gigi tiruan

29
GIGI TIRUAN Dalam rangka untuk memenuhi tugas Skill Lab PKM Disusun oleh : Dzanuar Rahmawan 091610101058 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Upload: dzet-rhmwn

Post on 23-Jun-2015

5.365 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: GIGI TIRUAN

GIGI TIRUAN

Dalam rangka untuk memenuhi tugas Skill Lab PKM

Disusun oleh :

Dzanuar Rahmawan

091610101058

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: GIGI TIRUAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang disusun untuk keperluan ”Penyuluhan” guna memenuhi blok

Kedokteran Gigi Pencegahan.

Penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya

kerjasama dan bantuan dari pihak yang terkait, baik berupa bimbingan, saran, dan

do’a. Untuk itu pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati

menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Tim Pengajar blok Kedokteran Gigi Pencegahan.

2. drg. Zahara M, M.kes selaku pembimbing kelompok IV

3. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa, penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

.

Jember, Agustus 2010

Penulis

Page 3: GIGI TIRUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hal yang dapat dilakukan ketika kehilangan gigi ada 3. Pertama,

tidak melakukan penggantian terhadap gigi yang hilang tadi; kedua,

memberikan gigi tiruan cekat dan pilihan ketiga adalah membuatkan geligi

tiruan sebagian lepasan. (Aryanto, 1991:30)

Sebagian besar masyarakat sukar untuk dapat menerima keadaan

tak bergigi, khususnya kehilangan gigi anterior, tanpa segera menggantinya

setelah pencabuatan. Untung keadaan ini bisa dihindari dengan memasang gigi

tiruan segera setelah pencabuatan gigi. Peralihan menjadi geligi tiruan

seluruhnya, yang merupakan suatu proses yang tak dapat kembali lagi seperti

keadaan sebelumnya, penting bagi pasien, hingga saat pencabutan, serta

pembuatan, dan pemeliharaan gigi tiruan harus direncanakan dengan cermat.

(Basker RM, 2003:28)

Walaupun disepakati gigi geligi bukanlah bagian tubuh terpenting

untuk mempertahankan hidup, banyak orang menganggap jumlah gigi yang

memadai akan membantu mereka mengunyah makanan dengan mudah. Pada

orang yang sehat, umumnya makanan akan dicernakan dengan cara serupa sel

ama proses pencernaan melalui saluran pencernaan, baik itu dikunyah atau

tidak, sebelum makanan tersebut ditelan. Dengan memakai gigi tiruan, maka

akan dapat menggantikan gigi yang hilang sehingga fungsi kunyah dapat

kembali baik seperti kalanya. Selain itu, dengan pemakaian gigi tiruan akan

memperbaiki penampilan ketika gigi hilang ataupun mengatasi kesukaran

bicara yang timbul karena kehilangan beberapa gigi hilang. (Aryanto,

1991:30)

Page 4: GIGI TIRUAN

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian gigi tiruan?

2. Apakah tujuan pemakaian gigi tiruan?

3. Apa saja macam-macam dari gigi tiruan?

4. Apakah dampak pemakaian gigi tiruan?

5. Bagaimana perawatan dan pengguanaan gigi tiruan yang baik?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari gigi tiruan

2. Mengetahui tujuan pemakaian gigi tiruan

3. Mengetahui macam dari gigi tiruan

4. Mengetahui dampak pemakaian gigi tiruan

5. Mengetahui perawatan dan pengguanaan gigi tiruan yang baik

Page 5: GIGI TIRUAN

BAB II

ISI

2.1 Pengertian dari Gigi Tiruan

Menurut Osborne (1925) gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yang

menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri

oleh sang pasien dari mulutnya. Menurut Glossary of Prosthodontics (1999) gigi

tiruan sebagian adalah bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa

gigi yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau

kombinasi gigi-mukosa yang dipasang dan dilepas oleh pasien.

