peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

29
Peran Wanita Muslim dalam Mendirikan kembali Negara Khilafah Islam ___________

Upload: anas-wibowo

Post on 11-Aug-2015

40 views

Category:

Government & Nonprofit


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Peran Wanita Muslim dalam Mendirikan

kembali Negara Khilafah Islam

___________

Page 2: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Peran Wanita Muslim dalam Mendirikan kembali Negara Khilafah Islam

Anggota Wanita Hizb ut Tahrir Wilayah Pakistan

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. … [Terjemah

Makna Qur'an Surat An-Nahl (16) : 125]

Terjemah dari Bahasa Inggris ke Indonesia: Annas I. WibowoISI

Pendahuluan

Bab Satu – Tanggung Jawab Wanita Muslim

Untuk Menerima Keimanan dalam IslamUntuk memenuhi semua Kewajiban Islamnya

Bab Dua – Mengikuti yang Ma'ruf dan Mencegah yang Munkar adalah Wajib atas Wanita Muslim

Menjalankan yang Fardhu / WajibMengikuti yang ma'ruf dan melarang yang mungkar adalah salah satu aksi yang tertinggi

Bab Tiga – Kewajiban Mendirikan Negara Islam

Kewajiban memerintah dengan IslamCara mendirikan kembali Negara Islam

Mendirikan kelompokMetodologi kelompokHizb ut Tahrir mengikuti metodologi Nabi Saw.

Bab Empat : Pendahuluan mengenai Hizb ut Tahrir

Bab Lima – Peran Wanita Muslimah dalam Membawa Dakwah Islam

Hukum-Hukum terkait mengemban Da'wah

Membangun kepribadian IslamMencari ilmu pengetahuanGaya-gaya DakwahMengarungi kesulitan demi dakwah

Wanita Hizb ut Tahrir

Seruan hangat dari wanita Hizb ut Tahrir Wilayah Pakistan pada saudara-saudara perempuan mereka di Pakistan

Page 3: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Pendahuluan

Bukanlah fakta tersembunyi bahwa hari ini semua sistem buatan manusia, berdasarkan pemberontakan melawan Allah Swt., telah gagal untuk memecahkan berbagai permasalahan umat manusia. Setelah runtuhnya sosialisme, seluruh dunia didominasi oleh sistem sekular, demokratis, kapitalis dan dunia sedang dalam kesengsaraan besar di bawah cengkeraman brutal sistem rusak, Barat ini. Sistem ini sedang diimplementasikan di dunia Muslim, yang hasilnya adalah seluruh masyarakat menghadapi masalah-masalah kronis, baik kehidupan sosial maupun ekonomi dan politik. Dan bukannya percaya pada satu-satunya Deen yang benar, Ummat Muslim, yang pernah menguasai kebanyakan dunia, sedang merosot dan hanyut dalam berbagai masalah dan krisis. Situasi ini bukanlah tidak terduga, karena ini adalah konsekuensi tak terhindarkan dari meninggalkan sistem yang diwahyukan oleh Allah Swt., sistem Khilafah. Allah Swt. memberitahu kita dalam Qur'an:

Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. [Terjemah Makna Qur'an Surat Thaha (20) : 123]

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". [Terjemah Makna Qur'an Surat Thaha (20) : 124]

Khilafah adalah sistem yang oleh Allah Swt. telah diwahyukan bagi seluruh umat manusia termasuk Kaum Muslimin, di bawah naungannya Kaum Muslim bisa beraksi atas aturan-aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupannya. Negara Khilafah Islam ini dikepalai oleh seorang Khalifah yang merupakan penerus Rasulullah Saw. dalam kekuasaan dan dia adalah penguasa Umat Islam yang berlegitimasi dan mengimplementasi Agama Allah dalam Negara Islam. Namun, sistem-sistem yang sedang diimplementasikan dalam dunia Muslim tidak ada hubungannya sama sekali dengan Islam, apakah kerajaan atau kediktatoran atau demokrasi.

Kebutuhan dan kepentingan Khilafah bukanlah suatu hal yang baru bagi rakyat Subbenua India. Adalah konsep yang tertancap dalam Khilafah inilah yang telah menghasilkan lahirnya “Thariq-al-Khilafat” (gerakan Khilafah) di area ini, bahkan melalui umat Islam di area ini mereka sendiri menghadapi tirani British Raj. Dengan penghancuran Khilafah, persatuan dan kekuatan Umat Muslim berakhir dan hari ini Umat Muslim dibagi-bagi menjadi lebih dari 60 negara, di bawah perbudakan Barat dan ia tidak punya harga diri dan posisi di arena dunia. Sejauh Deen Allah diperhatikan, ia telah dikerdilkan menjadi agama personal dan kebanyakan aturan-aturannya ditangguhkan.

Hari ini pendirian Khilafah yang mengimplementasi keseluruhan Deen adalah Fardu atas Umat. Setiap Muslim adalah akuntabel sepanjang Kewajiban ini tidak terpenuhi. Ibnu Umar ra. melaporkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda,

“Dan barangsiapa mati tanpa bai'at di lehernya dia mati kematian Jahiliyah” [Hadits Riwayat Muslim]

Page 4: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Hadits ini menunjuk pada dosa orang yang mati tanpa memberikan Bai'at pada Khalifah dan hukuman yang disebutkan di dalam Hadits menjadikan perintah itu kewajiban. Pendirian Negara Khilafah diwajibkan atas pria dan wanita, keduanya berdosa bagi tidak adanya Negara itu, kecuali mereka mengambil bagian dalam usaha mendirikannya.

Buklet ini adalah seruan pada wanita di Pakistan untuk bergabung dengan saudara-saudara Muslimah mereka yang bekerja untuk tujuan mulia ini di seantero Dunia Muslim, dan dengan melakukannya menyingkirkan dosa dari leher-leher kita, dan menggapai keridhoan Allah Swt. bagi usaha-usaha kita. Allah Swt. berfirman,

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." [Terjemah Makna Qur'an Surat Al-Imran (3) : 195]

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [Terjemah Makna Qur'an Surat An-Nahl (16) : 97]

Page 5: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Bab Satu – Kewajiban-Kewajiban Wanita Muslimah

Keyakinan yang kokoh dalam Akidah Islam

Allah Swt. berfirman,

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit). dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). [Terjemah Makna Qur'an Surat Al Mu'minun (23) : 117]

Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". [Terjemah Makna Qur'an Surat An Naml (27) : 64]

Setiap laki-laki dan perempuan adalah akuntabel pada Allah Swt. atas penerimaan mereka akan Islam, setiap individu akan ditanya tentang aqidah mereka, keimanan mereka. Tidak ada alasan yang bisa dibuat dan tidak ada pemindahan tanggung jawab kepada orang lain. Allah Swt. secara jelas menuntut Bukti (Burhaan) dari setiap orang yang mengklaim tuhan lain. Ini berarti bahwa setiap manusia harus berpikir mengenai perkara ini, dengan mempelajari kata-kata yang digunakan oleh Allah Swt. dalam al-Qur'an, Burhaan dan Sultan (Bukti), menunjukkan pada kita Allah Swt. menuntut dari kita Dalil Qath'i, Bukti Pasti dan penolakan penggunaan Dzan (Dugaan). Allah Swt. berfirman,

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. [Terjemah Makna Qur'an Surat Yunus (10) : 36]

Allah Swt. berfirman,

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. [Terjemah Makna Qur'an Surat Al Hujuraat (49) : 15]

Akuntabilitas ini ada pada laki-laki dan wanita. Semua wanita beriman dalam alQur'an dan dalam Sirah Rasulullah Saw. beriman pada Allah Swt. melalui pikiran mereka sendiri, tanpa keraguan. Mereka tetap yakin bahkan meskipun mereka menghadapi kesulitan bagi keyakinan mereka.

Dalam al-Quran, Allah Swt. memberi kita contoh istri Firaun, Asyiyah ra. ketika dia berdoa,

Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim", [Terjemah Makna Qur'an Surat (66) : 11]

Page 6: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Juga Allah Swt. menunjuk pada Maryam, Ibu Isa as.,

dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. [Terjemah Makna Qur'an Surat at-Tahrim (66) : 12]

Para wanita itu menderita kesukaran dalam jalan Kebenaran, namun mereka tetap sabar dan Allah Swt. memuji ini dalam Kitab-Nya.

Orang pertama yang menerima Islam adalah seorang wanita, Khadijah ra. Syahid pertama bagi Islam adalah seorang perempuan Summaya ra. Sepanjang sejarah Islam wanita telah memainkan peran aktif dan penting. Itu adalah contoh-contoh mulia bagi kita tentang kekuatan Iman yang bisa dimiliki seorang wanita yang benar-benar percaya.

