gerakan islam radikal dan pertumbuhan …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/bab i, v, daftar...

78
GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN DEMOKRASI DI INDONESIA (Studi Atas Kelompok Islamis Lokal Tim Hisbah Solo) Oleh: Muzayyin Ahyar NIM: 1320310031 TESIS Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Studi Islam Program Studi Hukum Islam Konsentrasi Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam YOGYAKARTA 2015

Upload: ngocong

Post on 06-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

GERAKAN ISLAM RADIKAL

DAN PERTUMBUHAN DEMOKRASI DI INDONESIA

(Studi Atas Kelompok Islamis Lokal Tim Hisbah Solo)

Oleh:

Muzayyin Ahyar

NIM: 1320310031

TESIS

Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Studi Islam

Program Studi Hukum Islam

Konsentrasi Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam

YOGYAKARTA

2015

Page 2: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

NIM

Jenjang

Program Studi

Konsentrasi

: Muzayyin Ahyar

: 1320310031

: Magister

: Hukum Islam

: Studi Politik dan Pemerintahan dalam

Islam

menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk

sumbernya.

Yogyakarta, 27 Mei 2015

Saya yang menyatakan,

Muzayyin Ahyar

NIM: 1320310031

Page 3: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

NIM

Jenjang

Program Studi

Konsentrasi

: Muzayyin Ahyar

: 1320310031

: Magister

: Hukum Islam

: Studi Politik dan Pemerintahan dalam

Islam

menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari

plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap

ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Yogyakarta, 27 Mei 2015

Saya yang menyatakan,

Muzayyin Ahyar

NIM: 1320310031

Page 4: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA

PASCASARJANA

YOGYAKARTA

PENGESAHAN

Tesis berjudul

: Gerakan Islam Radikal

dan Pertumbuhan Demokrasi di Indonesia

(Studi Atas Gerakan Islamis Lokal Tim Hisbah Solo)

Nama

NIM

Program Studi

Konsentrasi

Tanggal Ujian

: Muzayyin Ahyar

: 1320310031

: Hukum Islam

: Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam

: 15 Juni 2015

telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Studi

Islam (M.S.I).

Yogyakarta, 22 Juni 2015

Direktur,

Page 5: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

v

PERSETUJUAN TIM PENGUJI

UJIAN TESIS

Tesis Berjudul : Gerakan Islam Radikal

dan Pertumbuhan Demokrasi di Indonesia

(Studi Atas Gerakan Islamis Lokal Tim Hisbah Solo)

Nama : Muzayyin Ahyar

NIM : 1320310031

Prodi : Hukum Islam

Konsentrasi : Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam

telah disetujui tim penguji ujian sidang tesis

Ketua : Dr. Muhammad Fakhri Husein, S.E., M.Si

Sekretaris : Drs. Kholid Zulfa, M.Si

Pembimbing/

Penguji

: Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D

Penguji

: Ahmad Norma Permata, M.A., Ph.D

Diuji di Yogyakarta pada tanggal 15 Juni 2015

Waktu : 14.00 – 15.00 WIB

Hasil/ Nilai : 95,5

Predikat Kelulusan : Memuaskan/ Sangat Memuaskan/ Cumlaude*

* Coret yang tidak perlu

Page 6: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

vi

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth.,

Direktur Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penelitian tesis yang

berjudul:

Yang ditulis oleh :

Nama

NIM

Jenjang

Prodi

Konsentrasi

: Muzayyin Ahyar

: 1320310031

: Magister (S2)

: Program Studi Hukum Islam

: Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam

Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar

Magister Studi Islam.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 19 Mei 2015

Pembimbing

Prof. Noorhaidi, MA., M.Phil., Ph.D

NIP: 1971120711995031002

Page 7: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

vii

ABSTRAK

Setelah jatuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun,

gerakan Islam radikal menjadi sebuah fenomena yang menyeruak hadir di

hadapan publik, terutama di wilayah Solo yang mana saat ini terkenal sebagai

pusat gerakan Islam radikal. Salah satu kelompok Islamis di Solo adalah adalah

Tim Hisbah, yang mana sangat sering memobilisasi massa untuk melakukan

kegiatan amar ma‟ruf nahi munkar. Beberapa kalangan membaca fenomena Islam

radikal ini sebagai konsekuensi dari masa transisi politik dari otoritarian ke

nuansa demokratis yang dinilai tidak stabil. Setelah Era Reformasi berjalan

hampir mencapai dua dekade, ternyata gerakan Islam radikal masih meletakkan

eksistensinya di permukaan jalan perpolitikan di Indonesia. Pada era yang cukup

demokratis saat ini, kelompok tersebut masih bersuara lantang dalam memprotes

kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berdasarkan syariat Islam.

Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan seputar latar belakang

lahirnya gerakan Tim Hisbah di tengah arus pertumbuhan demokrasi? Apa yang

menjadi motivasi para anggota untuk bergabung? Dan bagaimana Tim Hisbah,

sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

demokrasi? Dengan menjawab beberapa pertanyaan tersebut, diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi kajian gerakan Islam politik kontemporer.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi politik dan dipandu

dengan teori Gerakan Sosial. Dalam penelitian ini juga disinggung teori-teori

sosial-politik seperti teori politik identitas, globalisasi dan jebakan demokrasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)kemunculan Tim Hisbah di

tengah arus demokrasi sebagai peneguh identitas kelompok Islamis di Solo.

Hadirnya kelompok ini merupakan reaksi panjang penyembunyian identitas

selama masa rezim otoritarian. Partai Politik Islam yang muncul tidak banyak

membawa perubahan yang nyata membuat kaum muda beraksi dengan membuat

gerakan-gerakan alternatif dalam merespon situasi sosial-politik. (2)Krisis

moneter yang menyertai lengsernya Soeharto, menyerang hampir seluruh kawasan

di Asia Tenggara dan berimbas pada kaum muda yang tidak dapat memperoleh

pendidikan yang lebih tinggi setelah Sekolah Menengah Atas. Globalisasi yang

menuntut profesionalisme membuat kaum muda tersebut tersisihkan dari kalangan

muda lainnya yang lebih mapan. Kaum muda ini terpaksa harus mengekspresikan

identitasnya dengan ideologi Islamisme sebagai peneguh identitas dan payung

bersama melindungi diri dari globalisasi dan demokrasi yang kian tidak

terbendung.

Tim Hisbah sebagai gerakan Islamis ternyata menggunakan perangkat-

perangkat demokrasi untuk dapat bertahan di tengah derasnya arus demokrasi.

Dengan membentuk gerakan sosial yang sering melakukan demonstrasi dan

berupaya mempengaruhi kebijakan pemerintah, sebenarnya adalah bentuk

aktualisasi tiga hal penting dari karakter pemerintahan demokratis: kebebasan

sipil, penjaminan hak-hak berpolitik dan partisipasi masyarakat melalui kritik

terhadap lembaga-lembaga demokrasi.

Kata Kunci: Tim Hisbah, Islamisme, gerakan Islam radikal, gerakan

sosial, pertumbuhan demokrasi.

Page 8: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini

berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif أTidak

dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba‟ B Be ب

Ta‟ T Te ت

Sa‟ Ṡ Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

ḥa‟ Ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha‟ Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Żal Ż Zet (dengan titik di atas) ذ

Ra‟ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

Ṣād Ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Ḍāḍ Ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Ṭa‟ Ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Ẓa‟ Ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ʻ Koma terbalik di atas„ ع

Gain Gh Ge غ

Fa‟ F Ef ف

Qāf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wawu W We و

Ha‟ H Ha ه

Hamzah ` Apostrof ء

Ya‟ Y Ye ي

Page 9: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

ix

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap

كفار

Ditulis „kuffâr

C. Ta’ Marbutah Di Akhir Kata

Ditulis Hijrah هجرة

Ditulis Jizyah جزية

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

D. Vokal Pendek

لعف

رکذ

بذل

Fathah

kasrah

dammah

ditulis

ditulis

ditulis

A

fa‟ala

i

dzukira

u

badzlu

E. Vokal Panjang

كفار

منتقي

ditulis

ditulis

kuffâr

muntaqâ

Page 10: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

x

F. Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

ditulis تجديد الدين

Tajdid ad-din ahl as-sunnah

ditulis Syarhu Bulughi al-Maram شرح بلوغ المرام

ditulis Badzlu al-Juhdi بذل الجهد

Page 11: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xi

MOTTO

GREAT PEOPLE NEVER DO DIFFERENT THING,

BUT THEY DO THING DIFFERENTLY

Page 12: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur tiada hentinya saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas

rahmat dan kasih sayang-Nya, tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam selalu saya haturkan kepada Muhammad bin Abdillah,

pembawa pesan-pesan kebajikan yang menggiring manusia dari kegelapan moral

menuju cahaya intelektual. Beliau adalah figur yang patut diteladani sebagai

manusia yang berpegang pada ajaran-ajaran Tuhan dan menyampaikannya kepada

manusia melalui karakter kepribadiannya yang santun, humanis, inklusif dan

toleran.

Tesis yang berjudul Gerakan Islam Radikal di Tengah Arus Demokrasi di

Indonesia (Studi atas Gerakan Islamis Lokal Tim Hisbah Solo) ini adalah

gambaran bagaimana ide-ide Islamisme bertahan hidup di tengah pertumbuhan

demokrasi di Indonesia, yang disentuhkan dengan teori-teori politik identitas,

globalisasi dan gerakan sosial. Tidak sebagaimana negara-negara Muslim Arab

lainnya yang terus diterpa konflik politik yang serius, Indonesia cukup berhasil

mendialogkan antara kelompok Islamis dan politik dalam sebuah negara

demokrasi. Suatu kondisi yang dapat dibanggakan di tengah maraknya wacana

kesesuaian antara Islam dan Demokrasi. Penelitian ini memberikan pelajaran

tentang banyak hal; tentang keberanian, tantangan kejujuran, kewaspadaan,

ketelitian, kesabaran, dan keyakinan, meskipun sedikit memunculkan

kebimbangan antara menjadi seorang warga negara yang baik, Muslim yang taat,

dan peneliti yang objektif.

Page 13: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xiii

Selanjutnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak

yang telah memberikan segala jenis dukungannya selama saya bergelut dalam

dunia akademik di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,

hingga akhir proses pendidikan formal ditandai dengan selesainya penyusunan

tesis ini. Ucapan terima kasih tersebut saya tujukan terutama kepada:

1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA.,

Ph.D.

2. Prof. Noorhaidi Hasan, MA., M.Phil., Ph.D. Saya sangat merasakan

bagaimana beliau, dengan pembawaannya yang santai dan egaliter,

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan di

tengah kesibukan sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, sebelum

kemudian dilantik menjadi Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Tentu,

membimbing saya dalam penelitian ini adalah salah satu kesibukan kecil di

antara sekian banyak kesibukan besar lainnya. Sekali lagi, terima kasih tak

terhingga saya ucapkan kepada beliau atas komentar dan kritikan yang

inovatif sehingga sangat berpengaruh pada arah dan tujuan penelitian ini.

3. Ahmad Norma Permata, M.A, Ph.D, sebagai penguji tesis ini yang juga

banyak sekali memberi masukan pada nalar sosiologi di tengah kebingungan

saya menegaskan penulisan ini berada pada nalar strukturalis, fungsionalis

atau interaksionis.

4. Mantan Ketua Program Studi Hukum Islam Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi,

S.Ag., M.Ag., Sekretaris Program Studi; Kholid Zulfa, M.Si., dan Mba Fenty.

Terima kasih atas kebijaksanaannya dalam melancarkan persoalan-persoalan

administrasi dari awal perkuliahan hingga akhir masa studi ini.

5. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan

Republik Indonesia, yang telah memberikan saya kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang Master dengan meng-cover seluruh

kebutuhan selama masa perkuliahan, termasuk kebutuhan dalam

menyelesaikan penelitian tesis ini.

Page 14: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xiv

6. Segenap guru besar, dosen dan pengajar lainnya yang telah membekali saya

dengan berbagai ilmu pengetahuan serta pengalaman yang berharga.

7. Seluruh ikhwan gerakan Islamis di Solo terutama kepada Ust. Agus Junaedi

sebagai tokoh sentral Tim Hisbah, yang telah membukakan gerbang bagi saya

untuk masuk ke dalam dunia “Islam radikal”. Ucapan terima kasih saya

haturkan pula kepada gerakan Islamis lainnya yang telah membuka diri untuk

berbagi pengalamannya kepada saya: Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS)

dan Laskar Jundullah.

8. Segenap civitas akademika UIN Sunan Kalijaga terutama Program

Pascasarjana yang memberikan kerjasama yang maksimal selama proses studi.

9. Pimpinan dan seluruh karyawan dan karyawati Perpustakaan UIN Sunan

Kalijaga yang telah memberikan bantuan berupa pinjaman buku sebagai

referensi dalam penelitian tesis ini.

10. Staf ataupun karyawan informasi dan kebersihan Pascasarjana yang telah

memberikan layanan kebersihan secara langsung. Terutama kepada mas Dwi

yang sering memberikan informasi-informasi mengenai Pascasarjana secara

personal kepada saya.

11. Kepada kedua orang tua saya: Drs. M. Yahya Rz, dan Nor Ahyani. Mereka

tidak henti-hentinya menggerakkan lisan untuk mendoakan dan memberikan

motivasi kepada saya. Sekali lagi terima kasih yang tak terhingga saya

haturkan kepada mereka yang telah mendidik dan membesarkan saya selama

ini.

12. Kepada seluruh “Bani Rz” dan “Bani Ya‟qub” tercinta yang juga terus

mendoakan saya.

13. Tidak lupa pula rasa terima kasih saya sampaikan kepada teman-teman

senasib dan seperjuangan pada konsentrasi Studi Politik dan Pemerintahan

dalam Islam (SPPI); Agus Dedy Putrawan, Lukman Hakim, Ricki Muharram,

Agustiansyah, Krismono, Saripo Muchtar, Adib, Hadi Warman, Abulaka,

Farhan, serta semua senior-senior SPPI. Selama masa studi, mereka selalu

menjadi teman diskusi yang baik, meskipun sesekali terjadi ketegangan.

Page 15: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xv

14. Sahabat-sahabat keluarga cemara: Tutut Handayani, Nur Rohman, Asep

Amrullah Fuady, Nanang Muswarianto, Arif Setiawan, Rahmat Alvian

Mubarok, Fahmi Zihan Ar-Rasyid, Topik Nugroho.

15. Kawan-kawan awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, Mas Yasin, Wahab, Fuad, Rohmat, Lutfi, Aris, Harjoni,

Suyanto, Tsamma Amin, Ahmad Masfuful Fuad, Takbir, Mba Bustanul

Yuliani, Seftiana Nurul Izzati, Diajeng Layli, Ela, Shanti, Thamie. Terima

kasih juga kepada awardee LPDP Universitas Gadjah Mada; Mas Ihsan, Ardit,

Wiwid, Mba Tri, Devi, Fajar dan teman lainnya yang tidak mungkin disebut

seluruhnya.

