glaukoma
DESCRIPTION
glaukomaTRANSCRIPT
![Page 1: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/1.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat
disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah
diderita sebelumnya atau pada saat itu, yang dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intarokuler. Glaukoma sekunder sudut tertutup sama dengan
glaukoma primer sudut tertutup, dimana terjadinya peninggian tekanan intraokuler
disebabkan adanya hambatan atau blokade pada trabekular meshwork.1,2
Beberapa obat mempunyai potensi untuk menaikkan tekanan intraokuler,
melalui mekanisme sudut terbuka atau sudut tertutup. Glaukoma yang diinduksi
oleh steroid merupakan bentuk dari glaukoma sudut terbuka yang dihubungkan
dengan penggunaan obat steroid topikal, tetapi dapat juga bersamaan dengan
steroid inhalasi, oral, intravena, periokuler atau intravitreal. Peresepan obat untuk
berbagai penyakit sistemik (depresi, alergi, penyakit Parkinson) dapat
menyebabkan dilatasi pupil dan mempercepat serangan glaukoma sudut tertutup
dan predisposisinya pada mata yang secara anatomis memiliki sudut sempit.7,8
Banyak kategori obat yang mencantumkan glaukoma sebagai
kontraindikasi atau efek samping yang dapat menginduksi glaukoma sudut
tertutup. Obat-obat tersebut dapat mendorong serangan glaukoma hanya pada
individu dengan sudut yang occludable (bilik mata depan yang sangan sempit).
Kelas obat yang dapat menginduksi glaukoma sudut tertutup adalah antikolinergik
topikal, simpatomimetik drop, trisiklik antidepresan, monoamine oksidase
inhibitor, antihistamin, obat antiparkinson, obat anti psikotik dan antispasmolitik
agen. 7,8
Untuk itulah penulis ingin mengupas lebih dalam mengenai glaukoma
sekunder sudut tertutup yang diinduksi obat, selain sebagai tugas telaah ilmiah
sebagai syarat untuk menjalani kegiatan kepanitraan senior (KKS) di departemen
Ilmu Penyakit Mata RSUP Haji Adam Malik Medan, telaah ilmiah ini juga
diharapkan dapat digunkaan pembaca untuk menambah ilmu, khususnya
mengenai glaukoma sekunder sudut tertutup yang diinduksi obat.
1
![Page 2: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/2.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi
2.1.1 Anatomi Bilik Mata Depan (COA)
Bilik mata depan merupakan struktur penting dalam hubungannya dengan
pengaturan tekanan intraokuler. Hal ini disebabkan karena pengaliran cairan
aquos harus melalui bilik mata depan terlebih dahulu sebelum memasuki kanal
Schlemm. Bilik mata depan dibentuk oleh persambungan antara kornea perifer dan
iris.1,2
Bagian mata yang penting dalam glaukoma adalah sudut filtrasi. Sudut
filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera dan kornea, di sini
ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan
merupakan batas belakang sudut filtrasi, serta tempat insersi otot siliar logitudinal.
Pada sudut filtrasi terdapat garis schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel
dan membran descement dan kanal schlemm yang menampung cairan mata keluar
ke salurannya. 1,2
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri dari :
1. Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang
mengelilingi kanalis Schlemm untuk berinsersi pada sklera.
2. Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur
(insersi dari m.siliaris) dan sebagian ke m.siliaris meridional.
3. Serabut yang berasal dari akhir membran Descemet (garis Schwalbe)
Serabut ini menuju ke jaringan pengikat m.siliaris radialis dan sirkularis.
4. Ligamentum pektinatum rudimenter
Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.5
2
![Page 3: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/3.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya
diliputi oleh endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang,
sehingga bila ada darah di dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar.
Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi
kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada
dinding sebelah dalam, terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan
langsung antara trabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar
saluran kolektor, 20-30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan
sklera dan episklera dan vena siliaris anterior di badan siliar.4,5
Gambar 1. Anatomi badan siliar (dikutip dari www.berwickeye.com)
2.1.2 Fisiologi Humor Aquos
Produksi Cairan Aquos
Cairan aquos diproduksi epitel non pigmen dari korpus siliaris,
tepatnya dari plasma darah di jaringan kapiler proccesus siliaris. Fungsi
Cairan aquos adalah : Sebagai cairan yang mengisi bilik mata depan,
cairan aquos berfungsi untuk menjaga tekanan intraokuler, memberi
nutrisi ke kornea dan lensa dan juga memberi bentuk ke bola mata
anterior. Volumenya sekitar 250 µL dengan jumlah yang diproduksi dan
dikeluarkan setiap harinya berjumlah 5 mL/hari. Cairan ini bersifat asam
dengan tekanan osmotik yang lebih tinggi dibandingkan plasma. 4,5
3
![Page 4: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/4.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Humor aquos diproduksi oleh korpus siliare. Ultrafiltrasi plasma
yang dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodofikasi oleh fungsi sawar
dan prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata
belakang, humor aquos mengalir melalui pupil ke bilik mata depan Lalu ke
jalinan trabekular di sudut bilik mata depan. Selama periode ini, terjadi
pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah di iris.5,6
Komposisi Cairan Aquos
Humor aquos adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata
depan dan bilik mata belakang. Humor aquos dibentuk dari plasma
didalam jalinan kapiler prosesus siliaris. Tekanan osmotiknya sedikit lebih
tinggi daripada plasma. Komposisinya serupa dengan plasma kecuali
bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang
lebih tinggi; dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah. Unsur pokok
dari humor aquos normal adalah air (99,9%), protein (0,04%) dan lainnya
dalam milimol/kg adalah Na+ (144), K+ (4,5), Cl- (110), glukosa (6,0),
asam laktat (7,4), asam amino (0,5) dan inositol (0,1). Normal produksi
rata-rata adalah 2,3 µl/menit.2,3
Mekanisme Pengaliran Cairan Aquos
Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan
elastik yang dibungkus oleh sel-sel trabekula yang membentuk suatu
saringan dengan ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati
kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui indersinya ke dalam
trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga
kecepatan drainase Humor Aquos juga meningkat. Aliran Humor Aquos
kedalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran
transeluler siklik di lapisan sendotel. Humor Aquos dari corpus siliaris
masuk ke dalam cameraoculi posterior dan berjalan melalui pupil ke
camera oculi anterior.carian bilik mata keluar dari bola mata melalui
anyaman trabekulum dank anal Schlemm yang terletak di sudut bilik mata.
Dari kanal Schlemm yang melingkar disekeliling sudut bilik mata cairan
4
![Page 5: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/5.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
mata keluar melalui kanal kolektor dan masuk ke dalam pembuluh darah
vena episklera..1
5
![Page 6: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/6.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Gambar 2 : Aliran humor aquos http://www.perdami.or.id/?
page=news.detail&id=7
Humor aquos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen
untuk organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan
kornea, disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil
metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan
6
![Page 7: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/7.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan tekanan dalam bola mata
(tekanan intra okuler).3,4
Untuk mempertahankan keseimbangan tekanan di dalam bola
mata cairan aquos diproduksi secara konstan serta dialirkan keluar
melalui sistem drainase mikroskopik. 3,4
Gambar 3 :Tempat pengaliran cairan aquos humor
http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search
Kecepatan pembentukan cairan aquos dan hambatan pada
mekanisme pengaliran keluarnya menentukan besarnya tekanan
intraokuler. Normalnya tekanan di dalam bola mata berkisar antara 10-20
mmHg. Peningkatan tekanan intraokuler dapat terjadi akibat produksi
cairan aquos yang meningkat misalnya pada reaksi peradangan dan tumor
intraokuler atau karena aliran keluarnya yang terganggu akibat adanya
hambatan pada pratrabekular, trabekular atau post trabekular.1
7
![Page 8: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/8.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Resistensi utama terhadap aliran keluar humor aquous dari COA
adalah lapisan endotel saluran schlemm dan bagian-bagian jalinan
trabekula di dekatnya, bukan dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan
di jaringan vena episklera menentukan besar minimum tekanan intraokular
yang dicapai oleh terapi medis.1,2
Faktor yang mempengaruhi tekanan intraokuler (TIO)
- Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedang
pengeluaran pada anyaman trabekulum normal (glaukoma
hipersekresi)
- Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik
mata belakang ke bilik mata depan (glaukoma blockade pupil)
- Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu (glaukoma simpleks,
glaukoma sudut tertutup, glaukoma sekunder akibat gonoisinekia).
- Obat-obatan topikal 5,6
2.2 Glaukoma Sudut Tertutup
2.2.1 Glaukoma Primer Sudut Tertutup
Glaukoma primer sudut tertutup dapat terjadi apabila terbentuk iris bombe
yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini
menyumbat aliran humor aquos dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat,
menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan penglihatan. Glaukoma
sudut tertutup terjadi pada mata yang sudah mengalami penyempitan anatomik
sudut kamera anterior (dijumpai terutama pada hipermetrop). Serangan akut
biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring dengan pembesaran lensa
kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Pembagian Glaukoma sudut tertutup:
a) Glaukoma sudut tertutup akut
Glaukoma ini merupakan kegawatdaruratan pada mata. Glaukoma akut
akan datang mendadak dengan penglihatan sangat kabur, mata merah,
disertai rasa sakit hebat sekeliling mata, pelangi di sekitar lampu, mual,
dan kadang-kadang muntah. Temuan-temuan lain adalah peningkatan
8
![Page 9: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/9.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
mencolok tekanan intraokular, kamera okuli dangkal, kornea berkabut,
pupil terfiksasi berdilatasi sedang, dan injeksi silier.
b) Glaukoma Sudut Tertutup Subakut
Kunci untuk diagnosa terdapat pada riwayat. Akan dijumpai riwayat
serangan nyeri unilateral berulang kemerahan, dan kekaburan penglihatan
yang disertai oleh halo disekitar cahaya. Serangan ini sering terjadi pada
malam hari dan sembuh dalam semalam. Pemeriksaan diantara serangan
hanya memperlihatkan penyempitan sudut kamera anterior. Uji provokatif
kamar gelap dapat membantu mengidentifikasi pasien penyempitan sudut
mana yang beresiko mengalami sudut tertutup. Pada kasus yang lanjut,
akan terdapat sinekia anterior perifer bebercak dan peningkatan tekanan
intraokular kronik.