Fatimah ra. putri dari Al Khattab, memeluk Islam meskipun saudaranya yaitu Umar ra. masih kafir pada waktu itu. Ibnu Abbas melaporkan bahwa dia telah bertanya pada Umar ra. tentang kisah dia masuk Islam. Umar ra. mengatakan, “3 hari setelah Hamzah ra. memeluk Islam, aku keluar dari rumahku, tidak sengaja bertemu seorang laki-laki suku Makhzumi yang kutanya: “Apa kamu memilih agama Muhammad atas agama nenek moyangmu sendiri?” Si Makhzumi mengatakan: “Seorang yang lebih berhubungan kerabat denganmu daripada diriku telah melakukan hal yang sama.” Aku bertanya padanya siapa itu. “Saudara perempuanmu dan saudara iparmu”, jawab Makhzumi. Aku bersegera kembali dan mendapati pintu rumah saudara perempuanku dikunci dari dalam; dan aku mendengar gumaman di dalam. Setelahnya, ketika pintunya dibuka, aku masuk rumahnya dan bertanya: “Apa yang kudengar ini?” Saudara perempuanku menjawab: “Kamu tidak dengar apapun”. Kami sedang berdiskusi ketika aku memukul kepalanya, lalu dia berkata lantang: “Kami melakukannya baik kamu suka atau tidak”. Aku sangat menyesal ketika aku melihat dia berdarah, dan berkata padanya: “Tunjukkan padaku tulisannya”. Umar ra. meriwayatkan seluruh kejadiannya. (Al-Isabah Fi Tamyeez Al Sahaba, oleh Ibn-Hajar Al Asqalani, selanjutnya disebut as Al-Isabah). Meskipun penentangan saudara laki-lakinya Fatimah ra. jelas dalam keimanannya dan tidak terguncang oleh serangannya.

Terdapat contoh-contoh lain wanita yang menjadi beriman melalui keyakinannya sendiri. Ummu Habiba ra., anak perempuan Abu Sufyan, memeluk Islam meski ayahnya masih seorang musryik. Sementara Ummu Habibah ra., sedang dikucilkan dia tetap teguh memegang Islam, sementara suaminya telah pindah ke Kekristenan. Suaminya, Ubaidullah bin Jahash, bermigrasi ke Abysinnia, bersama dengan istrinya untuk menghindari penghukuman karena agama mereka tapi di sana dia menanggalkan Islam dan mengadopsi Kekristenan, agama penduduk Abyssinia. Dia mencoba untuk membujuk Ummu Habiba untuk melakukan hal yang sama, tapi dia teguh memegang Islam seiring semua penderitaan yang harus ditanggungnya sebagai seorang asing. (Tarikh At Tabrani). Ummu Kultsum binti Ugba bin Abi Mait ra. juga memeluk Islam, meskipun seluruh keluarganya masih memegang agama politheistik mereka dan dia bermigrasi ke Madinah di mana dia bisa hidup dalam kehidupan di bawah kekuasaan Islam.

Banyak perempuan masuk Islam dan menderita penyiksaan karena melakukannya, salah satu yang paling terkenal adalah Hazrat Sumayah binti Khubat ra. seorang syahidah. Dia adalah ibu dari Ammar bin Yasir ra., dan merupakan orang ke-7 yang masuk Islam. Klan Al-Mughira biasa menyiksa dia. Orang-orang biasa lewat dan

Page 7: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

menyaksikan dia sedang disiksa di sisi anak laki-lakinya dan suaminya di tanah panas Mekkah. Nabi Saw. meneguhkan dia dengan mengatakan, “Wahai keluarga Yasir, tanggung penderitaan ini dengan sabar, karena Allah telah memberi kalian janji Surga.” Dia telah tua dan lemah. Abu Jahal juga termasuk di antara mereka yang biasa menyiksanya. Dia menerima siksaan yang keji dan meninggal untuk menjadi orang pertama yang disyahidkan untuk Islam.

Contoh-contoh lainnya termasuk, Haritsah binti Al Muammil ra., saudara perempuan Ummu Ubais, yang dikenal sebagai Zunairah Al Romiyah. Dia adalah seorang perempuan budak, salah satu orang beriman yang paling awal dalam Islam dan merupakan salah satu wanita yang disiksa karena keimanan mereka. Abu Jahal biasa memukulnya dengan brutal; begitu pula Hazrat Umar ra. sebelum dia masuk Islam. Setelah Zunairah masuk Islam, dia menderita begitu banyak siksaan hingga dia kehilangan penglihatannya.

Kekuatan yang ditunjukkan oleh para wanita itu dan banyak wanita di dunia hari ini, yang menghadapi opresi karena Agama mereka, muncul melalui penerimaan Iman dengan cara yang telah diperintahkan Allah Swt. di dalam al-Qur'an. Ini adalah dengan menggunakan pikiran kita untuk mempelajari realitas kita, dan mencapai kesimpulan yang paling pasti, tanpa keraguan, bahwa Allah Swt. ada dan al-Qur'an adalah Kalimat Allah Swt. Al-Qur'an memerintahkan kita untuk mempelajari realitas kita dan memikirkan tentang Ciptaan, dengan cara ini kita bisa melihat bukti pasti adanya Allah Swt.

Allah Swt. berfirman,

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [Terjemah Makna Qur'an Surat Ali Imran (3) : 190]

Sekali keyakinan pada Allah Swt. terbangun, maka keyakinan pada al-Qur'an yang penuh keajaiban sebagai wahyu dari Allah Swt. harus dibangun. Keajaiban al-Qur'an ada dalam bahasanya. Allah Swt. menantang siapapun yang mengklaim kitab itu tidak berasal dari-Nya Swt. untuk menulis setidaknya 1 surah seperti al-Qur'an. Orang-orang Arab yang bangga akan kefasihan dan keekspresifan mereka dalam bahasa mencoba dengan keras tapi tidak mampu memenuhi tantangan ini dan selama lebih dari 1400 tahun tidak ada yang bisa memenuhi tantangan ini. Al-Qur'an benar adalah wahyu dari Allah Swt. Itu adalah buku petunjuk bagi semua yang mau dengan sebenarnya menyembah Allah Swt. Dan karena Rasulullah Saw. membawa kitab ini, maka dia adalah Rasul Allah dan al-Qur'an ini adalah bukti kerasulan Muhammad Saw.

Sekali Akidah (keyakinan) diterima dengan penuh kepercayaan, dan dipahami mendalam, ia membentuk pondasi terkuat bagi seluruh pikiran dan tindakan kita. Semua yang dipikirkan dan dirasakan oleh seorang Muslim, dan setiap perbuatan yang dilakukannya menjadi “Halal dan Haram”, maka dia berhenti dari setiap tindakan Haram dan melakukan hanya perbuatan yang telah dinyatakan Halal oleh Allah Swt. Sebagai hasil dari ini dia menjadi seorang kepribadian Islam kuat. Allah Swt. berfirman dalam al-Qur'an,

Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Terjemah Makna Qur'an Surat Al-Baqarah (2) : 256]

Page 8: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Untuk memenuhi semua kewajiban Islam

Di dalam Al-Qur'an, Allah Swt. menunjuk penciptaan Laki-laki dan Perempuan – Insaan.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. [Terjemah Makna Qur'an Surat Al-Dariyat (51) : 56]

Ayat al-Qur'an ini dengan jelas menyatakan apa yang diinginkan Allah Swt. dari ciptaannya. Kita diciptakan untuk menyembah Allah Swt.

Bagaimana kita melakukan ini? Allah Swt juga memberitahu kita di dalam Qur'an, bahwa penyembahan adalah melalui kepatuhan pada hukum-hukum Allah Swt. dan membatasi kita sendiri hanya pada Islam. Allah Swt. berfirman,

Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. [Terjemah Makna Qur'an Surat Az Zumar (39) : 11]

dan putuskanlah perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. [Terjemah Makna Qur'an Surat Al-Maidah (5) : 49]

Islam adalah agama yang lengkap, jalan hidup yang lengkap, dan Allah Swt. mengutuk siapapun yang berusaha untuk mengikuti sebagian saja dari Islam, dan bukannya seluruh Islam. Allah Swt. berfirman,

Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. [Terjemah Makna Qur'an Surat Al-Maidah (5) : 49]

Adalah jelas tidak dibolehkan bagi seorang Muslim untuk menekankan beberapa bagian Agama dan mengabaikan yang lain. Oleh karena itu, seorang wanita Muslimah memiliki banyak peran yang perlu dipenuhi; dia adalah seorang beriman yang harus memenuhi Ibadah personal pada Allah Swt. Dia harus sholat dan puasa dan mengerjakan Haji, dan melakukan tindakan-tindakan nawafil untuk membawanya lebih dekat kepada Allah Swt., maka dia membaca al-Qur'an dan berdo'a, membayar zakat, punya puasa-puasa ekstra.

Dia juga seorang anak perempuan, dan harus memenuhi semua kewajiban berbakti pada kedua orangtua. Dia juga seorang saudara perempuan, dan seorang keponakan, dan seorang cucu perempuan, dan harus yakin bahwa semua hubungan itu dijalankan menurut Islam.

Page 9: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Dia juga seorang istri, dan harus belajar dan memenuhi kewajiban-kewajiban berkaitan dengan pernikahan. Ketika dia menjadi seorang ibu dia juga harus memenuhi semua kewajiban keibuan.

