laporan kerja praktek pt. pertamina persero … · tinjauan sistem perusahaan 2.1. sejarah singkat...

52
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA PERSERO TERMINAL BBM REWULU Oleh: Nama : Herjuno Asihmirmo NIM : 140607674 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2017

Upload: others

Post on 15-Nov-2019

85 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. PERTAMINA PERSERO TERMINAL BBM REWULU

Oleh:

Nama : Herjuno Asihmirmo

NIM : 140607674

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2017

i

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. PERTAMINA PERSERO TERMINAL BBM REWULU

Oleh:

Nama : Herjuno Asihmirmo

NIM : 140607674

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2017

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena dengan rahmat, karunia, serta perlindungan dan hidayah-Nya kami

dapat melaksanaan Tugas Besar Kerja Praktek yang dilakukan di PT

Pertamina TBBM Rewulu.

Maksud dan tujuan dari Kerja Praktek adalah menambah wawasan,

menambah pengalaman bekerja dengan tim maupun individu, mendalami

teori dan solusi dalam mengatasi masalah yang memiliki kaitan dengan

distribusi. Kerja praktek ini melatih mahasiswa untuk mencari masalah

yang ada dan menyelesaikan masalah tersebut.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Rizki

Yudhistira selaku dosen pembimbing lapangan, Para pekerja yang berada

di PT Pertamina TBBM Rewulu yang telah membimbing, mengarahkan,

dan memberi petunjuk dan bantuan kepada penulis saat melakukan

penelitian dan penyusunan laporan akhir serta teman - teman penulis satu

kelompok maupun satu ruang kerja yang telah banyak memberikan

bantuan baik saat melakukan penelitian maupun saat penyusunan laporan

akhir.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun

yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat

berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya

kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata - kata yang kurang

berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari

Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Yogyakarta, 13 November 2017

Penulis,

Herjuno Asihmirmo

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ............................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Tujuan ............................................................................................. 1

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ............................... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................... 3

2.2. Struktur Organisasi .......................................................................... 4

2.3. Manajemen Perusahaan .................................................................. 9

2.3.1. Visi Misi Perusahaan ............................................................. 9

2.3.2. Misi Perusahaan .................................................................... 9

2.3.3. Tata Nilai Perusahaan ........................................................... 10

2.3.4. Ketenagakerjaan Perusahaan ................................................ 10

2.3.5. Pemasaran Produk ................................................................ 11

2.3.6. Fasilitas Perusahaan ............................................................. 11

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisinis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen ....... 13

3.2. Layanan Yang Diberikan ................................................................. 16

3.3. Proses Operasi ................................................................................ 17

3.4. Fasilitas Operasi .............................................................................. 17

vi

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan ........................................................................... 28

4.2. Tanggungjawab dan Wewenang dalam Pekerjaan .......................... 29

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan................................................. 29

4.4. Hasil Pekerjaan ............................................................................... 30

4.4.1. Observasi / Pengamatan ....................................................... 30

4.4.2. Identifikasi Masalah ............................................................... 30

4.4.3. Data Pengamatan .................................................................. 31

4.4.4. Analisis Data .......................................................................... 34

4.4.5. Penyusunan Layout ............................................................... 46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 38

5.2. Saran ............................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

LAMPIRAN ........................................................................................................ 41

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk

melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY

memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk

mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan

mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik

Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek

mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan

pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor

atau pembimbing lapangan

4. Mengamati perilaku sistem

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

6. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

1. Melatih kedisiplinan.

2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di

perusahaan.

6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai

dengan 11 Agustus 2017 di PT. Pertamina Persero TBBM (Terminal Bahan

Bakar Minyak) Rewulu, Jl. Wates KM. 10, Kec. Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta.

Pelaksanaan Kerja Praktek tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan

penyusunan laporan Kerja Praktek dan penilaian serta ujian Kerja Praktek.

Dalam hal ini kami mengusulkan diri untuk ditempatkan pada Departemen

Persediaan (Gudang) dan Departemen Distribusi Namun demikian kami dapat

menerima penempatan di departemen lain sejauh sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dan kompetensi kami.

3

BAB 2

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pertamina (Persero) Terminal Bahan Bakar Minyak Rewulu merupakan salah

satu depot yang berlokasi di Jalan Raya Wates, KM. 10, Kec. Sedayu, Bantul,

D.I. Yogyakarta. PT. Pertamina (Persero) Terminal Bahan Bakar Minyak Rewulu

berperan sebagai depot yang berguna untuk mendistribusikan bahan bakar.

Bahan bakar yang didistribusikan di depot ini terdiri dari dua jenis yaitu BBM

(Bahan Bakar Minyak) dan BBK (Bahan Bakar Khusus). Bahan Bakar Minyak

yang didistribusikan adalah jenis Premium, Pertamax, Pertalite, dan Solar. BBM

jenis ini didistribusikan untuk wilayah D.I.Yogyakarta, dan sebagian wilayah Jawa

Tengah antara lain kabupaten Magelang, Purworejo, Klaten, serta Temanggung,

sedangkan untuk Bahan Bakar Khusus jenis Avtur didistribusikan untuk DPPU

(Depot Pengisian Pesawat Udara) Adi Sumarmo di Surakarta dan DPPU Adi

Sutjipto di Yogyakarta dan DPPU di Semarang.

PT. Pertamina (Persero) Terminal Bahan Bakar Minyak Rewulu adalah salah

satu unit operasi suplai dan distribusi yang dibangun tahun 1972 dan beroperasi

tahun 1973 dengan luas tanah berkisar 19 Hektar. Terminal Bahan Bakar Minyak

Rewulu merupakan depot Marketing Operation Region IV yang bertempat di

Semarang.

Kegiatan pada PT. Pertamina (Persero) Terminal Bahan Bakar Minyak Rewulu

meliputi penerimaan, penyimpanan atau penimbunan, dan penyaluran. Kegiatan

penerimaan melalui tiga jalur yaitu melalui pipa, melalui mobil tank (Bridger), dan

melalui RTW (Rail Tank Wagon). Kegiatan penyimpanan atau penimbunan

menggunakan sebuah tanki dengan kapasitas besar untuk menyimpan bahan

bakar hasil dari penerimaan. Kegiatan penyalurannya juga menggunakan tiga

jalur yaitu melalui pipa, melalui mobil tank (Bridger), dan melalui RTW (Rail Tank

Wagon).

Terminal BBM Rewulu sudah banyak meraih penghargaan, seperti:

• PROPER Hijau 3 kali berturut-turut (2010, 2011 dan 2012)

• Patra Adhikriya Bumi Utama 2 kali (2009 dan 2011)

• Akreditasi ISO 14001:2004 sejak tahun 2004, ISO 9001:2008 dan OHSAS

18001:2007

4

• POSE (Pertamina Operation Service Excellence) kategori Gold dan

Platinum

• Penghargaan CSR (Corporate Social Responsibility) dari Gubernur DIY.

• Juara I Housekeeping antar Terminal BBM di wilayah Jawa Bagian Tengah

tahun 2012

• Predikat Gold dalam Pertamina Quality Award Region IV untuk kegiatan

Klusterisasi SPBU.

