gambaran persepsi keluarga pasien tentang ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/396/1/karya tulis...
TRANSCRIPT
i
GAMBARAN PERSEPSI KELUARGA PASIEN TENTANG
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT
INAP LAVENDER RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan
OLEH
UUS FARIDA
P00320013030
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN
2016
ii
iii
iv
MOTTO
Kunci Bagi Orang Ingin Sukses, Yang Benar Ingin
Merasakan Indah dan Mulianya Hidup adalah
Orang Yang Sangat Memelihara Keindahan
Akhlaknya dan Kesucian Hatinya
Ku Persembahkan Karya Ini Kepada Kedua Orang
Tuaku Tercinta, Saudaraku, Agama, Bangsa dan
Almamaterku
v
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
a. Nama : Uus Farida
b. Tempat, tanggal lahir : Ambesea, 04 September 1994
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia
e. Agama : Islam
f. Alamat : Perumahan Multi Graha, No.05 O Kendari
II. JENJANG PENDIDIKAN
a. SD Negeri 02 Aosole, tamat tahun 2007
b. SMP Negeri 03 Palangga Kabupaten Konawe Selatan, tamat tahun 2010
c. SMK Tunas Husada Kendari, Kota Kendari, tahun tamat 2013
d. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari jurusan keperawatan sampai sekarang
vi
ABSTRAK
UUS FARIDA (P00320013030). Gambaran Persepsi Keluarga Pasien
Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari, dibimbing oleh Indriono Hadi,
S.Kep, Ns, M.Kes dan Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp. KMB.
Perawat merupakan salah satu komponen penting dan dapat dikatakan strategis
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender RSUD Kota Kendari. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi keluarga pasien tentang mutu
pelayanan keperawatan. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap
Lavender RSUD Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
wawancara langsung dari responden dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang disusun dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan variabel bukti
fisik (tangible) dari 32 responden, sebanyak 31 orang (96,87%) mengatakan
memiliki mutu baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan mutu kurang, bahwa
persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan variabel
kehandalan (reliability) dari 32 responden, sebanyak 31 orang (96,87%)
mengatakan memiliki mutu baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan mutu
kurang, bahwa persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan
variabel ketanggapan (Responsiveness) dari 32 responden, sebanyak 28 orang
(87,5%) mengatakan memiliki mutu baik dan 4 orang (12,5%) mengatakan
mutu kurang, bahwa persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
berdasarkan variabel jaminan (assurance) dari 32 responden, sebanyak 31
orang (96,87%) mengatakan memiliki mutu baik dan 1 orang (3,12%)
mengatakan mutu kurang, bahwa persepsi keluarga pasien tentang mutu
pelayanan berdasarkan variabel kemampupahaman (emphaty) dari 32
responden (93,75%) semua mengatakan memiliki mutu yang baik. Bagi
petugas keperawatan, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat
lebih ditingkatkan lagi mutu pelayanan dan memberikan kepuasan pada pasien
khususnya mutu dibidang pelayanan keperawatan.
Kata Kunci : Persepsi, Keluarga Pasien, Mutu Pelayanan Keperawatan
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, hidayah dan inayah-Nya terutama kesabaran dan kelapangan yang selalu
ditanamkan dalam hati, dalam kepribadian penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Gambaran Persepsi Keluarga
Pasien Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”, tepat pada waktunya dan semoga
segala aktifitas keseharian kita bernilai ibadah di sisi-Nya.
Segala upaya untuk menjadikan karya tulis ilmiah ini mendekati sempurna
telah penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan
banyak dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Oleh
sebab itu, dengan kerendahan serta ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Indriono Hadi, S.Kep,
Ns, M.Kes selaku pembimbing I dan Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp. KMB
selaku pembimbing II, atas segala waktu, kesediaan dan kesungguhan dalam
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini
terselesaikan.
Melalui kesempatan ini pula secara khusus dan dengan hati yang tulus
penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Muhamad Askar Saranani
dan Ibunda Juniatin atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus demi
viii
kesuksesan penulis. Melalui kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari
2. Muslimin L, A.Kep, S.Pd, M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kendari
3. Seluruh Pegawai Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
khususnya Kepala Bidang Keperawatan
4. Seluruh Dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan atas ilmu
pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan dan
seluruh staf Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan atas
pelayanan sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.
5. Sahabat-sahabatku Hujrianto, Arif Purnama, Albet Sule Kale, Muh. Nur
Rahmad, Ismayuli, Nita Sriana, Grasella Santija, Siti Hasmi, Budiarti, Ike
Kusmita Dewi, Wd. Hasmira, Zulyati, Sindiani, Linawati Samen, Sukdiana
atas segala doa dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Serta teman-teman angkatan 2013 khusunya tingkat III A yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan, kerjasama dan
kekompakannya selama pendidikan.
7. Kakak saya Surahman Gaffur yang telah banyak memberikan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan
ix
bantuan, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Kendari, 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. ... iii
MOTTO …………………………………………………………………… iv
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………. . v
ABSTRAK ………………………………………………………………... vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………… . vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... xii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… ... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Persepsi ….. .......................................................... 9
B. Tinjauan Tentang Keluarga Pasien ……………………… ............... 14
C. Tinjauan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan …………... 16
D. Tinjauan Tentang Pelayanan di Rumah Sakit ……………………… 26
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang di Teliti .…… ................................. 29
B. Kerangka Konsep …………………………………………………… 30
C. Variabel Penelitian ………………………………………………….. 31
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif …………………………. 31
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ ...... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 36
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 36
D. Instrumen Penelitian ................................................................... ...... 38
E. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 38
F. Pengolahan Data ................................................................................ . 38
xi
G. Analisa Data ........................................................................................ 39
H. Penyajian Data .................................................................................... 40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ ..... 41
B. Gambaran Umum Responden ........................................................... 42
C. Hasil Penelitian ................................................................................. 44
D. Pembahasan ...................................................................................... . 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... . 54
B. Saran ................................................................................................ . 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Bagan Proses Terjadinya Persepsi ……………………………... 10
Tabel 3.1. Bagan Kerangka Konsep ………………………………………. 30
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden
di Ruang Rawat Inap Lavender ..................................................... 42
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
di Ruang Rawat Inap Lavender ..................................................... 43
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Bukti Fisik (Tangible) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari ..................................................................... 44
Tabel 5.4 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Kehandalan (Reliability) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari ..................................................................... 44
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Ketanggapan (Responsevennes) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari .................................................................... . 45
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Jaminan (Assurance) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari ..................................................................... 46
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Ketanggapan (Emphaty) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari ..................................................................... 46
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Lembar Kuesioner
Lampiran 4. Tabulasi Data
Lampiran 5. Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari
Lampiran 7. Surat Izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari
Lampiran 9. Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 10. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat, bagi setiap orang agar terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang maksimal sebagai usaha untuk
menciptakan pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomi. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan tersebut maka suatu sarana
penyelenggaraan kesehatan dituntut untuk senantiasa memberikan pelayanan
terbaik kepada pasiennya (UU RI No. 39 Tahun 2009).
Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan pelayanan
kesehatan. Departemen Kesehatan RI telah menggaris bawahi bahwa rumah
sakit umum mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara
berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan
dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari pelayanan rawat inap
dan pelayanan rawat jalan. Rawat inap merupakan pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan,
rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana
kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan
rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
2
Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau
organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan yang
baik harus didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan semata-mata
untuk mempercepat pelayanan serta meningkatkan mutu pelayanan yang
diberikan.
Mutu pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah
sakit memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar operasional prosedur
bagi profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Dalam hal ini tentu
perlu dipertimbangkan penggunaan sumber daya yang efesien. Selain itu,
perlu pula menghindari masalah-masalah keperawatan di rumah sakit
misalnya infeksi, trauma dan lainnya. Untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang maksimal, rumah sakit membutuhkan tenaga kesehatan seperti perawat
untuk memberikan perawatan dan memberikan pelayanan yang baik bagi
pasiennya agar terciptanya kepuasan bagi pasien yang berobat di rumah sakit
tersebut.
Perawat merupakan salah satu komponen penting dan dapat dikatakan
strategis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Kehadiran dan peran
perawat tidak dapat diabaikan, karena peran perawat adalah menjaga pasien
dalam mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang
menimpa dirinya. Seorang perawat dituntut untuk memahami benar proses dan
standar praktik keperawatan. Departemen kesehatan mendefinisikan perawat
adalah seseorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara professional
3
dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosial,
spiritual yang ditunjukkan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya pengertian pasien akan
kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan
dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif. (Momon dalam Rusdiana 2014:16).
Perawat dalam melayani pasien harus melihat dan mementingkan
kepuasan pasien agar pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif terhadap kualitas/mutu pelayanan
yang diberikan. Pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan hampir
semua perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk ciri-ciri
pelayanan yang baik.
Pelayanan yang baik dipengaruhi oleh faktor manusia yang
memberikan pelayanan tersebut. Manusia yang melayani pelanggan harus
memiliki kemampuan melayani secara tepat dan cepat. Disamping itu perawat
harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah dan
bertanggung jawab penuh terhadap pelanggannya.
Komunikasi merupakaan suatu proses penyampaian informasi antar
individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat
menimbulkan respon timbal balik antara pengirim dengan penerima informasi
(Priyanto, 2012: 8). Komunikasi yang dilakukan perawat dengan pasiennya
4
merupakan terapi terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan suatu teknik
yang mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan
(Nursalam, 2011: 34).
Komunikasi yang baik antara pasien dan perawat, dapat dilihat yang
pertama, apakah ada timbal balik dari pasien terhadap pelayanan yang
diberikan oleh perawat. Kedua apakah pasien puas atau tidak dengan
pelayanan yang diberikan. Sehingga dengan adanya pengukuran tingkat
kepuasan tersebut, kita dapat mengetahui apa saja indikator yang perlu
mendapatkan perhatian dari pihak rumah sakit agar dapat diperbaiki dan
ditingkatkan sehingga mutu pelayanan menjadi lebih baik dan tingkat
kepuasan pasien dapat meningkat.
Menurut Survei Citizen Report Card (CRC) Indonesia Coruption
Watch (ICW) pada tahun 2010, mengungkapkan sekitar 67% responden
mengaku tidak puas terhadap pelayanan kesehatan Rumah Sakit di Indonesia.
