globalisasi dan kebangkitan khilafah islamiyah dalam ... · pdf fileprogram studi pemikiran...

147
GLOBALISASI DAN KEBANGKITAN KHILAFAH ISLAMIYAH DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN HIZBUT TAHRIR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Rosi Selly NIM: 103033227826 PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FISAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./ 2008 M.

Upload: lamtuong

Post on 04-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

GLOBALISASI DAN KEBANGKITAN KHILAFAH ISLAMIYAH

DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN

HIZBUT TAHRIR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Rosi Selly NIM: 103033227826

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FISAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H./ 2008 M.

Page 2: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

GLOBALISASI DAN KEBANGKITAN KHILAFAH ISLAMIYAH

DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN

HIZBUT TAHRIR

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: Rosi Selly

NIM: 103033227826

Di Bawah Bimbingan

Ahmad Bakir Ihsan NIP: 150 326 915

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FISAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H./ 2008 M.

Page 3: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah

Islamiyah dalam Perspektif Pemikiran Hizbut Tahrir” telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Januari 2008. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Program

Strata Satu (S1) pada Program Studi Pemikiran Politik Islam.

Jakarta, 16 Januari 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Drs. Agus Darmaji, M.Fils. Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag. NIP: 150262447 NIP: 150270808 Penguji I, Penguji II, Dra. Haniah Hanafie, M.Si. Idris Thaha, M.Si. NIP: 150299932 NIP: 150317723

Pembimbing

Ahmad Bakir Ihsan, M.Si. NIP: 150326915

Page 4: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya memberikan potensi keilmuan dan wawasan kepada penulis.

Salawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan, panutan, nabi akhir zaman

Muhammad SAW. Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam Perspektif

Pemikiran Hizbut Tahrir”. Skripsi ini disusun untuk untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (SI) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu memperlancar proses penyusunan

skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. selaku rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Amin Nurdin, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Agus Darmadji, M.Fils. dan Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh,

M.Ag. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pemikiran Politik Islam

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ahmad Bakir Ihsan, M.Si. selaku dosen pembimbing atas

kesabaran, kritik, dan saran-saran yang diberikan kepada penulis selama

menyusun skripsi ini.

Page 5: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

5. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Pemikiran Politik

Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

atas segala ilmu pengetahuan yang diberikan selama proses belajar.

6. Keluarga tercinta. Papa (Drs. M. Abduh Sandiah) dan Mama (Rosyani)

atas segala motivasi, dukungan moril, materil, serta doa restu yang

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Bang Ui, Poni,

dan ‘dede’ Fina tersayang yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan

tugas akhir ini.

7. Kawan-kawan prodi Pemikiran Politik Islam, khususnya angkatan 2003,

sahabat-sahabat di Laboratorium Politik Islam (LPI) Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Shahibah Yuliani, Bawono

Kumoro, Ahmad Alfajri, Arya Fernandes, Muamar Lutfi Harun, Subairi,

Hafiz, dan Siti Suraidah. Serta para sahabat yang berjasa dalam

memberikan referensi yang penulis butuhkan: Abdul Rahman, Selly

Elviana (HTI), Bahtera Alam Wijaksono, Endi Ubaedillah, dan Irvan Ali

Fauzi.

8. Muhammad Ismail Yusanto, selaku Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia

atas kesediaannya memberikan informasi serta data yang penulis

butuhkan.

9. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan

Utama Universitas Indonesia, Perpustakaan DKI, dan Perpustakaan CSIS

Jakarta. Terima kasih banyak atas pinjaman bukunya.

Page 6: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Skripsi ini tentu bukanlah sebuah karya yang sempurna dan bebas dari

kesalahan. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa

mendatang sangat penulis nantikan.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya bagi

para pegiat kajian pemikiran politik Islam.

Ciputat, 01 Januari 2008

Rosi Selly

Page 7: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………... i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iv

PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………………….... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ……………………………............. 8

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………...... 8

D. Metode Penelitian ………………………………………………….. 9

E. Sistematika Penulisan …………………………………………...... 11

BAB II GAMBARAN UMUM TEORI GLOBALISASI DAN SEPUTAR

TEORI KHILAFAH ISLAMIYAH

A. Gambaran Umum Teori Globalisasi

1. Definisi Globalisasi …………..………………………………. 11

2. Globalisasi Dalam Lintasan Sejarah ..………………………... 16

3. Ciri-Ciri Globalisasi ……..………………………………….... 20

4. Bidang-Bidang Globalisasi ..…………………………………. 22

B. Seputar Teori Khilafah Islamiyah

1. Definisi Khilafah Islamiyah

2. Sejarah Khilafah Islamiyah

Page 8: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

BAB III PROFIL HIZBUT TAHRIR

A. Latar Belakang Berdirinya ……………………………………….. 46

B. Konsepsi Politik Hizbut Tahrir …………………………………... 53

C. Gerakan Politik Hizbut Tahrir ……………………………………. 58

BAB IV GLOBALISASI DAN KEBANGKITAN KHILAFAH ISLAMIYAH

DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN HIZBUT TAHRIR

A. Makna Globalisasi bagi Hizbut Tahrir …………………………… 75

1. Bentuk Imperialisme Paling Mutakhir ……………………….. 77

2. Wujud Kapitalisme Modern ………………………………….. 79

3. Hegemoni Politik Tunggal Amerika Serikat …………………. 81

B. Relasi Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah ................ 91

1. Globalisasi Sebagai Indikator

Kebangkitan Khilafah Islamiyah……………………………… 91

2. Khilafah Islamiyah sebagai Solusi Alternatif

bagi Kemelut Globalisasi …………………………………… 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..…….……………………………………………… 128

B. Saran ...…………………………………………………………... 140

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 141

LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 147

Page 9: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia kini sedang dihadapkan pada upaya transformasi menuju

globalisasi. Baik individu, kelompok, maupun sebuah kesatuan negara yang

berdaulat, tidak satu pun yang dapat mengelak dari proyek besar bertaraf

internasional ini. Segala macam aspek kehidupan seperti ekonomi, politik,

hukum, dan sosial budaya bahkan peradaban pun terkena dampak yang cukup

nyata dari proyek globalisasi ini. Sebagian masyarakat menganggap sistem

yang berasal dari dunia Barat ini sebagai prospek, dan sebagian masyarakat

lain merasa cemas karenanya, dan mungkin sebagian masyarakat lainnya

bersifat acuh tak acuh terhadap tema besar ini, meskipun pada kenyataannya,

baik secara langsung maupun tak langsung mereka telah merasakan

dampaknya.

Bagaimana pun globalisasi adalah sebuah bentuk orientasi baru yang

lahir atas respon dari teori dan praktik modernisasi. Globalisasi merupakan

sebuah konsep yang berasal dari perkembangan sistem di Barat, maka ide-ide

di luar dunia Barat tidak punya pilihan kecuali menyesuaikan dengan ide

Barat ini. Kemunculannya berbarengan dengan kemunculan paham Neo-

Liberalisme di Amerika Serikat, tepatnya pada pertengahan 1980-an.

Globalisasi yang menekankan pada privatisasi, anti intervensi negara dalam

Page 10: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

ekonomi, dan kepercayaan absolut pada mekanisme pasar ini,

diimplementasikan lewat badan-badan dunia seperti World Trade

Organization (WTO), International Monetery Fund ( IMF), dan World Bank

atau Bank Dunia.

Globalisasi yang menandakan bahwa tidak ada kejadian di planet kita

yang terbatas hanya pada situasi lokal satu negara, bahwa semua temuan,

kemenangan, dan bencana mempengaruhi seluruh dunia, mungkin merupakan

sisi positif dari globalisasi. Namun, proyek besar bertaraf internasional ini,

ternyata telah membuat cemas banyak negara. Kecemasan yang paling besar

telah menghinggapi kawasan negara-negara berkembang dan negara-negara

miskin. Banyak negara yang berdaulat kini layaknya macan ompong (baca:

tidak berdaya) menghadapi proyek globalisasi ini. Kebanyakan dari mereka

tidak bisa mengelak darinya kerena globalisasi membawa kekuatan besar

seperti legitimasi internasional, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, dan lain sebagainya.

Namun demikian sebagian masyarakat dunia yang merasa cemas terhadap

sistem globalisasi ini, tetap melakukan protes-protes berupa demonstrasi

massal khususnya ketika terdapat event pertemuan tingkat tinggi organisasi

global seperti WTO atau IMF.

Kecemasan mereka bukannya tak beralasan. Paling tidak ada dua hal

dominan yang menjadi kegelisahan utama mereka. Yang pertama yaitu karena

globalisasi menerapkan sistem ekonomi kapitalis, dan yang kedua karena

melihat ideologi neo-liberal yang menopangnya. Kedua hal tersebut menjadi

ancaman bagi eksistensi negara-negara miskin dan berkembang yang

Page 11: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

terkelompokkan ke dalam negara Dunia Ketiga.

Yang pertama merujuk pada konsep kapitalisme yang berorientasi

pada bagaimana memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan

meminimalisir kerugian, serta mengakumulasi modal. Ketika orientasi

tersebut telah tercapai, maka pemilik modal akan dengan sendirinya memiliki

otoritas politik dan kekuasaan. Hal tersebut tentu sangat membuat resah

sebagian besar negara-negara di Dunia Ketiga. Asumsinya adalah ketika

modal yang sudah jelas kepemilikannya didominasi oleh perusahaan-

perusahaan multinasional yang sebagian besar berpusat di wilayah negara-

negara maju, sebut saja Amerika Serikat, tentu melalui mekanisme globalisasi

pendapatan mereka akan semakin meningkat, mereka menjadi semakin kaya,

dan leluasa menghegemoni kehidupan negara lain, guna merealisasikan

kepentingan mereka. Sedangkan negara-negara miskin dan berkembang akan

tetap pada kategori dan berstatus sebagai negara dengan ”tangan di bawah”

dan bergantung pada kebijakan negara-negara Adi Daya. Pada tahun-tahun

awal bergulirnya program globalisasi, negara-negara industri yang jumlah

penduduknya hanya 26 % dari penduduk dunia ternyata menguasai lebih dari

78 % produksi, menguasai 81 % perdagangan dunia, 70 % pupuk, dan 87 %

persenjataan dunia. Sementara 74 % penduduk di Asia, Afrika, dan Amerika

Latin yang dimasukkan ke dalam Dunia Ketiga, hanya menikmati sisanya,

yakni seperlima produksi dan kekayaan dunia.1

Untuk alasan yang kedua, menyangkut ideologi neo-liberal yang

menopang globalisasi, masyarakat dunia ketiga melihatnya sebagai ancaman

1 Arief Budiman, Pembangunan dalam Krisis: Teori Pembangunan Dunia Ketiga

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 113-120.

Page 12: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

lebih luas pada peradaban mereka. Ideologi ini secara umum dipahami

sebagai ide yang membawa nilai hak dan kebebasan individual melalui

mekanisme pasar bebas, menjunjung tinggi rasionalitas, dan mendistorsi peran

agama dalam masyarakat dan politik. Dengan adanya globalisasi, maka

gerbang bagi penyebarluasan paham ini di berbagai penjuru dunia semakin

terbuka lebar. Padahal tiap negara yang berdaulat memiliki batasan nilai dan

landasan moral tersendiri, yang tidak bisa begitu saja menerima nilai-nilai

baru.

Kedua faktor utama tersebutlah yang secara umum mengusik

ketenangan negara-negara Dunia Ketiga. Hizbut Tahrir meneropong proyek

globalisasi ini sebagai salah satu bentuk neo-imperialisme. Hizbut Tahrir

menyebutnya sebagai bentuk penjajahan baru negara-negara Adi Daya

terhadap negara-negara Dunia Ketiga, dan lebih spesifiknya lagi penjajahan

terhadap negara-negara berbasis Islam.

Hizbut Tahrir adalah partai politik Internasional yang berdiri sejak

tahun 1953. Partai politik ini dipelopori dan dibangun berdasarkan paradigma

pemikiran Taqiyuddin an-Nabhani. Dahulu Hizbut Tahrir tampil sebagai

kekuatan politik revolusioner yang menentang rezim Daulah Utsmaniyah yang

dianggapnya lalim. Kini mereka tampil sebagai kekuatan politik reaksioner

yang dihadapkan pada kemelut globalisasi. Di satu sisi mereka menilai

globalisasi dan segala nilai-nilai yang dibawa oleh Barat telah gagal membawa

kesejahteraan serta perdamaian pada masyarakat dunia. Namun di sisi lain

mereka menilai dan mungkin meramalkan bahwa globalisasi merupakan salah

satu indikator kebangkitan khilafah Islamiyah. Pandangan mereka setidaknya

Page 13: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

telah dirumuskan oleh Beck yang menyatakan bahwa globalitas atau

globalisasi berarti denasionalization dan berarti pula bangkitnya organisasi

transnasional dan mungkin negara transnasional.2

Di mata kelompok Hizbut Tahrir, khilafah Islamiyah yang merupakan

bentuk dari negara transnasonal adalah sistem yang khaffah atau sempurna.

Khilafah Islamiyah adalah sistem pemerintahan Islam yang menegakkan

hukum berdasarkan syariat Islam kepada rakyatnya, dan menjalani misi

dakwah (dengan hujjah) dan jihad ke seluruh penduduk dunia.3 Sejarah Islam

klasik mencatat bahwa sistem khilafah Islamiyah pernah tegak berdiri dan

berkuasa selama kurang lebih 13 abad lamanya, yaitu sejak masa kekhilafahan

Abu Bakar As-Shiddiq, yaitu pada 632 M, dan berakhir pada masa

kekhilafahan Utsmani, yaitu pada tahun 1924.

Kini, tema kebangkitan khilafah Islamiyah yang menekankan pada

bagaimana menegakkan serta menerapkan syariat Islam di seluruh penjuru

dunia, menjadi tema sentral perjuangan kelompok Hizbut Tahrir. Dalam

pandangan partai politik internasional yang membentuk kekuatan politik

regional di Indonesia ini, khilafah Islamiyah menjadi sistem yang rasional

untuk di terapkan, ketika melihat dampak globalisasi yang menyebabkan

meningkatnya homogenitas. Mereka mengambil contoh, bagaimana dollar

dijadikan mata uang internasional, atau bahasa Inggris dijadikan bahasa

internasional, atau terbentuknya Uni Eropa yang menunjukkan integritas

negara-negara Eropa. Lantas mengapa sistem khilafah Islamiyah yang

2 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern. Penerjemah

Alimandan (Jakarta: Kencana, 2004), h.593. 3 Saefuddin Zuhri, ed., Menjemput Kembalinya Sang Khalifah (Jakarta: NizhamPress,

2007), h. 15-16.

Page 14: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mempunyai kekuasaan sentral mustahil terwujud? Apa lagi, menurut mereka,

globalisasi juga berdampak pada terciptanya ketidakadilan terhadap Islam

dalam berbagai bentuk, seperti subordinasi, marginalisasi, stereotype atau

pelabelan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh kasus bagaimana Amerika dan

sekutunya telah melabelkan keidentikan gerakan fundamentalisme Islam

dengan terrorisme. Hal tersebut, secara langsung maupun tidak langsung,

semakin menyudutkan posisi Islam di mata internasional.

Mungkin benar jika dikatakan bahwa globalisasi dapat melanggengkan

propaganda Amerika terhadap negara-negara Muslim. Asumsi itu didasarkan

dengan melihat beberapa kasus yang menimpa negara-negara Muslim.

Kebungkaman internasional terhadap serangan Amerika atas Irak tahun 2003

dengan alasan terdapat senjata pemusnah massal, yang ternyata belum terbukti

keberadaannya, adalah salah satu buktinya. Sebelumnya pasca serangan di

menara kembar World Trade Center (WTC), Amerika Serikat, pada 11

September 2001, Afganistan telah menjadi bulan-bulanan invasi negara yang

dikenal dengan sebutan negeri Paman Sam ini, dengan alasan untuk mencari

markas Al-Qaida yang mereka klaim sebagai jaringan terroris internasional.

Kebijakan-kebijakan internasional Amerika terhadap negara-negara berbasis

Islam, cenderung tidak adil, menekan, dan banyak mengintervensi serta

menghegemoni segala aspek kehidupan bernegara. Sebagai contoh terdekat

bagaimana mereka mengawasi secara ketat kurikulum beberapa pesantren di

Indonesia.

Bagi para penentangnya, globalisasi dapat memperparah krisis

nasional di negara-negara Dunia Ketiga. Di Indonesia, asumsi mereka

Page 15: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

didasarkan pada fakta bahwa sejak sistem globalisasi resmi masuk pada tahun

1998 melalui LOI (Letter of Intent) yang ditandatangani oleh Presiden

Soeharto, dan Camdessus, mewakili IMF, krisis moneter mulai melanda

Indonesia. Globalisasi telah mengawali krisis nasional yang berkepanjangan,

dari mulai penghapusan subsidi pupuk dan BBM, hingga liberalisasi sektor

migas yang dilakukan melalui Undang-Undang Migas tahun 2001 yang

memuat pasal penghentian peran monopoli Pertamina mulai tahun 2005.

Penghapusan subsidi itu ternyata berujung pada masuknya perusahaan asing di

dalam bisnis migas di Indonesia.

Contoh lain dari dari makin merasuknya paham neo-liberal ke tubuh

ekonomi Indonesia adalah Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air (SDA). Undang-Undang itu dalam banyak pasal membuka peluang

terjadinya privatisasi sektor air, sekaligus memungkinkan pengalihan fungsi

air secara fundamental dari fungsi publik yang bersifat sosial menjadi fungsi

komoditas yang bersifat komersial. Juga perlu dicatat kebijakan pemerintah

Indonesia yang tetap memperpanjang kontrak dengan Exxon Mobil di ladang

migas di Blok Cepu yang dikabarkan mempunyai cadangan sebanyak 1,2

miliar barel, yang semestinya kontrak itu berakhir.

Berdasarkan gambaran kemelut nasional yang dirasakan secara

internasional oleh negara-negara Islam tersebut, maka menurut Hizbut Tahrir

solusinya adalah kembali kepada sistem Islam yang benar. Sistem Islam yang

mempu meng-counter segala kepentingan umat, dengan cara menegakkan

syariat Islam di bawah kepemimpinan Khilafah Islamiyah. Dengan adanya

perasaan senasib seperti itu, dan melihat makna homogenitas dari globalisasi,

Page 16: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

maka Hizbut Tahrir menganggap tidaklah utopis bila Khilafah Islamiyah

bangkit dan ditegakkan di muka bumi ini.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian dengan judul: ”Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah

Islamiyah dalam Perspektif Pemikiran Hizbut Tahrir.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Karena tema globalisasi adalah tema yang umum dan luas terutama

ditekankan pada masalah ekonomi global, maka pada skripsi ini penulis lebih

membatasi permasalahan pada globalisasi dalam perspektif politik. Globalisasi

tampil sebagai sebuah sistem yang mampu menciptakan hegemoni politik

tunggal. Selanjutnya menarik keterkaitan antara globalisasi dengan

kebangkitan khilafah Islamiyah sebagai sebuah sistem pemerintahan

transnasional.

Lebih jelasnya, penulis merumuskan beberapa pertanyaan untuk

membatasi ruang pembahasan skripsi, yaitu antara lain:

1. Bagaimana konsep globalisasi menurut pemikiran Hizbut Tahrir ?

2. Bagaimana hubungan globalisasi dengan kebangkitan khilafah

Islamiyah dalam perspektif pemikiran Hizbut Tahrir ?

C. Tujuan Penelitian

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk meneliti:

1. Konsep globalisasi menurut pemikiran Hizbut Tahrir .

Page 17: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

2. Hubungan globalisasi dengan kebangkitan khilafah Islamiyah dalam

perspektif pemikiran Hizbut Tahrir.

D. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan dan tujuan penelitian,

maka penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Untuk

memperoleh data-data yang mendukung objek penelitian, maka dilakukan

teknik pengumpulan data antara lain dengan: penelitian kepustakaan,

wawancara, dan observasi.

1. Penelitian kepustakaan, dilakukan dengan menelaah buku-buku,

majalah-majalah, artikel-artikel, dan berbagai surat kabar dan data yang

diperoleh dari internet yang penulis anggap relevan dengan pokok

permasalahan.

2. Wawancara, dilakukan dengan mewawancarai narasumber yang

berkompeten dan representatif untuk menjawab permasalahan dan tujuan

dalam penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan H. M.

Ismail Yusanto. Beliau adalah juru bicara Hizbut Tahrir di Indonesia.

3. Observasi, dilakukan dengan cara mengikuti secara langsung

kegiatan, aktivitas, serta gerakan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir di

Indonesia, yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Metode pembahasan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis yaitu

dengan mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh. Kemudian

menganalisisnya secara proporsional sehingga akan nampak jelas rincian

jawaban atas persoalan yang berhubungan dengan pokok permasalahannya,.

Page 18: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Untuk pedoman penulisan skripsi, penulis menggunakan buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”, terbitan

CeQDA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis, maka penulis menyusunnya

ke dalam lima bab.

Bab I merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan. Pada bab ini dipaparkan secara umum permasalahan

globalisasi serta mengapa penulis mengangkat Hizbut Tahrir dalam tema ini

dan secara singkat terdapat gambaran umum tentang makna kebangkitan

khilafah Islamiyah.

Bab II adalah gambaran umum teori globalisasi dan seputar teori

khilafah Islamiyah. Pada gambaran umum teori globalisasi akan dijelaskan

mengenai definisi, sejarah, ciri-ciri, serta bidang-bidang globalisasi. Pada

pembahasan seputar teori khilafah Islamiyah, akan dijelaskan mengenai

definisi serta lintasan sejarahnya.

Bab III merupakan profil Hizbut Tahrir yang mencakup latar belakang

berdirinya, konsepsi politik Hizbut Tahrir, dan gerakan politik Hizbut Tahrir.

Bab IV terdapat globalisasi dan kebangkitan khilafah Islamiyah dalam

perspektif pemikiran Hizbut Tahrir yang memaparkan makna globalisasi bagi

Hizbut Tahrir, dan relasi globalisasi dan kebangkitan khilafah Islamiyah.

Terdapat tiga makna globalisasi bagi Hizbut Tahrir, yaitu pertama sebagai

Page 19: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

bentuk imperialisme paling mutakhir, wujud kapitalisme moderen, dan

hegemoni politik tunggal Amerika Serikat. Sedang yang dimaksud relasi

globalisasi dan kebangkitan khilafah Islamiyah dalam perspektif pemikiran

Hizbut Tahrir adalah globalisasi sebagai indikator kebangkitan khilafah

Islamiyah dan khilafah Islamiyah sebagai solusi alternatif bagi kemelut

globalisasi.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Secara

ringkas penulis menyimpulkan pandangan Hizbut Tahrir tentang relasi

globalisasi dan kebangkitan Khilafah Islamiyah. Bahwa globalisasi sebagai

indikator kebangkitan khilafah Islamiyah dan Khilafah Islamiyah sebagai

solusi alternatif bagi kemelut globalisasi. Saran inovatif baik bagi tema

maupun bagi Hizbut Tahrir pun mengiringi bab penutupan ini.

Page 20: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

B. Seputar Teori Khilafah Islamiyah

1. Definisi Khilafah Islamiyah

Istilah khilafah Islamiyah memiliki beberapa pengertian yaitu

perwakilan, pergantian, atau jabatan khalifah. Istilah ini sebenarnya berawal

dari kata Arab “khalf” yang berarti wakil, pengganti, dan penguasa, dan ada

yang mengemukakan bahwa kata “kh-l-f خالف( ) dalam berbagai bentuknya

mengandung makna yang menyempit yaitu berselisih, menyalahi janji, yang

kemudian melahirkan kata khilafah dan khalifah.4

Dalam sejarah Islam istilah khilafah pertama kali digunakan ketika

Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama setelah Nabi Muhammad Saw

meninggal dunia. Dalam pidato pelantikannya Abu Bakar menyebut dirinya

sebagai Khalifah Rasulillah dalam pengertian pengganti Rasulullah dalam

mengurusi bidang kenegaraan.

Dalam perkembangannya, konsep khilafah menjadi ciri dari golongan

Sunni. Rukun utama dalam pengangkatannya adalah ijma’ yaitu konsensus

atau kesepakatan bersama dan bay’ah atau sumpah setia umat kepada khalifah

agar berpegang teguh kepada syariah.

Setidaknya ada tiga teori mengenai dasar-dasar pembentukan khilafah

yaitu: pertama, khilafah wajib hukumnya berdasarkan syariah atau

berdasarkan atas wahyu, pendapat ini didukung leh Abu Hasan al-Asyari.

Kedua, mendirikan khilafah hukumnya fardu kifayah atau wajib kolektif

4 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997) Cet. Keempat, h. 361-363. Dalam kamus tersebut makna kata yang berasal dari kata kh-lf ( خالف)sebagai berikut. Berselisih (اإلختلف) Menyalahi janji الخلف( ) dan Penggantian ) الخالفة )

Page 21: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

berdasarkan ijma dan konsensus, pendapat ini didukung oleh al-Maududi. Dan

ketiga, mendirikan kekhilafahan kewajibannya harus disandarkan pada

pertimbangan akal sebagaimana yang dikemukakan oleh kaum Mu’tazilah.5

Dasar untuk melegitimasi sistem pemerintahan Islam yang disebut

Khilafah Islamiyah, termaktub dalam ayat-ayat al-Quran. Ayat-ayat tersebut

oleh sebagian tokoh agama, alim ulama, atau para fuqaha diinterpretasikan

atau ditafsirkan sebagai ayat yang bersifat politis. Ayat al-Quran yang

dimaksud antara lain:

1. al-Quran surah al-Baqarah/2:30

وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالوا أتجعل

فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك

لا تعلمون(٣٠)قال إني أعلم ما Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi “. Mereka berkata: “mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

2. al-Quran Surah al-An’am/6:165

وهو الذي جعلكم خلائف الأرض ورفع بعضكم فوق بعض درجات

(١۶۵)ليبلوآم في اب وإنه لغفور رحيمما ءاتاآم إن ربك سريع العق Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa

5 Kamaruzzaman, Relasi Islam dan Negara: Perspektif Modernis dan Fundamentalis,

(Magelang: Indonesiatera, 2001), h. 30-31.

Page 22: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

derajat, untuk menguji mu tentang apa yang diberikan-Nya kepada mu.Sesungguhnya Tuhan mu amat cepat siksanya, dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang”.

3. al-Quran Surah an-Nur/24: 55

وعد الله الذين ءامنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض

آما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم

ا يعبدونني لا يشرآون بي شيئا ومن آفر وليبدلنهم من بعد خوفهم أمن

أولئك هم بعد ذلك ف الفاسقون(۵۵) Artinya: “ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh diantara kamu bahwa Dia akan menganugrahkan kepada mereka khalifah di bumi, sebagaimana dianugrahkan-Nya kepada orang-orang yang sebelum mereka.

4. al-Quran Surah Fathir/35:39

هو الذي جعلكم خلائف في الأرض فمن آفر فعليه آفره ولا يزيد

(٣٩)الكافرين ن آفرهم إلا هم إلا مقتا ولا يزيد الكافريآفرهم عند رب

خسارا Artinya: “ Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi barang siapa yang kafir maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya…”

Ayat-ayat di atas ditafsirkan sebagai ayat politik yang kemudian

dijadikan dalil mengenai wajibnya kekhilafahan karena di dalamnya

mengandung kata “khalf” (خلف) dalam berbagai bentuknya.

Page 23: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Menurut Dawam Raharjo, khalifah (خليفة) yakni kepala negara dalam

pemerintahan islam, memang merupakan istilah al-Quran. Tetapi dalam al-

Quran kata ini memiliki banyak arti atau interpretasi. Oleh karenanya ayat-

ayat yang mengandung pengertian khalifah tersebut tidak dapat dijadikan

dasar hukum mengenai wajibnya mendirikan suatu khalifah atau kekuasaan

politik. Menurut Dawam, Allah telah mengisyaratkan satu konsep tentang

manusia, yaitu sebagai khalifah. Khalifah adalah sebuah fungsi yang diemban

manusia berdasarkan amanat yang diterimanya dari Allah Swt. Amanat ini

pada intinya adalah tugas mengelola bumi secara bertangung jawab, dengan

menggunakan akal yang telah dianugrahkan Allah kepadanya.6

Sementara itu Quraish Shihab seorang ulama Tafsir Quran Indonesia,

dalam memahami kata khalifah dalam Q.S al-Baqarah /2:30 mengemukakan

unsur-unsur kekhalifahan yang dimaksud adalah:

1. Bumi atau wilayah

2. Khalifah (yang diberi kekuasaan politik atau mandataris)

3. Hubungan antara pemilik kekuasaan dengan wilayah dan hubungan

dengan pemberi kekuasaan.7

Sementara itu At-Tabarri dalam menafsirkan kata khalifah sebagai

suatu kaum yang anggota-anggotanya mengganti para pendahulunya.

Abu A’-la Al-Mududi yang menggagas teori teodemokrasi dalam

Islam memandang kekhalifahan menuntut adanya ketaatan antara yang diberi

(manusia) dengan yang memberi (Tuhan).

Maududi juga menekankan bahwa kekhalifahan harus berisi

6 M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi al-Quran: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci ,(Jakarta: Paramadina, 1996), h.363-364.

7 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, ( Bandung: Mizan, 1999), h. 424.

Page 24: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

kepatuhan, dan kepatuhan itu tidak lain adalah kepada sang pencipta dan

sistem pemerintahan yang memalingkan diri dari Allah Swt menjadi sistem

yang lepas dan bebas memerintah dengan dan untuk dirinya sendiri adalah

pemberontakan atau kudeta melawan sang Pencipta.8

Sementara Muhammad Rasyid Ridha seorang ulama dan politikus

kenamaan mendefinisikan Khilafah, Imamah, dan Imarah sebagai tiga kalimat

yang bermakna satu, yaitu kepemimpinan negara Islam yang meliputi

kemaslahatan dunia dan agama.9

Taqiyuddin an-Nabhani memaknai khalifah sebagai seseorang yang

diserahi tugas untuk memimpin umat lebih lanjut ia menegaskan:

Khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan dan kekuasaan, serta dalam menetapkan hukum-hukum syara, karena Islam telah menjadikan pemerintahan dan kekuasaan tersebut menjadi milik umat khalifah hanyalah orang yang diangkat oleh kaum Muslimin karena itu, faktanya adalah bahwa khalifah merupakan wakil umat dalam masalah pemerintahan dan kekuasaan serta dalam menetapkan hukum syara, oleh karena itu tidak ada seorang khalifah pun kecuali setelah bai’at umat.10

2. Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah

Sejarah kekhilafahan dimulai sejak Nabi Muhammad Saw wafat.

Setelah Rasulullah wafat dan lama setelahnya istilah-istilah yang dimunculkan

untuk sebutan kepada pemimpin Umat Islam adalah: Khalifah, Imam, Amirul

8 Abdul A’la al-Maududi, Al-Khilafah wa-al Mulk, (Terj.) Khilafah dan Kerajaan,

(Bandung: Mizan,1996), h. 58. 9 Al-Hasjmy, Dimana Letaknya Negara Islam, (Bina Ilmu, 1984) h.153. 10 Taqiyuddin an-Nabhani, Nidhamul hukumi Fil Islam (Terj.) Sitem Pemerintahan Islam:

Doktrin Sejarah Empirik, (Bangil Jatim: Al-Izzah, 1997) h.65.