2.2. Struktur Organisasi

Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai bagan organisasi dan diskripsinya yang

berada di PT Pertamina TBBM Rewulu sebagai berikut :

2.2.1. Bagan Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan

di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan

kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan

aktivitas dan fungsi. Dalam struktur organisasi yang baik yaitu berkaitan dengan

wewenang dan pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.Struktur

Organisasi pada PT. Pertamina (Persero) Terminal Bahan Bakar Minyak Rewulu

adalah sebagai berikut:

5

Gambar 2.1. Bagan Organisasi PT Pertamina TBBM Rewulu

2.2.2. Deskripsi Pekerjaan

Jumlah karyawan PT. Pertamina TBBM Rewulu Yogyakarta memiliki total 84

pekerja yang terbagi dalam beberapa departemen bagian sebagai berikut:

• Operational Head : 1 orang

• Sekretaris Operational Head : 1 orang

• P3 Departement : 34 orang

• Maintenance and Service Departement : 6 orang

• HSE Departement : 14 orang

• Quality and Quantity Departement : 4 orang

• Sales and Services Departement : 4 orang

• GA and Security Departement : 20 orang

Kemudian dalam setiap bagian atau departemen pekerjaanya, masing-masing

pekerja memiliki tugas dan wewenang operasional maupun non operasional

yang berbeda-beda. Berikut adalah tugas dan wewenang dari setiap departemen

di PT Pertamina TBBM Rewulu :

6

a. OH (Operation Head)

i. Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan dari seluruh

pekerjaan, kontraktor, tamu dan masyarakat ketika berada di areal TBBM

Rewulu

ii. Bertanggung jawab menciptakan kebijakan mutu dan K3LL (Kesehatan

Keselamatan Kerja Lingkup Lingkungan)

iii. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peraturan perundang

undangan di bidang mutu dan K3LL berlaku bagi perusahaan telah

dilaksanakan atau terpenuhi

iv. Berwenang dalam menentukan suatu pekerjaan dapat diteruskan atau

harus dihentikan berdasarkan penilaian dari aspek dan dampak serta

penilaian resiko dari pekerjaan tersebut

v. Berwenang untuk mengeluarkan laporan ketidaksesuaian

vi. Berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan-tindakan

yang dapat membahayakan mutu dan K3LL

vii. Berwenang untuk memberlakukan situasi dalam keadaan darurat

b. Receving, Storage, and Distribution Departement (P3)

i. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua proses penerimaan,

penimbunan dan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) maupun bahan

bakar khusus (BBK) telah dilakukan identifikasi aspek, dampak, serta

penilaian resiko

ii. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh proses yang bisa

memberikan resiko terhadap kesehatan, keselamatan pekerja, kontraktor,

tamu dan masyarakat sekitar telah dikendalikan

iii. Bertanggung jawab atas seluruh alat-alat dan ukuran keselamatan, dan

apabila terjadi penyimpangan wajib melaporkannya.

iv. Bertanggung jawab memelihara kesadaran kesehatan dan keselamatans

kerja serta lindungan lingkungan dari seluruh pekerja P3 (Penerimaan,

Penimbunan, dan Pendistribusian) dan pengelola transportasi BBM/BBK

v. Bertanggung jawab apabila terjadi ketidaksesuaian di proses

vi. Berwenang untuk mengeluarkan laporan ketidaksesuaian dan tindak

pencegahan serta perbaikannya

vii. Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan sistem manajemen

mutu dan K3LL di dalam fungsinya dan memastikan seluruh aspek dan

7

dampak lingkungan penting serta resiko bahaya yang ada di areanya

terdokumentasikan, terekam, dan terkendalikan

viii. Memastikan perencanaan dan program peningkatan di area P3

diterapkan secara efektif dan direkan dengan tepat

c. Maintenance & Service Departement

i. Bertanggung jawab untuk pemeliharaan sarana dan peralatan operasi

berfungsi dengan baik dan aman

ii. Bertanggung jawab untuk melakukan inspeksi terhadap saran dan

peralatan operasi agar selalu siap operasi

iii. Memastikan bahwa kontrak yang dilakukan dengan pihak ketiga sesuai

dengan kebijakan mutu dan K3LL perusahaan

iv. Berwenang untuk mengeluarkan laporan ketidaksesuaian dan tindakan

pencegahan atau perbaikan

v. Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan sistem manajemne

mutu dan K3LL di fungsinya dan memastikan seluruh aspek dan dampak

lingkungan penting dan resiko bahaya yang ada di kerja LPJ (Laporan

Pertanggung Jawaban) diterapkan secara efektif dan direkam dengan

tepat

8

d. Supervisor HSE (HSSE/Health Safety Secure and Environment)

i. Memastikan bahwa peraturan yang diacu perusahaan sesuai dengan

peraturan yang terbaru

ii. Bertanggung jawab melakukan evaluasi bahaya-bahaya dari proses yang

ada atau yang baru serta sekaligus untuk mengurangi resiko terjadinya

iii. Bertanggung jawab untuk menetapkan dan mengembangan tanggap

darurat

iv. Berwenang mengeluarkan laporan ketidaksesuaian dan laporan tindakan

pengecegahan atau perbaikan

v. Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan sitem manajemen mutu

dan K3LL di fungsinya dan memastikan seluruh aspek dan dampak

lingkungan penting dan resiko bahaya yang ada di areanya telah

terdokumentasikan, direkam, dan dikendalikan

vi. Memastikan perencanaan dan program peningkatan di area P3

diterapkan secara efektif dan direkam dengan tepat

e. Quality and Quantity Departement

i. Bertanggung jawab untuk melakukan pengukuran kepuasan pelanggan

sebagai tolak ukur kinerja TBBM Rewulu dalam melayani konsumen

ii. Melaksanakan pengendalian kualitas dan kuantitas minyak di bagian

penerimaan, penimbunan, dan penyaluran

iii. Bertanggung jawab dalam pengawasan dan pengambilan sampel BBM

untuk uji mutu di laboratorium mini

iv. Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan sistem manajemen

mutu dan K3LL di fungsinya dan memastikan seluruh aspek serta

dampak lingkungan, dan apabila terdapat resiko bahaya di area kerjanya

makan harus terdokumentasi, direkam, dan dikendalikan

v. Memastikan perencanaan dan program peningkatan P3 diterapkan

secara efektif dan direkam dengan tepat

f. Sales and Services Departement

i. Beranggung jawab terhadap arah uang yang masuk

ii. Bertanggung jawab terhadap order BBM dari customer

iii. Bertanggung jawab untuk pengkonfirmasian pembayaran serta

pengkonfirmasian bahwa order telah disetujui atau diterima oleh TBBM

Rewulu

9

iv. Bertanggung jawab terhadap pembuatan mapping, waktu untuk BBM

disalurkan

v. Bertanggung jawab atas rekapan dokumen pengorderan BBM untuk

diserahkan kepada P3

g. GA and Security Departement

i. Berkewajiban untuk menjamin pelayanan administrasi terhadap seluruh

pekerja TBBM Rewulu

ii. Berkewajiban untuk membuat program pengembangan terhadap pekerja

TBBM Rewulu

iii. Bertanggung jawab memastikan pelatihan dan kesadaran aspek K3

diberikan kepada seluruh pekerja serta selalu menjaga rekaman pelatihan

iv. Bertanggung jawab dalam mengkoordinir pengamanan TBBM Rewulu

v. Bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh pekerja telah

mendapatkan fasilitas APD (Alat Pelindung Diri) yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan

vi. Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan sistem manajemen

mutu dan K3LL di fungsinya dan memastikan seluruh aspek dan dampak

lingkungan penting dan resiko bahaya yang ada di daerahnya

terdokumentasi, direkam dan dikendalikan

vii. Memastikan perencanaan dan program peningkatan di area kerja P3

ditetapkan secara efektif dan direkam dengan tepat

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi

“MENJADI UNIT USAHA TERBAIK TANGGUH DAN TERPERCAYA”

2.3.2. Misi

1. Memenuhi Kebutuhan Dan Memasarkan BBM / BBK Di Jawa Tengah

Dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Memasarkan Produk BBM Secara Profesional Dan Kompetitif Yang

Berorientasi Kepada Kepuasan Pelanggan.