Terakhir, saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Saya yakin, bahwa tulisan ini

masih jauh dari sempurna. Sesuai dengan pepatah Arab “idza tamma al-amru,

bada’a naqsuhu” (jika suatu perkara telah selesai, maka akan tampak

kekurangannya), saya pun menyadari hal ini, oleh karena itu saya juga ingin

berterima kasih apabila nantinya ada yang bersedia menyempurnakan

penelitian ini dengan melakukan penelitian lanjutan.

Yogyakarta, 25 Mei 2015

Peneliti,

Muzayyin Ahyar

NIM. 1320310031

Page 16: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xvi

DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GAMBAR

Bagan:

Bagan 1. Alur metode penelitian, 35.

Bagan 2. Alur jejaring, mobilisasi dan aksi Tim Hisbah, 150.

Tabel:

Tabel 1. Root Cause Model (RCM) Tinka Veldhuis dan Jorgen Staun, 110.

Tabel 2. Proses hijrah anggota Tim Hisbah diadaptasi dari metode Root Cause

Model, 113.

Gambar:

Gambar 1 dan 2. Tren Pertumbuhan Demokrasi Indikator Demokrasi Indonesia

(IDI), 124.

Page 17: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xvii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................iii

PENGESAHAN ..................................................................................................iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS ...............................................v

NOTA DINAS PEMBIMBING ..........................................................................vi

ABSTRAK ..........................................................................................................vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................viii

MOTTO ..............................................................................................................xi

KATA PENGANTAR ........................................................................................xii

DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GAMBAR ..................................................xvi

DAFTAR ISI .......................................................................................................xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................10

C. Tujuan dan Kegunaan ...........................................................................11

D. Kajian Pustaka ......................................................................................12

E. Kerangka Teori ....................................................................................18

Teori Identitas ................................................................................21

Teori Gerakan Sosial .....................................................................23

Islamisme dan Jebakan Demokrasi ................................................26

F. Metode Penelitian .................................................................................29

1. Model Penelitian .............................................................................29

2. Sumber Data....................................................................................30

3. Tekhnik Pengumpulan Data ............................................................30

a. Observasi...................................................................................31

b. Wawancara ................................................................................31

c. Dokumentasi .............................................................................31

4. Instrumen Pendukung .....................................................................31

5. Proses Analisis Data .......................................................................33

6. Etika Penelitian ...............................................................................35

a. Prinsip Persetujuan Sukarela (principle of voluntary consent) .35

b. Privasi .......................................................................................36

c. Anonimitas dan kerahasiaan (anonymity and confidentiality) ..36

G. Sistematika Pembahasan .......................................................................37

Page 18: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xviii

BAB II

SOLO, KELOMPOK ISLAMIS LOKAL, DAN KEMUNCULAN TIM

HISBAH

A. Solo, Wacana Islamisme dan Kelompok-Kelompok Islamis ..............39

1. Pra Kemerdekaan: Kasus Sarekat Dagang Islam (SDI) .............41

2. Orde Lama dan Orde Baru: Gerakan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba‟asyir .......................... 42

3. Terbukanya Pintu Demokrasi: Laskar-Laskar Islam Lokal Era Reformasi .......................................49

B. Sigit Qardhawi dan Deklarasi Tim Hisbah ...........................................58

1. Sigit Sang Panglima Hisbah ........................................................59

2. Respon Terhadap Situasi Nasional..............................................61

3. Respon Global, Aksi Lokal .........................................................67

4. Ideologi Tim Hisbah ...................................................................76

BAB III

IDENTITAS, KAUM MUDA DAN PAYUNG GERAKAN SOSIAL

A. Identitas dan Perubahan Sosial .............................................................84

B. Adonan Sosial Tim Hisbah ...................................................................88

C. Kaum Muda Yang Berhijrah .................................................................93

D. Wacana Kaum Muda yang Dihantam Globalisasi ................................100

E. Hijrah Menuju Tim Hisbah: Sebuah Proses..........................................106

F. Gerakan Sosial Sebagai Payung Bersama.............................................114

BAB IV

DEMOKRASI DAN SURVIVALITAS TIM HISBAH

A. Serangan Terhadap Logika Demokrasi .................................................118 B. Pertumbuhan Demokrasi Indonesia dan Beberapa Jebakannya ............121

1. Jebakan Kebebasan Sipil ..................................................................127 2. Jebakan Hak Politik ..........................................................................130 3. Jebakan Lembaga atau Institusi Demokrasi .....................................133

C. Gerakan Islamis Di Tengah Arus Demokrasi .......................................137 1. Membentuk Gerakan Sosial: Aktualisasi Kebebasan Sipil ..............138 2. Membangun Jejaring dan Demonstrasi Massa: Aktualisasi Hak

Berpolitik ........................................................................................141 3. Aksi-Aksi Radikal: Aktualisasi Kritik .............................................150

Page 19: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

xix

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................156

B. Saran-Saran .......................................................................................162

SUMBER RUJUKAN .......................................................................................163

LAMPIRAN.......................................................................................................171

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................176

Page 20: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok-kelompok Islamis menjadi suatu fenomena yang menyeruak

hadir di dunia internasional, terlebih setelah kejadian pesawat jet penumpang jenis

Boeing, American Airlines Flight 77 yang menabrak gedung World Trade Center

(WTC) dan pusat Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) pada 11

september 2001 silam. Amerika Serikat menengarai ini adalah perbuatan teror

yang dilakukan oleh al-Qaida, deklarasi pun disiarkan melalui media-media

internasional bahwa Gedung Putih melakukan kampanye besar- besaran

menentang tindakan terorisme dengan semboyan “war against terrorism”.

Setelah peristiwa tersebut berbagai reaksi yang dilakukan oleh beberapa gerakan

Islamis muncul di berbagai negara. Paling tidak lima tahun ke depan semenjak

peristiwa tersebut, dunia seakan melewati terowongan teror. Bom-bom meledak di

berbagai dunia seperti stasiun kereta api Madrid, Spanyol pada Maret 2004,

ledakan bom di tiga kereta bawah tanah pada Juli 2005, ledakan bom bunuh diri di

Casablanca Maroko pada Mei 2003, penyerangan atas perumahan warga asing di

Riyadh Arab Saudi pada Mei dan November 2003 dan lain-lain.1 Pelaku dari

peristiwa tersebut diduga dari jaringan gerakan Islamis internasional seperti al-

Qaida dan Pejuang Islam Maroko.

Di Indonesia, hadir pula sejumlah rangkaian teror seperti bom Bali, 12

Oktober 2002, bom bunuh diri di Hotel JW Mariot pada Agustus 2003 dan

1 Majalah Tempo, Edisi 7 Agustus 2005.

Page 21: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

2

2

beberapa kejadian lain dengan skala yang lebih rendah di beberapa wilayah di

Indonesia seperti kuningan, Cirebon, Klaten dan Solo. Dalam skala nasional, Solo

menjadi perhatian serius terhadap gerakan Islamis radikal. Hal ini dikarenakan

bahwa Solo identik dengan suburnya gerakan Islam radikal dalam bentuk laskar

Islam yang vokal dalam menyuarakan anti kemaksiatan, penerapan syariat Islam,

dan anti terhadap pemerintahan demokratis seperti Tim Hisbah atau Laskar

Hisbah Solo.

Tim Hisbah atau yang sering disebut Laskar Hisbah adalah salah satu

gerakan Islam radikal lokal yang ada di Solo. Laskar ini lahir sebagai gerakan

yang diklaim anti penyakit masyarakat yang membawa simbol-simbol Islam

dengan melakukan sweeping terhadap tempat-tempat seperti cafe, diskotik,

pelacuran dan bebeberapa tempat yang mereka sebut sebagai sarang-sarang

“maksiat” lainnya. Selain itu, beberapa anggota kelompok ini berani menyerang

unit-unit negara seperti kepolisian. Kelompok ini beranggotakan para pria berusia

20-40 tahun yang pada dasarnya memiliki ketertarikan dengan ajaran Abu Bakar

Ba‟asyir. Aktor dari gerakan Islamis yang namanya sudah sering terdengar terkait

dengan ide-ide menentang pemerintahan sekuler.

Tim Hisbah terbentuk pada tahun 2007 di daerah Semanggi, Solo Jawa

Tengah dan diketuai oleh Sigit Qardhawi (dalam bahasa mereka disebut

panglima). Sigit menjadi terkenal setelah memimpin aksi penyerangan pada tahun

2005 silam terhadap Waru Doyong, toko yang dikenal dengan penjualan minuman

keras (miras) teraktif di Sukoharjo. Karena penyerangan tersebut, Sigit divonis

tuduhan pengerusakan dan dikenankan hukuman kurungan penjara selama lima

Page 22: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

3

3

bulan. Setelah bebas, ia kembali –bahkan semakin gencar – melakukan aksi nahi

munkar (moralist warpath). Setiap malam minggu, Sigit memobilisasi anggotanya

berkeliling sekitar kota Solo dan Sukoharjo untuk mengawasi orang-orang yang

dianggap sebagai pelaku maksiat yang berpesta minuman keras.

Di tahun 2009, Tim Hisbah disinyalir mengirimkan beberapa anggotanya

untuk bekerja sama dengan kelompok Islamis lainnya di Medan, salah satu

anggota Tim Hisbah yang ikut adalah Yuki Wantoro. Ia tertembak oleh polisi

pada September 2010 karena diduga terlibat dalam aksi fa‟i dengan merampok

bank CIMB Medan. Tim Hisbah melakukan demonstrasi massa di Solo bersama

kelompok “jihadis” lainnya untuk menyambut jenazah Yuki yang dipulangkan ke

Solo. Mereka berpendapat bahwa Yuki hanyalah korban tidak bersalah dari

kebrutalan polisi yang tidak dapat menangani kasus dengan benar. Kejadian ini

menambah kemarahan Tim Hisbah kepada kepolisian yang dianggap sebagai

pembela thoghut 2

, bahkan Sigit telah mendeklarasikan untuk mati melawan

toghut di Indonesia.3

Tidak terlalu lama setelah kejadian penembakan Yuki, Tim Hisbah

membentuk tim untuk membuat bom, bekerjasama dengan kelompok jihadis di

Klaten dengan nama tim ightiyalat. Ketika kelompok ightiyalat Klaten diburu

oleh aparat kepolisian karena aksi pemboman yang tidak memakan korban, Sigit

dituduh menginstruksikan dua anggota Tim Hisbah yang ikut dalam pembelajaran

pembuatan bom tersebut untuk pergi dari Solo menuju Cirebon. Di Cirebon,

2 Thaghut adalah Istilah yang digunakan oleh kalangan paramiliter Islam politik untuk

menggambarkan pemerintahan yang menolak tunduk pada syariat Islam, dan menerapkan hukum-

hukum non-ilahiyah. 3 Laporan International Crisis Group (ICG), Indonesia: From Vigilantism to Terrorism in

Cirebon, Jakarta/Brussels, 26 januari 2012, hlm. 5.

Page 23: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

4

4

kembali terjadi serangan bom bunuh diri yang diledakkan di Masjid area

Mapolres Cirebon pada April 2011. Satu bulan setelah peristiwa bom Cirebon,

polisi berhasil mengetahui keberadaan para tersangka pelaku bom bunuh diri

Cirebon, hasilnya, Sigit ditembak mati bersama dua orang rekannya Yadi (Edy

Jablay) dan Ari Budi Santoso karena tertuduh sebagai otak pelaku terkait

serangkaian aksi bom dari Klaten hingga Cirebon.4

Setelah kematian Sigit, terjadi kekosongan kepemimpinan dalam gerakan

Tim Hisbah, namun bukan berarti ideologi dari Tim Hisbah mati. Ideologi tim

Hisbah menjadikan Hayat, seorang pemuda dengan nama asli Pino Damayanta

mengambil keputusan untuk kembali melakukan amaliyah ightiyalat.5 Hayat

melakukan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunten Solo

pada 25 September 2011. Tidak berhenti sampai di sini, aksi Ightiyalat dilakukan

kembali satu tahun berikutnya yaitu pada Agustus hingga September 2012 dengan

penyerangan Pospam Gemblegan Serengan Surakarta, Pospam Gladak Surakarta,

dan Pos Polisi Singosaren Serengan Surakarta. Terdapat beberapa orang anggota

Tim Hisbah yang menjadi tersangka dalam kasus ini antara lain: Bayu Setyono,

Firman Firmansyah, Ali Zaenal Abidin, Farhan, Muchsin dan Bilal sebagai

donatur aksi. Namun menurut pengakuan Bayu, ia telah keluar dari kelompok ini

dan menjalankan aksi tanpa membawa nama kelompok. Mereka membentuk tim

4 Laporan International Crisis Group (ICG), Indonesia: How Indonesian Extremis

Regroup, Jakarta/Brussels, 16 Juli 2012, hlm. 7. 5 Berasal dari kata “ghala” dalam bahasa Arab yang berarti membunuh. Digunakan oleh

para Islamis sebagai istilah untuk aksi pemberontakan dengan cara membunuh lawan.

Page 24: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

5

5

kecil atau halaqoh baru dengan nama Tauhid wa al-Jihad dan diganti menjadi al-

muqawamah dan kemudian diganti kembali menjadi Abu Mus‟af al-Jarkowi.6

Saat ini, setelah kematian Sigit sebagai pemimpin laskar pada Mei 2011,

Tim Hisbah dipimpin oleh Agus Junaedi. Seorang pemuda yang sebelumnya juga

aktif dalam gerakan Islamis. Mereka masih melakukan aktifitas pengajian di

masjid al-Anshar Ahmad Maryam Semanggi, yang merupakan tempat para

anggota Tim hisbah sering berkumpul. Para anggota saat ini masih berupaya

meneguhkan identitasnya sebagai garda terdepan membela Islam dengan

menentang thaghut dan memposisikan dirinya sebagai polisi syariat yang terus

menyuarakan amar ma‟ruf nahi munkar.

Beberapa kasus gerakan Islam radikal seperti Tim Hisbah –yang menolak

sistem pemerintahan demokratis di Indonesia serta menganut penerapan hukum

positif– dapat dikategorikan ke dalam pengusung wacana Islamisme yang

bertindak secara radikal. Dalam istilah lain juga dapat disebut sebagai Islam

Politik. Istilah Islam politik dan Islamisme digunakan oleh beberapa sarjana untuk

memahami interaksi antara agama (Islam) dan politik. Islam diproyeksikan bukan

hanya agama ritual, namun harus pula dijadikan sebagai ideologi politik dengan

penghormatan kepada syariat Islam sebagai dasar hukum suatu negara. Gerakan

Islamis muncul sebagai sebuah respon krisis sosial, ekonomi dan politik yang

dibungkus atau disodorkan dengan identitas agama.7 Gejala Islamisme yang

6 Sesuai pengakuan Bayu, terdakwa tindakan terorisme penembakan polisi di Solo pada

putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Barat.

