gerakan kebangsaan di indonesia

33
Gerakan Kebangsaan di Indonesia Ilmu Pengetahuan Sosial No. Kelompok : 2 Ketua : Dani Alfianto (11) Anggota : 1. Akhmad Iqbal Gustavi (07) 2. Dandi Yusuf Satrio (10) 3. Frizella Putri Anggela (20) 4. Kunto Ari Wibowo (23)

Upload: mukhamad-mardiansyah

Post on 12-Nov-2014

3.095 views

Category:

Education


13 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Gerakan kebangsaan di indonesia

Gerakan Kebangsaan di Indonesia

Ilmu Pengetahuan Sosial

No. Kelompok : 2Ketua : Dani Alfianto (11)Anggota : 1. Akhmad Iqbal Gustavi (07)

2. Dandi Yusuf Satrio (10) 3. Frizella Putri Anggela (20) 4. Kunto Ari Wibowo (23) 5. Mukhamad Mardiansyah (30)

Kelas : X AP-1

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTADINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 29BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Jl. Prof. Jokosutono, SH. No. 1 Kebayoran Baru Jakarta SelatanE-mail : [email protected] Website : www.smkn29jkt.sch.id

Page 2: Gerakan kebangsaan di indonesia

A. Terbentuknya Kesadaran Nasionalisme Indonesia

Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional. Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru muncul sekitar awal abad 19. Terbentuknya kesadaran nasionalisme Indonesia yang berdampak munculnya kebangkitan nasionalisme Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

1. Faktor Internala. Penderitaan Rakyat Indonesia

Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Di bawah pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, rakyat Indonesia banyak mengalami perlakuan yang tidak adil. Pelaksanaan tanam paksa, politik devide et impera, monopoli perdagangan, kerja rodi, dan perlakuan diskriminatif merupakan bukti sejarah yang tidak dapat dilupakan dari hati nurani rakyat Indonesia. Penderitaan inilah yang menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran nasionalismenya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa para kaum intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang bersifat modern. Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi dengan menggunakan organisasi-organisasi pemuda.

b. Timbulnya Elite Nasional (Kaum Terpelajar Pribumi)Golongan liberal di negeri Belanda yang mendapat dukungan besar dari kalangan

masyarakat, mendesak pemerintah Belanda untuk meningkatkan kehidupan di wilayah jajahan. Salah satu penganut politik liberal adalah Van Deventer. Desakan ini mendapat dukungan dari pemerintah Belanda. Dalam pidato negara pada tahun 1901, Ratu Belanda, Wihelmina mengatakan “Negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran dari penduduk Hindia Belanda(Indonesia)”. Pidato tersebut menandai awal kebijakan memakmurkan Indonesia yang dikenal sebagai Politik Etis atau Politik Balas Budi.

c. Perkembangan Politik EtisKetidakadilan , kemiskinan, diskriminasi, dan pembodohan yang terjadi di Indonesia

ternyata diamati oleh negarawan-negarawan di Belanda. Muncul tokoh-tokoh yang mengkritik pemerintahannya sendiri. Kaum tersebut bernama kaum liberal atau kaum yang berasal dari bangsa Asing tetapi membela Negara Indonesia. Salah satu tokoh yang duduk di barisan utama pengkritik adalah Van Deventer, artikelnya yang dimuat dimajalah De Gids dengan judul “Een Eereschuld(Hutang Kehormatan)” bercerita bahwa kekosongan kas negara Belanda telah terpenuhi oleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah berjasa membantu pemerintah Belanda dalam pemulihan resesi ekonomi. Hutang Budi itu wajib dibayar dengan peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia melalui edukasi (menyelenggarakan pendidikan), imigrasi (membangun sarana dan jaringan pengairan), dan irigasi (mengorganisasi perpindahan penduduk).

Berbagai kritik yang dilontarkan telah menggerakkan pemerintah Belanda untuk menerapkan kebijakan Politik Etis. Politik Etis dilakukan dengan membuka sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Jika dikaji lebih mendalam, pengadaan sekolah itu bukan murni politik balas budi sebab keberadaan

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 1

Page 3: Gerakan kebangsaan di indonesia

sekolah itu juga membantu Belanda untuk mendapatkan tenaga kerja yang terdidik dan murah.

Beberapa sekolah yang berkembang pada masa penjajahan Belanda adalah Sekolah Rakyat (Volkschool), Sekolah Guru (Kweekschool), MULO (Meer Uitgebrid Logee Onderwijs), AMS (Algemeene Middlebare School), Sekolah Teknik (Technische Hogeschool) sekarang menjadi ITB, Sekolah Dokter Jawa STOVIA (School Ta Opleiding van Inlandsche Artsen), Rechts School Kundige Hogeschool (sekarang Fakultas Hukum UI) dan Geneskundige Hogeschool (sekarang Fakultas Kedokteran UI) dan Landbouw Hogeschool (sekarang IPB).

Berbagai ideologi seperti liberalisme, sosialisme, dan komunisme berhasil diserap putra Indonesia yang belajar di luar negeri. Dengan bekal pengetahuan tersebut, mereka memelopori usaha untuk mendapatkan kemerdekaan. Dari kaum terpelajar itulah lahir berbagai gagasan yang mengajarkan betapa pentingnya persatuan dan perjuangan dalam rangka merebut kemerdekaan.

d. Sejarah Masa Lampau yang GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran

Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai Negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad 20.

e. Dominasi Ekonomi Kaum Cina di IndonesiaKaum pedagang keturunan nonpribumi, khususnya kaum pedagang Cina semakin

membuat kesal para pedagang pribumi. Puncak kekesalan kaum pedagang pribumi terjadi ketika keturunan Cina mendirikan perguruan sendiri yakni Tionghoa Hwee Kwan pada tahun 1901. Kekesalan tersebut diciptakan oleh Belanda untuk menimbulkan rasa iri hati rakyat Indonesia kepada keturunan Cina. Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.

f. Istilah Indonesia sebagai Identitas NasionalIstilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos

(bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch, dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak digunakan oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, Van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain. Penggunaan istilah Indonesia sebagai identitas nasional mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Pktober 1928 yang mencetuskan kebulatan tekad dalam Sumpah Pemuda. Istilah Indonesia sebagai arti politik ketatanegaraan secara resmi digunakan pada masa Revolusi Agustus 1945. Dan puncaknya ketika dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

2. Faktor Eksternal Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam

negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar. Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia :

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 2

Page 4: Gerakan kebangsaan di indonesia

a. Perkembangan Politik Kolonial BelandaPenderitaan rakyat akibat tanam paksa (1830-1870) menuai kritik terhadap

pemerintah kolonial Belanda. Kaum liberal dalam parlemen Belanda mengusulkan perubahan sikap yang mendasar dalam kebijakan pemerintah Belanda di Indonesia. Usul golongan liberal di parlemen adalah membuka seluas-luasnya koloni (open deur politiek = politik pintu terbuka) bagi investasi swasta. Dengan demikian, modal swasta yang masuk ke Indonesia dapat membuka dan memperluas kesempatan kerja. Usul dari kaum liberal ini diterima oleh pemerintah Belanda, yang kemudian meningkatkan arus investasi swasta di Indonesia.