3. Menciptakan Peluang Bisnis Untuk Mendapatkan Profit Bagi Perusahaan.

4. Menghasilkan Nilai Tambah Bagi Stakehorder.

10

2.3.3. Tata Nilai Perusahan

Dalam hal ini PT Pertamina menerapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat

menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Tata

nilai Pertamina tersebut yaitu:

a. CLEAN (BERSIH)

Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak

menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman

pada asas – asas tata keloa korporasi yang baik.

b. COMPETITVE (KOMPETITIF)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong

pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan

menghargai kinerja.

c. CONFIDENT (PERCAYA DIRI)

Berperan dalam membangun ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam

reformasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan membangun kebanggaan

bangsa.

d. CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan

pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

e. COMMERCIAL (KOMERSIAL)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan

berdasarkan prinsip – prinsip bisnis yang sehat.

f. CAPABLE (BERKEMAMPUAN)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan memiliki talenta dan

penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset

dan pengembangan.

2.3.4. Ketenagakerjaan

Dalam hal ini PT Pertamina TBBM Rewulu bekerjasama dengan pihak kedua dan

memiliki banyak karyawan. PT Pertamina berkerjasama dengan beberapa

Perusahaan, yaitu:

a. PT. Patra Niaga

Peran utama PT. Patra Niaga adalah mengatur penjadwalan pembogkaran BBM

oleh mobil tangki di filling shed untuk di kirimkan ke SPBU / SPBA / SPBN.

11

b. PT. KAI dan Transportir Mobil Tangki

Peran utama PT. KAI adalah membantu pengiriman BBM melalui jalur kereta api

untuk di kirim dari TBBM Rewulu ke TBBM Madiun dan jalur yang lain adalah

menerima BBM dari TBBM Cilacap ke TBBM Rewulu.

c. Dinas Metrologi

Peran utama Dinas Metrologi adalah melakukan pengecekan atau kalibrasi dan

tera ulang untuk mobil tangki.

2.3.5. Pemasaran Perusahaan

Dalam pemasarannya PT. Pertamina TBBM Rewulu hanya menerima order yang

telah sebelumnya disepakati bersama dengan customer, dan apabila ada order

lain di luar kesepakatan maka harus melakukan konfirmasi Kantor Pusat

Marketing Region IV yang berlokasi di Semarang terlebih dahulu.

2.3.6. Fasilitas Perusahaan

Dalam hal ini PT Pertamina TBBM Rewulu memiliki beberapa fasilitas yang

umum digunakan di berbagai pertamina lainnya, yaitu:

a. Pos Satpam

Sebuah keamanan sangatlah penting apalagi di bagian minyak dan gas yang

sangat mudah terbakar. Tugas satpam pastinya untuk pengamanan dan

penjagaan bila ada orang asing datang ke PT. Pertamina TBBM Rewulu. Semua

tamu yang akan memasuki kawasan pasti terlebih dahulu dibawa di pos satpam

untuk memastikan tujuannya sehingga kawasan tetap aman.

b. Masjid

Rumah ibadah yang disediakan bagi para karyawan maupun atasan untuk

melakukan sholat 5 waktu. Masjid disini tidak terlalu besar ataupun kecil.

c. Parkiran Kendaraan

Sebuah tempat yang digunakan untuk memarkirkan kendaraan supaya rapi dan

terhindar dari panas matahari. Parkiran disini besar dan sesuai dengan karyawan

atau atasan atau tamu yang ada.

d. Parkiran Sepeda

Sebuah tempat yang digunakan untuk memarkirkan sepeda dengan aman dan

rapi.

e. Toilet Perusahaan

Toilet disini digunakan karyawan, atasan, dan tamu buang air kecil maupun

buang air besar.

f. Area Merokok

12

Area merokok disediakan untuk orang – orang yang merokok. Didaerah area

merokok terdapat tempat untuk charge handphone.

g. Tenda Tunggu

Tenda tunggu digunakan untuk para driver beristirahat sambil menunggu

panggilan pengisian BBM.

h. Gudang Non BBM

Gudang ini berfungsi untuk penempatan atau meletakan alat – alat yang tidak

terpakai maupun yang masih terpakai seperti valev, pipa, dsb.

i. Bengkel

Bengkel disini digunakan untuk memperbaiki peralatan yang rusak agar menjadi

benar kembali.

j. Rumah Generator Listrik

Rumah generator listrik berfungsi untuk menjegah terjadinya listrik padam

sehingga distribusi dapat terus berjalan sesuai jadwal.

k. Lampu Penerangan

Lampu penerangan berfungsi untuk menerangi jalanan pada saat malam hari

karena PT Pertamina TBBM Rewulu beroperasi selama 24 jam sehingga

penerangan sangat dipentingkan.

l. Rumah Pompa Pemadam Kebakaran

Rumah pompa berfungsi untuk mempercepat keluarnya air yang ada di bak

sehingga pengatasian kebakaran lebih cepat dilakukan.

m. Bak Air Pemadam Kebakaran

Bak Air berfungsi untuk menampung air sehingga bila terjadi kebakaran, air

sudah siap digunakan untuk memadamkan kebakaran.

n. Peralatan Pemadam Kebakaran

Untuk memadamkan api pada saat terjadinya kebakaran maka PT. Pertamina

TBBM Rewulu menyediakan beberapa alat pemadaman ringan di setiap lokasi

sesuai dengan bahaya yang ada.

o. TERA Station

TERA Station digunakan untuk pengecekan mobil berkala sehingga mobil tangki

layak untuk dioprasikan.

13

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen

PT. Pertamina TBBM Rewulu adalah salah satu depot pertamina yang berfungsi

sebagai penyuplai BBM se - DIY dan Jawa Tengah. Depot merupakan tempat

penyimpanan atau penimbunan dari kilang minyak ataupun depot lain. Kemudian

BBM yang telah diterima akan disalurkan kembali menuju depot lain atau bisa

langsung dikirimkan menuju ke retail. Berikut adalah gambaran aliran BBM

secara garis besar dari sumber kilang minyak dan depot Pertamina yang

mengirimkan BBM ke TBBM Rewulu:

Gambar 3.1. Aliran BBM yang Melewati TBBM Rewulu

Dalam proses bisnisnya sendiri, pertamina mempunyai SOP (Standard Operating

Procedure) atau dalam pertamina sendiri sering disebut sebagai TKU (Tatanan

14

Kerja Umum). TKU ini digunakan sebagai standar pekerjaraan dalam

keseluruhan sistem, ada juga TKI (Tatanan Kerja Individu) yaitu standar atau

acuan kerja untuk masing-masing individu atau pekerja. Kemudian masing -

masing bagian pekerjaan individu tersebut mempunyai TKPA (Tatanan Kerja

Pemakaian Alat) yang digunakan sebagai prosedur penggunaan alat penunjang

pekerjaannya, dan untuk keseluruhan SOPnya secara runtut dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Langkah Pertama:

Pengorderan dari retail atau depot lain menggunakan aplikasi MS2 yang sudah

terintegrasi secara online. MS2 ini sendiri, merupakan aplikasi yang digunakan

untuk menjalin komunikasi antara bagian Sales Services Depot TBBM Rewulu

dengan customernya.

