kajian potensi inkompatibilitas dan instabilitas ...na diklofenak tab 15 m.f pulv. no. xx da in caps...
TRANSCRIPT
KAJIAN POTENSI INKOMPATIBILITAS DAN INSTABILITAS
SEDIAAN RACIKAN KAPSUL YANG MENGANDUNG
METILPREDNISOLON, DIAZEPAM, DAN NATRIUM DIKLOFENAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Imelda Hadun
NIM : 168114139
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KAJIAN POTENSI INKOMPATIBILITAS DAN INSTABILITAS
SEDIAAN RACIKAN KAPSUL YANG MENGANDUNG
METILPREDNISOLON, DIAZEPAM, DAN NATRIUM DIKLOFENAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Imelda Hadun
NIM : 168114139
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Peracikan obat merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh tenaga
kefarmasian. Peracikan obat menjadi perhatian karena banyak memunculkan hal-
hal yang tidak diinginkan seperti dapat berpotensi terjadi inkompatibilitas dan
instabilitas. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi
inkompatibilitas dan instabilitas sediaan racikan kapsul yang mengandung
metilprednisolon, diazepam, dan natrium diklofenak.
Penulisan ini menggunakan jenis/pendekatan studi kepustakaan (library
research) kemudian dilakukan pengkajian mengenai inkompatibilitas dan
instabilitas menggunakan beberapa literatur dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Penelusuran kepustakaan dilakukan dengan melihat analisis resiko resep, informasi
umum sediaan obat, sifat fisika dan kimia zat aktif dan potensi inkompatibilitas dan
instabilitas yang mungkin dapat terjadi.
Berdasarkan hasil analisis natrium diklofenak tidak boleh diracik bersama
dengan metilprednisolon dan diazepam, kerena obat tersebut merupakan tablet salut
enterik. Sedangkan metilprednisolon dan diazepam boleh dilakukan peracikan.
Untuk menjamin kualitas dan keamanan sediaan sebaiknya digunakan cangkang
kapsul HPMC, dan ditambahankan silika gel pada kemasan untuk mempertahankan
kondisi dari kelembaban.
Kata kunci: Peracikan obat, Inkompatibilitas, Instabilitas, Metilprednisolon,
Diazepam, Natrium Diklofenak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Drug compounding is one of the tasks carried out by pharmaceutical
personnel. Compounding drugs is a concern because many bring up things that are
not desirable as can potentially occur incompatibility and instability. The purpose
of this paper is to provide information on the potential incompatibility and
instability of capsules containing methylprednisolone, diazepam, and diclofenac
sodium.
This writing used the type/approach of library research (library research)
and then an assessment of the incompatibility and instability was carried out using
some literature with predetermined criteria. The literature search was carried out by
looking at the risk analysis of prescriptions, general information on drug
preparations, active physical and chemical properties, potential incompatibilities,
and instability that may occur.
Based on the analysis of diclofenac sodium, it should not be formulated
together with methylprednisolone and diazepam, because the drug is an enteric-
coated tablet. Whereas methylprednisolone and diazepam may be compounded. To
guarantee the quality and safety of the preparation, it is recommended to use the
HPMC capsule shell, and add silica gel to the package to maintain the condition
from moisture.
Keywords: Compounding, Incompatibility, Instability, Methylprednisolone,
Diazepam, Diclofenac sodium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PRAKATA .............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENULISAN ......................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
SARAN ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Matriks Resiko Teknis. ............................................................................ 4
Tabel 2. Matriks Resiko Klinis .............................................................................. 4
Tabel 3. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada metilprednisolon .......................... 8
Tabel 4. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada diazepam ...................................... 9
Tabel 5. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada natrium diklofenak..................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur metilprednisolon .................................................................... 8
Gambar 2. Struktur diazepam ................................................................................ 9
Gambar 3. Struktur natrium diklofenak ............................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Peracikan obat adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker berlisensi atau
seorang dibawah pengawasan apoteker berlisensi (asisten apoteker) yang
menggabungkan, mencampurkan, atau mengubah bahan obat dan/atau obat jadi dari
pabrik untuk membuat obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien (FDA, 2018).
Praktik peracikan obat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ditunjuk serta sesuai
dengan standar peracikan obat sehingga reprodusibilitas dan keamanan obat
terjamin (Widyastiwi dan Pamudjo, 2017). Sering kali peracikan obat tidak dapat
dihindari karena formula obat tidak tersedia di pasaran, terbatasnya kondisi pasien
dalam mengkonsumsi bentuk sediaan tertentu, terbatasnya pengadaan sediaan obat,
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat jika obat yang dikonsumsi terlalu banyak,
dan harga obat kombinasi di pasaran lebih mahal (Widyaswari dan Wiedyaningsih,
2012). Peracikan obat menjadi perhatian karena banyak memunculkan hal-hal yang
tidak diinginkan seperti dapat berpotensi terjadi inkompatibilitas dan instabilitas
(Rochjana dkk., 2019). Peracikan obat dalam bentuk racikan kapsul masih diminati
oleh dokter terutama sediaan racikan kapsul. Hal ini dikarenakan beberapa obat
dengan kekuatan utuh untuk dosis dewasa dengan komposisi dan dosis tertentu
tidak tersedia dalam bentuk sediaan jadi (Syamsuni, 2007). Bentuk sediaan obat
tertentu dipilih demi kenyamanan serta meningkatkan tercapainya keberhasilan
terapi (Wiedyaningsih dan Oetari, 2004).