b. Kemenangan Jepang atas RusiaSelama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa menjadi

simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok Barat (Eropa). Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.

c. Parta Kongres IndiaDalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All

India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang kaum liberal Inggris, yaitu Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Mahatma Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.

d. Filipina di bawah kepemimpinan Jose RizalFilipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam

perjalanan sejarah, Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di Indonesia.

e. Gerakan Turki MudaGerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha,

gerakan itu dinamakan Gerakan Turki Muda. Kemal Pasha menuntut adanya pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakat Turki. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia, karena gerakan tersebut mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.

f. Peranan Sarana Komunikasi dan TransportasiPerkembangan sarana komunikasi dan transportasi yang semakin baik turut

membantu munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Berbagai bentuk penderitaan dan siksaan yang dialami rakyat Indonesia dapat dengan cepat diketahui kaum intelektual di dalam dan luar negeri. Paham-paham pergerakan yang ingin kemerdekaan dan kebebasan juga dapat diakses melalui media. Semua itu menyentuh kesadaran rakyat Indonesia untuk mendapat kemerdekaan.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 3

Page 5: Gerakan kebangsaan di indonesia

B. Pergeseran dari Rasa Etnik Kedaerahan/Golongan Menuju Identitas Kebangsaan Indonesia

Perjuangan Nasionalisme di Indonesia pada tahun sebelum 1908 adalah masa-masa perjalanan yang sangat krusial. Monopoli perdagangan rempah-rempah, tanam paksa, pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat, dan kerja rodi memicu kebencian di hati rakyat Indonesia dan menimbulkan keinginan mereka untuk melawan kesewenang-wenangan bangsa Eropa. Muncullah perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan Asing.

Meskipun perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan Asing sangatlah kuat dan tidak mudah pantang menyerah, namun sejatinya perjuangan bangsa Indonesia sangat rapuh dan mudah ditembus oleh perlawanan bangsa Asing. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Bersifat KedaerahanDi seluruh wilayah Indonesia dari tahun ke tahun selalu terdapat perang dengan

para penjajah. Tetapi perjuangan yang dilakukan masyarakat di setiap daerah hanya menimbulkan banyak pengorbanan dan sedikit hasil. Itu dikarenakan perlawanan bangsa Indonesia mudah dipecah belah dan diadu domba dengan daerah lain di Indonesia. Hal itu menyebabkan perjuangan bangsa Indonesia tidak pernah menyatu dan selalu mementingkan daerah kekuasaannya sendiri.

2. Berbentuk FisikPerlawanan masyarakat Indonesia selalu berbentuk fisik dengan cara berperang

hingga Titik Darah Penghabisan tanpa dibumbui dengan sedikit teknik dan berbagai macam taktik jitu untuk melumpuhkan penjajahan bangsa Asing. Hal itu hanya mengakibatkan banyak korban jiwa tumbang dengan semangat untuk berjuang yang masih membara dalam jiwa. Perlawanan ini dengan cara seperti ini kurang efektif jika bangsa Asing yang dihadapi memiliki persediaan yang lebih memadai dibandingkan dengan bangsa Indonesia.

3. Tergantung Pemimpin.Jika seorang pemimpin disuatu kaum atau kelompok telah meninggal atau hilang

karena diasingkan oleh bangsa Asing, maka perlawanan kaum atau kelompok tersebut akan berakhir dengan cepat ataupun lambat. Hal itu dikarenakan, masyarakat daerah hanya percaya dan yakin kepada satu pemimpin yang dapat memberikan mereka sebuah kemerdekaan yang setiap saat mereka perjuangkan. Oleh karena itu, banyak Perang yang sudah diperjuangkan oleh bangsa Indonesia, hanya menjadikan bangsa Indonesia semakin terpuruk oleh penjajahan bangsa Asing.

Selain 3 hal tersebut diatas yang menyebabkan perlawanan bangsa Indonesia mengalami kegagalan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 tidak berhasil mendapatkan kemerdekaan, yaitu :

a. Kurang memiliki persatuan;b. Faktor persenjataan masih tradisional;c. Politik Devide et Impera (Politik Adu Domba) oleh Belanda;d. Tidak terorganisir;e. Kerjasama lemah;f. Kurang Kordinasi (setiap kaum atau kelompok ingin menjadi paling menonjol);g. Pendidikan rakyat masih rendah.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 4

Page 6: Gerakan kebangsaan di indonesia

Latar belakang timbulnya pergerakan nasional adalah rasa senasib dan sepenanggungan, penderitaan rakyat akibat penjajahan, rakyat yang tidak mempunyai tempat mengadu nasib, adanya golongan terpelajar yang sadar akan perjuangan. Dan melanjutkan perjuangan yang banyak ditempuh dengan jalan diplomasi karena kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908.

Setelah pemerintahan Belanda menerapkan Politik Etis muncullah organisasi-organisasi kepemudaan. Gerakan kepemudaan ini adalah cikal bakal rasa persatuan & kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Para pemuda membuat taktik dari perjuangan secara fisik ke arah kesadaran bersama untuk mengikis keterbelakangan dan kebodohan.

Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi sosial pertama di Indonesia, yaitu Budi Oetomo.Tangggal kelahiran Budi Oetomo dianggap sebagai dimulainya Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya. Ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia setelah tahun 1908, yaitu:

1. Bersifat NasionalBentuk perjuangan yang dilakukan oleh pemuda Indonesia saling berkaitan dengan

satu dan lainnya. Itu menyebabkan seluruh perjuangan di Indonesia memiliki dampak yang buruk bagi bangsa Asing. Dan karena hal itu pula, Indonesia dapat merdeka secara serentak di seluruh daerah yang terdapat di Indonesia.

2. Berbentuk OrganisasiPerjuangan bangsa Indonesia mencapai masa yang baru sejak awal tahun 1908.

Perjuangan itu diprakarsai oleh berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Karena hal itu, pada diri bangsa Indonesia mulai timbul gagasan segar untuk mengembangkan taktik perjuangan dari gerakan yang bersifat fisik berubah ke dalam bentuk organisasi modern. Sehingga mulai saat itu lahirlah organisasi-organisasi pergerakan nasional, yang pada dasarnya semua bertujuan mengangkat derajat bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia merdeka.

3. Tidak Bergantung Kepada PemimpinJika seorang pemimpin disuatu organisasi telah meninggal atau hilang karena

diasingkan oleh bangsa Asing, maka perlawanan organisasi tersebut akan terus berlanjut dengan melanjutkan semangat dari pemimpinnya sebelumnya. Pemimpin dalam masa organisasi tidaklah begitu penting. Pemimpin hanya memprakarsai dan mengembangkan organisasi yang dimilikinya. Sedangkan perjuangan maupun taktik dilakukan oleh anggota dari organisasi tersebut. Oleh karena itu, perjuangan bangsa Indonesia terus berlanjut hingga Indonesia mencapai cita-citanya, yaitu merdeka.Pada 7 maret 1915 berdiri organisasi kepemudaan Tri Koro Darmo yang anggotanya adalah

pemuda-pemuda yang berasal dari suku Jawa, Sunda, dan Madura. Pada tanggal 9 Desember 1917 berdiri Jong Sumatranen Bond (JSB). Di wilayah- wilayah lain tahun 1918 berdiri organisasi pemuda lain seperti Jong Ambon, Jong Pasundan, Jong Celebes, dan Jong Borneo.

