gangguan depresi yang disertai penyakit diabetes melitus.doc

26
Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus Jennifer Tannus 102012155 F8 Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana [email protected] Pendahuluan Dalam kehidupan sehari – hari kita seringkali mengalami banyaknya masalah , dimulai dari masalah ringan sampai berat dan dimulai juga dari masalah yang dapat kita selesaikan sampai yang tidak dapat kita selesaikan. Sehingga masalah itu terus larut dalam pikiran kita dan menganggu proses kehidupan sehari – hari kita. Sampai ada juga orang yang mengalami gangguan kejiwaan dan dapat memberatkan penyakit yang sedang ia derita atau membuat sistem kekebalan tubuh kita akan menjadi lemah karena sudah tidak dapat lagi mengontrol semua permasalahan yang sedang ia hadapi. Terdapat berbagai macam cara kita untuk menyelesaikan masalah – masalah yang kita hadapi dengan hal yang sederhana seperti meminta solusi ataupun bercerita kepada orang lain yang dapat kita percaya sehingga tidak membuat kita untuk berpikir sendirian. Telah banyak diteliti bahwa dengan 1

Upload: yogidj

Post on 23-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus

Jennifer Tannus

102012155

F8

Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana

[email protected]

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari – hari kita seringkali mengalami banyaknya masalah ,

dimulai dari masalah ringan sampai berat dan dimulai juga dari masalah yang dapat kita

selesaikan sampai yang tidak dapat kita selesaikan. Sehingga masalah itu terus larut dalam

pikiran kita dan menganggu proses kehidupan sehari – hari kita. Sampai ada juga orang yang

mengalami gangguan kejiwaan dan dapat memberatkan penyakit yang sedang ia derita atau

membuat sistem kekebalan tubuh kita akan menjadi lemah karena sudah tidak dapat lagi

mengontrol semua permasalahan yang sedang ia hadapi.

Terdapat berbagai macam cara kita untuk menyelesaikan masalah – masalah yang kita

hadapi dengan hal yang sederhana seperti meminta solusi ataupun bercerita kepada orang lain

yang dapat kita percaya sehingga tidak membuat kita untuk berpikir sendirian. Telah banyak

diteliti bahwa dengan bercerita atau berbagi masalah kita kepada orang lain akan mengurangi

tingkat depresi kita.

Pembahasan

Anamnesis

Pertama- tama seperti biasanya kita akan melakukan anamnesis terlebih dahulu untuk

mendapatkan data – data dan persetujuan pasien dalam menentukan suatu diagnosis. Disini

pasien harus dibuat dengan tempat yang senyaman mungkin karena dalam kenyataannya,

tempat dengan kondisi tertentu akan mempengaruhi kehidupan dan fungsionalitas psikis

seseorang. Seperti pengaturan perabotan contohnya meja, kursi, lemari harus sedemikian

1

Page 2: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

sehingga menimbulkan perasaan nyaman dan tidak sebaliknya yaitu menekan, meneganggkan

bahkan mudah menambah kcemasan yang sudah ada.1

Menurut penelitian pemilhan tempat duduk oleh pasien, diteliti oleh Brockman &

Moller (1973) dan hasilnya menunjukkan, pada pasien yang lemah – pasif dan mudah

bergantung, cenderung memilih tempat yang jaraknya lebih besar, sebaliknya pasien yang

dominan atau terlalu yakin pada diri sendiri atau pula bersikap bebas, cenderung memilih

pengaturan tempat duduk yang mendekat.1

Dan penataan ruangan jangan terlalu rapi karena akan menimbulkan kesan yang

sangat formal demikian juga terhadap cahaya lampu yang tidak langsung menyoroti masing –

masing pribadi serta warna yang cerah.