Gambar 3.2. Rekap Data Purchase Order TBBM Rewulu

15

Setelah melakukan pengorderan, customer harus terlebih dahulu melakukan

pembayaran atas order yang diminta melalui bank yang tersedia, kemudian bank

akan mengkonfirmasi ke TBBM Rewulu berupa SO (Sales Order) dan barulah

setelah SO di terima oleh bagian Sales Services TBBM Rewulu, data akan di

rekap dan kemudian di konfirmasikan kepada customer bahwa pembayaran telah

diterima. Dan apabila terdapat kesalahan dalam pengorderan atau kesalahan

pada proses pembayaran, Sales Services lah yang bertanggung jawab untuk

menyampaikan ke customer atas kesalahan tersebut.

2. Langkah Kedua

Setelah data pengorderan telah direkap dan dikonfirmasikan, maka bagian Sales

Services akan memberikan Rencana pengiriman, Purchase Order serta lokasi

penerima atau konsinyasinya kepada bidang Distribusi. Kemudian bagian

distribusi akan memeriksa dan menandatangani:

a. BPP dan dokumen pendukungnya

b. Log book pemakaian meter arus dan laporannya

c. Berita acara pengisian mobil tangki beda muatan antara volume muatan

dengan kapasitas kompartemen mobil tangki

d. Laporan realisasi GI penyaluran mobil tangki

Kemudian bagian distribusi akan membuat rencana pengiriman H-1 ke SPBU

sesuai dengan SMS SPBU ke program MS2 yang telah disepakati sesuai dengan

Clusterisasi SPBU. Dan setelah menandatangani surat persetujuan tersebut,

maka bagian distribusi akan menyerahkannya segala dokumen kelengkapan

pendistribusian kepada Patra Niaga.

3. Langkah Ketiga

Patra Niaga sendiri, adalah anak buah perusahaan Pertamina yang merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang Pemasaran dan Niaga. Dan di TBBM

Rewulu sendiri, Patra Niaga lebih bergerak pada bidang pendistribusian melalui

jalur darat yaitu mobil tanki. Setelah Patra Niaga mendapatkan surat persetujuan

beserta dengan dokumen, maka Patra Niaga akan memerintahkan pekerja yaitu

sopir tanki dan kernetnya untuk melakukan pengisian mobil tanki. Setelah mobil

tanki sudah terisi, terverifikasi, dan telah diberi surat jalan maka barulah mobil

tanki dapat meninggalkan depot untuk kemudian mendistribusikan BBM ke

tempat yang sudah ditentukan.

16

RUANG LINGKUP SPBU EKS TBBM REWULU

JOGJA 21 SPBU

BANTUL 20 SPBU

G. KIDUL 13 SPBU

KEBUMEN 1 SPBU

MAGELANG 27 SPBU

SLEMAN 38 SPBU

T.MANGGUNG 14 SPBU

K.PROGO 12 SPBU

PURWOREJO 14 SPBUKLATEN 3 SPBU

SPDN 2 SPBU

Gambar 3.3. Lingkup Distribusi TBBM Rewulu

3.2. Layanan Yang Diberikan

Pemilihan quality dan quantitas dari bahan bakar yang mumpuni, dan dinilai

layak. Produk Bahan Bakar Minyak berupa Pertalite, Pertamax, PertaDex, Dexlite

dan bahan bakar subsidi yang terdiri dari premium dan biosolar. Produk Bahan

Bakar Khusus yang tidak terkecuali adalah Avtur. Pemberian produk dan layanan

yang diberikan tidak terkecuali adalah penyediaan bahan pendukung seperti

pelumas dan pelarut, yang dimana produk seperti oli.

17

3.3. Proses Operasi

Gambar 3.4. Diagram Aliran Proses Operasi

Proses Operasi yang dimilikioleh PT. Pertamina dalam pendistribusian bahan

bakar minyak dan bahan bakar khusus melalui mobil tangki yaitu berawal dari

konsumen (SPBU) meminta / membeli bahan bakar yang diinginkan kepada

bagian sales service, pada sales service permintaan dari konsumen di data

dalam pendataan ini menggunakan software OSDS (Online Sales Distribution

System), permintaan tidak langsung diberikan LO atau tidak langsung dipenuhi,

bagian sales service mengirim data kepada distribution terkait perihal tentang

pendistributian dan pemberian LO, ketika sudah disetujui oleh distribution maka

permintaan dari SPBU akan diberikan LO dan permintaan akan diproses lebih

lanjut. Bagian Distribution mengirimkan data untuk PT. Patra Niaga untuk

menyiapkan angkutan berupa tangki berapa kompartemen dan jalur yang

ditentukan oleh pihak PT.Patra Niaga sendiri. Data pemilihan mobil dan tangki

dan jalur diberikan lagi kepada bagian distribusi untuk di check. Kemudian data

dari PT. Patra Niaga diberikan kepada pihak PT. DSP, yang mengurus sistem

NGS (New Gantry System), tugas dari DSP adalah menentukan mobil tangki

akan diisi bahan bakar apa saja, dan berapa jumlah nya. Dan PT. Patra Niaga

menyiapkan AMT (Sopir mobil tangki) yang ditugaskan untuk mendistribusikan

kepada SPBU yang sudah ditentukan.

3.4. Fasilitas Operasi

Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai fasilitas operasi yang ada PT Pertamina

TBBM Rewulu sebagai berikut :

18

3.4.1. Gate

Gambar 3.5. Gate In / Gate Out

Gate merupakan suatu tempat pengecekan mobil tangki, dimana terdapat dua

gate yaitu gate-in dan gate-out. Gate-in adalah tempat masuk untuk mobil tangki

yang nantinya akan diproses lebih lanjut yaitu pengisian bbm untuk

didistribusikan. Sistem dari gate-in ini, driver diminta untuk menunjukkan kartu

agar dapat masuk ke dalam area. Driver juga mencetak surat jalan pada mesin

yang sudah disediakan. Sedangkan untuk gate-out adalah tempat keluar untuk

mobil tangki yang dimana prosedur dalam gate-out ini adalah pengecekan dan

penyegelan. Pengecekan mobil tangki yaitu pengecekan bbm dan berapa liter

bbm yang akan didistribusikan, ketika bbm yang akan didistribusikan tidak sesuai

dengan data maka mobil tangki akan diminta untuk melakukan pengisian ulang

secara manual. Dan dalam gate-out ini juga terdapat sistem segel dimana nanti

mobil tangki yang sudah lulus verifikasi, maka tangki akan disegel dan siap untuk

didistribusikan.

19

3.4.2. Tangki Timbun

Gambar 3.6. Tangki Timbun

Tangki timbun adalah suatu tempat yang digunakan untuk penyimpanan atau

penimbunan bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang disimpan di tangki

timbun yaitu jenis Premium, Pertamax, Pertalite, dan Solar. Pada Terminal BBM

Rewulu terdapat 22 tangki yang masing-masingnya menyimpan bahan bakar

yang berbeda. Setiap tangki timbun memiliki kapasitas yang berbeda - beda.

