geologi pulau miangas

12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015 49 GEOLOGI LINGKUNGAN KAWASAN PESISIR PULAU KECIL TERLUAR PULAU MIANGAS, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA ENVIRONMENTAL GEOLOGY OF COASTAL AREAS OF OUTER ISLANDS MIANGAS ISLAND, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NORTH SULAWESI Catur Purwanto dan Purnomo Raharjo Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174 Sur-el: [email protected] [email protected] Diterima : 7-12-2014, Disetujui : 18-03-2015 ABSTRAK Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Pulau ini termasuk dalam wilayah Check Point Border Crossing Agreement. Berdasarkan pengamatan lapangan hampir seluruh bagian Pulau Miangas mengalami proses abrasi cukup kuat. Posisi pulau ini berada di laut lepas tanpa ada penghalang baik berupa pulau atau gosong, yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Pulau ini dapat berdiri kokoh karena batuan dasarnya mempunyai tingkat resistensi tinggi seperti batuan Gunungapi Miangas yang ditindih secara tidak selaras oleh batugamping koral. Di beberapa bagian pantai rawan terhadap abrasi. Untuk mengurangi akibat abrasi diusulkan dibangun pelindung pantai. Kedalaman air di sekitar pulau ini antara 5 m – 110 m. Laut terdalam terdapat di bagian baratdaya yang berjarak 500 m dari garis pantai. Terdapat tiga jenis pantai di Pulau Miangas yaitu pantai berpasir, berbatu, dan bertebing terjal. Kata Kunci : Kesepakatan titik batas, geografis, abrasi, resistensi, Pulau Miangas ABSTRACT Miangas island is one of the outermost islands of Indonesia wich is bordering with Philippines. This island is known as area Check Point Border Crossing Agreement. Based on field observations, almost all parts of the island of Miangas undergoes the process of abrasion that occur are strong enough. This island is located on the high seas without any barrier whether it be other islands or the sandbar that serves as the anchoring of the wave. Although the abrasion occurred in the coastal areas but it is still able to stand firm because the rocks are essentially has a high level of resistance such as Miangas volcanic rock which is covered by unconformity coral limestone. Parts of the coast are resistance to abrasion. To reduce the abrasion are proposed to built coastal protection. The depth of the sea floor that measured is between 5 m-110 m. The inner Area is approximately 500 m from the shoreline. There are three types of the beach on the Miangas island such as sandy beaches, rocky, and hilly beach. Keywords: Check Point Border Crossing Agreement, geographical, abrasion, resistance, Miangas island PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan (archipelago state) memiliki 92 pulau kecil terluar yang berbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga, yaitu India, Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, Philipina, Republik Palau, Australia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Salah satu pulau kecil terluar adalah Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina. Pulau Miangas menjadi penting karena posisi geografisnya yang merupakan batas paling utara Indonesia dengan Filipina. Pulau Miangas menjadi salah satu wilayah khusus yang dikenal sebagai wilayah Check Point Border Crossing Argreement.

Upload: yohanis-sahabat

Post on 21-Feb-2017

51 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

49

GEOLOGI LINGKUNGAN KAWASAN PESISIR PULAU KECIL TERLUAR PULAU MIANGAS, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA

ENVIRONMENTAL GEOLOGY OF COASTAL AREAS OF OUTER ISLANDS MIANGAS ISLAND, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NORTH SULAWESI

Catur Purwanto dan Purnomo Raharjo

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174Sur-el: [email protected]

[email protected]

Diterima : 7-12-2014, Disetujui : 18-03-2015

ABSTRAK

Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Pulau ini termasukdalam wilayah Check Point Border Crossing Agreement. Berdasarkan pengamatan lapangan hampir seluruh bagianPulau Miangas mengalami proses abrasi cukup kuat. Posisi pulau ini berada di laut lepas tanpa ada penghalang baikberupa pulau atau gosong, yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Pulau ini dapat berdiri kokoh karena batuandasarnya mempunyai tingkat resistensi tinggi seperti batuan Gunungapi Miangas yang ditindih secara tidak selarasoleh batugamping koral. Di beberapa bagian pantai rawan terhadap abrasi. Untuk mengurangi akibat abrasi diusulkandibangun pelindung pantai. Kedalaman air di sekitar pulau ini antara 5 m – 110 m. Laut terdalam terdapat di bagianbaratdaya yang berjarak 500 m dari garis pantai. Terdapat tiga jenis pantai di Pulau Miangas yaitu pantai berpasir,berbatu, dan bertebing terjal.