Inkompatibilitas adalah suatu kejadian obat yang tidak tercampurkan secara
fisika maupun kimia dan akan berakibat hilangnya potensi, meningkatkan toksisitas
atau efek samping yang tidak diinginkan (Rochjana dkk., 2019) sedangkan,
stabilitas adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan
karakteristik agar sama dengan yang dimilikinya saat dibuat (identitas, kekuatan,
kualitas dan kemurnian) sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan (Waney,
dkk., 2012). Instabilitas adalah ketika obat berubah warna, bau dan bentuk, serta
terdapat cemaran mikroba (Zaini dan Gozali, 2018). Faktor lingkungan seperti
temperatur, radiasi cahaya dan udara (khususnya oksigen, karbondioksida dan uap
air) juga mempengaruhi stabilitas (Desai and Gokani, 2012). Demikian pula faktor
formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mempengaruhi stabilitas (Pratiwi dkk., 2018). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawan (2013), terdapat contoh kasus inkompatibilitas sediaan
racikan kapsul yang mengandung decolsin, paracetamol, DMP, dan mucohexin
yang diketahui mengalami inkompatibilitas saat disimpan pada wadah tertutup baik
dan resep tersebut 100% mengalami perubahan stabilitas fisik (serbuk menjadi
basah).
Sediaan kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut (Departemen Kesehatan RI, 2014).
Kapsul memiliki 8 macam ukuran yang dinyatakan dalam kode nomor huruf yaitu
000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 (Murtini, 2016). Sediaan kapsul memiliki keuntungan
dapat menutupi rasa dan bau obat yang kurang enak. Sediaan kapsul juga sangat
mudah dalam penggunaan karena dapat diberikan campuran kombinasi bahan obat
dan dosis yang lebih tepat sesuai kebutuhan pasien (Andriani, Wijaya and Utami,
2014). Sedangkan, Kerugiaan dari sediaan kapsul yaitu kemungkinan sulit ditelan,
tidak cocok jika diberikan untuk anak kecil, kemungkinan pasien menolak
penggunaan gelatin hewani, tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-
pori cangkang tidak menahan penguapan, dan tidak bisa dibagi (Darma, 2011 dan
Elmitra, 2017). Terdapat beberapa contoh sedian racikan kapsul yang pernah ada,
yaitu data resep racikan kapsul yang dikumpulkan oleh Tobias (2014), resep 1
(ambroksol, metilprednisolon 4 mg, dan teosal), resep 2 (aminofilin 100 mg,
salbutamol 1 mg, dan deksametason 1 tab), resep 3 (teofilin 125 mg, efedrin 15 mg,
CTM 2 mg, dan deksametason 0,5 mg). Adapula beberapa data resep racikan yang
dikumpulkan oleh Letlora (2014), resep 1 (diazepam 1 mg dan efedrin HCL 25 mg),
resep 2 (paracetamol 300 mg, tramadol 30 mg, dan amitritylin 6,25 mg), resep 3
(paracetamol 500 mg dan diazepam), resep 4 (teofilin 70 mg, salbutamol 0,7 mg,
dan metilprednisolon 11/2 tab) dan resep 5 (paracetamol 325 mg, diazepam 2 mg,
dan metilprednisolon 4 mg).
Di rumah sakit Panti Rini Yogyakarta, resep racikan yang mengandung
kombinasi obat metilprednisolon, diazepam, dan natrium diklofenak berjumlah 73
resep selama satu bulan, oleh karena itu untuk mendapatkan obat yang aman dan
efektif bagi pasien perlu dilakukan pengkajian mengenai potensi inkompatibilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan instabilitas sediaan racikan kapsul yang mengandung metilprednisolon,
diazepam, dan natrium diklofenak. Tujuan penulisan ini yaitu untuk melihat adanya
potensi inkompatibilitas dan instabilitas resep racikan kapsul yang mengandung
metilprednisolon, diazepam, dan natrium diklofenak.
METODE PENULISAN
Rancangan Penulisan
Penulisan ini menggunakan jenis/pendekatan studi kepustakaan (library
research). Studi kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang
ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, dan sebagainya (Mirzaqon
dan Purwoko, 2018).
Objek Penulisan
Resep yang mengandung metilprednisolon, diazepam, dan natrium
diklofenak memiliki peresepan sebanyak 73 resep dalam satu bulan di sebuah
rumah sakit. Salah satu resep yang mengandung formula tersebut adalah :
R/ Metilprednisolon tab 15
Diazepam tab 6
Na Diklofenak tab 15
m.f pulv. No. XX da in caps
S 3 dd caps I
Analisis Resiko Resep
Sediaan racikan kapsul yang mengandung metilprednisolon, diazepam, dan
natrium diklofenak akan dilakukan analisis resiko dengan menggunakan matriks
analisis resiko resep. Secara umum analisis resiko dibagi menjadi 2 bagian yaitu
analisis resiko teknik dan resiko klinis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tabel 1. Matriks Resiko Teknis (Jackson and Lowey, 2010).