c) Glaukoma Sudut Tertutup Kronik
Pada glaukoma ini iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar humor
aquos tanpa gejala yang nyata. Tekanan intaokuler akan meningkat bila
terjadi gangguan jumlah cairan mata. Pada pemeriksaan dijumpai
peningkatan tekanan intraokular, sudut kamera anterior yang sempit
disertai sinekia anterior dengan tingkatan yang bervariasi, serta kelainan
diskus optikus dan lapangan pandang. 1,2,3
2.2.2 Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat
disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah
diderita sebelumnya atau pada saat itu, yang dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intaokuler. Glaukoma sekunder sudut tertutup sama halnya
dengan glaukoma primer sudut tertutup, dimana terjadinya peninggian tekanan
intraokuler disebabkan adanya hambatan atau blokade pada trabekular meshwork.
Penyebab dari glaukoma sekunder sudut tertutup antara lain ;
a. Katarak imatur ataupun hipermatur.
Katarak imatur menimbulkan glaukoma bila terdapat kondisi lensa
mencembung (katarak intumesen) akibat menyerap air sehingga mendorong
9
![Page 10: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/10.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
selaput pelangi yang akan menutup sudut bilik mata. Katarak hipermatur
mengakibatkan glaukoma akibat lensa yang terlalu matang bahan lensa yang
degeneratif akan keluar dari kapsul (bungkusnya) dan menutup jalan keluar
cairan mata pada sudut bilik mata (glaukoma fakolitik).
b. Cedera mata dapat mengakibatkan perdarahan ke dalam bilik mata depan
(hifema) ataupun hal lain yang menutup cairan mata keluar.
c. Uveitis, radang di dalam bola mata akan mengakibatkan perlekatan antara iris
dengan lensa (sinekia posterior) atau perlekatan antara pangkal iris dan tepi
komea (goniosinekia).
d. Tumor di dalam mata.
e. Diabetes yang membangkitkan glaukoma neovaskular.
f. Tetes mata steroid yang dipakai terlalu lama. 1,2,3,4,5
2.3 Glaukoma yang diinduksi oleh Obat
Glaukoma Sudut Terbuka
Kenaikan tekanan intraokular yang diinduksi obat umumnya karena
mekanisme sudut terbuka. Kortikosteroid merupakan kelas obat yang dapat
menyebabkan kenaikan tekanan intraokular. Tidak semua pasien yang
menggunakan kortikosteroid dapat menyebabkan kenaikan tekanan intraokular.
Faktor risikonya pada penderita yang sudah menderita glaukoma primer sudut
terbuka, riwayat keluarga terdapat glaukoma, miopia yang tinggi, diabetes
mellitus, dan riwayat penyakit jaringan ikat (arthritis rheumatoid).8,9
Jumlah pasien yang berespon terhadap kenaikan tekanan intraokular
berbeda-beda sehubungan dengan cara pemberian obat. Sebagian besar pasien
berespon terhadap kortikosteroid topikal yang diteteskan (termasuk juga krim
pada arean periorbital) atau injeksi intravitreal. Oleh karena itu untuk menurunkan
frekuensi dan insidensi kenaikan tekanan intraokular yaitu dengan menggunakan
cara pemberian secara intravena, parenteral dan inhalasi. Pada pasien yang
mendapat kortikosteroid jangka panjang dapat tidak terdiagnosis dengan kenaikan
tekanan intraokular dimana dapat berakhir dengan kerusakan nervus optic. 8,9
10
![Page 11: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/11.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Kenaikan tekanan intraokular yang diinduksi oleh steroid dapat terjadi
dalam beberapa minggu sejak pemberian awal steroid. Pada banyak kasus,
tekanan intraokular dapat menurun secara spontan dalam beberapa minggu sampai
bulan setelah steroid dihentikan. Pada kasus yang jarang, tekanan intraokular tetap
meninggi. Sebagai tambahan, ada beberapa pasien yang dalam kondisi tertentu
mengharuskan tetap meneruskan konsumsi steroid sekalipun menaikkan tekanan
intraokular. Pasien tersebut diobati seperti pengobatan glaukoma primer sudut
terbuka. 8,9
Glaukoma Sudut tertutup
Banyak kategori obat yang mencantumkan glaukoma sebagai
kontraindikasi atau efek samping yang dapat menginduksi glaukoma sudut
tertutup. Obat-obat tersebut dapat mendorong serangan glaukoma hanya pada
individu dengan sudut yang occludable (bilik mata depan yang sangan sempit).
