan lamun (kumpulan tanaman laut).

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas. Pasal 31

Cukup jelas. Pasal 32

Cukup jelas. Pasal 33

Ayat (1)

Huruf a Yang dimaksud Alur Laut Kepulauan Indonesia adalah Alur

Laut yang dilalui oleh kapal atau pesawat udara asing di atas Alur Laut tersebut, untuk melaksanakan pelayaran

dan penerbangan dengan cara normal semata-mata untuk transit yang terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang melalui atau di atas perairan

kepulauan dan laut teritorial yang berdampingan antara satu bagian laut lepas atau Zona Ekonomi Ekslusif

Indonesia dan bagian laut lepas atau Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia lainnya.

Huruf b Yang dimaksud alur pelayaran internasional adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas

hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari kapal angkutan laut antarnegara.

Yang dimaksud angkutan laut adalah kegiatan angkutan yang menurut kegiatannya melayani kegiatan angkutan

laut. Huruf c

Alur pelayaran nasional adalah perairan yang dari segi

kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari kapal angkutan

laut di dalam negeri. Huruf d

Alur pelayaran regional adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari kapal angkutan

laut dan/atau angkutan penyeberangan antarprovinsi.

Page 62: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi

sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh

perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya.

Huruf e

Alur pelayaran lokal adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya

dianggap aman dan selamat untuk dilayari kapal angkutan laut dan/atau angkutan penyeberangan dalam provinsi.

Huruf f Bagan pemisah lalu lintas (traffic separation scheme) adalah skema penjaluran yang dimaksudkan untuk memisahkan

lalu lintas kapal arah berlawanan dengan tata cara yang tepat dan dengan pengadaan jalur lalu lintas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas. Ayat (5)

Cukup jelas. Ayat (6)

Cukup jelas. Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 34 Cukup jelas.

Pasal 35 Cukup jelas.

Pasal 36 Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas. Pasal 38

Cukup jelas. Pasal 39

Ayat (1) Ketentuan perizinan merupakan alat pengendali Pemanfaatan Ruang yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan melalui proses administrasi dan teknis yang wajib dipenuhi sebelum kegiatan

pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilaksanakan, guna menjamin kesesuaian Pemanfaatan Ruang

di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 63: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “izin lain berdasarkan Peraturan Perundang-undangan” adalah izin Pemanfaatan Ruang

dan/atau Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang berdasarkan Peraturan Perundang-undangan, seperti izin Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

untuk Daerah Lingkungan Kerja pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang diterbitkan oleh

Menteri Perhubungan. Ayat (5)

Cukup jelas. Pasal 40

Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Yang dimaksud Kawasan pelabuhan meliputi DLKr dan DLKp.

Yang dimaksud pantai umum adalah bagian dari Kawasan Pemanfaatan Umum yang telah dipergunakan oleh Masyarakat,

antara lain, untuk kepentingan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi pariwisata, olah raga, dan ekonomi.

Pasal 41 Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas. Pasal 43

Cukup jelas. Pasal 44

Cukup jelas. Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Huruf a Yang dimaksud Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang tidak sesuai dengan RZWP-3-K dan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku adalah:

1. Pemanfaatan Ruang dengan izin di lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukkannya;

2. Pemanfaatan Ruang tanpa izin di lokasi yang sesuai dengan peruntukkannya; dan/atau

3. Pemanfaatan Ruang tanpa izin di lokasi yang tidak

sesuai dengan peruntukkannya.

Page 64: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Huruf b

Yang dimaksud Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang tidak sesuai dengan izin yang

diberikan oleh pejabat yang berwenang adalah: 1. tidak menindaklanjuti izin yang telah dikeluarkan. 2. memanfaatkan Ruang tidak sesuai dengan izin yang

diberikan. Huruf c

Cukup jelas. Huruf d

Yang dimaksud dengan "akses publik" adalah jalan masuk yang berupa kemudahan, antara lain: 1. akses Masyarakat memanfaatkan Ruang dalam

menghadapi bencana pesisir. Bencana pesisir adalah kejadian karena peristiwa alam

atau karena perbuatan orang yang menimbulkan perubahan sifat fisik dan/atau hayati pesisir dan

mengakibatkan korban jiwa, harta, dan/atau kerusakan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

2. akses Masyarakat menuju laut dalam menikmati

keindahan alam; 3. akses Nelayan dan Pembudi Daya Ikan dalam kegiatan

perikanan, termasuk akses untuk mendapatkan air minum atau air bersih;

4. akses pelayaran rakyat; dan 5. akses Masyarakat untuk kegiatan keagamaan dan adat

di pantai.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 47 Cukup jelas.

Pasal 48 Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas. Pasal 50

Cukup jelas. Pasal 51

Cukup jelas. Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53 Cukup jelas.

Pasal 54 Cukup jelas.

Pasal 55 Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas

Page 65: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Pasal 57

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Yang dimaksud “dampak penting” adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh

suatu usaha dan/atau kegiatan. Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas. Pasal 58

Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “upaya pengamanan pantai” adalah upaya untuk melindungi dan mengamankan daerah pantai dan

muara sungai dari kerusakan akibat erosi dan/atau abrasi. Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 59 Cukup jelas.

Pasal 60 Cukup jelas.

Pasal 61 Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas. Pasal 63

Cukup jelas. Pasal 64

Cukup jelas. Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66 Cukup jelas.

Pasal 67 Cukup jelas

Pasal 68 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c Yang dimaksud dengan “penggantian yang layak” adalah

bahwa nilai atau besar penggantian itu tidak mengurangi tingkat kesejahteraan orang yang bersangkutan.

Huruf d Cukup jelas

Page 66: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

Pasal 69

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas. Ayat (5)

Cukup jelas. Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7) Yang dimaksud Rencana Zonasi Rinci adalah rencana detail

dalam 1 (satu) Kawasan atau Zona berdasarkan arahan pengelolaan di dalam Rencana Zonasi yang dapat disusun oleh

Pemerintah Daerah dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan teknologi yang dapat diterapkan serta ketersediaan sarana yang pada gilirannya menunjukkan jenis

dan jumlah surat izin yang dapat diterbitkan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 70 Cukup jelas.

Pasal 71 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR ………

Page 67: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

LAMPIRAN I

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR …. TAHUN ….

TENTANG

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

PETA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 250.000

Page 68: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

LAMPIRAN II

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI

NOMOR …. TAHUN ….

TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU

KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 250.000

Page 69: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

LAMPIRAN III

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR …. TAHUN …. TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU

KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-01)

Page 70: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-02)

Page 71: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-03)

Page 72: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-04)

Page 73: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-05)

Page 74: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-06)

Page 75: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-07)

Page 76: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-08)

Page 77: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-09)

Page 78: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-10)

Page 79: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-11)

Page 80: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-12)

Page 81: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-13)

Page 82: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-14)

Page 83: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-15)

Page 84: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-16)

Page 85: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-17)

Page 86: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-18)

Page 87: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-19)

Page 88: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-20)

Page 89: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-21)

Page 90: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI SKALA 1 : 50.000 (NLP 5101-22)

Page 91: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR …. TAHUN …. TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

A. KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

1. ZONA PARIWISATA

1.1 SUBZONA WISATA ALAM PANTAI/PESISIR PULAU-PULAU KECIL

KPU-W-01 KPU-W-P3K-01 CANDIKUSUMA MELAYA JEMBRANA 34,59 8° 18' 1,115" LS 114° 30' 26,918" BT 5101-02

KPU-W-02 KPU-W-P3K-02 RENING NEGARA JEMBRANA 93,27 8° 19' 54,029" LS 114° 30' 59,849" BT 5101-02

KPU-W-03 KPU-W-P3K-03 DELOD BERAWAH-PENYARINGAN-YEHEMBANG

MENDOYO JEMBRANA 287,77 8° 23' 56,549" LS 114° 42' 22,798" BT 5101-02 5101-06

KPU-W-04 KPU-W-P3K-04 YEHEMBANG KANGIN-YEHSUMBUL

MENDOYO JEMBRANA 70,42 8° 24' 42,843" LS 114° 47' 28,384" BT 5101-06

KPU-W-05 KPU-W-P3K-05 PEKUTATAN-PANGYANGAN PEKUTATAN JEMBRANA 194,60 8° 26' 28,439" LS 114° 50' 55,866" BT 5101-06

KPU-W-06 KPU-W-P3K-06 PENGERAGOAN-SELABIH PEKUTATAN-SELEMADEG BARAT

JEMBRANA-TABANAN 94,65 8° 27' 42,958" LS 114° 54' 15,677" BT 5101-06

KPU-W-07 KPU-W-P3K-07 SELABIH-YEHBAKUNG-MEKAYU-SURABERATA

SELEMADEG BARAT TABANAN 133,64 8° 29' 8,658" LS 114° 56' 26,514" BT 5101-06

KPU-W-07 KPU-W-P3K-08 BALIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 14,03 8° 30' 12,915" LS 114° 57' 49,358" BT 5101-06

KPU-W-07 KPU-W-P3K-09 BONIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 10,14 8° 30' 29,144" LS 114° 58' 16,402" BT 5101-06

KPU-W-08 KPU-W-P3K-10 ANTAP DELODSEMA SELEMADEG TABANAN 5,87 8° 32' 29,241" LS 115° 0' 22,490" BT 5101-11

KPU-W-09 KPU-W-P3K-11 BEBALI-KELECUNG SELEMADEG TABANAN 4,84 8° 32' 45,639" LS 115° 0' 43,248" BT 5101-11

KPU-W-10 KPU-W-P3K-12 TEGALMENGKEP-BERABAN SELEMADEG TIMUR TABANAN 19,59 8° 33' 12,726" LS 115° 1' 19,800" BT 5101-11

KPU-W-11 KPU-W-P3K-13 PASUT BARAT KERAMBITAN TABANAN 6,48 8° 33' 40,898" LS 115° 2' 0,456" BT 5101-11

KPU-W-12 KPU-W-P3K-14 PASUT TIMUR-KELATING KERAMBITAN TABANAN 26,55 8° 34' 12,720" LS 115° 2' 39,164" BT 5101-11

KPU-W-13 KPU-W-P3K-15 KELATING KERAMBITAN TABANAN 6,86 8° 34' 41,710" LS 115° 3' 14,057" BT 5101-11

KPU-W-14 KPU-W-P3K-16 YEH GANGGA TABANAN TABANAN 13,07 8° 35' 8,271" LS 115° 3' 41,306" BT 5101-11

KPU-W-15 KPU-W-P3K-17 BATUTAMPIH KEDIRI TABANAN 9,42 8° 35' 54,161" LS 115° 4' 25,586" BT 5101-11

KPU-W-16 KPU-W-P3K-18 NYANYI-MENGENING-SOGSOGAN

KEDIRI-MENGWI TABANAN-BADUNG 37,35 8° 38' 35,428" LS 115° 6' 15,742" BT 5101-10

Page 92: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-W-17 KPU-W-P3K-19 SESEH-SEPANG-PERERENAN-BATUMEJAN-BATUBOLONG

MENGWI-KUTA UTARA BADUNG 28,92 8° 39' 14,429" LS 115° 7' 21,520" BT 5101-10

KPU-W-17 KPU-W-P3K-20 NELAYAN CANGGU KUTA UTARA BADUNG 4,51 8° 39' 42,317" LS 115° 7' 54,270" BT 5101-10

KPU-W-17 KPU-W-P3K-21 BRAWA KUTA UTARA BADUNG 12,34 8° 39' 57,454" LS 115° 8' 13,234" BT 5101-10

KPU-W-18 KPU-W-P3K-22 LEGIAN-KUTA KUTA BADUNG 53,73 8° 42' 39,258" LS 115° 9' 55,599" BT 5101-10

KPU-W-18 KPU-W-P3K-23 PANTAI JERMAN KUTA BADUNG 14,26 8° 43' 38,879" LS 115° 9' 54,835" BT 5101-10

KPU-W-19 KPU-W-P3K-24 JIMBARAN1 KUTA SELATAN BADUNG 7,53 8° 46' 42,009" LS 115° 9' 50,013" BT 5101-10

KPU-W-19 KPU-W-P3K-25 JIMBARAN2 KUTA SELATAN BADUNG 2,22 8° 46' 52,172" LS 115° 9' 41,063" BT 5101-10

KPU-W-21 KPU-W-P3K-26 NUSA DUA KUTA SELATAN BADUNG 6,32 8° 55' 52,109" LS 115° 8' 0,413" BT 5101-10

KPU-W-24 KPU-W-P3K-27 MERTASARI-SEMAWANG-BATUJIMBAR-SINDHU

DENPASAR SELATAN DENPASAR 601,21 8° 42' 0,588" LS 115° 15' 58,751" BT 5101-10

KPU-W-25 KPU-W-P3K-28 BIAUNG-LEMBENG DENPASAR TIMUR- SUKAWATI DENPASAR-GIANYAR 12,64 8° 38' 59,396" LS 115° 16' 37,126" BT 5101-10

KPU-W-26 KPU-W-P3K-29 SEGARA WILIS BLAHBATUH GIANYAR 10 8° 36' 20,349" LS 115° 19' 41,806" BT 5101-16

KPU-W-27 KPU-W-P3K-30 JUMPAI KLUNGKUNG KLUNGKUNG 22,36 8° 34' 32,299" LS 115° 25' 27,717" BT 5101-16

KPU-W-28 KPU-W-P3K-31 CANDIDASA KARANGASEM KARANGASEM 263,83 8° 30' 47,852" LS 115° 33' 52,283" BT 5101-16

KPU-W-29 KPU-W-P3K-32 JASRI-UJUNG KARANGASEM KARANGASEM 28,56 8° 28' 27,500" LS 115° 37' 42,217" BT 5101-20

KPU-W-30 KPU-W-P3K-33 AMED KARANGASEM KARANGASEM 6,32 8° 20' 2,688" LS 115° 39' 17,978" BT 5101-21

KPU-W-35 KPU-W-P3K-34 AIR SANIH KUBUTAMBAHAN BULELENG 20,93 8° 4' 36,658" LS 115° 13' 6,423" BT 5101-12

KPU-W-36 KPU-W-P3K-35 SINGARAJA BULELENG BULELENG 30,38 8° 5' 23,935" LS 115° 6' 21,840" BT 5101-12

KPU-W-37 KPU-W-P3K-36 KAMPUNG BARU BULELENG BULELENG 9,42 8° 5' 53,738" LS 115° 5' 45,057" BT 5101-12

KPU-W-38 KPU-W-P3K-37 KAMPUNG BUGIS BULELENG BULELENG 8,24 8° 6' 14,257" LS 115° 5' 4,790" BT 5101-12

KPU-W-39 KPU-W-P3K-38 PENIMBANGAN BULELENG BULELENG 27,36 8° 6' 37,414" LS 115° 4' 35,624" BT 5101-12

1.2 SUBZONA WISATA ALAM BAWAH LAUT

KPU-W-30 KPU-W-ABL-01 AMED ABANG KARANGASEM 34,43 8° 19' 56,352" LS 115° 39' 4,242" BT 5101-21

KPU-W-31 KPU-W-ABL-02 PASELATAN-TEGALLANGLANGAN-BATU BELAH-BATUNITI

ABANG-KUBU KARANGASEM 103,09 8° 18' 31,013" LS 115° 37' 26,568" BT 5101-21

KPU-W-32 KPU-W-ABL-03 KUBU-BATURINGGIT KUBU KARANGASEM 91,03 8° 14' 34,202" LS 115° 34' 16,973" BT 5101-17

KPU-W-33 KPU-W-ABL-04 CANDI GORA TIANYAR KUBU KARANGASEM 30,34 8° 11' 54,985" LS 115° 30' 22,865" BT 5101-17

KPU-W-34 KPU-W-ABL-05 BUKTI KUBUTAMBAHAN BULELENG 69,22 8° 4' 42,093" LS 115° 14' 4,877" BT 5101-12

KPU-W-40 KPU-W-ABL-06 LOKAPAKSA-UMEANYAR SERIRIT BULELENG 26,38 8° 10' 55,919" LS 114° 54' 52,998" BT 5101-07

Page 93: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-W-41 KPU-W-ABL-07 PEJARAKAN GEROKGAK BULELENG 128,40 8° 7' 5,498" LS 114° 34' 58,942" BT 5101-03

KPU-W-42 KPU-W-ABL-08 TELUK GILIMANUK MELAYA JEMBRANA 17,75 8° 9' 45,550" LS 114° 26' 24,363" BT 5101-02

1.3 SUBZONA OLAH RAGA AIR

KPU-W-05 KPU-W-OR-01 MEDEWI-PULUKAN-PEKUTATAN

PEKUTATAN JEMBRANA 184,66 8° 25' 36,328" LS 114° 48' 29,079" BT 5101-06

KPU-W-07 KPU-W-OR-02 BALIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 124,20 8° 30' 27,484" LS 114° 57' 46,466" BT 5101-06

KPU-W-14 KPU-W-OR-03 YEH GANGGA TABANAN TABANAN 68,41 8° 35' 18,867" LS 115° 3' 36,545" BT 5101-11

KPU-W-17 KPU-W-OR-04 PERERENAN-BATUMEJAN-BATU BOLONG-CANGGU-BERAWA

MENGWI-KUTA UTARA BADUNG 71,15 8° 39' 39,362" LS 115° 7' 41,846" BT 5101-10

KPU-W-18 KPU-W-OR-05 LEGIAN-KUTA KUTA BADUNG 249,31 8° 42' 52,055" LS 115° 9' 41,693" BT 5101-10

KPU-W-19 KPU-W-OR-06 JIMBARAN KUTA SELATAN BADUNG 159,19 8° 46' 54,689" LS 115° 8' 39,176" BT 5101-10

KPU-W-20 KPU-W-OR-07 PEMINGE-SAWANGAN-KUTUH-NYANG NYANG

KUTA SELATAN BADUNG 805,25 8° 50' 12,716" LS 115° 11' 22,770" BT 5101-10

KPU-W-22 KPU-W-OR-08 TANJUNG BENOA-SAMUH KUTA SELATAN BADUNG 430,46 8° 46' 44,298" LS 115° 13' 55,758" BT 5101-10

KPU-W-23 KPU-W-OR-09 SERANGAN DENPASAR TIMUR DENPASAR 103,10 8° 43' 41,134" LS 115° 14' 37,226" BT 5101-10

KPU-W-25 KPU-W-OR-10 GUMICIK SUKAWATI GIANYAR 30,44 8° 38' 46,485" LS 115° 17' 2,373" BT 5101-10

2. ZONA PERIKANAN BUDIDAYA

2.1 SUBZONA BUDIDAYA LAUT

KPU-BD-01 KPU-BD-BL-01 CANDIKUSUMA MELAYA JEMBRANA 699,12 8° 19' 21,475" LS 114° 30' 11,221" BT 5101-02

KPU-BD-02 KPU-BD-BL-02 BALUK-CUPEL NEGARA JEMBRANA 1.585,97 8° 21' 48,038" LS 114° 32' 1,506" BT 5101-02

KPU-BD-03 KPU-BD-BL-03 DELODBERAWAH-PENYARINGAN

MENDOYO JEMBRANA 1.628,79 8° 24' 30,894" LS 114° 42' 25,956" BT 5101-01 5101-02 5101-06

KPU-BD-04 KPU-BD-BL-04 PERTIMA-SUBAGAN-UJUNG PESISI-TUMBU

KARANGASEM KARANGASEM 301,44 8° 28' 53,080" LS 115° 37' 40,383" BT 5101-20

KPU-BD-05 KPU-BD-BL-05 PASELATAN ABANG KARANGASEM 58,11 8° 19' 21,558" LS 115° 38' 0,446" BT 5101-21

KPU-BD-06 KPU-BD-BL-06 MUNTIDESA-TUNASSARI-KERTABUANA-TAMANSARI

KUBU KARANGASEM 251,92 8° 10' 45,161" LS 115° 28' 53,446" BT 5101-17

KPU-BD-07 KPU-BD-BL-07 BUKTI-KUBUTAMBAHAN KUBUTAMBAHAN BULELENG 1.170,12 8° 4' 10,024" LS 115° 13' 17,779" BT 5101-12

KPU-BD-08 KPU-BD-BL-08 PENGULON-PATAS-GEROKGAK-SANGGALANGIT-MUSI-PENYABANGAN

GEROKGAK BULELENG 1.351,40 8° 10' 4,393" LS 114° 46' 15,558" BT 5101-07

Page 94: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-BD-09 KPU-BD-BL-09 SENDANG-SUMBERKIMA-PEJARAKAN

GEROKGAK BULELENG 832,82 8° 7' 19,254" LS 114° 37' 15,891" BT 5101-03

3. ZONA PERIKANAN TANGKAP

3.1 SUBZONA DEMERSAL

KPU-PT-02 KPU-PT-D-01 SELEMADEG BARAT SELEMADEG BARAT TABANAN 559,44 8° 30' 19,142" LS 114° 57' 14,629" BT 5101-06

KPU-PT-02 KPU-PT-D-02 SELEMADEG TIMUR-KEDIRI SELEMADEG - KEDIRI TABANAN 912,02 8° 34' 21,029" LS 115° 2' 16,327" BT 5101-11

KPU-PT-02 KPU-PT-D-03

CEMAGI-MUNGGU-PERERENAN-CANGGU-TIBUBENENG-KEROBOKAN KELOD-SEMINYAK-LEGIAN

MENGWI - KUTA UTARA -KUTA BADUNG 962,25 8° 40' 28,144" LS 115° 7' 34,471" BT 5101-10

KPU-PT-21 KPU-PT-D-04 SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 565,30 8° 26' 23,101" LS 115° 40' 57,354" BT 5101-20

KPU-PT-21 KPU-PT-D-05 KUBU KUBU KARANGASEM 477,83 8° 12' 50,193" LS 115° 31' 59,516" BT 5101-17

3.2 SUBZONA PELAGIS

KPU-PT-01 KPU-PT-P-01 SELAT BALI - JEMBRANA 5.054,11 8° 16' 49,036" LS 114° 26' 15,834" BT 5101-02

KPU-PT-02 KPU-PT-P-02 SELAT BALI - JEMBRANA-TABANAN-BADUNG

101.191,68 8° 36' 56,564" LS 114° 49' 51,157" BT

5101-01 5101-02 5101-04 5101-05 5101-06 5101-11

KPU-PT-03 KPU-PT-P-03 SELAT BALI - JEMBRANA-TABANAN-BADUNG

10.458,92 8° 53' 18,079" LS 114° 57' 41,429" BT 5101-04 5101-05

KPU-PT-04 KPU-PT-P-04 SELAT BALI - BADUNG 2.066,64 8° 55' 19,202" LS 114° 59' 23,782" BT 5101-04 5101-05

KPU-PT-05 KPU-PT-P-05 SELAT BALI - BADUNG 7.815,13 8° 58' 27,115" LS 115° 0' 22,858" BT 5101-04

KPU-PT-06 KPU-PT-P-06 SAMUDERA HINDIA - BADUNG-DENPASAR-KLUNGKUNG

65.338,01 8° 53' 59,346" LS 115° 22' 5,548" BT

5101-09 5101-10 5101-14 5101-15

KPU-PT-07 KPU-PT-P-07 SAMUDERA HINDIA - KLUNGKUNG 36.386,99 8° 54' 17,056" LS 115° 39' 1,757" BT 5101-14 5101-15 5101-19

Page 95: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-PT-08 KPU-PT-P-08 SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR-KLUNGKUNG

23.319,14 8° 50' 41,386" LS 115° 30' 36,624" BT 5101-10 5101-14 5101-15

KPU-PT-09 KPU-PT-P-09 SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 1225,09 8° 39' 1,007" LS 115° 22' 0,251" BT 5101-10 5101-15

KPU-PT-12 KPU-PT-P-10 SELAT BADUNG - GIANYAR-KLUNGKUNG 578,14 8° 35' 48,578" LS 115° 22' 39,743" BT 5101-16

KPU-PT-13 KPU-PT-P-11 SELAT BADUNG - KLUNGKUNG 290,18 8° 35' 2,751" LS 115° 25' 31,990" BT 5101-16

KPU-PT-14 KPU-PT-P-12 SELAT BADUNG - KLUNGKUNG 906,37 8° 38' 19,897" LS 115° 27' 25,401" BT 5101-15

KPU-PT-15 KPU-PT-P-13 SELAT BADUNG - KARANGASEM 373,93 8° 33' 13,299" LS 115° 31' 28,402" BT 5101-16

KPU-PT-16 KPU-PT-P-14 SELAT LOMBOK - GIANYAR-KLUNGKUNG-KARANGASEM

19.748,10 8° 36' 0,221" LS 115° 35' 38,413" BT

5101-15 5101-16 5101-19 5101-20

KPU-PT-17 KPU-PT-P-15 SELAT LOMBOK - KLUNGKUNG 18.404,31 8° 40' 48,193" LS 115° 39' 31,211" BT 5101-15 5101-19 5101-20

KPU-PT-18 KPU-PT-P-16 SELAT LOMBOK - KARANGASEM 12.741,64 8° 31' 50,050" LS 115° 44' 9,584" BT 5101-16 5101-21

KPU-PT-19 KPU-PT-P-17 SELAT LOMBOK - KARANGASEM 6494,16 8° 30' 32,706" LS 115° 39' 14,618" BT 5101-16 5101-21

KPU-PT-20 KPU-PT-P-18 SELAT LOMBOK - KARANGASEM 506,89 8° 29' 17,290" LS 115° 50' 35,739" BT 5101-21

KPU-PT-21 KPU-PT-P-19 SELAT LOMBOK - KARANGASEM-BULELENG

90.402,80 8° 17' 5,316" LS 115° 43' 0,754" BT

5101-12 5101-13 5101-17 5101-18 5101-21 5101-22

KPU-PT-22 KPU-PT-P-20 LAUT BALI - BULELENG 81.819,35 8° 2' 11,916" LS 115° 27' 4,194" BT

5101-12 5101-13 5101-17 5101-18 5101-21 5101-22

KPU-PT-23 KPU-PT-P-21 LAUT BALI - BULELENG 88.378,45 7° 59' 29,273" LS 115° 4' 13,762" BT

5101-07 5101-08 5101-12 5101-13 5101-18

KPU-PT-24 KPU-PT-P-22 LAUT BALI - BULELENG 200,12 8° 10' 11,807" LS 114° 55' 52,610" BT 5101-07

Page 96: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-PT-25 KPU-PT-P-23 LAUT BALI - BULELENG 79.935,24 8° 3' 15,909" LS 114° 42' 5,542" BT 5101-03 5101-07 5101-08

3.3 SUBZONA PELAGIS DAN DEMERSAL

KPU-PT-01 KPU-PT-PD-01 SELAT BALI - JEMBRANA 4.083,15 8° 14' 41,314" LS 114° 26' 45,930" BT 5101-02

KPU-PT-02 KPU-PT-PD-02 SELAT BALI - JEMBRANA-TABANAN-BADUNG

55.924,12 8° 32' 51,937" LS 114° 52' 12,126" BT

5101-01 5101-02 5101-05 5101-06 5101-10 5101-11

KPU-PT-06 KPU-PT-PD-03 SELAT BADUNG - DNPASAR-BADUNG 10.518,12 8° 45' 58,395" LS 115° 16' 58,837" BT 5101-09

5101-10

KPU-PT-07 KPU-PT-PD-04 SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 262,66 8° 40' 39,004" LS 115° 19' 30,966" BT 5101-10

KPU-PT-10 KPU-PT-PD-05 SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 567,55 8° 38' 17,597" LS 115° 18' 6,141" BT 5101-10 5101-16

KPU-PT-09 KPU-PT-PD-06 SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 1.794,03 8° 38' 48,397" LS 115° 20' 1,088" BT 5101-10 5101-15