Buruknya pelayanan Rumah Sakit itu dibuktikan dengan banyaknya keluhan
yang masuk. Diantaranya, terkait buruknya pelayanan perawat, sedikitnya
kunjungan dokter kepada pasien serta lamanya waktu pelayanan oleh tenaga
kesehatan, baik apoteker dan petugas laboratorium.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari merupakan salah
satu rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terdiri
dari pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis, pelayanan
asuhan dan keperawatan, pendidikan, dan latihan, administrasi dan keuangan,
serta penelitian dan pengembangan guna untuk memberikan pelayanan kepada
5
masyarakat.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari khususnya diruang
rawat inap Lavender berdasarkan laporan tahunan yang diperoleh dari Rekam
Medik pada tanggal 25 Februari 2016 dalam tahun 2013 tercatat jumlah pasien
yang dirawat 1505, pada tahun 2014 tercatat jumlah pasien yang dirawat 1504,
sedangkan tahun 2015 tercatat jumlah pasien yang dirawat 1548 dengan
jumlah pasien rata-rata perbulannya sebanyak 129 orang. Jumlah tenaga
perawat yang bertugas diruang rawat inap Lavender sebanyak 21 orang yang
berstatus PNS dan pegawai kontrak sedangkan pengalaman kerja perawat rata-
rata 1 sampai 10 tahun.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan melalui wawancara kepada
keluarga pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari
khususnya diruang rawat inap Lavender bahwa masih adanya keluhan
keluarga pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat misalnya
perawat tidak disiplin (terlambat masuk kerja dan perawat hanya melakukan
pekerjaan hanya sebagai rutinitas saja selebihnya itu dilimpahkan kepada
mahasiswa yang sedang praktek tanpa diberikan bimbingan), masih adanya
kasus infus habis, dan masih kurang respon perawat terhadap keluarga pasien
yang sedang meminta bantuan. Lebih lanjut mengenai BOR (Bed Occupancy
Ratio) atau pemanfaatan tempat tidur diruangan rawat inap Lavender sudah
ideal hal ditunjukkan dengan jumlah ratio penggunaan tempat tidur
perbulanannya yaitu 82,1% dengan mengacu pada nilai parameter BOR
menurut Depkes RI tahun 2005 idealnya adalah 60-85%.
6
Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila
pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa
pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan
dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Oleh
karena itu, perawat harus mementingkan indikator-indikator apa saja yang
berpengaruh terhadap kepuasan pasien, karena jika perawat mampu
mengaplikasikan indikator-indikator kepuasan tersebut kepada pasien, maka
pasien pasti puas dengan pelayanan yang diberikan kepadanya.
Untuk dapat melihat seberapa besar tingkat kepuasan pasien terhadap
mutu pelayanan keperawatan di bagian rawat inap Lavender, maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran Persepsi Keluarga Pasien
Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Persepsi Keluarga Pasien Tentang
Mutu Melayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi keluarga
pasien tentang mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.
7
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran mengenai persepsi keluarga pasien tentang
pelayanan keperawatan dalam hal ini bukti fisik (Tangible) di Ruang
Rawat Inap Lavender Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Kendari.
b. Mendapatkan gambaran mengenai persepsi keluarga pasien tentang
pelayanan keperawatan dalam hal ini kehandalan (Reliability) di Ruang
Rawat Inap Lavender Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Kendari.
c. Mendapatkan gambaran mengenai persepsi keluarga pasien tentang
pelayanan keperawatan dalam hal ini ketanggapan (Responsiveness) di
Ruang Rawat Inap Lavender Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Kendari.
d. Mendapatkan gambaran mengenai persepsi keluarga pasien tentang
pelayanan keperawatan dalam hal ini jaminan (Assurance) di Ruang
Rawat Inap Lavender Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Kendari.
e. Mendapatkan gambaran mengenai persepsi keluarga pasien tentang
pelayanan keperawatan dalam hal ini kemampupahaman (emphaty) di
Ruang Rawat Inap Lavender Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Kendari.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan
masukan bagi semua pengelola rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Kendari dalam rangka penentuan kebijakan untuk meningkatkan mutu
pelayanan khususnya bidang keperawatan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi petugas
keperawatan agar memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien atau
masyarakat.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang terkait dengan hasil
penelitian ini.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman peneliti.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Persepsi
1. Pengertian
Persepsi diartikan sebagai proses di mana individu memberi arti
terhadap suatu fenomena yang terjadi berdasarkan kesan yang ditangkap
oleh panca inderanya. Robbins (dalam Lusiana 2011: 7) mendeskripsikan
persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana
individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan.
Persepsi menurut Supranto (2011: 197) persepsi merupakan proses
internal yang dilalui individu dalam menyeleksi dan mengatur stimulus
yang datang dari luar. Stimulus itu ditangkap oleh indera, dan secara
spontan pikiran dan perasaan kita akan memberi makna atas stimulus
tersebut. Informasi atau stimulus ditangkap oleh indera dengan cara
mendengar, melihat, meraba, mencium, dan merasa. Stimulus dikirim ke
otak untuk dipelajari dan diinterpretasikan.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indera atau juga disebut proses sensori. Stimulus tersebut
diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses
persepsi tidak dapat lepas dari proses dari penginderaan, dan proses
penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Stimulus
10
yang diindera kemudian oleh individu kemudian diorganisasikan dan di
interpretasikan, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa
yang diindera tersebut, dan proses ini disebut persepsi (Walgito, 2010: 99).
2. Proses Terjadinya Persepsi
Pertama terjadinya persepsi adalah karena adanya objek/stimulus
yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera (objek tersebut
menjadi perhatian panca indera) Widayatun, (dalam Latifah 2015: 11).
Kemudian stimulus/objek perhatian tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi
adanya “kesan” atau jawaban (response) adanya stimulus, berupa kesan
atau response dibalikkan ke indera kembali berupa “tanggapan” atau
persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak.
Gambar 2.1. Proses Terjadinya Persepsi
3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Notoatmodjo (dalam Latifa 2015: 104) ada banyak faktor
yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian
kita. Faktor penyebab ini dapat kita bagi menjadi dua bagian besar yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor melekat
pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang ada pada
Obyek/
Stimulus Sensoris
Persepsi Indra di otak (pusat
saraf)
output Diproses
indra
(input)
11
orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.
a. Faktor Eksternal
1. Kontras
Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat kontras
baik pada warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
2. Perubahan Intensitas
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah
dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian kita.
3. Pengulangan (Repetition)
Iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian kita, walaupun
seringkali kita merasa jengkel dibuatnya.
4. Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada
sesuatu yang telah kita ketahui.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Suatu stimulus yang menarik perhatian orang banyak akan menarik
perhatian kita.
b. Faktor Internal
1. Pengalaman/pengetahuan
Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor
yang berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh.
Pengalaman masa lalu atau apa yang telah kita pelajari akan
menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi.
12
2. Harapan atau Expectation
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap
stimulus.
3. Kebutuhan
Kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk dalam
rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan menyebabkan kita
menginterpretasikan stimulus secara berbeda.
4. Motivasi
Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang.
5. Emosi
Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus
yang ada.
6. Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar
kelompoknya sebagai sama saja. Inilah yang membentuk terjadinya
stereotip.
Sedangkan menurut Walgito (2010: 101) mengemukakan bahwa
berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat
dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
13
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi
juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang
langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan
respon diperlukan syaraf motoris.
3. Perhatian
Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan
atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan
kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Berdasarkan definisi para ahli di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian dan
interpretasi dari stimulus yang diterima, baik berupa rangsangan atau
informasi serta pesan yang diterima dan dirasakan oleh panca indera manusia.
Persepsi bukan hanya sebatas pada penginderaan terhadap objek atau
lingkungan saja akan tetapi lebih luas seseorang yang mengalami atau
mengamati objek atau lingkungan yang memberikan kesan kepadanya,
14
sehingga ia dapat memberikan suatu penilaian, pandangan atau pendapat.
B. Tinjauan Tentang Keluarga Pasien
Keluarga merupakan salah satu lembaga sosial yang sangat
bergantung pada lingkungan sekitarnya, begitu pula sebaliknya, keluarga juga
mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Salah satu fungsi utama keluarga
adalah sebagai perantara masyarakat luas. Peran tingkah laku yang dipelajari
dalam keluarga merupakan contoh peran tingkah laku yang dilakukan dalam
masyarakat dengan proses pemasyaratakan melalui tradisi kebudayaan
masyarakat itu sendiri. Menurut Friedman yang dikutip oleh Ali (2010)
menguraikan alasan keluarga sebagai unit asuhan keperawatan, yaitu:
1. Keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan “lembaga”
yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai satuan kelompok individu di dalam keluarga dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan
individu di dalam keluarga mulai dari awal sampai akhir akan dipengaruhi
oleh keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam memelihara
kesehatan seluruh anggota keluarganya dan bukan individu itu sendiri
yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang diinginkan.
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah
satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut.
Peran anggota keluarga akan mengalami perubahan apabila salah satu
anggotanya menderita sakit.
15
4. Dalam perawatan pasien sebagai individu, keluarga berperan sebagai
pengambil keputusan.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan efesien untuk berbagai
usaha kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan
terutama melalui peningkatan kesehatan keluarga.
(Slamet, 2012).
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata
pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa
Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita". Orang sakit
(yang dirawat dokter), penderita (sakit). Sedangkan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, Pasal 1) menyebutkan bahwa
pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung di rumah sakit (Ulfa, 2014: 31). Lebih lanjut
pasien juga merupakan pelanggan jasa yang diberikan oleh suatu institusi
kesehatan (rumah sakit), seperti yang dijelaskan oleh Simatupang pelanggan
atau pasien adalah orang yang mendefinisikan hasil dari proses yang diberikan
dengan pernyataan puas atau tidak puas Simatupang (dalam Rusdiana, 2014:
15).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud keluarga pasien adalah orang memiliki pengaruh dan hubungan
dengan ditandai adanya hubungan kekerabatan dengan pasien atau yang
16
mewakili dengan bukti tertulis atau diberi wewenang oleh pasien untuk
memelihara kesehatan keluarganya guna untuk mencapai tingkat kesehatan
yang diinginkan.
C. Tinjauan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan
1. Mutu Pelayanan Kesehatan
Dalam kehidupan sehari-sehari seringkali kita mendengar orang
membicarakan masalah kualitas/mutu, misalnya mengenai kualitas dalam
pelayanan jasa kesehatan. Kualitas meliputi usaha untuk memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Mutu tidak lepas dari kata “kualitas”. Kata
kualitas sendiri mengandung banyak definisi dan makna yaitu bebas dari
kerusakan atau cacat, kesesuaian antara penggunaan, persyaratan, dan
tuntutan, melakukan segala sesuatu dengan benar sejak awal, pemenuhan
kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat, kepuasaan pelanggan.
Azrul Azwar (dalam Diah, 2012: 1) mutu pelayanan kesehatan
adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata
penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi.
Wiyono (dalam Viesaputri 2010: 2) menyatakan bahwa mutu adalah
faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan pelanggan,
bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. Ia berdasarkan
atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan,
mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya
dirasakan, operasional teknik atau subyektif sama sekali dan selalu
17
menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetitif.
Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi tentang masalah
pelayanan kesehatan seharusnya pedoman yang dipakai adalah hakekat dasar
dari diselenggaranya pelayanan kesehatan tersebut. Yang dimaksud hakekat
dasar tersebut adalah memenuhi kebutuhan dan tuntunan para pemakai jasa
pelayanan kesehatan yang apabila berhasil dipenuhi akan menimbulkan rasa
puas terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Kepuasan
pelanggan tidak hanya berarti menanggapi dan mengatasi masalah keluhan,
tetapi juga melakukan pendekatan dengan metode tertentu untuk meneliti asal
masalah serta besaran masalah dan dampaknya.
Kemenkes RI memberikan pengertian tentang mutu pelayanan
kesehatan, yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi
pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan
standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
(Assaf. A, 2014).
Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak lepas dari
rasa puas bagi seseorang pasien terhadap pelayanan yang diterima, dimana
mutu yang baik dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit, peningkatan
derajat kesehatan, kecepatan pelayanan, lingkungan perawatan yang
menyenangkan, keramahan petugas, kemudahan prosedur, kelengkapan
alat, obat-obatan dan biaya yang terjangkau.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pasien
18
walaupun merupakan nilai subyektif, tetapi tetap ada dasar obyektif yang
dilandasi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu
pelayanan dan pengaruh lingkungan. Khususnya mengenai penilaian
performance pemberi jasa pelayanan kesehatan terdapat dua elemen yang
perlu diperhatikan yaitu teknis medis dan hubungan interpersonal. Mutu
ditinjau dari pengguna consumer lebih terkait pada aspek ketanggapan
petugas memahami kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dan
pasien, keprihatinan serta kerama tamahan petugas dalam melayani pasien
atau kesembuhan penyakit yang sering diderita oleh pasien.
Target dalam sebuah pelayanan kesehatan tentunya adalah
kepuasan pelanggan dalam hal ini kesembuhan dari penyakit. Untuk itu
hanya memahami proses dan pelanggan maka organisasi dapat memahami
dan menghargai makna dari kualitas. Lusiana (2011: 11) menyatakan
bahwa kepuasan pasien mengacu pada penerapan persayaratan dalam
pelayanan kesehatan, hal-hal yang menjadi ukuran tingkat kepuasan pasien
yang mengacu pada persyaratan pelayanan kesehatan antara lain:
1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan
Untuk dapat menimbulkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan salah satu syarat yang sangat penting adalah ketersediaan
pelayanan kesehatan karena kepuasan sangat berhubungan erat dengan
mutu pelayanan. Maka dikatakan di katakan suatu pelayanan kesehatan
yang bermutu apabila pelayanan tersebut tersedia di masyarakat.
19
2. Penerimaan pelayanan kesehatan
Untuk dapat memberikan kepuasan pada pasien maka pelayanan
kesehatan tersebut harus di upayakan sehingga dapat di terima oleh
pemakai jasa pelayanan.
3. Ketercapaian pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat
tinggal masyarakat tentu tidak akan memberikan kepuasan pada pasien,
jadi dalam memberikan pelayanan tersebut harus dapat di capai oleh
pemakai jasa pelayanan kesehatan.
4. Keterjangkauan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat di jangkau
oleh semua pemakai jasa khususnya masyarakat pedesaan dan hal
inilah yang membuat pasien merasa tidak puas. Sehingga dalam
memberikan pelayanan kesehatan perlu mengupayakan biaya yang
sesuai dengan kemampuan pemakai jasa pelayanan tersebut.
Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan keempat
standar di atas perlu dipantau serta dinilai secara objektif dan
berkesinambungan. Apabila kebetulan ditemukan penyimpangan, perlu segera
diperbaiki. Pemantauan dan penilaian standar ini diukur dari indikator yang
sesuai, yang secara umum dapat dibedakan pula atas empat macam yakni
indikator masukan, proses, lingkungan serta keluaran. Parasuraman, dkk
mengemukakan bahwa seberapa besar kesenjangan antara persepsi pasien atas
kenyataan pelayanan yang diterima dibandingkan dengan harapan pasien atas
20
pelayanan yang diterima. (Haryadi: 2014).
2. Mutu Pelayanan Keperawatan
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi
pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena
keperawatan merupakan kelompok profesi dalam jumlah terbanyak, paling
depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan,
yang dialami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator mutu pelayanan
keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu
memuaskan pasien atau tidak.
Menurut Nursalam, (2011: 296) mengungkapkan bahwa mutu
pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efisien dan efektif
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara
menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi,
tepat guna, dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan
kesehatan/ keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Ada beberapa aspek untuk menentukan sebuah mutu atau kualitas
pelayanan menurut Parasuman (dalam Lusiana 2011: 15) adalah:
a. Bukti fisik (Tangible)
Bukti fisik (Tangibles) yang merupakan penampilan fisik adalah persepsi
pasien yang di nilai dari segi perwujudan layanan yang di tampilkan oleh
petugas kesehatan atau tenaga keperawatan. Bukti fisik berupa pelayanan
secara fisik, fasilitas, penampilan tenaga kerja, alat atau peralatan yang
21
digunakan. Menurut Irwan (dalam Lusiana, 2010: 15) bukti fisik
tenaga perawat yang baik akan mempengaruhi persepsi pasien, pada
saat yang bersamaan aspek bukti fisik juga merupakan salah satu
sumber yang mempengaruhi harapan pasien.
Menurut Nursalam (2011: 230) bahwa bukti fisik itu dapat dilihat dari
beberapa indikator seperti (1) perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat inap dirumah sakit, (2)
perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan yang
ditempati, (3) perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan yang digunakan, (4) perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet, (5) dan perawat selalu
menjaga kerapihan dan penampilannya.
b. Kehandalan (Reliability)
Kehandalan adalah kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, jujur, aman, tepat
waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan
kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.
Kehandalan dapat dilihat dari persepsi pasien yang menilai
berdasarkan kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan yang
dijanjikan secara akurat, teliti, dan terpercaya, melakukan tindakan
perawatan secara benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan tidak membeda-bedakan
pasien.
22
Menurut Irwan bahwa kepuasaan pasien terhadap pelayanan sangat
ditentukan oleh dimensi Reliability yaitu dimensi yang mengukur
kehandalan dalam memberikan pelayanan kepada pasiennya.
Selanjutnya Nursalam (2011: 230) bahwa kehandalan itu dapat dilihat
dari beberapa indikator seperti (1) perawat mampu menangani masalah
perawatan dengan tepat dan professional, (2) perawat memberikan
informasi tentang fasilitas yang tersedia, cara menggunakannya dan
tata tertib yang berlaku dirumah sakit, (3) perawat memberi tahu
dengan jelas tentang hal-hal yang harus dipatuhi dalam perawatan, (4)
perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang dalam
perawatan, (5) dan ketepatan waktu perawat tiba diruangan ketika anda
membutuhkan.
c. Ketanggapan (Responsiveness)
Yaitu keinginan perawat membantu pasien dan memberikan pelayanan
itu dengan tanggap terhadap kebutuhan pasien, cepat memperhatikan
dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan. Ketanggapan juga dinilai
berdasarkan kecepatan tanggap perawat terhadap masalah-masalah
yang dihadapi pasien, olehnya itu pasien membutuhkan perawat cepat
datang bila pasien membutuhkan pertolongan, perawat menawarkan
bantuan diminta atau tidak diminta, Madu (dalam Lusiana, 2010:15).
Ketanggapan merupakan hakekat dasar mutu pelayanan kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan pada pemakai jasa pelayanan
yang apabila berhasil dipenuhi akan dapat menimbulkan rasa puas
23
terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Menurut Nursalam (2011: 230) bahwa ketanggapan itu dapat dilihat
dari beberapa indikator seperti (1) perawat bersedia menawarkan
bantuan kepada pasien ketika mengalami kesulitan walau tanpa
diminta, (2) perawat segera menangani pasien ketika sampai diruangan
rawat inap, (3) perawat menyediakan waktu khusus untuk membantu
pasien berjalan, buang air besar (BAB), buang air kecil (BAK), ganti
posisi tidur, dll, (4) perawat membantu pasien untuk memperoleh obat,
(5) perawat membantu pasien untuk melaksanakan pelayanan foto, dan
laboratorium dirumah sakit.
d. Jaminan (Assurance)
Mencakup kemampuan, pengetahuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki perawat, bebas dari bahaya, resiko, keragu-
raguan, memiliki kompetensi, percaya diri, dan menimbulkan
keyakinan kebenaran (obyektif). Jaminan atau kepastian merupakan
harapan pasien yang dinilai berdasarkan kemampuan perawat dalam
memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang dapat dipercaya, Madu
(Lusiana 2010: 17). Selanjutnya menurut Nursalam (2011: 230) bahwa
jaminan itu dapat dilihat dari beberapa indikator seperti (1) perawat
memberi perhatian terhadap keluhan pasien yang dirasakan, (2)
perawat dapat menjawab pertanyaan tentang tindakan perawatan yang
diberikan kepada pasien, (3) perawat jujur dalam memberikan
informasi tentang keadaan pasien, (4) perawat selalu memberi salam
24
dan senyum ketika bertemu dengan pasien, (5) dan perawat teliti dan
terampil dalam melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien.
e. Kemampupahaman (Empathy)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang
baik dan memahami kebutuhan pasien atau masyarakat yang terwujud
dalam penuh perhatian terhadap setiap pasien, melayani pasien dengan
ramah dan menarik, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap
dengan penuh simpati. Keramahan adalah satu aspek kualitas
pelayanan yang paling mudah diukur dimana saat pertamakali seorang
pasien masuk pada ruangan pasien senyuman dan keramahan dari
petugas akan menjadi moment pertama yang menentukan persepsi
pasien terhadap kualitas pelayanan. Karena itu pihak rumah sakit harus
mampu memberikan jaminan setiap melakukan tindakan keperawatan
melalui perawat yang terampil dan terlatih, perawat seyogyanya dapat
memperkenalkan diri pada setiap pasien dan harus menjelaskan segala
bentuk tindakan yang berkaitan dengan pengobatan. Sikap perawat
yang sabar dan telaten dalam menghadapi pasien, perawat memiliki
rasa hormat, bersahabat, memahami keadaan yang berkaitan dengan
pengobatan.
Sedangkan menurut Depkes RI telah menetapkan bahwa pelayanan
kesehatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar
perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian,
25
tanggung jawab, komunikasi, dan kerjasama. Selanjutnya masing-
masing aspek dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu
tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat
terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan
golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya,
sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai
aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang
lain dan memiliki wawasan luas.
b. Aspek perhatian
Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia
memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan
sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan
peka terhadap setiap perubahan pasien, mau terhadap kecemasan
dan ketakutan pasien.
c. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan
komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya
komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat,
dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
d. Aspek kerjasama
26
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan
kerjasamaa yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e. Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas,
mampu mencurhakan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas,
konsisten serta tepat dalam bertindak.
Selanjutnya menurut Nursalam (2011: 230) bahwa kemampupahaman
itu dapat dilihat dari beberapa indikator seperti (1) perawat
memberikan informasi kepada pasien tentang segala tindakan
perawatan yang akan dilaksanakan, (2) perawat mudah ditemui dan
dihubungi bila pasien membutuhkan, (3) perawat sering menengok
keadaan pasien seperti tensi, suhu, nadi, pernapasan dan cairan infus,
(4) pelayanan yang diberikan perawat tidak memandang pangkat/
status tapi berdasarkan kondisi pasien, (5) dan perawat perhatian dan
memberi dukungan moril terhadap keadaan pasien (menanyakan dan
berbincang-bincang tentang keadaan pasien).
D. Tinjauan Tentang Pelayanan di Rumah Sakit
Rumah sakit adalah bagian dari integral dari keseluruhan sistem
kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan rumah sakit
tidak lepas dari pembangunan kesehatan, yakni harus sesuai dengan garis-
garis besar haluan Negara, sistem kesehatan nasional dan repelita dibidang
kesehatan serta peraturan perundangan-undangan, Alamsyah (2011: 99).
Selanjutnya menurut peraturan Menteri Kesehatan Tahun 1988 No.
27
159/Men-Kes/II/1988 Bab II Pasal tiga dinyatakan bahwa:
1. Rumah sakit dapat dimiliki dan diselenggarakan oleh pemerintah dan
swasta.
2. Rumah sakit pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh:
Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI, Badan Usaha
Milik Negara.