Kata Kunci : Kesepakatan titik batas, geografis, abrasi, resistensi, Pulau Miangas

ABSTRACT

Miangas island is one of the outermost islands of Indonesia wich is bordering with Philippines. This island isknown as area Check Point Border Crossing Agreement. Based on field observations, almost all parts of the island ofMiangas undergoes the process of abrasion that occur are strong enough. This island is located on the high seas

without any barrier whether it be other islands or the sandbar that serves as the anchoring of the wave. Although theabrasion occurred in the coastal areas but it is still able to stand firm because the rocks are essentially has a high levelof resistance such as Miangas volcanic rock which is covered by unconformity coral limestone. Parts of the coast areresistance to abrasion. To reduce the abrasion are proposed to built coastal protection. The depth of the sea floor thatmeasured is between 5 m-110 m. The inner Area is approximately 500 m from the shoreline. There are three types ofthe beach on the Miangas island such as sandy beaches, rocky, and hilly beach.

Keywords: Check Point Border Crossing Agreement, geographical, abrasion, resistance, Miangas island

PENDAHULUAN

Latar Belakang dan PermasalahanWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) merupakan negara kepulauan(archipelago state) memiliki 92 pulau kecilterluar yang berbatasan dengan 10 (sepuluh)negara tetangga, yaitu India, Thailand, Malaysia,Vietnam, Singapura, Philipina, Republik Palau,Australia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Salah

satu pulau kecil terluar adalah Pulau Miangas,Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi SulawesiUtara yang berbatasan dengan Filipina. PulauMiangas menjadi penting karena posisigeografisnya yang merupakan batas paling utaraIndonesia dengan Filipina. Pulau Miangas menjadisalah satu wilayah khusus yang dikenal sebagaiwilayah Check Point Border Crossing Argreement.

Page 2: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

50

Maksud dan TujuanKegiatan penelitian di pulau-pulau kecil

terluar seperti Pulau Miangas, Provinsi SulawesiUtara, dimaksudkan untuk menginventarisasi datageologi kelautan berupa kedalaman dan morfologidasar laut dan karakteristik pantai di daerahtersebut. Untuk mengetahui tingkat kerentananpulau terhadap bencana alam dan bencana geologidata dasar geologi kelautan sangat diperlukan.Data-data tersebut antara lain data litologikawasan pesisir, relief, karakteristik pantai sertadata hidro oseanografi. Tingkat kerentanankawasan pesisir dapat diketahui dari resistensibatuan, relief pantai dan karakter kawasanpesisirnya apakah pantai terbuka atau pantaibervegetasi. Keberadanan pulau ini harusdipertahankan sebagai titik referensi batas wilayahnegara kesatuan NKRI. Sedangkan tujuanpenelitian ini adalah untuk menyediakan data dasar

geologi kelautan. Lokasi penelitian adalah kawasanpesisir Pulau Miangas terletak pada 05°32’30”LU- 05°34’00” LU dan 126°34’30” BT – 126°35’30”BT dengan batas sebelah utara perairan FilipinaSelatan, batas sebelah timur Samudera Pasifik,batas sebelah barat Laut Sulawesi dan batassebelah selatan Laut Maluku. Pulau Miangasmempunyai luas daratan kurang lebih 201,28 Haatau 2,0128 km2 (Gambar 1).

METODEPenelitian ini dilakukan dengan pemetaan

lapangan. Pemetaan di daratan pulau meliputipengamatan kondisi geologi dan pengamatankarakteristik pantai disertai pengambilan contohsedimen pantai. Pemetaan di perairan sekitarPulau Miangas dilakukan dengan menggunakanperahu. Beberapa peralatan yang digunakan adalahpenentuan posisi dengan GPS, pengukuran

Gambar 1. Lokasi Penelitian

(Foto 6b)

(Foto 4)

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Page 3: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

51

kedalaman dasar laut dengan echosounder untukmengetahui morfologi dasar laut, pengambilancontoh sedimen dasar laut dengan grab samplerdan gravity corer. Panjang lintasan pengukurankedalaman laut 120 km (Gambar 3).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Geologi Regional Topografi Pulau Miangas pada umumnya

berupa daerah dataran yang merupakan daerahhunian penduduk. Daerah rawa ditumbuhi olehpohon sagu dan laluga sejenis talas, yangdikonsumsi masyarakat Miangas pada masakehabisan makanan pokok. Kawasan perbukitanterdapat di bagian utara dan timurlaut denganketinggian sekitar 110 m (Gunung Batu) diataspermukaan air laut.

