gambaran radiografis gigi impaksi

32
GAMBARAN RADIOGRAFIS GIGI-GIGI IMPAKSI drg. Muh. Erwan Naupal HP : 0853 6642 6925 Email : [email protected]

Upload: cak-basit

Post on 30-Nov-2015

279 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

adontectomy

TRANSCRIPT

GAMBARAN RADIOGRAFISGIGI-GIGI IMPAKSI

drg. Muh. Erwan NaupalHP : 0853 6642 6925Email : [email protected]

PENDAHULUAN Gigi impaksi: suatu kondisi

* gigi mengalami kegagalan bererupsi secara penuh tidak dapat mencapai posisi yang diharapkan kurangnya ruang pada lengkung rahang, * obstruksi oleh gigi lainnya atau abnormalitas

perkembangan.

Gigi dikatakan mengalami impaksi jika pembentukan akar telah sempurna namun tetap dalam posisi tidak erupsi.

Etiologi Gigi Impaksi:Etiologi Gigi Impaksi:1. Teori Phylogenic1. Teori Phylogenic : :

proses evolusi proses evolusi ukuran rahang lebih kecil dan karena gigi M3 mrp ukuran rahang lebih kecil dan karena gigi M3 mrp gigi terakhir yang erupsi gigi terakhir yang erupsi tidak terdapat ruang.tidak terdapat ruang.

2. Teori Mandelian2. Teori Mandelian::secara genetik secara genetik ukuran rahang kecil atau ukuran gigi yang besar ukuran rahang kecil atau ukuran gigi yang besar

3. Faktor lokal3. Faktor lokal::posisi M3 abnormal, kepadatan tulang di atas atau disekitar gigi, posisi M3 abnormal, kepadatan tulang di atas atau disekitar gigi, gigi supernumerari, ankilosis gigi sulung atau gigi tetap lainnya, gigi gigi supernumerari, ankilosis gigi sulung atau gigi tetap lainnya, gigi sulung yang terlambat tanggal, posisi ektopik benih gigi, dilaserasi sulung yang terlambat tanggal, posisi ektopik benih gigi, dilaserasi akar, traumaakar, trauma

4. Faktor sistemik4. Faktor sistemik::sifilis kongenital, malnutrisi, gangguan tiroid dan paratiroid, sifilis kongenital, malnutrisi, gangguan tiroid dan paratiroid, gangguan pituitari, sindroma Down, celah langit-langit.gangguan pituitari, sindroma Down, celah langit-langit.

TEHNIK RADIOGRAFI

1. Intra Oral

2. Ekstra Oral

I M P A K S IGIGI MOLAR

Klasifikasi gigi impaksi:

1. Berdasarkan angulasi (sumbu panjang gigi impaksi terhadap gigi sebelahnya)

2. Berdasarkan hubungan dengan border anterior ramus untuk rahang bawah

3. Berdasarkan hubungan dengan dataran oklusal:

Berdasarkan angulasi (perbandingan sumbu panjang gigi impaksi terhadap gigi sblh): - Vertikal - Mesioangular - Horizontal - Disto-angular - Buko-angular - Linguo-angular - Inverted

Hubungan dgn border anterior ramus mandibulaHubungan dgn border anterior ramus mandibula

Kelas 1 Kelas 2

Kelas 3

Hubungan dgn Dataran OklusalHubungan dgn Dataran Oklusal

Kelas A Kelas B

Kelas C

I M P A K S IGIGI KANINUS

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pemeriksaan radiografis

Sebelum melakukan suatu perawatan, harus dilakukan diagnosa terlebih dahulu.

Diagnosa yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan:

- visual, - palpasi dan

- pemeriksaan radiografis.

A. Pemeriksaan visual

Pada pemeriksaan visual ini kaninus impaksi dapat diketahui

1. Adanya pergeseran insisivus kedua ke arah distal tanpa berubahnya garis mediana.

2. Dapat dilihat posisi mahkota insisivus kedua terletak lebih labial maka kaninus dapat berada sebelah bukal apeks insisivus kedua.

