survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

17
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 BUKU 1 : BIDANG ENERGI I.5 SURVEI PENDAHULUAN PANAS BUMI GEOLOGI DAN GEOKIMIA PULAU WETAR, PROVINSI MALUKU Robertus S.L.S, Herry S, Andri Eko A. W. Kelompok Penyelidikan Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi SARI Secara umum Pulau Wetar dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu morfologi perbukitan bergelombang terjal perbukitan bergelombang sedang, perbukitan bergelombang rendah dan pedataran dimana sebagian besar tersusun oleh batuan vulkanik tersier, batuan vulkanik kuarter, batuan terobosan dan batuan sedimen. Pulau Wetar mempunyai 4 (empat) daerah panas bumi, yaitu : Karbubu, Warmong, Esulit dan Lurang. Manifestasi panas bumi yang ada di Pulau Wetar pada umumnya muncul di lingkungan vulkanik yang berumur Tersier. Batuan yang diperkirakan menjadi sumber panas (heat source) dari sistem panas bumi di Pulau Wetar ini adalah batuan terobosan yang berumur Plio-Pleistosen dan manifestasi panas bumi yang muncul dikontrol oleh struktur-struktur yang relatif berarah barat laut – tenggara, barat – timur, dan utara – selatan. Pada umumnya tipe air panas daerah panas bumi di Pulau Wetar ke dalam tipe air klorida dan berada pada zona partial equilibrium kecuali mata air panas Lurang bertipe sulfaat – bikarbonat dan merupakan steam heated waters yang berada pada zona immature water. Perkiraan temperatur bawah permukaan untuk daerah panas bumi di Pulau Wetar berkisar antara 145- 182 o C berdasarkan geotermometer Na-K dan termasuk kedalam entalpi sedang (medium enthalphy). Total potensi sumber daya panas bumi spekulatif di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya adalah sebesar 85 MWe. Kata Kunci : Wetar, vulkanik, air panas,panas bumi

Upload: builien

Post on 11-Jan-2017

264 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI I.5SURVEI PENDAHULUAN PANAS BUMI GEOLOGI DAN GEOKIMIA

PULAU WETAR, PROVINSI MALUKU

Robertus S.L.S, Herry S, Andri Eko A. W.Kelompok Penyelidikan Panas Bumi

Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

”Secara umum Pulau Wetar dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu morfologi perbukitan bergelombang terjal perbukitan bergelombang sedang, perbukitan bergelombang rendah dan pedataran dimana sebagian besar tersusun oleh batuan vulkanik tersier, batuan vulkanik kuarter, batuan terobosan dan batuan sedimen.

Pulau Wetar mempunyai 4 (empat) daerah panas bumi, yaitu : Karbubu, Warmong, Esulit dan Lurang.

Manifestasi panas bumi yang ada di Pulau Wetar pada umumnya muncul di lingkungan vulkanik yang berumur Tersier. Batuan yang diperkirakan menjadi sumber panas (heat source) dari sistem panas bumi di Pulau Wetar ini adalah batuan terobosan yang berumur Plio-Pleistosen dan manifestasi panas bumi yang muncul dikontrol oleh struktur-struktur yang relatif berarah barat laut – tenggara, barat – timur, dan utara – selatan.

Pada umumnya tipe air panas daerah panas bumi di Pulau Wetar ke dalam tipe air klorida dan berada pada zona partial equilibrium kecuali mata air panas Lurang bertipe sulfaat – bikarbonat dan merupakan steam heated waters yang berada pada zona immature water.

Perkiraan temperatur bawah permukaan untuk daerah panas bumi di Pulau Wetar berkisar antara 145-182 oC berdasarkan geotermometer Na-K dan termasuk kedalam entalpi sedang (medium enthalphy).

Total potensi sumber daya panas bumi spekulatif di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya adalah sebesar 85 MWe.”Kata Kunci : Wetar, vulkanik, air panas,panas bumi

Page 2: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENDAHULUAN

Pulau Wetar termasuk ke dalam wilayah Keca-matan Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku atau secara geografis terletak antara 7o 33’ 29,71” LS hingga 8o 00’ 00” LS dan 125o 47’ 52,27” BT hingga 126o 50’ 1,89” BT, dengan luas areal adalah 104,5 X 35,5 km2. (Gambar 1).

