gigi impaksi
TRANSCRIPT
GIGI IMPAKSIGIGI IMPAKSIIMPACTED TEETHIMPACTED TEETH
DEFINISI DAN ISTILAH :DEFINISI DAN ISTILAH :IMPACTEDIMPACTED : Gigi tidak dapat keluar karena terhalang oleh : Gigi tidak dapat keluar karena terhalang oleh
gigi sampingnya atau tulanggigi sampingnya atau tulangMALPOSEDMALPOSED : Gigi erupsi tidak pada tempatnya : Gigi erupsi tidak pada tempatnya
UNERUPTEDUNERUPTED : Gigi tidak dapat erupsi pada waktunya : Gigi tidak dapat erupsi pada waktunyaERUPTIO DIFFICILIS ERUPTIO DIFFICILIS : Gigi impaksi yang disertai dengan: Gigi impaksi yang disertai dengan
Keradangan disekitarnya Keradangan disekitarnyaIMPACTED TEETH=RETAINED TEETH IMPACTED TEETH=RETAINED TEETH : Gigi yang ter-: Gigi yang ter-
letak salah termasuk yang tidak erupsi, baik erupsi sebagi-letak salah termasuk yang tidak erupsi, baik erupsi sebagi-an maupun totalan maupun total
DEFINISI GIGI IMPAKSI
ARCHER : Gigi yang seluruhnya atau sebagian tidak erupsi dan posisinya berlawanan dengan gigi lainnya,
tulang atau jaringan lunak
FIELDMAN : Gigi yang menyimpang dari erupsi yang normal dan tidak mengikuti letak yang seharusnya di
dalam lengkung gigi
DORLAND’S DICTIONARY : Gigi yang terpendam didalamtulang alveolus dimana erupsinya terhambat atau
posisinya terkunci dalam tulang
DEFINISI/BATASAN MORFOLOGI
Definisi : Impaksi gigi adalah gigi yang mengalami kesu karan/kegagalan erupsi, yang disebabkan oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalang-halangi oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan/atau jaringan lunak disekitarnya.Batasan morfologi : Keluhan-keluhan atau komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gigi impaksi, diantaranya : inflamasi, rasa sakit, terben- tuknya kista, infeksi perikoronal, abses, osteomielitis, dll.
FREKUENSI
1. Gigi molar tiga rahang atas
2. Gigi molar tiga rahang bawah
3. Gigi kaninus rahang atas
4. Gigi premolar rahang bawah
5. Gigi kaninus rahang bawah
6. Gigi insisivus satu rahang atas
7. Gigi insisivus dua rahang atas
ETIOLOGI
Gradual evolutionary reduction dari pada besarnya tulang mandibula dan maksila dari manusia, sehingga
tulang rahang menjadi kecil untuk memberi tempat gigi molar tiga.
Hal ini dapat disebabkan oleh : Congenital agenesis gigi molar tiga
Rudimentair gigi molar tiga Malformasi gigi geligi lain.
NODINE : Stimulus pertumbuhan tulang berkurang dise-babkan karena makanan
DEWEL : Tulang pada palatum durum lebih resisten dari pada tulang alveolus, sehingga gigi kaninus atas cende-
rung erupsi kepalatinal
Panjangnya jarak yang harus ditempuh oleh gigi dari tempat
pertumbuhannya ke oklusi normal
Sedangkan menurut BERGER :
Lokal : - Crowded Teeth Densitas tulang Radang kronis
Prematur ekstraksi Retensi gigi susu yang lama
Perubahan tulang akibat penyakit sistemik waktu anak-anak
- Infeksi atau abses
Sistemik : - Prenatal causes; Heredity, Miscegenation Postnatal causes; semua kondisi yang dapat
mempengaruhiperkembangan anak; Ricketsia, congenital syphilis,
endocrinedysfunction, anemia, tuberculosis, malnutrition
Keadaan lain yang jarang ditemukan :+ Cleidocranial dysostosis
+ Oxycephalis = Steeple head+ Progeria
+ Achondroplasia+ Cleft palate
DIAGNOSIS
Diagnosis gigi impaksi didasarkan : Anamnesis, pemeriksaan
klinis, pemeriksaan radiografi dan klasifikasi.
Untuk gigi impaksi sebagian (Partially eruption teeth) dide-teksi dengan pemeriksaan klinis.
Untuk gigi impaksi penuh/total (Deeply embeded teeth) dide-
teksi dengan pemeriksaan radiografi dan klasifikasi.