3. Adanya penonjolan di palatal atau di bukal pada regio kaninus dan dijumpai adanya persistensi kaninus desidui.

B. Palpasi

Palpasi dilakukan pada bagian bukal dan lingual mukosa secara intraoral. Apabila ada penonjolan maka dapat dibandingkan dengan kontralateral kaninus permanen tersebut.

Ericson dan Kurol melaporkan bahwa kaninus impaksi di bagian bukal dan palatal sangat berhubungan dengan adanya resorpsi akar insisivus.

Resorpsi akar belum bisa dihubungkan dengan kaninus impaksi sebelum berumur 10 tahun karena masih merupakan waktu erupsi gigi kaninus. Setelah 10 tahun, kontur tulang alveolar merupakan prediksi yang baik dari posisi kaninus yang tidak erupsi sempurna, terutama bila dibandingkan dengan kontralateral kaninus permanen tersebut.

1. Film periapikal dan oklusal(Gambar 1). Radiografi periapikal berguna untuk menentukan

resorbsi akar dari gigi tetangga, status periodontal dan kedekatan akar

(Gambar 2). Untuk menentukan posisi kaninus impaksi dalam arah buko-lingual biasanya dilakukan pengambilan radiografi oklusal yang memberikan orientasi horizontal yang baik bagi gigi kaninus serta posisi mahkota dan apeks relatif terhadap gigi tetangga

2. Film ekstraoral

Sefalometri frontal dan lateral dapat membantu menentukan posisi kaninus impaksi, terutama hubungannya dengan struktur fasial lain (misalnya sinus maksila atau dasar hidung)

3. Film panoramik Film panoramik merupakan radiografi yang paling

umum dan sering digunakan dalam pemeriksaan dan perawatan gigi geligi, dapat dijadikan acuan untuk memprediksi kaninus impaksi yaitu lokasi mahkota kaninus dan sudutnya terhadap midline.

PEMERIKSAAN RADIOGRAFIS PANORAMIC DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MELIHAT

1. Ada tidaknya kaninus permanen yang mengalami impaksi

2. Posisi apeks kaninus permanen impaksi dalam lengkung rahang serta hubungannya dengan apeks premolar pertama

3. Letak mahkota kaninus permanen impaksi.

4. Lebar mesio distal kaninus permanen yang akan erupsi. Hal ini penting untuk menentukan apakah kaninus permanen tersebut mendapat ruangan yang cukup di dalam lengkung rahang.

5. Ada tidaknya resorpsi akar insisivus pertama atau kedua.

6. Perlu atau tidaknya perawatan ortodonti pada gigi geligi lainnya.

Klasifikasi kaninus impaksi Klasifikasi kaninus impaksi Lokasi yang jelas dari gigi kaninus impaksi sangat Lokasi yang jelas dari gigi kaninus impaksi sangat penting dalam menunjang diagnosa dan rencana penting dalam menunjang diagnosa dan rencana perawatan, sebab itu perlu diketahui klasifikasi dan perawatan, sebab itu perlu diketahui klasifikasi dan beberapa pemeriksaan. Klasifikasi dari kaninus beberapa pemeriksaan. Klasifikasi dari kaninus impaksi dibagi menjadi 2 yaitu klasifikasi kaninus impaksi dibagi menjadi 2 yaitu klasifikasi kaninus impaksi berdasarkan:impaksi berdasarkan:

1. radiografi.1. radiografi.2. berdasarkan transmigrasi/perpindahan2. berdasarkan transmigrasi/perpindahan

kaninus impaksi.kaninus impaksi.

YAVUZ DAN BUYUKKURT MENGKLASIFIKASI BERDASARKAN KEDALAMAN KANINUS IMPAKSI

DALAM 3 TINGKAT YAITU:

Level A : Korona kaninus impaksi berada pada garis servikal dari gigi tetangganya. Level B : Korona kaninus impaksi berada diantara garis servikal dan apikal dari akar gigi tetangganya. Level C : Korona kaninus impaksi berada dibawah apikal dari akar gigi tetangganya.

