gambaran peran ahli k3 dalam upaya pencapaian zero

121
GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO ACCIDENT DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH TAHUN 2019 SKRIPSI Oleh ZIKRA ANANDA NIM. 151000393 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN

ZERO ACCIDENT DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH

TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

ZIKRA ANANDA

NIM. 151000393

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN

ZERO ACCIDENT DI PT. PUPUK ISKANDA R MUDA ACEH

TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

ZIKRA ANANDA

NIM. 151000393

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

i

Judul Skripsi : Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian

Zero Accident di PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh

Tahun 2019

Nama Mahasiswa : Zikra Ananda

Nomor Induk Mahasiswa : 151000393

Departemen : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menyetujui

Pembimbing:

(Ir. Kalsum, M.Kes.)

NIP. 195908131991032001

Dekan

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)

NIP. 196803201993082001

Tanggal Lulus: 27 September 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

ii

Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: 27 September 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Ir. Kalsum, M.Kes.

Anggota : 1. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes.

2. Umi Salmah, S.K.M., M.Kes.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

iii

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul

“Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian Zero Accident di PT.

Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar

karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam

daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, 27 September 2019

Zikra Ananda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

iv

Abstrak

Penghargaan kecelakaan nihil adalah penghargaan keselamatan dan kesehatan

kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah

berhasil dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga

mencapai nihil kecelakaan kerja pada jangka waktu tertentu. Adapun yang menjadi

permasalahan dalam Penelitian ini adalah gambaran apa saja peran ahli K3 dalam

upaya pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.

Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran komitmen perusahaan, kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja, komunikasi dan pelatihan di bidang keselamatan

dan kesehatan kerja, inspeksi K3 dan penyelidikan kecelakaan serta evaluasi K3

dalam zero accident pada PT Pupuk Iskandar Muda Aceh. Penelitian yang

digunakan bersifat kualitatif dengan menggunakan wawancara. Sampel dalam

penelitian dilakukan dengan metode snowball sampling terdiri dari kepala

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3LH) dan dua orang

karyawan bagian K3LH yang telah mengambil sertifikasi ahli K3. Hasil penelitian

menunjukkan Peran ahli K3 sebagai komunikator telah dilakukan sebagai upaya

mendukung keberhasilan keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses

pekerjaan. Peran ahli K3 sebagai sebagai pengawas dan pelaksana dalam

penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja telah disusun oleh

manajemen puncak dan dikomunikasikan kepada semua pihak. Peran ahli K3

sebagai edukator dalam penerapan komunikasi serta pelatihan keselamatan dan

kesehatan kerja telah dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan. Peran ahli K3

sebagai pengawas dalam penerapan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dan

peran ahli K3 sebagai investigasi penyelidikan kecelakaan kerja telah dilakukan

nyata pada area kerja. Peran ahli K3 sebagai identifikasi penerapan evaluasi

keselamatan dan kesehatan kerja telah dilakukan melalui checklist yang dilakukan

secara menyeluruh. Peran ahli K3 sebagai komunikator, pengawas, pelaksana,

edukator, identifikasi dan investigasi yang baik dan aktif tetap di pertahankan

sebagai mempertahankan pencapaian zero accident.

Kata kunci: Zero accident, K3, PIM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

v

Abstract

Zero accident award is an occupational safety and health award given by the

government to the management of a company that has succeeded in implementing

an occupational safety and health program so to achieve zero work accident in a

certain period of time. The problem in this research is a description of the role of

OSH experts in achieving zero accidents in PT PIM Aceh in 2019. The purpose of

research is to know the description of company commitments, occupational safety

and health policies, communication and training in the field of safety and health

work, K3 inspection and accident investigation and K3 evaluation in zero

accidents at PT PIM. The research used is qualitative by using interviews. The

sample study was carried out by the snowball sampling method consisting of the

head of Occupational Safety and Health and two employees of the K3LH section

who had taken K3 expert certification. The results showed the role of OSH experts

communicators was carried out as an effort to support the success of occupational

safety and health in every work process. The role of OSH experts supervisors and

implementers in the implementation of occupational safety and health policies has

been prepared by top management and communicated to all parties. The role of

OSH experts as educators in the implementation of communications and

occupational safety and health training has been carried out according to

company needs. The role of OSH experts as supervisors in the implementation of

occupational safety and health inspections and the role of OSH experts as

investigations on work accident investigations has been carried out clearly in the

work area. The role of OSH experts as identification of the application of

occupational safety and health evaluations has been carried out through a

comprehensive checklist.

Keywords: Zero accident, OSH, PIM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian Zero Accident

di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu

syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yusnita, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes. selaku Ketua Departemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Ir. Kalsum, M.Kes. selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan saran, masukan dan petunjuk penulisan skripsi ini.

5. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes. dan Umi Salmah, S.K.M., M.Kes.

selaku Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk

perbaikan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

vii

6. dr. Rahayu Lubis, M.Kes., Ph.D. selaku Dosen Panasehat Akademik yang telah

banyak memberikan bimbingan akademik kepada penulis.

7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Depatemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Kepala K3LH dan staf bagian K3LH PT Pupuk Iskandar Muda yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Orang tua tercinta, Alm. Usman dan Dahlina yang tiada henti mendoakan,

mendukung, memberikan kasih sayang serta nasihat kepada penulis. Ulayya

Putri yang selalu memberikan semangat dan memberikan kecerian sehingga

penulis dapat selalu bersemangat menjalani masa perkuliahan hingga

menyelesaikan skripsi.

10. Teman-teman FKM USU dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membengaun dari semua

pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat terutama dalam kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, 27 September 2019

Zikra Ananda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

viii

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi viii

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 6

Tujuan Penelitian 6

Tujuan umum 6

Tujuan khusus 6

Manfaat Penelitian 7

Tinjauan Pustaka 8

Peran 8

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja 8

Nama jabatan pekerjaan untuk bidang keselamatan

dan kesehatan kerja 9

Peran ahli keselamatan dan kesehatan kerja 11

Kecelakaan Kerja 14

Kerugian akibat kecelakaan kerja 14

Nihil kecelakaan kerja 15

Penghargaan nihil kecelakaan kerja 16

Penilaian memperoleh penghargaan nihil kecelakaan kerja 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan

Kerja 19

Komitmen perusahaan 19

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja 20

Komunikasi dan Pelatihan K3 22

Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja 22

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja 24

Inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan 25

Penyelidikan Kecelakaan Kerja 27

Evaluasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

ix

Kerangka Berpikir 31

Metode Penelitian 33

Jenis Penelitian 33

Lokasi dan Waktu Penelitian 33

Lokasi penelitian 33

Waktu penelitian 33

Subjek Penelitian 33

Definisi Konsep 34

Metode Pengumpulan Data 35

Data primer 35

Data sekunder 36

Instrumen penelitian 36

Metode Analisa Data 37

Hasil Penelitian dan Pembahasan 38

Gambaran Umum dan Sejarah Singkat PT. Pupuk Iskandar Muda 38

Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan PT. PIM 40

Struktur Organisasi PT .PIM 41

Jumlah Tenaga Kerja 41

Jam Kerja 42

Struktur Organisasi K3LH 42

Departemen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja 43

Departemen LH Rescue & Penanggulangan 44

Proses Produksi PT. PIM 44

Hasil Produksi 48

Peraturan Perundangan K3 di PT. PIM 48

Program K3 yang Berjalan di PT. PIM 48

Karakteristik Informan Penelitian 51

Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja 51

Komitmen Perusahaan 51

Komitmen pimpinan 51

Anggaran khusus K3 52

Fasilitas K3 dan pemeliharaan 53

Personel K3 53

Kebijakan K3 53

Penyusunan kebijakan K3 53

Keterlibatan karyawan dalam kebijakan K3 54

Komunikasi dan pelatihan K3 54

Sosialisasi program K3 54

Rambu-rambu K3 55

Pertemuan dengan petugas K3 56

Pertemuan K3 yang berkualitas bagi pekerja 56

Inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan Kerja 57

Sosialisasi hasil inspeksi K3 57

Penyelidikan kecelakaan kerja 57

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

x

Aspek yang dibahas dalam evaluasi K3 57

Tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja 58

Peningkatan kinerja 58

Peran Ahli K3 58

Ahli K3 58

Tugas dan tanggungjawab ahli K3 umum 59

Peraturan yang sesuai dengan undang-undang K3 59

Pembentukan P2K3 59

Peran Ahli K3 dalam Pencapaian Zero Accident 59

Komitmen Perusahaan 65

Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 70

Komunikasi dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 72

Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja 72

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja 76

Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penyelidikan

Kecelakaan Kerja 76

Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja 76

Penyelidikan kecelakaan kerja 78

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 79

Peran Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja 82

Keterbatasan Penelitian 83

Kesimpulan dan Saran 84

Kesimpulan 84

Saran 84

Daftar Pustaka 86

Lampiran 88

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

xi

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Pupuk Iskandar Muda 42

2 Spesifikasi Urea di PT. Pupuk Iskandar Muda 45

3 Identitas Informan Penelitian 51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

xii

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka berpikir 31

2 Struktur organisasi perusahaan 41

3 Struktur organisasi bagian K3 43

4 Struktur organisasi bagian LH rescue dan penanggulangan 44

5 Simulasi tanggap darurat 61

6 Kartu laporan near miss 62

7 Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja 66

8 Fire truck 68

9 Label pengecekan APAR 68

10 Struktur organisasi safety representatif 69

11 Pengeras suara di unit-unit kerja 72

12 Rambu-rambu K3 74

13 Buku saku emergency team 75

14 Daftar nama-nama emergency team 75

15 Check list inspeksi K3 77

16 Lanjutan check list inspeksi K3 77

17 Form list identifikasi dan nilai resiko 80

18 Sambungan form list identifikasi dan nilai resiko 81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Pedoman Wawancara Penelitian 88

2 Surat Pedoman menjadi Informan 90

3 Surat Persetujuan menjadi Informan 91

4 Surat Selesai Survei Pendahuluan 92

5 Surat Permohonan Izin Penelitian 93

6 Surat Selesai Penelitian 94

7 Sertifikasi Ahli K3 Informan 1 95

8 Sertifikasi Ahli K3 Informan 2 96

9 Struktur P2K3 97

10 Dokumentasi Wawancara dengan Informan 98

11 Sertifikat Penghargaan Perusahaan 1 102

12 Sertifikat Penghargaan Perusahaan 2 103

13 Sertifikat Penghargaan Perusahaan 3 104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

xiv

Daftar Istilah

CSMS Contractor Safety Management System

IASP Internasional Association of Safety Professional

K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

LH Lingkungan Hidup

OHSAS Occupational Health and Safety Assessment Series

P2K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PIM Pupuk Iskandar Muda

PSM Process Safety Management

SMWT Safety Management Walk Through

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

xv

Riwayat Hidup

Penulis bernama Zikra Ananda berusia 22 tahun, dilahirkan di

Lhokseumawe pada tanggal 8 Agustus 1997. Penulis beraga Islam, anak pertama

dari dua bersaudara dari pasangan Usman dan Dahlina.

Pendidikan formal dimulai di TK Kartika Lhokseumawe Tahun 2002.

Pendidikan sekolah dasar di Min Kutablang Tahun 2003 – 2008, sekolah

menengah pertama di MTsN Lhokseumawe Tahun 2010 – 2012, sekolah

menengah atas di SMAN Modal Bangsa Tahun 2013- 2015, selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, 27 September 2019

Zikra Ananda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini,

persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana

setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu

membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan

(Kusuma, 2010).

Pembangunan nasional bidang ketenagakerjaan di Indonesia mempunyai

banyak dimensi dan mempunyai sasaran yang komperhensif, antara lain mencakup

pengembangan sumber daya manusia, peningkatan produktifitas, daya saing

tenaga kerja Indonesia dan upaya perluasan kesempatan kerja serta perlindungan

tenaga kerja. Salah satu aspek perlindungan tenaga kerja adalah melalui bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang sering disebut K3. Program K3 bertujuan

untuk menjamin setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di suatu tempat

kerja dalam keadaan aman dan selamat dari risiko kecelakaan yang mungkin dapat

terjadi. Pelaksanaan K3 masih kurang mendapat perhatian dari masyarakat

perusahaan pada umumnya. Karena itu program perlindungan K3, perlu

ditingkatkan perkembangannya, sebab pada era perdagangan bebas sekarang ini,

K3 merupakan salah satu syarat yang mengikat (Generousdi dan Darman, 2004).

Menurut International Labour Organitation (ILO) setiap hari orang

meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja lebih dari 2,78 juta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

2

kematian per tahun. Selain itu, ada sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat

kerja yang tidak fatal setiap tahun, banyak di antaranya mengakibatkan

ketidakhadiran yang diperpanjang dari pekerjaan. Biaya manusia dari kesulitan

sehari-hari ini sangat besar dan beban ekonomi dari praktik keselamatan dan

kesehatan kerja yang buruk diperkirakan mencapai 3,94 persen dari Produk

Domestik Bruto global setiap tahun.

Tujuan utama penerapan K3 di tempat kerja adalah untuk menekan

kerugian yang disebabkan oleh kasus kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat

kerja sekecil mungkin, sekaligus mengupayakan peningkatan produktifitas

seoptimal mungkin. Data dari BPJS Ketenagakerjaan angka kecelakaan kerja pada

tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan sebanyak 123.041 kasus,

sementara itu sepanjang tahun 2018 mencapai 173.105 kasus dengan nominal

santunan yang dibayarkan mencapai Rp 1,2 Triliun.

Setiap kecelakaan baik cedera pada manusia, kebakaran dan kerusakan

material dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan sehingga berakibat fatal

terhadap kelangsungan kegiatan produksi. Kerugian akibat kecelakaan

dikategorikan atas kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tidak langsung

(indirect cost). Kerugian langsung misalnya cedera pada tenaga kerja dan

kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang

tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian tersembunyi misalnya

kerugian akibat terhentinya proses produksi, penurunan produksi, klaim atau ganti

rugi, dampak sosial, citra dan kepercayaan konsumen (Ramli, 2010).

Kerugian tersebut harus kita upayakan pencegahan nya secara sistematik

seperti sesuai dengan peraturan undang-undang No 13 tahun 2003 tentang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

3

ketenagakerjaan telah dipertegas tentang pengaturan perlindungan K3 serta

penerapan SMK3 di tiap perusahaan, maka semakin jelas bahwa komitmen

pemerintah Indonesia untuk mengeksistensikan K3 benar-benar serius.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mendefinisikan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat

SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam

rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,

kondisi dan lingkungan yang terintegrasi salah satunya dalam rangka menciptakan

nihil kecelakaan pada tempat kerja. Dalam menciptakan sebuah tempat kerja yang

bebas dari kecelakaan kerja, diperlukan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan

kerja berupa kepemimpinan dan komitmen yang komprehensif yang dilaksanakan

oleh semua elemen dalam perusahaan mulai dari lapisan atas sampai ke lapisan

bawah (Silitongga, 2016).

Penghargaan kecelakaan nihil adalah tanda penghargaan keselamatan dan

kesehatan kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang

telah berhasil dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

sehingga mencapai nihil kecelakaan kerja pada jangka waktu tertentu.

