gambaran umum kecamatan kunduran
DESCRIPTION
Kecamatan Kunduran terletak di Kabupaten Blora, mempunyai luas wilayah 12.789,324 Ha yang terdiri dari sawah luasnya 5.554,590 Ha, pekarangan luasnya 1.120,040 Ha, tegalan luasnya 2.149,649 Ha, hutan luasnya 3.768,639 Ha dan 205,370 Ha merupakan lain-lainTRANSCRIPT
Laporan Pendahuluan
3.1 GEOGRAFI
Kecamatan Kunduran terletak di Kabupaten Blora, mempunyai luas wilayah 12.789,324 Ha yang terdiri dari sawah luasnya 5.554,590 Ha, pekarangan luasnya 1.120,040 Ha, tegalan luasnya 2.149,649 Ha, hutan luasnya 3.768,639 Ha dan 205,370 Ha merupakan lain-lain. Adapun batas administratif Kecamatan Kunduran, sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Todanan
Sebelah Timur : Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Jati
Sebelah Selatan : Kecamatan Jati
Sebelah Barat : Kabupaten Grobogan
Jumlah desa yang terdapat di Kecamatan Kunduran ada 25 desa dan 1 kelurahan yaitu Desa Botoreco, Desa Buloh, Desa Kemiri, Desa Kodokan, Desa Sonokidul, Desa Sempu, Desa Cungkup, Desa Plosorejo, Desa Ngilen, Desa Bakah, Desa Kalangrejo, Desa Blumbangrejo, Desa Tawangrejo, Desa Klokah, Desa Jetak, Desa Muraharjo, Desa Jagong, Desa Gagaan, Desa Sambiroto, Desa Bejirejo, dan Kelurahan Kunduran dan terdiri dari 44 RW dan 443 RT. Jarak terjauh Kecamatan Kunduran dari barat ke timur adalah 7,6 km sedangkan jarak terjauh dari utara ke selatan 20 km. Kecamatan Kunduran memiliki iklim tropis dan mempunyai ketinggian tanah yang berada pada 40 hingga 500m dpl.
3.2 TOPOGRAFI
Kecamatan Kunduran secara keseluruhan wilayahnya memiliki kelerengan yang datar (0-2%) dan berada di ketinggian 40 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut yang terletak di hampir semua bagian tengah
III - 1
BAB IIIKARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN
Laporan Pendahuluan
kecamatan. Walaupun demikian bukan berarti Kecamatan Kunduran datar sepenuhnya. Kecamatan Kunduran juga memiliki kelerengan landai (2-8%) di sebagian utara dan selatan Kecamatan Kunduran. Dari kondisi topografi ini membawa keuntungan bagi Kecamatan Kunduran, dengan kondisi daerahnya yang datar maka sangat cocok digunakan berbagai aktivitas seperti permukiman, perdagangan dan jasa, industri, dan pertanian dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi Kecamatan Kunduran yang pemanfaatan lahan diwilayahnya adalah pertanian.
3.3 HIDROLOGI
Kecamatan Kunduran termasuk ke dalam sub DAS Sungai Lusi. Sub Das ini memberikan kegunaan yang sangat potensial bagi masyarakat Kecamatan Kunduran yaitu sebagai sumber air permukaan. Sumber air ini juga digunakan dalam sistem irigasi teknis ataupun irigasi non teknis yang dikembangkan oleh masyarakat.
3.4 KLIMATOLOGI
Klimatologi diketahui melalui curah hujan. Curah Hujan di Kecamatan Kunduran adalah sebagai berikut:
TABEL III.1CURAH HUJAN DI KECAMATAN KUNDURAN
Bulan Curah Hujan
Januari 260
Februari 202
Maret 181
April 287
Mei 160
Juni 132
Juli 85
Agustus 0
September 0
III - 2
Laporan Pendahuluan
Bulan Curah Hujan
Oktober 98
November 199
Desember 476
Jumlah 2.080
Sumber : Kabupaten Blora dalam Angka 2014
Berdasarkan Tabel Curah Hujan di Kecamatan Kunduran, tercatat bahwa pada bulan Agustus dan September tidak terjadi hujan. Maka, akan terjadi kekeringan apabila kondisi tersebut tidak diantisipasi terlebih dahulu. Kecamatan Kunduran sebagai penghasil padi terbesar dimana masyarakatnya bekerja sebagai petani, sangat membutuhkan air bagi kebuhan lahan maupun kebutuhan pribadi. Di Kecamatan Kunduran terdapat pertanian sawah tadah hujan yang sangat tergantung terhadap ketersediaan air hujan untuk kebutuhan irigasi juga sebagai penyediaan sumber air tanah bagi penduduk lokal.
