format survei geokimia panas bumi

26
SURVEI GEOKIMIA PANAS BUMI 1. Latar Belakang Dalam rangka melengkapi perangkat untuk pelaksanaan Survei Panas bumi, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 27 tahun 2003 tentang Panas Bumi, bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha dapat melakukan survei panas bumi. Salah satu metode dalam survei panas bumi adalah metode geokimia. Metode Geokimia adalah kegiatan yang meliputi pengambilan, analisis contoh dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya Panas Bumi serta Wilayah Kerjanya. Metode Geokimia dalam Survei panas bumi terdiri dari dua tahap penyelidikan, yaitu Penyelidikan Geokimia Pendahuluan dan Penyelidikan Geokimia Pendahuluan Lanjutan (Standar Nasional Indonesia No. SNI 18-6009- 1999 tentang Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia). Kedua tahapan penyelidikan geokimia tersebut hanya memiliki perbedaan dalam interval titik amat pengambilan contoh. Oleh karena itu, dalam tulisan ini pembahasannya tidak dipisahkan.

Upload: ebsan-roy

Post on 02-May-2017

236 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Format Survei Geokimia Panas Bumi

SURVEI GEOKIMIA PANAS BUMI

1. Latar Belakang

Dalam rangka melengkapi perangkat untuk pelaksanaan Survei Panas bumi, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 27 tahun 2003 tentang Panas Bumi, bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha dapat melakukan survei panas bumi. Salah satu metode dalam survei panas bumi adalah metode geokimia.

Metode Geokimia adalah kegiatan yang meliputi pengambilan, analisis contoh dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya Panas Bumi serta Wilayah Kerjanya.

Metode Geokimia dalam Survei panas bumi terdiri dari dua tahap penyelidikan, yaitu Penyelidikan Geokimia Pendahuluan dan Penyelidikan Geokimia Pendahuluan Lanjutan (Standar Nasional Indonesia No. SNI 18-6009-1999 tentang Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia). Kedua tahapan penyelidikan geokimia tersebut hanya memiliki perbedaan dalam interval titik amat pengambilan contoh.

Oleh karena itu, dalam tulisan ini pembahasannya tidak dipisahkan.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya konsep Pedoman Teknik " Tata Cara Pengambilan Dan Analisis Contoh Serta Format Penyajian Data Dalam Survei Geokimia Panas Bumi" adalah agar tersedia acuan bagi pelaksana survei Geokimia Panas bumi yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha yang akan melakukan kegiatan Survei Geokimia Panas bumi tersebut.

Page 2: Format Survei Geokimia Panas Bumi

Tujuan konsep ini, supaya ada keseragaman dalam tata cara pengambilan dan analisis contoh serta format penyajian data dalam survei geokimia panas bumi.

3. Ruang Lingkup Survei geokimia panas bumi telah berkembang pesat sesuai dengan perkembangan teknologi, baik metode pengambilan contoh maupun metode analisisnya. Namun dalam Konsep Pedoman tata cara pengambilan dan analisis contoh serta format penyajian data dalam survei geokimia panas bumi ini, hanya dibahas parameterparameter yang dapat memenuhi kebutuhan minimal interpretasi panas bumi. Dalam konsep ini, survei geokimia ditekankan terhadap empat media utama yang umum terdapat didaerah dan sekitar daerah manifestasi panas bumi yaitu air (pH, electric conductivity, CI, HC03, C03, S04, F, Na, K, Li, Mg, B, Ca, Fe, AI, As; SiO2, dan NH4), isotop (18O dan 2H), gas (C02, H2S, CO, CH4, H2, 02+Ar, N2, NH3, S02, HCI dan H20), tanah (pH dan Hg), berikut udara tanah (temperatur dan C02).