Penghargaan nihil kecelakaan kerja diberikan dalam bentuk piagam dan plakat

yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik

Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

4

Dewasa ini banyak sekali Industri yang berkembang di Indonesia. Salah

satunya adalah PT. Pupuk Iskandar Muda merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya. PT Pupuk Iskandar Muda

atau biasa disebut PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero)

yang bergerak di bidang industri kimia khususnya memproduksi pupuk urea dan

amoniak. Anak perusahaan PT Pupuk Iskandar Muda adalah PT Ima Persada. PT

PIM merupakan pabrik pupuk skala besar pertama yang dibangun melalui

kontraktor nasional PT Rekayasa Industri pada tahun 1982. PT PIM berdiri untuk

mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bagian barat, yang

sebelumnya kebutuhannya dirintis oleh PT Pusri Palembang. Kapasitas produksi

pabrik yaitu 570.000 ton/tahun untuk urea dan ammonia 386.000 ton/tahun. Saat

ini PT PIM memiliki 2 Unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill (butiran)

dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. PT PIM mempunyai

pelabuhan sendiri yang digunakan untuk menyuplai pupuk secara nasional maupun

ekspor. PT PIM berjarak 274 kilometer arah tenggara Banda Aceh atau 335

kilometer arah barat laut Medan, dapat dijangkau melalui darat, laut maupun

udara. Terletak di kawasan industri Lhokseumawe tepat di tepi Selat Malaka, salah

satu jalur pelayaran terpadat di dunia. Industri kimia secara khusus mengelola

produksi dan pengusahaan bahan atau zat kimia. Industri kimia adalah suatu

spesialisasi dalam kegiatan perindustrian yang bahan bahan atau zat kimia yang

menjadi subjek dan objek utamanya. Tidak mengherankan bila industri kimia siap

menangani bahan atau zat kimia berbahaya.

PT Pupuk Iskandar Muda pernah terjadi kecelakaan kerja pada seorang

pekerja yaitu human error dan mengakibatkan loss time (hilang waktu) kerja. Pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

5

tanggal 22 Maret 2010 yang menghilangkan waktu kerja 748 hari dan

5.093.566.02 jam. Data tersebut catatan kecelakaan tahun 2018 yang didapat

melalui survei pendahuluan di perusahaan.

PT Pupuk Iskandar Muda Aceh telah mampu mencapai nihil kecelakaan

kerja, dimana tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja yang dapat mengakibatkan

pekerja tidak dapat melaksanakan proses produksi dengan lancar selama 2x24 jam

dan hal ini mampu bertahan selama jangka waktu tertentu. Pada tahun 2015 telah

mendapatkan penghargaan juara penerapan SMK3 di lingkungan dan keberhasilan

mengendalikan tingkat kecelakaan kerja. Pada 10 September 2015, PT PIM juga

menerima penghargaan nihil kecelakaan kerja untuk periode 2012-2014 dari

Kementerian Ketenagakerjaan.

Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara yang telah dilakukan pada

PT Pupuk Iskandar Muda, bahwa keselamatan dan kesehatan kerja sudah

diterapkan di perusahaan. Setiap minggu sudah diadakan toolbox talk selama 15-

20 menit yang dilaksanakan oleh safety officer yaitu ahli K3 di perusahaan yaitu

dilaksanakan setiap hari rabu. Fungsi toolbox talk sebagai penyampaian dilakukan

untuk pendampingan di unit kerja masing-masing seperti pada K3 mekanik, K3

listrik, K3 kebakaran, K3 ruang terbatas dan K3 alat angkat angkut dan untuk

mengidentifikasi potensi bahaya serta upaya pencegahan di bidang masing-

masing. Kemudian telah dilaksanakan safety induction ditujukan kepada seluruh

tamu perusahaan, kontaktor dan siswa praktek di wilayah PT PIM untuk

memberikan informasi tentang procedure dan aturan terkait potensi bahaya di

perusahaan dan pengenalan dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja. Selain

itu pelaporan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

6

diketahui secara global melalui prosedur gawat darurat oleh pemimpin, mandor,

pengawas maupun koordinator bagian safety.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap Gambaran peran ahli K3 dalam upaya pencapaian zero accident di PT

Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah gambaran apa saja peran ahli K3 dalam upaya

pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Untuk mengetahui gambaran peran ahli K3 dalam upaya

pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.

Tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran komitmen perusahaan dalam pencapaian zero

accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.

2. Untuk mengetahui gambaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja

dalam zero accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.

3. Untuk mengetahui gambaran komunikasi dan pelatihan di bidang keselamatan

dan kesehatan kerja dalam zero accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda

Aceh.

4. Untuk mengetahui gambaran inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan dalam

zero accident pada PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh.

5. Untuk mengetahui gambaran evaluasi K3 dalam zero accident pada PT.

Pupuk Iskandar Muda Aceh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

7

Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti, sebagai penerapan secara nyata bagi penulis atas ilmu

yang didapat selama berada di bangku perkuliahan serta menambah wawasan

dan pengetahuan mengenai Gambaran peran ahli K3 dalam upaya pencapaian

zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019.

2. Manfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PT

Pupuk Iskandar Muda guna mempertahankan atau lebih meningkatkan

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih optimal.

3. Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, sebagai tambahan informasi

bagi penelitian berikutnya khususnya mengenai gambaran peran ahli K3

dalam upaya pencapaian zero accident.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

8

Tinjauan Pustaka

Peran

Soekanto mengungkapkan bahwa peran merupakan aspek dinamis

kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Peranan yang melekat

pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan

kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu (social position)

merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi

masyarakat.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa peran merupakan

seperangkat perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi

tugas dan tanggung jawabnya serta tindakan tersebut sangat diharapkan oleh

banyak orang. Peran yang dimaksud dalam penelitian ini Ahli K3 berperan sebagai

perpanjangan tangan pemerintah dalam mengawasi pekerjaan di tempat kerjanya

sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan sehingga dapat mengurangi

baik kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengertian Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1987, Pasal 1 menyebutkan Ahli Keselamatan dan

Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen

Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan berfungsi membantu

pimpinan perusahaan atau pengurus untuk menyelenggarakan dan meningkatkan

usaha keselamatan kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, membantu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

9

pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan perundangan bidang

keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.

Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat

melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika

apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat

dihindari. Perkerjaan dikatakan nyaman jika pekerja yang bersangkutan dapat

melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah

capek. (Cecep, 2014).

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan

tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan

menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan

tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan

yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan

untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan yang tinggi. Jadi, unsur

yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik,

tetapi juga mental, emosional dan psikologi. (Cecep, 2014).

Nama jabatan pekerjaan untuk bidang keselamatan dan kesehatan

kerja. Terdapat banyak nama yang diberikan terhadap individu yang melakukan

pekerja dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Di bawah ini beberapa

nama jabatan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di industri.

1. Ahli Higiene Industri (Industrial Hygienist). Meskipun secara umum mereka

telah mendapatkan pelatihan dalam bidang engineering, fisika, kimia, atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

10

biologi, tetapi yang bersangkutan juga memiliki keahlian melalui studi dan

pengalaman pengetahuan tentang efek-efek pada kesehatan bahan kimia dan

agen-agen fisika dari berbagai tingkat pemaparan. Ahli higiene industri harus

terlibat di dalam monitoring dan analisa yang diperlukan untuk mendeteksi

pemaparan dan mengetahui metode-metode yang digunakan untuk

mengendalikan faktor bahaya di tempat kerja.

2. Profesional Keselamatan Kerja (Safety Professional). Merupakan seseorang

dengan spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan tertentu dan atau memiliki

pendidikan tertentu yang sesuai dengan bidang keselamatan kerja, telah

mencapai status profesional atau ahli dalam bidang keselamatan kerja. Dan

mereka juga harus telah memiliki sertifikat ahli keselamatan kerja sesuai

dengan bidang yang ditangani.

3. Ahli Teknik Keselamatan Kerja (Safety Engineering). Merupakan seseorang

dengan pendidikan, lisensi, dan atau pengalaman, meluangkan sebagian besar

atau seluruh waktu kerjanya untuk menangani atau mengaplikasikan prinsip-

prinsip keilmuan dan metode keselamatan kerja dalam upaya mengendalikan

dan memodifikasi tempat kerja dan lingkungan kerja guna mencapai proteksi

optimum baik terhadap pekerja maupun properti perusahaan.

4. Manajer Keselamatan Kerja (Safety Manager). Seseorang yang mempunyai

tanggung jawab untuk menyelenggarakan dan memelihara organisasi

keselamatan kerja dan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan

keselamatan kerja di dalam suatu perusahaan. Pada dasarnya, seorang safety

manager merupakan administrator program keselamatan kerja dan mengatur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

11

fungsi-fungsi kelembagaan keselamatan kerja di bawahnya, termasuk

koordinator pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

5. Ahli Keselamatan Kerja (Safety Expert). Seorang tenaga teknis yang

berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh

Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang

Keselamatan Kerja.

6. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Occupational Health and Safety

Expert). Seorang tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen

Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja atau dan berfungsi

membantu pimpinan perusahaan atau pengurus untuk menyelenggarakan dan

meningkatkan usaha keselamatan kerja, higene perusahaan dan kesehatan

kerja, membantu pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan

perundangan bidang keselamatan dan kesehatan kerja (Tarwaka, 2012).

Peran ahli keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan menteri tenaga

kerja republik indonesia No 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina keselamatan

dan kesehatan kerja serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja Pasal 2 (1)

Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib

membentuk P2K3. (2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah:

a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang

atau lebih.

b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari

100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang

mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,

keracunan dan penyinaran radioaktif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

12

Peraturan menteri tenaga kerja republik indonesia No 4 Tahun 1987

tentang Panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja serta tata cara

penunjukan ahli keselamatan kerja. Pasal 3:

(1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya

terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

(2) Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang

bersangkutan.

(3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari

pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.

Berdasarkan pasal tersebut bahwa peran ahli keselamatan dan kesehatan

kerja di perusahaan yaitu pembentukan P2K3 (Panitia pembina keselamatan dan

kesehatan kerja). P2K3 adalah ialah badan pembantu di tempat kerja yang

merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan

kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan

dan kesehatan kerja.

P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta

maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan

dan kesehatan kerja. Selanjutnya isi dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 1987 Pasal 4:

Untuk melaksanakan tugas P2K3 mempunyai fungsi:

a. Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

tempat kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

13

b. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:

1) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan

keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran dan

peledakan serta cara penanggulangannya;

2) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja;

3) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;

4) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:

1) Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;

2) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;

3) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja;

4) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja

serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan;

5) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja,

higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi;

6) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan

makanan di perusahaan;

7) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;

8) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;

9) Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja,

melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi

hasil pemeriksaan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

14

10) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higene perusahaan

dan kesehatan kerja.

d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan

pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higene

perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja.

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu,

harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses

kerja industri atau yang berkaitan dengannya. Dengan demikian kecelakaan kerja

mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan tidak

terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan;

2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan

selalu disertai kerugian baik fisik maupun mental;

3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya akan

dapat menyebabkan gangguan proses kerja (Tarwaka, 2012).

Kerugian akibat kecelakaan kerja. Setiap kecelakaan adalah malapetaka,

kerugian dan kerusakan kepada manusia, harta benda atau properti dan proses

produksi. Implikasi yang berhubungan dengan kecelakaan sekurang-kurangnya

berupa gangguan kinerja perusahaan dan penurunan keuntungan perusahaan. Pada

dasarnya, akibat dari peristiwa kecelakaan dapat dilihat dari besar-kecilnya biaya

yang dikeluarkan bagi terjadinya suatu peristiwa kecelakaan. Pada umumnya

kerugian akibat kecelakaan kerja cukup besar dan dapat mempengaruhi upaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

15

peningkatan produktivitas kerja perusahaan, secara garis besar kerugian akibat

kecelakaan dikelompokkan menjadi:

1. Kerugian/biaya langsung yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara

langsung dari mulai terjadi peristiwa sampai dengan tahap rehabulitasi, sepert

biaya pertolongan pertama pada kecelakaan, biaya pengobatan dan perawatan,

biaya angkut dan biaya rumah sakit, biaya kompensasi pembayaran asuransi

kecelakaan, upah selama tidak mampu bekerja, dan biaya perbaikan peralatan

yang rusak.

2. Kerugian/biaya tidak langsung yaitu merupakan kerugian berupa biaya yang

dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa

waktu setelah terjadinya kecelakaan, mencakup yaitu penderitaan tenaga kerja

yang mendapat kecelakaan dan keluarganya, hilangnya waktu kerja dari tenaga

kerja yang mendapat kecelakaan, hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja lain,

terhentinya proses produksi sementara, kegagalan pencapaian target dan lain-

lain.

Nihil kecelakaan kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia No 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian

Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kecelakaan nihil adalah

kondisi tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja

sementara tidak mampu bekerja (STMB) selama 2 x 24 jam dan atau

menyebabkan terhentinya proses dan atau rusaknya peralatan tanpa korban jiwa

dimana kehilangan waktu kerja tidak melebihi shift berikutnya pada kurun tertentu

dan jumlah jam kerja orang tertentu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

16

Penghargaan nihil kecelakaan kerja. Menurut Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No 1 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), penghargaan

kecelakaan nihil adalah tanda penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja yang

diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil

melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga mencapai nihil

kecelakaan kerja pada jangka waktu tertentu. Perusahaan yang telah berhasil

mencapai kecelakaan nihil akan diberikan penghargaan dalam bentuk piagam atau

plakat yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik

Indonesia. Perusahaan yang mencapai kecelakaan nihil telah berhasil melakukan

pencegahan terjadinya kecelakaan tanpa menghilangkan waktu kerja.

Kriteria kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja menurut

program nihil kecelakaan kerja antara lain:

1. Kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja yang menyebabkan

seorang pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya telah terjadi kecelakaan

kerja selama 2 x 24 jam;

2. Kehilangam waktu kerja apabila korban kecelakaan kerja (pekerja) tidak dapat

bekerja kembali pada shift berikutnya sesuai jadwal kerja;

3. Tidak terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kehilangan waktu kerja

berturut-turut selama 3 tahun;

4. Kehilangan waktu kerja tidak diperhitungkan apabila kecelakaan kerja adalah

sebagai akibat perang, bencana alam dan hal-hal lain yang di luar kontrol

perusahaan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

17

5. Perhitungan jam kerja selamat dimulai sejak terjadinya suatu kecelakaan kerja

yang dapat mengakibatkan angka perhitungan menjadi nol dan akan bertambah

secara kumulatif sesuai jam kerja yang dicapai;

Kecelakaan nihil diberikan kepada perusahaan berdasarkan

pengelompokan:

1. Jumlah tenaga kerja

a. kelompok perusahaan besar jika jumlah tenaga kerja seluruhnya lebih

dari 100 orang;

b. kelompok perusahaan menengah jika jumlah tenaga kerja seluruhnya 50-

100 orang;

c. kelompok perusahaan kecil jika jumlah tenaga kerja seluruhnya 49 orang;

2. Sektor usaha berdasarkan klasifikasi lapangan usaha Indonesia (KLUI) dan

bobot resiko bahaya sesuai dengan penjelasan Undang-undang Nomor 1 tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 2 ayat (1) yaitu lima variabel potensi

bahaya yang terdiri dari: mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat kerja,

peralatan lainnya, bahan-bahan dan sebagainya; lingkungan; sifat pekerjaan;

cara kerja; dan proses produksi.