Kerumitan
Perhitungan
Kerumitan proses peracikan
Rendah Sedang Tinggi
Sederhana Box A
(Skor 2)
Box B
(Skor 4)
. Box C
(Skor 6)
Sedang Box D
(Skor 4)
Box E
(Skor 6)
Box F
(Skor 8)
Sangat Rumit Box G
(Skor 6)
Box H
(Skor 8)
Box I
(Skor 10)
*Justifikasi kerumitan perhitungan
• Sederhana : tanpa perhitungan, perhitungan dengan penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan
perkalian sedehana
• Sedang : perhitungan dengan melibatkan perubahan satuan namun masih dalam unit sama
• Sangat Rumit : perhitungan dengan melibatkan perubahan satuan beda unit
** Justifikasi kerumitan proses peracikan
• Rendah : melibatkan ≤ 3 tahap peracikan
• Sedang : melibatkan 4-5 tahap peracikan
• Tinggi : melibatkan > 6 tahap peracikan, atau peracikan menggunakan alat khusus (blender,
homogenator)
Tabel 2. Matriks Resiko Klinis (Jackson and Lowey, 2010).
Efek samping yang ditimbulkan Indeks Terapetik (IT)
Rendah Sedang Tinggi
(A) Efek samping minor, tetapi
morbiditas yang signifikan tidak
terjadi
Box A
(Skor 2)
Box B
(Skor 4)
. Box C
(Skor 6)
(B) Efek samping sedang yang
muncul akibat dari obat yang
underdose atau overdose
Box D
(Skor 4)
Box E
(Skor 6)
Box F
(Skor 8)
(C) Efek samping yang menyebab-
kan kematian dari obat yang
underdose atau overdose
Box G
(Skor 6)
Box H
(Skor 8)
Box I
(Skor 10)
Prosedur Penulisan
Informasi umum sediaan
Pada penulisan ini menggunakan sediaan racikan kapsul yang
mengandung metilprednisolon, diazepam, dan natrium diklofenak. Ketiga obat
tersebut yang perlu dilihat terkait indikasi, zat aktif, dosis yang tersedia, golongan
obat dan efek samping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Informasi Inkompatibilitas dan Instabilitas
Pada penulisan ini informasi mengenai inkompatibilitas dan instabilitas
dapat menggunakan jurnal internasional yang sudah terindeks Google Scholar dan
PubMed dengan menggunakan kata kunci antara lain: incompatibility of ....(nama
obat/zat aktif obat), icompatibility of..(nama obat) bentuk sediaan, stability
of....(nama obat/zat aktif obat), stability of....(nama obat) bentuk sediaan,
incompatibility and instability of (nama obat).
Analisis gugus fungsional
Pada analisis gugus fungsional ini dapat dilihat adanya interaksi antara
gugus fungsional pada obat yang mengandung metilprednisolon, diazepam, dan
natrium diklofenak dengan terjadi perubahan seperti pH, warna, bau, bentuk dan
sebagainya. Analisis ini menggunakan studi literatur berupa kompendia
(Farmakope Indonesia Edisi V), serta jurnal nasional dan internasional dengan
menggunakan kata kunci berupa:interaksi obat/ drug interaction of ...(nama obat
atau gugus fungsi obat), degradasi/degradation of....nama obat atau gugus fungsi
obat).
Interprestasi hasil
Interprestasi dilakukan dengan melakukan penelusuran pustaka yang lebih
luas terkait terjadinya potensi inkompatibilitas dan instabilitas. Hasil dari penulisan
ini berupa penjelasan mengenai potensi inkompatibilitas dan instabilitas pada
sediaan racikan kapsul yang mengandung metilprednisolon, diazepam,dan natrium
diklofenak yang ditinjau menggunakan studi kepustakaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Resiko Resep
Pada analisis risiko teknis, dilihat dari langkah pengerjaan dan perhitungan
resep yang akan diracik, resep yang digunakan yaitu metilprednisolon,
diazepam,dan natrium diklofenak, tergolong dalam resiko teknis sedang karena
didapatkan nilai risiko teknis sebesar 4. Resep ini memiliki kerumitan perhitungan
tingkat sederhana kerena tidak ada perubahan unit jumlah. Resep ini memiliki
kerumitan peracikan sedang, langkah pengerjaan pada resep sebanyak 5 langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yaitu perhitungan, penghancuran, pencampuran, pembagian menjadi beberapa
bagian dan membungkus dengan kemasan yang sesuai. Penggerusan obat
metilprednisolon, diazepam,dan natrium diklofenak menggunakan mortir dan
stamper. Pada analisis risiko klinis, obat metilprednisolon, diazepam,dan natrium
diklofenak memiliki indeks terapi yang luas dengan risiko yang muncul apabila
terjadi ketidaksesuaian dosis. Ketiga obat tersebut memiliki nilai 4.
Informasi Umum Sediaan
Pada penulisan ini terdapat sediaan racikan kapsul yang mengandung
metilprednisolon, diazepam, dan natrium diklofenak. Metilprednisolon merupakan
obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi perandangan dan gangguan alergi.
Efek samping dari metilprednisolon yaitu mual, muntah, sakit kepala dan sulit tidur
(BPOM, 2020). Metilprednisolon termasuk dalam obat keras (ISO., 2017). Bentuk
sediaan yang tersedia di pasaran berupa tablet, krim dan injeksi. Pada resep racikan
menggunakan metilprednisolon tablet konvensional 4 mg.
Diazepam merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan jangka
pendek pada gejala ansietas, sebagai terapi tambahan untuk meringankan spasme
otot, gejala yang timbul karena alkohol dihentikan pada penderita alkolisme, status
epilepticus, pre dan post operasi. Efek samping dari natrium diklofenak adalah
mengantuk, kelemahan otot, gangguan saluran cerna dan vertigo. Bentuk sediaan
yang tersedia di pasaran berupa tablet konvensional dengan dosis 2 mg, 5 mg, dan
10 mg dan injeksi (BPOM, 2020). Pada resep racikan ini menggunakan tablet
diazepam 5 mg.