Kelas obat yang dapat menginduksi glaukoma sudut tertutup adalah antikolinergik
topikal, simpatomimetik drop, trisiklik antidepresan, monoamine oksidase
inhibitor, antihistamin, obat antiparkinson, obat anti psikotik dan antispasmolitik
agen. 7,8,9
Obat yang mengandung sulfa dapat menginduksi glaukoma sudut tertutup
dengan melalui mekanisme yang berbeda, yaitu melibatkan rotasi anterior dari
badan siliar. Glaukoma sudut tertutup biasanya bilateral dan dapat terjadi dalam
beberapa dosis awal dari penggunaan sulfonamide. Pasien yang mempunyai sudut
sempit atau lebar berpotensi tekena serangan ini. 7,8,9
2.3.1 Etiologi Glaukoma yang diinduksi Obat
Glaukoma yang diinduksi oleh obat dapat terjadi karena dua mekanisme,
yaitu sudut terbuka karena induksi steroid dan sudut tertutup karena dilatasi pupil. 7,8,9
11
![Page 12: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/12.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
2.3.2 Patofisiologi Glaukoma yang diinduksi oleh Obat
Glaukoma Sudut terbuka
Patofisiologi secara pasti dari glaukoma yang diinduksi oleh obat belum
diketahui. Yang diketahui adalah bahwa kenaikan tekanan intraokular karena
steroid secara sekunder dapat meningkatkan resisteni pengeluaran humor aquos.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa defek dapat ditingkatkan oleh akumulasi
glikosaminoglikan atau peningkatkan produksi protein pada anyaman trabekula
yang diinduksi oleh respon glukokortikoid, sehingga mengakibatkan obstruksi
aliran keluar humor aquos. Bukti yang lain mengarah pada perubahan sitoskeletal
yang diinduksi oleh kortikosteroid sehingga dapat menghabat pinositosis dari
humor aquos atau menghambat penghilangan glikosaminoglikan sebagai hasilnya
terjadi akumulasi substansi sini. 7,8,9
Glaukoma Sudut tertutup
Patofisologi dari glaukoma sudut tertutup yang diinduksi oleh obat melalui
mekanisme pupillary block (meningkatnya kontak iris dan lensa pada tepi pupil)
saat dilatasi pupil. Obat mempunyai efek langsung atau efek sekunder, keduanya
menstimulasi simpatis atau menginhibisi parasimpatis yang menyebabkan dilatasi
pupil sehingga dapat menyebabkan glaukoma sudut tertutup pada pasien dengan
sudut yang occludable. 7
Lain halnya dengan obat yang mengandung sulfa. Mekanismenya
melibatkan rotasi anterior dari badan siliar atau efusi koroid, menyebabkan
sempitnya bilik mata depan dan memblokade anyaman trabekula oleh iris.
Dilatasi pupil dan adanya bilik mata depan yang dangkal tidak penting. Defek
yang pasti yang menyebabkan badan siliar membengkak belum diketahui. 7
2.3.3 Frekuensi Glaukoma yang diinduksi Obat
Glaukoma Sudut terbuka
12
![Page 13: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/13.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Insiden dari kenaikan tekanan intraokular yang diinduksi oleh steroid pada
pasien yang menggunakan sistemik kortikosteroid tidak diketahui, karena
kebanyakan dari pasien tersebut tidak memberikan tekanan intraokularnya. Pasien
tersebut diketahui saat pemeriksaan mata rutin saat berobat atau glaukoma sudah
mengakibatkan pandangan visual yang terganggu. 7,8,9
Risiko terkena glaukoma yang diinduksi steroid berhubungan dengan cara
pemberian. Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka mempunyai potensi
yang lebih besar dalam kenaikan tekanan intraokular karena steroid topikal.
Pasien dengan glaukoma primer kronik sudut tertutup dan pasien dengan
glaukoma sekunder sudut terbuka berrespon seperti mata normal terhadap steroid. 7,8,9
Penelitian yang di lakukan oleh Armaly menunjukkan bahwa hampir sepertiga
dari mata normal dan lebih dari 90% dari pasien dengan glaukoma primer sudut
terbuka berrespon kenaikan tekanan intraokular lebih besar dari 6 mmHg setelah
mendapat dexamethason 0,1% topikal selama 4 minggu. Pada injeksi intravitreal
dengan triamsinolon, lebih dari 50% pada pasien non-glaukoma mempunyai
peningkatan tekanan intraokular, kenaikan ini terjadi selama 6 bulan setelah
injeksi. 7,8,9
Glaukoma Sudut tertutup
Prevalensi dari sudut yang occludable pada kulit putih adalah 3,8% dalam
studi Framingham. Populasi asia kebanyakan mempunyai sudut sempit. Penelitian
pada populasi orang Vietnam, diperkirakan sudut yang occludable adalah 8.5%.9
2.3.4 Diagnosis Glaukoma yang diinduksi Obat
Glaukoma yang diinduksi steroid, kenaikan TIO secara perlahan-lahan
seperti glaukoma primer sudut terbuka, sehingga gejala sangat sedikit. Diagnosis
glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan apabila ditemukan kelainan - kelainan
glaukomatosa pada diskus optikus dan lapang pandang disertai peningkatan
13
![Page 14: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/14.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
tekanan intraokular, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal, dan tidak
terdapat sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. 7,8,9
Glaukoma sudut tertutup terjadi bila tekanan intraokular mendadak naik
karena adanya hambatan oleh akar iris pada sudut balik mata depan, yang
membendung semua aliran keluar. Ini terjadi bila secara anatomis sudut bilik mata
depan sempit. Glaukoma sudut tertutup ditandai oleh penglihatan yang kabur
mendadak diikuti rasa nyeri hebat dan penampakan lingkaran berwarna pelangi
disekitar lampu. Sering mual-mual dan muntah. Biasanya nyeri pada dan disekitar
mata.gejala lainnya antara lain tekanan intraokular yang sangat tinggi, bilik mata
depan yang dangkal, sembab kornea, tajam penglihatan menurun, pupil yang agak
melebar dan tidak bergerak dan injeksi siliar. Pada funduskopi, papil saraf optik
menunjukkan penggaungan dan atrofi. 7,8,9
Riwayat penyakit sistemik yang memerlukan penggunaan kortikosteroid
jangka panjang ( uveitis, penyakit kolagen vaskular, asma, dermatitis). Pasien
dengan glaukoma primer sudut terbuka, riwayat keluarga glaukoma primer sudut
terbuka, diabetes melitus, miopia yang tinggi, atau penyakit jaringan ikat
mempunyai risiko yang tinggi berrepon terhadap steroid. Selain dari anamnesis
diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
pasien yang diduga glaukoma yang diinduksi oleh obat. 7,8,9
Pemeriksaan Ophtalmologi
1. Visus dan refraksi – Pasien dengan hiperopia merupakan risiko tinggi
untuk sudut yang dangkal.