Penilaian memperoleh penghargaan nihil kecelakaan. Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 1 Tahun 2007 Tentang pedoman

pemberian penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Bab III tata cara

untuk memperoleh penghargaan. Tugas Tim penilai:

a. Tim penilai Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran

permohonan dan data yang diajukan sebagaimana dimaksud butir A sub 1 dan

sub 3 di perusahaan. Pemeriksaan di perusahaan besar meliputi:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

18

1) Komitmen dalam kebijakan K3;

2) Sistem manajemen K3 dan Audit SMK3;

3) Program K3;

4) Organisasi K3;

5) Administrasi K3 yang meliputi pendataan, pemeriksaan kecelakaan,

statistik dan prosedur pelaporan;

6) Sarana P3K;

7) Pengendalian bahaya industri;

8) Pengendalian kebakaran;

9) Hygiene industri;

10) Pelatihan di bidang K3;

11) Jamsostek;

Pemeriksaan di perusahaan menengah meliputi:

1) Komitmen dalam kebijakan K3;

2) Sistem Manajemen K3 dan Audit SMK3;

3) Program K3;

4) Organisasi K3;

5) Administrasi K3 yang meliputi pendataan, pemeriksaan kecelakaan,

statistik dan prosedur pelaporan;

6) Sarana P3K;

7) Pelatihan di bidang K3;

8) Jamsostek;

Pemeriksaan di perusahaan kecil meliputi:

1) Komitmen dalam kebijakan K3;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

19

2) Sistem Manajemen K3 dan Audit SMK3;

3) Program K3;

4) Organisasi K3;

5) Administrasi K3 yang meliputi pendataan, pemeriksaan kecelakaan,

statistik dan prosedur pelaporan;

6) Sarana P3K;

7) Jamsostek;

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja

Komitmen perusahaan. Komitmen merupakan kunci keberhasilan

pelaksanaaan K3. Menurut Frank Bird dalam bukunya “Commitment”, komitmen

adalah tekad yang kuat untuk melaksanakan sesuatu, dalam hal ini K3 dalam

organisasinya. Tanpa komitmen, kebijakan K3 yang telah disusun dengan baik

tidak akan bermakna. Komitmen ibarat energi yang menggerakkan roda kebijakan

K3 organisasi. Oleh karena itu OHSAS 18001 mensyaratkan agar manajemen

puncak menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelaksanaan K3 dalam

organisasi seperti memastikan terjadinya sumberdaya yang diperlukan. Namun

demikian, komitmen tidak sekedar dengan menyediakan sumberdaya saja, namun

yang paling penting adalah peran serta dan dukungan positif manajemen terhadap

pelaksanaan K3 dalam organisasi. Kebijakan merupakan titik terpenting dari

semua sistem, yang mampu memberikan kekuatan dan daya gerak untuk

keberhasilan suatu usaha. Karena itu OHSAS 18001 mensyaratkan ditetapkannya

kebijakan K3 dalam organisasi oleh manajemen puncak. Kebijakan K3 sangat

penting dan menjadi landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

20

semua partikel yang ada dalam organisasi sehinggan program K3 yang diinginkan

dapat berhasil dengan baik (Ramli, 2010).

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Kebijakan K3 merupakan

perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang memuat visi dan tujuan

organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan

kerja, kerangka dan program kerja. Oleh karena itu, kebijakan sangat penting dan

menjadi landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan semua partikel

yang ada dalam organisasi sehingga program K3 yang diinginkan dapat berhasil

dengan baik.

Suatu kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik diisyaratkan

memenuhi kriteria sebagai berikut: (Ramli, 2010).

1. Sesuai dengan sifat dan skala risiko keselamatan dan kesehatan kerja

organisasi. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah perwujudan

dari visi dan misi suatu organisasi, sehingga harus disesuaikan dengan sifat

dan skala risiko organisasi. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja tentu

berbeda antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya, tergantung sifat

dan skala risiko yang dihadapi, serta strategi bisnis organisasi.

2. Mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan. Dalam kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja harus tersirat adanya komitmen untuk

peningkatan berkelanjutan. Aspek keselamatan dan kesehatan kerja tidak

statis karena berkembang sejalan dengan tekonologi, operasi dan proses

produksi. Karena itu, kinerja keselamatan dan kesehatan kerja harus terus

menerus ditingkatkan selama organisasi beroperasi. Komitmen utuk

peningkatan berkelanjutan akan memberikan dorongan bagi semua unsur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

21

dalam organisasi untuk terus menerus meningkatkan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam organisasi.

3. Termasuk adanya komitmen untuk sekurangnya memenuhi perundangan

keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku dan persyaratan lainnya yang

diacu organisasi. Hal ini berarti bahwa manajemen akan mendukung

pemenuhan semua persyaratan dan norma keselamatan dan kesehatan kerja,

baik yang disyaratkan dalam perundangan maupun petunjuk praktis atau

standar yang berlaku bagi aktivitasnya.

4. Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara. Kebijakan keselamatan

dan kesehatan kerja harus didokumentasikan artinya bukan hanya dalam

bentuk ungkapan lisan atau pernyataan manajemen, tetapi dibuat tertulis

sehingga dapat diketahui dan dibaca oleh semua pihak berkepentingan. Di

samping itu kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut harus

diimplementasikan, bukan sekedar bagian dari dari manual keselamatan dan

kesehatan kerja. Salah satu bentuk implementasinya adalah dengan

menggunakan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai acuan

dalam setiap kebijakan organisasi, pengembangan strategi bisnis dan rencana

kerja organisasi. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja juga harus

dipelihara, artinya selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangan,

tuntutan dan kemajuan organisasi.

5. Dikomunikasikan kepada seluruh pekerja. Hal ini berarti agar pekerja

memahami maksud dan tujuan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja,

kewajiban serta peran semua pihak dalam keselamatan dan kesehatan kerja.

Komunikasi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

22

melalui berbagai cara atau media, misalnya ditempatkan di lokasi-lokasi kerja,

dimasukkan dalam buku saku keselamatan dan kesehatan kerja, website

organisasi atau bahan pembinaan dan pelatihan.

6. Tersedia bagi pihak lain yang terkait. Kebijakan keselamatan dan kesehatan

kerja juga harus diketahui oleh pihak lain yang terkait dengan bisnis atau

aktivitas organisasi seperti konsumen, pemasok, instansi pemerintah, mitra

bisnis, pemodal, atau masyarakat sekitar. Dengan mengetahui kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, mereka dapat mengantisipasi,

mendukung atau mengapresiasi keselamatan dan kesehatan kerja organisasi.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja harus dapat diakses misalnya

melalui situs organisasi.

7. Ditinjau ulang secara berkala. Hal ini untuk memastikan bahwa kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja masih relevan dan sesuai bagi organsisasi.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja bersifat dinamis dan harus selalu

disesuaikan dengan kondisi baik internal maupun eksternal organisasi

sehingga harus ditinjau.

Komunikasi dan Pelatihan K3

Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek komunikasi

sangat penting dalam K3. Banyak kecelakaan terjadi akibat kurang baiknya

komunikasi sehingga mempengaruhi kinerja K3 organisasi. Sebagai contoh,

kebijakan K3 yang ditetapkan oleh manajemen harus dipahami dan dimengerti

oleh seluruh anggota organisasi dan pemangku kepentingan yang terkait dengan

kegiatan. Untuk itu, kebijakan K3 harus dikomunikasikan sehingga diketahui,

dimengerti, dihayati dan dijalankan oleh semua pihak terkait.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

23

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim (sender) ke

penerima (receiver) dengan tujuan untuk mencapai salah satu sasaran berikut.

1. Untuk bertindak (action) mengenai sesuatu hal, misalnya menghentikan mesin

atau memadamkan kebakaran;

2. Untuk menyampaikan informasi misalnya tentang kebijakan K3 dalam

perusahaan, sumber bahaya di tempat kerja, prosedur kerja aman dan lainnya;

3. Untuk memastikan tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau dijalankan,

misalnya cara melakukan suatu pekerjaan;

4. Untuk menyenangkan seseorang, misalnya pujian bagi pekerja yang berprilaku

aman.

Komunikasi K3 dapat dibedakan atas:

1. Komunikasi manusia dengan manusia secara langsung; Misalnya bawahan

dengan atasannya. Komunikasi ini sering juga disebut komunikasi personal

atau komunikasi kelompok. Dalam K3 jenis komunikasi ini banyak dilakukan

misalnya melalui kontak individu melalui proses observasi, safety talk,

penyuluhan K3, dan pelatihan K3.

2. Komunikasi manusia dengan manusia melalui alat/media komunikasi; seperti

telepon, buletin, poster, spanduk, situs internet, safety letter, dan lainnya.

Komunikasi ini banyak digunakan di lingkungan kerja misalnya komunikasi

antara petugas di ruang kontrol dengan petugas lapangan, komunikasi antara

petugas K3 antara manusia dengan manusia dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

24

a. Komunikasi internal, yaitu komunikasi di lingkungan organisasi baik

secara horizontal, vertikal dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah di

seluruh jajaran organisasi.

b. Komunikasi eksternal, yaitu aliran komunikasi antara organisasi dengan

semua unsur di luar perusahaan seperti konsumen, instansi terkait,

pemasok, kontraktor, asosiasi profesi, media massa dan lainnya.