Bahan bakar yang disimpan pada tangki merupakan hasil dari pengiriman dari

pusat ataupun depot lain. Dan dari ketiga sistem pengiriman yang ada yaitu RTW

(Rail Train Wagon), Pipa, dan mobil tangki, semua dari penerimaan akan

disimpan di tangki timbun.

20

3.4.3. Mobil Tangki

Gambar 3.7. Mobil Tangki

Mobil tangki adalah alat transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan

bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak yang didistribusikan adalah bahan

bakar jenis premium, pertalite, pertamax, dan solar. Bahan bakar minyak

didistribusikan ke SPBU yang merupakan cakupan area TBBM Rewulu atau

didistribusikan ke depot lain. Adapun bahan bakar minyak ini didistribusikan

kepada instansi lain untuk keperluan perusahaan. PT. Patra Niaga yang bertugas

atau yang bertanggung jawab penuh dalam membawahi mobil tangki, mulai dari

mobilnya itu sendiri hingga sopir yang akan mengantarkan atau mendistribusikan

bahan bakar minyak.

21

3.4.4. RTW (Rail Train Wagon)

Gambar 3.8. RTW (Rail Train Wagon)

Rail train wagon adalah alat pendistribusian bahan bakar dengan menggunakan

saluran ketel yang diangkut oleh kereta api. Ada dua jalur utama dalam RTW

(Rail Train Wagon) yaitu pengiriman dan penerimaan. Keseluruhan rel yang

beroperasi yaitu berjumlah tiga rel kereta, dua rel merupakan penerimaan, dan

satu rel merupakan pengiriman. Penerimaan bahan bakar yang menggunakan

dua rel kereta, merupakan pengiriman dari dari Cilacap. Dan satu rel pengiriman

yang berfungsi mengirimkan bahan bakar menuju ke madiun. Produk yang

diterima maka akan dilakukan beberapa pengujian terhadap volume, dan

kualitasnya. Setelah lulus pengujian maka proses pemompaan dari ketel menuju

tangki timbun.Pada Terminal BBM Rewulu sedang dilaksanakan pembangunan

shelter yang nanti nya dapat menambah rel yang beroperasi.

22

3.4.5. Pipa

Gambar 3.9. Pipa

Pipa adalah jalur pipa yang digunakan untuk menghubungkan pusat - depot, dan

depot – depot. Penyaluran menggunakan pipa besar yang biasa disebut dengan

C-Y 1 dan C-Y 2. C-Y yang berarti jalur dari Cilacap menuju Yogyakarta. C-Y 1

dan C-Y 2 mempunyai jalur pipa yang berbeda, dimana C-Y 1 yaitu dari TTL

(Lomanis), menuju ke Maos, kemudiantujuan terakhir menuju ke Rewulu

Yogyakarta. C-Y 2 yaitu dari TTL (Lomanis), menuju ke Rewulu Yogyakarta,

kemudian tujuan terakhir menuju ke Boyolali. Bahan bakar yang dikirim dari

cilacap yaitu jenis bahan bakar minyak dan khusus. Dimana dalam sekali

pengiriman tidak dilakukan satu per satu jenis bahan bakar, melainkan bahan

bakar yang dikirim langsung sekaligus. Depot yang dituju hanya mengambil jatah

bahan bakar yang sudah disetujui. Ketika bahan bahar sudah sampai maka akan

dipisah antar bahan bakar dan akan dipompa menuju tangki timbun nya masing-

masing bahan bakar.

23

3.4.6. Pompa

Gambar 3.10. Pompa

Pompa berfungsi untuk mendorong atau memompa bahan bakar dari tangki

timbun menuju filling shed yang kemudian nanti akan didistribusikan

menggunakan RTW (Rail Train Wagon), dan mobil tangki (Bridge). Setiap pompa

mempunyai warna yang berbeda-beda, hal ini digunakan untuk mengorganisasi

bahan bakar. Warna kuning merupakan premium, warna biru muda merupakan

kerosine, warna biru tua merupakan pertamax, warna putih merupakan avtur,

warna hijau merupakan fame (campuran), warna abu - abu merupakan solar.

24

3.4.7. Valve

Gambar 3.11. Valve

Valve adalah alat untuk mengatur arah aliran minyak dari pusat ke depot maupun

dalam penyaluran. Pada Terminal BBM Rewulu sebagian besar valve digunakan

untuk mengontrol hidup matinya pipa. Mengatur aliran pipa yang biasa disebut

dengan switch pipa. Cara kerja valve diatur oleh control room yang bertugas

untuk mengontrol aliran arus pipa yang digunakan dan yang akan dilalui bahan

bakar. Adapun valve manual dalam mengetahui jenis bahan bakar apa yang

nanti nya akan disimpan ke tangki timbun dan yang akan didistribusikan ke depot

selanjutnya.

25

3.4.8. Control Room

Gambar 3.12. Control Room

Control Room adalah salah satu ruangan di Terminal TBBM Rewulu yang

berfungsi untuk mengontrol proses aliran distribusi. Dimana proses distribusi

yaitu penerimaan dari pusat maupun depot lain dan penyaluran ke tiap - tiap

fiiling shed yang tersedia. Control room selalu bekerja 24 jam, dimana dibagi

dalam tiga shift yang masing - masing shift nya sudah terjadwal. Control room

mengontrol semua masuknya kiriman yang dikirim oleh pusat maupun depot.

Cara kerja control room yaitu mengatur membuka dan menutup semua valve

yang terdapat dalam area tangki timbun. Pada control room terdapat panel -

panel untuk mengatur. Masing - masing panel memiliki tiga tombol yaitu tombol

merah yaitu membuka valve, hijau yaitu menutup, dan kuning yaitu membuka

sebagian. Tugas dari orang control room yaitu mengecek volume bahan bakar

yang diterima maupun dikirim dan memantau keluar masuk nya bahan bakar.

26

3.4.9. Filling Shed

Gambar 3.13. Filling Shed

Filling Shed adalah alat yang berfungsi sebagai tempat pengisian bahan bakar.

Proses pengisian dilakukan dari pengambilan bahan bakar dari tangki timbun

yang dipompa menggunakan pompa motor yang langsung menuju ke filling shed.

Dari filling shed sendiri akan disalurkan ke mobil tangki (Bridge) dan RTW (Rail

Train Wagon) yang nantinya siap untuk didistribusikan ke tujuan menurut dengan

masing - masing permintaan jenis bahan bakar. Terminal BBM Rewulu

mempunyai filling shed di bagian RTW untuk mengisi tangki kereta, dan 4 bay

otomatis dan 8 bay manual yang beroperasi dalam pengisian mobil tangki. Filling

shed otomatis lebih efektif karena sudah terintegrasi dimana operator tidak perlu

mengatur jumlah keluar nya bahan bakar untuk mengisi tangki. Berbeda dengan

bay manual yang dimana operator masih bekerja untuk memastikan bahan bakar

yang dimasukkan ke tangki sudah tepat atau belum.

27

3.4.10. ATG (Automatic Tank Gauging)

Gambar 3.14. ATG

Automatic Tank Gauging merupakan alat ukur berupa hardware dan software

yang berfungsi untuk memonitor ketinggian, densitas, suhu bahan bakar dalam

tangki timbun dan kecepatan aliran bahan bakar dalam pipa. Automatic Tank

Gauging dapat dipantau pada software di komputer yang berada di control room.

