kementerian pertahanan republik indonesia … filekonsensus dasar bangsa, dan nilai-nilai kebangsaan...

75

Upload: lynhi

Post on 10-Mar-2019

305 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap
Page 2: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL POTENSI PERTAHANAN

NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA YANG BERSUMBER DARI

EMPAT KONSENSUS DASAR BANGSA - Konsensus Dasar Bangsa

- Pancasila Sebagai Ideologi Negara

- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sebagai Konstitusi Negara

- Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Sesanti Bangsa Indonesia

UNTUK

KADER BELA NEGARA

Page 3: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

JAKARTA 2015 KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka tersusunlah Bahan Pembelajaran (Hanjar) “Nilai-Nilai Dasar Kebangsaan Indonesia”. Bahan Pembelajaran ini berisi antara lain Landasan Pemikiran, Esensi Nilai-Nilai yang bersumber dari Empat Konsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia.

Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

warga negara atau norma-norma kebaikan yang terkandung dan menjadiciri kepribadian bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila, Undang Undang dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggai Ika yang dicerminkan dari sikap dan perilaku setiap warga negara sebagai bangsa Indonesia yang senantiasa mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tanpa mengesampingkan tanggung jawab untuk menghargai bangsa dan negara lain.

Hanjar ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta Pembentukan

Kader Bela Negara untuk memahami tentang nilai-nilai dasar kebangsaan Indonesia serta pokok bahasan yang terkandung di dalamnya. Nara Sumber yang mengampu bahan pembelajaran ini wajib memberikan kesempatan kepada peserta untuk membaca referensi/buku-buku lain yang relevan dengan materi ini. Hanjar ini adalah sebagai suatu referensi pembelajaran yang diambil dari berbagai sumber baik dari literatus, kepustakaan, dan internet.

Semoga hanjar ini bermanfaat bagi peserta Pembentukan Kader

Bela Negara selama mengikuti proses pembelajaran di lembaga ini dan menambah wawasan ilmu pengetahuan sehingga mampu mengembangkan dan mengimplementasikan dengan baik.

Jakarta, September 2015

Direktur Jenderal

Potensi Pertahanan,

Dr. Timbul Siahaan

Page 4: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar .................................................................................. i

Daftar Isi ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ......................................................... 1

2. Maksud dan Tujuan .................................................. 7

3. Pengertian-Pengertian .............................................. 7

4. Ruang Lingkup ......................................................... 9

5. Sistematika ............................................................... 9

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN

6. Umum ........................................................................ 11

7. Landasan Historis ....................................................... 11

8. Landasan Filosofis ..................................................... 22

9. Landasan Yuridis ....................................................... 22

10. Landasan Sosiologis ................................................ 27

11. Landasan Kultural ...................................................... 29

12. Landasan Teori .......................................................... 30

BAB III ESENSI NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA YANG

BERSUMBER DARI EMPAT KONSENSUS DASAR

BANGSA

13. Konsensus Dasar Bangsa ........................................ 32

14. Pancasila Sebagai Ideologi Negara .......................... 35

15. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 Sebagai Konstitusi Negara .................... 40

16. Negara Kesatuan RepublikIndonesia Sebagai Bentuk

Negara ...................................................................... 46

17. Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Sesanti Bangsa

Indonesia .................................................................. 52

Page 5: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

BAB IV NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA

18. Hakekat Nilai-Nilai Kebangsaan ................................ 59

19. Nilai-Nilai Kebangsaan Sebagai Kristalisasi Nilai Yang

Terkandung Dalam Konsensus Dasar Bangsa ......... 60

BAB V PENUTUP .......................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 68

Page 6: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 1

BUKU INDUK

TENTANG

NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA

(HASIL REVISI)

YANG BERSUMBER DARI EMPAT KONSENSUS DASAR BANGSA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah perjalanan bangsa Indonesia sejak Proklamasi 17 Agustus

1945 hingga saat ini menunjukkan dinamika yang cukup tinggi. Dalam

penyelenggaraan pemerintahan negara selama lebih dari 67 tahun

ternyata masih diwarnai oleh berbagai kemelut politik yang diwarnai oleh

kepentingan kelompok atau golongan, dan diantaranya telah berkembang

menjadi gangguan keamanan yang berpengaruh terhadap stabilitas

nasional. Perbedaan paham dan benturan politik pada tataran elit sebagai

akibat perbedaan visi dalam pengelolaan sistem kenegaraan, dengan

mudah merambah ke dalam kehidupan masyarakat tingkat bawah (grass-

root), sehingga berpengaruh negatif terhadap kadar hubungan sosial

masyarakat. Masyarakat menjadi tersegmentasi oleh berbagai

kepentingan maupun sentimen-sentimen kedaerahan, keagamaan serta

ideologis. Akibatnya, kondisi persatuan menjadi menurun dan kesatuan

bangsa menjadi semakin renggang. Di sisi lain, benturan kepentingan

politik yang terjadi menjadi faktor yang sangat menghambat kemajuan

bangsa, karena terabaikannya proses pembangunan nasional sebagai

upaya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dalam rangka mencapai

masyarakat adil dan makmur.

Belajar dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia mulai dari

tumbuhnya kesadaran kebangsaan hingga memasuki era perjuangan

kemerdekaan, seharusnya segenap bangsa Indonesia menyadari, bahwa

hanya dengan bersatu, yaitu mengutamakan kehendak bersama dan demi

Page 7: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 2

satu tujuan bersama pula bangsa ini berhasil mewujudkan cita-citanya,

yaitu merdeka dan lepas dari belenggu kekuasaan penjajahan. Oleh

karena itu dengan kesadaran tersebut bangsa Indonesia dalam

memperjuangkan cita-cita nasionalnya narus senantiasa menjunjung

tinggi rasa persatuan dan rela berkorban demi bangsa dan negaranya.

Sejarah telah membuktikan, bahwa ketika bangsa ini melupakan

tujuan bersamanya serta dengan sadar telah mengingkari konsensus

nasional yang dilandasi oleh kehendak bersama, maka yang terjadi

adalah timbulnya berbagai bentuk konflik sosial, perlawanan dan

pemberontakan bersenjata serta munculnya ide-ide dan gerakan

separatis. Akibatnya adalah, bahwa pembangunan dalam berbagai aspek

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi terhambat.

Hal yang paling meresahkan adalah semakin menguatnya sentimen-

sentimen kedaerahan yang dipicu oleh anggapan kurang mendapatkan

perlakuan secara adil dari pemerintah akibat dari diundangkannya

Undang-undang tentang Otonomi Daerah, sehingga beban penderitaan

yang harus ditanggung oleh rakyat semakin terasa.

Kesadaran kebangsaan yang dipelopori oleh generasi muda

Indonesia pada jamannya, yang kemudian telah melahirkan dan

mendorong diwujudkannya cita-cita kemerdekaan Indonesia, pada

dasarnya tumbuh dan berkembang oleh dorongan kehendak bersama dari

seluruh komponen masyarakat (bangsa Indonesia) yang berbeda suku,

etnis, agama, budaya yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.

Tujuannya, tidak lain adalah demi mewujudkan keinginan untuk

membangun satu masyarakat baru yang besar dalam satu kesatuan yang

utuh yaitu bangsa (Indonesia). Sebagaimana dikatakan oleh Presiden

Soekarno dalam amanatnya pada peresmian Lembaga Ketahanan

Nasional di Istana Negara, Jakarta, tanggal 20 Mei 1965 (Naskah

Dokumen Departemen Penerangan RI), yang menyitir teori Ernest Renan

maupun Otto Bauer, bahwa “Bangsa (Nation) adalah jiwa yang

mengandung kehendak untuk bersatu dan hidup bersama (the desire to

live together). Bangsa adalah juga merupakan masyarakat dengan

Page 8: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 3

kesatuan spirit/karakter (Karakter Gemeinschaft) ”. Di samping itu, Bung

Karno menegaskan betapa pentingnya Geopolitik, sehingga tidak hanya

keutuhan bangsa yang penting, tetapi juga keutuhan tanah air.

Sikap dan cara pandang Bung Karno, seperti halnya dengan para

pencetus ide kebangsaan Indonesia lainnya, menunjukkan suatu

kesadaran yang sungguh-sungguh, bahwa bangsa Indonesia yang akan

dibangun dan dicita-citakan adalah sebuah himpunan dari berbagai ragam

masyarakat budaya, adat, bahasa lokal/daerah, bahkan juga agama dan

keyakinan yang berbeda-beda dan majemuk.

Dari pandangan para pendiri bangsa dan negara (founding-fathers)

tampak jelas, bahwa ide kebangsaan Indonesia sejak semula tidak

diniatkan untuk menyatukan segala bentuk keragaman dan kemajemukan

yang ada dalam kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan

masyarakat yang seragam atau unifikasi. Keanekaragaman warna lokal

justru ingin tetap dijaga dan dipelihara, karena sangat disadari bahwa

keragaman itu merupakan kekuatan lokal, sekaligus sebagai kekuatan

seluruh bangsa. Disadari pula, bahwa bangsa yang akan lahir itu akan

hidup dan tinggal bersama dalam satu kesatuan wilayah (negara), yang

dalam kenyataannya (realita geografik) merupakan kumpulan pulau-pulau

yang amat banyak jumlahnya.

Sadar akan kenyataan tersebut, maka kehendak untuk bersatu dan

hidup bersama dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan

harus senantiasa terjaga dan terpelihara oleh bangsa Indonesia.

Kehendak itulah yang merupakan faktor perekat utama dan seharusnya

tetap menjiwai serta menyemangati setiap warga bangsa dalam rangka

menata dan membangun bangsa (nation building) dalam wujud

membangun karakter atau jati diri bangsa (nations character building) dan

membangun sislem kenegaraan (national system building). Ke-bhinneka-

an ini harus tetap berada dalam sanubari dan menjadi spirit dari setiap

warga bangsa Indonesia, yang akan diwariskan dari generasi ke generasi.

Melalui pemikiran yang cerdas dan bijak serta dilandasi kepekaan

nurani yang sangat dalam, para pendiri bangsa (the founding fathers)

Page 9: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 4

berhasil mengangkat nilai-nilai yang terkandung di dalam khasanah

kehidupan masyarakat Indonesia maupun ajaran para leluhur, sebagai

nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan dimaksud

dirumuskan secara konkrit serta disepakati untuk dijadikan landasan dan

pedoman di dalam pembentukan dan penyelenggaraan negara (national

system building) serta di dalam membentuk jati-diri bangsa (nations

character building) sebagai modal dalam menata kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Proses reformasi yang sedang berlangsung saat ini, pada dasarnya

merupakan suatu proses reinventing and rebuilding serta konsolidasi

bangsa Indonesia menuju masyarakat demokratis yang modern dan

sekaligus merupakan kesadaran korektif untuk menata kembali

kehidupannya, agar menjadi lebih baik demi pencapaian tujuan dan cita-

cita nasionalnya. Namun, pada tataran empirik dapat diindikasikan, bahwa

reformasi ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan semula, yaitu

sebagai sebuah proses perubahan yang sistematis dan terukur.

Reformasi yang semestinya berjalan di atas norma dan etika

demokrasi, pada kenyataannya lebih mirip arena adu pembenaran diri

dengan memanfaatkan berbagai macam media massa. Suasana

kehidupan nasional cenderung semakin provokatif dan agitatif (hasutan-

hasutan), sehingga tidak kondusif. Perjuangan kelompok/golongan

dengan label “demi kebebasan” telah melahirkan aneka konflik

kepentingan, baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.

Di sisi lain, tuntutan pemekaran wilayah yang dianggap sebagai

wujud ekspresi kebebasan lokal, dalam praktiknya telah berkembang

semakin rumit dan sulit dikendalikan. Muncullah berbagai bentuk egoisme,

baik yang bersifat kedaerahan, kesukuan, bahkan juga keagamaan,

seringkali mengabaikan prinsip-prinsip keharmonisan dan kerukunan

dalam hidup berbangsa dan bernegara. Hal tersebut merupakan suatu

bukti, bahwa reformasi yang mengusung ide pembaharuan ternyata telah

membawa bangsa ini ke dalam cara berpikir yang semakin mengecil dan

sempit, jauh berbeda dengan semangat para pendahulu yang mau

Page 10: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 5

berpikir membesar dan luas. Lebih memprihatinkan lagi karena dalih

"Menuju Indonesia Baru” justru telah mengubah perilaku (behavior)

masyarakat menjadi sangat kurang menghormati kaidah-kaidah

kehidupan yang pluralis. Konsensus Nasional sebagai manifestasi

kehendak untuk bersatu maupun sebagai satu kesatuan karakter atau jati

diri bangsa Indonesia tidak lagi menjadi pertimbangan utama pada saat

mengambil keputusan atau pun dalam menentukan sikap bersama.

Bila keadaan bangsa ini dibiarkan terus larut ke dalam situasi

sebagaimana gambaran di atas, serta tanpa upaya nyata untuk segera

mengatasinya, dapat dipastikan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa

serta kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan

menjadi semakin rapuh.

Bila kesadaran kebangsaan tidak pernah terpatrikan di dalam

sanubari setiap warga negara, maka cita-cita luhur untuk mewujudkan

Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta

berkehidupan kebangsaan yang bebas itu hanya akan menjadi kenangan

sejarah. Artinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan

Pancasila, sejak awal tumbuhnya kesadaran berbangsa telah

diperjuangkan dengan pengorbanan jiwa dan materi yang tidak ternilai itu,

akan sirna dari muka bumi, tercabik-cabik oleh semangat disintegrasi

yang tak terkendali.

Dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

dalam suasana pembaharuan ini menjadi semakin penting untuk

dicermati, oleh karena besarnya pengaruh budaya, pandangan hidup,

sistem politik, tata nilai dan sistem ekonomi yang berkembang dalam tata

kehidupan masyarakat dunia. Perlu disadari, bahwa pengaruh kehidupan

global tidak sepenuhnya sesuai dengan tata nilai bangsa Indonesia.

Bahkan secara perlahan namun pasti masuknya nilai-nilai baru justru

dapat memudarkan rasa kebangsaan, terutama dalam kehidupan

generasi muda bangsa Indonesia. Pengaruh ini sulit dicegah sebagai

akibat dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta

transportasi yang memungkinkan untuk mengunggah (upload) secara

Page 11: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 6

mudah berbagai informasi dari segala penjuru dunia tanpa penyaring dari

media maya.

Dunia saat ini diwarnai oleh persaingan keras serta berciri saling

ketergantungan sangat tinggi menyangkut kepentingan-kepentingan

politik, ekonomi, Hankam dan sebagainya. Semuanya itu merupakan

tantangan yang harus dihadapi bersama oleh segenap komponen bangsa.

Oleh karena itu, dalam membangun bangsa dan mempersiapkan generasi

bangsa Indonesia untuk mampu bersaing dengan bangsa lain yang lebih

maju guna menjaga dan mempertahankan sumber daya alam serta dalam

memperebutkan potensi pasar ekonomi di tingkat global, kiranya perlu

dibangun kekuatan nasional (national in-corporated) yang dijiwai dan

disemangati oleh suatu kesadaran kebangsaan sebagai landasan moral

pengabdian bagi generasi bangsa Indonesia.

Sebagai wujud kepedulian dan tanggungjawab terhadap nasib

bangsa saat ini dan di masa mendatang, sudah saatnya pemerintah

segera melakukan upaya nyata yang terorganisir, terencana secara

sistematis dan terukur, untuk melakukan langkah pemantapan kembali

nilai-nilai kebangsaan kepada seluruh komponen bangsa. Demi

menanggulangi terkikis-habisnya rasa dan semangat kebangsaan dalam

generasi bangsa Indonesia yang disebabkan oleh dampak negatif yang

timbul dalam proses reformasi serta pengaruh negatif dari nilai-nilai global

yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia.

Pemerintah juga perlu membangun semangat optimisme dan memberikan

penyadaran penuh, bahwa penyimpangan dalam proses reformasi dan

pengaruh negatif nilai-nilai global tersebut semata-mata merupakan

bagian yang tidak bisa dihindari dan harus dilalui dalam rangka proses

konsolidasi demokrasi dan penataan (reinventing) sistem sosial dan

sistem kenegaraan dalam perjalanan bangsa menuju sebuah sistem yang

bersifat kultural, substantif dan permanen.