3. Komunikasi manusia dengan alat kerja. Peralatan seperti mesin, unit proses,

peralatan adalah benda mati yang dioperasikan oleh manusia. Dalam proses

operasi tersebut terjadi komunikasi antara manusia dengan alat kerja. Sebagai

contoh seorang pilot berkomunikasi dengan pesawat terbang melalui peralatan

kontrol yang terpasang di kokpit. Terdapat alat penunjuk ketinggian,

kecepatan, angin, suhu mesin, arah terbang, suhu udara, jumlah bahan bakar

dan sebagainnya. Jika peralatan kontrol tidak berfungsi dapat terjadi

kecelakaan.

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Organisasi harus

mengembangkan standar pelatihan bagi seluruh individu di lingkungannya. Sesuai

dengan filosofi K3 dari IASP (International Association of Safety Professional)

pekerja harus dilatih mengenai K3. Pemahaman atau budaya K3 tidak datang

dengan sendirinya, namun harus dibentuk melalui pelatihan dan pembinaan.

sebagai contoh, untuk mengemudi kendaraan bermotor di jalan raya tidak bisa

sekedar otodidak, namun lebih efektif jika dilakukan melalui pendidikan

mengemudi (safety driving). Kebutuhan pelatihan K3 antara satu perusahaan

dengan perusahasan lain pasti berbeda sesuai sifat bahaya, skala kegiatan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

25

kondisi pekerja. Karena itu pelatihan K3 dikembangkan untuk menjawab

kebutuhan organisasi, bukan sekedar formalitas belaka.

Jenis pelatihan K3 dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

a. Induksi K3 (safety induction) yaitu pelatihan yang diberikan sebelum

seseorang mulai bekerja atau memasuki suatu tempat kerja. Pelatihan ini

ditujukan untuk pekerja baru, pindahan, mutasi, kontraktor, dan tamu yang

berada di tempat kerja.

b. Pelatihan khusus K3 berkaitan dengan tugas dan pekerjaannya masing-masing.

Misalnya pekerja di lingkungan pabrik kimia harus diberi pelatihan mengenai

bahaya-bahaya bahan kimia dan pengendaliannya. Pekerja yang bertugas

sebagai safety officer harus diberi pelatihan misalnya mengenai manajemen K3

atau manajemen risiko. Pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan masing-

masing.

c. Pelatihan K3 umum yaitu program pelatihan yang bersifat umum dan diberikan

kepada semua pekerja mulai level terbawah sampai manajemen puncak.

Pelatihan ini umumnya bersifat awarness yaitu menanamkan budaya atau

kultur K3 di kalangan pekerja. Termasuk dalam pelatihan ini misalnya

mengenai dasar K3 dan petunjuk keselamatan seperti keadaan darurat dan

pemadaman kebakaran (Ramli, 2010).

Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penyelidikan Kecelakaan

Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi atau pemeriksaan

keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu alat kontrol atau

pengawasan manajemen yang bersifat klasik terhadap kegiatan perusahaan yang

telah banyak diterapkan dalam upaya menemukan masalah yang dihadapi di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

26

lapangan, termasuk untuk memperkirakan besarnya risiko. Inspeksi keselamatan

dan kesehatan kerja adalah salah satu upaya yang bersifat proaktif dan bertujuan

untuk memastikan apakah fasilitas kerja dilapangan telah dikelola secara baik

dilihat dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi keselamatan dan

kesehatan kerja dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara internal oleh

perusahaan sendiri ataupun pihak luar (eksternal) perusahaan. Pelaksanaan oleh

pihak luar dapat dilakukan oleh instansi pemerintah berwenang, seperti

Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Migas yang sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku (Ramli, 2013).

Pelaksanaan inspeksi harus disesuaikan dengan keadaan khusus operasi

yang bersangkutan. Lingkup kegiatan inspeksi, antara lain: (Ramli, 2013).

a. Mengidentifikasi potensi permasalahan;

b. Mengidentifikasi peralatan yang tidak baik;

c. Mengidentifikasi tindakan pekerja yang tidak aman;

d. Mengidentifikasi efek dari suatu perubahan atau modifikasi;

e. Mengidentifikasi tindakan perbaikan yang tidak memadai;

f. Memberi informasi kepada pimpinan tentang masalah-masalah yang ada;

g. Menunjukkan kesungguhan manajemen dalam melaksanankan program

keselamatan dan kesehatan kerja;

Macam-macam inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai

berikut: (Ramli, 2013)

1. Inspeksi Secara Berlanjut (Kontinu).

Inspeksi jenis ini biasanya dilakukan di lingkungan produksi yang

dilaksanakan oleh para operator, pekerja pemeliharaan, atau petugas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

27

keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan secara berlanjut dan berulang.

Misalnya pemeriksaan terhadap peralatan perlindungan diri, perkakas, dan

mesin.

2. Inspeksi Terencana (Planned Inspection).

Adalah inspeksi yang sudah direncanakan dan terjadwal pada kurun waktu

tertentu. Inspeksi ini biasanya dilakukan untuk peralatan-peralatan teknis yang

diisyaratkan menurut perundangan, seperti bejana bertekanan, katup

pengaman, dan lainnya.

a. Inspeksi secara periodik. Inspeksi ini biasanya dilakukan oleh berbagai

ahli, misalnya ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b. Inspeksi untuk menjamin kelayakan peralatan. Inspeksi ini dilakukan oleh

para ahli dari luar perusahaan, seperti ahli boiler, bejana tekan, PSV

(pressure safety valve) dan crane.

c. Inspeksi oleh inspektur pemerintah. Terbagi dua yaitu inspeksi secara

insidental dan inspeksi secara umum. Inspeksi secara incidental, misalnya

mengambil contoh udara, bising, panas, radiasi dan lainnya. Inspeksi

secara umum meliputi pemeriksaan jalan, pagar dan air.

Penyelidikan Kecelakaan Kerja

OHSAS 18001 mensyaratkan diadakannya penyelidikan setiap insiden

yang terjadi dalam organisasi. Insiden adalah semua kejadian yang menimbulkan

atau dapat menimbulkan kerugian baik materi, kerusakan atau cedera pada

manusia. Insiden meliputi kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja, kerusakan

dan hampir celaka (near miss). Penyelidikan bertujuan untuk:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

28

a. Mencari faktor utama penyebab kejadian untuk mencegah terulangnya

kejadian serupa;

b. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan

dengan melakukan penyelidikan dapat diketahui faktor penyebab utama, dan

tidak menjadikan pekerja sebagai kambing hitam penyebab kecelakaan;

c. Sebagai bahan laporan kecelakaan kepada institusi terkait termasuk

kepentingan asuransi kecelakaan;

d. Mengetahui kelemahan yang ada dalam sistem manajemen K3, setiap

kecelakaan mengindikasikan adanya kelemahan dalam sistem manajemen K3

organisasi;

Penyelidikan insiden sebaiknya paling tepat dilakukan oleh pengawas

setempat atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja dengan pertimbangan antara

lain:

a. Pengawas paling bertanggung jawab menjaga kelancaran dan keselamatan

operasi sehari-hari;

b. Pengawas paling mengetahui dan memahami kondisi operasi, sifat pekerjaan,

kondisi pekerja serta permasalahan yang ada yang mendukung terjadinya

kecelakaan;

c. Pengawas juga memiliki ikatan personal dan emosional yang erat dengan

pekerja yang mengalami kecelakaan sehingga paling merasakan dampak dari

suatu kecelakaan;

Beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian dalam

pengembangan prosedur penyelidikan insiden antara lain:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

29

1. Persyaratan Umum. Prosedur penyelidikan insiden sekurangnya memuat hal

sebagai berikut:

a. Tanggung jawab dalam penyelidikan insiden, termasuk tindak

lanjutnya;

b. Ketentuan mengenai pelaporan kejadian dan batasannya misalnya

kejadian hampir celaka, kecelakaan ringan, berat atau fatal;

c. Prosedur penyelidikan insiden, pelaporan dan tindak lanjutnya;

2. Tindakan Segera. Setiap kejadian, terutama yang menimbulkan cedera atau

kerusakan besar diperlakukan sebagai keadaan darurat yang harus ditangani

cepat. Dalam prosedur harus dijelaskan bagaimana prosedur melaporkan

kejadian termasuk tindakan penanganan dan pengamanannya. Organisasi

sekurangnya menetapkan nomor telepon khusus untuk melaporkan setaip

kejadian kepada pihak berkepentingan misalnya ambulance, security, petugas

K3 dan lainnya.