Dengan Automatic Tank Gauging operator lebih mudah memantau catatan

bahan bakar yang terdapat dalam tangki, sehingga lebih kecil kemungkinan

pengukuran secara manual.

28

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

• Nama Departemen : P3 (Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran)

• Penempatan : Distribusi

• Deskripsi Departemen : Bertanggung jawab untuk memastikan semua proses

penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM (Bahan Bakar Minyak) / BBK

(Bahan Bakar Khusus) telah dilakukan identifikasi aspek dan dampak

• Pembimbing : Rizky Yudhistira

• Jabatan Pembimbing : Sr. Spv Receiving, Storage, and Distribution

• Pekerjaan Mahasiswa:

Lingkup pekerjaan mahasiswa teknik industri ada tiga yaitu perancangan,

perbaikan dan implementasi. Dari ketiga tugas tersebut yang paling tepat

untuk penulis lakukan di perusahaan tersebut adalah dengan perbaikan.

Karena dari hasil identifikasi, masalah yang ditemukan adalah munculnya

antrian pada pengisian mobil tangki.

Kemudian mahasiswa mengarahkan diri untuk melakukan perbaikan dalam

upaya mengatasi adanya antrian pada pengisian mobil tangki. Kemudian

masalah itu tadi akan dijadikan projek besar untuk tim, dengan pembagian

tugas sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram Pembagian Tugas Berdasarkan Projek Besar

Dari projek ini nanti akan dihasilkan solusi berupa layout arm pada setiap bay

berdasarkan identifikasi dan analisis yang optimal.

Pengidentifikasian dan penyelesaian bagian

Utilitas Bay

Pengidentifikasian dan penyelesaian

bagian Utilitas Arm

Pengidentifikasian dan penyelesaian

bagian Variasi Produk

Herjuno

Asihmirmo Filipus Lewi

Abednego

Dimas Nur

Cahyo

29

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Dari pembagian tugas dari tim, mahasiswa memiliki tanggung jawab tentang

identifikasi dan analisis tentang utilitas waktu kerja tiap bay. Ketidakseimbangan

utilitas bay sangat berpengaruh terhadap masalah pada pengisian tiap bay, yaitu

antrian yang terdapat pada pengisian tiap bay yang disebabkan oleh pengisian

mobil tangki di dalam bay tidak merata, dan utilitas tiap bay yang tidak seimbang.

Mahasiswa memiliki wewenang untuk observasi dan mengidentifikasi masalah

yang ada pada perusahaan, mahasiswa juga dapat mengambil data yang

dianggap diperlukan dalam pengolahan data dan solusi. Akan tetapi

pengidentifikasian dan pengambilan data serta pemberian solusi dibawah

bimbingan dosen pembimbing kerja praktek dan pembimbing lapangan di

perusahaan.

Pada bagian pembagian tugas tim, mahasiswa memiliki posisi pertama yaitu

data-data berawal dari apa yang mahasiswa kerjakan. Mahasiswa memilki tugas

untuk menanalisis waktu kerja tiap bay, yang nantinya data yang diperoleh akan

dilanjut kerjakan oleh tim hingga mencapai hasil akhir yaitu solusi dari layout

optimal dalam mengurangi antrian dalam pengisian mobil tangi.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam sub bab ini akan dijelaskan, bagaimana langkah-langkah pekerjaan atau

tugas yang telah dilakukan.

Gambar 4.1. Diagram Proses

Melakukan Observasi / Pengamatan

Melaporkan Temuan Masalah

Melakukan Identifikasi Masalah

Mencari Data yang Sesuai

Menganalisis Data yang Ada

Melakukan Penyusunan dan

Menyimpulkan Solusi Terbaik

30

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu berkaitan dengan observasi /

pengamatan. Dalam melakukan observasi / pengamatan, mahasiswa diminta

untuk kritis untuk mengamati apa saja yang dilakukan oleh perusahaan dalam

pekerjaannya. Dalam proses pengamatan apabila ditemukan masalah yang

dianggap mengganggu, maka mahasiswa melaporkan bahwa mahasiswa telah

menemukan masalah yang dianggap mengganggu / menghambat dalam kinerja

proses. Proses identifikasi masalah juga sangat diperlukan untuk menunjang

dalam pencarian sebab akibat yang dapat timbul ketika ada masalah tersebut.

Ketika sudah diketahui sebab akibat dari suatu masalah maka akan dicari data

yang dianggap menunjang dalam penyelesaian masalah tersebut. Data-data

yang sudah didapat akan diolah dan dianalisis agar mendapatkan solusi yang

baik juga dapat mensimulasikan dan menyimpulkan pemilihan solusi yang

dianggap terbaik.

Pengerjaan yang dilakukan oleh tim yaitu observasi yang dilakukan oleh

bersama-sama karena pada proses observasi sendiri membutuhkan

kesepakatan bersama, dan dalam pemilihan untuk pengambilan masalah yang

didapatkan yaitu berupa keputusan dari kelompok tim. Dan pengambilan

masalah yaitu masalah yang paling besar dan masalah yang sangat dibutuhkan

jalan keluarnya oleh perusahaan, oleh karena itu pemilihan masalah pada antrian

bay pengisian bahan bakar dipilih untuk menyelesaikan dan membantu

mengatasi masalah tersebut

Mahasiswa berfokus kepada pengolahan data thruput dan pengolahan data dari

waktu kerja tiap bay nya oleh NGS (New Gantry System). Data-data tersebut

dianalisis untuk fokus kepada penyelesaian ketidakseimbangan utilitas pada bay.

Data yang sudah dikerjakan oleh mahasiswa nanti akan diteruskan oleh Fillipus

Abednego yang mengerjakan utilitas arm pada setiap bay. Pemilihan pengerjaan

utilitas bay dahulu setelah itu arm karena di setiap bay sendiri terdiri dari

beberapa arm yang digunakan untuk penyaluran bahan bakar ke mobil tangki.

Kemudian dari data dan analisis dari mahasiswa dan Fillipus Abednego

digunakan oleh Andreas Dimas untuk dikerjakan lebih lanjut mengenai variasi

pengisian mobil tangki. Pemilihan variasi pengisian mobil tangki setelah utilitas

arm karena setiap arm memiliki bahan bakar yang berbeda-beda oleh karena itu

pemplotan variasi berdasarkan arm yang digunakan dalam setiap bay nya.

31

4.4. Hasil Pekerjaan

4.4.1. Observasi / Pengamatan

Dari pengamatan yang kami peroleh, kami menemukan adanya antrian pada

pengisian muatan mobil tangki (bridger).

Gambar 4.1. Antrian Mobil Tangki

4.4.2. Identifikasi Masalah

Dengan adanya perubahan system dari manual yaitu menggunakan filling sheet

lama kemudian menggunakan system terotomasi yaitu NGS, tentunya perubahan

ini mempengaruhi system operasi. Hal ini dikarenakan adanya masa transisi atau

penyesuaian dari proses operasi lama, menjadi proses operasi yang baru.

Proses transisi ini melibatkan adanya perubahan pada penggunaan mesin / alat

yang digunakan dalam proses filling, dari yang awalnya 16 mesin filling lama

dengan satu produk per mesin, menjadi 4 mesin filling baru dengan multi produk.