Tonggak-tonggak sejarah monumental yang dikreasikan/dibuat oleh

kekuatan-kekuatan pembaharu bangsa dalam menghadapi setiap

tantangan jamannya, sehingga selalu dapat mempersatukan bangsa

Page 12: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 7

Indonesia, dari sejak sebelum proklamasi kemerdekaan sampai saat ini,

telah memberikan keyakinan, bahwa proses konsolidasi dalam mencapai

cita-cita dan tujuan nasionai bangsa Indonesia, cepat atau lambat akan

tercapai. Tonggak-tonggak sejarah bangsa yang monumental tersebut,

antara lain sebagai berikut :

a. Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 1908;

b. Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928;

c. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

2. Maksud dan Tujuan

Buku induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia disusun

dengan maksud memberikan panduan dan gambaran yang berisi pokok-

pokok substansi materi yang menjadi core material (materi inti), sebagai

bahan rujukan dalam menyusun buku-buku materi nilai-nilai kebangsaan

yang bersumber dari “Empat Konsensus Dasar Bangsa”.

Disusunnya Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

ini bertujuan untuk memberikan acuan (guidance) dalam merumuskan

substansi materi bahan ajar dalam rangka menyegarkan, menumbuhkan

kembali dan memantapkan rasa kebangsaan, melalui Pemantapan Nilai-

Nilai Kebangsaan yang dilaksanakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional

RI dan instansi pemerintah/non pemerintah terkait lainnya, sehingga dapat

menjangkau seluruh komponen bangsa.

3. Pengertian-Pengertian

a. Bangsa menurut teori klasik yang diangkat oleh Ernest Renan,

adalah jiwa yang mengandung kehendak untuk bersatu atau

hidup bersama, le desir d’etre ensemble. Sedangkan Otto

Bauer menekankan pada kesatuan karakter, eine

Schiksalgemeinshaft erwachsene Karaktergemeinschaft, yakni

himpunan manusia sebagai satu kesatuan karakter. Sesuai

dengan pendapat ini, Soekarno mengatakan bahwa manusia

tidak dapat dipisahkan dari tanah yang dipijaknya. Dengan

Page 13: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 8

demikian pengertian tentang bangsa (menurut Soekarno)

adalah satu kelompok manusia yang tinggal di dalam satu

kesatuan geopolitik (ruang hidup).

b. Pemantapan merupakan proses, cara, perbuatan

memantapkan (meneguhkan, menjadikan stabil: Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1990). Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa pemantapan adalah suatu proses kegiatan yang

mengedepankan upaya-upaya untuk membuat seseorang atau

keadaan menjadi teguh, stabil, dan lebih kokoh, sehingga dapat

berlangsung lebih baik dari sebelumnya untuk menunjang

kehidupan seseorang atau kehidupan bersama sebagai suatu

masyarakat.

c. Rasa Kebangsaan adalah jiwa atau semangat kebangsaan

yang bersumber dari falsafah Pancasila, Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI

1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Sesanti

Bhinneka Tunggal Ika, yang dicerminkan dari sikap dan

perilaku setiap warga negara sebagai bangsa Indonesia yang

senantiasa mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa

serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

d. Nilai-nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri

setiap warga negara atau norma-norma kebaikan yang

terkandung dan menjadi ciri kepribadian bangsa Indonesia

yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila, Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika yang

dicerminkan dari sikap dan perilaku setiap warga negara

sebagai bangsa Indonesia yang senantiasa mengutamakan

persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa

mengesampingkan tanggung jawab untuk menghargai bangsa

Page 14: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 9

dan negara iain. Bagi bangsa Indonesia yang beradab,

kedaulatan (sovereignty) tidak hanya mengandung “privilege”

berupa jurisdiksi untuk mengatur, menegakkan hukum dan

mengadili segala hal yang berada dalam wilayah negara, tetapi

juga mengandung tanggungjawab (responsibility) untuk

menghormati nilai-nilai kemanusiaan atas dasar norma, nilai

dan standar universal dan menghormati pula negara lain untuk

dapat menjamin kesejahteraan serta keamanan nasional,

regional dan internasional.

4. Ruang Lingkup.

Ruang Lingkup penulisan Buku Induk Tentang Nilai-Nilai

Kebangsaan Indonesia mencakup nilai-nilai yang terkandung dalam

ideologi Pancasila, Konstitusi yang tertuang dalam Undang Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, konsepsi Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan sesanti Bhinneka Tunggal Ika, di mana nilai-nilai

tersebut merupakan nilai yang saling melingkupi dan berkaitan satu sama

lainnya.

5. Sistematika

Sistematika penulisan Buku Induk Tentang Nilai-nilai Kebangsaan

Indonesia yang bersumber dari Empat Konsensus Dasar Bangsa, uraian

materinya disusun dalam bab-bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, memuat uraian yang terkait dengan latar

belakang, maksud dan tujuan, pengertian-pengertian, ruang

lingkup dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Pemikiran, menguraikan tentang rasionalitas

pentingnya pemantapan nilai-nilai kebangsaan ditinjau dari

historis, filosofis, yuridis, sosiologis dan teoritis.

Bab III Esensi Nilai-nilai yang bersumber dari Empat Konsensus Dasar

Bangsa, akan membahas tentang nilai-nilai kebangsaan yang

nilainya bersumber dan terkandung dalam ideologi Pancasila,

Page 15: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 10

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, Konsepsi Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

sesanti Bhinneka Tunggal Ika.

Bab IV Nilai-nilai Kebangsaan Indonesia, berisi kristalisasi nilai-nilai

kebangsaan Indonesia.

Bab V Penutup.

Page 16: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 11

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

6. Umum

Pemantapan nilai-nilai kebangsaan merupakan upaya sosialisasi,

internalisasi, dan institusionalisasi secara sistematis dan terukur kepada

setiap warga negara yang dilakukan dengan mekanisme pendidikan dan

pelatihan yang bersifat aktif dua arah dan dilakukan secara bertahap dan

berlanjut. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun pengertian,

pemahaman dan pengimplementasian konsepsi untuk membangun

karakter bangsa dan membangun sistem kenegaraan yang

berkesinambungan, agar terjalin benang merah pewarisan nilai yang tidak

terputus, sehingga setiap generasi bangsa Indonesia senantiasa memiliki

rasa kebangsaan dan jati diri yang kuat, yang akan terus mengobarkan

semangat dalam memperjuangkan segala kepentingan nasional serta

bertanggung jawab penuh menjaga, mempertahankan dan mengisi

kemerdekaan serta kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Oleh sebab itu, substansi materi Buku Induk Tentang Nilai-Nilai

Kebangsaan Indonesia ini harus tetap bertumpu pada landasan historis,

filosofis, yuridis, sosiologis, kultural dan teoritis, agar lebih memperkaya

setiap isi materinya. Pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi setiap

warganegara dimaksudkan, agar dapat lebih mendorong kesadaran setiap

warganegara untuk memahami hak dan kewajibannya serta mampu

mengimplementasikannya secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

7. Landasan Historis.

a. Masa Pergerakan Kebangsaan

Masa penjajahan yang sangat panjang oleh bangsa-

bangsa Eropa selama 350 tahun dan cukup singkat oleh

pendudukan Jepang sekitar 3,5 tahun, disatu sisi berdampak

Page 17: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 12

terhadap penderitaan rakyat yang tidak terperikan, namun di

sisi yang lain ternyata juga telah menyemai kesadaran

berkebangsaan di kalangan rakyat, khususnya kaum terpelajar

dan sebagian kaum bangsawan yang berasal dari berbagai

daerah di seluruh wilayah Nusantara. Politik etik (Etische

Politiek) yang diterapkan oleh pemerintah Kerajaan Hindia

Belanda, telah memberikan kesempatan kepada putra-putra

kaum bangsawan untuk mengenyam pendidikan tinggi, baik di

tanah air maupun di negara-negara Eropa, ternyata telah

memicu lahirnya rasa dan semangat kebangsaan. Faktor

kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi kaum in-

lander, mampu mengembangkan pemikiran yang maju, rasional

dan profesional. Dari sinilah kemudian impian yang berkenaan

dengan kebangsaan dan kemerdekaan diwujud nyatakan

menjadi bentuk- bentuk gerakan dan perkumpulan, baik yang

berciri kedaerahan, keagamaan, politik, maupun bercirikan

profesi. Berbagai gerakan dan perkumpulan yang terorganisir

mulai terbentuk pada awal abad XX (Donald Wilhelm, 1981).

Contoh gerakan dimaksud antara lain: Boedi Oetomo (1908),

Sarekat Islam (1911), Jong Java (1915), Jong Sumatera Bond

(1917) Jong Minahasa (1918), Jong Ambon, Perkoempoelan

Madoera, Perkoempoelan Timoer dan Perhimpunan Indonesia

di Belanda. Selain itu, terdapat pula perkumpulan campuran

pribumi dan nonpribumi, yang sama-sama menginginkan

kemerdekaan, seperti Indische Partij (1912), indische Sociaal

Democratische Vereeniging (1914), Indische Sociaal

Democratische Partij (1917).

Melalui perjuangan yang diwarnai oleh gelombang pasang

surut, berbagai pergerakan kebangsaan tersebut akhirnya

dapat membulatkan tekad untuk menyatukan segenap potensi

perjuangan guna membangun satu kekuatan yang lebih besar

demi merealisasikan segala impian kebangsaan dan

Page 18: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 13

kemerdekaan. Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada Kongres

Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 merupakan wujud nyata

dari tekad seluruh komponen masyarakat nusantara untuk

menyatukan diri sebagai satu bangsa, dalam satu wadah

kesatuan tanah air, serta menjunjung tinggi bahasa persatuan,

Indonesia.

Dalam perjalanan sejarah pada masa pergerakan

kebangsaan sampai dengan menjelang kemerdekaan, dapat

dipetik beberapa hal penting, yaitu:

Pertama, pentingnya pencerahan di segenap kalangan bangsa

untuk membuka wawasan baru, dari wawasan sempit yang

bersifat lokal/kedaerahan menjadi wawasan yang semakin luas

bersifat nasional, dan tata kehidupan yang demokratis;

Kedua, perlunya mengembangkan dan mendayagunakan

setiap potensi masyarakat sebagai kekuatan perjuangan untuk

mencapai sebuah cita-cita pembebasan diri dari penjajahan.

Ketiga, perlu adanya elemen-elemen pemersatu disertai

komitmen yang kuat dengan kerelaan untuk mengorbankan

kepentingan-kepentingan yang bersifat individual, kelompok /

golongan ataupun kedaerahan.

b. Masa perjuangan kemerdekaan (Tahun 1945-1949)

Masa ini ditandai dengan gerakan perjuangan rakyat yang

makin luas, semesta, makin terarah dan masif. Perjuangan

tidak terbatas pada aspek militer, melainkan juga lewat aspek

politik dan budaya. Di berbagai daerah terjadi perlawanan

dengan bermacam cara serta intensitas yang berbeda terhadap

tentara penjajahan. Walaupun perlawanan dilakukan dengan

kekuatan tidak setara dan pada medan yang terpisah-pisah,

akan tetapi rasa kebangsaan serta hasrat untuk merdeka di

kalangan rakyat ternyata telah mampu membakar semangat

tidak kenal menyerah. Betapapun besarnya pengorbanan yang

Page 19: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 14

harus ditanggung, akhirnya perjuangan rakyat ini membuahkan

hasilnya, yaitu Kemerdekaan Indonesia. Di samping itu,

keberhasilan perjuangan di bidang politik (diplomasi) telah

semakin mengukuhkan keberadaan negara Indonesia yang

baru lahir, yaitu berupa dukungan pengakuan dari berbagai

negara atas kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara

Indonesia. Para tokoh nasional dengan cepat dan tepat

memanfaatkan momentum proklamasi kemerdekaan ini dengan

menetapkan bentuk negara, sistem kenegaraan serta

menyusun dan meletakkan dasar-dasar fundamental bagi

penyelenggaraan negara, berikut susunan dan

perlengkapannya.

Seiring dengan mulai berfungsinya pemerintahan negara,

kalangan pejuang bersenjata pun segera mengorganisasikan

dirinya ke dalam wujud organisasi ketentaraan maupun

kepolisian yang resmi dan menjadi bagian dari perangkat

penyelenggaraan negara. Walaupun telah berada dalam wadah

tersendiri dan telah dilatih serta diperlengkapi secara khusus,

namun Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian

Republik Indonesia (POLRI) tidak pernah melepaskan

identitasnya sebagai bagian dari keutuhan dan kesemestaan,

perjuangan yang lahir dari rakyat, berjuang bersama dan untuk

kepentingan rakyat, demi tetap tegak-kokohnya kemerdekaan

bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal penting yang dapat dilihat pada masa perjuangan

kemerdekaan tersebut adalah, pertama, adanya kesadaran

akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehendak dan

tujuan, serta memegang teguh komitmen bersama seluruh

komponen masyarakat untuk melawan musuh, yaitu kaum

penjajah; kedua, kesadaran akan adanya "berkat dan rahmat

Allah Yang Maha Kuasa” yang telah memberi kekuatan spiritual

dan keyakinan diri akan kebenaran perjuangan; ketiga,

Page 20: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 15

perlunya membangun dan menjaga hubungan (diplomasi)

dengan bangsa lain yang terbukti telah berhasil menciptakan

situasi yang kondusif serta dukungan bagi keberhasilan

perjuangan kemerdekaan.

b. Masa Pemerintahan Demokrasi Liberal (Tahun 1950-1959)

Ketika bangsa Indonesia kembali kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia pasca kesepakatan nasional

antara RIS dengan Negara Republik Indonesia, maka

diundangkanlah konstitusi baru yang disebut Undang Undang

Dasar Sementara Tahun 1950 (UUDS 1950). Pada masa ini

berlaku sistem politik yang berdasarkan aliran liberal dengan

sistem pemerintahan parlementer. Partai politik tumbuh

bagaikan cendawan di musim hujan, dan mencapai puncaknya

pada saat pemilihan umum tahun 1955 yang diikuti oleh lebih

dari 50 partai politik dan perorangan sebagai perserta.

Kehidupan pemerintahan pada masa ini diwarnai oleh jatuh

bangunnya kabinet, sehingga program pembangunan untuk

mencapai kemakmuran rakyat terbengkelai. Kehidupan

berbangsa dan bernegara diwarnai oleh kepentingan kelompok

partai politik, gerakan sparatisme dan pemberontakan untuk

memisahkan diri mulai muncul, sehingga persatuan dan

kesatuan tercabik-cabik.

c. Masa pemerintahan Orde Lama (Tahun 1959-1965)

Pembangunan yang dinyatakan sebagai ”Nations and

Character Building” lebih menekankan pentingnya

mengukuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta

menanamkan rasa percaya diri sebagai bangsa yang mampu

mandiri. Pada masa ini, diwarnai berbagai pergolakan

bersenjata di beberapa daerah, seperti Di/TII, PRRI, Permesta,

RMS (Rakyat Maluku Selatan) dan lain-lain. Pergolakan ini

Page 21: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 16

menandai, bahwa pembangunan di bidang politik, ekonomi dan

sosial budaya nampaknya belum memenuhi tuntutan aspirasi

seluruh rakyat secara adil dan merata. Jargon politik yang

dikembangkan dalam bentuk "Revolusi Belum Selesai” ternyata

merangsang langkah-langkah penyimpangan konstitusional dan

pada akhirnya menuju ke pemerintahan yang tidak demokratis

serta kurang menjaga keseimbangan antara moralitas dan

kepentingan individual, sosial dan institusional.