Secara regional Pulau Wetar terletak di rang-kaian gunung api Banda yang merupakan bagian dari Ring of Fire. Morfologi didomi-nasi oleh pegunungan dan perbukitan dengan lereng yang terjal di bagian tengah pulau, dan morfologi pedataran di daerah pantai. Pemben-tukan morfologi ini dikontrol oleh litologi yang menyusun pulau ini adalah batuan vulkanik yang berumur Tersier.

Pulau Wetar tersusun oleh batuan vulkanik berumur Tersier, batuan termuda yang beru-mur Kuarter hanya berupa endapan aluvial dan sedimen gamping koral di sepanjang pantai. Batuan vulkanik yang dihasilkan adalah produk dari vulkanisme yang berlangsung dari Jaman Miosen Awal hingga Miosen Akhir, terdiri dari lava berkomposisi andesit hingga riolit, jatu-han piroklastik, aliran piroklastik dan endapan laharik (Gambar 2).

METODOLOGI

Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui latar belakang pembentukan manifestasi panas bumi di Pulau Wetar baik secara geologi mau-pun geokimia di daerah setempat, disamping untuk mengetahui potensi sumber daya panas bumi spekulatif. Hasil penyelidikan akan dipa-

kai sebagai acuan dalam penelitian lanjut yang lebih rinci dikemudian hari.

HASIL PENYELIDIKAN

Geomorfologi

Berdasarkan pengamatan bentang alam, tingkat kemiringan lereng dan batuan penyu-sunnya, maka morfologi daerah penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan morfologi (Gambar 3), yaitu:

Satuan Morfologi perbukitan bergelombang terjal menempati bagian tengah daerah penye-lidikan yang meliputi sekitar 30% luas daerah penyelidikan. Pada umumnya satuan ini ter-susun oleh batuan vulkanik tersier dan batuan terobosan.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang menempati sebagian besar daerah penyelidikan yaitu sekitar 60% dari luas dae-rah penyelidikan. Satuan ini tersusun pada umumnya oleh batuan vulkanik tersier dan vul-kanik kuarter.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang rendah menempati sebagian kecil, hanya seki-tar dekat garis pantai dari daerah penyelidikan yaitu sekitar 5% dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini tersusun pada umumnya oleh batuan vulkanik tersier dan batuan sedimen.

Satuan morfologi pedataran menempati bagian tepi dari daerah penyelidikan hingga ke pantai, menempati sekitar 5% luas daerah penyelidi-kan. Satuan ini tersusun oleh satuan batuan sedimen dan endapan permukaan.

Page 3: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Daerah Panas Bumi Karbubu

Di daerah Karbubu terdapat manifestasi berupa mata air panas. Mata air panas ini terletak di desa Karbubu, Kec. Wetar. Temperatur air panas terukur sebesar 75,6 °C dengan tem-peratur udara sebesar 26,5 °C, mempunyai pH netral dengan DHL sangat tinggi sebesar 9800 µS/cm.

Lingkungan geologi daerah panas bumi Kar-bubu ini tersusun atas 3 (tiga) satuan batuan (Gambar 4) dimana urutan dari yang paling tua ke yang muda adalah Satuan Tuf, mengacu pada Geologi Regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997), sebanding dengan Batuan Vulkanik Riolitik Sakir (Tmvs) yang berumur Miosen Tengah – Akhir, Satuan Breksi Vulkanik, men-gacu pada Geologi Regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997), sebanding dengan Batuan Gunung Api Tua (Qtv) yang berumur Plio - Pleis-tosen dan Satuan Aluvium (Qa) yang berumur Holosen. Pemunculan manifestasi panas bumi daerah panas bumi ini dikontrol oleh struktur yang relatif berarah barat laut – tenggara.

Berdasarkan hasil analisis kimia dan kemudian diplot kedalam diagram segitiga Cl-SO4-HCO3

(Gambar 5) menunjukkan mata air panas Kar-bubu bertipe klorida.

Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg menunjukkan mata air panas Karbubu berada pada perbatasan zona partial equilibrium dan immature water (Gambar 6).

Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Cl-Li-B menunjukkan mata air panas Karbubu

berada di zona Cl (Gambar 7).

Berdasarkan data hasil isotop 18O dan Deute-rium yang diperoleh dari sampel mata air panas Karbubu, setelah diplot kedalam diagram hubungan antara Oksigen-18 dan Deuterium, pada umumnya cenderung menjauhi garis air meteorik (Meteoric Water Line) (Gambar 8).

Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah Karbubu dengan menggunakan geo-termometer SiO2 (conductive-cooling) berkisar antara 138 - 143 °C, sedangkan menggunakan geotermometer Na/K Giggenbach sebesar 145 °C yang juga termasuk kedalam entalphi sedang.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah di lapangan pada titik lokasi pengambilan sampel daerah Karbubu dan sekitarnya serta data pengukuran, diperoleh derajat keasaman atau pH tanah yang berkisar antara 6 – 7,4 dan temperatur udara tanah pada kedalaman 1 meter berkisar antara 23 – 29 °C, dengan konsentrasi Hg antara 2 – 48,12 ppb dan konsentrasi CO2 antara 0,87 – 2,67 %.

Daerah Panas Bumi Warmong

Mata air panas ini terletak di dusun Warmong, Kec. Wetar, dengan pemunculan 1 mata air panas. Temperatur air panas terukur sebesar 95,5 °C dengan temperatur udara sebesar 29 °C. Pemunculannya pada aliran sungai labuhan air panas, yang berwarna jernih, rasa sedikit asin, sedikit beruap dan banyak muncul enda-pan garam di sekitarnya. Air panas Warmong mempunyai pH netral 6,5 dengan debit 2 lt/dt dan Daya Hantar Listrik (DHL) sebesar 5320 µS/

Page 4: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

cm.

Lingkungan geologi daerah panas bumi War-mong ini tersusun atas 4 (empat) satuan batuan (Gambar 9) dimana urutan dari yang paling tua ke yang muda adalah Satuan Piroklastik, men-gacu kepada geologi regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997) sebanding dengan For-masi Alor (Tmpa) yang berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal, Satuan Dasit , dari fission track yang dilakukan pada sampel MRM – 8, didapat umur absolut dari satuan ini adalah 1,9 ± 0,2 juta tahun (Plio – Pleistosen), mengacu dari geologi regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997), satuan ini termasuk dalam Batuan Gunung Api Tua, Satuan Koluvium, diperkirakan umurnya adalah Pleistosen – Holosen dan Satuan Aluvium (Qa) yang berumur Holosen. Pemunculan manifestasi panas bumi daerah panas bumi ini dikontrol oleh struktur yang ber-arah relatif Barat laut – Tenggara.

Berdasarkan hasil analisis kimia, mataair panas Warmong yang diplot kedalam diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 menunjukkan tipe air klorida (Gambar 10).

Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg menunjukkan mata air panas Warmong berada pada zona partial equi-librium (Gambar 11).

Dari hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Cl-Li-B, mata air panas Warmong berada di zona Cl (Gambar 12).

Berdasarkan data hasil isotop 18O dan Deute-rium yang diperoleh dari sampel mata air panas Warmong, setelah diplot kedalam diagram

hubungan antara Oksigen-18 dan Deuterium, pada umumnya cenderung menjauhi garis air meteorik (Meteoric Water Line) (Gambar 13).

Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah Warmong dengan menggunakan geo-termometer SiO2 (conductive-cooling) berkisar antara 145 - 151 °C yang termasuk kedalam entalphi sedang, sedangkan menggunakan geotermometer Na/K Giggenbach sebesar 176 °C yang juga termasuk kedalam entalphi sedang.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah di lapangan pada titik lokasi pengambilan sampel daerah Warmong dan sekitarnya serta data pengukuran, diperoleh derajat keasaman atau pH tanah yang berkisar antara 6,4 – 7,1 dan temperatur udara tanah pada kedalaman 1 meter berkisar antara 21 – 38 °C, dengan konsentrasi Hg antara 3,02 – 20,3 ppb dan konsentrasi CO2 antara 1,16 – 3,21 %.

Daerah Panas Bumi Esulit

Desa Esulit, Kec. Wetar mempunyai 2 lokasi mata air panas dimana temperatur air panas terukur berkisar antara 75,5 - 76,1 °C. Air panas Esulit pada umumnya mempunyai pH netral sekitar 6 dengan DHL cukup tinggi sebe-sar 2980 terutama air panas Esulit 2 sebesar 28100 µS/cm.