Page 25: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mukminin, Hakkimul mukminin (penguasa orang-orang mukmin), Raisul

mukminin (pemimpin kaum muslimin), Sultanul Muslimin (penguasa kaum

muslimin),11 dan ada juga yang menggunakan sebutan Amir, sementara yang

lain menggunakan kata Syah sebagaimana yang terjadi di Iran.

Praktek kekhalifahan selama enam abad pertama Islam dapat di bagi

ke dalam tiga periode utama: (1) Khulafa ar-Rasyidun di Madinah (632-661

M); (2)kekhalifahan Bani Umayyah (661-750M) di Damaskus; dan (3)

kekhalifahan Bani Abbasiyyah (750-1258 M) di Baghdad.12 Sedangkan

sisanya adalah zaman Utsmaniyyah Turki di Istambul (1299-1924M).

Dalam sejarah Islam tercatat yang pertama mengguanakan kata

khalifah secara resmi adalah Abu Bakar as-Shiddiq (632-634 M), tugas yang

diembannya adalah penguasa temporal (dunia) dan penguasa religius (akhirat)

tugas yang sama juga dilakukan kepada Umar bin Khattab (634-644 M),

Usman bin Affan (644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (656-661 M) yang

selanjutnya dikenal sebagai al-Khulafa al-Rasyiddin. Dimana pemilihan

khalifah bisa dikatakan sangat demokratis untuk ukuran saat itu. Sepanjang

sejarah peradaban Islam, masa kekhalifahan adalah masa kemajuan Islam.

Pada masa itu tidak ada sistem politik Islam yang baku. Kekhilafahan di

jalankan sesuai dengan konteks situasi kondisi politik pada zaman

kekhilafahan masing-masing. Hal itu dapat digambarkan dari perjalanan

politik masing-masing khalifah.

Selama 2 tahun kekuasaan yang dijalankan khalifah Abu Bakar,

sebagaimana masa Rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif

11 Ibid., h. 106. 12 John L.Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?, Alih bahasa: Alwiyyah

Abdurrahman, (Bandung: Mizan, 1996), h.41.

Page 26: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Meskipun demikian, Abu Bakar

selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah. Sedangkan Umar

ibn Khathab yang memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan

orang-orang beriman) menjalankan roda pemerintahan dengan memisahkan

lembaga yudikatif dengan lembaga ekselutif. Untuk itu ia membentuk

lembaga peradilan. Selama 10 tahun Umar melakukan ekspansi kekuasaan di

sekitar jazirah Arab, Palestina, Syiria, dan sebagian besar wilayah Persia dan

Mesir. Banyak kebijakan baru yang di jalankan seperti pengaturan

administrasi yang mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama

di Persia. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban , jawatan kepolisian di

bentuk , demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait

al-Mal , menempa mata uang dan menciptakan tahun Hijrah.13

Pada masa Usman yang terkenal lemah lembut, jasanya tampak dalam

membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dengan

mengatur pembagian air kekota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan ,

jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas mesjid Nabi di Madinah.

Namun selama 12 tahun berkuasa, banyak rakyat kecewa terutama pada

kebijakan sang Khalifah yang mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi

dalam pemerintahan.

Pada masa Ali ibn Abi Thalib, situasi politik sedang tidak stabil.

Namun beliau tetap menjalankan roda pemerintahan secara demokratis.

Selama 6 tahun masa pemerintahannya Ali menghadapi banyak pergolakan

poltik. Setelah menduduki jabatan khalifah Ali memecat para gubernur yang

13 Dr. Badri Yatim M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 38.

Page 27: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

diangkat oleh Usman. Beliau juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan

Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada

negara dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-

orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Kekhilafahan selanjutnya mengalami pergeseran makna pada masa

dinasti Umayyah (651-750 M). Pergeseran tersebut paling tidak bisa di lihat

dari dua hal; pertama pemilihan khalifah tidak lagi melalui cara yang

”demokratis” dalam arti melibatkan suara rakyat, tetapi melalui wilayatul

ahdi, pengangkatan putra mahkota yang ditentukan sebelumnya oleh khalifah

yang berkuasa. Kedua , khalifah lebih terfokus pada masalah politik,

sementara masalah agama diserahkan kepada ulama yang menguasai masalah-

masalah agama . Berbeda dengan khalifah sebelumnya yang merupakan ahli

agama yang menetapkan hukum keagamanan berdasarkan ijtihad mereka baik

sendiri maupun bersama-sama. Namun demikian khilafah bani Umayyah

mampu melakukan ekspansi besar-besaran baik di Timur maupun Barat,

wilayah kekuasaan Islam meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina,

jazitah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang

sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.14

Sistem monarki dalam pemerintahan islam dimulai pada khalifah

Muawiyah yang mengangkat putranya Yazid bin Muawiyah dengan jalan

kekerasan sebagai waliyul’ahdi (putra mahkota).

Pada masa dinasti Abbasiyah, kebijakan-kebijakan yang diterapkan

lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari

14 Ibid., h. 44.

Page 28: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

pada perluasan wilayah yang pada masa khilafah Bani Umayyah gencar

dilakukan. Namun dalam memaknai khalifah, Dinasti Abbasiyah tidak jauh

berbeda dengan dinasti sebelumnya , peranan khalifah semakin mengalami

penurunan disamping meneruskan ciri monarki absolut dan diperparah dengan

penambahan kata yang dimaksud untuk ”meninggikan” derajat seorang

khilafah.

Pada masa khalifah al-Mansur (754-775 M) kata ”khalifah” sudah

mengalami perubahan makna yang cukup mendasar, khalifah sudah

berkonotasi Khalifatullah yang berarti pengganti atau wakil Allah di muka

bumi, dan menamakan dirinya sebagai Sultanullah fi al-Ardh (penguasa Tuhan

di muka bumi.). Pada konteks ini kita bisa melihat makna khalifah menjadi

simbol atau legitimasi religius dalam aktivitas perpolitikan. Dengan demikian

karisma khalifah semakin bertambah dimasyarakat, karena dirinya sebagai

wakil atau pengejawantahan Tuhan di bumi yang harus ditaati sepenuhnya

oleh masyarakat dan pejabat-pejabat dibawahnya , dalam hal ini jelas bahwa

dinasti Abbasiyyah di pengaruhi oleh kebudayaan Persia yang menganggap

raja sebagai titisan suci dari Tuhan (Devide right of King). Namun di tengah

kemunduran makna khalifah tersebut, pada masa Al-Mahdi perekonomian

mulai meningkat dengan peningkatan disektor pertanian, dan pertambangan.

Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun

al-Rasyid (786-809 M) dan ptranya Al-Ma’mun (813-833 M) yang membawa

umat Islam pada tingkat kemakmuran yang tertinggi.

Peranan khalifah lebih menurun drastis lagi pada masa sultan Buwaihi

(945-1055 M) , Saljuk (1063-1194 M), Khawarizme (1199-1258 M) atas

Page 29: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Dinasti Abbasiyah. Pada masa itu, peranan khalifah lebih bersifat boneka atau

simbol saja karena kekuatan dan kekuasaan sultan dapat memaksakan segala

kehendaknya kepada khalifah.

Setelah Abbasiyah hancur , muncullah kerajaan Usmani yang

kemudian di kenal dengan Khilafah Usmaniyyah. Pendiri dinasti ini adalah

bangsa Turki dari kabilah Oghuz, ketika kerajaan Usmani sudah mencapai

puncak kemajuannya, kerajaan Syafawi baru berdiri di Persia, yang dalam

perkembagannya sering mengalami bentrok dengan kerajaan Turki Usmani

dan salah satunya dilatarbelakangi oleh kerajaan Syafawi yang menyatakan

Syiah sebagai mazhab negara. Setelah seperempat abad berdirinya kerajaan

Syafawi berdiri pula kerajaan Mughal di India.

Jadi setelah runtuhnya dinasti Abbasiyah, kekhilafahan Islam semakin

”terkoyak” meninggalkan bentuk aslinya sebagaimana dilakukan Nabi dan

pengganti setelahnya yang dikenal dengan sebutan al-Kulafa al-Rasyidun.

Dinasti Usmaniyah yang pernah berkuasa kurang lebih enam abad dan

pernah di segani Eropa akhirnya mendapatkan pukulan yang mematikan dari

Kemal Attaturk dengan mendirikan Republik Turki pada tahun 1923 M dan

menghapus jabatan khalifah pada tanggal 3 Maret 1924 M dengan demikian

gelar kekhalifahan dalam arti politik hilang dari percaturan internasional.

Di samping itu, runtuhnya kekhalifahan di Turki juga disebut-sebut

karena sifat munafik kaum muslimin itu sendiri. kekhalifahan dianggap harus

ditaati oleh semua kaum Muslimin , tetapi pada kenyataannya hanya orang-

orang Turki sajalah yang setia kepadanya, dalam hal ini Mustafa Kemal

mengemukakan beberapa saat sebelum dihapuskan kekhalifahan:

Page 30: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Kita telah menjunjung tinggi khalifah sesuai dengan tradisi yang kita

hormati. Kita menghormati khalifah, kita penuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Saya tambahkan bahwa di seluruh dunia Muslim hanya bangsa Turki-lah satu-

satunya bangsa yang secara efektif menjamin kepenghidupan khalifah, mereka

yang mengemukakan gagasan khalifah universal sebegitu jauh telah menolak

untuk menerima sumbangan apapun , jadi apa sebenarnya yang mereka

inginkan? Apakah mereka menghendaki agar hanya orang Turki yang

memilkul beban lembaga ini.15

Kejengkelan Mustafa Kemal inilah salah satunya yang menjadi

penyebab pada langkah berikutnya yaitu dihapuskannya kekhalifahan.

Demikianlah masa-masa kejayaan Islam di bawah pemerintahan Islam

yang berbentuk Khilafah Islamiyah telah runtuh oleh berbagai faktor baik

internal maupun eksternal. Namun banyak kalangan yang masih mengenang

romantisme kejayaan Islam dimasa lalu itu , dan berusaha untuk mewujudkan

kembali sistem tersebut dengan berbagai cara. Perwujudan keinginan yang

sebatas pada tataran konseptual, kemudian terimplementasikan oleh sebagian

kelompok islam kedalam bentuk berbagai pergerakan-pergerakan baik yang

bersifat politik, sosial, kultur, maupun ekonomi. Namun tak jarang gerakan-

gerakan kebangkitan ini mendapat tantangan, ancaman, bahkan intimidasi dari

kekuasaan politik yang ingin memasung segala gerak langkah politik islam.

Tantangan yang nyata tampak pada diri umat islam sendiri, maupun pihak

Barat yang kini menguasai perpolitikan dunia.

15 Hamid Enayat, Modern Islamic Thought: The Respon of thr Syi’I and Sunni Muslim to

the Twentieth Century (terj.)nAsep Hikmah, (Bandung: Pustaka, 1998), h. 82-83.

Page 31: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

BAB III

PROFIL HIZBUT TAHRIR

A. Latar Belakang Berdirinya Hizbut Tahrir

Menurut John L. Esposito pada pertengahan abad ke-20, sejarah Islam

didominasi oleh dua tema: (1) imperialisme Eropa; dan (2) perjuangan untuk

mencari kemerdekaan dari penjajah.16 Merdekanya negeri-negeri muslim dari

dunia Barat pada akhirnya melahirkan kecenderungan-kecenderungan

ideologis yang dapat digolongkan ke dalam empat jenis. Pertama, tradisional

Islami, yang diwakili oleh ulama-ulama konservatif dan pembela status quo.

Kedua, sekuler nasionalis, yang diwakili oleh pegawai-pegawai negeri tingkat

tinggi, tokoh-tokoh militer dan kaum minoritas muslim yang telah mengalami

westernisasi. Ketiga, reformis radikal Islami, yang mencerminkan pandangan

sementara kelas menengah maupun kelas menengah ke bawah yang sedikit-

banyaknya juga mengalami modernisasi. Keempat, komunis, yang didukung

oleh kebanyakan kelas bawah, tetapi pada umumnya kemudian kehilangan

daya tarik di dalam masyarakat muslim.17

Kecenderungan-kecenderungan ideologis tersebut pada intinya

menentang penjajahan yang berlaku atas negara-negara mereka oleh

imperialisme Barat. Kecenderungan ideologis tersebut kemudian melahirkan

16 John L. Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?. Penerjemah Alwiyah

Abdurrahman dan MISSI (Bandung: Mizan,1996), h. 59. 17 M. Amien Rais, Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta (Bandung: Mizan,1999), h.

137.

Page 32: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

gerakan-gerakan sosial politik yang berjuang menentang penjajahan. Di antara

gerakan sosial-politik Islam lahir di awal abad ke-20 adalah Ikhwanul

Muslimun pada 1928 yang dipelopori Sayyid Hasan al-Bana di Mesir,

kemudian menyusul Jama’at Islami pada 21 Agustus 1941 yang didirikan oleh

Sayyid Abul `Ala al-Maududi. Keduanya lahir dengan motif yang sama yaitu.

menentang segala bentuk penjajahan dan mengembalikan kehidupan bangsa

Arab ke jalan yang Islami.18

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1953, Hizbut Tahrir

didirikan di al-Quds, Jerussalem.19 Pendirinya adalah Syeikh Taqiyuddin an-

Nabhani (1909-1979). Tokoh yang bernama lengkap Syekh Muhammad

Taqiyyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf An-Nabhani ini,

dilahirkan di daerah Ijzim tahun 1909. Ayahnya adalah seorang pengajar ilmu-

ilmu syariah di Kementerian Pendidikan Palestina. Ibunya juga menguasai

beberapa cabang ilmu syariah. Dalam suasana keagamaan yang kental seperti

itu, tentu berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan pandangan

hidupnya. Terbukti, Syekh Taqiyyuddin telah hafal Al-quran dalam usia amat

muda, yaitu 13 tahun. Pengaruh dari sang kakek, Syekh Yusuf An-Nabhani,

seorang hakim terkemuka, juga tak kalah besar. Syekh Taqiyyuddin makin

mengerti masalah politik, di mana kakeknya pernah punya hubungan erat

dengan para penguasa Daulah Utsmaniyah saat itu. Dia pun banyak belajar

dari majelis-majelis dan diskusi-diskusi fikih yang diselenggarakan oleh sang

18 Lebih jelas lihat Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam

Politik Islam: Perbandingan Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Jama’at-Islami (Pakistan) (Jakarta:Paramadina,l999), h. 86.

19 Secara etimologis Hizbut Tahrir bermakna partai (حزب ) pembebasan تحرير ( ). Lihat kamus Arab Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997) Cet. Keempat, h. 351-353.

Page 33: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

kakek. Kecerdasan dan kecerdikan Syekh Taqiyyuddin yang nampak saat

mengikuti majelis-majelis ilmu tersebut telah menarik perhatian kakeknya.

Oleh karenanya, kakeknya itu memandang perlu mengirim Syekh

Taqiyyuddin ke Al-Azhar untuk melanjutkan pendidikan ilmu syariah. Hingga

kemudian sebelum menamatkan sekolah menengahnya di Akka, dia berangkat

ke Kairo meneruskan pendidikan di Al-Azhar.

Syekh Taqiyyuddin masuk kelas Tsanawiyah Al-Azhar pada tahun

1928 dan tak lama meraih ijazah dengan predikat sangat memuaskan. Lalu dia

melanjutkan studi di Kulliyah Darul Ulum yang saat itu merupakan cabang

Al-Azhar. Kuliahnya di Darul Ulum tuntas tahun 1932. Pada tahun yang sama

dia menamatkan kuliahnya di Al-Azhar Asy Syarif, di mana para

mahasiswanya dapat memilih beberapa syaikh Al-Azhar dan menghadiri

halaqah-halaqah mereka mengenai bahasa Arab, dan ilmu-ilmu syari’ah

seperti fiqih, ushul fiqih, hadits, tafsir, tauhid (ilmu kalam), dan sejenisnya.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Syekh Taqiyyuddin An-

Nabhani kembali ke Palestina dan bekerja di Kementerian Pendidikan

Palestina sebagai guru di sebuah sekolah menengah atas di Haifa. Di samping

itu juga mengajar di Madrasah Islamiyah di Haifa.

Di sinilah lambat laun dia menyaksikan kuatnya pengaruh imperialis

Barat dalam bidang pendidikan, yang ternyata lebih besar dari pada bidang

peradilan, terutama peradilan syariah. Oleh sebab itu dia memutuskan untuk

menjauhi bidang pengajaran dan mulai mencari pekerjaan lain yang pengaruh

peradaban Barat-nya relatif lebih sedikit. Dia lantas mendapat pekerjaan di

Mahkamah Syariah yang dipandangnya merupakan lembaga yang menerapkan

Page 34: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

hukum-hukum syara’. Ternyata banyak kawannya yang pernah sama-sama

belajar di Al-Azhar bekerja di sana. Dengan bantuan mereka, Syekh

Taqiyyuddin diangkat sebagai sekretaris di Mahkamah Syariah Beisan, lalu

dipindah ke Thabriya.

Pada 1940, dia diangkat sebagai musyawir (asisten kadi) hingga 1945,

yakni saat dia dipindah ke Ramallah menjadi qadly di Mahkamah Ramallah

sampai tahun 1948. Namun setelah itu, dia keluar dari Ramallah menuju Syam

sebagai akibat jatuhnya Palestina ke tangan Yahudi. Pada tahun 1948 itu pula,

sahabatnya Al-Ustadz Anwar Al-Khatib mengirim surat yang isinya

memintanya kembali ke Palestina untuk diangkat sebagai kadi di Mahkamah

Syariah Al-Quds. Syekh Taqiyyuddin mengabulkan permintaan itu dan

kemudian diangkatlah dia sebagai kadi di Mahkamah Syariah Al-Quds tahun

1948. Kemudian, oleh Kepala Mahkamah Syariah dan Kepala Mahkamah

Isti’naf saat itu, Al-Ustadz Abdul Hamid As Sa’ih, ia diangkat sebagai

anggota Mahkamah Isti’naf, sampai tahun 1950.

Pada tahun 1951, Syekh Taqiyyuddin mendatangi kota Amman untuk

menyampaikan ceramah-ceramahnya kepada para pelajar Madrasah

Tsanawiyah di Kulliyah Ilmiyah Islamiyah. Hal ini terus berlangsung sampai

awal tahun 1953, ketika dia mulai sibuk dalam Hizbut Tahrir, yang telah

dirintisnya antara tahun 1949 hingga 1953.

Sejak remaja dia memang sudah memulai aktivitas politiknya karena

pengaruh kakeknya, yang pernah terlibat diskusi-diskusi dengan tokoh-tokoh

pembaharuan Islam, seperti Muhammad Abduh serta para pengikut ide

pembaharuan lainnya yang mengusung dan menuntut perubahan terhadap

Page 35: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Daulah Utsmaniyah. Di samping itu, dia juga melakukan berbagai perdebatan

dengan para ulama Al-Azhar mengenai apa yang harus dilakukan dengan

serius untuk membangkitkan umat Islam. Ketika Syekh An-Nabhani

menjalankan tugasnya di Kementerian Pendidikan Palestina, dia sudah

memberikan kesadaran kepada para muridnya dan orang-orang yang ditemui,

mengenai situasi yang ada saat itu. Dia membangkitkan perasaan geram dan

benci terhadap penjajah Barat dalam jiwa mereka, di samping memperbaharui

semangat mereka untuk berpegang teguh terhadap Islam. Ketika pindah

pekerjaan ke bidang peradilan, dia pun mengadakan kontak dengan para

ulama yang dia kenal dan ditemui di Mesir. Kepada mereka Syaikh An-

Nabhani mengajukan ide untuk membentuk sebuah partai politik yang

berasaskan Islam untuk membangkitkan kaum muslimin dan mengembalikan

kemuliaan dan kejayaan mereka. Dia lalu menyodorkan kerangka organisasi

partai dan pemikiran-pemikiran yang dapat digunakan sebagai bekal tsaqafah

bagi partai tersebut. Pemikiran-pemikiran ini dapat diterima dan disetujui.

Maka aktivitasnya pun menjadi semakin padat dengan terbentuknya Hizbut

Tahrir.

Pembentukan partai ini secara resmi tahun 1953, pada saat Syekh

Taqiyyuddin An-Nabhani mengajukan permohonan kepada Departemen

Dalam Negeri Yordania sesuai Undang-Undang Organisasi yang diterapkan

saat itu. Dalam surat itu terdapat permohonan izin agar Hizbut Tahrir

dibolehkan melakukan aktivitas politiknya.

Namun pemerintah justru melarang kegiatan organisasi ini. Syekh

Taqiyyuddin An-Nabhani tidak gentar dan tetap melanjutkan misinya

Page 36: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

menyebarkan risalah Hizbut Tahrir. Dia sangat menaruh harapan untuk

membangkitkan umat Islam pada Hizbut Tahrir, gerakan yang telah dia

dirikan dan tetapkan falsafahnya dengan karakter tertentu yang digali dari

nash-nash syarak dan sirah Nabi SAW. Syekh Taqiyyuddin menjalankan

aktivitas secara rahasia dan segera membentuk Dewan Pimpinan (Qiyadah)

yang baru bagi Hizbut Tahrir, di mana dia sendiri yang menjadi pimpinannya.

Dewan Pimpinan ini dikenal dengan sebutan Lajnah Qiyadah. Setelah

berkembang enam tahun di Jerussalem, Hizbut Tahrir kemudian

mengembangkan sayapnya ke wilayah lain dan dimulai dengan mendirikan

cabang di Libanon pada tanggal 19 oktober 1959.20 Syekh Taqiyyuddin terus

memegang kepemimpinan Dewan Pimpinan Hizb ini sampai wafatnya beliau

pada tanggal 25 Rajab 1398 H, bertepatan dengan tanggal 20 Juni 1977 M.

Kemudian kepemimpinan Hizbut Tahrir dipegang oleh Syekh Abdul Qaditn

Zullum. Pada tahun 2003, Syekh Abdul Qadim Zallum meninggal dunia dan

digantikan oleh Syekh A. Abu Rostah.

Pergantian kepemimpinan dalam tubuh organisasi Hizbut Tahrir tidak

membuat landasan serta konsepsi politik mereka berubah. Hizbut Tahrir tetap

menyerukan bahwa mereka didirikan dalam rangka memenuhi seruan Allah

SWT, yaitu:

ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن .

)١٠٤ (المنكر وأولئك هم المفلحون

20 Hussein bin Muhsin bin ali Jabir,Membentuk Jama’atul Muslimin. Penerjemah Abu

Fahmi (Jakarta: Gema lnsani Press, 1991), h. 244.

Page 37: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

"(Dan) hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (jamaah) yang menyeru kepada kebaikan (mengajak memilih kebaikan, yaitu memeluk Islam), memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran: 104)

Berdasarkan pedoman dalam kutipan ayat al-Quran tersebut Hizbut

Tahrir bermaksud membangkitkan kembali umat Islam dari kemelut

multidimensional yang melandanya. Dengan itu, mereka ingin membebaskan

umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan hukum-hukum yang

mereka anggap kufur, serta membebaskan masyarakat dari dominasi dan

pengaruh negara-negara Barat yang disebutnya negara kafir. Hizbut Tahrir

bermaksud juga membangun kembali Daulah Khilafah Islamiyah di muka

bumi, sehingga hukum yang diturunkan Allah SWT dapat diberlakukan

kembali.

Hizbut Tahrir bertujuan melanjutkan kehidupan Islam dan mengemban

dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Dengan pemikiran serta cara yang

mereka yakini kebenarannya, Hizbut Tahrir berusaha mengajak kaum

muslimin kembali hidup secara Islami dalam Darul Islam dan masyarakat

Islam, di mana seluruh kegiatan kehidupannya diatur sesuai dengan hukum-

hukum syara'. Pandangan hidup yang akan menjadi pedoman adalah halal dan

haram, di bawah naungan Daulah Islam, yaitu Daulah Khilafah, yang

dipimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat dan dibai'at oleh kaum

muslimin untuk didengar dan ditaati agar menjalankan pemerintahan

Page 38: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, dan mengemban risalah Islam

ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.21

Hizbut Tahrir berusaha untuk mengembalikan posisi umat ke masa

kejayaan dan keemasannya seperti dulu, di mana umat akan mengambil alih

kendali negara-negara dan bangsa-bangsa di dunia ini, dan negara Khilafah

akan kembali menjadi negara nomor satu di dunia—sebagaimana yang terjadi

pada masa silam—serta memimpin dunia sesuai dengan hukum-hukum Islam.

B. Konsepsi Politik Hizbut Tahrir

Sejak awal berdirinya, Hizbut Tahrir menyatakan diri sebagai partai

politik dengan Islam sebagai ideologinya. Dalam maindset pemikiran mereka,

Islam ditafsirkan sebagai ideologi bagi kemaslahatan ummat, yang di dalam

ajarannya terdapat pedoman untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia

baik politik, ekonomi,maupun sosial. Oleh karenanya Islam tidak bisa

dilepaskan dari praktek kegiatan politik yang mereka anggap memiliki hukum

fardu kifayah. Konsepsi partai tentang otoritas dan kepemimpinan diambil dari

tradisi Islam. Referensi yang mereka jadikan panutan adalah dengan

melakukan tinjauan historis kejayaan Islam di masa lalu yang ingin mereka

representasikan ke dalam kehidupan moderen yang mereka nilai telah

terkontaminasi oleh ide-ide serta praktek sistem Barat.

Hizbut Tahrir terkenal bukan hanya karena watak politiknya yang

kentara, tetapi juga karena sistem pemikirannya yang konsisten dan program

21 Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir: Partai Politik Islam Ideologis (Bogor: Pustaka

Thariqul Izzah, 2002), h. 19.

Page 39: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

politiknya yang terpadu. Mereka menafsirkan Islam sebagai ideologi yang

mengungguli sosialisme dan kapitalisme. Sistem yang mengatur segala aspek

kehidupan muslim adalah syariat. Partai ini mendesak kaum muslim untuk

berijtihad dalam mengelaborasi syariat secara terus-menerus. Partai ini

menganggap implementasi syariat sangat penting bagi pemulihan cara hidup

Islami dan negara merupakan syarat penting untuk mencapai tujuan ini.

Hizbut Tahrir meniadakan semua bentuk konsensus (ijma) kecuali konsensus

para sahabat Nabi, sebagai sumber yurisprudensi dan menolak dijadikannya

alasan efektif rasional sebagai dasar dari deduksi analogis.22

Berbagai pengkajian, penelitian, dan studi terhadap permasalahan

masyarakat dunia khususnya berbagai krisis yang menimpa ummat Islam,

kemudian menggugah daya nalar Hizbut Tahrir untuk membandingkannya

dengan kondisi yang ada pada masa Rasulullah SAW, masa Khulafa ar-

Rasyidin, dan masa generasi Tabi’in. Pada konteks tersebut, partai politik

internasional ini menggunakan analisis historis dengan merujuk kembali

kepada sirah Rasulullah SAW, dan tata cara mengemban dakwah yang beliau

lakukan sejak permulaan dakwahnya, hingga beliau berhasil mendirikan

Daulah Islamiyah di Madinah. Dipelajari juga perjalanan hidup beliau di

Madinah. Setelah melakukan kajian secara menyeluruh itu, maka Hizbut

Tahrir pun memilih dan menetapkan ide-ide, pendapat-pendapat dan hukum-

hukum yang berkaitan dengan fikrah dan thariqah. Semua ide, pendapat dan

hukum yang dipilih dan ditetapkan Hizbut Tahrir berasal dari ajaran Islam.

22 John L.Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Moderen (Jakarta: Mizan, 2001),

hal.173.

Page 40: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Hizbut Tahrir menolak ide-ide di luar ajaran Islam, dan menyebut ide-ide di

luar Islam sebagai ideologi kufur.

Menurut Hizbut Tahrir, Islam adalah prinsip ideologi yang terdiri dari

aqidah dan syari’at. Aqidah merupakan fungsi untuk memecahkan persoalan

manusia, menjelaskan bagaimana memecahkan persoalan tersebut,

memelihara dan mengembangkan ideologi tersebut. Islam sebagai prinsip

ideologi inilah yang kemudian menjadi pola hidup yang khas yang sangat

berbeda dengan pola hidup lainnya, seperti kapitalisme, sosialisme dan isme-

isme lainnya.23

Nilai kebenaran Islam adalah mutlak sebagai satu-satunya agama yang

benar dan diridhai Allah SWT. Karena Itu, semua agama maupun ideologi

selain Islam adalah kafir, sebab letak perbedaannya sangat mendasar, baik dari

segi Aqidah (konsep dasar) maupun dan segi Nizham (sistem). Perbedaan

yang dimaksud antara lain adalah: (1) Islam mengajarkan konsep spiritual

(aqidah ruhiyah) dan konsep politik (aqidah siyasah) sekaligus; (2) Konsep

tersebut menjadi satu bagian dari ajaran Islam. Sedang agama lain hanya

mengajarkan konsep spiritual. Misalnya agama Yahudi dan Nasrani. Begitu

pula dengan ideologi kapitalisme dan sosialisme, misalnya, yang hanya

mengajarkan konsep politik; dan (3) dalam kedua aqidah tersebut, lslam

mengajarkan sistem, baik yang berkenaan dengan ruhiyah maupun siyasah.24

23 Muhammad Hussain Abdullah, Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam. Penerjemah

Zamroni (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah), h. 43. 24 Hafidz Abdurrahman, Islam: Politik dan Spiritual ( Singapura: Lisan al-Haq, 1998), h.

28-29.

Page 41: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Sebagai ajaran yang memiliki sistem, dalam Islam terdapat metode

untuk menjaga dan memelihara syari'atnya (yang menjamin tegaknya ideologi

tersebut). Metode yang berkenaan dengan penjagaan dan pemeliharaan

syari’at adalah: (1) terwujudnya khilafah Islam, (2) Penerapan sistem

hukuman, dan (3) jaminan revolusi dan kawalan ke atas Khilafah Islam.

Ketiga motode tersebut telah disyari’atkan dalam Islam untuk diterapkan agar

kebutuhan Islam sebagai agama dan ideologi dapat dipertahankan.25

Konsekwensi dari pandangan bahwa Islam agama yang benar, di mana

kaum muslimin memiliki otoritas atau berada dalam posisi jauh lebih atas dari

umat lain, melahirkan dikotomi darul Islam dan darul kufr. Berkenaan dengan

keadaan setiap wilayah yang ada di negeri-negeri Islam sekarang ini, apakah

termasuk darul Islam atau darul kufr, menurut Hizbut Tahrir, seluruhnya

merupakan darul kufr, bukan darul Islam.26

Tuntunan secara kaffah merupakan suatu kemestian keimanan akan

keberadaan Allah SWT, bahwasanya Al-Quran adalah kallamullah, dan

Muhammad adalah Rasulullah SAW, konsekwensinya adalah meyakini dan

menerima apa saja yang diinformasikan oleh Allah SWT kepada manusia

melalui utusan-Nya yakni Nabi Muhammad SAW, baik yang terdapat dalam

Al-Quran maupun As-Sunnah.27 Karena itu, penegakan syari'at Islam dalam

25 Ibid., h. 219. 26 Darul Islam adalah suatu wilayah yang menerapkan hukum-hukum Islam dan

keamanan wilayah tersebut berada di tangan Islam, yaitu di bawah kekuasaan pertahanan kaum muslim, sedang Darul Kufr adalah wilayah yang menerapkan hukum-hukum kufur atau keamanannya tidak berdasarkan pada Islam, yaitu tidak berada di tangan kekuasaan dan pertahanan kaum muslim, sekalipun mayoritas penduduknya adalah orang-orang Islam. Lebih jelas lihat dalam Hizbut Tahrir, Strategi Dakwah Hizbut Tahrir. Penerjemah Nurkhalis (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 1997), h. 7.