4. Istilah dan Definisi

Beberapa istilah dan definisi yang berkaitan dengan pedoman ini adalah sebagai berikut:

a) Daerah panas bumi adalah daerah yang mempunyai indikasi adanya potensi panas bumi.

b) Fumarol adalah hembusan uap air (H20) melalui lubang atau celah, umumnya di daerah vulkanik.

c) Horizon B adalah lapisan tanah yang dldominasi oleh mineral lempung dan tempat terakumulasinya mineral-mineral yang diakibatkan oleh percolation air tanah.

d) Manifestasi panas bumi adalah semua gejala panas bumi di permukaan yang merupakan ciri terdapatnya potensi energi panas bumi.

Page 3: Format Survei Geokimia Panas Bumi

e) Mata air panas adalah tempat keluamya air tanah yang bertemperatur lebih tinggi dari pada temperatur udara sekitamya yang keluar secara alami di permukaan.

f) Metode konvensional adalah metode anaIisis kimia dengan menggunakan cara gravimetri, volumetri, kolorimetri dan turbidimetri.

g) Pereaksi adalah zat kimia yang digunakan untuk pengambilan dan analisis contoh.

h) Sistem panas bumi adalah sistem energi panas bumi yang memenuhi kriteria geologi, hidrogeologi dan heat transfer yang cukup, dan terkonsentrasi untuk membentuk sumber daya energi.

i) Solfatar adalah suatu jenis manifestasi panas bumi yang berupa hembusan gas gunung api terutama mengandung gas H2S dan endapan belerang.

j) Steaming ground adalah suatu jenis manifestasi panas bumi yang berupa tanah panas beruap.

k) Sumber daya panas bumi adalah besarnya potensi panas bumi yang ditentukan dengan dasar estimasi parameter terbatas, untuk dibuktikan menjadi potensi cadangan.

I) Sumber panas adalah massa panas yang akan berinteraksi dengan sistem air tanah bawah permukaan yang terperangkap dalam zona reservoir yang permeabel. Pada umumnya massa panas berbentuk aliran konduksi atau konveksi.

m) Survei Pendahuluan adalah kegiatan pengumpulan, analisis dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi kondisi geologi, geokimia dan geofisika untuk memperkirakan letak dan besarnya potensi sumber daya panas bumi serta wilayah kerja.

Page 4: Format Survei Geokimia Panas Bumi

5. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan dalam pengambilan dan analisis contoh serta format penyajian data dalam survei geokimia panas bumi mencakup kegiatan pralapangan, lapangan dan laboratorium.

5.1 Kegiatan pralapangan

Kegiatan pralapangan meliputi studi literatur dan analisis data sekunder, serta penyiapan peralatan dan pereaksi. Studi literatur dan analisis data sekunder merupakan kegiatan pengumpulan dan analisis data pustaka melalui identifikasi terhadap hasil penyelidikan terdahulu yang berkaitan dengan geokimia, berdasarkan informasi geologi regional, peta topografi, foto udara, citra satelit dan geografi daerah penyelidikan yang ada atau pernah dilakukan di daerah yang akan diselidiki.

Sedangkan penyiapan peralatan dan pereaksi dilakukan dengan cara kalibrasi peralatan dan standarisasi pereaksi yang akan digunakan.

5.2 Kegiatan Lapangan

Kegiatan lapangan meliputi pengamatan, pengukuran, dan pengambilan contoh.

Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap jenis manifestasi, endapan dan identifikasi sifat kimia dan fisika air, yaitu:

a) jenis manifestasi: tanah panas, tanah panas beruap, kolam lumpur panas, geyser, mata air panas, fumarol, dan solfatar. Keterdapatannya pada suatu daerah penyelidikan dapat langsung diamati di lapangan dengan kasat mata.

b) jenis endapan pada manifestasi dapat dibedakan antara sinter karbonat, sinter silica, oksida besi dengan cara meneteskan HCl 1 N pada endapan yang terdapat di sekitar munculnya manifestasi mata air panas.

