gambaran umum perusahaan pt pertamina

Upload: brian

Post on 08-Mar-2016

320 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

BAB II

TRANSCRIPT

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN2.1. Sejarah Singkat PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Salah satu diantaranya adalah sumber daya minyak bumi, gas dan panas bumi. Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menghasilkan energi baik untuk bahan bakar maupun untuk pembangkit tenaga listrik. Bagi Indonesia, minyak bumi merupakan sumber daya alam yang sangat vital dan strategis, karena peranannya yang penting dan sangat dominan untuk menunjang pembangunan di tanah air. Hal ini disebabkan karena disamping untuk keperluan dalam negeri, juga diperuntukkan menambah devisa melalui ekspor migas. Seiring dengan perkembangan industri dan pembangunan di Indonesia maka kebutuhan energi akan terus bertambah dari tahun ke tahun.

Perkembangan penggunaan minyak bumi dewasa ini terus berkembang dan semakin meningkat. Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama yang masih digunakan, terutama untuk pembangkit tenaga listrik serta sebagai bahan bakar berbagai jenis mesin. Konsumsi minyak bumi ini terus meningkat terutama untuk keperluan dalam negeri sebagai bahan bakar minyak (BBM) terutama untuk kebutuhan pulau Jawa yang merupakan daerah konsumen di Indonesia.

Indonesia mempunyai cukup banyak sumber minyak bumi dan telah dikelola sejak masa penjajahan Belanda hingga saat ini. Meskipun telah dimanfaatkan selama kurun waktu hampir dua abad, ternyata masih banyak wilayah bagian Indonesia yang belum dieksploitasi. Tercatat kurang lebih 30 cekungan yang telah dieksploitasi yang pada umumnya berada di wilayah barat Indonesia dan 30 cekungan lagi di wilayah timur Indonesia yang sebagian besar belum dieksploitasi.

PERTAMINA merupakan perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara yang ditugaskan untuk mengolah dan mengembangkan potensi sumber daya minyak, gas bumi dan panas bumi yang banyak terdapat di Indonesia yang berdasarkan pada Landasan Idiil yaitu Pancasila dan Landasan Konstitusional UUD 1945.Sedangkan secara operasionalnya dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 1960 Tentang pendirian Perusahaan Negara, dan Undang-Undang No. 44 Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Atas dasar Undang-Undang tersebut, maka pada tanggal 1961 dibentuklah perusahaan negara sektor minyak dan gas bumi yaitu PN PERTAMINA dan PN PERMINA. Kedua perusahaan tersebut bergerak dalam usaha eksplorasi, eksploitasi pengolahan dan pemasaran/distribusi. Pada tahun 1968 kedua perusahaan tersebut melakukan merger menjadi PN PERTAMINA yang pada tanggal 1 Januari 1972 berubah menjadi PT. PERTAMINA. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 31 Tahun 2003 sebagai amanat dari pasal 60 UU No. 22 Tahun 2001 Tentang minyak dan gas bumi serta akta pendirian PT. PERTAMINA (Persero) yang dilakukan oleh Menteri Keuangan dilaksanakan pengalihan Badan Hukum serta pengalihan Direksi dan Komisaris. Mulai tanggal 1 Oktober 2003 PERTAMINA berubah menjadi Persero.

Sejalan dengan pembangunan yang berkembang dengan pesat, maka kebutuhan minyak bumi akan terus semakin bertambah. Untuk itu perlu dibangun refinery unit minyak bumi guna memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat tersebut. Dalam usaha tersebut maka pada tahun 1974 dibangunlah kilang minyak yang dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah.

Pembangunan Kilang minyak di Cilacap merupakan pembangunan salah satu dari refinery unit yang ada di Indonesia. PERTAMINA Refinery Unit IV Cilacap berada di bawah tanggung Jawab Direktorat Pengolahan PERTAMINA. Refinery Unit IV Cilacap ini merupakan refinery unit dengan kilang berkapasitas terbesar di Indonesia.Tabel 2.1.Oil Refinery Unit PT. Pertamina dan kapasitasnya :NoRefinery Unit (RU)Kapasitas (barel/hari)Dalam %

1

2

3

4

5

6

7RU I Pangkalan Brandan (Sumatra Utara) *

RU II Dumai dan Sungai Pakning (Riau)

RU III Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan)

RU IV Cilacap (Jawa Tengah)

RU V Balikpapan (Kalimantan Timur)

RU VI Balongan (Jawa Barat)

RU VII Kasim Papua Barat (Papua Barat)5.000

170.000

135.000

348.000

270.000

125.000

10.0000.5 %

16.3 %

12.7 %

33.3 %

24.3 %

12.0 %

1.0 %

* RU I Pangkalan Brandan saat ini tidak beroperasi lagi

Gambar 2.1. Lokasi Refinery Unit PT. PERTAMINA di Seluruh

Indonesia

2.2. Perkembangan Kilang Minyak PT Pertamina RU IV

Pembangunan Kilang minyak di Cilacap dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu Kilang Minyak I, Kilang Minyak II, dan Kilang Paraxylene serta proyek debottlenecking.

