geografi - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/modul...

17
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB IV ATMOSFER Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: lamdiep

Post on 02-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

GEOGRAFI

BAB IV

ATMOSFER

Drs. Daryono, M.Si.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

1

BAB IV

ATMOSFER

Kompetensi Inti : Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam

Kompetensi Dasar : Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan unsur-unsur geosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

A. Pengertian.

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi yang terdiri dari campuran

gas, yang terdiri dari nitrogen (78,08%), Oksigen (20,95%), Argon (0,93%), Neon (0,0018%),

Hidrogen (0,00005%), Helium (0,0005%), Kripton (0,0001%), Karbon dioksidaa (0,038%), dan

Xenon (0,000009%). Secara grafis, gas-gas penyusun atmosfer dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar: Gas-gas Penyusun Atmosfer (https://met043.wordpress.com/tag/atmosfer/) Diakses

13 Juli 2016)

B. Struktur Lapisan Atmosfer

Bumi tersusun dari beberapa lapisan yang penamaannya disesuaikan dengan

fenomena yang terjadi pada masing-masing lapisan. Lapisan-lapisan atmosfer terdiri dari

troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer. Lapisan-lapisan atmosfer tersebut, secara

visual dapat dilihat pada gambar berikut.

2

Gambar: Struktur Lapisan Atmosfer

(https://luciafebriarlita17.wordpress.com/2014/04/08/lapisan-atmosfer-bumi/) Diakses 15 Juli 2016

1. Troposfer

Lapisan ini terdapat pada bagian yang paling bawah dari atmosfer. Ketebalan

troposfer berbeda-beda, di daerah ekuator ketebalannya mencapai kira-kira 16 km, di

daerah sedang sekitar 11 km, dan di kutub sekitar 8 km. Ketebalan atmosfer yang

berbeda ini disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal akibat rotasi bumi. Pada lapisan ini

terdapat hubungan yang negatif antara ketinggian dan suhu, yaitu semakin tinggi

suhunya akan semakin rendah. Penurunan suhu ini dapat dihitung menurut teori Braak,

bahwa setiap kenaikan 100m dari permukaan bumi akan diikuti oleh penurunan suhu

0,61°C. Lapisan ini mengandung uap air, debu, dan awan. Lapisan troposfer memiliki

hubungan langsung dengan semua kehidupan di bumi, baik manusia, hewan maupun

tumbuhan. Hampir semua fenomena cuaca dan iklim terjadi pada lapisan ini. Troposfer

dipisahkan dengan lapisan di atasnya, yaitu stratosfer oleh lapisan tropopause.

3

2. Stratosfer

Stratosfer terletak di atas lapisan troposfer yang antara keduanya dipisahkan

lapisan tropopause. Lapisan stratosfer ini berkembang sampai ketinggian kira-kira 50 km

dari ketinggian 11 km di daerah sedang. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola

suhunya berubah menjadi semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Pada lapisan

ini terjadi akumulasi ozon menyerap radiasi ultraviolet dari pancaran matahari sehingga

sebagian besar radiasi ini tidak mencapai permukaan bumi. Serapan radiasi matahari oleh ozon

inilah yang menyebabkan suhu udara bertambah setiap bertambahnya ketinggian. Sifat ozon yang

menyerap sinar ultra violet inilah yang menyebabkan Lapisan ini sangat penting peranannya

bagi makhluk hidup di bumi, karena sinar ultra violet yang sangat berbahaya bagi

kesehatan manusia. Radiasi ini di antaranya dapat menimbulkan menimbulkan penyakit

kanker kulit.

3. Mesosfer

Lapisan mesosfer terletak di atas stratosfer dengan ketinggian sekitar 50 - 80 km di

atas permukaan bumi. Pada lapisan ini, kenaikan ketinggian diikuti oleh penurunan

suhu, yaitu setiap bertambahnya ketinggian 100 meter diikuti oleh penurunan suhu

0,4°C. Lapisan ini bagi bumi berfungsi sebagai perisai hujan meteor yang menuju permukaan bumi.