Pembangunan berlandaskan pada program “trisakti” yaitu

berdaulat di bidang politik, membangun kekuatan ekonomi

nasionai yang “berdiri di atas kaki sendiri (berdikari)”, dan

mempunyai kepribadian di bidang budaya. Sehingga program

politik yang dikembangkan adalah membangun kekuatan politik

tunggal yang diwadahi dalam Front Nasional, dikembangkan

konsep politik Nasakom, kepemimpinan nasional di bawah satu

komando “Pemimpin Besar Revolusi”, penghapusan partai

politik menjadi bagian Front Nasional, akibatnya tumbuh

totalitarian politik. Program ekonomi benteng dikembangkan

untuk memajukan ekonomi rakyat, pengambil-alihan usaha-

usaha Belanda di Indonesia yang dikenal dengan program

nasionalisasi, pembatasan terhadap perusahaan asing. Dalam

mencegah pengaruh budaya asing dilakukan pelarangan

terhadap budaya “ngak-ngik-ngok”1 dan menggalakkan budaya-

budaya daerah sebagai budaya nasional.

Namun mengingat bahwa konsep pembangunan nasional

yang dilaksanakan belum disusun dan terpogram secara

sistematik, maka berbagai kendala dan penyimpangan terjadi.

1 Sebagian Pidato Bung Karno tanggal 17 Agustus 1959 yang menentang keras musik rock n roll-an, hura-hura, dll. Alasan Bung Karno menentang musik semacam itu adalah merusak mental para pemuda-pemudi Indonesia waktu itu. Selain merusak mental, Bung Karno beranggapan bahwa musik semacam itu dapat meruntuhkan rasa-rasa kebudayaan bangsa Indonesia. Koes Bersaudara yang dianggap memainkan musik ngak ngik ngok pun di “kurung” karena ketahuan memainkan lagu The Beetles (I Saw Her Standing There) disebuah acara. Setelah terbebas, Koes Bersaudara pun semakin “gila” dalam bermusik dan membuahkan ratusan lagu ala Koes Bersaudara/Koes Plus. (Sumber kompasiana.com)

Page 22: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 17

Kondisi negara menjadi kacau karena kehidupan politik

semakin diwarnai dengan perebutan pengaruh di lingkungan

presiden, ekonomi mulai hancur yang ditandai dengan inflasi

yang tidak terkendali, kehidupan rakyat semakin susah,

pertentangan sosial di daerah-daerah mulai merebak. Sebagai

puncaknya adalah terjadinya pemberontakan G-30-S/PKI.

Kondisi ini mendorong mahasiswa, pelajar dan masyarakat

melakukan demontrasi besar-besar untuk menuntut perbaikan

melalui “Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura”, sehingga jatuhlah

pemerintahan Presiden Soekarno.

e. Masa pemerintahan Orde Baru (Tahun 1967-1998)

Pembangunan yang dinyatakan sebagai pembangunan

Semesta Berencana2, merupakan koreksi atas konsep masa

sebelumnya yang dinilai belum menuju sasaran dengan tepat.

Secara garis besar, pelaksanaan pembangunan yang

diselenggarakan tahap demi tahap telah berhasil membawa

bangsa Indonesia kepada situasi kemajuan. Pada awalnya

pembangunan nasional yang didasarkan pada pembangunan

yang bertumpu pada pertanian dan didukung oleh kemajuan

industri telah membawa bangsa ini pada kemampuan untuk

berswa-sembada pangan dan memajukan ekonomi dan industri

rakyat serta lebih mampu memeratakan kemakmuran atas

hasil-hasil pembangunan.

Namun sejak kebijaksanaan Pembangunan Nasional

didasarkan pada Program Trilogi Pembangunan yaitu:

pertumbuhan ekonomi, pemerataan hasil-hasil pembangunan

dan stabilitas nasional, maka keadaan kehidupan berbangsa

dan bernegara mulai terusik. Pembangunan yang dilaksanakan

oleh pemerintah yang mengedepankan stabilitas nasional

2 Pidato Presiden Soekarno di Istana Negara pada panggal 28 Agustus 1959 dalam rapat

Pleno I Dewan Pertimbangan Nasional (Depernas).

Page 23: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 18

sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan,

pada akhirnya menempatkan peran pemerintah pusat sangat

sentralistis dan peran stabilitas secara eksesif, sehingga

menimbulkan ketimpangan pembangunan yang sangat besar

antara pusat dan daerah, adanya pemusatan kekuasaan

(otoritarian) politik dan militer, adanya penyalahgunaan

kekuasaan (abuse of power) dari tidak ada kontrol politik,

pengekangan aspirasi politik dan pelanggaran Hak-hak Asasi

Manusia (HAM).

Kebijakan pembangunan yang didasarkan pada

pertumbuhan telah meningkatkan semangat mengeksploitasi

segenap potensi nasional dengan memberikan perlakuan

khusus bagi para pemilik modal, baik modal asing maupun

modal dalam negeri, ternyata proses konglomerasi ini

membawa pengaruh kurang menguntungkan. Pembangunan

yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi menyebabkan

kesenjangan sosial mulai nampak dan semakin melebar.

Penetrasi kepentingan politik dan ekonomi dari luar negeri

berbarengan dengan situasi nasional dan internasional yang

semakin mengglobal telah mengusik rasa kebersamaan. Isu

kedaerahan dan primordialisme mulai muncul sebagai titik balik

terhadap semangat persatuan dan kesatuan.

f. Masa transisi reformasi (1998-2001)

BJ Habibie - Gus Dur - Megawati

Era reformasi tepatnya 21 Mei 1998, ketatanegaraan

Indonesia mengalami perubahan, demikian pula kebijakan

ekonomi. Dalam aspek ketatanegaraan, untuk pertama kalinya

dilakukan Amandemen terhadap UUD NRI 1945, yang salah

satunya bertujuan untuk membatasi kekuasaan kepala negara.

Di samping itu, diselenggarakan Pemilihan Umum pasca-orde

baru yang relatif jujur dan adil dengan format multipartai, untuk

Page 24: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 19

memilih Presiden dan Wakil Presiden secara definitif setelah

peralihan dari Presiden Soeharto ke BJ Habibie.

Transisi reformasi ditandai pula oleh desentralisasi

pemerintahan, dengan ditetapkannya UU Nomor 22 Tahun

1999 tentang Otonomi Daerah. Kondisi ini mengakibatkan

banyak terjadi pemekaran daerah, sehingga konstelasi politik di

tingkat lokal semakin dinamis. Euphoria politik di masa transisi

reformasi akhirnya berimplikasi terhadap proses impeachment

Presiden KH. Abdurrahman Wahid, sehingga

kepemimpinannya diteruskan oleh Megawati Soekamoputri. Di

masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi

Pemberantasan Korupsi), namun belum sepenuhnya dilakukan

secara kongkrit dalam pemberantasan korupsi, dalam hal

pengusutan masih tebang pilih sesuai kebutuhan politik.

g. Masa reformasi (Tahun 1998 s/d sekarang)

Masa ini, sekali lagi merupakan koreksi atas

pembangunan pada masa sebelumnya yang dinilai sangat

sentralistik, kurang berpihak kepada kepentingan daerah, dan

dilaksanakan dengan pola yang sangat represif, kurang

menghargai prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia. Berbagai

kepentingan politik yang saling tarik-menarik, diikuti oleh

kepentingan global yang makin menekan, dirasakan semakin

melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka

menata kembali tata kehidupan berbangsa dan bernegara,

keluar dari sistem Orde Baru yang dirasakan sangat represif,

tidak terbuka dan tidak demokratis, menuju ke arah yang lebih

baik, maka pada tahun 1998 dilakukan reformasi. Namun

dalam perjalannya reformasi yang mengangkat tema

keterbukaan dan kebebasan belum dimaknai secara taat asas.

Page 25: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 20

Gerakan Reformasi pada dasarnya merupakan usaha

rasional dan sistemik untuk membangun masyarakat dengan

berlandaskan atas nilai-nilai dasar (core values) demokrasi,

tanpa melupakan kapital sosial atau aspek-aspek partikularistik

bangsa. Hal-hal yang telah dilakukan secara mendasar adalah

melakukan amandemen terhadap UUD NRI 1945 sampai

empat kali, yang menata kembali hubungan antar kekuasaan

lembaga-lembaga negara dengan menganut sistem “checks

and balances”; usaha menerapkan dan menciptakan “good

governance”; desentralisasi kewenangan pemerintah pusat

(Otonomi Daerah); menegakkan supremasi hukum dan

mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka; kebebasan

mass media, penghormatan dan perlindungan HAM;

penghargaan terhadap masyarakat madani (Civil Society);

Reformasi TNI dan Polri; dan sebagainya. Semua langkah

reformasi tersebut pada dasarnya untuk mengekspresikan

prinsip- prinsip kemerdekaan dengan kebebasan yang

bertanggung jawab. Proses ini akan terus berlanjut dalam

kerangka konsolidasi demokrasi.

Namun patut diingat, bahwa terdapat bahaya yang dibawa

bersama oleh arus globalisasi, yaitu masuknya ideologi atau

paham liberalisme yang menekankan pada kebebasan pasar

dan amat membatasi peran negara. Bahwa Indonesia dibangun

lewat kekuatan lokal yang mengandung falsafah dan telah

hidup mengakar di dalam tata kehidupan masyarakat sebagai

adat istiadat yang merupakan etika lokal. Semuanya itu

kemudian disarikan dan diangkat ke dalam khasanah

kehidupan bangsa sebagai falsafah bangsa atau pandangan

hidup bangsa, yang akan melingkupi keseluruhan falsafah

masyarakat lokal.

Semangat untuk tetap mempertahankan keutuhan bangsa

dan negara yang diletakkan di atas landasan konsensus dasar,

Page 26: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 21

yaitu falsafah Pancasila, konstitusi negara Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan semboyan bangsa Bhinneka

Tunggal Ika, harus tetap dikembangkan dan tidak boleh redup.

Hal tersebut tentu menjadi tantangan, bahkan dapat menjadi

ancaman bagi eksistensi bangsa dan negara Indonesia

bilamana landasan yang terdapat dalam konsensus dasar

tersebut baik terang-terangan maupun secara diam-diam

ditinggalkan dan diabaikan dalam penyelanggaraan tata

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dari lintasan masa pembangunan tersebut di atas,

beberapa hal penting yang dapat disimpulkan adalah; pertama,

pembangunan untuk mengisi kemerdekaan harus diietakkan

pada kepentingan seluruh rakyat, bangsa dan negara, sebagai

konsekuensi penyelenggaraan misi negara yang diamanatkan

dalam Pembukaan UUD NRI 1945; kedua, bahwa timbulnya

berbagai gejolak datam negeri pada dasarnya merupakan

petunjuk masih adanya rasa memiliki Indonesia oleh seluruh

komponen bangsa; ketiga, seiring dengan kemajuan di

berbagai bidang kehidupan, manusia membutuhkan konsep

baru untuk tetap menjaga dan mengobarkan rasa serta

semangat kebangsaan dan kemerdekaan.

Keseluruhan rentetan sejarah di atas menunjukkan secara

jelas, bahwa kesepakatan untuk merdeka dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia bukan terjadi dengan sendirinya

atau secara instan. Eksistensi indonesia ditentukan melalui

suatu proses perjalanan sejarah yang panjang, penuh

pengorbanan dalam menjaga momentum perjuangan menuju

cita-cita kemerdekaan.

Page 27: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 22

8. Landasan Filosofis

a. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, merupakan

kekuatan pemersatu dalam membangun karakter bangsa.

Salah satu karakter yang harus dibangun secara terus menerus

dan berkesinambungan ialah semangat kebangsaan atau

semangat persatuan Indonesia yang multikultur dan plural.

Semangat persatuan Indonesia didasari oleh prinsip toleransi,

yang melahirkan Bhinneka Tunggal Ika dan memberikan

kesempatan berkembangnya keragaman serta penghormatan

atas hak untuk mengembangkan kebudayaan sendiri.

Semangat persatuan inilah yang perlu dimiliki oleh setiap warga

negara Indonesia dalam menghadapi perubahan zaman yang

semakin cepat.

b. Nilai-nilai demokrasi, merupakan nilai yang harus

dikembangkan dan digali dari tata kehidupan asli bangsa

Indonesia yang harus mendasari sistem kemasyarakatan dan

sistem kenegaraan yang akan dibangun untuk mencapai cita-

cita nasional bangsa Indonesia. Membangun semangat

persatuan atau nasionalisme sekarang ini dan di masa depan

tidak lagi dengan dasar ingin merdeka, tetapi berupa tindakan

nyata untuk mengisi kemerdekaan tersebut dalam berbagai

aspeknya. Membangun kembali semangat kebangsaan

tersebut tidaklah mudah, karena memerlukan penyadaran sikap

hidup warga negara yang menghargai nilai-nilai demokrasi,

kemanusiaan, keadilan sosial, cinta tanah air, memiliki

kesadaran hukum dan rasa kebersamaan.

9. Landasan Yuridis

Nilai-nilai kebangsaan bagi setiap warga negara Indonesia,

merupakan sesuatu yang sangat strategis dalam menghadapi

perkembangan saat ini dan ke depan. Kenyataan empirik di lapangan

mengindikasikan terdapat tanda-tanda yang cukup kuat terjadinya

Page 28: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 23

pelunturan mengenai implementasi nilai-nilai kebangsaan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi nilai-

nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya merupakan

jiwa, semangat dan tekad untuk senantiasa membela, mempertahankan

dan mengisi kemerdekaan. Landasan yuridis dalam rangka implementasi

nilai-nilai kebangsaan mengacu pada:

a. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) sebagai konstitusi Negara pada tanggal 18

Agustus 1945, merupakan tonggak utama dalam

penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia yang

merdeka. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 ini di masa reformasi telah dilakukan sebanyak

empat kali amandemen, namun untuk pembukaannya telah

disepakati (konsensus) tidak dilakukan perubahan dan tetap

dipertahankan keasliannya.

Dalam alinea keempat Pembukaan Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditegaskan

bahwa tujuan nasional bangsa dan negara Indonesia adalah

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial. Dalam rangka mencapai tujuan nasional

dimaksud, maka berdasarkan pada ketentuan pasal 30

dinyatakan bahwa segenap warga bangsa dan penyelenggara

pemerintahan wajib untuk memberikan sumbangsihnya dan

rela berkorban demi kepentingan-kepentingan nasional dan

demi tetap tegak dan utuhnya negara Indonesia.

Page 29: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 24

b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia.

Dalam klausul menimbang poin (a) Undang-undang

Nomor 39 Tahun 1999 dinyatakan bahwa manusia sebagai

mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mengemban tugas

mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh

ketawqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan

umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk

menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya

serta keharmonisan lingkungannya.

Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang secara kodrati

melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng,

oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan

tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapapun.

Dalam ketentuan tentang Hak Asasi Manusia mengandung hak

dan kewajiban, diantaranya adalah hak turut serta

(berpartisipasi) dalam pemerintahan dan kewajiban untuk ikut

serta dalam pembelaan negara.

c. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002

tentang Pertahanan Negara.

Bela negara sebagai salah satu perwujudan atau

implementasi dari kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan,

secara tegas telah diatur dalam Undang-undang Nomor 3

Tahun 2002. Dalam pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa setiap

warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela

negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan

negara.

Selanjutnya dalam pasal yang sama pada ayat (2)

ditegaskan, bahwa keikutsertaan setiap warga negara dalam

upaya bela negara, diselenggarakan melalui Pendidikan

Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,

Page 30: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 25

pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara

sukarela atau secara wajib dan pengabdian sesuai dengan

profesi.

d. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan merupakan sarana yang paling efektif untuk

sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai kebangsaan bagi segenap

generasi bangsa. Hal ini tercermin dari makna “Pendidikan

Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”,

sebagaimana tersebut dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tersebut.