Daerah ini kurang mendapat dukunganlogistik dari pulau-pulau sekitar disekelilingnyaakibat kondisi cuaca dan laut di sekitar Miangasyang buruk sehingga tidak dapat dilalui oleh kapalperintis.

Berdasarkan peta geologi lembar KepulauanTalaud (Sukamto dan Suwarna, 1986) PulauMiangasdisusun oleh batuan gunungapi yangberkomposisi breksi, tuff dan lava berumurMiosen Tengah - Pliosen Awal (Batuan GunungapiMiangas). Batuan ini di tindih secara tidak selarasoleh yang berkomposisi batugamping Koralberumur Kuarter (Batugamping Beo), (Gambar 2).Berdasarkan hasil penyelidikan sebagian besarpulau Miangas mempunyai komposisi permukaanberupa pasir biogenik, terumbu karang dan tanahgambut pada daerah rawa-rawa. Sebagian berupatanah liat (lempung) hasil alterasi batuan beku danbatuan beku yang terdapat didaerah ketinggiansebelah utara dan timur laut.

Morfologi Dasar LautArah lintasan pengukuran kedalaman dasar

laut tegak lurus dengan pantai berbentuk sepertikipas (Gambar 3). Hasil pengukuran berupa petakontur kedalaman laut (Gambar 4), danmemperlihatkan bentuk 3-dimensi morfologi dasarlaut perairan Pulau Miangas (Gambar 5).Kedalaman dasar laut yang terukur antara 5 m –110 m. Daerah terdalam berada pada jarak 500 mdari garis pantai Pulau Miangas di baratdayapulau. Pola kontur rapat pada peta konturkedalaman laut menggambarkan kemiringanmorfologi dasar laut cukup besar, sedangkan polakontur renggang menggambarkan kemiringanmorfologi dasar laut landai. Kemiringan morfologidasar laut di sekitar Pulau Miangas rata-rata cukupbesar. Kemiringan morfologi dasar laut yang palingbesar terdapat di sebelah barat sampai selatandengan kemiringan 30o - 35o dan kedalaman lautantara 5 m – 110 m. Sedangkan di bagian timurhingga utara morfologi dasar lautnya mempunyaikemiringan lebih kecil (2o - 11o) dari bagian baratdan selatan. Kedalaman laut di lokasi ini berkisarantara 5 m – 60 m. Sedangkan pada kedalamanantara 60 m – 110 m mempunyai kemiringansekitar 20o - 30o. Perbedaan morfologi ini akanberpengaruh langsung terhadap tinggi gelombangyang terjadi disekitar pantai. Dengan kemiringanmorfologi dasar laut yang cukup besar di PantaiRacuna, Tanjung Abaa, dan Tanjung Bora,gelombang pecah (breaker zone) relatif dekatdengan pantai, serta tidak terbentuknya longshorebar yang berfungsi sebagai peredam alami energigelombang yang menuju pantai. Oleh karena itu,saat gelombang datang dari laut lepas tidakmengalami peredaman energi oleh dasar laut,sehingga gelombang pecah di daerah pantai.Akibatnya, energi gelombang akan terlepas secarafrontal dengan kekuatan besar melalui hempasan(run up) gelombang ke arah pantai dan daratan.Pada saat kondisi laut pasang, tinggi gelombang iniakan masuk lebih dalam ke arah daratan danmenggerus material yang mudah lepas.

Pantai Racuna, Tanjung Abaa, dan TanjungBora tersusun oleh material pasir dan batuan lepashasil proses gelombang, arus sejajar pantai danarus tegak lurus pantai. Proses pengikisan danpengangkutan material dari darat ke arah lautberlangsung secara terus menerus.