2.2.1. Kilang Minyak I

Kilang Minyak I Cilacap tahun 1974 dan mulai beroperasi pada 24 Agustus 1976 . Kilang ini dirancang oleh Shell International Petroleum Maatschappij (SIPM), sedangkan kontraktornya adalah Fluor Eastern Inc. yang dibantu oleh beberapa sub kontraktor dari perusahaan Indonesia dan Asing. Selaku pengawas dalam pelaksanaan proyek ini adalah PERTAMINA.

Kilang minyak I ini dirancang dengan kapasitas pengolahan 100.000 barel/hari, karena meningkatnya kebutuhan konsumen, pada tahun 1996 dilaksanakan peningkatan kapasitas produksi melalui proyek debottlenecking, sehingga saat ini Kilang minyak I memiliki kapasitas menjadi 118.000 barel/hari. Kilang minyak I dibangun untuk mengolah Crude yang berasal dari Timur Tengah yaitu Arabian Light Crude (ALC). Selain menghasilkan BBM, Kilang ini juga merupakan satu-satunya Kilang di Indonesia yang menghasilkan produk tambahan berupa bahan baku minyak pelumas (lube base oil) dan aspal. Sampai saat ini Kilang Minyak I ini tetap mengolah minyak mentah dari Timur Tengah mengingat karakteristik minyak dari dalam negeri tidak cukup ekonomis untuk produk yang dimaksud.

Kilang Minyak I meliputi :

1. Fuel Oil Complex (FOC I), untuk memproduksi BBM

2. Lube Oil Complex (LOC I), untuk memproduksi lube base oil dan aspal.

3. Utilities Complex I (UTL I), menyediakan semua kebutuhan utilities dari unit-unit proses seperti steam, listrik, angin instrumen, air pendingin serta fuel sistem.2.2.2. Kilang Minyak II

Pembangunan Kilang minyak kedua dimulai tahun 1981 dan mulai beroperasi setelah diresmikan pada 4 Agustus 1983 dan merupakan perluasan dari Kilang minyak pertama. Mulai Tahun 1998/1999 Kilang minyak kedua ini berkapasitas 230.000 barel/hari yang semula hanya berkapasitas 200.000 barel/hari. Kilang ini pada awalnya dirancang untuk mengolah minyak mentah dengan komposisi 80 % Arjuna Crude (Kadar Sulfur 0,1% berat) dan 20 % Attaka Crude (Kadar sulfur 0,1% berat), tetapi pada perkembangan selanjutnya Kilang ini mengolah minyak mentah campuran (cocktail) baik dari dalam maupun luar negeri dengan komposisi yang menyerupai rancangan awal. Kilang ini diproyeksikan menghasilkan produk BBM antara lain: LPG, base oil, minarex, slack wax, naptha, dan aspal.

Perluasan Kilang dirancang oleh Universal Oil Product (UOP) untuk Kompleks BBM, Shell International Petroleum Maatschappij (SIPM) untuk Lube Oil Complex dan Fluor Eastern Inc. dengan sub kontraktor diutamakan dari perusahaan-perusahaan nasional.

Perluasan yang dilaksanakan tersebut menjadikan kapasitas kilang minyak Cilacap menjadi 348.000 barel/hari. Proyek peningkatan kapasitas kilang minyak secara keseluruhan termasuk kilang Paraxylene dan pembuatan sarana pengolahan pelumas baru (LOC III) dimulai tahun 1996 dan selesai Mei 1999.

Dengan beroperasinya Kilang minyak Cilacap maka dengan kapasitas Kilang ini diharapkan telah mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri. Hal ini dikarenakan hampir 35 % BBM dari seluruh BBM yang dibutuhkan untuk dalam negeri dipasok dari Kilang Cilacap. Di samping itu Kilang Cilacap menjadi lebih penting lagi yaitu dengan dijadikannya PERTAMINA Refinery Unit IV sebagai jantung distribusi BBM di pulau Jawa, sejalan dengan program pipanisasi BBM ke kota - kota besar yang ada di pulau Jawa.