(sumber:http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/downloadpdf/c4de10618a96dd67ad6d7a4f

d7b6fc77/pdf). Diakses pada tanggal 5 Januari 2015. 7 Lihat Nazih Ayubi, Political Islam, Religion and Politics in The Arab World, (London:

Routledge, 1991).

Page 25: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

6

6

berawal dari Timur-Tengah mendapatkan angin segar di negara-negara Muslim

lainnya (termasuk Indonesia) di tengah kekacauan situasi sosial, politik dan

ekonomi. Pasca runtuhnya rezim Orde Baru disinyalir sebagai tonggak untuk

mengukur awal berkembangnya gerakan Islamis tersebut, di mana mereka terus

mencoba untuk mengklaim ruang publik.

Seiring dengan munculnya gerakan Islamisme tersebut, proses

pertumbuhan demokrasi di Indonesia terus berjalan ke depan, meskipun sesekali

mundur. Tentunya, demokrasi di sini harus diartikan secara substantif, bukan

hanya sekedar aspek prosedural seperti pemilihan umum. Gerak demokratisasi

yang semakin tumbuh ini, salah satunya disebabkan karena lahirnya wacana-

wacana yang dibangun oleh beberapa intelektual Muslim seperti Nurcholis

Madjid dan Abdurrahman Wahid yang berupaya keras untuk mengharmoniskan

Islam (mengingat mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim) dan demokrasi

dengan mengaggap bahwa Islam sesuai dengan demokrasi. Dalam mendukung

wacana kesesuaian Islam dan demokrasi, Nurchalis Madjid tidak jarang mengutip

sebuah pandangan Ibnu Taimiyah yang mengenai nalar keadilan dalam sebuah

sistem kekuasaan politik.8

8 Pendapat Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa Tuhan akan menolong kekuasaan

yang adil meskipun bukan berbasis Islam, dan tidak akan menolong kekuasaan yang zalim

meskipun negara tersebut berbasis Islam. Dari pandangan ini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya

inti dari jalannya kekuasaan terletak pada keadilan, dan tidak penting apakah diformalisasikan

Islam atau tidak. Dengan ini, Madjid menganggap bahwa ketika sebuah sistem kekuasaan

mengandung unsur-unsur keadilan, di sanalah terdapat nilai-nilai Islam, demokrasi adalah sebuah

cara untuk mewujudkan keadilan tersebut melalui partisipasi rakyat, kebebasan, menjunjung

pluralisme dan pengakuan atas hak asasi manusia. melalui partisipasi rakyat tersebutlah sebuah

negara ideal berkeadilan dapat diwujudkan. Karena argumen tersebut tidak ada alasan Muslim

Indonesia harus menolak demokrasi. Baca selengkapnya pada: Nurchalis Madjid, Cita-Cita Politik

Islam di Era Reformasi (Jakarta: Paramadina, 1999).

Page 26: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

7

7

Pertumbuhan demokrasi di Indonesia terindikasi oleh aspek Kebebasan

Sipil (Civil Liberties), Hak-hak kebebasan Politik (Political Rights) dan Lembaga-

lembaga Demokrasi yang terus bergerak fluktuatif ke atas sejak 2009 hingga

2013, dengan prosentase 62,63 hingga 67,30 persen.9 Pertumbuhan demokrasi ini

tidak lepas pula dari globalisasi yang semakin meluas. Akses pendidikan yang

semakin terbuka tampaknya membuat kesadaran masyarakat akan kebebasan hak-

hak sipil semakin tak terbendung pula, dan mereka tidak lagi rela disetir oleh

sebuah kekuatan otoriter baik otoritas agama ataupun pemerintahan.

Di tengah pertumbuhan demokrasi, beberapa kalangan masih bersikukuh

berada dalam enklave-enklave kecil untuk mengkonsolidasikan kekuatan identitas

dan niat politik Islamnya seperti Tim Hisbah. Mereka seolah keluar dari keinginan

dasar manusia yakni kebebasan atas hak-hak sipil sebagai salah satu cita-cita

demokrasi. Hal ini tentu tidak dapat dianalisis hanya melalui satu pandangan;

bahwa mereka hanya berupaya mempertahankan interpretasi atas teks-teks suci

yang mendorongnya untuk melakukan aksi-aksi radikal.

Kajian ini berfokus pada Tim Hisbah Solo yang berkembang di Kelurahan

Semanggi bagian selatan dan utara. Jatuhnya pilihan penelitian pada Tim Hisbah

karena kelompok ini memiliki militansi yang cukup kuat dalam upaya

menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar di Solo dengan memobilisasi masyarakat

akar rumput yang terdiri dari pemuda, bahkan di antaranya adalah mantan preman

yang tersentuh dengan ajaran-ajaran Islam. Para anggota gerakan juga tidak segan

bertransformasi dari kegiatan amar ma‟ruf nahi munkar menjadi sebuah kegiatan

9 Silahkan lihat pada Laporan Indeks Demokrasi Indonesia 2009-2013 oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas), Badan Pusat Statistik (BPS) dan United Nations

Development Programme (UNDP) Indonesia.

Page 27: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

8

8

yang lebih radikal seperti penyerangan unit-unit negara dan melakukan bom

bunuh diri.10

Dengan menggunakan pendekatan sosiologi politik, penelitian ini lebih

banyak mengarah pada kajian gejala-gejala sosial masyarakat mengenai gerakan

Islamis hingga melakukan aksi-aksi radikal, mengapa dan bagaimana sebuah

fenomena itu dapat bertahan. Selain itu, hal yang membangkitkan rasa ingin tahu

adalah bahwa mereka hanya berpegang pada keyakinan kuat terhadap syariat

Islam sebagai solusi atas segala masalah yang disebabkan oleh thogut. Dengan

melakukan aksi-aksi yang dianggap memiliki dasar syariat Islam, mereka yakin

akan membuat Indonesia menjadi lebih baik. Berbeda dengan Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI) yang melakukan penolakan hanya dengan demonstrasi di jalan-

jalan, mereka lebih memilih aksi langsung dengan pemusnahan barang-barang

yang dianggap haram dan pencegahan perilaku maksiat.

Selain itu, pilihan penelitian didasari karena Solo adalah kota yang unik.

Di satu sisi, Solo adalah kota budaya di mana kebudayaan Jawa terkenal dengan

sikap santun dan selalu bisa mengadaptasikan perbedaan dengan cara damai dan

toleran, terlebih beberapa Sarjana berpendapat bahwa budaya Jawa sejalan dengan

misi Islam yang mengajarkan kemulian akhlak dan kesantunan.11

Di lain sisi, Solo

dianggap sebagai pusat gerakan Islamis yang menginginkan perubahan total

terhadap sistem pemerintahan dengan melakukan gerakan-gerakan perlawanan.

Asumsi ini dikuatkan dengan maraknya kemunculan laskar-laskar jihad, dan juga

10

Dalam laporan ICG disebut mereka adalah kelompok Islam radikal yang

bertransformasi menjadi kelompok penebar teror. 11

Bisa dilihat dalam berbagai karya akademik: Simuh, Islam dan Pergumulan Budaya

Jawa. (Jakarta: Teraju, 2003) dan Ahmad Khalil, Islam Jawa, Sufisme dalam Etika dan Tradisi

Jawa, (Malang: UIN Malang Press, 2008).

Page 28: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

9

9

beberapa kasus terorisme di Solo. Wacana Islamisme di Solo tidak hanya identik

dengan melahirkan gerakan-gerakan yang didirikan oleh Abu Bakar Ba‟asyir

seperti Jama‟ah Islamiyah (JI, 1993), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI, 1999),

atau Jama‟ah Anshorut Tauhid (JAT, 2008), tetapi juga memunculkan kelompok-

kelompok Islamis lokal Solo lainnya seperti Front Pemuda Islam Surakarta

(FPIS), Laskar Jundullah, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Hawariyyun

hingga Tim Hisbah. Di antara berbagai kelompok tersebut, Tim Hisbah adalah

kelompok paling akhir yang muncul ketika proses pertumbuhan demokrasi di

Indonesia dan kelompok yang paling aktif dalam melakukan aksi-aksi radikal di

wilayah Solo. Karena itu, Tim Hisbah menjadi pilihan untuk menjelaskan

bagaimana para kelompok Islamis saat ini terbentuk dan bertahan di tengah arus

demokrasi yang semakin deras.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah analisis mengenai

fenomena gerakan Islamis lokal hanya sebatas doktrin syariat Islam, yang

membangkitkan semangat bertindak untuk memperjuangkan ayat-ayat yang

berbicara tentang jihad, tanpa ada kaitannya dengan kondisi sosial, politik atau

ekonomi di suatu negara? apa yang sebenarnya melatar belakangi munculnya

gerakan Islamis lokal seperti Tim Hisbah di Solo? Bagaimana gerakan ini dapat

tumbuh dan bertahan di beberapa wilayah Solo di tengah arus pertumbuhan

demokrasi? Sejauh mana fenomena ini dapat dihubungkan dengan kondisi sosial

politik yang saat ini berlaku di Indonesia. Kajian ini berupaya untuk melihat

proses pembentukan identitas dan bagaimana identitas itu dipertahankan,

dikomunikasikan dan disosialisasikan hingga akhirnya diteguhkan di dalam

Page 29: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

10

10

konteks sosial politik yang ada. Sangat disayangkan, penjelasan mengenai

beberapa pertanyaan tersebut selama ini hanya diperoleh melalui kepolisian.

Bukannya mengesampingkan, namun penjelasan dari pendekatan keamanan

masyarakat tersebut hanya menyoroti sisi kriminalnya saja, tanpa memperhatikan

sisi gerakan sosial yang juga tidak kalah pentingya dalam menganalisis suatu

fenomena. Selain itu beberapa penjelasan yang terdengar luas di masyarakat, dan

tidak jarang hadir pada diskusi-diskusi akademik, adalah mengenai “teori

konspirasi”, yang cenderung melihat fenomena hanyalah sebagai permainan elit

politik ataupun aparat yang semuanya telah diciptakan demi sebuah privilege dan

kekuasaan. Seakan-akan fenomena Islam radikal hanyalah sebuah drama teatrikal

yang telah diskenario oleh sutradara.

Dalam kajian ini, perhatian khusus akan ditujukan pada gerakan Tim

Hisbah dalam membangun sebuah gerakan sosial. Selain itu, kajian ini berupaya

menyingkap faktor sosiologis yang menjadikan para pemuda ingin bergabung

sebagai anggota Tim Hisbah, menjadi pasukan pembela syariat Islam dan

melakukan aksi amar ma‟ruf nahi munkar pada ranah masyarakat akar rumput.

Faktor-faktor penting lainnya seperti globalisasi dan nuansa demokrasi juga akan

dibahas sehingga memperkuat analisis munculnya Islam radikal di daerah Solo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah yang akan

dijawab adalah:

Page 30: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

11

11

1. Apa latar belakang yang mendorong kemunculan Tim Hisbah sebagai

gerakan Islam radikal di tengah arus pertumbuhan demokrasi di

Indonesia?

2. Apa yang memotivasi kaum muda untuk bergabung dalam kelompok

Tim Hisbah?

3. Bagaimana Tim Hisbah bertahan dan berkembang di tengah arus

pertumbuhan demokrasi Indonesia sebagai sebuah kelompok Islamis

pada masyarakat akar rumput?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang melatar belakangi kemunculan

gerakan Islam paramiliter;

2. Dapat menjelaskan apa saja yang menjadi motivasi para anggota

(khususnya kaum muda) untuk bergabung menjadi anggota Tim

Hisbah;

3. Mengetahui dan memahami bagaimana Tim Hisbah mempertahankan

identitasnya di tengah pertumbuhan demokrasi sebagai gerakan Islam

yang bermain pada masyarakat akar rumput.

Penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam memperkaya kajian

gerakan Islam yang berkembang di Indonesia dengan menghubungkan kondisi

sosial politik, ekonomi dan budaya melalui teori gerakan sosial. Karenanya,

penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai upaya untuk menyandingkan ilmu-

Page 31: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

12

12

ilmu teologi Islam (khususnya teologi Islam radikal) dan ilmu-ilmu sosial agar

saling bertegur sapa.

D. Kajian Pustaka

Sejauh pengamatan penulis, beberapa kajian gerakan Islamis dengan cara

radikal telah banyak dikaji malalui beberapa tulisan.

Sebagai pembukaan dalam wacana agama dan gerakan sosial, ada baiknya

sedikit melirik karya Abdul Wahab Situmorang berjudul Agama Dalam Pusaran

Gerakan Sosial: Bercermin dalam Gerakan Rakyat Toba Samosir Menolak

Indorayon, Pabrik Pulp dan Rayon. Dalam penelitiannya Wahab mencoba

menganalisis mengapa gerakan sosial etnis Batak Toba dan beberapa organisasi

keagamaan (Katholik) berhasil menentang PT. Indorayon. Wahab membedah

permasalahannya dengan menggunakan teori pertentangan politik (Contentious

Politic) yang dikembangkan oleh Doug Mc Adam, Sidney Tarrow dan Charless

Tilly. Dalam kesimpulannya Wahab mengungkapkan bahwa peran lembaga dan

pimpinan agama merupakan salah satu variable significant menentukan berhasil

tidaknya suatu gerakan sosial. Peran masyarakat sipil sebagai variabel signifikan

memang penting, apalagi peran peran itu dimainkan oleh lembaga-lembaga

dengan tingkat legitimasi tinggi seperti lembaga agama dan etnis.12

Kajian oleh Imdadun Rahmat dengan judul Arus Baru Islam Radikal,

Transmisi revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia. dalam tulisan ini,

Imdadun berpendapat bahwa beberapa gerakan Islam terinspirasi dari Dewan

Dakwan Islam Indonesia (DDII). Ada tiga target utama untuk menanamkan

12

Abdul Wahab Situmorang, Gerakan Sosial, Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013), hlm. 191.

Page 32: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

13

13

ideologi gerakan Islam yang dilakukan DDII: Masjid, Pesantren dan Kampus.

Penelitian ini lebih kepada penelitian gerakan Islam pada tataran akademisi seperti

mahasiswa dan pelajar, belum disinggung mengenai perkembangan gerakan Islam

dari masyarakat kelas bawah.

Al-Zastrouw menuangkan pandangan kepentingan identitas dalam

bukunya Gerakan Islam Simbolik: Politik Kepentingan FPI. Al-Zastrouw

mengatakan bahwa gerakan Islam radikal yang muncul di era reformasi

merupakan fenomena menarik karena hal ini bertentangan dengan konteks sosio-

antropologis dan basis kultural bangsa Indonesia. secara sosio-antropologis,

masyarakat Indonesia tidak mengenal gerakan keagamaan yang bersifat ideologis

dan eksklusif. Al-Zastrouw melihat fenomena Islam radikal sebagai hanya sebuah

permainan kepentingan tanpa melihat geneologi Islam politik tumbuh dan

berkembang sesuai konteks seiring dengan demokratisasi dan globalisasi. Seolah

menafikan ideologi islamisme di masyarakat akar rumput dengan menjadi sebuah

gerakan sosial, Al-Zastrouw menganggap Islam radikal hanya sebuah bungkus

demi mendapatkan kepentingan. Dalam hal ini teori gerakan sosial kurang

digunakan secara tepat oleh penulis.13

Greg Barton dalam bukunya Jamaah Islamiyah, Radical Islamism In

Indonesia menulis bahwa beberapa kelompok Islamis radikal lahir tidak dalam

ruang hampa. Ia terlahir sebagai gerakan dengan didahului oleh beberapa faktor

politik, dan environment atau lingkungan global juga sangat menentukan. Selain

itu gejala Islam radikal harus dilihat bukan hanya sebagai respon masyarakat

13

Selengkapnya Al-Zastrouw, Gerakan Islam Simbolik: Politik Kepentingan FPI,

(Yogyakarta: LKIs, 2004).