4. Termosfer

Termosfer terletak di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 80 km sampai 650

km di atas permukaan bumi. Pada lapisan ini terjadi kenaikan suhu udara secara tajam,

oleh sebab itu lapisan ini dinamakan termosfer (thermos artinya panas). Suhu pada lapisan

ini meningkat dengan bertambahnya ketinggian. Suhu udara di lapisan bagian atas Thermosfer

dapat mencapai 1.100°C sampai 1.650°C. Pada lapisan ini gas-gas mengalami ionisasi, terjadi

pemecahan molekul oksigen menjadi oksigen atomik yang menghasilkan panas pada

lapisan tersebut. Itulah sebabnya maka lapisan ini disebut juga ionosfer. Lapisan ini

berfungsi sebagai pemantul gelombang radio sebagai media komunikasi yang sangat penting di

bumi.

4

5. Eksosfer

Lapisan eksosfer adalah lapisan atmosfer yang paling atas. Lapisan ini ketinggiannya tidak

diketahui secara pasti dan tidak ada batas yang jelas antara eksosfer dan luar angkasa.

C. Cuaca dan Iklim

1. Cuaca

Cuaca adalah keadaan atmosfer pada waktu tertentu dalam periode yang pendek

dan wilayah yang relative sempit yang ditandai dengan berbagai fenomena

meteorologis, antara lain suhu udara, tekanan udara, tiupan angin, curah hujan,

keadaan awan, dan keadaan sinar matahari.

Ada beberapa alat untuk mengukur usur-unsur cuaca, yaitu sebagai berikut.

a. Suhu udara

Alat ukur suhu udara adalah thermometer, yaitu thermometer maksimum dan

thermometer minimum. Rata-rata suhu bulanan dihitung dihitung dari suhu rata-

rata setiap bulan. Pengukuran dilakukan setiap hari selama 24 jam, suhu rata-rata

harian setiap bulan dijadikan suhu minimum dan maksimum bulanan. Data suhu di

suatu wilayah dapat digambarkan pada peta dengan simbol garis. Garis-garis pada

peta yang menghubungkan tempat yang memiliki suhu yang sama disebut isotherm.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di suaru wilayah adalah sebagai berikut.

1) Letak lintang.

Letak lintang akan berpengaruh terhadap sudut datang sinar matahari. Lebih

besar sudut datang sinar matahari akan lebih besar efek pemanasan yang

diterimanya. Itulah sebabnya daerah yang terletak pada lintang tinggi (sekitar

kutub) suhunya lebih rendah dibandingkan daerah yang terletak pada lintang

rendah (sekitar ekuator).

2) Jarak dari lautan.

Daratan memiliki sifat lebih cepat menerima panas dan cepat pula

melepaskannya dibandingkan dengan tubuh air. Itulah sebabnya, maka daerah

yang terletak jauh dari laut akan mengalami perbedaan suhu yang cukup ekstrim

5

antara siang dan malam hari. Sebaliknya daerah yang dekat dengan laut pada saat

siang tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin.

3) Ketinggian.

Atmosfer lebih banyak menerima panas dari permukaan bumi dibandingkan

dengan panas yang berasal dari sinar matahari, akibatnya semakin tinggi dari

permukaan bumi suhunya akan semakin rendah. suhu udara dari permukaan bumi

turun normal hingga pada suatu ketinggian 11 km. Penurunan suhu dipengaruhi oleh

energi radiasi sinar matahari yang datang menghangatkan permukaan bumi, lalu

permukaan bumi memantulkannya kembali menghangatkan udara di atasnya. Rata-

rata laju penurunan suhu udara di atas muka bumi hingga ketinggian hingga 11 km

adalah sekitar 0,6° C tiap kenaikan 100 m.

4) Arus laut.

Arus laut berpengaruh terhadap suhu daratan. Adanya arus hangat yang melewati

suatu wilayah akan meningkatkan suhu udara dan sebaliknya arus dingin akan

menurunkan suhu wilayah tersebut.

5) Letak lereng.

Letak lereng akan mempengaruhi banyak tidaknya sinar matahari yang diterima

oleh suatu wilayah. Hal ini bisa dikaitkan dengan pergeseran semu matahari dan

bentuk permukaan bumi di suatu wilayah.

6) Kondisi keawanan.

Awan merupakan penghalang sinar matahari sampai di bumi dan dari bumi ke

atmosfer. Daerah yang tertutup awan seharian suhunya akan rendah. Namun jika

tutupan awan tersebut terjadi setelah permukaan bumi terkena sinar matahari,

suhunya bisa panas, karena awan memiliki efek rumah kaca.

b. Angin

Ada dua hal yang diukur terkait dengan keadaan angin di suatu tempat, yaitu

kecepatan dan arah angin. Kecepatan angin diukur dengan anemometer dan

dinyatakan dengan knot per jam atau kilo meter perjam. Kecepatan angin diukur

dengan skala Beaufort. Angin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu angin tetap dan

angin lokal.

6

1) Angin tetap

Di dunia ada tiga jenis angin tetap, yaitu angin pasat, angin barat, dan angin

timur. Angin tetap merupakan angin yang berembus terus-menerus sepanjang

tahun dengan arah yang tetap. Angin pasat, yaitu angin yang bertiup dari daerah

maksimum subtropika menuju ke daerah minimum ekuator.

Pada awalnya angin pasat bergerak tegak lurus dari daerah maksimum

subtropis mernuju ke minimum ekuator. Tetapi karena bumi berotasi dari barat

ke timur dan bagian ekuator bergerak lebih epat, maka angin pasat di sebelah

selatan ekuator berbelok ke kiri, dan berbelok ke kanan. Aibatnya angin pasat di

sebelah utara ekuator menjadi angin pasat timur laut, sedangkan di sebelah

selatan ekuator menjadi angin pasat tenggara. Angin barat bertiup di daerah

lintang sedang berhembus terus menerus sepanjang tahun dari arah barat ke

arah timur dan sebaliknya angin timur berembus terus menerus sepanjang tahun

dari arah timur.

2) Angin lokal

Angin lokal hanya terjadi di daerah tertentu atau di wilayah tertentu. Angin

lokal ada beberapa jenis, yaitu:

a) Angin Muson

Angin muson adalah angin yang bertiup setiap setengah tahun berganti

arah yang berlawanan. Gerakan angin ini dipengaruhi oleh peredaran semu

matahari tahunan. Pada bulan April sampai Oktober, matahari berada di

belahan bumi utara yang mengakibatkan bumi belahan utara bertekanan

udara minimum dan belahan bumi selatan bertekanan maksimum. Pada saat

ini bertiuplah angin muson dari belahan bumi selatan menuju belahan utara.

Bagi Indonesia, angin ini merupakan angin muson timur (tenggara) yang

menyebabkan terjadinya musim kemarau karena angin ini berasal dari Benua

Australia yang kering. Sebaliknya pada bulan Oktober-April bertiup angin

muson barat (barat laut), di Indonesia terjadi musim penghujan karena angin

7

ini berasal dari samudera Pasifik yang luas sehingga banyak membawa uap

air.

Gambar pergerakan angin muson (http://www.sailingeurope.com/blog/all-about-the-monsoon-winds. Diakses 24 Juli 2016) Terjadinya fenomena angim moson di Indonesia secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.

b) Angin darat dan angin laut

8

Angin laut darat berhembus dari laut ke darat, sebaliknya angin darat

berhembus dari darat ke laut. Terjadinya angin darat dan angin laut

disebabkan oleh perbedaan daratan dan laut dalam menerima panas dari

matahari. Pada siang hari daratan lebih cepat menjadi panas daripada air

laut. Akibatnya di daratan tekanan udaranya lebih rendah daipada laut

sehingga pada saat ini terjadi hembusan angin dari laut menuju daratan.

Sebaliknya pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas daripada

laut, akibatnya di daratan tekanannya lebih rendah sehingga terjadi

hembusan angin dari laut menuju daratan.

c) Angin Gunung dan Angin Lembah

Angin gunung merupakan jenis angin lokal yang berembus dari puncak

gunung menuju lembah, dan sebaliknya angin lembah bertiup dari lembah ke

gunung.

d) Angin Jatuh

Angin jatuh disebut juga angin fohn, yaitu angin kering yang bergerak

menuruni lereng pegunungan. Ketika bertiup menaiki pegunungan, angin ini

membawa uap air mengalami proses kondensasi uap air itu akhirnya jatuh

sebagai hujan. Akibatnya setelah melewati puncak gunung angin tersebut

bersifat kering dan panas. Contoh angin ini adalah angin bohorok di deli,

Gending di Probolinggo, Kumbang di irebon, dan Brubu di Makasar.

c. Tekanan udara

Tekanan udara diukur dengan barometer yang dinyatakan dengan milibar.

Tekanan udara bisa digambarkan pada peta dengan menggunakan simbol garis.

Tempat-tempat pada peta yang memiliki tekanan udara yang sama dihubungkan

dengan garis yang sama yang disebut isobar.

d. Curah hujan

Curah hujan diukur dengan alat yang disebut fluviometer. Curah hujan diukur

dan dicatat selama 24 jam. Jumlah hujan harian selama sebulan dijumlahkan

9

menjadi curah hujan bulanan dan selanjutnya jumlah curah hujan bulanan

dijumlahkan menjadi curah hujan tahunan. Curah hujan dapat digambarkan dalam

peta dengan menggunakan simbol garis. Tempat-tempat yang memiliki curah hujan

yang sama dihubungkan oleh suatu garis yang disebut isohyet.

Hujan terjadi jika kondensasi dari uap air yang membentuk awan. Jika titik-titik

air pada awan bergabung menjadi titik-titik yang lebih besar, maka ia akan jatuh

sebagai hujan. Hujan dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu hujan orografis, hujan

konveksi, dan hujan front.

1) Hujan orografis.

Hujan ini terjadi karena angin yang bergerak dipaksa naik melalui

pegunungan. Ketika udara naik, suhunya akan turun sampai di pada titik

kondensasi. Dengan demikian akan terbentuk awan dan kemudian jatuh sebagai

hujan.

Gambar: Hujan orografis (http://www.3dgeography.co.uk/#!why-does-it-rain/c1nxo) Diakses 21 Juli 2016)

2) Hujan konveksi.

Daratan yang menerima panas dari matahari menyebabkan udara di

atasnya menjadi panas melalui konduksi. Udara yang dipanaskan naik dan

digantikan oleh udara yang lebih sejuk. Udara yang terus naik akan sampai pada

ketinggian yang menjadikan uap air yang dikandungnya mengalami kondensasi.

Dengan demikian akan terbentuk awan dan hujanpun bisa terjadi.

10

Gambar: Hujan Konveksi (http://www.3dgeography.co.uk/#!why-does-it-rain/c1nxo) Diakses 21 Juli 2016)

3) Hujan front

Hujan front terjadi jika dua massa udara yang suhunya berbeda bertemu.

Jika massa udara hangat dan udara dingin bertemu, maka udara yang hangat

akan naik dan berada di atas udara dingin. Udara panas yang terangkat akan

mendingin, membentuk awan dan menyebabkan terjadinya hujan.

Gambar: Hujan Front (http://www.3dgeography.co.uk/#!why-does-it-rain/c1nxo. Diakses 21 Juli 2016)

http://www.3dgeography.co.uk/#!why-does-it-rain/c1nxo

Di samping hujan tersebut di atas juga ada jenis hujan lainnya, misalnya hujan

badai yang terjadi karena adanya gerakan angin ke atas dan membentuk awan

11

kumulonimbus. Dari awan kumulonimbus bisa menghasilkan hujan lebat kadang-

kadang disertai hujan es dan disertai halilintar.

e. Kelembaban udara

Kelembaban udara dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelembaban absolut

dan kelembaban relative. Kelembaban absolut adalah jumlah uap air yang terdapat

dalam satuan volume udara tertentu, misalnya gram per meter kubik. Kelembaban

relative adalah perbandingan antara jumlah yang sebenarnya uap air pada volume

dan suhu tertentu dari udara dan jumlah yang seharusnya terdapat jika udara jenuh

pada suhu yang sama. Kelembaban relatif diukur dengan alat yang namanya

hygrometer.

f. Sinar matahari

Intensitas sinar matahari diukur dengan alat yang disebut Campbell-stokes.

Dengan alat ini intensitas sinar matahari dapat direkam secara terus menerus

sepanjang hari. Alat ini terdiri dari bola kristal dan kertas pencatat yang merekam

jejak intensitas sinar matahari yang diterimanya. Pada kertas pencatat tersebut akan

terekam, intensitas sinar matahari pada suatu saat, apakah sinar matahari langsung

sampai permukaan bumi tanpa penghalang ataukah terhalang oleh awan.

g. Tutupan awan

Awan adalah kumpulan titik-titik air/Kristal es di dalam udara yang terjadi dari

kondensasi/sublimasi uap air dalam udara. Awan dapat diklasifikasikan menurut

bentuk dan ketinggiannya. Klasifikasi awan berdasarkan bentuknya adalah sebagai

berikut.

1) Awan commulus, yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal dan bagian

dasarnya horizontal.

2) Awan stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat

menutupi langit secara merata.

3) Awan cirus, yaitu awan yang berdiri sendiri , halus dan berserat tampak

seperti bulu burung, dan tidak menimbulkan hujan.

12

Berdasarkan ketinggiannya, awan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Awan rendah (< 2000 meter) meliputi stratocumulus, nimbostratus, cumulus,

cumulonimbus, dan stratus.

2) Awan medium (2000-6000 meter) meliputi altocumulus, altostratus,

altosaurus.

3) Awan tinggi (> 6000 meter) meliputi cirrus, cirrustaratus, cirrostratus,

cirrocumulus.

2. Iklim

Iklim adalah kondisi cuaca rata-rata dari suatu daerah yang relative luas

dalamwaktu yang lama, misalnya 30 tahun. Iklim yang ada di permukaan bumi

bermacam-macam yang disebabkan oleh lokasinya terhadap garis lintang, ketinggian

tempat, dan lain-lain.

a. Iklim Matahari

Iklim matahari disebut juga iklim garis lintang, karena didasarkan atas letak

lintang suatu wilayah di permukaan bumi. Iklim ini dibedakan menjadi empat

macam, yaitu sebagai berikut.

1) Iklim tropis, terletak antara 23½º LU – 23½ºLS. Cirinya suhu udara selalu tinggi

dan curah hujan juga tinggi.

2) Iklim sub tropis, terletak antara 23,5° – 40o baik di belahan bumi utara

maupun belahan bumi selatan. Cirinya tekanan udara selalu tinggi dan

kering.Oleh sebab itu pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan

savana.

3) Iklim sedang, terletak antara 40o – 66½º baik di belahan bumi utara mapun

belahan bumi selatan. Cirinya daerah ini memiliki empat musim, yaitu musim

panas, gugur, dingin, dan semi.

4) Iklim dingin atau kutub, terletak antara 66,5o – 90o, baik di belahan bumi utara

maupun belahan bumi selatan. Cirinya suhu udara sangat dingin.

13

b. Iklim Junghuhn

Yunghuhn membuat klasifikasi iklim di Pulau Jawa berdasarkan ketinggian

tempat di atas permukaan laut berikut jenis tumbuhan yang sesuai tumbuh pada

masing-masing ketinggian. Ketinggian dan jenis tanaman yang sesuai dapat

adalah sebagai berikut.

Ketinggian Tempat/meter Zone iklim

0-700 : Panas

700-1500 : Sedang

1500-2500 : Sejuk

>2500-3300 : Dingin

Jenis tanaman yang sesuai denan ketinggian tempat dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar:Pembagian Iklim menurut Junghuhn (http://simplenews05.blogspot.co.id/2014/12/penjelasan-mengenai-iklim-junghuhn.html). Diakses 11 Juli 2016

c. Iklim Schmidt-Ferguson

Iklim Scmidt Ferguson didasarkan atas nilai indeks nilai Q yang dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

Rata-rata jumlah bulan kering

Q = --------------------------------------------- X 100 %

Rata-rata jumlah bulan basah

14

Dimana:

- Bulan kering adalah bulan yang menerima curah hujan kurang dari 60 mm

- Bulan basah adalah bulan yang menerima curah hujan lebih dari 100 mm

- Bulan lembab adalah bulan yang menerima curah hujan 60-100 mm

Berdasarkan nilai Q, Schmidt dan Ferguson meentukan tipe hujan di Indonesia

sebagai berikut.

Golongan Iklim Nilai Q (%) Sifat

A 0 - 14,3 Sangat basah

B 14,3 – 33,3 Basah

C 33,33 – 60,0 Agak basah

D 60,0 – 100 Sedang

E 100,0 – 167,0 Agak kering

F 167,0 – 300,0 Kering

G 300,0 – 700,0 Sangat kering

H Lebih dari 700 Luar biasa kering

Semakin kecil harga Q, makin basah suatu tempat dan sebaliknya.

d. Koppen

Sebagai dasar klasifikasi iklim menurut Koppen adalah rata-rata curah

hujan dan temperatur baik bulanan maupun tahunan. Tanaman asli dilihat

sebagai indikator yang terbaik dari keadaan iklim yang sesungguhnya. Batas iklim

ditentukan dengan batas hidupnya tanaman. Koppen menggunakan simbol-

simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap iklim terdiri dari kombinasi

huruf, dan masing-masing huruf memiliki arti sendiri-sendiri. Koppen membagi

permukaan bumi menjadi lima golongan iklim (Wisnubroto, 1983), yaitu Iklim A,

Iklim B, Iklim C, Iklim D, dan Iklim E.

Lambang Karakteristik

A Hujan Tropis (Tropical Rainy Climates)

15

Lambang Karakteristik

Af Tropika basah (hujan rata-rata bulan terkering lebih 60 mm)

Am Tropika basah (jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat

mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering)

Aw Jumlah hujan bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi

kekurangan hujan pada bulan kering

B Iklim kering (Dry Climates)

BS Iklim stepa kering

BW Iklim padang pasir

C Iklim Sedang (Humid Mesothermal Climates)

Cs Iklim sedang dengan musim panas yang kering

Cw Iklim sedang dengan musim dingin yang kering

Cf Iklim sedang yang lembab sepanjang tahun

D Iklim Dingin (humid Microthermal Climates)

Dw Iklim dingin dengan musim dingin yang kering

Df Iklim dingin tanpa periode kering

E Iklim kutub (Polar Climate)

ET Iklim Tundra

EF Iklim es – saju abadi

ET h Tipe iklim ini serupa dengan ET, tetapi dia terdapat di tempat

yang tinggi

EF h Tipe iklim ini serupa dengan EF, tetapi dia terdapat di tempat

yang tinggi

e. Thornthwaite

Dalam membuat klasifiasi iklim Thorntwaite juga mendasarkan vegetasi.

Dalam klasifikasi ini menggunakan unsur penguapan, yaitu bahwa kebutuhan air

16

oleh tanaman tidak hanya tergantung pada besarnya hujan tetapi juga trgantung

pada besarnya penguapan. Dalam hal ini thornhwaite menggunakan istilah daya

guna presipitasi (Wisnubroto, 1983). Perbandingan antara presipitasi (P) dan

penguapan (E) menunjukkan besarya daya guna presipitasi bagi kehidupan

tanaman, dan disebut P-E rasio, dimana P = presipitasi bulanan rata-rata dan E=

penguapan dari permukaan air bebas rata-rata bulanan, keduanya dalam bentuk

inch. Jumlah P-E ratio selama satu tahun disebut P-E indeks. Untuk menghitung

besarnya P-E rasio digunakan rumus sebagai berikut.

P-E rasio =

Sehingga P-E indeks ∑ (

)

Keterangan:

P= presipitasi rata-rata bulanan dalam inch

T= temperatur rata-rata bulanan dalam derajat farenheit.

Atas dasar P-E indeks ini Thornthwaite membedakan lima golongan kelembaban,

yaitu sebagai berikut.

Golongan Kelembaban Ciri-ciri Vegetasi Indeks P/E

A : Basah Hutan Hujan >128

B : Lembab Hutan 64 – 128

C : Sub humid Grass Land 32 – 63

D : Semi Arid Stepa 16 – 31

E : Arid Gurun <16