Selanjutnya dalam Pasal 3 undang-undang yang sama

ditegaskan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2006

tentang Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 67 Tahun 2006, Lemhannas RI sebagai Lemoaga

Pemerintah Non Kementerian (LPNK) salah satu tugas yang

diemban adalah melakukan pemantapan nilai-nilai kebangsaan,

Page 31: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 26

yang dalam hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab Deputi

Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi

pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang mengacu pada

Peraturan Presiden Republik Indonesia tersebut di atas, maka

dikeluarkanlah Peraturan Gubernur Lemhannas RI Nomor 01

Tahun 2006 juncto Peraturan Gubernur Lemhannas RI Nomor

1 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantapan Nilai-Nilai

Kebangsaan. Menurut ketentuan dalam peraturan Gubernur

Lemhannas RI tersebut dinyatakan bahwa Deputi Bidang

Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan mempunyai tugas

menyelenggarakan fungsi memantapkan nilai-nilai kebangsaan

yang terkandung di dalam ideologi Pancasila, Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, konsepsi

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sesanti Bhinneka

Tunggal Ika bagi segenap komponen bangsa Indonesia.

f. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) Tahun 2005-2025.

Dalam pasal 3 tertulis: Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) merupakan penjabaran dari tujuan

dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum

dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan

Nasional.

Page 32: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 27

g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008

tentang Wilayah Negara.

Dalam hal menimbang pada huruf (c) bahwa pengaturan

wilayah negara sebagaimana dimaksud dalam huruf b

dilakukan untuk memberikan kepastian hukum dan kejelasan

kepada warga negara mengenai batas negara.

h. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Disahkan pada 9 Juli 2009 UU Nomor 24/2009 ini secara

umum memiliki 9 Bab dan 74 pasal yang pada pokoknya

mengatur tentang praktik penetapan dan tata cara penggunaan

bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan

berikut ketentuan-ketentuan pidananya. Setidaknya ada tiga hal

tujuan dari dibentuknya Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009

ini adalah untuk (a) memperkuat persatuan dan kesatuan

bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; (b) menjaga

kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia; dan (c) menciptakan ketertiban,

kepastian, dan standarisasi penggunaan bendera, bahasa, dan

lambang negara serta lagu kebangsaan.

10. Landasan Sosiologis

a. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki suku bangsa,

etnis, ras, golongan, agama, bahasa, dan budaya yang

beragam dan berbeda-beda yang tersebar di berbagai

wilayah/daerah, yang kesemuanya membentuk masyarakat

bangsa yang multikultur dan majemuk. Masyarakat Indonesia

bukan saja mereka yang hidup di kota-kota besar dengan cara

hidup yang lebih maju dan modern, tetapi juga masyarakat

pedesaan dan masyarakat perbatasan yang jauh dari pusat

kota dan terpencil yang masih sangat sederhana. Suku-suku

Page 33: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 28

bangsa Indonesia mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil

jumlahnya mendiami tanah air dengan cara dan pola kehidupan

yang beragam, sesuai dengan budaya dan tradisi yang dimiliki.

b. Secara sosiologis masyarakat multikultur dan majemuk

memerlukan pengakuan dan penghargaan secara lintas suku

dan budaya. Betapapun kecilnya suatu etnis, mereka tetap

mengharapkan pengakuan dan penghargaan sebagai entitas

sosial dan sebagai warga bangsa. Dalam masyarakat

multikultur dan majemuk perlu suasana kehidupan saling

menghargai, memiliki kesetaraan baik di depan hukum maupun

dalam pemerintahan. Perbedaan budaya, kebiasaan dan adat

istiadat haruslah dipandang sebagai potensi kekuatan bangsa

yang diikat menjadi kekuatan nyata persatuan bangsa dan hal

ini secara simbolis telah dicantumkan daiam slogan Bhinneka

Tunggai Ika.

c. Dalam tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara,

keragaman etnis dan budaya masyarakat Indonesia harus

diikat dalam nilai-nilai, norma-norma dan aturan-aturan

kebangsaan dan kenegaraan. Ketiga tataran nilai tersebut

bukan saja untuk menjaga kolektivitas bangsa, tetapi juga

menjaga harmoni kehidupan antar kelompok masyarakat dan

antar warga negara. Negara berkewajiban untuk

menyosialisasikan, menginternalisasikan dan

menginstitusionalkan nilai-nilai, norma-norma dan pranata

berkehidupan berbangsa dan bernegara tersebut kepada warga

negara serta memberdayakannya untuk mewujudkan

kesadaran moral dan hukum berdasarkan karakter dan jati diri

bangsa.

d. Di tengah persaingan kehidupan antar bangsa, timbul

tantangan baik internal maupun eksternal, sebagai akibat

semakin terbukanya arus informasi dan komunikasi. Untuk itu,

komitmen kebangsaan harus terus ditumbuhkembangkan dan

Page 34: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 29

dibina secara berlanjut dan berkesinambungan untuk

mewujudkan kecintaan pada tanah air, kesadaran bela negara

dan persatuan nasional, dalam suasana saling menghargai.

Persatuan dalam keragaman budaya, adat istiadat dan tradisi

harus dibina dan ditingkatkan secara demokratis, terpola dan

terus menerus. Dalam hal ini kehadiran Undang-undang

Pendidikan Kewarganegaraan juga sangat penting.

11. Landasan Kultural

Erosi budaya yang terjadi sebagai realitas komunikasi budaya yang

lebih menekankan ukuran materi atau lahiriah semata, membangun cara

pandang masyarakatnya, bahwa kepuasan dan keberhasilan tidak lain

“kebendaan” itu sebagai sesuatu yang utama. Nalar yang mengutamakan

lahiriah tersebut telah mendorong pola kehidupan sifat pragmatisme serta

mengambil jalan pintas demi memenuhi hasrat yang diingikannya. Hal ini

menjadikan jati diri manusia Indonesia mengalami suatu proses

disorientasi nilai dari falsafah kehidupan politik kenegaraan yang

dianutnya, seperti:

Pertama, memudarnya, nilai-nilai religius, rendahnya rasa

kemanusiaan dan rasa keadilan sosial. Disharmonisasi nilai-nilai sosial

budaya masyarakat dapat dijelaskan sebagai memudarnya orientasi nilai-

nilai kehidupan luhur (agama dan kearifan etika).

Kedua, muncul budaya eforia baik ditingkat supra, inpra, nasional,

lokal, komunitas, kelompok dan lapisan masyarakat tertentu, yang bangga

dan senang untuk mempertontonkan (show off) suatu kemewahan,

kemegahan (glammours), berhura-hura (hedonism) serta hal-hal yang

bersifat seremonial, formalistik dan provokatip dihadapan masyarakat

luas, tidak mempertimbangkan sensitivitas lapisan masyarakat lainnya

yang masih dalam keadaan sangat sulit (megap-megap) memberdayakan

dirinya, baik secara ekonomi, maupun sosial budaya. Ini memunculkan jati

diri bangsa mengalami disharmonisasi sosial ditengah kehidupan

kelompok masyarakat, maka tidak heran bila konflik kekerasan individual,

Page 35: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 30

antar kelompok masyarakat dalam berbagai bentuknya menjadi hal biasa

dan sering muncul di tengah masyarakat.

Ketiga, perilaku reaktif, masa bodoh, sembrono, sembarang,

arogansi, kekerasan jalan pintas, nepotis, korup, sentimen kelompok atau

komunal, “serba vulgar” dan tidak memiliki jiwa besar yang dibarengi

dengan sikap merasa tidak bersalah dan tidak ada rasa malu, adalah

perilaku yang menjadi tontonan sehari-hari. Ini yang kemudian dalam jati

diri bangsa megalami erosi yang sedemikian parah dalam penegakan

hukum sebagai suatu akibat dari dis-order dalam berbagai aktivitas

kehidupan orang Indonesia, maka tidak heran bila aturan perundang-

undangan yang telah diberlakukan tidak berjalan secara efektif.

Keempat, persaingan, kompetisi, pertarungan dalam meraih posisi,

jabatan, kedudukan dan sumber-sumber ekonomi lainnya dengan cara-

cara yang tidak sehat dimana uang dan kekuatan memaksa adalah pilihan

yang dilakukan untuk merebut kemenangan dengan menanggalkan rasa

solidaritas serta toleransi secara eksternal. Jati diri bangsa mengalami

fragmentarisasi, friksi-friksi yang tajam, terjadinya kekacauan

perlembagaan baik perlembagaan sosial, perlembagaan politik,

perlembagaan budaya maupun perlembagaan agama. Akibat dari itu,

secara nyata telah mulai terhnjadi dis orientasi sosial. Kekerasan karena

dominasi kelompok atau etnik tertentu dalam politik (Kekuasaan), juga

dalam birokrasi menyebabkan sistem perlayanan publik terganggu,

runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap stuktur kelembagaan.

12. Landasan Teori

Pada dasarnya pemantapan nilai-nilai kebangsaan merupakan salah

satu bentuk dari pendidikan kewarganegaraan (civics education) dalam

rangka pembentukan karakter/jati-diri bangsa (nation character building)

dan sekaligus untuk membangun pemahaman dan kesadaran tentang

bangunan sistem kenegaraan (national system building) yang ditujukan

bagi seluruh warga negara guna mencapai cita-cita nasional, yakni

terwujudnya Indonesia yang mandiri dengan masyarakatnya yang religius,

Page 36: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 31

manusiawi, bersatu, sejahtera/makmur, maju serta dengan

penyelenggaraan negara yang baik, bersih, adil dan demokratis.

Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang ditujukan kepada setiap

warga negara, mempunyai peranan strategis dalam membentuk

kesadaran bagi setiap pribadi warga negara untuk dapat mempunyai jati-

diri yang kuat sebagai bangsa dan mempunyai kesadaran terhadap sistem

kenegaraan yang dicita-citakan dan disepakati bersama.

Dalam upaya membentuk bangsa dan negara yang kuat dan mampu

mempertahankan diri terhadap berbagai ancaman dari bangsa dan negara

lain, menurut pemikiran dari para ahli seperti Henry Randall Waite (1886),

Edmonson (1958), Stanley E. Dimond, Elise M. Boulding, diperlukan

adanya pengembangan kesadaran akan kedudukan, peranan, hak dan

kewajiban bagi setiap warga negara untuk memberikan sumbangan

kepada negara dan bangsanya dalam rangka mengelola secara bersama-

sama hubungan kemasyarakatan, memenuhi kebutuhan ekonomi,

kebutuhan untuk mengekpresikan pikiran dan pendapatnya, kebutuhan

untuk mengembangkan kebudayaan, kebutuhan untuk memperoleh rasa

aman dan terlindungi, malalui pendidikan kesadaran berkebangsaan yang

disebut civics education.

Berdasarkan uraian di atas serta kapasitasnya sebagai lembaga

yang mempersiapkan calon pimpinan tingkat nasional, maka Lemhannas

RI menjadikan pemantapan nilai-nilai kebangsaan sebagai salah satu

bentuk Pendidikan Kewarganegaraan (civics education) merupakan

sarana untuk mendidik generasi bangsa agar menjadi warga negara yang

sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangun kesiapan warga

negara menjadi warga dunia (global society).

Page 37: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 32

BAB III

ESENSI NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA YANG BERSUMBER

DARI EMPAT KONSENSUS DASAR BANGSA

13. Konsensus Dasar Bangsa

Perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka membentuk “satu

kesatuan sebagai bangsa (nation)” dan “membentuk negara yang

merdeka” penuh dengan dinamika dan pasang surut. Dari berbagai

peristiwa perjalanan perjuangan tersebut ada suatu peristiwa yang perlu

terus kita jadikan sebagai catatan penting, karena pada saat-saat itulah

sebuah komitmen atau konsensus bangsa diletakkan. Peristiwa sangat

penting dimaksud adalah “Proklamasi Kemerdekaan pada hari Jumat

tanggal 17 Agustus 1945 (bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan) yang

kemudian dilanjutkan dengan pengesahan Undang Undang Dasar 1945

sebagai Konstitusi Negara". Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan dan

pengesahan UUD 1945 merupakan konsensus nasional (semua warga

bangsa) bahwa pengaturan kehidupan berkebangsaan dan kehidupan

bernegara dalam Negara Indonesia yang dibentuk disepakati dengan

dilandasi oleh idiologi negara yang disebut Pancasila, dilandasi oleh

sebuah konstitusi negara yang disebut UUD 1945, disepakati mengenai

konsepsi bentuk negaranya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dan disepakati bahwa masyarakatnya berada dalam satu ke-Indonesia-an

yang terdiri dari berbagai suku/ras/etnis, budaya, agama dan norma

kehidupan yang dicerminkan dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Konsensus nasional tersebut menjadi panduan penting dalam

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam perjalanan

sejarah sampai saat ini. Berbagai peristiwa pengkianatan berupa

pemberontakan, gerakan sparatis, coup d’etat, bahkan perjuangan politik

yang legal melalui Konstituante, yang dilakukan oleh berbagai kelompok

masyarakat untuk merubah atau mengganti konsensus tersebut dapat

diatasi. Konsensus nasional yang selama ini nilai-nilai dasarnya menjadi

dasar dalam penanaman, penumbuhan dan pengembangan rasa, jiwa

Page 38: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 33

dan semangat kebangsaan serta memberikan panduan, tuntunan dan

pedoman bagi bangsa Indonesia melakukan perjuangan guna mencapai

cita-cita nasionalnya, ternyata mengalami suatu kemunduran (degradasi).

Degradasi rasa, jiwa dan semangat kebangsaan ini lebih terasa ketika

bangsa ini sedang melakukan penataan kembali tata kehidupan

berkebangsaan dan bernegara melalui reformasi dan nilai-nilai global dan

kosmopolitan mulai merasuk pada hampir semua generasi bangsa.

Indikasi degradasi rasa, jiwa dan semangat kebangsaan, antara lain

terlihat pada semakin menipisnya kesadaran dan kurang dihayatinya tata

kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai ideologi Pancasila pada

hampir semua generasi bangsa, ¡diologi Pancasila mulai diperdebatkan

kembali dan dihadapkan dengan ideologi lain seperti liberalisme,

kapitalisme, komunisme, sosialisme dan globalisme, bahkan dengan

islamisme. Rasa Kebangsaan dan nasionalisme dipertentangkan dengan

internasionalisme, universalisme dan kosmopolitanisme. Demikian pula

dalam penyelenggaraan tata kehidupan kenegaraan mulai abai terhadap

prinsip-prinsip dasar dalam ideologi negara, misalnya terlihat dari

banyaknya kebijakan politik berupa peraturan perundang-undangan yang

tidak lagi menjadikan sumber dari segala sumber hukum sebagai acuan

dan sumber nilai-nilai hukum yang diatur di dalamnya. Kehidupan politik

mulai hingar bingar dengan kegaduhan dan konflik horisontal. Ego

kesukuan, ego kedaerahan, ego kelompok etnis dan agama, radikalisme,

sehingga tata kehidupan yang berdasarkan toleransi, harmoni, dengan

menjunjung tinggi harkat kemanusian dan keberadaban, penghormatan

kepada perbedaan, yang disebut dengan pluralisme dan multikulturalisme

mulai ditinggalkan.

Melihat keprihatinan tersebut di atas, maka Presiden Soesilo

Bambang Yudhoyono menegaskan tentang perlunya penataan kembali

penyelenggaraan tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena

itu dalam pidatonya yang berjudul “Menata Kembali Kerangka Kehidupan

Bernegara Berdasarkan Pancasila” yang disampaikan pada saat

memperingati “Hari Lahirnya Pancasila” tanggal 1 Juni 2006, Presiden

Page 39: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 34

menyatakan bahwa “Ketika kita ingin melaksanakan rekontruksi terhadap

bangun negara dan kebangsaan kita, karena globalisasi, ada

kepentingan-kepentingan, ada tangan-tangan yang kita sebut invisible

hands yang juga ikut mengatur, menata bagaimana Indonesia

dikontruksikan kembali. Meskipun the invisible hands itu tidak selamanya

jelek, sebagian positif, misalnya dalam membangun good governance,

dalam memberantas korupsi, dalam menegakkan rule of law. Adakalanya

mengalir pula hal-hal yang tidak baik, tidak sejiwa dan tidak sejalan

dengan nilai-nilai jati diri dan konsensus dasar kebangsaan kita”.

Mengenai konsensus dasar bangsa yang telah disepakati, Presiden lebih

lanjut mengatakan bahwa “Mengingatkan konsensus dasar yang telah kita

sepakati: Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal

Ika”.