Page 33: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

14

14

Muslim yang sengaja dimainkan oleh pihak-pihak luar demi kepentingan ekonomi

dan politik. Tetapi juga harus dilihat melalui faktor perubahan sosial

kemasyarakatan seperti arus imigrasi, sosial, dan ekonomi. Beberapa faktor ini

disebut oleh Barton sebagai faktor organik, dalam artian faktor yang ada dalam

masyarakat yang mengangkat sebuah permasalahan menjadi isu sentral. Barton

ingin mematahkan tesis yang mengatakan bahwa semua kejadian atas radikalisme

Islam sengaja dibuat dengan teori konspirasi oleh pihak-pihak tertentu. Barton

juga ingin menyampaikan pesan bahwa ketika sebuah negara semakin demokratis,

maka lambat laun gerakan Islam itu akan hilang.14

Penelitian yang mengambil objek radikalisme di Solo juga dilakukan oleh

Muhammad Wildan. Wildan mencoba memetakan gerakan-gerakan Islam yang

tumbuh subur di kota Solo. Dari semua gerakan Islamis radikal di Solo, intinya

adalah pemurnian Islam. Semua gerakan mengaku salafi, namun Wildan mencoba

mengategorisasikan dua salafi: salafi murni (purity) dan salafi Jihadis. Wildan

meminjam konsep Clifford Geertz mengenai trikotomi masyarakat Jawa. Untuk

kasus Solo ini, Wildan membagi tiga wilayah disekitar Solo yang merupakan

proses menganalisis masalah. Tiga wilayah tersebut adalah bentukan pemerintah

Hindia Belanda guna memudahkan pemerintah dalam mengontrol aktifitas antar

komunitas di Solo, ketiga wilayah tersebut meliputi: Kauman, Pasar Kliwon dan

Laweyan. Kauman adalah komunitas ekslusif bagi para pegawai kerajaan.

Meskipun hidup dengan semangat religiusitas yang tinggi, masyarakat Kauman

(paling tidak hingga awal abad ke 20) tidak dapat dikategorikan sebagai

14

Lihat Greg Barton, Jemaah Islamiyah, Radical Islamism In Indonesia. (Singapore:

Singapore University Press, 2005).

Page 34: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

15

15

masyarakat santri, mereka adalah kaum priyayi yang sangat dekat dengan

pemerintah melalui hubungan ekonomi dan agama. Kedekatan masyarakat

Kauman dengan kerajaan membantu mereka ikut ambil bagian dalam berbagai

kegiatan bisnis masyarakat kelas menengah seperti berdagang batik dan merintis

percetakan buku buku Islam. Laweyan, pada awalnya daerah ini terdiri atas

masyarakat abangan kelas menengah ke bawah. Sementara Pasar Kliwon

ditempati oleh masyarakat Arab yang memainkan peran perdagangan impor,

begitu juga di Jebres yang banyak dihuni bagi masyarakat Cina. Gerakan Islam

radikal muncul disebabkan berbagai faktor, khususnya faktor sosial, kutural,

ekonomi dan politik. Fenomena Islam radikal bisa digambarkan sebagai sebuah

gerakan perlawanan yang terjadi karena kesenjangan sosial, ekonomi dan politik.

Penelitian ini lebih terasa menggunakan pendekatan sejarah yang mana sebuah

fenomena adalah hasil kesinambungan dari fenomena masa lalu (kesinambungan

historis).15

Penelitian komprehensif dilakukan oleh Noorhaidi Hasan berjudul Laskar

Jihad: Islam, Militansi dan Pencarian Identitas di Indonesia pasca Orde Baru.

Dalam penelitiannya, Noorhaidi memfokuskan pada kemunculan gerakan Laskar

Jihad dan seruan Jihad oleh Ja‟far Umar Thalib yang berhasil memanggil para

pemuda untuk ikut berjihad di Maluku. Noorhaidi menghubungkan penelitian

mengenai militansi Islam dengan teori gerakan sosial yang lebih luas dan analisis-

analissi terkait sosial-politik pasca Orde Baru atau ketika masa transisi menuju

15

Lihat Muhammad Wildan, “Mapping Radical Islamism in Solo: A Study of the

Proliferation of radical Islamism In a Town in Central Java”. Dalam Martin Van Bruinessen (ed),

Contemporary Developments In Indonesian Islam, Explaining The Conservative Turn, (Singapore:

Institute of Southeast Asian Studies, 2013).

Page 35: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

16

16

nuansa demokrasi. Dengan menggunakan teori identitas dan gerakan sosial,

Noorhaidi menjelaskan bahwa konflik di Maluku merupakan kesempatan yang

tepat untuk memobilisasi massa yang ingin menjadi martir Tuhan. Mereka yang

direkrut kebanyakan kaum muda dari kota-kota kecil atau kampung-kampung

pinggiran kota yang berlatar abangan. Para pemuda yang berpindah ke kota-kota

besar merasa kecewa dengan kegagalan rezin Orde Baru untuk memenuhi janji-

janji pembangunannya. Rasa kecewa dan frustasi kaum muda ini merongrong

identitasnya dan akhirnya mereka memilih untuk menjauh dari masyarakat umum

dengan bergabung ke dalam enklave (wilayah/komunitas kecil) yang

membedakan mereka dari masyarakat pada umumnya. Hasilnya, para pemuda

merasa bahwa jihad adalah satu-satunya jalan untuk menyatakan kebencian dan

kefrustasian mereka. Noorhaidi menunjukkan bahwa kasus Laskar Jihad adalah

pola aktivisme Islam yang sangat ditentukan oleh peluang politik (political

opportunity) yang muncul pada waktu dan tempat tertentu. Keputusan kelompok

Laskar Jihad ini memilih menggunakan kekerasan sangat berkaitan dengan

ketidak mampuan negara dalam menjalankan peran utama sebagai penjaga tatanan

sosial dan penegak hukum, terlebih situasi transisi dari pemerintahan

otoritarianisme ke demokrasi menjadi gerbang masuknya kalangan Islamisme ke

dalam pertarungan memperebutkan ruang publik.

Terkait dengan kesimpulan Noorhaidi, perlu untk dicatat bahwa kondisi

politik berkaitan dengan perkembangan gerakan Islam politik dalam

memanfaatkan situasi untuk mengklaim ruang publik. Apabila ditarik pada

pembahasan Tim Hisbah, kelompok ini menjalankan aksi radikalnya hingga tahun

Page 36: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

17

17

2012 tidak lepas dari situasi negara yang masih belum mampu menjalankan peran

utama sebagai penjaga tatanan sosial dan penegak hukum. Dan setelah tahun

2012, aktivitas Tim Hisbah yang sarat dengan kekerasaan berarti berlangsung

surut. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai perbaikan negara dalam membangun dan

memperkuat sistem pemerintahan dan menjadi indikator menguatnya demokrasi

di Indonesia.

Masih pada penelitan Noorhaidi, dalam tulisan terpisah berjudul Violent

Activism, Islamist Ideology and the Conguest of Public Space among Youth in

Indonesia. Penelitian ini menjelaskan bahwa aktivisme gerakan Islam yang sarat

dengan kekerasan dan politik jalanan pada awal-awal era reformasi (bahkan

hingga sekarang) adalah konsekuensi dari kekecewaan dan kefrustasian pemuda

yang tidak dapat memperoleh pekerjaan pasti. Karena krisis ekonomi, unit unit

ekonomi terpaksa menyerap kekuatan pekerja seminimal mungkin. Hasilnya

pemberhentian hubungan kerja (PHK) yang terjadi di mana-mana. Noorhaidi

menghadirkan data mengenai jumlah pengangguran yang meningkat di akhir masa

orde baru dan tahun-tahun awal era reformasi. Rata-rata pengangguran adalah

pemuda berusia 15 hingga 24 tahun. Satu dekade pemerintahan Susilo Bambang

Yudhoyono, Indonesia mengalami peningkatan ekonomi. Gross Domestic

Product (GDP) yang menjadi tolak ukur perkembangan ekonomi suatu negara

meningkat sekitar 6.3 persen pada 2008. Namun kekuatan pekerja masih hanya

mampu menyerap dua hingga tiga juta orang per tahun, jadi angka pengangguran

pada kalangan muda cenderung masih meningkat. Di sinilah ideologi Islamis

mengambil kesempatan dengan menaruh janji-janji perbaikan kesetaraan

Page 37: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

18

18

ekonomi, akhirnya banyak kaum muda yang mengekspresikan rasa frustasinya

dengan mengusung tema Islam sebagai solusi, karena memang hanya ini satu-

satunya harapan untuk memberikan kesempatan pada pemuda agar menempati

dan memperbaiki posisi mereka pada ranah ekonomi. Intinya, kaum muda yang

terjun ke dalam arena aktivisme Islam dan melakukan tindak kekerasan dan

politik jalanan berkaitan dengan kesetaraan ekonomi yang belum begitu baik di

suatu negara.16

Beberapa tulisan di atas menjadi gerbang awal masuknya penelitian ini

dalam menjawab beberapa pertanyaan yang nantinya akan dijawab pada

pembahasan. Meskipun semua tulisan berkaitan dengan wacana Islamisme dan

Islam radikal, namun belum terdapat pembahasan gerakan Tim Hisbah yang

meliputi isu tentang Islamime lokal, identitas pemuda, gerakan sosial, dan

keberlangsungannya di tengah arus demokrasi. Berbeda dengan penelitian wildan

terhadap gerakan-gerakan Islam radikal di Solo, yang memfokuskan kajian

dengan menggunakan pendekatan sejarah, penelitian ini lebih mengarah kepada

pendekatan sosiologi politik dengan menggunakan teori gerakan sosial.

Karenanya, penelitian ini dapat dilakukan sebagai pelengkap tulisan ataupun

mendukung dan melakukan novelty terhadap teori yang telah ada.

E. Kerangka Teori

Istilah “Islam radikal” diambil dari karya Nazih Ayubi mengenai wacana

Islamisme di negara-negara Arab. Ayubi berpendapat akan sangat berguna jika

kita mengatagorisasi ragam keislaman seseorang/sekelompok, hal ini akan

16

Lihat Noorhaidi Hasan, Violent Activism, Islamist Ideology, and the Conguest of Public

Space Among Youth in Indonesia (Tulisan Belum diterbitkan).

Page 38: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

19

19

membantu untuk memahami pergulatan antara agama dan politik di dalam Islam.

Untuk itu, Ayubi membagi keislaman menjadi beberapa kategori. Pertama adalah

Muslim yang simplistik, terlahir sebagai Muslim dari orang tua yang juga

(kebetulan) Muslim, memiliki nama bercirikan Islam seperti Muhammad, Ali,

Aisha atau fatimah. Level lebih tinggi lagi adalah mutadayyin Muslim, yaitu

Muslim taat; sadar akan keislamannya dengan mengucap “credo” atau

syahadatain, mengerjakan shalat lima waktu, puasa, haji, zakat. Kesalehan dari

Muslim jenis ini dilihat hanya sebatas peribadatan formal dan mengetahui pokok

ajaran-ajaran agama. Tingkatan pada dua jenis keislaman ini tidak memiliki

ideologi kuat mengenai Islam dan Negara.

Terdapat pula sekelompok Muslim yang disebut oleh Ayubi sebagai

Islamic Reformers atau Islamic modernist, di dalam kelompok ini terdapat tokoh

tokoh terkenal seperti Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Islam

modernis ini menganggap bahwa Islam adalah suatu sistem kepercayaan yang

sempurna, namun agak sedikit fleksibel untuk mengakomodasi perkembangan

modern, termasuk perkembangan dalam dunia politik dan pemerintahan modern.

Kemudian ada yang dinamakan salafi. Salafisme menekankan kepada

sumber Islam yang otentik (al-Qur‟an, Sunnah Nabi dan tradisi para generasi

Muslim awal, salaf). Salafisme cenderung skripturalis dan tradisionalis, seperti

direpresentasikan oleh Wahabiyah, Sanusiyah, Mahdiyah, dan ajaran-ajaran yang

bersumber dari Rashid Ridha dan tokoh al-Ikhwan al-Muslimun awal, seperti

Hasan al-Banna. Kaum salafi cenderung kepada dogmatisme doktrinal, meskipun

kadangkala mereka cukup fleksibel dalam berpandangan politik.

Page 39: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

20

20

Model keislaman selanjutnya adalah fundamentalisme, dalam bahasa

arabnya al-ushuliyyun, fundamentalisme ini lebih kompleks lagi untuk

didefinisikan. Sebagaimana Salafis, kaum fundamentalis juga mengajak manusia

kembali pada sumber asli Islam (Qur‟an Hadits), dan dinilai sedikit kurang

simpatik terhadap fiqh. Hal ini karena fiqh dianggap hanya menjadi pemecah

belah ummat, penyebabnya adalah fanatik terhadap imam sebuah sekte.

Fundamentalisme memiliki pandangan yang lebih holistik dan komprehensif

tentang Islam, biasanya terkenal dengan Islam 3D, yaitu sebuah keyakinan bahwa

Islam adalah satuan integral dari tiga hal pokok: Din (sebagai agama keyakinan),

Dunya (sebagai jalan hidup), dan Daulah (sistem kekuasaan). Implikasi dari

Perspektif Islam yang holistik dan komprehensif ini adalah keharusan tindakan

kolektif untuk mewujudkan Islam ke dalam kehidupan secara totalitas.

Sementara itu, Neo Fundamentalisme adalah sempalan dari kelompok-

kelompok fundamentalis, biasanya orientasi neo-fundamentalis ini lebih radikal

dan lebih militan. Disebut radikal (dari asal kata radic) berarti keras menancap

seperti akar, tidak mentolerir bentuk yang berbeda selain ideologi miliknya. Para

anggota Islam radikal ini melakukan tindakan langung atas suatu kasus tertentu.

Di Mesir, neo-fundamentalis radikal menguasai organisasi mahasiswa, dan

memiliki hubungan dengan kalangan profesional, ahli teknik, dan pegawai

pemerintahan. Islam fundamentaslime ini termanifeskan dalam gerakan Takfir wa

al-Hijrah di Mesir, Islamic Liberation Party (Hizbut tahrir al-Islamiy), Al-Jihad

dan lain sebagainya.