27 Muhammad al-Khaththath, Menuju Iman Produktif (Bogor: PSKII,2001), h. 77.

Page 42: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

arti yang seluas-luasnya merupakan suatu keniscayaan. Penerimaan atas

segala aturan Islam dapat dilakukan jika berpijak pada tiga asas: (1) rasa

ketaqwaan yang tertanam dan terbina pada setiap individu di masyarakat; (2)

sikap saling mengontrol pelaksanaan hukum Islam dan mengawasi serta

mengkordinasi tingkah laku penguasa pada masyarakat; dan (3) keberadaan

negara/ pemerintahan sebagai pelaksanaan hukum syara.28 Dengan demikian,

kedudukan negara dalam Islam tidak lain adalah untuk memelihara

masyarakat dan anggota-anggotanya serta bertindak selaku pemimpin yang

mengatur dan mementingkan urusan rakyatnya.

Keberadaan terpenting sebuah negara bagi masyarakat Islam adalah

untuk menerapkan hukum-hukum syara’ dan mengemban dakwah Islam ke

seluruh penjuru dunia.29

Adapun bentuk negara dan pemerintahan yang dikehendaki Partai ini

adalah model pemerintahan yang berbentuk kekhalifahan klasik. Model ini

mereka anggap sebagai satu-satunya bentuk autentik pemerintahan Islam,

yang diupayakannya untuk dihidupkan kembali bersama lembaga-lembaga

tradisional yang menyertainya. Untuk mencapai tujuan ini, partai menyusun

konstitusi yang memerinci sistem politik, ekomomi, dan sosial negara yang

dimaksud. Hizbut Tahrir merinci dan menggambarkan sebuah sistem

kekhilafahan yang sentralistik dalam arti sistem yang memberikan kekuasaan

eksekutif dan legislatife kepada khalifah terpilih, yang pada dirinya sebagian

besar fungsi negara terpusat. Warga negara didorong untuk menggunakan hak

28 Pusat Studi Khazanah Ilmu-ilmu Islam (PSKII), Materi Dasar Islam (Bogor: PSKII, 2001), h. 100-104.

29 Ibid., h.100-104.

Page 43: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mereka meminta tanggung jawab negara melalui oposisi politik yang

didasarkan pada ideologi islam dan diekspresikan melalui sistem multipartai.

Tujuan Hizbut Tahrir mendirikan partai politik tidak lain adalah agar

dunia kembali kepada cara hidup Islam. Mereka menjelma menjadi mediator

bagi program kebangkitan bangsa-bangsa Islam untuk lepas dari sistem

imperialisme dan juga membersihkan umat Islam dari sisa-sisa penjajahan.

Untuk mencapai tujuan dan cita-citanya, maka sebuah pendirian institusi

formal berbentuk negara Islam menjadi target utama dari kelompok ini.

Hizbut Tahrir dibawah kepemimpinan Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani pun

berusaha menggulingkan rezim pemerintahan yang ada. Meskipun tidak

pernah memperoleh dukungan resmi, partai ini cukup berhasil di Yordania dan

Tepi Barat sampai terjadinya penindasan terhadap kelompok oposisi pada

1957. Partai ini melakukan indoktrinasi terhadap anggotanya; menyebarkan

gagasan-gagasannya melalui selebaran, kuliah, dan khutbah, dan aktif

berpartisipasi dalam politik nasional dengan ikut serta dalam pemilihan

parlemen.

C. Gerakan Politik Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir merupakan partai politik kebangkitan Islam. Simbol

partai yang bertuliskan Laa illaha illa Allah Muhammad Rasulullah (tiada

Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah) merupakan dasar untuk

mengidentifikasinya sebagai sebuah partai politik yang berideologi Islam.

Hizbut Tahrir menolak gaya berfikir sekularisme yang memisahkan antara

kehidupan beragama dengan aktivitas politik praktis. Sebaliknya ia

Page 44: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

menjadikan Islam sebagai jiwa dari politik. Politik merupakan kegiatannya,

dan Islam adalah ideologinya. Strategi politik Hizbut Tahrir bergerak pada

tataran grassroot di tengah-tengah masyarakat, dan mencoba mempengaruhi

dan menggerakkan masyarakat untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan

utamanya, serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali sistem

Khilafah dan menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas

kehidupan. Setelah kesadaran masyarakat tumbuh untuk menegakkan kembali

Khilafah, maka tampuk kekuasaan politik akan dapat diambil alih.

Hizbut Tahrir memperkenalkan diri sebagai organisasi politik, bukan

organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga ilmiah (seperti

lembaga studi agama atau badan penelitian), bukan lembaga pendidikan

(akademis), dan bukan pula lembaga sosial (yang bergerak di bidang sosial

kemasyarakatan).

Kegiatan Hizbut Tahrir 100 % bersifat politik. Ia menolak jika

dikatakan sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan

seperti madrasah atau hanya sekedar nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk.

Akan tetapi kegiatannya bersifat politik, dengan cara mengemukakan ide-ide

(konsep-konsep) Islam beserta hukum-hukumnya untuk dilaksanakan,

diemban, dan diwujudkan dalam kenyataan hidup dan pemerintahan.

Hizbut Tahrir muncul dan berkembang, kemudian menyebarluaskan

aktivitas dakwahnya di negeri-negeri Arab, sebagian besar negeri-negeri Islam

lainnya maupun hingga ke negeri-negeri Barat dan Eropa. Kegiatan Hizbut

Tahrir adalah mengemban dakwah Islam untuk mengubah situasi masyarakat

Page 45: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

yang mereka anggap rusak menjadi masyarakat Islam. Hal ini dilakukan

dengan mengubah ide-ide rusak itu menjadi ide-ide Islam, sehingga ide-ide ini

menjadi opini umum di tengah masyarakat serta menjadi persepsi bagi

mereka. Selanjutnya persepsi ini akan mendorong mereka untuk

merealisasikan dan menerapkannya sesuai dengan tuntutan Islam. Juga

dengan mengubah perasaan yang dimiliki anggota masyarakat menjadi

perasaan Islam—yakni ridla terhadap apa yang diridlai Allah, marah dan benci

terhadap apa yang dimurkai dan dibenci oleh Allah—serta mengubah

hubungan/ interaksi yang ada dalam masyarakat menjadi hubungan/ interaksi

yang Islami, yang berjalan sesuai dengan hukum-hukum Islam dan

pemecahan-pemecahannya.30

Gerakan politik Hizbut Tahrir difokuskan pada bagaimana

membangun kesadaran politik masyarakat untuk menerapkan hukum-hukum

Allah yang berupa syariat Islam. Mereka menganggap syariat Islam sebagai

solusi terbaik untuk mengatasi segala problem hidup masyarakat. Gerakan-

gerakan sosial kemasyarakatan Hizbut Tahrir dianggapnya bersinonim dengan

gerakan politik. Karena politik adalah bidang yang mengatur kehidupan

bermasyarakat.

Gerakan politik Hizbut Tahrir dari mulai tahun awal berdirinya hingga

sekarang berusaha untuk memperjuangkan tegaknya sistem Khilafah

Islamiyah untuk diwujudkan dalam sebuah struktur kenegaraan. Untuk

mewujudkan sistem Khilafah Islamiyah mereka menggunakan perjuangan

30 Hizb Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir, h. 23.

Page 46: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

politik kultural. Metode ini mereka anggap cukup efektif untuk merubah

paradigma berfikir masyarakat secara temporal, dan berharap setelah itu

mereka memiliki massa politik yang besar untuk mendukung aktivitas politik

mereka, hingga kemudian kekuasaan politik secara struktural dapat

dicapainya. Kegiatan-kegiatan yang bersifat politik ini tampak jelas dalam

kegiatannya mendidik dan membina umat dengan tsaqafah (kebudayaan)

Islam, meleburnya dengan Islam, berupaya membebaskan masyarakat dari

aqidah-aqidah, pemikiran-pemikiran, serta persepsi-persepsi yang yang

mereka anggap rusak, salah, dan keliru, sekaligus membebaskannya dari

pengaruh ide-ide dan pandangan-pandangan yang mereka anggap kufur.

Mereka dengan lantang menentang ide-ide dan pemikiran yang lahir

dari Barat yang bersifat sekulistik seperti kapitalisme, liberalisme, demokrasi,

Hak Asasi Manusia, pluralisme agama, Feminisme, bahkan dialog antar

agama. Mereka selalu lantang menyuarakan penentangannya terhadap ide-ide

yang mereka anggap merupakan ide-ide, aqidah-aqidah, dan persepsi-persepsi

yang salah dan keliru. Terhadap ide-ide tersebut, Hizbut Tahrir beraksi dengan

cara menjelaskan kerusakannya, menampakkan kekeliruannya, dan

menjelaskan ketentuan hukum Islam dalam masalah tersebut. Segala kajian

yang berhubungan dengan permasalahan ummat serta solusi pemecahannya

berhasil mereka rangkum dalam serangkayan buah karya baik berberntuk

Page 47: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

selebaran, booklet, majalah, dan buku. Adapun karya-karya buku yang

mereka publikasikan ke ranah publik antara lain:31

1. Nizhamul Islam (Peraturan Hidup dalam Islam)

2. Nizhamul Hukmi fil Islam (Sistem Pemerintahan dalam Islam)

3. Nizhamul Iqtishadi fil Islam (Sistem Ekonomi dalam Islam)

4. Nizhamul Ijtima’iy fil Islam (Sistem Pergaulan dalam Islam)

5. At-Takattul al-Hizbiy (Pembentukan Partai Politik)

6. Mafahim Hizbut Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir)

7. Daulatul Islamiyah (Negara Islam)

8. Al-Khilafah (Sistem Khilafah)

9. Syakhshiyah Islamiyah – 3 jilid (Membentuk Kepribadian Islam)

10. Mafahim Siyasiyah li Hizbit Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Politik Hizbut

Tahrir)

11. Nadharat Siyasiyah li Hizbit Tahrir (Beberapa Pandangan Politik Hizbut

Tahrir)

12. Kaifa Hudimatil Khilafah (Persekongkolan Meruntuhkan Khilafah)

13. Siyasatu al-Iqtishadiyah al-Mutsla (Politik Ekonomi yang Agung)

14. Al-Amwal fi Daulatil Khilafah (Sistem Keuangan Negara Khilafah)

15. Nizhamul ‘Uqubat fil Islam (Sistem Sanksi Peradilan dalam Islam)

16. Ahkamul Bayyinat (Hukum-hukum Pembuktian)

17. Muqaddimatu ad-Dustur (Pengantar Undang-undang Dasar Negara Islam)

31 Hizbut Tahrir, “Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir,” artikel diakses pada 2 November

2007 dari http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=41&Itemid=2

Page 48: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Dan banyak lagi buku-buku, booklet, maupun selebaran yang

dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, baik yang menyangkut ide maupun politik.

Seluruh kegiatan politik tersebut dilakukan tanpa menggunakan caca-

cara kekerasan (fisik/senjata). Akan tetapi sebatas aktivitas menyampaikan

ide-ide (konsep-konsep) dengan lisan atau tulisan, sesuai jejak dakwah yang

dicontohkan Rasulullah SAW.

Hizbut Tahrir mengemban dakwah Islam agar Islam dapat diterapkan

dalam kehidupan dan agar Aqidah Islamiyah dapat menjadi dasar negara dan

dasar konstitusi serta undang-undang.

Adapun metode yang ditempuh Hizbut Tahrir dalam mengemban

dakwah adalah hukum-hukum syara', yang diambil dari thariqah (metode)

dakwah Rasulullah SAW, sebab bagi mereka thariqah itu wajib diikuti.

Landasan berfikir mereka itu sebagaimana firman Allah SWT:

لقد آان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن آان يرجو الله واليوم

ر وذآر الآخ الله آثيرا(٢١)

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan Hari Kiamat, dan dia banyak menyebut Allah (dengan membaca dzikir dan mengingat Allah)." (QS Al Ahzab: 21)

قل إن آنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله

رحيم(٣١) غفور

Page 49: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

"Katakanlah: 'Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian." (QS Ali Imran: 31)

Menurut Hizbut Tahrir kaum muslimin saat ini hidup di Darul Kufur—

karena diterapkan atas mereka hukum-hukum kufur yang tidak diturunkan

Allah SWT—maka keadaan negeri mereka serupa dengan Makkah ketika

Rasulullah SAW diutus (menyampaikan risalah Islam). Untuk itu fase Makkah

wajib dijadikan sebagai tempat berpijak dalam mengemban dakwah dan

mensuriteladani Rasulullah SAW.

Berdasarkan sirah Rasulullah SAW, Hizbut Tahrir menetapkan metode

perjalanan dakwahnya dalam 3 (tiga) tahapan.32 Pertama, tahapan pembinaan

dan pengkaderan (Marhalah At-Tatsqif), yang dilaksanakan untuk membentuk

kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir, dalam

rangka pembentukan kerangka tubuh partai. Kedua, tahapan berinteraksi

dengan umat (Marhalah Tafa'ul Ma'a Al Ummah), yang dilaksanakan agar

umat turut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam

sebagai permasalahan utamanya, agar umat berjuang untuk mewujudkannya

dalam realitas kehidupan. Ketiga, tahapan pengambilalihan kekuasaan

(Marhalah Istilaam Al Hukm), yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam

secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.

Metode dakwah tersebut merupakan strategi politik Hizbut Tahrir

yang baku. Untuk saat ini, kegiatan politik Hizbut Tahrir baru memasuki

tahapan pembinaan dan pengkaderan, serta berinteraksi dengan masyarakat.

32 Ibid., h. 34.

Page 50: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Sedangkan pada tahapan pengambilalihan kekuasaan, Hizbut Tahrir masih

melihatnya sebagai proses yang pada akhirnya akan terwujud.

Pada metode pertama dan kedua dapat dikatakan upaya sebuah partai

untuk melakukan rekruitmen politik. Dalam kegiatan rekruitmen politik,

Hizbut Tahrir menerima keanggotaan setiap orang Islam, baik laki-laki

maupun wanita, tanpa memperhatikan lagi apakah mereka keturunan Arab

atau bukan, berkulit putih ataupun hitam. Hizbut Tahrir menjadi wadah bagi

aspirasi politik kaum muslimin dan menyeru mereka untuk mengemban

dakwah Islam serta mengambil dan menetapkan seluruh aturan-aturan Islam,

tanpa memandang lagi kebangsaan, warna kulit, maupun madzhab mereka.

Hizbut Tahrir melihat semuanya dari pandangan Islam.

Cara mengikat individu-individu di dalam Hizbut Tahrir adalah dengan

memeluk aqidah Islam, matang dalam tsaqafah Hizbut Tahrir, mengambil dan

menetapkan ide-ide serta pendapat-pendapat Hizbut Tahrir. 33 Tiada

pemaksaan bagi individu untuk menjadi anggota Hizbut Tahrir, individu itu

sendiri yang mengajukan dirinya sebagai anggota Hizbut Tahrir, setelah

sebelumnya terlibat dengan Hizbut Tahrir. Hal itu muncul ketika dakwah telah

berinteraksi dengannya dan dia telah mengambil dan menetapkan ide-ide serta

persepsi-persepsi Hizbut Tahrir. Jadi ikatan yang menjalin anggota Hizbut

Tahrir adalah akidah Islam dan tsaqafah Hizbut Tahrir yang lahir dari aqidah

tadi.

33 Ibid., h.21.

Page 51: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Dakwah secara kolektif menjadi cara utama untuk memperbanyak

dukungan dan hal tersebut dikakukan oleh Hizbut Tahrir dengan melakukan

aktivitas-aktivitas sebagai berikut: 34

(1) Tsaqafah Murakkazah, aktivitas ini dilakukan oleh Hizbut Tahrir

melalui halaqah-halaqah yang dilakukan oleh individu (pengikut

Hizbut Tahrir) dalam rangka membangun kerangka Hizbut Tahrir,

memperbanyak pendukung, serta melahirkan kepribadian Islam di

kalangan para pengikut dan anggota Hizbut Tahrir sehingga mereka

mampu mengemban dakwah, mengarungi medan kehidupan dengan

pergolakan pemikiran dan perjuangan politik.

(2) Tsaqafah Jama’iyah, yang disampaikan kepada umat Islam secara

umum, berupa ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah diadopsi

oleh Hizbut Tahrir. Ini dilakukan melalui pengajian-pengajian umum

di mesjid-mesjid atau di balai-balai pertemuan, gedung-gedung dan

tempat umum, juga melalui media massa buku-buku dan selebaran-

selebaran untuk mewujudkan kesadaran umat secara umum sekaligus

berinteraksi dengan umat.

(3) Shira’al fikri (pergolakan pemikiran), untuk menentang kepercayaan/

ideologi, aturan dan pemikiran-pemikiran kufur. Menentang segala

bentuk aqidah yang rusak, pemikiran yang keliru, persepsi yang salah

dan sesat dengan cara mengungkapkan kepalsuan, kekeliruan, dan

pertantangannya dengan Islam, juga membersihkan umat dari segala

bentuk pengaruh dan implikasinya.

34 Ibid., h. 36-38.

Page 52: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

(4) Kifah as-Siyasi (perjuangan politik), aktivitas ini bisa berbentuk:

a. Berjuang menghadapi negara-negara kafir imperialis yang

menguasai dan mendominasi Islam. Menghadapi segala bentuk

penjajahan, baik itu berupa penjajahan pemikiran, politik,

ekonomi, maupun militer, mengungkapkan akar dan membongkar

persekongkolan negara-negara kafir sehingga umat bebas dari

segala bentuk dominasi mereka.

b. Menentang para penguasa di negeri-negeri Arab dan negeri-negeri

Islam lainnya. Membongkar kejahatan mereka, menyampaikan

nasihat dan kritik dan mencoba merubah tingkah laku mereka

setiap kali mereka melahap hak-hak umat, atau pada saat mereka

tidak melaksanakan kewajibannya terhadap umat, atau ketika

mereka menyalahi hukum-hukum Islam. Dan melakukan aktivitas

untuk menghapuskan kekuasaan mereka, kemudian

menggantikannya dengan kekuasaan yang merujuk pada sistem

hukum Islam.

(5). Mengadopsi kemaslahatan umat dan melayani seluruh urusannya

sesuai dengan hukum-hukum syara’.

Pembinaan kader Hizbut Tahrir dipisahkan antara laki-laki dan

perempuan. Yang memimpin para perempuan adalah para suami, muhrimnya

atau para perempuan. Dengan dilakukannya aktivitas pembinaan dengan

metode dakwah yang mengikuti Rasulullah SAW maka diharapkan terbentuk

individu/kelompok yang Islami dan memahami konteks pentingnya Daulah

Page 53: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Khilafah dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang Islami.

Hubungan internal dibangun dan dilandasi dengan metode dakwah,

sehingga tidak ada perbedaan kebijakan antara Hizbut Tahrir yang berpusat di

Jerussalem dan Hizbut Tahrir-Hizbut Tahrir cabang yang tersebar diberbagai

negara. Inti dari perjuangannya adalah menegakkan Daulah Khilafah,

sehingga segala bentuk masalah yang mendera kaum muslim dikritisi dan

diberikan solusi berupa penegakan Daulah Khilafah.

Dengan metode dakwah yang demikian kuat, tak heran apabila

organisasi Hizbut Tahrir begitu kuat dan memiliki pendukung yang militan

dalam memperjuangkan tujuan organisasinya. Militansi anggota Hizbut Tahrir

bisa dilihat dalam aksi-aksi demonstrasinya. Dalam mengkritik atau

menanggapi berbagai isu, baik itu isu negara tempat Hizbut Tahrir itu berada,

maupun isu internasional.

Untuk mewadahi anggota-anggotanya tersebut sejak awal, partai ini

sudah mendirikan cabang-cabang di Suriah, Lebanon, Kuwait, dan Irak.

Meskipun meningkatnya pengaruh Nasser telah menghalangi upayanya untuk

meraih dukungan massa, pada awal 1960-an rasa percaya diri partai ini

semakin besar dan berpuncak pada dua upaya kudeta di Amman pada 1968

dan 1969. Kedua upaya kudeta ini dibarengi dengan langkah-langkah serentak

di Damaskus dan Baghdad. Kospirasi serupa juga muncul di Baghdad (1972),

Kairo (1974), dan Damaskus (1976).

Pada tahun-tahun terakhir, partai ini menafsirkan kebangkitan Islam

sebagai bukti masyarakat menerima gagasannya. Sejak krisis teluk 1990-1991,

optimismenya terus bertambah karena yakin bahwa ketidaktulusan gerakan

Page 54: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dan rezim politik dikawasan ini telah terungkap dan opini publik kini

menghargai kebenaran pemahaman partai ini mengenai Islam dan pendekatan

militan dan progressif terhadap perubahan.

Kepatuhan kakunya kepada ideologi membuat partai ini tidak mau

bekerja sama dengan kelompok Islam lainnya, dan pendekatan

kontrofersialnya menyebabkan ia dikutuk secara luas. Meskipun pengutukan

itu diisolasi dan dipinggirkan, para anggotanya aktif di Yordania, Suriah,

wilayah pendudukan, Irak, Lebanon, Afrika Utara, (terutama Tunisia), Arab

Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Sudan, Turki, Pakistan, Malaysia, Indonesia,

dan sebagian Eropa, seperti Inggris, Prancis, Jerman, Rumania, serta

Yugoslavia. Di dunia muslim, kelompok ini memperoleh kebebasan yang

lebih besar seperti di Yordania dan Kuwait.

Berbagai aktivitasnya dikoordinasikan dan diprioritaskan di seluruh

wilayah Arab Islam, yang mencerminkan struktur partai yang memiliki sistem

dan kinerja organisasi yang baik, berdisiplin tinggi dan tersentralisasi.

Keanggotaan atau kader merupakan ciri khas dari sebuah partai politik

moderen. Hizbut Tahrir yang giat menjaga homogenitas ideologinya, pun

mengikuti arus politik moderen dengan mengadakan doktrinisasi ideologis,

yang mengikat anggota, para pelajar sekolah menengah, mahasiswa, serta para

sarjana baru.

Kini, setelah melalui perjuangan panjang selama kurang lebih 54 tahun

lamanya, Hizbut Tahrir pada era di mana batas-batas negara semakin pudar,

malah semakin terlihat mengaktualisasikan diri. Dalam era globalisasi yang

ditandai dengan kemajuan teknologi dan pengembangan demokrasi global,

Page 55: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

maka profil Hizbut Tahrir ini dapat mudah diakses diberbagai media, baik

internet, media cetak, televisi, maupun radio. Globalisasi dengan segala

bentuk, ragam, serta dampaknya ternyata menjadi gerbang strategis bagi

penyebaran pemikiran dan gagasan partai politik internasional ini.

Dapat dikatakan bahwa eksistensi Hizbut Tahrir dalam kancah

perpolitikan di satu negara sangat tergantung kepada faktor situasi dan kondisi

sistem pemerintahan lokal, kebijakan-kebijakan politik internasional, serta

arus demokrasi. Misalnya saja Hizbut Tahrir sangat sulit berkembang di Arab

Saudi, salah satu sebabnya karena pemerintahan Arab Saudi berada di bawah

dominasi Wahabiyah-nya yang sangat kuat, sehingga dapat memasung segala

gerakan yang kontra dengan pahamnya.. Atau betapa Hizbut Tahrir tak lepas

dari perlakuan diskriminasi dan intimidasi di negara-negara Eropa ketika

mencuatnya isu terrorisme misalnya. Dan terbukti setelah keran reformasi

dibuka tahun 1998 di Indonesia Hizbut Tahrir dapat berkembang pesat

khususnya ketika rezim otoritarian tumbang dan proses demokratisasi

berlangsung. Eksistensi Hizbut Tahrir di Indonesia baru nampak jelas muncul

kepermukaan pada era 1998 tersebut. Ini nampak pada berbagai aktivitas

politik Hizbut Tahrir yang gencar dilakukan pasca reformasi tersebut.35

Adapun kegiatan Hizbut Tahrir terkait dengan wacana globalisasi

dapat terlihat pada beberapa event seperti pada acara diiskusi yang membedah

buku "Wajah Liberal Islam di Indonesia" yang diselenggarakan BEM UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta di Aula Madya UIN, 30 September 2002. Pada

event itu Ismail Yusanto sebagai Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia banyak

35 Lebih jelasnya lihat Hizbut Tahrir, Kaleidoskop Aktivitas Politik Dan Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI ), artikel diakses dari http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=429

Page 56: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mengemukakan gagasan-gagasan Taqiyuddin an-Nabhani tentang khilafah

Islam dan penerapan syariat Islam di Indonesia untuk melindungi kepentingan

umat dalam percaturan global. Dalam forum diskusi itu Ismail menyarakan

penentangannya terhadap imperialisme dan kapitalisme global serta

globalisasi.

Pada 29 April 2005, Hizbut Tahrir bersama dengan berbagai

komponen umat Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI)

mengadakan diskusi publik dan demo besar bertema Menolak Liberalisasi Air

dalam Undang-Undang Sumber Daya Air di Jakarta. Hizbut Tahrir sepakat

bahwa Undang-Undang tersebut harus di tolak dan diganti dengan pengaturan

yang sesuai dengan syariah Islam yang mempu mempertahankan hak dasar

rakyat atas air dan memungkinkan pengelolaan air secara adil.

Kemudian pada awal November 2005 Ismail Yusanto sebagai Juru

Bicara Hizbut Tahrir Indonesia diundang dalam seminar internasional di

Dushisha University Kyoto, Jepang untuk berbicara tentang tantangan

modernisasi dan globalisasi dan kebangkitan agama tepatnya dalam

Konferensi Internasional dengan tema "Modernization and National Identity

in East Asia: Globalization and the Revival of Religion", yang

diselenggarakan oleh Center for Interdisciplinary Study of Monotheistic

Religions (CISMOR).36

Selanjutnya yang paling update dari gerakan Hizbut Tahrir yang

berusaha menunjukkan kekuatan globalnya adalah pada Konferensi Khilafah

Internasional (KKI) yang diselengarakannya di Glora Bung Karno, Jakarta,

36Muhammad Ismail Yusanto: Mengkampanyekan Syari'ah Dan Khilafah Islam Dari Indonesia Sampai Amerika, artikel diakses pada 2 November 2007 dari http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=41&Itemid=2

Page 57: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

pada tanggal 12 Agustus 2007. Konferensi yang ternyata mampu

menghadirkan lebih kurang 100 ribu peserta itu, menurut Hizb, dilaksanakan

semata sebagai medium untuk meneguhkan komitmen umat Islam terhadap

perjuangan penegakan syariah dan khilafah.

Dengan berbagai gerakan tersebut, meskipun terdapat berbagai

tantangan dan hambatan global, Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke

seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir,

Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Austria,

Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia,

Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan

Australia.

Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis

dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-

ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai

aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.

Sampai dengan tahun 2007 saat ini telah terdapat berbagai links

tentang Hizbut Tahrir dan Khilafah. 37 Terdapat berbagai halaman web di

berbagai belahan dunia yang menggunakan berbagai macam bahasa,

diantaranya, bahasa Arab, Inggris, Rusia, Perancis, Jerman, Poland, Belanda,

Denmark, Turki, Uzbekistan, Urdu, Bengali, Indonesia, dan Malaysia yang

mungkin dapat menjawab persoalan mengenai Hizbut Tahrir yang mencoba

menampilkan opsi alternaif bagi umat sebagai jalan untuk mengembalikan

semula kehidupan Islam serta kesatuan umat di seluruh dunia melalui Sistem

37 Hizbut Tahrir, “Links Hizbut Tahrir,” artikel di akses pada 2 November 2007 dari http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=41&Itemid=2

Page 58: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Khilafah Islamiyah.

Page 59: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

BAB IV

GLOBALISASI DAN KEBANGKITAN KHILAFAH ISLAMIYAH

DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN HIZBUT TAHRIR

A. Makna Globalisasi Bagi Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir adalah partai politik internasional yang berupaya

mendakwahkan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Fokus kajian partai ini

mencakup permasalahan internasional. Maka tema globalisasi yang

komprehensif dan multidimensional ini pun tak luput dari perhatian dan

pengkajian Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir dalam berbagai kesempatan berusaha

menyusun pandangannya tentang globalisasi ini. Memang tidak ada buku

khusus terbitan Hizbut Tahrir yang mewakili secara ilmiah tentang globalisasi,

namun pandangan mereka tentang globalisasi tetap ada, mereka hadir,

menatap, merasakan, dan memberikan kritik serta komentar-komentarnya

dalam sebuah seminar maupun berbentuk selebaran-selebaran, dan artikel-

artikel kecil.

Pada umumnya Hizbut Tahrir paham tentang wacana globalisasi.

Menurut juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, globalisasi

dapat dimaknai sebagai sebuah perspektif perkembangan kehidupan

masyarakat dunia yang berkembang tidak lepas dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.38 Dalam perspektif perkembangan itu, maka

globalisasi adalah keniscayaan dan akan datang seiring dengan kemajuan.

38 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 04 Sepember 2007.

Page 60: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Hizbut Tahrir tidak menentang kemajuan sains dan teknologi. Segala macam

sains seperti kedokteran, teknik, matematika, astronomi, fisika, kimia,

pertanian, industri, transportasi, komunikasi, ilmu kelautan, geografi, dan

sebagainya pada dasarnya adalah boleh, bahkan harus dikuasai bila

kemanfaatannya sangat diperlukan demi kemajuan material umat manusia.

Sains semacam itu bersifat universal dan tidak terkait nilai (value free),

sehingga boleh diambil dan diterapkan oleh umat Islam selama tidak

bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam. 17

Namun Hizbut Tahrir dengan lantang menolak globalisasi ”ala Barat”

yaitu globalisasi sebagai suatu proses perubahan sosial yang berusaha

mengubah masyarakat tradisonal menjadi masyarakat modern dengan

mengambil model masyarakat Barat yang sekular. Labih lanjut Ismail Yusanto

mengatakan globalisasi merupakan upaya uniformitas yang mencakup fear,

fun, food, fashion, and faith.39 Tema global ini merupakan penyeragaman

kekhawatiran atau bisa disebut adanya kekuatan global yang menyebabkan

kekhawatiran dan ketundukan masyarakat dunia terhadapnya. Penyeragaman

kesenangan, makanan, serta mode atau fashion lebih ditujukan kepada upaya

uniformitas budaya. Bahwa misalnya McDonald atau fast food menjadi

menjadi menu makanan global, atau cara berpakaian model Barat seperti

kemeja, dasi, atau celana jeans, kemudian model rambut sheggy menjadi trend

center masyarakat dunia. Yang terakhir, penyeragaman keyakinan baik berupa

agama, maupun ideologi merupakan satu hal yang tidak luput dari perhatian

para pengamat. Ada sebuah upaya besar untuk melakukan ekspansi keyakinan

39 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto.