Page 5: Format Survei Geokimia Panas Bumi

c) Identifikasi sifat fisika air yang muncul pada manifestasi dapat dilakukan dengan eara mengetahui sifat fisik air tersebut, diantaranya: rasa (tawar, asin, pahit, asam), bau (bau belerang H2S) dan wama (jernih, keruh, putih, dll).

Pengukuran parameter-parameter pada daerah penyelidikan meliputi:

a) temperatur manifestasi dan udara di lokasi,

b) pH air,

e) debit air panas/dingin,

d) electric conductivity (EC) air panas/dingin,

e) koordinat dan ketinggian lokasi pengambiian eontoh.

f) pengukuran C02, CO, H2S dan NH3 dilakukan pada manifestasi hembusan uap air, fumarol dan solfatar.

g) luas manifestasi.

Pengambilan Contoh.

Pengambilan contoh dilakukan terhadap air, gas, tanah dan udara tanah.

5.3 Kegiatan Laboratorium Kegiatan laboratorium meliputi preparasi contoh clan analisis unsur dengan menggunakan metode konvensional dan atau instrumen.

Preparasi Contoh

Contoh sebelum dianalisis kandungan unsur-unsurnya perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Preparasi contoh siap analisis ditempuh melalui kegiatan mulai dari penyusunan contoh agar tidak terjadi kesalahan sistematis penyontohan dan

Page 6: Format Survei Geokimia Panas Bumi

penyediaan duplikat untuk memantau presisi analisis kimia. Penyusunan contoh berikut duplikat dilakukan secara random dalam tempat yang tersedia.

5.3.2 Analisis Contoh

Analisis Contoh sebagian dilakukan di lapangan terutama pH, T, debit dan electric konduktiviti air. Sedangkan untuk penentuan kadar unsur-unsur tertentu dilakukan di laboratorium. Parameter yang dianalisis dilakukan terhadap contoh air, gas, tanah dan udara tanah.

6. Tata Cara Pengambilan Contoh

6.1 Pengambilan contoh air.

Pengambilan contoh air dilakukan terutama pada mata air panas, dan sebagai pembanding dilakukan juga terhadap mata air dingin. Pengambilan contoh air panas dilakukan pada tempat dimana temperatur dan debitnya paling tinggi, sehingga kontaminasi oleh lingkungannya dapat dihindari seminimal mungkin. Pengambilan contoh air dilakukan untuk dua tujuan, yaitu untuk analisis unsur dan analisis isotop (180 dan 2H).

6.1.1 Peralatan dan pereaksi yang digunakan

a) Botol poliethylene bervolume 500 ml, yang tahan terhadap asam, panas dan korosif

b) Botol isotop 180 dan 2H bervolume 15 ml terbuat dari gelas yang berpelapis aluminium foil.

c) Syringe plastik tahan panas bervolume minimal 50 ml.

d) Filter holder diameter 25 milimeter

Page 7: Format Survei Geokimia Panas Bumi

e) Kertas filter porositas 0,45 micrometer

f) GPS, altimeter, kamera, stop watch

g) pH meter digital, pH meter paper, electric conductivitimeter

h) Sarung tangan karet tahan panas

i) HN03 1: 1

6.1.2 Pengukuran parameter pada contoh air dilapangan meliputi:

a) Pengukuran temperatur

b) Pengukuran debit air

c) Pengukuran pH air

d) Pengukuran electric conductiviti.