Seluruh organisasi kepemudaan Indonesia berkumpul mengadakan berbagai pertemuan, diskusi, dan seminar. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut, secara perlahan-lahan mampu menumbuhkan perasaan kebanggaan dan nasionalisme anggota organisasi tersebut maupun masyarakat Indonesia. Puncaknya adalah Kongres Pemuda 28 oktober 1928. Dalam kongres tersebut, tercapai ikrar kebulatan tekad untuk meleburkan berbagai identitas etnik dan kedaerahan menjadi satu identitas indonesia.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 5

Page 7: Gerakan kebangsaan di indonesia

C. Perkembangan Gerakan Kebangsaan Indonesia

Perjalanan nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908. Setelah itu, banyak berdiri organisasi dan gerakan sosial politik yang mengusahakan perbaikan atas keterpurukan dan keterbelakangan rakyat Indonesia.

Masa pergerakan kebangsaaan di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional dimulai pada tahun 1908 hingga 1942, dibagi dalam tiga tahap berikut, yaitu :

1. Masa Pembentukan (Perintis)Masa ini dimulai pada tahun 1908 hingga 1920. Pada masa ini perjuangan bangsa

Indonesia bersifat Kooperatif, yaitu masyarakat Indonesia dapat diajak kerjasama oleh Pemerintah Belanda.

2. Masa Radikal (Penegas)Masa ini dimulai pada tahun 1920 hingga 1930. Pada masa ini perjuangan bangsa

Indonesia bersifat NonKooperatif, yaitu masyarakat Indonesia tidak dapat diajak kerjasama oleh Pemerintah Belanda.

3. Masa Moderat (Pendobrak)Masa ini dimulai pada tahun 1920 hingga 1930. Pada masa ini perjuangan bangsa

Indonesia bersifat NonKooperatif dan Radikal, yaitu masyarakat Indonesia sangat menentang kepada Pemerintah Belanda.Selain 3 tahap tersebut diatas, jika diteliti secara cermat, pergerakan kebanggsaan di

Indonesia dibagi dalam 4 periode menurut perkembangannya, yaitu :1. Periode Awal

Pergerakkan nasional Indonesia baru bergerak dalam bidang sosial dan budaya. Organisasi dan pergerakan yang mengemukan adalah Boedi Oetomo, Sarekat Dagang Islam, dan Muhammadiyah.

2. Periode Nasionalisme PolitikPada tahap ini, pergerakkan nasional Indonesia sudah mulai masuk ke bidang politik.

Beberapa organisas dan pergerakan yang muncul adalah Indische Partij dan Gerakan Kepemudaan.

3. Periode Nasionalisme RadikalPada tahap ini, pergerakan nasional Indonesia secara jelas mencantumkan tujuan

untuk mencapai kemerdekaan. Perlawanan terhadap penjajah Belanda pun dilakukan demi kemerdekaan. Beberapa organisasi pergerakan kebangsaan yang berdiri adalah Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

4. Periode Nasionalisme BertahanGerakan kebangsaan sudah lebih moderat dan memakai strategi dengan penuh

pertimbangan. Periode ini ditandai dengan sikap penjajaj yang semakin reaktif. Gerakan kebangsaan memilih strategi bertahan sambil menunggu kesempatan untuk dapat merealisasikan tujuan. Contoh organisasi yang terkenal adalah Partai Indonesia Raya (Parindra), Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindro), dan Fraksi Nasional.Berikut ini adalah uraian organisasi yang terdapat di dalam 4 periode di atas, yaitu :

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 6

Page 8: Gerakan kebangsaan di indonesia

Boedi OetomoPada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye

menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Studie ini merupakan badan yang bertujuan mengumpulkan dana untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada bangsa Indonesia dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran di sekolah. Upaya dr. Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana.

Cita-cita luhur itu ternyata kurang memperoleh dukungan, khususnya, dari Studie ini merupakan badan yang bertujuan mengumpulkan dana untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada bangsa Indonesia dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran di sekolah.golongan priyayi. Usaha Wahidin Sudiro Husodo tersebut, ternyata mempengaruhi jiwa Sutomo, seorang mahasiswa STOVIA Jakarta.

Dari kampanye tersebut pada tanggal 20 Mei 1908, para mahasiswa STOVIA memproklamasikan berdirinya Budi Utomo. Pada kesempatan itu, Sutomo ditunjuk sebagai ketuanya. Organisasi yang baru berdiri itu menentukan keanggotaannya, dari golongan terpelajar (intelektual). Pada awalnya, Budi Utomo bukanlah organisasi politik. Hal itu dapat dilihat dari tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah;b. Mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-

anak bersekolah;c. Membuka sekolah pertanian;d. Memajukan teknik dan industri;e. Mengupayakan hubungan kekeluargaan atas segenap bangsa Bumi Putera;f. Menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera;g. Menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang

layak.Keunggulan dari dibentuknya Boedi Oetomo bagi bangsa Indonesia adalah meningkatnya

kualitas penduduk di Indonesia. Karena organisasi ini melaksanakan pembelajaran bahasa Belanda. Namun pada awal pembentukan Boedi Oetomo, organisasi ini memiliki berbagai kendala, yaitu :

a. Pembatasan anggota Boedi Utomo hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura;b. Tidak mencampuri urusan politik.

Sejak pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914 sampai 1919 terlihat usaha-usaha Budi Utomo terjun ke bidang politik. Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo :

a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain;b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi;c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia;d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat)e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota Volksraad.

Akan tetapi karena tidak mendapat dukungan masyarakat, maka kedudukan secara politik kurang begitu penting. Namun ada hal yang penting yakni, bahwa Boedi Oetomo merupakan organisasi sosial kebangsaan yang pertama berdiri di Indonesia. Budi Utomo merupakan pelopor organisasi modern. Organisasi ini menjadi model bagi gerakan berikutnya. Walaupun ruang lingkup kegiatan Boedi Oetomo terbatas pada golongan terpelajar dan wilayahnya meliputi Jawa, Madura dan Bali, akan tetapi Boedi Oetomo menjadi tonggak awal kebangkitan nasional. Oleh karena itu tanggal kelahiran Boedi Oetomo, 20 Mei, diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional. Keputusan

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 7

Page 9: Gerakan kebangsaan di indonesia

tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 31 tanggal 16 Desember 1959.

Sarekat Islam (SI)Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama

Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. SDI juga memiliki tujuan seperti yang terumus dalam anggaran dasarnya sebagai berikut :

a. Mengembangkan jiwa berdagang;b. Memberi bantuan kepada para anggotanya yang mengalami kesukaran:c. Memajukan pengajaran dan mempercepat naiknya derajat Bangsa Bumi Putra;d. Menggalang persatuan umat Islam khususnya dalam memajukan kehidupan Agama Islam.

Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, hanya pedagang yang beragama Islam maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam). Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah :

a. Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina;b. Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya;c. Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.

Tujuan yang ingin dicapai oleh Sarekat Islam sesuai anggaran dasarnya melanjutkan tujuan dari Sarekat Dagang Islam dengan berbagai perubahan dan penambahan seperlunya adalah :

a. Mengembangkan jiwa berdagang;b. Memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran;c. Memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera;d. Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam;e. Tidak bergerak dalam bidang politik;f. Menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.