3. Rekaman Kejadian. Data dan informasi mengenai kejadian harus tercatat dan

disimpan dengan baik misalnya di klinik darurat, sekuritu dan kantor K3.

4. Penyelidikan. Prosedur juga mencakup proses penyelidikan kejadian, termasuk

penentuan penanggungjawab penyelidikan yang meliputi:

a. Siapa yang melakukan penyelidikan baik secara individu maupun

dalam bentuk tim penyelidikan kejadian;

b. Tujuan penyelidikan kejadian;

c. Proses dan teknik penyelidikan;

d. Laporan penyelidikan kejadian;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

30

5. Tindakan Koreksi. Setelah kejadian harus segera diambil langkah koreksi

untuk menghilangkan faktor penyebab kejadian atau penyimpangan yang

ditemukan dalam penyelidikan awal. Langkah ini diperlukan agar kondisi

operasi dalam pulih kembali dan aman dari sumber bahaya. Tindakan koreksi

dapat mencakup manusia, mesin, alat kerja, lingkugan kerja atau proses yang

berbahaya.

6. Tindakan Pencegahan. Tindakan pencegahan harus segera dilakukan agar

kecelakaan tidak meluas sehingga menimbulkan korban atau kerusakan yang

lebih besar.

7. Tindak lanjut. Prosedur juga nenuat tindak lanjut upaya pencegahan termasuk

tanggungjawab, batas waktu pelaksanaan dan pelaporannya.

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja mensyaratkan untuk

melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja oleh manajemen secara

berkala. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja juga mensyaratkan

agar evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja ini dikomunikasikan dan

dikonsultasikan dengan semua pihak yang terlibat. Evaluasi keselamatan dan

kesehatan kerja yang dilakukan oleh manajemen merupakan bagian penting dalam

keselamatan dan kesehatan kerja untuk memastikan bahwa penerapan

sistemmanajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah berjalan sesuai dengan

rencanayang diharapkan. Evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan

secara menyeluruh dan tidak bersifat detail untuk isu tertentu. Aspek yang dibahas

dalam evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain: (Ramli, 2013)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

31

1. Kesesuaian kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang sedang berjalan;

2. Penyempurnaan objektif keselamatan dan kesehatan kerja untuk peningkatan

berkelanjutan;

3. Kecukupan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan proses pengendalian

bahaya;

4. Tingkat risiko saat ini dan efektivitas dari sistem pengendalian;

5. Kecukupan sumber daya yang disediakan;

6. Evaluasi kecelakaan dalam kurun waktu tertentu;

7. Evaluasi penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja;

8. Hasil dari audit keselamatan dan kesehatan kerja, baik internal maupun

eksternal;

Hasil evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja ini dapat merumuskan

langkah-langkah perbaikan dan peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan

kerja periode berikutnya. Langkah perbaikan ini harus konsisten dengan hasil

kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, potensi risiko, kebijakan keselamatan

dan kesehatan kerja, ketersediaan sumber daya manusia dan prioritas yang

diinginkan (Ramli, 2013).

Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka berpikir

Komitmen Perusahaan

Kebijakan K3

Komunikasi dan Pelatihan K3

Inspeksi K3 dan Penyelidikan

Kecelakaan Kerja

Evaluasi K3

Peran

Ahli K3

Pencapaian Zero

Accident

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

32

Kerangka pikir di atas menggambarkan variabel yang akan dipakai dalam

pembuatan pedoman wawancara dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang

digunakan diambil dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori yang dipakai

menurut Mathis dan Jackson. Hanya saja untuk variabel dikembangkan atau

disesuaikan dengan kondisi yang ada pada PT. Pupuk Iskandar Muda itu sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

33

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat

kualitatif dengan menggunakan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan

gambaran peran ahli K3 dalam upaya pencapaian zero accident di PT. Pupuk

Iskandar Muda Aceh.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di PT. Pupuk Iskandar Muda

Aceh, hal ini dikarenakan PT PIM merupakan salah satu perusahaan yang maju di

Aceh dan masih bergerak aktif.

Waktu penelitian. Penelitian diadakan mulai dari bulan Mei 2019 sampai

dengan selesai di PT. PIM Aceh.

Subjek Penelitian

Informan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode snowball

sampling. Pemilihan dilakukan secara langsung melalui pertimbangan-

pertimbangan yang ditentukan peneliti sesuai dengan tujuan dan masalah

penelitian. Pemilihan informan dilakukan berdasarkan ijin dari pihak perusahaan

untuk diteliti, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini kepala

keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan (K3LH) di PT. Pupuk Iskandar

Muda dan dua orang karyawan bagian K3LH yang telah mengambil sertifikasi ahli

K3.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

34

Definisi Konsep

Untuk memberikan satu persepsi dan arah yang jelas terhadap masalah

yang dihadapi maka perlu adanya penjelasan beberapa istilah yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini:

1. Peran merupakan seperangkat perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh

seseorang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta tindakan tersebut

sangat diharapkan oleh banyak orang.

2. Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah karyawan tetap di perusahaan

yang telah mengikuti sertifikasi ahli K3 umum.

3. Zero Accident adalah penghargaan yang didapat perusahaan dari pemerintah

kepada manajemen karena telah melakukan pencegahan kecelakaan kerja

melalui program-program keselamatan dan kesehatan kerja pada jangka waktu

tertentu.

4. Komitmen perusahaan adalah tekad dan keinginan, terutama dari pimpinan

mulai level pengawas sampai manajemen puncak untuk menciptakan nihil

kecelakaan kerja di tempat kerja yaitu dengan memberikan sikap dan tindakan

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis

yang ditandatangani oleh pengusaha dan/ atau pengurus yang memuat seluruh

visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan keselamatan

dan kesehatan kerja, serta kerangka dan program kerja yang mencakup

kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan operasional,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

35

dimana kebijakan tersebut harus diimpelementasikan guna mendukung

terciptanya nihil kecelakaan kerja di tempat kerja.

6. Komunikasi dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu

kegiatan penyampaian informasi-informasi keselamatan dan kesehatan kerja

kepada semua pekerja yang dilakukan sesuai kebutuhan mengenai risiko

pekerjaan yang harus dihadapi dan cara penanganannya untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap pekerja sehingga tercipta nihil

kecelakaan kerja.

7. Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dan penyelidikan kecelakaan kerja

adalah salah satu alat kontrol atau pengawasan manajemen terhadap kegiatan

perusahaan dalam menemukan masalah di lapangan, termasuk memperkirakan

besarnya risiko dan mempelajari faktor penyebab kecelakaan sehingga

kejadian serupa dapat dicegah dan tidak terulang kembali di kemudian hari.

8. Evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian penting dalam

keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat menyeluruh untuk merumuskan

langkah-langkah perbaikan dan peningkatan kinerja keselamatan dan

kesehatan kerja sehingga hasilnya harus konsisten dengan potensi risiko,

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, ketersediaan sumber daya manusia

dan prioritas yang diinginkan sehingga dapat mencapai nihil kecelakaan kerja.