3. Rumah Sakit Swasta dimiliki dan diselenggarakan oleh: yayasan dan
badan hukum lain yang bersifat social.
Siregar (dalam Lusiana 2011: 28) menyatakan bahwa rumah sakit
adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah
khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personil terlatih
dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern,
yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat, Latifah
(2015: 19). Rumah sakit harus mempunyai sistem dan proses untuk
melakukan monitoring dan meningkatkan pelayanan, secara efektif
melaksanakan evaluasi mutu pelayanan kesehatan. Evaluasi pelayanan
kesehatan bersifat multi dimensional mencakup riwayat penyakit, proses
pelayanan kesehatan, sasaran, efisiensi, efektivitas, dimensi-dimensi mutu dan
28
sistem pelayanan kesehatan.
Copeland (dalam Lusiana 2011: 30) tingkat kesempurnaan pelayanan
di rumah sakit sangat relative, dari sisi pemberi pelayanan di rawat inap
adalah apabila semua tahapan dalam pelaksanaan semua jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan untuk kesembuhan pasien telah memenuhi standar
pelayanan kesehatan yang di susun dan disepakati untuk dilaksanakan dalam
setiap memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit.
Target utama dari suatu rumah sakit adalah ingin memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien akan pelayanan yang baik dan nyaman, yang
selalu berubah disertai klarifikasi yang tinggi, selaras dengan meningkatnya
pengetahuan masyarakat.
Kualitas pelayanan dalam perpektif yang lebih luas meliputi interaksi
praktisi medik dengan pasien, kontribusi pasien dalam pelayanan,
kenyamanan pelayanan, akses terhadap fasilitas pelayanan, pengaruh sosial
terhadap akses dan pengaruh sosial dalam peningkatan kesehatan melalui
pelayanan kesehatan.
29
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang di Teliti
Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, rumah sakit
mempunyai peranan yang sangat penting, terutama di dalam memberikan
jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit merupakan suatu bentuk organisasi
sosial ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk memberikan jasa
pelayanan di bidang kesehatan, baik dalam bentuk pemeriksaan,
perawatan, pengobatan, tindakan medis, dan tindakan diagnosa lainnya
yang dibutuhkan oleh pasien.
Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan berhubungan erat dengan
pasien, keluarga pasien dan petugas kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
berkualitas/ bermutu apabila pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai
dengan kemampuan dari tenaga kerja kesehatan dalam memahami dan
menempatkan diri pada keadaan yang dihadapi atau yang dialami
pasien/masyarakat. Puas atau tidaknya seorang pasien dapat di lihat dari
bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Tentunya kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
standar pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam pemberian
layanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu
pembakuan pelayanan yang baik.
Perawat adalah salah satu tim kesehatan yang selama 24 jam
berada bersama klien untuk memberikan bantuan, memberikan pelayanan
30
sesuai dengan profesi dan standar yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan
agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan yang aman
serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Dalam melakukan
penilaian terhadap kualitas pelayanan ada lima aspek yang perlu diperhatikan
yaitu:
1. Bukti Fisik (Tangible)
2. Kehandalan (Reliabilit)
3. Ketanggapan (Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Kemampupahan (Empathy)
B. Kerangka Konsep
Berdasarkan dasar pemikiran di atas maka kerangka konsep
penelitian disusun sebagai berikut:
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Hubungan Antar Variabel yang diteliti
Mutu Pelayanan Keperawatan
a. Bukti Fisik (Tangible)
b. Kehandalan (Reliability)
c. Ketanggapan
(Responsiveness)
d. Jaminan (Assurance)
e. Kemampupahaman
(Emphaty)
Persepsi Keluarga
Pasien
31
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent
Variabel Independent dalam penelitian ini adalah persepsi keluarga
pasien
2. Variabel Dependent
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah mutu pelayanan
keperawatan.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Adapun yang menjadi definisi operasional dan kriteria objektif dalam
penelitian ini yaitu:
1. Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapat keluarga
pasien terhadap pelayanan keperawatan di unit ruangan rawat inap
Lavender Rumah Sakit Umum Daerah Kendari.
2. Pengertian keluarga pasien adalah orang memiliki pengaruh dan
hubungan dengan ditandai adanya hubungan kekerabatan dengan pasien
atau yang mewakili dengan bukti tertulis atau diberi wewenang oleh
pasien untuk memelihara kesehatannya guna untuk mencapai tingkat
kesehatan yang diinginkan. Adapun yang dimaksud keluarga pasien dalam
penelitian ini adalah kelurga yang menemani selama di berikan proses
pelayanan kesehatan maupun pelayan keperawatan diruangan rawat inap
maupun awal masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit. Seperti ayah,
ibu, anak, saudara ayah, saudara ibu, suami dan istri.
32
3. Mutu pelayanan keperawatan adalah yang merujuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang dapat menimbulkan kepuasaan
pada setiap pasien yang terdiri dari tangible, reiliability, responseveness,
assurance, dan empathy.
Kriteria Objektifnya:
Mutu Baik : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
≥ 62%
Mutu Kurang : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
< 62%
4. Bukti Fisik (Tangible)
Bukti fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana suatu
pelayanan yang ditunjukkan oleh tenaga keperawatan atau tenaga
kesehatan lainnya, yang meliputi perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat inap dirumah sakit,
perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan yang
ditempati, perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan yang digunakan, perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet, dan perawat selalu
menjaga kerapihan dan penampilannya.
Kriteria Objektifnya:
Mutu Baik : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai ≥
62%
Mutu Kurang : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai <
62 %
33
5. Kehandalan (Reliability)
Kehandalan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan secara akurat, teliti, cepat tepat dan dapat
dipercaya, yang meliputi perawat mampu menangani masalah perawatan
dengan tepat dan professional, perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara menggunakannya dan tata tertib yang
berlaku dirumah sakit, perawat memberi tahu dengan jelas tentang hal-
hal yang harus dipatuhi dalam perawatan, perawat memberitahu
dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang dalam perawatan, dan
ketepatan waktu perawat tiba diruangan ketika anda membutuhkan.
Kriteria Objektifnya:
Mutu Baik : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
≥ 62%
Mutu Kurang : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
< 62%
6. Ketanggapan (Responseveness)
Ketanggapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketanggapan dan
kecepatan pelayanan kesehatan dalam menghadapi masalah-masalah yang
dialami pasien, yang meliputi perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada pasien ketika mengalami kesulitan walau tanpa diminta,
perawat segera menangani pasien ketika sampai diruangan rawat inap,
perawat menyediakan waktu khusus untuk membantu pasien berjalan,
buang air besar (BAB), buang air kecil (BAK), ganti posisi tidur, dll,
34
perawat membantu pasien untuk memperoleh obat, perawat membantu
pasien untuk melaksanakan pelayanan foto, dan laboratorium dirumah
sakit.
Kriteria Objektifnya:
Mutu Baik : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
≥ 62%
Mutu Kurang : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
< 62%
7. Jaminan (Assurance)
Jaminan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan,
pengetahuan perawat dalam memberikan jaminan kesehatan yang aman
dan dapat dipercaya, tidak beresiko, tidak membahayakan serta yakin
dalam memberikan pelayanan sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan
serta tidak membeda-bedakan antara pasien, yang meliputi perawat
memberi perhatian terhadap keluhan pasien yang dirasakan, perawat
dapat menjawab pertanyaan tentang tindakan perawatan yang diberikan
kepada pasien, perawat jujur dalam memberikan informasi tentang
keadaan pasien, perawat selalu memberi salam dan senyum ketika
bertemu dengan pasien, dan perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien.
Kriteria Objektifnya:
Mutu Baik : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
≥ 62%
35
Mutu Kurang : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
< 62%
8. Kemampupahaman (Empathy)
Kemampupahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana
perawat mampu menempatkan diri dalam situasi dan kondisi yang dialami
oleh pasien, meliputi perawat memberikan informasi kepada pasien
tentang segala tindakan perawatan yang akan dilaksanakan, perawat
mudah ditemui dan dihubungi bila pasien membutuhkan, perawat
sering menengok keadaan pasien seperti tensi, suhu, nadi, pernapasan
dan cairan infus, pelayanan yang diberikan perawat tidak memandang
pangkat/ status tapi berdasarkan kondisi pasien, dan perawat perhatian
dan memberi dukungan moril terhadap keadaan pasien (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan pasien).
Kriteria Objektifnya:
Mutu Baik : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
≥ 62%
Mutu Kurang : Jika persentase total jawaban responden memiliki nilai
< 62%
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
untuk menggali informasi mengenai gambaran persepsi keluarga pasien
terhadap mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari tahun 2016.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Lavender
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari. Waktu penelitian ini telah
dilaksanakan pada tanggal 25 Februari sampai 18 Juni 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suyanto (2011: 42) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien yang dirawat ruangan rawat inap Lavender Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari. Jumlah keluarga pasien yang
dirawat di ruangan rawat inap Lavender setiap bulan berjumlah 129 orang,
dengan demikian populasi pada penelitian ini adalah 129 orang.
2. Sampel
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan
menggunakan teknik non probality sampling dengan cara accidental
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan sesaat,
37
sehingga sampel yang diperoleh adalah sampel yang ada/ tersedia ada
waktu itu. Dalam hal penetapan sampel penulis menggunakan pendapat
Arikunto yaitu apabila populasi lebih dari 100 orang maka peneliti boleh
mengambil sampel antara 10-15% atau 20-25%. (Arikunto dalam Ulva,
2014: 22-23).
Oleh sebab itu, penulis menetapkan sampel sebanyak 25% dari
populasi yang ada.
Maka banyak sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 32 orang.
3. Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil
penelitian yang bias. Ada dua kriteria sampel yaitu:
a) Kriteria inklusi
1. Pasien rawat inap di Ruang Rawat Lavender
2. Pasien telah dirawat selama 2 hari di Ruang Rawat Lavender
3. Pasien yang di dampingi oleh keluarga selama dirawat di Rumah
Sakit
4. Bersedia menjadi responden dan dapat mengerti bahasa Indonesia
b) Kriteria eksklusi
1. Pasien yang tidak di rawat di Ruang Rawat Lavender
2. Pasien baru masuk di Ruang Rawat Lavender
3. Pasien yang tidak di damping oleh keluarga selama di rawat di
Sampel = 25 % x 129 orang = 32 orang
38
Rumah Sakit
4. Tidak bersedia menjadi responden dan tidak mengerti bahasa
Indonesia
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang isinya tentang mutu pelayanan keperawatan yang
terdiri dari 5 aspek yaitu:
1. Bukti Fisik (Tangible)
2. Kehandalan (Reliability)
3. Ketanggapan (Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Kemampupahaman (Empathy)
E. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari
wawancara langsung dari responden dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang disusun dalam bentuk kuesioner.
F. Pengolahan Data
Pengumpulan data dilakukan secara manual (dengan mengisi
angket yang telah disediakan) sedangkan pengelolahan data dilakukan
secara manual dengan menggunakan kalkulator untuk menghitung
persentase sebelum data dianalisa secara deskriptif, terlebih dahulu
diadakan coding, editing, skoring dan tabulating.
39
1. Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden
kedalam kategori. Dalam cara memberi tanda/kode berbentuk angka
pada masing-masing jawaban.
2. Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpulan data. Editing meliputi kelengkapan pengisian,
kesalahan pengisian, dan konsistensi dari setiap jawaban.
3. Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan
kalkulator untuk mengetahui persentase setiap variable yang diteliti.
4. Tabulating adalah membuat tabel, jawaban-jawaban yang sudah diolah
kemudian dimasukkan kedalam tabel lalu dianalisa secara deskriptif
melalui persentase dan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan
skala likert, kemudian diuraikan makna persentase atau hasil
perhitungan tersebut.
G. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan analisa deskriptif untuk
menentukan kategori pada setiap responden maka akan dianalisa dengan
menggunakan rumus:
P = ∑𝑁.𝑆
𝑆𝑖
Ket: P = Tingkat jawaban setiap nomor soal
N = Jumlah responden yang menjawab
S = Skor nilai
Si = Skor nilai tertinggi
40
Untuk menghitung presentase menggunakan rumus:
X = ∑𝑝
∑ 𝑖
Ket: X = Presentase keluarga pasien
P = jumlah tingkat jawaban
∑ i = jumlah nomor soal
H. Penyajian Data
Data yang sudah diolah secara manual dengan menggunakan
kalkulator disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang
dipersentasekan dan diuraikan dalam bentuk narasi.
41
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Kota Kendari terletak di Kota Kendari, tepatnya
dikelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan
luas bangunan 1.800 M2.
RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung bekas peninggalan
Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami
beberapa kali perubahan antara lain:
Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927
Dilakukan perubahan rehabilitasi oleh pemerintah Jepang pada tahun
1942-1945
Menjadi rumah sakit tentara pada tahun 1945-1960
Menjadi rumah sakit umum Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989
Menjadi puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001
Menjadi rumah sakit umum Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001
berdasarkan Perda Kota Kendari No. 17 Tahun 2001
Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota Kendari
oleh Bapak Wali Kota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003.
Pada tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah membebaskan
lahan seluas 13.000 M2 untuk relokasi rumah sakit, yang dibangun
secara bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP, DAK dan
42
DPPID.
Pada tanggal 4 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas
Kota Kendari resmi menempati gedung baru yang terletak di Jl.
Brigjen Z.A Sugianto No. 39 Kel. Kambu Kec. Kamnbu Kota Kendari
Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah didivitasi oleh Tim Komite
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan berhasil terakreditasi penuh
sebanyak 5 pelayanan (Adminstrasi dan Manajemen, Rekam Medik,
Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD).
B. Gambaran Umum Responden
Berdasarkan data demografi responden yang menjadi sampel penelitian
maka diperoleh karakteristik responden sebagai berikut:
a. Karakteristik Umur Responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara 32 responden
di ruang rawat inap Lavender RSUD Kota Kendari. Umur responden <
20 sampai 50 Tahun untuk lebih jelasnya umur responden
dikelompokkan berdasarkan umur sebagai berikut:
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Ruang Rawat
Inap Lavender RSUD Kota Kendari Tahun 2016
No. Kelompok Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1
2
3
4
5
6
19 - 25 tahun
26 - 30 tahun
31 - 36 tahun
37 - 42 tahun
43 - 48 tahun
49 - 54 tahun
>55
9
7
3
4
2
4
3
28,12%
21,87%
9,37%
12,5%
6,25%
12,5%
9,37%
Jumlah n = 32 100
Sumber: Data Primer 2016
43
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak
pada kelompok umur 19-25 tahun sebanyak 9 orang (28,12%)
sedangkan yang paling sedikit pada kelompok umur 43-48 tahun
sebanyak 2 orang (6,25%).
b. Tingkat Pendidikan Responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara terhadap 32
responden diruang rawat inap Lavender RSUD Kota Kendari. Tingkat
pendidikan responden antara SD sampai jenjang Strata Dua (S2), untuk
lebih jelasnya tingkat pendidikan responden dikelompokkan
berdasarkan data kelompok tingkat pendidikan sebagai berikut:
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di
Ruang Rawat Inap Lavender RSUD Kota Kendari
Tahun 2016
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi
(f) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SD
SMP
SMA
Mahasiswa
S1
S2
6
6
11
1
7
1
18,75 %
18,75 %
34,37 %
3,12 %
21,87 %
3,12 %
Jumlah n = 32 100%
Sumber: Data Primer 2016
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak
dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 11 orang (34,37%), strata
satu (S1) sebanyak 7 orang, SD dan SMP masing-masing sebanyak 6
(18,75%) orang, serta tingkat pendidikan Mahasiswa dan Strata Dua
(S2) masing-masing sebanyak 1 orang (3,12%).
44
C. Hasil Penelitian
1. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Bukti Fisik
(Tangible)
Hasil penelitian terhadap variabel bukti fisik (tangible) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Veriabel
Bukti Fisik (Tangible) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari
No. Persepsi Frekuensi (f) Persen (%)
1.
2.
Mutu Baik
Mutu Kurang
31
1
96,87%
3,12%
Jumlah n = 32 100%
Sumber: Data Primer 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat persepsi keluarga pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan berdasarkan dimensi bukti fisik diruang
rawat inap Lavender RSUD Kota Kendari menunjukkan bahwa dari 32
responden, 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki mutu baik dan 1
orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang.
Penampilan perawat yang rapi serta kondisi ruangan yang bersih,
rapi dan nyaman akan membuat pasien merasa betah karena pasien merasa
nyaman dalam menerima pelayanan yang diberikan oleh perawat, hal ini
dapat membuktikan bahwa tingkat infeksi dapat diminimalisasi
berpengaruh dalam kepuasan, karena hal tersebut memperlihatkan kualitas
akan layanan yang diberikan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa responden sangat puas
dengan penampilan perawat serta kondisi ruangan pasien yang sangat
45
menunjang kebersihan dan kerapiannya pada saat memberikan layanan
kepada pasien.
2. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Kehandalan
(Reliabilty)
Hasil penelitian terhadap variabel kehandalan (Reliabilty) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Veriabel
Kehandalan (Reliabilty) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari
No. Persepsi Frekuensi (f) Persen (%)
1.
2.
Mutu Baik
Mutu Kurang
31
1
96,87%
3,12%
Jumlah n = 32 100%
Sumber: Data Primer 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat persepsi keluarga pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan berdasarkan dimensi kehandalan diruang
rawat inap Lavender RSUD Kota Kendari menunjukkan bahwa dari 32
responden, 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki mutu baik dan 1
orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang.
Kesiapan perawat dalam melayani pasien menggambarkan
maksimalisasi pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, karena jika
perawat selalu siap untuk melayani pasien akan mampu meningkatkan
kenyamanan pasien dan bisa meminimalisasi keluhan pasien. Jelasnya
informasi yang diberikan oleh perawat kepada pasien akan membuat
pasien paham dengan tindakan yang dilakukan terhadap pasien, sehingga
langkah yang harus dilakukan perawat dapat dilakukan dengan efektif dan
efisien dan tindakan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.
46
3. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Ketanggapan
(Responsiveness)
Hasil penelitian terhadap variabel ketanggapan (Responsiveness)
dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Ketanggapan (Responsiveness) di Ruang Rawat Inap
Lavender RSUD Kota Kendari
No. Persepsi Frekuensi (f) Persen (%)
1.
2.
Mutu Baik
Mutu Kurang
28
4
87,5%
12,5%
Jumlah n = 32 100%
Sumber: Data Primer 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat persepsi keluarga pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan berdasarkan dimensi ketanggapan
diruang rawat inap Lavender RSUD Kota Kendari menunjukkan bahwa
dari 32 responden, 28 orang (87,5%) mengatakan memiliki mutu baik
dan 4 orang (12,25%) mengatakan memiliki mutu kurang. Perawat yang
cekatan dan tanggap dalam melayani pasien akan memberikan pelayanan
yang efektif dan efisien, karena ketika pasien memerlukan bantuan
kesehatan, perawat dapat langsung memberikan tindakan yang dibutuhkan
oleh pasien dan dapat memenuhi keinginan pasien.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden puas dengan
ketanggapan perawat dalam melayani pasien, tetapi masih ada 12,25%
responden kurang puas dengan ketanggapan perawat saat melayani pasien.
47
4. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Jaminan
(Assurance)
Hasil penelitian terhadap variabel jaminan (Assurance) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Veriabel
Jaminan (Assurance) di Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari
No. Persepsi Frekuensi (f) Persen (%)
1.
2.
Mutu Baik
Mutu Kurang
31
1
96,87%
3,12%
Jumlah 32 100%
Sumber: Data Primer 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat persepsi keluarga pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan berdasarkan dimensi jaminan diruang
rawat inap Lavender RSUD Kota Kendari menunjukkan bahwa dari 32
responden, 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki mutu baik dan 1
orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang.
Jika perawat selalu memberikan keyakinan kepada pasien bahwa
masalah yang dihadapinya akan terselesaikan, maka akan membuat pasien
yakin bahwa perawat mengerti dan memahami masalah yang dihadapi
oleh pasien, sehingga dapat meyakinkan pasien bahwa perawat peduli dan
perhatian dengan kondisi yang dihadapinya serta puas dengan pelayanan
yang diberikan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa responden sangat puas
dengan penyelesaiaan masalah yang dihadapi oleh pasien.
48
5. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel
Kemampupahaman (Empahty)
Hasil penelitian terhadap variabel kemampupahaman (Empahty)
dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Veriabel
Kemampupahaman (Empahty) di Ruang Rawat Inap
Lavender RSUD Kota Kendari
No. Persepsi Frekuensi (f) Persen (%)
1.
2.
Mutu Baik
Mutu Kurang
32
0
100%
0
Jumlah n = 32 100%
Sumber: Data Primer 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat persepsi keluarga pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan berdasarkan dimensi kemampupahaman
diruang rawat inap Lavender RSUD Kota Kendari menunjukkan
bahwa dari 32 responden (100%) semua mengatakan memiliki mutu
yang baik dalam hal ini pemberian perhatian terhadap pasien.
Dalam melayani pasien, perawat harus mampu memahami
kebutuhan dan keinginan pasien, karena dengan memahami kebutuhan dan
keinginan tersebut pasien akan merasa yakin bahwa perawat dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tingkah laku, cara melayani dan
cara berbicara kepada pasien dan keluarga merupakan hal yang sangat
penting diperhatikan oleh perawat, karena dengan berprilaku baik kepada
pasien dan keluarga pasien akan membuat pasien dan keluarga merasa
nyaman dan senang dengan perawat yang bertugas.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa responden puas dengan
sikap perawat kepada pasien dan keluarga pasien.
49
6. Persepsi Keluarga Pasien Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan
di Ruang Rawat Inap Lavender RSUD Kota Kendari
Hasil penelitian terhadap persepsi keluarga pasien tentang mutu
pelayanan keperawatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai
berikut:
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi
Keluarga Pasien Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan
di Ruang Rawat Inap Lavender RSUD Kota Kendari
No. Persepsi Frekuensi (f) Persen (%)
1.
2.
Mutu Baik
Mutu Kurang
31
1
96,87%
3,12%
Jumlah n = 32 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat persepsi keluarga pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan diruang rawat inap Lavender RSUD Kota
Kendari menunjukkan bahwa dari 31 responden (96,87%) yang
mengatakan memiliki mutu yang baik, dalam hal ini kondisi dan
kenyaman ruang, ketanggapan, perhatian, serta jaminan yang diberikan
perawat. Dan 1 orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang.