Keunggulan dari dibentuknya Sarekat Islam bagi bangsa Indonesia adalah melawan kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Namun, ketika Sarekat Islam memasuki ranah politik. Sarekat Islam tidak bergerak kembali dalam bidang sosial dan budaya.

Perkembangan Sarekat Islam amat mengkhawatirkan Belanda. Dalam rangka memantapkan keberadaan Sarekat Islam, ada upaya untuk mendapatkan badan hukum dari Pemerintah Kolonial Belanda. Karena itu, Sarekat Islam mengajukan badan hukum. Keinginan tersebut, ternyata ditolak oleh Belanda, yang memperoleh badan hukum justru Sarekat Islam lokal, sehingga terjadi perpecahan diberbagai daerah.

Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horizontal. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia. Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan surat kabar yang bernama Utusan Hindia.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 8

Page 10: Gerakan kebangsaan di indonesia

MuhammadiyahMuhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal

18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H) oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah :

a. Memajukan pengajaran berdasarkan agama Islam;b. Memajukan pengertian ilmu agama dan hidup menurut peraturan agama Islam;c. Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.

Dalam rangka mencapai mencapai cita-citanya itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya sebagai berikut :

a. Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan ) dengan pengajaran agama dan kurikulum yang modern;

b. Mendirikan dan memelihara masjid;c. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU);d. Mendirikan rumah yatim piatu;e. Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan;f. Mendirikan Badan Wakaf;g. Tabliq Islam.

Keunggulan dari dibentuknya Muhammadiyah bagi bangsa Indonesia adalah meningkatkan prestasi bangsa indonesia dengan cara membangun lembaga-lembaga pendidikan. Namun, karena pendidikan terlalu bersifat keagamaan Islam, bangsa Indonesia sangat sedikit mendapat pendidikan yang berguna untuk meningkatkan intelektual.

Jadi Muhammadiyah merupakan perkumpulan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam Konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan Barat sehingga khawatir kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para ulama mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. Gerakan NU dipelopori oleh K.H. Hasyim Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk dari pemerintah kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat Konfrontatif (menentang).

Indische Partij (IP)Indische Partij didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga

Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi), khususnya antara keturunan Belanda Murni (Totok) dengan orang Belanda Campuran (Indo). Tujuan yang ingin dicapai oleh Indische Partij adalah membangun patriotisme sesama “Indiers” terhadap tanah air yang memberi lapangan hidup kepada mereka. Tujuannya adalah bekerja sama atas dasar persamaan ketatanegaraan dalam memajukan tanah air.

Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan cara-cara sebagai berikut :a. Memelihara nasionalisme dengan cara meresapkan cita-cita kesatuan bangsa Indonesia;b. Memberantas rasa kesombongan rasial;c. Memberantas usaha-usaha untuk membangkitkan kebencian antar-agama;d. Berusaha mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Indonesia (Hindia);e. Memperbesar pengaruh pro Hindia (Indonesia) di dalam pemerintahan;

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 9

Page 11: Gerakan kebangsaan di indonesia

f. Memperbaiki ekonomi rakyat Indonesia dengan memperkuat mereka yang lemah ekonominya.Douwes Dekker melihat adanya perlakuan diskriminatif antara keturunan Belanda murni dan

kaum Indo. Douwes Dekker menginginkan jangan sampai ada perbedaan yang mencolok antara Belanda dan pribumi. Melalui karangannya yang dimuat di majalah Het Tijdschrift dan De Express, sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia. Ia melancarkan propagandanya mengenai program “Hindia” untuk setiap gerakan politik yang sehat.

Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya. Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. Indische Partij membentuk komite yang disebut Komite Bumiputra. Komite ini mengirimkan telegram kepada Ratu Belanda yang isinya mengusulkan pencabutan pasal III RR (Reglemenop het beleidder Regeering) tentang pembentukan majelis perwakilan rakyat tuntutan jaminan kebebasan berpendapat di daerah jajahan.

Dalam upaya mempertahankan keberadaannya sebagai organisasi, para pemimpinnya berupaya agar mendapatkan pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi usaha itu gagal karena pemerintah Hindia Belanda dengan segala cara selalu melarang berdirinya organisasi yang dianggap membahayakan. Walaupun Indische Partij sudah bubar, jiwa dan semangatnya banyak memberi inspirasi dalam rangka menegakkan jiwa kebangsaan.

Gerakan PemudaOrganisasi pemuda kedaerahan merupakan titik awal pertumbuhan bangsa dan awal proses

dari integrasi nasional. Setelah kepengurusan Budi Utomo banyak dipegang oleh golongan tua, maka para pemuda mempunyai gagasan untuk membentuk suatu perkumpulan khusus bagi para pemuda. Diawali dengan berdirinya Tri Koro Dharmo, ini adalah murid-murid sekolah menengah yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur saja sehingga Tri Koro Dharmo yang kemudian menjadi Jong Java, maka bermunculan organisasi-organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Celebes (Sulawesi), Timorsch Verbound, dan lain-lain. Berikut adalah contoh dari gerakan pemuda :

1. Tri Koro DharmoPada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta didirikan organisasi pemuda bernama Tri Koro

Dharmo oleh Dr. R. Setiman Wiryosanjoyo, Suradi Wongsonegoro dan Soetono. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa Tengah dan Jawa Timur saja, sehingga Tri Koro Dharmo bersifat Jawa sentris. Oleh karena itu, pemuda-pemuda Sunda, Madura, dan Bali enggan memasuki organisasi ini. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti Tiga Tujuan Mulia, yaitu Sakti, Budhi, dan Bakti. Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya :

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 10

Page 12: Gerakan kebangsaan di indonesia

a. Tempat latihan bagi calon-calon pemimpin bangsa atas dasar cinta tanah air.b. Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda,

Madura, Bali, dan Lombok;c. Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan.

Namun keanggotannya terbatas, hanya para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.Tri Koro Dharmo juga memiliki asas-asas seperti berikut :

a. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.

b. Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.c. Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.

Keunggulan dari gerakan pemuda ini adalah semangat dalam menegakkan jiwa kebangsaan. Namun, praktek dari membentuk semangat dalam menegakan jiwa kebangsaan terbatas, hanya untuk ras-ras tertentu saja yang dapat merasakannya. Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro Dharmo.

Dalam Kongres I di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 terdapat dua keputusan penting.a. Tri Koro Darmo berubah nama menjadi Jong Java;b. Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya agar dapat mebangun persatuan

Jawa Raya dengan cara mempererat persatuan, menambah pengetahuan anggota dan menumbuhkan cinta pada budaya sendiri.Sebagai ketua terpilih dalam organisasi ini adalah Sukiman Wiryosanjoyo.

Ketika Samsuridjal menjadi ketua, organisasi Jong Java mengarah ke masalah politik dan tidak netral terhadap agama.

Setelah Kongres VIII pada tanggal 28 Desember 1925 – 2 Januari 1926 di Bandung, Jong Java turut meningkatkan persatuan dan cita-cita Indonesia merdeka. Mulai Kongres tersebut, Jong Java praktis terjun ke dunia politik.