Pada wawancara pendahuluan ini diperoleh data pribadi atau hasil – hasil

pemeriksaan, termasuk misalnya hasil pemeriksaan psikologis melalui tes psikologi. Data

pribadi meliputi berbagai hal yang bisa memberikan keterangan mengenai diri pasien secara

lebih lengkap dan mendalam, biasanya dikenal dengan data riwayat kasus (case history).1

Proses wawancara ini didahului dengan percakapan basa – basi untuk mencipta

rapport, suatu percakapan sosial yang membutuhkan beberapa waktu bisa lama atau singkat

untuk meredakan ketegangan dan memasuki suasana wawancara yang lebih serius.

Wawancara permulaan dianggap oleh para ahli sebagai suatu yang sangat penting, karena

proses selanjutnya benar – benar sangat bergantung dari apa yang terjadi pada saat dilakukan

pertemuan pertama kali. Kalau wawancara permulaan bisa berlangsung dengan baik, pada

klien mulai tumbuh kepercayaan terhadap konselor.1

Menanyakan keluhan utama pasien, hal ini merupakan gambaran masalah pasien yang

menyebabkan pasien meminta bantuan. Harus diusahakan untuk mencatat pernyataan

deklaratif yang ringkas dalam bahasa pasien sendiri, contohnya “ saya tidak bisa berhenti

menangis”.

Riwayat penyakit sekarang, hal ini didapat dengan mengajukan pertanyaan open –

ended kepada pasien. Pasien didorong untuk menghubungkan riwayat dalam kata – katanya

sendiri. Pewawancara harus berusaha untuk mendengarkan pasien sambil menyatakan

keprihatinannya dan perhatian dan secara serentak mengamati perilaku pasien. Akan

2

Page 3: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

membantu jika dibuat catatan ringkas dari riwayat pasien. Namun, hal ini tidak boleh

menghalangi pasien atau menganggu pasien untuk mengadakan hubungan.

Riwayat pskiatrik masa lalu, dalam hal ini termasuk gejala dan diagnosa psikiatrik

sebelumnya yang kemungkinan dialami oleh pasien seperti jumlah, tempat, dan lama

perawatan psikiatrik, riwayat usaha bunuh diri, jenis medikasi psikotropik yang diresepkan

dan dosis maksimum yang dicapai, lama medika dan efek yang dicapai dan tipe serta

lamanya psikoterapi rawat jalan.

Menanyakan juga tentang riwayat psikiatrik keluarga, informasi yang sama seperti di

atas ditentukan untuk anggota keluarga pasien. Setelah itu riwayat medis masa lalu harus

dikarateristikan dengan baik. Efek dari penyakit medis dan obat – obatan terhadap alam

perasaan, pemikiran dan perilaku pasien.riwayat medis keluarga, informasi yang sama seperti

tercantum di atas ditentukan untuk anggota keluarga pasien. Terutama, ditentukansetiap

riwayat ateroskelrotis, stroke, demensia, dan gangguan metabolik atau genetik.

Riwayat penggunaan alkohol dan obat. Laporkan penggunaan alkohol, kokain, ganja,

fenilsklikdin hidroklorida (PCP) dan zat lain oleh pasien dalam hubungan dengan jumlah,

lama penggunaan, kekerapan dan efek yang diinginkan. Cari hubungan temporal antara

masalah yang timbul dan penggunaan atau penarikan akibat zat yang digunakan.

Riwayat pekerjaan dan riwaat perkembangan dan sosial. Hal ini merupakan sket

biografi ringkas dari pasien sejak lahir hingga sekarang, termasuk perincian berikut: ukuran

selama perkemabngan prenatal atau kelahiran pasien, wakttu dari tahap perkembangan utama,

ciri – ciri dari hubungan dengan orang tua, saudara sekandung, dan teman – teman, jenis

sekolah yang dimasuki dan tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai, riwayat hubungan

interpersonal, minat dan hobi, status perkawinan sekarang, jumlah anak, keadaan kehidupan

dan jenis dukungan keuangan.

Seperti hal melakukan anamnesis yang seperti biasa kita wajib untuk:1

1. Memperkenalkan diri kita siapa dan kita sebagai apa agar tidak terjadi timbulnya rasa

ketidakpercayaan pada pasien ada awal mula bertatap muka.