6.1.3 Cara Pengambilan contoh air untuk analisis unsur

a) Contoh air yang akan diambil harus disaring menggunakan kertas saring (porous filter) berukuran 0,45 micrometer.

b) Botol yang akan digunakan untuk menyimpan contoh dibilas dengan menggunakan contoh air yang sudah disaring.

c) Contoh air dibagi menjadi 2 botol bevolume minimal 500 mI.

d) Botol pertama langsung dikemas dan diberi kode lokasi sebagai bahan untuk analisis anion (CI, HC03, S04, F, C03)

e) Botol kedoo sebelum dikemas diasamkan dengan penambahan HN03 1 : 1 sampai pH 2, sebagai contoh air untuk analisis kation (Na, K, Li, Mg, B, Ca, Fe, AI, As), Si02, dan NH4

Page 8: Format Survei Geokimia Panas Bumi

6.1.4 Cara Pengambilan contoh air untuk analisis isotop

a) Harus dihindari kontaminasi oleh udara luar

b) Botol yang digunakan untuk menyimpan contoh air, botol kecil bervolume 15 ml.

c) Botol dibilas dengan menggunakan contoh air yang akan diambil.

d) Botol harus diisi dengan contoh air sampai penuh dan tidak terbentuk gelembung udara di dalam botol, apabila terdapat gelembung maka pengambilan contoh harus diulang.

e) Pengisian dan penutupan botol dilakukan di dalam air dan ditutup rapat serta diisolasi.

f) Botol contoh diberi label sesuai lokasi pengambilan contoh.

6.2 Pengambilan contoh gas.

Pengambilan contoh gas dilakukan terutama pada hembusan gas, fumarol, atau solfatar. Pengambilan tersebut dilakukan dengan tujuan, untuk mengetahui komposisi gas secara kualitatif melalui pengukuran langsung di lapangan dan kuantitatif di laboratorium.

6.2.1 Peralatan dan pereaksi yang digunakan dalam pengambilan contoh gas

a) Alat detektor gas (pompa isap gas, tube gelas detektor gas spesiflk untuk gas C02, CO, H2S dan NH3

Page 9: Format Survei Geokimia Panas Bumi

b) Tabung vacuum volume minimal 100 ml.

c} Termometer digital

d. GPS, altimeter, kamera

c) Selang silicon rubber

d) Sarung tangan karet tahan panas

e) Corong poliethylene

f) Masker gas

g) Stopwatch

6.2.2 Cara Pengukuran gas secara kualitatif.

a) Pengukuran temperatur hembusan gas, fumarol, atau solfatar menggunakan termometer digital dalam satuan 0C.

b) Corong yang posisinya dibalikan dipasang pada hembusan gas, fumarol,atau solfatar dan dihubungkan dengan selang silicon rubber.

c) Kedua ujung tube detektor gas dipatahkan dan segera pasang salah satu ujung tube pada pompa gas dan ujung yang lain pada selang silikon rubber pada poin 2.

d) Menarik pompa gas hingga volume minimal 50 ml dan biarkan untuk beberapa saat

e) Mengamati skala tube detektor gas untuk mengetahui konsentrasi gas secara kualitatif berdasarkan perubahan warna pada tube detektor tersebut.

Page 10: Format Survei Geokimia Panas Bumi

Cara Pengambilan contoh gas untuk analisis kuantitatif.

a) Pengukuran temperatur hembusan gas, fumarol, atau solfatar menggunakan termometer digital dalam satuan 0C. Manifestasi yang sulit dijangkau oleh termometer digital, pengukuran temperatur dapat dilakukan menggunakan termometer maksimum.

b) Corong yang posisinya dibalikan dipasang pada hembusan gas, fumarol,atau solfatar dan dihubungkan dengan selang silicon rubber.

c) Semburan dan atau hembusan gas dialirkan melalui corong yang poslsmya dibalikan dan dihubungkan dengan selang silicon rubber ke tabung vacuum yang berisi larutan NaOH 25 % sebanyak 1/5 volume tabung.

d) Tabung vacuum contoh diberi label sesuai lokasi pengambilan contoh.

6.3 Pengambilan Contoh Tanah

Pada lokasi titik amat yang telah diukur koordinatnya dan dipatok dilakukan pemboran dengan hand auger sampai kedalaman 80-100 cm (horizon B).