Proses transisi menuju otomasi ini sangatlah dianjurkan pada era sekarang,

apalagi Pertamina juga sudah menjadi salah satu perusahaan yang berkelas

dunia. Dengan adanya penggunaan NGS maka lossis akan berkurang, kualitas

produk akan lebih terjamin, dan dapat mengurangi jumlah SDM. Transisi ini juga

memperbaiki flow rate dari 700 liter/min menjadi 2000 liter/min.

Tentu antrian ini disebabkan karena adanya ketidak sesuain antara jumlah mobil

tangki yang beroprasi dibandingkan dengan jumlah mesin yang beroprasi.

Kemudian dari analisis yang kami lakukan, hal lain yang mempengaruhi adanya

antrian tadi karena variasi produk pada tiap mesinnya yang kurang optimal.

Kemudian ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan untuk

menambahkan mesin NGS, yaitu:

32

a. Penggantian setting/setup/coding yang digunakan dalam system

Penggantian coding ini tentulah akan sangat sulit dilakukan, karena dengan

menambah satu Bay maka DSP harus melakukan perubahan pada system input

serta proses data yang merupakan bagian vatal. Dan apabila terjadi sedikit saja

kesalahan maka akan mengganggu seluruh pekerjaan di TBBM Rewulu.

b. Terganggunya proses operasional

Tentu dalam pengaplikasiannya, proses pembangunan Bay baru akan

membutuhkan perhatian khusus dari seluruh jajaran operasional, di samping itu

pekerjaan seperti perpindahan material dalam pembangunan, serta ruang yang

dibutuhkan akan mengganggu proses operasi yang sedang berlangsung.

c. Biaya

Dari segi pertimbangan sendiri, untuk pembuatan satu Bay pertamina

membutuhkan dana sebesar 2 miliyar rupiah. Sehingga hal ini menjadi

pertimbangan sendiri untuk pertamina lebih memilih pengoptimalan dari mesin

yang sudah ada.

Dari identifikasi masalah yang dilakukan didapatkan tiga kategori masalah utama

yaitu:

i. Ketidakseimbangan utilitas bay

ii. Ketidakseimbangan utilitas arm

iii. Variasi pengisian pada mobil tangki

Dari ketiga masalah utama diatas, penulis berfokus kepada masalah yang ada

pada bay pengisian, dimana dalam pengisian mobil tangki di dalam bay tidak

merata, dan utilitas tiap bay yang tidak seimbang.

4.4.3. Data Pengamatan

Data pengamatan meliputi urutan proses aliran informasi yang telah dijelaskan di

bab 3. Data ini didapatkan melalui beberapa tahapan yaitu perijinan dari

Operasional Head, kemudian diteruskan untuk pembuatan surat pengantar dari

pembimbing lapangan, barulah kemudian menemui staff yang memegang

kendali atas data tersebut.

Data thruput adalah data yang menunjukkan penjualan dari bahan bakar minyak

ataupun bahan bakar khusus pada hari tersebut. Data thruput yang didapat

sudah berupa data bersih dimana data yang didapat sudah dijumlah dari proses

33

pendistribusian mulai dari awal hingga akhir pada hari tersebut. Data thruput

yang diambil adalah data thruput pada hari sabtu. Alasan dalam pemilihan hari

tersebut karena pada hari sabtu merupakan hari dimana permintaan konsumen

tinggi yang menyebabkan penjualan tinggi. Hari sabtu yang memiliki penjualan

tertinggi dipilih karena dapat menutupi atau mewakili hari-hari lain.

Data thruput yang didapatkan dari bagian yang mengurusi penjualan yaitu bagian

sales dan distribution. Bagian sales and distribution yang memberikan alasan

pengambilan data pada hari sabtu karena merupakan permintaan yang

terbanyak selama satu minggu.

a. Data Thruput BBM / BBK Mobil Tangki

Tabel 4.1. Tabel Data Thruput Mobil Tangki

Jenis PertaDex Dexlite Avtur Pertamax Pertalite Premium Biosolar

Jumlah

(KL)

26 51 432 544 1416 920 784

Dari tabel diatas merupakan hasil thruput pada hari sabtu dimana penjualan

bahan bakar minyak yaitu PertaDex sebanyak 26 kiloliter, Dexlite sebanyak 51

kiloliter, Pertamax sebanyak 544 kiloliter, Pertalite sebanyak 1416 kiloliter,

Premium sebanyak 920 kiloliter, Biosolar sebanyak 784 kiloliter, dan bahan bakar

khusus Avtur sebanyak 432 kiloliter.

Data thruput ini nanti akan digunakan sebagai dasar penentuan utilitas

pembagian beban kerja tiap bay, karena dapat dilihat dari pengamatan bahwa

ada beberapa bay yang mengalami waktu tunggu lebih banyak dibandingkan bay

lainnya. Utilitas waktu tiap bay ditentukan oleh pendistribusian beban dari tiap

bahan bakar yang ditentukan.

Data thruput ini digunakan sebagai data patokan dimana pendistribusian beban

tiap bay tidak sama atau tidak merata. Dari data ini kita dapat mengetahui solusi

terbaik dari bahan bakar minyak atau bahan bakar khusus yang akan di

distribusikan di tiap bay nya sehingga pendistribusian bay merata dan tidak

menyebabkan antrian dalam pengisian bahan bakar di setiap bay nya.

34

b. Data Arm tiap Bay

Tabel 4.2. Tabel Arm tiap Bay

ARM BAY 1 BAY 2 BAY 3 BAY 4

ARM 1 - Pertamax /

Pertalite

Premium Biosolar

ARM 2 PertaDex /

Dexlite

Premium - Premium

ARM 3 Avtur - Biosolar -

ARM 4 - - Biosolar Pertamax /

Pertalite

Tabel diatas merupakan data arm dari tiap-tiap bay yang tersedia. Setiap bay

terdiri dari 4 arm akan tetapi yang digunakan hanya dua hingga tiga arm yang

digunakan karena dari perusahaan sendiri belum bisa menambah karena proses

instalasi yang mahal dan membutuhkan waktu yang lama

Dari data arm tiap bay yang didapat yaitu:

i. Bay 1 berisi dua arm yaitu arm untuk menyalurkan produk Dex yaitu

Pertadex dibending dengan Dexlite dan satu arm lagi arm untuk

menyalurkan Avtur

ii. Bay 2 berisi dua arm yaitu arm untuk menyalurkan premium dan satu arm

lagi untuk menyalurkan pertamax dan pertalite, alasan kenapa pertamax

dan pertalite dijadikan satu arm karena pertalite merupakan hasil bending

pertamax oleh karena itu penggunaan satu arm digunakan untuk

menyalurkan kedua bahan bakar tersebut tidak menimbulkan masalah

pencampuran.

iii. Bay 3 berisi tiga arm yaitu arm pertama menyalurkan premium, arm kedua

menyalurkan bio solar, dan arm ketiga juga menyalurkan biosolar.

iv. Bay 4 berisi tiga arm yaitu arm pertama menyalurkan biosolar, arm kedua

menyalurkan premium, dan arm ketiga menyalurkan pertamax/pertalite.

35

Data Arm Tiap Bay ini nanti akan dijadikan acuan atau dasar pemilihan variasi

terbaik untuk menentukan solusi akhir.