Dalam bidang Kedokteran Gigi bagian seni dan ilmu yang berseangkutan

dengan pekerjaan memperbaiki serta mempertahankan fungsi mulut dengan suatu

penggantian tiruan bagi satu atau lebih gigi yang hilang serta jaringan di

sekitarnya, termasuk jaringan orofasial, dinamakan prostodontia atau prostodonti.

(Aryanto, 1991:12)

Akibat kehilangan gigi tanpa penggantian adalah :

1. Migrasi dan Rotasi Gigi

Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan

pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi

menempati posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada

saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur

periodontal. Gigi yang miring lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas

karies dapat meningkat. (Aryanto, 1991:31)

2. Erupsi berlebih

Bila gigi sudah tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi

erupsi berlebih (over eruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau

disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa disertai

pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami

kemunduran sehingga gigi mulai extrusi. Bila terjadinya hal ini disertai

pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan

Page 6: GIGI TIRUAN

jika pada suatu hari penderita perlu dibuatkan geligi tiruan lengkap.

(Aryanto, 1991:31)

3. Penurunan Efisiensi Kunyah

Mereka yang sudah kehilangan banyak gigi, apalagi yang

belakang, akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada

kelompok orang yang dietnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu

berpengaruh, maklum pada masa kini banyak jenis makanan yang dapat

dicerna hanya dengan sedikit proses pengunyahan saja. (Aryanto, 1991:31)

4. Gangguan pada Sendi Temporo-mandibula

Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over

closure), hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat

menyebabkan gangguan pada struktur sendi rahang. (Aryanto, 1991:32)

5. Beban Berlebih pada Jaringan Pendukung

Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi

yang masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga

terjadi pembebanan berlebih. Hal ini mengakibatkan kerusakan membaran

periodontal dan lama kelamaan gigi tadi manjadi goyang dan akhirnya

terpaksa dicabut. (Aryanto, 1991:32)

6. Kelainan bicara

Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan

kelainan bicara, karerna gigi – khususnya yang depan – termasuk bagian

organ fonetik. (Aryanto, 1991:32)

7. Memburuknya Penampilan

Menjadi buruknya penampilan karena kehilangan gigi depan akan

megurangi daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia

modern. (Aryanto, 1991:32)

8. Terganggunya Kebersihan Mulut

Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak

dengan tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya.

Adanya ruang interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar

gigi mudah disisipi makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi

Page 7: GIGI TIRUAN

terganggu dan mudah terjadi plak. Tahap berikutnya terjadi karies gigi.

Pada tahap berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat. (Aryanto,

1991:32)

9. Atrisi

Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi asli masih

menerima beban berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan

tetap sehat. Toleransi terhadap beban ini bisa berwujud atrisi pada gigi-

gigi tadi, sehingga dalam jangka waktu panjang akan terjadi pengurangan

dimensi vertikal wajah pada saat keadaan gigi beroklusi sentrik. (Aryanto,

1991:32)

10. Efek Terhadap Jaringan Lunak Mulut

Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan

ditempati jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini

akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang

kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari

tempat yang ditempati protesis. Dalam hal ini, pemakaian geligi tiruan

akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.

2.2 Tujuan Pemakaian Gigi Tiruan :

Fungsi Geligi tiruan

Dengan maksud menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan

seperti tersebut di atas, biasanya dibuat gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang

sudah hilang, antara lain sebagi berikut:

1. Pemulihan Fungsi Estetik

Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik

biasanya karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya,

berubah bentuk, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi.

Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat menerima kenyataan

hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang penampilan

wajahnya tidak terganggu.

Page 8: GIGI TIRUAN

Mereka yang kehilangan gigi depan, biasanya memperlihatkan

wajah dengan bibir masuk ke dalam, sehingga wajah menjadi depresi

pada dasar hidung dan dagu menjadi tampak lebih ke depan. Selain itu,

timbul garis yang berjalan dari lateral sudut bibir dan lipatan-lipatan

yang tidak sesuai dengan usia penderita. Akibatnya, sulcus labio-

nasalis menjadi lebih dalam.