Setiap pasien yang berkunjung ke RSUD Kota Kendari adalah orang
yang berbeda dan memiliki kebutuhan yang berbeda. Setiap pasien
membutuhkan kesehatan mental, fisik, emosional, spiritual dan budaya
yang terbaik dari kemampuan jasa rawatan dan ketersediaan peralatan
yang ada di rumah sakit. Oleh karena itu, perawat harus mendedikasikan
diri mereka untuk memberikan dan memelihara kualitas perawatan yang
baik untuk mencapai derajat kesehatan pasien yang optimal. Hal tersebut
menjadi fokus utama dalam pemberian pelayanan keperawatan yang
50
komprehensif dan individual. Hal ini dapat dicapai melalui kolaborasi dan
kerjasama antara pasien, keluarga dan anggota tim perawatan kesehatan.
D. Pembahasan
Gambaran tentang Kondisi Ruangan Rawat Inap Lavender
Berdasarkan dengan survey awal yang dilakukan oleh peneliti
diruangan rawat inap Lavender bahwa masih adanya keluhan keluarga
pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat misalnya perawat
tidak disiplin (terlambat masuk kerja dan perawat hanya melakukan
pekerjaan hanya sebagai rutinitas saja selebihnya itu dilimpahkan kepada
mahasiswa yang sedang praktek tanpa diberikan bimbingan), masih
adanya kasus infus habis, dan masih kurang respon perawat terhadap
keluarga pasien yang sedang meminta bantuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada
tanggal 25 Februari sampai 18 Juni 2016 di ruang rawat inap Lavender
RSUD Kota Kendari, maka pembahasan hasil penelitian adalah:
1. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Bukti Fisik
(Tangible)
Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 5.3
mengenai persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan dalam hal ini bukti fisik pada umumnya keluarga
pasien dari 32 responden, 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki
mutu baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang.
Dari hasil penelitian ini kebanyakan 31 orang (96,87%) persepsi
51
keluarga pasien mengenai mutu pelayanan yang diberikan pihak
RSUD khususnya diruangan rawat inap Lavender sudah memiliki
mutu yang baik. Hal tersebut ditunjukan dengan cara berpakaian
yang rapi, selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan ruangan
dilingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Joewono
(2003) menyebutkan bahwa salah satu aspek kepuasan pasien
adalah lingkungan fisik yaitu aspek yang menunjukkan
kenyamanan lingkungan yang akan dinikmati oleh konsumen
ketika menggunakan produk serta penampilan pegawainya. Hal ini
dapat diartikan dalam dimensi bukti fisik ruang rawat inap akan
memberikan kepuasan kepada pasien jika dalam ruang perawatan
tersebut memiliki peralatan yang cukup, fasilitas, kelas perawatan
yang sudah sesuai, prosedur layanan yang mudah dan serta
penampilan perawat yang rapi (Winnesky 2005).
Sedangkan 1 orang (3,12%) responden mengatakan bahwa
pelayanan di RSUD memiliki mutu kurang dengan alasan
kenyamanan dan kebersihan ruangan masih kurang diperhatikan
oleh perawat.
2. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Kehandalan
(Reliabilty)
Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 5.4
mengenai persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan dalam hal ini kehandalan pada umumnya keluarga
52
pasien dari 32 responden, 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki
mutu baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang.
Dari hasil penelitian ini dari 32 responden diperoleh
persentase terbanyak 31 orang (96,87%) mengatakan mutu
pelayanan baik dengan alasan perawat selalu tepat waktu tiba
diruangan ketika pasien membutuhkan dan perawat selalu
memberikan salam dan senyum ketika melakukan tindakan kepada
pasien. Hal ini sejalan dengan Assegaff (2009:172) menyatakan
bahwa suatu kemampuan dalam memenuhi janji (tepat waktu,
konsisten, kecepatan dalam pelayanan). Pemenuhan janji dalam
pelayanan akan terkait dan mencerminkan kredibilitas perusahaan
dalam pelayanan. Tingkat kompentensi perusahaan juga dapat dilihat
dari sini, sejauh mana tingkat kemampuan perusahaan dapat
ditunjukkan, pelayanan yang dimaksud antara lain perawat bersifat
simpati dan terampil dalam memberikan asuhan keperawatan
ruangan perawatan memiliki catatan askep yang akurat dan lengkap
serta perawat bersedia menyelesaikan masalah pasien.
Sementara keluarga pasien yang mengatakan mutu pelayanan
kurang sebanyak 1 orang (3,12%), dengan alasan perawat tidak
pernah memberikan informasi mengenai fasilitas yang tersedia cara
penggunaannya dan tata tertib yang berlaku diruang perawatan
sehingga pasien merasa bingung saat masuk diruangan.
53
3. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Ketanggapan
(Responsiveness)
Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 5.5
mengenai persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan dalam hal ini ketanggapan pada umumnya keluarga
pasien dari 32 responden, 28 orang (87,5%) mengatakan memiliki
mutu baik dan 4 orang (12,5%) mengatakan memiliki mutu kurang.
Dari hasil penelitian tersebut 28 orang (87,5%) keluarga pasien
mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan pihak RSUD Kota
Kendari khususnya diruangan rawat inap Lavender memiliki mutu
yang baik hal ini sesuai dengan sikap yang ditunjukkan oleh
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien sudah sesuai
dengan standar mutu pelayanan rumah sakit.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Azwar (dalam
Lusiana: 51) bahwa ketanggapan merupakan hakekat dasar mutu
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan pada
pemakai jasa pelayanan yang apabila berhasil dipenuhi akan dapat
menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan kesehatan yang
diselenggarkan dan dapat menimbulkan persepsi yang baik.
Sedangkan 4 orang (12,5%) keluarga pasien mengatakan bahwa
kurang setuju dengan pelayanan yang diberikan dengan alasan
bahwa perawat tidak memberikan tindakan atau pelayanan segera
pada saat pasien membutuhkan.
54
4. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Jaminan
(Assurance)
Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 5.6
mengenai persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan dalam hal ini jaminan pada umumnya keluarga pasien
dari 32 responden, 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki mutu
baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang. Dari
hasil penelitian ini dari 32 responden sebanyak 31 orang (96,87%)
keluarga pasien yang mengatakan mutu pelayanan yang diberikan
pihak RSUD khususnya diruangan rawat inap Lavender itu baik hal
ini ditunjukkan dengan sikap perawat dalam memberikan perhatian
terhadap keluhan pasien yang dirasakan diruangan rawat inap
lavender RSUD Kota Kendari. Sedangkan 1 orang (3,12%)
mengatakan kurang setuju dengan mutu pelayanan yang diberikan
karena keluarga pasien merasa perawat yang ada diruangan rawat
inap lavender RSUD Kota Kendari kurang teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan terhadap pasien.
5. Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel
Kemampupahaman (Empahty)
Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 5.7
mengenai persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan dalam hal ini kemampupahaman pada umumnya
keluarga pasien dari 32 responden, 32 orang (100%) mengatakan
55
memiliki mutu baik.
Dari hasil penelitian tersebut 32 orang (93,75%) keluarga
pasien semuanya mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan
pihak RSUD khususnya diruangan rawat inap Lavender memiliki
pelayanan dengan mutu baik hal ini ditunjukkan dengan sikap yang
diperlihatkan perawat yang selalu memberian informasi setiap akan
melakukan tindakan keperawatan, perawat mudah ditemui dan
dihubungi bila pasien membutuhkan, perawat selalu menengok dan
memeriksa pasien seperti memeriksa tanda-tanda vital pasien
(mengukur tensi, suhu, nadi, dan pernapasan), selalu mengganti
cairan infus serta perawat memberikan layanan, tidak memandang
status/ pangkat tetapi berdasarkan kondisi pasien.
Hubungan antara perawat dan pasien adalah suatu bentuk
hubungan terapeutik atau professional dan timbal balik yang
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas hasil suatu tindakan
melalui proses keperawatan yang telah dilakukan, emphaty atau
perhatian yang diberikan oleh sabar memperlakukan pasien dan
meningkatkan kesehatan dalam pelayanan keperawatan yang telah
dilakukan.
Emphaty atau perhatian yang diberikan oleh perawat seorang
pasien akan merasa diberikan perhatian dan didengarkan
perhatiannya, sehingga secara psikologi pasien tersebut merasa
puas dan memotivasinya untuk sembuh karena adanya dengan
56
perhatian yang diberikan oleh seorang perawat. Sedangkan 2 orang
(6,25%) responden mengatakan kurang dengan mutu pelayanan
yang diberikan oleh pihak RSUD khususnya diruang rawat inap
Lavender dengan alasan perawat tidak memberikan penjelasan
tentang pentingnya menjaga kesehatan, dalam hal ini keluarga
pasien membutuhkan penjelasan yang diberikan perawat dan
menyelenggarakan pelayanan keperawatan sesuai dengan mutu
pelayanan.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tjiptono
(dalam Lusiana: 54) kepuasan pasien merupakan hasil penilaian
pasien berdasarkan prasaannya, terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dirumah sakit yang telah menjadi bagian dari
pengalaman atau yang dirasakan pasien atau dapat dinyatakan
sebagai cara pasien mengevaluasi sampai seberapa besar tingkat
kualitas/mutu pelayanan dirumah sakit, sehingga dapat
menimbulkan persepsi terhadap pelayanan tersebut.
6. Persepsi Keluarga Pasien Tentang Mutu Pelayanan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender RSUD Kota
Kendari
Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 5.8
mengenai persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan, 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki mutu baik
dan 1 orang (3,12%) mengatakan memiliki mutu kurang. Dari hasil
penelitian ini dari 32 responden sebanyak 31 orang (96,87%)
57
keluarga pasien yang mengatakan mutu pelayanan yang diberikan
pihak RSUD khususnya diruangan rawat inap Lavender itu baik hal
ini ditunjukkan dengan sikap perawat dalam memberikan perhatian,
informasi terhadap pasien serta kondisi dan kenyamanan yang
dirasakan oleh pasien diruangan rawat inap lavender RSUD Kota
Kendari. Sedangkan 1 orang (3,12%) mengatakan kurang setuju
dengan mutu pelayanan yang diberikan karena keluarga pasien
merasa perawat yang ada diruangan rawat inap lavender RSUD Kota
Kendari kurang teliti dan terampil dalam melaksanakan tindakan
keperawatan terhadap pasien.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh windy
(2009: 7) bahwa pelayanan memerlukan kehadiran atau partisipasi
pelanggan dan pemberi pelayanan baik yang profesional maupun
tidak profesional secara bersamaan sehingga dampak dari transaksi
jual beli pelayanan dapat langsung dirasakan dan jika pelanggan itu
tidak ada maka pemberi pelayanan tidak dapat memberikan
pelayanan. Dengan demikian bahwa pelayanan keperawatan dapat
dikatakan sebagai jenis produk yang menghasilkan pelayanan yang
berbasis orang (people based) yaitu berbasis pada pasien baik sakit
maupun sehat akibat ketidaktahuan, ketidakmampuan, atau
ketidakmauan dengan menyediakan layanan keperawatan oleh
tenaga perawat profesional berbentuk layanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif.
58
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi keluarga pasien
tentang mutu pelayanan keperawatan diruang rawat inap Lavender RSUD
Kota Kendari dengan persentase responden adalah:
1. Persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan variabel
bukti fisik (tangible) dari 32 responden, sebanyak 31 orang (96,87%)
mengatakan memiliki mutu baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan
mutu kurang.
2. Persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan variabel
kehandalan (reliability) dari 32 responden, sebanyak 31 orang
(96,87%) mengatakan memiliki mutu baik dan 1 orang (3,12%)
mengatakan mutu kurang.
3. Persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan variabel
ketanggapan (Responsiveness) dari 32 responden, sebanyak 28 orang
(87,5%) mengatakan memiliki mutu baik dan 4 orang (12,5%)
mengatakan mutu kurang.
4. Persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan variabel
jaminan (assurance) dari 32 responden, sebanyak 31 orang (96,87%)
mengatakan memiliki mutu baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan
mutu kurang.
59
5. Persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan berdasarkan variabel
kemampupahaman (emphaty) dari 32 responden (93,75%) semua
mengatakan memiliki mutu yang baik.
6. Persepsi keluarga pasien tentang mutu pelayanan keperawatan dari 32
responden, sebanyak 31 orang (96,87%) mengatakan memiliki mutu
baik dan 1 orang (3,12%) mengatakan mutu kurang.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil
penelitian tentang mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap
Lavender RSUD Kota Kendari yaitu:
1. Bagi rumah sakit RSUD Kota Kendari agar tetap mempertahankan
serta meningkatkan lagi pelayanan kesehatan yang telah diberikan serta
menerapkan kepada petugas agar dalam menjalankan pelayanan
kepada pasien sesuai dengan kompotensi yang dimilikinya agar
tercapainya mutu pelayanan yang dapat memberikan kepuasan pada
pasien khususnya mutu dibidang pelayanan keperawatan.
2. Bagi petugas keperawatan, dengan adanya hasil penelitian ini
diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi mutu pelayanan dan
memberikan kepuasan pada pasien khususnya mutu dibidang
pelayanan keperawatan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan manajemen
kesehatan dalam hal ini keperawatan agar dapat lebih baik lagi dari
60
sebelumnya.
4. Bagi penulis, penelitian yang dilakukan sekarang adalah langkah awal
agar peneliti selanjutnya dapat memahami dan meningkatkan ilmu
pengetahuan mengenai mutu pelayanan khususnya dibidang
keperawatan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Assaf.A.2014.http://akoepoenya94.blogspot.co.id/2014/03/persepsi-masyarakat-
terhadap-mutu.html),
Assegaff, Muhammad. 2009. “ Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan”. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol 10 No 2.
Diah. 2012. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/mutu-pelayanan-
kesehatan.html#ixzz427Ax4i1C
Hariyadi. 2012. https://zheyuriesmidwife.wordpress.com/2012/09/05/konsep-
keluarga/).
Joewono, B. S. (2003). Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya: Airlangga University
Press
Latifa. 2015. Persepsi Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Pelayanan
Kesehatan di Instalasi Rawat Inap Sa’ad Ibnu Abi Waqqash Rumah
Sakit Islam Sunan Kudus. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Lusiana. 2011. Gambaran Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan di
Puskesmas Kelurahan Bungku Toko Kecamatan Abeli Kota Kendari.
KTI: Politeknik Kesehatan Kendari.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Priyanto, Agus. 2012. Komunikasi dan Konseling. Salemba Medika: Jakarta
RRaakkhhmmaawwaattyy,, WWiinnddyy..22001122.. PPeennggaawwaassaann ddaann PPeennggeennddaalliiaann ddaallaamm PPeellaayyaannaann
KKeeppeerraawwaattaann.. PPeellaattiihhaann MMaanneejjeemmeenn KKeeppeerraawwaattaann.. KKuunniinnggaann
Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit. Sekretariat Negara: Jakarta.
Rusdiana. 2014. Studi Tentang Pelayanan Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di
Ruang Rawat Inap Mawar Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Jurnal. Universitas Mulawarman. Samarinda.
Slamet. 2014. http://akoepoenya94.blogspot.co.id/2014/03/persepsi-masyarakat-
terhadap-mutu.html),
Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. Rineka Cipta: Jakarta.
62
Suyanto. 2011. Penelitian Keperawatan. Nuha Medika: Yogyakarta.
Ulfa, Melisa. 2014. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap
Pelayanan Keperawatan di Putra Specialist Hospital Melaka. Karya
Tulis Ilmiah: Sumatera Barat
Undang-Undang RI No. 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta.
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Responden
di-
Tempat
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, maka saya:
Nama : Uus farida
Nim : P00320013030
Sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan
Keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul “Gambaran
Persepsi Keluarga Pasien Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Lavender Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”.
Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan
waktu menjandi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau
menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka bapak/ibu dipersilahkan untuk
menandatangani surat persetujuan responden ini.
Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya
diucapkan terima kasih.
Peneliti,
Uus Farida
NIM. P00320013030
Lampiran 2.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Uus Farida
NIM : P00320013030
Status : Mahasiswa DIII Jurusan Keperawatan Poltekkes Kendari
Dengan judul, “Gambaran Persepsi Keluarga Pasien Tentang Mutu
Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lavender Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari”. Dan saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Tanda tangan saya menunjukkan bukti bahwa saya bersedia dan telah diberi
informasi serta memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Kendari, 2016
Responden
(………………………)
Lampiran 3.
GAMBARAN PERSEPSI KELURGA PASIEN TENTANG MUTU
PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP LAVENDER
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
KOTA KENDARI
I. Identitas Responden
No. Kuesioner :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Ruangan :
Sumber Pembiayaan :
II. Petunjuk Soal
Bacalah pertanyaan setiap item soal dengan seksama
Pililah item/jawaban yang bapak/ibu/saudara (i) yang di anggap benar dengan
memberikan tanda check list (√) pada salah satu pilihan yang tersedia:
Jika anda sangat setuju = 4
Jika anda setuju = 3
Jika anda kurang setuju = 2
Jika anda sangat tidak setuju = 1
III. Pernyataan
A. Pernyataan tentang Bukti (Tangible)
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien
diruangan rawat inap lavender RSUD Kota
Kendari, bagaimana tanggapan anda.
2. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang ditempati
diruangan rawat inap lavender RSUD Kota
Kendari, bagaimana tanggapan anda.
3. Perawat menjaga kebersihan alat-alat
kesehatan yang digunakan diruangan
rawat inap lavender RSUD Kota Kendari,
bagaimana tanggapan anda
4. Perawat menjag kesiapan alat-alat
kesehatan yang digunakan diruangan
rawat inap lavender RSUD Kota Kendari,
bagaimana tanggapan anda
5. Perawat selalu menjaga kerapihan dan
penampilannya diruangan rawat inap
lavender RSUD Kota Kendari, bagaimana
tanggapan anda
B. Pernyataan tentang Kehandalan (Reliabilty)
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Perawat mampu menangani masalah
perawatan pasien dengan tepat dan
professional diruangan rawat inap
lavender RSUD Kota Kendari ini,
bagaimana tanggapan anda
2. Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara
menggunakannya dan tata tertib yang
berlaku diruangan rawat inap lavender
RSUD Kota Kendari ini, bagaimana
tanggapan anda.
3. Perawat memberi tahu dengan jelas
tentang hal-hal yang harus dipatuhi
dalam perawatan diruangan rawat inap
lavender RSUD Kota Kendari, bagaimana
tanggapan anda.
4. Perawat memberitahu dengan jelas
tentang hal-hal yang dilarang dalam
perawatan diruangan rawat inap lavender
RSUD Kota Kendari ini, bagaimana
tanggapan
5. Ketepatan waktu perawat tiba diruangan
ketika pasien membutuhkan diruangan
rawat inap lavender RSUD Kota Kendari
ini, bagaimana tangggapan anda
C. Pernyataan tentang Ketanggapan (Responsiveness)
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada pasien ketika mengalami
kesulitan walau tanpa diminta diruangan
rawat inap lavender RSUD Kota Kendari
ini, bagaiman tanggapan anda.
2. Perawat segera menangani pasien ketika
sampai diruangan rawat inap lavender
RSUD Kota Kendari, bagiamana
tanggapan anda.
3. Perawat menyediakan waktu khusus
untuk membantu pasien berjalan buang
air besar (BAB), buang air kecil (BAK),
ganti posisi tidur, dll, diruangan rawat
inap lavender RSUD Kota Kendari,
bagaimana tannggapan anda
4. Perawat membantu pasien untuk
memperoleh obat diruangan rawat inap
lavender RSUD Kota Kendari ini,
bagaimana tanggapan anda
5. Perawat membantu pasien untuk
melaksanakan pelayanan foto, dan
laboratorium dirumah sakit diruangan
rawat inap lavender RSUD Kota Kendari,
bagaimana tanggapan anda
D. Pernyataan tentang Jaminan (Assurance)
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Perawat memberi perhatian terhadap
keluhan pasien yang dirasakan diruangan
rawat inap lavender RSUD Kota Kendari,
bagaimana tanggapan anda.
2. Perawat dapat menjawab pertanyaan
tentang tindakan perawatan yang
diberikan kepada pasien diruangan rawat
inap lavender RSUD Kota Kendari,
bagaimana tanggapan anda
3. Perawat jujur dalam memberikan
informasi tentang keadaan pasien
diruangan rawat inap lavender RSUD Kota
Kendari, bagaimana tanggapan anda
4. Perawat selalu memberi salam dan
senyum ketika bertemu dengan pasien
diruangan inap lavender RSUD Kota
Kendari, bagaimana tanggapan anda
5. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan
kepada pasien diruangan rawat inap
lavender RSUD Kota Kendari, bagaimana
tanggapan anda
E. Pertanyataan tentang Kemampupahaman (Empahty)
No Pernyataan Jawaban
1 2 3 4
1. Perawat memberikan informasi kepada
pasien tentang segala tindakan perawatan
yang akan dilaksanakan diruangan rawat
inap lavender RSUD Kota Kendari,
bagaimana tanggapan anda
2. Perawat mudah ditemui dan dihubungi
bila pasien membutuhkan diruangan ini
selalu memperlakukan anda dengan baik,
bagaimana tanggapan anda
3. Perawat sering menengok keadaan
pasien seperti tensi, suhu, nadi,
pernapasan dan cairan infus diruangan
rawat inap lavender RSUD Kota Kendari
ini, bagaimana tanggapan anda
4. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/ status tapi
berdasarkan kondisi pasien diruangan
inap lavender RSUD Kota Kendari ini,
bagaimana tanggapan anda
5. Perawat perhatian dan memberi
dukungan moril terhadap keadaan pasien
(menanyakan dan berbincang-bincang
tentang keadaan pasien).
diruangan rawat inap lavender RSUD Kota
Kendari, bagaimana tanggapan anda
Lampiran 4.