Pemeriksaan radiografi gigi impaksi sebaiknya dilakukandari dua arah/jurusan proyeksi yang saling tegak lurus
untuk melihat dengan jelas letak dan posisinya terhadapjaringan sekitar.
TEKNIK FOTO YANG DIGUNAKAN :
• Periapikal foto
• Oklusal foto
• Eisler foto (untuk rahang bawah)
• Water’s foto (untuk rahang atas)
• Straigt lateral skull foto
• Panoramic foto
TERAPI GIGI IMPAKSI
Terapi dimaksudkan untuk :1. Membawa gigi impaksi agar dapat erupsi kedalam leng-kung geliginya yang normal sehingga gigi tersebut dapat
berfungsi sebagai alat kunyah yang baik, misalnya dengan cara :
+ Surgical eruption and positioning of teeth baik dengan/tanpa perawatan ortodontik
+ Transplantation and replantation of teeth dimana dalamhal ini gigi impaksi dapat berfungsi sebagai alat kunyah
2. Mengambil gigi impaksi dari dalam socketnya sebab gigitersebut dipandang merugikan bila tidak dikeluarkan dari
dalam socketnya (terutama gigi impaksi sebagian)
KLASIFIKASIMenurut George B. Winter, G.J. Pell & G. Gregory :MOLAR TIGA MANDIBULAA. Berdasarkan relasi molar tiga bawah dengan ramus mandibula dan molar dua bawah : Klas I : Jarak antara distal molar dua bawah deng- an ramus mandibula cukup lebar mesiodis- tal molar tiga bawah Klas II : Jarak antara distal molar dua bawah deng- an ramus mandibula lebih kecil dari lebar mesiodistal molar tiga bawah Klas III : Gigi molar tiga bawah terletak di dalam ramus mandibula
B. Berdasarkan dalamnya molar tiga bawah impaksi di dalam rahang : Posisi A : Bagian tertinggi dari molar tiga bawah impak- si sama dengan oklusal plane gigi molar dua bawah Posisi B : Bagian tertinggi dari molar tiga bawah impak- si terletak di bawah oklusal plane molar dua bawah, diatas cervical line molar dua bawah Posisi C : Molar tiga bawah impaksi terletak dibawah cervical line gigi molar dua bawahC. Berdasarkan sumbu panjang/axis dari molar tiga bawah impaksi dengan sumbu panjang molar dua bawah : Vertikal posotion : Gigi impaksi normal/tegak/vertikal Horizontal position : Gigi impaksi datar/tertidur/horison- tal Inverted position : Gigi impaksi terbalik
Mesio angular position : Condong/miring ke mesial Disto angular position : Condong/miring ke distal Bucco angular position : Condong/miring ke bukal Linguo angular position : Condong/miring ke lingual Unusual position : Horisontal dan terletak jauh ke distal dari pada tempat semestinya Disamping juga dapat terjadi : Buccal version, Lingual version, Torso version.C. Berdasarkan curvatura gigi impaksi - Akar gigi impaksi lurus, tapi terpisah/fusi - Akar gigi impaksi lurus, dan mengumpul menjadi satu - Akar gigi impaksi bengkok/melengkung (kedistal/mesial)D. Berdasarkan relasi gigi impaksi terhadap permukaan oklu- salnya : - High Level : Bagian tertinggi dari gigi impaksi dekat dengan permukaan oklusal(misalnya partial erupted teeth)
- Low Level : Bagian tertinggi dari gigi impaksi jauh dari permukaan oklusal (misal deeply erupted teeth)F. Berdasarkan relasi akar/apeks gigi impaksi terhadap kana- lis mandibularis : - Apeks akar gigi impaksi berada diatas kanalis mandibu- laris - Apeks akar gigi impaksi melingkar kanalis mandibularis - Apeks akar gigi impaksi disisi lingual kanalis mandibula- ris
MOLAR TIGA MAKSILAA. Berdasarkan dalamnya gigi molar tiga atas yang impaksi : Klas A : Bagian terendah mahkota gigi impaksi molar tiga atas terletak // atau diatas garis oklusal dari gigi molar dua atas
Klas B : Bagian terendah mahkota gigi impaksi molar tiga atas diantara garis oklusal dan garis servikal gigi molar dua atas Klas C : Bagian terendah mahkota gigi impaksi molar tiga atas terletak pada/diatas garis servikal gigi molar dua atasB. Berdasarkan axis longitudinal gigi impaksi molar tiga atas hubungannya dengan axis gigi molar dua atas : Impaksi vertikal, horisontal, mesioangular, distoangular, inversi, buccangular, linguoangular, disamping itu dapat terjadi bucco versi, lingual versi dan torso versiC. Berdasarkan hubungan gigi impaksi molar tiga atas dengan sinus maksilaris : 1. Sinus approximation (SA) : Tidak ada tulang atau terdapat lapisan tipis tulang antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris
2. No sinus approximation (NSA) : terdapat 2 mm atau lebih tulang antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris
GIGI IMPAKSI KANINUS ATAS
Klas I : terletak dipalatinal posisinya horisontal, vertikal dan semivertikal
Klas II : terletak dilabial/bukal posisinya horisontal, vertikal dan semivertikalKlas III : Mahkota terletak dilabial/bukal dan akar dipalatinal atau sebaliknya = Interlocking/intermediate positionKlas IV : Terletak di processus alveolaris, vertikal antara
insisivus atas dan premolar satu atasKlas V : Terletak pada maksila yang endontolous
Menurut Field & Ackerman KANINUS RAHANG ATAS Posisi labial : - Mahkota gigi impaksi berada dekat sekali/ber- hubungan/menempel pada akar gigi insisivus dua - Mahkota gigi impaksi berada diatas apeks gigi insisivus duaPosisi palatinal : - Mahkota gigi impaksi berada dekat sekali dengan permukaan palatinal dan akar
premolar satu/insisivus dua - Mahkota gigi impaksi tertanam jauh didalam tulang dan berada dekat apeks premolar satu/ insisivus duaPosisi intermediate (diatas gigi) : - Mahkota gigi impaksi terle- tak diantara akar insisivus dua dan premolar satu, serta dekat sekali dengan pmk palatal
- Mahkota gigi impaksi terletak disebelah labial dan akarnya disebelah palatinal (terbalik)Posisi unusual (tidak seperti biasanya) : - Gigi impaksi terletak pada dinding nasoantral - Gigi impaksi terletak ditepi infra orbital
KANINUS RAHANG BAWAHPosisi labial : - Gigi impaksi terletak vertikal - Gigi impaksi terletak oblique - Gigi impaksi terletak horisontalPosisi unusual : - Gigi impaksi terletak ditepi bawah corpus mandibularis - Gigi impaksi terletak pada protuberantia mentalis - Gigi impaksi terletak pada sisi yang berlawanan/kontra lateral
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKANDALAM MERENCANAKAN ODONTEKTOMI :1. Rontgen foto : morfologi dan hubungan gigi tetangga dari gigi impaksi2. Klasifikasi gigi impaksi3. Posisi gigi letak bukal/lingual4. Hubungan akar gigi impaksi dengan kanalis mandibularis untuk gigi impaksi bawah, sinus maksilaris untuk gigi impaksi
atas5. Out line flap yang akan dibuat6. Cara pengambilan gigi impaksi; splitting, intoto atau
kombinasi7. Perkiraan banyak tulang yang harus diambil8. Pemilihan instrumen pengeluaran tulang, pahat, bur atau
kombinasi9. Pilih jalan terbaik : hasil memuaskan10. Keadaan gigi apakah karies/internal resorpsi
11. Jaringan sekitar gigi impaksi : inflamasi/infeksi12. Jaringan keras/lunak sekitar gigi impaksi : padat/tebal,
radiolusen/radiopak KOMPLIKASI SELAMA/SESUDAH ODONTEKTOMI1. Terbukanya kanalis alv. Inferior2. Melukai n.alv. Inferior/tertekan : parestesi bibir3. Trismus4. Fraktur akar5. Melukai p.darah alv.inferior6. Fraktur dari sebagian besar proc.alveolaris7. Trauma pada gigi tetangga8. Diskolorasi dari jaringan lunak9. Lukanya bibir, pipi/membran mukosa karena penggunaan alat10. Terbukanya sinus maksilaris11. Gigi terdorong masuk sinus maksilaris
12. Tertekannya gigi molar tiga atas kedalam fossa pterygomak silaris13. Fraktur mandibula/maksila14. Laserasi/trauma jaringan lunak15. Rasa sakit, odem, infeksi dll
FAKTOR PENYULIT ODONTEKTOMI1. Kurvatur akar gigi yang abnormal2. Hypersementosis3. Dekatnya akar molar tiga bawah dengan kanalis mandibularis4. Padatnya tulang sekitar gigi impaksi5. Ankilosis6. Lapangan operasi kurang memadai7. Dekatnya gigi impaksi molar tiga atas dan kaninus atas dengan sinus maksilaris8. Gigi impaksi molar tiga atas terletak diatas akar molar dua atas