Lingkungan geologi daerah panas bumi Esulit ini tersusun atas 5 (lima) satuan batuan (Gam-bar 14) dimana urutan dari yang paling tua ke yang muda adalah Satuan Tuf, mengacu pada Geologi Regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997) sebanding dengan Batuan Vulkanik

Page 5: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Riolitik Sakir (Tmvs) berumur Miosen Ten-gah – Akhir, Satuan Breksi Vulkanik, mengacu kepada geologi regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997) sebanding dengan Formasi Alor (Tmpa) berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal, Satuan Diorit yang mempunyai periode waktu pembentukan yang sama dengan Satuan Dasit di daerah panas bumi Warmong, Satuan Batugamping Terumbu berumur Holosen dan Satuan Aluvium (Qa) berumur Holosen. Pemu-nculan manifestasi panas bumi daerah panas bumi ini dikontrol oleh struktur yang berarah relatif Utara – Selatan.

Berdasarkan hasil analisis kimia, mataair panas Esulit yang diplot kedalam diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 menunjukkan tipe air klorida (Gambar 15).

Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg menunjukkan mata air panas Esulit berada pada zona partial equilib-rium (Gambar 16).

Dari hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Cl-Li-B, mata air panas Esulit berada di zona Cl (Gambar 17).

Berdasarkan data hasil isotop 18O dan Deute-rium yang diperoleh dari sampel mata air panas Esulit, setelah diplot kedalam diagram hubun-gan antara Oksigen-18 dan Deuterium, pada umumnya cenderung menjauhi garis air mete-orik (Meteoric Water Line) (Gambar 18).

Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah Esulit dengan menggunakan geotermo-meter SiO2 (conductive-cooling) berkisar antara 153 - 194 °C yang termasuk kedalam entalphi

sedang, sedangkan menggunakan geotermo-meter Na/K Giggenbach sebesar 159 -168 °C yang juga termasuk kedalam entalphi sedang.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah di lapangan pada titik lokasi pengambilan sampel daerah Esulit dan seki-tarnya serta data pengukuran, diperoleh derajat keasaman atau pH tanah yang berkisar antara 5,8 – 6,9 dan temperatur udara tanah pada kedalaman 1 meter berkisar antara 19 – 31 °C, dengan konsentrasi Hg antara 17,32 – 86,47 ppb dan konsentrasi CO2 antara 0,93 – 3,3 %.

Daerah Panas Bumi Lurang

Desa Lurang, Kec. Wetar mempunyai 2 lokasi mata air panas dimana temperatur air panas terukur berkisar antara 72,1 – 73,6 °C. Air panas Lurang berwarna jernih, rasa tawar, den-gan endapan travertin terutama pada air panas Lurang 1 yang sangat tebal seluas 20 x 20 m2 dan pada umumnya mempunyai pH netral sebesar 7 dengan DHL yang cukup tinggi seki-tar 4000 µS/cm.

Lingkungan geologi daerah panas bumi Lurang ini tersusun atas 4 (empat) satuan batuan (Gambar 19) dimana urutan dari yang paling tua ke yang muda adalah Satuan Tuf Riolitik, mengacu pada Geologi Regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997) sebanding dengan Batuan Vulkanik Riolitik Sakir (Tmvs) berumur Miosen Tengah – Akhir, Satuan Breksi Vulkanik, mengacu kepada geologi regional (Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997) sebanding dengan Formasi Alor (Tmpa) berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal, Satuan Batugamping Terumbu berumur Holosen dan Satuan Aluvium (Qa)

Page 6: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

berumur Holosen. Pemunculan manifestasi panas bumi daerah panas bumi ini dikontrol oleh struktur yang berarah relatif barat laut – tenggara dan barat - timur.

Berdasarkan hasil analisis kimia, mataair panas Lurang yang diplot kedalam diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 menunjukkan tipe air sulfat-bikarbonat (Gambar 20).

Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg menunjukkan mata air panas Lurang berada pada zona immature waters (Gambar 21).

Dari hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Cl-Li-B, mata air panas Lurang berada pada zona Cl dan B (Gambar 22).

Berdasarkan data hasil isotop 18O dan Deu-terium yang diperoleh dari sampel mata air panas Lurang, setelah diplot kedalam diagram hubungan antara Oksigen-18 dan Deuterium, pada umumnya berada pada garis air meteorik (Meteoric Water Line) (Gambar 23).

Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah Lurang dengan menggunakan geoter-mometer SiO2 (conductive-cooling) berkisar antara 144 - 153 °C, sedangkan menggunakan geotermometer Na/K Giggenbach sebesar 178 -182 °C yang juga termasuk kedalam entalphi sedang.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah di lapangan pada titik lokasi pengambilan sampel daerah Lurang dan seki-tarnya serta data pengukuran, diperoleh derajat keasaman atau pH tanah yang berkisar antara

6 – 7,4 dan temperatur udara tanah pada kedalaman 1 meter berkisar antara 23 – 29 °C, dengan konsentrasi Hg antara 2 – 48,12 ppb dan konsentrasi CO2 antara 0,87 – 2,67 %.

DISKUSI

Daerah Panas Bumi Karbubu

Kemunculan manifestasi panas bumi di daerah Karbubu terdapat pada satuan aluvium yang berumur holosen dengan lingkungan geologi berupa vulkanik Tersier dimana sumber panas yang membentuk sistem panas bumi di daerah Karbubu ini kemungkinan adalah intrusi diorit/dasit berumur Plio – Pleistosen yang ber-hubungan dengan pembentukan Satuan Batuan Gunung Api Tua. Struktur yang mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi adalah struktur yang berarah Barat Laut – Tenggara.

Dari analisis geokimia memperlihatkan bahwa mata air panas Karbubu bertipe klorida. Namun diperkirakan air panas ini bukan merupakan air reservoir, tetapi ada pengaruh intrusi air laut. Hal ini ditandai dengan tingginya kandungan Cl (2343 ppm) dan Na (1081 ppm) serta nilai daya hantar listrik yang sangat tinggi diatas 10.000 µs/cm.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah, nilai Hg tinggi terkonsen-trasi di sebelah timur pemunculan air panas Karbubu. Daerah tersebut diperkirakan dae-rah mineralisasi emas, sehingga memberikan nilai Hg tanah yang cukup tinggi. Sedangkan pola penyebaran CO2 udara tanah lebih mer-ata dengan konsentrasi CO2 udara tanah yang tidak terlalu besar. Untuk pola penyebaran

Page 7: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

temperatur dan pH tanah tidak memperlihat-kan adanya anomali di daerah penyelidikan dimana didapatkan harga temperatur dan pH tanah relatif normal dengan nilai relatif sama. Terdapat dua titik sampling di sekitar air panas Karbubu yang menunjukkan nilai temperatur tanah yang cukup tinggi diatas 36 °C dengan temperatur udara 28 °C.

Berdasarkan luas daerah prospek, temperatur fluida bawah permukaan yang diperoleh, maka dilakukan penghitungan potensi sumber daya spekulatif dengan cara sebagai berikut:

Hel = A x Qel (SNI 13-6171-1999).

dengan catatan:

Hel = Besarnya sumber daya (MWe)

A = Luas daerah prospek panas bumi (km2)

Qel = Daya listrik yang dapat dibangkitkan per satuan luas (MWe/km2)

Potensi sumberdaya spekulatif untuk manifestasi Karbubu, dengan luas daerah prospek sekitar 1 km2 dan temperatur fluida bawah permukaan sebesar 145 oC (Na/K) yang termasuk ke dalam entalpi sedang, maka potensi sumberdaya spekulatifnya adalah 10 MWe.

Daerah Panas Bumi Warmong

Kemunculan manifestasi panas bumi di dae-rah Warmong terdapat antara satuan morfologi perbukitan bergelombang rendah dan pedata-ran dengan litologi batuannya adalah batuan koluvium Didaerah penyelidikan muncul bat-uan terobosan yang berjenis dasit dimana umur absolut pembentukannya berdasarkan fission

track adalah 1,9 ± 0,2 juta tahun atau secara relatif berumur Plio – Pleistosen dan merupa-kan batuan akibat proses magmatisme yang termuda pembentukannya sehingga diinterpre-tasikan batuan pembawa panas (heat source) pada daerah penyelidikan ini adalah Satuan Dasit. Struktur yang mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi adalah struktur yang berarah Barat Laut - Tenggara. Di sekitar mata air panas umumnya muncul endapan garam yang kemungkinan akibat dari interaksi air panas dengan air laut.