Dia juga berinteraksi dalam masyarakat. Dia akan mematuhi Khalifah jika dia sesuai dengan Islam, atau meminta tanggung jawabnya jika dia menyimpang. Dia belajar di sekolah atau perguruan tinggi. Dia membeli barang-barang di pasar; semua hubungan dan transaksi ini harus dilakukan menurut hukum-hukum Islam. Tidak ada bagian dari kehidupan wanita Muslimah yang tetap di luar wilayah hukum-hukum Islam.

Prinsip syariah Islam, bahwa 'setiap aksi membutuhkan bukti', membangun pemahaman yang jernih memastikan bahwa setiap aksi yang kita lakukan adalah berdasarkan Islam. Aisyah ra. meriwayatkan Rasulullah Saw. bersabda,

“Setiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun yang tidak berdasarkan perintah kami adalah ditolak” [Hadits Riwayat Bukhari]

Kapanpun frase “Wahai orang-orang yang beriman” disebutkan, ini menunjuk pada laki-laki maupun perempuan, maka tidak ada kebutuhan untuk frase “Wahai perempuan yang beriman”. Prinsip dalam bahasa Arab adalah bahwa ketika penunjukan adalah pada laki-laki, ini berarti bahwa juga termasuk para wanita, sedangkan ketika penunjukan adalah pada para wanita, ini tidak termasuk laki-laki, tapi terbatas pada para wanita.

Maka, frase-frase yang ditemukan dalam al-Qur'an seperti; “Wahai orang yang beriman...”, “Wahai manusia...”, “Dan janganlah membunuh nyawa...”, “Dan siapakah yang perkataannya lebih baik daripada dia yang menyeru kepada Allah, mengerjakan perbuatan baik...”, Dan patuhilah Allah, dan patuhilah Rasul dan ulil amri di antara kamu...”, “Dan dirikanlah sholat dan kerjakanlah zakat...”; atau frase-frase dari al-Hadits Rasulullah Saw. seperti: “Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain...”, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah mengatakan yang baik atau diam.”, “Mencari ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim.”, “Sebarkan salam di antara kalian...” dll.; semua frase ini datang dalam Bahasa Arab dalam bentuk maskulin, tapi mereka juga termasuk bentuk feminin, dan terdapat kesepakatan umum tentang bentuk ini dari para ulama Islam.

Terdapat aturan-aturan tertentu spesifik untuk para laki-laki yang tidak termasuk para wanita, dan juga aturan-aturan spesifik untuk para wanita yang tidak termasuk para laki-laki. Terdapat akham yang menunjuk pada para laki-laki dan wanita dalam peran spesifik yang telah diperintahkan Allah Swt. untuk dipenuhi oleh mereka. Para laki-laki adalah pelindung dan pemenuh kebutuhan para wanita. Para laki-laki membayar mahar dan mereka memegang hak untuk menceraikan. Para laki-laki tidak harus menunggu periode waktu (Iddah) setelah kematian atau perceraian para istri mereka, sementara para wanita punya iddah setelah kematian suaminya atau setelah dicerai. Aurat para wanita berbeda dengan pria. Ahkam persaksian para wanita berbeda dengan para laki-laki. Para wanita punya waktu ketika mereka tidak bisa sholat dan puasa, sementara laki-laki tidak. Dan bagian seorang laki-laki dari warisan berbeda dengan yang perempuan. Semua aturan untuk laki-laki dan wanita ada di dalam hukum Syariah; adalah kewajiban untuk mendapatkan pengetahuan mengenai apa aturan-aturan itu sehingga kita bisa memenuhinya dengan benar.

Page 10: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Kita tidak bisa menggunakan alasan bahwa kita tidak tahu sesuatu, Allah Swt. telah memerintahkan kita bertindak hanya dengan Islam, dan menolak aksi apapun yang berasal dari kekufuran; untuk memenuhi perintah ini kita harus mencari pengetahuan. Pencarian pengetahuan yang kita butuhkan ini, adalah fardhu ain, suatu kewajiban atas setiap individu Muslim, laki-laki dan wanita. Terdapat banyak fardhu yang semua Muslim menyadari, seperti puasa, sholat, Haji dll dan yang lainnya yang sayangnya diabaikan atau tidak diketahui. Adalah fardu bagi kita untuk mencari pengetahuan semua Faraid yang menjadikan kita akuntabel untuk memenuhinya.

Muslim yang sejati, Mukmin, adalah orang yang kepribadiannya dibangun atas Akidah Islam. Pikiran-pikiran dan emosi-emosi kita harus dibangun di atas Islam, dan ini akan direfleksikan dalam aksi-aksi dan perilaku kita. Allah Swt. berfirman,

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. [Terjemah Makna Qur'an Surat Al-Ahzab (33) : 36]

Hubungan antara iman dan tindakan adalah nyata dalam ayat ini,

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. [Terjemah Makna Qur'an Surat AnNisa (4) : 65]

Page 11: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Bab Dua – Mengikuti dan Menyuruh yang Ma'ruf dan Meninggalkan dan Melarang yang Munkar adalah Fardhu atas Para Wanita Muslimah

Termasuk di dalam kewajiban yang diperintahkan Allah Swt. pada kita, adalah kewajiban memastikan bahwa hanya Islam yang diimplementasikan dalam masyarakat dan dalam semua bagian kehidupan. Cara penting untuk memastikan implementasi Islam dan mencegah kejahatan adalah menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar adalah Fardhu (Wajib) baik atas para laki-laki maupun atas para wanita.

Mendirikan Fardhu

Bukti-bukti bagi kewajiban menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar adalah banyak dan termasuk ayat berikut. Allah Swt. berfirman,

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Terjemah Makna Qur'an Surat at-Taubah (9) : 71]

Dan Allah Swt. berfirman,

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [Terjemah Makna Qur'an Surat ali-Imran (3) : 104]

Dan Allah Swt. berfirman,

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. [Terjemah Makna Qur'an Surat ali-Imran (3) : 110]

Dan Allah Swt. berfirman,

Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu. [Terjemah Makna Qur'an Surat at-Taubah (9) : 112]

Ayat dan Hadits membicarakan tentang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar termasuk akuntabilitas pemerintah juga, karena teks-teks itu umum dan mencakup baik para penguasa maupun orang-orang lainnya. Selain itu, meminta pertanggungan jawab pemerintah sebenarnya adalah tingkat tertinggi menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.

Page 12: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Mengoreksi penguasa adalah Fardhu atas Kaum Muslim dan mematuhi penguasa yang sah tidak berarti bahwa umat Muslim tetap diam atas tindakan apapun yang munkar. Allah Swt. telah memerintah kita untuk mengawasi penguasa dan dengan tegas memerintahkan kita bahwa jika para pemerintah menyalahi hak-hak Umat Muslim atau tidak memenuhi tanggung jawab mereka terhadap rakyat atau mengabaikan urusan-urusan mereka atau melanggar aturan-aturan Allah Swt. atau mengimplementasi aturan-aturan selain dari apa yang diwahyukan Allah Swt., maka Kaum Muslimin harus menentang mereka. Orang yang tetap diam, bahkan jika dia membencinya dalam hatinya, dideskripsikan sebagai memiliki Iman yang paling lemah, Iman yang terkuat adalah yang bertindak atas perintah Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda,

“Akan ada para penguasa, kalian akan mendapati beberapa tindakan mereka sebagai ma'ruf dan beberapa sebagai munkar. Orang yang mengenali perkara-perkara itu akan aman, orang yang melarangnya akan bebas dari dosa tapi orang yang menyetujui dan mengikuti tindakan-tindakan itu tidak akan aman atau bebas dari dosa.”

Yang Makruf berarti kewajiban-Kewajiban Islam, dan yang Munkar berarti Haram. Sebagai para wanita Muslim, kita harus punya pengetahuan Haram dan Halal. Kita harus tahu adalah kewajiban atas kita untuk menyerukan melawan yang Haram, dan menyerukan kepada Islam. Tidaklah diperbolehkan bagi kita untuk mengabaikan suatu Haram atau tidak diterapkannya suatu yang Wajib.