3.5 LITOLOGI
Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Kunduran adalah jenis tanah gromosol dan mediteran coklat tua. Tanah Grumosol merupakan tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur. Jenis tanah gromosol terdapat di hampir seluruh Kecamatan Kunduran dengan karakteristik tanah yang cocok dengan pertanian. Hal tersebut sesuai dengan kondisi penggunaan lahan di Kecamatan Kunduran yang sebagian besar pertanian. Tanaman yang tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakau, dan jati. Jenis tanah mediteran coklat tua terdapat di sebelah utara dan sebagian selatan Kecamatan Kunduran yang tanahnya berupa tanah kapur dan tidak subur. Jenis tanah ini memiliki karakteristik taha menahan sehingga tidak cocok dengan pertanian. Imbasnya, pada wilayah tersebut masyarakat bekerja
III - 3
Laporan Pendahuluan
sebagai peternak sapi, ayam, dan kelinci. Salah satu desa yang memiliki peternakan ayam adalah Desa Ngawenombo.
Peta 3.1Peta Jenis Tanah
3.6 PENGGUNAAN LAHAN
Kecamatan Kunduran dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Kabupaten Blora. Hal ini dikarenakan Kecamatan Kunduran memiliki luas area persawahan tertinggi di Kabupaten Blora. Pada tahun 2013, luas sawah Kecamatan Kunduran mencapai 5.552,288 Ha. Berikut tabel penggunaan lahan di Kecamatan Kunduran.
III - 4
Laporan Pendahuluan
TABEL III.2LUAS PENGGUNAAN LAHAN
DI KECAMATAN KUNDURAN TAHUN 2013
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Sawah 5.552.288
Bangunan/Pekarangan 1.122,430
Tegalan 2.148,550
Hutan 3.768,639
Lain – lain 206,381
Jumlah 12.798,288
Sumber : Kabupaten Blora dalam Angka 2014
III - 5
Laporan Pendahuluan
Sementara luas area persawahan dengan berdasarkan teknik irigasi adalah sebagai berikut.
TABEL III.3LUAS PENGGUNAAN LAHAN SAWAH
BERDASARKAN JENIS PENGAIRAN DI KECAMATAN KUNDURANTAHUN 2013
Jenis Irigasi Luas (Ha)
Pengairan Teknis 682,000
Pengairan Setengah Teknis 116,000
Pengairan Sederhana 325,000
Sawah Tadah Hujan 4.429,288
Jumlah 5.552,288
Sumber : Kabupaten Blora dalam Angka 2014
Penggunaan lahan di masing-masing desa di Kecamatan Kunduran, relatif sama yaitu sebagian besar lahannya dimanfaatkan sebagai sawah maupun ladang. Sawah tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari nafkah sebagai petani. Pada kegiatan pertanian, Kecamatan Kunduran lebih mengandalkan penanaman padi sawah tadah hujan dan palawija. Peruntukan lahan Kecamatan Kunduran terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu permukiman penduduk beserta sarana prasarana pendukungnya, pertanian, perindustrian seperti industri rumah tangga dan Industri Batik yang terdapat di Desa Ngawenombo dan Desa Blumbangrejo, serta perdagangan dan jasa yang pada umumnya terdapat di sepanjang jalur utama Kecamatan Kunduran.
Selain itu terdapat luas penggunaan hutan menurut pengelolaannya di Kecamatan Kunduran yaitu berupa hutan negara sebesar 3.738,639 hektar dan hutan rakyat sebesar 30 hektar.