Berdasarkan pertimbangan adanya bahan baku naphta dan sarana pendukung seperti Tangki, dermaga dan utilities maka pada tahun 1988 dibangunlah kilang Paraxylene Cilacap (KPC) guna memenuhi kebutuhan bahan baku Pusat Aromatik di Plaju, sekaligus sebagai usaha meningkatkan nilai tambah produk Kilang BBM.

Kilang Minyak II PT. PERTAMINA (Persero) RU IV meliputi :

1. Fuel Oil Complex II (FOC II), untuk memproduksi BBM dan LPG.

2. Lube Oil Complex II (LOC II), untuk memproduksi Lube Base dan aspal.

3. Utilities Complex II (UTL II), untuk meyediakan semua kebutuhan utilities kebutuhan proses.

4. Offsite Fasilities.2.2.3. Kilang Paraxylene

Mengingat tersedianya bahan baku Naphta produksi Kilang minyak II dan tersedianya sarana pendukung seperti dermaga, tangki-tangki, dan utilities, maka pada tahun 1988 dibangun lagi Kilang Petrokimia Paraxylene dan sebagai kontraktor pelaksananya adalah Japan Gasoline Coorporation (JGC). Kilang ini mulai beroperasi pada 20 Desember 1990 dengan mengolah naptha 590.000 ton/tahun menjadi produk utama Paraxylene, benzene, dan produk lainnya.

Dengan beroperasinya Kilang Paraxylene tersebut, maka keberadaan PT. PERTAMINA (Persero) RU IV semakin penting, karena disamping produk yang dihasilkan oleh Kilang Minyak I dan II, juga merupakan penghasil produk petrokimia. Produk Paraxylene sebagian untuk memenuhi kebutuhan ke pusat aromat di Plaju sebagai bahan baku Purified Terepthalic Acid (PTA) dan sebagian lagi diekspor. Sedangkan produk benzene keseluruhannya diekspor dan produk-produk lainnya untuk keperluan dalam negeri sendiri.

Pembangunan kilang ini didasarkan atas pertimbanganpertimbangan, antara lain :

1. Tersedia bahan baku Naphta yang cukup dari Kilang Minyak II

2. Adanya sarana pendukung berupa dermaga, tangki dan utilitas

3. Terbukanya peluang pasar baik di dalam maupun di luar negeri.2.2.4. Proyek Debottlenecking Cilacap (DPC)

Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan BBM, minyak pelumas, dan aspal di dalam negeri terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan lajunya pembangunan nasional, maka upaya untuk mengembangkan kapasitas Kilang salah satunya adalah dengan direalisasikannya Proyek Debottlenecking Kilang Minyak Cilacap yang dibangun pada awal tahun 1996 dan mulai beroperasi pada tahun 1998. Tujuan dari proyek ini adalah:

1. Meningkatkan kapasitas produksi Kilang I dan II dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.

2. Meningkatkan kapasitas produksi Lube Oil Plant dalam rangka memenuhi kebutuhan Lube Base Oil dan aspal.

3. Menghemat/menambah devisa negara.Lingkup dalam proyek ini adalah meliputi:

1. Modifikasi FOC I dan FOC II, LOC I dan II, dan Utilities/Offsite

2. Pembangunan LOC III3. Pembangunan Utilities III dan LOC III tankage

4. Modernisasi instrumen Kilang dengan DCSTabel 2.2. Jenis Pekerjaan dalam Proyek Debottlenecking Cilacap

LokasiJenis Pekerjaan

FOC Ia. CDU : Penambahan Crude Desalter dan modifikasi/ penambahan tray pada Crude Splitter, Product Side Stripper, Naphta Stabilizer, dan Gasoline Splitter.b. Modifikasi / penambahan peralatan pada Naphta Hydrotreater Unitc. Modifikasi peralatan pada Kerosine Merox Treating

d. Modifikasi / penambahan peralatan pada SWS Unit

e. Modernisasi instrumen Kilang

f. Fasilitas lain : modifikasi / penambahan pumping dan piping sistem, modifikasi / penambahan heat exchange sistem.

FOC IIa. CDU : Penambahan Crude Desalter dan modifikasi/ penambahan tray pada Crude Splitter, Product Side Stripper, Naphta Stabilizer, dan Gasoline Splitter.b. Modifikasi / penambahan peralatan pada unit AH Unibonc. Modifikasi / penambahan peralatan pada unit LPG Recoveryd. Modifikasi / penambahan peralatan pada unit SWS

e. Modernisasi instrumen Kilang

f. Fasilitas lain : modifikasi / penambahan pumping dan piping sistem, modifikasi/penambahan heat exchange sistem.