Menyuruh yang Ma'ruf dan Melarang yang Munkar memiliki Imbalan Terbesar

Dalil-dalil bagi tindakan menyerukan melawan kemunkaran adalah sangat jelas. Allah Swt. telah meminta itu bahkan jika itu mengakibatkan kesyahidan, mengindikasikan pentingnya aksi itu. Rasulullah Saw. bersabda,

“Pemimpin para syuhada adalah Hamzah dan orang yang mengatakan kebenaran di hadapan penguasa tiran untuk menyuruh yang ma'ruf dan melarang yang munkar, dan dia terbunuh.” (Hadits Riwayat al-Hakim)

Allah Swt. telah mengancam Kaum Muslimin dengan hukuman jika mereka tetap diam tentang kesalahan, dan mereka tidak beraksi untuk mengubahnya dan menyingkirkannya. Diriwayatkan oleh Hudzaifa bin Al-Yaman bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

“(aku bersumpah) demi Dzat yang Jiwaku ada di tangan-Nya, kalian harus menyuruh kebenaran dan melarang kesalahan, jika tidak Allah akan mengirimkan atas kalian hukuman dari-Nya, kemudian kamu berdoa pada-Nya dan Dia tidak akan menjawabmu.” (Hadits Riwayat Ahmad dan Tirmidhi)

Rasulullah Saw. bersabda,

“Jika rakyat melihat seorang opresor melakukan opresi dan tidak melakukan apapun untuk menghentikannya dari tindakannya, maka segera Allah Swt. akan menghkum mereka.” (Hadits Riwayat Tirmidzi)

Page 13: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Rasulullah Saw. bersabda,

“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan, dan mengambil tangan opresor dan menariknya menuju al-Haq dan jaga dia tetap dalam kebenaran, jika tidak Allah akan memperseterukan hati kalian dengan satu sama lain dan mengutuk kalian sebagaimana Dia mengutuk keturunan Israel” (Hadits Riwayat Abu Dawud)

Rasulullah Saw. bersabda,

“Allah tidak akan menghukum orang umum karena pekerjaan (dosa) sebagian orang, hingga mereka melihat kemunkaran di antara mereka sendiri dan mereka mampu melarangnya tapi mereka tidak melakukannya. Jika mereka melakukan itu Allah akan menghukum sebagian orang itu dan orang umum.” (Hadits Riwayat Ahmad)

Pada masa Khalifah Rasyidah, Umar bin Khattab ra., Umar memberikan Khutbah di dalam masjid, membatasi Mahar. Seorang wanita berbicara di dalam masjid dan mengoreksi opini Umar ra. tentang Mahar, menanyainya bagaimana dia bisa membatasi sesuatu ketika Allah Swt. telah membolehkannya. Umar ra. setuju dengan wanita itu bahwa dia benar dan Umar salah, dan dia tarik kembali pengumumannya. Wanita ini tidak takut pada Umar ra., meskipun dia adalah seorang Khalifah. Ketika dia memahami bahwa Umar salah, dia memprotesnya, memenuhi fardhu yang ditetapkan Allah Swt. atas kita. Terdapat banyak contoh lain kekuatan para wanita Muslimah dalam berbicara untuk menyuruh yang ma'ruf dan melarang yang munkar di publik maupun di privat. Asma binti Abu Bakar ra. terus melindungi Deen ini, menyatakan kebenaran, bahkan hingga dia seorang wanita tua ketika dia menentang pemerintah Hajjaj bin Yusuf.

Beberapa orang menyarankan kita untuk tidak mengoreksi, tapi hanya berkonsentrasi pada diri kita sendiri dan tetap menyingkir dari aksi jenis apapun yang mengakibatkan 'perpecahan'. Mereka bilang kita harus tidak menentang pandangan yang sudah umum, bahkan jika pandangan-pandangan itu salah dan bertentangan dengan Islam. Yang benar adalah bahwa menyingkirkan kemunkaran tidak bisa terjadi jika kita tetap diam, dan persatuan Umat Muslim atas ketidakpatuhan terhadap Allah adalah Kejahatan. Dasar persatuan kita haruslah hanya atas Aqidah islam dan ketundukan pada hukum-hukum Allah Swt.

Oleh karena itu hari ini wanita Muslimah butuh mengerjakan menyuruh kebaikan dan melarang kejahatan dengan cara apa yang telah ditetapkan Allah Swt. dan mengikuti apa yang Rasulullah Saw. sabdakan dan contoh-contoh para Sahabat ra. yang berbicara melawan kekufuran bahkan jika itu menghasilkan mereka diserang secara fisik. Kita punya banyak sekali contoh Khulafaur Rasyidin yang selalu berbicara kebenaran dan memenuhi kewajiban mereka membangun persatuan Umat atas dasar Islam.

Page 14: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Ketika Abu Bakar ra. menjadi Khalifah, dia naik ke mimbar, memuji Allah Swt., kemudian berkata, “Wahai rakyat, kalian membaca ayat,

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk .... (Surah Al Maidah 5:105) dan kamu salah menginterpretasikannya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi Saw. bersabda,

“Barangsiapa yang melihat kejahatan dan tidak melawannya atau berusaha mengubahnya akan segera semuanya dihukum oleh Allah Swt.”

Page 15: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Bab Tiga – Wajibnya Negara Islam

Hari ini munkar yang terbesar yang dihadapi Umat Muslim adalah implementasi aturan-aturan dan sistem-sistem kufar. Hari ini Kaum Muslimin kosong dari Negara Islam Khilafah yang mengimplementasi semua sistem Islam. Mendirikan Negara Islam adalah ma'ruf yang terbesar. Dengan mendirikan Khilafah, Muslimin memastikan bahwa semua urusan mereka adalah menuruti aturan-aturan Islam dan maka masyarakat Islam menjadi ada. Adalah Negara Khilafah yang melindungi Islam dan membawa dakwah Islam ke seantero dunia.

Karena ketiadaan Khilafah, kita dipaksa hidup dalam masyarakat di mana hukum-hukum buatan manusia diterapkan, sementara aturan-aturan yang diwahyukan oleh Allah Swt. telah ditinggalkan. Islam telah dibatasi pada hal-hal individual. Bahkan perkara-perkara itu yang bisa dilakukan individu mengecil dari hari ke hari. Dalam ketiadaan Khilafah, kita menyaksikan bahwa para penguasa kacung telah merobek agama Allah Swt. dan membuat interpretasi salah yang menyenangkan orang-orang kafir. Para pemerintah antek takut pada kufar lebih dari takut kepada ancaman Allah Swt. Mereka telah membiarkan kaum kafir dengan bebas mendominasi atas urusan-urusan Umat dan menggondol berbagai sumberdaya Kaum Muslimin.

Dalam ketiadaan Khilafah kaum kufar menghina keyakinan suci kaum Mukminin dan tidak ada respon negara. Kaum kafir dengan teguh mengolok-olok Rasulullah Saw., mereka telah melempar al-Qur'an ke kotoran, merendahkan pakaian Syar'i wanita Muslimah, melarang pembangunan menara masjid dan mereka bahkan mencoba untuk menghadirkan konsep-konsep rusak dalam ibadah kaum Muslimin, sebagaimana terjadi di Amerika, di mana masalah wanita memimpin sholat jamaah dinaikkan. Sayang sekali Umat Muslim tidak memiliki Negara Khilafah mereka, yang ibarat perisai bagi Umat Muslimin, untuk memberi jawaban tepat bagi kaum kafir. Rasulullah Saw. bersabda,

“Imam adalah perisai yang dibelakangnya rakyat berperang dan dengannya mereka melindungi diri mereka sendiri.” (Hadits Riwayat Muslim)

Memang, Islam telah menjadi apa yang dideskripsikan oleh Rasulullah Saw. dalam haditsnya yang mulia,

“Simpul-simpul Islam akan diurai satu demi satu dan umat akan bergantung dari yang satu ke yang lain, simpul pertama adalah kekuasaan dan yang terakhir adalah shalat.” (Hadits Riwayat Ahmad)

Jadi ketika Inggris menghancurkan Khilafah melalui anteknya yaitu Mustafa Kemal Ataturk, maka simpul pertama pemerintahan oleh Islam diurai dan selanjutnya Hukum Islam diurai satu demi satu. Hari ini, tidak ada pemerintahan oleh Islam di masyarakat sebagaimana ditetapkan Islam atas kita.

Oleh karena itu, adalah wajib atas setiap individu Umat Islam, baik laki-lakinya maupun perempuannya, untuk berjuang untuk mengembalikan Negara Islam Khilafah, yang membangun otoritas Islam dan menghancurkan supremasi kaum kufar.

Page 16: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Kewajiban untuk Memerintah dengan Islam

Allah Swt. secara langsung memerintahkan Kaum Muslimin untuk memerintah dengan Islam dan untuk tidak memerintah dengan hukum apapun selain Islam. Allah Swt. berfirman,

dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. … [Terjemah Makna Qur'an Surat al-Maidah (5) : 49]

Dan Allah Swt. berfirman,

...Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. [Terjemah Makna Qur'an Surat al-Maidah (5) : 47]

Hukum untuk memerintah dengan Islam faktanya adalah hukum untuk mendirikan Negara Khilafah, karena adalah dengan Negara Khilafah pemerintahan Islam bisa ditegakkan. Rasulullah Saw. bersabda,

“Para Nabi memerintah atas Bani Israel, manakala seorang Nabi meninggal Nabi yang lain menggantikannya, tapi tidak akan ada Nabi setelahku. Akan ada segera Khulafa dan mereka akan berjumlah banyak. Mereka bertanya: kemudian apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau berkata: Penuhilah bai'ah pada mereka satu per satu...”

Atas dasar ini Ulama terhormat masa lalu memahami status Khilafah dalam Islam.

Al-Juzairi mengatakan, 'Para Imam (para ulama keempat mahdzab) – semoga Allah mengampuni mereka semua – sepakat bahwa Khilafah adalah kewajiban, dan bahwa Kaum Muslimin harus menunjuk seorang pemimpin yang akan menerapkan perintah-perintah agama, dan memberi keadilan pada yang ditindas melawan para penindas. Adalah terlarang bagi Umat Islam untuk memiliki dua pemimpin di dunia baik saling harmonis maupun tidak.