2. Meminta persetujuan pasien untuk mencatat dan menanyakan riwayat psikiatriknya.

3

Page 4: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

3. Bertanya kepada pasien dengan pertanyaan yang terbuka, seperti “coba ceritakan apa

yang sodara rasakan”. Hindari pertanyaan yang jawabannya hanya “ya” atau “tidak”.

Usahakan menyusun pertanyaan agar jawabannya akan diberikan lengkap. Hindari

pertanyaan yang menghambat kebebasan untuk menjawab. Hindari berbicara terlalu

banyak. Hindari keinginan untuk memperoleh keterangan yang terlalu cepat.

4. Ajukan pertanyaan secara langsung dengan menatap mata.

5. Bila pasien mengalami kesulitan untuk menceritakan pengalamannya, kita dapat

memfasilitasi dengan anggukan, pertanyaan – pertanyaan yang empatik seperti

“kedengarannya sulit ya”, sehingga dapat mendoronh pasien untuk melanjutkan

ceritanya.

6. Tidak interogeratif, menggurui dan menghakimi.

7. Menanyakan dari onset penyakit yang telah diderita oleh pasien.

8. Menanyakan faktor etiologinya dan distressnya

9. Menanyakan apakah adanya gangguan fungsi ( pekerjaan, sosial dan fungsi

keseharian)

Setelah selesai mengemukakan mengenai perlunya kreativitas untuk menentukan

sesuatu keputusan, baik pada konselor maupun pasiennya. Model pemecahan – persoalan

seperti perumusan masalah pada tahap ini ada tiga aktivitas yang berutuan yaitu perumusan

masalah oleh pasien, penjalbaran alternatif perumusan masalah oleh dokter dan pasien,

keputusan untuk memilih satu perumusan masalah untuk diskusi awal. Setelah tahap ini

selesai, kalau pasien bisa menerima perumusan, diteruskan dengan tahap berikutnya.

Sebaliknya kalau pasien tidak menerima, akan diulang dari permulaan.1

Dalam kasus ini didapatkan seorang wanita berusia 66 tahun dikonsulkan kebagian

psikiatri karena mengamuk saat dirawat di RS. Pasien tersebut dirawat karena mengalami

peningkatan gula darah puasa disertai luka pada kaki yang sudah berbau. Pasien mengalami

DM tipe 2 sejak 25 tahun yang lalu, pasien selalu menjaga diet pola makan dan kontrol

teratur, namun akhir – akhir ini pasien bosan menjalani semuaperawatan dan inginmenyusul

suaminya saja yang sudah wafat. Beberapa bulan terakhir, pasien makan dengan porsi tinggi

4

Page 5: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

karbohidrat dan minum – minuman manis, tidak berolahraga, lebih banyak tidur dan tidak

mau melakukan kegiatan harian.

Pemeriksaan fisik

Selain anamnesis yang sangat mendukung disini kita tetap harus melakukan

pemeriksaan fisik dimana ditakutkan pasien dapat terdiagnosa dengan gangguan mental

organik karena pada fisik pasien terlihat adanya luka pada kaki yang berbau dan terdapat

peningkatan gula darah puasa.2

Seperti biasa kita melakukan pemeriksaan keadaan umum, keasadaran, dan tanda –

tanda vital. Kemudian kita lanjutkan pada pemeriksaan status mental pasien. Pembedakan

gangguan fungsi mental psikiatrik dari organik biasanya secara langsung, tetapi kadang –

kadang sulit. Status mental organik yang membingungkan seringkali disebabkan oleh

intoksikasi / penarikan akibat zat yang disalahgunakan atau zat yang diresepkan, infeksi

sistemik atau SSP. Agitasi, konfusi, disorientasi, pikiran aneh, halusinasi auditorik, euforik,

atau depresif dan penurunan sensorium harus selalu menunjukkan adanya kemungkinan suatu

gangguan mental organik.2

Kemungkinan gangguan mental organik harus selalu diingat. Status mental dan

temuan dari pemeriksaan fisik dapat menimbulkan kecurigaan atau memberikan bukti yang

memperkuat, tetapi diagnosis dari penyakit organik biasanya dimulai dari riwayat.