Pantai Tanjung Endene, Tanjung Widipolidan Tanjung Merah pantainya mempunyaikemiringan morfologi dasar laut sebesar 10o – 20o.Sebagian besar pantai di lokasi ini mempunyai

Foto 1. Singkapan batuan Gunungapi Miangas di PantaiTanjung Panci

Page 4: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

52

Gambar 2. Peta Geologi Pulau Miangas (Sukamto dan Suwarna, 1986)

Page 5: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

53

Gambar 3. Lintasan pengukuran kedalaman dasar laut

Page 6: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

54

Gambar 4. Peta Batimetri Pulau Miangas

Page 7: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

55

pantai sempit kurang dari 5 m. Sepanjangpantainya dikelilingi oleh singkapan batuan bekudan berlereng terjal. Di lokasi ini gelombang darilaut akan langsung membentur dinding batuanbeku terjal. Saat membentur dinding batuan bekudan kembali ke arah laut, gelombang ini tidakmengangkut material. Energi gelombang initidak cukup kuat untuk mengikis dindingbatuan beku yang keras sehingga tidakterjadi abrasi dan erosi pantai di daerah ini.

Karakteristik PantaiPemetaan karakteristik pantai dibuat

berdasarkan kriteria fisik utama yaitu:morfologi zona garis pantai, proses yangsedang berlangsung (geologi, laut ataubiologi/vegetasi), kandungan sedimenaluvial (Dolan, 1980), dan aktivitas manusia.Karakter fisik pantai Pulau Miangas secaraumum dapat dibedakan menjadi tiga jenistipe pantai, yaitu : pantai berpasir, pantaipasir berbatu, dan pantai bertebing terjal.

Pantai BerpasirKarakteristik pantai berpasir tersebar

dari arah baratdaya ke arah selatan PulauMiangas. Umumnya pasir berkomposisicangkang moluska, pecahan halus koral danforaminifera, sehingga menyebabkan warnadominan coklat muda. Terdapat juga sedikitpasir berwarna putih, merah, dengan bentukbutir membundar sampai menyuduttanggung, ukuran butir halus sampaisedang. Bioklastik ini diperkirakan berasaldari kawasan perairan berkoral yangmengelilingi Pulau Miangas. Morfologi

pantai berpasir relatif rendah dengankemiringan pantai 2° sampai 5°. Karaktergaris pantai sebagian besar berupa pantaiberpasir, di bagian selatan terdapat tanggulpenghalang yang relatif sejajar dengan garispantai berfungsi untuk menahangelombang. Lokasi ini dimanfaatkanpenduduk sebagai tempat merapatnyaperahu-perahu berukuran kecil karenagelombang yang cukup kecil. Di bagianbelakang pantai dimanfaatkan penduduksebagai pemukiman karena lokasi yanglandai dan tidak berbatu seperti di daerahlain. Vegetasinya berupa pohon kelapa(Foto 2).

Berdasarkan pengamatan lapanganhampir seluruh bagian Pulau Miangasmengalami proses abrasi cukup kuat. Halini ditandai oleh terbentuknya perbedaan

kemiringan yang cukup jelas (tebing-tebing pantai)serta pohon-pohon kelapa yang hampir dan sudahtumbang (Foto 3). Salah satu faktor penyebabterjadinya abrasi ini adalah oleh kondisi fisiklitologi sepanjang pantai yang terdiri dari endapan

Gambar 5. Morfologi dasar laut Pulau Miangas

a

b

Foto 2. a. Pantai Berpasir di Pantai Racuna, berpasirputih, relief 2o - 5o; b. Sea Wall sebagaipelindung Pantai Racuna

Page 8: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

56

pasir biogenik. Endapan tersebut tersusun olehfragmen-fragmen cangkang moluska dan terumbukarang berukuran sedang sampai halus dengantingkat kekompakan yang rendah.

Faktor lain adalah karena posisi PulauMiangas berada di laut lepas tanpa ada penghalangbaik itu berupa pulau lain ataupun gosong yangberfungsi sebagai penahan gelombang. Kondisitersebut menyebabkan gelombang yang datangdari berbagai arah langsung menghantam pantai.Selain itu jika tidak ada penanganan atau usaha-usaha untuk menanggulangi abrasi tersebut,dikhawatirkan lambat laut dampak dari abrasitersebut akan lebih besar.