2. Pemeriksan luar – gunakan senter untuk mengidentifikasi sudut mata yang
sempit
3. Pupil - Test untuk mengetahui apakah ada defek pada aferen pupil
dikarenakan pengobatan topikal secara unilateral atau apabila serangan
hanya terkena pada salah satu mata.
4. Pemeriksaan menggunakan slit lamp – mengeleminasi penyebab lain dari
glaukoma sekunder.
14
![Page 15: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/15.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
a. Kornea - Krukenberg spindle (glaukoma pigmentasi), keratitis
presipitat ( glaukoma uveitis, Fuchs heterochromic iridocyclitis)
b. Bilik mata depan – ukur kedalaman bilik mata depan untuk
menunjukkan adanya kesempitan sudut.
c. Iris - Heterochromia (Fuchs heterochromic iridocyclitis), iris
transillumination defects (pseudoexfoliation, pigment dispersion,
episode sudut tertutup intermiten sebelumnya)
d. Lensa – Material pseudoexfoliation (glaukoma pseudoexfoliation)
5. Pemeriksaan gonioskopi – periksa anatomi sudut untuk mengidentifikasi
apakah sudutnya termasuk risiko terjadinya oklusi saat dilatasi.
6. Pemeriksaan dilatasi – inspeksi nervus optikus untuk melihat kerusakan
nervus akibat glaukoma. 7,8,9
2.3.5 Diagnosis Diferensial Glaukoma yang diinduksi Obat 7,8,9
Glaukoma kronik sudut terutup
Glaukoma sudut resesi
Glaukoma bertekanan rendah
Glaukoma pigmentasi
Glaukoma uveitis
Glaukoma primer sudut terbuka
2.3.6 Penatalaksanaan Glaukoma yang diinduksi Obat
Medikamentosa
Glaukoma Sudut terbuka
o Apabila pasien dalam kondisi yang dapat mentoleransi penghentian
kortikosteroid, maka penghentian steroid dapat menormalkan
kembali tekanan intraokular.
o Pada kasus kortikosteroid topikal drop, gunakan yang paling lemah
potensinya seperti bentuk fosfat dari prednisolone dan
dexamethasone,rimexolone,loteprednoletabonate, fluorometholone,
atau medrysone, dapat dipertimbangkan. Obat tersebut mempunyai
15
![Page 16: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/16.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
efek yang kecil dalam menaikkan tekanan intraokular, tetapi obat
tersebut tidak seefektif obat antiinflamasi. Obat antiinflamsi non
steroid topikal (diclofenac, ketorolac) adalah alternatif yang tidak
mempunyai efek menaikkan tekanan intraokular tetapi obat
tersebut mungkin tidak cukup mempunyai aktifitas antiinflamasi
untuk mengobati pasien dengan kondisi tertentu.
o Kadang-kadang terdapat pasien yang tekanan intraokular tidak
menjadi normal setalah penghentian kortikosteroid atau pasien
dimana harus konsumsi obat kortikosteroid terus-menerus, maka
gunakan pengobatan standar glaukoma.
Glaukoma Sudut tertutup.
o Apabila etiologinya karena obat yang mengandung sulfa,
peningkatan tekanan intraokular akan membaik setelah
penghentian pemberian obat. Bagaimanapun, beberapa kasus
glaukoma sudut tertutup yang diinduksi sulfa (tekanan intraokular
> 45mmHg) mungkin tidak respon dengan sekedar penghentian
pemberian obat. Kasus ini respon terhadap Solu-Medrol dan
manitol intravena .
o Untuk etiologi yang lain, diobati sesuai dengan pengobatan
glaukoma akut primer sudut tertutup.