LOC Ia. Modifikasi/penambahan peralatan pada HVU-1

b. Modernisasi intrumentasi Kilang

c. Fasilitas lain : rekonfigurasi/penambahan heat exchange, pumping tankfarm, dan piping sistem.

LOC IIa. Modifikasi / penambahan peralatan pada HVU-II

b. Modifikasi / penambahan peralatan pada PDU-II

c. Modifikasi / penambahan peralatan pada FEU-II

d. Modifikasi / penambahan peralatan pada HOS-II

e. Modernisasi intrumentasi Kilang

f. Fasilitas lain : rekonfigurasi/penambahan heat exchange, pumping, dan piping sistem.

LOC IIIa. Pembangunan PDU-III

b. Pembangunan MDU-III

c. Pembangunan HTU/RDU

d. Fasilitas lain : pembangunan new tankage, pumping, dan piping sistem.

Utilities/Offsitea. Pembangunan Power Generator 8 MW dan Distribution Sistemb. Pembangunan Boiler 60 T/hr beserta BWF dan Distribution sistem

c. Modifikasi / penambahan peralatan pada Flare Sistem

d. Pembangunan Intrument Air

e. Modifikasi / penambahan Cooling Water Sistemf. Modernisasi intrumentasi Kilang

g. Modifikasi / penambahan kolam pengoalahan limbah

h. Pembuangan Tangki penimbun aspal dan Lube Oil

2.2.5. Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) dan LPG Recovery Unit

Dengan adanya peraturan UU. No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolahan Lingkungan Hidup dengan proyek langit biru, maka pada tahun 2004 dibangun Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) yang mulai beroperasi pada April 2006 yang berfungsi untuk mengelola gas buang dari proses-proses kilang yang ada untuk diambil kandungan sulfur sehingga kilang SRU menghasilkan produk sulfur cair untuk kebutuhan kosmetik dan gas buang yang dihasilkan dari kilang-kilang proses setelah melalui proses di SRU menjadi gas buang yang tidak berbahaya dan ramah lingkungan. Selain Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) juga dibangun Kilang LPG Recovery Unit.

Tujuan dibangunnya LPG Recovery Unit di PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap adalah untuk memisahkan LPG propane dan LPG butane yang berasal dari stabilizer column (CDU II) dan debutanizer dari unit platforming. Kapasitas pengolahan sebesar 5.500 barrel/hari.

Umpan yang diolah:

1. Fluida dari top stabilizer

2. Fluida dari top debutanizerProduknya :

1. Refinery Gas sekitar 2% dari LPG

2. Propane

3. Propane dan butane masing masing berjumlah sekitar 35,7 % dan 62,3 % dari LPG.

2.3. Lokasi dan Tata Letak

2.3.1. Lokasi Pabrik

Lokasi perusahaan adalah hal penting yang akan menentukan kelancaran perusahaan dalam menjalankan operasinya. Demikian halnya dalam menentukan lokasi Kilang. Hal-hal yang menjadi pertimbangan meliputi biaya produksi, biaya operasi, dampak sosial, kebutuhan bahan bakar minyak, sarana, studi lingkungan dan letak geografis.

PT. PERTAMINA RU IV Cilacap terletak di Desa Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. Dipilihnya Cilacap sebagai lokasi Kilang minyak didasarkan atas pertimbangan :

1. Studi kebutuhan BBM menunjukkan bahwa konsumsi terbesar adalah penduduk pulau Jawa.

2. Tersedianya sarana pelabuhan alami yang sangat ideal karena lautnya cukup dalam dan tenang karena terlindung pulau Nusakambangan.

3. Terdapatnya jaringan pipa Maos - Yogyakarta dan Cilacap - Padalarang sehingga penyaluran produksi bahan bakar minyak menjadi lebih mudah.

4. Daerah Cilacap dan sekitarnya telah direncanakan oleh pemerintah sebagai pusat pengembangan produksi untuk wilayah Jawa bagian selatan.

Dari hasil pertimbangan tersebut, maka dengan adanya areal tanah yang tersedia dan memenuhi persyaratan untuk pembangunan Kilang minyak, maka Refinery Unit IV dibangun di Cilacap dengan luas area total yang digunakan adalah 526,5 ha.