Dari analisis geokimia memperlihatkan bahwa mata air panas Warmong bertipe klorida yang menandakan bahwa air panas Warmong ber-asal dari reservoir. Indikasi ditemukan endapan tipis silika menunjukkan pula bahwa terdapat sistem bertemperatur tinggi di bawah permu-kaan. Keberadaannya di zona partial equilibrium dan hasil isotop yang menunjukkan ada peng-kayaan oksigen 18, menunjukkan bahwa kemungkinan pengaruh aktivitas magmatiknya lebih besar dibandingkan pengaruh air laut.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah, pola penyebaran Hg di dae-rah Warmong tidak menunjukkan anomali yang berarti karena konsentrasi Hg di daerah terse-but relatif merata. Begitu pula dengan pola penyebaran CO2 udara tanah, dimana memberi-kan nilai konsentrasi CO2 tidak terlalu besar. Untuk pola penyebaran temperatur dan pH tanah tidak memperlihatkan adanya anomali di daerah penyelidikan dimana didapatkan harga temperatur dan pH tanah relatif netral dengan nilai relatif sama.

Berdasarkan penghitungan potensi yang sama

Page 8: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

dengan daerah Karbubu maka Potensi sumber-daya spekulatif untuk manifestasi Warmong, dengan luas daerah prospek sekitar 3 km2 dan

temperatur fluida bawah permukaan sebe-sar 176 °C (Na/K), termasuk ke dalam entalpi sedang, maka potensi sumberdaya spekulatif-nya adalah 30 MWe.

Daerah Panas Bumi Esulit

Kemunculan manifestasi panas bumi di daerah Esulit terdapat pada satuan morfologi per-bukitan bergelombang sedang dan pedataran dimana litologi batuannya adalah Satuan Tuf dan aluvium. Di daerah ini juga muncul batuan terobosan berjenis diorit dimana umur pem-bentukannya sebanding dengan Satuan Dasit di daerah Warmong yaitu Plio – Pleistosen dan merupakan batuan akibat proses magmatisme yang termuda pembentukannya sehingga diin-terpretasikan batuan pembawa panas (heat source) pada daerah penyelidikan ini adalah Satuan Diorit. Struktur yang mengontrol kemu-nculan manifestasi panas bumi adalah struktur yang berarah Utara - Selatan.

Dari analisis geokimia, memperlihatkan bahwa mata air panas Esulit 1 dan 2 bertipe klorida. Data kimia air panas Esulit 1 menunjukkan bahwa air panas Esulit berasal langsung dari reservoir. Hal ini juga didukung bahwa konsen-trasi Cl dan Na yang terkandung dalam air panas cukup tinggi sebesar Cl = 738 ppm dan Na = 655 ppm. Sedangkan hasil analisis air panas Esulit 2 menunjukkan bahwa air panas Esulit 2 telah terjadi kontaminasi air laut. Lokasi pemuncu-lan manifestasi yang tepat berada di tepi pantai memungkinkan terjadinya kontaminasi air laut. Konsentrasi Cl dan Na yang terkandung pada

air panas juga sangat tinggi, sebesar Cl = 11.743 ppm dan Na = 6.409 ppm. Keberadaannya air panas Esulit 1 di zona partial equilibrium dan hasil isotop yang menunjukkan ada pengkayaan oksigen 18, menunjukkan bahwa kemungkinan pengaruh aktivitas magmatiknya lebih besar dibandingkan pengaruh air laut. Sedangkan air panas Esulit 2 yang berada di ujung Cl menun-jukkan kontaminasi air laut sangat berpengaruh pada pemunculan air panas ini.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah, nilai Hg tinggi terkonsentrasi didekat air panas Esulit 2 yang menyebar kea-rah utara. Sedangkan pola penyebaran CO2 udara tanah lebih merata dengan konsentrasi CO2 udara tanah yang tidak terlalu besar. Untuk pola penyebaran temperatur dan pH tanah tidak memperlihatkan adanya anomali di daerah penyelidikan dimana didapatkan harga temperatur dan pH tanah relatif netral dengan nilai relatif sama. Hanya satu titik pengamatan saja yaitu di air panas Esulit 1 yang menunjuk-kan nilai temperatur tanah yang cukup tinggi sebesar 31 °C dengan temperatur udara 24 °C.

Berdasarkan penghitungan potensi yang sama dengan daerah Karbubu maka Potensi sum-berdaya spekulatif untuk manifestasi Esulit, dengan luas daerah prospek sekitar 2,5 km2 dan temperatur fluida bawah permukaan sebe-sar 159 -168 °C, termasuk ke dalam entalpi sedang, maka potensi sumberdaya spekulat-ifnya adalah 25 MWe.