KPU-PT-11 KPU-PT-PD-07 SELAT BADUNG - GIANYAR 9,07 8° 36' 21,987" LS 115° 19' 53,927" BT 5101-16

KPU-PT-12 KPU-PT-PD-08 SELAT BADUNG - GIANYAR 53,09 8° 36' 30,493" LS 115° 21' 31,622" BT 5101-16

KPU-PT-16 KPU-PT-PD-09 SELAT BADUNG - GIANYAR 70,83 8° 37' 8,935" LS 115° 22' 14,537" BT 5101-15 5101-16

KPU-PT-19 KPU-PT-PD-10 SELAT BADUNG - KARANGASEM 944,25 8° 28' 46,036" LS 115° 38' 19,590" BT 5101-20

KPU-PT-24 KPU-PT-PD-11 LAUT BALI - BULELENG 560,28 8° 10' 28,211" LS 114° 56' 51,222" BT 5101-07

KPU-PT-25 KPU-PT-PD-12 LAUT BALI - BULELENG 1.069,17 8° 10' 58,553" LS 114° 52' 53,339" BT 5101-07

KPU-PT-25 KPU-PT-PD-13 LAUT BALI - BULELENG 528,33 8° 10' 10,380" LS 114° 48' 54,734" BT 5101-07

4. ZONA PELABUHAN

4.1 SUBZONA DLKr dan DLKp

KPU-PL-01 KPU-PL-DLK-01 GILIMANUK MELAYA JEMBRANA 108,46 8° 9' 32,135" LS 114° 26' 5,242" BT 5101-02

KPU-PL-05 KPU-PL-DLK-02 TELUK BENOA DENPASAR SELATAN DENPASAR 1.377,52 8° 45' 21,887" LS 115° 14' 8,987" BT 5101-10

KPU-PL-06 KPU-PL-DLK-03 SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 97,88 8° 43' 2,323" LS 115° 14' 37,442" BT 5101-10

KPU-PL-07 KPU-PL-DLK-04 SANUR DENPASAR SELATAN DENPASAR 112,70 8° 40' 6,616" LS 115° 16' 0,927" BT 5101-10

KPU-PL-08 KPU-PL-DLK-05 GUNAKSA DAWAN KLUNGKUNG 66,56 8° 34' 33,973" LS 115° 26' 8,886" BT 5101-16

KPU-PL-09 KPU-PL-DLK-06 KUSAMBA DAWAN KLUNGKUNG 81,02 8° 33' 41,426" LS 115° 27' 35,709" BT 5101-16

Page 97: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-PL-10 KPU-PL-DLK-07 PADANGBAI MANGGIS KARANGASEM 163,21 8° 32' 14,534" LS 115° 31' 8,662" BT 5101-16

KPU-PL-10 KPU-PL-DLK-08 LABUHAN AMUK/TANAH AMPO MANGGIS KARANGASEM 2.524,97 8° 32' 1,898" LS 115° 32' 26,527" BT 5101-16

KPU-PL-11 KPU-PL-DLK-09 AMED ABANG KARANGASEM 66,62 8° 19' 38,975" LS 115° 38' 32,141" BT 5101-21

KPU-PL-12 KPU-PL-DLK-10 KUBU KUBU KARANGASEM 35,01 8° 15' 5,052" LS 115° 34' 55,841" BT 5101-17

KPU-PL-13 KPU-PL-DLK-11 SANGSIT SAWAN BULELENG 32,38 8° 4' 34,257" LS 115° 7' 47,101" BT 5101-12

KPU-PL-14 KPU-PL-DLK-12 SINGARAJA BULELENG BULELENG 33,19 8° 6' 3,316" LS 115° 5' 19,920" BT 5101-12

KPU-PL-15 KPU-PL-DLK-13 PEMARON BULELENG BULELENG 23,73 8° 7' 43,656" LS 115° 3' 25,794" BT 5101-12

KPU-PL-16 KPU-PL-DLK-14 BROMBONG GEROKGAK BULELENG 32,26 8° 11' 33,900" LS 114° 51' 44,629" BT 5101-07

KPU-PL-17 KPU-PL-DLK-15 CELUKAN BAWANG GEROKGAK BULELENG 1.210,72 8° 10' 28,242" LS 114° 50' 36,481" BT 5101-07

KPU-PL-18 KPU-PL-DLK-16 PEGAMETAN GEROKGAK BULELENG 47,25 8° 7' 25,715" LS 114° 37' 18,868" BT 5101-03

4.2 SUBZONA WKOPP

KPU-PL-02 KPU-PL-WKO-01 PENGAMBENGAN NEGARA JEMBRANA 368,09 8° 23' 32,580" LS 114° 33' 57,412" BT 5101-02

KPU-PL-03 KPU-PL-WKO-02 YEHSUMBUL MENDOYO JEMBRANA 25,44 8° 25' 0,726" LS 114° 48' 4,921" BT 5101-06

KPU-PL-04 KPU-PL-WKO-03 KEDONGANAN KUTA BADUNG 167,76 8° 45' 29,383" LS 115° 9' 25,375" BT 5101-10

KPU-PL-08 KPU-PL-WKO-04 KUSAMBA DAWAN KLUNGKUNG 27,81 8° 34' 25,519" LS 115° 26' 34,188" BT 5101-16

KPU-PL-11 KPU-PL-WKO-05 AMED ABANG KARANGASEM 17,87 8° 19' 52,697" LS 115° 38' 34,429" BT 5101-21

5. ZONA PENDARATAN PESAWAT

KPU-PP-01 - BATU AMPAR GEROKGAK BULELENG 66,16 8° 7' 42,288" LS 114° 33' 42,669" BT 5101-03

6. ZONA BANDAR UDARA

6.1 SUBZONA OPERASI BANDAR UDARA

KPU-BU-01 KPU-BU-OBU-01 TUBAN KUTA BADUNG 151,28 8° 44' 45,947" LS 115° 9' 4,500" BT 5101-10

KPU-BU-02 KPU-BU-OBU-02 TELUK BENOA KUTA BADUNG 6,80 8° 44' 51,688" LS 115° 11' 8,677" BT 5101-10

6.1 SUBZONA KESELAMATAN OPERASIONAL PENERBANGAN

KPU-BU-01 KPU-BU-KP-01 TUBAN KUTA BADUNG 101,35 8° 44' 57,288" LS 115° 8' 42,477" BT 5101-10

KPU-BU-01 KPU-BU-KP-02 TUBAN KUTA BADUNG 10,46 8° 44' 29,245" LS 115° 9' 17,406" BT 5101-10

KPU-BU-02 KPU-BU-KP-03 TELUK BENOA KUTA BADUNG 21,26 8° 44' 51,163" LS 115° 11' 20,304" BT 5101-10

7. ZONA PERGARAMAN

7.1 SUBZONA GARAM RAKYAT

Page 98: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-GR-01 KPU-GR-R-01 GUMBRIH-PENGERAGOAN PEKUTATAN JEMBRANA 59,38 8° 27' 13,710" LS 114° 53' 10,932" BT 5101-06

8. ZONA HUTAN MANGROVE

KPU-HM-01 - PEJARAKAN-SUMBERKIMA GEROKGAK BULELENG 109,62 8° 7' 51,163" LS 114° 35' 47,172" BT 5101-03

9. ZONA PERTAMBANGAN

9.1 SUBZONA PASIR LAUT

KPU-TB-01 KPU-TB-PL-01 SELAT BALI - TABANAN, BADUNG 938,34 8° 40' 4,108" LS 115° 3' 17,785" BT 5101-05 5101-10

KPU-TB-02 KPU-TB-PL-02 SAMUDERA HINDIA - BADUNG 359,53 8° 52' 4,818" LS 115° 15' 9,408" BT 5101-09 5101-10

10. ZONA ENERGI

10.1 SUBZONA PEMBANGKIT LISTRIK

KPU-EN-01 KPU-EN-PLT-01 CELUKAN BAWANG GEROKGAK BULELENG 59,15 8° 11' 33,983" LS 114° 51' 21,034" BT 5101-07

11. ZONA PEMANFAATAN LAINNYA

11.1 SUBZONA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KPU-LN-01 KPU-LN-PP-01 GONDOL GEROKGAK BULELENG 60,93 8° 9' 11,490" LS 114° 43' 8,830" BT 5101-07

KPU-LN-02 KPU-LN-PP-02 TIGARON KUBU KARANGASEM 6,49 8° 13' 20,438" LS 115° 32' 38,760" BT 5101-17

11.2 SUBZONA PEMANGKALAN NELAYAN

KPU-LN-03 KPU-LN-NEL-01 GILIMANUK MELAYA JEMBRANA 16,39 8° 10' 52,548" LS 114° 26' 3,145" BT 5101-02

KPU-LN-04 KPU-LN-NEL-02 MELAYA PANTAI MELAYA JEMBRANA 11,01 8° 16' 11,625" LS 114° 28' 47,468" BT 5101-02

KPU-LN-05 KPU-LN-NEL-03 PANGKUNG DEDARI 1 MELAYA JEMBRANA 7,96 8° 16' 42,314" LS 114° 29' 5,830" BT 5101-02

KPU-LN-06 KPU-LN-NEL-04 PANGKUNG DEDARI 2 MELAYA JEMBRANA 12,65 8° 17' 4,558" LS 114° 29' 30,330" BT 5101-02

KPU-LN-07 KPU-LN-NEL-05 ANYARSARI MELAYA JEMBRANA 9,02 8° 17' 33,233" LS 114° 30' 2,187" BT 5101-02

KPU-LN-08 KPU-LN-NEL-06 CANDIKUSUMA MELAYA JEMBRANA 16,63 8° 18' 22,858" LS 114° 30' 54,770" BT 5101-02

KPU-LN-09 KPU-LN-NEL-07 PABUAHAN-BALUK-CUPEL NEGARA JEMBRANA 541,85 8° 21' 24,483" LS 114° 32' 42,711" BT 5101-02

KPU-LN-10 KPU-LN-NEL-08 PENGAMBENGAN NEGARA JEMBRANA 17,20 8° 23' 43,330" LS 114° 34' 43,705" BT 5101-02

KPU-LN-11 KPU-LN-NEL-09 MEKARSARI PERANCAK JEMBRANA JEMBRANA 132,33 8° 24' 25,213" LS 114° 36' 0,817" BT 5101-01

5101-02

KPU-LN-12 KPU-LN-NEL-10 LEMODANG PERANCAK JEMBRANA JEMBRANA 8,13 8° 24' 29,254" LS 114° 37' 19,581" BT 5101-01

5101-02

KPU-LN-13 KPU-LN-NEL-11 MUNDUK-TENGAH-ANYAR-YEH

KUNING-BERATAN JEMBRANA JEMBRANA 152,29 8° 24' 22,452" LS 114° 39' 5,597" BT

5101-

015101-02

Page 99: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-LN-14 KPU-LN-NEL-12 YEH SUMBUL-MEDEWI MENDOYO-PEKUTATAN JEMBRANA 4,14 8° 25' 1,219" LS 114° 48' 14,180" BT 5101-06

KPU-LN-15 KPU-LN-NEL-13 PULUKAN PEKUTATAN JEMBRANA 2,47 8° 25' 27,781" LS 114° 48' 40,248" BT 5101-06

KPU-LN-16 KPU-LN-NEL-14 PEKUTATAN PEKUTATAN JEMBRANA 1,70 8° 25' 44,229" LS 114° 49' 0,992" BT 5101-06

KPU-LN-17 KPU-LN-NEL-15 GUMBRIH PEKUTATAN JEMBRANA 2,62 8° 27' 6,107" LS 114° 53' 7,746" BT 5101-06

KPU-LN-18 KPU-LN-NEL-16 SELABIH SELEMADEG BARAT TABANAN 16,31 8° 28' 17,115" LS 114° 55' 17,250" BT 5101-06

KPU-LN-19 KPU-LN-NEL-17 BALIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 7,02 8° 30' 22,341" LS 114° 58' 4,057" BT 5101-06

KPU-LN-20 KPU-LN-NEL-18 BONIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 4,43 8° 30' 37,353" LS 114° 58' 23,695" BT 5101-06

KPU-LN-21 KPU-LN-NEL-19 ANTAP DELODSEMA-BEBALI SELEMADEG TABANAN 3,99 8° 32' 36,298" LS 115° 0' 33,992" BT 5101-11

KPU-LN-22 KPU-LN-NEL-20 BERABAN SELEMADEG TIMUR TABANAN 1,23 8° 33' 32,177" LS 115° 1' 50,192" BT 5101-11

KPU-LN-23 KPU-LN-NEL-21 PASUT KERAMBITAN TABANAN 2,29 8° 33' 49,426" LS 115° 2' 10,234" BT 5101-11

KPU-LN-24 KPU-LN-NEL-22 KELATING KERAMBITAN TABANAN 3,31 8° 34' 48,898" LS 115° 3' 22,039" BT 5101-11

KPU-LN-25 KPU-LN-NEL-23 YEH GANGGA TABANAN TABANAN 3,44 8° 35' 37,608" LS 115° 4' 10,986" BT 5101-11

KPU-LN-26 KPU-LN-NEL-24 SOGSOGAN MENGWI BADUNG 1,20 8° 38' 47,224" LS 115° 6' 41,219" BT 5101-10

KPU-LN-27 KPU-LN-NEL-25 SESEH KURA UTARA BADUNG 2,15 8° 38' 52,860" LS 115° 6' 51,440" BT 5101-10

KPU-LN-28 KPU-LN-NEL-26 NELAYAN CANGGU KURA UTARA BADUNG 1,53 8° 39' 37,214" LS 115° 7' 47,802" BT 5101-10

KPU-LN-29 KPU-LN-NEL-27 PERANCAK TIBUBENENG KURA UTARA BADUNG 2,19 8° 39' 47,128" LS 115° 8' 0,822" BT 5101-10

KPU-LN-30 KPU-LN-NEL-28 KUTA KUTA BADUNG 2,27 8° 43' 28,191" LS 115° 10' 5,553" BT 5101-10

KPU-LN-31 KPU-LN-NEL-29 PEMELISAN TUBAN KUTA BADUNG 10,72 8° 44' 8,221" LS 115° 9' 40,555" BT 5101-10

KPU-LN-32 KPU-LN-NEL-30 KELAN KUTA BADUNG 11,42 8° 45' 13,475" LS 115° 9' 40,147" BT 5101-10

KPU-LN-33 KPU-LN-NEL-31 JIMBARAN KUTA SELATAN BADUNG 1,51 8° 46' 49,231" LS 115° 9' 44,333" BT 5101-10

KPU-LN-34 KPU-LN-NEL-32 BALANGAN KUTA SELATAN BADUNG 0,85 8° 47' 25,925" LS 115° 7' 27,685" BT 5101-10

KPU-LN-35 KPU-LN-NEL-33 LABUHAN SAIT KUTA SELATAN BADUNG 1,92 8° 48' 37,475" LS 115° 6' 12,371" BT 5101-10

KPU-LN-36 KPU-LN-NEL-34 SULUBAN KUTA SELATAN BADUNG 0,83 8° 48' 52,506" LS 115° 5' 17,195" BT 5101-10

KPU-LN-37 KPU-LN-NEL-35 KUTUH KUTA SELATAN BADUNG 1,85 8° 50' 38,531" LS 115° 11' 26,100" BT 5101-10

KPU-LN-38 KPU-LN-NEL-36 SAWANGAN 1 KUTA SELATAN BADUNG 1,05 8° 50' 5,451" LS 115° 12' 51,232" BT 5101-10

KPU-LN-39 KPU-LN-NEL-37 SAWANGAN 2 KUTA SELATAN BADUNG 1,17 8° 49' 34,813" LS 115° 13' 17,259" BT 5101-10

KPU-LN-40 KPU-LN-NEL-38 PEMINGE KUTA SELATAN BADUNG 1,10 8° 48' 55,998" LS 115° 13' 40,697" BT 5101-10

KPU-LN-41 KPU-LN-NEL-39 SAMUH KUTA SELATAN BADUNG 3,85 8° 47' 8,650" LS 115° 13' 41,726" BT 5101-10

KPU-LN-42 KPU-LN-NEL-40 TERORA KUTA SELATAN BADUNG 4,19 8° 46' 8,976" LS 115° 13' 28,255" BT 5101-10

KPU-LN-43 KPU-LN-NEL-41 TENGKULUNG KUTA SELATAN BADUNG 1,49 8° 45' 54,869" LS 115° 13' 27,500" BT 5101-10

Page 100: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-LN-44 KPU-LN-NEL-42 TANJUNG BENOA BARAT KUTA SELATAN BADUNG 8,09 8° 45' 17,737" LS 115° 12' 57,553" BT 5101-10

KPU-LN-45 KPU-LN-NEL-43 MUMBUL KUTA SELATAN BADUNG 12,60 8° 46' 42,867" LS 115° 11' 52,377" BT 5101-10

KPU-LN-46 KPU-LN-NEL-44 PASEK-PENGENDERAN KEDONGANAN

KUTA SELATAN BADUNG 10,58 8° 45' 48,426" LS 115° 11' 1,776" BT 5101-10

KPU-LN-47 KPU-LN-NEL-45 KELAN TIMUR KUTA SELATAN BADUNG 10,00 8° 45' 10,438" LS 115° 11' 6,037" BT 5101-10

KPU-LN-48 KPU-LN-NEL-46 PESANGGARAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 4,43 8° 43' 39,004" LS 115° 12' 51,597" BT 5101-10

KPU-LN-49 KPU-LN-NEL-47 SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 28,71 8° 43' 14,390" LS 115° 14' 1,100" BT 5101-10

KPU-LN-50 KPU-LN-NEL-48 MERTASARI DENPASAR SELATAN DENPASAR 1,01 8° 42' 47,203" LS 115° 15' 8,336" BT 5101-10

KPU-LN-51 KPU-LN-NEL-49 SEMAWANG DENPASAR SELATAN DENPASAR 7,27 8° 42' 22,777" LS 115° 15' 52,192" BT 5101-10

KPU-LN-52 KPU-LN-NEL-50 BATUJIMBAR DENPASAR SELATAN DENPASAR 2,30 8° 41' 40,058" LS 115° 16' 2,793" BT 5101-10

KPU-LN-53 KPU-LN-NEL-51 SINDHU DENPASAR SELATAN DENPASAR 2,33 8° 40' 53,603" LS 115° 15' 53,995" BT 5101-10

KPU-LN-54 KPU-LN-NEL-52 SANUR DENPASAR SELATAN DENPASAR 1,74 8° 40' 32,653" LS 115° 15' 52,481" BT 5101-10

KPU-LN-55 KPU-LN-NEL-53 MATAHARI TERBIT DENPASAR SELATAN DENPASAR 7,52 8° 40' 12,743" LS 115° 15' 45,260" BT 5101-10

KPU-LN-56 KPU-LN-NEL-54 GUMICIK SUKAWATI GIANYAR 7,51 8° 38' 43,088" LS 115° 16' 59,244" BT 5101-10

KPU-LN-57 KPU-LN-NEL-55 KUBUR SUKAWATI GIANYAR 3,14 8° 38' 31,235" LS 115° 17' 13,796" BT 5101-10

KPU-LN-58 KPU-LN-NEL-56 MANYAR SUKAWATI GIANYAR 8,10 8° 38' 18,644" LS 115° 17' 27,163" BT 5101-10

KPU-LN-59 KPU-LN-NEL-57 SAGARA SUKAWATI GIANYAR 2,12 8° 37' 45,291" LS 115° 18' 3,553" BT 5101-10

KPU-LN-60 KPU-LN-NEL-58 PURNAMA SUKAWATI GIANYAR 6,42 8° 37' 31,298" LS 115° 18' 12,150" BT 5101-10

KPU-LN-61 KPU-LN-NEL-59 SEGARA WILIS BLAHBATUH GIANYAR 6,42 8° 36' 34,250" LS 115° 19' 29,092" BT 5101-16

KPU-LN-62 KPU-LN-NEL-60 CUCUKAN BLAHBATUH GIANYAR 2,11 8° 35' 19,600" LS 115° 21' 3,196" BT 5101-16

KPU-LN-63 KPU-LN-NEL-61 LEBIH GIANYAR GIANYAR 15,29 8° 34' 58,649" LS 115° 21' 17,728" BT 5101-16

KPU-LN-64 KPU-LN-NEL-62 SIYUT GIANYAR GIANYAR 2,67 8° 34' 33,009" LS 115° 22' 11,349" BT 5101-16

KPU-LN-65 KPU-LN-NEL-63 TEGAL BESAR BANJAR ANGKAN KLUNGKUNG 5,13 8° 34' 32,501" LS 115° 22' 29,029" BT 5101-16

KPU-LN-66 KPU-LN-NEL-64 LEPANG BANJAR ANGKAN KLUNGKUNG 2,80 8° 34' 31,809" LS 115° 23' 5,069" BT 5101-16

KPU-LN-67 KPU-LN-NEL-65 KAMPUNG KUSAMBA DAWAN KLUNGKUNG 2,34 8° 33' 58,405" LS 115° 27' 7,611" BT 5101-16

KPU-LN-68 KPU-LN-NEL-66 SEGARA-BR. BIAS KUSAMBA DAWAN KLUNGKUNG 6,37 8° 33' 44,781" LS 115° 27' 22,071" BT 5101-16

KPU-LN-69 KPU-LN-NEL-67 PESINGGAHAN DAWAN KLUNGKUNG 3,63 8° 33' 18,775" LS 115° 27' 51,344" BT 5101-16

KPU-LN-70 KPU-LN-NEL-68 BELATUNG DAWAN KLUNGKUNG 2,89 8° 33' 5,700" LS 115° 28' 37,149" BT 5101-16

KPU-LN-71 KPU-LN-NEL-69 YEH MALET MANGGIS KARANGASEM 2,83 8° 32' 56,418" LS 115° 29' 16,939" BT 5101-16

KPU-LN-72 KPU-LN-NEL-70 PENGANGALON MANGGIS KARANGASEM 6,69 8° 32' 45,173" LS 115° 29' 45,466" BT 5101-16

KPU-LN-73 KPU-LN-NEL-71 LABUHAN AMUK MANGGIS KARANGASEM 2,10 8° 31' 6,518" LS 115° 30' 29,084" BT 5101-16

Page 101: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-LN-74 KPU-LN-NEL-72 ULAKAN-TANAH AMPO MANGGIS KARANGASEM 16,14 8° 30' 23,971" LS 115° 31' 4,746" BT 5101-16

KPU-LN-75 KPU-LN-NEL-73 BUITAN MANGGIS KARANGASEM 7,69 8° 30' 4,496" LS 115° 32' 8,861" BT 5101-16

KPU-LN-76 KPU-LN-NEL-74 CANDIDASA MANGGIS KARANGASEM 2,40 8° 30' 33,017" LS 115° 33' 53,740" BT 5101-16

KPU-LN-77 KPU-LN-NEL-75 SAMUH KARANGASEM KARANGASEM 6,61 8° 30' 51,371" LS 115° 34' 39,736" BT 5101-16

KPU-LN-78 KPU-LN-NEL-76 SONGLAWAH BUGBUG KARANGASEM KARANGASEM 7,83 8° 30' 37,746" LS 115° 35' 35,903" BT 5101-20

KPU-LN-79 KPU-LN-NEL-77 BUGBUG KARANGASEM KARANGASEM 17,20 8° 30' 25,467" LS 115° 36' 3,831" BT 5101-20

KPU-LN-80 KPU-LN-NEL-78 PASIR PUTIH BUGBUG KARANGASEM KARANGASEM 8,98 8° 30' 7,398" LS 115° 36' 41,201" BT 5101-20

KPU-LN-81 KPU-LN-NEL-79 JASRI KARANGASEM KARANGASEM 13,53 8° 28' 49,771" LS 115° 37' 18,622" BT 5101-20

KPU-LN-82 KPU-LN-NEL-80 UJUNG PESISI-SERAYA BARAT KARANGASEM KARANGASEM 23,21 8° 27' 54,330" LS 115° 38' 3,968" BT 5101-20

KPU-LN-83 KPU-LN-NEL-81 YEHBUNG KARANGASEM KARANGASEM 5,47 8° 27' 19,998" LS 115° 38' 59,185" BT 5101-20

KPU-LN-84 KPU-LN-NEL-82 BUNUTAN SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 5,66 8° 26' 36,273" LS 115° 40' 26,204" BT 5101-20

KPU-LN-85 KPU-LN-NEL-83 BELUBUH SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 6,45 8° 26' 9,137" LS 115° 41' 0,191" BT 5101-20

KPU-LN-86 KPU-LN-NEL-84 SONGAN SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 4,42 8° 25' 43,389" LS 115° 41' 26,739" BT 5101-20

KPU-LN-87 KPU-LN-NEL-85 TUKAD BUAH KARANGASEM KARANGASEM 2,76 8° 25' 35,457" LS 115° 41' 38,828" BT 5101-20

KPU-LN-88 KPU-LN-NEL-86 TUKAD TIIS KARANGASEM KARANGASEM 3,10 8° 25' 11,374" LS 115° 41' 50,232" BT 5101-20

KPU-LN-89 KPU-LN-NEL-87 LESEK SERAYA TIMUR KARANGASEM KARANGASEM 3,42 8° 24' 53,217" LS 115° 42' 0,935" BT 5101-20

KPU-LN-90 KPU-LN-NEL-88 KUTUMANAK ABANG KARANGASEM 3,08 8° 23' 45,116" LS 115° 42' 35,806" BT 5101-20

KPU-LN-91 KPU-LN-NEL-89 KUSAMBI ABANG KARANGASEM 2,50 8° 23' 29,800" LS 115° 42' 39,877" BT 5101-20

KPU-LN-92 KPU-LN-NEL-90 BATUKESENI 1 ABANG KARANGASEM 2,46 8° 23' 5,999" LS 115° 42' 37,675" BT 5101-20

KPU-LN-93 KPU-LN-NEL-91 BATUKESENI 2 ABANG KARANGASEM 1,18 8° 22' 51,949" LS 115° 42' 36,334" BT 5101-20

KPU-LN-94 KPU-LN-NEL-92 AAS ABANG KARANGASEM 5,12 8° 22' 22,247" LS 115° 42' 24,180" BT 5101-20

KPU-LN-95 KPU-LN-NEL-93 BANYUNING 1 ABANG KARANGASEM 8,06 8° 22' 3,959" LS 115° 42' 8,167" BT 5101-20 5101-21

KPU-LN-96 KPU-LN-NEL-94 BANYUNING 2 ABANG KARANGASEM 1,07 8° 21' 41,547" LS 115° 41' 58,963" BT 5101-21

KPU-LN-97 KPU-LN-NEL-95 LEAN 1 ABANG KARANGASEM 1,59 8° 21' 22,640" LS 115° 41' 35,027" BT 5101-21

KPU-LN-98 KPU-LN-NEL-96 LEAN 2 ABANG KARANGASEM 4,65 8° 21' 15,223" LS 115° 41' 22,765" BT 5101-21

KPU-LN-99 KPU-LN-NEL-97 LEAN 3 ABANG KARANGASEM 3,54 8° 20' 58,148" LS 115° 40' 59,434" BT 5101-21

KPU-LN-100 KPU-LN-NEL-98 BUNUTAN 1 ABANG KARANGASEM 1,79 8° 20' 40,439" LS 115° 40' 38,209" BT 5101-21

KPU-LN-101 KPU-LN-NEL-99 BUNUTAN 2 ABANG KARANGASEM 6,37 8° 20' 35,885" LS 115° 40' 19,695" BT 5101-21

KPU-LN-102 KPU-LN-NEL-100 JEMELUK ABANG KARANGASEM 3,18 8° 20' 13,668" LS 115° 39' 34,155" BT 5101-21

KPU-LN-103 KPU-LN-NEL-101 AMED ABANG KARANGASEM 15,60 8° 20' 1,877" LS 115° 38' 52,211" BT 5101-21

Page 102: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-LN-104 KPU-LN-NEL-102 PASELATAN ABANG KARANGASEM 14,81 8° 19' 27,470" LS 115° 37' 53,913" BT 5101-21