3.7 KEPENDUDUKAN
3.7.1 Jumlah Penduduk
III - 7
Laporan Pendahuluan
Berdasarkan administrasi pemerintah kecamatan, jumlah penduduk yang tercatat berjumlah 65.030 jiwa di tahun 2008 meningkat menjadi 65.450 jiwa pada tahun 2009 dan mengalami penurunan menjadi 61.972 jiwa dan pada tahun 2010. Dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari 61.972 menjadi 71.957.
Peta 3.3Peta Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan peta di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan Kecamatan Kunduran memiliki laju pertumbuhan yang sedang dan cepat. Laju pertumbuhan penduduk tercepat berada pada Kelurahan Kunduran. Adanya pertumbuhan penduduk yang cepat di Kelurahan Kunduran diiringi dengan area terbangun yang cukup luas. Dari tahun 2008-2012, jumlah penduduk terendah terdapat pada desa Jetak. Sedangkan jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kelurahan Kunduran.
III - 8
Laporan Pendahuluan
Sumber : Analisis Penyusun, 2014
Gambar 3.1Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur
Kecamatan Kunduran Tahun 2012
Piramida penduduk di atas merupakan piramida bentuk sarang tawon kuno (old fashioned beehive) yang dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur. Berdasarkan bentuk piramida diatas berarti jumlah kematian dan kelahiran di Kecamatan Kunduran tergolong rendah, sementara umur median tinggi. Hal ini terlihat dari grafik di atas menunjukkan jumlah penduduk di Kecamatan Kunduran yang menempati urutan grafik tertinggi adalah usia produktif yaitu 30-34 tahun yang jumlahnya sangat banyak. Bahkan usia 25-29 tahun juga menempati urutan grafik tertinggi.
3.7.2 Mata Pencaharian
III - 9
Laporan Pendahuluan
Sumber : Kecamatan Kunduran Dalam Angka 2012
Gambar 3.2Jumlah Penduduk Kecamatan Kunduran
Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2012
3.8 EKONOMI
Karakteristik kegiatan perekenomian di Kecamatan Kunduran lebih didominasi oleh tiga kegiatan yaitu pertanian, wiraswasta atau perdagangan dan jasa serta karyawan/ pegawai. Ketiga kegiatan inilah yang menyumbang angka terbanyak dalam kegiatan ekonomi di Kecamatan Kunduran. Namun selain tiga kegiatan tersebut terdapat juga kegiatan kerajinan tangan membatik yang perkembangannya sendiri baru pada pada tahap perintisan. Walaupun belum menjadi pekerjaan mayoritas, potensi yang ada pada sektor industri ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakatnya.
A. Pertanian
Pertanian mendominasi untuk kegiatan perekonomian di Kecamatan Kunduran, hal ini disebabkan karena hampir sebagian besar luas wilayah Kecamatan Kunduran adalah lahan pertanian. Menurut sumber dari Dinas Pertanian Kabupaten Blora, sebanyak 60% lebih dari penduduk Kecamatan Kunduran adalah petani. Dari seluruh wilayah di Kecamatan Kunduran mayoritas kegiatan ekonominya didominasi oleh pertanian. Kegiatan pertanian telah menjadi pekerjaan
III - 10
Laporan Pendahuluan
mayoritas di Kecamatan Kunduran, sehingga tidak heran apabila Kecamatan Kunduran menjadi salah satu lumbung padi di Kabupaten Blora. Desa Botoreco merupakan desa dengan jumlah petani terbanyak dari semua desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Kunduran. Desa lainnya yang menyumbang jumlah kegiatan pertanian terbesar di Kecamatan Kunduran adalah Desa Buloh, Desa Kemiri, Desa Klokah, Desa Kedungwaru, Desa Karanggeneng, dan Desa Kodokan.
Gambar 3.3Kegiatan Pertanian di Kecamatan Kunduran
Berikut ini merupakan produksi pertanian yang ada di Kecamatan Kunduran.