Oleh karena itulah, kita perlu mengangkat kembali nilai-nilai

kebangsaan yang bersumber dari falsafah bangsa Pancasila, Undang

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia, serta semboyan bangsa Bhinneka Tunggal

Ika, demi meneguhkan kembali jati diri bangsa dan membangun

kesadaran tentang sistem kenegaraan yang menjadi konsensus nasional.

Dengan nilai-nilai kebangsaan dimaksud, diharapkan bangsa Indonesia

dapat tetap menjaga integritas dan identitasnya sebagai bangsa yang

mampu menjaga keutuhan dan mampu menegakkan kedaulatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia di tengah terpaan arus globalisasi yang

bersifat multidimensional.

Nilai-nilai yang bersumber dan terkandung dalam Empat Konsensus

Dasar Bangsa, mempunyai peran, antara lain: merupakan fungsi perekat

(adhesive function) persatuan, sebagai measurement guidelines dalam

mengelola ketahanan nasional, elemen prediktibilitas dalam hubungan

antar bangsa (predictability elements), dan sarana menegakkan

kedaulatan (sovereignty). Khusus mengenai fungsi sarana untuk

menegakkan kedaulatan, disamping mengandung privilege atau hak

Page 40: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 35

istimewa untuk mengatur dan menegakkan hukum di wilayah negara, juga

harus mengandung tanggung jawab pada dunia serta sebagai sistem

peringatan dini (early warning system) kepada pemerintah, bahwa:

masalah keragaman beragama, masalah HAM, masalah persatuan,

masalah kehidupan berdemokrasi, masalah keadilan sosial merupakan

tantangan utama bagi bangsa Indonesia.

14. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

a. Tinjauan Historis

Pancasila lahir melalui proses yang sangat panjang, beratus-

ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya (zaman

kerajaan dan penjajahan) berjuang untuk menemukan jati dirinya

sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu

prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup maupun filsafat hidup

bangsa. Setelah melalui proses yang cukup panjang dalam

perjalanan sejarah, bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang

di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa yang

berbeda dengan bangsa lain, yang oleh pendiri negara kita

dirumuskan dalam suatu rumusan sederhana namun mendalam,

yang meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama

Pancasila.

Secara historis, nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila

Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara

Indonesia, secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa

Indonesia sendiri. Sehingga asal muasal nilai-nilai Pancasila tersebut

tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain

bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Walaupun

demikian tidak menolak suatu kenyataan bahwa para Bapak Bangsa

yang juga “penggali” Pancasila adalah mereka yang tidak berpikir

sempit dan chauvinistis. Mereka adalah pemikir yang mampu

menjangkau pengetahuan lintas nation, yang sangat menyadari

masa depan bangsa Indonesia yang akan menjadi bagian dari

Page 41: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 36

bangsa-bangsa di dunia. Artinya, bahwa nilai-nilai yang dapat

ditemui di dalam khasanah kehidupan masyarakat Nusantara itu

harus dapat disebarluaskan dengan nilai-nilai yang berlaku secara

mondial. Dengan demikian berdasarkan fakta obyektif secara

historis, kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari

nilai-nilai Pancasila. Atas dasar pengertian alasan historis inilah

maka sangat penting bagi para generasi penerus bangsa terutama

para intelektual untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan

nilai-nilai Pancasila berdasarkan pendekatan ilmiah sebagai ilmu

pengetahuan (knowledge) yang akan mendasari penyelenggaraan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bangun atau

konstruksi pengetahuan yang terkait dengan nilai-nilai Pancasila ini

harus disosialisasikan, diinternalisasikan dan diinstitusionalkan

kepada semua warga bangsa secara terprogram dan

berkesinambungan, sehingga segenap komponen bangsa akan

mempunyai kesadaran dan pengetahuan akan nilai-nilai nasionalnya

untuk memperkuat jati diri dan wawasan kebangsaannya.

b. Kedudukan Ideologi Pancasila

Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan ideologi (dalam

pengertian: ide-ide dasar tentang sistem yang akan diwujudkan atau

a system of ideas) dalam menyelenggarakan pemerintahan negara

sehingga berkedudukan sebagai ideologi negara merupakan sumber

dari segala sumber hukum (Staatsfundamentalnorm), merupakan

falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia (philosophie and

way of life of nations).

Pancasila sebagai ideologi negara bermakna bahwa, sila-sila

dalam Pancasila nilai-nilainya merupakan ide dasar dalam mengatur

kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai yang dicita-citakan.

Nilai-nilai philosofi untuk mengatur tata kehidupan kenegaraan

Indonesia (filosofische groundslag) yang terdapat dalam Pancasila

selanjutnya ditetapkan sebagai dasar negara. Kedudukan Pancasila

Page 42: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 37

sebagai dasar negara merupakan Kedudukan yuridis formal karena

tertuang dalam ketentuan hukum negara, yaitu terdapat dalam

Pembukaan UUD NRI 1945 alinea IV. Kedudukan Pancasila sebagai

dasar negara semakin kuat dengan adanya Ketetapan MPR Nomor

XVII1/MPR/1998 tentang Penegasan Pancasila Sebagai Dasar

Negara dan pencabutan ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978

Tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4),

dimana dalam Pasal I menyatakan, bahwa Pancasila adalah Dasar

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedudukan Pancasila juga merupakan cita hukum atau sumber

dari segala sumber hukum yang berlaku dalam negara. Pancasila

sebagai cita hukum harus menguasai dan melingkupi hukum dasar

(konstitusi) dan norma hukum yang mengatur kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga sebagai

sumber dari segala sumber hukum, Pancasila berfungsi sebagai

dasar hukum yang bersifat konstitutif dan sebagai dasar hukum yang

bersifat regulatif. Hal ini bermakna, bahwa hukum dasar (konstitusi)

negara Indonesia dan semua produk hukum positif yang bersifat

mengatur (regulatif), nilai-nilai yang dikandungnya harus sesuai dan

tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang terdapat

dalam Pancasila.

Pancasila merupakan hasil pemikiran dan kristalisasi dari nilai-

nilai kehidupan dan cita-cita masyarakat Indonesia yang sumbernya

tidak lain adalah dari kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk

(plural) dengan berbagai ragam budaya, suku bangsa, agama serta

bahasa (multikultural). Ketika bangsa Indonesia berupaya untuk

membentuk bangsa yang merdeka dan mendirikan negara yang

berdaulat, maka para pendiri bangsa (the founding fathers)

bersepakat (mengadakan perjanjian luhur) untuk menetapkan (cita-

cita luhur) falsafah hidup bangsa Indonesia yang harus diwujudkan di

kemudian hari dan yang akan mendasari segenap penyelenggaraan

kehidupan dalam pencapaian sasaran hidup yang aman dan

Page 43: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 38

sejahtera. Oleh karena itu, Pancasila merupakan Buku Induk

Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia falsafah hidup yang

menjadi cita-cita dan sekaligus landasan moral bagi bangsa

Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Dalam kedudukan Pancasila sebagaimana telah diuraikan

tersebut di atas, maka Pancasila sebagai ideologi negara, sebagai

sumber dari segala sumber hukum dan sebagai falsafah dan

pandangan hidup bangsa, nilai-nilainya mempunyai peran penting

dan utama dalam rangka membangun jati diri bangsa (nation

character building).

c. Makna Sila yang terkandung dalam Pancasila

1) Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: Manusia

sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya

makhluk lain yang diciptakan oleh penciptanya. Pencipta

itu adalah kausa prima yang mempunyai hubungan

dengan yang diciptakannya. Manusia sebagai makhluk

yang dicipta wajib melaksanakan semua perintah Tuhan

dan menjauhi semua larangan-Nya serta istiqomah.

2) Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:

Manusia ditempatkan sesuai dengan harkatnya. Hal ini

berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama di

hadapan hukum. Sejalan dengan sifat universal, bahwa

kemanusiaan itu dimiliki oleh semua bangsa, maka hal

itupun juga kita terapkan dalam kehidupan berbangsa di

Indonesia. Sejalan dengan hal itu, hak kebebasan dan

kemerdekaan akan selalu dijunjung tinggi.

3) Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia: Makna

persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat,

tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan

pengertian modern sekarang ini, maka disebut

Page 44: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 39

nasionalisme. Oleh karena rasa satu yang sedemikian

kuatnya, maka akan timbul rasa cinta kepada bangsa dan

tanah air.

4) Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh

Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /

Perwakilan: Perbedaan secara umum demokrasi di Barat

dan di Indonesia yaitu terletak pada unsur

permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan, agar

dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil

secara bulat. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip,

bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi

kepentingan rakyat banyak.

5) Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia : Keadilan berarti adanya persamaan dan saling

menghargai karya orang lain. Jadi seseorang bertindak

adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain

sesuai dengan haknya. Kemakmuran yang merata bagi

seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.

d. Nilai-nilai Kebangsaan yang bersumber dari esensi nilai-nilai

ideologi Pancasila.

Esensi nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari falsafah

bangsa Pancasila, apabila ditelaah secara menyeluruh, dapat

ditemukan sebagai berikut:

1) Nilai Religius, memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi

berdasarkan agama dan keyakinan yang dipeluknya dan

memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama

dan keyakinan lain yang tumbuh dan diakui di Indonesia;

ini konsekuensi dari nilai religius dan mengakui adaya

Tuhan Yang Maha Esa;

2) Nilai Kekeluargaan, memiliki nilai-nilai kebersamaan dan

senasib sepenanggungan dengan sesama warga negara

Page 45: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 40

tanpa membedakan asal usul, keyakinan dan budaya; ini

adalah konsekuensi dari bangsa yang bersifat majemuk;

3) Nilai keselarasan, memiliki kemampuan beradaptasi dan

kemauan untuk memahami dan menerima budaya daerah

atau kearifan lokal sebagai konsekuensi dari bangsa yang

bersifat plural/majemuk, itulah bangsa Indonesia;

4) Nilai Kerakyatan, memiliki sifat keberfihakan kepada

rakyat Indonesia di dalam merumuskan dan

mengimplementasikan suatu kebijaksanaan pemerintah

negara, yang datang dari rakyat untuk rakyat sebagi

perwujudan dari kedaulatan rakyat.

5) Nilai Keadilan, memiliki kemampuan untuk menegakkan

dan berbuat adil bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali,

serta mampu memeratakan kesejahteraan kepada semua

warga bangsa.

15. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sebagai Konstitusi Negara

a. Tinjauan historis

Undang Undang Dasar atau konstitusi bagi suatu negara yang

berdasar pada hukum (supremacy by law) adalah sangat penting,

karena merupakan fundamen atau hukum dasar yang menjadi acuan

bagi penyelenggaraan pemerintahan negara guna mencapai cita-cita

nasionalnya. Demikian halnya dengan negara Indonesia, pada saat

bangsa ini sedang mempersiapkan kemerdekaannya para pendiri

negara (the founding fathers) telah memikirkan landasan filosofi dan

landasan hukum bagi negara Indonesia yang akan dibentuk.

Kelahiran Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 merupakan buah perjuangan panjang bangsa Indonesia yang

berkeinginan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan yang

dimulai berabad-abad yang lampau, antara lain perlawanan dari

Sultan Baabullah, Sultan Iskandar Muda, Pangeran Diponegoro,

Page 46: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 41

Imam Bonjol, Kapitan Pattimura, Teuku Umar dan sebagainya,

sampai perjuangan kemerdekaan yang diwujudkan melalui

Proklamasi Kemerdekaan dan dilanjutkan dengan pengesahan

Konstitusi Negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Rumusan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI diambil dari

rancangan Konstitusi hasil sidang BPUPKI. Adapun BPUPKI ini

adalah sebuah lembaga bentukan Panglima Balatentara Dai Nippon

berdasarkan Maklumat Gunseikan Nomor 23 tanggal 29 April 1945

yang anggota-anggotanya dilantik pada 28 Mei 1945. Naskah

Rancangan UUD tersebut mulai disusun pada masa sidang pertama

(29 Mei sampai 1 Juni 1945) dan sidang kedua (11 sampai 17 Juli

1945), dan drafnya disetujui dalam sidang BPUPKI tanggal 16 Juli

1945. Mengingat BPUPKI yang tugasnya menyiapkan rancangan

UUD telah selesai, maka pemerintah pendudukan Jepang

berkeinginan segera untuk membentuk Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan mengundang tiga tokoh

yaitu Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedijodiningrat

menghadap Jenderal Terauchi di Vietnam.

Sepulang dari Vietnam pada tanggal 14 Agustus 1945,

diperoleh kabar bahwa Jepang teiah kalah perang dan menyerah

kepada sekutu. Dalam situasi yang tidak menentu, Soekarno dan

Moh. Hatta didesak oleh kaum muda untuk segera meproklamirkan

kemerdekaan Indonesia, namun kedua tokoh menolaknya. Baru

pada tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB di Pegangsaan

Timur 56, Bung Karno bersama Bung Hatta atas nama bangsa

Indonesia memproklamasikan negara Indonesia.

Dalam rangka menjalankan pemerintahan, Soekarno melihat

bahwa tidak ada satu lembaga negara manapun yang dapat

menjalankan roda pemerintahan negara, satu-satunya lembaga yang

ada adalah PPKI yang notabene bentukan pemerintah pendudukan

Jepang. Oleh karena itu-lah kemudian, Soekarno bersama Moh.

Page 47: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 42

Hatta memprakarsai dilakukannya perubahan susunan keanggotaan

PPKI dengan menambah anggotanya (6 orang), sehingga

mencerminkan badan nasional Indonesia. Badan ini kemudian

melakukan pertemuan atau sidang pada tanggal 18 Agustus 1945

untuk mengesahkan Undang Undang Dasar Negara Indonesia.

Dalam sidang pembahasan, terlontar beberapa usulan

penyempurnaan dan bahkan terdengar kabar rakyat di Wilayah

Indonesia Timur yang mayoritas beragama Kristen menolak untuk

bergabung dalam Republik Indonesia bila Syariat Islam masuk dalam

UUD negara. Akhirnya, setelah melalui perdebatan dan

musyawarah, maka dicapai persetujuan untuk diadakan beberapa

perubahan penting antara lain: istilah mukadimah diganti

pembukaan, penghapusan anak kalimat "...dengan kewajiban

menjalankan Syari‟at Islam bagi pemeluk-pemeluknya", pada pasal 4

ditambah satu ayat yang berbunyi, "Presiden Republik indonesia

memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD", ketentuan

tentang Wakil Presiden yang semula berbunyi "Wakil Presiden

ditetapkan dua orang" diganti menjadi "satu Wakil Presiden" dan

pada Pasal 6 ayat 1, kalimat yang semula mensyaratkan “Presiden

harus orang Islam” diganti menjadi," Presiden adalah orang

Indonesia Asli".

Undang Undang Dasar yang disahkan oleh PPKI ini

diundangkan dan dimuat dalam Berita Republik Indonesia Tahun II

Nomor 7 Tanggal 15 Februari 1946. Perlu diketahui pula bahwa pada

Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 telah dilakukan pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden, penentuan pembagian wilayah negara,

jumlah kementerian dalam pemerintahan, pembentukan Badan

Keamanan Rakyat, dan pembentukan Komite Nasional Indonesia

Pusat sebagai pengganti sementara Badan Perwakilan Rakyat dan

Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Undang Undang Dasar 1945 daiam perjalanannya mengalami

pasang surut. Ketika dibentuk Negara Indonesia Serikat berlakulah

Page 48: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 43

UUD RIS, maka UUD 1945 hanya berlaku untuk Negara Indonesia

yang beribukota di Yogyakarta. Saat negara RIS dibubarkan dan

kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka UUD

RIS dan UUD 1945 dinyatakan tidak berlaku lagi dan diganti dengan

UUDS tahun 1950. Melalui Dekrit 5 Juli 1959 diberlakukan kembali

UUD 1945, dengan sistem pemerintahan berdasarkan demokrasi

terpimpin. Orde Baru mengambil alih kekuasaan pada tahun 1965

dan berkeinginan untuk memurnikan kembali implementasi jiwa yang

terkandung dalam UUD 1945, namun dalam pelaksanaannya banyak

terjadi penyimpangan. Selanjutnya kaum reformis berhasil

melengserkan Presiden Soeharto pada tahun 1998, maka mulailah

dilakukan amandemen terhadap UUD NRI 1945 dalam empat tahap,

sesuai dengan cita-cita untuk melakukan penataan kembali terhadap

sistem kenegaraan Indonesia agar lebih baik dan sesuai dengan

tuntutan jaman dan tuntutan demokratisasi di semua aspek

kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Kedudukan Konstitusi

Konstitusi negara-negara di dunia pada umumnya bersifat

kodifikasi dan berupa sebuah dokumen yang berisikan aturan-aturan

dasar untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara.

