gangguan kesadaran

5
GANGGUAN KESADARAN 1. PENDAHULUAN Fungsi kesadaran menyangkut : - tingkat kesadaran - isi kesadaran 2. BATASAN Kesadaran yang utu ada!a suatu keadaan indi"idu sadara akan diri !ingkungannya mengada#i stimu!asi yang adekuat. Kesadaran yang utu tergantung dari integritas dan interaski antara : - ARAS ( As$ending %eti$u!er A$ti"ating System& kum#u!an su'stansia drisea di 'agian sentra! 'atang (tak 'agian r(stra! mu!ai dar sama#ai di su'ta!amus) menentukan tingkat kesadaran WAKEFULLNESS-ARAOUSEL/KETERJAGAAN *keadaan yg. 'eru'. dengan res#(n E) + dan ,. - K(rteks di emis-er sere'ri kiri yang utu) meru#akan su'stra$t anat(m untuk ke'anyakan k(m#(nen #sik(!(gik yang kusus) 'er'aasan) ingatan) inte!ek dan tangga#an #r(ses #em'e!a aran. Da!am mekanismenya digiatka (!e ta!amus) i#(ta!amus) mesense-a!(n) tegmentum #(ntis 'agian r(st Fungsi luhur/kortikal luhur/highr !orti!al "un!tion ada!a kemam#uan (tak untuk 'erinteraksi dengan sekitarnya. # ko$%onn "ungsi luhur & - Kemam#uan 'er'aasa - daya ingat - #engena!an "isu(s#asia! - em(si) dan ke#ri'adian Bentuk sindr(ma emis-er) kanan dan kiri : K/%/ KANAN A-asia *'er'aasa& A!eksia *mem'a$a& Agra-ia *menu!is& Penga'aian *neg!e$t& +isu(s#asia! *#erse#si& - #engena!an tem#at

Upload: takiya-genji

Post on 05-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhhhhhh

TRANSCRIPT

GANGGUAN KESADARAN

1. PENDAHULUAN

Fungsi kesadaran menyangkut :

tingkat kesadaran

isi kesadaran

2. BATASAN

Kesadaran yang utuh adalah suatu keadaan individu sadara akan dirinya dan lingkungannya menghadapi stimulasi yang adekuat.

Kesadaran yang utuh tergantung dari integritas dan interaski antara :

ARAS (Ascending Reticuler Activating System) ( kumpulan substansia drisea di bagian sentral batang otak bagian rostral mulai dari mielum samapai di subthalamus, menentukan tingkat kesadaran ( WAKEFULLNESS-ARAOUSEL/KETERJAGAAN (keadaan yg. berhub. dengan respon E, V dan M.

Korteks di hemisfer serebri kiri yang utuh, merupakan substract anatomis untuk kebanyakan komponen psikologik yang khusus, berbahasan, ingatan, intelek dan tanggapan proses pembelajaran. Dalam mekanismenya digiatkan oleh thalamus, hipotalamus, mesensefalon, tegmentum pontis bagian rostral.

Fungsi luhur/kortikal luhur/higher cortical function adalah kemampuan otak untuk berinteraksi dengan sekitarnya.

5 komponen fungsi luhur :

Kemampuan berbahasa

daya ingat

pengenalan visuospasial

emosi, dan kepribadian

Bentuk sindroma hemisfer, kanan dan kiri :

KIRIKANAN

Afasia (berbahasa)

Aleksia (membaca)

Agrafia (menulis)

Akalkulasi (menghitung)

Apraksia (gerakan motorik yang kompleks)Pengabaian (neglect)

Visuospasial (persepsi)

pengenalan tempat

Pengenalan wajah

Visuomotor

membuat kontruksi

berpakaian

Afek dan prosodi

Kebingungan/confusion/kesadaran berkabut gangguan kapasitas berfikir, mengerti, dan berespon dan mengingat kembali respon yang diterimanya, sehingga kehilangna kemampuan untuk berfikir jernih, gangguan dalam membuat keputusan.