Natrium diklofenak merupakan obat analgesik dan antiinflamasi yang dapat
digunakan secara oral oleh masyarakat (Yunarto, 2014). Natrium diklofenak
digunakan sebagai terapi awal dan akut untuk rematik yang disertai inflamasi dan
degeneratif (artritis rematoid, osteoartritis dan spondilartritis), sindroma nyeri dan
kolumna vertebralis, rematik non-artikular, serangan akut dari gout, dan nyeri
pascabedah. Natrium dilofenak tersedia dalam tablet salut enterik 25 mg, tablet
konvensional 75-150 mg/hari, injeksi dan rektal supositoria (BPOM, 2020). Pada
resep racikan ini menggunakan natrium diklofenak 25 mg dalam bentuk tablet salut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
enterik. Tablet salut enterik pada tablet natrium diklofenak digunakan untuk
menutupi efek samping obat yaitu iritasi lambung (Yunarto, 2014).
Informasi Sifat Fisika Kimia Zat Aktif
Metilprednisilon
Sifat fisika dan kimia dari suatu molekul obat diperlukan untuk dapat
melihat potensi inkompatibilitas dan instabilitas. Sifat fisika dan kimia pada
metilprenisolon berupa rumus molekul C22H30O5 dengan bobot molekul 37, 48.
Metilprednisolon praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dalam
dioksan dan dalam metanol, sukar larut dalam aseton dan dalam kloroform, sangat
sukar larut dalam eter. Metilprednisolon memiliki organoleptis berupa serbuk
hablur, putih sampai hampir putih, tidak berbau. Melebur pada suhu 230o disertai
penguraian (Depertemen Kesehatan RI, 2014). Metilprednisolon memiliki pH yaitu
7,2 ( Goyal, Chatterjee, and Rana, 2009).
Stabilitas metilprednisolon terhadap kelembaban setelah 6 bulan
penyimpanan pada suhu 40°C dan 75% kelembaban relatif (RH) terdegradasi
sebanyak 0,15%. (Solomun, 2010). Kelembaban yang tinggi pada suatu ruangan
dapat meningkatkan pertumbuhan mikroba dan fungi (Zain dan Rafaid, 2019).
Ketidakstabilan metilprednisolon pada suhu 40oC yang memicu terjadinya
degradasi melalui suhu kemungkinan tidak terjadi dikarenakan suhu yang
digunakan pada saat peracikan yaitu 16-25oC dan pada ruang racikan digunakan
AC untuk mengontrol suhu pada ruangan (Permenkes, 2014). Studi stabilitas
terhadap cahaya pada suhu 25°C selama 28 hari, kemudian dianalisis menggunakan
HPLC dengan deteksi UV 254 nm menunjukan obat tidak mengalami degradasi
(Ogata, 1998). Studi stabilitas terhadap asam dengan penambahan 1 M HCl pada
larutan metilprednisolon dinyatakan stabil (Teng, 2003). Sedangkan studi stabilitas
terhadap basa dengan penambahan 1 M NaOH pada larutan metilprednisolon
dinyatakan stabil (Teng, 2003). Metilprednisolon akan stabil jika disimpan pada
suhu antara 20-25°C (MIMS, 2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Struktur metilprednisolon
Tabel 3. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada metilprednisolon
No Gugus
fungsi
Instabil atau
inkompatibel
Hasil/produk reaksi Pustaka
1. Keton Hidrolisis Hemiasetal
Stoker, 2010
2. Alkohol
Primer
Oksidasi Adelhida dan karboksilat
3. Alkohol
Sekunder
Oksidasi Keton
Diazepam
Diazepam memiliki rumus molekul C16H13ClN2O serta bobot melekul
284,75. Diazepam merupakan serbuk hablur, hampir putih sampai kuning, praktis
tidak berbau serta praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol, mudah larut
dalam kloroform (Departemen Kesehatan RI, 2014). Diazepam memiliki pKa 3,4
(Abed, 2010).
Stabilitas kelembaban pada diazepam tidak menunjukkan perubahan pH dan
warna setelah obat disimpan selama 3 bulan pada suhu 30°C, persen diazepam yang
tersisa sebanyak 90% (Sharman and Bansal, 2016). Tablet diazepam relative lebih
stabil, dengan kandungan lembab tablet di atas 5%, dekomposisi baru diketahui
setelah disimpan pada suhu 80oC selama 53 hari (Hoffmann, 2008). Diazepam yang
diamati dalam kondisi pencahayaan normal selama 60 hari mengalami degradasi
sebanyak 23,64% (Rahman, 2016). Hidrolisis asam diazepam dalam dalam larutan
yang ditambahkan HCl 0,1 N pada suhu kamar dan suhu 60°C selama 7 hari
1) Keton
3) Alkohol
Sekunder
2) Alkohol
Primer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
terdegradasi sebanyak 16% (Chakraborty, 2018). Sedangkan, hidrolisis basa
diazepam dalam larutan yang ditambahkan NaOH 0,1 N pada suhu kamar dan suhu
60°C selama 2 hari terdegradasi sebanyak 20% (Chakraborty, 2018). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Barclay, Tyrefors, Johansson, Pettersson (2019),
diazepam stabil pada pH 3,1 ketika disimpan dalam suhu kamar dan suhu dingin
(4oC). Dalam waktu 12 hari hanya 0,53% terdegradasi dalam suhu kamar dan 3,1%
terdegradasi dalam suhu dingin (4oC). Kecepatan reaksi hidrolisis dipengaruhi oleh
pH (Yoshioka, 2002). Hidrolisis biasanya mengalami degradasi pada sediaan
larutan sehingga pada peracikan ini kemungkinan tidak terjadi hidrolisis karena
menggunakan sediaan padat (Sabdowati, 2015).