Al-Qurtubi menyatakan dalam tafsirnya 264/1, ayat, “Manusia diciptakan menjadi khalifah di muka bumi” bahwa: ayat ini menjadi satu sumber dalam memilih seorang Imam, dan seorang Khalifah, dia adalah didengarkan dan dipatuhi, karena dunia disatukan melalui dia, dan Ahkam (hukum-hukum) Khalifah diterapkan melalui dia, dan tidak ada perbedaan mengenai kewajibannya di antara Umat, tidak juga di antara para Imam...

al-Qurtubi juga mengatakan, “Khilafah adalah pilar yang di atasnya pilar-pilar lain berpijak.”

An-Nawawi berkata dalam Syarhu Sahih Muslim halaman 205 vol 12, “(Para ulama) menerima bahwa adalah satu kewajiban atas Kaum Muslimin untuk memilih seorang Khalifah.”

Page 17: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Ibnu Hazam menyatakan dalam Fasal min al-Nihal 87/4, “keseluruhan ahlus Sunnah setuju bahwa menegakkan Imamah (Khilafah) adalah Fardhu atas Kaum Muslimin. Adalah Fardhu atas mereka bahwa mereka tetap di bawah otoritas Khalifah untuk implementasi aturan-aturan Allah, yang memimpin mereka menurut aturan-aturan Syariah.”

Baghdadi mengatakan dalam al-Farak bayn al-Firak, “Imamah (Khilafah) adalah wajib atas Ummat, sehingga seorang imam ditunjuk untuk menerapkan Syariah dan yang dipatuhi.”

Al-Mawardi mengatakan dalam Ahkam al-Sultaniyyah, “Penunjukkan Khalifah adalah Fard.”

Ibnu Taimiyah mengatakan dalam Siyasah Syariyah, “Adalah kewajiban untuk mengetahui bahwa penguasa yang memerintah atas rakyat (i.e. pos Khilafah) adalah salah satu kewajiban yang terbesar Agama. Faktanya, tidak ada penegakkan Agama kecuali dengannya... ini adalah pendapat salaf, seperti al-Fadl bin iyaad, Ahmad bin Hanbal dan lainnya.”

Cara Mendirikan Kembali Negara Islam

Setelah menjadi jelas bahwa mendirikan Negara Islam adalah Fardhu, maka kita harus menunjuk pada Syari'ah untuk memenuhi kewajiban ini. Bukanlah bahwa Allah Swt. memberi kita perintah untuk mendirikan Negara Islam, mambuatnya fardhu atas Kaum Muslimin untuk bekerja untuk itu, tapi meninggalkan metodologinya atas kehendak Kaum Muslimin. Allah Swt. telah memberi kita satu metodologi jelas untuk pendiriannya. Detailnya adalah sebagai berikut:

Mendirikan Kelompok

Allah Swt. telah memerintahkan kita bahwa dalam rangka menyelesaikan kewajiban dakwah kepada Islam dan menyuruh kebaikan dan melarang kejahatan, terdapat setidaknya satu kelompok yang ada di dalam Ummat Muslim. Allah Swt. berfirman,

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [Terjemah Makna Qur'an Surat ali-Imran (3) : 104]

Ayat ini memberikan kewajiban membentuk kelompok atau partai dan ini juga mendefinisikan kelompok itu dan fungsinya. Kata 'Umat' dalam ayat ini adalah kelompok atau blok atau persatuan atau partai.

Dalam bukunya “Ahkamul Quran,” Abu Bakar B. Al-Arabi mengatakan, “Maka Ummah berarti Kelompok”

Imam al-Tabri menyatakan dalam bukunya “Jamaa Al-Bian” bahwa arti ayat ini, “Allah Swt. maksudkan dengan ini, Dan hendaklah ada se-”Kelompok” (persatuan) mengajak orang-orang kepada Islam dan kebenarannya.”

Page 18: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Pekerjaan partai yang telah dituliskan dalam ayat ini – i.e. menyeru kepada khair, yang berarti keseluruhan Islam, dan mengajak pada apa yang baik dan melarang apa yang salah – ini adalah tugas semua Muslim dan mereka harus memenuhinya.

Al-Khair adalah keseluruhan Islam, sehingga dakwah yang diberikan harus menerapkan keseluruhan Islam, bukan sebagian Islam. Karena keseluruhan Islam hanya menjadi nyata melalui Negara Khilafah, dalam ketiadaan Khilafah seruan ini harus menuju pendirian Negara yang menerapkan semua Ahkam Islam (Hukum-hukum). Terdapat beberapa Ahkam dalam Islam yang bisa dikerjakan oleh Individual, seperti sholat dan puasa. Terdapat banyak Ahkam yang tidak dapat dikerjakan secara individu, seperti Hudud, Jihad untuk menyebarkan Islam, memenuhi kebutuhan-kebutuhan seluruh masyarakat. Ayat yang disebutkan di atas mencakup kewajiban-kewajiban itu juga. Maka da'wah ini harus menuju pada pendirian negara, karena melalui pendirian Negara itu perintah ayat itu dipenuhi.

Ayat itu juga menunjuk pada pekerjaan kelompok itu untuk mengajak kepada Ma'ruf dan melarang yang munkar, dan ini adalah umum, yang mencakup menyuruh Kebaikan dan Melarang munkar kepada pemerintah, yang mengoreksi penguasa merupakan perbuatan menyeru kepada makruf dan mencegah munkar yang terbesar. Ketika Negara ada, kelompok itu akan meminta pertanggungan jawab penguasa atas pengabaian apapun mengurus urusan rakyat dan kekeliruan aplikasi Islam atas mereka. Tanpa Negara, kelompok akan mengoreksi penguasa atas tidak diaplikasikannya Islam dan berjuang bagi pendirian Negara Islam.

Seruan kepada seluruh Islam, dan memerintahkan yang dikuasai dan penguasa untuk menaati Ma'ruf dan melarang mereka dari Munkar, adalah pekerjaan politik. Ini adalah politis karena meminta tanggung jawab pemerintah adalah satu aksi politik. Maka ayat ini menyerukan kepada pendirian kelompok-kelompok politik atas dasar Islam, yang menyeru Ummat untuk penerapan lengkap Islam, mengoreksi penguasa dan meminta penegakkan Deen. Perintah dalam ayat ini tidak dapat dipenuhi dengan mendirikan kelompok-kelompok yang bekerja untuk mereformasi individu-individu dan menjauh dari politik.

Kerja politis dan politik dalam Islam berarti mengurus urusan-urusan Umat dan memelihara kepentingan-kepentingan Ummat menurut Islam. Ini tidak seperti arti dan konsepsi politik kontemporer sebagai sesuatu yang tidak bersih, yang membutuhkan kebohongan dan kecurangan. Ini tidak ada hubungannya dengan arti politik dalam Islam.

Oleh karenanya, pendirian partai-partai politik berdasarkan Hukum Ketuhanan Islam adalah satu kewajiban atas semua dan lebih dari satu partai adalah dibolehkan selama mereka berdasarkan Islam.

Bukti-bukti menunjukkan bahwa menegakkan pekerjaan kelompok ini, tidak terbatas pada para laki-laki, maka pekerjaan ini juga wajib atas para wanita. Para laki-laki dan wanita yang ikut kelompok ini untuk memenuhi Fardhu, bekerja dengan kelompok menurut Sunnah Rasulullah Saw. untuk mengubah masyarakat dari Darul Kufur ke Darul Islam, melalui pendiriannya kembali Negara Khilafah.

Page 19: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Kelompok kemudian mempelajari Sirah dan tindakan-tindakan Rasulullah Saw. menjadi basis untuk metode pekerjaan partai mengikuti pencapaian tujuannya. Allah Swt. telah membuat Rasulullah Saw. contoh terbaik untuk kita dan adalah wajib untuk mengikuti Beliau. Sebagaimana Allah Swt. firmankan dalam Qur'an,

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Terjemah Makna Qur'an Surat al-Ahzab (33) : 21]

Dan Allah Swt. berfirman,

... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. [Terjemah Makna Qur'an Surat al-Hashr (59) : 7]

Metodologi Kelompok:

Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah.

Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu, yaitu,

Tahap Membentuk Budaya

Ini berlangsung selama 3 tahun, setelah Surat al-Mudatsir, ayat 1 hingga 3. RasulAllah Saw. mengajak orang-orang pada Islam, dan membangun Iman kuat dalam mereka yang telah menerima Deen ini. RasulAllah Saw. membangun partainya dari dalam mereka yang telah menerima Islam. Mereka disebut para sahabat ra. Hizb Rasulullah Saw. dibangun melalui membentuk budaya mereka dengan pemikiran-pemikiran Islam.