TABEL III.4LUAS PANEN DAN PRODUKSI PERTANIANDI KECAMATAN KUNDURAN TAHUN 2013
NO HASIL PERTANIAN
LUAS PANEN (HA)
PRODUKSI (TON)
RATA-RATA PRODUKSI (KW/HA)
1 Padi Sawah 10.240 55.204 53,91
2 Padi Ladang 300 1.272 42,40
3 Jagung 574 2.961 51,59
4 Kedelai 489 848 17,34
5 Kacang Tanah 11 13 11,82
6 Kacang Hijau 1.213 1.281 10,56
7 Ubi Jalar 4 42 105
III - 11
Laporan Pendahuluan
NO HASIL PERTANIAN
LUAS PANEN (HA)
PRODUKSI (TON)
RATA-RATA PRODUKSI (KW/HA)
8 Ubi Kayu 178 3.976 223,37
Sumber : Kabupaten Blora Dalam Angka Tahun 2014
B. Wiraswasta dan Perdagangan
Kegiatan perekonomian lainnya yang terdapat di Kecamatan Kunduran adalah wiraswasta dan perdagangan. Kegiatan ini banyak dijumpai di sepanjang jalan raya Purwodadi-Blora. Aktivitas perdagangan dipusatkan pada Pasar Kunduran yang berlokasi di jalan raya Purwodadi-Blora. Banyak dari hasil pertanian Kecamatan Kunduran dijual di pasar ini. Selain aktivitas kegiaatan di pasar banyak juga yang dalam perdagangan itu sendiri mereka membuka toko-toko kelontong ataupun warung makan. Adanya kegiatan wiraswasta dan perdagangan ini juga didukung dengan adanya infrastruktur jalan yang memadahi, karena bertujuan untuk memudahkan distribusi barang-barang yang ada menuju tempat tujuan. Untuk di sektor ini desa-desa yang memiliki jumlah kegiatan tinggi adalah desa-desa yang pada umumnya cukup mudah dalam aksesibilitasnya, seperti contohnya Kelurahan Kunduran, Desa Gagaan, Desa Botoreco dan Desa Jagong yang mana letaknya desa-desa ini tidaklah jauh dari jalan utama Kecamatan Kunduran.
Gambar 3.4 Pasar di Kecamatan Kunduran
III - 12
Laporan Pendahuluan
C. Pegawai/Karyawan
Kantor-kantor pemerintahan seperti Kantor Kecamatan dan UPTD adalah salah satu dimana untuk pegawai dan karyawan ini banyak dijumpai. Dalam kegiatannya mereka lebih bertugas untuk memberikan pelayanan-pelayanan bagi masyarakat Kunduran yang ingin mengurus data kependudukannya. Kantor Kecamatan Kunduran merupakan pusat dari kegiatan para pegawai dan karyawan di Kecamatan Kunduran dan letaknya itu sendiri adalah berada di Kelurahan Kunduran. Selain itu juga banyak terdapat di Desa Jagong.
D. Industri Kerajinan Batik
Kegiatan kerajinan batik ini sebenarnya adalah kegiatan baru di Kecamatan Kunduran. Kegiatan kerajinan ini merupakan rintisan baru yang dimulai pada 2009 yang terletaka di dua tempat yaitu di Desa Blumbangrejo dan Desa Ngawenombo. Tenaga kerja pada industri ini sendiri adalah warga-warga yang tinggal di kedua desa ini. Kerajinan batik Desa Blumbangrejos sudahlah sering mewakili Kota Blora dalam berbagai event dan pameran baik di Kabupaten Blora sendiri maupun di Jawa Tengah. Semula pengrajin batik Blumbangrejo hanya memproduksi taplak dan pesanan saja karena terganjal masalah pemasaran dan masalah harga. Batik Blumbangrejo selain memproduksi batik alami dan batik sintetis, dengan dorongan dari Bupati Djoko Nugroho dan pemerintah Kabupaten Blora, maka batik blumbangrejo ini di kenal dan menjadi ciri khas di Kabupaten Blora. Selain di Desa Blumbangrejo terdapat industri batik lainnya yang terdapat di Desa Ngawenombo.