Hilangnya gigi depan dapat disebabkan oleh karies, penyakit

periodontal, ruda paksa (trauma) atau gigi yang mengalami malposisi

dan karenanya dicabut. Pada anak-anak, kehilangan gigi depan sering

terjadi karena kecelakaan, dengan akibat dicabutnya gigi tadi.

Kehilangan gigi seperti ini kemudian mengakibatkan migrasi gigi

tetangga ke arah gigi yang hilang. Pada usia muda, gigi depan biasanya

hilang karena kecelakaan atau karies. Bila karies sebagai penyebab

maka penderita itu tidak menjaga kesehatan mulutnnya dengan baik.

Gigi depan juga hilang karena perawatan saraf, penambalan atau

pembuatan mahkota tiruan. Pada usia tua, kehilangan gigi depan lebih

banyak disebabkan oleh penyakit periodontal.

Penderita dengan gigi depan malposisi, protrusif atau berjejal

dan tak dapat diperbaiki dengan perawatan ortodontik, tetapi tetap

ingin memperbaiki penampilan wajahnya, biasanya dibuatkan suatu

geligi tiruan imidiat yang dipasang langsung segera setelah pencabutan

gigi. (Aryanto, 1991:33)

2. Peningkatan Fungsi Bicara

Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang

bersifat statis, yaitu gigi, palatum dan tulang alveolar. Kedua yang

bersifat dinamis, yaitu lidah, bibir, vulva, tali suara dan mandibula.

Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat

mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi

depan atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya

bersifat sementara. Dalam hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan

dan memulihkan kemampuan bicara, artinya ia mampu kembali

Page 9: GIGI TIRUAN

mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi

lawan bicaranya. (Aryanto, 1991:35)

3. Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan

Sudah menjadi pendapat umum bahwa makanan haruslah

dikunyah terlebih dahulu, supaya pencernaan berlangsug dengan baik.

Sebaliknya, pencernaan yang tidak sempurna dapat menyebabkan

kemunduran kesehaatan secara keseluruhan.

Bila demikian halnya, lalu timbul pertanyaan: “Apa gunanya

geligi tiruan?” Jawaban yang dijumpai dalam banyak kasus, ternyata

menunjukkan betapa bermanfaatnya geligi tiruan dalam membantu

pengunyahan.

Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi

biasanya mengalami perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi

pada kedua rahang, tetapi pada sisi sama, maka pengunyahan akan

dilakukan semaksimal mungkin oleh geligi asli pada sisi lainnya.

Dalam hal ini, tekanan kunyah akan dipikul satu sisi atau bagian saja.

Setelah pasien memakai protesa, ternyata ia merasakan perbaikan.

Perbaikan ini terjadi karena sekarang tekanan kunyah dapat disalurkan

secara lebih merata keseluruh bagian jaringan pendukung. Dengan

demikian protesa ini berhasil mempertahankan atau meningkatkan

efisiensi kunyah. (Aryanto, 1991:37)

4. Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal

Pemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau

mengurangi efek yang timbul karena kehilangan gigi. (Aryanto,

1991:38)

5. Pencegahan Migrasi Gigi

Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat

bergerak memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap

selanjutnya menyebabkan renggangnya gigi lain. Dengan demikian

terbukalah kesempatan makanan terjebak disitu, sehingga mudah

terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini menjurus kepada

Page 10: GIGI TIRUAN

peradangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan

proksimal gigi.

Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan

pula terjadinya overerupsi gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila

overerupsi ini sudah demikian hebat sehingga menyentuh tulang

alveolar pada rahang lawanya, maka akan terjadi kesulitan untuk

pembuatan protesa di kemudian hari. (Aryanto, 1991:38)

6. Peningkatan Distribusi Beban Kunyah

Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah

beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini

memperburuk kondisi periodontal, apalagi bila sebelumnya sudah ada

penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang dan miring, terutama

ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan periodontal gigi-gigi

ini kuat, beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi berlebih pula

pada permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai.