Contoh tanah yang di peroleh dikeluarkan dari mata bor, untuk kemudian didiskripsi secara umum yang meliputi jenis tanah, wama, besar butir, hubungan antara butir serta kalau memungkinkan sifat fisik alterasinya

Selanjutnya contoh pada horizon B diambil kurang Iebih 200 gram untuk analisis kandungan Hg dan pH.

Peralatan

a) Termometer digitalb) GPS, altimeter, kamerac) Hand auger d) Obeng dan botol atau plastik contoh

Page 11: Format Survei Geokimia Panas Bumi

6.3.2 Cara Pengambilan Contoh Tanah

Contoh tanah yang diperoleh pada kedalaman 80-100 cm, dibagi 2 bagian. Satu bagian untuk analisis pH dan satu bagian lagi untuk analisis Hg.Contoh tanah untuk bahan analisis Hg, dikeringkan dengan diangin-anginkan dalam baki pengering tanpa kena sinar matahari langsung. Setelah kering, contoh digerus pelan sampai ukuran 80 (delapan puluh) mesh untuk kemudian disaring dengan saringan Stainles Steel. Hasil yang diperoleh dari penyaringan kemudian dimasukkan kedalam plastik diberikan label lokasi titik amat dan siap untuk dianalisis di laboratorium. Selama penyimpanan dan pembawaan contoh dari lapangan ke laboratorium, harus dihindari kontak dengan temperatur tinggi untuk mencegah terjadinya penguraian dan penguapan sebagian konsentrasi Hg.

6.4 Pengambilan Contoh Udara Tanah

Pengambilan contoh udara tanah untuk mengetahui kandungan CO2 dilakukan setelah pengambilan contoh tanah.

6.4.1 Peralatan dan pereaksi

a) Kimoto Handy Samplerb) Stop watch c) Larutan NaOH d) Termometer digital

Tata Cara Pengambilan dan Analisis Contoh Serta Format Penyajian Data Dalam Survei Geokimia Panas Bumi

Page 12: Format Survei Geokimia Panas Bumi

6.4.2 Cara Pengambilan Udara tanah dan Pengukuran T udara tanah

Pipa PVC dihubungkan dengan alat Kimoto Handy Sampler dengan selang dimasukkan kedalam lubang bor bekas pengambilan contoh tanah, kemudian lubang bor ditutup bagian atasnya. Dalam keadaan demikian udara dalam lubang dikeluarkan atau divacumkan selama kurang lebih 5 (lima) menit dan dibiarkan selama kurang lebih 5 (lima) menit juga. Filter house dari alat dihubungkan dengan selang kedalam lubang bor yang akan diambil contoh udara tanahnya.

Seterusnya contoh udara tanah atau gas CO2 dihisap dengan mempergunakan pompa hisap tekan yang dapat diatur kecepatannya dengan tombol kontrol speed, dengan kecepatan 0.5 liter per menit. Selanjutnya contoh udara tanah atau gas C02 tersebut dialirkan kedalam rotameter atau flow meter melalui bypass valve, kemudian dialirkan kedalam tabung reaksi yang telah tersedia dan berisi larutan NaOH guna menangkap gas C02 ("absorpsi"). Akhimya larutan NaOH yang telah mengandung contoh udara tanah atau gas CO2 dalam tabung tersebut dimasukkan kedalam botol plastik penyimpanan yang bersih, ditutup rapat dengan diberi label bernomor sesuai dengan lokasi titik amat .

Pengukuran temperatur dalam lubang bor dilakukan dengan menggunakan termometer digital. Pipa indicator ("stick/probe") yang dihubungkan kabel dengan alat Termometer digital dimasukkan kedalam lubang bor bekas contoh tanah dan udara tanah, selanjutnya ditutup rapat jangan sampai kontak udara sekitar dan dibiarkan beberapa saat sambil di baca dalam Termometer digital dan menunjukkan angka yang relatif stabil untuk dicatat sebagai temperatur pada kedalaman lubang bor diharapkan hasil pengukuran temperatur pada lubang bor mencerminkan kondisi lubang pada waktu pengambilan contoh tanah dan udara tanah.