Diazepam memiliki inkompatibilitas terhadap bahan tambahan tertentu
yaitu magnesium aluminium silikat. Magnesium aluminium silikat merupakan
bahan tambahan yang secara umum tidak sesuai dengan larutan asam yang memiliki
pH dibawah 3,5 dan juga magnesium aluminium silikat dapat menurunkan
bioavaibilitas dari diazepam (HOPE, 2006).
Gambar 2. Struktur diazepam
Tabel 4. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada diazepam
No Gugus fungsi Penyebab
instabilitas
Hasil instabilitas Pustaka
1. Imina Hidrolisis Keton Stoker, 2010
2. Amida tersier Hidrolisis Asam karboksilat Wardiyah, 2016
1) Imina
2) N-Amida tersier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Natrium Diklofenak
Natrium diklofenak memiliki rumus molekul C14H10Cl2NNaO2, serta bobot
molekul 318,13. Natrium diklofenak merupakan serbuk hablur, putih hingga
hampir putih, higroskopik dan melebur pada suhu 284oC. Obat ini mudah larut
dalam metanol; larut dalam etanol; agak sukar larut dalam air; praktis tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter. Obat ini meliliki pH 7,0 - 8,5 (Kementrian
Kesehatan RI, 2014).
Stabilitas natrium diklofenak terhadap kelembaban dengan menggunakan
suhu 40oC, dan 75% RH selama 3 bulan pada ruang lembab, maka natrium
diklofenak akan terdegradasi sebanyak 5% (Mandal, 2013). Serbuk natrium
diklofenak digunakan sebanyak 100 mg menggunakan sinar UV fotolitik pada 254
nm selama 48 jam tidak menunjukkan adanya tanda-tanda degradasi (Shaalan and
Belal, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eyjolfsson (2000), tablet
natrium diklofenak ditambahkan 0,33 M HCl pada suhu 100oC selama 60 menit
tidak mengalami degradasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Shaalan and Belal
(2013) yaitu natrium diklofenak mudah terurai yaitu sebanyak 43% dalam media
asam, dilakukan penelitian dengan memanaskan natrium diklofenak dengan 1 M
HCl pada suhu 60°C selama 30 menit menunjukan puncak natrium diklofenak yang
tersisa sekitar 53% dari area yang diharapkan. Puncak degradasi kecil terjadi pada
waktu 8,58 menit dan 20,10 menit.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eyjolfsson (2000), tablet
natrium diklofenak ditambahkan 0,33 M NaOH pada suhu 100oC selama 60 menit
tidak mengalami degradasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shaalan
and Belal (2013), serbuk natrium diklofenak sebanyak 100 mg yang disimpan pada
suhu 90°C selama 7 jam dengan metode dry heat condition (oven) tidak mengalami
tanda-tanda degradasi.
Natrium diklofenak memiliki inkompatibilitas terhadap bahan tertentu
seperti kitosan. Kitosan telah diteliti sebagai eksipien yang digunakan untuk
kompresi tablet, untuk produksi tablet controlled release dan untuk peningkatan
drug dissolution. Kitosan menghambat pelepasan tablet natrium diklofenak
(NSAID) pada pH rendah, dikarenakan pembentukan ion kompleks antara natrium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
diklofenak dan gugus amino yang terionisasi dari kationik polimer (Bharate,
Bharate, and Bajaj, 2010).
Gambar 3. Struktur natrium diklofenak
Tabel 5. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada natrium diklofenak
No Gugus
fungsi
Penyebab instabilitas Hasil instabilitas Pustaka
1. Amina
sekunder
Oksidasi Amin sekunder akan di
konversi menjadi amin
primer
Baertschi,
2011.
2. Karboksilat
tergaramkan
Na
Hidrolisis Asam karboksilat Stoker, 2010.
Potensi Inkompatibilitas dan Instabilitas
Penulisan ini dilakukan untuk melihat potensi inkompatibilitas dan
instabilitas dari resep racikan kapsul yang mengandung metilprednisolon,
diazepam, dan natrium diklofenak. Metilpednisolon cenderung cukup stabil dapat
dilihat pada analisis potensi stabilitas terhadap cahaya, asam dan basa serta suhu.
Obat ini mengalami resiko terjadinya gastrointestinal atau iritasi yang parah pada
pasien jika dikombinasikan oleh natrium diklofenak (Drugbank, 2020). Diazepam
tidak stabil terhadap cahaya oleh karena itu saat membuat dan menyimpan harus
dijauhkan dari cahaya matahari langsung dan disimpan dalam wadah tidak tembus
cahaya sehingga obat tidak mengalami kerusakan.