Kemudian pemeriksaan pasien tanda – tanda dari gangguan mental organik yaitu

setiap pasien psikiatrik harus menjalani skrining menyeluruh yaitu, pemeriksaan fisik umum

dan neurologik.disamping pemeriksaan yang rutin kita harus mempertimbangkan juga apabila

gambaran umum pasien dari habitus, perhatian terhadap hygiene, pakaian, kebersihan,

kelelahan atau anxietas yang tidak seharusnya, keadaan gemetar yang tak terkoordinasi,

bicara dan proses berpikir, pasien terdepresi, manik atau skizonfrenia.2

Pemeriksaan penunjang

Disini karena pasien terlihat adanya luka pada bagian kaki yang sudah berbau,

kemungkinan besar pasien dicurigai terdapatnya gangren yang disebabkan karena diabetes

melitus tipe 2. Dan pada saat anamnesis dilakukan pasien mengatakan mempunyai riwayat

diabetes melitus tipe 2 pada 25 tahun yang lalu. Oleh karena itu kita akan melakukan

5

Page 6: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

pemeriksaan penunjang untuk lebih memperkuat diagnosis yang akan ditegakkan, dengan

cara melakukan test TTGO.

WHO menganjurkan untuk diabetes mellitus dilakukan tes toleransi glukosa oral

dengan beban glukosa 75 gram. Kriteria diagnosis yaitu puasa ≥ 126 mg/dl dan dua jam pasca

beban ≥ 200 mg/dl, dengan tambahan mereka yang tergolong toleransi glukosa terganggu

didiagnosis juga sebagai diabetes melitus.3

Cara pelaksanaan TTGO menurut WHO adalah :

1. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengankarbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti

biasa.

2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum

airputih tanpa gula tetap diperbolehkan.

3. Diperiksa kadar glukosa darah puasa.

4. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak),

dilarutkandalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit.

5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam

setelahminum larutan glukosa selesai.

6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa.

7. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM,

maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT(Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.

TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/dl

GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125mg/dl.4

Pemeriksaan penunjang yang terakhir dapat kita lakukan dengan melakukan kultur

pus untukmengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuaidengan

jenis kuman. Inilah berikut klasifikasi Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik

menjadi enam tingkatan, yaitu:

Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai

kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “

6

Page 7: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.

Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.

Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.

Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

Working diagnosis

Dari keluhan yang pasien derita bahwa pasien akhir – akhir ini bosan menjalani

semua perawatan dan ingin menyusul suaminya saja yang sudah wafat. Beberapa bulan

terakhir, pasien makan dengan porsi tinggi karbohidrat dan minum – minuman manis,tidak

berolahraga, lebih banyak tidur dan tidak mau melakukan kegiatan harian. Maka dapat saya

diagnosa bahwa pasien mengalami depresi yang diakibatkan oleh kematian sang suami

sehingga menyebabkan penyakit diabetes melitus pasien yang telah lama muncul kembali dan

menjadi lebih buruk karena dipengaruhi oleh aktivitas sehari – hari.

Istilah kelainan afektif mencakup penyakit-penyakit dengan gangguan afek ( mood )

sebagai gejala primer, semua gejala lain bersifat sekunder. Afek bisa terus –menerus depresi

atau gembira ( dalam mania ) dan kedua episode ini bisa timbul bersamaan. Penyakit dengan

hanya satu jenis serangan dinamai unipolar, jika episode manik dan depresif keduana ada

disebut bipolar. Semua gejala inimerupakan depresi primer. Depresi sekunder bisa mengikuti

kelainan psikiatri lain atau penyakit fisik.5

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan

alam perasaan yang sedih dan gejala pernyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan

nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya

serta gagasan bunuh diri.6

Depresi merupakan salah satu masalah ksehatan mental utama saat ini, yang mendapat

perhatian serius. Di negara berkembang, WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2000

depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang banyak dialami dan depresi berat akan

menjadi penyebabkematian kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Karena depresi

termasuk gangguan jiwa, maka kita bisa mengatakan bahwa 80% orang menderita gangguan

jiwa. Banyak yang menganggap depresi sebagai kesedihan biasa yang lumrah, bukan sebuah

gangguan jiwa yang perlu mendapat perhatian khusus. Padahal, jika dibiarkan dan tidak