Page 40: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

21

21

Ayubi menyebutkan bahwa istilah Islamis atau wacana Islamisme

biasanya digunakan untuk menunjuk tiga klasifikasi gerakan Islam: salafi,

fundamentalis dan neofundamentalis atau Islam radikal. Islamisme tidak sekedar

menekankan identitas sebagai Muslim, tetapi lebih kepada pilihan sadar terhadap

Islam sebagai doktrin dan ideologi. Islam politik (political Islam) yang bertindak

secara radikal juga sering digunakan untuk merujuk kepada kategori

fundamentalis dan neo fundamentalis yang cenderung menekankan watak politik

dari Islam dan terlibat dalam kegiatan anti ideologi negara secara langsung.

Karena itulah penelitian ini mengambil “bahasa Islam radikal” berdasarkan

taksonomi keislaman yang dibangun oleh Nazih Ayubi.17

Teori Identias

Mengawali paragraf ini, penulis mengutip Calhoun yang juga dikutip oleh

Manuel Castell dalam the Power of Identity:

“we know of no people without names, no languages or cultures in wich

some manner of distinctions between self and others, we and they are not

made by self knowledge – always a construction no matter how much it

feels like a discovery – is never altogether separable from claims to be

known in spesific ways by others.”

Menurut pernyataan Calhoun di atas, identitas butuh sebuah pengakuan

dari orang di luar subjek. Hal ini yang menjadi penting dalam pembahasan politik

identitas, aksi daripada Tim Hisbah sebenarnya ingin menunjukkan bahwa mereka

17

Nazih Ayubi, Political Islam, Religion and Politics in The Arab World, (London:

Routledge, 1991), hlm. 68.

Page 41: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

22

22

butuh pengakuan dari sebuah masyarakat luas berikut dengan ideologi yang

mereka yakini sebagai kebenaran.

Identitas dapat dikonstruksikan menjadi beberapa macam bentukan.

Castell menyebutnya ada tiga macam bentukan konstruksi identitas:

1. Identitas legitimasi (legitimizing identity) identitas yang diperkenalkan oleh

sebuah institusi yang mendominasi suatu masyarakat. Misalnya pada zaman

orde Baru bagian awal, di mana Islam dengan pesantrennya menjadi identitas

yang terlegitimasi tidak membawa perkembangan untuk kemajuan

pembangunan.

2. Identitas Resisten (resistance identity) proses pembentukan identitas dalam

kondisi tertekan oleh pihak lain sehingga membangun resistansi atau

ketahanan dengan tujuan keberlangsungan hidup kelompok dan golongan.

Identitas ini bisa digunakan untuk menggambarkan Tim Hisbah yang hidup

pada enklave tersendiri yang dikelilingi oleh jamaah mereka. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk menyuarakan ketidakpuasan dan kekecewaan

masyarakat, terutama kaum muda. Dalam tembok enklave kecil inilah

pengikut gerakan radikal mengonsolidasikan identitas sebagai perlawanan

terhadap kehidupan luar.

3. Identitas Proyek (project identity) yaitu suatu identitas lama yang dibentuk

menjadi suatu identitas baru yang dapat menentukan posisi posisi baru dalam

masyarakat sekaligus mengubah pandangan masyarakat terhadap identitas

Page 42: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

23

23

lama. Identitas ini akan penulis jadikan kacamata untuk membaca

pembentukan identitas Tim Hisbah yang mencoba bertahan di tengah arus.18

Teori Gerakan Sosial

Pembahasan mengenai kelompok Tim Hisbah menggunakan teori gerakan

sosial baru yang dikembangkan Sidney Tarrow. Teori ini menjadi teori utama

dalam membahas permasalahan gerakan Islam radikal di Solo. Adapun penerapan

teori secara terperinci akan dijelaskan pada setiap bab yang ada dalam penelitian

ini. Dalam relasi gerakan dan kekuasaan, Tarrow menghadirkan tiga teka-teki

besar: pertama, kondisi apa yang membawa kekuatan pergerakan itu dapat

muncul. Kedua, bagaimana dinamika pergerakan yang dapat melanggengkan

kekuatan atas pergerakan tersebut. ketiga, mengenai social outcomes atau dampak

dan hasil dari gerakan sosial tersebut.19

Tiga teka-teki tadi membawa Tarrow

kepada beberapa teori untuk digali lebih lanjut.

Dalam membahas kemunculan Tim Hisbah, penulis ingin melihat

bagaimana Tim Hisbah ini dapat muncul di tengah arus pertumbuhan demokrasi

di Indonesia melalui teori kesempatan politik (political oportunity). Peter Eisinger

melihat dan membandingkan kesempatan politik ini pada dua kondisi politik;

tertutup dan terbuka. Eisinger ingin mengetahui apakah aksi-aksi protes dan

timbulnya berbagai macam gerakan sosial tersebut disebabkan oleh kondisi politik

yang dalam tekanan atau dalam keterbukaan? Kemudian Eisinger menyimpulkan

18

Manuel Castells, The Power of Identity, (United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd,

2010), hlm. 8. 19

Sidney Tarrow, Power in Movement; Social Movements, Collective Action and Politics,

(USA: Cambridge University Press, 1995), hlm. 1-2.

Page 43: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

24

24

bahwa justru ketika lembaga-lembaga negara terbuka, aksi protes dari gerakan

sosial semakin meningkat.20

Kesempatan politik ini tidak bisa ditemukan pada

rezim yang represif misalnya pada zaman Orde Baru, keterbukaan kondisi politik

pasca reformasi menjadikan Tim Hisbah terlibat dalam pertarungan politik

identittas. Teori ini akan digunakan untuk membedah bagaimana Tim Hisbah

tumbuh dengan memanfaatkan kondisi keterbukaan politik tersebut.

Tarrow menambahkan penjelasan tentang kesempatan politik bahwa

sebuah gerakan sosial meningkat ketika ia mendapatkan dukungan sumber daya

dan berhasil memobilisasi sumber daya tersebut. Ketika struktur kesempatan

politik terbuka, para aktor gerakan sosial menggunakan dukungan para elit di

dalam sistem adalah salah satu variabel pendorong kemajuan gerakan sosial

membentuk sebuah kekuatan. Struktur kesempatan politik ini akan membantu

sebuah penelitian gerakan sosial; bagaimana aktor-aktor gerakan itu melebur

dalam sebuah aksi kolektif dan menjalin jaringan antara satu kelompok sosial

dengan kelompok sosial lainnya untuk menyuarakan tujuannya. Inilah yang

disebut Tarrow sebagai seizing and making opportunities, menggunakan dan

membentuk kesempatan politik melalui aktor gerakan sosial.21

Dalam sebuah gerakan, mobilisasi menjadi sebuah cara untuk menambah

kekuatan, paling tidak secara kuantitas massa. Berkembangnya gerakan sosial

juga sangat ditentukan oleh seberapa besar dan kuatnya sumber daya yang ada dan

dimobilisasi dengan tepat. Tarrow menjelaskan agar proses mobilisasi dan objek

mobilisasi digunakan secara tepat, maka ada tiga elemen penting yang harus

20

Peter Eisinger, The Condition of Protest Behaviour in American Cities, (American

Political Science Review: 1973), hlm. 28. 21

Sidney Tarrow, Power and Movement..., hlm.18.

Page 44: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

25

25

berjalan secara simbiotik dalam gerakan sosial: organisasi formal (formal

organization), struktur mobilisasi (mobilizing structure) dan organisasi perilaku

kolektif (organization of collective action). Tarrow mengatakan aktor struktur

mobilisasi dalam sebuah gerakan harus terinternalisasi dalam dua hal lainnya yang

dikontrol oleh pemimpin yang memiliki level tinggi,22

dalam istilah lainnya

adalah yang memiliki legitimasi kuasa ataupun pemimpin karismatik.

Sejumlah pakar gerakan sosial lainnya seperti McAdam, McCarty dan

Zald memberikan pandangan lain mengenai formal organization dan organization

of collective action dengan istilah organisasi formal dan organisasi informal.

Perbedaan ini menurut penulis hanya dari segi linguistik saja, tidak dalam

perbedaan yang substantif, karena pada esensinya dua makna yang berbeda ini

memiliki kesamaan. Untuk memobilisasi dua sumber tersebut selalu

menggunakan bingkai-bingkai (frames) kultural dan ideologi (cultural and

ideological frames).23

Teori ini akan mengarahkan pada pencarian sumber daya

yang dimobilisasi oleh Tim Hisbah dalam merealisasikan tujuan gerakan sosial.

Sebagai seorang aktor gerakan, elit Tim Hisbah pasti memiliki jaringan pada

kelompok Islamis besar lainnya yang telah terbangun lebih dulu. Sementara untuk

organisasi informal, aktor Tim Hisbah memiliki jaringan ke warga sipil atau

masyarakat akar rumput sebagai alat untuk melakukan suatu aksi.

22

Sidney Tarrow, Power and Movement..., hlm. 136. 23

Ibid..., hlm. 7.

Page 45: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

26

26

Islamisme dan Jebakan Demokrasi

Dalam pelbagai pemikiran yang membahas Islamisme dan kelompok-

kelompok Islamis, beberapa sarjana banyak yang membacanya sebagai sebuah

perlawanan atas sistem pemerintahan yang bukan berdasarkan hukum Tuhan,

salah satunya adalah demokrasi. Huntington, memiliki sebuah pandangan besar

bahwa Islam adalah anomali bagi demokrasi Barat. Dalam masyarakat Muslim,

kelompok, agama, suku dan ummah merupakan bangunan loyalitas dan

komitmen. Sedangkan pada masyarakat demokratis, hal tersebut kurang

signifikan. Loyalitas inilah yang membuat kekuatan-kekuatan yang mengusung

wacana Islamisme terus berupaya mengkapitalisasikan pengidentifikasian

masyarakat Muslim dengan ummah agar dapat merekatkan persatuan Islam di

bawah kekuasaannya. Islam akan terus berusaha membentuk kekuatan dengan

segala sistemnya untuk menandingi hegemoni Barat. Kekuatan Islamisme ini

semakin ramai semenjak gelombang demokratisasi pada dunia dunia ketiga.24

Bernard Lewis juga memberikan analisa mengapa radikalisme terus terjadi

di dunia Muslim. Jawabannya karena dunia Muslim adalah dunia yang

terbelakang, Lewis memberi tiga kunci agar umat Islam dapat berubah yang salah

salah satunya adalah dengan menerapkan demokrasi. Demokrasi bisa diterapkan

sebagai kunci kemajuan umat Islam apabila Muslim melepaskan doktrin

keagamaannya bahwa Islam adalah way of life atau al-Islam hua al-hal ataupun

al-Islam hua ad-din wa ad-daulah. Tesis Lewis secara tidak langsung mengatakan

bahwa demokrasi, paling tidak, dapat mengurangi (jika tidak ingin menyebut

24

Lihat Samuel P. Huntington, Benturan Antar Peradaban, dan Masa Depan Politik

Dunia, terj. M. Sadat Ismail, Cet.12 (Jakarta: Penerbit Qalam, 2012).

Page 46: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

27

27

menghilangkan) sikap Islamis individu atau kelompok, semakin demokrasi kuat,

maka aksi-aksi Islam radikal semakin sedikit.

Lain halnya dengan Graham E Fuller, ia membaca bahwa demokrasi

memiliki jebakan-jebakan yang justru memunculkan dan membuat gerakan

Islamis atau Islam politik itu bertahan. Melalui teori jebakan demokrasi

(democracy trap), kalangan Islamis berusaha menggunakan beberapa kata kunci

dalam demokrasi seperti kebebasan, kesetaraan, keadilan dan partisipasi sebagai

strategi untuk mencapai kepentingan politik kelompoknya sendiri. Ketika

demokrasi berada dalam genggaman Islamisme, maka demokrasi menjadi sebuah

sistem yang justru meruntuhkan kebebasan dan supremasi hukum yang oleh

Fareed Zakaria disebut sebagai “illiberal democracy” atau penyimpangan

demokrasi, dalam artian demokrasi yang tidak membebaskan.25

Setarik nafas dengan Fuller, Benjamin R Barber dalam bukunya Jihad

McWorld, Terrorisme‟s Challenges to Democracy membaca fenomena Islamisme

kontemporer yang tumbuh dan berada di dunia demokratis sebagai pengguna dan

yang memanfaatkan demokrasi dalam urusan politik. Menurut Barber, terdapat

dua konflik kekuatan yang saat ini menjadi isu dalam dunia global; dua kekuatan

tersebut adalah kekuatan fundamental (Barber menggambarkannya dengan jihad)

dan globalisasi. Lebih spesifik lagi, Barber menggambarkan demokrasi dan sistem

kapitalisme saat ini menjadi sistem populer yang digunakan oleh banyak negara di

dunia dan merupakan salah satu produk dari globalisasi (McWorld). Terdapat

empat hal penting yang selalu digunakan seiring dengan berkembangnya

25

Lihat Fareed Zakaria, Illiberal Democracy at Home and Abroad, (New York: Norton

Press, 2003).

Page 47: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

28

28

demokrasi: market imperative, resource imperative, information technology

imperative dan ecological imperative. Ketika terjadi aksi jihad pada negara-negara

yang demokratis, banyak orang yang membacanya sebagai aksi perlawanan

terhadap sistem demokrasi sehingga istilah yang muncul adalah “Jihad vs

democracy”. Namun, menurut Barber hal ini perlu dipertanyakan ulang. Ketika

dikaji lebih mendalam mengapa aksi-aksi jihad terjadi dalam dunia demokrasi,

maka jawabannya adalah tidak lepas dari peran empat hal penting tersebut di atas

yang juga digunakan oleh para pelaku aksi jihad.26

Penulis kemudian

menghubungkan teori Barber dengan teori jebakan demokrasi bahwa pada era

global, banyak perangkat demokrasi yang justru dapat digunakan oleh kelompok-

kelompok yang sebelumnya menolak demokrasi, penggunaan perangkat

demokrasi inilah beberapa diantara banyak jebakan demokrasi lainnya.

Meskipun telah dipaparkan beberapa teori yang akan disinggung dalam

pembahasan pada bab-bab selanjutnya, penelitian ini hanya akan menggunakan

teori jebakan demokrasi dalam menarik suatu kesimpulan besar mengenai

survivalitas Tim Hisbah. Sementara, beberapa teori yang lain hanya sebagai

pembacaan terhadap potongan-potongan realitas sosial. Teori identitas dan

gerakan sosial masih berhubungan dengan teori jebakan demokrasi, bahwa kedua

teori tersebut sebenarnya bagian yang ada dalam jebakan. Demokrasi akan

membawa sikap rasional seseorang untuk mengatakan bahwa seiring keterbukaan

yang dijanjikan demokrasi, maka ragam identitas pun boleh diekspresikan.

Kesadaran akan ekspresi identitas ini yang menjadikan beberapa orang berkumpul

26

Benjamin R. Barber, “Jihad versus McWorld”, Paper The Atlantic Online, Maret 1992,

diunduh dari http://www.theatlantic.com/doc/print/199203/barber , hlm. 3.