KPU-LN-105 KPU-LN-NEL-103 TEGALLANGLANGAN ABANG KARANGASEM 7,02 8° 18' 43,953" LS 115° 37' 26,131" BT 5101-21

KPU-LN-106 KPU-LN-NEL-104 BATU BELAH ABANG KARANGASEM 6,10 8° 18' 24,513" LS 115° 37' 15,819" BT 5101-21

KPU-LN-107 KPU-LN-NEL-105 TUKAD ABU KUBU KARANGASEM 14,80 8° 17' 31,121" LS 115° 36' 33,130" BT 5101-21

KPU-LN-108 KPU-LN-NEL-106 TULAMBEN 1 KUBU KARANGASEM 1,38 8° 16' 42,677" LS 115° 35' 44,893" BT 5101-21

KPU-LN-109 KPU-LN-NEL-107 TULAMBEN 2 KUBU KARANGASEM 1,77 8° 16' 14,703" LS 115° 35' 28,150" BT 5101-21

KPU-LN-110 KPU-LN-NEL-108 RUBAYA 1 KUBU KARANGASEM 1,75 8° 15' 52,028" LS 115° 35' 16,410" BT 5101-21

KPU-LN-111 KPU-LN-NEL-109 RUBAYA 2 KUBU KARANGASEM 2,12 8° 15' 43,493" LS 115° 35' 10,080" BT 5101-21

KPU-LN-112 KPU-LN-NEL-110 BATURINGGIT KUBU KARANGASEM 11,01 8° 14' 40,774" LS 115° 34' 15,637" BT 5101-17

KPU-LN-113 KPU-LN-NEL-111 GEROMBONG-SUKADANA KUBU KARANGASEM 51,10 8° 13' 49,001" LS 115° 33' 20,944" BT 5101-17

KPU-LN-114 KPU-LN-NEL-112 KARANGSARI KUBU KARANGASEM 6,37 8° 13' 19,027" LS 115° 32' 28,160" BT 5101-17

KPU-LN-115 KPU-LN-NEL-113 LEBAH KUBU KARANGASEM 20,02 8° 12' 52,856" LS 115° 31' 38,676" BT 5101-17

KPU-LN-116 KPU-LN-NEL-114 DARMAWINANGUN KUBU KARANGASEM 12,33 8° 12' 21,185" LS 115° 30' 45,307" BT 5101-17

KPU-LN-117 KPU-LN-NEL-115 EKAADNYANA KUBU KARANGASEM 3,69 8° 11' 52,537" LS 115° 30' 17,350" BT 5101-17

KPU-LN-118 KPU-LN-NEL-116 SANTER KUBU KARANGASEM 3,68 8° 11' 32,336" LS 115° 30' 0,565" BT 5101-17

KPU-LN-119 KPU-LN-NEL-117 TUNASSARI-MUNTIDESA KUBU KARANGASEM 14,42 8° 11' 21,282" LS 115° 29' 31,423" BT 5101-17

KPU-LN-120 KPU-LN-NEL-118 KERTABUANA 1 KUBU KARANGASEM 3,26 8° 10' 59,700" LS 115° 29' 11,066" BT 5101-17

KPU-LN-121 KPU-LN-NEL-119 KERTABUANA 2 KUBU KARANGASEM 3,62 8° 10' 50,203" LS 115° 28' 56,917" BT 5101-17

KPU-LN-122 KPU-LN-NEL-120 TAMANSARI KUBU KARANGASEM 3,04 8° 10' 38,965" LS 115° 28' 11,303" BT 5101-17

KPU-LN-123 KPU-LN-NEL-121 TEGALSARI 1 KUBU KARANGASEM 4,79 8° 10' 24,120" LS 115° 27' 52,277" BT 5101-17

KPU-LN-124 KPU-LN-NEL-122 TEGALSARI 2 KUBU KARANGASEM 3,60 8° 10' 10,815" LS 115° 27' 35,475" BT 5101-17

KPU-LN-125 KPU-LN-NEL-123 NGIS TEJAKULA BULELENG 5,71 8° 9' 44,057" LS 115° 27' 12,908" BT 5101-17

KPU-LN-126 KPU-LN-NEL-124 YEHBAU 1 TEJAKULA BULELENG 2,05 8° 9' 31,114" LS 115° 26' 40,907" BT 5101-17

KPU-LN-127 KPU-LN-NEL-125 YEHBAU 2 TEJAKULA BULELENG 4,29 8° 9' 23,047" LS 115° 26' 22,456" BT 5101-17

KPU-LN-128 KPU-LN-NEL-126 TEMBOK TEJAKULA BULELENG 3,24 8° 9' 12,029" LS 115° 25' 48,408" BT 5101-17

KPU-LN-129 KPU-LN-NEL-127 BULAKAN TEJAKULA BULELENG 1,48 8° 9' 8,904" LS 115° 25' 30,169" BT 5101-17

KPU-LN-130 KPU-LN-NEL-128 SAMBIRENTENG TEJAKULA BULELENG 1,54 8° 8' 23,536" LS 115° 23' 57,150" BT 5101-17

KPU-LN-131 KPU-LN-NEL-129 PENUKTUKAN TEJAKULA BULELENG 1,44 8° 8' 12,617" LS 115° 23' 34,936" BT 5101-17

KPU-LN-132 KPU-LN-NEL-130 LES TEJAKULA BULELENG 4,05 8° 7' 50,893" LS 115° 22' 19,200" BT 5101-17

KPU-LN-133 KPU-LN-NEL-131 LES-TEJAKULA TEJAKULA BULELENG 8,51 8° 7' 42,083" LS 115° 21' 40,537" BT 5101-17

Page 103: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-LN-134 KPU-LN-NEL-132 TEJAKULA 1 TEJAKULA BULELENG 6,32 8° 6' 59,172" LS 115° 20' 38,242" BT 5101-17

KPU-LN-135 KPU-LN-NEL-133 TEJAKULA 2 TEJAKULA BULELENG 4,96 8° 6' 42,207" LS 115° 19' 51,671" BT 5101-17

KPU-LN-136 KPU-LN-NEL-134 BONDALEM 1 TEJAKULA BULELENG 3,32 8° 6' 44,249" LS 115° 19' 22,442" BT 5101-17

KPU-LN-137 KPU-LN-NEL-135 BONDALEM 2 TEJAKULA BULELENG 2,09 8° 6' 31,799" LS 115° 18' 54,001" BT 5101-17

KPU-LN-138 KPU-LN-NEL-136 JULAH TEJAKULA BULELENG 1,68 8° 6' 18,609" LS 115° 18' 12,920" BT 5101-17

KPU-LN-139 KPU-LN-NEL-137 SEMBIRAN TEJAKULA BULELENG 1,27 8° 6' 12,287" LS 115° 17' 33,114" BT 5101-17

KPU-LN-140 KPU-LN-NEL-138 PACUNG 1 TEJAKULA BULELENG 1,05 8° 5' 42,386" LS 115° 16' 30,621" BT 5101-12

KPU-LN-141 KPU-LN-NEL-139 PACUNG 2 TEJAKULA BULELENG 3,85 8° 5' 27,937" LS 115° 16' 12,023" BT 5101-12

KPU-LN-142 KPU-LN-NEL-140 BUKTI KUBUTAMBAHAN BULELENG 3,44 8° 5' 0,959" LS 115° 14' 50,917" BT 5101-12

KPU-LN-143 KPU-LN-NEL-141 SANIH KUBUTAMBAHAN BULELENG 4,07 8° 4' 24,496" LS 115° 12' 25,841" BT 5101-12

KPU-LN-144 KPU-LN-NEL-142 TEBANDING KUBUTAMBAHAN BULELENG 4,19 8° 3' 59,494" LS 115° 11' 40,930" BT 5101-12

KPU-LN-145 KPU-LN-NEL-143 TAMBAK KUBUTAMBAHAN BULELENG 3,94 8° 3' 41,269" LS 115° 10' 47,379" BT 5101-12

KPU-LN-146 KPU-LN-NEL-144 KUBU KELOD KUBUTAMBAHAN BULELENG 3,39 8° 3' 47,514" LS 115° 9' 38,885" BT 5101-12

KPU-LN-147 KPU-LN-NEL-145 GIRI MAS SAWAN BULELENG 4,77 8° 4' 32,465" LS 115° 8' 2,055" BT 5101-12

KPU-LN-148 KPU-LN-NEL-146 PABEAN SANGSIT SAWAN BULELENG 5,58 8° 4' 45,167" LS 115° 7' 36,205" BT 5101-12

KPU-LN-149 KPU-LN-NEL-147 KEROBOKAN SAWAN BULELENG 4,45 8° 4' 51,450" LS 115° 7' 10,370" BT 5101-12

KPU-LN-150 KPU-LN-NEL-148 BUANA SARI BULELENG BULELENG 3,37 8° 5' 3,311" LS 115° 6' 47,948" BT 5101-12

KPU-LN-151 KPU-LN-NEL-149 BANYUNING BULELENG BULELENG 3,24 8° 5' 45,803" LS 115° 5' 54,700" BT 5101-12

KPU-LN-152 KPU-LN-NEL-150 KAMPUNG BARU BULELENG BULELENG 3,25 8° 6' 1,764" LS 115° 5' 35,136" BT 5101-12

KPU-LN-153 KPU-LN-NEL-151 KAMPUNG ANYAR BULELENG BULELENG 3,69 8° 6' 19,535" LS 115° 4' 54,790" BT 5101-12

KPU-LN-154 KPU-LN-NEL-152 BANYUASRI BULELENG BULELENG 2,86 8° 6' 58,347" LS 115° 4' 19,090" BT 5101-12

KPU-LN-155 KPU-LN-NEL-153 GALIRAN BULELENG BULELENG 3,27 8° 7' 5,800" LS 115° 4' 7,516" BT 5101-12

KPU-LN-156 KPU-LN-NEL-154 PEMARON 1 BULELENG BULELENG 2,97 8° 7' 31,691" LS 115° 3' 41,931" BT 5101-12

KPU-LN-157 KPU-LN-NEL-155 PEMARON 2 BULELENG BULELENG 3,65 8° 7' 56,166" LS 115° 3' 23,488" BT 5101-12

KPU-LN-158 KPU-LN-NEL-156 ANTURAN BULELENG BULELENG 11,11 8° 8' 37,719" LS 115° 2' 48,711" BT 5101-12

KPU-LN-159 KPU-LN-NEL-157 KALIBUKBUK BULELENG BULELENG 21,02 8° 9' 9,346" LS 115° 1' 53,498" BT 5101-12

KPU-LN-160 KPU-LN-NEL-158 KALIBUKBUK-KALIASEM BULELENG - BANJAR BULELENG 15,96 8° 9' 47,679" LS 115° 1' 11,038" BT 5101-12

KPU-LN-161 KPU-LN-NEL-159 TEMUKUS 1 BANJAR BULELENG 6,41 8° 10' 23,481" LS 115° 0' 14,092" BT 5101-12

KPU-LN-162 KPU-LN-NEL-160 TEMUKUS 2 BANJAR BULELENG 6,57 8° 10' 37,154" LS 114° 59' 28,951" BT 5101-07

KPU-LN-163 KPU-LN-NEL-161 KALIANGET SERIRIT BULELENG 22,42 8° 10' 54,313" LS 114° 57' 52,521" BT 5101-07

Page 104: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KPU-LN-164 KPU-LN-NEL-162 TANGGUWISIA SERIRIT BULELENG 4,42 8° 10' 54,136" LS 114° 56' 58,086" BT 5101-07

KPU-LN-165 KPU-LN-NEL-163 SERIRIT-PENGASTULAN SERIRIT BULELENG 16,96 8° 10' 55,683" LS 114° 56' 4,076" BT 5101-07

KPU-LN-166 KPU-LN-NEL-164 LOKAPAKSA SERIRIT BULELENG 3,33 8° 4' 53,636" LS 114° 52' 51,116" BT 5101-07

KPU-LN-167 KPU-LN-NEL-165 UMEANYAR SERIRIT BULELENG 3,75 8° 11' 0,200" LS 114° 54' 49,588" BT 5101-07

KPU-LN-168 KPU-LN-NEL-166 BANJARASEM SERIRIT BULELENG 17,35 8° 11' 15,894" LS 114° 53' 54,018" BT 5101-07

KPU-LN-169 KPU-LN-NEL-167 KALISADA 1 SERIRIT BULELENG 4,21 8° 11' 24,141" LS 114° 53' 12,464" BT 5101-07

KPU-LN-170 KPU-LN-NEL-168 KALISADA 2 SERIRIT BULELENG 4,26 8° 11' 40,939" LS 114° 52' 28,693" BT 5101-07

KPU-LN-171 KPU-LN-NEL-169 BROMBONG 1 GEROKGAK BULELENG 3,57 8° 11' 43,661" LS 114° 52' 7,190" BT 5101-07

KPU-LN-172 KPU-LN-NEL-170 BROMBONG 2 GEROKGAK BULELENG 4,50 8° 11' 44,590" LS 114° 51' 40,197" BT 5101-07

KPU-LN-173 KPU-LN-NEL-171 PENGULON GEROKGAK BULELENG 12,78 8° 11' 28,534" LS 114° 49' 32,339" BT 5101-07

KPU-LN-174 KPU-LN-NEL-172 PATAS GEROKGAK BULELENG 3,60 8° 11' 7,608" LS 114° 48' 35,917" BT 5101-07

KPU-LN-175 KPU-LN-NEL-173 GEROKGAK GEROKGAK BULELENG 2,82 8° 10' 38,318" LS 114° 47' 21,533" BT 5101-07

KPU-LN-176 KPU-LN-NEL-174 MUSI GEROKGAK BULELENG 3,55 8° 10' 6,536" LS 114° 44' 59,378" BT 5101-07

KPU-LN-177 KPU-LN-NEL-175 GONDOL GEROKGAK BULELENG 5,99 8° 9' 16,431" LS 114° 42' 40,831" BT 5101-07

KPU-LN-178 KPU-LN-NEL-176 BANYUPOH GEROKGAK BULELENG 2,81 8° 8' 42,446" LS 114° 41' 45,363" BT 5101-03

KPU-LN-179 KPU-LN-NEL-177 PEMUTERAN GEROKGAK BULELENG 1,62 8° 8' 37,636" LS 114° 39' 30,256" BT 5101-03

KPU-LN-180 KPU-LN-NEL-178 SENDANG GEROKGAK BULELENG 11,27 8° 8' 10,987" LS 114° 38' 18,760" BT 5101-03

KPU-LN-181 KPU-LN-NEL-179 PEGAMETAN GEROKGAK BULELENG 85,29 8° 7' 23,854" LS 114° 36' 47,978" BT 5101-03

11.3 SUBZONA JALAN BEBAS HAMBATAN

KPU-LN-182 KPU-LN-JBH-01 TELUK BENOA - DENPASAR -BADUNG 71,85 8° 45' 21,038" LS 115° 12' 0,246" BT 5101-10

B. KAWASAN KONSERVASI

1. TAMAN NASIONAL

TN-01 - PEJARAKAN-SUMBERKLAMPOK-GILIMANUK

GEROKGAK, MELAYA BULELENG, JEMBRANA

3.286,67 8° 7' 6,613" LS 114° 29' 20,468" BT 5101-02 5101-03

TN-02 - GILIMANUK MELAYA JEMBRANA 758,35 8° 13' 9,544" LS 114° 26' 50,265" BT 5101-02

2. TAMAN HUTAN RAYA

Page 105: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

THR-01 - TANJUNG BENOA KUTA SELATAN BADUNG 3,79 8° 45' 32,065" LS 115° 12' 59,105" BT 5101-10

THR-02 - TERORA KUTA SELATAN BADUNG 8,55 8° 46' 21,604" LS 115° 12' 58,348" BT 5101-10

THR-03 - MUMBUL KUTA SELATAN BADUNG 7,69 8° 46' 51,714" LS 115° 12' 3,224" BT 5101-10

THR-04 - KEDONGANAN-KELAN KUTA BADUNG 24,04 8° 45' 9,145" LS 115° 11' 1,415" BT 5101-10

THR-05 - TUBAN KUTA BADUNG 24,04 8° 45' 9,145" LS 115° 11' 1,415" BT 5101-10

THR-06 - PESANGGARAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 7,89 8° 43' 48,280" LS 115° 12' 24,175" BT 5101-10

THR-07 - SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 3,94 8° 44' 16,859" LS 115° 13' 44,599" BT 5101-10

THR-08 - SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 5,35 8° 43' 28,686" LS 115° 13' 52,680" BT 5101-10

3. KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

KKP-01 - MELAYA MELAYA JEMBRANA 1.171,28 8° 16' 39,146" LS 114° 28' 39,039" BT 5101-02

KKP-02 - PERANCAK JEMBRANA JEMBRANA 954,32 8° 24' 47,786" LS 114° 37' 45,618" BT 5101-01 5101-02

KKP-03 - KUTA KUTA BADUNG 841,99 8° 43' 35,312" LS 115° 8' 57,032" BT 5101-10

KKP-04 - KUTA SELATAN KUTA SELATAN BADUNG 53.834,58 8° 55' 52,109" LS 115° 8' 0,413" BT

5101-04 5101-05

5101-09 5101-10

KKP-05 - SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 40,23 8° 44' 32,251" LS 115° 13' 54,505" BT 5101-10

KKP-06 - SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 381,10 8° 44' 19,129" LS 115° 15' 7,732" BT 5101-10

KKP-07 - SEMAWANG DENPASAR SELATAN DENPASAR 639,33 8° 42' 6,531" LS 115° 16' 32,820" BT 5101-10

KKP-08 - PADANGBAI MANGGIS KARANGASEM 22,47 8° 32' 17,476" LS 115° 30' 39,572" BT 5101-16

KKP-09 - PADANGBAI MANGGIS KARANGASEM 147,97 8° 31' 33,540" LS 115° 30' 54,383" BT 5101-16

KKP-10 - CANDIDASA KARANGASEM KARANGASEM 1.753,56 8° 31' 11,118" LS 115° 35' 17,558" BT 5101-16 5101-20

KKP-11 - SERAYA-AMED ABANG-KARANGASEM KARANGASEM 2.247,63 8° 22' 14,077" LS 115° 42' 9,399" BT 5101-20 5101-21

KKP-12 - TULAMBEN KUBU KARANGASEM 1.314,52 8° 16' 21,450" LS 115° 36' 19,810" BT 5101-17 5101-21

KKP-13 - TEJAKULA TEJAKULA BULELENG 9.456,67 8° 6' 37,464" LS 115° 22' 5,160" BT 5101-12 5101-17

KKP-14 - BULELENG-BANJAR BANJAR BULELENG 6.936,89 8° 8' 40,122" LS 114° 59' 25,404" BT 5101-07 5101-08 5101-12

Page 106: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KKP-15 - PEMUTERAN GEROKGAK BULELENG 1.640,28 8° 8' 1,911" LS 114° 40' 30,295" BT 5101-03 5101-07

KKP-16 - NUSA PENIDA NUSA PENIDA KLUNGKUNG 19.949,10 8° 44' 28,311" LS 115° 31' 50,088" BT 5101-15 5101-19

4. KAWASAN KONSERVASI MARITIM

KKM-01 - TELUK BENOA KUTA-KUTA SELATAN BADUNG 428,60 8° 45' 54,882" LS 115° 11' 41,783" BT 5101-10

KKM-02 - TELUK BENOA KUTA-KUTA SELATAN BADUNG 661,13 8° 45' 45,770" LS 115° 12' 23,860" BT 5101-10

KKM-03 - TELUK BENOA KUTA-KUTA SELATAN BADUNG 0,86 8° 44' 38,614" LS 115° 11' 48,054" BT 5101-10

KKM-04 - TELUK BENOA KUTA - DENPASAR SELATAN BADUNG - DENPASAR 139,34 8° 44' 14,596" LS 115° 11' 51,974" BT 5101-10

KKM-05 - TELUK BENOA DENPASAR SELATAN DENPASAR 13,48 8° 44' 15,660" LS 115° 12' 9,467" BT 5101-10

C. KAWASAN STRATEGIS

1. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL TERTENTU (KSNT)

KSNT NUSA PENIDA NUSA PENIDA KLUNGKUNG 94.575,43 8° 49' 58,444" LS 115° 34' 20,965" BT

5101-09 5101-14 5101-15 5101-19

2. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)

2.1 KSN KAWASAN PERKOTAAN SARBAGITA

Page 107: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

KSN

KOTA DENPASAR, KABUPATEN BADUNG, KABUPATEN GIANYAR, SERTA KECAMATAN KEDIRI DAN KECAMATAN TABANAN KABUPATEN TABANAN

DENPASAR TIMUR, DENPASAR SELATAN, KUTA, KUTA UTARA, KUTA SELATAN, MENGWI, SUKAWATI, BLAHBATUH, GIANYAR, KEDIRI, TABANAN

DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN

216.523,99 8° 49' 56,851" LS 115° 9' 29,381" BT

5101-04 5101-05 5101-06 5101-09 5101-10 5101-11 5101-15 5101-16

2.2 DAERAH LATIHAN MILITER

DLM LEPAS PANTAI BULELENG BAGIAN BARAT

SAWAN, BULELENG, BANJAR, SERIRIT, GEROKGAK

BULELENG 101.685,42 7° 59' 46,810" LS 114° 52' 21,480" BT

5101-03 5101-08 5101-12 5101-13

2.2 DAERAH TERBATAS

DT GILIMANUK DAN CANDIKUSUMA

MELAYA JEMBRANA 2.773,82 8° 18' 10,613" LS 114° 28' 44,334" BT 5101-02

D. ALUR LAUT

1. ALUR PELAYARAN

1.1 ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA

AL-AP-01 AL-AP-ALKI-01 SELAT LOMBOK - - - 8° 27' 31,032" LS 115° 47' 27,700" BT

5101-14 5101-19

5101-20 5101-21

AL-AP-01 AL-AP-ALKI-02 SELAT LOMBOK - - - 8° 27' 31,032" LS 115° 47' 27,700" BT

5101-14 5101-15 5101-19 5101-20 5101-21

Page 108: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-AP-01 AL-AP-ALKI-03 SELAT LOMBOK - - 8° 27' 31,032" LS 115° 47' 27,700" BT 5101-14 5101-19

5101-20

1.2 ALUR PELAYARAN INTERNASIONAL

AL-AP-02 AL-AP-PI-01

ALUR PELAYARAN PELABUHAN BENOA MELALUI SELAT BADUNG DAN MELEWATI ALKI II DENGAN TUJUAN BENUA AUSTRALIA, ASIA, EROPA DAN AMERIKA

- - - 8° 36' 36,093" LS 115° 29' 29,417" BT

5101-10 5101-15 5101-16 5101-20

AL-AP-03 AL-AP-PI-02

ALUR PELAYARAN PELABUHAN LABUHAN AMUK/TANAH AMPO MELALUI SELAT BADUNG DAN MELEWATI ALKI II DENGAN TUJUAN BENUA AUSTRALIA, ASIA, EROPA DAN AMERIKA

- - - 8° 32' 57,666" LS 115° 34' 28,668" BT 5101-16 5101-20

1.3 ALUR PELAYARAN NASIONAL

AL-AP-04 AL-AP-PN-01

ALUR PELAYARAN PELABUHAN CELUKAN BAWANG MELALUI LAUT BALI DENGAN TUJUAN PELABUHAN LEMBAR, PELABUHAN BENOA DAN LAIN-LAIN

- - - 8° 2' 1,289" LS 115° 22' 34,488" BT

5101-07 5101-08 5101-12 5101-13 5101-17 5101-18 5101-21

AL-AP-04 AL-AP-PN-02

ALUR PELAYARAN PELABUHAN CELUKAN BAWANG MELALUI LAUT BALI DENGAN TUJUAN SURABAYA DAN LAIN-LAIN

- - - 8° 2' 37,587" LS 114° 46' 3,913" BT 5101-03 5101-07 5101-08

1.4 ALUR PELAYARAN REGIONAL

Page 109: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-AP-05 AL-AP-PR-01

ALUR PELAYARAN PELABUHAN GILIMANUK DENGAN TUJUAN PELABUHAN KETAPANG, JAWA TIMUR MELALUI PERAIRAN SELAT BALI

- - - 8° 9' 17,569" LS 114° 25' 39,546" BT 5101-02 5101-03

AL-AP-06 AL-AP-PR-02

ALUR PELAYARAN PELABUHAN PADANGBAI DENGAN TUJUAN PELABUHAN LEMBAR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK

- - - 8° 35' 59,025" LS 115° 37' 7,995" BT 5101-16 5101-19 5101-20

AL-AP-06 AL-AP-PR-03

ALUR PELAYARAN PELABUHAN PADANGBAI DENGAN TUJUAN PELABUHAN SENGGIGI/GILI TRAWANGAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK

- - - 8° 27' 17,281" LS 115° 42' 7,087" BT 5101-16 5101-20

AL-AP-07 AL-AP-PR-04

ALUR PELAYARAN PELABUHAN SERANGAN DENGAN TUJUAN PELABUHAN SENGGIGI/GILI TRAWANGAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK

- - - 8° 36' 24,953" LS 115° 23' 49,171" BT

5101-10 5101-15 5101-16 5101-20

AL-AP-08 AL-AP-PR-05

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KEDONGANAN KABUPATEN BADUNG MENUJU PELABUHAN MUNCAR PROVINSI JAWA TIMUR MELALUI PERAIRAN SELAT BALI

- - - 8° 29' 13,545" LS 114° 52' 27,455" BT

5101-01 5101-05 5101-06 5101-10 5101-11

1.5 ALUR PELAYARAN LOKAL

AL-AP-09 AL-AP-PL-01

ALUR PELAYARAN PELABUHAN SANUR DENGAN TUJUAN NUSA LEMBONGAN MELALUI SELAT BADUNG

- - - 8° 38' 32,653" LS 115° 21' 1,590" BT 5101-10 5101-15

AL-AP-10 AL-AP-PL-02

ALUR PELAYARAN PELABUHAN SANUR DENGAN TUJUAN PELABUHAN MENTIGI MELALUI SELAT BADUNG

- - - 8° 39' 16,881" LS 115° 27' 4,606" BT 5101-15

Page 110: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-AP-11 AL-AP-PL-03

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KUSAMBA DENGAN TUJUAN NUSA LEMBONGAN MELALUI SELAT BADUNG

- - - 8° 37' 10,671" LS 115° 27' 5,449" BT 5101-15 5101-16

AL-AP-12 AL-AP-PL-04

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KUSAMBA DENGAN TUJUAN PELABUHAN MENTIGI MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG

- - - 8° 37' 6,479" LS 115° 30' 10,375" BT 5101-15 5101-16

AL-AP-13 AL-AP-PL-05

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KUSAMBA DENGAN TUJUAN SAMPALAN MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG

- - - 8° 36' 59,261" LS 115° 30' 23,638" BT 5101-15 5101-16

AL-AP-14 AL-AP-PL-06

ALUR PELAYARAN PELABUHAN PADANGBAI DENGAN TUJUAN SAMPALAN

MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG

- - - 8° 36' 12,335" LS 115° 32' 3,853" BT 5101-15

5101-16

1.6 BAGAN PEMISAH LALU LINTAS (Traffic Separation Scheme)

AL-AP-15 AL-AP-TSS-01 SELAT LOMBOK - - - 8° 35' 27,328" LS 115° 43' 55,755" BT

5101-14 5101-15 5101-19 5101-20 5101-21

AL-AP-15 AL-AP-TSS-02 SELAT LOMBOK - - - 8° 21' 50,278" LS 115° 51' 14,702" BT

5101-14 5101-19 5101-20 5101-21

AL-AP-15 AL-AP-TSS-03 SELAT LOMBOK - - - 8° 30' 44,698" LS 115° 48' 43,939" BT

5101-14 5101-19 5101-20 5101-21

AL-AP-15 AL-AP-TSS-04 SELAT LOMBOK - - - 8° 31' 32,883" LS 115° 51' 3,067" BT 5101-20

2. ALUR PIPA DAN KABEL BAWAH LAUT

2.1 ALUR PIPA MINYAK DAN GAS

Page 111: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-APK-01 AL-APK-GM-01 TELUK BENOA - - - 8° 44' 26,237" LS 115° 11' 50,975" BT 5101-10

2.2 ALUR KABEL LISTRIK

AL-APK-02 AL-APK-KL-01

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT

BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA - 8° 9' 24,657" LS 114° 25' 39,426" BT 5101-02

5101-03

AL-APK-02 AL-APK-KL-02

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT

BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA - 8° 9' 38,293" LS 114° 25' 33,503" BT 5101-02

AL-APK-02 AL-APK-KL-03

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA - 8° 9' 46,786" LS 114° 25' 30,735" BT 5101-02

AL-APK-02 AL-APK-KL-04

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA - 8° 9' 50,302" LS 114° 25' 29,195" BT 5101-02

AL-APK-03 AL-APK-KL-05

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK BALI - NUSA LEMBONGAN MELALUI SELAT BADUNG DENGAN LANDING POINT PANTAI SABA DAN NUSA LEMBONGAN

BLAHBATUH DAN NUSA PENIDA

GIANYAR DAN KLUNGKUNG

- 8° 38' 7,184" LS 115° 23' 36,444" BT 5101-10 5101-15 5101-16

2.3 ALUR KABEL TELEKOMUNIKASI

AL-APK-04 AL-APK-KT-01

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DARI MUNCAR (JAWA TIMUR) MENUJ U BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI CANDIKUSUMA

MELAYA JEMBRANA - 8° 21' 9,577" LS 114° 29' 20,778" BT 5101-02

Page 112: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-APK-06 AL-APK-KT-02

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DARI PUGER (JEMBER, JAWA TIMUR)

MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI JIMBARAN,

KUTA SELATAN BADUNG - 8° 50' 55,607" LS 115° 2' 21,804" BT 5101-04 5101-05

5101-10

AL-APK-05 AL-APK-KT-03

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI JIMBARAN MENUJU BENCULUK, BANYUWANGI, JAWA TIMUR

KUTA SELATAN BADUNG - 8° 51' 53,433" LS 115° 3' 11,644" BT 5101-04 5101-05 5101-10

AL-APK-07 AL-APK-KT-04

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DARI GRAJAGAN (BANYUWANGI, JAWA TIMUR) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI KEDONGANAN

KUTA BADUNG - 8° 49' 6,569" LS 115° 1' 38,868" BT 5101-04 5101-05 5101-10

AL-APK-08 AL-APK-KT-05

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI SENGGIGI (LOMBOK BARAT, NTB) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SANUR

DENPASAR SELATAN DENPASAR - 8° 34' 48,961" LS 115° 32' 0,267" BT 5101-10 5101-16 5101-20

AL-APK-09 AL-APK-KT-06

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI SENGGIGI (LOMBOK BARAT, NTB) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI GOA LAWAH

DAWAN KLUNGKUNG - 8° 31' 20,384" LS 115° 39' 45,973" BT 5101-16 5101-20

Page 113: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-APK-10 AL-APK-KT-07

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI SENGGIGI (LOMBOK BARAT, NTB) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SERAYA

KARANGASEM KARANGASEM - 8° 28' 36,636" LS 115° 45' 28,122" BT 5101-20

AL-APK-11 AL-APK-KT-08

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI LAUT BALI DENGAN BEACH

HOLE DI PANTAI KUBUTAMBAHAN MENUJU SULAWESI

KUBUTAMBAHAN BULLELENG - 7° 57' 33,130" LS 115° 14' 51,660" BT 5101-12 5101-13

5101-18

AL-APK-12 AL-APK-KT-09

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI PANTAI SANUR MENUJU NUSA PENIDA DAN NUSA PENIDA MENUJU PULAU LOMBOK

DENPASAR SELATAN, NUSA PENIDA

DENPASAR - 8° 38' 8,017" LS 115° 24' 30,108" BT

5101-10 5101-15 5101-19 5101-20

AL-APK-13 AL-APK-KT-10

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI PALAPA RING TIMUR MELALUI SAMUDERA HINDIA DAN SELAT LOMBOK DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SANUR

DENPASAR SELATAN DAN NUSA PENIDA

DENPASAR DAN KLUNGKUNG

- 8° 49' 42,115" LS 115° 25' 37,958" BT 5101-10 5101-14 5101-15

AL-APK-13 AL-APK-KT-11

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI PALAPA RING TIMUR MELALUI SAMUDERA HINDIA DAN SELAT LOMBOK DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SANUR

DENPASAR SELATAN DAN NUSA PENIDA

DENPASAR DAN KLUNGKUNG

- 8° 49' 59,634" LS 115° 37' 45,349" BT 5101-14 5101-15 5101-19

AL-APK-14 AL-APK-KT-12

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI SERAT OPTIK PALAPA MELALUI LAUT BALI DENGAN BEACH HOLE DI LOKAPAKSA

SERIRIT BULELENG - 8° 4' 55,728" LS 114° 52' 52,163" BT 5101-07 5101-08

Page 114: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-APK-15 AL-APK-KT-13

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI SERAT OPTIK PALAPA MELALUI LAUT BALI DENGAN BEACH HOLE DI BONDALEM

TEJAKULA BULELENG - 8° 7' 35,848" LS 115° 32' 28,268" BT 5101-17 5101-21

3. ALUR MIGRASI BIOTA

3.1 ALUR MIGRASI PENYU

AL-AMB-01 AL-AMB-MP-01

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU PANTAI KUTA DI KABUPATEN BADUNG MELEWATI SELAT BALI

KUTA BADUNG - 8° 45' 7,779" LS 115° 0' 32,222" BT 5101-05 5101-10

AL-AMB-02 AL-AMB-MP-02

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU AUSTRALIA MELALUI

SELAT BALI DAN SAMUDERA HINDIA

- - - 8° 54' 39,835" LS 115° 5' 29,100" BT 5101-04 5101-05

5101-09

AL-AMB-03 AL-AMB-MP-03

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU LAUT FLORES MELALUI SELAT BALI, SAMUDERA HINDIA DAN SELAT LOMBOK

- - - 8° 55' 18,791" LS 115° 22' 39,919" BT

5101-04 5101-09 5101-14 5101-15 5101-19 5101-20 5101-21

AL-AMB-04 AL-AMB-MP-04

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU KEPULAUAN SUMENEP MELALUI SELAT BALI, SAMUDERA HINDIA, SELAT LOMBOK DAN LAUT BALI

- - - 8° 6' 55,110" LS 115° 31' 22,422" BT

5101-08 5101-13 5101-17 5101-18 5101-20 5101-21

3.2 ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT

AL-AMB-05 AL-AMB-MM-01

ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT (PAUS) DARI LAUT FLORES MENUJU PERAIRAN SELATAN PULAU BALI (SAMUDERA HINDIA) MELALUI SELAT LOMBOK

- - - 8° 50' 17,882" LS 115° 41' 37,706" BT

5101-04 5101-09 5101-10 5101-14 5101-15 5101-19

Page 115: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KODE ZONA KODE SUBZONA LOKASI KECAMATAN/KELURAHAN KABUPATEN/KOTA

LUAS (Ha) KOORDINAT

NLP (PERAIRAN SEKITAR) LS BT

AL-AMB-05 AL-AMB-MM-02

ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT (PAUS) DARI LAUT FLORES MENUJU PERAIRAN SELATAN PULAU BALI (SAMUDERA HINDIA) MELALUI SELAT LOMBOK

- - - 8° 21' 36,736" LS 115° 50' 27,788" BT 5101-20 5101-21

AL-AMB-06 AL-AMB-MM-03

ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT (LUMBA_LUMBA) DI PERAIRAN

SEKITAR LOVINA KABUPATEN BULELENG

BULELENG, BANJAR, SERIRIT,

GEROKGAK BULELENG - 8° 8' 48,817" LS 114° 58' 27,937" BT

5101-07 5101-08

5101-12

E. KAWASAN SUCI LAUT

KS-01 - PERAIRAN SEKITAR PURA RAMBUT SIWI DI YEHEMBANG KANGIN

MENDOYO JEMBRANA 623,29 8° 24' 38,741" LS 114° 45' 48,683" BT 5101-06

KS-02 - PERAIRAN SEKITAR PURA SRIJONG DI ANTAP

SELEMADEG TABANAN 543,41 8° 31' 53,444" LS 114° 59' 12,775" BT 5101-06 5101-11

KS-03 - PERAIRAN SEKITAR PURA PEKENDUNGAN DAN PURA TANAH LOT DI BERABAN

KEDIRI TABANAN 744,92 8° 37' 23,205" LS 115° 4' 48,697" BT 5101-10 5101-11

KS-04 - PERAIRAN SEKITAR PURA PETITENGET DI KEROBOKAN

KELOD

KUTA UTARA BADUNG 564,66 8° 41' 11,775" LS 115° 8' 42,989" BT 5101-10

KS-05 - PERAIRAN SEKITAR PURA SAKENAN DI SERANGAN

DENPASAR SELATAN DENPASAR 96,74 8° 43' 35,585" LS 115° 13' 25,788" BT 5101-10

KS-06 - PERAIRAN SEKITAR PURA ERJERUK DI SUKAWATI

SUKAWATI GIANYAR 369,59 8° 37' 25,581" LS 115° 18' 51,628" BT 5101-10 5101-16

KS-07 -

PERAIRAN SEKITAR PURA MASCETI DI MEDAHAN, PURA KENTEL GUMI DI TUSAN DAN PURA WATU KLOTOK DI TOJAN

BLAHBATUH, BANJARANGKAN, KLUNGKUNG

GIANYAR, KLUNGKUNG

1.740,47 8° 35' 22,617" LS 115° 22' 30,822" BT 5101-16

KS-08 -

PERAIRAN SEKITAR PURA GOA LAWAH DI PESINGGAHAN DAN PURA SILAYUKTI DI PADANGBAI

DAWAN DAN MANGGIS KLUNGKUNG, KARANGASEM

3.303,48 8° 34' 15,937" LS 115° 28' 50,001" BT 5101-16

GUBERNUR BALI,

Page 116: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR …. TAHUN …. TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

PERATURAN PEMANFAATAN RUANG

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

A. KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

1. ZONA PARIWISATA

1.1 SUBZONA WISATA ALAM PANTAI/PESISIR PULAU-PULAU KECIL

Nilai Utama Subzona:

Pantai dan perairan

sekitarnya memiliki daya tarik wisata berupa keindahan dan keunikan bentang pantai

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan:

Penataan daya tarik wisata pantai

Pengembangan fasilitas daya

Tarik wisata pantai

Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan pantai

Pengembangan aksesibilitas wisata pantai

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Pencemaran dan kerusakan fisik pantai

Konflik pemanfaatan pantai

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang:

Pengendalian pembangunan

fasilitas pariwisata yang dapat mengganggu keseimbangan dinamis daerah pantai

CANDIKUSUMA MELAYA JEMBRANA 34,59 • Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Wisata dan rekreasi pantai

• Wisata dan rekreasi

air (mandi, renang, berkano), wisata perahu

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Penangkapan ikan

• Pembangunan dermaga perikanan

• Pemangkalan nelayan

• Pemasangan rumpon dasar dan rumpon permukaan

• Budidaya laut

• Pemangkalan tetap

perahu/boat/kapal

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter), wisata pancing, wisata selancar

• Pembangunan fasilitas pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran)

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Tambat perahu

/boat/kapal

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Pembangunan

dermaga wisata

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pengambilan air laut dengan tanpa pipa tetap

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

RENING NEGARA JEMBRANA 93,27

DELOD BERAWAH-PENYARINGAN-YEHEMBANG

MENDOYO JEMBRANA 287,77

YEHEMBANG KANGIN-YEHSUMBUL

MENDOYO JEMBRANA 70,42

PEKUTATAN-PANGYANGAN

PEKUTATAN JEMBRANA 194,60

PENGERAGOAN-SELABIH PEKUTATAN-SELEMADEG BARAT

JEMBRANA-TABANAN 94,65

SELABIH-YEHBAKUNG-MEKAYU-SURABERATA

SELEMADEG BARAT TABANAN 133,64

BALIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 14,03

BONIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 10,14

ANTAP DELODSEMA SELEMADEG TABANAN 5,87

BEBALI-KELECUNG SELEMADEG TABANAN 4,84

TEGALMENGKEP-BERABAN

SELEMADEG TIMUR TABANAN 19,59

PASUT BARAT KERAMBITAN TABANAN 6,48

PASUT TIMUR-KELATING KERAMBITAN TABANAN 26,55

KELATING KERAMBITAN TABANAN 6,86

YEH GANGGA TABANAN TABANAN 13,07

Page 117: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

BATUTAMPIH KEDIRI TABANAN 9,42 • Pertambangan/

pengambilan air laut dengan pipa tetap

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/

pengaliran air panas

dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

NYANYI-MENGENING-SOGSOGAN

KEDIRI-MENGWI TABANAN-BADUNG 37,35

SESEH-SEPANG-PERERENAN-BATUMEJAN-BATUBOLONG

MENGWI-KUTA UTARA BADUNG 28,92

NELAYAN CANGGU KUTA UTARA BADUNG 4,51

BRAWA KUTA UTARA BADUNG 12,34

LEGIAN-KUTA KUTA BADUNG 53,73

PANTAI JERMAN KUTA BADUNG 14,26

JIMBARAN1 KUTA SELATAN BADUNG 7,53

JIMBARAN2 KUTA SELATAN BADUNG 2,22

NUSA DUA KUTA SELATAN BADUNG 6,32

MERTASARI-SEMAWANG-BATUJIMBAR-SINDHU

DENPASAR SELATAN DENPASAR 601,21

BIAUNG-LEMBENG DENPASAR TIMUR- SUKAWATI

DENPASAR-GIANYAR 12,64

SEGARA WILIS BLAHBATUH GIANYAR 10

JUMPAI KLUNGKUNG KLUNGKUNG 22,36

CANDIDASA KARANGASEM KARANGASEM 263,83

JASRI-UJUNG KARANGASEM KARANGASEM 28,56

AMED KARANGASEM KARANGASEM 6,32

AIR SANIH KUBUTAMBAHAN BULELENG 20,93

SINGARAJA BULELENG BULELENG 30,38

KAMPUNG BARU BULELENG BULELENG 9,42

KAMPUNG BUGIS BULELENG BULELENG 8,24

PENIMBANGAN BULELENG BULELENG 27,36

1.2 SUBZONA WISATA ALAM BAWAH LAUT

Nilai Utama Subzona : AMED ABANG KARANGASEM 34,43 • Perlindungan habitat • Penangkapan ikan • Wisata menyelam

Page 118: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Perairan mempunyai daya

tarik wisata alam bawah laut berupa keindahan dan keunikan ekosistem terumbu karang beserta biota perairan

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengembangan wisata alam bawah laut berdaya saing dan berkelanjutan

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Kerusakan ekosistem

terumbu karang dan kemerosotan keanekaragaman biota perairan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengaturan daya dukung wisata alam bawah laut

Pengaturan tata laksana

wisata alam bawah laut

PASELATAN-TEGALLANGLANGAN-BATU BELAH-BATUNITI

ABANG-KUBU KARANGASEM 103,09

dan populasi ikan

• Penelitian,

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Wisata dan rekreasi pantai

• Wisata dan rekreasi air

• Wisata perahu,

wisata perahu lambung kaca, wisata snorkeling

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Pembangunan

dermaga perikanan

• Budidaya laut

• Pemasangan rumpon dasar dan rumpon permukaan

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter), Wisata berselancar (papan selancar, selancar angin), Wisata ocean rafting, Wisata menembak ikan (spearfishing),

• Pembangunan fasilitas

pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran)

• Pangkalan wisata kapal cruise

• Lego jangkar perahu/boat/kapal

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar

udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/

pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

(diving), Wisata Hookah (underwater helmit), Wisata kapal selam dan semi kapal selam

• Pembangunan

dermaga wisata

• Penempatan pontoon

• Penempatan fasilitas wisata bahari

• Penempatan fasilitas tambat perahu/ boat/kapal

• Tambat perahu/boat wisata

• Pembangunan

struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/

pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

KUBU-BATURINGGIT KUBU KARANGASEM 91,03

CANDI GORA TIANYAR KUBU KARANGASEM 30,34

BUKTI KUBUTAMBAHAN BULELENG 69,22

LOKAPAKSA-UMEANYAR SERIRIT BULELENG 26,38

PEJARAKAN GEROKGAK BULELENG 128,40

TELUK GILIMANUK MELAYA JEMBRANA 17,75

1.3 SUBZONA OLAH RAGA AIR

Page 119: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Nilai Utama Subzona :

Perairan mempunyai daya

tarik wisata berupa keindahan dan keunikan bentang laut dan ombak yang menjadi tujuan wisata berselancar

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengembangan fasilitas keamanan dan keselamatan wisata olahraga air

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Keamanan dan keselamatan

wisata

Konflik pemanfaatan ruang dengan aktivitas penangkapan ikan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengaturan daya dukung

wisata olahraga air

MEDEWI-PULUKAN-PEKUTATAN

PEKUTATAN JEMBRANA 184,66 • Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Wisata dan rekreasi pantai

• Wisata dan rekreasi

air

• Wisata perahu

• Wisata berselancar (papan selancar, selancar angin)

• Wisata pancing

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan

rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Penangkapan ikan

• Pembangunan dermaga perikanan

• Budidaya laut

• Pemasangan rumpon dasar dan rumpon permukaan

• Wisata menyelam (diving), Wisata Hookah (underwater helmit), Wisata kapal selam dan semi kapal selam

• Pembangunan fasilitas

pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran)

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat

terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Olahraga air (jetski,

banana boat, parasailing, underwater scutter)

• Wisata ocean rafting

• Pangkalan wisata kapal cruise

• Pembangunan dermaga wisata

• Penempatan pontoon

• Penempatan fasilitas

wisata bahari

• Penempatan fasilitas tambat perahu/ boat/kapal

• Tambat perahu/boat wisata

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit

energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

• Penempatan/

pembangunan sarana bantu navigasi

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

BALIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 124,20

YEH GANGGA TABANAN TABANAN 68,41

PERERENAN-BATUMEJAN-BATU BOLONG-CANGGU-BERAWA

MENGWI-KUTA UTARA BADUNG 71,15

LEGIAN-KUTA KUTA BADUNG 249,31

JIMBARAN KUTA SELATAN BADUNG 159,19

PEMINGE-SAWANGAN-KUTUH-NYANG NYANG

KUTA SELATAN BADUNG 805,25

TANJUNG BENOA-SAMUH KUTA SELATAN BADUNG 430,46

SERANGAN DENPASAR TIMUR DENPASAR 103,10

GUMICIK SUKAWATI GIANYAR 30,44

2. ZONA PERIKANAN BUDIDAYA

2.1 SUBZONA BUDIDAYA LAUT

Nilai Utama Subzona :

Perairan dalam kondisi relatif baik, tidak tercemar dan

CANDIKUSUMA MELAYA JEMBRANA 699,12 • Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian,

• Penangkapan ikan

• Pemasangan rumpon dasar dan rumpon

• Budidaya laut oleh

bukan pembudidaya ikan kecil BALUK-CUPEL NEGARA JEMBRANA 1.585,97

Page 120: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

relatif terlindung yang secara eksisting dan/atau mempunyai potensi pengembangan budidaya laut

Prioritas Utama untuk

Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perlindungan dan pemberdayaan pembudidaya ikan kecil

Promosi investasi budidaya laut dalam rangka perluasan lapangan kerja

Pengembangan budidaya laut

secara terpadu dalam sistem akuabisnis

Pengendalian pencemaran perairan

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Pencemaran perairan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengaturan daya dukung budidaya laut

DELODBERAWAH-PENYARINGAN

MENDOYO JEMBRANA 1.628,79

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Budidaya laut oleh pembudidaya ikan kecil

• Wisata perahu

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan

rehabilitasi habitat dan populasi ikan

permukaan

• Wisata alam bawah

laut

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter), Wisata berselancar (papan selancar, selancar angin)

• Pembangunan fasilitas pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran)

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Tambat dan labuh

kapal

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Pembangunan

dermaga perikanan

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/

pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Penempatan pontoon

PERTIMA-SUBAGAN-UJUNG PESISI-TUMBU

KARANGASEM KARANGASEM 301,44

PASELATAN ABANG KARANGASEM 58,11

MUNTIDESA-TUNASSARI-KERTABUANA-TAMANSARI

KUBU KARANGASEM 251,92

BUKTI-KUBUTAMBAHAN KUBUTAMBAHAN BULELENG 1.170,12

PENGULON-PATAS-GEROKGAK-SANGGALANGIT-MUSI-PENYABANGAN

GEROKGAK BULELENG 1.351,40

SENDANG-SUMBERKIMA-PEJARAKAN

GEROKGAK BULELENG 832,82

3. ZONA PERIKANAN TANGKAP

3.1 SUBZONA DEMERSAL

Nilai Utama Subzona :

Perairan memiliki sumber daya ikan demersal (kurisi,

SELEMADEG BARAT SELEMADEG BARAT TABANAN 559,44 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian,

• Penangkapan ikan oleh bukan nelayan tradisional/nelayan

• Pemasangan rumpon dasar

• Pembangunan SELEMADEG TIMUR-KEDIRI

SELEMADEG - KEDIRI TABANAN 912,02

Page 121: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

kakap putih, kakap merah, pari, layur), ikan karang (beronang, kerapu karang) dan lobster yang secara eksisting dimanfaatkan oleh nelayan tradisional sebagai

tumpuan mata pencaharian dan penghidupannya

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan:

Perlindungan dan pemberdayaan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Pengembangan alat penangkapan ikan ramah lingkungan

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Kemerosotan sumber daya

ikan

Kerusakan habitat sumber daya ikan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Monitoring dan evaluasi

upaya penangkapan ikan

CEMAGI-MUNGGU-PERERENAN-CANGGU-TIBUBENENG-KEROBOKAN KELOD-SEMINYAK-LEGIAN

MENGWI - KUTA UTARA -KUTA

BADUNG 962,25

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Penangkapan ikan demersal, ikan karang dan lobster oleh nelayan tradisional/nelayan kecil

• Wisata perahu

• Wisata pancing

• Pembuatan foto,

video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

kecil

• Pemasangan rumpon

permukaan

• Budidaya laut

• Wisata alam bawah laut

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter), Wisata berselancar (papan selancar, selancar angin)

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pembangunan

pelabuhan

• Alur pelayaran

• Tambat dan labuh kapal

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat

terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

dermaga perikanan

• Pembangunan

struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Penempatan pontoon

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 565,30

KUBU KUBU KARANGASEM 477,83

3.2 SUBZONA PELAGIS

Nilai Utama Subzona :

Perairan memiliki sumber

daya ikan pelagis kecil dan pelagis besar (lemuru, tembang, laying, kenyar, slengseng, tongkol, tenggiri, lemadang, cakalang, albakor, cucut, madidihang) yang secara eksisting dimanfaatkan oleh nelayan utamanya nelayan tradisional sebagai tumpuan mata

SELAT BALI - JEMBRANA 5.054,11 • Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Penangkapan ikan pelagis oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

• Budidaya laut kecuali

budidaya laut dalam

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter), Wisata berselancar (papan selancar, selancar angin)

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pembangunan

• Penangkapan ikan

oleh bukan nelayan tradisional/nelayan kecil

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut dalam

• Pangkalan wisata kapal cruise

• Wisata ocean rafting

• Wisata menembak

ikan (spearfishing)

• Pembangunan

SELAT BALI - JEMBRANA-TABANAN-BADUNG

101.191,68

Page 122: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

pencaharian dan penghidupannya

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perlindungan dan pemberdayaan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Peningkatan kemampuan armada dan diversifikasi alat penangkapan ikan

Pengembangan prasarana,

sarana dan logistik perikanan tangkap

Adaptasi terhadap perubahan iklim

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Perubahan iklim yang

mempengaruhi kelimpahan dan distribusi jenis ikan serta ketidakpastian daerah penangkapan ikan

Kemampuan armada dan alat penangkapan ikan masih terbatas

Keterbatasan prasarana, sarana dan logistik

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penertiban jalur

penangkapan ikan

Monitoring dan evaluasi upaya penangkapan ikan

SELAT BALI - JEMBRANA-TABANAN-BADUNG

10.458,92

• Wisata perahu

• Wisata pancing

• Wisata pengamatan mamalia laut

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

pelabuhan

• Pengerukan dan

penimbunan laut

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Segala kegiatan

pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

dermaga perikanan

• Penempatan pontoon

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Tambat dan labuh kapal

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Penempatan pontoon

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/

pengaliran air panas dari pembangkit listrik

SELAT BALI - BADUNG 2.066,64

SELAT BALI - BADUNG 7.815,13

SAMUDERA HINDIA - BADUNG-DENPASAR-KLUNGKUNG

65.338,01

SAMUDERA HINDIA - KLUNGKUNG 36.386,99

SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR-KLUNGKUNG

23.319,14

SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 1225,09

SELAT BADUNG - GIANYAR-KLUNGKUNG 578,14

SELAT BADUNG - KLUNGKUNG 290,18

SELAT BADUNG - KLUNGKUNG 906,37

SELAT BADUNG - KARANGASEM 373,93

SELAT LOMBOK - GIANYAR-KLUNGKUNG-KARANGASEM

19.748,10

SELAT LOMBOK - KLUNGKUNG 18.404,31

SELAT LOMBOK - KARANGASEM 12.741,64

SELAT LOMBOK - KARANGASEM 6494,16

SELAT LOMBOK - KARANGASEM 506,89

SELAT LOMBOK - KARANGASEM-BULELENG

90.402,80

Page 123: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

LAUT BALI - BULELENG 81.819,35

LAUT BALI - BULELENG 88.378,45

LAUT BALI - BULELENG 200,12

LAUT BALI - BULELENG 79.935,24

3.3 SUBZONA PELAGIS DAN DEMERSAL

Nilai Utama Subzona :

Perairan memiliki sumber daya ikan pelagis dan demersal yang secara eksisting dimanfaatkan oleh nelayan utamanya nelayan tradisional sebagai tumpuan mata pencaharian dan penghidupannya.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perlindungan dan

pemberdayaan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Peningkatan kemampuan armada dan diversifikasi alat penangkapan ikan

Pengembangan prasarana, sarana dan logistik perikanan

tangkap

Adaptasi terhadap perubahan iklim

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Perubahan iklim yang mempengaruhi kelimpahan

SELAT BALI - JEMBRANA 4.083,15 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Penangkapan ikan pelagis dan demersal oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

• Wisata perahu

• Wisata pancing

• Wisata pengamatan mamalia laut

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Budidaya laut kecuali budidaya laut dalam

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter), Wisata berselancar (papan selancar, selancar angin)

• Pembangunan fasilitas

pariwisata

• Pembangunan pelabuhan

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral

dan migas

• Latihan militer

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Penangkapan ikan pelagis dan demersal oleh bukan nelayan tradisional/nelayan kecil

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut dalam

• Pangkalan wisata kapal cruise

• Wisata ocean rafting

• Wisata menembak ikan (spearfishing)

• Pembangunan dermaga perikanan

• Penempatan pontoon

• Pembangunan

struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Tambat dan labuh kapal

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

• Penempatan/

SELAT BALI - JEMBRANA-TABANAN-BADUNG

55.924,12

SELAT BADUNG - DNPASAR-BADUNG 10.518,12

SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 262,66

SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 567,55

SELAT BADUNG - DENPASAR-GIANYAR 1.794,03

SELAT BADUNG - GIANYAR 9,07

SELAT BADUNG - GIANYAR 53,09

SELAT BADUNG - GIANYAR 70,83

SELAT BADUNG - KARANGASEM 944,25

LAUT BALI - BULELENG 560,28

LAUT BALI - BULELENG 1.069,17

Page 124: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

dan distribusi jenis ikan serta ketidakpastian daerah penangkapan ikan

Kemampuan armada dan alat

penangkapan ikan masih terbatas

Keterbatasan prasarana, sarana dan logistik

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penertiban jalur

penangkapan ikan

Monitoring dan evaluasi upaya penangkapan ikan

LAUT BALI - BULELENG 528,33 pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/

pembangunan sarana bantu navigasi

• Penempatan pontoon

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

4. ZONA PELABUHAN

4.1 SUBZONA DLKr dan DLKp

Nilai Utama Subzona :

Perairan pada pelabuhan

dan/atau rencana pelabuhan yang dibutuhkan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan dan menjamin keselamatan pelayaran.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Mempercepat penetapan DLKR-DLKP melalui kajian mengenai aspek keamanan dan keselamatan pelayaran dan aspek lingkungan.