7

Page 8: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

segera diatasi, depresi bisa menjadi pemicu dari gangguan kesehatan mental atau kesehatan

fisik lainnya.

Pada telesurvei Intisari, sebagian besar orang mengalami depresi tingkat ringan. Yang

mengalami depresi tingkat berat “ hanya” sebesar 5%. Depresi dianggap ringan jika gejala

yang sering muncul hanya satu. Jika ada paling tidak lima gejala yang sering muncul, depresi

bisa dikategorikan tingkat berat.

Depresi berat biasanya dinamakan endogen yaitu depresi yang muncul karena sebab

dari dalam, misalnya genetik dan biokimia. depresi berat mungkin lebih erespon terhadap

terapi obat dan ECT. Ini berikut gejala – gejala yang sering muncul pada gejala depresi.

Tabel1. Gejala – Gejala pada Depresi

Gejala Persentase

Mengalami sulit berkonsentrasi atau menjadi pelupa 74%

Kehilangan semangat untuk melakukan hobi atau aktivitas sehari – hari 74%

Gangguan tidur atau sering terbangun di tengah malam 74%

Murung, mudah marah 62%

Kehilangan selera makan atau ingin ngemil 60%

Capek berkepanjangan 57%

Merasa putus asa atau sulit untuk melupakan permasalhanyang sulit dihadapi 53%

Merasa tidak berharga atau sangat bersalah 48%

Sedih berkepanjangan atau merasa pikiran kosong 46%

Pesimis terhadap masa depan 19%

Seseorang dianggap mengalami depresi jika ia menunjukkan lima atau lebih gejala

dari sepuluh gejala depresi tersebut. Dari sepuluh gejala itu, yang paling sering ditemukan

adalah tiga gejala pertama, yaitu sulit berkomunikasi atau menjadi pelupa, kehilangan

8

Page 9: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

semangat untuk melakukan hobi atau aktivitas, serta mengalami gangguan tidur atau sering

terbangun di tengah malam.5

Dapat juga terjadi gangguan pada gejala psikis seperti hilangnya rasa percaya diri,

orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif,

termasuk menilai diri sendiri. mereka senang sekali membandingkan dirinya dengan orang

lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih

berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan dan pikiran negatif lainnya. Dan orang

tersebut menjadi lebih sensitif, orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan

segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang

netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan.

Akibatnya, mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akanmaksud orang lain,

mudah sedih, murung dan lebih suka menyendiri.

Orang juga menjadi merasa dirinya menjadi tidak berguna, perasaan ini muncul arena

mereka menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang mereka kuasai.

Perasaan bersalah mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu

hukuman atau akbat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusna

menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.

Dan terakhir perasaan terbebani, banyak orang yang menyalahkan orang lain atas

kesushan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani

tanggung jawab yang berat.

Dapat juga menimbulkan gejala pada sosial, masalah depresi yang berawal dari diri

sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan atau aktivitas rutin lainnya.

Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada

umumnya negatif. Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi

dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun

masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada dianatar kelompok

dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu

untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada

kesempatan.