Pembedahan
Glaukoma Sudut terbuka
o Apabila terapi obat-obatan tidak efektif dalam menurunkan
tekanan intraokular sesuai target atau pasien tidak beresppon
dengan terapi maka terapi pembedahan diindikasikan.
o Pada pasien dengan sudut terbuka dan tidak adanya inflamasi
intraokular, trabeculoplasty laser argon dapat menurunkan tekanan
intraokular.
16
![Page 17: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/17.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
o Pada pasien dimana terapi obat dan laser tidak berhasil dalam
menurunkan tekanan intraokular secara adekuat, maka terapi bedah
dapat dipertimbangkan. Biasanya, trabekulektomi (teknik filtrasi),
dengan atau tanpa antimetabolit intraoperatif merupakan prosedur
utama. Pada kasus dimana mata terdapat neovaskularisasi aktif
atau inflamasi maka drainase glaukoma dapat digunakan sebagai
prosedur utama.
Glaukoma Sudut tertutup: Pengobatan sama dengan glaukoma akut primer
sudut tertutup. 10,11,12
2.3.7 Farmakoterapi Glaukoma yang diinduksi Obat
Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan
menghindari komplikasi.
Agonis Adrenergic
Obat topikal (simpatomimetik) menurunkan produksi humor aquos dan
menurunkan resistensi pembuangan humor aquos. Kadang digunakan dengan
agonis kolinergik seperti pilokarpin. Efek sampingnya berupa mulut kering.
Apraclonidine (Iopidine) 0.5%, 1%
Menurunkan tekanan intraokular baik tidak disertai dengan glaukoma. Selektif
terhadap alfa-adrenergik tanpa aktifitas local anestesi yang signifikan.
Mempunyai efek terhadap kardiovaskular yang sangan sedikit.
Dosis dewasa: 1 gtt 3x sehari
Interaksi: Monitor nadi dan tekanan darah saat diberikan bersamaan
dengan obat jantung, tidak digunakan secara sering bersamaan dengan
MAO
17
![Page 18: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/18.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Kontraindikasi: Hipersensitifias, pasien dalam pengobatan menggunakan
MAO atau 14 hari pernah mengkonsumsinya.
Pencegahan: risiko fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada
manusia belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari
risiko fetus. Hati-hati pada penderita insufisiensi koroner, gagal ginjal
kronik, infark miokard, penyakit serebrovaskular, penyakit Raynaud,
obliteran tromboangiitis dan pada pasien depresi.
Beta-bloker
Topikal antagonis reseptor beta-adrenergik menurunkan produksi humor aquos
oleh badan siliar. Efek sampingnya karena absorpsi sistemik yaitu menurunkan
kardiak output dan bronkokonstriksi. Pada pasien yang rentan, dapat
menyebabkan bronkospasme, bradikardi, heart blok atau hipotensi. Monitor
pasien jumlah nadi dan tekanan darah. Anxietas dan depresi dapat terjadi pada
beberapa pasien serta dapat terjadi kekambuhan disfungsi seksual.
Timolol (Betimol, Timoptic) 0.25%, 0.5%
Dapat menurunkan kenaikan atau normal tekanan intraokular, dengan atau tanpa
glaukoma dengan mereduksi produksi humor aquos.
Dosis dewasa: 1 tetes 2 x sehari pada mata yang terkena.
Dosis anak : seperti dosis dewasa
Interaksi: dapat menyebabkan bradikardi dan asistol bila dikombinasikan
dengan sistemik beta bloker
Kontraindikasi: hipersensitifitas, asma bronkial, sinus bradikardi, AV blok
derajat 2 dan 3, COPD , gagal jantung, shok kardiogenik.
Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia
belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko
fetus. Obat tersebut dapat mengandung sulfites sehingga dapat terjadi
reaksi alergi pada orang-orang tertentu.
18
![Page 19: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/19.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Simpatomimetik
Meningkatkan pengeluaran humor aquos melalui anyaman trabekula dan keluar
melalui jalur uveoskleral oleh aksi agonis beta 2. Lebih dari sepertiga pasien tidak
berespon terhadap obat ini.
Epinephrine (Epifrin) 0.5%, 1%, 2%
Menurunkan tekanan intraokular dengan menaikkan pengeluaran dan mereduksi
humor aquos. Digunakan sebagai tambahan terapi beta-bloker atau miotik.
Kombinasi simpatomimetik dengan miotik dapat menimbulka efek tambahan
dalam menurunkan tekanan intraokular.
Dosis dewasa: 1 tetes 2-4 x sehari.
Interaksi: meningkatkan toksisitas beta dan alfa bloker dan anestesi
inhalasi halotan.
Kontraindikasi: hipersensitifitas, glaukoma sudut sempit, afakia.
Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia
belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko
fetus. Hati-hati pada orang tua, prostat hipertrofi, hipertensi, penyakit
jantung, diabetes melitus, hipertiroid, dan insufisiensi serebrovaskular.