4.4.4. Analisis Data

a. Persentase Data Thruput BBM dan BBK

Gambar 4.2 Persentase Thruput BBM dan BBK

Presentase Thruput bahan bakar minyak dan bahan bakar khusus digunakan

agar penulis mengetahui seberapa banyak permintaan konsumen dari tiap-tiap

bahan bakar minyak maupun bahan bakar khusus. Dari data persentase thruput

yang didapat pertadex mempunyai tingkat persentase hanya 1 persen, dexlite

mempunyai tingkat persentase juga 1 persen, avtur mempunyai tingkat

persentase 10 persen, pertamax mempunyai tingkat persentase 13 persen,

pertalite mempunyai tingkat persentase 34 persen, premium mempunyai tingkat

persentase 22 persen,dan biosolar mempunyai tingkat persentase 19 persen.

Persen tiap-tiap bahan bakar berpatokan pada total 100 persen dari penjualan di

hari tersebut.

Dapat dilihat pada data persentase diatas, data permintaan konsumen tertinggi

adalah pada bahan bakar pertalite yang berjumlah 34 persen dari total 100

persen dan permintaan konsumen terendah yaitu produk dex yaitu dexlite dan

pertadex yang masing-masing adalah 1 persen.

1%

1%

10%

13%

34%

22%

19%PertaDex

Dexlite

Avtur

Pertamax

Pertalite

Premium

Biosolar

36

Dari data ini dan data arm tiap bay diatas menyatakan bahwa pendistribusian

beban pengisian bahan bakar tiap bay nya yang tidak merata yang digambarkan

pada bay 1 hanya memuat pengisian produk dex dan avtur, yang dimana produk

dex hanya memiliki presentase 1 persen tiap produk nya, dan avtur 10 persen.

Maka dari itu pendistribusian bay ini tidak merata dibanding bay-bay yang lain.

Kemudian dari persentase tersebut akan dianalisis berapa sebenarnya jumlah

arm yang sesuai agar pengeluaran thuruput dapat maksimal sehingga waktu

tunggu dapat diminimalkan pada proses operasi.

b. Perhitungan Waktu Kerja tiap Bay

Setelah didapatkan jumlah Arm Aktual yang dibutuhkan, berikutnya adalah

meneliti utilitas tiap bay. Berdasarkan data dari Arm actual yang dibutuhkan,

maka akan dibuat variasi yang berbeda agar perbandingan utilitas tiap bay nya

menjadi lebih optimal. Berikut adalah hasil pengamatan waktu pengisian tiap bay.

Tabel 4.3. Tabel Waktu Operasi Tiap Bay

TOTAL TIME PER BAY

BAY 1 BAY 2 BAY 3 BAY 4

7:23:50 12:51:36 10:31:09 12:04:01

Tabel waktu operasi tiap arm diatas didapat dari proses waktu kerja setiap bay

tiap hari. Pengambilan data waktu bay diatas diambil dari bagian NGS yang

mengurusi bagian sistem pada bay. Pengambilan data pada bagian DSP ini

harus perijinan dari Operasional Head, kemudian diteruskan untuk pembuatan

surat pengantar dari pembimbing lapangan karena NGS merupakan anak buah

perusahaan dari Pertamina sendiri, oleh karena itu perlu adanya perijinan dan

surat khusus dari Pertamina untuk melakukan pengamatan dan pengambilan

data pada DSP.

Perhitungan tabel waktu operasi tiap bay didapat dari data yang diberikan oleh

DSP mengenai waktu proses dari masing-masing bay yang tersedia. Waktu yang

didapat masih waktu kotor dimana waktu yang terdapat yaitu waktu proses dari

masing-masing arm, dan dari masing-masing arm tidak berurutan dan tidak

sesuai dengan arm di tiap bay nya (data terlampir). Penghitungan waktu proses

37

tiap bay dihitung dengan menggunakan software excel. Penghitungan

berdasarkan arm yang bekerja dan pemplotan arm dari tiap bay dijadikan satu

sehingga memudahkan proses penjumlahan waktu kerja operasi tiap bay.

Kemudian dari table diatas di buat perbandingan utilitasnya dengan

membandingkan waktu masing masing bay dengan waktu total operasi, maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.3 Diagram Waktu Operasi Tiap Bay

Hasil data yang didapat yaitu bay 1 beroperasi selama 7:23:50 jam dalam sehari,

bay 2 beroperasi selama 12:51:36 jam dalam sehari, bay 3 beroperasi selama

10:31:09 jam dalam sehari, dan bay 4 beroperasi selama 12:04:01 dalam sehari.

Dapat dilihat pendistribusian bahan bakar dari tiap bay tidak rata, karena bay 1

hanya bekerja kurang lebih 7 jam dan bay 2 dan 4 bekerja kurang lebih 12 jam

perhari. Dikarenakan bay 2 dan 4 salah satu arm nya menyalurkan produk

pertalite yang dimana pertalite mempunyai persentase permintaan konsumen

tertinggi yaitu sebesar 34 persen.

4.4.5. Penyusunan Layout

Pada sub-bab data-data sebelumnya yang telah diolah akan disimpulkan

berdasarkan dari seluruh factor yang mempengaruhi sehingga didapatkan

simulasi layout Arm per Bay yang optimal.

Data-data dari sebelum nya yang penulis ambil dan dianalisis akan berguna

untuk penyusunan dan perhitungan ke tahap selanjutnya dimana perhitungan

jumlah arm yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar di tiap bay,

perhitungan waktu arm yang tersedia dan tentang ketidakseimbangan utilitas

arm. Serta data-data yang di proses penulis juga berguna untuk penyusunan

variasi pengisian pada bay. Data-data yang selanjutnya diproses oleh tim penulis

Diagram Waktu Operasi Tiap Bay

Bay 1 Bay 2 Bay 3 Bay 4

38

yang memperoleh satu solusi yaitu layout penyusunan jumlah arm dan

penyusunan layout bay yang fix sebagai berikut:

Gambar 4.4. Layout Arm per Bay Final

Bentuk layout sama dengan layout dasar yang sedang digunakan oleh

perusahaan sendiri dan hanya merubah dari varian produknya saja sehingga

dapat dipertimbangankan sesuai dengan dasar-dasar perhitungan,

penganalisisan, serta peletakan produk terbaik yang telah dilakukan oleh tim

penulis serta bimbingan dari para staff yang bersangkutan dan pembimbing

lapangan.

39

KESIMPULAN

1. Kendala terbesar dari penerapan NGS adalah munculnya antrian.

2. Antrian mobil tangki terjadi karena perbandingan jumlah bay yang lebih

sedikit dari sebelumnya, serta utilitas tiap bay yang tidak merata.

3. Hasil yang didapatkan oleh Herjuno Asihmirmo di bagian Pengoptimalan

Utilitas Bay:

TOTAL TIME PER BAY

BAY 1 BAY 2 BAY 3 BAY 4

7:23:50 12:51:36 10:31:09 12:04:01

4. Hasil yang didapatkan oleh Filipus Lewi Abednego di bagian Pengoptimalan

Utilitas Arm

5. Hasil yang didapatkan oleh Dimas Nur Cahyo di bagian Pengoptimalan

Variasi Produk

40

6. Pemilihan Layout final dipilih oleh pihak pertamina sendiri dengan

pertimbangan tanpa ada penambahan kapasitas selang, tidak ada perubahan

letak selang, serta perubahan produk yang dapat dipertimbangan.

5.1. Saran

1. Ditambahkannya arm tiap bay menjadi 4 arm semua dalam 1 bay, sehingga

proses mengisi BBM / BBK menjadi cepat dan waktu pengantrian menjadi

lebih rendah.

41

DAFTAR PUSTAKA

42

LAMPIRAN

43

44

45