ganglion
DESCRIPTION
referat ganglionTRANSCRIPT
GanglionDefinisi
Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental dengan dinding tipis
yang berasal dari tonjolan selaput sarung tendon (tendon sheath). Pada banyak kasus,
ganglion asimptomatik dan jarang menimbulkan gangguan fungsional. Walaupun pada
beberapa kasus, ganglion dapat mempengaruhi struktur di dekatnya seperti arteri, vena,
tendon dan syaraf.
Frekuensi timbulnya ganglion secara umum adalah 50-70 % dari semua soft-tissue
tumors yang terdapat pada lengan dan tangan. Prevalensinya pada wanita adalah 3 kali
lebih sering. Paling sering muncul pada pergelangan tangan (80%) dan sendi jari. Biasanya
muncul pada usia 20-60 tahun.
Etiologi
Etiologi dari ganglion tidak diketahui. Teori-teori menyebutkan degenerasi mukoid
dan trauma. Beberapa pasien (kurang dari 10 %) mengalami trauma minor ataupun mayor
pada daerah yang menjadi tempat ganglion timbul. Tidak diketahui faktor resiko yang
menyebabkannya. Dipercaya disebabkan oleh penggunaan sendi secara berlebihan seperti
atlet angkat berat, pramusaji, dan pemain musik (terutama pemain bass).
Patofisiologi
Hipocrates mendeskripsikan ganglion sebagai “Knots of tissue containing mucoid
flesh” atas dasar ini, beberapa hipotesa pun muncul diantaranya :
Synovial Herniation atau ruptur yang melewati lapisan tendon.
Yang terbaru, teori degenerasi mukoid yang dipublikasikan oleh Ledderhose pada tahun
1893, yang paling banyak diterima. Dalam Green edisi terbaru “Operative Hand Surgery”
teori ini digantikan dengan teori yang berdasarkan mikro trauma dan produksi asam
hialuronik. Trauma atau iritasi jaringan lokal akan menyebabkan produksi asam
hialuronik pada permukaan synovial-capsular. Asam hialuronik menciptakan cekungan
musin kecil yang bergabung ke dalam kista subkutan. Kista yang terbentuk mengandung
cairan yang sama seperti cairan sendi. Kista ganglion bukan merupakan kantung sinovial
(sendi) yang keluar dari kapsul sendi.
Klinis
Ganglion adalah tumor yang terdapat berbatasan dengan sendi dan tendon. Tempat
paling sering dari ganglion adalah sisi punggung dari pergelangan tangan dekat
Scapholunate (SL) joint (60-70%), Volar Wrist dekat sendi radioscaphoid atau
sendi pisotriquetral (18-20%), dan Volar Retinaculum (10-12%). Kista mucoid terjadi di
atas punggung jari pada level sendi DIP. Sisi lainnya termasuk
sendi carpometacarpal (CMC), tendon ekstensor (sering diasosiasikan dengan first dorsal
compartment), carpal tunnel, dan Guyon kanal. Ganglion mungkin muncul juga dari tulang;
yang ini sering disebut kista ganglion intraosseous.
Ganglion biasanya simptomatik minimal. Bergantung dari lokasi kista, gejala yang muncul
bervariasi, seperti nyeri tumpul, perubahan ukuran, drainase spontan, disfungsi saraf
sensoris.
Perhatikan posisi anatomis ganglion
Lokasi-lokasi tersering timbulnya ganglion di tangan
Pemeriksaan Penunjang
Untuk lesi pada pergelangan tangan, digunakan rontgen standar posteroanterior (PA),
lateral dan oblik.
MRI atau USG dapat digunakan ketika diagnosa masih belum jelas.
1. Kista mukus dievaluasi dengan standar PA, lateral dan radiograf oblik tegak pada jari-jari
yang terkena.
2. Pada radiologi, ganglion interosseous mungkin di lokasi sentral atau sisi tulang yang
terkena. Radiologi juga dapat menggambarkan ganglion juxtaosseous yang menembus
tulang. Lesinya adalah radiolusen dengan border sklerotik. Ganglion ini sering terjadi dekat
permukaan sendi.
3. MRI digunakan untuk melihat ganglion yang tidak terlihat dengan radiologi konvensional.
4. Axial, Coronal, atau Sagital CT-Scan digunakan untuk melihat kista ganglion yang samara-
samar.
5. Bone Scan dipakai untuk menentukan apakah suatu masa intraosseous merupakan
metabolik aktif dan menyebabkan nyeri.
Histologi
Cairan yang diambil dari kista ganglion terdiri dari mucin yang mengandung glucosamin,
albumin, globulin, dan asam hialuronik.
Terapi
1. Konservatif
1. Splint Immobilization (ganglion pergelangan tangan)
2. NSAIDs
2. Operatif
1. Pengambilan massa dengan teknik operasi terbuka.
2. Reseksi arthroskopik
3. Mengeluarkan cairan ganglion dengan menggunakan needle dan syringe (aspirasi).
Teknik operasi
1. Bersihkan daerah operasi (daerah kulit diatas kista) dengan tindakan aseptik.
2. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine 2%
3. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, linier, dengan panjang sejajar dengan garis
Langers
4. Insisi kulit sampai subkutis.
5. Pegang ujung insisi dengan klem dan angkat
6. Lakukan diseksi tumpul dengan klem menelusuri masa dan sekelilingnya
7. Usahakan agar kista tidak pecah
8. Jika tiap bagian pinggir sudah dapat dibebaskan, klem bagian dasar masa dengan dua buah
klem sejajar
9. Potonglah antara 2 klem
10. Jangan sampai tendon rusak
11. Perdarahan dirawat
12. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
13. Masa dilihat isinya kemudian dikirim ke patologi anatomi.
Insisi “S” memanjang, dilanjutkan diseksi tumpul dengan klem
Diseksi tajam dengan gunting, hati-hati mengenai masa kista
Setelah dasar kista teridentifikasi, klem, jangan sampai
tendon terpotong
Ikat bagian dasar dengan PGA, jahit subkutis.
Tutup kutis dengan nylon 4-0