Menurut Sukardi, Boss keadaan bingung dibagi menjadi :

Disoroentasi

Permulaan kehilangan kesadran, disorientasi (waktu,. tempat, orang), gangguan memori

LethargiKeterabatasan pembicaraan, gerakan motorik spontan, dapat dibangungkan dengan pembicaran dna perabaan normal, dapat/tidak disorientasi.

ObtudationKesadaran yg tumpul, keterbatsan keterjagaan, acuh thd lingkungan, mudah tertidur, kecuali dirangsangan secara verbal/perabaan, menjawab pertanyaan dengan seminimal mungkin.

DeliriumKetidaktenangan motorik, halusinasi, disorientasi, delusi/waham. ketakutan dna mudah terasangsang, kelainan metabolik/toksik, impending coma.

StuporTidur yang dalam, tidak responsif, hanya dapat dinagunkan /jawaban motorik/verbal dengan rangsangan yang kuat dan berulang, respon menghindara/memegang rasngangan tersebut.

KomaHilangnya kesadaran, tampak seperti tidur, tidak berespon terhadap rangsangan eksternal

Keadaan VegetatifBernafas spontan, sirkulasi nomral, siklue membukan dan menutup mata seperti tidur, tapi tidak tanggap lingkungan, sepintas penyembuhan dari keadaan koma dan menetap sampai akhir kematian.

Kelainan difus bilateral pada korteks serebri dengan BO, trauma kapitis, hipoksik-eskemia,

PSYCHONEPHIC UNRESPONSIVENESS ( keadaan tidak sadar/koma, tetapi sebetulnya tidak.

Caranya :

tes okulovestibuler, nistagmus menunjukkan bahwa tidak dalam keadaan tidak sadar.

3. KEADAAN YANG MENYEBABKAN GANGGUAN KESADARAN

Plum F dan Saper CB membagi gangguan kesadaran menjadi 3 bagian :

a. Gangguan tingkat kesadaran

Lesi distruktif yang mempengaruhi mekanisme kesadaran

Keruskan difus bilateral otak bagian depan

kerusakan disensefalon

kerusakan midbrain atas

Lesi kompresi yang mempengaruhi mekanisme kesadaran

hidrosefalus

herniasi central

herniasi unkus

herniasi ke atas masa di ensephalon

kompresi pons akibat masa diserebral

b. Gangguan isi kesadaran

anterograde amnesia

afasia

apraksia

defisit spasial (amorfosintesis)

gangguan perhatian

c. Gangguan kesadaran umum (general disorders of conciousness)

encephalopati akut

penyakit multifaktorial

penyakit metabolik difus

encephalo kronis

retardasi mental

demensia

persistent vegetative state

4. MEKANISME KESADARAN DAN GANGGUAN KESADARAN

Proses supratentorial dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran :

1) Disfungsi difus kortikal dari korteks serebri, seperti ensefalitis, neoplasma, trauma kepala tertutup dengan peradrahan, empiema subdural (akumulasi nanah) Intra serebral (perdarahan, infark, emboli dan tumor)

2) Disfungsi subkortikal bilateral seperti, trauma batang otak, GPDO.

3) Kelainan okal hemesfer sereberi dsiebabkan masa yang menjepit, menekan struktur bagian dalam disensefalon, herniasi mengganggu thalamus dan activating hipotalammus.

Proses infratentorial ( penurunan kesadaran :

1) destruksi langsung pada ARAS

2) BO rusak akibat invasi langsung (GPDO, demeilinasasi, neoplasma, granuloma, abses trauma kapitis) /tidak langsung

3) Kompressi ARAS :

tekanan langsung pada pons dan midbrain ( iskemia dan edema neuron

Herniasi ke atas serebelum menekan atas dari midbrain dan diensefalon

herniasi ke bawah melalui foramen magnum, menekan dan menggeser MO.

Manifestasi klini dan evaluasi , melalu pemeriksaan :

1. pemeriksaan TTV

2. Pemeriksaan interne

3. Pemeriksaan neurologik

derajat kesadaran

pola pernafasan

ukuran dan reaksi pupil

posisi bola mata

refleks batang otak

respon motorik

4. Pemeriksaan tambahan

laboratorium

radiologi

neurofisiologik klinik

neuroperilaku