7. Tata Cara Analisis Contoh

Contoh yang diperoleh dari lapangan, dibawa ke laboratorium untuk dianalisis sesuai dengan parametemya. Analisis pH tanah, dilakukan langsung terhadap

Page 13: Format Survei Geokimia Panas Bumi

tanah yang masih segar diambil di lapangan, sedangkan untuk analisis Hg, diperlakukan pengerjaan preparasi contoh seperti berkut.

a) Contoh tanah dikering udarakan atau diangin-angin pada temperatur kamar, hindari penjemuran dibawah matahari agar tidak terjadi penguapan unsur Hg.

Tata Cara Pengambilan dan Analisis Contoh Serta Format Penyajian Data Dalam Survei Geokimia Panas Bumi

6.4.2 Cara Pengambilan Udara tanah dan Pengukuran T udara tanah

Pipa PVC dihubungkan dengan alat Kimoto Handy Sampler dengan selang dimasukkan kedalam lubang bor bekas pengambilan contoh tanah, kemudian lubang bor ditutup bagian atasnya. Dalam keadaan demikian udara dalam lubang dikeluarkan atau divacumkan selama kurang lebih 5 (lima) menit dan dibiarkan selama kuranglebih 5 (lima) menit juga. Filter house dari alat dihubungkan dengan selang kedalam lubang bor yang akan diambil contoh udara tanahnya. Seterusnya contoh udara tanah atau gas CO2 dihisap dengan mempergunakan pompa hisap tekan yang dapat diatur kecepatannya dengan tombol kontrol speed dengan kecepatan 0.5 liter per menit. Selanjutnya contoh udara tanah atau gas CO2

tersebut dialirkan kedalam rotameter atau flow meter melalui bypass valve, kemudian dialirkan kedalam tabung reaksi yang telah tersedia dan berisi larutan NaOH guna menangkap gas CO2 ("absorpsi"). Akhimya larutan NaOH yang telah mengandung contoh udara tanah atau gas C02 dalam tabung tersebut dimasukkan kedalam botol plastik penyimpanan yang bersih, ditutup rapat dengan diberi label bernomor sesuai dengan lokasi titik amat .

Pengukuran temperatur dalam lubang bor dilakukan dengan menggunakan termometer digital. Pipa indicator ("stick/probe") yang dihubungkan kabel dengan alat Termometer digital dimasukkan kedalam lubang bor bekas contoh tanah dan udara tanah, selanjutnya ditutup rapat jangan sampai kontak udara sekitar dan dibiarkan beberapa saat sambil di baca dalam Termometer digital dan menunjukkan angka yang relatif stabil untuk dicatat sebagai temperatur pada

Page 14: Format Survei Geokimia Panas Bumi

kedalaman lubang bor diharapkan hasil pengukuran temperatur pada lubang bor mencerminkan kondisi lubang pada waktu pengambilan contoh tanah dan udara tanah.

7. Tata Cara Analisis Contoh

Contoh yang diperoleh dari lapangan, dibawa ke laboratorium untuk dianalisis sesuai dengan parametemya. Analisis pH tanah, dilakukan langsung terhadap tanah yang masih segar diambil di lapangan, sedangkan untuk analisis Hg, diperlakukan pengeIjaan preparasi contoh seperti berkut.

a) Contoh tanah dikering udarakan atau diangin-angin pada temperatur kamar, hindari penjemuran dibawah matahari agar tidak teIjadi penguapan unsur Hg.

b) Setelah contoh kering, lakukan disagregasi dengan menggunakan penumbuk dan lumpang porselin untuk melumatkan butiran-butiran yang menggumpal. Dalam hal ini contoh-contoh tidak boleh digerus, sebab penggerusan dapat mengakibatkan pengenceran konsentrasi unsur.