Page 61: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

hingga diharapkan dunia dapat memiliki satu pemahaman yang sama, atau

hukum yang sama untuk mengatur masyarakat global.

Khusus dalam bidang ekonomi, Hizbut Tahrir memahami bahwa

globalisasi adalah sebuah aktivitas perekonomian yang menekankan pada

privatisasi, anti intervensi negara dalam ekonomi, dan kepercayaan absolut

pada mekanisme pasar.40 Bagi Hizbut Tahrir adanya optimalisasi kebijakan

pasar bebas secara besar-besaran merupakan strategi globalisasi yang

dipaksakan atas dunia.41 Berbagai perusahaan melakukan merger, menjadi

besar dan menonjol sebagai pemain ekonomi utama yang mendiktekan

kebijakannya terhadap berbagai rejim pemerintahan. WTO, IMF, dan World

Bank dimanfaatkan oleh negara-negara Adi Daya sebagai alat untuk

melakukan campur tangan dan menekan kebijakan ekonomi berbagai negara.

Penolakan Hizbut Tahrir terhadap globalisasi “ala Barat” ini karena partai ini

memahaminya sebagai bentuk imperialisme yang paling mutakhir, sebagai

wujud dari kapitalisme modern, dan sebagai bentuk hegemoni politik tunggal

Amerka Serikat.42

1. Bentuk Imperialisme Paling Mutakhir

Setelah memahami proses globalisasi, maka Hizbut Tahrir merangkum

definisi umum globalisasi sebagai bentuk imperialisme yang paling mutakhir.

Terlepas dari perspektif perkembangan, sesungguhnya globalisasi hanyalah

40 Muhammad Ismail Yusanto, “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan

Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” Makalah presentasi pada: Konferensi Internasional Modenization and National Identity in East Asia: Globalization and The Revival of Religion diselenggarakan oleh Center for Interdiciplinary Study of Monotheistic Religions (CISMOR, Kyoto Jepang, November 2005, h. 2.

41 Taqiyuddin an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir(Edisi Mu’tamadah). Penerjemah M. Shiddiq Al-Jawi (Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia Press, 2006), h. 38.

42 Lihat Muhammad Ismail Yusanto, “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” h. 1-12.

Page 62: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

istilah yang substansinya adalah imperialisme. Imperialisme adalah

pemaksaan dominasi politik, militer, budaya, dan ekonomi atas suatu negara

untuk dieksploitasi.43 Imperialisme atau penjajahan (isti'mariyah) merupakan

metode baku dari ideologi kapitalisme dalam menyebarkan pengaruhnya.

Kendati merupakan metode baku, tapi manifetasi imperialisme muncul dalam

beragam bentuk, bisa berupa dominasi militer, politik, ekonomi, budaya

maupun bentuk yang lain.

Pada era globalisasi, Hizbut Tahrir memandang adanya perubahan

yang cukup signifikan dalam pola atau pun metode imperialisme. Kalau

dahulu pada abad 19 dan Abad 20, imperialisme begitu terbuka dan mewujud

dalam bentuk dominasi militer oleh negara-negara imperium Barat terhadap

negara-negara yang kaya akan sumber daya alam. Maka pasca Perang Dunia

Kedua tepatnya tahun 1945, imperialisme fisik (militer) berakhir. Dunia

berharap bahwa setelah itu imperialisme tidak akan ada lagi. Tapi dunia harus

kecewa karena ternyata imperialisme terus berlangsung. Ia hanya berubah

wajah. Melalui dominasi politik-ekonomi dengan jargon modernisasi dan

globalisasi, imperialisme terus berlangsung khususnya terhadap negeri-negeri

muslim yang baru merdeka dari penjajahan Barat. Globalisasi pada praktiknya

hanya merupakan usaha negara-negara Barat untuk terus mengukuhkan

dominasinya atas negara-negara bekas jajahan pasca Perang Dunia II itu.

Maka pada era globalisasi pasca Perang Dunia Kedua (PD II) ini,

imperialisme dikenal sebagai “penjajahan gaya baru” atau neo imperialisme.

Namun kemudian seiring dengan perkembangan globalisasi, terdapat fakta

43 Taqiyuddin an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir(Edisi Mu’tamadah).

Penerjemah M. Shiddiq Al-Jawi (Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia Press, 2006), h.14-15.

Page 63: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

empirik bahwa negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat (AS) telah

kembali kepada metode imperialisme gaya lama. Khususnya pasca 11

September 2001 saat menara kembar World Trade Center (WTC) di New

York dan Gedung Pentagon di Washington runtuh oleh serangan dua pesawat

terbang yang dibajak oleh para teroris. Sejak saat itu negara-negara Barat yang

dipelopori oleh Amerika mengumumkan perang terbuka terhadap terorisme.

Kemudian muncullah isu tentang keidentikkan Islam dengan terorisme.

Amerika Serikat mengklaim bahwa Al-Qaeda adalah organisasi teroris

internasional yang lahir dari paham ekstrimis fundamentalis Islam. Sejak saat

itu pendudukan gencar dilakukan Amerika di negara-negara berbasis Islam

yang diduganya sebagai gerbong jaringan teroris, kemudian Amerika

membangun pangkalan-pangkalan militer di negara-negara seperti Afganistan

dan Irak. Maka globalisasi, juga berarti perang global melawan terorisme (the

global war on terorrism), sesungguhnya semua menuju satu titik yang sama,

yaitu imperialisme negara-negara Barat kapitalis atas negara-negara lain,

terutama negara-negara di Dunia Islam.

Lebih ekstrim, melalui juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia,

Muhammad Ismail Yusanto, Hizbut Tahrir menganggap globalisasi hanyalah

istilah kosong yang tidak memberi kontribusi apa pun bagi dunia, khususnya

dunia Islam, kecuali hanya memberi jalan bagi imperialisme itu sendiri untuk

terus mencengkeram dan mengeksploitasi dunia demi nafsu serakahnya yang

tidak pernah kenyang.44

44 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto.

Page 64: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

2. Wujud Kapitalisme Modern

Hizbut Tahrir menilai dalam proses globalisasi ini, ada keterkaitan

antara penjajahan gaya baru atau neo imperialisme dengan ideologi kapitalis.

Adapun keterkaitan penjajahan dengan kapitalisme berkisar di antara dua

fakta berikut:45 Pertama, kuatnya keterkaitan itu, yaitu bahwa penjajahan

hanya menjadi thariqah (metode) untuk menyebarkan fikrah (konsep)

kapitalisme, yang berarti bahwa fokus perhatian utama adalah penyebaran

kapitalisme. Kedua, lemahnya keterkaitan ini, yakni bahwa fokus perhatian

utama adalah penjajahan itu sendiri. Sedang fokus perhatian kedua adalah

penyebaran kapitalisme. Jadi seakan-akan penjajahan lebih dekat sebagai

tujuan dari pada sebagai thariqah.

Bagaimana pun kuat lemahnya relasi yang terbentuk antara penjajahan

dengan program penyebarluasan ide kapitalisme, menurut Hizbut Tahrir

semuanya tergantung dari situasi dan kondisi negeri-negeri yang hendak

menjadi objek penjajahan atau pendudukan. Bilamana negeri tersebut adalah

negeri yang berbudaya dan memiliki peradaban, maka metode penjajahan

akan lebih condong pada upaya penyebarluasan pengaruh ideologi

kapitalisme. Dengan begitu negara penjajah akan lebih mudah mendominasi

dan leluasa menguasai kekayaan alamnya. Namun jika negeri tersebut tidak

memiliki peradaban tertentu, maka negeri tersebut hanya perlu dijajah,

dirampas kekayaannya, dan didominasi.

Ada pun di dunia Islam, di Timur Tengah dan Afrika Utara, atau di

Asia Tengah dan Asia Tenggara, negara-negara penjajah –di bawah pimpinan

45 an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir, h. 16.

Page 65: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Amerika Serikat- disamping memaksakan dominasi politik, militer, ekonomi,

di dunia Islam untuk mengeksploitasi manfaat-manfaat materialnya, juga

berupaya untuk menyebarkan kapitalisme pada banyak bidang. Inilah yang

disebut sebagai globalisasi kapitalisme. Misalnya perhatian negara-negara

penjajah terhadap konferensi-konferensi seperti ”konsferensi emansipasi” dan

”kesetaraan gender”. Demikan pula adanya rencana AS untuk Timur Tengah,

pemaksaan dominasi budaya pada apa yang dikenal dengan ”rekonstruksi

peradaban”, ”dialog antar agama”, ”titik temu peradaban”, dan upaya intensif

mengubah atau mengganti kurikulum pendidikan untuk memutuskan

keterkaitan kaum Muslim dengan peradaban dan budaya mereka.46

Maka globalisasi adalah proses menyeragamkan dunia ke dalam

ideologi tunggal yaitu kapitalisme. Kapitalisme global menerapkan prinsip-

prinsip neo liberalisme oleh badan-badan dunia seperti IMF, WTO dan Bank

Dunia yang sengaja dibentuk untuk melancarkan semua usaha dominasi dan

eksploitasi bangsa-bangsa yang lemah.47 Tujuan dari itu semua adalah agar

seluruh dunia memeluk ideologi ini sebagai satu-satunya ideologi yang

diklaim absah menjadi pemenang sejarah, khususnya setelah kehancuran

Komunisme tahun 1991.

3. Hegemoni Politik Tunggal Amerika Serikat

Hizbut Tahrir mencatat bahwa yang menguasai mekanisme globalisasi

adalah negara industri yang tergabung dalam negara Adi Daya. 48 Menurut

46 Ibid., h. 17. 47 Muhammad Ismail Yusanto, “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan

Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” h. 7. 48 Menurut Hizb negara adi daya adalah negara-negara G-8, yaitu tujuh negara industri

(Amrika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Kanada) di tabah dengan Rusia, telah mendominasi kebijakan ekonomi dan moneter dunia. Kemudian ditambah dengan Cina, yang

Page 66: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

juru bicara Hizbut Tahrir Inggris, Dr. Imran Waheed, globalisasi bermakna

universalisasi nilai-nilai Barat ke segala penjuru dunia. Menurutnya proyek

globalisasi didominasi oleh peradaban Barat.49

Kedudukan negara pertama di dunia bukan lah hal yang baru. Itu sudah

ada sejak lama. Dalam sejarah kuno, Mesir, Romawi, Daulah Islamiyah di

masa Khulafa Ar-Rasyidin pernah menjadi negara pertama. Perancis pernah

pula menjadi negara pertama, Daulah Utsmaniyah, sebagai negara Khilfah

Islamiyah pernah menjadi negara pertama hampir tiga abad lamanya. Hingga

pertengahan abad ke-18 M. Sebelum Perang Dunia Kesatu (PD I), Jerman

adalah negara pertama di dunia. Setelah PD I, Inggris merupakan negara

pertama dan menjelang Perang Dunia II, Inggris menjadi negara pertama.

Perang Dunia II meledak dan Amerika Serikat terjun ke dalam perang

tersebut. Perang berakhir, dan menandai terbukanya keran globalisasi,

Amerika menjadi negara pertama dalam merancang politik internasional dan

konstelasi internasional sedemikian sehingga ia menjadi negara yang paling

mampu untuk menjadikan politik internasional berada di pihaknya. Amerika

terus mendominasi posisi internasional hingga tidak mungkin ada atau terjadi

peristiwa-peristiwa politik kecuali atas kehendaknya.

Hizbut Tahrir mengutip pernyataan mantan Mentri Luar Negeri

Prancis, Hober Fiderin, dalam bukunya Taruhan-taruhan Prancis di Era mempunyai kekuatan Ekonomi yang besar, kekuatan nuklir, populasi penduduk yang besar, keanggotaan tetap dalam Dewan Keamanan PBB, maka menurut Hizb negara-negara adidaya di dunia saat ini adalah sembilan negara ini. Lebih jelas lihat dalam Taqiyuddin an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir(Edisi Mu’tamadah). Penerjemah M. Shiddiq Al-Jawi (Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia Press, 2006), h. 48.

49 Dr. Imran Waheed, “Tanda-tanda Kehancuran Peradaban Barat,” artikel diakses pada 22 November 2007 dari http://hayatulislam.multiply.com/journal/item/137/Makalah_Pembicara_KKI_2007_2Tanda-Tanda_Kehancuran_Peradaban_Barat

Page 67: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Globalisasi mengatakan, ”sesungguhnya keberadaan satu-satunya kekuatan

ini (Amerika Serikat) yang mendominasi seluruh bidang ekonomi, teknologi,

militer, moneter, bahasa, dan budaya, merupakan kondisi yang belum pernah

ada sebelumnya dalam sejarah.” Fiderin berkata, ”sesungguhnya Amerika

Serikat menduduki peringkat nomer satu di dunia tanpa pesaing. Setelah itu

pada peringkat kedua, adalah tujuh negara yang mempunyai pengaruh dunia,

yaitu Prancis, Inggris, Jerman, Rusia, Cina, Jepang, dan India, asalkan mereka

mau menetapkan untuk memperluas visinya yang selama ini masih bersifat

regional.”50

Dalam pandangan Fiderin, terdapat banyak tolak ukur untuk menyusun

peringkat negara-negara Adidaya tersebut, diantaranya adalah pendapatan

nasional, taraf kemajuan teknologi, senjata nuklir, lalu tingkat kuantitas dan

kualitas persenjataan, keterikatan dengan organisasi dan lembaga

internasional, seperti Dewan Keamanan PBB, Kelompok G-8, atau Uni Eropa,

lalu penyebaran bahasa dan pengaruh budaya yang diwarisi dari generasi

terdahulu.51

Dalam persyaratan tersebut, Amerika adalah negara yang memenuhi

semua kriteria. Dengan melimpahnya kekayaan, tercukupinya jumlah kaum

terpelajar, dan pemikir, serta adanya suasana kebebasan dan kesungguhan

yang menguasai Amerika, maka kekuatan Amerika adalah kekuatan yang

nyata, bukan kekuatan yang hanya nampak secara lahiriyah.

Saat ini Amerika mempunyai galangan kapal nuklir yang besar,

mengungguli apa yang dimiliki negara-negara nuklir lainnya dengan berlipat

50 an- Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir, h. 38-39. 51 Ibid., h. 38-39.

Page 68: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

ganda. Jika anggaran militer Amerika dibandingkan dengan negara-negara

Adidaya lainnya, akan nampak keunggulan Amerika atas negara-negara itu.

Pada tahun 2002 anggaran militer negara-negara Adidaya Barat adalah

sebagai berikut:52 Inggris: 35 miliar USD, Perancis: 32 miliar USD, Jerman:

23 miliar USD. Jadi jumlah total anggaran militer ketiga negara adidaya

tersebut berjumlah 90 miliar USD. Adapun anggaran militer Amerika sendiri

besarnya 350 Miliar USD. Apalagi terdapat perbedaan jenis persenjataan dan

juga pendapat sebagian pengamat bahwa Amerika mendahului Eropa puluhan

tahun dari segi kemajuan teknologi.

Amerika juga menguasai PBB dan juga segenap badan-badan dunia

bentukan PBB. Negeri ini juga memiliki dana terbesar di Bank Dunia dan

IMF, dan selanjutnya memiliki pengaruh politik yang luas yang menjadi

bidang pekerjaan Bank Dunia dan IMF. Demikian pula Amerika berusaha

memperkuat perdagangan dunia melalui politik globalisasi yang menjadi

senjata WTO. Ia berusaha menjadikan WTO sebagai salah satu sarananya

untuk mengintervensi pasar-pasar lokal dengan dalih tarif bea masuk bersama.

Dengan demikian Amerika berupaya untuk melakukan liberalisasi

perdagangan. Karena Amerika mempunyai kekuatan ekonomi yang besar,

mempunyai perusahaan multinasional dan transnasional yang paling banyak,

Amerika pun memanfaatkan ’kedok’ peraturan yang dikeluarkan oleh WTO

untuk kepentingan Amerika dalam rangka membuka pasar-pasar yang nyaris

tertutup atau sulit diintegrasikan dalam perekonomian global terbuka seperti

52 Salim Fredericks, Invasi Politik dan Budaya. Penerjemah Abu Faiz ( Bogor: Pustaka

Thariqul Izzah, 2002), h. 38.

Page 69: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

yang dikehendakinya.53

Menurut Hizbut Tahrir, globalisasi menjadi upaya bagi penyeragaman

ideologi kapitalisme yang di anut oleh Amerika beserta negara-negara Blok

Kapitalis. Kapitalisme pada ujungnya akan membawa kehidupan manusia

pada pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme). Dalam agenda

globalisasi yang dilakukan bukan hanya memaksakan sekularisme dalam

kehidupan, Barat juga menjejalkan sekularisme dalam pemikiran. Dengan

ganas, Barat menyebarkan pemikiran-pemikiran sekulistik destruktif ke

tengah-tengah umat Islam seperti paham Pluralisme (Agama), Demokrasi,

Pasar Bebas, Hak Asasi Manusia, Dialog Antar Agama, Feminisme, dan

seterusnya.54 Tujuannya tidak lain adalah bila umat Islam menyerap nilai-nilai

Barat yang sekularistik tadi, maka pada akhirnya mereka akan lebih mudah

untuk ditundukkan dan didominasi.

Selanjutnya menurut Hizbut Tahrir, Amerika, sebagaimana negara-

negara kapitalis, dikuasai oleh para pemilik perusahaan monopoli dan para

pengusaha. Mereka itulah yang memiliki pengaruh terhadap politik Amerika.

Malah pengusaha-pengusaha korporasi tersebut lah yang mengendalikan

percaturan politik Amerika. Semua itu berdasarkan fakta empirik, antara

lain:55

Menurut Laporan Investasi Dunia 1993 yang diterbitkan Perserikatan

bangsa-bangsa (PBB) ada 37.000 perusahaan transnasional, yang memiliki

170.000 anak perusahaan di luar negeri. Sebanyak 90% dari perusahaan-

53 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto. 54 Muhammad Ismail Yusanto, “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan

Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” h. 4. 55 Coen Husain Pontoh, Akhir Globalisasi: dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan

Massa (Jakarta: C-BOOKS, 2003), h. 64-71.

Page 70: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

perusahaan transnasional tersebut berkantor pusat di negara-negara maju.

Bagi perusahaan-perusahaan transnasional di sektor manufaktur

dengan kantor pusat mereka yang ada di Amerika Serikat pada tahun 1987,

70% dari penjualan mereka dan 67% dari aset mereka ada di Amerika Serikat

sendiri. Di tahun 1993, 67% dari penjualan dan 73% asset mereka berada di

Amerika. Sebagian besar dari sisa penjualan dan aset mereka pada tahun 1987

dan 1993 ada di Eropa dan Kanada. Bagi perusahaan-perusahaan transnasional

yang berpusat di Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang jasa, 93%

penjualan dan 81% aset mereka ada di Amerika Serikat pada tahun 1987.

Pemerintah negara-negara imperialis inilah yang mengontrol IMF,

Bank Dunia dan WTO, sebagaimana mereka juga mengontrol Dewan

Keamanan PBB. Di dalam IMF, misalnya, proporsi suara berdasarkan

besarnya setoran saham mereka atas sumber keuangan. Pada tahun 1990, ke

23 negara-negara imperialis memiliki 62,7% suara sebagai tandingan 35,2%

suara yang dimiliki 123 anggota lainnya. Lima pimpinan Dewan Eksekutif

Permanen IMF dicalonkan oleh lima besar pemilik saham: Amerika Serikat,

Inggris, Perancis, Jerman dan Jepang.

Tiga ratus pemilik perusahaan teratas mengontrol lebih dari sepermpat

dari seluruh aset produktif di dunia. Dalam catatan PBB, jumlah perusahaan

multinasional mencapai lebih dari 45.000, dengan 500 perusahaan terbesar

menguasai 80 perusahaan dari seluruh investasi asing langsung. Dari 45.000

perusahaan multinasional itu, mayoritas terkonsentrasi di Amerika (179), Uni

Eropa (148) dan Jepang (107). Melihat penjelasan sekilas di atas, maka

menjadi wajar bila kita simpulkan bahwa negara-negara kapitalis, terutama

Page 71: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Amerika, merupakan aktor utama dalam menggerakkan roda globalisasi.

Berdasarkan fakta empirik tersebut, Hizbut Tahrir memahami politik

luar negeri Amerika adalah politik orang kaya dan para perusahaan monopoli.

Artinya politik Amerika adalah politik imperialisme murni, yang tidak

mengenal nilai-nilai luhur. Bagi Hizbut Tahrir, para politisi Amerika

menganggap seluruh dunia adalah ladang bercocok tanam milik mereka.

Amerika memandang negara-negara besar lainnya tidak layak untuk

mempunyai pengaruh, dan bahwa sekarang negara-negara besar itu harus

mundur, keluar dan rela terhadap keadaan dunia yang ada, yaitu adanya

ketundukkan terhadap dominasi pihak-pihak yang kuat.

Dengan kemampuan-kemampuan militer, politik dan ekonomi yang

besar, Amerika mengintervensi seluruh negara yang ada di dunia ini. Hal itu

juga membuatnya menjadi bagian politik lokal di setiap negara di dunia. Jadi

Amerika mencoba untuk mengelola politik hegemoni atas politik seluruh

dunia tanpa kecuali. Ini lah yang disebut globalisasi sebagai hegemoni politik

tunggal Amerika Serikat.

Maka dari itu Amerika semakin berpengaruh pada setiap masalah yang

ada di dunia. Menurut Hizbut Tahrir, Amerika lah yang menyulut krisis di

wilayah-wilayah yang berkobar. Negeri Paman Sam ini membuat klasifikasi-

klasifikasi baru untuk berbagai negara, misalnya negara-negara poros

kejahatan (evil axis), negara-negara pendukung terorisme, dan lain-lain.

Bahkan Amerika mewajibkan dunia untuk berpihak kepadanya atau berpihak

kepada teroris. Kalau memilih tidak bersama Amerika dan juga tidak bersama

teroris, tidak dibolehkan. Padahal, menurut Hizbut Tahrir, Amerika-lah yang

Page 72: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

menciptakan krisis-krisis, menimbulkan masalah-masalah dan menciptakan

ketegangan-ketegangan. Kemudian setelah itu, Amerika pula yang

mengendalikan krisis-krisis tersebut, mencari solusi-solusinya. Amerika

melakukan hal itu semua sebagai bagian integral dari strateginya untuk

melakukan hegemoni atas dunia.56

Menurut Hizbut Tahrir, pengaruh Amerika tidak terbatas pada aspek

ekonomi dan perdagangan semata, sebagaimana halnya negara-negara

kapitalis tradisional pada umumnya, melainkan meluas sampai seluruh aspek

kehidupan sipil. Dengan demikian pengaruh Amerika nampak di bidang

pendidikan, madia massa, sosial, pemikiran, ideologi, dan keamanan.57

Di bidang pendidikan tampak jelas dalam perubahan kurikulum yang

sedemikian rupa agar sesuai dengan perspektif ideologinya. Hizbut Tahrir

mendeskripsikan bagaimana negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Kwait,

Yordania, Mesir dan yang lainnya telah sibuk mengevaluasi kurikulumnya

dengan dalih perkembangan dan penyesuain dengan jaman. Arab Saudi telah

mengubah salah satu dari materi agama terpenting di antara bab buku-buku

sekolahnya, yaitu materi al-wala’ wal bara’. Yordania, Mesir Kwait, dan

negara lainnya juga merubah materi yang berkaitan dengan jihad dan perang

melawan ’kaum kafir agresor’, seperti kaum Yahudi dan Nasrani. Negara-

negara tersebut juga mengubah ide-ide Islam yang tidak diperkenankan

Amerika.

Di bidang media massa, dengan mendirikan radio Voice of America

(VOA) dan stasiun televisi al-Harrah. Itu semua untuk menyebarkan

56 an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir, h. 102. 57 Ibid., h. 103.

Page 73: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

pengaruhnya kepada seluruh masyarakat di negeri-negeri Arab.

Di bidang sosial, dengan mencuatkan isu perempuan, dan konferensi-

konferensi tentang perempuan, isu perempuan dalam bidang pemerintahan dan

parlemen, dan menyebarkan pemikiran feminisme dalam bentuk-bentuk dan

istilah-istilah baru.

Di bidang pemikiran dibangun berbagai pusat kajian untuk pemikiran,

demokrasi dan pluralisme, mendirikan organisasi-organisasi HAM untuk

menyebarluaskan ide-ide kebebasan. Berbagai organisasi dan pusat-pusat studi

ini juga di bekali dengan film-film Hollywood dan produk sains dan teknologi

mutakhir yang menguasai penyebaran sebagian besar saluran-saluran televisi

Arab dan non-Arab.

Ada pun di bidang keamanan, Amerika berupaya untuk menjalin

hubungan dengan dinas-dinas intelejen di negara-negara Arab dengan dinas

intelejennya, khususnya dengan CIA dan FBI. Akhirnya, kita bisa melihat

mobilitas agen-agen intelijen Amerika di kota-kota di negeri-negeri Islam

dengan bebas dan dilindungi oleh undang-undang, sabagaimana halnya di

Sudan, Yaman, Kenya, Tanzania, Libia, Pakistan dan negara-negara lain.

Hubungan intelejen ini mencakup penyerahan orang-orang yang dicari kepada

Amerika dan adanya toleransi kepada kekuatan-kekuatan Amerika khususnya

untuk melakukan aktivitas militer tertentu untuk melawan orang yang di

sebut-sebutnya sebagai ”terroris”.

Amerika juga melakukan strategi politik internasional dengan

memperluas keanggotaan Uni Eropa, meneruskan keberadaan NATO dan

kemudian memperluas strategi NATO untuk terlibat dalam problem-problem

Page 74: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

internal keamanan Eropa; tidak seperti sebelumnya, yaitu terlibat dalam

pertahanan luar negeri sebagaimana tugas dasar NATO sejak kelahirannya.

Rencana-rencana hegemonik Amerika Serikat untuk mencoba

membentuk kawasan Islam terlihat pada rencana Timur Tengah Raya pada

tahun 2003. Hizbut Tahrir mengambarkan bagaimana khittah (strategi) politik

Amerika terhadap Irak adalah dengan menduduki Irak dengan atau tanpa

resolusi internasional, lalu mewujudkan pemerintahan yang melegitimasi

pendudukan melalui pengesahan internasional dari PBB, setelah Amerika

mengabaikan PBB pada awal pendudukannya. Pemerintahan itu juga akan

memberi melegitimasi lain (yang bersifat lokal) melalui pemilu atau semacam

pemilu Irak. Kemudian pemerintahan ini, sebagai wakil rakyat Irak, akan

menandatangani cek persetujuan terhadap keberlangsungan kekuatan

pendudukan, hingga pendudukan itu menjadi sah karena keberadaannya telah

didasarkan pada persetujuan rakyat negeri Irak, tuntutan mereka, dan resolusi

internasional. Hal ini akan menjauhkan negara-negara lain dan Dewan

Keamanan PBB untuk mengintervensi masalah Irak, dan menjadikan Amerika

sebagai satu-satunya pengelola segala urusan Irak. Dengan demikian, hal ini

akan menyempurnakan legalitas pendudukan. Sebab, yang mengakui

keberlangusungan pendudukan dan keberadaan pendudukan adalah

pemerintahan resmi Irak (yang dipilih lewat pemilu). Lalu, akan dibuat

konstitusi baru untuk Irak di bawah penguasaan pendudukan yang akan

melanggengkan perpecahan, memecah belah negara dengan dalih federalisme,

dan mengobarkan sentimen kelompok. Kaum Muslim pun akan sibuk sendiri

bermusuhan satu sama lain, padahal seharusnya mereka sibuk mengusir

Page 75: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

pendudukan. Karena itu, Amerika mengontrol segala macam cara dan

sarannya yang dimampuinya untuk menduduki Irak, seperti merancang

strategi politik, kemudian menjadikan pendudukan ini legal dengan

pengesahan formal dari undang-undang internasional dan lokal.58

Pada konteks tersebut, menurut Hizbut Tahrir Amerika terlihat sebagai

negara yang menggunakan kekuatan sewenang-wenang secara

inkonstitusional, bukan negara yang terlihat sebagai penjaga undang-undang

internasional sebagaimana kesan yang nampak terhadap Amerika sebelumnya.

Peristiwa 11 September 2001 dengan meledaknya World Trade Center

(WTC) di New York dan Gedung Pentagon di Washington memberikan satu

dorongan kepada Amerika untuk menjadi kekuatan tunggal. Menurut Hizbut

Tahrir Amerika menjadikan peledakan WTC itu sebagai justifikasi untuk

memerangi apa yang disebutnya ”terrorisme” sehingga Amerika akhirnya

menduduki Afganistan dan Irak dengan dalih itu. Menurut Hizbut Tahrir,

arogansi politik pemerintahan Amerika sangat menonjol sampai-sampai

Amerika menghadopsi kebijakan ”Anda bersama kami atau melawan kami”

(“Either you are with us or you are with terrorists”).

B. Relasi Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah

1. Globalisasi Sebagai Indikator Kebangkitan Khilafah Islamiyah

Hizbut Tahrir memahami dan menerima bahwa globalisasi adalah

58 Ibid., h. 19-20.

Page 76: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

sebuah keniscayaan dalam hal perkembangan sains dan teknologi. Namun

Hizbut Tahrir menolak dan menentang globalisasi yang diusung oleh Barat

yang menurutnya memiliki motivasi imperialisme dengan cara menyebarkan

paham kapitalisme yang akan membuat sebuah kampung global (global

village) bagi masyarakat dunia dengan fondasi sekularisme.

Dalam pemahaman globalisasi yang terkesan dikotomis itu, yaitu

antara menerima dan menolak globalisasi, maka berdasarkan beberapa

penjelasan Hizbut Tahrir yang sporadis, penulis merangkum bahwa

sebenarnya Hizbut Tahrir melihat globalisasi sebagai indikator kebangkitan

khilafah Islamiyah. Itu juga yang kemudian penulis tanyakan kepada juru

bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, bahwa ”apakah globalisasi itu

sendiri dapat dikatakan sebagai indikator kebangkitan khilafah islamiyah?”.

Ismail menjawab: ”Ya. Paling tidak hal itu dapat dilihat dari dua hal. Pertama,

kegagalan globalisasi itu sendiri sebagai sebuah sistem yang malah

menyebabkan kemiskinan global. Kedua, pudarnya pesona nation state di era

globaliasi yang kemudian malah membangkitkan organisasi-organisasi

transnasional, dan bahkan negara transnasional”. 59

a. Kegagalan Globalisasi Barat

Kegagalan globalisasi dapat dilihat dan ditinjau secara komprehensif,

namun yang paling umum adalah dengan melihatnya dari perspektif budaya,

ekonomi, politik. Menurut Hizbut Tahrir, globalisasi kultural telah

menimbulkan problem identitas yang parah pada komunitas manusia di

berbagai negara. Bagi Hizbut Tahrir, problem identitas terbesar akibat

59 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto.