9. Gigi molar tiga atas berfusi dengan akar gigi molar dua atas10. Gigi molar tiga atas dekat dengan proc.sygomatikus.
ADA 2 METODE ODONTEKTOMI1. In toto : tulang sekitar gigi impaksi dieksisi untuk mengeluar kan gigi impaksi secara utuh2. Splitting/inseparasi/sectioning of the tooth : Gigi impaksi
dibelah-belah sehingga dapat dikeluarkan sebagian-sebagian dengan mudah.
Pengeluaran secara in toto diperlukan alat seperti bur tulang, pahat dan rongeurs dan pengeluaran tulang tergantung :
- Letak gigi impaksi, - Jumlah tulang sekitar gigi impaksi - Ukuran dan bentuk gigi impaksi
WAKTU YANG TEPAT MELAKUKAN ODONTEKTOMI
1. Pada saat penderita masih usia muda :
Akar gigi baru/sudah terbentuk ½ - ¾ bagian,
mahkota terbentuk hingga sampai cervical third
yang berbentuk bulat.
2. Pada kondisi dimana tidak terdapat infeksi akut.
Operasi yang dilakukan pada kondisi akut dapat
menyebabkan komplikasi yang lebih parah adanya.
ODONTEKTOMI :- Pengeluaran dari gigi yang tidak erupsi/sebagian erupsi dan
tidak dapat dicabut dengan tang serta harus dikeluarkan secara surgical excision.
-Pengeluaran gigi yang dalam keadaan tidak erupsi/erupsi sebagian dimana gigi tersebut tidak dapat dikeluarkan dari dalam socketnya dengan cara pencabutan tang melainkan dengan cara melakukan pembukaan jaringan (keras/lunak) yang menutupi jalan keluarnya gigi tersebut.
-Odontektomi sama dengan pencabutan secara open methode cuma diperlukan ketelitian dan keterampilan operatornya.
ODONTOTOMI/TOOTH DEVITION TECHNIQUE :-Odontektomi yang dilakukan dengan cara memotong-motong giginya terlebih dahulu menjadi beberapa bagian (tergantung
dari kemungkinan untuk dapat keluar dari dalam socketnya)GERMECTOMY : Pengambilan benih gigi yang sedang tumbuh.
LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR ODONTEKTOMI :
1. Persiapan akan melakukan odontektomi 2. Antiseptik intra oral dan ekstra oral 3. Anestesi blok, infiltrasi 4. Pembuatan flap jaringan lunak 5. Pengeluaran tulang sekitar gigi impaksi 6. Pengeluaran gigi impaksi 7. Pembersihan/debridement dan penutupan luka 8. Perawatan pasca bedah : Antibiotika, analgetik, antiflamasi dan roburansia 9. Instruksi dan penjelasan pada pasien10. Kontrol dan buka jahitan
INSTRUKSI PASIEN SESUDAH PEMBEDAHANAnda telah dioperasi proses penyembuhan tergantung padadiri anda- Kondisi yang biasa yang terjadi : Rasa sakit : minum analgetik sesudah makan Perdarahan : biasanya terjadi 24 jam pertama, penekanan dengan kasa Pembengkakan : puncaknya 24 jam sesudah operasi
sampai satu minggu, kompres dingin- Tindakan yang sebaiknya dilakukan : 1. Gunakan obat sesuai resep 2. Tempatkan kasa diatas daerah pencabutan 3. Lakukan kompres dingin selang 30 menit kompres 30
menit dilepas 4. Tidurlah dengan kepala agak ditinggikan 5. Lakukan sikat gigi seperti biasa,
6. Makan dan minum seperti biasa7. Istirahat.
-Yang harus dihindari : 1. Hindari makanan keras/kasar 2. Jangan mengisap daerah bekas operasi 3. Jangan meludah 4. Jangan mengunyah permen karet/merokok 5. Hindarkan daerah operasi dari panas 6. Jangan kerja berat 48 jam pertama 7. Jangan minum alkohol 8. Jangan mengemudi kendaraan dll.
Bila anda mengalami masalah diluar diatas hubungi doktergiginya