2. Jong Sumatranen BondJong Sumatranen Bond didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Gedung

Volkslecture Jakarta oleh 150 orang pemuda Sumatra yang sedang belajar di Jakarta. Melalui keberadaan organisasi kepemudaan ini lahir kesadaran bahwa nantinya mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Tujuan dari organisasi ini adalah :

a. Mempererat ikatan antarpemuda pelajara asal Sumatera di Jakarta;b. Membangkitkan perhatian para anggota dan yang lain untuk menghargai adat

istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian, dan sejarah Sumatera.Dalam perkembangannya Jong Sumatren Bond memiliki banyak anggota yang

tersebar di kota-kota lain seperti Bogor, Bandung, Serang, Sukabumi, Purworejo, Padang, dan Bukittinggi. Dari hasil godokan Jong Sumatranen Bond inilah lahir pemimpin Bangsa seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 11

Page 13: Gerakan kebangsaan di indonesia

3. Jong AmbonSejak tahun 1908 orang-orang Ambon mulai membentuk organisasi. Organisai yang

terbentuk adalah Wihelmina, Ambonsch Studifonds, dan Ambon Bons. Akan tetapi organisasi pemuda Jong Ambon baru dibentuk pada tahun 1918. Di beberapa kota banyak berdiri organisasi orang-orang Ambon. Oleh karena itu pada tanggal 9 Mei 1920 seorang tokoh muda dari Ambon yang berada di Maluku, A.J. Patity mendirikan Sarekat Ambon yang bergerak di bidang politik. Selain tokoh lain dari Ambon yang terkenal adalah Mr. Laturharhary.

4. Jong Minahasa dan Jong CelebesPada tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan Jong Celebes. Kedua

organisasi ini tidak begitu besar. Namun dari hasil pendirian organisasi ini lahir beberapa pemimpin bangsa. Salah satu tokoh yang terkenal dari Minahasa adalah Sam Ratulangie.

5. Jong Sunda dan Jong BetawiPada tahun 1920 para pemuda dari suku Sunda, mendirikan organisasi pemuda

Sunda di Jakarta dengan nama Saekar Rukun. Selain itu pemuda Betawi berhasil membentuk organisasi bernama Pemuda Betawi untuk menghimpun pemuda asli Jakarta di bawah pimpinan Mohammad Husni Thamrin.

6. Jong TimorPara pemuda Timor berkumpul dan mendirikan perserikatan pemuda-pemuda Timor

(Timorsche Verbond) di Makasar, yang diprakarsai oleh J. W. Ammallo pada tahun 1922. Organisasi ini bertujuan membantu anggotanya dan memajukan kebudayaan, ekonomi, dan sosial.

7. Jong Bataks BondPada tahun yang sama dengan berdirinya Jong Timor (Timorsche Verbond) pada

tahun 1922, para pemuda Batak mendirikan Jong Bataks Bond. Organisasi ini merupakan pecahan Jong Sumatranen Bond.

5.6.7. Organsasi Kepanduan

Jumlah organisasi kepemudaan yang semakin banyak mendorong munculnya keinginan untuk membentuk suatu wadah organisasi kepanduan. Dibentuklah organisasi kepanduan, di antaranya Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPY), dan Pandu Pemuda Sumatra (PPS).

Agar organisasi-organisasi kepanduan ini bekerja semakin efetif, dibentuklah Persaudaraan Antara Pandu Indonesia (PAPI) yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan. Karena PAPI dianggap tidak dapat mengakomodasikan aspirasi seluruh organisasi yang terdapat di dalamnya, organisasi-organisasi fusi lain bermunculan. Tahun 1918 didirikan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) sebagai jawaban atas keinginan membentuk wadah kerja sama yang bisa menjadi perekat semua organisasi kepanduan.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 12

Page 14: Gerakan kebangsaan di indonesia

Taman SiswaTaman Siswa didirikan atas prakarsa R.M Suwardi Suryaningrat atau yang lebih terkenal

dengan nama Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922. Taman Siswa berperan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Para pendirinya yakin bahwa pendidikan merupakan resep kemajuan bangsa. Pendidikan memunculkan kaum nasionalis yang akan menggerakkan roda kemajuan bangsa. Meskipun menggunakan sistem pendidikan modern Belanda, tetapi Taman Siswa tidak mengambil kepribadian Belanda. Dengan demikian, anak didiknya tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Para guru Taman Siswa berasal dari para aktivis pergerakan nasional. Tujuan didirikannya Taman Siswa adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendidik dan menggembleng golongan muda serta menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat antipenjajahan;

b. Untuk memajukkan pendidikan.Taman Siswa memiliki tiga semboyan dalam melaksanakan proses pendidikan. Semboyan

tersebut berasal dari bahasa Jawa dan mempunyai arti filosofi tentang peranan seseorang. Berikut ini ketiga semboyan tersebut :

a. Ing Ngarso Sung Tuladha, artinya sebagai contoh suri teladan kepada mereka yang berada di tengah dan di belakang. Ini dimaksudkan guru dapat memberi contoh bila berada di depan;

b. Ing Madyo Mangun Karso, artinya jika berada di tengah-tengah kita harus mampu memberi semangat untuk kemajuan. Ini dimaksudkan guru berada di tengah-tengah dan dapat membangkitkan pikiran;

c. Tut Wuri Handayani, artinya jika di belakang kita harus mampu memberi dorongan. Ini dimaksudkan mewajibkan guru-guru sebagai pemimpin berdri di belakang, memberi kesempatan pada anak didik untuk berjalan sendiri.Keluarnya Wilde Scholen Ordinantie atau Undang-Undang Sekolah Liar membuat perjuangan

Taman Siswa mengalami hambatan. Bagi Taman Siswa, keberadaan UU ini berarti memasung kemajuan sekolah swasta. Taman Siswa berjuang agar UU ini dihapus. Perjuangan penghapusan UU ini didukung oleh beberapa organisasi lainnya, seperti PSII, PNI Baru, Boedi Oetomo, Muhammadiyah, Partindo, dan Premi. Perjuangn mereka berhasil dengan dicabutnya UU Sekolah Liar pada tahun 1933.

Perhimpunan IndonesiaPada tahun 1908 di Negeri Belanda berdirilah organisasi para mahasiswa Indonesia yang

belajar di sana, organisasi itu bernama Indische Vereeniging yang bergerak di bidang sosial. Pendirinya antara lain Sultan Kasayangan Soripada dan seorang penyair dari Jogjakarta, R.N Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia, baik yang pribumi maupun nonpribumi di Negeri Belanda.

Pada tahun 1922 kedatangan tokoh-tokoh tiga serangkai dari Indische Partij seperti Dr. Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, dan Douwes Dekker sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Mereka berhasil mengubah perhimpunan yang dahulu berorientasi sosial diarahkan ke orientasi politik dengan berubah nama menjadi Indonesische

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 13

Page 15: Gerakan kebangsaan di indonesia

Vereniging. Pada rapat umum bulan Januari 1923, Iwa Kusumasumantri sebagai ketua baru dari Indonesische Vereeniging memberi penjelasan bahwa organisasi yang sudah dibenahi ini mempunyai tiga asas pokok yang disebut juga Manifesto Politik, yaitu:

a. Penentuan nasib sendiri;b. Perjuangan mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri;c. Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.