Page 77: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

globalisasi adalah terjadinya sekularisasi. Kendati globalisasi merupakan

bentuk imperialisme yang berupa dominasi politik, militer, dan ekonomi,

namun yang paling nampak kemudian adalah adanya pemaksaan sekularisme

yang membuat umat Islam harus terjauhkan dari nilai-nilai Islam dan

syariatnya. Umat Islam yang tersekulerkan terpaksa harus hidup dalam tatanan

ekonomi yang kapitalistik, politik oportunistik, pendidikan yang materialistik,

budaya yang hedonistik dan westernistik yang berintikan amoralisme serta

sikap beragama yang sinkretistik. 60 Semua itu menggenapkan ketundukan

umat Islam secara ideologis kepada Barat.

Maka, krisis terbesar yang diderita oleh umat Islam akibat globalisasi

tidak lain adalah krisis identitas umat Islam sebagai sebuah umat dimana

mereka semestinya hidup di bawah naungan nilai-nilai Islam tapi

kenyataannya tidak. Sekularisme yang dibawa serta oleh imperialisme itu

telah memisahkan Islam dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara di mana

umat Islam hidup di dalamnya. Umat Islam tidak lagi bisa melihat identitas

terpenting mereka, yakni aqidah Islam, terwujud dalam kehidupan secara

nyata. Aqidah Islam hanya bersemanyam dalam dada dan hanya sekali-kali

saja muncul di permukaan kehidupan, misalnya saat kelahiran, kematian,

pernikahan, atau saat melaksanakan ibadah shalat, haji, zakat atau saat

peringatan hari besar Islam seperti Isra' Mir'aj, Maulid Nabi dan sebagainya.

Semakin proses sekularisasi itu berhasil, umat Islam semakin kehilangan

identitasnya sebagai umat Islam, dan selanjutnya akan berganti identitas

60 Lebih jelas lihat analisis dan kritik mendalam Hizbut Tahrir terhadap pemikiran

sekularisme Barat tersebut dalam Persepsi-Persepsi Berbahaya Untuk Menghantam Islam dan Mengokohkan Peradaban Barat (Mafahim Khathirah li Dharb Al-Islam wa Tarkiz Al-Hadharah Al-Gharbiyah). Perjemahan oleh M. Shiddiq Al-Jawi (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 1998).

Page 78: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

menjadi umat sekularis atau kapitalis. Seiring dengan itu, kemuliaan umat

Islam sebagaimana disebut dalam al Qur'an pun hilang tak terwujud secara

nyata.61

Menurut Dr Imran Waheed, percampuran antara materialisme dan

kebebasan individu tanpa batas, telah menyebabkan kekerasan yang mewabah,

pengunaan obat bius, dan alkohol, mengabaikan orang lanjut usia, kemiskinan,

kerusakan pada keluarga, kekosongan spiritual, rasisme, dan lain-lain.

Pernyataan tersebut dapat didukung oleh sejumlah fakta yang diterbitkan

UNDP terkait dengan laporan tentang globalisasi dan dampak-dampaknya.

Misalnya, data tahun 2000 menunjukkan antara 85 juta dan 115 juta anak

perempuan dan dewasa mengalami beberapa bentuk kerusakan pada alat

kelaminnya (hlm.36), atau diperkirakan satu dari tiga perempuan menjadi

korban kekerasan dalam hubungan intim mereka (hlm.4).62

Kemudian dalam bidang ekonomi, menurut Hizbut Tahrir, globalisasi

juga menunjukkan kegagalannya. Dunia melihat, pada tahun 1980-an, hampir

setengah abad berlalu semenjak kemerdekaan dan proses globalisasi dilakukan

yang diharap bisa menjadi pintu kemajuan bagi negara Dunia Ketiga, terbukti

upaya itu tidak membuahkan hasil. Yang ada adalah kenyataan bahwa Dunia

Ketiga tetaplah menjadi negara miskin, terbelakang dan terpinggirkan serta

sekaligus tetap menjadi obyek eksploitasi negara maju. Hizbut Tahrir

mengutip beberapa data bahwa pada tahun itu, negara-negara industri yang

jumlah penduduknya hanya 26 % dari penduduk dunia ternyata menguasai

lebih dari 78 % produksi, menguasai 81 % perdagangan dunia, 70 % pupuk,

61 Wawancara Pribadi dengan Muhamad Ismail Yusanto. 62 Pontoh, Akhir Globalisasi, h. 10-12.

Page 79: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dan 87 % persenjataan dunia. Sementara 74 % penduduk di Asia, Afrika, dan

Amerika Latin yang dimasukkan ke dalam Dunia Ketiga, hanya menikmati

sisanya, yakni seperlima produksi dan kekayaan dunia.63

Menurut Ismail Yusanto, globalisasi memang menciptakan

kemakmuran, namun hanya untuk negara-negara Barat. Mereka memang

menikmati kemakmuran yang luar biasa. Tapi, masyarakat di negara-negara

Dunia Ketiga tetap hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Kemudian

Ismail mengutip laporan UNDP tahun 1999, seperlima orang terkaya dari

penduduk dunia mengkonsumsi 86 % barang dan jasa dunia. Sebaliknya

seperlima penduduk termiskin hanya mendapatkan 1 persen lebih sedikit

barang dan jasa dunia.64

Menurut Ismail, di Indonesia, globalisasi dan liberalisasi makin jauh

masuk utamanya melalui LOI (Letter of Intent) tahun 1998 yang

ditandatangani bersama oleh Soeharto, presiden Indonesia ketika itu, dan

Camdessus, mewakili IMF menyusul krisis moneter yang melanda Indonesia.

Di antara butir LOI adalah penghapusan subsidi, privatisasi dan liberalisasi.

Beberapa butir penting itu kini sudah dilaksanakan. Subsidi pupuk dihapus,

begitu juga BBM yang membuat kedua komoditas strategis itu melambung

terus harganya. Tentu saja rakyat sangat menderita karenanya. Bersama

dengan liberalisasi sektor migas yang dilakukan melalui Undang-Undang

63 Kegagalan Pembangunan Dunia Ketiga secara dramatis ditunjukkan oleh Rudolf H.

Strahmn. Penerjemah Rudy Bagindo, dkk., Kemiskinan Dunia Ketiga: Menelaah Kegagalan Pembangunan di Negara Berkembang (Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1999). Lihat juga Arief Budiman, Pembangunan Dalam Krisis, Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996), hal. 113-120. Lihat juga kritik terhadap pembangunan dan globalisasi dalam Mansour Fakih, Sesat Pikit Teori Pembangunan dan Globalisasi (Yogyakarta : INSIST Press dan Pustaka Pelajar, 2001).

64 Muhammad Ismail Yusanto, “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” h. 3.

Page 80: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Migas tahun 2001 yang memuat pasal penghentian peran monopoli Pertamina

mulai tahun 2005 ini, penghapusan subsidi itu ternyata berujung pada

masuknya perusahaan asing di dalam bisnis migas di Indonesia. Artinya,

melalui tangan IMF dan para kompradornya di dalam negeri Indonesia,

kapitalis global bisa masuk dengan legal dan leluasa untuk menghisap

kekayaan Indonesia.

Contoh lain dari dari makin merasuknya paham neo liberal ke tubuh

ekonomi Indonesia adalah Undang-Undang No.7 Tentang Sumber Daya Air

(SDA) tahun 2004. Undang-Undang itu dalam banyak pasal membuka

peluang terjadinya privatisasi sektor air, sekaligus memungkinkan pengalihan

fungsi air secara fundamental dari fungsi publik yang bersifat sosial menjadi

fungsi komoditas yang bersifat komersial.

Menurut Ismail, perhatian Hizbut Tahrir Indonesia terhadap liberalisasi

sektor sumber daya alam, yang menjadi sasaran empuk tindak eksploitasi

kapitalis global, tidak pernah berhenti. Liberalisasi itu diantaranya terjadi pada

kasus migas di blok Cepu. Menurut Hizbut Tahrir, kebijakan pemerintah

Indonesia untuk tetap memperpanjang kontrak dengan Exxon Mobil di ladang

migas di Blok Cepu yang dikabarkan mempunyai cadangan sebanyak 1,2

miliar barel, tidaklah masuk akal, karena semestinya kontrak itu berakhir pada

2010. Bukan hanya itu, Exxon Mobil bahkan mendapatkan persentase saham

dan bagi hasil. Manurut Hizbut Tahrir tidak ada satu pun alasan baik secara

historis, teknis maupun ekonomis yang membuat Indonesia harus melanjutkan

kontrak dengan Exxon Mobil. Satu-satunya penjelasan yang rasional adalah

bahwa kebijakan pemerintah itu lahir akibat tekanan politik pemerintahan

Page 81: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Bush serta kepentingan bisnis para kompradornya di Indonesia. Inilah

globalisasi yang tidak lain berwujud imperialisasi ekonomi demi kepentingan

eksploitasi sumberdaya ekonomi.

Selanjutnya Khilafah magazine, edisi Januari 2002, pernah

menurunkan laporan mengenai sejumlah fakta yang terjadi di dunia sebagai

akibat dari globalisasi. Laporan tersebut dikutip dari beberapa laporan dari

sejumlah lembaga dunia. Berikut adalah data dan fakta dari laporan tersebut:65

• Hampir setengah dari 6 milyar penduduk dunia hidup dengan 2$ per hari,

sedangkan 1,2 miliar orang hidup kurang dari kurang dari 1$ per hari.

• Kesenjangan antara orang kaya 20% dari penduduk dunia dan orang

miskin 20% dari penduduk dunia telah berlipat denda selama 40 tahun

terakhir ini.

• Aset tiga milyarder terkaya dunia melampaui GNP dari 48 negara kurang

berkembang dan 600 juta penduduknya.

• Mayoritas investasi asing berada di tangan negara-negara kaya.

• Dari $865 miliyar investasi asing dunia pada tahun 1999, $636 (76%)

dikuasai negara-negara industri maju.

• Setelah putaran Uruguay dalam perundingan GATT tahun 1994, para

ekonom memperediksi bahwa perluasan perdagangan akan meningkatkan

perdagangan dunia antara $200 miliar dan $500 miliar pada 2001. Akan

tetapi pada saat itu juga PBB memperingatkan bahwa sebagian besar

kekayaan dunia itu berada di tangan negara-negara kaya, sementara

65 Paul Masson, “Globalization Fact and Figures,” Khilafah Magazine, 10 Januari 2002,

h. 27.

Page 82: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

negara-negara miskin tidak memperoleh apa-apa. Menurut kalkulasi PBB,

sub-Sahara Afrika akan kehilangan $1,2 miliar pertahun akibat aturan baru

perdagangan.

• Meskipun Amerika Serikat dan Inggris sama-sama menganggap dirinya

sebagai negera yang layak diteladani, dalam peringkat kemiskinan tahunan

PBB Amerika Serikat justru berada di peringkat bawah di antara negara-

negara industri, dengan 15,8 % penduduk berada di bawah garis

kemiskinan. Inggris tidak jauh beda 14,6%.

• Meskipun mengakui dampak buruk terhadap masyarakat yang diakibatkan

privatisasi di Dunia Ketiga, Bank Dunia dan IMF tetap memaksakannya

sebagai sebuah model ekonomi. Privatisasi air adalah salah satu

contohnya. Bank Dunia mencatat bahwa harga air di ibu kota Haiti, Port-

au-Prince, meningakat 10 kali lipat sejak diprivatisasi, sementara keluarga

miskin di Mauritania harus membelanjakan seperlima dari pendapatan

rumah tangga mereka untuk air saja.

• Negara-negara seperti India, Brazil, dan Thailand telah membangun

industri farmasi mereka selama bertahun-tahun lamanya, memproduksi

obat-obatan generik sebagai alternatif dari obat-obatan produksi

perusahaan-perusahaan multinasional yang tinggi harganya. Obat

flukanazole, yang digunakan untuk mengobati meningitis terkait HIV,

harganya sekitar $50 per 100 tablet di India, sementara obat yang sama

dengan merek terkenal dijual di Indonesia dengan harga $700 dan di

Filipina $800. Harga yang berbeda jauh di luar jangkauan kebanyakan

rakyat kedua negara itu. Namun demikian WTO tetap tidak memberikan

Page 83: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

hak kepada negara-negara berkembang untuk memproduksi sendiri obat

yang lebih murah bagi rakyatnya sendiri. WTO malah memaksa negara-

negara untuk menerima kepemilikan swasta atas obat-obatan bermerek

terkenal melalui paten berjangka panjang. Pada 1998 WTO menetapkan

bahwa pemerintah India harus mengamandemen undang-undang

negaranya agar sesuai dengan isi perjanjian TRIPs guna memberikan hak

yang lebih besar kepada paten perusahaan-perusahaan farmasi.

• Sejak 1983 hampir tidak ada pertumbuhan ekonomi bagi rata-rata keluarga

di AS, kecuali peningkatan pendapatan dan kekayaan yang menumpuk

pada 205 penduduk terkaya (Edward Wolf dan Jerome Levy, Economics

Institute, Bard Collage, 2000).

• Tren kemiskinan semakin memburuk. Jumlah orang miskin yang hidup

dengan kurang dari 1 dollar sehari meningkat dari 1,197 milyar jiwa pada

tahun 1987 menjadi 1,214 milyar jiwa pada tahun 1997 (20% dari

penduduk dunia). Sementara 1,6 milyar jiwa (25%) penduduk dunia

lainnya hidup antara 1-2 dollar perhari (The United Nations Human

Development Report, 1999).

• Kesenjangan pendapatan antara 1/5 penduduk dunia di negara-negara kaya

dengan 1/5 penduduk di negara-negara termiskin meningkat 2 kali lipat

pada tahun 1960-1990 dari 30:1 menjadi 60:1. Pada 1998 meningkat

menjadi 78:1. (The United Nation Human Developmen Report, 1999).

• Perubahan teknologi dan liberalisasi keuangan mengakibatkan

peningkatan jumlah rumah tangga tidak proporsional pada tingkatan yang

teramat kaya, tanpa ditribusi bagi yang miskin. Pada rentang 1988-1993,

Page 84: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

pendapatan 10% penduduk termiskin dunia merosot lebih dari ¼-nya,

sedangkan pendapatan 10% penduduk terkaya dunia meningkat 8%

(Robert Wade, The London School of Economics, The Economist, 2001).

• Dua puluh tahun lalu perbandingan rata-rata pendapatan rata-rata di 49

negara terbelakang dengan pendapatan rata-rata negara-negara terkaya

adalah 1:87, tapi sekarang menjadi 1:98 (Kevin Watkins, International

Herald Tribune, 2001).

• Total kekayaan orang-orang yang mempunyai aset minimal satu juta dolar

meningkat hampir 4 kali lipat pada kurun 1986-2000 dari 7,2 trilyun dollar

menjadi 27 trilyun dollar. Meskipun terjadi kemerosotan keuangan global

dan bisnis dotcom saat ini, Merril Lynch memprediksikan bahwa kekeyaan

mereka meningkat 8 % setiap tahunnya dan diperkirakan tahun 2005

mencapai 40 trilyun dollar (Merril Lynch-Cap Gemini, 2001).

• Sejak 1994 hingga 1998, nilai kekayaan bersih 200 orang terkaya di dunia

bertambah dari 40 milyar dolar menjadi lebih dari 1 trilyun dollar. Aset 3

orang terkaya lebih besar dari gabungan GNP 48 negara terbelakang.

Jumlah milyuner meningkat 25% dua tahun terakhir menjadi 475 orang

dengan nilai kekayaan lebih besar dari 50% penduduk termiskin dunia

(Human develop report, 1999).

• 1/5 orang terkaya di dunia mengonsumsi 86% semua barang dan jasa,

sementara 1/5 orang termiskin di dunia hanya mengonsumsi kurang dari

1% saja (Human develop report, 1999).

Page 85: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

• Di seluruh dinia kira-kira 50 ribu orang meninggal setiap hari akibat

kurangnya kebutuhan tempat tinggal, air yang tercemar, dan sanitasi yang

tidak memadai (Shukor Rahman, Straits of Malaysia, 2001).

• Peningkatan produksi pangan dalam 35 tahun terakhir telah melampaui

laju pertumbuhan penduduk dunia sebesar 16 %. Peningkatan tersebut

belum pernah terjadi (United Nationons Food and Agricultiure

Organization, 1994).

• Pada tahun 1997, 78 % anak anak di bawah usia 5 tahun yang kekurangan

gizi di negara-negara sedang berkembang sebenarnya hidup di negara-

negara yang mengalami surplus pangan (United Nationons Food and

Agricultiure Organization, 1998).

• Sementara 200 juta orang India kelaparan, pada tahun 1995 India

mengekspor gandum dan tepung terigu dengan nilai 625 juta dolar, beras 5

juta ton dengan nilai 1,3 milyar dollar (Institute for Food and Development

Policy, Background , Spring 1998).

• Dewasa ini 826 juta manusia menderita kekurangan pangan yang sangat

kronios dan serius, kendati dunia sebenarnya mampu memberi makan 12

milyar manusia (2 kali lipat dari penduduk dunia) tanpa masalah sedikit

pun (Shukor Rahman, New Straits of Malaysia Times, 2001).

• Pada tahun 1997 hampir 10 juta orang AS yang terdiri atas 6,1 juta orang

dewasa dan 3,3 juta anak-anak benar-benar di lilit kelaparan. Sementara

itu pada tahun 1998, 10,5 juta rumah tangga di AS atau 31 juta orang tidak

bisa memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi

Page 86: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

kebutuhan mereka. (US Depeartement of Agriculture, Food Insecurity

Report, 1999).

• Jumlah orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizinya

diperkirakan bertambah besar hingga 3%, dari 1,1 milyar pada tahun 1998

menjadi 1,3 milyar orang pada tahun 2008, 2/3 penduduk Afrika Sub-

Sahara dan 40% penduduk Asia akan mengalami kekurangan pangan Pada

tahun 2008 (US Departemen of Agriculture, Food Security Asessment,

1999).

• Setiap hari 11 ribu anak mati kelaparan di seluruh dunia, sedangkan 200

juta anak menderita kekurangan gizi dan protein serta kalori. Lebih dari

800 juta menderita kelaparan di seluruh dunia dan 70 % di antara mereka

adalah wanita dan anak-anak (Shukor Rahman, World Food Program, new

Straits of Malaysia Times, 2001).

• 41 negara miskin yang paling banyak berhutang, hutang luar negerinya

meningkat dari 55 milyar dollar pada tahun 1980 menjadi 215 milyar

dollar pada tahun 1995 Saat ini pemerintahan negara-negara Afrika

menanggung utang sebesar 350 milyar dollar sehingga mereka memotong

2/5 penghasilan mereka untuk bayar utang. Akibatnya pemerintah

mengurangi pembiayaan atau jasa/pelayanan negara terhadap rakyatnya.

Atas dasar itulah Jubille 2000 mengatakan bahwa di 40 negara paling

miskin setiap 1 menit 13 anak mati (The Ecologist Report, Globalizing

Poverty, 2000).

• Di Zimbabwe, ketika SAPs mulai dilaksanakan, pembiayaan pelayanan

kesehatan per orang merosasot 1/3 nya sejak 1990. Sejak itulah kualitas

Page 87: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

pelayan kesehatan merosot 30%. Sementara jumlah perempuan yang

hampir saja meninggal di rumah sakit Harare meningkat 2 kali lipat

dibandingkan pada tahun 1990. Sedangkan jumlah orang yang berobat

yang di klinik dan rumah sakit semakin berkurang karena mereka tidak

mampu menanggung biaya pengobatan. (The Ecologist Report,

Globalizing Poverty, 2000).

• Di Kenya, munculnya peraturan baru mengenai biaya yang harus

ditanggung para pasien di Klinik pengobatan khusus penyakit menular

seksual di Nairobi, berakibat pada penurunan jumlah orang yang datang

berobat hanya dalam jangka waktu 9 bulan (The Ecologist Report,

Globalizing Poverty, 2000).

• Privatisasi air merupakan kegemaran Bank Dunia dan IMF. Sebuah

pemeriksaan acak atas dana-dana IMF di 40 negara selama tahun 2000,

menemukan fakta bahwa ada 12 negara peminjam yang persyaratan

peminjamannya memuat klausal kebijakan kenaikan harga jasa air dan

privatisasi air (Globalization Chalengge Initiative, Ewater Privatization

Fact Sheet, 2001).

• Dampak kebijakan IMF dan Bank Dunia memprivatisasi air dapat dilihat

pada KwaZulu –Natal, Afrika Selatan, di mana orang-orang miskin tidak

mampu membayar air bersih terpaksa menggunakan air sungai yang

tercemar sehingga menyebabkan wabah kolera (Globalization Chalengge

Initiative, Ewater Privatization Fact Sheet, 2001).

• Ketika kota terbesar ke-3 di Bolivia dipaksa melakukan privatisasi air oleh

IMF dan Bank Dunia, tingkat kenaikan harga air bagi pelanggan paling

Page 88: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

miskin mencapai 3 kali lipat. Negara dengan upah minimum kurang dari

60 dollar perbulan tersebut, banyak pemakai air dengan biaya rekening

perbulannya mencapai 20 dollar. Warga di kota tersebut yang telah

membangun sumur-sumur keluarga dan sistem irigasi selama berpuluh

puluh tahun lalu, tiba-tiba harus membayar hak atas penggunaan air

tersebut (International Forum on Globalization, IF Bulletin, 2001).

• Sebuah jejak pendapat yang dilakukan Wall Street Journal terhadap 500

eksekutif perusahaan AS mengungkapkan bahwa kemungkinan besar

mereka akan menggunakan NAFTA untuk menekan gaji dan upah

karyawan/ buruh (Economic Policy Institute, NAFTA at Seven, 2001).

• Pada akhir 1998, kira-kira 1 milyar pekerja (1/3 dari tenaga kerja dunia)

menjadi pengangguran atau setengah pengangguran. Angka tersebut

merupakan yang terburuk sejak depresi Barat pada tahun 1930-an (World

Emploment Report 1998-1999, International Labour Organization).

• Perluasan perdagangan tidak selalu berarti lebih banyak pekerjaan dan gaji

yang lebh baik. Di negara-negara paling kaya, penciptaan lapangan kerja

jauh tertinggal ke belakang, baik dari sisi pertumbuhan GDP maupun

perluasan perdagangan dan investasi. Meski GDP tumbuh 2-3% tetapi

tingkat pengangguran tidak turun tetap berkutat diangka 75 (The United

Nations Human Development Report, 1999).

• Sebanyak 200 perusahaan terbesar dunia menguasai 30 % perekonomian

dunia kendati mereka hanya mempekerjakan 1% angkatan kerja dunia.

Sementara keuntungan mereka membengkak 362,4% antara tahun 1983-

Page 89: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

1999, mereka hanya menambah tenaga kerja sebesar 14,4% (Institute for

Policy Studies, Top 200, The Rise of Corporate Global Power, 2000).

• Para pengusaha mengunakan fleksibilitas ekstra dalam undang-undang

ketenagakerjaan (yang diwajibkan IMF dan World Bank) untuk lebih

banyak mengurangi dan merampingkan pekerjaan ketimbang

memperbesar kemampuan produktif maupun menciptakan lapangan kerja

(United Nations Trade and Development Report 1995, The Ecologist

Report, Globalizing Poverty, 2000).

Data yang dipublikasikan Khilafah Magazine mungkin dapat dijadikan

indikator bahwa globalisasi belum dapat menciptakan stabilitas ekonomi bagi

seluruh negara yang ada di dunia. Berdasarkan data tersebut kita dapat melihat

adanya ketimpangan pendapatan antara negara maju dan negara berkembang

atau negara miskin. Selama arus globalisasi berlangsung, negara maju lah

yang paling banyak mendapatkan profit dalam hal materi. Sedangkan negara-

negara Dunia Ketiga semakin terpuruk dalam kemiskinannya. Hal tersebut

kemudian berdampak pada instabilitas politik bagi negara-negara yang tidak

dapat bertahan dalam persaingan global yang semakin represif.

Menurut Hizbut Tahrir, globalisasi yang dicanangkan guna mewudkan

perdamaian dunia, mencegah Perang Dunia Ketiga di bawah prinsip serta

nilai-nilai kebebasan dan demokrasi ternyata hanyalah ’kedok’ dari bentuk

imperialisme Barat -khususnya Amerika Serikat- terhadap negara-negara

Dunia Ketiga -khususnya dunia Islam-. Alih-alih menciptakan dan menjaga

perdamaian dunia, globalisasi malah menciptakan instabilitas politik di mana-

Page 90: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mana. Menurut Hizbut Tahrir, sistem demokrasi tidak lah menjamin

kesejahteraan rakyat. Asumsi itu didasarkan pada kenyataan misalnya di

Indonesia. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dibandingkan dengan

masa Orde Lama maupun Orde Baru, sejauh ini dianggap paling demokratis.

Jumlah partai politiknya lebih banyak dari pada masa Orde Baru. Presidennya

di pilih langsung oleh rakyat. Tingkat kebebasan pers nya pun tinggi. Namun

sebaliknya, kehidupan ekonomi rakyat tetap terpuruk. Jumlah kemiskinan dan

pengangguran tetap tinggi. Penyakit sosial bertambah parah mulai dari

tingginya kriminalitas, kekerasan, dalam rumah tangga, aborsi, hingga bunuh

diri. Di Indonesia, alih-alih membawa kesejahteraan, demokrasi melahirkan

banyak kebijakan liberal yang justru menambah beban masyarakat. Menurut

Hizb, contohnya adalah kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang

memberatkan rakyat dan menguntungkan investor asing, kebijakan privatisasi

BUMN, yang juga mengorbankan rakyat dan menguntungkan asing. Ini lah

kemudian yang disebut Hizb bahwa penguasa lebih memilih untuk

memuaskan kepentingan pengusaha/ korporasi, bahkan pengusaha/ korporasi

asing, dari pada rakyat. Menurut Hizb, dalam sebuah partisipasi demokrasi

pasti membutuhkan dana besar. Dalam konteks inilah politisi kemudian

membutuhkan dana segar dari kelompok bisnis. Penguasa dan pengusaha pun

kemudian menjadi pilar penting dalam sistem demokrasi. Bantuan para

pengusaha tentu punya maksud tertentu. Paling tidak untuk menjamin

keberlangsungan bisnisnya, bisa juga demi mendapatkan proyek dari

pemerintah. Akibatnya, penguasa didikte oleh pengusaha. Walhasil, sistem

demokrasi kemudian melahirkan negara korporasi, yang ciri utamanya adalah

Page 91: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

lebih melayani kepentingan pengusaha (bisnis) dari pada rakyat. Dominasi

korporasi terhadap negara semakin menggurita setelah korporasi multinasional

turut bermain. Korporasi multinasional sangat menentukan siapa yang menjadi

pemimpin sebuah negara dan apa kebijakan negara tersebut. Korporasi

multinasional, lewat berbagai institusi, baik negara kapitalis maupun organ-

organ internasional seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia, mendikte dan sangat

mempengaruhi kebijakan sebuah negara. Hizb mengutip The New York Times,

pada 9 September 2003 yang memperlihatkan data bahwa Chiquita, TNC

Amerika yang memproduksi dan menontrol 50 % perdagangan pisang dunia,

pada tahun 1997 ’menyogok’ lebih dari US$ 500.000 untuk kampanye partai

Republik atau pun partai Demokrat di Amerika Serikat. Karena kuatnya lobi,

koalisi TNC bisa menaikkan sumbangan politisnya ke partai Republik yang

berkuasa, dari US$ 37 juta (1992) menjadi US$ 53 juta (2002). Kini 72 persen

pundi partai ini dipasok TNC, terutama TNC agrobisnis. Sebagai imbalannya,

presiden Bush pada 2002, antara lain menekan Farm Bill senilai US$ 180

miliar untuk 10 tahun ke depan. Contoh lain mengenai betapa berpengaruhnya

peran TNC/MNC dalam mengintervensi kebijakan politik lokal, Hizb

mengutip Kompas, pada 23 Februari 2006 bahwa dalam kasus Exxon Mobil,

seperti di tulis Kwik Kian Gie, pemerintah Amerika ikut campur tangan

demikian jauh. Tujuannya agar perusahaan minyak asal negeri Paman Sam itu

di tunjuk oleh pemerintah Indonesia sebagai pengelola Blok Cepu. Tidak

tanggung-tanggung, campur tangan dilakukan oleh pemimpin tertinggi Exxon

Mobil, Duta Besar Ralph Boyce, dan Presiden George W. Bush. Kedatangan

Mentri Luar Negeri AS Condoleezza Rice, yang bersamaan dengan panasnya

Page 92: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

penentuan operator Blok Cepu, juga bukan sebuah kebetulan, meskipun

Menko Perekonomian Boediono membantah ada intervensi atau tekanan.

Sama halnya dengan invasi Amerika ke Irak, tidak bisa dilepaskan dari

kepentingan perusahaan-perusahaan besar AS. Serangan ini merupakan upaya

Amerika untuk menguasai minyak Irak yang kaya-raya itu.66

Dalam pandangan Dr. Imran Waheed, secara global, peradaban Barat

telah menciptkan tata dunia yang tidak adil yang dicirikan oleh imperialisme

lewat mekanisme hutang, perdagangan yang tidak adil, dukungan bagi para

diktator dan tiran, dan pendudukan yang illegal. Sementara pada saat yang

sama mengurangi kebebasan sipil di negara mereka sendiri dengan cara

menteror rakyatnya sendiri. Mereka berbicara soal penentuan nasib sendiri dan

demokrasi, tapi mendukung diktator di seluruh dunia Islam seperti Mubarak

dan Karimov dan mencegah keinginan masyarakat kepada Islam, syariah dan

khilafah. Mereka berbicara soal supremasi hukum dan perdamaian di Timur

Tengah, namun kenyataanya mereka menjajah dan menjarah; menduduki

negeri orang lain. Seperti yang terjadi di Irak di mana mereka membunuh

lebih dari 650,000 ribu jiwa.67

Pernyataan Juru bicara Hizbut Tahrir Inggris itu mungkin dapat

dipertimbangkan, mengingat pada tahun 2000, UNDP menerbitkan laporan

data yang sama sekali tidak menunjukkan adanya kemajuan dalam distribusi

kemakmuran, penciptaan tatanan dunia yang lebih adil dan damai. Seperti

Perang dan konflik internal selama tahun 2000 telah memaksa 50 juta rakyat

tercampak dari rumah mereka, sekitar 500 juta senjata kecil beredar di seluruh

66 Farid Wadjdi, “Demokrasi dan Negara Korporasi,” al-Wa’ie VII, No. 83. (Juli 2007): h. 3-4.

67 Waheed, “Tanda-tanda Kehancuran Peradaban Barat.”

Page 93: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dunia, kemudian pada dekade terakhir, perang saudara telah membunuh lima

juta rakyat di seluruh dunia (hlm. 36). Selanjutnya, di seluruh dunia

perempuan yang duduk di parlemen hanya 14 persen (hlm. 39).68

Peran PBB dalam menjaga perdamaian dunia pasca Perang Dunia II

pun dipertanyakan. Karena pada kenyataannya sempat terjadi beberapa krisis

yang melibatkan dua superpower yang hampir melahirkan perang dunia baru.