Pengembangan pelabuhan

dan berbagai fasilitas berkaitan dengan

GILIMANUK MELAYA JEMBRANA 108,46 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian,

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pembangunan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang pelabuhan sesuai Rencana Induk Pelabuhan

• Kegiatan alur-pelayaran, tempat labuh, tempat alih muat antarkapal, kolam pelabuhan

• Penangkapan ikan

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut

• Wisata alam bawah laut

• Olahraga dan rekreasi air, wisata berselancar

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali

pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik

• Pembangunan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang pelabuhan sesuai studi kelayakan

• Kegiatan alur-

pelayaran, tempat labuh, tempat alih muat antarkapal, kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, kegiatan pemanduan, tempat perbaikan kapal, dan kegiatan lain sesuai studi kelayakan

• Kegiatan alur-pelayaran dari dan ke pelabuhan, keperluan

TELUK BENOA DENPASAR SELATAN DENPASAR 1.377,52

SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 97,88

SANUR DENPASAR SELATAN DENPASAR 112,70

GUNAKSA DAWAN KLUNGKUNG 66,56

KUSAMBA DAWAN KLUNGKUNG 81,02

PADANGBAI MANGGIS KARANGASEM 163,21

LABUHAN AMUK/TANAH AMPO

MANGGIS KARANGASEM 2.524,97

AMED ABANG KARANGASEM 66,62

KUBU KUBU KARANGASEM 35,01

SANGSIT SAWAN BULELENG 32,38

Page 125: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

kepelabuhanan

Akselerasi pembangunan

pelabuhan untuk meningkatkan aksesibilitas pulau-pulau kecil

Pengendalian pencemaran lingkungan perairan

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Konflik pemanfaatan ruang

antara pelabuhan dengan perikanan dan pariwisata

Pencemaran perairan dan kerusakan lingkungan oleh aktivitas pelabuhan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penataan batas DLKR-DLKP

SINGARAJA BULELENG BULELENG 33,19 untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, kegiatan pemanduan, tempat perbaikan kapal, dan kegiatan lain sesuai

dengan kebutuhan sesuai Rencana Induk Pelabuhan

• Kegiatan alur-pelayaran dari dan ke pelabuhan, keperluan keadaan darurat, penempatan kapal mati, percobaan berlayar, kegiatan pemanduan kapal, fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal, dan pengembangan pelabuhan jangka panjang sesuai Rencana Induk Pelabuhan.

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan

rehabilitasi habitat dan populasi ikan

terbarukan

• Segala kegiatan

pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

keadaan darurat, penempatan kapal mati, percobaan berlayar, kegiatan pemanduan kapal, fasilitas pembangunan

dan pemeliharaan kapal, dan pengembangan pelabuhan jangka panjang sesuai studi kelayakan.

• Pengerukan laut

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pembangunan struktur pengamanan pantai

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

PEMARON BULELENG BULELENG 23,73

BROMBONG GEROKGAK BULELENG 32,26

CELUKAN BAWANG GEROKGAK BULELENG 1.210,72

PEGAMETAN GEROKGAK BULELENG 47,25

4.2 SUBZONA WKOPP

Nilai Utama Subzona :

Perairan pada pelabuhan perikanan dan/atau rencana pelabuhan perikanan yang dibutuhkan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan perikanan dan berpengaruh langsung terhadap operasional kepelabuhanan

perikanan.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Mempercepat penetapan WKOPP melalui kajian

PENGAMBENGAN NEGARA JEMBRANA 368,09 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pembangunan

dermaga, kolam pelabuhan, breakwater (pemecah gelombang), revetment (turap), groin, dermaga dan jetty sesuai Rencana

• Penangkapan ikan

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut

• Wisata alam bawah laut

• Olahraga dan rekreasi

air, wisata berselancar

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Pembangunan dermaga, kolam pelabuhan, breakwater (pemecah gelombang), revetment (turap), groin, dermaga dan jetty sesuai sesuai studi kelayakan

• Kegiatan alur pelayaran dari dan ke pelabuhan perikanan, keperluan keadaan darurat, kegiatan pemanduan, uji coba kapal, penempatan kapal mati, dan kapal

YEHSUMBUL MENDOYO JEMBRANA 25,44

KEDONGANAN KUTA BADUNG 167,76

KUSAMBA DAWAN KLUNGKUNG 27,81

AMED ABANG KARANGASEM 17,87

Page 126: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

mengenai aspek keamanan dan keselamatan pelayaran dan aspek lingkungan.

Pembangunan pelabuhan

perikanan dan pengembangan berbagai fasilitas berkaitan dengan kepelabuhanan perikanan

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Belum optimalnya peran pelabuhan perikanan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kelautan dan perikanan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penataan batas WKOPP

Induk Pelabuhan Perikanan

• Kegiatan alur

pelayaran dari dan ke pelabuhan perikanan, keperluan keadaan darurat, kegiatan pemanduan, uji coba kapal, penempatan kapal mati, dan kapal yang di ad hoc sesuai Rencana Induk Pelabuhan Perikanan

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

yang di ad hoc sesuai studi kelayakan

• Pengerukan laut

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/

pembangunan sarana mitigasi bencana

• Pembuangan/pengaliran limbah

• Pembuangan/ engaliran air panas dari pembangkit listrik

5. ZONA PENDARATAN PESAWAT

Page 127: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Nilai Utama Zona :

Perairan yang relatif

terlindung dengan intensitas pemanfaatan sangat rendah khususnya penangkapan ikan sehingga dapat selaras pengembangannya dengan kebutuhan peningkatan aksesibilitas pariwisata di Bali utara sebagai pendaratan pesawat terbang.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengembangan sarana dan prasarana pendaratan pesawat terbang sebagai alternatif peningkatan aksesibilitas pariwisata di Bali utara.

Pelestarian lingkungan zona

pendaratan pesawat terbang dan sekitarnya

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Degradasi lingkungan dan efek tepi bagi Kawasan Taman Nasional Bali Barat

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penataan batas zona

pendaratan pesawat terbang

BATU AMPAR GEROKGAK BULELENG 66,16 • Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan

rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Penangkapan ikan

• Pembangunan dermaga perikanan

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut

• Wisata alam bawah laut

• Olahraga dan rekreasi

air, wisata berselancar

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Segala kegiatan

pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Pendaratan pesawat

terbang

• Pembangunan dermaga tambat pesawat terbang

• Pembangunan dermaga wisata

• Pengerukan laut

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pembangunan

struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Pembuangan/pengalir

an limbah

• Pembuangan/ engaliran air panas dari pembangkit listrik

6. ZONA BANDAR UDARA

6.1 SUBZONA OPERASI BANDAR UDARA

Nilai Utama Zona :

Perairan sekitar Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang dibutuhkan bagi pengembangan

TUBAN KUTA BADUNG 151,28 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Penangkapan ikan

• Pembangunan dermaga perikanan

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut

• Reklamasi untuk pembangunan bandar udara atau fasilitas bandar udara sesuai Rencana Induk

TELUK BENOA KUTA BADUNG 6,80

Page 128: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

prasarana dan sarana bandar udara dalam jangka menengah dan panjang seiring dengan tingginya tingkat pertumbuhan penumpang.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perencanaan reklamasi dalam rangka pengembangan bandar udara.

Perizinan reklamasi

Pelaksanaan reklamasi

Mitigasi dampak lingkungan

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Dampak lingkungan meliputi (1) perubahan hidro-

oceanografi yang meliputi arus, gelombang, dan kualitas sedimen dasar laut; (2) perubahan sistem aliran air dan drainase; (3) perubahan batimetri; (4) perubahan morfologi dan erosi/abrasi pantai; (5) penurunan kualitas air dan pencemaran lingkungan hidup; (6) degradasi ekosistem pesisir; dan (7) kerusakan daya tarik wisata

Dampak sosial ekonomi meliputi terganggunya aktivitas wisata

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Kajian Lingkungan Hidup

Strategis terhadap pengembangan bandar udara

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Wisata alam bawah

laut

• Olahraga dan rekreasi air, wisata berselancar

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit

energi listrik terbarukan

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

Bandar Udara dan/atau studi kelayakan

• Pengerukan laut

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Pembuangan/pengaliran limbah

• Pembuangan/ engaliran air panas dari pembangkit listrik

6.2 SUBZONA KESELAMATAN OPERASIONAL PENERBANGAN

Nilai Utama Zona :

Perairan sekitar Bandar Udara Internasional I Gusti

TUBAN KUTA BADUNG 101,35 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian,

• Semua jenis kegiatan wisata kecuali berselancar

• Pengambilan air laut dengan pipa tetap

• Pengambilan air laut TUBAN KUTA BADUNG 10,46

Page 129: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Ngurah Rai yang dibutuhkan bagi keselamatan operasional penerbangan yaitu suatu kondisi terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam memanfaatkan ruang

udara di atas perairan.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Sosialisasi daerah keselamatan operasional penerbangan.

Pemasangan signage dan rambu-rambu pembatas.

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Kekurangtahuan masyarakat

mengenai pentingnya daerah keselamatan operasional penerbangan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengawasan pemanfaatan ruang di daerah keselamatan operasional penerbangan

TELUK BENOA KUTA BADUNG 21,26

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Alur pelayaran

• Semua jenis

pembangunan prasarana/fasilitas kecuali pengamanan pantai dan mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Penempatan pontoon

• Lego jangkar

• Semua jenis kegiatan penangkapan ikan

• Semua jenis kegiatan

budidaya laut

• Semua jenis kegiatan pertambangan

• Pergaraman tradisional dan industry garam

• Industri garam

• Tambat/labuh kapal

• Pengerukan laut dan

penimbunan laut

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

dengan pipa tidak tetap

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Pembuangan/pengaliran limbah

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Penempatan/pembangunan sarana mitigasi bencana

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Kegiatan lainnya

7. ZONA PERGARAMAN

7.1 SUBZONA GARAM RAKYAT

Nilai Utama Subzona :

Pantai berpasir kwarsa hitam dengan gumuk pasir yang relatif lebar, berpotensi untuk revitalisasi pergaraman tradisional dalam rangka pemberdayaan masyarakat pesisir.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

GUMBRIH-PENGERAGOAN PEKUTATAN JEMBRANA 59,38 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pergaraman tradisional

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat

• Pemangkalan perahu nelayan

• Pembangunan dermaga perikanan

• Pemangkalan tetap boat/kapal

• Budidaya laut

• Semua jenis wisata bahari kecuali wisata dan rekreasi pantai

• Pembangunan semua jenis fasilitas

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pengambilan air laut selain untuk pergaraman tradisional

• Penempatan/

pembangunan sarana mitigasi bencana

Page 130: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Perlindungan dan

pemberdayaan pengerajin garam tradisional

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Lemahnya keberdayaan pengerajin garam tradisional dalam pengembangan usahanya

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang : -

dan populasi ikan

• Pembuatan foto,

video dan film

• Wisata dan rekreasi pantai

• Penangkapan ikan oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

pariwisata

• Pembangunan

dermaga wisata

• Penempatan fasilitas wisata bahari

• Tambat kapal/boat

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar

udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/

pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

8. ZONA HUTAN MANGROVE

Nilai Utama Subzona :

Pantai dan perairan

sekitarnya sebagai habitat mangrove dengan status kondisi buruk dan berada dalam ancaman degradasi tinggi akan tetapi mempunyai daya tarik wisata alam serta berada di dalam kawasan pariwisata yang sedang berkembang.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengembangan wisata alam

PEJARAKAN-SUMBERKIMA

GEROKGAK BULELENG 109,62 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian,

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Wisata alam mangrove

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Pembuatan foto,

video dan film

• Wisata dan rekreasi

• Pemangkalan perahu nelayan

• Pembangunan

dermaga perikanan

• Pemangkalan tetap boat/kapal

• Budidaya laut dan air payau

• Semua jenis wisata bahari kecuali wisata alam mangrove, wisata dan rekreasi pantai

• Pembangunan semua jenis fasilitas pariwisata kecuali fasilitas pengusahaan

• Aktivitas pengusahaan wisata alam mangrove

• Pembangunan fasilitas

pengusahaan wisata alam mangrove

• Pembangunan dermaga sebagai fasilitas pengusahaan wisata alam mangrove

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pengambilan air laut

• Penempatan/

Page 131: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

mangrove sebagai wahana peningkatan kesadaran lingkungan dan alternatif pengusahaan wisata alam berbasis masyarakat

Rehabilitasi mangrove

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Degradasi mangrove

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengaturan pengembangan

prasarana dan sarana pengusahaan wisata alam mangrove

Pengaturan tata laksana wisata alam mangrove

pantai

• Penangkapan ikan

oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

wisata alam

• Pembangunan

dermaga wisata kecuali kecuali dermaga sebagai fasilitas pengusahaan wisata alam

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat

terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/

pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Tambat kapal/boat

9. ZONA PERTAMBANGAN

9.1 SUBZONA PASIR LAUT

Nilai Utama Subzona :

Perairan mengandung deposit pasir sebagai cadangan penyediaan pasir bagi kebutuhan pembangunan infrastruktur.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengembangan pertambangan pasir laut ramah lingkungan

SELAT BALI - TABANAN, BADUNG 938,34 • Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Penangkapan ikan oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

• Wisata berperahu

• Penangkapan ikan

oleh bukan nelayan tradisional atau nelayan kecil

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut

• Olahraga air

• Pembangunan pelabuhan

• Pembangunan bandar

udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat

• Pertambangan pasir

laut

• Pertambangan/ pengambilan air laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

SAMUDERA HINDIA - BADUNG 359,53

Page 132: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Mitigasi dampak lingkungan

akibat penambangan pasir

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan pasir laut meliputi (1) perubahan hidro-oceanografi yang meliputi arus, gelombang, dan kualitas sedimen dasar laut; (2) perubahan batimetri; (3) perubahan morfologi dan erosi/abrasi pantai; (4) penurunan kualitas air dan pencemaran lingkungan hidup; dan (5) degradasi habitat sumber daya ikan

Dampak sosial ekonomi

meliputi : (1) terganggunya daerah penangkapan ikan masyarakat; dan (2) terganggunya aktivitas wisata

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengendalian dan pengawasan administratif dan operasional pengawasan dan pengamanan pengusahaan pasir laut

• Wisata pancing

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

10. ZONA ENERGI

10.1 SUBZONA PEMBANGKIT LISTRIK

Nilai Utama Subzona :

Perairan sekitar Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berperan penting sebagai daerah penyangga dan pendukung operasional PLTU sebagai infrastruktur strategis daerah.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Mitigasi dampak lingkungan

akibat operasional pelabuhan batubara dan operasional PLTU

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

CELUKAN BAWANG GEROKGAK BULELENG 59,15 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan

keagamaan

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Pembuatan foto, video dan film

• Penangkapan ikan

• Pemangkalan perahu nelayan

• Pembangunan dermaga perikanan

• Budidaya laut

• Semua jenis wisata bahari

• Pembangunan semua jenis fasilitas pariwisata

• Pembangunan dermaga wisata

• Pembangunan pelabuhan selain untuk kepentingan pembangkit tenaga listrik

• Pembangunan bandar

• Pembangunan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang pelabuhan untuk kepentingan operasional pembangkit listrik

• Kegiatan alur pelayaran, tambat dan labuh kapal

• Pembangunan

struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pengambilan air laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

Page 133: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Degradasi ekosistem pesisir

Pencemaran perairan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengendalian pencemaran

dan kerusakan lingkungan perairan

udara dan semua jenis aktivitas kebandaraan

• Pendaratan pesawat

terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

11. ZONA PEMANFAATAN LAINNYA

11.1 SUBZONA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Nilai Utama Subzona : GONDOL GEROKGAK BULELENG 60,93 • Perlindungan habitat • Penangkapan ikan • Pengambilan air laut

Page 134: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Perairan sekitar Balai

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang dibutuhkan untuk instalasi sarana Litbang.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Penempatan batas subzona

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Gangguan terhadap sarana

Litbang oleh kegiatan pemanfaatan lainnya

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

TIGARON KUBU KARANGASEM 6,49 dan populasi ikan

• Penelitian,

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Pemangkalan perahu

nelayan

• Pemasangan rumpon

• Budidaya laut

• Tambat dan labuh kapal

• Semua jenis aktivitas wisata kecuali wisata ilmiah dan pendidikan

• Pembangunan semua

jenis fasilitas pariwisata

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Pembangunan bandar udara

• Pendaratan pesawat terbang

• Pertambangan mineral dan migas

• Pengerukan dan

penimbunan laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Pembangunan struktur

pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

11.2 SUBZONA PEMANGKALAN NELAYAN

Nilai Utama Subzona :

Pantai dan perairan

sekitarnya secara eksisting dimanfaatkan oleh nelayan tradisional untuk pemangkalan perahu dan aktivitas kenelayanan lainnya.

GILIMANUK MELAYA JEMBRANA 16,39 • Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian,

pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pemangkalan tetap boat/kapal

• Budidaya laut

• Semua jenis pengusahaan wisata bahari

• Pembangunan semua jenis fasilitas pariwisata

• Pembangunan dermaga perikanan tradisional

• Pembangunan struktur

pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Pengambilan air laut dengan pipa tidak tetap

MELAYA PANTAI MELAYA JEMBRANA 11,01

PANGKUNG DEDARI 1 MELAYA JEMBRANA 7,96

PANGKUNG DEDARI 2 MELAYA JEMBRANA 12,65

ANYARSARI MELAYA JEMBRANA 9,02

Page 135: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perlindungan dan

pemberdayaan nelayan tradisional

Pengembangan sarana pemangkalan nelayan

Pengamanan pantai

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Erosi/abrasi pantai

Konflik pemanfaatan pantai dan marjinalisasi nelayan tradisional dalam pemanfaatan pantai

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penyelarasan pemanfaatan pantai untuk pemangkalan nelayan dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

CANDIKUSUMA MELAYA JEMBRANA 16,63 • Pemangkalan perahu

nelayan

• Penempatan fasilitas tambat perahu nelayan

• Tambat dan labuh perahu nelayan

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Pembuatan foto, video dan film

• Wisata dan rekreasi

pantai

• Wisata dan rekreasi air

• Penangkapan ikan oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

• Aktivitas lainnya berkaitan dengan kenelayanan

• Pembangunan dermaga

wisata

• Penempatan fasilitas wisata bahari

• Tambat kapal/boat

• Pembangunan pelabuhan dan semua aktivitas kepelabuhanan

• Pengerukan dan penimbunan laut

• Pembangunan bandar

udara

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Pertambangan/ pengambilan air laut dengan pipa tetap

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit

energi listrik terbarukan

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Penempatan/

pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

PABUAHAN-BALUK-CUPEL NEGARA JEMBRANA 541,85

PENGAMBENGAN NEGARA JEMBRANA 17,20

MEKARSARI PERANCAK JEMBRANA JEMBRANA 132,33

LEMODANG PERANCAK JEMBRANA JEMBRANA 8,13

MUNDUK-TENGAH-ANYAR-YEH KUNING-BERATAN

JEMBRANA JEMBRANA 152,29

YEH SUMBUL-MEDEWI MENDOYO-PEKUTATAN

JEMBRANA 4,14

PULUKAN PEKUTATAN JEMBRANA 2,47

PEKUTATAN PEKUTATAN JEMBRANA 1,70

GUMBRIH PEKUTATAN JEMBRANA 2,62

SELABIH SELEMADEG BARAT TABANAN 16,31

BALIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 7,02

BONIAN SELEMADEG BARAT TABANAN 4,43

ANTAP DELODSEMA-BEBALI

SELEMADEG TABANAN 3,99

BERABAN SELEMADEG TIMUR TABANAN 1,23

PASUT KERAMBITAN TABANAN 2,29

KELATING KERAMBITAN TABANAN 3,31

YEH GANGGA TABANAN TABANAN 3,44

SOGSOGAN MENGWI BADUNG 1,20

SESEH KURA UTARA BADUNG 2,15

NELAYAN CANGGU KURA UTARA BADUNG 1,53

PERANCAK TIBUBENENG KURA UTARA BADUNG 2,19

KUTA KUTA BADUNG 2,27

PEMELISAN TUBAN KUTA BADUNG 10,72

KELAN KUTA BADUNG 11,42

JIMBARAN KUTA SELATAN BADUNG 1,51

BALANGAN KUTA SELATAN BADUNG 0,85

LABUHAN SAIT KUTA SELATAN BADUNG 1,92

Page 136: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

SULUBAN KUTA SELATAN BADUNG 0,83

KUTUH KUTA SELATAN BADUNG 1,85

SAWANGAN 1 KUTA SELATAN BADUNG 1,05

SAWANGAN 2 KUTA SELATAN BADUNG 1,17

PEMINGE KUTA SELATAN BADUNG 1,10

SAMUH KUTA SELATAN BADUNG 3,85

TERORA KUTA SELATAN BADUNG 4,19

TENGKULUNG KUTA SELATAN BADUNG 1,49

TANJUNG BENOA BARAT KUTA SELATAN BADUNG 8,09

MUMBUL KUTA SELATAN BADUNG 12,60

PASEK-PENGENDERAN KEDONGANAN

KUTA SELATAN BADUNG 10,58

KELAN TIMUR KUTA SELATAN BADUNG 10,00

PESANGGARAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 4,43

SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 28,71

MERTASARI DENPASAR SELATAN DENPASAR 1,01

SEMAWANG DENPASAR SELATAN DENPASAR 7,27

BATUJIMBAR DENPASAR SELATAN DENPASAR 2,30

SINDHU DENPASAR SELATAN DENPASAR 2,33

SANUR DENPASAR SELATAN DENPASAR 1,74

MATAHARI TERBIT DENPASAR SELATAN DENPASAR 7,52

GUMICIK SUKAWATI GIANYAR 7,51

KUBUR SUKAWATI GIANYAR 3,14

MANYAR SUKAWATI GIANYAR 8,10

SAGARA SUKAWATI GIANYAR 2,12

PURNAMA SUKAWATI GIANYAR 6,42

SEGARA WILIS BLAHBATUH GIANYAR 6,42

CUCUKAN BLAHBATUH GIANYAR 2,11

LEBIH GIANYAR GIANYAR 15,29

SIYUT GIANYAR GIANYAR 2,67

TEGAL BESAR BANJAR ANGKAN KLUNGKUNG 5,13

Page 137: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

LEPANG BANJAR ANGKAN KLUNGKUNG 2,80

KAMPUNG KUSAMBA DAWAN KLUNGKUNG 2,34

SEGARA-BR. BIAS KUSAMBA

DAWAN KLUNGKUNG 6,37

PESINGGAHAN DAWAN KLUNGKUNG 3,63

BELATUNG DAWAN KLUNGKUNG 2,89

YEH MALET MANGGIS KARANGASEM 2,83

PENGANGALON MANGGIS KARANGASEM 6,69

LABUHAN AMUK MANGGIS KARANGASEM 2,10

ULAKAN-TANAH AMPO MANGGIS KARANGASEM 16,14

BUITAN MANGGIS KARANGASEM 7,69

CANDIDASA MANGGIS KARANGASEM 2,40

SAMUH KARANGASEM KARANGASEM 6,61

SONGLAWAH BUGBUG KARANGASEM KARANGASEM 7,83

BUGBUG KARANGASEM KARANGASEM 17,20

PASIR PUTIH BUGBUG KARANGASEM KARANGASEM 8,98

JASRI KARANGASEM KARANGASEM 13,53

UJUNG PESISI-SERAYA BARAT

KARANGASEM KARANGASEM 23,21

YEHBUNG KARANGASEM KARANGASEM 5,47

BUNUTAN SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 5,66

BELUBUH SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 6,45

SONGAN SERAYA KARANGASEM KARANGASEM 4,42

TUKAD BUAH KARANGASEM KARANGASEM 2,76

TUKAD TIIS KARANGASEM KARANGASEM 3,10

LESEK SERAYA TIMUR KARANGASEM KARANGASEM 3,42

KUTUMANAK ABANG KARANGASEM 3,08

KUSAMBI ABANG KARANGASEM 2,50

BATUKESENI 1 ABANG KARANGASEM 2,46

BATUKESENI 2 ABANG KARANGASEM 1,18

AAS ABANG KARANGASEM 5,12

Page 138: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

BANYUNING 1 ABANG KARANGASEM 8,06

BANYUNING 2 ABANG KARANGASEM 1,07

LEAN 1 ABANG KARANGASEM 1,59

LEAN 2 ABANG KARANGASEM 4,65

LEAN 3 ABANG KARANGASEM 3,54

BUNUTAN 1 ABANG KARANGASEM 1,79

BUNUTAN 2 ABANG KARANGASEM 6,37

JEMELUK ABANG KARANGASEM 3,18

AMED ABANG KARANGASEM 15,60

PASELATAN ABANG KARANGASEM 14,81

TEGALLANGLANGAN ABANG KARANGASEM 7,02

BATU BELAH ABANG KARANGASEM 6,10

TUKAD ABU KUBU KARANGASEM 14,80

TULAMBEN 1 KUBU KARANGASEM 1,38

TULAMBEN 2 KUBU KARANGASEM 1,77

RUBAYA 1 KUBU KARANGASEM 1,75

RUBAYA 2 KUBU KARANGASEM 2,12

BATURINGGIT KUBU KARANGASEM 11,01

GEROMBONG-SUKADANA KUBU KARANGASEM 51,10

KARANGSARI KUBU KARANGASEM 6,37

LEBAH KUBU KARANGASEM 20,02

DARMAWINANGUN KUBU KARANGASEM 12,33

EKAADNYANA KUBU KARANGASEM 3,69

SANTER KUBU KARANGASEM 3,68

TUNASSARI-MUNTIDESA KUBU KARANGASEM 14,42

KERTABUANA 1 KUBU KARANGASEM 3,26

KERTABUANA 2 KUBU KARANGASEM 3,62

TAMANSARI KUBU KARANGASEM 3,04

TEGALSARI 1 KUBU KARANGASEM 4,79

TEGALSARI 2 KUBU KARANGASEM 3,60

Page 139: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

NGIS TEJAKULA BULELENG 5,71

YEHBAU 1 TEJAKULA BULELENG 2,05

YEHBAU 2 TEJAKULA BULELENG 4,29

TEMBOK TEJAKULA BULELENG 3,24

BULAKAN TEJAKULA BULELENG 1,48

SAMBIRENTENG TEJAKULA BULELENG 1,54

PENUKTUKAN TEJAKULA BULELENG 1,44

LES TEJAKULA BULELENG 4,05

LES-TEJAKULA TEJAKULA BULELENG 8,51

TEJAKULA 1 TEJAKULA BULELENG 6,32

TEJAKULA 2 TEJAKULA BULELENG 4,96

BONDALEM 1 TEJAKULA BULELENG 3,32

BONDALEM 2 TEJAKULA BULELENG 2,09

JULAH TEJAKULA BULELENG 1,68

SEMBIRAN TEJAKULA BULELENG 1,27

PACUNG 1 TEJAKULA BULELENG 1,05

PACUNG 2 TEJAKULA BULELENG 3,85

BUKTI KUBUTAMBAHAN BULELENG 3,44

SANIH KUBUTAMBAHAN BULELENG 4,07

TEBANDING KUBUTAMBAHAN BULELENG 4,19

TAMBAK KUBUTAMBAHAN BULELENG 3,94

KUBU KELOD KUBUTAMBAHAN BULELENG 3,39

GIRI MAS SAWAN BULELENG 4,77

PABEAN SANGSIT SAWAN BULELENG 5,58

KEROBOKAN SAWAN BULELENG 4,45

BUANA SARI BULELENG BULELENG 3,37

BANYUNING BULELENG BULELENG 3,24

KAMPUNG BARU BULELENG BULELENG 3,25

KAMPUNG ANYAR BULELENG BULELENG 3,69

BANYUASRI BULELENG BULELENG 2,86

Page 140: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

GALIRAN BULELENG BULELENG 3,27

PEMARON 1 BULELENG BULELENG 2,97

PEMARON 2 BULELENG BULELENG 3,65

ANTURAN BULELENG BULELENG 11,11

KALIBUKBUK BULELENG BULELENG 21,02

KALIBUKBUK-KALIASEM BULELENG - BANJAR BULELENG 15,96

TEMUKUS 1 BANJAR BULELENG 6,41

TEMUKUS 2 BANJAR BULELENG 6,57

KALIANGET SERIRIT BULELENG 22,42

TANGGUWISIA SERIRIT BULELENG 4,42

SERIRIT-PENGASTULAN SERIRIT BULELENG 16,96

LOKAPAKSA SERIRIT BULELENG 3,33

UMEANYAR SERIRIT BULELENG 3,75

BANJARASEM SERIRIT BULELENG 17,35

KALISADA 1 SERIRIT BULELENG 4,21

KALISADA 2 SERIRIT BULELENG 4,26

BROMBONG 1 GEROKGAK BULELENG 3,57

BROMBONG 2 GEROKGAK BULELENG 4,50

PENGULON GEROKGAK BULELENG 12,78

PATAS GEROKGAK BULELENG 3,60

GEROKGAK GEROKGAK BULELENG 2,82

MUSI GEROKGAK BULELENG 3,55

GONDOL GEROKGAK BULELENG 5,99

BANYUPOH GEROKGAK BULELENG 2,81

PEMUTERAN GEROKGAK BULELENG 1,62

SENDANG GEROKGAK BULELENG 11,27

PEGAMETAN GEROKGAK BULELENG 85,29

11.3 SUBZONA JALAN BEBAS HAMBATAN

Nilai Utama Subzona :