TABULASI
GAMBARAN PERSEPSI KELUARGA PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP LAVENDER RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
Persepsi Keluarga Pasien Berdasarkan Variabel Mutu Pelayanan Keperawatan
1 Ny. D 45 S1 √ 4 3 3 3 4 17 85 √ 4 4 4 3 4 19 95 √ 4 4 3 4 3 18 90 √ 4 4 3 3 4 18 90 √ 4 4 4 4 4 20 100 √
2 Ny. N 46 S1 √ 4 4 4 4 2 18 90 √ 4 3 4 4 4 19 95 √ 4 4 4 4 4 20 100 √ 4 4 4 4 4 20 100 √ 4 4 4 4 4 20 100 √
3 Ny. S 26 S1 √ 3 4 3 3 4 17 85 √ 3 2 3 4 3 15 75 √ 3 3 3 4 4 17 85 √ 4 4 3 2 3 16 80 √ 3 4 4 3 2 16 80 √
4 Ny. W 50 SD √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
5 Ny. N 39 SMA √ 4 2 3 3 4 16 80 √ 3 4 3 3 3 16 80 √ 2 2 2 3 3 12 60 √ 3 3 4 3 2 15 75 √ 4 3 4 3 2 16 80 √
6 Tn. R 41 SMA √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
7 Ny. N 27 S1 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 4 3 3 3 16 80 √ 4 4 4 3 4 19 95 √ 4 4 4 3 4 19 95 √ 3 4 3 3 3 16 80 √
8 Nn. TM 22 MHS √ 4 3 3 3 3 16 80 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 4 4 3 3 4 18 90 √ 3 4 4 3 3 17 85 √ 3 3 4 3 3 16 80 √
9 Tn.VF 25 S1 √ 3 4 4 4 4 19 95 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
10 Ny. K 30 SMA √ 3 3 3 3 4 16 80 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 2 4 2 3 3 14 70 √ 4 4 4 4 4 20 100 √ 4 3 3 3 3 16 80 √
11 Ny. H 35 SD √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 2 2 2 2 3 11 55 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
12 Ny. N 52 SLTA √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
13 Tn. H 23 S1 √ 3 3 3 3 4 16 80 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
14 Ny. J 29 SMP √ 4 2 3 3 4 16 80 √ 3 3 4 4 3 17 85 √ 3 3 2 4 3 15 75 √ 2 3 3 2 3 13 65 √ 4 3 4 2 3 16 80 √
15 Ny. D 24 S1 √ 4 2 3 3 4 16 80 √ 3 4 3 3 3 16 80 √ 3 2 2 4 3 14 70 √ 3 3 3 3 4 16 80 √ 4 2 4 3 3 16 80 √
16 Tn. AH 57 SLTA √ 4 2 3 3 4 16 80 √ 3 4 4 4 3 18 90 √ 2 3 2 4 3 14 70 √ 3 3 4 3 3 16 80 √ 4 3 4 3 2 16 80 √
17 Ny. UL 25 SMA √ 3 2 2 2 3 12 60 √ 2 2 2 2 2 10 50 √ 2 3 2 3 3 13 65 √ 2 3 3 2 2 12 60 √ 2 3 2 3 3 13 65 √
18 Ny. R 20 SD √ 4 2 3 3 4 16 80 √ 4 4 4 4 2 18 90 √ 3 3 2 4 3 15 75 √ 2 3 4 3 2 14 70 √ 4 2 4 3 2 15 75 √
19 Tn. SG 27 S2 √ 3 2 3 3 3 14 70 √ 3 4 3 3 3 16 80 √ 3 3 2 3 3 14 70 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
20 Ny. R 32 SMA √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 2 3 3 14 70 √ 3 3 3 2 3 14 70 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
Kri
teri
a
MB
MK
(%)
Sk
or
Kri
teri
a
MB
MK
Kri
teri
a
Jumlah Soal
AssuranceJenis Pembayaran
Sk
orU
M
U
M
A
S
K
E
S
Jumlah Soal
EmphatyTangible
Jumlah Soal
Reliability
Jumlah Soal
Responsev.
Jumlah Soal
3 4 5
(%) Kri
teri
a
MB
MK
MB
MK
B
P
J
S
K
I
S JA
MK
ES
.
No Nama
Um
ur
Pend.
1 2
Sk
or
(%)
1 2 31 2 3 4 5 2 3 4 5
Sk
or
4 5
Sk
or
(%)
1 5
(%)
1 2 3 4
Kri
teri
a
MB
MK
Kri
teri
a
Kri
teri
a
Kri
teri
a
Kri
teri
a
Kri
teri
a
No Nama
Um
ur
Pen
d.
Jenis Pembayaran
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
Tangible Reliability
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
Responsev. Assurance Emphaty
Kri
teri
a
Kri
teri
a
Kri
teri
a
Kri
teri
a
Kri
teri
a
No Nama
Um
ur
Pen
d.
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
U
M
U
M
B
P
J
S
A
S
K
E
S
K
I
S JA
MK
ES
. Jumlah Soal Jumlah Soal Jumlah Soal Jumlah Soal Jumlah Soal
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
21 Tn. A 27 SMP 4 4 4 3 4 19 95 √ 4 3 2 2 4 15 75 √ 3 4 4 4 4 19 95 √ 4 3 4 3 4 18 90 √ 4 4 4 4 4 20 100 √
22 Ny. SH 40 SMP √ 3 4 3 3 4 17 85 √ 3 3 3 3 4 16 80 √ 3 3 3 3 4 16 80 √ 3 2 3 4 4 16 80 √ 4 4 4 4 3 19 95 √
23 Ny. S 52 SD √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
24 Ny. N 52 SMP √ 3 2 4 3 4 16 80 √ 3 4 3 4 3 17 85 √ 2 2 1 3 3 11 55 √ 2 3 4 3 2 14 70 √ 4 2 4 2 1 13 65 √
25 Ny. H 41 SMP √ 4 1 3 3 4 15 75 √ 3 4 3 3 2 15 75 √ 2 2 1 3 2 10 50 √ 2 3 3 3 3 14 70 √ 4 3 4 2 2 15 75 √
26 Nn. R 16 SMA √ 3 3 3 3 4 16 80 √ 4 4 3 3 3 17 85 √ 3 4 3 4 4 18 90 √ 4 4 4 4 3 19 95 √ 4 4 4 4 4 20 100 √
27 Ny. SF 20 SMA √ 3 2 4 4 4 17 85 √ 3 3 3 4 2 15 75 √ 2 4 1 4 4 15 75 √ 4 4 4 4 4 20 100 √ 4 4 4 4 4 20 100 √
28 Ny. M 20 SMP √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 2 14 70 √
29 Ny. B 37 SD √ 4 4 4 3 3 18 90 √ 4 3 3 3 4 17 85 √ 3 3 3 4 3 16 80 √ 3 3 3 3 4 16 80 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
30 Tn. A 31 SMA √ 4 4 4 4 4 20 100 √ 4 4 3 3 4 18 90 √ 3 4 3 3 3 16 80 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 4 3 3 16 80 √
31 Tn. A 58 SD √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 4 3 16 80 √ 3 3 3 3 3 15 75 √ 3 3 3 3 3 15 75 √
32 Ny. Ar 26 SMA √ 3 1 3 3 4 14 70 √ 3 4 3 4 2 16 80 √ 3 2 1 4 3 13 65 √ 2 3 3 3 2 13 65 √ 4 3 4 3 3 17 85 √
Jumlah 2 18 4 5 2 31 1 31 1 28 4 31 1 32 0
Kri
teri
a
MB
MK
Kri
teri
a
MB
MK
Kri
teri
a
MB
MK
Kri
teri
a
MB
MK
Kri
teri
a
MB
MK55 1 2 3 45 1 2 3 45 2 3 4
No Nama
Um
ur
Pen
d.
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
5 1 2 3 4
Sk
or
(%)
U
M
U
M
B
P
J
S
A
S
K
E
S
K
I
S JA
MK
ES
.
1 2 3 4
Sk
or
(%)
Sk
or
(%)
1
Lampiran 5.
MASTER TABEL GAMBARAN PERSEPSI KELUARGA PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP LAVENDER RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
No Nama
Um
ur
Pend.
Jenis Pembayaran Mutu Pelayanan
Mutu
Yankep Kriteria
UM
UM
BP
JS
AS
KE
S
KIS
JA
MK
ES
.
Tangible
Kriteria
Reliability
Kriteria
Responseve.
Kriteria
Assurance
Kriteria
Emphaty
Kriteria
Sk
or
%
Sk
or
%
Sk
or
%
Sk
or
%
Sk
or
%
Sk
or
(%)
MB
MK
MB
MK
MB
MK
MB
MK
MB
MK
MB
MK
1 Ny. D 45 S1 √ 17 85 √ 19 95 √ 18 90 √ 18 90 √ 20 100 √ 92 92 √
2 Ny. N 46 S1 √ 18 90 √ 19 95 √ 20 100 √ 20 100 √ 20 100 √ 97 97 √
3 Ny. S 26 S1 √ 17 85 √ 15 75 √ 17 85 √ 16 80 √ 16 80 √ 81 81 √
4 Ny. W 50 SD √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 75 75 √
5 Ny. N 39 SMA √ 16 80 √ 16 80 √ 12 60 √ 15 75 √ 16 80 √ 75 75 √
6 Tn. R 41 SMA √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 75 75 √
7 Ny. N 27 S1 √ 15 75 √ 16 80 √ 19 95 √ 19 95 √ 16 80 √ 85 84 √
8 Nn. TM 22 MHS √ 16 80 √ 15 75 √ 18 90 √ 17 85 √ 16 80 √ 82 82 √
9 Tn.VF 25 S1 √ 19 95 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 79 79 √
10 Ny. K 30 SMA √ 16 80 √ 15 75 √ 14 70 √ 20 100 √ 16 80 √ 81 81 √
11 Ny. H 35 SD √ 15 75 √ 15 75 √ 11 55 √ 15 75 √ 15 75 √ 71 71 √
12 Ny. N 52 SLTA √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 75 75 √
13 Tn. H 23 S1 √ 16 80 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 76 76 √
14 Ny. J 29 SMP √ 16 80 √ 17 85 √ 15 75 √ 13 65 √ 16 80 √ 77 77 √
15 Ny. D 24 S1 √ 16 80 √ 16 80 √ 14 70 √ 16 80 √ 16 80 √ 78 78 √
16 Tn. AH 57 SLTA √ 16 80 √ 18 90 √ 14 70 √ 16 80 √ 16 80 √ 80 80 √
17 Ny. UL 25 SMA √ 12 60 √ 10 50 √ 13 65 √ 12 60 √ 13 65 √ 60 60 √
18 Ny. R 20 SD √ 16 80 √ 18 90 √ 15 75 √ 14 70 √ 15 75 √ 78 78 √
19 Tn. SG 27 S2 √ 14 70 √ 16 80 √ 14 70 √ 15 75 √ 15 75 √ 74 74 √
20 Ny. R 32 SMA √ 15 75 √ 15 75 √ 14 70 √ 14 70 √ 15 75 √ 73 73 √
21 Tn. A 27 SMP 19 95 √ 15 75 √ 19 95 √ 18 90 √ 20 100 √ 91 91 √
22 Ny. SH 40 SMP √ 17 85 √ 16 80 √ 16 80 √ 16 80 √ 19 95 √ 84 84 √
23 Ny. S 52 SD √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 15 75 √ 75 75 √
24 Ny. N 52 SMP √ 16 80 √ 17 85 √ 11 55 √ 14 70 √ 13 65 √ 71 71 √
25 Ny. H 41 SMP √ 15 75 √ 15 75 √ 10 50 √ 14 70 √ 15 75 √ 69 69 √
Lampiran 6
Lampiran 7
lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 9
Lampiran 10.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Peneliti Sedang Menjelaskan Tata Mengisi
Kuesioner Kepada Keluarga Pasien
Peneliti Sedang Membimbing Keluarga Pasien
Yang Sedang Mengisi Kuesioner
Keadaan Ruangan Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari
Keadaan Kamar Mandi Pasien Ruang Rawat Inap Lavender
RSUD Kota Kendari