Pertama adalah Perang Korea (1950-1953) yang melibatkan Amerika Serikat

berhadapan dengan Uni Soviet dan Cina. Krisis kedua adalah pemasangan

rudal nuklir Soviet di Kuba tahun 1962, yang akhirnya dicabut setelah

diancam Amerika. Krisis ketiga adalah Perang Vietnam (1964-1975) yang

berakhir dengan penarikan diri Amerika dan jatuhnya Vietnam Selatan ke

tangan komunias tahun 1975. Intervensi juga dilakukan Amerika seperti di

Granada oleh presiden Reagen (1984) dan Panama oleh Presiden Bush Senior

(1990). Setelah berakhirnya perang dingin tahun 1991 AS juga melakukan

intervensi yang dikenalkan sebagai ”humanitarian intervention” (intervensi

kemanusiaan) seperti menolong kaum Muslim Bosnia pada tahun 1995 dan

kaum muslim Kosovo di tahun 1999 dari kekerasan pemerintahan Serbia oleh

presiden Clionton69 Sehubungan dengan perdamaian Internasional ini,

program PBB juga mengijinkan kekuatan penggunaan kekuatan militer untuk

self defense (bela diri) seperti disebutkan dalam pasal 51. Pasal ini

memberikan justivikasi bagi lahirnya konsep pre-emtive strike (serangan

mendahului) dari AS di bawah presiden Bush Junior, yang secara khusus

dicantumkan dalam Strategic Defense Review (SDR), Pentagon tahun 2002.

68 Pontoh, Akhir Globalisasi, h. 10-11. 69 Dr. Burhan D Magenda, “Globalisasi dan Tata Dunia Baru di Bidang Politik, Ideologi,

Hankam, Ekonomi, dan Sosial Budaya,” Jurnal PASKAL, vol.1. no.6 (April, 2003): h. 5.

Page 94: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Konsep ini sekarang dilaksanakan dengan serangan terhadap rezim Saddam

Hussein di Irak dengan tuduhan memiliki senjata pemusnah massal sehingga

mengancam perdamaian dunia. Seperti halnya intervensi di Bosnia dan

Kosovo, serangan militer di Irak juga tanpa dukungan resolusi PBB, walaupun

kemudian PBB diberikan peran pokok untuk masa pasca intervensi.70

Tetapi menurut Hizbut Tahrir lambat laun hegemoni ini menunjukkan

kegagalannya juga, melihat kebijakan anti teroris ini menyulut reaksi

kemarahan dikalangan Eropa dan pihak lainnya. Menurut Hizbut Tahrir,

Prancis mempunyai strategi politik untuk memperkuat Uni Eropa dan

menjadikannya ‘payung’ yang sepadan untuk menghadapi ‘payung’ Amerika.

Prancis juga berupaya membentuk kekuatan militer Eropa yang lepas dari

NATO. Prancis belakangan ini berasama dengan Inggris dan Jerman telah

berhasil meletakkan dasar-dasar kekuatan militer Eropa.71 Demikian pula

Asia, dan Afrika telah menderita akibat prilaku Amerika yang melampaui

batas, seperti perampokan atas kekayaan alam mereka, kezaliman yang terus

menerus atas negara dan rakyat mereka, dan upaya mewujudkan hegemoni

tunggal bagi AS di seluruh kawasan dunia.

Kemudian yang menarik dan perlu dicermati dalam hal ini, Hizbut

Tahrir, sepertinya juga menggantungkan harapannya kepada negara-negara

Adidaya lain untuk mengalahkan Amerika Serikat:72

“Bagaimana pun juga keadaannya, pemerintahan Bush Junior tidak

mampu menjatuhkan negara-negara Adidaya seperti Inggris, Rusia,

70 Ibid., h. 5-6. 71 an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir, h. 105. 72 Ibid., h. 42.

Page 95: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Prancis, dan Jerman, dari permainan peran dalam panggung politik internasional. Sebaliknya strategi yang dijalankan oleh pemerintahan Bush Junior justru menguatkan posisi negara-negara tersebut dan tidak malah melemahkannya. Sebab strategi Amerika itu mendorong negara-negara Adidaya tersebut untuk mernyatukan barisanya guna membela diri dihadapan serangan Amerika yang keras atas mereka. Terbentuklah poros Prancis, Jerman, dan Rusia. Poros ini bersama Inggris saling bantu membantu secara rahasia. Negara-negara ini akhirnya mampu –dengan melakukan perlawanan dan langkah persuasif- memantapkan posisinya sebagai negara adidaya yang efektif sampai batas tertentu dalam politik internasional.”

Hizbut Tahrir berpandangan, strategi negara-negara Adidaya tersebut

akan berhasil. Akan tetapi andaikata negara-negara Adidaya tersebut tidak

memeluk kapitalisme yang menjadikan ”manfaat individu” sebagai prioritas

nilai setiap negara, niscaya mereka akan dapat mewujudkan sebuah Uni Eropa

yang kuat dihadapan Amerika. Meski demikian, keberhasilan Prancis dalam

mengajukan khithah politiknya kepada dua negara kuat Eropa (Jerman dan

Inggris) dapat dianggap tindakan berpengaruh di hadapan Amerika, yang tidak

dapat diabaikan begitu saja.

Menurut Hizbut Tahrir, globalisasi ‘ala Barat’ itu banyak di tentang

oleh masyarakat luas. Pernyataan Hizbut Tahrir itu dapat dipertimbangkan,

sesuai dengan data yang dilaporkan Coen Husain Pontoh pada tahun 2003,

tentang daftar aksi menentang globalisasi. Menurutnya sejak tahun 1999-2002

terdapat 83 gerakan aksi menentang globalisasi yang dilakukan oleh banyak

masyarakat baik dari negara-negara maju maupun negara-negara Dunia

Ketiga.73

73 Dalam data tersebut dipaparkan secara periodik dari tahun ke tahun terdapat aksi

menentang globalisasi di dalam setiap pertemuan event global (seperti pertemuan IMF), reaksi yang paling besar ditunjukkan oleh aksi 7,2 juta demonstran di negara Argentina yang menentang

Page 96: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Belum lagi baru-baru ini terdapat isu global warming. Pada tanggal 3

Desember sampai dengan tanggal 14 Desember 2007 diselenggarakan

Konvensi perubahan Iklim (UN Framework Convention on Climate Change,

UNFCCC) di Bali. Global Warming disebabkan karena peningkatan gas

rumah kaca—seperti karbon dioksida—dalam skala masif di atmosfir sebagai

akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. Akibatnya,

temperatur global naik 0,6ºC dan permukaan air laut naik 20 cm. Kalau

dibiarkan saja, tahun 2100 nanti temperatur global naik antara 1,4ºC hingga

5,8ºC dan permukaan laut bisa bertambah sampai 80 cm. Dalam hal ini, para

ahli maupun aktivis lingkungan hidup sepakat bahwa tersangka global

warming adalah industrialisasi yang dilakukan negara-negara maju, terutama

Amerika Utara dan Eropa. Mereka menyumbang sekitar 22 milyar ton karbon

per tahun—terutama dari konsumsi BBM, industri, dan penebangan hutan. Di

antara negara maju, penyumbang emisi terbesar adalah Amerika (36,1%)

disusul Rusia (17,4%), Jepang, dan negara Eropa lainnya dalam persentase

kurang dari 10%. Bandingkan dengan negara-negara berkembang seperti Asia,

Amerika Selatan, dan Afrika yang “cuma” menyumbang sekitar 4 milyar

karbon per tahun— itu pun bukan dari industri, melainkan perubahan

penggunaan lahan.74

b. Pudarnya pesona Nation State di Era Globalisasi

Hizbut Tahrir memahami konsep nation state di era globalisasi telah

usang. Dalam hal ini Hizbut Tahrir sebenarnya sepaham dengan kaum neo

SAP. Lebih jelas lihat Coen Husain Pontoh, Akhir Globalisasi:dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan Masa (Jakarta: C-BOOKS, 2003), h.6-8.

74 Wikipedia, “Global Warming”, artikel diakses pada 16 Desember 2007 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Global_warming

Page 97: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

liberal atau para hiperglobalis. Kenichi Ohmae seorang guru manajemen

terkemuka dari Jepang menyatakan bahwa:

” Kita sekarang hidup di dalam dunia yang tanpa batas, di mana

sebuah negara bangsa menjadi sebuah ’rekaan’ dan para politikus telah kehilangan semua kekuatan efektif mereka.”

Kemudian, Ismail Yusanto memandang logis pernyataan Beck yang

menyatakan globalisasi berarti denasionalisasi dan berarti pula bangkitnya

organisasi-organisasi transnasional dan mungkin negara transnasional.

Menurut Ismail hal tersebut tentunya didasarkan pada fakta empirik bahwa

negara bangsa tidak dapat menjawab tantangan global di mana kehidupan

sekarang ini sudah mengarah pada uniformitas.75

Namun Hizbut Tahrir tetap melihat adanya peran negara bangsa

superpower seperti Amerika dalam globalisasi. Akan tetapi, bagi Hizbut

Tahrir visi politik negara bangsa tersebut tetaplah untuk kepentingan regional

atau demi national interest (kepentingan nasional) semata. Negara-negara

tersebut telah memperaktikkan kaidah ”tujuan menghalalkan segala cara”.76

Bagi Hizbut Tahrir sangatlah jelas bahwa problem identitas umat Islam

yang ditimbulkan akibat globalisasi adalah problem identitas sebagai sebuah

umat. Bukan problem identitas sebagai etnis atau bangsa (nation). Karena

umat Islam dari segi indentitas dalam perspektif ini harus dipandang sebagai

suatu umat, bukan sebagai bangsa.13 Dalam perspektif normatif maupun

historis, umat Islam sesungguhnya adalah umat yang satu, yang diikat oleh

nilai-nilai Islam (aqidah dan syariah Islam). Umat Islam seluruh dunia

75 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto. 76 an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir, h. 12.

Page 98: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

semestinya hidup dalam satu kepemimpinan universal di bawah naungan

khilafah Islamiyah. Umat Islam tak boleh dipisahkan oleh identitas-identitas

sempit dan lokal seperti kesukuan, kebangsaan dan etnisitas. Umat Islam

karenanya tidak layak hidup tercerai-berai dalam lebih dari lima puluh negara

berdasar konsep nation state dengan semangat nasionalisme dan patriotisme

seperti yang saat ini terjadi. Hizbut Tahrir dengan tegas menolak nasionalisme

dan patriotisme baik karena alasan normatif maupun alasan empiris.14

Menurut Ismail, penyebab utama perpecahan umat Islam adalah

nasionalisme. Maksudnya, 1,4 miliar umat Islam saat ini hidup terpecah di 57

negara bangsa yang berdiri atas dasar paham nasionalisme. Kondisi ini

membuat umat menjadi sangat lemah. Selain tidak mampu menjaga ’izza al-

Islam wa al-Muslimin, mereka juga gagal membendung setiap pengaruh buruk

yang datang dari luar, diantaranya:77 Pertama, makin kokohnya penjajahan

dalam berbagai bentuknya, baik di lapangan ekonomi (melalui pemberian

utang-utang luar negeri dan lain sebagainya), di bidang politik melalui paham

sekularisme, demokrasi, HAM, dan lain sebagainya, maupun di bidang budaya

melalui budaya Barat yang permisif dan sebagainya. Kedua, terjadinya

pertikaian antar negeri muslim akibat perbedaan kepentingan dan politik

devide et impera. Misalnya antara Iran-Irak, Indonesia-Malaysia, atau antara

Irak-dan Kuait. Ketiga, lemahnya kekuatan umat Islam dalam menghadapi

musuh. Nasionalisme membuat negeri-negeri Muslim sulit bersatu sehingga

tidak mampu menghadapi musuh. Penyerbuan Amerika atas Irak berlangsung

begitu saja tanpa sedikit pun bisa dicegah oleh negeri-negeri muslim.

77 M. Ismail Yusanto, “Nasionalisme: Penyebab Utama Kehancuran Khilafah,” al-Wa’ie VII, No. 84 (Agustus 2007 ): h. 41.

Page 99: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Ismail Yusanto mengutip pernayataan Prof. Hassan Nakata yang

diharapkan dapat memberikan penilaian objektif terhadap Hizbut Tahrir

karena ia seorang pemikir dan bukan anggota Hizbut Tahrir. Prof. Hassan Ko

Nakata menyatakan sistem pemerintahan Islam yang hakiki tidak mungkin

tegak kecuali dengan khilafah yang satu untuk seluruh umat manusia. “Sistem

nation state justru membelenggu dan menghalangi umat Islam untuk

berpindah dan berkomunikasi. Nation state telah memenjara umat Islam,’’

tegas Presiden Asosiasi Muslim Jepang ini dalam Diskusi Kupas Tuntas

Pemikiran Politik Syaikh Taqiyuddin An Nabhani di Jakarta, Jumat 17 Maret

2006. Ia menjelaskan: “tidak mungkin menegakkan Islam dalam lingkup

nation state. Karena pada hakikatnya substansi sistem pemerintahan Islam

adalah tauhid, yakni penyatuan (tauhid) bumi dan penyatuan umat manusia di

atas landasan tauhid rububiyah. Tauhid itu hanya mungkin ada jika umat Islam

menghapuskan sekat-sekat yang selama ini membelenggunya. Ide khilafah

sangat realistis pada era globalisasi ini.”

2. Khilafah Islamiyah Sebagai Solusi Alternatif Bagi Kemelut Globalisasi

Menurut Ismail Yusanto, secara ringkas dapat dikatakan bahwa

globalisasi adalah agenda negara kapitalis yang telah terbukti tidak membawa

kebaikan kepada dunia. Kegagalan ini wajar, karena semua agenda itu

memang bukan bertujuan untuk memberikan kebaikan bagi dunia, melainkan

bertujuan untuk menindas sesama manusia demi kepentingan bisnis pemilik

modal. Maka, kapitalisme sesungguhnya telah gagal. Tapi, meski sisa-sisa

kekuatannya mulai ’keropos’, ia masih cukup kuat untuk menindas dan

menekan Dunia Islam, seperti nampak dalam tindakan Amerika Serikat pada

Page 100: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

apa yang mereka sebut perang melawan terorisme. Tapi dari hari ke hari dunia

tidak semakin cinta kepada semua penindasan itu, sebaliknya semakin

membenci dan muak.78 Sementara itu, lanjut Ismail, sosialisme yang sudah

sejak tahun 1990-an masuk museum sejarah, meski sisa-sisanya masih ada di

sebagian negara, seperti Kuba dan Korea Utara, tapi semuanya sebenarnya

telah bermetamorfosis menuju pada kapitalisme baik secara terang-terangan

maupun tidak. Maka sesungguhnya harapan umat manusia hanya tinggal satu,

yakni Islam. Bagi Hizb, penderitaan dan kesengasaraan dunia yang dihasilkan

dari negara-negara kapitalis, khususnya Amerika tidak akan lenyap kecuali

dengan tegaknya negara khilafah yang akan menerapkan ideologi yang hak,

yaitu Islam yang agung yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai rahmatan lil alamin. Lebih lanjut menurut juru

bicara Hizbut Tahrir Indonesia, hanya melalui kekuatan global, penjajahan

global bisa dihadapi secara spadan.79 Justru globalisasi dengan perspektif

perkembangan sains dan teknologinya, serta sifatnya yang universal dan

transnasional harus dilihat sebagai sarana untuk membangkitkan kembali

sistem Khilafah Islamiyah. Setali tiga uang, Hizb justru telah memanfaatkan

globalisasi sebagai sarana untuk memperluas jaringannya kesegala penjuru

dunia. Dalam hal ini dapat dikatakan ada hubungan simbiosis mutualisme

antara globalisasi dengan gerakan dakwah atau politik Hizbut Tahrir untuk

menyebarkan konsep pemikiran tentang khilafah Islamiyah. Sebab politik luar

negeri khilafah adalah mengemban Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan

jihad. Karena itu menurut al-Khaththath, gerak dakwah Islam dan politik

78 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto. 79 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto.

Page 101: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

khilafah Islamiyah pasti bersifat transnasional.80 Hal ini bagi Hizbut Tahrir

sangatlah relevan dengan sifat globalisasi yang transnasional. Sistem ideologi

kapitalisme yang dibawa oleh globalisasi pun memiliki sifat dan watak

transnasional, hanya saja menurut Hizbut Tahrir ideologi ini cenderung

menyengsarakan umat. Menurut partai politik internasional ini, berbeda

dengan sistem globalisasi ’ala’ Barat yang telah banyak menimbulkan krisis

global, dalam sejarahnya yang sangat panjang, khilafah sesuangguhnya tidak

pernah terbukti menyengsarakan manusia.

Menurut Hizbut Tahrir, khilafah Islamiyah adalah kepemimpinan

umum bagi seluruh kaum muslim di dunia untuk menegakkan hukum-hukum

syariat Islam dan mengemban dakwah dan jihad ke segenap penjuru dunia.

Kata lain dari khilafah adalah imamah. Khilafah adalah kepemimpinan yang

sempurna dan mencakup umum, yang berkait dengan perkara khusus maupun

umum yang ada hubungannya dengan agama maupun dunia, didalamnya

tercakup penjagaan negeri-negeri muslim, memelihara urusan masyarakat,

menegakkan dakwah melalui hujjah dan pedang. Mengatasi kezhaliman dan

kesewenang-wenangan sekaligus mengganjar pelakunya yang zhalim, serta

memberikan hak-hak kepada orang-orang yang terhalang hak-haknya.81

Sementara Khalifah atau dengan sebutan lainnya yaitu Sultan A’zham

adalah kepala negara dalam sistem khilafah, seperti Khalifah Abu Bakar

Shiddiq, Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah

Ali bin Abi Thalib dan lain sebagainya. Hanya saja, Umar bin Khattab lebih

80 KH. M. al-Khaththath, “Khilafah dan Gerakan Transnasional,” al-Wa’ie VII, No. 84

(Agustus 2007): h. 12. 81 Saefuddin Zuhri, ed., Menjemput Kembalinya Sang Khalifah (Jakarta: Nizham Press,

2007), h. 15.

Page 102: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

suka dipanggil Amirul Mukminin , dan Ali bin Abi Thalib lebih suka disebut

Imam. Semuanya, Amirul Mukminin dan Imam memiliki makna yang sama

dengan Khalifah. Sistem pemerintahan Rasul yang kemudian diikuti oleh para

Khalifah yang empat yang pertama kemudian dilanjutkan dengan para

khalifah selanjutnya, jelas memiliki metode yang jelas dalam hal suksesi,

yakni Bai’ah. Sedangkan caranya dapat dipilih apakah pemilihan langsung

ataukan lewat perwakilan atau melalui ahlul halli wal aqdi.82 Khilafah

didasarkan pada hukum yang berasal dari al-Quran dan Hadits dan suksesinya

berdasarkan pada Bai’at dari rakyat kepada pemimpin yang dipilihnya.

Selanjutnya Hizb menggunakan kajian historis berupa romantisme

kejayaan Islam di masa lalu, mengenangnya dan mengharapkannya kembali

tegak berdiri. Sejarah kekhilafahan dimulai sejak Nabi Muhammad Saw

wafat. Setelah Rasulullah wafat dan lama setelahnya istilah-istilah yang

dimunculkan untuk sebutan kepada pemimpin Umat Islam adalah: Khalifah,

Imam, Amirul mukminin, Hakkimul mukminin (penguasa orang-orang

mukmin), Raisul mukminin (pemimpin kaum muslimin), Sultanul Muslimin

(penguasa kaum muslimin), dan ada juga yang menggunakan sebutan Amir,

sementara yang lain menggunakan kata Syah sebagaimana yang terjadi di

Iran.83

Praktek kekhalifahan selama enam abad pertama Islam dapat di bagi

ke dalam tiga periode utama: (1) Khulafa ar-Rasyidun di Madinah (632-661

M); (2)kekhalifahan Bani Umayyah (661-750M) di Damaskus; dan (3)

82 Ibid., h. 26. 83 an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut Tahrir, h. 106.

Page 103: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

kekhalifahan Bani Abbasiyyah (750-1258 M) di Baghdad.84 Sedangkan

sisanya adalah zaman Utsmaniyyah Turki di Istambul (1299-1924M).

Dalam sejarah Islam tercatat yang pertama mengguanakan kata

khalifah secara resmi adalah Abu Bakar as-Shiddiq (632-634 M), tugas yang

diembannya adalah penguasa temporal (dunia) dan penguasa religius (akhirat)

tugas yang sama juga dilakukan kepada Umar bin Khattab (634-644 M),

Usman bin Affan (644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (656-661 M) yang

selanjutnya dikenal sebagai al-Khulafa al-Rasyiddin. Dimana pemilihan

khalifah bisa dikatakan sangat demokratis untuk ukuran saat itu. Sepanjang

sejarah peradaban Islam, masa kekhalifahan adalah masa kemajuan Islam.

Pada masa itu tidak ada sistem politik Islam yang baku. Kekhilafahan di

jalankan sesuai dengan konteks situasi kondisi politik pada zaman

kekhilafahan masing-masing. Hal itu dapat digambarkan dari perjalanan

politik masing-masing khalifah.

Selama 2 tahun kekuasaan yang dijalankan khalifah Abu Bakar,

sebagaimana masa Rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif

dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Meskipun demikian, Abu Bakar

selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah. Sedangkan Umar

Ibn Khathab yang memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan

orang-orang beriman) menjalankan roda pemerintahan dengan memisahkan

lembaga yudikatif dengan lembaga ekselutif. Untuk itu ia membentuk

lembaga peradilan. Selama 10 tahun Umar melakukan ekspansi kekuasaan di

sekitar jazirah Arab, Palestina, Syiria, dan sebagian besar wilayah Persia dan

84 John L.Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?. Penerjemah Alwiyyah

Abdurrahman (Bandung: Mizan, 1996), h. 41.

Page 104: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Mesir. Banyak kebijakan baru yang di jalankan seperti pengaturan

administrasi yang mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama

di Persia. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian di

bentuk, demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait

al-Mal, menempa mata uang dan menciptakan tahun Hijrah.85

Pada masa Usman yang terkenal lemah lembut, jasanya tampak dalam

membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dengan

mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan,

jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas mesjid Nabi di Madinah.

Namun selama 12 tahun berkuasa, banyak rakyat kecewa terutama pada

kebijakan sang Khalifah yang mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi

dalam pemerintahan.

Pada masa Ali ibn Abi Thalib, situasi politik sedang tidak stabil.

Namun beliau tetap menjalankan roda pemerintahan secara demokratis.

Selama 6 tahun masa pemerintahannya Ali menghadapi banyak pergolakan

poltik. Setelah menduduki jabatan khalifah Ali memecat para gubernur yang

diangkat oleh Usman. Beliau juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan

Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada

negara dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-

orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Kekhilafahan selanjutnya mengalami pergeseran makna pada masa

dinasti Umayyah (651-750 M). Pergeseran tersebut paling tidak bisa dilihat

dari dua hal. Pertama pemilihan khalifah tidak lagi melalui cara yang

85 Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h.

38.

Page 105: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

”demokratis” dalam arti melibatkan suara rakyat, tetapi melalui wilayatul

ahdi, pengangkatan putra mahkota yang ditentukan sebelumnya oleh khalifah

yang berkuasa. Kedua, khalifah lebih terfokus pada masalah politik, sementara

masalah agama diserahkan kepada ulama yang menguasai masalah-masalah

agama. Berbeda dengan khalifah sebelumnya yang merupakan ahli agama

yang menetapkan hukum keagamanan berdasarkan ijtihad mereka baik sendiri

maupun bersama-sama. Namun demikian khilafah bani Umayyah mampu

melakukan ekspansi besar-besaran baik di Timur maupun Barat, wilayah

kekuasaan Islam meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, jazitah

Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang

disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.86

Sistem monarki dalam pemerintahan Islam dimulai pada khalifah

Muawiyah yang mengangkat putranya Yazid bin Muawiyah dengan jalan

kekerasan sebagai waliyul’ahdi (putra mahkota).

Pada masa dinasti Abbasiyah, kebijakan-kebijakan yang diterapkan

lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari

pada perluasan wilayah yang pada masa khilafah Bani Umayyah gencar

dilakukan. Namun dalam memaknai khalifah, Dinasti Abbasiyah tidak jauh

berbeda dengan dinasti sebelumnya, peranan khalifah semakin mengalami

penurunan disamping meneruskan ciri monarki absolut dan diperparah dengan

penambahan kata yang dimaksud untuk ”meninggikan” derajat seorang

khilafah.

Pada masa khalifah al-Mansur (754-775 M) kata ”khalifah” sudah

86 Ibid., h. 44.

Page 106: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mengalami perubahan makna yang cukup mendasar, khalifah sudah

berkonotasi Khalifatullah yang berarti pengganti atau wakil Allah di muka

bumi, dan menamakan dirinya sebagai Sultanullah fi al-Ardh (penguasa Tuhan

di muka bumi.). Pada konteks ini kita bisa melihat makna khalifah menjadi

simbol atau legitimasi religius dalam aktivitas perpolitikan. Dengan demikian

karisma khalifah semakin bertambah dimasyarakat, karena dirinya sebagai

wakil atau pengejawantahan Tuhan di bumi yang harus ditaati sepenuhnya

oleh masyarakat dan pejabat-pejabat dibawahnya, dalam hal ini jelas bahwa

dinasti Abbasiyyah di pengaruhi oleh kebudayaan Persia yang menganggap

raja sebagai titisan suci dari Tuhan (Devide right of King). Namun di tengah

kemunduran makna khalifah tersebut, pada masa Al-Mahdi perekonomian

mulai meningkat dengan peningkatan disektor pertanian, dan pertambangan.

Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun

al-Rasyid (786-809 M) dan ptranya Al-Ma’mun (813-833 M) yang membawa

umat Islam pada tingkat kemakmuran yang tertinggi.

Peranan khalifah lebih menurun drastis lagi pada masa sultan Buwaihi

(945-1055 M), Saljuk (1063-1194 M), Khawarizme (1199-1258 M) atas

Dinasti Abbasiyah. Pada masa itu, peranan khalifah lebih bersifat boneka atau

simbol saja karena kekuatan dan kekuasaan sultan dapat memaksakan segala

kehendaknya kepada khalifah.

Setelah Abbasiyah hancur, muncullah kerajaan Usmani yang kemudian

di kenal dengan Khilafah Usmaniyyah. Pendiri dinasti ini adalah bangsa Turki

dari kabilah Oghuz, ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak

kemajuannya, kerajaan Syafawi baru berdiri di Persia, yang dalam

Page 107: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

perkembagannya sering mengalami bentrok dengan kerajaan Turki Usmani

dan salah satunya dilatarbelakangi oleh kerajaan Syafawi yang menyatakan

Syiah sebagai mazhab negara. Setelah seperempat abad berdirinya kerajaan

Syafawi berdiri pula kerajaan Mughal di India.

Jadi setelah runtuhnya dinasti Abbasiyah, kekhilafahan Islam semakin

”terkoyak” meninggalkan bentuk aslinya sebagaimana dilakukan Nabi dan

pengganti setelahnya yang dikenal dengan sebutan al-Kulafa al-Rasyidun.

Dinasti Usmaniyah yang pernah berkuasa kurang lebih enam abad dan

pernah di segani Eropa akhirnya mendapatkan pukulan yang mematikan dari

Kemal Attaturk dengan mendirikan Republik Turki pada tahun 1923 M dan

menghapus jabatan khalifah pada tanggal 3 Maret 1924 M dengan demikian

gelar kekhalifahan dalam arti politik hilang dari percaturan internasional.

Demikianlah masa-masa kejayaan Islam di bawah pemerintahan Islam

yang berbentuk Khilafah Islamiyah telah runtuh oleh berbagai faktor baik

internal maupun eksternal. Namun Hizbut Tharir tetap mengenang

romantisme kejayaan Islam di masa lalu itu, dan berusaha untuk

mewujudkannya kembali dengan berbagai cara. Perwujudan keinginan yang

sebatas pada tataran konseptual, kemudian terimplementasikan oleh Hizbut

Tahrir dalam bentuk berbagai pergerakan-pergerakan yang bersifat politik.

Selanjutnya dalam konteks kegagalan globalisasi untuk memakmurkan

masyarakat dunia, maka Hizbut Tahrir memiliki solusi dan pandangannya

sendiri. Menurut Hizbut Tahrir Islam berbeda dengan kapitalisme, Islam tidak

mengetahui keberadaan sektor non real berbasis bunga, karena Islam telah

mengharamkan ria, termasuk bunga, hal itu jelas termaktub dalam Quran Surat

Page 108: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Al-Baqarah ayat 275. Dengan kata lain dalam Islam uang bukanlah komoditi

yang karenanya mempunyai harga. Harga uang ini lah yang dalam teori-teori

kapitalisme di sebut bunga. Uang dalam Islam hanyalah sebagai alat tukar

saja, bukan sebagai komoditi sebagaimana dalam kapitalisme. Dengan kata

lain, ekonomi Islam adalah real based economy (ekonomi berbasis sektor

real) Ini merupakan kebalikan total dari ekonomi kapitalisme yang dibangun

dengan monetery based economy. Keuntungan hanya diperoleh melalui jerih

payah nyata rael dalam produksi barang atau jasa.87 Mata uang Islam (dinar

dan dirham) berbeda dengan mata uang dalam kapitalisme Dinar dan dirham

terbukti dalam sejarah sangat kecil sekali inflasinya. Pada masa Rasululah saw

dengan uang 1 dinar (4,25 gram emas) orang dapat membeli seekor kambing,

dan dengan uang 1 dirham (2.975 gram perak) dapat dibeli seekor ayam. Pada

masa sekarang ini, tahun 2007, dengan uang senilai 1 dinar orang masih dapat

membeli seekor kambing dan dengan uang 1 dirham dapat dibeli seekor

ayam. Berbeda dengan uang kertas, pada dinar dan dirham nilai intristik dan

nominalnya menyatu tidak bakal ada perbedaan. Sebab nilai nominal dinar

dan dirham ditentukan semata oleh berat logamnya itu sendiri yang sekaligus

menjadi nilai intristiknya, bukan ditentukan oleh dekrit atau pengumuman

Bank Sentral. Keunggulan dinar dan dirham itu tidak dimiliki oleh dollar AS

yang dominan sekarang. Jika dinar dirham memperkokoh ekonomi karena

tahan inflasi, dollar AS justru akan merapuhkan ekonomi lantaran rentan

inflasi.

Menurut Hizbut Tahrir, Islam dengan tegas mengharamkan utang luar

87 KH. M. Shiddiq al-Jawi, “Pangkal Kerapuhan Kapitalisme,”al Wa’ie VII, No.83 (Juli

2007): h. 14.

Page 109: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

negeri dengan dua alasan utama. Pertama: karena utang itu pasti disertai syarat

bunga padahal Islam mengharamkan bunga. Kedua karena utang itu telah

menghancurkan kedaulatan negeri penerima utang dan hanya menjadi jalan

hegemoni penjajah. Padahal hegemoni kafir atas umat Islam juga diharamkan.

