globalisasi dan proses pemikiran negara berkembang

Upload: aceh-unabhaengigkeitsbewegung-kaempfer

Post on 05-Apr-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Globalisasi Dan Proses Pemikiran Negara Berkembang

    1/2

    Globalisasi dan Proses Pemikiran Negara Berkembang

    by line: Hasbi Aswar

    Setelah perang dunia dua negara-negara yang ada di eropa hancur lebur dari segala aspek,

    ekonomi, militer dan politik. Ini yang menjadikan negara-negara Eropa yang dominan adalahnegara colonial dan memiliki daerah jajahan diberbagai belahan dunia terpaksa harus keluardari wilayah-wilayah jajahannya. Kemudian berdirilah negara-negara baru di benua Afrika,Asia dan Amerika.Tentunya sebagai negara-negara yang baru berdiri mereka butuh sesuatu untuk membangunnegaranya untuk menunjang pembangunan negaranya. Di sinilah amerika serikatmengirimkan agen-agennya untuk mempengaruhi pemikiran pemimpin negara-negara yangbaru berdiri ini untuk bekerjasama dengan Amerika Serikat. Hal ini diungkap dengan jelasoleh seorang mantan agen atau disebut bandit ekonomi, yang bernama John Perkins dalambukunya, Confession of an Economic Hitman.Dalam bukunya Perkins mengungkap perselingkuhan korporasi, pemerintah dan intelektualuntuk menguasai sebuah negara. para intelektual-intelektual tersebut mendatangi setiapnegara-negara yang baru merdeka; memperkenalkan konsep pembangunan denganmelakukan pembangunan infrastruktur sebanyak-banyaknya , jalan raya, pelabuhan, bandarapembangkit listrik dsb.Negara-negara yang kemudian menyetujui hal tersebut akan diberikan hutang dari institusikeuangan global, IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia. Hutang inipun tidak secaragratis diberikan tapi diikuti dengan berbagai persyaratan-persyaratan atau disebut StructuralAdjustment Program . Program penyesuaian struktural dimana setiap negara penghutangharus tunduk pada aturan-aturan liberalisme; pengurangan peran negara dalam pengelolaansumber dayanya, membuka usaha-usaha milik negara untuk dimiliki oleh pihak swasta,

    Privatisasi, merevisi undang-undang yang dianggap menghambat korporasi, deregulasi danbanyak lagi kebijakan-kebijakan lainnya. sampai saat ini pola-pola kerja Amerika Serikatdalam berekspansi secara ekonomi dengan cara-cara tadi.Negara Berkembang terjebak Permainan Globalisasi KapitalismeDi Meksiko, tahun 1982 Meksiko mengumumkan bahwa negaranya krisis utang, dimanameksiko tidak mampu lagi membayar utangnya. Maka, Meksiko mengundang IMF untukmemberikan bantuan atasnya. Saat itu IMF memberikan sekitar 3,9 miliar dollar As denganpersyaratan yang telah dibuat oleh lembaga ini seperti, reformasi pasar, pemotongan subsididan privatisasi.Sejak tahun 1983 meksiko sudah memprivatisasi sekitar 1000 BUMNya hal ini sangatmenyiksa masyarakat meksiko karena mereka harus membeli produk swasta yang pasti

    mengejar keuntungan. Dalam hal pemotongan subsidi. Masyarakat Meksiko rela untukmeninggalkan profesinya sebagai petani jagung karena pemerintah tidak lagi memberikanbantuan yang memadai bagi mereka. Juga, serbuan produk jagung yang murah dari AS yangsudah disubsidi membuat produk lokal tidak bersaing.Di Afrika lain lagi ceritanya, sebagai negara-negara yang terkenal dengan tingkat penderitaAIDS yang sangat tinggi negara-negara di Afrika, negara ini mau tidak mau harus menerimatawaran dari lembaga-lemabaga donor internasional dan yang pasti kesepakatan-kesepakatantentang Structural adjustment program tidak pernah ketinggalan.Pembayaran hutang saja oleh negara-negara Afrika itu sudah menguras sebagian darianggaran pembelanjaan negara. Tanzania sebagai salah satu negara di Afrika, delapan persenrakyatnya menderita AIDS, tahun 1993 tanzania harus membayar sekitar 3,1 persen produk

    domestic brutonya untuk pembayaran hutang dan hanya 1,3 persen untuk layanan kesehatan.Dalam penerapan kebijakan-kebijakan yang lain seperti pengurangan subsidi, hal ini juga

  • 8/2/2019 Globalisasi Dan Proses Pemikiran Negara Berkembang

    2/2

    semakin memperparah kondisi negara-negara di Afrika. Pengurangan subsidi pertanian diZimbabwe telah menaikkan harga pangan di negara tersebut sehingga masyarakat harusmengurangi jatah makan mereka menjadi dua kali sehari. Ini sangat membuat masyarakatmenjadi malnutrisi dan semakin memperbesar kemungkinan AIDS akan terus mewabah .salah seorang direktur AIDS PBB, Dr. Peter Piot mengatakan bahwa penyesuaian struktural

    meningkatkan masalah-masalah tertentu bagi pemerintah karena kebanyakan dari factor-faktor yang memicu wabah AIDS adalah juga factor-faktor yang terkena dampak programpenyesuaian struktural.Di Indonesia sebagai salah satu negara di Asia dan bersahabat baik dengan rezim kapitalismeglobal hingga saat ini jelas terlihat seberapa besar pengaruh dari structural adjustmentprogram terhadap negara ini. awal-awal naiknya penguasa orde baru ke kursi kekuasaannyapemerintah baru ini dengan segera berpaling dan sangat pro terhadap kebijakan liberalismeyang ditawarkan oleh Amerika Serikat. Maka, pada tahun 1967 di sebuah pertemuan diGenewa, Swiss disponsori oleh sebuah korporasi besar, Long Life Corporation, disitulahIndonesia dibagi-bagi oleh para pemilik korporasi besar tersebut. Salah satunya adalahgunung emas di Papua yang diberikan kepada PT. Freeport Mc Moran.

    Setelah itu berbagai kebijakan-kebijakan kemudian saling susul- menyusul ke Indonesiaapalagi setelah krisis moneter 1998 dimana Indonesia harus kembali meminta petunjuk kelembaga keuangan internasional, IMF. Indonesia semakin harus memberikan segala yang adadi dirinya untuk dinikmati oleh orang-orang asing dengan alasan hutang yang bersyarat.Undang-Undang Penanaman Modal ASing, Undang-Undang Privatisasi, Undang-UndangSistem Pendidikan Nasional, kebijakn ekspor impor kesemuanya tidak lepas darikepentingan-kepentingan kapitalisme global. Hasilnya adalah indonesia yang kaya rayahingga saat ini masih berkubang dalam lumpur hidup yang terus menerus menghisap danakan membunuhnya. Hingga saat ini jumlah orang miskin di Indonesia yang menurut standarBank Dunia US$ 2/perhari mencapai seperdua dari masyarakat Indonesia yang ada saat ini.belum lagi pelayanan sosial masyarakat, Pendidikan, kesehatan, dsb kesemuanya sangatmemperihatinkan bagi kita sebagai orang Indonesia .Globalisasi yang membawa nafas kapitalisme saat ini ternyata tidak memberikan dampakpositif apa-apa bagi negara-negara berkembang utamanya dalam hal pembangunan ekonomidan pelayanan sosial bagi masyarakat.