Page 48: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

29

29

dan membentuk sebuah gerakan sosial yang justru melawan demokrasi seolah-

olah dengan aksi-aksi heroik. Ketika aksi-aksi itu diaktualisasikan, maka muncul

beberapa jebakan di dalam janji-janji demokrasi tersebut. Oleh karena itu, saya

mencantumkan teori identitas dan gerakan sosial sebagai prasyarat untuk

memahami teori jebakan demokrasi.

F. Metode Penelitian

1. Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis penelitian

kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi politik yang dikaji

dengan teori-teori gerakan sosial. Pendekatan sosiologi-politik sangat

berpengaruh terhadap karakter dari kajian ini yang mengedepankan premis-

premis sosiologi, salah satunya yaitu dengan melihat sebuah fenomena

pertentangan politik adalah akumulasi dari beberapa gejala sosial yang dipicu

oleh latar belakang, kejadian, atau faktor-faktor penting lainnya.

Penelitian ini mungkin di satu sisi terasa sebagai kajian sosiologi-

politik dengan aliran fungsionalisme. Pembahasan aktor yang berada di tengah

kajian menandakan salah satu ciri fungsionalisme di dalam penelitian ini.

Namun, dalam pembahasan terdapat pula sebuah kompleksitas persoalan

berkaitan dengan sistem dan institusi yang memicu percepatan aksi-aksi

radikal. Melalui pembahasan tersebut, maka tidak dapat dikatakan bahwa

kajian ini menggunakan aliran funsionalisme secara total, terdapat aroma

strukturalisme yang sedikit menempel pada penelitian Islamisme dan

demokrasi ini. Di sisi yang lain lagi, warna interpretasi terhadap sebuah

Page 49: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

30

30

identitas menjadikan penelitian ini lebih terasa sebagai aliran interaksionisme

simbolik. Salah satu premis dasar dari aliran ini adalah bahwa orang adalah

makhluk sadar dan reflektif-diri yang aktif membentuk perilakunya sendiri.

Selain itu manusia adalah makhluk purposif yang bertindak dalam dan terhadap

situasi yang mana ingin mencerminkan sebuah identitas yang dilekatkan dalam

dirinya, dan ingin bahwa identitas tersebut merupakan respon atas kekacauan

yang terjadi. Aliran terakhir menjadi nuansa yang lebih terasa dalam penelitian

ini karena banyak membahas masalah ekspresi identitas di tengah arus

demokrasi 27

2. Sumber Data

Fokus utama dari penelitian ini adalah menjelaskan gerakan Tim

Hisbah yang ada di Solo Jawa Tengah. Data-data primer diperoleh dari

lapangan yaitu di berbagai titik tempat beraktifitasnya anggota dari Tim

Hisbah. Dalam hal ini pengambilan data dikhususkan pada kelurahan

Semanggi, Solo. Apabila terdapat penambahan informasi dari berbagai

kabupaten/kota di luar Solo, penulis akan tetap mengambil data tersebut

sebagai bahan analisis.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Pengamatan dilakukan untuk mendukung data-data yang diperoleh

melalui kajian literatur dan hasil wawancara. Hal-hal yang akan

27

Tentang aliran ini dapat dilihat pada,George Ritzer dan Barry Smart (ed), Handbook

Teori Sosial, terj. Imam Muttaqin (dkk), (Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 273, 429.

Page 50: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

31

31

diobservasi dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan

anggota Tim Hisbah dan beberapa simpatisan di tengah masyarakat.

b. Wawancara

Data yang berupa informasi dikumpulkan menggunakan

wawancara tak terstruktur dengan berbagai anggota Tim Hisbah yang

berperan sebagai informan. Di antara informan tersebut, akan ditetapkan

informan kunci sebagai acuan awal dalam memperoleh informasi. Dalam

hal ini, salah satu informan kunci paling penting adalah Agus Junaedi,

yang saat ini menjadi panglima Tim Hisbah. Wawancara juga dilakukan

terhadap anggota dan simpatisan dari Tim Hisbah sebagai upaya

memperoleh informasi tambahan. Data juga akan dikumpulkan dari

masyarakat outsider Tim Hisbah sebagai informasi bandingan dalam

menganilisa data.

Wawancara penelitian lapangan biasanya dilakukan dalam berbagai

cara: tidak tersrtruktur, mendalam, etnografis, terbuka, informal dan

lama.28

Wawancara dalam penelitian ini melalui dua tahapan. Pertama,

peneliti akan melibatkan diri pada proses saling berbagi pengalaman.

Bertukar informasi diri dan latar belakang guna membangun kepercayaan

dan mendorong informan untuk bersikap terbuka. Proses awal ini

memerlukan waktu yang cukup lama antara dua hingga tiga kali

pertemuan. Selain itu proses ini digunakan sebagai proses pendekatan

persuasif, karenanya obrolan-obrolan yang terjadi diusahakan jauh dari

28

W. Lawrence Neuman, Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, Edisi 7, terj. Edina T. Sofia, (Jakarta: Indeks, 2013), hlm. 495

Page 51: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

32

32

informasi-informasi yang sensitif. Kedua, peneliti mulai masuk kepada

pencarian informasi yang akan digali dari informan. Tahap ini

menggunakan wawancara tidak terstruktur dan mendalam, yang

mengedepankan posisi peneliti sebagai pendengar yang baik tanpa

memaksakan jawaban atau menggiring jawaban kepada opini tertentu.

Namun wawancara tetap diarahkan kepada informasi terkait yang ingin

dicari.

c. Dokumentasi

Laporan-laporan penelitian dan data-data tertulis lain yang relevan

akan dikumpulkan guna dipadukan dengan data-data lain yang diperoleh

dalam penelitian ini. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara mencari data-data yang relevan pada instansi-instansi terkait.

Selain itu, data-data juga akan diperoleh melalui informasi

elektronik ataupun cetak, surat kabar, website resmi sebuah instansi atau

lembaga. Informasi-informasi lain juga akan diperoleh melalui organisasi

Islamis di Solo lainnya seperti Laskar Umat Islam Surakarta, jamaah lepas

sebuah pengajian kelompok Islamis, hingga masyarakat yang dekat dengan

kelompok-kelompok Islamis yang ada di Solo.

4. Instrumen Pendukung

Intrumen utama dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif pada

dasarnya adalah seorang peneliti yang objektif. Meski demikian, dalam

Page 52: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

33

33

melakukan penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa alat bantu untuk

memudahkan proses pengumpulan data yang berupa:

a. Perekam suara (digital voice recorder);

b. Kamera

Beberapa data yang diperoleh dari instrumen pendukung seperti foto

akan dilampirkan pada penelitian ini dengan persetujuan informan. Jika

informan keberatan terhadap publikasi dari data-data yang berupa foto, maka

sebagai bentuk komitmen peneliti akan menjaga kepercayaan dengan tidak

melampirkannya di dalam penelitian ini.

5. Proses Analisis Data

Dalam penelitian ini, data-data yang dikumpulkan umumnya bersifat

kualitatif. Data-data tersebut berupa transkrip wawancara dengan informan,

catatan lapangan, serta teks-teks dokumen dan literature yang berkenaan

dengan fokus penelitian. Untuk menganalisis data-data tersebut peneliti akan

mempertimbangkan analisis data yang dirintis oleh Miles dan Huberman, yang

terdiri dari data reduction, data display, dan drawing verification/conclusion.29

Proses analisis data ini kemudian diringkas menjadi sebuah metode sederhana

oleh Neuman, metode sederhana Neuman inilah yang digunakan sebagai

prosedur analisis data

Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara akan dikumpulkan dan

kemudian dilakukan pereduksian data. Dalam proses mereduksi data, data-data

yang terkumpul akan diklasifikasikan ke dalam data primer atau data pokok

29

Lihat Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis: An

Expanded Sourcebook, Edisi 2, (London,: SAGE Publications, 1994).

Page 53: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

34

34

yang sesuai dengan fokus penelitian, dan data tersier untuk mempermudah

dalam proses analisis data. Proses kategorisasi ini disebut juga sebagai proses

open coding (penyandian terbuka). Open coding sangat membantu peneliti

untuk melihat tema penting yang akan dianalisis.

Setelah open coding, terdapat tahap selanjutnya yang dinamakan axial

coding (penyandian aksial). Tahap ini sebagai tahap kedua dalam penyandian

data kualitatif yang terjadi ketika peneliti melakukan open coding,

menautkannya dan menemukan kategori analitis utama. Selanjutnya akan

dilakukan proses selective coding (penyandian selektif) data hasil penyandian

ini akan kembali disusun, pilah, gabung atau buang.30

Dalam melakukan

penyandian data dari semua informasi yang masuk mengenai Tim Hisbah,

peneliti melakukan penyandian terhadap tiga kategori utama sesuai dengan

fokus pertanyaan yang akan dibahas: kondisi yang melatar belakangi, motivasi,

dan cara ataupun strategi yang dilakukan oleh gerakan Islamis tersebut dalam

mempertahankan identitas kolektifnya di tengah arus demokrasi. Beberapa

hasil coding tersebut diterjemahkan menjadi sebuah konklusi bersifat naratif

dan disederhanakan oleh outline yang tergambar melalui daftar isi.

30

Mengenai penyandian data penelitian, lihat W. Lawrence Neuman, Metodologi Penelitian

Sosial..., hlm. 571

Page 54: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

35

35

Bagan 1. Alur Metode Penelitian

6. Etika Penelitian

Neuman mengatakan bahwa etika penelitian sangat perlu dipertimbangkan

sebelum memulai penelitian guna menghindari pelanggaran etis. Pelanggaran

etis terbesar sebenarnya terdapat pada pelanggaran ilmiah (scientific

misconduct) dan penipuan penelitian (research fraud) yang bermaksud untuk

melakukan plagiarisme dan menciptakan data palsu dalam penelitian.31

Beberapa etika penelitian lain juga perlu dipaparkan secara singkat dalam sub-

bab ini.

a. Prinsip Persetujuan Sukarela (principle of voluntary consent)

Prinsip persetujuan sukarela menekankan jauhnya unsur paksaan

dari seorang informan dalam berpartisipasi pada penelitian ini. Untuk

31

Lihat perihal etika penelitian pada W. Lawrence Neuman, Metodologi Penelitian Sosial...,

hlm. 162-174.

Mengamati

Mendengarkan

Wawancara

Info

rman

Pengumpulan

Data

Data 1

Analisis Data

Memilah

Open coding

Axial coding

Selective

coding

Penerjemahan

dan

penyelidikan

Perekaman suara

dan visual

Sumber lain

Data 2

Page 55: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

36

36

menghindari pemaksaan tersebut, peneliti membuka semua informasi diri

dan posisi peneliti disertai dengan menjelaskan tujuan yang dimaksud dalam

penelitian ini. Peneliti juga harus mengingatkan bahwa partisipasi para

informan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan mereka bebas

menentukan untuk ikut atau tidak ikut berpartisipasi.

b. Privasi

Peneliti harus menjunjung tinggi hal-hal bersifat privasi yang

diutarakan informan. Privasi tersebut dapat berupa nama identitas sosial,

pekerjaan, keluarga, alamat rumah, nomor kontak dan lain-lain. Semua

privasi tersebut akan dilindungi selama informan meminta perlakuan khusus

untuk melindungi informasi tersebut.

c. Anonimitas dan Kerahasiaan (anonymity and confidentiality)

Peneliti harus mengetahui batas-batas informasi publik dan

informasi rahasia yang telah dibeberkan oleh informan secara sukarela.

Dalam Penelitian ini, peneliti akan memposisikan diri sebagai akademisi

yang melakukan penelitian akademik, bukan petugas keamanan yang sedang

melakukan introgasi dan investigasi pelaku tindakan kriminal. Untuk itu,

peneliti akan melakukan penyamaran identitas seperti nama, alamat, nama

tempat dan private information lainnya guna melindungi informan dari hal-

hal yang tidak diinginkan. Semua informan yang ada dalam penelitian ini

adalah nama samaran kecuali beberapa orang yang telah dikenal luas oleh

masyarakat Solo melalui berbagai media dan aktifitas.

Page 56: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

37

37

d. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab. Berikut

akan dijelaskan secara umum pokok-pokok yang akan dibahas pada setiap

babnya.

Bab I berisi proposal penelitian yang meliputi latar belakang dan rumusan

masalah penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, telaah kajian yang terkait

dengan penelitian ini, landasan teori yang digunakan sebagai pisau analisis untuk

membedah masalah, hingga metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab II akan banyak mendiskusikan pertanyaan seputar bagaimana

munculnya organisasi yang mengusung wacana Islamisme di Solo. Berbagai

faktor yang mendorong terbentuknya kelompok tersebut. Profil mengenai

kelompok Tim Hisbah juga akan diuraikan pada bab ini.

Bab III dalam penelitian ini mencoba mendiskusikan kondisi (sosial,

ekonomi dan politik) para anggota Tim Hisbah sebelum mereka bergabung dalam

kelompok tersebut. Kondisi ini digabungkan dengan situasi sosial-politik yang

terjadi sehingga menjadai sebuah analisis yang menjelaskan apa yang menjadi

motivasi para anggota Tim Hisbah untuk bergabung ke dalam kelompok tersebut.

Bab IV akan membahas bagaimana gerakan tersebut bertahan dalam

situasi demokrasi di Indonesia. Bagaimana mereka mencoba membangun dan

mengkomunikasikan identitasnya sebagai sebuah gerakan yang seolah mampu

mengatasi berbagai permasalahan sosial-politik di era demokrasi saat ini. Bab ini

akan lebih banyak membahas survivalitas Tim Hisbah di tengah arus demokrasi

dengan menggunakan teori jebakan demokrasi.

Page 57: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

38

38

Bab V akan berisi kesimpulan yang dihasilkan dari setiap bab-bab yang

telah dibahas sebelumnya

Page 58: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

156

156

BAB V

Penutup

A. Kesimpulan

Kemunculan Tim Hisbah merupakan simbol bagi suburnya gerakan Islam

radikal di wilayah Solo. Kehadirannya yang hampir serentak di sekitar wilayah

Solo membuat banyak orang berspekulasi bahwa Solo adalah sarang kaum Islam

radikal yang keliru dalam menginterpretasikan ayat-ayat kitab suci. Menanggapi

hal ini, beberapa sarjana menggulirkan wacana reinterpretasi ayat-ayat yang lebih

humanis, inklusif dan toleran. Pemerintah Indonesia juga menggenjot program

deradikalisasi agama pasca peristiwa bom Bali pada tahun 2002 yang menyeret

aktor Islamisme asal Solo; Abu Bakar Ba‟asyir. Sebagian kalangan lagi

membacanya dengan menghubungkan fenomena Islam radikal dan kondisi politik

yang ketika itu masih dianggap sebagai masa transisi politik ke arah demokrasi

yang cenderung tidak stabil. Selama hampir dua dekade, tanggapan atas fenomena

Islam radikal tersebut terjawab secara perlahan. Semakin gencarnya wacana

reinterpretasi ayat dan program deradikalisasi yang diselenggarakan di seluruh

Indonesia dan kondisi demokrasi yang semakin dewasa ternyata mempersempit

ruang gerak para aktor-aktor Islamis. Meskipun begitu, hingga saat ini gerakan-

gerakan Islamis belum dapat dihilangkan secara massif. Gerakan-gerakan Islamis

dengan susah payah kembali muncul di hadapan publik dengan wajah baru

sebagai strategi untuk tetap bertahan hidup di tengah nuansa yang semakin

demokratis.