Konstitusi suatu negara pada dasarnya memuat tujuan nasional yang

ingin dicapai dalam kehidupan negara, memuat landasan ideologi

yang melandasi filosofi kebijakan politik kenegaraan, memuat aturan-

aturan dasar tentang: bentuk negara, bentuk pemerintahan,

penetapan kelembagaan negara, sistem dan tata kelola

pemerintahan negara, sistem kewilayahan negara, sistem politik dan

kekuasaan, sistem hukum, sistem ekonomi, sistem sosial, memuat

tentang hak dan kewajiban negara, hak dan kewajiban warga negara

serta bahasa, lagu kebangsaan, lambang dan simbol-simbol negara.

Sehingga konstitusi berkedudukan sebagai pedoman dan panduan

bagi suatu bangsa dalam menyelenggarakan dan membangun

Page 49: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 44

sistem kenegaraan (national system building) yang dicita-citakan

sesuai dengan nilai-nilai tata kehidupan dari masyarakat bangsa

tersebut. Demikian pula dengan UUD NRI 1945 merupakan

pedoman dan panduan bagi bangsa Indonesia dalam melakukan

national system building berdasarkan nilai-nilai tata kehidupan

bangsa Indonesia.

Konstitusi bagi suatu negara juga mempunyai kedudukan yang

sangat penting dan strategis. Adapun kedudukan konstitusi tersebut

adalah merupakan sumber dasar dari seluruh hukum negara,

sehingga semua peraturan perundang-undangan yang dibentuk dan

ditetapkan sebagai kebijakan politik tidak boleh bertentangan dengan

nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi negara. Bila suatu

peraturan perundang-undangan dianggap menyimpang dari nilai-nilai

dalam konstitusi, maka dapat dilakukan judicial review (uji materiil)

melalui lembaga peradilan yang diberi kewenangan, seperti melalui

Mahkamah Konstitusi untuk uji materiil undang-undang dan

Mahkamah Agung untuk uji materiil peraturan di bawah undang-

undang.

Konstitusi mempunyai kedudukan sebagai landasan

diwujudkannya cita-cita nasional suatu bangsa, bagi bangsa

Indonesia cita-cita nasional dimaksud terdapat dalam Alinea IV

Pembukaan UUD NRI 1945 yaitu melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pada dasarnya yang disebut

dengan cita-cita nasional suatu bangsa adalah suatu kondisi ideal

yang diangankan oleh bangsa itu untuk dapat diwujudkan dalam

memenuhi seluruh kebutuhan bangsa secara bersama-sama.

Konstitusi juga berfungsi untuk membatasi kekuasaan

penguasa, agar pemegang kekuasaan tidak bertindak sewenang-

wenang serta melindungi HAM bagi seluruh warga negaranya,

Page 50: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 45

sehingga setiap penguasa (pemegang kekuasaan pemerintahan

wajib menghormati HAM dari setiap warga negara dan memberikan

jaminan perlindungan hukum dalam rangka melaksanakan haknya.

c. Nilai-Nilai Kebangsaan Yang Bersumber dari Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Nilai Kebangsaan yang dapat diambil dari Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berada pada rumusan

Pembukaan, yang merupakan “jiwa” dari keseluruhan kaidah hukum

yang menata kehidupan bangsa dan negara RI. Di dalam

Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 ini terkandung nilai-nilai:

1) Kesadaran hakiki bahwa manusia memiliki harkat dan

martabat sebagai insan yang merdeka, bebas dari segala

bentuk penjajahan atau eksploitasi oleh siapapun dan dari

pihak manapun.

2) Pengakuan akan kebenaran perjuangan bangsa Indonesia

didalam mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara

Indonesia.

3) Kesadaran rakyat sebagai manusia religius yang

mengakui, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa adalah

kekuatan terbesar (Maha Besar) yang oleh kehendak

NYA-lah, perjuangan kemerdekaan bengsa ini

memperoleh hasil. (“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha

Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur

supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka

rakyat Indonesia dengan ini menyatakan

kemerdekaannya”)

4) Kesadaran rakyat, bahwa kemerdekaan yang

diperjuangkan dengan sepenuh pengorbanan itu

didasarkan pada satu keinginan yang luhur, bukan atas

kepentingan sesaat untuk sekedar memenuhi

Page 51: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 46

keinginan/ambisi politik golongan atau kelompok tertentu.

Karenanya keinginan luhur dimaksud (yakni untuk

berkehidupan kebangsaan yang bebas) selanjutnya

ditetapkan sebagai cita-cita kemerdekaan, yaitu cita-cita

seluruh rakyat untuk menjadikan bangsa Indonesia yang

merdeka, bersatu, yang berdaulat, yang adil dan yang

makmur.

5) Tujuan nasional dan tujuan bagi penyelenggaraan negara,

merupakan misi negara yang harus diemban oleh

segenap perangkat penyelenggara negara dalam

menjalankan pemerintahan negara RI, yaitu “...melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial, ...”.

Dari pemahaman makna rumusan Pembukaan Undang

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut

kita dapat menemukenali nilai- nilai kebangsaan, yang

mendorong pernyataan kehendak bangsa Indonesia yang telah

meraih kemerdekaannya.

16. Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagai Bentuk Negara

a. Tinjauan historis

Memudarnya nasionalisme, kecintaan pada bangsa dan tanah

air merupakan produk dari faktor politik, ekonomi, sosial dan

intelektual pada suatu tahapan sejarah. Nasionalisme adalah "suatu

kondisi pikiran, perasaan atau keyakinan sekelompok manusia pada

suatu wilayah geografis tertentu, yang berbicara dalam bahasa yang

sama, memiliki kebudayaan yang mencerminkan aspirasi

bangsanya, terlekat pada adat dan tradisi bersama, memuja

pahlawan mereka sendiri dan mempunyai toleransi terhadap

Page 52: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 47

keberagaman dalam suku, ras, agama dan adat". Nasionalisme

adalah produk langsung dari konsep bangsa dengan merujuk pada

perasaan cinta, merasa bangga, mempunyai perasaan yang

menyatu diantara sesama warga bangsa dan di dalamnya terdapat

semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan serta memenuhi

kebutuhan hidupnya, semangat untuk saling membela bila terjadi

ancaman dari pihak manapun dan semangat untuk saling berkorban

guna memelihara kebersamaan, keutuhan dan eksitensi bangsa

serta negaranya.

Konsepsi kebangsaan dan konsepsi negara kesatuan, bagi

bangsa Indonesia telah dimulai oleh kaum muda ketika mereka

menyatukan tekad dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928

yaitu “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Indonesia”. Pada

masa itu kaum muda bersumpah untuk mewujudkan suatu negara

(nusa) yang bernama Indonesia.

Konsep satu nusa ini kemudian dikembangkan saat para

pendiri negara bermusyawarah dalam Sidang-sidang BPUPKI untuk

membicarakan mengenai bentuk negara Indonesia yang sedang

dipersiapkan. Kala itu, para anggota BPUPKI menyampaikan buah

pemikirannya, ada yang berkeinginan untuk membentuk negara yang

berdasarkan sistem kerajaan dengan sistem federal, ada yang

berkeinginan berbentuk republik dengan sistem unitaris, ada yang

berkeinginan berbentuk republik dengan sistem federal. Namun pada

akhirnya berdasarkan musyawarah mufakat disetujuilah bentuk

negara yang akan dibangun adalah republik dengan sistem unitaris

integralistik. Dari sinilah konsep “negara kesatuan” dimulai. Konsep

negara kesatuan (yang oleh Mr. Soepomo disebut dengan

integralistik) yang tertuang dalam rancangan Undang Undang Dasar

hasil BPUPKI, selanjutnya disahkan menjadi bentuk negara yang

disepakati secara nasional oleh PPKI.

Konsep bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

dituangkan dalam UUD 1945, dalam perjalanan sejarahnya pernah

Page 53: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 48

hapus dari sistem pemerintahan negara Indonesia, yaitu saat

dibentuknya Negara Republik Indonesia Serikat sebagai hasil

Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, yang kemudian

dikukuhkan dalam UUD RIS. Namun demikian konsep negara

federal ini tidak bertahan lama, karena secara terus menerus

berbagai negara bagian (dimulai oleh Negara Bagian Jawa Timur

dan dilanjutkan oleh Negara Pasundan) mulai menyerahkan

kewenangan pemerintahannya kepada pemerintah pusat. Puncak

dari penyerahan kewenangan negara bagian dari RIS adalah

disetujuinya “mosi integral” Parlemen RIS yang berisi desakan, agar

Indonesia segera kembali dalam bentuk Negara Kesatuan yang

dipelopori oleh M. Natsir pada tanggal 13 April 1950. Untuk

mewujudkan penyerahan kewenangan dipergunakan ketentuan

pasal 190 UUD RIS, dan selanjutnya ditandatangani “Piagam

Persetujuan antara RIS dan RI untuk kembali kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Piagam ini ditandatangani oleh Moh.

Hatta sebagai wakil RIS dan Perdana Menteri Abdul Halim sebagai

wakil RI. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tetap

menjadi konsensus nasional dan tidak akan dilakukan perubahan,

yang juga ditegaskan dalam UUD NRI 1945 hasil amandemen pasal

25A.

b. Kedudukan Konsepsi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bahwa negara yang akan dibentuk adalah sebuah negara yang

berbentuk republik. Maknanya adalah bahwa negara Indonesia yang

akan dijadikan wadah bagi segenap kehidupan bangsa nanti,

haruslah merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terpisah-pisah

secara politik dan Hankam, walaupun pada kenyataannya secara

geografik-kultural bumi Indonesia adalah sebuah kepulauan dengan

penduduk yang multikultural.

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, kekuasaan

tertinggi atau kedaulatan berada ditangan rakyat dan negara ini

Page 54: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 49

bukanlah bentuk negara sebagai kelanjutan kerajaan / kesultanan /

kedatuan yang pernah ada dan telah berabad-abad hidup berdaulat

di wilayah nusantara. Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat,

konsep negara kesatuan akan mengilhami bagi bangsa Indonesia

menentukan batas-batas wilayah negaranya, akan menentukan

sistem pengamanan yang tepat diterapkan untuk menjaga keutuhan

dan kedaulatannya, akan mengilhami sistem pembagian wilayah dan

sistem pengelolaan serta hubungan antara pusat dengan daerah,

akan menentukan sistem politik dan penyelenggaraan pemilihan

umum baik untuk perwakilan maupun pimpinan daerah.

Konsepsi NKRI telah mengilhami bangsa Indonesia untuk

memperjuangkan konsep wilayah Negara Kepulauan (Archipelago

State) melalui Deklarasi Djuanda (1957). Konsep negara kepulauan

ini telah mengubah paradigma dalam penentuan batas-batas negara

yang semula didasarkan pada “Territeriole Zee en Maritiem Kringen

Ordonantie 1939”, untuk kemudian diperjuangkan lewat konferensi

PBB serta disetujui dalam United Nation Convention on the Law

ofthe Sea (UNCLOS) tahun 1982. Indonesia selanjutnya meratifikasi

keputusan UNCLOS 1982 tersebut melalui Undang Undang Nomor

17 Tahun 1985.

Konsep Negara Kepulauan juga telah mengilhami tumbuhnya

suatu cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan

sosial yang senantiasa berubah. Konsepsi ini memberikan nilai dan

semangat untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga

keutuhan dan kedaulatan wilayah negara serta bersama-sama

menjaga ancaman dari manapun datangnya.

c. Nilai-Nilai Kebangsaan Yang Bersumber Dari Konsepsi Negara

Kesatuan Republik Indonesia

Rasa kebangsaan adalah dorongan emosional yang lahir dalam

perasaan setiap warga negara, baik secara perorangan maupun

kelompok, tanpa memandang suku, ras, agama, maupun keturunan.

Page 55: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 50

Rasa itulah yang menumbuhkan internalisasi suatu masyarakat yang

didambakan (imagined society) dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) yang bernama bangsa Indonesia. Menguatnya

rasa kebangsaan secara individual dan kelompok menjadi energi dan

pengendapan nilai-nilai kebangsaan yang kemudian melahirkan

faham dan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan akan tumbuh

subur dan berkembang melalui proses sinergi dari berbagai individu

(warga negara) yang berada dalam wilayah NKRI, kemudian satu

sama lain saling menguatkan dan melahirkan ciri atau identitas

bangsa. Keyakinan dan pengakuan terhadap ciri atau identitas

bangsa merupakan perwujudan dari rasa kebangsaan itu sendiri.

Setiap bangsa dalam menyelesaikan permasalahan dan

mencapai cita-cita nasionalnya pasti mempunyai wawasan nasional

atau cara pandang tentang diri dan lingkungannya. Cara pandang ini

merupakan penjabaran dari falsafah bangsa serta sesuai dengan

keadaan geografis yang menjadi ruang hidupnya, di samping latar

belakang sejarah pembentuk bangsa tersebut. Wawasan Nasional

bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara, yang difahami

sebagai cara pandang tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan

cita-cita nasionalnya, sebagai aspirasi sebuah negara yang berdaulat

di dalam masyarakat dunia, menjadi jiwa dalam setiap kebijakan

yang diambil dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa

Indonesia yang hidup dalam ruang wilayah kepulauan nusantara

sebagai satu kesatuan sosial, politik, ekonomi dan pertahanan

keamanan.

Pada dasarnya, bangsa Indonesia terlahir tidak didasarkan atas

kesamaan aspek lahiriah seperti: agama, suku bangsa, ras dan

lainnya, atas dasar persamaan kehendak untuk merdeka dan

mendamaikan segenap perbedaan yang ada menjadi satu unitas

yang bersatu untuk menegara. Semangat kebersamaan juga muncul

disebabkan karena adanya kemiripan etnik (satu rumpun) dan koloni

dari kaum imperialisme di Belanda.

Page 56: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 51

Persamaan kehendak adalah sebuah konsensus yang dicapai,

disepakati dan memerlukan ketaatan yang terus menerus. Ketaatan

yang diabaikan atau bahkan diingkari adalah awal terjadinya

perselisihan bahkan konflik-konflik sosial. Adalah keniscayaan akan

terciptanya huru-hara, konflik komunal yang bermuara pada

pengusiran etnik tertentu yang minoritas, pembantaian dan

kebiadaban lainnya seperti yang telah terjadi akhir-akhir ini, jika

ketaatan ini dilanggar dan dipersoalkan kelahirannya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa proses terhimpunnya

sebaran suku bangsa di tanah air yang dilandasi atas konsensus

bukan merupakan konstanta sejarah yang memiliki katup pengaman

yang akan berfungsi efektif dalam mengabadikan cita-cita lahirnya

konsensus dimaksud. GAM, OPM, diskursus federalisme,

otonomisasi, perlombaan menyulap daerah kabupaten menjadi

provinsi (pemekaran wilayah) adalah peristiwa reduktif dan kebijakan

abortif yang dapat memicu meluasnya pengingkaran terhadap

ketaatan kukuhnya fanatisme daerah, tribalisme (kesukuan) dan

pada kulminasinya adalah lahirnya babak baru Buku Induk Tentang

Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia terhadap munculnya kembali

fenomena lampau dengan berdirinya negara-negara bagian.