Pembuatan restorasi pada kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu

waktu lama.

Overerupsi gigi pada keadaan tertentu dapat pula

mengakibatkan terjadinya kontak oklusi premature atau interferensi

oklusal. Pola kunyah jdi berubah, karena pasien berusaha menghindari

kontak premature ini. Walaupun beban oklusal sekarang berkurang.

Perubahan pola ini mungkin saja menyebabkan disfungsi otot kunyah.

(Aryanto, 1991:39)

2.3 Macam dari Gigi Tiruan

Didalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan atau dental prosthetis

meliputi :

1. Gigi tiruan sebagian lepasan atau partial denture

Pembagian gigi tiruan sebagian lepasan

1. Berdasarkan bahan yang dipakai :

a. Vulcanite denture, gigi tiruan yang dibuat dari vukanit

Page 11: GIGI TIRUAN

b. Acrylic denture, gigi tiruan yang dibuat dari akrilik

c. Frame denture, gigi tiruan yang dibuat dari logam

2. Berdasarkan lepasan :

a. Removable partil denture, gigi tiruan sebagian lepasan

b. Fixen denture/bridge, gigi tiruan jembatan

3. Berdasarkan saat pemasangan :

a. Convesional, gigi tiruan yang dipasang setelah gigi hilang

b. Immediate, gigi tiruan yang dipasang segera setelah gigi hilang atau

dicabut

4. Berdasarkan jaringan pendukung :

a. Tooth borne, didukung oleh gigi

b. Mucosa/tissue borne, didukung oleh mukosa

c. Mucosa and tooth, didukung oleh gigi dan mukosa

5. Berdasarkan letak daerah tak bergigi :

a. Anterior tooth supported case

b. All tooth supported case

c. Free and supported case

6. Berdasarkan pemakaian wing bagian bukal/labial atau tidak :

a. Open face, gigi tiruan sebagian yang dibuat tanpa gusi tiruan labial,

gigi tiruan tersebut dibuat apabila :

a. Keadaan prosessus alveolaris masih baik

b. Biasanya pada gigi anterior

c. Pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar

b. Close face, gigi tiruan sebagian yang dibuat dengan gusi tiruan bagian

labial, gigi tiruan tersebut dibuat apabila :

a. Prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi

b. Perbaikan profil

Page 12: GIGI TIRUAN

2. Gigi tiruan cekat atau fixed denture

Pembagian gigi tiruan cekat/pemanen

a. Mahkota jaket(crown), gigi tiruan untuk merestorasi struktur gigi yang

rusak dengan cara membungkusnya.

b. Mahkota jembatan(bridge), gigi tiruan untuk mengganti gigi yang hilang

dengan membungkus gigi tetangga.

c. Veneer non-direct, untuk merestorasi sebagian permukaan gigi yang rusak.

Bahan gigi tiruan permanen meliputi logam, emas, akrilik, dan porselen.

a. Logam dan emas

Gigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas

mempunyai kekuatan yang sangat bagus bahkan dapat bertahan sampai

bertahun-tahun, keuntungan yang lain adalah logam dan emas tidak

korosif dan tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari bahan logam dan emas

tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi asli.

b. Akrilik

Bahan akrilik biasanya digunakan untuk pembuatan mahkota jaket

sementara (menunggu mahkota jaket permanen). Bahan akrilik biasanya

dikombinasikan dengan logam karena sifat bahan akrilik tidak kuat

menahan beban kunyah. Kelebihan dari bahan akrilik warnanya dapat

disesuaikan dengan gigi asli, namun mudah berubah warnanya.

c. Porselen

Bahan porselen adalah bahan yang paling popular saat ini.

Kelebihannya adalah pilihan gradasi warna yang sangat estetis dan

permukaannya mengkilap. Bahan porselen sulit dibedakan dengan gigi

asli. Kekuatannya lebih tinggi daripada bahan akrilik, tetapi tidak sekuat

logam. Kekurangan dari bahan porselen bersifat rapuhsehingga tidak dapat

diasah dan tidak dapatdiletakkan pada permukaan kunyah gigi belakang.