e) Lumpang dan penumbuk porselin harus selalu dibersihkan untuk setiap pengagregasian contoh agar tidak terjadi kontaminasi silang antar contoh.

d) Kemudian contoh-contoh tersebut perlu dilakukan homogenisasi fraksi sebelum siap untuk dianalisis melalui saringan. Untuk keperluan itu contoh-contoh yang akan dianalisis Hg dilalukan dengan ayakan berukuran 80 mesh.

e) Sisa-sisa contoh yang lebih besar ukuran butirnya dari 80 mesh disimpan sebagai arsip.

f) Randomisasi contoh dilakukan terhadap contoh dan duplikat. Duplikasi dilakukan untuk setiap kelipatan 5 contoh.

g) Contoh siap untuk dianalisis di laboratorium pengujian, menggunakan cara analisis

Page 15: Format Survei Geokimia Panas Bumi

7.1 Analisis Air

Contoh air yang diperoleh dianalisis menggunakan beberapa Metode, yaitu:

Dengan Metode tersebut diperoleh data pH tanpa satuan, EC dalam satuan µmhos/cm.

sedangkan konsentrasi lainnya dalam satuan mg/L.

7.2 Analisis contoh isotop 180 dan 2H

Analisis contoh isotop 180 dan 2H air, menggunakan spectrophotometer massa, untuk:

mengetahui kualitas interaksi fluida dengan mineral batuan yang mungkin telah terjadi. Konsentrasinya disajikan dalam satuan per million (°/00).

7.3 Analisis Gas

Contoh gas yang pada umumnya diperoleh dari manifestasi fumarol dan atau solfatar, dianalisis menggunakan 2 Metode, yaitu:

Berdasarkan alat gas kromatografi untuk mengetahui konsentrasi, CO, CH4, H2, 02+Ar, N2, NH3, S02, sedangkan CO2, H2S dan HCI dengan Metode titrimetri.

Konsentrasi H20 dalam contoh gas diketahui dengan perhitungan penimbangan berat gas total dan dalam contoh.

Page 16: Format Survei Geokimia Panas Bumi

7.4 Analisis tanah dan udara tanah

Analisis pH tanah

Analisis pH tanah, ditimbang sebanyak 10 (sepuluh) gram tanah, dimasukkan ke dalam beaker glass dengan menambahkan 40 (empatpuluh) mi aquadest dan diaduk.

Campuran tanah dan aquadest ini di ukur pH nya dengan pH Meter Digital.

Analisis Konsentrasi Hg tanah

Contoh tanah berukuran 80 (delapan puIuh) mesh, ditimbang dan dianalisis menggunakan alat Mercury Analyzer Zeeman. Konsentrasi Hg diperoleh dalam satuan nanogram, di konversi terhadap berat contoh yang ditimbang, maka akan diperoleh konsentrasi Hg dalam satuan ppb, konsentrasi Hg yang diperoleh dikoreksi oleh konsentrasi H20- tanah dari masing-masing contoh tanah.

Analisis Konsentrasi CO2 udara tanah

Analisis contoh CO2 udara tanah untuk mengetahui konsentrasi CO2 dari masing masing titik amat lokasi sampling, menggunakan Metode titrasi terhadap contoh CO2 dalam larutan NaOH berlebih. Konsentrasi CO2 dalam larutan NaOH contoh di titrasi dengan Metode asam basa, dan dikoreksi dengan temperatur !ubang bor, temperatur udara di lokasi ketika berlangsungnya pengambilan contoh, serta elevasi tofografi dari masing-masing titik amat pengambilan contoh. Konsentrasi CO2 diperoleh dalam satuan %, di plot pada peta distribusi konsentrasi CO2

8. Data yang Dihasilkan

Data geokimia yang diperoleh, dievaluasi dan diinterpretasikan untuk mengetahui kondisi fluida bawah permukaan (komposisi kimia air/gas, tipe air/gas dan