Dalam perkembangannya, kegiatan Indonesische Vereeniging semakin tegas dan radikal. Melalui rapat pada tanggal 3 Februari 1925 akhirnya Indonesische Vereeniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)diganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia, dan sejak itu nama perkumpulan ini menggunakan istilah “Indonesia”.

Sementara itu kegiatan Perhimpunan Indonesia meningkat menjadi nasional hingga demokratis, nonkooperasi dan meninggalkan sikap kerja sama dengan kaum penjajah, bahkan lebih bersifat internasional dan anti kolonial. Jadi asas perjuangan PI adalah Self Help dan non kooperatif, yakni berjuang dengan kekuatan sendiri dan tidak meminta bantuan pemerintah kolonial Belanda.

Partai Komunis IndonesiaPada masa sebelum Perang Dunia I, paham komunis masuk ke Indonesia dibawa oleh

seorang pimpinan buruh Negeri Belanda bernama H.J.F.M. Sneevliet yang masuk ke Indonesia tahun 1913. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain. Paham dari organisasi ini adalah paham Marxisme.

Pada mulanya ISDV tidak berkembang, maka untuk mencari anggota mereka cara menyusup ke tubuh partai-partai lain. Dengan menggunakan strategi infiltrasi atau Block Within, ISDV berhasil menyusup ke tubuh Sarekat Islam dengan mudah. Hal itu terjadi karena terdapat beberapa faktor, yaitu :

a. Adanya kemelut dalam tubuh Sarekat Islam, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal;

b. Adanya indisipliner partai dalam Sarekat Islam, di mana anggota Sarekat Islam yang merangkap anggota ISDV harus keluar dari Sarekat Islam.Hal itu mengakibatkan Sarekat Islam pecah menjadi dua kubu, yaitu Sarekat Islam Merah

dan Sarekat Islam Putih. Dan muncullah pemimpin ranting dalam ISDV yang berhaluan marxisme seperti Semaun dan Darsono. Setelah berhasil menyusup dalam tubuh Sarekat Islam, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat, yaitu :

a. Propagandanya yang sangat menarik;b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan;c. Pandai merebut masyarakat yang tergabung dalam partai lain;d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis;e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.

Pada kongres ISDV 23 Mei 1920, nama ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Selanjutnya pada bulan Desember, berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin Prawirodirdjo (pemimpin Sarekat Islam Merah) dan Musso(dari PKI cabang Jakarta), maka peranan politik PKI semakin luas.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 14

Page 16: Gerakan kebangsaan di indonesia

Setelah merasa semakin mapan dan besar, pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, disusul dengan tindakan kekerasan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra. Dan pemberontakan ini dikenal sebagai Pemberontakan PKI 1926. Pemberontakan ini dirancang oleh tokoh-tokoh PKI seperti Sardjono, Budi Sutipto dan Sugono. Namun, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas.

Pemberontakan PKI ini mengakibatkan ribuan rakyat berhasil dihasut untuk ikut serta dalam pemberontakan sehingga sekitar 13.000 orang tertangkap, mereka yang dihukum sejumlah 4.500 orang, dan yang dibuang ke Tanah Merah, Digul Atas, Irian Jaya sekitar 1.300 orang. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak memiliki ruang gerak. Oleh Pemerintah Hindia Belanda, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya.

Partai Nasional IndonesiaBerdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club. Salah

satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Pada tahun 1925, Ir. Soekarno mendirikan perkumpulan Algeemene Studie Club di Bandung. Atas insiatif perkumpulan ini maka pada tanggal 4 Juli 1927 berdirilah partai politik baru yaitu Partai Nasional Indonesia. Para pendirinya adalah Ir. Soekarno, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, dan Dr. Samsi. Dari 8 orang pendiri ini, 5 orang merupakan mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda. Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks.

Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut :

a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa;b. PKI sebagai partai massa telah dilarang;c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung

Karno).Adapun tujuan dari dibentuknya Partai Nasional Indonesia atas inisiatif perkumpulan

Algeemene Studie Club mencapai Indonesia merdeka. Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas, yaitu :

a. Self Help, yang berarti berjuang dengan usaha sendiri;b. Noncooperative, yang berarti tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda;c. Antipati, yang berarti tidak ada belas kasihan pada pemerintah kolonial Belanda.

Kongres Partai Nasional Indonesia yang pertama diadakan di Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928. Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut :

a. Susunan program yang meliputi :i. Bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,

ii. Bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.b. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi ;c. Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan

sendiri, antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya ;

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 15

Page 17: Gerakan kebangsaan di indonesia

d. Menetapkan Ir. Soekarno sebagi ketua Partai Nasional Indonesia.Kemajuan yang dicapai PNI dalam waktu relatif singkat dan sikapnya yang nonkooperatif

sangat mencemaskan pemerintah Belanda. Kekhawatiran pemerintah Belanda makin bertambah setelah tersiar isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada tahun 1930. Untuk mengantisipasinya, pemerintah Belanda melakukan penangkapan dan pengeledahan terhadap tokoh-tokoh PNI. Pada 29 Desember 1929 Ir. Soekarno dan kawan-kawannya ditangkap di Yogyakarta dan dibawa ke Bandung. Ir. Soekarno membela diri dengan membacakan tulisannya yang terkenal “Indonesia Menggugat”. Dalam pidato pembelaannya, Ir. Soekarno mengatakan “kini sudah semakin jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan kaum intelektual dan komunis saja, tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang di dalm batinnya telah menderita. Revolusi Indonesia adalah revolusi zaman sekarang, bukan revolusi sekelompok kaum intelektual tetapi revolusinya bagian terbesar dari rakyat dunia yang terbelakang dan diperbudak.” Para pemimpin PNI akhirnya dijatuhi hukuman penjara dengan dakwaan melakukan perbuatan mengganggu ketertiban dan menentang pemerintah.

Penangkapan Ir. Soekarno membuat kaum nasional merasa sangat terpukul. Oleh sebab itu, pada kongres luar biasa di Jakarta April 1931 PNI akhirnya dibubarkan. Hal itu dilakukan demi keselamatan para anggotanya. Mantan anggota PNI mendirikan Partai Indonesia (Partindo) pada 1 Mei 1931 dengan ketuanya Sartono. Sementara Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan kawan-kawannya mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.

Partai Indonesia Raya (Parindra)Di surabaya terdapat kelompok studi Indonesia yang banyak berjasa dalam pergerakan

nasional, khususnya di daerah Jawa Timur. Kelompok studi ini kemudian mengubah namanya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) pada tahun 1930. Persatuan Bangsa Indonesia memiliki arah bidang politik dengan sasaran masyarakat pedesaan dan menjalin kerjasama dengan Boedi Oetomo, Serikat Sumatra, Ambon dan lain-lain. PBI merupakan salah satu cikal bakal dari Parindra.

Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan Fusi (gabungan) dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Asas politik Parindra adalah Insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi luwes.

Kepengurusan Parindra pada awal terbentuknya organisasi ini adalah Dr. Sutomo sebagai Ketua dan K.R.M.H Wuryaningrat sebagai Wakil Ketua. Sedangkan Kepala Departemen Politik dalam Pengurus Besar Parindra adalah Moh. Husni Thamrin. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di Volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil Volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam Volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah Inlandeer menjadi Indonesier. Selain perjuangan melalui Volksraad Parindra juga melakukan beberapa usaha, antara lain sebagai berikut :

a. Di bidang pertanian dengan mendirikan Perhimpunan Rukun Tani untuk membantu kehidupan petani dan mendirikan Bank Nasional Indonesia;

b. Di bidang pelayaran dengan membentuk Rukun Pelayaran Indonesia.Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya dengan membentuk Indonesia yang mulia

dan sempurna. Parindra mengambil jalan kooperatif. Tujuannya untuk menghindar agar jangan sampai dibubarkan pemerintah kolonial Belanda.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 16

Page 18: Gerakan kebangsaan di indonesia

Gabungan Politik Indonesia (GAPI)Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo

Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda.

Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah federasi Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Pembentukan GAPI didasari beberapa alasan sebagai berikut :

a. Kegagalan petisi atau usul Sutarjo;b. Kepentingan internasional akibat timbulnya fasisme;c. Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.

GAPI lahir sebagai hasil kesepakatan di antara organisasi-organisasi seperti PSII, Gerindo, PII, Pasundan, Persatuan Minahasa, dan Partai Katholik. Kesepakatn juga menghasilkan rumusan bahwa organisasi-organisasi anggotanya tetap memiliki otonomi melaksanakan programnya masing-masing. Tujuan GAPI adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga GAPI mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Jika timbul perselisihan antarpartai, GAPI akan bertindak sebagai juru damai.

Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindro)Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937. Tokoh-

tokoh partai ini adalah para pemimpin Partindo yang dibubarkan pada tanggal 18 November 1936. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:

a. Mencapai Indonesia Merdeka;b. Memperkokoh ekonomi Indonesia;c. Mengangkat kesejahteraan kaum buruh;d. Memberi bantuan bagi kaum pengangguran;e. Mencapai kemerdekaan di bidang ekonomi, sosial, dan politik.

Dalam waktu singkat, partai ini berkembang dengan cepat dan memperoleh posisi yang kuat sebagai partai yang berhaluan nasional anti-fasis. Dengan menggunakan taktik kooperasi, Gerindo melakukan aksi perjuangannya. Perkembangan Gerindo selalu diawasi pemerintah kolonial Belanda, dan pada saat Jepang masuk ke Indonesia partai ini dibubarkan.

Fraksi NasionalPerjuangan bangsa Indonesia juga dilakukan wakil-wakil partai yang duduk dalam Volksraad.

Dengan dipelopori oleh Moh. Husni Thamrin maka pada tanggal 27 Januari terbentuklah Fraksi Nasional di Jakarta yang beranggotakan 10 orang anggota Volksraad dengan ketua Moh. Husni Thamrin. Terbentuknya Fraksi Nasional ini didorong oleh beberapa hal, di antaranya tindakan keras pemerintah kolonial Belanda terhadap gerakan politik dengan memperlakukan yang sama antara

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 17

Page 19: Gerakan kebangsaan di indonesia

gerakan yang bersifat nonkooperasi maupun kooperasi. Fraksi nasional mempunyai tujuan untuk menjamin adanya kemerdekaan nasional yakni :

a. Mengusahakan perubahan-perubahan ketatanegaraan;b. Berusaha menghapuskan perbedaan-perbedaan politik, ekonomi, dan intelektual sebagai

antithese colonial;c. Mengusahakan kedua hal tersebut di atas dengan cara-cara yang tidakbertentangan dengan

hukum.Kegiatan yang dilakukan Fraksi Nasional antara lain pembelaan terhadap para pemimpin PNI

yang ditangkap tahun 1930. Di samping itu, juga menentang pemborosan anggaran pertahanan pemerintah kolonial karena akan mematikan pergerakan nasional. Dilihat dari perjuangannya, Fraksi Nasional ini bersifat radikal. Perjuangan melalui Volksraad ini tidak memuaskan dan suara Fraksi Nasional terpecah dalam menanggapi Petisi Sutarjo.

Gerakan WanitaSampai pada pertengahan abad ke 19, peranan wanita Indonesia sangat kecil dibandingkan

dengan laki-laki. Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan kaum wanita di Indonesia dirintis oleh R.A. Kartini (1879 - 1904) dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Boedi Oetomo. Perjuangan R.A.Kartini memunculkan semangat nasionalisme bagi kaum wanita. Sebagai penerus R.A. Kartini adalah Dewi Sartika (1884 - 1974) dari Jawa Barat.

Berkat cita-cita R.A. Kartini, munculah gerakan-gerakan penididikan wanita di Indonesia, antara lain sebagai berikut :

1. Putri MardikaPutri Mardika berdiri di Jakarta pada tahun 1912. Perkumpulan Putri Mardika ini

bertujuan untuk mencari dana bagi gadis-gadis yang ingin melanjutkan pelajaran dan memberi nasihat bagi kaum putri.

2. Kartinifonds (Dana Kartini)Perkumpulan ini didirikan oleh pasangan suami istri C. Th. Van Deventer. Salah satu

usahanya adalah mendirikan “Sekolah Kartini”. Sekolah Kartin” didirikan pertama kali di Semarang pada tahun 1913.

3. Keoetamaan IstriKeoetamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya. Perkumpulan ini

menaungi sekolah-sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika.4. Kerajinan Amai Setia

Organisasi ini berdiri di Kota Gadang, Sumatra Barat pada tahun 1914, didirikan oleh Rohana Kudus. Tujuan perkumpulan ini untuk meningkatkan derajat kaum wanita melalui pendidikan, membaca, menulis, berhitung maupun membuat kerajinan tangan.

5. Keoetaman Istri Minangkabau Organisasi ini bertujuan menyebarluaskan pengetahuan umum, pendirikan sekolah

industri, dan kerajinan wanita.6. Aisiyah

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 18

Page 20: Gerakan kebangsaan di indonesia

Organisasi ini didirikan pada tanggal 22 April 1917 oleh Siti Wardah (Ny. Ahmad Dahlan). Aisiyah adalah organisasi wanita di bawah naungan Muhammadiyah. Tujuan organisasi ini untuk meningkatkan pendidikan keagamaan dan menanamkan rasa kebangsaan bagi kaum wanita.Dalam perkembangannya sejak tahun 1920 organisasi-organisasi kewanitaan tersebut mulai

terlibat dalam gerakan politik. Muncul perkumpulan yang lebih radikal dan nonkooperatif dengan pemerintah Belanda, seperti Perkumpulan Istri Sedar. Tujuannya meningkatkan kesadaran kaum wanita dan mulai menginginkan kemerdekaan bagi bangsanya. Perkumpulan ini menghimbau agar perempuan jangan hanya memikirkan pendidikan dan rumah tangga, namun juga harus ikut dalam kegiatan politik. Organisasi ini turut aktif dalam berbagai aksi sepeti aksi menentang poligami.

Hal ini terbukti dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada tanggal 22 - 25 Desember 1928. Tujuan Kongres Perempuan I adalah sebagai berikut ;

a. Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita;b. Menyatukan organisasi-organisasi wanita yang beraneka ragam.