Metilpredisolon dan diazepam, kedua obat ini mudah terdegradasi pada
kelembapan sehingga pemilihan sediaan kapsul perlu diperhatikan. Cangkang
1) Gugus
amina
sekunder
2) Gugus
Karboksilat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kapsul gelatin sangat umum digunakan dalam proses peracikan obat terkhususnya
bentuk sediaan padat. Tetapi permasalahan umum dalam penggunaan cangkang
kapsul berbahan dasar gelatin adalah tidak stabil terhadap kelembaban lingkungan
sehingga memiliki potensi inkompatibilitas dengan bahan obat yang higroskopis.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah potensi inkompatibilitas dan
instabilitas yang akan terjadi, yaitu dengan menggunakan cangkang kaspul HPMC
(hydroxypropyl methylcellulose). Penggunaan cangkang kapsul berbahan dasar
HPMC ini memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan cangkang
kapsul gelatin (Al-Tabakha, 2010). HPMC mudah dikonsumsi sama seperti
cangkang kaspul berbahan dasar gelatin, telah terbukti secara uji invivo, invitro,
maupun uji stabilitas penyimpanan (Majee, 2017).
Natrium diklofenak merupakan tablet salut enterik. Tablet salut enterik
merupakan salah satu sediaan yang digunakan untuk sediaan obat dengan sistem
pelepasan tertunda yaitu menahan pelepasan obat di lambung dan lepas dengan
cepat ketika memasuki usus. Tujuan obat dilapisi salut enterik yaitu untuk
melindungi inti tablet sehingga tidak hancur pada lingkungan asam lambung,
mencegah kerusakan bahan aktif yang tidak stabil pada pH rendah, melindungi
lambung dari efek iritasi dari obat tertentu dan memfalitasi penghantaran obat yang
diabsorbsi di usus (Yunarto, 2014). Oleh karena itu, penggerusan tidak boleh
dilakukan pada tablet salut enterik agar obat dapat melewati lambung tanpa
mengalami kerusakan dan dapat menjaga stabilitas obat.
Berdasarkan resep racikan yang digunakan pada penulisan ini, natrium
diklofenak tidak boleh di racik bersamaan dengan metilprednisolon dan diazepam
karena akan berpotensi mengalami inkompatibilitas yaitu serbuk akan menjadi
lembek sehingga mudah menggumpal. Natrium dilkofenak dapat diberikan sebagai
sediaan tunggal tanpa peracikan lebih lanjut. Sedangkan metilprednisolon dan
diazepam dapat dilakukan peracikan tanpa adanya inkompatibilitas antara zat yang
satu dengan yang lain. Kemasan yang digunakan perlu diperhatikan mengingat sifat
metilprednisolon dan diazepam yang cenderung higroskopis, maka dari itu
digunakan kapsul HPMC untuk mengatasi sifat higroskopis tersebut sehingga
stabilitas terhadap kelembaban dapat terjaga. Selain itu untuk menjamin kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan keamanan sediaan racikan perlu diperhatikan terkait wadah yang digunakan
harus wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya matahari langsung, dan dengan
penambahan silika gel pada kemasan untuk mempertahankan kondisi dari
kelembaban (Bunn, 2019). Silika gel merupakan suatu dari silika yang dihasilkan
melalui penggum-palan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar–agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat
tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat penyerap dan
pengering. Silika gel merupakan produk yang aman digunakan untuk menjaga
kelembaban makanan, obat-obatan, Silika gel menyerap lembab tanpa mengubah
kondisi zatnya (Handayani, ddk., 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
KESIMPULAN
Resep racikan kapsul yang mengandung metilprednisolon, diazepam, dan
natrium diklofenak berpotensi mengalami inkompatibilitas dan instabilitas. Upaya
pencegahan yang dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian untuk mencegah
kejadian inkompatibilitas dan instabilitas dalam racikan kapsul yaitu penggunaan
silika gel, penggunaan kapsul HPMC dan penyimpanan sediaan dalam wadah
tertutup kedap, terhindar dari cahaya langsung pada suhu ruang.
SARAN
Potensi inkompatibilitas dan instabilitas yang ditemukan dalam penulisan
ini didapatkan berdasarkan penelusuran kepustakaan, sehingga perlu dilakukan
penelitian eksperimental untuk mengetahui stabilitas dan kompatibilitas dari
sediaan racikan kapsul yang mengandung metilprednisolon, diazepam, dan natrium
diklofenak. Berdasarkan hasil penulisan ini disarankan juga agar natrium
diklofenak diberikan secara terpisah dan tidak diracik karena merupakan tablet salut
enterik sedangkan metilprednisolon dan diazepam dapat dilakukan peracikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
DAFTAR PUSTAKA
Abed, K.K., Hussein, A.A., Ghareeb, M.M., Abdulrasool, A.A., 2010. Formulation
and Optimaztion of Orodispersible Tablets of Diazepam.
AAPSPharmSciTech, 11(1). 356-361.
Al-Tabakha, M. M. 2010. HPMC Capsules: Current Status and Future Prospects.
Journal of Pharmacy & Pharmaceutical Sciences, 13 (3). 428-442.
Andriani, D., Wijaya, I. N., dan Utami, W., 2014. Profil Peresepan Sediaan Kapsul
Racikan Di Apotek “ X ” Di Surabaya. Jurnal Nasional, 1 (2), 41–44.
Anonim, 2019. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia. Jakarta: Isfi Penerbitan,
vol. 51. Hal 275.
Baertschi, S. W., and Alsante, K. M., 2011. Pharmaceutical Stress Testing:
Predicting Drug Degradation. 2nd ed., North California: PharmaceuTech,
Inc.77.
Barclay, V.K.H., Tyrefors, N.L., Johansson, I.M., Pettersson, C.E., 2019. Acidic
Transformation of Nordiazepam can Affect Recovery Estimete During
Trace Analysis Of Diazepam and Nordiazepam in Environmental Water
Samples by Liquid Chromatography-tandem Spectrometry. Analytical and
Bioanalytical Chemistry, 411. 3919-3928.