Page 17: Format Survei Geokimia Panas Bumi

estimasi temperatur bawah permukaan). Hasil penyelidikan pendahuluan geokimia dituangkan dalam bentuk laporan yang dilengkapi dengan diagram-diagram geokimia dan peta sebaran manifestasi dengan skala 1:100.000 skala 1 :50.000 atau lebih besar, disajikan dalam bentuk:a) Peta distribusi titik amat pengambilan contoh dan jenis manifestasi Panas

bumi pada peta lokasi penyelidikan.Hasil analisis air panas dan air dingin, berbentuk tabel berisi data pH tanpa satuan, electric conductivity dalam satuan µmhos/cm dan konsentrasi senyawa kimia lainnya seperti: CI, HC03, S04, F, Na, K., Li, Mg, B, Ca, Fe, AI, As, silika serta NH4 dalam satuan mg/L, isotop 180 dan 2H.

b) Hasil analisis konsentrasi Hg tanah dalam satuan part per billion (ppb)c) Hasil analisis kandungan C02 udara tanah, dalam satuan persen (% )d) Hasil analisis kimia gas dari contoh gas, dalam satuan % mol/mol untuk

senyawa gas seperti: CO2, H2S, CO, CH4, H2, 02+Ar, N2, NH3, S02, HCI dan H20.

e) Hasil analisis kimia isotop 180 dan 2H, dalam satuan per mill (0/00) f) Plot air panas pada diagram segitiga CI, S04, HC03, diagram segitiga Cl/100, Li,

B/4, dan diagram segitiga Na/lOOO, K/100, √Mg dan distribusi isotop 180 dan 2H.

g) Peta kontur distribusi Hg tanah dan C02 udara tanah.h) Estimasi temperatur bawah permukaan.i) Estimasi potensi energi panas bumi hipotetis (Mwe).

Page 18: Format Survei Geokimia Panas Bumi

Daftar Pustaka

1) Arnorsson, S., and Gunlaugsson, E., 1983, New gas geothermometers for geothermal exploration calibration and applicat~on, G.;.:ochimica el: Cosmochimica Acta Vol. 49, pp 1307-1325

2) Fournier, RO., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, "Geothermal System: Principles and Case Histories". John Willey & Sons. New York.

3) Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-KMg-Ca Geo- Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 - 2765.

4) Giggenbach, W.F., and Goguel, 1988, Methods for the collection and analysis of geothermal and volcanic water and gas samples, Petone New Zealand.

5) Giggenbach, W., Gonfiantini, R, and Panichi, C., 1983, Geothermal Systems, " Guidebook on Nuclear Techniques in Hydrology", Technical Reports Series No. 91. International Atomic Energy Agency, Vienna.

6) Kooten, Y, and Gerald, K., 1987, Geothermal Exploration Using Surface Mercury Geochemistry, Journal of volcanology and Geothermal Research, 31,269-280.

7) Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.

8) Wulhon K., Ellis, AJ., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc. Orlando.

9) Pedoman Tata Cara dan Syarat-syarat Pelaksanaan Survei Pendahuluan Panas bumi, (2004) Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral.

10) SNI 18-6009-1999, Klasifikasi potensi energi panas bumi di Indonesia.

11) SNI 13-6169-1999, Metode estimasi potensi energi panas bumi.

12) SNI ....-......-2002, Prosedur pelaksanaan dan pelaporan dalam penyelidikan pendahuluan dan penyelidikan pendahuluan lanjutan panas bumi.

Page 19: Format Survei Geokimia Panas Bumi

13) Taran, YA., 1986, Gas Geothermometers for hydrothermal Systems, Geochemistry International Vol. 23 No.7, 111-126

Page 20: Format Survei Geokimia Panas Bumi

Tata Cara Pengambilan dan Analisis Contoh Serta Format Penyajian Data Dalam Survei Geokimia Panas Bumi