Daerah Panas Bumi Lurang

Kemunculan manifestasi panas bumi di dae-rah Lurang terdapat pada satuan morfologi

Page 9: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

perbukitan bergelombang sedang dan terjal dimana litologi batuannya adalah Satuan Tuf Riolitik. Disekitar daerah manifestasi panas-bumi Lurang tidak ditemukan adanya batuan yang dapat menjadi sumber panas dari sis-tem panasbumi daerah ini, tetapi melihat dari daerah panasbumi Warmong dan Esulit dimana ditemukan batuan beku berjenis Diorit/Dasit yang berumur Plio-Pleistosen maka untuk dae-rah Lurang ini diperkirakan yang menjadi sumber panas adalah batuan beku yang sama dengan Daerah Warmong/Esulit. Struktur yang men-gontrol kemunculan manifestasi panas bumi adalah struktur yang berarah relatif barat laut – tenggara dan barat - timur. Di sekitar mata air panas dijumpai endapan sinter karbonat (trav-ertin) yang sangat tebal, hal ini menunjukkan adanya interaksi fluida hidrotermal yang ber-tipe klorida-bikarbonat dengan batuan sedimen karbonatan, sehingga selama perjalanan air tersebut berinteraksi dan muncul di permu-kaan membentuk sinter karbonat.

Dari analisis geokimia memperlihatkan bahwa mata air panas Lurang merupakan steam heated waters yang bertipe sulfat-bikarbonat. Air panas ini merupakan air meteorik yang ter-panasi oleh fluida panas bumi, dalam hal ini fluida yang mengandung SO4 dan CO2, sehingga membentuk air sulfat-bikarbonat. Diperkirakan Kandungan SO4 pada fluida panas bumi berasal dari aktifitas vulkanik tua, sedangkan asal CO2 berasal dari pelarutan fluida panas dengan batuan sekitar yang kaya akan CO2 yaitu batuan gamping. Hal ini terlihat dari tingginya kandun-gan kedua unsur tersebut yaitu 819 – 848 ppm (HCO3) dan 883 – 1132 ppm (SO4). Akibat debit yang cukup besar dan waktu yang cukup lama, tingginya kandungan HCO3 ini juga menye-

babkan terbentuknya endapan travertin yang sangat tebal dan luas. Sedangkan adanya kan-dungan Na yang cukup tinggi dan terdeteksinya pula konsentrasi Cl, diperkirakan adanya kon-tribusi intrusi air laut pada sistem panas bumi di daerah Lurang. Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg menun-jukkan mata air panas Lurang berada pada zona immature waters yang mengindikasikan bahwa terdapat kontaminasi air meteorik dalam pembentukan air panas Lurang. Hal tersebut diperkuat bahwa air panas Lurang merupakan steam heated waters atau air meteorik yang terpanasi oleh fluida panas, dan bukan air res-ervoir.

Berdasarkan data hasil analisis sampel tanah dan udara tanah, nilai Hg tinggi terkonsen-trasi didekat air panas Lurang. Sedangkan pola penyebaran CO2 udara tanah lebih merata den-gan konsentrasi CO2 udara tanah yang tidak terlalu besar. Untuk pola penyebaran tem-peratur dan pH tanah tidak memperlihatkan adanya anomali di daerah penyelidikan dimana didapatkan harga temperatur dan pH tanah relatif netral dengan nilai relatif sama. Anomali temperatur tinggi hanya terkonsentrasi di seki-tar air panas Lurang dengan nilai yang tidak terlalu besar yaitu 28 – 29 oC.

Berdasarkan penghitungan potensi yang sama dengan daerah Karbubu maka Potensi sum-berdaya spekulatif untuk manifestasi Lurang, dengan luas daerah prospek sekitar 2 km2 dan

temperatur fluida bawah permukaan sebesar 178 -182 °C, termasuk ke dalam entalpi sedang, maka potensi sumberdaya spekulatifnya adalah 20 MWe.

Page 10: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Dengan demikian, potensi sumber daya panas bumi spekulatif di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya adalah sebesar 85 MWe.

SIMPULAN

Secara umum Pulau Wetar dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu morfologi perbukitan bergelombang terjal perbukitan bergelombang sedang, perbukitan bergelom-bang rendah dan pedataran dimana sebagian besar tersusun oleh batuan vulkanik tersier, batuan vulkanik kuarter, batuan terobosan dan batuan sedimen.