Islam memberikan ketentuan syariah yang jelas mengenai investasi asing.

Dalam investasi asing untuk Sumber Daya Alam (SDA) misalnya Islam telah

menetapkan bahwa SDA seperti emas, minyak, dan gas adalah milik umum,

bukan milik individu atau milik negara. Jadi tambang tidak boleh diserahkan

kepada investor untuk dieksplorasi dengan sistem bagi hasil. Yang benar,

100% hasil tambang adalah milik umum yang dikelola negara. Jika ada pihak

swasta yang dilibatkan, itu sebatas kontrak tenaga kerja atau kontrak sewa

peralatan yang dibayar sesuai dengan jasa mereka.

Untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat, Hizbut Tahrir

menyarankan diberlakukannya kebijakan wajib zakat oleh pemerintah kepada

masyarakat. Islam mewajibkan orang kaya membayar zakat. Harta itu

kemudian disalurkan kepada 8 golongan yang sebagian besarnya adalah

orang-orang miskin dan membutuhkan pertolongan. Sebagai sebuah

kewajiban, pembayaran zakat tidak harus menanti kesadaran orang per orang.

Negara juga harus proaktif mengambilnya dari kaum muslim ini sesuai

dengan Quran Surat At-Taubah 9: 103, sebagaimana yang dilakukan khalifah

Abu Bakar. Orang yang menolak membayar zakat, akan diperagi. Kemudian

ada infak dan sedekah yang juga dapat menjamin kebutuhan primer setiap

warga masyarakat.88

88 al-Jawi, “Pangkal Kerapuhan Kapitalisme,” h. 15.

Page 110: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Demikian solusi mekanisme ekonomi yang ditawarkan Hizbut Tahrir.

Menurutnya, sistem ekonomi tersebut merupakan bagian integral dalam

sebuah sistem pemerintahan khilafah Islamiyah. Menurut Hizbut Tahrir,

tegaknya kembali Khilafah Islamiyah bukanlah mimpi. Tegaknya kembali

khilafah dan hadirnya kembali khalifah adalah keniscayaan. Pasca runtuhnya

ideologi Sosialisme-komunisme dan kini mulai berkuasa ideologi kapitalisme-

sekulerisme, sebenarnya tidak ada alternatif lain bagi umat manusia kecuali

ideologi Islam. Menurut Hizbut Tahrir, bangkitnya khilafah Islamiyah adalah

ramalan yang nyata. Pada Desember 2004, mereka mengutip laporan dari NIC

(National Intellegence Council’s) yang berjudul Mapping the Global Future,

semacam ramalan sekenario Dunia Tahun 2020. Dalam laporan itu diprediksi

4 skenario dunia tahun 2020.89 Pertama, Devod World; di gambarkan bahwa

15 tahun ke depan Cina dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan

politik dunia. Kedua, Pax Americana; dunia masih dipimpin oleh

AmerikaSerikat dengan Pax-Amerikanya. Ketiga A New Chaliphate,

berdirinya kembali khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang

mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global Barat.

Keempat Cycle of Fear (munculnya lingkaran ketakutan), disekenario ini,

respon agresif pada ancaman terorisme mengarah kepada pelanggaran atas

aturan dan sistem keamanan yang berlaku. Akibatnya, akan lahir dunia

”Orwellian” dimana pada masa depan manusia menjadi budak bagi satu dari

tiga negara otoriter.

Menurut Hizbut Tahrir, terlepas dari maksud dan tujuan diturunkannya

89 Zuhri, Menjemput Kembalinya Sang Khalifah, h. 31.

Page 111: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

laporan tersebut, namun paling tidak kemungkinan munculnya kembali

Khilafah Islamiyah dikalangan analis dan intelegen Barat merupakan suatu hal

yang diperhitungkan. Khilafah adalah tuntutan aqidah dan syariat Islam.

Kaum muslimin wajib menerapkan semua aturan Allah SWT, sebagai

konsekwensi dari keIslaman mereka. Keniscayaan datangnya Sang Khilafah

selain dapat dipahami oleh analisis di atas, analisis historis dan analisis

kekinian- juga diyakini karena didukung oleh nash-nash yang jelas. Diantara

nash-nash itu atara lain Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (yang

artinya):90

”Masa kenabian akan berlangsung ditengah-tengah kalian sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya jika menghendakinya. Lalu datang masa Kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian selama masa yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah mengangkatnya jika menghendakinya. Lalu datang masa kekuasaan yang zhalim selama masa yang dikehendaki Allah. Kemudain Allah akan mengangkatnya jika menghendakinya. Lalu datang masa kekuasaan diktator bengis selama masa yang dikehendaki Allah. Kemuadian Allah mengangkatnya jika menghendakinya. Setelah itu akan datang kembali masa kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian. Kemudian Rasulullah terdiam.” (HR. Ahmad)

Demikianlah, bagi Hizbut Tahrir Hadits Riwayat Ahmad tersebut,

layaknya sebuah mantra yang dapat membangkitkan semangat pergerakan

politik mereka untuk kembali menegakkan khilafah Islamiyah di muka bumi.

90 Ibid., h. 33-34.

Page 112: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab

sebelumnya, maka pada bab ini penulis memberikan kesimpulan menyangkut

pembahasan seputar globalisasi dan kebangkitan khilafah Islamiyah dalam

perspektif pemikiran Hizbut Tahrir.

1. Hizbut Tahrir (HT) memahami globalisasi secara dikotomis. Artinya di

satu sisi HT menerima globalisasi sebagai sebuah perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang akan datang seiring dengan kemajuan,

maka dari itu globalisasi adalah sebuah keniscayaan yang natural. Namun

disisi lain HT menolak secara ekstrim terhadap ide globalisasi yang

berasal dari Barat, atau bisa disebut “globalisasi ala Barat”. Globalisasi

”ala Barat” adalah globalisasi sebagai suatu proses perubahan sosial yang

berusaha mengubah masyarakat tradisonal menjadi masyarakat modern

dengan mengambil model masyarakat Barat yang sekular. Padahal

menurut Douglas Kellner globalisasi tidak terbatas pada satu penekanan

saja, meskipun ekonomi kapitalis penting untuk memahami globalisasi,

namun tekno-sains lah yang memberikan infrastrukturnya. Namun

pemahaman HT tentang globalisasi itu terkesan terpisah dan tidak dalam

satu kerangka definisi globalisasi yang homogen. Jika globalisasi ditinjau

sebagai sebuah perspektif perkembangan, dan kemajuan sains dan

teknologi, maka HT mengaku pro terhadapnya. Segala macam sains

Page 113: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

seperti kedokteran, teknik, matematika, astronomi, fisika, kimia, pertanian,

industri, transportasi, komunikasi, ilmu kelautan, geografi, dan sebagainya

pada dasarnya adalah boleh, bahkan harus dikuasai bila kemanfaatannya

sangat diperlukan demi kemajuan material umat manusia. Sains semacam

itu bersifat universal dan tidak terkait nilai (value free), sehingga boleh

diambil dan diterapkan oleh umat Islam selama tidak bertentangan dengan

aqidah dan syariah Islam. Labih lanjut Hizbut Tahrir memahami

globalisasi merupakan upaya uniformitas yang mencakup fear, fun, food,

fashion, and faith. Oleh karena itu globalisasi akan membuat dunia

seragam baik dalam sistem budaya, ekonomi maupun politik, dan

membentuk sebuah kampung global (global vilage). Namun jika

globalisasi dinilai sebagai sebuah nilai dan sistem yang berasal dari Barat,

maka Hizbut Tahrir dengan lantang menolak globalisasi tersebut.

Penolakan Hizbut Tahrir terhadap globalisasi ala Barat ini karena partai ini

memahaminya sebagai bentuk imperialisme yang paling mutakhir, sebagai

wujud dari kapitalisme modern, dan sebagai bentuk hegemoni politik

tunggal Amerka Serikat. Globalisasi pada prakteknya hanya merupakan

usaha negara-negara Barat untuk terus mengukuhkan dominasinya atas

negara-negara bekas jajahan pasca Perang Dunia II. Bahkan lebih ekstrim

Hizbut Tahrir menganggap globalisasi hanyalah istilah kosong yang tidak

memberi kontribusi apa pun bagi dunia, khususnya dunia Islam, kecuali

hanya memberi jalan bagi imperialisme itu sendiri untuk terus

mencengkeram dan mengeksploitasi dunia demi nafsu serakahnya yang

tidak pernah kenyang. Globalisasi juga proses penyeragaman dunia ke

Page 114: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dalam ideologi tunggal yaitu kapitalisme. Kapitalisme global menerapkan

prinsip-prinsip neo liberalisme oleh badan-badan dunia seperti IMF, WTO

dan Bank Dunia yang sengaja dibentuk untuk melancarkan semua usaha

dominasi dan eksploitasi bangsa-bangsa yang lemah. Tujuan dari itu

semua adalah agar seluruh dunia memeluk ideologi ini sebagai satu-

satunya ideologi yang diklaim absah menjadi pemenang sejarah,

khususnya setelah kehancuran Komunisme tahun 1991. Hizbut Tahrir pun

percaya bahwa motor penggerak utama globalisasi adalah Amerika

Serikat. Amerika lah yang mengendalikan organisasi-organisasi keuangan

internasional tersebut, malihat perusahaan-perusahaan multinasional dan

transnasional sebagian besar berkantor pusat di negeri Paman Sam

tersebut.

2. Relasi globalisasi dan kebangkitan khilafah Islamiyah dalam perspektif

pemikiran Hizbut Tahrir, dapat dipetakan menjadi dua asumsi. Pertama,

globalisasi sebagai indikator kebangkitan khilafah Islamiyah. Kedua,

khilafah Islamiyah sebagai solusi alternatif bagi kemelut globalisasi.

Khusus pada asumsi yang pertama, paling tidak hal itu dapat dilihat dari

dua hal. Pertama, kegagalan globalisasi itu sendiri sebagai sebuah sistem

yang malah menyebabkan kemiskinan global. Kedua, pudarnya pesona

nation state di era globaliasi yang kemudian malah membangkitkan

organisasi-organisasi transnasional, dan bahkan negara transnasional.

Sebenarnya tujuan awal proyek globalisasi ini idealis dan positif.

Sebenarnya pasca PD II terdapat sebuah kesepakatan sosial, yang

menyepakati penerapan sistem globalisasi atas dunia dengan persyaratan

Page 115: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

bahwa globalisasi akan tetap menjamin penyediaan jaminan sosial, seperti

kompensasi, pengangguran, pesangon, dan bantuan hidup bagi warga

dunia, serta menjamin jaring pengaman nasional bagi terciptanya

perdamainan dunia. Selain itu para ekonom dan pembuat kebijakan di

Barat selalu mempromosikan globalisasi sebagai sebuah sistem yang

mampu membawa masyarakat dunia menuju satu kemakmuran. Para

globalis seperti Thomas L Friedman selalu berusaha meyakinkan bahwa

semakin negara membiarkan kekuatan pasar berkuasa dan semakin negara

membuka perekonomiannya bagi perdagangan bebas dan kompetisi, maka

perekonomian suatu negara akan semakin efisien dan berkembang pesat.

Kemudain IMF dan World Bank sama-sama di bentuk pada 1944 di

Breton Woods Conference, IMF bertanggung jawab memelihara stabilitas

sistem keuangan global, sementara Bank Dunia bertanggung jawab

membangun kembali perekonomian dunia yang hancur karena perang.

Libelarisasi perdagangan yang dituju oleh IMF dan WB ini dilakukan

dengan melakukan Program Penyesuaian Struktural. Program tersebut

terdiri dari dua paket kebijakan. Pertama, paket kebijakan Struktural

Adjustment Program (Program penyesuaian struktural), terdiri dari

komponen-komponen: a. Liberalisasi impor dan pelaksanaan aliran uang

yang bebas; c. Devaluasi; d. Kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk:

pembatasan kredit, peningkatan suku bunga kredit, penghapusan subsidi,

peningkatan pajak, kenaikan harga public utilities, dan penekanan untuk

tidak menaikkan upah gaji. Kedua: paket kebijakan deregulasi, yaitu: a.

intervensi pemerintah harus dihilangkan atau diminimumkan karena

Page 116: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dianggap telah mendistorsi pasar, b. privatisasi yang seluas-luasnya dalam

bidang ekonomi sehigga mencakup bidang-bidang yang selama ini

dikuasai negara; c. liberalisasi seluruh kegiatan ekonomi termasuk

penghapusan segala jenis proteksi; d. memperbesar dan memperlancar

arus masuk investasi asing dengan fasilitas-fasilitas yang lebih luas dan

longgar. Dengan dua paket kebijakan tersebut, serta asumsi-asumsi para

globalis dan pembuat kebijakan ekonomi yang meyakinkan, maka dari

200-an negara yang ada di dunia ini, hanya sedikit sekali negara yang

tidak ikut dalam proses globalisasi. UNDP pun mengeluarkan laporan

tertulis bahwa globalisasi menimbulkan dampak terhadap demokratisasi

di negara-negara dunia. Bahwa sejak tahun 1981, 81 negara telah

meningkatkan kualitas demokrasi, dengan total 33 rezim militer telah

tergantikan oleh rezim pemerintahan sipil. Namun dalam

perkembangannya data yang dipublikasikan Khilafah Magazine mungkin

dapat dijadikan indikator bahwa globalisasi belum dapat menciptakan

stabilitas ekonomi bagi seluruh negara yang ada di dunia. Data tersebut

menggambarkan tentang adanya ketimpangan pendapatan antara negara

maju dan negara berkembang atau negara miskin. Selama arus globalisasi

berlangsung, negara maju lah yang paling banyak mendapatkan profit

dalam hal materi. Sedangkan negara-negara Dunia Ketiga semakin

terpuruk dalam kemiskinannya. Hal tersebut kemudian berdampak pada

instabilitas politik bagi negara-negara yang tidak dapat bertahan dalam

persaingan global yang semakin represif. Pada perkembangannya

globalisasi juga menibulkan efek superioritas, di mana terjadi hegemoni

Page 117: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

politik tunggal yang dalam hal ini di lakukan oleh Amerika Serikat. Maka

esensi demokrasi pun dipertanyakan, khususnya ketika negara-negara

Dunia Ketiga menjadi amat bergantung dengan kebijakan negara-negara

industri maju khususnya Amerika Serikat.

3. Hizbut Tahrir memahami konsep nation state di era globalisasi telah

usang. Dalam hal ini HT sebenarnya sepaham dengan kaum neo liberal

atau para hiperglobalis seperti Kenichi Ohmae yang menyatakan bahwa

manusia kini hidup di dalam dunia yang tanpa batas, di mana sebuah

negara bangsa menjadi sebuah ’rekaan’ dan para politikus telah kehilangan

semua kekuatan efektif mereka. Meski pun di satu sisi ia percaya bahwa

masih ada kekuatan negara bangsa seperti Amerika Serikat yang justru

mengendalikan proses globalisasi ini. Tetapi data yang ada menunjukkan

Amerika semakin melemah dan menunjukkan kegagalan karena ternyata

Amerika hanya melakukan hegemoni politik atas dunia dan

memprioritaskan national interest. Justru yang logis untuk konteks

sekarang adalah bahwa globalisasi memang dapat diartikan sebagai

denasionalisasi dan berarti pula bangkitnya organisasi-organisasi

transnasional dan mungkin negara transnasional. Menurut Hizbut Tahrir

hal tersebut tentunya didasarkan pada fakta empirik bahwa negara bangsa

tidak dapat menjawab tantangan global di mana kehidupan sekarang ini

sudah mengarah pada uniformitas. Menurut HT, penyebab utama

perpecahan umat Islam adalah nasionalisme. Maksudnya, 1,4 miliar umat

Islam saat ini hidup terpecah di 57 negara bangsa yang berdiri atas dasar

paham nasionalisme.

Page 118: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

4. Hizbut Tahrir memandang sistem pemerintahan khilafah Islamiyah

sebagai solusi alternatif bagi kemelut globalisasi. HT percaya bahwa

hanya melalui kekuatan global, penjajahan global bisa dihadapi secara

spadan. Justru globalisasi dengan perspektif perkembangan sains dan

teknologinya, serta sifatnya yang universal dan transnasional harus dilihat

sebagai sarana untuk membangkitkan kembali sistem Khilafah Islamiyah.

Setali tiga uang, HT justru telah memanfaatkan globalisasi sebagai sarana

untuk memperluas jaringannya kesegala penjuru dunia. Dalam hal ini

dapat dikatakan ada hubungan simbiosis mutualisme antara globalisasi

dengan gerakan dakwah atau politik Hizbut Tahrir untuk menyebarkan

konsep pemikiran tentang khilafah Islamiyah. Setidaknya ada dua

pendekatan yang dapat dijadikan alasan mengapa HT menganggap sifat

transnasional globalisasi relevan dengan ide khilafah Islamiyah. Pertama,

berdasarkan makna dan doktrin agama; Kedua berdasarkan tinjauan dan

kajian sejarah. Khilafah Islamiyah adalah kepemimpinan umum bagi

seluruh kaum muslim di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syariat

Islam dan mengemban dakwah dan jihad ke segenap penjuru dunia. Kata

lain dari khilafah adalah imamah. Khilafah adalah kepemimpinan yang

sempurna dan mencakup umum, yang berkait dengan perkara khusus

maupun umum yang ada hubungannya dengan agama maupun dunia,

didalamnya tercakup penjagaan negeri-negeri muslim, memelihara urusan

masyarakat, menegakkan dakwah melalui hujjah dan pedang. Mengatasi

kezhaliman dan kesewenang-wenangan sekaligus mengganjar pelakunya

yang zhalim, serta memberikan hak-hak kepada orang-orang yang

Page 119: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

terhalang hak-haknya. Selanjutnya Hizbut Tahrir menggunakan kajian

historis berupa romantisme kejayaan Islam di masa lalu, mengenangnya

dan mengharapkannya kembali tegak berdiri. Bahwa selama 13 abad

lamanya, yaitu sejak masa kekhilafahan Abu Bakar As Shiddiq, yaitu pada

632 M, dan berakhir pada masa kekhilafahan Utsmani, yaitu pada tahun

1924, sistem khilafah Islamiyah sudah melakukan ekspansi kekuasaan dari

mulai di sekitar Jazirah Arab, Timur Tengah, Afrika, Eropa, hingga Asia.

Menurut partai politik internasional ini, berbeda dengan sistem globalisasi

’ala Barat’ yang telah banyak menimbulkan krisis global, dalam

sejarahnya yang sangat panjang, sistem khilafah Islamiyah sesungguhnya

tidak pernah terbukti menyengsarakan manusia. Hizbut Tahrir pun

menawarkan solusi ekonomi Islam yang terdapat dalam sistem khilafah

Islamiyah, antara lain: 1. ekonomi berbasis sektor real, 2. penerapan mata

uang dinar dan dirham, 3. dalam ekonomi Islam tidak di perkenankan

praktek ribawi dan mengharamkan utang, 4. Islam mengharamkan praktek

privatisasi Sumber Daya Alam milik masyarakat luas, 5. adanya kewajiban

negara untuk mengeluarkan kebijakan wajib zakat kepada masyarakat

yang dianggap mampu untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat

kurang mampu (8 golongan). Solusi untuk kembali kepada sistem

pemerintahan khilafah Islamiyah tersebut sebenarnya dapat dikatakan

sebagai upaya Hizbut Tahrir untuk melakukan globalisasi dalam

bentuknya yang lain yaitu globalisasi Islam.

5. Melihat berbagai ketimpangan dari globalisasi yang dalam banyak hal

telah mendeskreditkan negara-negara dunia ketiga, dan melihat sifat

Page 120: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

homogenitas dari globalisasi, maka dapat diramalkan bahwa bukan sesuatu

yang utopia bila khilafah Islamiyah bangkit dan ditegakan di muka bumi

ini. Namun kemudian gaung alternatif solisi yang berupa kebangkitan

khilafah Islamiyah tersebut pun dihadapkan pada sebuah kondisi

kontemporer yang memiliki permasalahan yang kompleks. Mungkin

dalam ranah wacana, konsep khilafah Islamiyah ini dapat diterima sebagai

solusi yang ideal untuk menjawab permasalahan globalisasi. Namun solusi

untuk kembali kepada bangkitnya khilafah kemudian dipertanyakan.

Bagaimanakah khilafah akan kembali tegak berdiri di tengah kekuasaan

negara Adi Daya yang semakin luas dan besar, atau mungkin yang akan

tegak berdiri terlebih dahulu adalah negara transnasional versi Barat.

Dalam pemikiran Hizb pun didapati bahwa ia mengakui negara-negara

Adidaya seperti Prancis, Inggris dan Jerman semakin menguatkan

posisinya di Uni Eropa melawan hegemoni politik tunggal Amerika

Serikat. Mereka mengakui ketiga poros kekuatan Uni Eropa ini adalah

kekuatan yang dapat di perhitungkan. Meskipun terdapat pengecualian

bahwa strategi negara-negara Adidaya tersebut akan berhasil, apabila

negara-negara mereka tidak memeluk kapitalisme yang menjadikan

”manfaat individu” sebagai prioritas nilai, Hizbut Tahrir percaya niscaya

mereka akan dapat mewujudkan sebuah Uni Eropa yang kuat dihadapan

Amerika. Mungkin negara transnasional berupa khilafah Islamiyah tinggal

harus menunggu fase sejarah berikutnya. Ramalan kebangkitan khilafah

Islamiyah akan semakin rumit lagi jika kemudian dikaitkan pada

permasalahan perpecahan internal umat Islam sendiri. Konflik saudara

Page 121: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

antara Sunni Syiah di negara-negara muslim di Timur Tengah, perbedaan

berbagai Mahzab dan pandangan keagamaan atau perdebatan panjang

seputar Islam dan politik, mungkin juga dapat dijadikan indikator ramalan

bahwa kebangkitan khilafah Islamiyah membutuhkan waktu yang sedikit

panjang, meski bukanlah suatu yang utopis sistem ini akan tegak berdiri.

B. Saran

1. Gambaran berbagai kemelut nasional negara-negara muslim yang terkena

imbas proyek globalisasi memang pelik. Globalisasi juga berdampak pada

terciptanya ketidakadilan terhadap Islam dalam berbagai bentuk, seperti

subordinasi, marginalisasi, stereotype atau pelabelan, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh kasus bagaimana Amerika dan sekutunya telah melabelkan

keidentikan gerakan fundamentalisme Islam dengan terorisme. Hal

tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, semakin menyudutkan

posisi Islam di mata internasional. Namun demikian globalisasi tetaplah

suatu keniscayaan. Globalisasi harus dihadapi secara bijak oleh umat

Islam. Umat Islam memang telah banyak dirugikan, namun harus ada

strategi yang cerdas untuk menghadapi tantangan ini. Mungkin bukanlah

sesuatu hal yang salah jika segala keuntungan globalisasi ini Adidaya

gunakan oleh umat Islam, semisal kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Dengan itu umat Islam dapat membangun potensi dan kualitas

diri dan menyebarkan syiar dan dakwah Islam melalui jalur teknologi

informasi yang cepat. Globalisasi yang mebuka lebar-lebar pintu imigrasi,

juga dapat dijadikan ajang untuk mendakwahkan Islam kesegala penjuru

Page 122: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dunia. Selain itu strategi yang lebih penting adalah membangun persatuan

dan kesatuan antar sesama muslim. Data OKI menyebutkan bahwa negara-

negara Islam sebenarnya menguasai hampir sekitar 70% Sumber Daya

Alam dunia. Lantas mengapa Negara-negara Islam tidak bisa menjadi

kekuatan ekonomi dan menandingi globalisasi? Mungkin jawabannya

akan beragam, yang jelas jika dilihat dari kebijakan-kebijakan

pemerintahan negara-negara Islam, tidak ada maindset yang seragam

untuk menggabungkan kekuatan ekonomi maupun politik.

2. Mengutip pernyataan Bahtiar Effendi, hubungan antara Islam dengan

nasionalisme tidak mesti bersifat diametral. Menjadi seorang muslim yang

baik, tidak berarti menjadi seorang yang anti-nasionalisme. Dari segi

ajaran, Islam itu memang tidak mengenal batas-batas geografis. Jadi kalau

dikatakan transnasional, transbangsa, transsuku, transdaerah, doktrin Islam

memang demikian. Dari segi wilayah kekuasaan, Islam memang luas

mencakup wilayah transnasional. Ketika diletakkan dalam konteks ajaran

dan doktrin agama, sebenarnya tidak ada masalah karena memang ajaran

Islam bersifat transnasional. Secara doktrin, orang Islam memang tidak

mengenal batas-batas kewilayahan, kebangsaan, negara, bendera, dan

macam-macam simbol lainnya. Kalau batasan-batasan khilafah itu

diletakkan dalam konteks doktrin agama saja, tentu tidak ada persoalan.

Tapi kalau batasan-batasan khilafah itu diletakkan dalam kerangka nation-

state yang lain, yang lebih besar, maka nation-nya akan menjadi nation

Islam. State-nya adalah wilayah mana saja yang bisa dikuasai umat Islam.

Jadi semacam macro nation-state. Maka pandangan seperti itu bukan

Page 123: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

persoalan agama lagi, tapi sudah persoalan politik. Kalau soalnya politik,

maka siapa saja bisa berbeda, dan tidak ada aturan yang baku. Terlepas

dari perbedaan itu, penulis yakin bahwa semuanya didasarkan pada rasa

cinta terhadap Islam. Hanya saja ada pihak yang ingin ajaran Islam

diformalkan, yang lain ingin lebih diletakkan dalam konteks kekinian.

3. Agar Hizbut Tahrir tetap memperjuangkan Islam secara konsisten dengan

tidak menggunakan cara-cara kekerasan. Namun kiranya HT dapat

mengendalikan sikap Xenophobisme yang amat menonjol. Mungkin HT

perlu berkaca juga bahwa data-data yang mereka peroleh sebagian besar

diperoleh dari hasil penelitian lembaga di Barat seperti UNDP, UNESCO,

dan lain-lain. Hizbut Tahrir tidak dapat independent meneliti secara ilmah.

Hizbut Tahrir dalam hal ini masih bergantung pada sarana-sarana

penelitian Barat, angka-angka kuantitatif yang dikeluarkan Barat, dan juga

ketergantungan terhadap asumsi-asumsi Barat itu sendiri terhadap

globalisasi. Mungkin kedepan diharapkan HT pun secara mandiri berperan

dalam hal penelitian mengenai globalisasi. Karena jika suaranya lantang

sekali menentang Barat, maka seharusnya sudah ada fondasi yang kuat

berupa penguasaan teknologi, dan sumber daya manusia yang setidaknya

maju kedepan mengungguli Barat.

4. Agar umat Islam dan negara-negara Muslim mampu mengantisipasi aspek-

aspek negatif dari globalisasi serta memanfaatkan berbagai peluang positif

yang terdapat di dalamnya, maka umat Islam dan negara-negara Muslim

harus bersatu dan membentuk satu front mengahadapi globalisasi, seraya

memperkenalkan Islam sebagai opsi spiritual yang berketuhanan, yang

Page 124: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mampu mengembangkan kehidupan manusia yang berimbang antara

kepentingan materi dan rohani, kepentingan dunia dan ukhrawi.

Page 125: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Daftar Pustaka

Abdurrahman,Hafidz. Islam: Politik dan Spiritual. Singapura: Lisan al-Haq, 1998.

Adi, M. Ramdhan. Globalisasi: Sekenario Mutakhir Kapitalisme. Bogor: Al-

Azhar Press, 2005.

Ahmed, Akbar S. Islam Sebagai Tertuduh: “Kambing Hitam” di Tengah

Kekerasan Global. Penerjemah Agung Prihantono. Bandung: Arasy PT

Mizan Pustaka, 2004.

Ali Jabir,Hussein bin Muhsin bin. Membentuk Jama’atul Muslimin. Penerjemah

Abu Fahmi. Jakarta: Gema lnsani Press, 1991

al-Khaththath, Muhammad. “Khilafah dan Gerakan Transnasional.” al-Wa’ie VII,

No. 84 (Agustus 2007): h. 9-12.

al-Khaththath, Muhammad. Menuju Iman Produktif. Bogor: PSKII,2001

an-Nabhani, Taqiyuddin. Konsepsi Politik Hizbut Tahrir(Edisi Mu’tamadah).

Penerjemah M. Shiddiq Al-Jawi. Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia Press,

2006, h. 38.

Azra, Azyumardi. Pergolakan Politik Islam. Jakarta: Paramadina, 1996.

Basyaib, Hamid, ed. Membela Kebebasan: Percakapan Tentang Demokrasi

Liberal. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006.

Budiman, Arief. Pembangunan dalam Krisis: Teori Pembangunan Dunia Ketiga.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Page 126: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Cahyono, Edi. “Menentang Globalisasi-Imperialisme: Pengantar Ekonomi-Politik

Perburuhan.” Jurnal ALNI Indonesia, vol. I. no. 2 (September 2003): h.

57-66.

Dahlan, Muhidin M, ed. Postkolonialisme: Sikap Kita Terhadap Imperialisme.

Yogyakarta: Jendela, 2001.

Esposito, John L. Ancaman Islam: Mitos atau Realitas ?. Penerjemah Alwiyah

Abdurrahman dan MISSI. Bandung: Mizan,1996.

Esposito, John L. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Moderen. Jakarta: Mizan,

2001.

Fakih, Dr. Mansour. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.

Yogyakarta: Insist Press, 2002.

Fredericks, Salim. Invasi Politik dan Budaya. Penerjemah Abu Faiz. Bogor:

Pustaka Thariqul Izzah, 2002.

Gunawan, Jamil. dkk, ed. Desentralisasi, Globalisasi, dan Demokrasi Lokal.

Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2005.

Halliday, Fred. The World at 2000. New York: PALGRAVE, 2001.

Herman, Chris. Anti Kapitalisme. Penerjemah Julian dan Setiabudi. Jakarta:

Teplok Press, 2000.

Hizbut Tahrir. Mengenal Hizbut Tahrir: Partai Politik Islam Ideologis. Bogor:

Pustaka Thariqul Izzah, 2002.

Page 127: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Hunter, Shireen T. Politik Kebangkitan Islam: Keragaman dan Kesatuan.

Penerjemah Ajat Sudrajat. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.

Hussain Abdullah, Muhammad. Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam. Penerjemah

Zamroni. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.

Jam’iah Al-Islah Al-Ijtima’I. Globalisasi dalam Timbangan Islam. Penerjemah

Wahid Ahmadi. Solo: Era Intermedia, 2002.

LP3ES. Anak Bangsa Menggugat: Nasionalisme, Kemandirian, dan

Kewirausahaan. Jakarta: Pustaka LP3ES, 2003.

Magenda, Dr. Burhan D. “Globalisasi dan Tata Dunia Baru di Bidang Politik,

Ideologi, Hankam, Ekonomi, dan Sosial Budaya.” Jurnal PASKAL, vol. I.

no. 6 (April 2003): h. 1-10.