Gambar 2.2. Lokasi Pabrik PT. PERTAMINA RU IV Cilacap2.3.2Tata Letak Kilang

Tata letak Kilang minyak Cilacap beserta sarana pendukung yang ada adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3. Luas Area Pabrik Kilang Minyak

No.Nama AreaLuas

1

2

3

4

5

6

7

8Area Kilang Minyak dan perluasan

Area Terminal dan Pelabuhan

Area Pipa Track dan Jalur Jalan

Area Perumahan dan Sarananya

Area Rumah Sakit dan Lingkungannya

Area Lapangan Terbang

Area Kilang ParaxyleneSarana Olah Raga dan Rekreasi203,19 Ha

50,97 Ha

120,77 Ha

100,80 Ha

10,27 Ha

70,00 Ha

90,00 Ha

69,71 Ha

Total526,71 Ha

PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit IV Cilacap terdiri dari unitunit proses dan sarana penunjang yang terbagi dalam beberapa area dimana setiap area memiliki no.unit dan nama unit masingmasing.

1. Area 10

Fuel Oil Complex I, terdiri dari :No. UnitNama Unit

11

12

13

14

15

16

17

18

19Crude Destillation Unit (CDU) I

Naphtha Hydrotreater Unit (NHT) I

Hydro Desulfurizer Unit (HDS)

Platformer Unit

Propane Manufacturer Unit (PMF)

Meroxtreater Unit

Sour Water Stripper Unit (SWS)

Nitrogen Plant

CRP Unit / Hg Removal

2. Area 01

Fuel Oil Complex II, terdiri dari :

No UnitNama Unit

008

009

011

012

013

014

015

016

017

018

019Caustic and Storage Unit

Nitrogen Plant

Crude Distillation Unit (CDU) II

Naphtha Hydrotreater Unit (NHT) II

Aromatic Hydrogenation (AH) Unibon UnitContinuous Catalytic Regeneration (CCR) Platformer Unit

Liquified Petroleum Gas (LPG) Recovery UnitMinimize Alkalinity Merchaptan Oxidation (Minalk Merox) Treater UnitSour Water Stripper Unit (SWS) II

Thermal Distillate Hydrotreater Unit

Visbreaker Thermal Cracking Unit

3. Area 20

Lube Oil Complex I, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

21

22

23

24

25High Vacuum Unit (HVU) I

Propane Deasphalting Unit (PDU) I

Fulfural Extraction Unit (FEU) I

Methyl Ethyl Keton (MEK) Dewaxing Unit / MDU I

Hot Hot Oil Sistem I

4. Area 02

Lube Oil Complex II, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

021

022

023

024

025High Vacuum Unit (HVU) II

Propane Deasphalting Unit (PDU) II

Fulfural Extraction Unit (FEU) II

Methyl Ethyl Keton (MEK) Dewaxing Unit / MDU II

Hot Oil Sistem II

5. Area 30

Area Tangki BBM, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

31

32

33

34

35

36

37

38Tangki-tangki gasoline dan vessel penambahan TEL FOC I dan platformer feed tankTangki-tangki kerosene dan AH Unibon feed tankTangki-tangki Automative Diesel Oil (ADO)

Tangki-tangki Industrial Fuel Oil (IFO)

Tangki-tangki komponen IFO dan HVU feed

Tangki-tangki Mogas, Heavy Naphta dan penambahan TEL FOC II

Tangki tangki LSWR dan IFO

Tangki tangki ALC, BLC dan ILC sebagai umpan FOC I

6. Area 40

Tangki tangki Non BBM, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

41

42

43

44

45

46

47

48Tangki-tangki Lube Oil

Tangki-tangki Bitumen

Tangki-tangki Long Residue

Gasoline station, Bengkel, Gudang dan Pool Alat Berat

Tangki-tangki Feed FOC II

Tangki-tangki Feed Mixed LPG

Flare sistem

Drum Plant, untuk pengisisan aspal

7. Area 50

Utilities Complex I, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

51

52

53

54

55

56

57Pembangkit tenaga listrik

Unit Steam Generator

Unit Sistem Air Pendingin

Unit Pengolahan Air

Unit Sistem Air Pemadam Kebakaran

Unit Sistem Udara Tekan

Unit sistem Pengadaan Fuel Oil dan Fuel Gas

8. Area 05

Utilities Complex II, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

051

052

053

054

055

056

057Pembangkit tenaga listrik

Unit Steam Generator

Unit Sistem Air Pendingin

Unit Pengolahan Air

Unit Sistem Air Pemadam Kebakaran

Unit Sistem Udara Tekan

Unit sistem Pengadaan BBM dan Gas

9. Area 60

Jaringan Oil Movement dan Perpipaan, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

61

62

63

64

66

67

68Jaringan pipa dari dan ke Unit Terminal Minyak Area 70

Cross Country Pipe Line

Stasiun Pompa Air Sungai

Dermaga Pengapalan Bitumen, Lube Oil, LPG dan Paraxylene

Tangki-tangki Balast dan Bunker

Dermaga Pengapalan Bitumen, Lube Oil, LPG, dan Paraxylene

Dermaga Pengapalan LPG

10. Area 70

Teminal Minyak Mentah dan Produk, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