Pantai berbatuKarakteristik pantai pasir berbatu tersebar

cukup luas pada daerah penelitian menempati dibagian timur dan barat Pulau Miangas. Komposisipasir umumnya berupa fragmen-fragmen cangkangmoluska, pecahan halus koral dan foraminifera.Warna dominan coklat muda, terdapat juga

berwarna putih, merah, dengan bentuk butirmembundar sampai menyudut tanggung. Ukuranbutir halus sampai kasar (Folk, 1980) sedangkankomposisi batu berupa batugamping terumbuberukuran kerikil sampai bongkah (Foto 4).Bioklastik ini diperkirakan berasal dari kawasanperairan berkoral yang mengelilingi PulauMiangas. Pantai berbatu ini relief rendah dengankemiringan pantai 2° sampai 5°. Karakter garispantai sebagian besar berupa pantai berbatu.Vegetasi berupa pohon kelapa dan pohon-pohonkecil khas daerah pantai.

Keberadaan terumbu-terumbu karangtersebut berfungsi sebagai pemecah gelombangsehingga pengaruh abrasi sedikit berkurang (Foto5).

Pantai bertebing terjalKarakteristik pantai bertebing terjal

menempati sebagian kecil daerah timur laut danutara Pulau Miangas. Pantai ini dicirikan olehmorfologi perbukitan terjal dengan relief tinggi(Foto 6). Perbukitan tersebut tersusun oleh batuankeras yaitu batuan beku (lava bantal) danbatugamping terumbu perairan dangkal. Lavaberwarna segar abu-abu kehitaman warna lapukhitam, keras, terdapat kekar-kekar berarahdominan utara-selatan. Pantai ini umumnya tidakterbentuk gisik (beaches) namun ada jugaterbentuk gisik tapi sangat sempit. Meskipunposisi Pulau Miangas yang tidak terlindung dariarus dan gelombang laut terbuka (open sea), namunkarena batuan penyusun berupa lava yang bersifatkeras, tingkat abrasi pada daerah ini relatif lemah.

Pembentukan karakteristik kawasan garispantai daerah penelitian tidak terlepas dari kontrolproses pantai yang sedang berlangsung sejakwaktu lampau hingga saat ini. Faktor-faktor alam

Foto 3. Pantai berpasir dengan proses abrasi cukupkuat di tandai dengan adanya perbedaankemiringan pantai yang cukup jelas (tebing-tebing pantai) di Pantai Poro

Foto 4. Pantai berbatu dengan bongkah fragmenbatugamping terumbu di Pantai Lobbo II

Foto 5. Pantai berbatu dengan proses abrasi ditandaidengan hampir tumbangnya vegetasi pohonkelapa di Pantai Lobbo I

Page 9: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

57

pada kawasan tersebut juga menjadi komponenpenentu dalam pembentukan karakteristik pantai.Faktor-faktor tersebut adalah gelombang air laut,arus sepanjang pantai, pasang-surut, dan faktorgeologis seperti jenis batuan pantai, kekerasanbatuan, konfigurasi bentuk garis pantai dangeomorfologi kawasan pantai.

Berdasarkan hasil pemetaan dan pengamatandi lapangan diketahui bahwa gelombang sebagaifaktor yang dominan pada pembentukan pantaiberpasir dan pantai pasir berbatu.

Hal ini terlihat dengan jelas pada beberapalokasi di pantai berbatu, pasir putih bercampurdengan sedikit detritus. Pada lokasi seperti inikonfigurasi garis pantai umumnya membentuktanjung dengan karakteristik pantai berbatu.Faktor jenis dan kekerasan batuan yang dipadukandengan proses abrasi dan gelombang yang terusmenerus akan menghasilkan tipe pantai sepertiini. Agitasi gelombang juga telah memindahkan

pasir dan kerikil menuju ke kantong-kantongpasir diantara bebatuan teras. Di sini faktorpasang surut dan arus sepanjang pantaijarang dapat teramati jejaknya.

DISKUSIPulau Miangas menjadi salah satu

wilayah khusus yang dikenal sebagai wilayahCheck Point Border Crossing Argreement.Kemiringan morfologi dasar laut paling besar30o - 35o terdapat di sebelah barat sampaiselatan di sekitar Pulau Miangas dengankedalaman laut antara 5 m – 110 m.Perbedaan morfologi ini akan berpengaruhlangsung terhadap tinggi gelombang yangterjadi di sekitar pantai. Pulau Miangasberada di laut lepas tanpa penghalang berupapulau lain ataupun gosong yang berfungsisebagai penahan gelombang. Berdasarkanpengamatan lapangan hampir seluruh bagianPulau Miangas mengalami proses abrasisecara alamiah. Daerah yang mengalamiabrasi di kawasan pesisir ditandai olehsedimen lepas. Sedimen tersebut berupaendapan pasir biogenik yang tersusun olehfragmen-fragmen cangkang moluska danterumbu karang berukuran sedang sampaihalus dengan tingkat kekompakan yangrendah. Daerah yang rentan terhadap abrasisebaiknya diupayakan membangunpelindung pantai baik secara alami denganmenanam tumbuhan bakau atau pemecahdan penahan gelombang (pier, bronjong dan