Tahap Interaksi, (Dawr al-Tafa'ul)

Ini mulai, dalam respon terhadap Surat al-Hijr ayat 94, ketika partai RasulAllah Saw. menunjukkan diri mereka sendiri secara publik. RasulAllah Saw. mulai menampilkan dakwah beliau di hadapan semua kelompok orang sebagaimana beliau biasa memberikannya di hadapan individu-individu. Beliau menampilkan kelompoknya kepada masyarakat Mekkah dengan menghimpun para Sahabat dalam 2 baris yang melakukan tawaf sekeliling Ka'bah dipimpin oleh Umar ra. dan Hamzah ra.

Dalam tahap ini Rasulullah Saw. mengkonfrontasi para Quraish, sembahan-sembahan batil mereka, berbagai keyakinan dan pemikirannya, menjelaskan kesalahan, kerusakan dan kecacatan mereka. Ayat-ayat al-Qur'an diwahyukan kepada Beliau terus-menerus atas perkara-perkara itu dan ayat-ayat itu mengutuk tindakan-tindakan Quraysh mengumpulkan riba, mengubur anak-anak perempuan mereka hidup-hidup, penimbangan curang dan perzinahan. Ayat-ayat juga

Page 20: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

mengungkapkan penyerangan kepada para pemimpin dan ketua Quraish, mengekspos berbagai konspirasi mereka melawan Rasulullah Saw. dan melawan dakwah beliau dan para Sahabat ra.

Di dalam tahap yang sama Nabi Saw. mencari Nusrah. RasulAllah Saw. mengunjungi bermacam suku mencari dukungan fisik, material yang dibutuhkan untuk mendirikan Negara Islam.

Tahap terakhir adalah Tahap Pemerintahan (Dawr al-Hukm)

Ketika Rasulullah Saw. menerima Nussrah dari suku Aus dan Khazraj dari Madinah, beliau mendirikan Negara Islam di sana, dengan diri baginda sendiri sebagai penguasa Negara itu.

Hizb ut Tahrir mengikuti metodologi Nabi Saw. dalam dakwahnya

Hizbut Tahrir secara ketat mengikuti metodologi RasulAllah Saw. untuk pendirian Negara Khilafah. Jadi seperti Rasulullah Saw. yang menyerang berbagai konsep rusak masyarakat Mekah, Hizb ut Tahrir adalah sedang dalam perjuangan intelektual melawan bermacam konsep korup Masyarakat, dalam rangka mengekspos penyimpangan, kesalahan dan kontradiksinya dengan Islam. Maka Hizb ut Tahrir menyerang secara keras demokrasi, patriotisme, nasionalisme, berbagai pemikiran ekonomi kapitalis dan dalam perjuangan ini, Hizb tidaklah melemahkan pendiriannya terhadap kerusakan, tidak pula mengabaikan kerusakan, tapi Hizb menantang semua yang melawan pemikiran-pemikiran Islam.

Dan seperti Rasulullah Saw. yang mengekspos para pemimpin Quraish, Hizb ut Tahrir adalah sedang dalam perjuangan politik melawan para penguasa yang ditimpakan atas Umat Muslim. Menantang para pemerintah kacung itu, membeberkan pengkhianatan mereka dan aliansinya dengan berbagai kekuatan kolonialis dan meminta tanggung jawab mereka atas pengabaian urusan-urusan Umat dan pengabaian Islam, semua adalah bagian dari perjuangan politik ini.

Tujuan aksi-aksi itu adalah untuk membebasakan Ummat dari berbagai konsep rusak dan pemikiran kufur dan mengekspos para penguasa dan para kolonialis yang berdiri di belakangnya. Perasaan dan emosi rakyat kemudian dibangun atas dasar Islam, pemikiran-pemikiran dan pemerintahan Islam menjadi umum di antara rakyat dan oleh karenanya satu opini publik sedang dipersiapkan dalam masyarakat yang mendorong rakyat untuk bertindak menurut persyaratan penerapan Islam dan Hizb memimpin Ummah dalam pengimplementasian Islam.

Adalah terbukti dari jalan yang dipergunakan oleh Rasulullah Saw. bahwa mengubah berbagai pemikiran dan emosi yang sedang mendominasi tidaklah cukup untuk menegakkan Islam, melainkan harus ada juga pencarian dukungan material (Nusroh) dari orang-orang yang memiliki kekuatan dalam rangka menegakkan Islam sebagai suatu otoritas. Seiring dengan menyeru rakyat secara umum, Hizb menyeru orang-orang berkekuatan secara khusus untuk mengisi peran mereka dengan menyingkirkan para penguasa antek dan memberikan Nusrah kepada Hizb ut Tahrir sedemikian sehingga mendirikan Khilafah.

Page 21: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Alhamdulillah, hari ini situasinya adalah bahwa seruan Khilafah telah menyebar luas di dunia Muslim dan keinginan Umat Muslim untuk menerapkan Islam semakin kuat dan semakin kuat. Hizbut Tahrir bergantung pada Allah Swt. dalam menjalani jalannya dengan keteguhan, komitmen penuh dan ketulusan. Karena Allah Swt. sendiri akan menganugerhi Umat dan Hizb-nya dengan kesuksesan, kemuliaan dan Nusrah ketika Yang Maha Kuasa berkehendak. InsyaAllah, hari itu tidaklah jauh dan pada hari itu orang-orang yang beriman akan menyatu kembali atas pertolongan Allah Swt.

Di sini seharusnya menjadi jelas bahwa Ahkam Syariah tidaklah membolehkan perlawanan fisik apapun melawan para penguasa untuk mendirikan Negara Islam, tidak juga mereka dibolehkan masuk ke dalam berbagai sistem rusak saat ini, baik demokratis maupun tidak. Maka kedua perbuatan itu tidak punya tempat di dalam perjuangan Hizb ut Tahrir.

Page 22: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Bab Empat – Tentang Hizb ut Tahrir

Hizb ut Tahrir adalah partai politik yang ideologinya adalah Islam. Tujuan Hizbut Tahrir adalah untuk membebaskan Umat dari dominasi berabagai pemikiran, sistem dan negara kufur, dengan meneruskan jalan hidup Islam dan untuk mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Tujuan ini berarti membawa Kaum Muslimin kembali kepada hidup sesuai jalan hidup Islam dalam Darul Islam, Negara Islam dan masyarakat Islam, sehingga semua urusan kehidupan ditentukan oleh Islam dalam Negara Khilafah, ini menjadi satu-satunya metode untuk membangkitkan Umat.

Keanggotaan dalam Hizb ut Tahrir

Hizb menerima semua Muslim laki-laki dan perempuan sebagai anggotanya, tanpa pandang ras, bahasa atau madzhab mereka. Metode afiliasi adalah melalui memeluk keimanan Islam dan adopsi mereka atas budaya partai, yang diturunkan hanya dari Islam.

Kelompok para wanita adalah terpisah dari kelompok para laki-laki dan diberi bimbingan oleh para wanita lain, suami atau muhrim (sanak keluarga yang tak boleh dinikahi).

Rancangan Khilafah

Hizb telah menyiapkan sejumlah besar budaya, yang memaparkan Khilafah, yang datang segera dengan izin Allah Swt., sebagian kecil darinya digunakan untuk mempersiapkan manifesto (=pendapat mengenai hal yang prinsip) ini. Buku-buku itu termasuk;

Struktur Negara IslamSistem SosialSistem EkonomiSistem Keuangan dalam Negara IslamKebijakan Ekonomi IdealSistem Hukum PidanaHukum-Hukum PembuktianPendahuluan untuk KonstitusiBuku-buku itu tersedia online dari website kami www.hizb-ut-tahrir.org

Sejarah singkat Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir didirikan di tahun 1953 Masehi / 1372 Hijriyah oleh Syeikh Taqiyuddin bin Ibrahim bin Mustafa bin Ismail bin Yusuf An-Nabhany, seorang ulama yang mencapai tingkat Mujtahid Mutlaq, seorang hakim Pengadilan Banding di al-Quds dan seorang politisi ulung. Rumahnya adalah rumah pengetahuan karena ibunya dan ayahnya adalah ahli hukum. Selain itu, kakek dari ibunya adalah Ismail bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad An-Nabhany Al-Syafii, Abu Al-Mahasin, ahli literatur, penyair dan seorang hakim ternama di masa Khilafah.

Page 23: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Setelah kematian An-Nabhany di 1977 M / 1396 H, asistennya, Syeikh Abdul Qadim Yusuf Zalloum menjadi Amir. Dengan taufiq dari Allah Swt., dia memantapkan Hizb yang di dalamnya ribuan orang bergabung dan membawa berbagai pemikirannya, dengan jutaan suporter. Ia bekerja ke seantero Tanah-Tanah Muslim, di lebih dari 40 negara, dan adalah partai terbesar di dunia bekerja untuk Khilafah.

Amir saat ini, Syeikh Ata Abu ar-Rashta, mengambil tanggung jawab di 2003 M / 1424 H. Seorang insinyur pendidikan formalnya, dia aktif di dalam Hizb sejak usia sangat muda. Dia telah menjadi asisten Syeikh Zallum dan seorang juru bicara ternama untuk Hizb di Jordan. Syeikh Ata pernah mendekam di berbagai penjara para penguasa tiran beberapa kali dan dinyatakan oleh Amnesty International sebagai “prisoner of conscience” - “tahanan moral.”