9

Page 10: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

Tabel2. Penilaian Kriteria Depresi7

Tidak

pernah

atau

sedikit

Kadang -

kadang

Cukup

sering

Hampir

selalu

1. Saya merasa tidak bersemangat dan

sedih

2. Saya merasa paling semangat pada

pagi hari

3. Saya menangis atau merasa seperti

ingin menangis

4. Saya mengalami kesulitan tidur pada

malam hari

5. Saya makan sebanyak yang biasa

saya makan

6. Saya masih menikmati seks

7. Saya merasa berat badan saya turun

2. Jantung saya berdetak lebih cepat

dari normal

3. Saya merasa lelah tanpa alasan

tertentu

4. Pikiran saya jernih seperti biasanya

5. Saya merasa mudah melakukan hal –

hal yang biasa saya lakukan

10

Page 11: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

6. Saya merasa gelisah dan tidak dapat

tenang

7. Saya merasa penuh harapan akan

masa depan

8. Saya lebih mudah tersinggung

daripada biasanya

9. Saya merasa mudah membuat

keputusan

10. Saya merasa saa berguna dan

dibutuhkan

11. Hidup saya cukup bermakna

12. Saya merasa orang lain akan lebih

baik jika saya mati

13. Saya masih menikmati hal – hal

yang biasa saya lakukan

Keterangan :

1. Tidak pernah atau sedikit (1)

2. Kadang- kadang (2)

3. Cukup sering (3)

4. Hampir selalu (4)

5. Nilai total diperoleh dengan menjumlahkan nilai – nilai yang untuk setiap pertanyaan.

Semakin depresi responden, semakin tinggi nilai ang diperoleh. Klien yang depresi

biasanya memiliki nilai lebih dari 60

11

Page 12: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

Differential diagnosis

Karena dari keluhan utama pasien yang sudah ingin menyusul suaminya yang telah

wafat dapat kemungkinan lain pasien terdiagnosis dengan tentamen suicide. Tentamen

suicide merupakan sesuatu yang ingin melakukan bunuh diri merupakan kematian yang

diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Harold I, Kaplan & Berjamin J. Sadock,

1998). Penyebab bunuh diri pada usia lanjut seperti perubahan status dari mandiri ke

tergantung, penyakit ang menurunkan kemampuan berfungsi, perasaan tidak berarti di

masyarakat, kesepian dan isolasi sosial, kehilangan ganda seperti pekerjaan, kesehatan dan

pasangan, dan terakhir dapat uga diakrenakan sumber hidup berkurang.

. Tanda dan Gejala tak langsung seperti merokok, mengebut, berjudi, tindakan

kriminal, terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang

menyimpang secara sosial, perilaku yang menimbulkan stress.

Sedangkan gejala yang secara langsung seperti gangguan makan, ketidakpatuhan pada

tindakan medik, keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak

berharga, alam perasaan depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, penurunan

berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan

Patofisiologi

Kadar neurotransmiter, terutama norepinefrin danserotonin, menurunpada depresi.

Neurotransmiter ini dilepaskan dari neuronsinaptik untuk memungkinkannya memasuki

sinaps dan berikatan dengan reseptor pascasinaptik. Depresi terjadi jika terlalu sedikit

neurontransmiter dilepaskan, jika neurontransmiter berada di sinaps terlalu singkat, jika

neurontransmiter terlalu cepat diabsorpsi kembali oleh neuron prasinapstik yang telah

melepaskannya.

Etiologi

1. Genetika

Insiden dalam masyarakat umum sebesar 1% dan dalam keluarga tingkat pertama 10 -

15%. Jenis transmisinya kemungkinan poligenik, mengarah ke berbagai tingkat

prediposisi. Penyakit bipolar dan unipolar bersifat menurun.12

Page 13: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

2. Biokimia

Katekolamin menyatakan bahwa setidaknya beberapa penyakit depresi berhubungan

dengan defisiensi katekolamin pada reseptor di otak. Indolamina membuat pernyataan

serupa untuk hidroxitriptamin ( 5HT). Metabolit utamanya asama 5-hidroksi indol

asetat ( 5HIAA) menurun dalam LCS pasien depresi, dan 5HIAA rendah pada otak

pasien yang bunuh diri.