Kedua industri ini mulai dirintis dari tahun 2009 dengan peralatan yang cukup terbatas juga. Terdapat strategi marketing yang berbeda dalam pemasaran batik di kedua desa ini. Strategi marketing pada Desa Blumbangrejo adalah dengan cara memasarkan pada pejabat-pejabat penting di tingkat Kecamatan ataupun Kabupaten Blora. Hal dirasa dapatlah membantu pemasaran mereka guna menekan biaya pemasaran agar tidak banyak keluar. Lain halnya dengan strategi marketing yang digunakan oleh Desa Ngawenombo. Desa ini telah membuka sentra lainnya yaitu di daerah Kota Blora guna
III - 13
Laporan Pendahuluan
mengembangkan jaringan pemasaran. Dengan adanya industri batik ini sebenarnya dapat membuka peluang kerja baru untuk di Kecamatan Kunduran, namun karena letak sentranya tersebut yang cukup jauh dari jalur utama Kecamatan Kunduran maka tenaga kerja yang ada hanyalah dari warga sekitar. Harapan dari industri ini sendiri adalah agar sentra pemasarannya sendiri dapat dipindahkan ke tempat yang mudah diakses bagi pengendara yang lewat, dan kelak kedepannya sendiri ialah industri dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak untuk wilayah di Kecamatan Kunduran.
Gambar 3.5Industri Batik di Kecamatan Kunduran
3.9 PRASARANA
3.9.1 Prasarana Jalan
Secara umum kondisi perhubungan dan transportasi di Kecamatan Kunduran sebagian besar jalannya rusak dan berlubang yang terdiri dari jalan aspal, jalan tanah dan jalan berbatuan. Lebar jalan kolektor primer adalah 5 meter, dengan kondisi jalan yang sudah beraspal dan cukup baik. Kondisi jalan yang masih berbatu dan rusak parah terdapat di Desa Buloh, Desa Ngawenombo, Desa Blumbangrejo, Desa Kalangrejo, Desa Plosorejo, Desa Kemiri, Desa Kodokan dan Desa Botoreco. Kondisi infrastruktur jalan yang sangat rusak tersebut banyak dikeluhkan oleh masyarakat sekitar, sehingga masyarakat setempat sulit untuk melakukan aktivitas karena sangat menghambat mobilitas masyarakat setempat. Selain itu rusaknya kondisi jalan juga menghambat distribusi hasil produksi pertanian yang cukup maju di Kecamatan Kunduran. Jalan di Kecamatan Kunduran merupakan lintas antar
III - 14
Laporan Pendahuluan
desa sehingga pada siang hari jalanan ramai dilewati bus dan truk. Selain sebagai lintas antar desa, Jalan Arteri di Kecamatan Kunduran juga merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Grobongan dan Kabupaten Blora.
Gambar 3.6Prasarana Jalan di Kecamatan Kunduran
TABEL III.5PANJANG JALAN (KM) MENURUT KONDISI JALAN
DI KECAMATAN KUNDURAN TAHUN 2011
III - 15
No. Kondisi Jalan Panjang Jalan (Km)
1 Baik Sekali 4,1
2 Rusak Ringan 11,50
3 Rusak 14,20
4 Rusak Berat 2,20
Laporan Pendahuluan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Blora Tahun 2012
TABEL III.6DAFTAR PRASARANA JALAN
DI KECAMATAN KUNDURAN TAHUN 2012
No. Nama RuasPanjang Ruas (Km)
Lebar Rata-rata (m)
Kondisi
Baik Rusak Ringan
Rusak
Rusak Berat
1 Kemiri-Sonokidul 2,20 3,5 - - - 2,2
2 Sempu-Cungkup 5 2,5 - 5 - -
3 Jagong-Karanggeneng 2,5 2,5 0,8 1,7 - -
4 Karanggeneng-Srigading 5 2,5 1,8 - 3,2 -
5 Muraharjo-Jetak 2,5 2,5 - - 2,5 -
6 Jetak-Karanggeeng 2,5 2,5 - - 2,5 -
7 Kunduran-Bakah 1,5 2,5 1,5 - - -
8 Bakah-Kalangrejo 2,5 2,5 - - 2,5 -
9 Kalangrejo-Muraharjo 2,5 2,5 - - 2,5 -
10 Balong-Bangkerep-Kedungwaru 3 2,5 - 3,8 - -
11 Ngronggga-Buloh 2 2,5 - 1 1 -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Blora Tahun 2012
3.9.2 Prasarana Air Bersih
Kondisi penggunaan air bersih di Kecamatan Kunduran sebagian besar sudah menggunakan PDAM dan masih ada yang menggunakan sumber air seperti sumur. Jumlah pelanggan PDAM di Kecamatan Kunduran pada tahun 2013 sebesar 860 KK dengan jumlah air yang disalurkan sebesar 159.844 m3 dan nilai produksi sebesar Rp 544.009.000,00.