Chakraborty, S., Sharmin, S., Rony, S.R., Ahmad, S.A.I., Sohrab, MD. H., 2018.
Stability-indicating UV/Vis Spectrophotometric Method for Diazepam
Development and Validation. Scientific Publication of the Indian
Pharmaceutical Association, 80(2). 366-373.
Bharate, S. S., Bharate, S. B., and Bajaj, A. N., 2010. Interactions and
Inkompatibilities of Pharmaceutical Excipients with Active
Pharmaceutical Ingredients: A Comprehensive Review. IPEC Americas
Inc. 1(3), 3-26.
Bunn, G. P., 2019. Good Manufacturing Practices for Pharmaceuticals. 7th ed.
CRC Press: Florida. 293.
Darma, G. C. E., 2011. Fasttrack Peracikan dan Penyerahan Obat. Buku
Kedokteran. 171.
Desai, K. N., and Gokani, R. H., 2012. Stability Study: Regulatory Requirement.
International Journal of Advances in Pharmaceutical Analysis, 2(3), 62–
67.
DrugBank, 2020. Methylprednosolone. Drugbank (Online).
https://www.drugbank.ca/drugs/DB00959, diakses pada tanggal 25 April
2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Elmitra, 2017. Dasar-Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid. Deepublish.
Yogyakarta
Eyjolfsson, R., 2000. Diclofenac Sodium: Degradation in Solution and Solid State.
Drug Development and Industrial Pharmacy, 26(4), 451-453.
Goyal, R.N., Chatterjee, S., and Rana, A.R.S., 2009. A Single-wall Carbon
Nanotubes Modified Edge Plane Pyrolytic Graphite Sensor for
Determination of Methylprednisolone in Biological Fluids. Talanta, 80.
586-592.
Handayani, P. A., Nurjanah, E., dan Rengga, W. D., 2015. Pemanfaatan Limbah
Sekam Padi Menjadi Silika Gel. Jurnal Bahan Alam Terbarukan. 4(2). 55-
59.
Hoffmann-La Roche, 2008, Product Monograph Valium (Diazepam), Meadowpine
Boulevard, Mississauga, Ontario.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
Kurniawan, B. R., 2013. Stabilitas Resep Racikan yang Berpotensi Mengalami
Inkompatibilitas Farmasetika yang Disimpan Pada Wadah Tertutup Baik.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 (2), 1-16.
Letlora, L. A., 2014. Prevalensi dan Evaluasi Interaksi Farmakokinetik Peresepan
Racikan pada Pasien Rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Desember 2013. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 48-81.
Majee, S. B., Avlani, D., and Biswas, G. R., 2017. HPMC As Capsule Shell
Material: Physicochemical, Pharmaceutical and Biopharmaceutical
Properties. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences, 9 (10), 1-6.
Mark, J., and Lowey, A., 2010. Handbook of Extemporaneous Preparation.
Pharmaceuticals Press.
Mandal, B., Das, D., Rameshbabu, P. A., Dhara, S., and Pal, S., 2016.
Biodegradable, Biocompatible Transdermal Device Derived from
Carboxymethyl Cellulose and Multi-walled Carbon Nanotube For
Sustained Release of Diclofenac Sodium. The Royal Society of
Chemistry.1-8.
MIMS. 2020. Metilprednisolon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone/?type=br
ief&mtype=generic. Diakses pada tanggal 25 April 2020.
Mirzaqon, A.T., dan Purwoko, B., 2018. Studi Kepustakaan Mengenai Landasan
Teori dan Praktik Konseling Expressive Writing. Jurnal Nasional.8 (1), 1-
8.
Murtini, G., 2016. Farmestika Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
hal. 40.
Ogata, N., Noro, Y., Yamada, M., Tahara, T., and Nishimura, T., 1998.
Photodegradation Products of Methylprednisolone Suleptanate in
Aqueous Solution-Evidence of A Bicyclo [3.1.0]hex-3-en-2-one
Intermediate. American Chemical Society and American Pharmaceutical
Association, 87(1). 91-95.
PIONAS., 2020. Diazepam http://pionas.pom.go.id/monografi/diazepam diakses
pada tanggal 15 Maret 2020.
PIONAS., 2020. Metiprednisolon
http://pionas.pom.go.id/monografi/metilprednisolon diakses pada tanggal
15 Maret 2020.
PIONAS., 2020. Natrium diklofenak http://pionas.pom.go.id/obat/natrium-
diklofenak diakses pada tanggal 15 Maret 2020.
Pratiwi, L., Fudholi, A., Martien, R., Pramono, S., 2018. Uji Stabilitas Fisik dan
Kimia Sediaan SNEDDS ( Self-nanoemulsifying Drug Delivery System )
dan Nanoemulsi Fraksi Etil Asetat Kulit Manggis ( Garcinia mangostana
L .) Physical and Chemical Stability Test of SNEDDS ( Self-
nanoemulsifying Drug Delivery Syst., Traditional Medicine Journal, 23
(2), 84–90.
Rahman, A. M., Nandi, T., Karim, M.F.B., Ashan, N., Mitu, S.K., and Sultana, I.,
2016. UV Analysis of the Extent of Photo-degradation of Three Different
Diazepam Tablet Formulation Under Different Light Exposures.
International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 7 (12),
4873-4881.