Inhibitor Karbonic anhidrase
Menurunkan sekresi humor aquos dengan menginhibisi karbonic anhidrase pada
badan siliar. Pada glaukoma akut sudut tertutup, pemberian secara sistemik,
apabila pada glaukoma sudut terbuka gunakan secara topikal. Efek samping relatif
jarang tetapi dapat terjadi keratitis pungtata, asidosis, parestesia, mual, depresi dan
kelesuan.
19
![Page 20: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/20.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Dorzolamide HCl (Trusopt) 2%
Gunakan bersamaan dengan obat topikal lainnya untuk menurunkan TIO. Apabila
penggunaan lebih dari 1 macam obat berikan obat selang 10 menit.
Dorzolamide merupakan inhibitor karbonic anhydrase yang bersifat reversible
yang dapat menurunkan sekresi humor aquos. Obat ini juga memperlambat
formasi ion bikarbonat sehingga mereduksi garam dan cairan. Absorpsi sistemik
dapat memberika efek karbonik anhidrase pada ginjal, menurunkan sekresi ion
hydrogen pada tubulus renal dan menaikkan sekresi garam, kalium bikarbobat dan
air pada ginjal.
Dosis dewasa: 1 gtt pada mata yang terkena 3x sehari.
Interaksi: Pemberian bersama dengan salisilat dosis tinggi dapat
menaikkan toksisitas, dapat mempunyai efek sistemik tambahan apabila
pasien sudah mengkonsumsi inhibitor karbonik anhidrase.
Kontraindikasi: hipersensitifitas.
Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia
belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko
fetus. Efek samping lokal pada mata, konjungtivitis, dan reaksi kelopak
mata apabila digunakan jangka lama (hentikan terapi dan evaluasi pasien
sebelum terapi di lanjutkan).
Obat miotic (parasimpatomimetik)
Mengkontraksi muskulus siliaris, menencangkan anyaman trabekula dan
melancarkan aliran keluar humor aquos. Hasilnya terjadi miosis pupil. Efek
sampingnya meliputi, nyeri kening, myopia, dan menurunkan penglihatan pada
cahaya yang sedikit.
Pilocarpine (Pilocar, Pilagan, Pilogel) 1%, 2%, 4%
Secara langsung menstimulasi reseptor kolinergik pada mata, menurunkan
resistensi pengeluaran humor aquos.
20
![Page 21: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/21.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Individu dengan pigmentasi iris yang berlebih memerlukan kekuatan obat yang
lebih tinggi. Apabila pengobatan glaukoma juga diberikan sebelum tidur, maka
gunakan tetes minimal 5 menit sebelum gel.
Dosis dewasa: bentuk solution : 1-2 tetes 2-3 x sehari. Bentuk gel: 0,5 inch
panjang pada konjungtiva inferior pada mata yang terkena, waktu tidur.
Interaksi: dapat tidak efektif apabila diberikan bersamaan dengan agen
antiinflamasi steroid.
Kontraindikasi: hipersensitifitas, penyakit inflamasi akut pada bilik mata
depan.
Pencegahan: fetus ditemukan pada penelitian hewan sedang pada manusia
belum dilakukan; dapat digunakan jika keuntungan melebihi dari risiko
fetus. Hati-hati pada gagal jantung akut, ulkus peptik, hipertiroid, spasme
gastrointestinal, asama bronkial, parkinson, obstruksi saluran kemih dan
hipertensi atau hipotensi.
Analog prostaglandin
Menaikkan pengeluaran humor aquos melalui uveoskelral. Mekanismenya melalui
induksi metalloproteinase pada badan siliar, dimana merusak matriks
ekstraseluler, mereduksi resistensi pengeluran melalui badan siliar. Obat ini dapat
juga digunakan bersama dengan beta-bloker, alfa-agonis atau inhibitor karbonik
anhidrase topikal. Banyak pasien berrespon baik terhadap obat tersebut, berberapa
juga tidak berespon. Efek samping meliputi iris pigmentasi, edema macula dan
uveitis.
Latanoprost (Xalatan) 0.005%
Menurunkan tekanan intraokular dengan menaikkan pengeluaran humor aquos.
21
![Page 22: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/22.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
Dosis dewasa: 1 tetes (1,5mcg) pada mata yang terkena setiap menjelang
waktu tidur. Frekuensi yang lebih sering dapat menurunkan efektifitasnya. 10,11,12
2.3.8 Follow-up Glaukoma yang diinduksi Obat
Sudut terbuka
o Direkomendasikan pada semua pasien yang menggunakan
kortikosteroid jangka panjang untuk dievaluasi keadaan matanya.
o Pasien dengan kortikosteroid topikal harus di follow-up pada jarak
tertentu oleh ahli oftalmologis untuk memonitor keadaan okular
mereka dan tekanan intraokular, tekanan intraokular yang diinduksi
oleh steroid dapat tejadi selama 2-6 minggu setelah pemakaian
steroid awal.
o Setelah penghentian kortikosteroid, tekanan intraokular akan
kembali normal pada beberapa minggu sampai bulan. Pada pasien
dengan kondisi tertentu yang mendapat terapi kortikosteroid dapat
di follow up dalam jangka waktu tertentu untuk melihat kenaikan
tekanan intraokular dan derajat kerusakan nervus optik serta
kerusakan lapang panang.
o Pasien yang telah menjalani terapi pembedahan harus di follow up
secara konsisten dnegan perawatan postoperatif.
Sudut tertutup
o Direkomendasikan bahwa orang yang mempunyai umur lebih 40
tahun harus menjalani pemeriksaan rutin mata untuk menscreening
beberapa kondisi, seperti bilik mata depan dengan sudut yang
sempit.
o Obati sama dengan pengobatan glaukoma akut primer sudut
terutup. 10,11,12
22
![Page 23: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/23.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
2.3.9 Pencegahan Glaukoma yang diinduksi Obat 10,11,12
Obat yang mempunyai potensi induksi glaukoma harus digunakan bila
diindikasikan.
Apabila obat tersebut harus digunakan maka tekanan intraokular harus di
monitor.
2.3.10 Komplikasi Glaukoma yang diinduksi Obat 10,11,12
Glaukoma yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan penglihatan
secara permanen dan kebutaan.
2.3.11 Prognosis Glaukoma yang diinduksi Obat 10,11,12
Baik bila tekanan intraokular terkontrol.
2.3.12 Edukasi Pasien Glaukoma yang diinduksi Obat 10,11,12
Direkomendasikan bahwa semua pasien yang menggunakan kortikosteroid
kronik diharuskan menjalani pemeriksaan oftalmologis rutin.
23
![Page 24: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/24.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat
disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah
diderita sebelumnya atau pada saat itu, yang dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intaokuler. Glaukoma sekunder dibagi dua : Glaukoma
Sekunder sudut Tertutup dan Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka.1,2,3
Banyak kategori obat yang mencantumkan glaukoma sebagai
kontraindikasi atau efek samping yang dapat menginduksi glaukoma sudut
tertutup. Obat-obat tersebut dapat mendorong serangan glaukoma hanya pada
individu dengan sudut yang occludable (bilik mata depan yang sangan sempit).
Kelas obat yang dapat menginduksi glaukoma sudut tertutup adalah antikolinergik
topikal, simpatomimetik drop, trisiklik antidepresan, monoamine oksidase
inhibitor, antihistamin, obat antiparkinson, obat anti psikotik dan antispasmolitik
agen. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan visus, Tonometri, Genioskopi,
Lapang pandang, Oftalmoskopi, Tonografi, Tes provokasi.4,5
Penatalaksaan Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup yang diinduksi oleh
Obat apabila etiologinya karena obat yang mengandung sulfa, peningkatan
tekanan intraokuler akan membaik setelah penghentian pemberian obat.
Bagaimanapun, beberapa kasus glaukoma sudut tertutup yang diinduksi sulfa
(tekanan intraokular > 45 mmHg) mungkin tidak respon dengan sekedar
penghentian pemberian obat. Kasus ini respon terhadap Solu-Medrol dan manitol
intravena . Untuk etiologi yang lain, diobati sesuai dengan pengobatan glaukoma
akut primer sudut tertutup.10,11,12
24
![Page 25: glaukoma](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081422/5572145c497959fc0b945b29/html5/thumbnails/25.jpg)
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Mhd. Ramadhan HisworoNIM : 070100067
DAFTAR PUSTAKA
1. Salmon, JF. 2000. Glaukoma . In Vaughan D, Asbury T, Riordan Eva P.
Oftalmologi Umum Ed. 17: 212-228.
2. Khurana, AK. Glaukoma. Comprehensive Ophthalmology Ed. 4, 2007: 205-
208, 231-237.
3. Kanski, JJ. Clinical Ophthalmology, A Systematic Approach, Sixth Edition,
Oxford, 2007. 152-153,164-165.
4. Olver J, Cassidy L. Ophthalmology at A Glance, Blackwell Publishing,
2005:78-80.
5. James B, et all. 2003. Lectures Note On Ophthalmology, Ninth Edition.
Blackwell Publishing: 112-113.
6. Schlote, T, et all. 2006. Pocket Atlas of Ophthalmology. 152-153, 164-165.
7. American Academy of Ophthalmology. 2011. Drug-Induced Secondary
Angle-Closure Glaukoma, in Basic and Clinical Science Course, Section 10,
2011, p152-153.
8. Nafees. 2009. Drug-Induced Glaukoma. The Hongkong Medical Diary.
p29-32.
9. Boonyaleephan, S. 2010. Drug-Induced Glaukoma. Departement of
Ophtalmology. Faculty Medicine, Shrnakhariwrot University: Thailand. P1-4.
10. Lachkar, Yves and Bouassida, Walid. 2007. Drug-induced acute angle closure
glaukoma. Lippincott Williams & Wilkins.p129-133.
11. Rath, Eitan. 2011. Drug-Induced Glaukoma. Glaukoma Basic and Clinical
Concepts. Departement of Ophthalmology, Western Galilee – Nahariya
Medical Center : Israel. P547-558
12. Lai, Jimmy and Gangwani, Rita. 2012. Medication-induced acute angle
closure attack. Hong Kong med J Vol 18 No 2. Eye Institute, The University
of Hong Kong : Hong kong . p139-145
25