III - 16
Laporan Pendahuluan
Namun ada beberapa desa yang mengalami krisis air bersih. Bantuan dari pemerintah untuk penyediaan air bersih yaitu dengan diadakannya program pemerintah seperti Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), namun program ini di Kecamatan Kunduran tidak berjalan mulus. Contohnya saja pada Desa Ploserejo, desa ini sering kali mengalami kekeringan terlebih ada saat musim kemarau, bantuan pemerintah berupa penyedian PAMSIMAS hanya berlangsung selama 1 tahun sejak didirikannya PAMSIMAS di desa ini pada tahun 2010, untuk tahun berikutnya PAMSIMAS sudah tidak dapat membantu krisis air bersih di Desa Ploserejo, hal ini disebabkan kurang perhatiannya pemerintah setempat akan kebutuhan air bersih di desa ini dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat harus mengambil air dari sumur di rawa-rawa yang letaknya cukup jauh dari perkampungan dengan menggunakan sepeda maupun motor, begituhlah sehari-harinya masyarakat memenuhi kebutuhan akan air bersihnya.
Gambar 3.7Masyarakat Mengambil Air Bersih di Sumur
III - 17
Laporan Pendahuluan
Gambar 3.8Saluran Pipa Air Bersih di Desa Tawangrejo
Lain pula halnya dengan Desa Buloh yang letaknya paling pelosok dibandingkan dengan desa yang lain, desa ini juga mengalami krisis air bersih sejak lama, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk setempat terpaksa harus membeli air. Biasanya masyarakat dapat menghabiskan uang sebesar Rp 90.000 untuk setiap kali pembelian air. Di desa ini juga sedang dibangun sebuah embung yaitu danau buatan yang cukup besar yang dapat digunakan untuk menampung air pada saat hujan dan diharapkan dapat membantu mengatasi masalah krisis air di desa tersebut.
Selain pada Desa Plosorejo dan Desa Buloh masih ada beberapa desa yang mengalami rawan air bersih atau krisis air bersih dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai berikut :
TABEL III.7DATA DESA RAWAN AIR BERSIH
DI KECAMATAN KUNDURAN TAHUN 2012
No Nama Desa
1. Botoreco
2. Buloh
3. Kodokan
4. Sonokidul
5. Sempu
6. Cungkup
7. Ngilen
8. Bakah
9. Kalangrejo
III - 18
Laporan Pendahuluan
No Nama Desa
10. Blumbangrejo
11. Tawangrejo
12. Klokah
13. Muraharjo
14. Jagong
15. Gagaan
16. Sambiroto
17. Jetak
18. Karanggeneng
19. Balong
20. Ngawenombo
21. Sendangwates
22. Kedungwaru
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Blora Tahun 2012
3.9.3 Prasarana Drainase
Drainase di Kecamatan Kunduran sebagai drainase terbuka karena tidak tertutup apapun dan drainase berupa cekungan di sisi pinggir jalan. Drainase di Kecamatan Kunduran sendiri cukup lancar karena sebagian dari air yang ada juga mengalir ke persawahan warga, namun untuk kondisinya masih kurang terawat karena terkadang masih terdapat sampah yang berupa dedaunan pohon jati dan sampah plastik, ada yang masih berbentuk alami dengan kondisi ditumbuhi rerumputan yaitu terdapat di beberapa desa antara lain di Desa Buloh, Desa Sambiroto dan juga sudah mengalami pengerasan yaitu terdapat di Desa Gagaan, Desa Tawangrejo dan Kelurahan Kunduran.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Blora menunjukkan bahwa saluran drainase tanpa penyumbatan atau lancar sepanjang 60 Km sedangkan saluran yang tersumbat sepanjang 45 Km. Sistem drainase di wilayah Kecamatan Kunduran terbagi atasi dua wilayah