Mahendra,Yusril Ihza. Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam:

Perbandingan Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Jama’at-Islami

(Pakistan). Jakarta: Paramadina, l999.

Masson, Paul. “Globalization Fact and Figures.” Khilafah Magazine, 10 Januari

2002.

Muhammad, Farouk. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Keamanan Nasional.”

Jurnal PASKAL, vol.I no. 6 (April 2003): h. 52-70.

Pontoh, Coen Husain. Globalisasi: Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan

Massa. Jakarta: C-Books, 2003.

Page 128: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Pusat Studi Khazanah Ilmu-ilmu Islam (PSKII). Materi Dasar Islam. Bogor:

PSKII, 2001.

Rais,M. Amien. Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan,1999.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. Teori Sosiologi Modern. Penerjemah

Alimandan. Jakarta: Kencana, 2003.

Seda, Drs. Frans. “Globalisasi dan Nasionalisme dari Perspektif Politik:

Dampaknya Bagi Politik dan Kesatuan Bangsa dan Negara Indonesia.”

Dalam Hinca IP Pandjaitan, S.H., M.H., ed. Globalisasi dan Nasionalisme

Perspektif Hukum, Politik, Ekonomi, dan Budaya: Proseding Diskusi

Panel. Jakarta: Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya, 1998: h. 11-25.

Shiddiq al-Jawi, Muhammad. “Pangkal Kerapuhan Kapitalisme.” al Wa’ie VII,

No.83 (Juli 2007): h. 13-17.

Strahmn, Rudolf H. Kemiskinan Dunia Ketiga: Menelaah Kegagalan

Pembangunan di Negara Berkembang. Penerjemah Rudy Bagindo, dkk.

Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1999.

Taher,Tarmizi. Radikalisme Agama. Jakarta: PPIM, 1998.

Ubaedillah, A. dan Rozak Abdul, ed. Pendidikan Kewargaan (Civic Education)

Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:

Indonesian Centre for Civic Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2006.

Page 129: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Wadjdi,Farid. “Demokrasi dan Negara Korporasi.” al-Wa’ie VII, No. 83. (Juli

2007): h.3-4

Winarno, Budi. Globalisasi: Wujud Imperialisme Baru Peran Negara dalam

Pembangunan. Yogyakarta: Tajidu Press, 2004.

Yatim, M.A., Dr. Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2004.

Yusanto, M. Ismail. “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan Globalisasi:

Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” Makalah presentasi pada:

Konferensi Internasional Modenization and National Identity in East Asia:

Globalization and The Revival of Religion diselenggarakan oleh Center

for Interdiciplinary Study of Monotheistic Religions (CISMOR, Kyoto

Jepang, November 2005.

Yusanto,M. Ismail. “Nasionalisme: Penyebab Utama Kehancuran Khilafah.” al-

Wa’ie VII, No. 84 (Agustus 2007 ): h.41-44.

Zuhri, Saefuddin, ed. Menjemput Kembalinya Sang Khalifah. Jakarta:

NizhamPress, 2007.

Dokumen dari Internet

Baharun, Mohammad. “Format Pemikiran Islam Pasca Perang Irak.” Artikel

diakses pada 28 Oktober 2007 dari

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=134499

&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291

Page 130: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Hizbut Tahrir. “Kaleidoskop Aktivitas Politik dan Dakwah Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI).” Artikel diakses dari http://www.hizbut-

tahrir.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=429

Hizbut Tahrir. “Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir.” Artikel diakses pada 2

November 2007 dari

http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view

&id=41&Itemid=2

Hizbut Tahrir. “Links Hizbut Tahrir.” Artikel di akses pada 2 November 2007 dari

http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view

&id=41&Itemid=2

Romli, Mohamad Guntur. “Gamal Al-Banna dan Revivalisme Islam.” Artikel

diakses pada 15 November 2007 dari

http://www.islamemansipatoris.com/cetak-artikel.php?id=77

Waheed, Dr. Imran. “Tanda-tanda Kehancuran Peradaban Barat.” Artikel diakses

pada 22 November 2007 dari

http://hayatulislam.multiply.com/journal/item/137/Makalah_Pembicara_K

KI_2007_2Tanda-Tanda_Kehancuran_Peradaban_Barat

Wikipedia. “Global Warming”. Artikel diakses pada 16 Desember 2007 dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Global_warming

Yusanto, Muhammad Ismail. “Mengkampanyekan Syari'ah dan Khilafah Islam

dari Indonesia Sampai Amerika.” Artikel diakses pada 2 November 2007

dari

http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view

&id=41&Itemid=2

Page 131: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 01 Januari 2008

Rosi Selly

Page 132: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

B. Seputar Teori Khilafah Islamiyah

1. Definisi Khilafah Islamiyah

Istilah khilafah Islamiyah memiliki beberapa pengertian yaitu

perwakilan, pergantian, atau jabatan khalifah. Istilah ini sebenarnya berawal

dari kata Arab “khalf” yang berarti wakil, pengganti, dan penguasa, dan ada

yang mengemukakan bahwa kata “kh-l-f خالف( ) dalam berbagai bentuknya

mengandung makna yang menyempit yaitu berselisih, menyalahi janji, yang

kemudian melahirkan kata khilafah dan khalifah.91

Dalam sejarah Islam istilah khilafah pertama kali digunakan ketika

Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama setelah Nabi Muhammad Saw

meninggal dunia. Dalam pidato pelantikannya Abu Bakar menyebut dirinya

sebagai Khalifah Rasulillah dalam pengertian pengganti Rasulullah dalam

mengurusi bidang kenegaraan.

Dalam perkembangannya, konsep khilafah menjadi ciri dari golongan

Sunni. Rukun utama dalam pengangkatannya adalah ijma’ yaitu konsensus

atau kesepakatan bersama dan bay’ah atau sumpah setia umat kepada khalifah

agar berpegang teguh kepada syariah.

Setidaknya ada tiga teori mengenai dasar-dasar pembentukan khilafah

yaitu: pertama, khilafah wajib hukumnya berdasarkan syariah atau

berdasarkan atas wahyu, pendapat ini didukung leh Abu Hasan al-Asyari.

Kedua, mendirikan khilafah hukumnya fardu kifayah atau wajib kolektif

91 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997) Cet. Keempat, h. 361-363. Dalam kamus tersebut makna kata yang berasal dari kata kh-lf ( خالف)sebagai berikut. Berselisih (اإلختلف) Menyalahi janji الخلف( ) dan Penggantian ) الخالفة )

Page 133: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

berdasarkan ijma dan konsensus, pendapat ini didukung oleh al-Maududi. Dan

ketiga, mendirikan kekhilafahan kewajibannya harus disandarkan pada

pertimbangan akal sebagaimana yang dikemukakan oleh kaum Mu’tazilah.92

Dasar untuk melegitimasi sistem pemerintahan Islam yang disebut

Khilafah Islamiyah, termaktub dalam ayat-ayat al-Quran. Ayat-ayat tersebut

oleh sebagian tokoh agama, alim ulama, atau para fuqaha diinterpretasikan

atau ditafsirkan sebagai ayat yang bersifat politis. Ayat al-Quran yang

dimaksud antara lain:

1. al-Quran surah al-Baqarah/2:30

وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالوا أتجعل

فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك

لا تعلمون(٣٠)قال إني أعلم ما Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi “. Mereka berkata: “mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

2. al-Quran Surah al-An’am/6:165

وهو الذي جعلكم خلائف الأرض ورفع بعضكم فوق بعض درجات

(١۶۵)ليبلوآم في اب وإنه لغفور رحيمما ءاتاآم إن ربك سريع العق Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa

92 Kamaruzzaman, Relasi Islam dan Negara: Perspektif Modernis dan Fundamentalis,

(Magelang: Indonesiatera, 2001), h. 30-31.

Page 134: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

derajat, untuk menguji mu tentang apa yang diberikan-Nya kepada mu.Sesungguhnya Tuhan mu amat cepat siksanya, dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang”.

3. al-Quran Surah an-Nur/24: 55

وعد الله الذين ءامنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض

آما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم

ا يعبدونني لا يشرآون بي شيئا ومن آفر وليبدلنهم من بعد خوفهم أمن

أولئك هم بعد ذلك ف الفاسقون(۵۵) Artinya: “ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh diantara kamu bahwa Dia akan menganugrahkan kepada mereka khalifah di bumi, sebagaimana dianugrahkan-Nya kepada orang-orang yang sebelum mereka.

4. al-Quran Surah Fathir/35:39

هو الذي جعلكم خلائف في الأرض فمن آفر فعليه آفره ولا يزيد

(٣٩)الكافرين ن آفرهم إلا هم إلا مقتا ولا يزيد الكافريآفرهم عند رب

خسارا Artinya: “ Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi barang siapa yang kafir maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya…”

Ayat-ayat di atas ditafsirkan sebagai ayat politik yang kemudian

dijadikan dalil mengenai wajibnya kekhilafahan karena di dalamnya

mengandung kata “khalf” (خلف) dalam berbagai bentuknya.

Page 135: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Menurut Dawam Raharjo, khalifah (خليفة) yakni kepala negara dalam

pemerintahan islam, memang merupakan istilah al-Quran. Tetapi dalam al-

Quran kata ini memiliki banyak arti atau interpretasi. Oleh karenanya ayat-

ayat yang mengandung pengertian khalifah tersebut tidak dapat dijadikan

dasar hukum mengenai wajibnya mendirikan suatu khalifah atau kekuasaan

politik. Menurut Dawam, Allah telah mengisyaratkan satu konsep tentang

manusia, yaitu sebagai khalifah. Khalifah adalah sebuah fungsi yang diemban

manusia berdasarkan amanat yang diterimanya dari Allah Swt. Amanat ini

pada intinya adalah tugas mengelola bumi secara bertangung jawab, dengan

menggunakan akal yang telah dianugrahkan Allah kepadanya.93

Sementara itu Quraish Shihab seorang ulama Tafsir Quran Indonesia,

dalam memahami kata khalifah dalam Q.S al-Baqarah /2:30 mengemukakan

unsur-unsur kekhalifahan yang dimaksud adalah:

4. Bumi atau wilayah

5. Khalifah (yang diberi kekuasaan politik atau mandataris)

6. Hubungan antara pemilik kekuasaan dengan wilayah dan hubungan

dengan pemberi kekuasaan.94

Sementara itu At-Tabarri dalam menafsirkan kata khalifah sebagai

suatu kaum yang anggota-anggotanya mengganti para pendahulunya.

Abu A’-la Al-Mududi yang menggagas teori teodemokrasi dalam

Islam memandang kekhalifahan menuntut adanya ketaatan antara yang diberi

(manusia) dengan yang memberi (Tuhan).

Maududi juga menekankan bahwa kekhalifahan harus berisi

93 M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi al-Quran: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci ,(Jakarta: Paramadina, 1996), h.363-364.

94 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, ( Bandung: Mizan, 1999), h. 424.

Page 136: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

kepatuhan, dan kepatuhan itu tidak lain adalah kepada sang pencipta dan

sistem pemerintahan yang memalingkan diri dari Allah Swt menjadi sistem

yang lepas dan bebas memerintah dengan dan untuk dirinya sendiri adalah

pemberontakan atau kudeta melawan sang Pencipta.95

Sementara Muhammad Rasyid Ridha seorang ulama dan politikus

kenamaan mendefinisikan Khilafah, Imamah, dan Imarah sebagai tiga kalimat

yang bermakna satu, yaitu kepemimpinan negara Islam yang meliputi

kemaslahatan dunia dan agama.96

Taqiyuddin an-Nabhani memaknai khalifah sebagai seseorang yang

diserahi tugas untuk memimpin umat lebih lanjut ia menegaskan:

Khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan dan kekuasaan, serta dalam menetapkan hukum-hukum syara, karena Islam telah menjadikan pemerintahan dan kekuasaan tersebut menjadi milik umat khalifah hanyalah orang yang diangkat oleh kaum Muslimin karena itu, faktanya adalah bahwa khalifah merupakan wakil umat dalam masalah pemerintahan dan kekuasaan serta dalam menetapkan hukum syara, oleh karena itu tidak ada seorang khalifah pun kecuali setelah bai’at umat.97

2. Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah

Sejarah kekhilafahan dimulai sejak Nabi Muhammad Saw wafat.

Setelah Rasulullah wafat dan lama setelahnya istilah-istilah yang dimunculkan

untuk sebutan kepada pemimpin Umat Islam adalah: Khalifah, Imam, Amirul

95 Abdul A’la al-Maududi, Al-Khilafah wa-al Mulk, (Terj.) Khilafah dan Kerajaan,

(Bandung: Mizan,1996), h. 58. 96 Al-Hasjmy, Dimana Letaknya Negara Islam, (Bina Ilmu, 1984) h.153. 97 Taqiyuddin an-Nabhani, Nidhamul hukumi Fil Islam (Terj.) Sitem Pemerintahan Islam:

Doktrin Sejarah Empirik, (Bangil Jatim: Al-Izzah, 1997) h.65.

Page 137: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

mukminin, Hakkimul mukminin (penguasa orang-orang mukmin), Raisul

mukminin (pemimpin kaum muslimin), Sultanul Muslimin (penguasa kaum

muslimin),98 dan ada juga yang menggunakan sebutan Amir, sementara yang

lain menggunakan kata Syah sebagaimana yang terjadi di Iran.

Praktek kekhalifahan selama enam abad pertama Islam dapat di bagi

ke dalam tiga periode utama: (1) Khulafa ar-Rasyidun di Madinah (632-661

M); (2)kekhalifahan Bani Umayyah (661-750M) di Damaskus; dan (3)

kekhalifahan Bani Abbasiyyah (750-1258 M) di Baghdad.99 Sedangkan

sisanya adalah zaman Utsmaniyyah Turki di Istambul (1299-1924M).

Dalam sejarah Islam tercatat yang pertama mengguanakan kata

khalifah secara resmi adalah Abu Bakar as-Shiddiq (632-634 M), tugas yang

diembannya adalah penguasa temporal (dunia) dan penguasa religius (akhirat)

tugas yang sama juga dilakukan kepada Umar bin Khattab (634-644 M),

Usman bin Affan (644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (656-661 M) yang

selanjutnya dikenal sebagai al-Khulafa al-Rasyiddin. Dimana pemilihan

khalifah bisa dikatakan sangat demokratis untuk ukuran saat itu. Sepanjang

sejarah peradaban Islam, masa kekhalifahan adalah masa kemajuan Islam.

Pada masa itu tidak ada sistem politik Islam yang baku. Kekhilafahan di

jalankan sesuai dengan konteks situasi kondisi politik pada zaman

kekhilafahan masing-masing. Hal itu dapat digambarkan dari perjalanan

politik masing-masing khalifah.

Selama 2 tahun kekuasaan yang dijalankan khalifah Abu Bakar,

sebagaimana masa Rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif

98 Ibid., h. 106. 99 John L.Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?, Alih bahasa: Alwiyyah

Abdurrahman, (Bandung: Mizan, 1996), h.41.

Page 138: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Meskipun demikian, Abu Bakar

selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah. Sedangkan Umar

ibn Khathab yang memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan

orang-orang beriman) menjalankan roda pemerintahan dengan memisahkan

lembaga yudikatif dengan lembaga ekselutif. Untuk itu ia membentuk

lembaga peradilan. Selama 10 tahun Umar melakukan ekspansi kekuasaan di

sekitar jazirah Arab, Palestina, Syiria, dan sebagian besar wilayah Persia dan

Mesir. Banyak kebijakan baru yang di jalankan seperti pengaturan

administrasi yang mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama

di Persia. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban , jawatan kepolisian di

bentuk , demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait

al-Mal , menempa mata uang dan menciptakan tahun Hijrah.100

Pada masa Usman yang terkenal lemah lembut, jasanya tampak dalam

membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dengan

mengatur pembagian air kekota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan ,

jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas mesjid Nabi di Madinah.

Namun selama 12 tahun berkuasa, banyak rakyat kecewa terutama pada

kebijakan sang Khalifah yang mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi

dalam pemerintahan.

Pada masa Ali ibn Abi Thalib, situasi politik sedang tidak stabil.

Namun beliau tetap menjalankan roda pemerintahan secara demokratis.

Selama 6 tahun masa pemerintahannya Ali menghadapi banyak pergolakan

poltik. Setelah menduduki jabatan khalifah Ali memecat para gubernur yang

100 Dr. Badri Yatim M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h.

38.

Page 139: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

diangkat oleh Usman. Beliau juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan

Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada

negara dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-

orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Kekhilafahan selanjutnya mengalami pergeseran makna pada masa

dinasti Umayyah (651-750 M). Pergeseran tersebut paling tidak bisa di lihat

dari dua hal; pertama pemilihan khalifah tidak lagi melalui cara yang

”demokratis” dalam arti melibatkan suara rakyat, tetapi melalui wilayatul

ahdi, pengangkatan putra mahkota yang ditentukan sebelumnya oleh khalifah

yang berkuasa. Kedua , khalifah lebih terfokus pada masalah politik,

sementara masalah agama diserahkan kepada ulama yang menguasai masalah-

masalah agama . Berbeda dengan khalifah sebelumnya yang merupakan ahli

agama yang menetapkan hukum keagamanan berdasarkan ijtihad mereka baik

sendiri maupun bersama-sama. Namun demikian khilafah bani Umayyah

mampu melakukan ekspansi besar-besaran baik di Timur maupun Barat,

wilayah kekuasaan Islam meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina,

jazitah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang

sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.101

Sistem monarki dalam pemerintahan islam dimulai pada khalifah

Muawiyah yang mengangkat putranya Yazid bin Muawiyah dengan jalan

kekerasan sebagai waliyul’ahdi (putra mahkota).

Pada masa dinasti Abbasiyah, kebijakan-kebijakan yang diterapkan

lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari

101 Ibid., h. 44.

Page 140: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

pada perluasan wilayah yang pada masa khilafah Bani Umayyah gencar

dilakukan. Namun dalam memaknai khalifah, Dinasti Abbasiyah tidak jauh

berbeda dengan dinasti sebelumnya , peranan khalifah semakin mengalami

penurunan disamping meneruskan ciri monarki absolut dan diperparah dengan

penambahan kata yang dimaksud untuk ”meninggikan” derajat seorang

khilafah.

Pada masa khalifah al-Mansur (754-775 M) kata ”khalifah” sudah

mengalami perubahan makna yang cukup mendasar, khalifah sudah

berkonotasi Khalifatullah yang berarti pengganti atau wakil Allah di muka

bumi, dan menamakan dirinya sebagai Sultanullah fi al-Ardh (penguasa Tuhan

di muka bumi.). Pada konteks ini kita bisa melihat makna khalifah menjadi

simbol atau legitimasi religius dalam aktivitas perpolitikan. Dengan demikian

karisma khalifah semakin bertambah dimasyarakat, karena dirinya sebagai

wakil atau pengejawantahan Tuhan di bumi yang harus ditaati sepenuhnya

oleh masyarakat dan pejabat-pejabat dibawahnya , dalam hal ini jelas bahwa

dinasti Abbasiyyah di pengaruhi oleh kebudayaan Persia yang menganggap

raja sebagai titisan suci dari Tuhan (Devide right of King). Namun di tengah

kemunduran makna khalifah tersebut, pada masa Al-Mahdi perekonomian

mulai meningkat dengan peningkatan disektor pertanian, dan pertambangan.

Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun

al-Rasyid (786-809 M) dan ptranya Al-Ma’mun (813-833 M) yang membawa

umat Islam pada tingkat kemakmuran yang tertinggi.

Peranan khalifah lebih menurun drastis lagi pada masa sultan Buwaihi

(945-1055 M) , Saljuk (1063-1194 M), Khawarizme (1199-1258 M) atas

Page 141: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Dinasti Abbasiyah. Pada masa itu, peranan khalifah lebih bersifat boneka atau

simbol saja karena kekuatan dan kekuasaan sultan dapat memaksakan segala

kehendaknya kepada khalifah.

Setelah Abbasiyah hancur , muncullah kerajaan Usmani yang

kemudian di kenal dengan Khilafah Usmaniyyah. Pendiri dinasti ini adalah

bangsa Turki dari kabilah Oghuz, ketika kerajaan Usmani sudah mencapai

puncak kemajuannya, kerajaan Syafawi baru berdiri di Persia, yang dalam

perkembagannya sering mengalami bentrok dengan kerajaan Turki Usmani

dan salah satunya dilatarbelakangi oleh kerajaan Syafawi yang menyatakan

Syiah sebagai mazhab negara. Setelah seperempat abad berdirinya kerajaan

Syafawi berdiri pula kerajaan Mughal di India.

Jadi setelah runtuhnya dinasti Abbasiyah, kekhilafahan Islam semakin

”terkoyak” meninggalkan bentuk aslinya sebagaimana dilakukan Nabi dan

pengganti setelahnya yang dikenal dengan sebutan al-Kulafa al-Rasyidun.

Dinasti Usmaniyah yang pernah berkuasa kurang lebih enam abad dan

pernah di segani Eropa akhirnya mendapatkan pukulan yang mematikan dari

Kemal Attaturk dengan mendirikan Republik Turki pada tahun 1923 M dan

menghapus jabatan khalifah pada tanggal 3 Maret 1924 M dengan demikian

gelar kekhalifahan dalam arti politik hilang dari percaturan internasional.

Di samping itu, runtuhnya kekhalifahan di Turki juga disebut-sebut

karena sifat munafik kaum muslimin itu sendiri. kekhalifahan dianggap harus

ditaati oleh semua kaum Muslimin , tetapi pada kenyataannya hanya orang-

orang Turki sajalah yang setia kepadanya, dalam hal ini Mustafa Kemal

mengemukakan beberapa saat sebelum dihapuskan kekhalifahan:

Page 142: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Kita telah menjunjung tinggi khalifah sesuai dengan tradisi yang kita

hormati. Kita menghormati khalifah, kita penuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Saya tambahkan bahwa di seluruh dunia Muslim hanya bangsa Turki-lah satu-

satunya bangsa yang secara efektif menjamin kepenghidupan khalifah, mereka

yang mengemukakan gagasan khalifah universal sebegitu jauh telah menolak

untuk menerima sumbangan apapun , jadi apa sebenarnya yang mereka

inginkan? Apakah mereka menghendaki agar hanya orang Turki yang

memilkul beban lembaga ini.102

Kejengkelan Mustafa Kemal inilah salah satunya yang menjadi

penyebab pada langkah berikutnya yaitu dihapuskannya kekhalifahan.

Demikianlah masa-masa kejayaan Islam di bawah pemerintahan Islam

yang berbentuk Khilafah Islamiyah telah runtuh oleh berbagai faktor baik

internal maupun eksternal. Namun banyak kalangan yang masih mengenang

romantisme kejayaan Islam dimasa lalu itu , dan berusaha untuk mewujudkan

kembali sistem tersebut dengan berbagai cara. Perwujudan keinginan yang

sebatas pada tataran konseptual, kemudian terimplementasikan oleh sebagian

kelompok islam kedalam bentuk berbagai pergerakan-pergerakan baik yang

bersifat politik, sosial, kultur, maupun ekonomi. Namun tak jarang gerakan-

gerakan kebangkitan ini mendapat tantangan, ancaman, bahkan intimidasi dari

kekuasaan politik yang ingin memasung segala gerak langkah politik islam.

Tantangan yang nyata tampak pada diri umat islam sendiri, maupun pihak

Barat yang kini menguasai perpolitikan dunia.

102 Hamid Enayat, Modern Islamic Thought: The Respon of thr Syi’I and Sunni Muslim to

the Twentieth Century (terj.)nAsep Hikmah, (Bandung: Pustaka, 1998), h. 82-83.

Page 143: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

Lampiran 1

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Apa makna globalisasi bagi Hizbut Tahrir?

Globalisasi dapat dimaknai sebagai sebuah perspektif perkembangan

kehidupan masyarakat dunia yang berkembang tidak lepas dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dalam perspektif perkembangan itu, maka

globalisasi adalah keniscayaan dan akan datang seiring dengan kemajuan.

2. Apakah Hizbut Tahrir adaptif dengan tema globalisasi ini?

Ya, Jika globalisasi dimaknai dalam perspektif perkembangan tadi.

Sebenarnya Islam tidak pernah menutup diri dari kemajuan sains dan

teknologi. Segala macam sains seperti kedokteran, teknik, matematika,

astronomi, fisika, kimia, pertanian, industri, transportasi, komunikasi, ilmu

kelautan, geografi, dan sebagainya pada dasarnya adalah boleh, bahkan harus

dikuasai bila kemanfaatannya sangat diperlukan demi kemajuan material umat

manusia. Sains semacam itu bersifat universal dan tidak terkait nilai (value

free), sehingga boleh diambil dan diterapkan oleh umat Islam selama tidak

bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam.

3. Jadi selain dimaknai sebagai sebuah perspektif perkembangan sains dan

teknologi itu, adakah pemahaman yang lain?

Ya. Globalisasi merupakan upaya uniformitas yang mencakup fear, fun, food,

fashion, and faith. Ada upaya penyeragaman di segala bidang kehidupan

manusia. Dan hal itu sekarang yang sedang di lakoni negara-negara Adidaya-

khususnya Amerika Serikat- terhadap negara-negara miskin di dunia,

Page 144: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

khususnya negara-negara Islam. Dalam konteks tersebut Hizbut Tahrir

menganggap globalisasi hanyalah istilah kosong yang tidak memberi

kontribusi apa pun bagi dunia, khususnya dunia Islam, kecuali hanya memberi

jalan bagi imperialisme itu sendiri untuk terus mencengkeram dan

mengeksploitasi dunia demi nafsu serakahnya yang tidak pernah kenyang.

4. Apakah Hizbut Tahrir menentang globalisasi dalam konteks imperialisme

tadi?

Ya jelas kami menolak dengan keras dan tegas.

5. Bagaimana wujud Imperialisme itu dalam globalisasi?

Sebenarnya globalisasi itu sendiri adalah alat untuk memperlancar

imperialisme Barat terhadap Islam. Dalam agenda globalisasi yang dilakukan

bukan hanya memaksakan sekularisme dalam kehidupan, Barat juga

menjejalkan sekularisme dalam pemikiran. Dengan ganas, Barat menyebarkan

pemikiran-pemikiran sekulistik destruktif ke tengah-tengah umat Islam seperti

paham Pluralisme (Agama), Demokrasi, Pasar Bebas, Hak Asasi Manusia,

Dialog Antar Agama, Feminisme, dan seterusnya. Kemudian karena Amerika

mempunyai kekuatan ekonomi yang besar, mempunyai perusahaan

multinasional dan transnasional yang paling banyak, Amerika pun

memanfaatkan ’kedok’ peraturan yang dikeluarkan oleh WTO untuk

kepentingan Amerika dalam rangka membuka pasar-pasar yang nyaris tertutup

atau sulit diintegrasikan dalam perekonomian global terbuka seperti yang

dikehendakinya. Penjajahan oleh IMF misalnya penjajahan dalam bentuk

hutang.

Page 145: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

6. Dalam pandangan Ulrich Beck, seorang sosiolog, globalisasi dapat berarti

denasionalization, yang berarti bangkitnya organisasi-organisasi

transnasional atau mungkin negara transnasional. Apakah globalisasi itu

sendiri dapat dikatakan sebagai indikator kebangkitan khilafah

islamiyah?

Pandangan Beck itu logis. Berkaca dari pengalaman empirik bahwa negara

bangsa tidak dapat menjawab tantangan global. Ini lagi-lagi melihat fakta

perkembangan itu. Hanya melalui kekuatan global, penjajahan global bisa

dihadapi secara spadan. Itu lah realitas globalisasi. Selain itu pada

perkembangannya globalisasi yang di usung Barat telah menunjukkan

kegagalannya. Globalisasi malah menyebabkan kemiskinan global.

7. Apa dampak globalisasi ”Barat” itu bagi Umat Islam?

Krisis terbesar yang diderita oleh umat Islam akibat globalisasi tidak lain

adalah krisis identitas umat Islam sebagai sebuah umat dimana mereka

semestinya hidup di bawah naungan nilai-nilai Islam tapi kenyataannya tidak.

Sekularisme yang dibawa serta oleh imperialisme itu telah memisahkan Islam

dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara di mana umat Islam hidup di

dalamnya. Umat Islam tidak lagi bisa melihat identitas terpenting mereka,

yakni aqidah Islam, terwujud dalam kehidupan secara nyata. Aqidah Islam

hanya bersemanyam dalam dada dan hanya sekali-kali saja muncul di

permukaan kehidupan, misalnya saat kelahiran, kematian, pernikahan, atau

saat melaksanakan ibadah shalat, haji, zakat atau saat peringatan hari besar

Islam seperti Isra' Mir'aj, Maulid Nabi dan sebagainya. Semakin proses

Page 146: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

sekularisasi itu berhasil, umat Islam semakin kehilangan identitasnya sebagai

umat Islam, dan selanjutnya akan berganti identitas menjadi umat sekularis

atau kapitalis. Seiring dengan itu, kemuliaan umat Islam sebagaimana disebut

dalam al Qur'an pun hilang tak terwujud secara nyata.

8. Seperti apa gambaran kegagalan globalisasi itu?

Pemaparannya begini, globalisasi adalah agenda negara kapitalis yang telah

terbukti tidak membawa kebaikan kepada dunia. Kegagalan ini wajar, karena

semua agenda itu memang bukan bertujuan untuk memberikan kebaikan bagi

dunia, melainkan bertujuan untuk menindas sesama manusia demi

kepentingan bisnis pemilik modal. Maka, kapitalisme sesungguhnya telah

gagal. Tapi, meski sisa-sisa kekuatannya mulai ’keropos’, ia masih cukup kuat

untuk menindas dan menekan Dunia Islam, seperti nampak dalam tindakan

Amerika Serikat pada apa yang mereka sebut perang melawan terorisme. Tapi

dari hari ke hari dunia tidak semakin cinta kepada semua penindasan itu,

sebaliknya semakin membenci dan muak.103

9. Jika demikian, bagaimana solusi yang ditawarkan Hizb untuk mengatasi

kemelut globalisasi?

Seperti yang saya katakan, hanya melalui kekuatan global maka penjajahan

global dapat diatasi secara spadan. Maka Khilafah Islamiyah adalah adalah

satu-satunya solusi bagi kemelut globalisasi. Khilafah Islamiyah adalah sistem

pemerintahan Islam yang paling sempurna, dan hukumnya memang wajib

untuk diterapkan.

103 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto.

Page 147: Globalisasi dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah dalam ... · PDF fileprogram studi pemikiran politik islam fakultas ushuluddin dan fisafat universitas islam negeri syarif hidayatullah

10. Khilafah Islamiyah adalah sistem pemerintahan Islam transnasional,

apakah sama dengan organisasi-organisasi transnasional yang lain?

Tentu berbeda. Khilafah Islamiyah dasarnya adalah tauhid, tujuannya adalah

demi kemaslahatan umat, dan menyebarkan dakwah Islam keseluruh dunia

serta mengusung perdamaian umat vmanusia. Sedangkan organisasi-

organisasi transnasional seperti transnasional corporation dasarnya adalah

ideologi sekular. Kapitalisme, juga neo liberal, maka tujuannya adalah untuk

mengeksploitasi, menyebarkan kerusakan dan perang.