Perairan sebagai lokasi jalan

bebas hambatan di atas perairan dengan tiang

TELUK BENOA - DENPASAR -BADUNG 71,85 • Perlindungan mutlak

habitat dan populasi ikan

• Perlindungan zona

• Wisata dan rekreasi air

(mandi, renang, berkano)

• Olahraga air (jetski,

• Pengambilan air laut

dengan pipa tetap

• Pengambilan air laut dengan pipa tidak tetap

Page 141: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

pancang.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Rehabilitasi ekosistem sejalan

dengan pengelolaan KKM

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Kerusakan ekosistem

Gangguan terhadap

prasarana jalan Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Pengaturan pengembangan prasarana dan sarana jalan

utama kawasan tempat suci

• Perlindungan mutlak

titik-titik suci atau situs suci

• Pembangunan infrastruktur adat dan agama

• Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian dan pengembangan

• Pendidikan

• Ritual budaya dan

keagamaan

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Wisata perahu

• Pembuatan foto, video dan film

• Penangkapan ikan pelagis oleh nelayan tradisional

• Penangkapan ikan

demersal oleh nelayan tradisional

banana boat, parasailing, underwater scutter )

• Wisata pancing

• Wisata menembak ikan (spearfishing)

• Pangkalan kapal cruise

• Penempatan pontoon

• Lego jangkar

• Pembangunan fasilitas

pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran, dll)

• Pembangunan dermaga wisata

• Penempatan fasilitas tambat perahu/ boat/kapal

• Penangkapan ikan pelagis oleh bukan nelayan tradisional

• Penangkapan ikan demersal oleh bukan nelayan tradisional

• Pembangunan dermaga

perikanan

• Pemangkalan perahu nelayan

• Pemasangan/penempatan rumpon dasar

• Pemasangan/penemlatan rumpon permukaan

• Budidaya laut

• Pertambangan

• Pergaraman

• Pembangunan pelabuhan

• Tambat/labuh kapal

• Pengerukan laut

• Penimbunan laut

• Alur pelayaran

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Pembuangan/pengaliran limbah

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Penempatan/pembangu

nan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Kegiatan lainnya

Page 142: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

B. KAWASAN KONSERVASI

1. TAMAN NASIONAL

Nilai Utama Kawasan :

Perairan yang telah

ditetapkan sebagai bagian dari Taman Nasional Bali Barat yang di dalamnya terdapat ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun serta keanekaragaman jenis flora dan fauna perairan lainnya yang bernilai penting bagi ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan wisata alam.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pemantapan perlindungan ekosistem dan populasi ikan

Isu Strategis 5 Tahun ke

depan:

Kerusakan ekosistem

Perubahan iklim

Pemanfaatan wisata alam

yang tidak ramah lingkungan Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Sesuai peraturan perundang-undangan

PEJARAKAN-SUMBERKLAMPOK-GILIMANUK

GEROKGAK, MELAYA BULELENG, JEMBRANA

3.286,67

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

GILIMANUK

MELAYA

JEMBRANA

758,35

2. TAMAN HUTAN RAYA

Nilai Utama Kawasan :

Perairan yang telah ditetapkan sebagai bagian dari Tahura I Gusti Ngurah Rai yang di dalamnya terdapat ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun serta keanekaragaman jenis flora dan fauna perairan lainnya yang bernilai penting bagi ilmu pengetahuan,

TANJUNG BENOA KUTA SELATAN BADUNG 3,79 Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan TERORA KUTA SELATAN BADUNG 8,55

MUMBUL KUTA SELATAN BADUNG 7,69

KEDONGANAN-KELAN KUTA BADUNG 24,04

TUBAN KUTA BADUNG 24,04

PESANGGARAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 7,89

SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 3,94

Page 143: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

pendidikan, penelitian, dan wisata alam.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pemantapan perlindungan ekosistem dan populasi ikan

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Kerusakan ekosistem

Perubahan iklim

Pemanfaatan wisata alam yang tidak ramah lingkungan

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Sesuai peraturan perundang-undangan

SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 5,35

3. KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

Nilai Utama Kawasan :

Perairan yang mengandung

ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil serta keanekaragaman jenis flora dan fauna yang perlu dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Penguatan kelembagaan pengelolaan

Penguatan pengelolaan

sumber daya kawasan

Penguatan sosial, ekonomi dan budaya

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Kerusakan ekosistem

Perubahan iklim

Pemanfaatan sumber daya

MELAYA MELAYA JEMBRANA 1.171,28 Sesuai dengan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKP

Sesuai dengan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKP

Sesuai dengan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKP PERANCAK JEMBRANA JEMBRANA 954,32

KUTA KUTA BADUNG 841,99

KUTA SELATAN KUTA SELATAN BADUNG 53.834,58

SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 40,23

SERANGAN DENPASAR SELATAN DENPASAR 381,10

SEMAWANG DENPASAR SELATAN DENPASAR 639,33

PADANGBAI MANGGIS KARANGASEM 22,47

PADANGBAI MANGGIS KARANGASEM 147,97

CANDIDASA KARANGASEM KARANGASEM 1.753,56

SERAYA-AMED ABANG-KARANGASEM KARANGASEM 2.247,63

TULAMBEN KUBU KARANGASEM 1.314,52

TEJAKULA TEJAKULA BULELENG 9.456,67

Page 144: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

yang tidak ramah lingkungan

Lemahnya pemberdayaan

sosial, ekonomi dan budaya

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Sesuai Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKP

BULELENG-BANJAR BANJAR BULELENG 6.936,89

PEMUTERAN GEROKGAK BULELENG 1.640,28

NUSA PENIDA NUSA PENIDA KLUNGKUNG 19.949,10

4. KAWASAN KONSERVASI MARITIM

Nilai Utama Kawasan :

Perairan yang di dalamnya terdapat titik-titik suci atau situs suci kemaritiman yang mempunyai nilai penting bagi agama, adat dan budaya, serta tempat ritual keagamaan dan/atau adat yang pelu dilindungi dan dilestarikan

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Penguatan kelembagaan

pengelolaan

Penguatan pengelolaan sumber daya kawasan

Penguatan sosial, ekonomi dan budaya

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Terganggunya nilai-nilai

kesucian kawasan tempat suci dan situs suci oleh aktivitas pemanfaatan yang tidak sesuai dengan konsep maha wana

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Sesuai Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKM

TELUK BENOA KUTA-KUTA SELATAN BADUNG 428,60 Sesuai dengan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKM

Sesuai dengan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKM

Sesuai dengan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKM TELUK BENOA KUTA-KUTA SELATAN BADUNG 661,13

TELUK BENOA KUTA-KUTA SELATAN BADUNG 0,86

TELUK BENOA KUTA - DENPASAR SELATAN

BADUNG - DENPASAR 139,34

TELUK BENOA DENPASAR SELATAN DENPASAR 13,48

C. KAWASAN STRATEGIS

1. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL TERTENTU (KSNT)

Nilai Utama Kawasan :

Perairan sekitar Pulau Kecil Terluar

NUSA PENIDA NUSA PENIDA KLUNGKUNG 94.575,43 Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Page 145: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

2. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)

2.1 KSN KAWASAN PERKOTAAN SARBAGITA

Nilai Utama Kawasan :

Perairan yang ditetapkan

sebagai bagian dari KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita, yaitu KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.

KOTA DENPASAR, KABUPATEN BADUNG, KABUPATEN GIANYAR, SERTA KECAMATAN KEDIRI DAN KECAMATAN TABANAN KABUPATEN

TABANAN

DENPASAR TIMUR, DENPASAR SELATAN, KUTA, KUTA UTARA, KUTA SELATAN, MENGWI, SUKAWATI, BLAHBATUH,

GIANYAR, KEDIRI, TABANAN

DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN

216.523,99 Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

2.2 DAERAH LATIHAN MILITER

Nilai Utama Subzona :

Perairan lepas pantai yang

ditetapkan sebagai daerah latihan militer.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengembangan komunikasi dan informasi kegiatan latihan militer

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:- Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penyelarasan kegiatan latihan militer dengan pemanfaatan

multifungsi lainnya

LEPAS PANTAI BULELENG BAGIAN BARAT

SAWAN, BULELENG, BANJAR, SERIRIT, GEROKGAK

BULELENG 101.685,42 Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

2.2 DAERAH TERBATAS

Nilai Utama Subzona :

Perairan yang ditetapkan sebagai daerah terlarang lego jangkar untuk melindungi instalasi infrastruktur bawah laut.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengembangan komunikasi dan informasi daerah terlarang

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Kurangnya informasi kepada

GILIMANUK DAN CANDIKUSUMA

MELAYA JEMBRANA 2.773,82 Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Page 146: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

masyarakat mengenai batas-batas daerah terlarang

Rusaknya infrastruktur

bawah laut akibat penjangkaran

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penyelarasan daerah terlarang dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

D. ALUR LAUT

1. ALUR PELAYARAN

1.1 ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA

Nilai Utama Subzona :

Perairan ditetapkan sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengawasan pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan oleh kapal asing

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Ancaman terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kemerdekaan politik Republik Indonesia

Ancaman pencemaran minyak, limbah minyak, dumping limbah, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut

Illegal fishing

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

SELAT LOMBOK - - - Perlindungan habitat

dan populasi ikan

Penelitian, pengembangan dan pendidikan

Alur migrasi biota

Ritual budaya dan keagamaan

Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

Hak Lintas Alur Laut

Kepulauan untuk pelayaran dari Laut Sulawesi ke Samudera Hindia atau sebaliknya

Penangkapan ikan oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

Melakukan ancaman atau menggunakan kekerasan terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kemerdekaan politik Republik Indonesia, atau dengan cara lain apapun yang melanggar asas-asas Hukum Internasional yang terdapat dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh kapal asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Melakukan latihan

perang-perangan atau latihan menggunakan senjata macam apapun dengan mempergunakan amunisi oleh kapal perang militer asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Melakukan pendaratan di perairan oleh pesawat udara yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, kecuali

Kapal atau pesawat udara asing, tennasuk kapal atau pesawat udara riset atau survey hidrografi, sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, tidak boleh melakukan kegiatan riset kelautan atau survey hidrografi, baik dengan mempergunakan peralatan deteksi maupun peralatan pengambil contoh

Melaksanakan Hak

Lintas Alur Laut Kepulauan oleh kapal asing bertenaga nuklir; atau yang mengangkut bahan berbahaya atau beracun.

Penangkapan ikan oleh bukan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Wisata ocean rafting

Wisata pengamatan mamalia laut

Pertambangan/ pengambilan air laut

Penempatan/

SELAT LOMBOK - - -

SELAT LOMBOK - -

Page 147: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

dalam keadaan force majeure atau dalam hal musibah

Berhenti atau

berlabuh jangkar atau mondar- mandir oleh semua kapal asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, kecuali dalam hal force majeure atau dalam hal keadaan musibah atau memberikan pertolongan kepada orang atau kapal yang sedang dalam keadaan musibah

Melakukan siaran gelap atau melakukan gangguan terhadap

sistem telekomunikasi dan tidak boleh melakukan komunikasi langsung dengan orang atau kelompok orang yang tidak berwenang dalam wilayah Indonesia oleh kapal asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Melakukan kegiatan perikanan oleh kapal asing, termasuk kapal penangkap ikan sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Menaikkan ke atas

kapal atau menurunkan dari kapal, orang, barang atau mata uang dengan cara yang bertentangan dengan perundangundangan kepabeanan, keimigrasian, fiskal,

pembangunan sarana mitigasi bencana

Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

Eksplorasi pertambangan mineral dan migas

Latihan militer

Instalasi pembangkit

energi listrik terbarukan

Pembuangan/ pengaliran limbah

Pembuangan/

pengaliran air panas dari pembangkit listrik

Page 148: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

dan kesehatan oleh kapal asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, kecuali dalam keadaan force

majeure atau dalam keadaan musibah

Membuang minyak, limbah minyak, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut, dan atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan dan standar intenasional untuk mencegah, mengurangi, dan mengendalikan pencemaran laut yang berasal dari kapal oleh kapal asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan.

Melakukan dumping

di Perairan Indonesia oleh kapal asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan.

Pemasangan rumpon

Budidaya laut

Semua jenis

pengusahaan wisata bahari

Pembangunan semua jenis fasilitas pariwisata

Pendaratan pesawat

terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

1.2 ALUR PELAYARAN INTERNASIONAL

Page 149: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Nilai Utama Alur Pelayaran :

Perairan yang dari segi

kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari untuk pelayaran internasional

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Penyelenggaraan alur-pelayaran meliputi perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pengawasan

Pengembangan sarana bantu

navigasi pelayaran

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Konflik alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

Ancaman pencemaran

lingkungan laut yang bersumber dari aktivitas pelayaran kapal

Ancaman keamanan dan keselamatan pelayaran

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penyelarasan alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

ALUR PELAYARAN PELABUHAN BENOA MELALUI SELAT BADUNG DAN MELEWATI ALKI II DENGAN TUJUAN BENUA AUSTRALIA, ASIA, EROPA DAN AMERIKA

- - -

Perlindungan habitat

dan populasi ikan

Penelitian, pengembangan dan pendidikan

Alur migrasi biota

Ritual budaya dan keagamaan

Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

Alur pelayaran

Penangkapan ikan dengan alat aktif atau bergerak oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

Berhenti atau

berlabuh jangkar atau mondar- mandir oleh semua kapal sewaktu melaksanakan pelayaran, kecuali dalam hal force majeure atau dalam hal keadaan musibah atau memberikan pertolongan kepada orang atau kapal yang sedang dalam keadaan musibah

Menaikkan ke atas kapal atau menurunkan dari kapal, orang, barang atau mata uang dengan cara yang bertentangan dengan perundang-undangan

kepabeanan, keimigrasian, fiskal, dan kesehatan oleh kapal sewaktu melaksanakan pelayaran, kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam keadaan musibah

Membuang minyak, limbah minyak, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut, dan atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan-perundangan terkait pengurangan dan pengendalian pencemaran laut.

Melakukan dumping

oleh kapal yang melaksanakan pelayaran.

Pemasangan rumpon

Budidaya laut

Semua jenis

pengusahaan wisata bahari, kecuali wisata

Penangkapan ikan

oleh bukan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Wisata ocean rafting

Wisata pengamatan

mamalia laut

Pertambangan/ pengambilan air laut

Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

Latihan militer

Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

Pembuangan/

pengaliran limbah

Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

ALUR PELAYARAN PELABUHAN LABUHAN AMUK/TANAH AMPO MELALUI SELAT BADUNG DAN MELEWATI ALKI II DENGAN TUJUAN BENUA

AUSTRALIA, ASIA, EROPA DAN AMERIKA

- - -

Page 150: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

ocean rafting dan pengamatan mamalia laut

Pembangunan semua

jenis fasilitas pariwisata

Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

Penempatan kapal

mati

Pertambangan mineral dan migas

Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

1.3 ALUR PELAYARAN NASIONAL

Nilai Utama Alur Pelayaran :

Perairan yang dari segi

kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari untuk pelayaran nasional

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Penyelenggaraan alur-pelayaran meliputi perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pengawasan

Pengembangan sarana bantu

navigasi pelayaran

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Konflik alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

Ancaman pencemaran

lingkungan laut yang bersumber dari aktivitas pelayaran kapal

Ancaman keamanan dan keselamatan pelayaran

ALUR PELAYARAN PELABUHAN CELUKAN BAWANG MELALUI LAUT BALI DENGAN TUJUAN PELABUHAN LEMBAR,

PELABUHAN BENOA DAN LAIN-LAIN

- - -

Perlindungan habitat

dan populasi ikan

Penelitian, pengembangan dan pendidikan

Alur migrasi biota

Ritual budaya dan keagamaan

Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

Alur pelayaran

Penangkapan ikan dengan alat aktif atau bergerak oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

Berhenti atau

berlabuh jangkar atau mondar- mandir oleh semua kapal sewaktu melaksanakan pelayaran, kecuali dalam hal force majeure atau dalam hal keadaan musibah atau memberikan pertolongan kepada orang atau kapal yang sedang dalam keadaan musibah

Menaikkan ke atas kapal atau menurunkan dari kapal, orang, barang atau mata uang

dengan cara yang bertentangan dengan perundang-undangan kepabeanan, keimigrasian, fiskal, dan kesehatan oleh kapal sewaktu melaksanakan pelayaran, kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam keadaan musibah

Membuang minyak,

Penangkapan ikan

oleh bukan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Wisata ocean rafting

Wisata pengamatan

mamalia laut

Pertambangan/ pengambilan air laut

Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

Latihan militer

Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

Pembuangan/

pengaliran limbah

Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

ALUR PELAYARAN PELABUHAN CELUKAN BAWANG MELALUI LAUT BALI DENGAN TUJUAN SURABAYA DAN LAIN-LAIN

- - -

Page 151: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang : Penyelarasan alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

limbah minyak, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut, dan atau melakukan kegiatan yang

bertentangan dengan peraturan-perundangan terkait pengurangan dan pengendalian pencemaran laut.

Melakukan dumping oleh kapal yang melaksanakan pelayaran.

Pemasangan rumpon

Budidaya laut

Semua jenis pengusahaan wisata bahari, kecuali wisata ocean rafting dan pengamatan mamalia laut

Pembangunan semua

jenis fasilitas pariwisata

Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

Penempatan kapal mati

Pertambangan mineral

dan migas

Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

1.4 ALUR PELAYARAN REGIONAL

Page 152: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Nilai Utama Alur Pelayaran :

Perairan yang dari segi

kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari untuk pelayaran regional

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Penyelenggaraan alur-pelayaran meliputi perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pengawasan

Pengembangan sarana bantu

navigasi pelayaran

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Konflik alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

Ancaman pencemaran

lingkungan laut yang bersumber dari aktivitas pelayaran kapal

Ancaman keamanan dan keselamatan pelayaran

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penyelarasan alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

ALUR PELAYARAN PELABUHAN GILIMANUK DENGAN TUJUAN PELABUHAN KETAPANG, JAWA TIMUR MELALUI PERAIRAN SELAT BALI

- - -

Perlindungan habitat

dan populasi ikan

Penelitian, pengembangan dan pendidikan

Alur migrasi biota

Ritual budaya dan keagamaan

Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

Alur pelayaran

Penangkapan ikan dengan alat aktif atau bergerak oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

Berhenti atau

berlabuh jangkar atau mondar- mandir oleh semua kapal sewaktu melaksanakan pelayaran, kecuali dalam hal force majeure atau dalam hal keadaan musibah atau memberikan pertolongan kepada orang atau kapal yang sedang dalam keadaan musibah

Menaikkan ke atas kapal atau menurunkan dari kapal, orang, barang atau mata uang dengan cara yang bertentangan dengan perundang-undangan

kepabeanan, keimigrasian, fiskal, dan kesehatan oleh kapal sewaktu melaksanakan pelayaran, kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam keadaan musibah

Membuang minyak, limbah minyak, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut, dan atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan-perundangan terkait pengurangan dan pengendalian pencemaran laut.

Melakukan dumping

oleh kapal yang melaksanakan pelayaran.

Pemasangan rumpon

Budidaya laut

Semua jenis

pengusahaan wisata bahari, kecuali wisata

Penangkapan ikan

oleh bukan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Wisata ocean rafting

Wisata pengamatan

mamalia laut

Pertambangan/ pengambilan air laut

Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

Latihan militer

Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

Pembuangan/

pengaliran limbah

Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

ALUR PELAYARAN PELABUHAN PADANGBAI DENGAN TUJUAN PELABUHAN LEMBAR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK

- - -

ALUR PELAYARAN PELABUHAN PADANGBAI DENGAN TUJUAN PELABUHAN

SENGGIGI/GILI TRAWANGAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK

- - -

ALUR PELAYARAN PELABUHAN SERANGAN DENGAN TUJUAN PELABUHAN

SENGGIGI/GILI TRAWANGAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK

- - -

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KEDONGANAN KABUPATEN BADUNG MENUJU PELABUHAN MUNCAR PROVINSI JAWA TIMUR MELALUI PERAIRAN SELAT BALI

- - -

Page 153: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

ocean rafting dan pengamatan mamalia laut

Pembangunan semua

jenis fasilitas pariwisata

Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

Penempatan kapal

mati

Pertambangan mineral dan migas

Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

1.5 ALUR PELAYARAN LOKAL

Nilai Utama Alur Pelayaran :

Perairan yang dari segi

kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari untuk pelayaran lokal

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Penyelenggaraan alur-pelayaran meliputi perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pengawasan

Pengembangan sarana bantu

navigasi pelayaran

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Konflik alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

Ancaman pencemaran

ALUR PELAYARAN PELABUHAN SANUR DENGAN TUJUAN NUSA LEMBONGAN MELALUI SELAT BADUNG

- - -

Perlindungan habitat

dan populasi ikan

Penelitian, pengembangan dan pendidikan

Alur migrasi biota

Ritual budaya dan keagamaan

Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

Alur pelayaran

Penangkapan ikan dengan alat aktif atau bergerak oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

Berhenti atau

berlabuh jangkar atau mondar- mandir oleh semua kapal sewaktu melaksanakan pelayaran, kecuali dalam hal force majeure atau dalam hal keadaan musibah atau memberikan pertolongan kepada orang atau kapal yang sedang dalam keadaan musibah

Menaikkan ke atas kapal atau menurunkan dari kapal, orang, barang atau mata uang

dengan cara yang bertentangan dengan perundang-undangan kepabeanan, keimigrasian, fiskal, dan kesehatan oleh kapal sewaktu

Penangkapan ikan

oleh bukan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Wisata ocean rafting

Wisata pengamatan

mamalia laut

Pertambangan/ pengambilan air laut

Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

Instalasi pipa dan

kabel bawah laut

Latihan militer

Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

Pembuangan/

ALUR PELAYARAN PELABUHAN SANUR DENGAN TUJUAN PELABUHAN MENTIGI MELALUI SELAT BADUNG

- - -

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KUSAMBA DENGAN TUJUAN NUSA LEMBONGAN MELALUI SELAT BADUNG

- - -

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KUSAMBA DENGAN TUJUAN PELABUHAN MENTIGI MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG

- - -

Page 154: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

lingkungan laut yang bersumber dari aktivitas pelayaran kapal

Ancaman keamanan dan

keselamatan pelayaran Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :

Penyelarasan alur pelayaran dengan pemanfaatan multifungsi lainnya

ALUR PELAYARAN PELABUHAN KUSAMBA DENGAN TUJUAN SAMPALAN MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG

- - -

melaksanakan pelayaran, kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam keadaan musibah

Membuang minyak,

limbah minyak, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut, dan atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan-perundangan terkait pengurangan dan pengendalian pencemaran laut.

Melakukan dumping oleh kapal yang melaksanakan pelayaran.