Page 59: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

157

157

Geneologi gerakan Islam radikal di wilayah Solo sebenarnya dapat dirunut

mundur sejak pemerintahan Orde Baru, di mana ketika pemimpin Otoriter

Indonesia Soeharto menerapkan Pancasila sebagai asas tunggal. Bahkan jauh

sebelum itu, Solo telah melahirkan gerakan protes yang membawa nama Islam,

dirajut dengan isu-isu kemiskinan dan perjuangan identitas. Fenomena

kemunculan gerakan-gerakan tersebut tidak dapat lepas dari faktor kesenjangan

sosial yang terjadi akibat pertentangan kelas. Disparitas ekonomi, sosial dan

politik telah membuat masyarakat terbuai akan janji-janji Islam yang

membebaskan. Ketika zaman penjajahan, mereka melemparkan isu-isu

perlawanan atas ketertindasan masyarakat pribumi dengan satu kata “Jihad”.

Ketika zaman berubah menjadi negara yang merdeka, dalam pemerintahan

represif para aktor gerakan Islamis membuat sebuah gerakan anti Pancasila. Di

era Reformasi, suara protes terdengar lebih lantang, yaitu dengan menawarkan

Islam sebagai format negara tandingan. Kelompok Tim Hisbah ini muncul setelah

beberapa kelompok lainnya yang serupa hadir menyeruak di ruang publik untuk

berusaha meneguhkan identitas seiring dengan pertumbuhan demokrasi di

Indonesia. Kelompok ini jelas memanfaatkan peluang politik di Indonesia yang

berusaha mematangkan demokrasi dengan terus membuka kesempatan dan akses-

akses masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam urusan politik dan

pemerintahan.

Kehadiran Tim Hisbah tidak dapat lepas dari peran Sigit Qardhawi,

seorang putera asli Solo yang masih memiliki kedekatan dengan keluarga Kraton

Surakarta. Sigit pada awalnya tidak memiliki latar belakang Islam yang tinggi, dia

Page 60: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

158

158

adalah mantan musisi lokal Solo beraliran rock pada era Orde Baru. Sigit

mendadak sangat bersemangat menegakkan syariat Islam di Solo ketika masa

transisi politik.

Ambisi Sigit terlihat sejak bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB)

yang mengusung wacana penerapan syariat Islam. Janji-janji Islamisme yang

ditawarkan PBB membuat Sigit bergabung ke dalam partai Islam tersebut.

Perkenalan dan ambisi untuk melakukan amar ma‟ruf nahi munkar tumbuh ketika

Sigit mulai aktif di Laskar Hizbullah, yang merupakan satuan paramiliter PBB.

Ketika Sigit mendapatkan posisi sebagai ketua dari aksi gabungan masyarakat

Muslim di Solo, dia mulai membangun jaringan bersama kawanan Islamis lainnya

dan lebih vokal dalam menyuarakan syariat Islam. Aksi Sigit yang terlalu

bersemangat ini pernah mengantarkan dirinya ke dalam sel tahanan polisi.

Setelah bebasnya Sigit dari penjara, dia mulai memanfaatkan jaringan yang telah

terbentuk sebagai pendukung untuk membentuk sebuah gerakan baru. Sigit

memilih membentuk gerakan baru karena menilai bahwa partai-partai politik

dalam nuansa demokrasi hanya menjadikan masyarakat alat untuk memperoleh

dukungan. Kekecewaan Sigit terhadap partai politik Islam diaktualisasikan

dengan mendeklarasikan Tim Hisbah sebagai gerakan yang diklaim

memperjuangkan syariat Islam, diawali dengan melakukan kontrol terhadap

perbuatan-perbuatan yang dianggapnya sebagai kemaksiatan.

Sigit menggambarkan sosok pemuda yang terjebak pada persimpangan

jalan yang rumit atas ketertekanan struktur sosial dan relasi kuasa. Kondisi ini

menjadikan Sigit mencoba melawan relasi kuasa yang mengekang dengan

Page 61: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

159

159

melakukan tindakan-tindakan pemberontakan (rebellion). Ekpresi identitas dan

realisasi mimpi Sigit terpengaruh oleh situasi demokratisasi dan kondisi sosial-

politik yang tengah berubah. Dengan mendeklarasikan gerakan Islamis radikal,

Sigit menunjukan identitasnya sebagai seorang pemuda Muslim yang modern, dan

peka terhadap isu-isu sosial-politik. Sigit menganggap kondisi sosial politik harus

mengalami perubahan yang signifikan. Karena tidak dapat melakukan aktifitas

langsung yang berhubungan dengan urusan-urusan sosial politik, Sigit

membangun wacana dan gerakan alternatif untuk merespon situasi politik yang

dirasakannya sangat merugikan kaum Muslim muda di Indonesia.

Tim Hisbah yang dideklarasikan Sigit memiliki ideologi yang serupa

dengan para tokoh-tokoh Islamis kontemporer lainnya, bahwa seorang Muslim

harus memegang teguh tauhid yang utuh, bukan hanya sekedar kepercayaan

bahwa Allah itu satu. Konsep keutuhan tauhid ini harus terwujud ke semua sendi-

sendi kehidupan, politik, sosial dan ekonomi. Tauhid tidak dapat dilakukan jika

seseorang tidak memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkannya. Bentuk tekad

yang paling sederhana adalah dengan melakukan hijrah, yaitu melakukan

perpindahan rohani dari sesuatu yang dianggap oleh anggota Tim Hisbah sebagai

kemaksiatan menuju keyakinan dan semangat akan menerapkan keutuhan tauhid.

Melalui hijrah inilah seseorang mengintensifkan diri dalam kelompok Tim Hisbah

dan seolah membangun tembok pemisah antara anggota kelompok dan kalangan

yang dianggap belum melakukan hijrah. Setelah melakukan hijrah, mereka

meyakini memiliki kemantapan hati yang lebih baik untuk mengamalkan tauhid

yang utuh tersebut. Upaya pertama untuk menerapkan tauhid yang murni adalah

Page 62: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

160

160

dengan melakukan aksi-aksi anti kemaksiatan dimulai dalam skala kecil di

wilayah sekitar Solo. Mereka meyakini untuk merubah situasi global saat ini yang

mereka nilai penuh dengan kekufuran, harus melakukan tindakan nyata meskipun

hanya berawal dari aksi-aksi lokal.

Konsep hijrah ini ternyata banyak diterima oleh kaum muda yang tergerus

globalisasi dan arus demokrasi. Dunia yang semakin global menjadikan semua

akses pendidikan, politik dan ekonomi terbuka lebar. Semua masyarakat dapat

berpartisipasi dalam mengemukakan aspirasi mereka. Kaum muda yang belum

memiliki kualifikasi yang cukup untuk ikut dalam arena pertarungan tersebut

merasa bahwa keadaan global dan nuansa demokrasi begitu sangat berbahaya,

karena hanya memberikan kesempatan kepada orang yang memiliki modal

tertentu. Pandangan negatif dari kaum muda inilah yang membuat mereka

berbondong-bondong berhijrah ke dalam tembok eksklusifitas demi melakukan

sebuah tindakan yang diklaim dapat melakukan perubahan kondisi sosial,

ekonomi dan politik secara menyeluruh. Di dalam tembok eksklusifitas inilah

mereka mengkomunikasikan identitas mereka dengan dunia luar sebagai seorang

Muslim yang sebenarnya memiliki suara aspirasi untuk didengar. Mereka juga

melakukan konsolidasi identitas dengan aksi-aksi radikal yang diyakini membela

kepentingan Islam, dan mempersepsikan kelompoknya sebagai garda terdepan

mengatasi segala kekacauan masyarakat yang berkaitan dengan Islam. Hal

tersebut juga dilakukan sebagai upaya untuk menawarkan posisi baru kelompok

Islamis kepada masyarakat dan negara, setelah Orde Baru hingga masa awal

transisi demokrasi mendapatkan stigma negatif. Mereka dengan percaya diri

Page 63: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

161

161

menawarkan janji-janji kemajuan melalui romantisisme zaman keemasan Islam

yang konon pernah terjadi sekitar 10 abad yang lalu.

Tim Hisbah adalah sebuah gerakan yang lahir dari rahim demokrasi, hal

ini dikarenakan kelompok tersebut muncul dari akumulasi gejala-gejala sosial-

politik yang terjadi pada nuansa rezim yang demokratis. Karenanya, Tim Hisbah

dan kelompok Islamis lainnya tersebut justru menggunakan prinsip, perangkat

dan pilar demokrasi agar tetap bertahan dan terus menunjukkan eksistensi di

tengah pertumbuhan demokrasi di Indonesia. Mereka menggunakan logika-logika

dan perangkat demokrasi yaitu: kebebasan sipil untuk meneguhkan identitas

kolektif dan membentuk gerakan sosial, hak berpolitik guna membangun jejaring

dan meneriakkan suara aspirasi kepentingan, mereka juga menggunakan hak

partisipasi masyarakat dalam mengontrol dan melakukan kritik terhadap negara

sebagai strategi wacana bahwa mereka pada dasarnya merupakan bagian dari

masyarakat sipil. Dengan memposisikan diri seperti itu, mereka berharap akan

terus mendapat dukungan dari masyarakat luas, terutama dari masyarakat Muslim,

mengenai usaha-usaha yang diklaim memperjuangkan kepentingan agama di

tengah derasnya arus demokrasi dan globalisasi.

Meskipun keberadaan Tim Hisbah dan gerakan-gerakan Islamis lainnya

mencederai dan dapat menjadi jebakan bagi proses demokrasi itu sendiri, bukan

berarti bahwa demokrasi di Indonesia mengalami penurunan dan ancaman serius.

Kemunculan gerakan Islamis lokal di Indonesia justru menandakan bahwa

demokrasi di Indonesia, dengan segala dukungan masyarakat sipil Islamnya,

mampu mendialogkan Islam dan demokrasi secara dewasa. Terbukti sejak awal

Page 64: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

162

162

menjamurnya gerakan Islamis di berbagai daerah pasca runtuhnya Orde Baru,

demokrasi di Indonesia terus berjalan tanpa terjadi konflik serius sebagaimana

yang terjadi di negara-negara Muslim Arab lainnya.

B. Saran-Saran

Penelitian ini memberikan sebuah tesis bahwa di tengah pertumbuhan

demokrasi di Indonesia, kelompok-kelompok Islamis masih bersuara lantang

dalam memprotes kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berdasarkan syariat

Islam. Tim Hisbah sebagai gerakan Islamis ternyata menggunakan perangkat-

perangkat demokrasi untuk dapat bertahan di tengah derasnya arus demokrasi.

Penelitian dengan pendekatan sosiologi politik ini mencoba untuk

membaca secara holistik faktor yang melatar belakangi lahirnya gerakan Islamis

dan keberlangsungannya di dalam negara demokratis yang mayoritas

penduduknya adalam Muslim. Kedepannya, setelah mengetahui beberapa faktor

sosiologis yang menyertai kehadiran gerakan Islamis, diharapkan lahir penelitian

selanjutnya yang bersinggungan dengan kebijakan publik mengenai kelompok-

kelompok Islamis di Indonesia. Kehadiran gerakan-gerakan dengan

menggaungkan ideologi Islamisme yang dapat menjadi bahan introspeksi di satu

sisi, dan menjadi ancaman yang mencederai demokrasi di sisi lain membuat kajian

ini relevan untuk diangkat menjadi sebuah pertimbangan bagi para aktor

pengambil kebijakan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kajian yang

berfokus pada hal-hal tersebut sebagai sebuah tradisi dialektika akademik yang

saling melengkapi satu sama lain. Selain itu, kajian lanjutan juga dapat menambah

varian kajian dalam Konsentrasi Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam.

Page 65: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

163

163

SUMBER RUJUKAN

Sumber Buku

„Ali Al-Mawardi, Abu Hasan, Al-Ahkam as-Sulthaniiyyah wa al-Wilayaat ad-

Diniyyah, Beirut: Darul Kutub al-‟Ilmiyyah, 2011.

_________________________, Qawanin al-Wizarah wa siyasat al-Mulk, Beirut:

Darut Thalai‟ah li at-Thiba‟ah wa an-Nasyr, 1979.

________________________, Durar as-Suluk fi Siyasat al-Muluk Riyadh: Darul

Wathan lin Nasyr, 1997.

Abbas, Natsir, Membongkar Jama‟ah Islamiyah, Jakarta: Grafindo, 2003.

Abuza, Zachary, Political Islam and Violence in Indonesia, New York: Routledge,

2007.

Adiningsih, Sri (et.al), Satu Dekade Pasca-Krisis Indonesia, Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2008.

Al-„Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram min adillat al-ahkâm, Beirut: Dar al-

Fiqr li at-Thiba‟ah wa an-Nasyr, 1996.

___________________, Fathu al-Bari, Syarhu shahihi al-Bukhari, juz 2, edisi ke

2, Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2009.

Al-Jauziyyah, Ibnul Qayyim, Zadul Ma‟ad fi Hadyi Khairil „Ibad, Juz 3 Beirut:

Muassasah ar-Risalah, 2005.

Al-Maududi, Abu A‟la, Tarikh Tajdid ad-Din wa Ihyâihi, Beirut: Muassalah al-

Risalah, 1975.

Al-Zastrouw, Gerakan Islam Simbolik: Politik Kepentingan FPI, Yogyakarta:

LKIs, 2004.

Anshari, Yani, Untuk Negara Islam Indonesia, Perjuangan Darul Islam dan Al-

Jama‟ah Al-Islamiyah, Yogyakarta: Siyasat Press, 2008.

As-Shan‟ani, Muhammad bin Isma‟il, Subulussalam, Syarhu Bulughi al-Marâm,

Format Maktabah Syamilah.

Page 66: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

164

164

As-Syaukani, Muhammad Ibnu „Ali ibnu Muhammad, Nailul Awthar, Syarh

Muntaqal Akhbar Min Ahadits Sayyidil Akhyar, Beirut: Daru Ihya at-

Turatsi al-„Arabi, 1999.

Ayubi, Nazih, Political Islam, Religion and Politics in The Arab World, London:

Routledge, 1991.

Azra, Azyumardi, “Demokrasi di Dunia Muslim: Negara, Politik dan Agama”,

dalam Ahmad Syafii Maarif (et.al), Islam dan Nilai-Nilai Universal,

Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural, Jakarta:

International Center for Islam and Pluralism , ICIP, 2008.