BERDASARKAN

RADIOGRAFI

Stivaros dan Mandall mengklasifikasi posisi kaninus

impaksi terhadap:

•mid-line dan dataran oklusal, •posisi akar kaninus impaksi secara horizontal,• panjang kaninus impaksi secara vertikal dan

•posisi kaninus impaksi terhadap lebar akar insisivus

Klasifikasi posisi kaninus impaksi terhadap mid-line dan dataran oklusal

• Grade 1 : Gigi kaninus impaksi berada pada sudut 0 – 15 drjt• Grade 2 : Gigi kaninus impaksi berada pada sudut 16 – 30o drjt• Grade 3 : Gigi kaninus impaksi berada pada sudut ≥ 31drjt

3 2 1

Klasifikasi posisi akar kaninus impaksi secara horizontal

Grade 1 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari kaninus. Grade 2 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari premolar satu. Grade 3 : Akar kaninus impaksi berada diatas regio dari premolar dua.

Klasifikasi panjang kaninus impaksi secara vertikal

• Grade 1 : Kaninus impaksi berada dibawah CEJ (Cemento Enamel Junction) dari insisivus.

• Grade 2 : Kaninus impaksi berada diatas CEJ, tetapi kurang dari setengah panjang akar insisivus.

• Grade 3 : Kaninus impaksi berada lebih dari setengah, tetapi belum sampai keseluruhan panjang akar insisivus.

• Grade 4 : Kaninus impaksi berada diatas keseluruhan panjang akar insisivus.

Klasifikasi posisi kaninus impaksi terhadap lebar akar insisivus

• Grade 1 : Korona kaninus impaksi tidak menimpa/overlap akar insisivus.

• Grade 2 : Korona kaninus impaksi menimpa/overlap kurang dari setengah lebar akar insisivus.

• Grade 3 : Korona kaninus impaksi menimpa/overlap lebih dari setengah, tetapi belum sampai keseluruhan lebar akar insisivus.

• Grade 4 : Korona kaninus impaksi menimpa/overlap keseluruhan atau lebih lebar akar insisivus.

ARCHER MENGKLASIFIKASI DALAM 5 KLAS YAITU:

Klas I : Gigi berada di palatum dengan posisi horizontal, vertikal atau semi vertikal.

Klas II : Gigi berada di bukal dengan posisi horizontal, vertikal atau semi vertikal.

Klas III : Gigi dengan posisi melintang berada diantara dua gigi dengan korona berada di palatinal dan akar di bukal atau sebaliknya korona di bukal dan akar di palatinal sehingga disebut juga posisi intermediate.

Klas IV : Gigi berada vertikal di

prosesus alveolaris diantara gigi insisivus dua dan premolar.

Klas V : Kaninus impaksi berada di

dalam tulang rahang yang edentulos.

BERDASARKAN TRANSMIGRASI / PERPINDAHAN KANINUS

Transmigrasi / perpindahan kaninus adalah suatu keadaan kaninus berpindah melewati mid-line dari posisi normal yang dapat dilihat dari radiografi. Keadaan ini

dilaporkan lebih banyak terjadi pada mandibula daripada maksila. Akan tetapi, hal ini merupakan suatu keadaan yang

sangat jarang didapat.

MUPPARAPU MENGKLASIFIKASIKAN 5 TIPE BERDASARKAN TRANSMIGRASI /

PERPINDAHAN KANINUS: Tipe 1 : Kaninus impaksi mesio-angular melewati

mid-line, labial atau lingual ke gigi anterior dengan korona dari gigi kaninus melewati mid-line

Tipe 2 : Kaninus impaksi hampir mendekati apeks dari gigi insisivus

Tipe 3 : Kaninus erupsi ke mesial atau distal ke gigi kaninus yang berlawanan.

Tipe 4 : Kaninus impaksi hampir mendekati apeks dari gigi premolar atau molar dari sisi yang

berlawanan

Tipe 5 : Kaninus impaksi melewati garis tengah secara vertikal

TERIMA KASIH