3. Tes Hormon dan Deksametason

Kelaianan depresi major dihubungkan dengan hipersekresi kortisol dan kegagalan

menekan sekresi kortisol sesudah pemberian deksametason.

4. Insiden Seks

Wanita dua kali lebih sering dan dihubungkan dengan menopause. Bunuh diri dan

saat masuk rumah sakit biasanya menstruasi.

5. Pengaruh Musim

Pada akhir musim semi dan awal musim panas insiden penyakit dan bunuh diri

meningkat.( seasonal affective disorder )

Epidemiologi

Di eropa danAS selama musim dingin 3% dari penduduk dihinggapi depresi. Pada

wanita usia 15 – 50 tahun mempunyai resiko 4 kali lebih sering daripada pria. Letak geografis

berepran pada insidensinya, semakin utara semakin banyak penderitanya, misalnya di Alaska

dekat kutub utara setinggi 10%.

Penatalaksanaan

Pencegahan untuk Depresi

1. Terbuka dan jangan suka memendam masalah. Didunia ini tidak ada orang yang luput

dari masalah.orang yang tidak mempunyai masalah cenderung tidak mempunyai

pegangan. Sedikit sekali ada orang yang selalu biasa mengatasi masalahnya sendiri.

13

Page 14: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

2. Curhat dan sharing, kalau masalah tidak dapat dipecahkan secara sendiri lebih baik

mengajak teman untuk sharing, atau siapapun orang yang kita percayai.

3. Kerjakan banyak hal saat waktu senggang dan masih muda, banyak cara untuk

menghilangkan beban perasaan. Selain olahraga, membaca buku, menonton dan

istirahat adalah penting artinya dalam hidup.

4. Mencoba yang belum pernah, bukan berati coba – coba sesuatu yang mengundang

resiko, akan tetapi menguji nyali diri untuk melakukan yang dapat mensupport diri.

Penatalaksaan Non – Farmakologi

1. Terapi Cahaya

Depresi musim dingin ini seringkali dapat diatasi secara efektif dengan terapi vahaya

yang mampu memperbaiki biologis ang terganggu. Caranya pasien harus duduk 2 kali

sehari selama 1 jam dibawah 4 - lampu dari 40W ( minimal 2500 lux; 1 lux =

kekuatan cahaya dari 1 lilinpada jarak 1m ). Mata pasien tidak perlu ditutup, karena

perlu terkena cahaya. Dengan demikian produksi melatonin yang juga dinamakan

hormon tidur alamiaholeh epifisis dihambat dan sisntesis serotonin memperbaiki

suasana. Terapi ini tidak boleh dikombinasi dengan penggunaaan antidepresan

trisiklik karena senyawa ini membuat retina lebih peka bagi cahaya.

2. Terapi Interpersonal

Berfokus pada kesulitan dalam hubungan, seperti reaksi berduka. Misalnya individu

yang ketika masih kanak - kanak tidak pernah belajar bagaiman mempunyai dan

mempercayai teman diluar struktur keluarga, mengalami kesulitan membina suatu

persahabatan ketika dewasa. Terapi interpersonal membantu individu menemukan

cara untuk menyelesaikan tugas perkembangan ini.

3. Penghentian Obat

Menyingkirkan penyebab gejala depresi seperti defisiensi vitamin B12, C, steroid dan

hormon

4. Berolahraga

14

Page 15: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan dan kebingungan disebabkan

oleh pikiran dan perasaan yang negative. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

menghasilkan pikiran dan perasaan positif yang dapat menghalangi munculnya mood

negative adalah dengan berolahraga.

5. Diet

Symptom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan ntrisi di dalam tubuh.

Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi semakin parah seperti

mengkonsumsi kafein secara berkala, gula, kekurangan vitamin B dan C

6. Terapi Elektrokonvulsif

Psiakiater dapat menggunakan terapi ECT untuk mengobati depresi jika klien tidak

dapat menoleransi efek samping antidepresan, banyak tipe antidepresan tidak efektif,

atau pasienmemiliki kondisi kesehatan yang menghalangi penggunaan tipe

antidepresan apapun. ECT bilateral (pemberian arus listrik pada kedua hemisfer otak )

menyebabkan suatu periode ketidaksadaran singkat, kejang umum dan kehilangan

memorijangka panjang yang permanen. Efek samping ECT yang lain ialah fraktur

tulang, cedera jaringan lunak

7. Psikoterapi

Kombinasi psikoterapi dan obat – obatan psikoterapeutik dianggap sebagai terapi

yang paling efektif untuk mengatasi gangguan depresi. Teknik terapi perilaku

dilakukan melalui pembentukan kembali perilaku individu.

Penatalaksanaan Farmakologi

Antidepresan Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif

Nama Dagang Dosis Implikasi Keperawatan

Fluoksetin ( Prozac ) 10 – 80mg/hari Berikan pada pagi hari.

Apabila dosis dibagi berikan

dosis kedua pada pagi hari

untuk menghindari dari

insomnia. Timbang berat

15

Page 16: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

badan setiap minggu.

Interaksi obat : aprazolam,

carbamazepin, diazepam

Sertralin ( Zoloft ) 50 – 200 mg/hari Dapat diberikan pada sore

hari atau pagi hari. Periksa

cairan dan natrium pada

lansia

Antidepresan Trisiklik

Nama Dagang Dosis Implikasi Keperawatan

Amitriptilin ( Elavil ) Dewasa : 75 – 300 mg/hari

Geriatrik: 10 – 25mg pada

jam tidur

Dikontraindikasikan pada

infark miokardium akut,

gangguan kejag dan

kehamilan

Klomipiramin ( Anafranil ) 75 – 300mg/hari dalam dosis

terbagi

Berikan bersama makanan

untuk mengurangi efek

samping GI.

Dikontraindikasikan pada

infark miokardium akut,

kehamilan dan Ibu menyusui

Imipramin ( Tofranil ) Dewasa : 75 – 300 mg/ hari

dalam dosis terbagi

ES: peningkatan BUN.

Berikan bersama makanan

dan laporkan penambahan

berat badan.

16

Page 17: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

Prognosis

Depresi berat merupakan suatu kondisi yang menagncam jiwa sehingga diwajibkan

untukmelakukan perawatan inap secarapaksa. Bila pasien secar aktif untuk bunuh diri atau

pernah secara serius mencoba bunuh diri, perawatan inap benar – benar diwajibkan.5

Penutup

Kesimpulan

Depresi merupakan terganggunya funsgi manusia yang terkadang dapat sampai

menimbulkan gangguan fisik kita sehingga membuat kita menjadi tidak produktif dalam

sosial maupun ekonomi. Depresi terbagi menjadi depresi ringan, sedang sampai berat.

Depresi ringan dapat sembuh total atau juga dapat menjadi depresi yang sangat berat

dikarenakan penangan yang tidak benar – benar. Dan apabila sudah menjadi depresi berat

kemungkinan untuk rekurens akan lebih besar. Secara tidak sadar gangguan depresi akan

menimbulkan segala macam penyakit yag dikarenakan sistem imun tubuh kita akan menurun

diakibatkan karena gejala dari depresi.

Daftar Pustaka

1. Gunarsa SD. Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia; 2007. p. 98

– 102.

2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata KM, Setiati S. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. ed.5. Jakarta: nterna Publishing; 2009. p.1873-1960.

3. Maulany RF. Buku saku psikiatri. Jakarta: EGC; 2007.p 90 – 5.

4. Welsby PD. Clinical history taking and examination. Harcourt Publishers Limited:

London; 2002.p.18-34.

5. Whole brain training for social intelligent. Jakarta:Gramedia; 2010.p. 16 – 8.

6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6.

Jakarta: EGC. 2006. p.1260-70.

7. Videbeck SL. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC; 2008.p.17.

17

Page 18: Gangguan Depresi yang Disertai Penyakit Diabetes Melitus.doc

18