Rochjana, A. U. H., Jufri, M., Andrajati, R., Sartik, R.A.D., 2019. Masalah
Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien Pediatri: Studi
Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor,
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 8 (1), 42–48.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Owen, S. C., 2006. Handbook Of Pharmaceutical
Excipients, 5th Ed, The Pharmaceutical Press, London.
Sabdowati, R. A., 2015. Uji Stabilitas Obat Sprironolakton Terhadap Perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pH dengan Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
UIN Syarif Hifayatullah. Jakarta. Hal. 6-8.
Shaalan, R. A., and Belal, T. S., 2013. Validated Stability-Indicating HPLC-DAD
Method for the Simultaneous Determination of Diclofenac Sodium and
Diflunisal in Their Combined Dosage Form.Scientia Pharmaceutica, 8.
713-731.
Sharman, N., and Bansal, V., 2016. Stability and Compatibility Study of Parenteral
in Different Storage Conditions. Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research, 8(1). 164-170.
Solomun, L., Ibric, S., Vajs, V., Vuckovic, I., dan Vujic, Z., 2010.
Methylprednisolone and its Related Substances in Freeze-dried Powders
for Injection. Jurnal of the Serbian Chemical Society, 75(10). 1441-1452.
Stoker, S. H., 2010. General, Organic, and Biological Chemistry. Cengage
Learning. USA.
Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta.
Teng, X. W., Cutler, D. C., Davies. Degradation Kinetics of Mometasone Furoate
in Aqueous Systems. International Journal of Pharmaceutics, 259. 129-
141.
Tobias, A., 2014. Medication Error Dalam Fase Prescribing dan Transcribing
pada Resep Racikan (Studi Kasus di Empat Apotek di Kabupaten Sleman).
Universitas Sanata Dharma Yoyakarta, 72-86.
U.S Food & Drug Administration, 2018, Compounding and the FDS : Questions
and Answers (online), https://www.fda.gov/drugs/guidance-compliance
regulatory-information/human-drug-compounding. Accesed on 25 April.
Waney, R., Gayatricitraningtyas, Abidjulu, J., 2012. Pengaruh Suhu Terhadap
Stabilitas Serta Penetapan Kadar Tablet Furosemida Menggunakan
Spektrofotometer UV-VIS.
Wardiyah, 2016. Kimia Organik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Hal.137.
Widyastiwi., Sugihartina, G., dan Pamudjo, I., 2017. Daya Terima Sediaan Puyer
Racikan Obat Anti Tuberkulosis di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung.
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 6 (2), 99-106.
Widyaswari, R., dan Wiedyaningsih, C., 2012. Evaluasi Profil Peresepan Obat
Racikan dan Ketersediaan Formula Obat untuk Anak di Puskesmas
Propinsi DIY. Majalah Farmasetik. 8 (3), 227-234.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Wiedyaningsih, C., dan Oetari, 2004. Tinjauan Terhadap Bentuk Sediaan Obat:
Kajian Resep-resep di Apotek Kotamadya Yogyakarta. Majalah Farmasi
Indonesia, 14 (4), 201-207.
Yunarto, N., 2014. Optimasi Formula Tablet Salut Enterik Natrium Diklofenak
dengan Bahan Penyalut Kollicoat 30 D. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 4
(2), 65-74.
Zaini, A. N., and Gozali, D., 2018. Farmaka Farmaka. Farmaka, 16 (2), 213–221.
Zain, E. R., dan Rafaid, Y., 2019. Analisis Pengaruh Faktor Udara Ruang Produksi
Terhadap Mutu Cangkang Kapsul Kosong secara Mikrobiologi. Jurnal
Agroindustri Halal. 5 (1), 039-046.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Kajian Potensi
Inkompatibilitas dan Instabilitas Sedian Racikan Kapsul
yang Mengandung Metilprednisolon, Diazepam, dan
Natrium Diklofenak” bernama Maria Imelda Hadun.
Penulis lahir di Kanelu, 17 November 1998. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Nikolaus Hadun dan Lidvina Tuti. Penulis
memulai pendidikan di TK Maranata Kanelu (2003-
2004), SD Inpres Kanelu (2004-2010), SMP Katolik
Stela Maris Waikabubak (2010-2013), SMA Negeri 1 Wewewa Timur (2013-
2016). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2016. Selama masa perkuliahan penulis
terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi peserta
Latihan Kepemimpinan I tahun 2016, peserta Seminar Nasional Interprofessional
Health Care “Good Team, Good Work, Good Result for the Better Future”, peserta
Seminar Nasional “Peran Farmasis Dalam Industri Kosmetik” tahun 2017, peserta
Workshop Karya Tulis Ilmiah “Mewujudkan Generasi Kreatif dan Inspiratif dalam
Karya Tulis Ilmiah” tahun 2018, peserta Workshop “Poster dan Video” tahun 2018.
Penulis pernah mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan kepanitiaan seperti
menjadi anggota UKF PSF Veronika tahun 2016/2017, anggota divisi Dana dan
Usaha Faction #2 tahun 2017, koordinator divisi Dana dan Usaha Faction #3 tahun
2018/2019, anggota divisi konsumsi Latihan Kepemimpinan I tahun 2018/2019.
Penulis juga aktif dalam kegiatan sosial seperti menjadi volunteer AKSI World No
Tobacco Day 2017, menjadi relawan mahasiwa kesehatan dalam kegiatan Bakti
Sosial Pengobatan Gratis di Gereja St. Petrus Warak yang dilaksanakan oleh
Yayasan Persaudaraan Masyarakat Jogja (YPMJ) tahun 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI