gel na-diklofenak revisi 1-2
DESCRIPTION
jurnal pembuatan gel na diklofenacTRANSCRIPT
REMATINAC Gel
[REMATINAC Gel]CASE
[REMATINAC Gel]CASE
1 Identitas obat
a. Nama Obat
Nama Generik : Diklofenak
Nama Kimia: 2-{2-[(2,6-dichlorophenyl)amino]phenyl}acetic acidNama Dagang: Aclonac, Cataflam, Voltaren b. Struktur molekul
c. Rumus molekul
C14H10Cl2NNaO2d. Bobot molekul
BM = 318.1
e. Pemeriaan
Berwarna putih atau sedikit kekuningan, serbuk kristal. A.2 Sifat fisiko kimia obat
a. Titik lebur
Titik leburnya 280o Cb. pKa
pKa diklofenak 4,2 pada suhu 30oC (dengan titrasi potensiometri)
pKa diklofenak dalam metil sulfoksida encer = 6,84
pKa diklofenak dalam air = 3,78
c. Koefisien partisi (oktanol/air)
Log P (oktanol/air)=4,5 (Instrumental Data for Drug Analysis, hal.905)
Log P (oktanol/air) pada 25 C=4 dan 4,17 untuk diklofenak yang dihitung dari data kelarutan air (TPC Ed.12, hal.836)
d. Stabilitas (dalam larutan dan dalam keadaan padat)
1. Gel 1% Na-diklofenak disimpan pada suhu 25oC dan terlindung dari panas (AHFS 2010, hal.2088 dan TPC Ed.12, hal. 836)
2. Diklofenak harus disimpan pada suhu di bawah 30oC dan tidak tembus cahaya (TPC Ed.12, hal 836 dan Suplemen I FI IV, hal.1406)
3. Higroskopis (BP 2008, hal.686)
4. Stabil dalam larutan buffer pH 7,6. Larutan Na-diklofenak stabil tanpa adanya O2. (TPC, hal.835)
5. Stabilitas dalam cairan biologis (serum) yang dibekukan dapat bertahan paling sedikit 2 minggu tanpa penguraian. (Florey vol.19, hal.131)
e. Kelarutan
Mudah larut dalam metanol, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam air, praktis larut dalam kloroform dan dalam eter. (Suplemen I FI IV, hal.1405)
Solubilitas Na-diklofenak bergantung pada pH. Solubilitas Na-diklofenak rendah dalam pH rendah, namun saat pH meningkat di atas pKa, maka solubilitasnya akan meningkat.
PhSolubilitas (%w/v)
4,00,0021
5,00,0086
6,00,059
7,00,187
7,50,169
(TPC, hal.836)
f. Bentuk/sifat kristal atau amorf
Bentuk kristal diklofenak adalah monoklin jika direkristalisasi dengan dari metanol yang diuapkan secara perlahan-lahan atau dari aseton. Bentuk lainnya adalah ortorhombus hasil rekristalisasi dari metanol panas yang diuapkan perlahan. Bentuk pseudo-polimorfismenya adalah diklofenak natrium tetrahidrat dan pentahidrat. Bentuk senyawa aktif yang akan digunakan dalam sediaan gel natrium diklofenak adalah bentuk garamnya.
g. Sifat turunan seperti mikroskopis (ukuran partikel, kerapatan bulk, sifat alir, sifat kompresi, kompaktibilitas dengan eksipien) : -
A.3 Data farmakokinetik obat
a. Absorbsi
Natrium diklofenak pemberian topikal terabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik, tetapi konsentrasi plasmanya sangat rendah jika dibandingkan dengan pemberian oral.
Minimal Effective Concentration (MEC) NA-Diklofenak antara 0,5-2,5 ng/ml sedangkan MEC total dalam cairan synovinal antara 100-500 ng/ml.Pemberian 4 g Natrium diklofenak secara topikal (gel 1%) 4x sehari pada satu lutut, konsentrasimean peakplasma sebanyak 15 ng/ml terjadi setelah 14 jam. Pada pemberian gel ke kedua lutut dan kedua tangan 4x sehari (48 g gel sehari), konsentrasimean peakplasma sebanyak 53,8 ng/ml terjadi setelah 10 jam.
Pemaparan sistemik 16 g atau 48 g sehari adalah sebanyak 6 atau 20% jika dibandingkan dengan administrasi oral dosis 50 mg 3x sehari.
Penggunaanheat patchselama 15 menit sebelum pemakaian gel tidak berpengaruh terhadap absorpsi sistemik.
b. Distribusi (AHFS 2010, hal.2087)
Sediaan topikal diklofenak terdistribusi ke cairan sinovial. Mencapai puncak 60-70% yang terdapat pada plasma.Namun, konsentrasi diklofenak dan metabolitnya pada cairan sinovial melebihi konsentrasi dalam plasma setelah 3-6 jam.Diklofenak terikat secara kuat dan reversibel pada protein plasma, terutama albumin.Pada konsentrasi plasma 0,15-105 mcg/ml, diklofenak terikat 99-99,8% pada albumin.
c. Metabolisme (AHFS 2010, hal.2087; GG Ed.11, hal.698)
Metabolisme diklofenak secara jelas belum diketahui, namun dimetabolisme secara cepat di hati. Diklofenak mengalami hidroksilasi, diikuti konjugasi dengan asam glukoronat, amida taurin, asam sulfat dan ligan biogenik lain. Konjugasi dariunchanged drugjuga terjadi. Hidroksilasi dari cincin aromatik diklorofenil menghasilkan 4-hidroksidiklofenak dan 3-hidroksidiklofenak.Konjugasi dengan asam glukoronat dan taurin biasanya terjadi pada gugus karboksil dari cincin fenil asetat dan konjugasi dengan asam sulfat terjadi pada gugus 4 hidroksil dari cincin aromatik diklorofenil.3 dan/atau 4-hidroksi diklofenak dapat melalui 4-0.Metilasi membentuk 3-hidroksi-4-metoksi diklofenak.
d. Ekskresi
Diklofenak dieksresikan melalui urin dan feses dengan jumlah minimal yang dieksresikan dalam bentuk tidak berubah (unchanged). Eksresi melalui feses melalui eliminasi biliari.Konjugat dari diklofenak yang tidak berubah dieksresikan melalui empedu (bile), sementara metabolit terhidroksilasi dieksresi melalui urin.
A.4 Data farmakodinamik obat
a. Indikasi
Natrium diklofenak dalam bentuk gel diindikasikan untuk:
a. Rheumatoid arthritis dan osteoarthritis akut dan kronis
b. Ankylosing spondylitis
Sodium diklofenak gel 1% digunakan secara topikal untuk osteoarthritis dan nyeri tulang sendi. Gel digunakan pada tulang sendi untuk terapi topikal (contoh: tangan dan kaki). Gel tidak dievaluasi untuk digunakan pada sendi pada punggung (tulang belakang), panggul atau bahu.
Berdasarkan data indikasi tersebut di atas, sediaan gel natrium diklofenak yang akan dibuat diindikasikan untuk osteoarthritis berupa nyeri sendi pada tangan dan kaki. Pemilihan indikasi tersebut didasarkan pada kesesuaian pada pustaka (AHFS 2010, hal.2081, IONI hal 705 dan USPDI 2007, hal.391).b. Mekanisme kerja
Diklofenak mempunyai aktivitas analgesik, antipiretik dan antiinflamasi.Diklofenak mempunyai kemampuan melawan COX-2 lebih baik dibandingkan dengan indometasin, naproxen, atau beberapa NSAIA lainnya.Sebagai tambahan, diklofenak terlihat/dapat mereduksi konsentrasi intraselular dari AA bebas dalam leukosit, yang kemungkinan dengan merubah pelepasan atau pengambilannya. (GG Ed.11, hal 698)
Mekanisme kerja farmakologi secara pasti belum jelas, namun banyak aksi atau aktivitas pada dasarnya adalah menginhibisi sintesis prostaglandin.Diklofenak menginhibisi sintesis prostaglandin di dalam jaringan tubuh dengan menginhibisi siklooksigenase; sedikitnya 2 isoenzim, siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2) (juga tertuju ke sebagai prostaglandin G/H sintase-1 [PGHS-1] dan -2 [PGHS-2]), telah diidentifikasikan dengan mengkatalis atau memecah formasi atau bentuk dari prostaglandin di dalam jalur asam arakidonat. Walaupun mekanisme pastinya belum jelas, NSAIA berfungsi sebagai antiinflamasi, analgesik dan antipiretik yang pada dasarnya menginhibisi isoenzim COX-2; menginhibisi COX-1 kemungkinan terhadap obat yang tidak dihendaki (drugs unwanted) pada mukosa GI dan agregasi platelet. (AHFS 2010,hal.2086).
c. Efek samping
Kadang-kadang : ruam atau erupsi kulit, dermatitis pada daerah yang diolesi obat. Jarang : urtikaria Sangat jarang : erupsi bulosa, eksema, eritema multiforme, rambut rontok, reaksi fotosensitivitas
d. Kontraindikasi
Penggunaan Na-diklofenak dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap diklofenak .
e. Interaksi
Gel Na-diklofenak dapat berinteraksi dengan NSAIA rute oral.
f. Posologi
a. Dosis
Dewasa :
Nyeri sendi bagian bawah (lutut, pergelangan kaki, kaki) karena osteoarthritis = 4 g gel 4x sehari
Nyeri sendi bagian atas (siku, pergelangan tangan, tangan) karena osteoarthritis = 2 g gel 4x sehari
Anak-anak
Tidak dianjurkan untuk anak-anak
Total pemakaian kesemua sendi tidak boleh melebihi 32 g gel, dengan tidak lebih dari 16 g gel sehari untuk 1 daerah sendi bagian bawah dan tidak lebih dari 8 g gel pada 2 daerah sendi bagian atas.
b. Cara Pakai
sejumlah cukup gel, sesuai dengan luas area yang sakit, dioleskan pada sendi yang sakit. Diberikan pijatan secara perlahan untuk memastikan pemakaian gel merata pada seluruh sendi yang sakit.Daerah yang baru dioleskan sediaan didiamkan selama 10 menit sebelum ditutupi dengan pakaian dan 60 menit sebelum mandi.Tangan harus segera dicuci setelah dioleskan gel, kecuali bila tangan tersebut adalah daerah yang diobati.
A.5 Produk inovator
a. Merek : VOLTARENb. Nama pabrik : Novartis
c. Bentuk sediaan : Gel
d. Kekuatan sediaan : 1% 100 g Na-diklofenake. Indikasi
Terapi lokal inflamasi traumatik pada tendon, ligamen, otot, persendian, salah urat, terkilir, memar, reumatik jaringan lunak yang terlokalisir, tendovaginitis, bursitis, periartropati,, penyakit reumatik (osteoarthritis pada sendi perifer dan vertebra).f. Aturan pakai
Oleskan pada bagian yang sakit 3-4 x sehari
g. Kemasan : tube
h. Golongan obat : K
i. Harga : $14.95A.6 Produk kompetitor
a. Jumlah total kompetitor Na- diklofenak sediaan gel yaitu:
BERIFEN, DICLOMEC, NEO RHEUMACYL NECK dan SHOULDER, NEO RHEUMACYL JOINT CARE, NEO RHEUMACYLANTI INFLAMATION, SCANTAREN, VALTO GEL.
b. Harga tertinggi yaitu Rp 50.000,- @tube 50 g, merek DICLOMEC Combipharc. Harga terendah yaitu Rp 21.780,- @tube 15 g, merek VALTO GEL NufarindoA.7 Bentuk sediaan obat (BSO) yang dirancang berdasarkan data di atas
a. Bentuk sediaan obat (BSO)
Bentuk sediaan yang dirancang adalah dalam bentuk gel.
b. Alasan pemilihan BSO
1. Pertimbangan farmasetika/biofarmasetika
Na-diklofenak dibuat dalam bentuk gel karena sifatnya yang karena bersifat higroskopis.Selain itu, penggunaan gel lebih disenangi karena lebih nyaman, tidak lengket dan mudah dicuci.
2. Pertimbangan farmakokinetik
Na-diklofenak dibuat dalam bentuk gel agar mudah bekerja pada organ sasaran karena caranya dioleskan ditempat yang sakit. Selain itu Penetrasi gel mampu menembus lapisan hipodermis sehingga banyak digunakan pada kondisi yang memerlukan penetrasi seperti sediaan gel Na-diklofenak ini. Rute difusi jalur transfolikuler gel juga baik, disebabkan kemampuan gel membentuk lapisan absorpsi.3. Pertimbangan farmakodinamik
Na-dikofenak dibuat dalam bentuk gel tujuannya untuk menghindari efek samping dari Na-dklofenak yaitu dapat menyebabkan gangguan pada saluran gastrointestinal, yaitu dapat mengiritasi lambung karena tidak mengalami degradasi gastrointestinal. b. Kekuatan sediaan
Sediaan dibuat dengan konsentrasi 1 %, yaitu 1 g Na-diklofenak dalam 50 g sediaan.
c. Kemasan
Kemasannya dalam tube
d. Rencana nama merek
Nama merek : REMATINAC GEL.
A.8 Formula teroritis
a. Formula (dibuat dalam bentuk tabel dengan kolom no, nama zat, jumlah) No.Nama ZatJumlah1 Bets (1000)
1.Na-diklofenak0,55 g5500 g
2.Carbopol 9340,275 g275 g
3.Trietanolamin (TEA)1,65 g1650g
4.Etanol 96%5,5 g5500 g
5.Propilen glikol5,5 g5500 g
6.Metil Paraben0,099 g99 g
7. Propil Paraben0,011 g11 g
8.AirAd 37,515 gAd 37.515 g
b. Fungsi masing-masing komponen zat tambahan dalam formula
No.Nama ZatFungsi
1.Na-diklofenakZat aktif
2.Carbopol 934Gelling agent
3.Trietanolamin (TEA)Netralizing agent
4.Etanol 96%Pelarut zat aktif dan Penetration enhancer
5.Propilen glikolHumektan dan Pelarut pengawet
6.Metil ParabenPengawet
7. Propil ParabenPengawet
8.Water Pelarut
C. Alasan Pemilihan Bahan Tambahan
1. Carbopol 934
Digunakan sebagai gelling agent yang sering digunakan dalam sediaan topikal seperti : krim, gel, salep, vaginal, rectal dan topikal. Selain itu carbopol juga merupakan gelling agent yang kuat dan dapat menghasilkan suatu gel yang bening dan memiliki struktur partikel yang halus. Carbopol 934 dipilih karena memiliki viskositas yang kecil sehingga diharapkan sediaan gel yang diperoleh memiliki viskositas dan sifat alir yang baik. Carbopol juga aman digunakan karena tidak mengiritasi dan tidak toksik (Rowe, 2009).2. Trietanolamin (TEA)
Trietanolamin banyak digunakan dalam sediaan topikal terutama untuk pembentuk emulsi. TEA juga dapat digunakan sebgai penstabil PH dan sering digunakan pada sediaan analgetik topikal. Pada formula ini TEA berfungsi sebagai neutralizing agent yang mampu menstabilkan pH carbomer sehingga viskositas gel menjadi optimal (Rowe, 2009).
3. Etanol 96%
Etanol digunakan tidak hanya sebgai pelarut Na-dikofenak juga digunakan sebagai penetration enhancer. Etanol dapat digunakan sebagai peningkat penetrasi dengan cara meningkatkan koefisien difusi obat ke dalam stratum corneum dengan cara mengganggu sifat penghalangan dari stratum corneum (Williams dan Barry, 2004).4. Propilen Glikol
Propilen glikol dalam formula ini digunakan sebagai humektan dan juga sebagai pelarut pengawet. Bila dibandingakn dengan gliserin, propilen glikol lebih baik karena dapat melarutkan berbagai material obat seperti kortikosteroid, fenol, golongan sulfa, barbiturate, vitamin, alkaloida dan sedian-sedian anastesi (Rowe, 2009).5. Metil Paraben dan Propil Paraben
Berfungsi sebagai pengawet dan biasanya digukanan secara kombinasi. Kombinasi metil dan propil paraben merupakan kombinasi sinergis yang dapat memperluas spektrum anti-mikroba (Rowe, 2009).6. Air
Pelarut yang sering digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi, bersifat inert dan stabil dalam berbagai bentuk fisik.
A.9 Pembuatan produk skala lab
1. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Syarat : jumlah cemaran partikel/m3 0,5 m, maksimal sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3 5 m sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal 500, efisiensi saringan 95%, pertukaran udara > 20 kali/jam, humidif < 30% pada 70 F (21,1 C)
2. Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,5%, etanol 75% dan terakhir aqua kembali. Beri label telah dibersihkan. Set peralatan sesuai dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label siap digunakan.
3. Karyawan harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian, karyawan harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptic khusus, keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi, kenakan tutup kepala, sarung tangan dan serta sepatu khusus. Karyawan masuk ke ruang produksi melalui airlock khusus karyawan yang telah dilengkapi air shower. Hal ini untuk mencegah perpindahan mikroba dari luar ke ruang produksi. Masuk ke ruang produksi, sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk mencegah aliran udara luar masuk ke ruang produksi
4. Bahan baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek oleh kepala regu dan kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan baku
5. Bahan pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, desuai dengan master formula / CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black area). Cetak no batch dan tanggal ED sesuai master formula. Dicek oleh kepala regu dan kepala unit. Setelah itu baru siap untuk dipakai mengemas produk
6. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan masing-masing telah mengalami QC terlebih dahulu pada masa karantina. Bahan yang dipakai adalah yang telah lulus QC. Bila tidak memenuhi spesifikasi standar, maka bahan harus direject, dimusnahkan langsung atau dirusak terlebih dahulu.7. Ruang Produksi
Timbang semua bahan
Carbopol didispersikan ke dalam air panas sebanyak 10 kalinya. Kemudian biarkan hingga mengembang dan diaduk sampai terbentuk masa gel (diaduk secara perlahan dan terus menerus) hingga terbentuk larutan jernih atau agak keruh. Campurkan TEA kedalam basis gel sampat terbentuk konsistensi gel (M1). Larutkan propil paraben kedalam larutan propilen glikol kemudian baru ditambahkan metil paraben (M2). Selanjutnya larutankan Na-Diklofenak dalam etanol (M3). Lalu tambahan Tambahkan M3 dengan M1 dan diaduk secara perlahan dan terus menerus baru ditambahkan dengan M2. Kemudian ditambahkan air hingga masa gel menjadi 50 g. Lalu masukan ke dalam tube, beri etiket, brosur dan masukan ke dalam kotak. A.10 Evaluasi produk skala lab
Evaluasi Fisik
1. Organoleptis (Teknologi farmasai liquid & semi solid)
Evaluasi organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik. Dilihat dengan adanya pemisahan fasa atau pecahnya emulsi, bau tengik atau perubahan warna.
2. Homogenitas (Teknologi farmasai liquid & semi solid)
Dengan cara meletakkan sedikit sediaan krim diantara 2 kaca objek dan diperhatikan adanya partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan.
3. Viskositas dan Sifat AlirDilakukan pada suhu 29.10C dengan menggunakan viskometer Brookfield. Gel dimasukkan kedalam wadah. Spindle dipasang dan diatur ketinggiannya agar spindle masuk ke dalam gel. Stop kontak dinyalakan dan kecepatan rpm diatur dari kecepatan rendah ke kecepatan tingggi dan dari kecepatan tinggi ke kecepatan rendah. Setiap pengaturan rpm angka yang ditunjukkan jarum merah pada alat dibaca. Angka yang didapat dikalikan dengan faktor koreksi. Data yang diperoleh diplotkan pada subu x dan sumbu y. sumbu x adalah shearing stress atau kecepatan geser (dyne/cm2) dan sumbu y adalah rate of shear. Pengukuran viskositas dan penentuan sifat aliran gel dilakukan pada suhu ruang.
Rumus perhitungan viskositas sediaan
Keterangan
= viskositas sediaan
dr = dial reading (angka yang ditunjukkan jarum merah)
f = faktor koreksi4. Evaluasi daya sebar
Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).
5. Evaluasi penentuan ukuran droplet
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.
6. Uji aseptabilitas sediaan.
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner dengan kriteriatertentu , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing-masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut
7. Uji kebocoran Tube (depkes RI 1995)Pilih 10 tube gel, dengan segel khusus jika disebutkan.Bersihkan dan keringkan baik-baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap.Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu diatur pada 600+ 3o selama 8 jam.Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai (abaikan bekas krim yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari tube atau dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari tube atau dari bagian ulir tutup tube).Jika terdapat kebocoran pada satu tube tidak lebih dari satu tube, ulangi pengujian dengan tambahan 20 tube.Pengujian memenuhi syarat jika tidak ada satupun kebocoran diamatai dari 10 tube pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari satu dari 30 tube yang diuji.Evaluasi Kimia
1. Evaluasi pH (depkes RI,1995)
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.
2. Penetapan Kadar Zat aktif (depkes RI 1995)
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada kromatografi.
Fase gerak, sistem kromatografi dan larutan baku lakukan seperti yang tertera pada penetapan kadar dalam hidrokortison asetat.
Larutan Uji. Timbang seksama sejumlah krim setara dengan lebih kurang 25 mg hidrokortison asetat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai.Tambahkan 100 mL fase gerak, kocok hingga larut. Pindahkan 10 mL larutan ini ke dalam wadah yang lain, tambahkan 15 ml fase gerak dan campur
Prosedur. Suntikkan sejumlah volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku danlarutan uji kedalam kromatografi, ukur respon puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, C23H32O6 dalam krim yang digunakan dengan rumus.
C adalah kadar Na diklofenak BPFI dalam mg per ml Larutan baku, Ru dan Rs berturut-turut adalah perbandingan respon puncak Na diklofenak baku internal dalam larutan uji dan larutan baku.
3. Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri serapan inframerah dan kromatografi lapis tipis.
Larutkan Na diklofenak dalam metanol dan encerkan sampai 5 ml dengan pelarut yang sama. Evaluasi Biologi1. Efektivitas anti mikroba
Lakukan penetapan angka lempeng total dengan menggunakan Metoda lempeng.
Pengesahan
1. Disusun oleh
Bagian Formulasi Tiara Prima, S.FarmUmi Hidayati, S.Farm
2.Disetujui oleh
Manager R&D Prof. Dr Heny Lucida, Apt
B.1 Pemeriksaan Organoleptis Evaluasi organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden (dengan kriteria tertentu) dengan menetapkan kriterianya pengujianya (macam dan item), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik. Dilihat dengan adanya pemisahan fasa atau pecahnya emulsi, bau tengik atau perubahan warna.
B.2 Pengukuran pHSediaan (4 gram) terlebih dahulu diencerkan dengan air suling bebas CO2 sampai 40 ml, kemudian dilakukan pengukuran pada rentang suhu 28,030,8 0C.
B.3 Pengukuran Viskositas dan Penentuan Sifat aliran (Brookfield Dial Viscometer)Dilakukan pada suhu 29.10C dengan menggunakan viskometer Brookfield. Gel dimasukkan kedalam wadah. Spindle dipasang dan diatur ketinggiannya agar spindle masuk ke dalam gel. Stop kontak dinyalakan dan kecepatan rpm diatur dari kecepatan rendah ke kecepatan tingggi dan dari kecepatan tinggi ke kecepatan rendah. Setiap pengaturan rpm angka yang ditunjukkan jarum merah pada alat dibaca. Angka yang didapat dikalikan dengan faktor koreksi. Data yang diperoleh diplotkan pada subu x dan sumbu y. sumbu x adalah shearing stress atau kecepatan geser (dyne/cm2) dan sumbu y adalah rate of shear. Pengukuran viskositas dan penentuan sifat aliran gel dilakukan pada suhu ruang.
Rumus perhitungan viskositas sediaan
Keterangan
= viskositas sediaan
dr = dial reading (angka yang ditunjukkan jarum merah)
f = faktor koreksiB.4 Uji AseptabilitasMeliputi kesan pada saat pemakaian (kelembutan, kemudahan diratakan dan sensasi dingin), kesan sesudah pemakaian (kekeringan kulit) dan kemudahan dibersihkan, dilakukan dengan cara mengoleskan dan meratakan sediaan gel pada permukaan kulit lengan bawah 10 responden wanita berusia antara 20-30 tahun.
B.5 Pengukuran intensitas echo gelombang ultrasonik sediaan gel
Pengukuran intensitas echo gelombang ultrasonik terhadap sediaan gel dilakukan dengan metode Ultrasonic flawdetection (pulse echo) dengan frekuensi 4 MHz dan kabel penghubung, serta blok kalibrasi baja karbon dengan ketebalan 25 mm. Setelah alat dinyalakan, dipilih menu untuk mengatur cepat rambat gelombang suara sesuai dengan lempeng logam yang digunakan (5890 m/s). Sediaan gel (2 gram) diletakkan di atas permukaan blok kalibrasi, kemudian diratakan. Transducer diletakkan di atas sediaan uji, kemudian digerakkan dengan tekanan yang konstan. Amplitudo yang menyatakan kekuatan echo gelombang ultrasonik diatur sampai ketinggian mencapai 80% FSH (skala maksimum) dengan cara mengatur tombol gain. Kemudian nilai gain (amplifikasi) pada alat dicatat.B.6 Uji Homogenitas Sediaan Gel Natrium Diklofenak.Pengukuran homogenitas natrium diklofenak dilakukan dengan cara menimbang sediaan sebanyak 125,0 mg dari tiga titik yang berbeda pada tube sediaan gel natrium diklofenak, kemudian dilarutkan dalam metanol 5,0 mL, kemudian di tambahkan dengan aqua bebas CO2 ad 25,0 mL dalam labu ukur, kocok 40 kali. Pipet 10,0 mL larutan natrium diklofenak dalam aqua bebas CO2, tambahkan dengan aqua bebas CO2 ad 25 mL dalam labu ukur, kocok 40 kali. Lalu larutan tersebut dipipet 5,0 mL tambahkan dengan aqua bebas CO2 ad 10 mL dan dikocok. Kemudian disaring menggunakan membran filter ukuran 0,45 m. Diamati serapannya pada panjang gelombang maksimum natrium diklofenak. Sediaan dikatakan homogen jika memiliki KV < 6%.B.7 Penentuan Laju Pelepasan Natrium diklofenak dari Sediaan Gel.Alat dan perlengkapan pengujian laju pelepasan dari sediaan gel yang digunakan adalah apparatus5-paddle over disk, dilengkapi dengan sel difusi. Sebagai media disolusi digunakan dapar fosfat salin pH 7,4 0,05 dan sebagai membran digunakan selofan. Gambar dan alat dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1.Apparatus 5-paddle over disk (The United States Pharmacopeia Convention, Inc., 2002)Keterangan Gambar :A :Bejana yang berisi larutan media B :Paddle (pengaduk) yang diatur kecepatannya C : Jarak antara ujung paddle dengan membran difusi D : Sel difusi yang berisi sediaan E : Termometer F : Tabung untuk mengambil cuplikan Sel difusi berbentuk silinder pipih (gambar 2). Tempat penampung gel mempunyai garis tengah 2,9 cm dengan ketebalan 0,4 cm. Sel difusi yang telah disiapkan, dimasukkan ke dalam bejana pada alat uji pelepasan yang berisi larutan dapar fosfat salin dengan pH 7,4 0,05 sebanyak 500 mL. Suhu percobaan diatur pada 37C 0,5C. Paddle diputar dengan kecepatan 100 rpm dan segera dicatat sebagai waktu ke nol. Pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360 diambil cuplikan sebanyak 5,0 mL. Setiap cuplikan yang diambil diganti larutan dapar fosfat salin pH 7,4 0,05 dengan jumlah yang sama. Cuplikan tersebut kemudian diamati serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 275 nm. Konsentrasi natrium diklofenak dalam cuplikan dihitung dengan menggunakan persamaan regresi kurva baku natrium diklofenak dalam dapar fosfat salin pH 7,4 0,05 yaitu y = a + bx
Untuk memperhitungkan pengenceran 5,0 mL media pelepasan, kadar terukur dikoreksi dengan persamaan Wurster :
Keterangan :Cn: Kadar sebenarnya setelah dikoreksi (ppm)Cn: Kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai serapan sampel yang terbaca pada spektrofotometer) dalam ppm
Cs: Kadar terbaca dari sampel sebelumnya a: Volume sampel yang diambilb: Volume mediaB.8 Penentuan Jumlah kumulatif Natrium diklofenak.Penentuan jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terlepas dari basis per satuan luas membran tiap waktu (g/mL), dihitung dari konsentrasi yang diperoleh setiap waktu (g/mL) ditambah dengan faktor koreksi Wurster lalu dikalikan dengan jumlah media (500 mL) kemudian dibagi luas permukaan membran.Kemudian dibuat kurva hubungan antara jumlah kumulatif diklofenak yang lepas (g/cm2) terhadap akar waktu.B.9 Penentuan Kecepatan Pelepasan (fluks) Natrium Diklofenak dari Basis Gel.Dari kurva yang dihasilkan antara jumlah kumulatif diklofenak yang lepas (g/cm2) vs akar waktu jika mengikuti persamaan linier maka fluks ditentukan dengan menghitung slope dari persamaan garis liniB. 10 Uji Penetrasi Natrium Diklofenak Pembuatan dapar fosfaot pH 7,4 (Departemen Kesehatan RI, 1995)
Kalium dihidrogen fosfat 0,2 M sebanyak 50 mL dimasukkan ke dalam labu terukur 200 mL lalu ditambahkan 39,1 mL natrium hidroksida 0,2 N dan dicukupkan volumenya dengan aquadest bebas CO2, kemudian diukur pH pada nilai 7,4. Penentuan Maksimum Natrium Diklofenak dalam Dapar Fosfat pH 7,4
Natrium diklofenak ditimbang seksama 50 mg dan dilarutkan dengan dapar fosfat pH dalam terukur 100 mL dan dikocok sampai larut sempurna hingga diperoleh kadar 500 ppm. Selanjutnya dibuat pengenceran dengan konsentrasi 50 ppm. Dan buat spektrum serapannya dari = 200-400 nm dan ditentukan maksimumnya. Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak dalam Dapar Fosfat pH 7,4
Dibuat larutan natrium diklofenak pada konsentrasi dan 0,24; 0,32; 0,6; 1; 2; 4; 6; 10; 12 ppm dan diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada maksimumnya. Seapan itu selanjutnya digunakan untuk pembuatan kurva kalibrasi dan penentuan kadar natrium diklofenak yang digunakan di dalam sediaan.
Pengesahan
1. Disusun oleh
Bagian Metode Analisis/ Uji Stabilitas Wanda Afri Devinta, S.FarmVivi Nofita, S.Farm
2.Disetujui oleh
Manager QA/QC Drs. Rusdi, MS, Apt
1. Kemasan primer
2. Kemasan sekunder
Simpan ditempat yang sejuk dan wadah tertutup
No. Reg : DKL 1300800928A1
No.Batch : 10130501
Exp. Date : Oktober 2013
Aturan Pakai , indikasi, efek samping
Lihat brosur
Dibuat oleh : ANDALAS FARMA
Padang - Indonesia
3. Etiket
rematinac Gel
Netto : 50 g
Diproduksi oleh : ANDALAS FARMA
Padang - IndonesiaKomposisi:
Tiap gram mengandung:
Natrium Diklofenak . . . . 1%Aturan Pakai:
3 4 x sehari, oleskan pada tempat yang sakit
Penyimpanan:
Simpan ditempat yang sejuk dan wadah tertutupKeterangan lebih lanjut lihat brosur
4. Brosur
Pengesahan
1. Disusun oleh
Bagian Kemasan/Registrasi Vinni Rahayu Ningsih, S.Farm
2.Disetujui oleh
Manager Produksi Rini Agustin, M.Si, Apt
1. Uji stabilitas jangka pendek (dipercepat)
Uji jangka pendek baru biasanya dilakukan pada suhu ekstrim yang dikendalikan (40oC 2oC ) dengan kelembaban ruangan 75% 5. Rentang waktu pengujian untuk uji stabilitas dipercepat dilakukan pada bulan 0, 1, 2, 3, dan 6. Biasanya pengujian pada bulan ke-6. Pengujian stabilitas dipercepat menggunakan alat Climatic Chamber untuk menjaga agar suhu ekstrim dan kelembaban terkendali.
2. Uji stabilitas jangka panjang (real time study)
Uji jangka panjang biasanya dilakukan pada suhu kamar yang dikendalikan (30oC 2oC ) dengan kelembaban ruangan 75% 5%, dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 60. Biasanya pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih memenuhi syarat pengujian harus diteruskan sampai bulan ke-60.
Metoda UjiKondisi PenyimpananWaktu PeriodeJumlah Bets
Real Time30o C2O C / 75% RH 5% RH60 bulanMin 3
Uji Dipercepat40o C2O C / 75% RH 5% RH6 bulan Min 3
Penentuan umur simpan obat contoh cara penentuan umur simpan obat : Data Hasil uji stabilitas dengan metode uji on going test
Waktu Kadar (%)
3101,6
699,7
997,6
1298,0
1596,7
1896,7
2195,0
2495,9
3095,2
3693,7
4891,0
6090,0
Regresi Linear dengan menggunakan program excel
Substitusi nilai x = 10 bulan, diperoleh nilai y = 98,4 %Pengolahan data dengan menggunakan SPSS
Regresi Linear
Model Summary
RR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the Estimate
.964.929.922.924
The independent variable is Waktu.
Nilai R2 yang diperoleh 0,929
ANOVA
Sum of SquaresdfMean SquareFSig.
Regression111.9171111.917130.965.000
Residual8.54610.855
Total120.46211
variabel independent adalah Waktu.
Uji kemaknaan koefisien regresi
Hipotesis:
H0 : koefisien regresi tidak signifikan ( =0)
H1 : koefisien regresi signifikan ( 0)
Keputusan:
Nilai p yaitu 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan koefisien regresi signifikan. Artinya, terdapat hubungan yang linear (bermakna) antara waktu dengan kadar obat
Coefficients
Unstandardized CoefficientsStandardized CoefficientsTSig.
BStd. ErrorBeta
Waktu-.184.016-.964-11.444.000
(Constant)100.247.462216.787.000
Persamaan regresi linear yang diperoleh: Y = 100,247 0,184 X
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pada t = 10 bulan, diprediksi kadar obat yang tersisa sebesar 98,43%
b) Karena nilai kadar di atas adalah nilai prediksi, maka kadar obat sesungguhnya pada bulan ke 10, berada pada rentang 97,63% - 99,17% pada interval kepercayaan 95%
c) Umur simpan obat, pada saat obat tersisa 90%, adalah antara 49,46 64,18 bulan, pada interval kepercayaan 95. Jadi umur simpan obat yang diambil pada saat terendah yaitu 49,46 bulan.Pengesahan
1 Disusunoleh
Bagian Metode Analisis/ Uji StabilitasTiara Prima, S.Farm
Umi Hidayati, S.Farm
2 Disetujuioleh
Manager R&D Prof. Dr Heny Lucida, Apt
E.1 Pendahuluan
Diklofenak adalah turunan asam fenilasetat sederhana yang menyerupai florbiprofen maupun meklofenamat. Obat ini adalah penghambat siklooksigenase yang kuat dengan efek anti inflamasi, analgesik dan anti piretik. Diklofenak cepat diabsorbsi setelah pemberian oral dan mempunyai waktu paruh yang pendek. Seperti flurbiprofen, obat ini berkumpul di cairan sinovial. Potensi diklofenak lebih besar dari pada naproksen. Obat ini dianjurkan untuk kondisi peradangan kronis seperti artritis rematoid dan osteoartritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka akut (Katzung, 2004 ).E2. Tujuan penelitian
Alasan pembuatan gel adalah karena Na-diklofenak bersifat higroskopis.Selain itu, Na-diklofenak dibuat dalam bentuk gel agar mudah bekerja pada organ sasaran karena caranya dioleskan ditempat yang sakit. Selain itu dibuat dalam bentuk gel karena Na-diklofenak mengalami first pass effect sehingga dengan dibuatnya dalam bentuk gel maka first pass effect dapat dihindari, gel akan mudah berpenetrasi dalam kulit sehingga efeknya akan lebih cepat. Na-dikofenak dibuat dalam bentuk gel tujuannya untuk menghindari efek samping dari Na-dklofenak yaitu dapat menyebabkan gangguan pada saluran gastrointestinal, yaitu dapat mengiritasi lambung.E3. Metoda penelitian
a. Desain
Pengujian dilakukan menurut desain percobaan Clinical Endpoint with Randomized dengan selang waktu pemberian empat minggu.
b. Subyek
Penelitian dilakukan pada sukarelawan pria dan wanita sehat dengan osteoarthritis pada lutut.
E4. Analisis obat
Metoda analisis yang di pakai adalah cara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan suatu teknik analisa obat yang paling cepat berkembang dibuktikan dengan jurnal pharmaceutical sciences atau journal chromatographyPengesahan
1. Disusun oleh
Bagian Metode Analisis/ Uji Stabilitas Wanda Afri Devinta, S.Farm
Vivi Nofita, S.Farm
2.Disetujui oleh
Manager QA/QC Drs. Rusdi, MS, Apt
F.1 Nomor Registrasi
123456789101112131415
DKL1300800928A1
F.2 Penjelasan masing-masing digit
Digit 1 : Nama dagang
D: Nama Dagang
G : Nama Generik
Digit 2 : Gol obat keras
N: Golongan obat narkotik
P: Golongan obat Psikotropika
T: Golongan obat Bebas terbatas
B: Golongan obat Bebas
K: Golongan obat keras
Digit 3 : Obat jadi produksi dlm negri
Digit 4 dan 5 : Tahun pendaftaran obat
Digit 6,7 dan 8 : Menujukkan nomor urut pabrik.
Digit 9,10, dan 11: Menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-masing pabrik.
Digit 12 dan 13 : Menunjukkan bentuk sediaan obat jadi
28 : gel
Digit 14 : Menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi
A: Menunjukkan kekuatan obat yang pertama di setujui
B: Menunjukkan kekuatan obat yang kedua di setujui
C: Menunjukkan kekuatan obat yang ketiga di setujui
Digit 15: Menunjukkan kemasan yang berbeda untuk tiap nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat jadi.
1 : Menunjukkan kemasan yang pertama
2: Menunjukkan beda kemasan yang pertama
3: Menunjukkan beda kemasanPengesahan
1. Disusun oleh
Bagian Kemasan/Registrasi Vinni Rahayu Ningsih, S.Farm
2.Disetujui oleh
Manager Produksi Rini Agustin, M.Si, Apt
PT Andalas Farma,Tbk
Padang,
Sumatera BaratCATATAN PENGOLAHAN BETS
GEL REMATINAC 50 gNo.
Tanggal berlaku
Mengganti,
No.
Tanggal berlaku
Disusun oleh:
Disetujui oleh
Bagian Formulasi
Manager Produksi Manager QC
Tanggal : Tanggal : Tanggal:
Kode Produksi
NA1310011Nama
REMATINACNo. Batch
10130501Besar Batch
50 KgBentuk Sediaan
Gel
KemasanTanggal mulai pengolahanTanggal selesai pengolahan
I. KOMPOSISI
A. Satuan Dasar gram
B. Jumlah bahan yang diperlukan untuk 1 batch = 55 Kg
1. Na-diklofenak 5,5 Kg
2. Carbopol 934 0,275 Kg
3. Trietanolamin (TEA) 1,65 Kg4. Etanol 96% 5,5 Kg
5. Propilen Glikol 5,5 Kg
6. Metil Paraben 0,099 Kg
7. Propil Paraben 0,011 Kg
8. Air Ad 37,515 KgII. SPESIFIKASI
A. Pemerian
Seperti gelatin bewarna bening
pH : 7.0
B. Bahan-bahan
Semua bahan yang dipakai (bahan berkhasiat dan bahan pembantu) harus memenuhi spesifikasi yang ada.
II. PERALATAN
- Timbangan-timbangan presisi dengan :
1. Daya beban 600 kg
Kepekaan 200 g
2. Daya beban 17,5 kg
Kepekaan 5 g
3. Daya beban 3 kg
Kepekaan 1 gr
Wadah terbuat dari baja tahan karat
Bejana pengaduk
Wadah penyimpanan
Pengaduk
Pompa
Termometer
pH Meter
Kaca
III. Penimbangan
Tanggal :
Kode BahanNama BahanJumlah yang dibutuhkanJumlah yang ditimbangNo. BatchDitimbang OlehDiperiksa Oleh
A 01Na-Dikofenak5,5 Kg5,5 Kg
B 02Carbopol 9340,275 Kg0,275 Kg
C 03Trietanolamin (TEA)1,65 Kg1,65 Kg
D 04Etanol 96%5,5 Kg5,5 Kg
E 05Propilen Glikol5,5 Kg5,5 Kg
F 06Metil Paraben0,099 Kg0,099 Kg
G 07Propil Paraben0,011 Kg0,011 Kg
H 08AirAd 37,515 KgAd 37,515 Kg
IV. PROSEUR PENGOLAHAN
Catatan :
Penambahan bahan harus dilaksanakan secara berurutan seperti yang disebutkan. Setiap bahan harus larut sempurna sebelum penambahan berikutnya
1. Persiapan Bahan
1.1. Periksa kebersihan tangki pencampur Tgl :
Oleh : Paraf
2.
1.2 Pengawasan selama proses
Pemeriksaan pH air murni dilaksanakan Tgl :
Hasil : pH = Oleh :
1.3 Pembuatan Tgl :
Oleh :
Carbopol didispersikan ke dalam air panas sebanyak 10 kalinya. Kemudian biarkan hingga mengembang dan diaduk sampai terbentuk masa gel (diaduk secara perlahan dan terus menerus) hingga terbentuk larutan jernih atau agak keruh. Campurkan TEA kedalam basis gel sampat terbentuk konsistensi gel (M1). Carbopol 934 0,275 Kg, TEA 1,65 Kg, Air 2,75 KgTgl :
Oleh :
3. Bahan berkhasiat
2.1. Periksa kebersihan wadah Tgl :
Oleh :
4. Campuran akhir
3.1. Pembuatan Tgl :
Oleh :
Larutkan propil paraben kedalam larutan propilen glikol kemudian baru ditambahkan metil paraben (M2). Metil Paraben 0,099 Kg Propil Paraben 0,011 Kg Propilen Glikol 5,5 Kg
Larutkan Na-Diklofenak dalam etanol (M3). Na-Diklofenak 5,5 Kg Etanol 5,5 Kg
Lalu tambahan Tambahkan M3 dengan M1 dan diaduk secara perlahan dan terus menerus baru ditambahkan dengan M2. Kemudian ditambahkan air hingga masa gel menjadi 50 g. 10 menit Waktu : WIB
3.2. Pengawasan selama proses
- Dilaksanakan Tgl :
Oleh :
- Pemerian dan bau diperiksa terhadap
pembanding Hasil : sesuai dengan standar
- pH Gel Hasil :
VI. REKONSILIASI
Rekonsiliasi HasilDiperiksa OlehDisetujui Oleh
Hasil teoritis :
Hasil nyata :
Bila hasil nyata di luar batas hasil tersebut di atas, dilakukan Penyidikan terhadap kegagalanSupervisor pengolahan
Tanggal : Manajer Produksi
Tanggal :
Pemeriksaan Proses Pengolahan Peninjau Catatan Pengolahan Batch
Supervisor Pengolahan Manajer Produksi Manajer Pengawasan mutu Tanggal :
Tanggal :
Tanggal :
PT Andalas Farma,Tbk
Padang,
Sumatera BaratCATATAN PENGOLAHAN BETS
GEL REMATINAC 50 gNo.
Tanggal berlaku
Mengganti,
No.
Tanggal berlaku
Disusun oleh:
Disetujui oleh
Bagian Formulasi
Manager Produksi Manager QC
Tanggal : Tanggal : Tanggal:
Kode Produksi NA1310011
Nama
REMATINACNo. Batch
10130501Besar Batch
50 KgBentuk Sediaan
Gel
KemasanTanggal mulai pengolahanTanggal selesai pengolahan
I. Penerimaan Bahan Pengemas
Kode bahanNama bahan
PengemasJumlah
Dibutuh
KanJumlah
diterimaNo. QCJumlah dipakaiJumlah
diterimaparaf
NaDc 4Tube 50 g
UC 25PP Cap 8 mm
LLPASLabel 50 g
UBPASDusLipat 50 g
OLPASLabel luar
MBOIMasterbox 1
Tgl. Pengembalian bahan pengemas
Paraf Supervisor Pengemas .
CatatanDiperiksa oleh
Manajer Produksi
Tanggal :Disetujui oleh
Manajer PengawasanMutu
Tanggal :
II. PROSEDUR PENGEMASAN PRIMERParaf
1. Pencucian Tube
- Kebersihan mesin tube diperiksa tanggaloleh
- Rendam tube didalam air yang dibubuhi larutan Teepol kira-kira 15 menit.
Cuci tube memakai mesin pencuci tube (merek), biarkan mengering dirak (merek)
Halaman 2 dari 4
Prosedur pengolahan induk no. 03 A/ppitanggal 25 Oktober 2013
Menggantikan
Disusun oleh
DisetujuiolehBagian Formulasi Manajer Produksi Manajer Pengawasan Mutu
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
2. Pengawasan selama proses
- Periksa suhu sirkulasi udara setiap 30 menit (16-28OC)- Catat hasil dalam lembaran Pengawas selama prosesparaf
3. Pengisian dan Penutupan tube
- Kebersihan mesin pengisi & penutup
Tube diperiksa tanggaloleh
- Isi gel kedalam tube dengan memakai mesin pengisi gel.
- Periksa isi tube dengan mengambil satu tube setiap 15 menit.
- Catat hasil dalam lembaran pengawas selama proses.
- Pasang tutup tube PP cap 8 mm dengan mesin penutup tube (merek.)
4. Pengambilan contoh
- Contoh dari produk ruahan diambi tanggaloleh
III. Prosedur Penandaan dan Pengemasan
1. Pencetakan kode bets pada label
- Kebersihan mesin cetak diperiksa tanggaloleh
- Cetak no. Bets datang tangal kadaluarsa pada tiap label dengan memakai mesin pencetak.
(Protap..No)
Pengawasan selama proses
- Periksa catatan nomor bets dan tanggal daluarsa.
Catat jumlah label yang sudah dicetak di laporan pencetakan nomor bets
2. Pencetakan Dus Lipat
- Kebersihan Mesin cetak diperiksa tanggaloleh
-Cetak nomor bets pada tiap duslipat memakai mesin pencetak.
(Protap.No)
Pengawasan selama proses
- Periksa cetakan nomor bets dan tanggal daluarsa
- Catat jumlah duslipat yang sudah dicetak dilaporan pencetakan nomor bets
3. Melipat Brosur
- Kebersihan mesin pelipat brosur diperiksa tanggaloleh...
- Lipat brosur (Protap..No)
Halaman 3 dari 4Prosedur pengolahan induk no. 03 A/ppitanggal 25 Oktober 2013
Menggantikan
Disusun oleh
Disetujui oleh
Bagian Formulasi Manajer Produksi Manajer Pengawasan Mutu
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Pengawasan selama proses
-Catat jumlah brosur yang sudah dilipat dilaporan pencetakan nomor bets/pelipatanParaf
4. Pencetakan Label Luar
- Cetak no. Bets dan tanggal kadaluarsa pada label luar.
Pengawasan selama proses
- Periksa nomor bets dan tanggal daluarsa pada label luar.
- Catat jumlah label luar yang sudah dicetak dilaporan pencetakan nomor bets
5. Penandaan Tube
- Kebersihan mesin labal diperiksa tanggaloleh...
-Tempelkan label pada tube yang sudah diisi dan ditutup dengan memakai mesin label.
(ProtapNo..)
Pengawasan selama proses
- Catat jumlah label yang sudah dicetak di laporan pencetakan nomor bets
6. PengemasanAkhir
- Kemas tube yang telah dilabel bersama brosur kedalam duslipat.
- Kemas duslipat yang telah diisi kedalam Master Box.
- Tandai Master Box dengan label luar.
- Tandai palet dengan label KARANTINA.
Pengawasan selama proses
- Catat jumlah tube yang selesai dikemas : tube
- Catat jumlah duslipat dan label luar yang sudah dicetak tetapi tidak terpakai dan dimusnahkan menurut protap no..
- Duslipat yang tidak terpakai.buah
- Label yang tidak terpakai..lembar
Pengambilan Contoh
- Contoh obat jadi diambil tanggalobat
7. Pengirman ke Gudang
- Catatan Pengiriman no...jumlah tanggalobat
Halaman 4 dari 4
Prosedur pengolahan induk no. 03 A/ppitanggal 25 0ktober 2013
Menggantikan
Disusun oleh
Disetujui oleh
Bagian Formulasi Manajer Produksi Manajer Pengawasan Mutu
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Paraf
HasilKemasanJumlahSatuan
- Untuk dijual
- Contoh Tertinggal
- Ditolak
Total
- Hasil teoritis
= ..Tube
- Hasil nyata
= ..Tube =..% dari hasil
teoritis
- Batas 99,5 100 % dari hasil teoritis
- Jika hasil nyata diluar batas tersebut diatas, lakukan
Penyelidikan terhadap kegagalan dan berikan penjelasan
Dibawah ini.
- Penjelasan :
IV. PELULUSAN OLEH PENGAWASAN MUTU
- Pelulusan akhir dari obat jadi notanggal..
Catatan : ..
Pemeriksaan proses pengolahan Peninjauan Catatan Pengolahan Bets
Supervisor Pengolahan Manajer Produksi Manajer Pengawasan MutuTanggal : Tanggal. : Tanggal : .
UNIVERSITAS ANDALAS
DOSEN PEMBIMBING
Manager R&D
Prof. Dr. Henny Lucida, Apt
Manager Produksi
Rini Agustin, MSi, Apt
Manager QC/QA
Drs. Rusdi, MS, Apt
KELOMPOK 4B
Tiara Prima
Umi Hidayati
Vinni Rahayu Ningsih
Vivi Nofita
Wanda Afri Devinta
CASE
REMATINAC Gel
JURNAL TEKNOLOGI FARMASI
Natrium Diklofenak 1%
Form A
Studi Pustaka
Output: Disain Bentuk Sediaan Obat
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat
250 C (Ru/Rs)
FORM B
Pengembangan Metode Analisis
Output: Metoode Uji Mutu Produk Ruahan
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat
Form C
Pengembangan Kemasan
Output: Disain kemasan
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat
REMATINAC
Gel
Tiap gram mengandung:
Natrium diklofenak 1%Netto : 50 g
Na-Diclofenak
Gel
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
REMATINAC
Gel
Tiap gram mengandung:
Natrium diklofenak 1%Netto : 50 g
Exp. Date : oktober 2013
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No. Reg : DKL 1300800928A1
No.Batch : 10130501
Exp. Date : Oktober 2013
REMATINAC
Gel
Komposisi
Tiap gram mengandung :
Natrium diklofenak.................1%
Farmakologi
rematinac mengandung natrium diklofenak yang memiliki aktivitas analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Diklofenak mempunyai kemampuan melawan COX-2.
Indikasi
Pengobatan reumatik, terapi lokal inflamasi traumatik otot, sendi, memar.
Kontra Indikasi
Asma,urtikaria, rinitis akut yang ditimbulkan oleh salisilat atau oabat AINS lainnya.
Efek samping
Dermatitis kontak alergik atau non alergik, ruam kulit, reaksi hiperseneitivitas dan fotosensitivitas.
Peringatan dan pehatian
-hanya untuk pemakaian luar
-hindarkan dari jangkauan anak-anak
-Jika terjadi iritasi atau gejala memburuk hentikan
Pemakaian dan konsultasikan ke dokter
Aturan Pakai
3-4X sehari, oleskan pada bagian yang sakit.
Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya.
Kemasan : Tube 50 g
No reg : DKL 1300800928A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
HANYA UNTUK PENGGUNAAN LUAR
ndalas faRMA
PADANG-INDONESIA
Form D
Uji Stabilitas
Out Put:Metode Uji Stabilitas
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat
Form E
Uji BE
Output: Protokol Singkat Uji BE
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat
Form F
Registrasi Obat
Output: Nomor Registrasi Obat
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat
Form G
Trial Skala Produksi
Output: Catatan Pngolahan Bets
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat
Form H
Output: Trial Skala Produksi
Output: Catatan Pengemasan Bets
PT Andalas Farma, Tbk
Padang, Sumatera Barat