Pemasangan rumpon

Budidaya laut

Semua jenis

pengusahaan wisata bahari, kecuali wisata ocean rafting dan pengamatan mamalia laut

Pembangunan semua jenis fasilitas pariwisata

Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

Penempatan kapal

mati

Pertambangan mineral dan migas

Segala kegiatan

pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

pengaliran limbah

Pembuangan/

pengaliran air panas dari pembangkit listrik

ALUR PELAYARAN PELABUHAN PADANGBAI DENGAN TUJUAN SAMPALAN MELALUI PERAIRAN SELAT BADUNG

- - -

1.6 BAGAN PEMISAH LALU LINTAS (Traffic Separation Scheme)

Nilai Utama Subzona :

Bagan pemisah lalu lintas

(traffic separation scheme)

SELAT LOMBOK - - -

Perlindungan habitat dan populasi ikan

Penelitian,

Melakukan ancaman atau menggunakan kekerasan terhadap

Kapal atau pesawat udara asing, tennasuk kapal atau pesawat

Page 155: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

pada ALKI II yang merupakan skema penjaluran yang dimaksudkan untuk memisahkan lalu lintas kapal arah berlawanan dengan tata cara yang tepat dan dengan

pengadaan jalur lalu lintas

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengawasan pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan oleh kapal asing

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Ancaman terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kemerdekaan politik Republik Indonesia

Ancaman pencemaran

minyak, limbah minyak, dumping limbah, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut

Illegal fishing Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

SELAT LOMBOK - - -

pengembangan dan pendidikan

Alur migrasi biota

Ritual budaya dan keagamaan

Pemulihan dan

rehabilitasi habitat dan populasi ikan

Hak Lintas Alur Laut Kepulauan untuk pelayaran dari Laut Sulawesi ke Samudera Hindia atau sebaliknya

Penangkapan ikan oleh nelayan tradisional atau nelayan kecil

kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kemerdekaan politik Republik Indonesia, atau dengan cara lain apapun yang

melanggar asas-asas Hukum Internasional yang terdapat dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh kapal asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Melakukan latihan perang-perangan atau latihan menggunakan senjata macam apapun dengan mempergunakan amunisi oleh kapal perang militer asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Melakukan

pendaratan di perairan oleh pesawat udara yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam hal musibah

Berhenti atau berlabuh jangkar atau mondar- mandir oleh semua kapal asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, kecuali dalam hal force majeure atau dalam hal keadaan musibah atau memberikan pertolongan kepada orang atau kapal yang sedang dalam keadaan musibah

Melakukan siaran

udara riset atau survey hidrografi, sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, tidak

boleh melakukan kegiatan riset kelautan atau survey hidrografi, baik dengan mempergunakan peralatan deteksi maupun peralatan pengambil contoh

Melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan oleh kapal asing bertenaga nuklir; atau yang mengangkut bahan berbahaya atau beracun.

Penangkapan ikan

oleh bukan nelayan tradisional atau nelayan kecil

Wisata ocean rafting

Wisata pengamatan mamalia laut

Pertambangan/

pengambilan air laut

Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

Instalasi pipa dan kabel bawah laut

Eksplorasi

pertambangan mineral dan migas

Latihan militer

Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

Pembuangan/

pengaliran limbah

Pembuangan/

SELAT LOMBOK - - -

SELAT LOMBOK - - -

Page 156: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

gelap atau melakukan gangguan terhadap sistem telekomunikasi dan tidak boleh melakukan komunikasi langsung

dengan orang atau kelompok orang yang tidak berwenang dalam wilayah Indonesia oleh kapal asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Melakukan kegiatan perikanan oleh kapal asing, termasuk kapal penangkap ikan sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan

Menaikkan ke atas

kapal atau menurunkan dari kapal, orang, barang atau mata uang dengan cara yang bertentangan dengan perundangundangan kepabeanan, keimigrasian, fiskal, dan kesehatan oleh kapal asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam keadaan musibah

Membuang minyak, limbah minyak, dan bahan-bahan perusak lainnya ke dalam lingkungan laut, dan atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan dan standar intenasional untuk mencegah, mengurangi, dan

pengaliran air panas dari pembangkit listrik

Page 157: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

mengendalikan pencemaran laut yang berasal dari kapal oleh kapal asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut

Kepulauan.

Melakukan dumping di Perairan Indonesia oleh kapal asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan.

Pemasangan rumpon

Budidaya laut

Semua jenis pengusahaan wisata bahari

Pembangunan semua jenis fasilitas pariwisata

Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

2. ALUR PIPA DAN KABEL BAWAH LAUT

2.1 ALUR PIPA MINYAK DAN GAS

Nilai Utama Subzona :

Dasar perairan pasang surut yang dimanfaatkan untuk instalasi pipa penyaluran BBM

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengamanan instalasi pipa

bawah laut Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Kebocoran pipa penyaluran BBM sehingga menyebabkan pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir.

TELUK BENOA - - - • Perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan

• Perlindungan zona utama kawasan tempat suci

• Perlindungan mutlak titik-titik suci atau

situs suci

• Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Penelitian dan pengembangan

• Pendidikan

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat

• Semua jenis wisata perairan

• Pangkalan kapal/ boat/perahu

• Penempatan pontoon

• Lego jangkar

• Semua jenis pembangunan fasilitas/prasarana

• Penangkapan ikan oleh bukan nelayan tradisional

• Pemasangan/penempatan rumpon

• Budidaya laut

• Pertambangan

• Pergaraman

• Pengerukan laut

• Pengambilan air laut dengan pipa tetap atau pipa tidak tetap

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/pengalira

n air panas dari pembangkit listrik

• Pembuangan/pengaliran limbah

• Penempatan/pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel

Page 158: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

dan populasi ikan

• Pembuatan foto, video

dan film

• Penangkapan ikan pelagis oleh nelayan tradisional

• Penangkapan ikan demersal oleh nelayan tradisional

• Penimbunan laut

• Alur pelayaran

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

bawah laut

• Kegiatan lainnya

2.2 ALUR KABEL LISTRIK

Nilai Utama Subzona :

Perairan yang dimanfaatkan

untuk instalasi jaringan transmisi kabel listrik bawah laut.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengamanan instalasi kabel listrik bawah laut

Isu Strategis 5 Tahun ke depan :

Kerusakan kabel bawah laut

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA -

• Perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan

• Perlindungan kawasan

tempat suci

• Perlindungan mutlak titik-titik suci atau situs suci

• Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Pendidikan, penelitian dan pengembangan

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pemulihan dan

rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Wisata dan rekreasi pantai

• Wisata dan rekreasi air (mandi, renang, berkano)

• Wisata perahu

• Pembuatan foto, video dan film

• Wisata perahu

lambung kaca

• Wisata snorkeling

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing)

• Berselancar

• Wisata ocean rafting

• Wisata pengamatan

• Wisata alam bawah laut

• Pengusahaan wisata

selam

• Pengusahaan wisata kapal selam

• Pengusahaan wisata hookah (underwater helmit)

• Wisata pancing

• Wisata menembak ikan (spearfishing)

• Pangkalan kapal cruise

• Penempatan pontoon

• Lego jangkar

• Pembangunan fasilitas pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran, dll)

• Pembangunan dermaga wisata

• Penempatan fasilitas

tambat perahu/ boat/kapal

• Penangkapan ikan demersal dan ikan karang

• Penangkapan ikan oleh bukan nelayan tradisional

• Pembangunan dermaga perikanan

• Pemangkalan perahu nelayan

• Pemasangan/

penempatan rumpon

• Pengambilan air laut dengan pipa tetap dan pipa tidak tetap

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Pembuangan/pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Pembuangan/pengaliran limbah

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Penempatan/pembangu

nan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Kegiatan lainnya

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA -

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA -

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK JAWA - BALI MELALUI SELAT BALI DENGAN LANDING POINT DI PANTAI GILIMANUK

MELAYA JEMBRANA -

JARINGAN TRANSMISI LISTRIK BALI - NUSA LEMBONGAN MELALUI SELAT BADUNG DENGAN LANDING POINT PANTAI SABA DAN NUSA LEMBONGAN

BLAHBATUH DAN NUSA PENIDA

GIANYAR DAN KLUNGKUNG

-

Page 159: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

mamalia laut

• Penangkapan ikan

pelagis oleh nelayan tradisional

• Pertambangan

• Pergaraman tradisional

• Pengerukan laut

• Penimbunan laut

• Alur pelayaran

• Budidaya laut

• Pertambangan

• Industri garam

• Pembangunan pelabuhan

• Tambat/labuh kapal

• Pengerukan laut

• Penimbunan laut

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

2.3 ALUR KABEL TELEKOMUNIKASI

Nilai Utama Subzona :

Perairan yang dimanfaatkan untuk instalasi jaringan kabel telekomunikasi bawah laut.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Pengamanan instalasi kabel

telekomunikasi bawah laut Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Kerusakan kabel telekomunikasi bawah laut

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DARI MUNCAR (JAWA TIMUR) MENUJ U BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI CANDIKUSUMA

MELAYA JEMBRANA -

• Perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan

• Perlindungan kawasan tempat suci

• Perlindungan mutlak

titik-titik suci atau situs suci

• Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Pendidikan, penelitian dan pengembangan

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Wisata dan rekreasi

pantai

• Wisata dan rekreasi air (mandi, renang, berkano)

• Wisata perahu

• Pembuatan foto, video dan film

• Wisata perahu lambung kaca

• Wisata snorkeling

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing)

• Berselancar

• Wisata ocean rafting

• Wisata pengamatan mamalia laut

• Penangkapan ikan

• Wisata alam bawah laut

• Pengusahaan wisata selam

• Pengusahaan wisata

kapal selam

• Pengusahaan wisata hookah (underwater helmit)

• Wisata pancing

• Wisata menembak ikan (spearfishing)

• Pangkalan kapal cruise

• Penempatan pontoon

• Lego jangkar

• Pembangunan fasilitas pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran, dll)

• Pembangunan dermaga wisata

• Penempatan fasilitas tambat perahu/ boat/kapal

• Penangkapan ikan demersal dan ikan karang

• Penangkapan ikan oleh bukan nelayan tradisional

• Pembangunan dermaga perikanan

• Pemangkalan perahu nelayan

• Pemasangan/penempatan rumpon

• Budidaya laut

• Pertambangan

• Pengambilan air laut dengan pipa tetap dan pipa tidak tetap

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit

energi listrik terbarukan

• Pembuangan/pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Pembuangan/pengaliran limbah

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Penempatan/pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Kegiatan lainnya

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DARI PUGER (JEMBER, JAWA TIMUR) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI JIMBARAN,

KUTA SELATAN BADUNG -

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI JIMBARAN MENUJU BENCULUK, BANYUWANGI, JAWA TIMUR

KUTA SELATAN BADUNG -

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BALI DARI GRAJAGAN (BANYUWANGI, JAWA TIMUR) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI KEDONGANAN

KUTA BADUNG -

Page 160: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI SENGGIGI (LOMBOK

BARAT, NTB) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SANUR

DENPASAR SELATAN DENPASAR -

pelagis oleh nelayan tradisional

• Pertambangan

• Pergaraman tradisional

• Pengerukan laut

• Penimbunan laut

• Alur pelayaran

• Industri garam

• Pembangunan pelabuhan

• Tambat/labuh kapal

• Pengerukan laut

• Penimbunan laut

• Segala kegiatan

pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI SENGGIGI (LOMBOK BARAT, NTB) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI GOA LAWAH

DAWAN KLUNGKUNG -

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI SENGGIGI (LOMBOK BARAT, NTB) MENUJU BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SERAYA

KARANGASEM KARANGASEM -

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI LAUT BALI DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI KUBUTAMBAHAN

MENUJU SULAWESI

KUBUTAMBAHAN BULLELENG -

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI MELALUI SELAT BADUNG DAN SELAT LOMBOK DARI PANTAI SANUR MENUJU NUSA PENIDA

DAN NUSA PENIDA MENUJU PULAU LOMBOK

DENPASAR SELATAN, NUSA PENIDA

DENPASAR -

Page 161: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI PALAPA RING TIMUR MELALUI SAMUDERA HINDIA DAN SELAT LOMBOK DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SANUR

DENPASAR SELATAN DAN NUSA PENIDA

DENPASAR DAN KLUNGKUNG

-

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI PALAPA RING TIMUR MELALUI SAMUDERA HINDIA DAN SELAT LOMBOK DENGAN BEACH HOLE DI PANTAI SANUR

DENPASAR SELATAN DAN NUSA PENIDA

DENPASAR DAN KLUNGKUNG

-

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI SERAT

OPTIK PALAPA MELALUI LAUT BALI DENGAN BEACH HOLE DI LOKAPAKSA

SERIRIT BULELENG -

JARINGAN KABEL TELEKOMUNIKASI SERAT OPTIK PALAPA MELALUI LAUT BALI DENGAN BEACH HOLE DI BONDALEM

TEJAKULA BULELENG -

3. ALUR MIGRASI BIOTA

3.1 ALUR MIGRASI PENYU

Page 162: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Nilai Utama Subzona :

Perairan sebagai alur migrasi

penyu hijau dan penyu lekang.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perlindungan alur migrasi penyu

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Terbunuhnya penyu sebagai

bycatch kegiatan perikanan tangkap dan tertabrak kapal

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU PANTAI KUTA DI KABUPATEN BADUNG MELEWATI SELAT BALI

KUTA BADUNG -

• Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Penangkapan ikan ramah lingkungan oleh nelayan tradisional/nelayan kecil

• Wisata pengamatan

hewan laut

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Penangkapan ikan oleh

bukan nelayan tradisional/nelayan kecil

• Budidaya laut

• Pemasangan rumpon dasar dan rumpon permukaan

• Pengusahaan semua jenis wisata bahari kecuali wisata pengamatan hewan laut

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pembangunan

pelabuhan

• Tempat labuh kapal

• Pembangunan bandar udara

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Pertambangan/

pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

• Penempatan/

pembangunan sarana bantu navigasi

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU AUSTRALIA MELALUI SELAT BALI DAN SAMUDERA HINDIA

- - -

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU LAUT FLORES MELALUI SELAT BALI, SAMUDERA HINDIA DAN SELAT LOMBOK

- - -

ALUR MIGRASI PENYU DARI SELATAN PULAU JAWA MENUJU KEPULAUAN SUMENEP MELALUI SELAT BALI, SAMUDERA HINDIA, SELAT LOMBOK DAN LAUT BALI

- - -

3.2 ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT

Page 163: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

Nilai Utama Subzona :

Perairan sebagai alur migrasi

mamalia laut (dolfin, paus, dugong).

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perlindungan alur migrasi mamalia laut

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Terbunuhnya mamalia laut

sebagai by catch kegiatan perikanan tangkap

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT (PAUS) DARI LAUT FLORES MENUJU PERAIRAN SELATAN PULAU BALI (SAMUDERA HINDIA) MELALUI SELAT LOMBOK

- - -

• Perlindungan habitat

dan populasi ikan

• Penelitian, pengembangan dan pendidikan

• Alur migrasi biota

• Ritual budaya dan keagamaan

• Penangkapan ikan ramah lingkungan oleh nelayan tradisional/nelayan kecil

• Wisata pengamatan

hewan laut

• Pembuatan foto, video dan film

• Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Penangkapan ikan oleh

bukan nelayan tradisional/nelayan kecil

• Budidaya laut

• Pemasangan rumpon dasar dan rumpon permukaan

• Pengusahaan semua jenis wisata bahari kecuali wisata pengamatan hewan laut

• Pembangunan fasilitas pariwisata

• Pembangunan

pelabuhan

• Tempat labuh kapal

• Pembangunan bandar udara

• Pendaratan pesawat terbang kecuali pendaratan pesawat darurat

• Pertambangan mineral dan migas

• Latihan militer

• Pembuangan/ pengaliran limbah

• Pembuangan/ pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Pertambangan/

pengambilan air laut

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Penempatan/ pembangunan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

• Penempatan/

pembangunan sarana bantu navigasi

ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT (PAUS) DARI LAUT FLORES MENUJU PERAIRAN SELATAN PULAU BALI (SAMUDERA HINDIA) MELALUI SELAT LOMBOK

- - -

ALUR MIGRASI MAMALIA LAUT (LUMBA_LUMBA) DI PERAIRAN SEKITAR LOVINA KABUPATEN BULELENG

BULELENG, BANJAR, SERIRIT, GEROKGAK

BULELENG -

E. KAWASAN SUCI LAUT

Nilai Utama Kawasan :

Kawasan perairan laut di sekitar pura yang perlu dijaga kesuciannya dalam radius

PERAIRAN SEKITAR PURA RAMBUT SIWI DI YEHEMBANG KANGIN

MENDOYO JEMBRANA 623,29

• Perlindungan mutlak

habitat dan populasi ikan

• Perlindungan zona

• Pangkalan kapal cruise

• Penempatan pontoon

• Penangkapan ikan oleh bukan nelayan

• Pengusahaan wisata

selam

• Pengusahaan wisata kapal selam

Page 164: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

tertentu sesuai status pura sebagaimana ditetapkan dalam Bhisama Kesucian Pura oleh Parisadha Hindu

Dharma Indonesia Pusat dan/atau kawasan perairan laut yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali.

Prioritas Utama untuk Pembangunan 5 Tahun ke depan :

Perlindungan dan pelestarian Kawasan Suci Laut

Penyusunan Rencana Rinci dan Pengelolaan Kawasan Suci Laut

Isu Strategis 5 Tahun ke depan:

Terganggunya nilai-nilai kesucian Kawasan Suci Laut oleh aktivitas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan konsep maha wana dan segara kerthi

Kebutuhan Pengendalian Pemanfaatan Ruang :-

PERAIRAN SEKITAR PURA SRIJONG DI ANTAP

SELEMADEG TABANAN 543,41

utama kawasan tempat suci

• Perlindungan mutlak

titik-titik suci atau situs suci

• Pembangunan infrastruktur adat dan agama

• Perlindungan habitat dan populasi ikan

• Pendidikan, penelitian dan pengembangan

• Ritual budaya dan keagamaan

• Pemulihan dan

rehabilitasi habitat dan populasi ikan

• Wisata dan rekreasi pantai

• Wisata dan rekreasi air (mandi, renang, berkano)

• Wisata alam bawah laut

• Wisata perahu

• Pembuatan foto, video

dan film

• Wisata perahu lambung kaca

• Wisata snorkeling

• Berselancar

• Wisata pancing

• Wisata ocean rafting

• Wisata pengamatan mamalia laut

• Penempatan fasilitas tambat perahu/ boat/kapal

• Penangkapan ikan oleh nelayan tradisional

• Pemangkalan perahu nelayan

• Budidaya laut oleh

pembudidaya ikan kecil

• Pertambangan

• Pergaraman tradisional

• Tambat/labuh kapal

• Pembuangan/pengaliran limbah

tradisional

• Budidaya laut oleh

bukan pembudidaya ikan kecil

• Pertambangan

• Pengerukan laut

• Penimbunan laut

• Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan

• Pengusahaan wisata

hookah (underwater helmit)

• Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter )

• Pembangunan fasilitas pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran, dll)

• Pembangunan dermaga wisata

• Pembangunan dermaga perikanan

• Pemasangan/penempat

an rumpon

• Budidaya laut oleh bukan pembudidaya ikan kecil

• Pengambilan air laut dengan pipa tetap atau pipa tidak tetap

• Latihan militer

• Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

• Industri garam

• Pembangunan pelabuhan

• Pembuangan/pengaliran air panas dari pembangkit listrik

• Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

• Penempatan/pembangu

nan sarana mitigasi bencana

• Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari

• Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi

• Instalasi pipa dan kabel bawah laut

• Kegiatan lainnya

PERAIRAN SEKITAR PURA PEKENDUNGAN DAN PURA TANAH LOT DI BERABAN

KEDIRI TABANAN 744,92

PERAIRAN SEKITAR PURA PETITENGET DI KEROBOKAN KELOD

KUTA UTARA BADUNG 564,66

PERAIRAN SEKITAR PURA SAKENAN DI SERANGAN

DENPASAR SELATAN DENPASAR 96,74

PERAIRAN SEKITAR PURA ERJERUK DI SUKAWATI

SUKAWATI GIANYAR 369,59

PERAIRAN SEKITAR PURA MASCETI DI MEDAHAN, PURA KENTEL GUMI DI TUSAN DAN PURA WATU KLOTOK DI TOJAN

BLAHBATUH, BANJARANGKAN, KLUNGKUNG

GIANYAR, KLUNGKUNG

1.740,47

PERAIRAN SEKITAR PURA GOA LAWAH DI PESINGGAHAN DAN PURA SILAYUKTI DI PADANGBAI

DAWAN DAN MANGGIS KLUNGKUNG, KARANGASEM

3.303,48

Page 165: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

RENCANA ALOKASI RUANG RZWP-3-K PROVINSI BALI

LOKASI KECAMATAN/ KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUAS (Ha)

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG TIDAK DIBOLEHKAN

AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN SETELAH

MEMPEROLEH IZIN (PERAIRAN SEKITAR)

• Alur pelayaran

Page 166: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR …. TAHUN …. TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

KATEGORI AKTIVITAS YANG DIBOLEHKAN, YANG TIDAK DIBOLEHKAN, DAN DIBOLEHKAN SETELAH MEMPEROLEH IZIN

KEGIATAN

KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

ZONA PARIWISATA

ZONA

PERIKANAN BUDIDAYA

ZONA PERIKANAN TANGKAP

ZONA PELABUHAN

ZONA

PENDARATAN PESAWAT

ZONA

BANDAR UDARA

ZONA

PERGA- RAMAN

ZONA

HUTAN MANGROVE

ZONA

PERTAM- BANGAN

ZONA ENERGI

ZONA

PEMANFATAAN LAINNYA

W- KP3K

W- ABL

W- OR

BD-BL PT-D PT-P PT-PD PL-DLK PL-WKO PP BU-OBU

BU-KP G-GR HM TB-PL EN-PLT LN-PP LN-NEL LN-JBH

Perlindungan mutlak habitat

dan populasi ikan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Perlindungan zona utama

kawasan tempat suci I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Perlindungan mutlak titik-titik

suci atau situs suci I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Pembangunan infrastruktur adat

dan agama I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Perlindungan habitat dan

populasi ikan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Penelitian dan pengembangan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Pendidikan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Ritual budaya dan keagamaan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Pemulihan dan rehabilitasi

habitat dan populasi ikan I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Wisata dan rekreasi pantai I I I I I I I I I X X X I I X I I I X

Wisata dan rekreasi air (mandi,

renang, berkano) I I I I I I I I I X X X X I X X X I X

Wisata alam bawah laut X I X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pengusahaan wisata selam X B X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pengusahaan wisata kapal selam X B X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pengusahaan wisata hookah

(underwater helmit) X B X X X X X X X X X X X X X X X X X

Wisata perahu I I I I I I I I I X X X X I I X X I I

Pengusahaan wisata alam

mangrove X X X X X X X X X X X X X B I X X I B

Pembuatan foto, video dan film I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Wisata perahu lambung kaca I I X I I I X X X X X X X X X X X X X

Wisata snorkeling I I X I I I I X X X X X X X X X X X X

Olahraga air (jetski, banana boat,

parasailing, underwater scutter ) X X B X X X X X X X X X X X X X X X X

Berselancar X X I I I I I X X X X X X X X X X X X

Wisata pancing X X X I I I I I I X X X X I I X X I X

Page 167: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KEGIATAN

KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

ZONA PARIWISATA ZONA

PERIKANAN BUDIDAYA

ZONA PERIKANAN TANGKAP

ZONA PELABUHAN

ZONA PENDARATAN

PESAWAT

ZONA BANDAR UDARA

ZONA PERGA- RAMAN

ZONA HUTAN

MANGROVE

ZONA PERTAM- BANGAN

ZONA ENERGI

ZONA PEMANFATAAN

LAINNYA

W- KP3K

W- ABL

W- OR

BD-BL PT-D PT-P PT-PD PL-DLK PL-WKO PP BU-OBU

BU-KP G-GR HM TB-PL EN-PLT LN-PP LN-NEL LN-JBH

Wisata ocean rafting X X B X B I B X X X X X X X X X X X X

Wisata menembak ikan

(spearfishing) X X X X B I B X X X X X X X X X X X X

Pangkalan kapal cruise X X B X B I B B I X X X X X X X X X X

Wisata pengamatan mamalia

laut I I I I I I I X X X X X X X I X X X X

Penempatan pontoon X B B B B B B B B B X X X B B B B X X

Lego jangkar X X X I I I I I I B X X X I I I X I X

Pembangunan fasilitas

pariwisata (akomodasi

pariwisata, restoran, dll)

X X X B I I I I I X X X X B I I X X X

Pembangunan dermaga wisata B B B I I I I B I B X X X B I I X I X

Penempatan fasilitas tambat

perahu/ boat/kapal B B B B B B B I B B X X X B B B X I X

Penangkapan ikan pelagis oleh

nelayan tradisional X X X X I I I I I X X X I I I X X I I

Penangkapan ikan demersal oleh

nelayan tradisional X X X X I I I I I X X X I I X X X I I

Penangkapan ikan karang X X X X I I I I I X X X X X X X X I I

Penangkapan ikan pelagis oleh

bukan nelayan tradisional X X X X I B B I I X X X X X X X X X X

Penangkapan ikan demersal oleh

bukan nelayan tradisional X X X X I I B I I X X X X X X X X X X

Pembangunan dermaga

perikanan X X X B B B B B B X X X X X X X X B X

Pemangkalan perahu nelayan X X X X I I I X I X X X X X X X X I X

Pemasangan/penempatan

rumpon dasar X X X X B B B X X X X X X X X X X X X

Pemasangan/penemlatan

rumpon permukaan X X X X X B B X X X X X X X X X X X X

Budidaya laut oleh pembudidaya

ikan kecil X X X I X X X X X X X X X X X X X X X

Budidaya laut oleh bukan

pembudidaya ikan kecil X X X B X X X X X X X X X X X X X X X

Budidaya laut dalam X X X B X B B X X X X X X X X X X X X

Pertambangan migas X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pertambangan pasir laut X X X X X X X X X X X X X X B I X X X

Pengambilan air laut dengan

pipa tetap B B B B B B B B B B B B B B X B X B B

Pengambilan air laut dengan B B B B B B B B B B B B B B B B X B B

Page 168: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KEGIATAN

KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

ZONA PARIWISATA ZONA

PERIKANAN BUDIDAYA

ZONA PERIKANAN TANGKAP

ZONA PELABUHAN

ZONA PENDARATAN

PESAWAT

ZONA BANDAR UDARA

ZONA PERGA- RAMAN

ZONA HUTAN

MANGROVE

ZONA PERTAM- BANGAN

ZONA ENERGI

ZONA PEMANFATAAN

LAINNYA

W- KP3K

W- ABL

W- OR

BD-BL PT-D PT-P PT-PD PL-DLK PL-WKO PP BU-OBU

BU-KP G-GR HM TB-PL EN-PLT LN-PP LN-NEL LN-JBH

pipa tidak tetap

Latihan militer I X B B B B B X X B B B I B B X X B B

Instalasi pembangkit energi

listrik terbarukan X B B B B B B B B B B B I B X I B B B

Pergaraman tradisional X X X X X X X X X X X X I X X X X X X

Industri garam X X X X X X X X X X X X I X X X X X X

Pembangunan pelabuhan X X X X X X X B B X X X X X X B X X X

Pembangunan pelabuhan

perikanan X X X X X X X X B X X X X X X X X X X

Tambat/labuh kapal X X X X I I I I I B X X X X X B X I X

Pengerukan laut X X X X X X X B B X B B X X B B X X X

Penimbunan laut X X X X X X X B B X B B X X B B X X X

Pendaratan pesawat terbang X X X X X X X X X B B B X X X X X X X

Pembuangan/pengaliran air

panas dari pembangkit listrik X X X X B B B B B B B B B X B B I I B

Pembuangan/pengaliran limbah X X X X B B B B B B B B B X B B I I B

Pembangunan struktur

pengamanan pantai (pemecah

gelombang, turap, krib)