Patut diingat bahwa sebelum semua suku bangsa di nusantara

menyatakan hendak bersatu dan menghimpun diri masing-masing

dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, semuanya

terdiri atas negara-negara yang telah memiliki kedaulatan, hukum,

pemerintahan dan sistem politik masing-masing. Guna tetap utuhnya

NKRI hingga akhir zaman, maka semangat kebangsaan perlu terus

ditumbuh-kembangkan, dipupuk, dan dilembagakan pada semua

tingkatan sosial masyarakat, secara masif dan kolektif.

Dalam rasa dan semangat kebangsaan, salah satu sisi yang

harus ditumbuhkan adalah rasa cinta kepada tanah air. Tanah air

mengandung pengertian ialah mengenai wilayah negara baik secara

geografis (fisik) maupun non-fisik (tata nilai dan tata kehidupan

Page 57: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 52

masyarakat) yang telah memberikan sumber kehidupan dan

penghidupan sejak manusia lahir sampai pada akhir hayatnya.

Dengan demikian, maka setiap warga negara harus mencintai tanah

air sebagai ruang hidup dalam menjalankan kehidupannya. Dalam

kenyataannya ruang hidup suatu bangsa tidak pernah lepas dari

segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik

yang berasal dari dalam maupun yang datang dari luar, sehingga

setiap warga negara harus selalu siap untuk mempertahankan

kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.

Gambaran secara umum yang dapat diambil dari nilai-nilai

kebangsaan yang terkandung dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia, adalah sebagai berikut:

1) Nilai Kesatuan Wilayah, merupakan konsekuensi dari

negara kepulauan, perairan, merupakan pemersatu pulau-

pulau; bukan pemisah;

2) Nilai Persatuan Bangsa, merupakan konsekuensi dari

bangsa yang bersifat plural, banyak suku, agama dan

budaya;

3) Nilai Kemandirian, membangun bangsa dilaksanakan oleh

kekuatan sendiri, bantuan dari luar sifatnya memperkuat

untuk mengatasi kekurangan secara nasional.

17. Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Sesanti Bangsa Indonesia

a. Tinjauan Historis

Bangsa Indonesia lahir dari sebuah perjalanan panjang dan

unik. Bangsa ini terhimpun dari berbagai ras (ras mongoloid dan ras

melanesoid), berbagai suku bangsa (Aceh, Batak, Melayu, Sunda,

Jawa, Dayak, Bali, Ambon, Sulawesi, Papua), berbagai budaya lokal,

adat istiadat, agama yang beragam (Islam, Kristen, Budha, Hindu,

Konghucu, Kahayan dan aliran kepercayaan), yang semuanya

secara alamiah mengandung perbedaan. Namun dalam realita

perjalanan sejarah pembentukan bangsa Indonesia, berbagai

Page 58: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 53

perbedaan yang ada tidak menyurutkan dan menjadi penghalang

untuk bersatu. Pada masa pergerakan nasional, sejak lahirnya

kesadaran berbangsa, kebangsaan dipahami tidak sebagai

himpunan suku-suku atau kelompok etnis, melainkan sebagai suatu

"transendensi atas suku-suku”. Perbedaan ciri-ciri lahiriah, adat

istiadat, bahasa lokal, bahkan agama/kepercayaan yang telah

mengakar, justru menjadi faktor pendorong bersama untuk

mewujudkan sebuah masyarakat baru dengan tatanan sosial baru.

Sebuah himpunan masyarakat baru yang diharapkan lebih mampu

menjamin hajat hidup yang lebih baik.

Suku-suku tersebut pada umumnya lelah memiliki tatanan

sosialnya sendiri, dan juga ada yang telah memiliki struktur

pemerintahan sendiri yang didasarkan pada nilai-nilai lokal masing-

masing, ternyata rela mengorbankan sebagian kepentingan, bahkan

juga menyerahkan kedaulatannya demi kepentingan bersama dan

harapan baru sebagai bangsa yang besar. Pembentukan bangsa

yang besar dengan kondisi yang serba bhinneka (serba majemuk,

serba plural, penuh dengan multikultur) diharapkan mampu menjadi

bangsa yang kuat, bersatu, hidup dalam suasana kekeluargaan dan

keharmonisan.

Idealisme untuk membentuk bangsa yang besar dan kuat,

dalam perjalanan sejarah selanjutnya terbukti menjadi motivasi

perjuangan pembebasan diri dari cengkeraman kaum penjajah yang

telah berlangsung selama berabad-abad. Berbagai bentuk

pergerakan kebangsaan yang berbasis etnis, kedaerahan, kelompok

pelajar dan bahkan juga agama, menyatu dalam perhelatan akbar

yaitu Kongres Pemuda tahun 1928 yang menghasilkan “Sumpah

Pemuda”, telah mengantarkan segenap rakyat Indonesia

mewujudkan diri sebagai satu bangsa, yang nantinya mengilhami

perjuangan untuk membentuk bangsa dan negara yang merdeka dan

berdaulat dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

Page 59: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 54

Salah satu pilar untuk menyangga dan menjaga persatuan bagi

bangsa Indonesia adalah melalui semboyan atau sesanti Bhinneka

Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi bersatu dalam satu

kesatuan. Kebhinnekaan terimplementasikan dalam bentuk

pluralisme dan multikulturalisme.

Pluralisme adalah kondisi bangsa Indonesia yang ditandai oleh

adanya banyak suku, ras, agama, bahasa, adat istiadat dan lain

sebagainya. Pluralisme mengasumsikan adanya keaneka-ragaman,

perbedaan atau kemajemukan. Akan tetapi kemajemukan dalam

pluralisme baru dilihat secara kuantitatif saja. Pluralisme belum

membedakan secara kualitatif unsur-unsur yang ada di dalamnya.

Bangsa Indonesia juga dibangun di atas multikulturalisme,

mengingat bangsa ini lahir dari berbagai golongan warga negara.

Bangsa Indonesia dibentuk dari eks-golongan warga negara Belanda

dan golongan Eropa (Indo Belanda), eks-golongan warga pribumi

(inlander), eks-golongan warga Asia Timur yang tunduk pada hukum

belanda, dimana golongan ini mempunyai tata hukum, adat istiadat,

bahasa, agama dan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam

golongan pribumi sendiri mempunyai kebudayaan yang sangat kaya

dan beragam. Oleh karena itu bangsa ini dibentuk dengan pilar

penyangga yang menghargai adanya keanekaragaman dan

kekayaan budaya masyarakatnya atau sering disebut multikultural.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia berdiri dan

dibangun dari keberagaman suku-suku bangsa. Keberagaman

sebenarnya merupakan kondisi alamiah yang membentuk suatu

sistem menjadi stabil. Suatu orkestra akan indah didengar manakala

dibangun dari berbagai suara yang berasal dari beragam instrumen

musik asalkan tidak ada satu alat musikpun yang mendominasi

harmoni yang disusunnya. Demikian juga dengan bangsa Indonesia,

keindahan bangsa ini akan terwujud jika seluruh komponen bangsa

bisa merajut harmoni kehidupan walaupun satu sama lain berbeda.

Page 60: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 55

Pada hakikatnya itulah nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam

sesanti Bhinneka Tunggal Ika.

Semboyan atau sesanti Bhinneka Tunggal Ika (apabila ditulis

dengan kalimat selengkapnya adalah; Budha Syiwa Maha Syiwa

Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva), diangkat dan

disadur dari Kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular,

Pujangga Istana pada zaman Hayam Wuruk (1350-1389), kemudian

oleh M. Yamin (1903-1962) dijadikan sebagai semboyan bagi

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ajaran yang termuat dalam

sesanti Bhinneka Tunggal Ika, menurut kitab tersebut secara garis

besar berisi wejangan bagaimana mengatasi segala bentuk

perbedaan suku dan agama (antara Siwa/Hindu dan Budha waktu

itu) yang sangat rentan terhadap terjadinya konflik di antara dua

golongan tersebut, sehingga akan melemahkan kekuatan negara.

Ajaran tersebut diaplikasikan oleh Raja Hayam Wuruk dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang adil dan bijaksana, yang dapat

menjaga hubungan antar warga secara harmonis dan saling

menjaga/menguatkan (Ensiklopedia umum untuk pelajar, PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005).

b. Kedudukan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika

Sesanti Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia

merupakan semboyan untuk menata dan mengatur tata kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi segenap warga

negara, yang menghormati dan mengharmoniskan hubungan dalam

perbedaan suku, ras, agama, bahasa dan budaya di antara warga

bangsa itu sendiri. Semboyan ini menjadi pilar untuk menyangga dan

menjaga persatuan bangsa Indonesia yang tersebar dalam wilayah

nusantara, membangun hubungan yang harmonis, menjaga

keseimbangan dengan mengakui dan mengagungkan perbedaan

dalam kesederajatan (Parsudi Suparlan, 2002). Kebhinnekaan

mempersyaratkan adanya nilai-nilai dasar untuk membentuk

Page 61: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 56

keutuhan atau kesatuan. Tanpa adanya nilai-nilai dasar itu

kebhinnekaan akan menimbulkan disintegrasi. Sebaliknya apabila

nilai-nilai dasar itu dapat diwujudkan, maka kebhinnekaan akan

menghasilkan integrasi.

Sesanti Bhinneka Tunggal Ika merupakan wahana untuk

memberikan keleluasan (kebebasan) bagi semua warga bangsa

untuk mengembangkan kebudayaan, adat istiadat, tradisi agama,

bahasa dan tata kehidupan sesuai dengan lingkungan

masyarakatnya demi memperkuat persatuan bangsa dan hubungan

antara warga yang harmonis. Keleluasaan untuk mengembangkan

diri ini tidak boleh mendiskreditkan, mengganggu, merendahkan

warga atau kelompok lainnya. Oleh karenanya tidaklah heran, kalau

nilai-nilai “kebhinnekaan dalam satu persatuan” menjadi inspirasi dan

mewarnai UUD NRI 1945 yang merupakan konstitusi Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi sumber berbagai

ketentuan dan perundangan-undangan yang akan mengatur serta

menata kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini. Secara

ekspiisit dalam UUD NRI 1945 Pasal 32 Ayat 1, dinyatakan bahwa

“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah

peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam

memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya".

c. Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari sesanti Bhinneka

Tunggal Ika.

Tidak dapat disangkal bahwa bangsa Indonesia merupakan

bangsa dan negara dengan tingkat kemajemukan yang paling tinggi

di dunia. Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan

yang terdiri dan memiliki lebih dari 17.000 pulau baik yang dihuni

maupun yang tidak. Ditinjau dari gatra demografi, menurut sensus

penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 237

juta jiwa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, bahasa,

budaya, adat istiadat, kepercayaan dan agama. Para ahli mencatat

Page 62: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 57

bahwa di Indonesia terdapat kurang lebih 358 suku bangsa dan 200

sub suku bangsa. Demikian juga mengenai kehidupan beragama,

dilihat dari pemelukan agama, terdapat beberapa agama (yang

diakui pemerintah) dan dipeluk oleh penduduk Indonesia yakni: Islam

88,1%, Kristen dan Katolik 7,89%, Hindu 2,5%, Budha 1% dan yang

lain 1%. Di samping itu pada kenyatannya ada beberapa

kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia

walaupun tidak termasuk agama yang diakui secara formal seperti

Konghucu.

Dari kenyataan ini tidak dapat dipungkiri bahwa secara kultural,

Indonesia dibangun atas dasar kultur nusantara asli, Hindu, Islam,

Kristen dan juga barat modern. Keberagaman atau kemajemukan

merupakan modal dasar untuk membangun bangsa yang besar dan

kuat, jika perbedaan tersebut disatukan berdasarkan asas

komplementari atau saling melengkapi satu sama lain secara

harmonis.

Apabila ditelaah secara lebih dalam, maka dapat ditemukan

ada 3 (tiga) nilai yang terkandung, yakni :

1) Nilai Toleransi, merupakan satu sikap yang mau

memahami orang lain, sehingga komunikasi dapat

berlangsung secara baik;

2) Nilai Keadilan, merupakan satu sikap mau menerima

haknya dan tidak mau mengganggu hak orang lain;

3) Nilai Gotong Royong/Kerjasama, merupakan satu sikap

untuk membantu pihak/orang yang lemah, agar sama-

sama mencapai tujuan. Ada sikap saling mengisi

kekurangan orang lain, hal ini merupakan konsekuensi

dari manusia dan daerah yang memiliki kemampuan yang

berbeda dalam konteks otonomi daerah.

Bila diterjemahkan lebih jauh, nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika

sebagai nilai yang menjadikan rakyat/warga negara dapat hidup dan

menata kehidupan bersama dengan harmonis, bersatu sebagai

Page 63: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 58

kekuatan pembangunan negara. Hal tersebut tidak berbeda, dan

justru sangat relevan dengan nilai-nilai kebangsaan yang

dipersepsikan dari sila-sila Pancasila, yaitu:

1) Penghormatan dan Kesederajatan (respect and equality)

2) Kebebasan (fairness)

3) Non-diskriminasi, solidaritas, dan toleransi (non-

discrimination, solidarity and tolerancy)

4) Pengorbanan/kepedulian (empathy)

5) Kekeluargaan/gotong royong (cooperation)

6) Tanggungjawab (responsibility)

7) Kepercayaan (trust), dan

8) Produktivitas (productivity)

Page 64: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 59

BAB IV

NILAI-NILAI KEBANGSAAN INDONESIA

18. Hakikat Nilai-nilai Kebangsaan

Nilai-nilai kebangsaan pada hakikatnya merupakan nilai yang

disepakati dan dipandang baik yang melekat pada diri setiap warga

negara Indonesia berupa norma- norma dan etika kebaikan yang

terkandung dan menjadi ciri kepribadian bangsa Indonesia yang

bersumber dari nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia

dan Bhinneka Tunggal Ika yang dicerminkan dari sikap dan perilaku setiap

warga negara sebagai bangsa Indonesia yang senantiasa mengutamakan

persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa mengesampingkan

tanggung jawab untuk menghargai bangsa dan negara lain. Nilai-nilai

kebangsaan ini menjadi panduan dan pedoman bagi bangsa Indonesia

untuk membangun jati diri bangsa (nation character building) dan

membangun kesadaran mengenai sistem kenegaraan dan sistem nasional

dalam menata kehidupan bangsa dan negara (national system building).

Oleh karena itu, nilai-nilai kebangsaan ini perlu disosialisasikan,

diinternalisasikan dan diinstitusionalkan secara terus menerus kepada

semua generasi bangsa dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan

perkembangan jaman.

Penanaman dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan sangat penting

untuk dapat menumbuhkan rasa dan semangat kebangsaan atau

nasionalisme. Rasa Kebangsaan adalah kesadaran pada jiwa setiap

warga negara Indonesia untuk mencintai bangsa dan tanah airnya yang

berpegang teguh pada kebenaran nilai yang bersumber pada Pancasila,

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. Rasa

kebangsaan ini dicerminkan dari sikap dan perilaku setiap warga negara

sebagai bangsa Indonesia yang senantiasa mengutamakan persatuan

Page 65: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 60

dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Rasa kebangsaan yang tinggi

akan senantiasa mendorong tumbuhnya semangat kebangsaan, yaitu

semangat untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsanya,

mempunyai spirit kesederajatan dengan bangsa lain, adanya dorongan

untuk membela kepentingan nasionalnya di atas kepentingan diri pribadi

dan golongan, rela berkorban demi bangsa dan negaranya dan

mempunyai kesadaran yang penuh akan segala aturan dalam hidup

berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai kebangsaan yang menjadi pedoman dan panduan dalam

rangka nation character building dan national system building, merupakan

kristalisasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi negara yaitu

Pancasila, konstitusi negara yaitu Undang Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, konsepsi bentuk kewilayahan negara

yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia dan semboyan bangsa dan

negara yang tertuang dalam sesanti Bhinneka Tunggal Ika. Kristalisasi

nilai ini bukan bermakna sebagai perasan dari semua nilai melainkan lebih

bermakna sebagai peramuan dari semua unsur nilai menjadi nilai yang

lebih tinggi dari nilai-nilai yang terkandung dalam konsensus dasar

bangsa.