Kongres Perempuan I membicarakan masalah persatuan di kalangan wanita, masalah wanita dalam keluarga, masalah poligami dan perceraian serta sikap yang harus diambil terhadap kolonialisme Belanda. Keputusan terpenting dalam kongres tersebut adalah mendirikan gabungan perkumpulan wanita yang disebut Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI). Kongres Perempuan I besar pengaruhnya dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk identitas kebangsaan, yaitu :

a. Kongres Perempuan I merupakan kebangkitan kesadaran nasional di kalangan wanita. Di samping berperan penting dalam keluarga atau masyarakat, wanita juga berperan penting dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Bangsa dan Negara;

b. Kongres Perempuan I membuka kesadaran kaum wanita untuk ikut berjuang dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain.Kongres Permpuan II diadakan di Jakarta pada tanggal 22 Desember 1930. Tanggal tersebut

kemudian dikukuhkan sebagai Hari Ibu.

Pemufakatan Perhimpunan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)Organisasi pergerakan di Indonesia masih melangkan sendiri-sendiri. Kesadaran untuk

mempersatukan semua pergerakan di bawag satu paying masih kurang. Beberapa tokoh pergerakan seperti Soekarno (PNI0 dan Sukiman Wirjosandjojo (PSI) ingin mendirikan sebuah federasi dari organisasi politik dan pergerakan di Indonesia, namun gagal.

Gagasan untuk menyatukan pergerakan kebangsaan dan partai politik di bawah satu payung akhirnya tercapai setelah diadakan rapat di Bandung pada tanggal 17 – 18 Desember 1927. PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu :

a. Menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya;b. Menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia;c. Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia;d. Menyatukan aksi dalam menghadapi imperialisme Belanda.

Sebagai suatu federasi dari gerakan kebangsaan, PPPKI mampu mengordinasikan gerakan yang ada, baik yang radikal maupun yang moderat. Upaya PPPKI yang memberikan sumbangan terhadap perjuangan Bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 19

Page 21: Gerakan kebangsaan di indonesia

a. PPPKI mendirikan badan yang bertugas memberikan bantuan terhadap pembebasan pelajar di negeri Belanda;

b. PPPKI mengadakan rapat tahun 1930 karena terjadinya penangkapan terhadap para pemimpin Frond Nasional yang diharapakan dapat memberikan bantuan terhadap keluarga yang ditinggalkan;

c. PPPKI ikut menghadiri Kongres Indonesia Raya tahun 1932. Dalam kongres itu diusahakan peredaan ketegangan diantara organisasi-organisasi politik yang ada di Indonesia.Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih

kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan tersebut :a. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya;b. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal;c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.

Kongres PemudaSebelumnya telah diuraikan keberadaan tentang banyaknya organisasi kepemudaan. Untuk

menyamakan persepsi, akhirnya berbagai organisasi pemuda sepakat mengadakn kongres pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926 di Jakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh wakil-wakil dari organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Islamiten Bond, Sekar Rukun, Jong Batak, dan Jong Minahasa. Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Tujuan Kongres Pemuda I adalah sebagai berikut :

a. membentuk badan sentral organisasi kepemudaan;b. memajukan paham persatuan kebangsaan;c. mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.

Dengan susunan kongres sebagai berikut : Susunan Panitia Kongres Pemuda I :

i. Ketua : M. Tabraniii. Wakil Ketua : Sumarto

iii. Sekretaris : Jamaludiniv. Bendahara : Suwarsov. Anggota : Bahder Johan, Yan Taole Soelehul, Paul Pinontuan,

Hammami, Sarbini, Sanusi Pane Tujuan Kongres : Menanamkan semangat kerjasama antara perkumpulan

pemuda di Indonesia untuk menjadi dasar bagi persatuan Indonesia.

Hasil Kongres :i. Mempersiapkan Kongres Pemuda Indonesia II;

ii. Mengusulkan sernua perkumpulan pemuda agar bersatu dalam satu organlsasl pemuda Indonesia.

Hal yang menjadi agenda pembicaraan adalah tentang usulan bahasa Indonesia yaitu bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Mengenai usulan fusi untuk semua perkumpulan pemuda, tidak ada keputusan. Seusai kongres, para pemuda semakin menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia hanya akan dicapai melalui persatuan. Dan para pemuda semakin tergerak untuk menindaklanjuti dengan melakukan kongres berikutnya. Oleh karena itu, setelah diawali pertemuan pendahuluan terbentuklah susunan panitia seperti berikut :

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 20

Page 22: Gerakan kebangsaan di indonesia

Ketua : Sugondo Joyopuspito Wakil ketua : Djoko Marsaid Sekretaris : Mohammad Yamin Bendahara : Amir Syarifudin Pembantu : Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk, J. Leimena, Rohjani.

Kongres Pemuda I ini menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia walaupun rumusannya belum jelas. Kongres juga belum berhasil membentuk suatu organisasi fusi dari berbagi organisasi pemuda, tetapi usaha ke arah it uterus berlanjut.

Kongres Pemuda II berlangsung sejak tanggal 27 - 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II diadakan sebanyak tiga kali rapat, yaitu :

a. Rapat pertama, di gedung Katolik Jonglingen Bond di Waterloopein;b. Rapat kedua, tanggal 28 Oktober pagi, di gedung Oost Java Bioscoop, di Koningsplein Noord;c. Rapat ketiga, tanggal 28 Oktober malam, di gedung Indonesische Clubhuis di Jakarta.

Di ruang utama gedung Indonesische Clubhuis (rumah perkumpulan Indonesia), sejak tanggal 20 Mei 1974 ditetapkan sebagai gedung Sumpah Pemuda. Kongres ini terlaksana atas inisiatif dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) dan Pemuda Indonesia. Ketua kongres ini adalah Sugondo Joyopuspito dan dihadiri oleh kurang lebih 750 pemuda yang berasal dari organisasi kepemudaan di Indonesia. Keputusan-keputusan Kongres Pemuda II adalah sebagai berikut :

a. Mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda;b. Menetapkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan;c. Menetapkan sang Merah Putih sebagai bendera Indonesia;d. Melebur semua organisasi pemuda menjadi satu dengan nama Indonesia Muda.

Kongres ini melahirkan semangat nasionalisme yang lebih tinggi dari kongres pemuda sebelumnya. Utusan para pemuda mengucapkan sumpah setia “satu nusa satu bangsa, dan satu bahasa”. Kongres Pemuda II berjalan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang sangat penting untuk modal perjuangan selanjutnya. Keputusan itu dikenal sebagai “Sumpah Pemuda”. Isi dari Sumpah Pemuda adalah : Pertama : Kami poetra dan poetri indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, Tanah

Indonesia. Kedua : Kami poetra dan poetri indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, Bangsa

Indonesia. Ketiga : Kami poetra dan poetri indonesia mengakoe mendjoendjoeng bahasa persatoean,

Bahasa Indonesia.Pernyataan dalam Sumpah Pemuda itu merupakan perwujudan dari identitas nasional.

Rumusan itu menjadi pemersatu dalam tekad melawan penjajah Belanda dan meraih rangka kemerdekaan. Cita-cita dan tekad itu menjadi kenyataan setelah dua dasawarsa kemudian.

Gerakan Kebangsaan di Indonesia | 21