tembok pantai). Dasar dari Pulau Miangas disusunoleh batuan berupa lava yang bersifat keras,tingkat resistensi pulau ini cukup kuat sehinggadapat dikatakan bahwa pulau ini masih dapatberdiri kokoh. Hal ini sangat menguntungkan bagikedaulatan NKRI dimana salah satu titik batasterluar negara kita berada di Pulau Miangas.

KESIMPULANTopografi Pulau Miangas pada umumnya

daerah dataran yang merupakan daerah hunianpenduduk dan daerah rawa. Kawasan perbukitanterdapat di bagian utara dan timur laut.

Hasil pengukuran kedalaman dasar laut(batimetri) di sekitar Pulau Miangas berkisar 5 m –110 m. Dari peta batimetri memperlihatkan bahwabagian utara dan tenggara morfologi dasar lautnyalandai dengan pola kontur renggang. Kemiringanmorfologi dasar laut yang paling besar (30o-35o)terdapat di sebelah barat dan timur laut dan

a

b

Foto 6. Pantai bertebing terjal tersusun oleh batuan bekudan batugamping terumbu pada bagian bawah diPantai Tanjung Merah (a) dan Pantai Rapapa (b)

Page 10: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

58

kemiringan 2o - 11o di bagian tenggara hinggautara. Morfologi dasar laut nampak terjal beradapada bagian barat dan timur laut. Daerah terdalamberada pada jarak 500 meter dari garis pantai.Pantai barat dan selatan akan mengalami prosespengikisan dan pengangkutan material dari daratke arah laut dan berlangsung secara terusmenerus. Sedangkan pantai timur dan utara(Tanjung Endene, Tanjung Widipoli dan TanjungMerah) akan mengalami sedikit abrasi dan erosipantai.

Karakter fisik pantai Pulau Miangas secaraumum dapat dibedakan menjadi tiga jenis tipepantai, yaitu : pantai berpasir, pantai pasir berbatu,dan pantai bertebing terjal.

Pantai berpasir tersusun oleh cangkangmoluska dan pecahan halus koral, dan foraminifera.Warna dominan coklat muda, terdapat juga sedikitberwarna putih dan merah. Pantai berbatukomposisinya berupa batugamping terumbuberukuran kerikil sampai bongkah. Pantai berbukitterjal tersusun oleh batuan keras yaitu batuanbeku (lava bantal) dan batugamping terumbu.

(Foto 6b)

(Foto 6a)

(Foto 1)

(Foto 2)

(Foto 3)

(Foto 4)

(Foto 5)

Gambar 6. Peta karakteristik pantai Pulau Miangas

Page 11: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

59

UCAPAN TERIMAKASIHUcapan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya penulis sampaikan kepadaseluruh rekan-rekan Tim Pulau Kecil Terluar,Pulau Miangas, yang telah banyak membantukegiatan di lapangan hingga penyelesaian makalah.

DAFTAR ACUANBadan Informasi Geospasial, 1993. Peta

Lingkungan Pantai Indonesia, Skala1:250.000.

Dolan, R., Hayde, B.P., Hornberger, G., Zieman, J.,and Vincent, M.K., 1975. Classification ofCoastal Landform Of The Americas.Zethschr Geomorphology, In Encyclopediaof Beaches and Coastal Environment, 3-6.

Folk R.L, 1980. Petrology of Sedimentary Rocks.Hemphill Publishing Company, AustinTexas, 182p.

Purwanto, C., Rachmat, B., Mustofa, A., Sinaga,A.C., Mustafa, H., 2007. LaporanPenyelidikan Energi dan Sumber DayaMineral Kelautan Pulau Kecil TerdepanPulau Marore dan Pulau Miangas, ProvinsiSulawesi Utara, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi Kelautan, Bandung.Laporan intern tidak dipublikasikan.

Sukamto, R., dan Suwarna, N., 1986. Peta GeologiLembar Talaud, Sulawesi, Skala 1 : 250.000,Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi, Bandung.

Page 12: Geologi pulau miangas

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

60