19. Nilai-nilai Kebangsaan Sebagai Kristalisasi Nilai Yang

Terkandung Dalam Konsensus Dasar Bangsa.

Nilai-nilai kebangsaan sebagai kristalisasi nilai-nilai yang terkandung

dalam konsensus dasar bangsa meliputi :

a. Nilai Ketuhanan, yang di dalamnya mengandung ajaran untuk

memahami:

1) Bahwa terbentuknya bangsa dan negara Indonesia adalah

berkat perjuangan dari seluruh komponen bangsa yang

diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa,

2) Bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius,

yang mempunyai dasar-dasar norma dan etika yang

Page 66: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 61

berdasarkan ajaran agamanya, mempunyai kaidah dan

ukuran tentang kebenaran dan keadilan yang dilandasi

oleh ajaran agama,

3) Bahwa kehidupan beragama masyarakat Indonesia

dilandasi oleh kebebasan untuk memeluk agama bagi

setiap orang dan toleransi yang tinggi dengan dijamin

dalam melaksanakan syariatnya,

4) Bahwa masyarakat Indonesia menjunjung tinggi

kebenaran dan keadilan sesuai dengan nilai-nilai luhur

bangsa dan agama yang dianutnya.

5) Bahwa sistem kenegaraan yang dibangun didasarkan

pada ajaran-ajaran dan norma-norma yang hidup dan

berkembang dalam masyarakat Indonesia, baik norma

agama maupun norma adat.

b. Nilai Kemanusiaan, yang di dalamnya mengandung ajaran-

ajaran, yaitu:

1) Bahwa setiap warga negara Indonesia mengakui

kedudukan setiap individu manusia sebagai mariusia yang

berbudaya, menghargai nilai-nilai sebagai manusia sosial

yang beradab (homo homini sosius) yang mampu

beradaptasi dengan lingkungan alam dan sosialnya,

bukan manusia bar-bar yang memangsa sesamanya

(homo homini lopus);

2) Bahwa bangsa Indonesia dan negara menjamin hak-hak

yang bersifat asasi dari seluruh warga negaranya,

disamping memberi kewajiban kepada setiap warga

negaranya untuk menghormati hak-hak asasi orang lain;

3) Bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan yang

sama atau sederajad secara hukum, secara politik, dan

dalam memenuhi kehidupannya;

Page 67: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 62

4) Bahwa negara menjamin adanya hak untuk berserikat,

berkumpul dan mengeluarkan pendapat dan pikirannya;

5) Bahwa negara mempunyai tanggung-jawab yang bersifat

mutlak untuk memajukan dan mencerdaskan kehidupan

rakyatnya, menjamin terhadap anak dan masyarakat

terlantar, mengupayakan untuk menyiapkan lapangan

pekerjaan untuk memenuhi kehidupan rakyatnya dan

mencapai kemakmuran.

c. Nilai Persatuan, yang di dalamnya mengandung ajaran-ajaran,

yaitu:

1) Bahwa bangsa Indonesia adalah satu kesatuan dalam

bingkai NKRI dan tidak ada perbedaan meskipun terdiri

dari berbagai suku, ras, agama, budaya dan adat

istiadatnya;

2) Bahwa dalam menjalin hubungan antar sesama

komponen bangsa selalu mengedepankan semangat

kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah untuk

mufakat, membangun keharmonisan, menjaga

keseimbangan dan menumbuhkan solidaritas sosial;

3) Bahwa dalam setiap menghadapi ancaman dan

menyelesaikan masalah dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara kepentingan nasional menjadi acuannya;

4) Bahwa ada kesadaran bagi seluruh warga negara tentang

hakikat sebagai satu bangsa yang disebut bangsa

Indonesia;

5) Bahwa adanya jiwa dan semangat rela berkorban demi

negara dan bangsanya.

d. Nilai Demokrasi, yang di dalamnya mengandung ajaran-

ajaran, yaitu:

Page 68: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 63

1) Bahwa adanya kesadaran mengenai kekuasaan tertinggi

(kedaulatan) ada ditangan rakyat, sehingga setiap

pemegang kekuasaan tidak boleh berlaku sewenang-

wenang;

2) Bahwa bangun negara dan sistem kenegaraan yang

dibangun didasarkan pada sistem kerakyatan dengan

pemisahan kekuasaan bagi kelembagaan pemerintahan

negara, bukan sistem yang absolut ataupun totaliter;

3) Bahwa negara menjamin adanya kebebasan bagi warga

negara;

4) Bahwa negara memberikan kesempatan yang sama bagi

semua warga negara dalam berpartisipasi di berbagai

bidang kehidupan yaitu politik, ekonomi, sosial budaya

dan pertahanan keamanan;

5) Bahwa ada kesadaran untuk taat, tunduk dan patuh

terhadap peraturan perundang-undangan yang dibuat

untuk mengatur kehidupan masyarakat dan pelaksanaan

pemerintahan negara tanpa kecuali, baik untuk semua

warga negara maupun para pemegang kekuasaan, atau

dengan kata lain adanya supremasi hukum;

6) Bahwa adanya jaminan terwujudnya keadilan dalam

penegakan hukum;

7) Bahwa adanya kehidupan politik yang bebas, bersih dan

mampu menyalurkan aspirasi warga negaranya sehingga

semua produk kebijakan publik adalah benar-benar untuk

kepentingan rakyatnya.

e. Nilai Keadilan, yang di dalamnya mengandung ajaran-ajaran,

yaitu:

1) Bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan

kepada aturan yang disepakati bersama (hasil konsensus)

yang didalamnya terdapat hak dan kewajiban yang sama,

Page 69: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 64

jaminan untuk memperoleh kesempatan dan perlakuan

yang sama, dan jaminan untuk memperoleh perlindungan

yang sama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya

dan menyelenggarakan kepentingannya;

2) Bahwa setiap warga negara akan diperlakukan sama

dihadapan hukum;

3) Bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk berpartisipasi dalam menetapkan nilai-nilai

pengambilan keputusan dan kebijakan terkait dengan

kehidupan berbangsa dan bernegara.

f. Nilai Pluralis dan Multikulturalis, yang di dalamnya

mengandung ajaran-ajaran, yaitu:

1) Bahwa adanya kesadaran terhadap realita bangsa

Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, etnis dan ras,

agama, adat istiadat, budaya dan bahasa yang berbeda

satu sama lain;

2) Bahwa dalam kehidupan berbangsa yang majemuk dan

multikultur harus menjunjung tinggi toleransi, perlu

penghormatan dan pengorbanan satu sama lain, perlu

menjaga hubungan yang seimbang dan harmoni,

memerlukan saling kepedulian yang tinggi dan cara

pandang yang mencerminkan sikap dan perilaku yang

sederajad serta tidak ada pelemahan dan memandang

rendah posisi diantara mereka dalam kehdupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

3) Bahwa dalam kehidupan yang prural dan multikultural

secara integral mengandung jiwa dan semangat:

penghormatan dan kesederajatan (respect and equality),

kebebasan (fairness), non-diskriminasi, solidaritas, dan

toleransi (non-discrimination, solidarity and tolerancy),

pengorbanan/kepedulian (empaty), kekeluargaan/gotong

Page 70: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 65

royong (cooperation), tanggungjawab (responsibility), dan

kepercayaan (trust).

g. Nilai Patriotisme, yang di dalamnya mengandung ajaran-

ajaran, yaitu:

1) Bahwa semua warga negara mempunyai kewajiban untuk

ikut bela negara sesuai dengan bidang tugas dan

profesinya demi kejayaan negara dan bangsa Indonesia;

2) Bahwa semua warga negara mempunyai kesadaran untuk

rela berkorban dan melakukan apa saja demi bangsa dan

negaranya;

3) Bahwa semua warga negara akan mengutamakan

kepentingan bangsa dan negaranya di atas kepentingan

pribadi dan golongan;

4) Bahwa setiap warga negara tidak akan melakukan

tindakan yang merugikan, merusak dan menghancurkan

bangsa dan negaranya serta tidak akan melakukan

tindakan untuk kepentingan bangsa atau negara lain.

Page 71: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 66

BAB V

PENUTUP

Substansi mengenai nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari

Konsensus Dasar Bangsa Indonesia dalam buku ini merupakan bahan

ajar yang masih bersifat elementer dan berupa pokok-pokoknya saja.

Sehingga materi nilai-nilai kebangsaan dari empat konsensus dasar

bangsa akan dijabarkan lebih lanjut dalam buku yang bersifat operasional

berupa materi dan modul-modul pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang

implementatif.

Materi Ideologi Pancasila sebagai bahan ajar pemantapan nilai-nilai

kebangsaan menjadi hal yang sangat penting untuk disebarluaskan dalam

kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Pancasila sebagai

ideologi nasional, dasar negara dan falsafah pandangan hidup bangsa

merupakan pedoman bagi penyelenggaraan negara dan pengelolaan

pemerintahan dan tidak perlu untuk diperdebatkan lagi karena Pancasila

adalah sesuatu yang final hasil dari pemikiran the founding fathers.

Konstitusi Negara Republik Indonesia yang dijabarkan dalam

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

merupakan peraturan perundang- undangan yang mutlak dijadikan

rujukan dalam penyelenggaraan negara maupun pengelolaan

pemerintahan. UUD NRI 1945 harus mampu beradaptasi dengan

perkembangan lingkungan strategis, sehingga sistem kenegaraan dan

tata kehidupan ketatanegaraan di Indonesia dapat diselenggarakan dalam

koridor yang benar, sehingga dapat menjadi landasan bagi upaya

pemantapan nilai-nilai kebangsaan di Indonesia.

Bangsa Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan posisi

strategis, di dalamnya terkandung sumber daya nasional yang sangat

besar. Pada tahun 2011 tercatat di Indonesia terdapat 33 provinsi dan 491

kabupaten dan kota serta 6 kota administratif di DKI Jakarta tersebar dari

Sabang hingga Merauke, dari pulau Miangas hingga pulau Rote, 6.519

kecamatan dan 76.510 desa/kelurahan. Di samping itu, penduduk

Page 72: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 67

Indonesia juga sangat beragam baik suku, agama, ras/etnis maupun

golongan. Adapun perjalanan hidup bangsa Indonesia antara lain

tercermin dari kondisi bela negara pasca gerakan reformasi. Demokrasi

yang dijalankan dengan semangat desentralisasi menghasilkan kebijakan

otonomi daerah dan pemilihan langsung, yang sangat berpengaruh

terhadap realisasi dari konsep bela negara diharapkan dapat menjaga dan

memantapkan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan

negara demi tercapainya cita-cita dan tujuan nasional.

Memahami dan menghormati nilai-nilai pluralisme dan

multikulturalisme sebagai perwujudan dari semboyan bangsa Bhinneka

Tunggal Ika, secara prinsip harus selalu diterapkan dalam tata kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan ini

telah tercakup dalam sistem formal kurikulum maupun proses

pembelajaran sehari-hari. Pengembangan wawasan yang berbasis pada

pluralisme dan multikulturalisme wajib dan harus terus dilakukan dan

dikembangkan, sehingga akan membentuk bangsa Indonesia yang besar,

kuat dan bersatu dalam keanekaragaman dan penuh toleransi.

Seiring dengan perkembangan zaman dan konteks kekinian, maka

Buku Induk tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia ini menjadi acuan

yang sangat penting dalam rangka sosialisasi nilai-nilai kebangsaan

Indonesia yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa, dengan

harapan seluruh komponen bangsa menjadi bangsa yang memiliki

karakter dan berciri ke-Indonesia-an dengan kekayaan yang berupa

keanekaragaman budaya nasionalnya.

Page 73: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 68

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Ben, “Western Nationalism and Eastern Nationalism”, New Left Review 2001.

Azra, Azyumardi, “Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan

Demokratisasi”, Jakarta, Penerbit Buku Kompas , 2002. Bennet, Christine, “Comprehensive Multikultural Education : Theory and

Practice”, edisi kedua, Allyn and Bacon-London-Sydney-Torornto, 1990.

Boulding, Elise., “Building Gobal Civic Culturer”. Syracus University Press

Education, 1988. Canton, James, “The Extreme Future”, Cetakan I Pustaka Alvabet, Januari

2009. Darmodiharjo, Darji, “Cita Negara Integralistik Indonesia Dalam UUD

1945”, BP-7 Pusat, 1995 Dewey, John, “Democracy and Education”, The Macmillan Company, New

York, The Macmillan Paperbacks edition. Djoened Poesponegoro, Marwati dan Notosusanto, Nugroho, Sejarah

Nasional Indonesia II Edisi ke-4 , PN. Bala: Pustaka Jakarta, 1984 Gagnon, George, W Ir dan Michelle Collay, "Designing For Learning, Six

Elemnets in Ontructivist Classrooms", Corwin Press, Inc, California, 2000.

Gea, Antonius Atosokhi, Wulandari, Antonina Panca Yuni, Babari,

Yohanes, “ Character Building II Relasi dengan Sesama”, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2002.

Harold and Sprout, Margaret, “Foundation of National Power”, Toronto, D.

Van Nostrand Company, Inc 1951. Hikam, Muhammad A.S., “Politik Kewarganegaraan, Landasan

Redemokratisasi di Indonesia”, Jakarta, Penerbit Erlangga, 1999. Kartodirdjo, Sartono, “Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif

Sejarah”, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1994. Khoiron, M. Nor, dkk, “Pendidikan Politik bagi Warga Negara (Tawaran

Operasional dan Kerangka Kerja)”, Yogyakarta, LkiS, 1699.

Page 74: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 69

Lawton, Denis, Cairns, Jo, dan Gardenr, Roy, “Education for Citizenship, Continum”, London-New York, 2000.

Mansoer, Hamdan, “Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi”,

Proyek Peningkatan Tenaga Akademik Ditjen Dikti Depdiknas, 2004. Nasution, S, “Sosiologi Pendidikan”, Bumi Aksara, Jakarta, 1995. Soedijarto, “Pendidikan Nasional sebagai Transformasi Budaya”, 2003. Sumarsono, S, et. Al., “Pendidikan Kewargananegaraan”, Jakarta, PT.

Gramedia, 2004. Tim ICCE UIN Jakarta, “Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Eductaion):

Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani”, Jakarta, Praneda Media, 2003.

Winataputra, Udin Saripudin, “Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi”,

Bahan Penataran Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Ditjen Dikti Depdiknas, Jakarta, 2002.

Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

terutamapembukaan terkait dengan Dasar Negara, Cita-Cita Nasional dan Tujuan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia. Uridang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) Tahun 2005- 2025.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang

Wilayah Negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Page 75: KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA … fileKonsensus Dasar Bangsa, dan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia. Nilai-Nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri dan setiap

Buku Induk Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia

Halaman | 70

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 68 Tahun 2005

(68/2005) tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden.

Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional No. g-159.pr.09.10

Tahun 1994 tentang petunjuk teknis penyusunan naskah akademik peraturan perundang-undangan.

Sumber-sumber lain : Amanat P.J.M. Presiden Soekarno pada pelantikan pimpinan Lembaga

Pertahanan Nasional di Istana Merdeka, tanggal 10 Mei 1965. Amanat Presiden Soekarno pada Peresmian Lembaga Pertahanan

Nasional di Istana Negara Djakarta, tanggal 20 Mei 1965. Amanat P.J.M. Presiden Soekarno dihadapan para lulusan angkatan

pertama Lembaga Pertahanan Nasional di Istana Bogor, tanggal 11 Desember 1965.

Kuliah P.J.M. Presiden Soekarno pada Lembaga Pertahanan Nasional di

Istana Merdeka Djakarta, tanggal 31 Mei 1965. The ASEAN Charter, Singapura, 20 November 2007 Tentang Bahaya Latent Komunisme ini, lihat Undang-undang Republik

Indonesia No 27 Tahun 1999, Perubahan KUHP yang berkaitan dengan Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Sebagai Tindak Lanjut Pasal 3 Tap MPRS NO: XXV Tahun 1966, Gerakan Nasional Patriot Indonesia, 2004. Lihat juga Mewaspadai Kuda Troya Komunisme di Era Reformasi, Herti Sekar, Markonina, Abadi Akrin Isjani, 2001.