III - 19
Laporan Pendahuluan
yang dimana wilayah lebih tinggi adalah pada bagian utara dan selatan dari jalan raya Purwodadi-Blora dan wilayah yang lebih rendah berada di sepanjang jalan raya Purwodadi-Blora itu sendiri. Untuk wilayah desa sistem drainase yang terbentuk adalah justru dibuang pada sawah-sawah warga sebagai tempat pembuangan akhir, yang dimana nantinya akan meresap sendiri pada lahan pertanian. Hal ini dikarenakan tidak adanya saluran yang mengakhiri pembuangan. Pembuangan terakhir yaitu di sungai-sungai. Sementara untuk sistem drainase pada wilayah sepanjang jalan raya Purwodadi-Blora adalah dengan adanya kanal-kanal di pinggiran jalan dan diteruskan ke sungai-sungai yang ada. Untuk permasalahannya sendiri terkait dengan sistem drainase ini belumlah menjadi masalah, namun terkadang apabila hujan turun akan terbentuklah kubangan-kubangan kecil untuk di wilayah sepanjang jalan raya Purwodadi-Blora.
3.9.4 Prasarana Persampahan
Sistem Pengelolaan sampah yang ada di Kecamatan Kunduran sebagian besar masih menggunakan cara konvensional. Sistem persampahan di Kecamatan Kunduran hampir seluruh masyarakatnya membakar sampah dari hasil aktivitas masyarakat. Mereka membakar sampah di lahan yang masih kosong atau di belakang rumah mereka. Cara-cara tersebut masih digunakan masyarakat karena sebagian besar sampah berupa sampah organik. Akan tetapi pabrik tahu yang berada di Desa Gagaan tidak memiliki pengolahan hasil limbah. Hasil limbah yang dihasilkan oleh pabrik tahu tersebut langsung dibuang ke sungai yang ada di dekat Desa Gagaan dan alhasil membuat sungai menjadi tercemar.
3.9.5 Prasarana Telekomunikasi
Berdasarkan hasil observasi lapangan, di Kecamatan Kunduran tidak terdapat sarana komunikasi umum seperti telepon umum dan warung telekomunikasi (Wartel). Sebagian besar masyarakat Kecamatan Kunduran sudah mengikuti perkembangan jaman dan untuk memudahkan berkomunikasi masyarakat menggunakan handphone sebagai alat komunikasi. Walaupun demikian, telepon kabel masih tetap digunakan di beberapa tempat tertentu seperti kantor kecamatan dan kantor kelurahan.
III - 20
Laporan Pendahuluan
3.9.6 Prasarana Listrik
Kebutuhan akan listrik di Kecamatan Kunduran disediakan oleh PLN Kabupaten Blora dan Kecamatan Kunduran masuk dalam wilayah Ranting PLN Blora. Seluruh wilayah Kecamatan Kunduran sudah tercukupi akan kebutuhan listrik dengan jumlah pelanggan sebesar 12.697 KK, daya tersambung sebesar 7.233.836 VA, dan nilai produksi sebesar Rp 493.553.000,00. Akan tetapi masih sering terjadi pemadaman listrik yang dan terkadang bisa sampai satu hari terjadinya pemadaman dan mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat.
3.10 SARANA
3.10.1 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Kunduran cukup lengkap yaitu terdiri dari PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA. Sarana pendidikan PAUD, TK dan SD di setiap Desa sudah terpenuhi namun masih terdapat kondisi bangunan sekolah dasar yang perlu perbaikan, sedangkan untuk SLTP dan SLTA hanya terdapat di Kecamatan Kunduran saja. Berdasarkan Kabupaten Blora Dalam Angka 2014, banyaknya sekolah menurut jenjang pendidikan di Kecamatan Kunduran tahun 2013, yaitu TK/ RA sejumlah 41 buah, SD/ MI sejumlah 48 buah, SLTP/ MTs sejumlah 10 buah, dan SLTA/MA sejumlah 3 buah.