71

72

73Tangki-tangki minyak mentah feed FOC II dan Bunker

Crude Island Board

Dermaga pengapalan minyak dan penerimaan Crude Oil

11. Area 80

Kilang Paraxylene, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

81

82

84

85

86

87

88

89Nitrogen Plant Unit

Naphtha Hydrotreater Unit

CCR Platformer Unit

Sulfolane Unit

Tatoray Unit

Xylene Fractionation Unit

Parex Unit

Isomar unit

12. Area 90

LPG Sulfur Recovery Unit, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

90

91

92

93

94

95Utility Fasility Unit

Gas Treating Unit

LPG Recovery Unit

Sulfur Recovery Unit

Tail Gas & Thermal Oxidator Unit

Refrigeration Unit

13. Area 200

Lube Oil Complex III, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

220

240

260Propane Deasphalting Unit

MEK Dewaxing Unit

Hydro Treating Unit

14. Area 500

Utilities II A, terdiri dari :

No. UnitNama Unit

510

520

530

560Pembangkit Tenaga Listrik

Steam Generator Unit

Cooling Water System

Unit Sistem Udara Tekan

2.4. Produksi Kilang Pertamina RU IV Cilacap dan Kapasitasnya

Produksi PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap bermacammacam, selain BBM, produk seperti lube base oil (bahan dasar minyak pelumas) dan aspal juga dihasilkan oleh PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap. Tabel berikut menjelaskan produksi RU IV Cilacap dan kapasitasnya dari tiap-tiap unit:Tabel 2.4. Produksi dan Kapasitas FOC I

UNITKAPASITAS DESIGN

TPSDBPSD

CDU I16.126118.000

NHT I2.80525.600

Hydrodesulfurizer2.30017.000

Platformer I1.65014.900

Propane Manufacturing43,5-

Kerosine Merox Treater2.11615.700

Sour Water Stripper780-

N2 gas

N2 cair100 Nm3/jam

65 Nm3/jam

CRU Unit1615,2

Tabel 2.5. Produksi dan Kapasitas FOC II

UNITKAPASITAS DESIGN

TPSDBPSD

CDU II30.680230.000

NHT II2.44120.000

AH Unibon3.08423.000

Platformer II2.44120.000

LPG Recovery636-

Naphtha Merox1.31111.100

SWS2.410-

TDHT1.80213.200

Visbreaker8.39055.600

Tabel 2.6. Produksi dan Kapasitas LOC I, II, dan III

UNITKAPASITAS DESIGN (dalam TPSD)

LOC ILOC IILOC III

High Vacuum Unit 2.5743.883-

Propone Deasphalting Unit 538784784

Furfural Extraction Unit 478 5731.786 - 2.270-

MEK Dewaxing Unit 226 337501 - 841501 841

Hydrotreating Unit--1.700

Tabel 2.7. Produksi dan Kapasitas Kilang Paraxylene

UNITKAPASITAS DESIGN (dalam TPSD)

NHT1.791

CCR Platformer1.791

Sulfolane1.100

Tatoray1.730

Xylene Fractionator4.985

Parex4.440

Isomar3.590

Tabel 2.8. Grade dan Kapasitas Lube Base Oil

GradeKapasitas (kilo ton/tahun)

HVI 60

HVI 95/100

HVI 160s

HVI 65069,4

108,5

104,6

145,5

2.5. Bahan Baku dan Produk Pertamina RU IV Cilacap

Produk PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap bermacam macam, selain BBM juga dihasilkan produk seperti bahan dasar minyak pelumas dan aspal.

Adapun bahan baku dan produk yang dihasilkan di PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap adalah :

1. Fuel Oil Complex I Bahan Baku:

Arabian Light Crude

Iranian Light Crude

Basrah Light Crude

Produk : Refinery Fuel Gas

Kerosene/Avtur

Industrial Diesel Oil

Gasoline/Premium

Automatic Diesel Oil

Industrial Fuel Oil

i. Fuel Oil Complex II

Bahan Baku: Ardjuna Crude, Ataca Crude

Produk

: LPG, Naphtha, Gasoline/Premium, Propane, Kerosene,

HDO/LDO, IFO, Refinery Fuel Gas

j. Lube Oil Complex I ( LOC I )

Bahan Baku: Residu FOC I Produk

: HVI 60, HVI 95, Propane Asphalt, Minarex A dan B, Snack Wax

k. Lube Oil Complex II ( LOC II )

Bahan Baku: Residu FOC II Produk

: HVI 95, HVI 160S, Propane Asphalt, Minarex A dan B, Snack Wax

l. Lube Oil Complex III ( LOC III )

Bahan Baku: Distilat LOC I dan Loc II

Produk

: HVI 650,slack Wax, Propane Asphalt, Minarex. m. Kilang Paraxylene

Bahan Baku: Naphta

Produk

: Paraxylene, Benzene, LPG, Raffinate, Heavy Aromate,

Tolluene.