Bakri, Syamsul, Gerakan Komunisme Islam di Surakarta 1914-1942, Disertasi,

Yogyakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 2014.

Barber, Benjamin R., Jihad Vs McWorld, Terrorism‟s Challenge to Democracy,

New York: Ballantine Books, 2001.

Barton, Greg, Jemaah Islamiyah, Radical Islamism In Indonesia. Singapore:

Singapore University Press. 2005.

Bertrand Jacques, Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia, Cambridge

University Press, 2004.

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2008.

Case, William, Politics In Southeast Asia, Democracy or Less, New York: Curzon

Press, 2002.

Castells, Manuel, The Power of Identity, United Kingdom: Blackwell Publishing

Ltd, 2010.

Coclanis, Peter A. And Bruchey, Stuart (ed), Ideas, Ideologies and Social

Movements, The United States Experience Since 1800, Columbia:

University of South Carolina Press, 1999.

Dahl, Robert, Democracy and Its Critics, New Haven: Yale University

Press,1989.

Dowson, Lorne L (ed), Cults and New Religious Movements: A Reader, UK:

Blackwell, 2003.

Page 67: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

165

165

Esposito, John L. Dan Voll, John O., Demokrasi di Negara-Negara Muslim;

Problem dan Prospek, terj. Rahmani Astuti, Bandung: Penerbit Mizan,

1999.

Foucault, Michele, Arkeologi Pengetahuan, terj. Inyiak Muzir, Yogyakarta: Diva

Press, 2012.

Fuller, Graham E., A World Without Islam, New York: Little, Brown and

Company, 2010.

Fuller, Graham E., The Democracy Trap, Perils of The Post Cold War, New York:

A Dutton Book: 1991.

Gellner Ernest, Nation and Nationalism, UK: Blackwell Publishing, 1983, 2006.

Gellner, Ernest, Membangun Masyarakat Sipil: Prasyarat Menuju Kebebasan,

terj. Ilyas Hasan, Bandung: Mizan 1995.

Geovanie, Jeffrie, The Pluralism Project, Potret Pemilu, Demokrasi dan Islam di

Amerika. Jakarta: Expose, 2013.

Hasan, Noorhaidi, Islam Politik Di Dunia Kontemporer: Konsep, Geneologi dan

Teori. Yogyakarta: Suka Press, 2012.

_____________, Violent Activism, Islamist Ideology, and the Conguest of Public

Space Among Youth in Indonesia Tulisan Belum diterbitkan.

_____________, Laskar Jihad, Islam, Militansi dan Pencarian Identitas di

Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: KITLV, 2008.

Helmke, Gretchen dan Levitsky, Steven (ed), Infromal Institution and Democracy,

Lesson From Latin America. Maryland: John Hopkins University Press,

2006.

Neuman, W. Lawrence, Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, Edisi 7, terj. Edina T. Sofia, Jakarta: Indeks, 2013.

Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis: An

Expanded Sourcebook, Edisi 2, California, London, New Delhi: SAGE

Publications, 1994.

Herrera, Linda dan Bayat, Asef (ed), Being Young and Muslim, New Cultural

Politics in the Global South and North, New York: Oxford University

Press, 2010.

Page 68: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

166

166

Hilmy, Masdar, Islamism and Democracy In Indonesia, Piety and Pragmatism,

Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2010.

Kazhim, Musa dan Hamzah, Alfian, Lima Partai dalam Timbangan, Analisis dan

Prospek, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.

Kepel, Gillles, The War for Muslim Minds: Islam and the West, Cambridge:

Harvard University Press, 2002.

____________, Jihad: The Trail of Political Islam, Cambridge: Harvard

University Press, 2004.

Khalil, Ahmad, Islam Jawa, Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, Malang: UIN

Malang Press, 2008.

Lane, Max, Unfinished Nation, Ingatan Revolusi, Aksi Massa dan Sejarah

Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Djaman Baroe, 2014.

Lechner, Frank J., Globalization, The Making of World Society, UK: Blackwell

Publishing, 2009.

McTurnan Kahin,George, Nationalism and Revolution in Indonesia, USA: Cornell

University Press, 1952.

Mujani, Saiful, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi

Politik di Indonesia Pasca Orde Baru, Jakarta: Gramedia, 2007.

Nasihin, Sarekat Islam Mencari Ideologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Huntington, Samuel P., The Third Wave: Democratization in The Late Twentieth

Century, University of Oklahoma Press, 1991.

__________________, Benturan antar Peradaban, dan Masa Depan Politik Dunia,

terj. M. Sadat Ismail, Cet 12, Jakarta: Penerbit Qalam, 2012

Qadir, Zuly, Ada Apa dengan Pesantren Ngruki? Yogyakarta, Pondok Edukasi,

2003.

Qodir, Zuly, Radkalisme Agama di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2014.

Rais, Amin, “Menyelamatkan Agenda Reformasi”, dalam Lukman Hakim (ed),

Reformasi Dalam Stagnasi, Jakarta: Yayasan al-Quran-Mukmin, 2001.

Ritzer, George dan Smart, Barry (ed), Handbook Teori Sosial, terj. Imam

Muttaqin (dkk), Bandung: Nusa Media, 2011.

Page 69: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

167

167

Robbins, Thomas and Charles Lucas, Philip, “From Cults To New Religious

Movement: Coherence, Definition, and Conceptual Framing in The Study

of New Religious Movement”, dalam James A. Beckford, N.J Demerath

(ed), The Sociology of Religion, London, UK: SAGE Publications, 2007.

Roy, Oliver, Globalised Islam: The search for a new Ummah, NewYork:

Columbia University Press, 2004.

Runciman, Walter G., Relative deprivation and Social Justice: a Study of Attitudes

to Social Inequality in Twentieth Century England, California: California

University Press, 1966.

Barber, Benjamin S., Jihad McWorld, Terrorism‟s Challenge to democracy, New

York: Ballantine Books, cet. 2001.

Salim, Agus, “Hak Berserikat dan berkoempoelan (pasal 33RR)” dalam A.Zainoel

Hasan, Aku Pemuda Kemarin di Hari Esok, kumpulan tulisan, pidato

Tokoh Pergerakan Kebangsaan 1913-1938, Jakarta: Jayasakti, 1981.

Simuh, Islam dan Pergumulan Budaya Jawa, Jakarta: Teraju, 2003.

Solahuddin, NII Sampai JI, Salafy Jihadisme di Indonesia, Jakarta: Komunitas

Bambu, 2011.

Sunderlin, William, Ideology, Social Theory and The Environment, USA:

Rowman and Littlefield Publishers, 2003.

Suparno, Paul (et.all), Reformasi Pendidikan, Sebuah Rekomendasi, (Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 2002.

Tarrow, Sidney, Power in Movement; Social Movements, Collective Action and

Politics, USA: Cambridge University Press, 1995.

Thaba, Abdul Azis, Islam dan Negara Dalam Politik Orde Baru, Jakarta: Gema

Insani Press, 1996.

Tim Litbang Kompas, Partai-partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program

2004-2009, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2004.

Tirtosudarmo, Riwanto, Mencari Indonesia, Demografi-Politik Pasca-Soeharto,

Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2007.

Page 70: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

168

168

Tjandraningsih, Indrasari “Industrial Relations in the Democratizing Era”, dalam

Aris Ananta (ed), The Indonesian Economy, Entering a New Era,

Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2011.

Turner, Bryan S., Relasi Agama dan Teori Sosial Kontemporer, terj. Inyiak

Ridwan, Yogyakarta: IRCiSoD Publishing, 2012.

Van Dijk, Teun A., Ideology, Multidisciplinary approach, London: Sage

Publication.Ltd, 2000.

Wahab, Situmorang Abdul, Gerakan Sosial, Teori dan Praktek, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013.

Wiktorowicz, Quintan (ed), Islamic Activism, A Social Movement Theory

Approach, Bloomington & Indianapolis: Indiana University Press.

__________________, A Geneology of Radical Islam, London, Routledge, 2005.

Zakaria, Fareed, Illiberal Democracy at Home and Abroad, New York: Norton

Press, 2003.

Laporan, Harian Kabar, Majalah dan Publikasi Ilmiah

Appadurai, Arjun, “Disjunture and Difference in The Global Cultural Economy,”

Theory, Culture and Society Centre, Nottingham Trent University, Vol 7,

1990.

Eisinger, Peter, “The Condition of Protest Behaviour in American Cities”, jurnal

American Political Science Review: 1973.

Hoesteray, James B., “Is Indonesia a Model For The Arab Spring? Islam,

Democracy and Diplomacy,” Middle East Studies Association of North

America, MESA, 2013.

Harian kabar Solo Pos edisi 29 Februari 2014.

Laporan Indeks Demokrasi Indonesia 2009-2013 oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bapenas), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

United Nations Development Programe (UNDP) Indonesia.

Laporan International Crisis Group (ICG), Indonesia: From Vigilantism to

Terrorism in Cirebon. (Jakarta/Brussels, 26 januari 2012)

Page 71: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

169

169

Laporan International Crisis Group (ICG), Indonesia: How Indonesian Extremist

Regroup. Jakarta/Brussels, 16 July 2012.

Laporan International Crisis Group (ICG), Recycling Militants in Indonesia,

Darul Islam and Australian Embassy Bombing, Asia Report, 22 Februari

2005.

Laporan Kebebasan Beragama di Indonesia 2010-2012, (Jakarta: INFID, 2013).

Laporan Organisasi Radikal di Jawa Tengah & Yogyakarta: Relasi dan

Transformasi, Setara Institut, 25 Januari 2012.

Laporan Perkembangan Perekonomian Indonesia, “Perkembangan Perekonomian

Indonesia, Mengulangi tahun 2008?” format pdf. World Bank, Maret

2010.

Majalah Media Dakwah, Edisi Mei 1999.

Noorhaidi Hasan, “Rethingking Islam Politik: Paradigma Baru Pembacaan

Gejolak Politik di Dunia Muslim,” Teks Pidato Pengukuhan Guru Besar

dalam Ilmu Politik Islam Kontemporer, disampaikan di hadapan Rapat

Senat Terbuka UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, September 2014.

Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Barat, Mengenai perkara pidana Bayu Setyono

atas tindakan terorisme. No Putusan: 287/PID.SUS/2013/PN.JKT.BAR.

Suaedy, Ahmad, “Mainstreaming Intoleransi dan Agenda Pemerintahan Baru”,

Paper Diskusi Terbuka, dipresentasikan di Yayasan LkiS, yogyakarta:

LkiS, Maret 2014.

The Wahid Institute, Jurnal Nawala, edisi No 11/TH.IV November 2009 –

Februari 2010.

Veldhuis, Tinka dan Staun, Jórgen, “Islamist Radicalisation: A Root Cause

Model,” Paper Penelitian, Denhag: Netherlands Institut of International

Relation Clingendael, 2009.

Zuhdan, Muh., “Gerakan Advokasi Kelompok Islam,” Workshop Penyusunan

Modul HAM, Resolusi Konflik, dan Gerakan Sosial, Pusat Studi HAM

(PUSHAM) UII, Desember 2008.

Page 72: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

170

170

Website

http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/downloadpdf/c4de10618a96dd67

d6d7a4fd7b6fc77/pdf. Diakses pada tanggal 5 Januari 2015.

http://nasional.kompas.com/read/2012/03/10/02124097/

“Walikota Tolak Perda Miras”, https://www.islampos.com/walikota-solo-tolak-

perda-miras-99924/. Diakses pada tanggal 21 April 2015.

http://dewansyariah.com/. Diakses pada tanggal 29 April 2015.

http://tpmpusat.weebly.com/tentang-tpm.html/ Diakses pada tanggal 30 April

2015

https://millahibrahim.wordpress.com/. Diakses pada 29 Maret 2015

Informan Kunci (sebagian anonim)

No Nama Posisi/Jabatan

1 Edi Lukito Ketua Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS)

2 Yusuf Parmadi Sekretaris Jendral Laskar Umat Islam Surakarta

(LUIS)

3 Iyok Santoso Adik kandung Sigit Qardhawi

4 Endang Winarto Ibu kandung Sigit Qardhawi

5 Fara Tetangga Sigit Qardhawi

6 Mohamad Afif Simpatisan gerakan Islamisme di Solo

7 Maftuh Simpatisan gerakan Islamisme di Solo

8 Warman Tim Hisbah, Simpatisan gerakan Islamisme di Solo

9 M. Amin Tim Hisbah, Simpatisan gerakan Islamisme di Solo

10 Sidiq Tim Hisbah, Simpatisan gerakan Islamisme di Solo

11 Sis Simpatisan gerakan Islamisme di Solo, warga jalan

Comal Semanggi dan pengurus masjid al-Anshar

Ahmad Maryam.

12 Agus Junaedi Simpatisan gerakan Islamisme di Solo. Aktor

Kunci Tim Hisbah Solo

13 Rahadian Tim Hisbah, Simpatisan gerakan Islamisme di Solo

Page 73: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

171

Lampiran 1.

Page 74: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

172

Lampiran 2.

Page 75: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

173

Lampiran 3. Buletin yang sering mengangkat isu Islamisme lokal Solo.

Page 76: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

174

Lampiran 4. Screenshot foto profil salah seorang ikhwan yang memasang logo

terkait Tim Hisbah pada aplikasi pesan instan Whatsapp.

Page 77: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

175

Lampiran 5. Foto-foto *

*. Foto beberapa kegiatan Ikhwan Tim Hisbah. Demi menjaga

privasi dan konfidensialitas, detail acara dan beberapa nama dalam

foto ini tidak dapat disebutkan. (komitmen etika peneliti telah

dicantumkan pada sub-bab metodologi. Lihat hal.35-36)

Page 78: GERAKAN ISLAM RADIKAL DAN PERTUMBUHAN …digilib.uin-suka.ac.id/17397/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · sebagai kelompok Islamis lokal bertahan di tengah derasnya arus pertumbuhan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Muzayyin Ahyar

Alamat : Perumahan Pondok Sambutan Permai Blok

BL No.1. Sambutan, Samarinda, Kalimantan-

Timur

Kode Post : 75115

Nomor Telepon : (0541 240260) 085652204404

Email : [email protected]

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat dan Tanggal Kelahiran : 13 Desember 1989

Status Marital : Belum menikah

Warga Negara : Indonesia

Jenjang Pendidikan :

Periode Sekolah / Institusi /

Universitas

Jurusan Jenjang

1995 - 2000 SDI Al-Khairiyah - SD

2000 - 2004 MTS Asy-Syifa Balikpapan - SMP

2004 - 2008 Pondok Modern Darussalam

Gontor Ponorogo - SMA

2009 - 2010 Institut Studi Islam

Darussalam

Ushuludin

(PA) PTS/ S1

2010 - 2013

IAIN Surakarta

Ushuludin

Filsafat

Islam

PTN/ S1

2013 - sekarang Universitas Islam Negeri

(UIN) Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Studi

Politik

dan

Pemerinta

han dalam

Islam

PTN/S2

Demikian daftar riwayat singkat ini saya buat dengan sebenar-benanya.

\

Ttd.

Muzayyin Ahyar