3.10.2 Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan yang berada di Kecamatan Kunduran sebagian besar berupa mushola dan masjid karena sebagian besar penduduk Kecamatan Kunduran adalah islam. Selain mushola dan masjid, terdapat juga gereja bagi yang beragama katolik maupun Kristen. Fasilitas peribadatan ini dirasa masyarakat cukup memadai dan cukup baik bagi masyarakat di setiap desa. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan banyaknya sarana peribadatann yang terdapat di 25 desa dan 1 kelurahan.
TABEL III.8JUMLAH SARANA PERIBADATAN MENURUT DESA/KELURAHAN
DI KECAMATAN KUNDURAN TAHUN 2011
III - 21
Laporan Pendahuluan
No. Desa/Kelurahan Masjid Mushola Gereja Vihara
1 Botoreco 8 23 0 0
2 Buloh 7 14 0 0
3 Kemiri 3 18 0 0
4 Kodokan 2 5 0 0
5 Sonokidul 4 11 0 0
6 Sempu 4 13 0 0
7 Cungkup 1 8 0 0
8 Plosorejo 4 8 0 0
9 Ngilen 3 6 0 0
10 Bakah 4 13 0 0
11 Kalangrejo 3 5 0 0
12 Blumbangrejo 3 3 0 0
13 Tawangrejo 7 17 0 0
14 Klokah 6 19 0 0
15 Jetak 1 2 0 0
16 Muraharjo 4 7 0 0
17 Jagong 2 6 0 0
18 Kunduran 1 29 2 0
19 Gagaan 2 5 2 0
20 Sambiroto 2 13 0 0
21 Bejirejo 2 10 0 0
22 Karanggeneng 4 24 0 0
23 Balong 2 8 0 0
24 Ngawenombo 2 11 1 0
25 Sendangwates 3 5 0 0
26 Kedungwaru 5 35 0 0
III - 22
Laporan Pendahuluan
No. Desa/Kelurahan Masjid Mushola Gereja Vihara
Jumlah 89 318 5 0
Sumber : Kecamatan Kunduran Dalam Angka 2012
3.10.3 Sarana Kesehatan
Berdasarkan Kabupaten Blora Dalam Angka 2014, Sarana kesehatan terdapat di Kecamatan Kunduran yaitu Puskesmas sejumlah 2 buah, Puskesmas Pembantu sejumlah 3 buah, Balai Pengobatan sejumlah 1 buah, Posyandu sejumlah 68 buah, dan Rumah Bersalin sejumlah 1 buah. Sarana kesehatan yang terbatas tersebut sangat tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di tiap desa di Kecamatan Kunduran. Peningkatan serta penyebaran pelayanan fasilitas kesehatan di Kecamatan Kunduran masih harus terus ditingkatkan, hal tersebut agar dapat membantu seluruh masyarakat Kecamatan Kunduran dapat terobati ketika mereka sakit.
3.10.4 Sarana Transportasi
Sarana transportasi di Kecamatan Kunduran yaitu berupa Bus antar kota, angkutan pedesaan, sepeda, dan delman. Terdapat Angkutan umum yang berupa Bus antar kota yang melewati Kecamatan Kunduran baik yang akan masuk ke kecamatan maupun keluar dari kecamatan kunduran, bus tersebut melewati jalan arteri Kecamatan Kunduran selain itu terdapat minibus sebagai kendaraan umum yang dapat digunakan masyarakat. Sedangkan jumlah angkutan pedesaan (angkudes) masih sangat minim sehingga sebagian masyarakat kunduran menggunakan kendaran bermotor untuk melakukan kegiatannya. Selain itu, masih juga terdapat masyarakat yang menggunakan sepeda dan angkutan yang menggunakan bantuan kuda untuk membantu dalam melakukan kegiatan sehari hari
III - 23