Gambar 2.3. , 2.4. , dan 2.5. menjelaskan tentang blok diagram atau alur proses yang terjadi di Fuel Oil Complek I (FOC I), Lube Oil Complex I (LOC I ), Fuel Oil Complek II (FOC II ) dan Paraxylene. Dalam setiap diagram blok akan menjelaskan alur proses dari mulai bahan baku masuk sampai produk yang dihasilkan. Setiap blok diagram akan melalui proses dan hasil produk yang berbeda.

Gambar 2.3 Diagram Blok FOC I, LOC I.

Gambar 2.4 Diagram Blok FOC II

Gambar 2.5 Diagram Blok Proses Paraxylene2.6. Sarana Penunjang

Dalam kegiatan operasinya, baik Kilang BBM dan Kilang non BBM (NBM) maupun Kilang Paraxylene didukung oleh sarana penunjang antara lain :2.6.1. Unit Utilities.

Yang berfungsi menyediakan tenaga listrik, tenaga uap dan kebutuhan air bersih, baik untuk keperluan operasi kilang, perkantoran, perumahan, rumah rakit dan fasilitas lainnya.

Refinery Unit IV mempunyai kapasitas Utilities :

a. Generator ( Pembangkit Tenaga Listrik ) sebesar 112 MW

b. Boiler sebesar 790 Ton/jam

c. Sea Water Desalination ( Desalinasi Air Laut ) sebesar 540 Ton/jam

2.6.2. Tangki Penimbunan Yang digunakan sebagai penampung bahan baku minyak mentah, produk antara, produk akhir maupun air bersih untuk keperluan operasional Kilang.

2.6.3. Laboratorium Yang berfungsi untuk mengontrol spesifikasi dan kualitas dari minyak mentah, produk antara, produk akhir, termasuk juga untuk pusat penelitian dan pengembangan.2.6.4. Bengkel Pemeliharaan Yang berfungsi untuk perbaikan peralatan Kilang yang mengalami kerusakan bahkan pada saat tertentu membuat peralatan pengganti yang sangat diperlukan bagi operasi Kilang.

2.6.5. Health Safety Environment (HSE)Fungsi Bidang HSE adalah menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian terjadinya kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan guna meminimalkan risiko kerugian perusahaan agar tercipta kegiatan operasi kilang yang aman, efektif dan berwawasan lingkungan. Jumlah pekerja yang mendukung kegiatan operasional HSE PT. PERTAMINA (Persero) UP IV Cilacap saat ini sebanyak 51 orang2.6.6. Marine

Adalah salah satu bagian yang bertugas untuk mengatur lalu lintas kapal kapal tanker dan mendukung bongkar muat minyak mentah serta produk Kilang yang terletak di area Kilang.

2.6.7. Telkom dan Jaringan,

Yang menyediakan sarana komunikasi antara lain radio HT, telepon dan peralatan elektronika lainnya untuk kepentingan operasional. Sarana kesejahteraan dan rekreasi untuk pekerja dan keluarga, meliputi berbagai fasilitas antara lain :1. Fasilitas Rumah Sakit

2. Sarana Olah Raga

3. Sarana Ibadah

4. Koperasi Wanita Patra

5. Gedung Pertemuan

6. Wisma Griya Patra2.7. Sistem Organisasi dan Manajemen

2.7.1. Visi, Misi, Motto, dan Logo PT. Pertamina

1. Visi PT.Pertamina

Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia

2. Misi PT.Pertamina

Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat

3. Tata Nilai PT. Pertamina ( Persero )

Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghadiri benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas asas tata kelola korporasi yang baik.

Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam sekala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

Customer Focused (Fokus pada pelanggan)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip prinsip bisnis yang sehat.

Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

4. Logo PT.Pertamina (Persero)

PT. PERTAMINA (Persero) RU IV mengalami perubahan logo dari logo kuda laut yang saling berhadapan menjadi huruf P yang berbentuk seperti panah, dapat dilihat pada gambar 2.1. Perubahan logo ini mempunyai arti pertimbangan untuk membangkitkan semangat baru bagi seluruh karyawan, adanya perubahan corporate culture pada seluruh pekerja, menimbulkan image yang lebih baik di antara global oil dan gas companies, serta mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain :

a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.

b. Perubahan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan pasca PSO serta semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru.