( drg. Donna pratiwi, Sp. Prosto; 2007)

3. Gigi tiruan lengkap atau full denture

4. Implant

Page 13: GIGI TIRUAN

2.4 Dampak dari pemakaian gigi tiruan:

Dari berbagai penelitian yang selama ini dilakukan, ternyata

pemasangan geligi tiruan semacam ini, bila dilakukan tidak hati-hati dan

desain kurang sempurna dapat pula mengakibatkan kerusakan jaringan-

jaringan organ pengunyahan. Demikian merisaukan hal ini, sehingga ada suatu

pomeo yang berbunyi : “a partial denture is a device for losing one theet

slowly, painfully and expensively”. (Aryanto, 1991:41)

1. Peningkatan Akumulasi Plak

Banyak hasil penelitian yang mengungkapkan hubungan

pemakaian protesa sebagian dengan meningkatnya akumulasi plak

dalam segi kualitas, tetapi yang pasti dalam segi kuantitas. Akumulasi

ini tidak hanya terjadi disekitar gigi-gigi disekitar protesa, tetapi juga

pada geligi antagonisnya, kecuali pada pasien yang telah mengikuti

intruksi pemeliharaan kebersihan mulut dengan betul.

Sudah dipahami bahwa penimbunan plak yang dibiarkan akan

menyebabkan inflamasi, yang pada tahap lanjut menyebabkan

periodontitis kronis. Dengan sendirinya perlekatan periodontal akan

cepat rusak, timbul poket dan akhirnya reasorbi tulang alveolar

berlebih. (Aryanto, 1991:40)

2. Trauma Langsung

Mukosa mulut amat renatan terhadap trauma langsung yang

diterimanya dari komponen protesa. Bar lingual yang diletakkan

terlalu dekat pada tepi gingival, cengkraman kontinu yang kurang

mendapat dukungan gigi, terbenamnya protesa pada gusi, merupakan

beberapa contoh yang sering dijumpai. Demikian pula, lengan

cengkram yang terlalu menekan email gigi. Sehingga seolah-olah

sengaja dikikis. (Aryanto, 1991:40)

Page 14: GIGI TIRUAN

3. Penyaluran Gaya Kunyah

Gaya-gaya fungsional disalurkan oleh protesa ke jaringan yang

berkontak dan berada dibawahnya. Pada geligi tiruan dukungan gigi,

hampir seluruh gaya ini diteruskan ke tulang alveolar melalui ligament

periodontal. Mengingat karakteristik serat-serat ini, hendaknya selalu

diusahakan agar semua gaya bersifat renggang (tensile) dan disebarkan

seluas mungkin yang dapat menerimanya.

Masalahnya menjadi lebih sulit pada geligi tiruan dukungan

jaringan atau kombinasi, sebab dalam hal ini gaya-gaya lebih bersifat

kompresif dan permukaan yang dapat menahannya relatif kurang luas.

(Aryanto, 1991:40)

4. Permukaan Oklusal

Pada geligi tiruan sebagian lepasan yang permukaan oklusalnya

tidak didisain dengan betul, gerak penutupan rahang mungkin

terhalang oleh adanya kontak oklusi premature. (Aryanto, 1991:41)

Hal ini dapat mengakibatkan:

1. Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontalnya, bila kontak

premature itu mengenai gigi tadi atau jaringan periodontalnya.

2. Terjadinya peradangan mukosa dan resorbsi tulang di bawahnya,

bila kontak premature diterima oleh sadel protesa

3. Disfungsi otot kunyah dan wajah, bila pasien berusaha

menghindari kontak, dengan cara mengubah pola gerak

kunyahnya.

2.5 Perawatan dan Pengguanaan Gigi Tiruan yang Baik

2.5.1 Perawatan gigi tiruan

Belajar menggunakan geligi tiruan baru membutuhkan waktu dan

kesabaran, terutama bagi pemakai pemula. Untuk pasien yang pernah dan bisa

memakai protesa sekalipun, sebuah geligi tiruan baru juga terasa asing. Ia harus

menyadari bahwa geligi tiruan barunya berlainan dan karenanya harus mengubah

beberapa kebiasaan lama dan membiasakan dirinya dengan protesa baru ini.

Page 15: GIGI TIRUAN

(Aryanto, 1993:407)

Beberapa hari sampai beberapa minggu merupakan periode penyesuaian,

baik bagi si pemakai maupun geligi tiruannya.

Geligi tiruan harus dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan secara berkala

dan disikat sekurang-kurangnya dua kali sehari, dengan sikat yang halus dan

deterjen cair sebagai pembersih. Dalam hal ini, deterjen lebih baik daripada pasta

gigi, karena kurang abrasive, sehinga dapat mencegah terjadinya goresan pada

resin. Pembersihan tadi sebaiknya dilakukan diatas sebuah basin yang sebagian

berisi air atau handuk basah, untuk memperkecil kemungkinan pecahnya geligi

tiruan, andaikata jatuh pada saat dibersihkan. (Aryanto, 1993:407).

Penggunaan bubuk-bubuk untuk geligi tiruan atau jenis adhesif biasanya

tidak dianjurkan untuk geligi tiruan baru. Adhesif sering kali menyebabkan retensi

berlebihan dan gaya-gaya yang ditimbulkannya dapat merusak jaringan

pendukung. Bila pasien benar-benar membuthkannya, pertimbangkanlah masak-

masak. (Aryanto, 1993:408).

Gigi tiruan sebaiknya secara teratur direndam oleh pasien dalam larutan

disinfektan. Dua macam cairan telah terbukti efektif dalam mengendalikan plak

gigi tiruan; alkalin hipoklorit dan cairan klorheksidin glukonat. Alkalin hipoklorit

terbukti efektif dalam pembersihan plak gigi tiruan, sedang yang satunya efektif

efektif dalam menghambat pembentukannya. Bila digunakan larutan hipoklorit

yang mengandung 0,08% klorin atau cairan klorheksidin glukonat 0,1% gigi

tiruan harus direndam selama satu malam. Jika tidak mungkin menyarankan

kepada pasien untuk menanggalkan gigi tiruannya sepanjang malam, dapat

dipakai cara lain yaitu merendam dalam larutan hipoklorit yang mengandung

0,16% klorin selama 20 menit setiap hari atau merendam dalam cairan

klorheksidin 2% selama kurang lebih 5 menit setiap hari. Sebelum direndam gigi

tiruan harus disikat dengan cermat untuk menghilangkan sebagian plaknya, dan

bila larutan klorheksidin yang digunakan, dibilas untuk membersihkan sisa-sisa

sabunnya karena sabun ini bisa menetralkan klorheksidin. Bercak-bercak coklat

biasa terlihat pada gigi tiruan yang direndam dalam larutan klorheksidin. Biasanya

noda-noda itu tidak berat dan dapat dibersihkan dengan merendamnya dalam

Page 16: GIGI TIRUAN

larutan pembersih hipoklorit. (Basker RM, 2003:110)

Kehadiran basis kerangka logam mempersulit keadaan ini karena

penggunaan hipoklorit menimbulkan korosi pada basisnya. (Basker RM,

2003:110)

2.5.2 Kesehatan Mulut dan Pemakaian Geligi Tiruan

Protesa sebaiknya dilepas dari mulut pada malam hari untuk memberi

kesempatan istirahat yang memadai kepada jaringan mulut pendukungnya.

Dengan demikian selama delapan selama delapan dalam tiap dua puluh empat

jamnya, jaringan mulut yang ditutupi geligi tiruan sempat beristirahat.

Salah satu faktor berperan yang dapat mengakibatkan perubahan-

perubahan pada jaringan mulut, adalah lamanya suatu protesa dipakai dalam

mulut. Karena itu, banyak ahli yang menganjurkan supaya geligi tiruan tidak

dipakai sepanjang siang dan malam hari secara terus menerus. Dengan demikian,

selain bisa beristirahat, lidah maupun otot-otot disekitar mulut, denagn bantuan

saliva sempat melakukan pembersihan dan stimulasi terhadap jaringan yang

berada dibawah protesa. (Basker RM, 2003:111)

Cukup banyak kepustakaan yang menyatakan bahwa pemakaian geligi

tiruan siang malam secara terus-menerus tidaklah menguntungkan bagi kesehatan

mulut si pemakai. Memang ada kekecualian, dimana beberapa pasien dapat dan

memang menggunakan terus-menerus, tetapi tidak membawa akibat buruk yang

nyata. Sulitnya tak ada satu metodepun yang dapat meramalkan hal ini. Karena

meramalkan hal ini tidak mungkin dilakukan sebelumnya, maka lebih bijaksana

bagi kita untuk menganjurkan hal yang lebih pasti alih-alih menyarankan perkara

yang mungkin suatu kebetulan saja. Jadi, pemakaian protesa secara terus-menerus

tanpa akibat buruk, tampaknya hannya merupakan suatu keetulan saja. (Aryanto,

1993:411)

2.5.3 Kontrol

Seperti halnya pasien dokter gigi biasa, kontrol periodik bagi pemakai

geligi tiruan juga sama pentingnya. Sudah dikemukakan bahwa jaringan mulut

maupun geligi tiruan selalu mengalami perubahan. Setelah pemakaian beberapa

Page 17: GIGI TIRUAN

waktu, geligi tiruan pasti mengalami perubahan, begitu pula bagian tertentu dari

jaringan mulut si pemakai. Cengkeram sudah mulai tidak pas lagi letaknya,

terjadinya peradangan gingival, gigi pendukung mengalami karies, resorpsi linger

sisa, adalah beberapa contoh yang perlu mendapatkan perhatian. Hal seperti ini

mengakibatkan geligi tiruan menjadi tidak pas lagi. Protesa dalam keadaan seperti

ini dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan pendukung tanpa penderita

tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang salah. Mengingat hal ini, pasien wajib

diberitahu mengenai pemeriksaan berkala bagi mulut dan geligi tiruan yang

dipakainya. Pemeriksaan berkala minimal dua kali dalam setahun perlu dilakukan.

Cara ini akan mencegah terjadinya keruskan lanjut yang mungkin timbul.

(Aryanto, 1993:412)

Page 18: GIGI TIRUAN

BAB IV

PENUTUP

1. Gigi tiruan adalah gigi yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli

yang hilang.

2. Fungsi dari gigi tiruan antara lain : pemulihan fungsi estetik, perbaikan

dan peningkatan fungsi pengunyahan, perbaikan dan peningkatan fungsi

pengunyahan, pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal, pencegahan

migrasi gigi dan peningkatan distribusi beban kunyah

3. Klasifikasi gigi palsu yaitu; gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture,

gigi tiruan cekat/fixed denture,gigi tiruan lengkap/full denture, dan

implant.

4. Dampak dari pemakaian gigi tiruan antara lain: akumulasi plak, trauma

langsung, penyaluran gaya kunyah dan permukaan oklusal

5. Perawatan gigi tiruan adalah dengan menjaga selalu kebersihannya dan

dalam penggunaannya sebaiknya dilepas pada waktu malam hari.

Page 19: GIGI TIRUAN

DAFTAR PUSTAKA

]\Aryanto, Gunadi H., dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian

Lepasan Jilid I. Jakarta: Hipokrates

Aryanto, Gunadi H., dkk. 1993. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan

Jilid II. Jakarta: Hipokrates

Basker RM. 2003. Perawatan Prostodontik bagi pasien tak bergigi Edisi 3.

Jakarta:EGC

www.fkf.ugm.ac.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=24&Itemid=64