Dalam tahun-tahun belakangan, Hizb ut Tahrir telah menjadi semakin terbangun baik di dalam Umat. Pada tahun 2007, Hizb menyelenggarakan konferensi terbesar mengenai subjek pendirian kembali Khilafah di Indonesia, dengan 100.000 hadirin dan setengah juta orang lainnya. Pada 2009 Hizbut Tahrir mengadakan Konferensi Ulama Internasional di Indonesia, 6000 dari seantero tanah-tanah Muslim menghadiri konferensi itu. Di tahun 2010 Hizb ut Tahrir mengadakan Konferensi Media Internasional di Lebanon, di mana para politisi dan wakil media diundang dan pandangan Hizbut Tahrir mengenai masalah-masalah paling penting dan membara dunia Muslim disajikan di hadapan mereka.

Page 24: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Bab Lima – Peran Wanita Muslimah dalam Mengemban Dakwah kepada Islam

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [Terjemah Makna Qur'an Surat An-Nahl (16) : 125]

Hukum-Hukum terkait dakwah

Membawa dakwah bukanlah sekedar satu aksi saja dengan satu aturan syariah untuknya, tapi merupakan sekelompok besar tindakan. Maka mengemban dakwah memiliki banyak aturan Syariat yang melekat padanya, dan kita akan menyebutkan beberapa darinya:

1. Menyuruh yang Ma'ruf dan mencegah yang Munkar adalah tugas atas wanita sebagaimana merupakan tugas atas para laki-laki, masing-masing menurut kemampuan mereka.

2. Meminta tanggung jawab para penguasa adalah bagian dari menyuruh yang Ma'ruf dan melarang yang Munkar. Ia adalah kewajiban atas para pria maupun wanita.

3. Bekerja untuk pendirian Negara Islam dan kembalinya Khilafah yang memerintah dengan semua yang Allah Swt. wahyukan, dan dalam rangka mencapai ini, membuat rakyat sadar akan aturan-aturan Islam dan untuk berjuang melawan berbagai konsep kufur dan kesalahan adalah Fardhu, baik atas laki-laki maupun perempuan.

4. Pendirian kelompok atau partai yang didirikan atas dasar ideologi Islam, yang mengambil aksi politik. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok seperti itu adalah tugas atas para pria maupun wanita.

Semua perkara yang didaftar di atas adalah dikandung dalam teks-teks Syari'ah, yang mencakup para pria dan wanita dalam penunjukkannya. Selain itu, untuk aturan-aturan umum di mana para pria dan wanita sama-sama diwajibkan, terdapat beberapa area yang spesifik untuk laki-laki, dan beberapa yang spesifik untuk para wanita.

Beberapa hal yang khusus untuk para wanita adalah,

1. Adalah terlarang bagi seorang wanita untuk meninggalkan rumahnya tanpa izin walinya, baik walinya itu ayahnya, saudara laki-lakinya, suaminya atau pamannya, dll.

2. Seorang wanita dilarang pergi ke tempat-tempat privat di mana para laki-laki asing (Non-Mahram) berada, jika dia tidak didampingi oleh suaminya atau seorang “Mahram” (sanak keluarga yang tidak boleh dinikahi).

3. Ketaatan kepada Amir adalah kewajiban di dalam batasan Imara-nya (kepemimpinan), baik dia sedang menjadi kepala tentara, atau seorang penguasa, atau Amir perjalanan atau seorang pemimpin partai, sementara ketaatan kepada ayah dan ketaatan kepada suaminya juga wajib. Jika seorang wanita bergabung dengan suatu partai, dan si pemimpin partai memerintah dia untuk mengerjakan tindakan tertentu, dan walinya memerintahkan dia untuk mengerjakan aksi yang lain, dalam kasus ini dia harus mematuhi walinya, selama dia tidak memerintahkan dia untuk melakukan perbuatan yang jelas berdosa, atau diketahui oleh dia (walinya) sebagai perbuatan dosa.

Page 25: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Aktivitas-Aktivitas Dakwah

Membangun kepribadian Islam

Salah satu aspek menjadi seorang Pengemban Dakwah adalah untuk membangun kepribadian Islam kita, dan untuk mematuhi aturan-aturan Islam. Kepatuhan seseorang, laki-laki atau perempuan, kepada hukum-hukum Islam adalah keharusan bagi Pengemban Dak'wah.

Kekuatan Iman seorang wanita Muslimah dimanifestasikan dalam mematuhi Allah Swt. dalam seluruh tindakannya, dan dia membenci pemikiran-pemikiran, perbuatan-perbuatan dan budaya-budaya kufur. Kualitas-kualitas itu menjadi mendaging dalam kepribadiannya dan terrefleksikan dalam aksi-aksinya, seiring dengan ini dia membawa Seruan kepada Islam, dan pengorbanan untuk Allah Swt. Dengan cara ini dia menjadi seorang Pengemban Dakwah yang telah melebur dengan petunjuk Islam.

Mencari Ilmu

Seorang pendakwah harus terus-menerus mencari pengetahuan dengan membaca, berpikir dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang Agama / Deen. Kita harus menjadi para wanita berpikir seperti para Sahabiyat ra. dan para mukminah masa dahulu. Mereka selalu melibatkan diri dalam perbuatan-perbuatan benar.

Sahabiyat ra. memberitahu Rasulullah Saw., “Para laki-laki telah mendominasi kami di sekitarmu.” RasulAllah Saw. menjanjikan untuk memberi mereka hari yang berbeda. Baginda akan menemui mereka pada hari yang terjadwal dan memberikan pelajaran dan instruksinya.

Aisyah ra. memiliki ingatan yang hebat dan meriwayatkan lebih dari 2000 hadits. Dia memiliki pemahaman yang dalam mengenai tafsir, hadits dan fiqih. Pada usia 18, rakyat datang dari seluruh Arabia untuk menanyainya pertanyaan-pertanyaan tentang deen karena dia adalah salah satu ulama yang paling berpengetahuan.

Bagian dari mendapatkan pengetahuan Islam dan menerapkannya di kehidupan adalah melihat ke luar urusan-urusannya sendiri dan mengurus urusan-urusan Umat. Wanita Muslimah juga melibatkan diri dalam Kewajiban ini hingga kemampuan terbaiknya. Dia harus sadar akan masalah-masalah Umat secara global sebagaimana dalam lokalnya.

Ummu Salamah ra., salah seorang istri RasulAllah Saw. diminta pendapatnya oleh Rasulullah Saw. pada saat Perjanjian Hudaibiyah. Dia menyarankan Baginda dengan cara yang menurunkan tekanan yang dialami di antara para Sahabat ra., yang dikecewakan oleh ide mengadakan perdamaian dengan Quraish, yang telah menindas mereka dengan sangat pahit di masa lalu. Ini adalah suatu demonstrasi pemikiran politik dan kebijaksanaan hebatnya karena perjanjian ini adalah kemenangan besar bagi Kaum Muslimin.

Page 26: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Gaya-Gaya dakwah

Seorang wanita bisa memberdayakan berbagai gaya dalam dakwahnya kepada para wanita lain. Dia bisa memberikan pembicaraan dan pelajaran Islam, dia bisa mendistribusikan literatur, dia bisa menulis dan dia bisa membuat pernyataan. Semua ini adalah pekerjaan politik jika dihubungkan dengan menciptakan opini untuk perubahan lengkap. Dia bisa membawa seruannya kepada sanak keluarganya, teman-teman, tetangga-tetangga, rekan-rekan kerja dan Umat secara keseluruhan. RasulAllah Saw. juga bersabda,

“Sampaikanlah meskipun hanya satu ayat yang kamu tahu”. (Hadits Riwayat Tirmidzi, Ahmad, Bukhari)

Para Sahabiyat ra. atas kekuatan Iman yang tak tergoyahkan dan pemahaman Islam mereka, biasa bekerja untuk propaganda Islam. Banyak dari mereka membantu mempromosikan kepentingan-kepentingan Islam di dalam lingkaran-lingkaran keluarga mereka masing-masing, melalui diskusi dan debat. Arwa binti Abdul Muttalib ra. adalah seorang wanita yang biasa mendukung Rasulullah Saw. dan berbicara demi beliau. Dia selalu mendesak anak laki-lakinya untuk membantu RasulAllah Saw. dan untuk melakukan apapun yang dia minta untuk dilakukannya. Wanita demikian yang lainnya adalah Ummu Shuraik ra. yang biasa bergerak secara rahasia di antara para wanita Quraysh untuk membujuk dan mengubah mereka menjadi Islam. Dia telah mengubah banyak orang sebelum dia diekspos. Penduduk Mekah memperingatkan dia bahwa dia akan menderita jika tidak karena status keluarganya.

Di antara para wanita Muslimah ada beberapa yang mengajak para laki-laki yang tertarik pada mereka untuk memeluk Islam dan membuat itu sebagai persyaratan untuk pernikahan.