Selain itu PT. PERTAMINA (Persero) juga memiliki slogan yaitu ALWAYS THERE, yang berarti SELALU HADIR MELAYANI.

Dengan slogan ini diharapkan perilaku dari seluruh jajaran pekerja PT. PERTAMINA (Persero) akan berubah menjadi entrepreneur dan custumer oriented, terkait dengan persaingan yang sedang dan akan dihadapi.

Gambar 2.6 Logo PT. Pertamina (Persero)

Logo ini merepresentasikan kata PERTAMINA dengan membentuk panah dengan arah ke kanan. Hal ini berarti PT. PERTAMINA (Persero) bergerak melesat maju dan progresif. Secara keseluruhan, logo PT. PERTAMINA (Persero) menggunakan warna-warna yang berani. Hal ini menunjukkan langkah besar kedepan yang akan diambil PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis.

Warna warna tersebut yaitu :

Biru : Melambangkan kehandalan, dapat dipercaya dan bertanggungjawab.

Sumber daya manusia sebagai mitra kerja yang loyal serta memiliki komitmen untuk berdedikasi.

Hijau : Melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

Sumber daya lingkungan sebagai mitra kerja yang berorientasi pada pelayanan masyarakat.

Merah : Melambangkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam keadaan.

Sumber daya manusia sebagai sebagai mitra kerja yang tangguh dan pantang menyerah. 5. Visi PT.Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Menjadi kilang minyak yang unggul di Asia Tenggara dan kompetitif di Asia pada tahun 2015 6. Misi PT.Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Mengolah minyak bumi menjadi produk BBM dan NBM untuk memenuhi kebutuhan pasar, dengan tujuan memuaskan konsumen, meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan meningkatkan kinerja kilang yang berwawasan lingkungan dan berstandar internasional yang dikelola secara profesional.7. Motto Budaya Kerja PT.Pertamina RU IV Cilacap

Bekerja dalam kebersamaan untuk keunggulan bersama

2.7.2. Sistem Manajemen dan Pengawasan

PT. PERTAMINA (Persero) dikelola oleh suatu Dewan Direksi Perusahaan dan diawasi oleh suatu Dewan Komisaris Pemerintah untuk PERTAMINA (DKPP). Pelaksanaan kegiatan PT. PERTAMINA (Persero) diawasi oleh seperangkat pengawas yaitu Lembaga Negara, Pemerintah maupun dari unsur intern PT. PERTAMINA (Persero) sendiri.Sedangkan untuk struktur organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap adalah sebagai berikut :

Gambar 2.7.Struktur Organisasi PT. PERTAMINA RU IV Cilacap

2.7.3. Sistem Organisasi dan Kepegawaian

Direktur Pengolahan PERTAMINA membawahi Refinery Unit yang ada di Indonesia, yaitu :

1. Refinery Unit I : Pangkalan Brandan (Sudah tidak beroperasi lagi)2. Refinery Unit II : Dumai

3. Refinery Unit III : Plaju

4. Refinery Unit IV : Cilacap

5. Refinery Unit V : Balikpapan

6. Refinery Unit VI : Balongan

7. Refinery Unit VII : SorongKegiatan utama operasi kilang di RU IV Cilacap adalah :

1. Kilang Minyak ( BBM dan Non BBM )

2. Kilang Petrokimia

Refinery Unit IV Cilacap dipimpin oleh seorang General Manager yang

membawahi :

1. Manager Engineering & Development

2. Manager General Affair

3. Manager Health, Safety Environmental

4. Manager Procurement

5. Manager Reability

6. Senior Manager Operation & Manufacturing

7. OPI Coordinator

8. Manager Human Resource Area

9. IT RU IV Cilacap Area Manager

Sedangkan Manager Kilang membawahi 3 manager, 1 kepala Bagian, dan Shift Superitendent yaitu :

1. Manager Production I

2. Manager Production II

3. Manager Refinery Planning & OPT

4. Manager Maintenance Plann & Support

5. Manager Maintenance Execution

Dalam melakukan tugas dan kegiatannya kepala bidang dibantu oleh kepala sub bidang, kepala seksi dan seluruh perangkat operasi dibawahnya.

Kuncoro Firdaus (06.03.3336) Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

Periode 01 Maret 31 April 2010 Ahmad Nauval (3.31.13.0.02) Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap

Periode 01 Juli 31 Agustus 2015 33