Manifestasi panas bumi yang ada di Pulau Wetar pada umumnya muncul di lingkungan vulkanik yang berumur Tersier dan batuan yang diperkirakan menjadi sumber panas (heat source) dari sistem panas bumi di Pulau Wetar ini adalah batuan terobosan yang berumur Plio-Pleistosen dimana batuan ini merupakan hasil dari proses magmatisme yang termuda seperti di daerah Warmong yang terdapat Satuan Dasit yang berumur 1,9 ± 0,2 juta tahun.

Manifestasi panasbumi yang muncul dikon-trol oleh struktur-struktur yang relatif berarah Barat Laut – Tenggara, Barat – Timur, dan Utara – Selatan.

Pada umumnya tipe air panas (diagram segit-iga Cl-SO4-HCO3) daerah panas bumi di Pulau Wetar yaitu daerah Esulit, Karbubu dan War-mong termasuk ke dalam tipe air klorida dan berada pada zona “partial equilibrium” (diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg), sedangkan mata air panas Lurang bertipe steam heated waters yang berada pada zona “immature water”.

Perkiraan temperatur bawah permukaan untuk daerah panas bumi di Pulau Wetar berkisar antara 143-194 oC menggunakan geotermom-eter SiO2 (conductive cooling) sedangkan dengan geotermometer Na-K menunjukkan estimasi temperatur sebesar 145-182 oC dan termasuk kedalam entalpi sedang (medium enthalphy).

Potensi sumberdaya spekulatif untuk daerah Karbubu sebesar 10 MWe, daerah Warmong 30 MWe, daerah Esulit 25 MWe, dan daerah Lurang sebesar 20 MWe. Dengan demikian, potensi sumber daya panas bumi spekulatif di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya adalah sebesar 85 MWe.

SARAN

Dikarenakan akses yang sangat sulit dijangkau dan pemunculan manifestasi serta perkiraan potensi yang tidak terlalu besar, maka untuk saat ini tidak direkomendasikan untuk dilaku-kan survei lanjutan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang membantu dalam pembua-tan tulisan ini, yang telah memberi kemudahan dalam mengakses data yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (2010), Hasil Sen-sus Penduduk Tahun 2010, Agregat Data per Kecamatan, Kabupaten Maluku Barat Daya.

Charlton T.R. (1990), The Petroleum Potential of East Timor, APPEA jurnal.

Page 11: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

G. Burhan, S. Koesoemadinata, D. Kadarisman, S.A. Mangga dan Y. Noya (1997), Peta Geologi Lembar Wetar Timur, Nusatenggara. Publ. P3G Bandung.

Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equi-libria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo - Indicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.

Mahon K., Ellis, A.J., 1977, Chemistry and Geo-thermal System, Academic Press Inc. Orlando.

N. Sikumbang, B. Dwiyanto, D.G Masson, J. Milson dan A.J. Barter (1990), Recent tectonic around The Island of Timor, Eastern, Marine and Petroleum Geology, Vol.8.

Y. Noya, G. Buhan, S. Koesoemadinata dan S.A. Mangga (1997), Peta Geologi lembar Alor dan Wetar Barat, Nusatenggara. Publ., P3G, Band-ung.

Page 12: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1 Lokasi daerah penyelidikan

Gambar 2 Peta Geologi Regional P. Wetar (Modifikasi Y.Noya dkk. dan G. Burhan dkk., 1997)

Gambar 3Peta Geomorfologi P. Wetar

Page 13: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 4 Peta geologi daerah panas bumi Karbubu

Gambar 5 Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 Gambar 6 Diagram segitiga Na-K-Mg

Gambar 7 Diagram segitiga Cl-Li-B Gambar 8 Grafik isotop δ18O terhadap δ2H

Page 14: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 9 Peta geologi daerah panas bumi Warmong

Gambar 10 Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 Gambar 11 Diagram segitiga Na-K-Mg

Page 15: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 12 Diagram segitiga Cl-Li-B Gambar 13 Grafik isotop δ18O terhadap δ2H

Gambar 14 Peta geologi daerah panas bumi Esulit

Page 16: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 15 Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 Gambar 16 Diagram segitiga Na-K-Mg

Gambar 17 Diagram segitiga Cl-Li-B Gambar 18 Grafik isotop δ18O terhadap δ2H

.

Gambar 19 Peta geologi daerah panas bumi Lurang

Page 17: survei pendahuluan panas bumi geologi dan geokimia pulau wetar

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.5

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 20 Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 Gambar 21 Diagram segitiga Na-K-Mg

Gambar 22 Diagram segitiga Cl-Li-B Gambar 23 Grafik isotop δ18O terhadap δ2H