B B B B B B B B B B B B B B B B B B B

Penempatan/pembangunan

sarana mitigasi bencana B B B B B B B B B B B B B B B B B B B

Penempatan fasilitas

keselamatan wisata bahari B B B B B B B B B B B B B B B B B B B

Penempatan/ pembangunan

sarana bantu navigasi B B B B B B B B B B B B B B B B B B B

Instalasi pipa dan kabel bawah

laut B B B B B B B B B B B B B B X X B B B

Alur pelayaran X X X I I I I I I X X X X X I I I I X

Segala kegiatan pemanfaatan

yang merusak baik dengan atau

tanpa alat dan/atau bahan

X X X X X X X X X X X X X X X X I I X

Kegiatan lainnya B B B B B B B B B X X X X B B B B B B

KEGIATAN

KAWASAN KONSERVASI KAWASAN STRATEGIS ALUR LAUT KAWASAN

SUCI LAUT

TN THR KKP KKM KSNT

ALUR PELAYARAN ALUR PIPA/KABEL

BAWAH LAUT ALUR MIGRASI

BIOTA

SARBAGITA DLM DT AP- ALKI

AP- PI

AP- PN

AP- PR

AP- PL

AP- TSS

APK- GM

APK- KL

APK- KT

AMB-MP

AMB- MM

KS

Page 169: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KEGIATAN

KAWASAN KONSERVASI KAWASAN STRATEGIS ALUR LAUT KAWASAN SUCI LAUT

TN THR KKP KKM KSNT

ALUR PELAYARAN ALUR PIPA/KABEL

BAWAH LAUT ALUR MIGRASI

BIOTA

SARBAGITA DLM DT AP- ALKI

AP- PI

AP- PN

AP- PR

AP- PL

AP- TSS

APK- GM

APK- KL

APK- KT

AMB-MP

AMB- MM

KS

Perlindungan mutlak habitat dan

populasi ikan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-u

ndan

gan

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

Perlindungan zona utama kawasan tempat suci

I I I I I I I I I I I I

Perlindungan mutlak titik-titik suci atau situs suci

I I I I I I I I I I I I

Pembangunan infrastruktur adat dan agama

I I I I I I X X X I I I

Perlindungan habitat dan populasi ikan I I I I I I I I I I I I

Penelitian dan pengembangan I I I I I I I I I I I I

Pendidikan I I I I I I I I I I I I

Ritual budaya dan keagamaan I I I I I I I I I I I I

Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan

populasi ikan I I I I I I I I I I I I

Wisata dan rekreasi pantai X X X X X X X X X I I I

Wisata dan rekreasi air (mandi, renang, berkano)

X X X X X X X X X I I I

Wisata alam bawah laut X X X X X X X X X I I I

Pengusahaan wisata selam X X X X X X X X X B B B

Pengusahaan wisata kapal selam X X X X X X X X X B B X

Pengusahaan wisata hookah (underwater helmit)

X X X X X X X X X B B B

Wisata perahu I I I I I I I I I B B I

Pengusahaan wisata alam mangrove X X X X X X B X X B B B

Pembuatan foto, video dan film I I I I I I I I I I I I

Wisata perahu lambung kaca X X X X X X X X X X X I

Wisata snorkeling

X X X X X X X X X I I I

Olahraga air (jetski, banana boat, parasailing, underwater scutter )

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai

kete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai

kete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai

kete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-

un

dan

gan

B X X X X X X X X X X B

Berselancar I X X X X X X X X I I I

Wisata pancing I I I I I I X X X I I I

Wisata ocean rafting I I I I I I X X X I I X

Wisata menembak ikan (spearfishing) X X X X X X X X X X X X

Pangkalan kapal cruise B B B B B B X X X B B X

Page 170: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KEGIATAN

KAWASAN KONSERVASI KAWASAN STRATEGIS ALUR LAUT KAWASAN SUCI LAUT

TN THR KKP KKM KSNT

ALUR PELAYARAN ALUR PIPA/KABEL

BAWAH LAUT ALUR MIGRASI

BIOTA

SARBAGITA DLM DT AP- ALKI

AP- PI

AP- PN

AP- PR

AP- PL

AP- TSS

APK- GM

APK- KL

APK- KT

AMB-MP

AMB- MM

KS

Wisata pengamatan mamalia laut I I I I I I X X X I I X

Penempatan pontoon B B B B B B X X X X X X

Lego jangkar I I I I I I X X X X X X

Pembangunan fasilitas pariwisata (akomodasi pariwisata, restoran, dll)

X X X X X X X X X X X X

Pembangunan dermaga wisata B B B B B B X X X B B B

Penempatan fasilitas tambat perahu/ boat/kapal

B B B B B B X X X X X B

Penangkapan ikan pelagis oleh nelayan

tradisional I I I I I I X I X I I X

Penangkapan ikan demersal oleh nelayan tradisional

I I I I I I X X X I I X

Penangkapan ikan karang I I I I I I X X X I I X

Penangkapan ikan pelagis oleh bukan nelayan tradisional

B B B B B B X X X B B X

Penangkapan ikan demersal oleh bukan nelayan tradisional

B B B B B B X X X B B X

Pembangunan dermaga perikanan B B B B B B X X X B B X

Pemangkalan perahu nelayan X X X X X X X X X X X X

Pemasangan/penempatan rumpon dasar

B B B B B B X X X X X X

Pemasangan/penemlatan rumpon permukaan

X X X X X X X X X I I X

Budidaya laut oleh pembudidaya ikan kecil

X X X X X X X X X X X X

Budidaya laut oleh bukan

pembudidaya ikan kecil X X X X X X X X X X X X

Budidaya laut dalam X X X X X X X X X X X X

Pertambangan migas X X X X X X X X X X X X

Pertambangan pasir laut X X X X X X X X X X X X

Pengambilan air laut dengan pipa tetap B B B B B B B B B B B B

Pengambilan air laut dengan pipa tidak tetap

B B B B B B B B B B B B

Latihan militer B B B B B B B B B B B X

Instalasi pembangkit energi listrik terbarukan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n

peru

ndan

g-u

ndan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-

un

dan

gan

Sesu

ai k

ete

ntu

an

pera

tura

n p

eru

ndan

g-

un

dan

gan

B B B B B B B B B B B B

Pergaraman tradisional X X X X X X X X X I I X

Industri garam X X X X X X X X X I I X

Pembangunan pelabuhan B B B B B B X X X X X X

Pembangunan pelabuhan perikanan B B B B B B X X X X X X

Tambat/labuh kapal B B B B B B X X X X X X

Pengerukan laut X X X X X X X X X X X X

Penimbunan laut X X X X X X X X X X X X

Page 171: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

KEGIATAN

KAWASAN KONSERVASI KAWASAN STRATEGIS ALUR LAUT KAWASAN SUCI LAUT

TN THR KKP KKM KSNT

ALUR PELAYARAN ALUR PIPA/KABEL

BAWAH LAUT ALUR MIGRASI

BIOTA

SARBAGITA DLM DT AP- ALKI

AP- PI

AP- PN

AP- PR

AP- PL

AP- TSS

APK- GM

APK- KL

APK- KT

AMB-MP

AMB- MM

KS

Pendaratan pesawat terbang B B B B B B X X X X X X

Pembuangan/pengaliran air panas dari pembangkit listrik B B B B B B B B B X X B

Pembuangan/pengaliran limbah B B B B B B B B B X X B

Pembangunan struktur pengamanan pantai (pemecah gelombang, turap, krib)

B B B B B B B B B B B B

Penempatan/pembangunan sarana mitigasi bencana B B B B B B B B B B B B

Penempatan fasilitas keselamatan wisata bahari B B B B B B B B B B B B

Penempatan/ pembangunan sarana bantu navigasi B B B B B B B B B B B B

Instalasi pipa dan kabel bawah laut B B B B B B B B B B B B

Alur pelayaran I I I I I I I I I I I I

Segala kegiatan pemanfaatan yang merusak baik dengan atau tanpa alat dan/atau bahan X X X X X X X X X X X X

Kegiatan lainnya B B B B B B B B B B B B

KETERANGAN :

I : Aktivitas yang dibolehkan

X : Aktivitas yang tidak dibolehkan

B : Aktivitas yang dibolehkan setelah memperoleh izin

W-KP3K : Subzona Wisata Alam Pantai/Pesisir Pulau-

Pulau Kecil

W-ABL : Subzona Wisata Alam Bawah Laut

W-OR : Subzona Olah Raga Air

BD-BL : Subzona Budidaya Laut

PT-D : Subzona Demersal

TB-PL : Subzona Pasir Laut

EN-PLT : Subzona Pembangkit Listrik

LN-PP : Subzona Penelitian dan Pengembangan

Kelautan dan Perikanan

LN-NEL : Subzona Pemangkalan Nelayan

LN-JBH : Subzona Jalan Bebas Hambatan

AP-ALKI : Alur Laut Kepulauan Indonesia

AP-PI : Alur Pelayaran Internasional

AP-PN : Alur Pelayaran Nasional

AP-PR : Alur Pelayaran Regional

AP-PL : Alur Pelayaran Lokal

AP-TSS : Traffic Separation Scheme

Page 172: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

PT-P : Subzona Pelagis

PT-PD : Subzona Pelagis dan Demersal

PL-DLK : Subzona DLKR dan DLKP

PL-WKO : Subzona WKOPP

PP : Zona Pendaratan Pesawat

BU-OBU : Subzona Operasi Bandar Udara

BU-KP : Subzona Keselamatan Operasional Penerbangan

GR-R : Subzona Garam Rakyat

HM : Zona Hutan Mangrove

TN : Taman Nasional

THR : Taman Hutan Raya

KKP : Kawasan Konservasi Perairan

KKM : Kawasan Konservasi Maritim

KSNT : Kawasan Strategis Nasional Tertentu

KSN : Kawasan Strategis Nasional

SARBAGITA : KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita

DLM : Daerah Latihan Militer

DT : Daerah Terbatas

APK-GM : Alur Pipa Minyak dan Gas

APK-KL : Alur Kabel Listrik

APK-KT : Alur Kabel Telekomunikasi

AMB-MP : Alur Migrasi Penyu

AMB-MM : Alur Migrasi Mamalia Laut

KS : Kawasan Suci Laut

GUBERNUR BALI,

WAYAN KOSTER

Page 173: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR …. TAHUN …. TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

INDIKASI PROGRAM RZWP-3-K PROVINSI BALI TAHUN 2020-2040

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

1 Zona Pariwisata

1.1 Penataan daya tarik wisata pantai 35 kawasan pantai

di 22 kecamatan

APBD Prov,

APBD Kab/ Kota

Dispar,

Pemkab, Pemkot

1.2 Pengembangan fasilitas daya

tarik wisata pantai

35 kawasan pantai

di 22 kecamatan

APBD Prov,

APBD Kab/

Kota, Badan Usaha,

Masyarakat

Dispar,

Pemkab,

Pemkot, Badan Usaha,

Masyarakat

1.3 Pengendalian pencemaran

dan/atau kerusakan

lingkungan pantai

35 kawasan pantai

di 22 kecamatan

APBD Prov,

APBD Kab/

Kota, Badan Usaha,

Masyarakat

DLHK, Pemkab,

Pemkot,

Badan Usaha, Masyarakat

1.4 Pengembangan aksesibilitas

wisata pantai

35 kawasan pantai

di 22 kecamatan

APBD Prov,

APBD Kab/

Kota

DPUPR-PKP,

Pemkab,

Pemkot,

1.5 Pengembangan wisata alam

bawah laut berdaya saing dan berkelanjutan

7 lokasi di 6 kecamatan APBD Prov,

Badan Usaha

Dispar, DKP,

Badan Usaha

1.6 Pengembangan fasilitas

keamanan dan keselamatan

wisata olahraga air

17 lokasi di 9 kecamatan APBD Prov,

Badan Usaha

Dispar, BPBD,

Badan Usaha

Page 174: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2 Zona Perikanan Budidaya

2.1 Perlindungan dan

pemberdayaan pembudidaya

ikan kecil

18 lokasi di 8 kecamatan APBD Prov,

APBD Kab

DKP

2.2 Promosi investasi budidaya laut 18 lokasi di 8 kecamatan APBD Prov DKP, DPM-

PTSP, KKP

2.3 Pengembangan akuabisnis

budidaya laut terpadu

18 lokasi di 8 kecamatan APBD Prov,

APBN, Badan Usaha

DKP, KKP,

Badan Usaha

2.4 Pengendalian pencemaran perairan

18 lokasi di 8 kecamatan

APBD Prov, Badan

Usaha

DKP, DLHK, Badan

Usaha,

Masyarakat

3 Zona Perikanan Tangkap

3.1 Perlindungan dan pemberdayaan nelayan keci

34 kecamatan APBN, APBD Prov, APBD Kab/ Kota

KKP, DKP, Pemkab, Pemkot

3.2 Diversifikasi dan pengembangan alat penangkapan ikan ramah

lingkungan

34 kecamatan APBN, APBD Prov, APBD

Kab/ Kota

KKP, DKP, Pemkab,

Pemkot

3.3 Peningkatan kemampuan

armada penangkapan ikan

34 kecamatan APBD Prov,

APBD Kab/ Kota, APBN

DKP, Pemkab,

Pemkot, KKP

3.4 Pengembangan sarana perbekalan dan logistik

perikanan tangkap

34 kecamatan APBD Prov, APBD Kab/

Kota, APBN

DKP, Pemkab, Pemkot, KKP

3.5 Peningkatan sarana pelabuhan perikanan

1 PPN, 2 PPI APBD Prov, APBN

DKP, KKP

3.6 Pembangunan pelabuhan

perikanan

6 PPI APBD Prov,

APBN

DKP, KKP

Page 175: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3.7 Adaptasi terhadap perubahan

iklim di bidang perikanan

tangkap

34 kecamatan APBD Prov,

APBD Kab/

Kota

DKP, Pemkab,

Pemkot

3.8 Pengawasan sumberdaya

kelautan dan perikanan

34 kecamatan APBD Prov,

APBN

DKP, KKP,

Masyarakat

4

Zona Pelabuhan

4.1 Pengembangan dan

pemeliharaan fasilitas pokok

dan fasilitas penunjang pelabuhan utama

1 Pelabuhan (Pelabuhan

Benoa)

APBN, BUMN Kemenhub,

BUMN

4.2 Pengembangan dan

pemeliharaan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang

pelabuhan pengumpul

3 Pelabuhan (Pelabuhan

Celukan Bawang, Padangbai, Tanah

Ampo)

APBN, BUMN Kemenhub,

BUMN

4.3 Pengembangan dan

pemeliharaan fasilitas

pelabuhan pengumpan

regional

3 Pelabuhan

(Pelabuhan

Gilimanuk, Sangsit,

Nusa Penida)

APBN

(Sumber

Pendanaan

APBD)

Kemenhub

4.4 Penyusunan Rencana Induk

Pelabuhan serta Rencana

DLKR- DLKP

20 Pelabuhan

(Banyuwedang,

Brombong, Labuhan

Lalang, Lovina,

Pegametan, Pemaron,

Penuktukan, Kedonganan, Tanjung

Benoa, Sanur, Serangan,

Pengambengan, Kubu,

Manggis, Labuhan Amed,

Bias Munjul, Kusamba,

Buyuk, Nusa Lembongan dan Mentigi

APBN, APBD

Prov, APBD

kab/ kota

Dishub,

Pemkab,

Pemkot

Page 176: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4.5 Penetapan lokasi pelabuhan 20 Pelabuhan

(Banyuwedang,

Brombong, Labuhan

Lalang, Lovina,

Pegametan, Pemaron, Penuktukan,

Kedonganan, Tanjung

Benoa, Sanur, Serangan,

Pengambengan, Kubu,

Manggis, Labuhan Amed, Bias Munjul,

Kusamba, Buyuk, Nusa

Lembongan dan Mentigi

APBD Prov,

APBD kab/

kota, APBN

(Sumber

Pendanaan APBD)

Dishub,

Pemkab,

Pemkot,

Kemenhub

4.6 Penetapan DLKR-DLKP

Pelabuhan Pengumpul

3 Pelabuhan (Pelabuhan

Celukan Bawang, Padangbai, Tanah

Ampo)

APBN Kemenhub

4.7 Penetapan DLKR-DLKP

Pelabuhan Pengumpan Regional

3 Pelabuhan

(Pelabuhan

Gilimanuk, Sangsit, Nusa Penida)

APBD Prov Dishub

4.8 Penetapan DLKR-DLKP

Pelabuhan Pengumpan Lokal

20 Pelabuhan

(Banyuwedang,

Brombong, Labuhan

Lalang, Lovina,

Pegametan, Pemaron,

Penuktukan, Kedonganan, Tanjung

Benoa, Sanur, Serangan,

Pengambengan, Kubu,

Manggis, Labuhan

Amed, Bias Munjul,

Kusamba, Buyuk, Nusa Lembongan dan Mentigi

APBD Kab/

Kota

Pemkab,

Pemkot

Page 177: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4.9 Pembangunan pelabuhan 20 Pelabuhan

Pengumpan Lokal

(Banyuwedang,

Brombong, Labuhan

Lalang, Lovina, Pegametan, Pemaron,

Penuktukan,

Kedonganan, Tanjung

Benoa, Sanur, Serangan,

Pengambengan, Kubu, Manggis, Labuhan

Amed, Bias Munjul,

Kusamba, Buyuk, Nusa

Lembongan dan Mentigi

APBD Prov,

APBD kab/

kota, APBN

Dishub,

Pemkab,

Pemkot,

Kemenhub

4.10 Pengembangan dan pemeliharaan

fasilitas pokok dan fasilitas penunjang pelabuhan

pengumpan

lokal

20 Pelabuhan (Banyuwedang, Brombong, Labuhan Lalang, Lovina, Pegametan, Pemaron, Penuktukan,

Kedonganan, Tanjung

Benoa, Sanur,

Serangan,

Pengambengan, Kubu,

Manggis, Labuhan Amed, Bias Munjul,

Kusamba, Buyuk, Nusa

Lembongan dan Mentigi

APBD Prov,

APBD kab/ kota, APBN

Dishub, Pemkab, Pemkot, Kemenhub

4.11 Penetapan lokasi dan

pengoperasian wilayah tertentu

di perairan yang berfungsi

sebagai pelabuhan

2 lokasi

(Kampung

Toyapakeh,

Tanjung

Sangiang)

APBD Kab,

APBN

Pemkab,

Kemenhub

4.12 Penetapan WKOPP 8 PPI (Air Kuning, Yeh Sumbul, Kedonganan,

Tanjung Benoa,

Serangan,

Batununggul,

Kusamba, Amed)

APBD Prov DKP

Page 178: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5 Zona Pendaratan Pesawat

5.1 Pembangunan sarana dan

prasarana pendaratan

pesawat terbang

1 lokasi (Goris) APBN, Badan

Usaha

Kemenhub,

Badan Usaha

6 Zona Bandar Udara

6.1 Perencanaan reklamasi 1 lokasi (Tuban) BUMN BUMN

6.2 Perizinan lokasi perairan dan

lokasi reklamasi

1 lokasi (Tuban) APBN, BUMN KKP, KLHK,

BUMN

6.3 Pelaksanaan reklamasi 1 lokasi (Tuban) APBN, BUMN BUMN

6.4 Mitigasi dampak lingkungan 1 lokasi (Tuban) APBN, BUMN KKP, KLHK,

KEMEN-PUPR, DKP, BUMN

7 Zona Pergaraman

7.1 Perlindungan dan

pemberdayaan pengerajin

garam tradisional

1 lokasi

(Gumbrih-

Pengeragoan)

APBD Prov DKP

8 Zona Hutan Mangrove

8.1 Pengembangan wisata alam

mangrove berbasis masyarakat

1 lokasi (Pejarakan dan

Sumberkima)

APBD Prov,

APBD Kab,

Masyarakat

Dispar, Pemkab,,

Masyarakat

8.2 Pemberdayaan masyarakat di

bidang pengusahaan wisata alam mangrove

1 lokasi (Pejarakan dan

Sumberkima)

APBD Prov,

APBD Kab, Masyarakat,

LSM

Dispar,

Pemkab, Masyarakat,

LSM

Page 179: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

8.3 Rehabilitasi mangrove 1 lokasi (Pejarakan dan

Sumberkima)

APBD Prov,

Masyarakat,

LSM

DKP, Dishut,

Masyarakat,

LSM

9 Zona Pertambangan

9.1 Pelaksanaan

pengawasan

pengusahaan pasir laut

2 lokasi (Selat Bali dan

Samudera Hindia)

APBN KKP

9.2 Mitigasi dampak lingkungan

akibat penambangan pasir

2 lokasi (Selat Bali dan

Samudera Hindia)

APBD Prov,

APBN, Badan

Usaha

Disnaker-

ESDM, DLHK,

KKP, Badan

Usaha

10 Zona Energi

10.1 Pencegahan dan

penanggulangan pencemaran perairan akibat operasional

pelabuhan batubara dan

operasional PLTU

1 lokasi (Celukan

Bawang)

APBD Prov,

Badan Usaha

DLHK, Badan

Usaha

11 Zona Pemanfaatan Lainnya

11.1 Desiminasi hasil litbang

kelautan dan perikanan

2 lokasi (Gondol, Tigaron) APBN KKP

11.2 Pemberdayaan masyarakat

sekitar lokasi litbang

2 lokasi (Gondol, Tigaron) APBN KKP

11.3 Pengembangan Sarana

pemangkalan nelayan

34 kecamatan APBD Prov,

APBD

kab/kota, Masyarakat

DKP, Pemkab,

Pemkot,

Masyarakat

Page 180: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

11.4 Rehabilitasi ekosistem di sekitar

jalan bebas hambatan

1 Lokasi (Teluk Benoa) APBD Prov DLHK, DKP

B RENCANA KAWASAN KONSERVASI

1 Kawasan Konservasi Perairan

1.1 Pencadangan KKP 1 KKP (Bali Selatan : Kab.

Badung dan Kota

Denpasar)

APBD Prov DKP, Biro

Hukum

1.2 Penyusunan Rencana

Pengelolaan dan Zonasi KKP

3 KKP (Melaya, KKP

Perancak, KKP Bali Selatan)

APBD Prov,

LSM, PT

DKP, LSM, PT

1.3 Penetapan KKP 5 KKP (KKP Kab.

Karangasem, KKP Kab.

Buleleng, KKP Melaya,

KKP Perancak, KKP Bali

Selatan

APBD Prov,

APBN

DKP, Biro

Hukum, KKP

1.4 Penataan Batas KKP 5 KKP (KKP Kab.

Karangasem, KKP Kab.

Buleleng, KKP Melaya,

KKP Perancak, KKP Bali

Selatan

APBD Prov,

APBN

DKP, KKP

1.5 Penguatan kelembagaan

KKP

6 KKP (KKP Nusa Penida,

KKP Kab. Karangasem, KKP Kab. Buleleng, KKP

Melaya, KKP Perancak,

KKP Bali Selatan

APBD Prov,

APBN

DKP, KKP

1.6 Penguatan pengelolaan

sumber daya KKP

6 KKP (KKP Nusa Penida,

KKP Kab. Karangasem,

KKP Kab. Buleleng, KKP Melaya, KKP Perancak,

KKP Bali Selatan

APBD Prov,

APBN, LSM,

Badan Usaha

DKP, KKP, LSM,

Badan Usaha

Page 181: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1.7 Penguatan sosial, ekonomi

dan budaya

6 KKP (KKP Nusa Penida,

KKP Kab. Karangasem,

KKP Kab. Buleleng, KKP

Melaya, KKP Perancak,

KKP Bali Selatan

APBD Prov,

APBN, LSM,

Badan Usaha

DKP, KKP, LSM,

Badan Usaha

2 Kawasan Konservasi Maritim

2.1 Penyusunan dan penetapan

rencana pengelolaan dan peraturan zonasi KKM

1 Lokasi (KKM Teluk

Benoa)

APBD Prov DKP, Biro

Hukum

2.2 Penataan batas serta sosialisasi 1 Lokasi (KKM Teluk

Benoa)

APBD Prov DKP

2.3 Pemantapan pengelolaan KKM 1 Lokasi KKM (KKM Teluk

Benoa)

APBD Prov,

LSM, PT,

Masyarakat

DKP, LSM, PT,

Masyarakat

2.4 Peningkatan sosial, ekonomi

dan budaya masyarakat

sekitar KKM

1 Lokasi KKM (KKM Teluk

Benoa)

APBD Prov,

LSM, PT,

Masyarakat

DKP, LSM, PT,

Masyarakat

C KAWASAN STRATEGIS

1 Kawasan Strategis Nasional Tertentu

1 Perencanaan KSNT 1 lokasi (Nusa Penida) APBN KKP

2 Pemberdayaan masyarakat di

KSNT

1 lokasi (Nusa Penida) APBN KKP

3 Pembangunan infrastruktur di

KSNT

1 lokasi (Nusa Penida) APBN KemenPUPR,

Kemenhub

4 Pelestarian lingkungan hidup di

KSNT

1 lokasi (Nusa Penida) APBN KLHK, KKP

5 Pengawasan dan perlindungan di

KSNT

1 lokasi (Nusa Penida) APBN TNI AL

2 Kawasan Strategis Nasional

2.1 KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita

Page 182: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Perencanaan KSN 1 Kawasan (Denpasar,

Badung, Gianyar,

Tabanan)

APBN KKP

2 Pemantapan pengelolaan KSN 1 Kawasan (Denpasar,

Badung, Gianyar,

Tabanan)

APBN Kementerian/

Lembaga

2.2 Daerah Latihan Militer

1 Pengembangan komunikasi

dan informasi kegiatan

latihan militer

1 lokasi (Kab. Buleleng) APBN TNI AL

2.3 Daerah Terbatas

1 Pengembangan komunikasi

dan informasi daerah

terbatas

2 lokasi

(Candikusuma,

Gilimanuk)

APBN, TNI AL

D ALUR LAUT

1 Alur Pelayaran

1.1 Pengawasan pelaksanaan Hak

Lintas Alur Laut Kepulauan oleh kapal asing

1 lokasi (Selat Lombok) APBN Mabes TNI dan

TNI AL

1.2 Penyelenggaraan alur pelayaran

meliputi perencanaan,

pembangunan, pengoperasian,

pemeliharaan, dan pengawasan

4 lokasi (Selat Bali,

Laut Bali, Selat

Lombok, Selat Badung)

APBN Kemenhub

1.3 Pengembangan sarana bantu

navigasi pelayaran

4 lokasi (Selat Bali, Laut

Bali, Selat Lombok, Selat

Badung)

APBN Kemenhub

2 Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut

2.1 Pengamanan instalasi pipa

bawah laut

1 lokasi (Teluk Benoa) BUMN Pertamina

2.2 Pengamanan instalasi kabel

listrik bawah laut

2 lokasi (Selat Bali, Selat

Badung)

BUMN PLN

Page 183: GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR … · Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi

Pelaksana

TAHAP I (Tahun ke)

TAHAP II (Tahun ke)

TAHAP III (Tahun ke)

TAHAP IV (Tahun ke)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2.3 Pengamanan instalasi

kabel telekomunikasi

bawah laut

3 Lokasi (Selat Bali, Selat

Badung, Laut Bali)

APBN, BUMN,

Badan Usaha

Kemenkominfo,

BUMN, Badan

Usaha

3

Alur Migrasi Biota

3.1 Perlindungan alur migrasi biota 4 lokasi (Selat Bali, Laut

Bali, Selat Lombok, Samudera Hindia)

APBN, APBD

Prov, LSM

KKP, DKP, LSM

E KAWASAN SUCI LAUT

2.1 Perencanaan pengelolaan calon

Kawasan Suci Laut

8 Lokasi Kawasan Suci

Laut

APBD Prov DKP

2.2 Pengawasan dan Pengendalian

Pemanfaatan Kawasan Suci Laut

8 Lokasi Kawasan Suci

Laut

APBD Prov,

APBD Kab

DKP, DISBUD,

Pemkab/Pemkot, Masyarakat

2.3 Perlindungan Kawasan Suci Laut 8 Lokasi Kawasan Suci

Laut

APBD Prov,

APBD Kab

DKP, DISBUD,

Pemkab/ Pemkot,

Masyarakat

2.4 Peningkatan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar

Kawasan Suci Laut

8 Lokasi Kawasan Suci Laut

APBD Prov, APBD Kab

DKP, Pemkab/

Pemkot

GUBERNUR BALI,

WAYAN KOSTER