Ummu Salim ra. adalah seorang wanita demikian. Dia berkata pada Abu Talhah, yang memintanya untuk pernikahan, “Demi Allah seorang sepertimu tidak bisa ditolak, tapi kamu adalah seorang musyrik dan aku adalah seorang Wanita Muslimah. Sama sekali tidak diperbolehkan bagiku untuk menikahimu. Jika kamu memeluk Islam, aku akan mengambil itu sebagai maharku darimu.” Anas bin Malik ra. diriwayatkan berkata bahwa Abu Talha telah melamar Ummu Salim ra. sebelum masuk Islam. Maka dia berkata padanya, “Abu Talhah tidakkah kamu tahu bahwa Tuhan yang kamu sembah tumbuh dari bumi?” Abu Talhah menjawab, “Ya, benar”. Dia kemudian berkata, “Tidakkah kamu merasa malu menyembah mereka? Tapi jika kamu masuk Islam aku tidak akan meminta hal lain lagi dalam mahar.” Abu Talhah memintanya untuk menunggu hingga dia memikirkan perkara itu, dan pergi. Setelah itu Abu Talhah kembali dan memproklamirkan, “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah RasulAllah.” Sejak itu Ummu Salim ra. menangis, “Anas mengatur pernikahan Abu Talhah”. Dan dia menikahinya.

Jadi para wanita hari ini dengan mengambil cahaya dari para pendahulunya, bisa memainkan peran penting dalam memproduksi lingkungan da'wah dalam keluarga mereka dan masyarakat mereka. Jadi manakala kita berjumpa dengan wanita lain kita harus membicarakan perkara-perkara Agama.

Mungkin dipikir sulit untuk berkecimpung dalam Dakwah dan kerja politik karena berbagai tanggung jawab rumah tangga dan batasan-batasan waktu. Namun, kita harus berpikir praktikal tentang bagaimana untuk memasukkan dakwah ke dalam

Page 27: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

kehidupan normal kita. Hari demi hari kita bertemu banyak orang dan berinteraksi dengan para keluarga, teman dan tetangga kita, kita harus pastikan bahwa kita menggunakan semua kesempatan itu untuk mendiskusikan hal-hal penting. Para Sahabiyat ra. adalah para pengemban dakwah. Mereka juga para ibu, isteri dan anak perempuan. Mereka memenuhi semua kewajiban yang Allah Swt. wajibkan atas mereka. Jadi para pembawa da'wah berusaha untuk membawa Seruan hingga kemampuannya yang terbaik.

Mengarungi kesulitan dalam jalan Dakwah

Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya. Benar, kesulitan di jalan dakwah memperkuat seorang Muslim di atas jalan dakwah, seiring dia terus ingat bahwa Allah Swt. menempatkan para hambanya dalam cobaan dan kesulitan untuk mengetahui siapa di antara mereka yang paling patuh kepada-Nya. Allah Swt. berfirman dalam Qur'an,

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. [Terjemah Makna Qur'an Surat al-Baqarah (2) : 214]

Dan Allah Swt. Berfirman,

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, [Terjemah Makna Qur'an Surat al-Baqarah (2) : 155]

Jadi seorang Muslim harus memikul semua kesulitan dan cobaan dalam jalan Deen dengan kesabaran dan keteguhan. Kaum Beriman yang benar yang tegar meskipun semua kesukaran itu adalah mereka yang akan disediakan Jannah di Hari Akhir.

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. [Terjemah Makna Qur'an Surat at-Taubah (9) : 72]

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [Terjemah Makna Qur'an Surat al-Nur (24) : 55]

Page 28: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

Dan perkara ini adalah sumber kepuasan bagi Kaum Beriman yang dengan izin Allah Swt. situasi yang menyedihkan Umat akan berubah dalam waktu yang sangat dekat dan Allah Swt. akan menganugerahi Umat ini dengan Khilafah, yang di bawah naungannya Kaum Muslimin akan aman dan sejahtera. RasulAllah Saw. telah memberi kita kabar gembira untuk pendirian kembali Khilafah dalam berbagai hadits. Beliau Saw. bersabda,

“Akan ada fase kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase Khilafah berdasarkan metode kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase penguasa yang zalim, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Lalu akan ada fase penguasa diktator, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Setelah itu, akan datang kembali Khilafah ala Minhajin Nubuwah (berdasarkan metode kenabian).” Kemudian Baginda صلى ال عليه و سلم diam. (Hadits Riwayat Ahmad)

Kita berdo'a kepada Allah Swt. bahwa Dia akan segera melimpahi Kaum Muslimin dengan Khilafah dan bahwa kita adalah para tentara Khilafah ini, kita menaikkan bendera Islam dan mengambilnya dari kesuksesan yang satu ke kesuksesan yang lain.

Kerja Para Wanita Partai

Para wanita Hizb ut Tahrir sedang bekerja menurut aturan-aturan dan tindakan-tindakan yang disebutkan sebelumnya, dalam rangka memenuhi Fardhu Dakwah. Maka mereka aktif dalam masyarakat dalam usaha mereka untuk mendirikan Negara Khilafah. Mereka memperoleh pemahaman Islam yang dalam di dalam Halaqah dan membangun kepribadian Islam mereka sebagai pengemban dakwah. Halaqah itu dijalankan di bawah supervisi para wanita atau laki-laki Mahram. Para wanita Hizb ut Tahrir mendapatkan kesadaran akan situasi dunia dan Umat Muslim, karena itu adalah dibutuhkan untuk menyebarkan dakwah dengan cara yang bagus dan efektif. Mereka belajar bagaimana menyebarkan dakwah kepada masyarakat dalam rangka membawa perubahan dalam pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan masyarakat dan untuk memerankan peran mereka dalam mendirikan Khilafah.

Di seantero dunia, dalam semua negara Muslim dan non-Muslim di mana Hizbut Tahrir membawa Dakwah, para anggota dan murid wanitanya berkontribusi bagi usaha dalam cara-cara yang berbeda dan bernilai. Berbagai konferensi dan seminar dan diskusi khusus para wanita diadakan secara reguler di semua negara. Para wanita juga berkontribusi melalui diskusi dan melalui tulisan.

Seruan hangat para wanita Hizbut Tahrir kepada para saudari di Pakistan

Kami para wanita Hizb ut Tahrir menunjukkimu dalam situasi yang dibangun di Madinah dengan tangan Nabi Saw. dan merupakan negara pemimpin di dunia untuk ratusan tahun, telah dihancurkan. Sejak penghancuran Khilafah, Umat telah berada dalam kemerosotan kuat. Berbagai masalah hanya meningkat seiring berjalannya

Page 29: Peran wanita muslimah dalam mendirikan kembali negara khilafah islam

waktu, perkara itu ada di tangan-tangan kufar dan para penguasa yang dipaksakan atas Umat tidak merasa malu sedikitpun dalam perbudakan oleh Barat. Para penguasa ini, dalam kolaborasi dengan kaum kafir, sedang menjalankan kampanye untuk kehancuran Kaum Muslimin dan Islam. Terutama di Pakistan, di mana para penguasa itu telah menyulut perang fitnah di area-area kesukuan Pakistan, menyelamatkan Amerika di Afghanistan. Para penguasa itu telah memungkinkan Amerika untuk melakukan serangan-serangan drone (pesawat tanpa awak) brutal di dalam Pakistan, dan para pria, wanita, anak-anak, orang tua sedang ditarget secara acak dan atap-atap rumah sedang runtuh ke kepala para penghuninya. Di sisi lain para pemerintah itu telah membiarkan generasi muda kita kepada pembantaian oleh budaya barat, yang berusaha menggerus Deen Islam dari pikiran-pikiran mereka dan menghancurkan nilai-nilai Islam dari masyarakat. Penderitaan ekonomi ada pada level yang meskipun Pakistan memiliki sumberdaya melimpah, rakyatnya sedang menjual ginjalnya, melakukan bunuh diri dan menghantam anak-anak mereka sendiri sampai mati dengan tangan-tangan mereka sendiri karena takut kemiskinan.

Benar, seorang Muslim yang sebenarnya tidak bisa tetap tenang atas semua ini. Dan tidak juga bagi seorang Muslim untuk berada dalam kesedihan dan mengurung dirinya sendiri, sementara dia punya Agama yang mengandung Sistem Khilafah yang bisa memecahkan semua masalah manusia. Maka adalah melekat pada diri setiap Muslim pria dan wanita untuk bangkit demi usaha Khilafah.

Para wanita Hizbut Tahrir sedang aktif di antara kamu untuk mendirikan Sistem Khilafah. Mereka telah membawa dakwah ini untuk kamu dan sedang menyerumu untuk memikirkan apa yang mereka katakan di dalam buklet ini. Mereka mendorongmu untuk mendapatkan pemahaman lengkap tentang Dakwah ini dan bergabung bersama jajaran saudari dalam perjuangan mulia untuk pendirian kembali Khilafah dengan metode kenabian. Sehingga masa depanmu menjadi lebih baik daripada hari ini dan kamu menjadi sukses di Akhirat di hadapan Allah Swt. dan kamu ditinggikan di antara para Sahabiyat ra. yang ridho kepada Allah Swt. dan Allah Swt. ridha kepada mereka. Aamiin.