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Data primer diperoleh dari informan dengan menggunakan

pedoman wawancara kepada pihak terkait.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

36

Data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen terkait pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga

mampu mencapai zero accident, serta data-data pendukung mengenai gambaran

umum PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh. Selain itu data sekunder juga diperoleh

dari studiliteratur mengenai standar atau peraturan yang berhubungan dengan

kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik yang akan

digunakan dalam memperoleh data yang lengkap, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik untuk menggali informasi yang berkenaan

dengan suatu masalah dengan melakukan kegiatan tanya jawab secara

langsung atau bertatap muka dengan pihak yang memiliki kaitan dengan obyek

yang akan diteliti. Teknik ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data

mengenai peran ahli k3 dalam pencapaian zero accident.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data antara lain: sejarah berdirinya

perusahaan dan perkembangannya, struktur organisasi, serta data mengenai

ketenagakerjaan pada PT Pupuk Iskandar Muda Aceh.

Instrumen penelitian. Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti

merupakan instrumen utama, namun dibantu dengan instrument lain berupa

pedoman wawancara mendalam Adapun jenis wawancara responden secara

mendalam. Hal ini, menurut peneliti sangat efektif untuk mendapatkan kejelasan

dan kekuatan digunakan instrument pendukung berupa lalat pencatat seperti buku

tulis, pulpen, kamera handphone dan perekam suara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

37

Metode Analisis Data

Analisis data. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan analisis tematik dan analisis isi. Analisis tematik

digunakan untuk mengidentifikasi tema-tema yang terpola dari hasil wawancara

yang telah diperoleh. Sedangkan analisis isi digunakan untuk mengidentifikasi

pesan nyata dari sebuah dokumen yang diteliti yang dapat berupa teks, gambar,

dan simbol. Dengan menggunakan analisis ini, peneliti mampu melihat

kecenderungan isi media berdasarkan konteks, proses, dan kemunculan dari

dokumen-dokumen yang diteliti kemudian menghubungkannya dengan realitas

yang terjadi. Selanjutnya data yang sudah terkumpul akan diolah dan disajikan

dalam bentuk narasi berdasarkan variabel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

38

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum dan Sejarah Singkat PT. Pupuk Iskandar Muda

PT Pupuk Iskandar Muda atau biasa disebut PT PIM adalah anak

perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri kimia

khususnya memproduksi pupuk urea dan ammonia. Dengan memanfaatkan

tersedianya cadangan gas alam besar yang ditemukan di Desa Arun, Kabupaten

Aceh Utara serta sumber air yang mengalir dari pegunungan di Aceh melalui

Sungai Peusangan, PT PIM berdiri dengan kapasitas sama dengan pabrik-pabrik

pupuk yang sebelumnya dibangun pemerintah yaitu 570.000 ton/tahun dan

ammonia 386.000 ton/tahun, merupakan pabrik pupuk urea ke-11 di Indonesia.

Saat ini PT PIM memiliki 2 Unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill

(butiran) dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis

urea itu diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan

dapat mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri. PT PIM berdiri dengan

strategi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bahagian

barat yang secara geografis termasuk kawasan pertanian, setelah sebelumnya

kebutuhannya dirintis oleh PT Pusri Palembang. Maka kehadiran PT PIM dapat

memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani dan perkebunan yang sangat luas di

wilayah Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat). Posisi PT PIM juga sangat strategis

untuk mengekspor kelebihan produknya ke negara-negara tetangga karena secara

topografis sangat dekat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

39

Pada tahun 2014, menyesuaikan dengan lingkungan bisnis yang

berkembang dan telah diperolehnya jaminan pasokan gas untuk kebutuhan 1

pabrik sampai dengan tahun 2027 dan berubahnya asumsi sesuai ekonomi global

serta rencana pengembangan usaha ke depan yang akan beroperasi hanya 1 pabrik,

maka PT PIM telah melakukan review atas Rencana Jangka Perusahaan (RJP)

2011-2015 menjadi RJP 2015-2019. Perubahan tersebut mendorong PT PIM untuk

melakukan terobosan dengan mengembangkan usaha diversifikasi antara lain:

pembangunan pabrik NPK, pabrik asam sulpat dan asam pospat, produk alsintani,

benih padi, dan lain-lain. Pengembangan dan penyempurnaan diversifikasi usaha

tersebut maka akan menguatkan posisi PT PIM sebagai perusahaan pupuk dan

petrokimia yang terus maju dan berkembang di masa depan, sehingga dapat

memberikan nilai tambah kepada stakeholders dan berperan aktif dalam

menunjang ketahanan pangan dengan memenuhi standar mutu yang berwawasan

lingkungan.

Nama Perusahaan : PT Pupuk Iskandar Muda

Alamat : Jalan Medan-Banda Aceh, Krueng Geukueh, Aceh Utara

Indonesia

Fax : (62-645) 56095

Nomor Telepon : (62-645) 56222

Bidang Bisnis : Urea, Amonia, Adsorben Pimit, Urea Formaldehyde dan

Pupuk Organik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

40

Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan PT. Pupuk Iskandar Muda

Visi PT. Pupuk Iskandar Muda. “Menjadi Perusahaan Pupuk dan

Petrokimia yang Kompetitif”.

Misi PT. Pupuk Iskandar Muda. Memproduksi dan memasarkan pupuk

dan produk petrokimia dengan efisien, memenuhi standar mutu dan berwawasan

lingkungan, memberikan nilai tambah kepada stakeholder, berperan aktif

menunjang ketahanan pangan.

Tata nilai perusahaan. Tata nilai dari perusahaan ini yaitu:

Semangat. Yakin berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi

segala tantangan untuk mencapai kejayaan.

Peduli pelanggan. Mengerti dan melayani melebihi harapan pelanggan

serta memberikan solusi yang terbaik.

Integritas. Memiliki kejujuran, disiplin, tanggungjawab dan konsisten

dalam setiap tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kerjasama. Bersatu mencapai tujuan untuk memberikan hasil terbaik

dengan saling menghargai kelebihan dan kekurangan anggota tim.

Efisien. Merencanakan dan melaksanakan aktifitas dengan selalu

melakukan evaluasi dan perbaikan dengan parameter tepat waktu, tepat mutu, tepat

biaya, kreatif dan inovatif untuk mencapai hasil yang kompetitif. Selanjutnya

disingkat dengan sebutan "SPIKE".

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

41

Struktur Organisasi di PT. Pupuk Iskandar Muda

Gambar 2. Struktur organisasi perusahaan

Jumlah Tenaga Kerja

PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki jumlah pekerja sebanyak 697 pekerja.

Data karyawan dan karyawati di PT. Pupuk Iskandar Muda dapat dilihat melalui

kolom berikut:

STAF

DIREKTUR

UTAMA

DIREKTORAT UTAMA

SEKRETARIS

PERUSAHAAN

DIREKTORAT

PRODUKSI, TEKNIK,

& PENGEMBANGAN

SPI

KOMPARTEMEN

PRODUKSI

KOMPARTEMEN

TEKNIK DAN

PENGEMBANGAN

DEPARTEMEN

PENGENDALIAN

PROSES DAN ENERGI

DEPARTEMEN K3 &

LH

DEPARTEMEN

INSPEKSI

STAF DIREKTUR

PRODUKSI, TEKNIK &

PENGEMBANGAN PROYEK

DIREKTORAT

KOMERSIL

KOMPARTEMEN

PEMASARAN DAN

PENJUALAN

KOMPARTEMEN

KEUANGAN &

KINERJA KORPORAT

STAF

DIREKTUR

KOMERSIL

DIREKTORAT

KOMERSIL

KOMPARTEMEN

SDM

KOMPARTEMEN

UMUM

KOMPARTEMEN

TATA KELOLA

KORPORASI

DEPARTEMEN

PKBL

STAF

DIREKTUR

SDM DAN

TATA

KELOLA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

42

Tabel 1

Jumlah Tenaga Kerja di PT. Pupuk Iskandar Muda

Bagian n

Direktur Utama 1

Direktur Komersil 1

Direktur SDM & Umum 1

Direktur Produksi Teknik & Pembangunan 1

Grade I (GM) 9

Grade 2 (Manager) 29

Grade 3 (Superintendent) 40

Grade 4 (Supervisor) 210

Grade 5 (Staf Pratama III) 276

Grade 6 (Pelaksana Utama) 35

Grade 7 (Pelaksana Madya) 94

Jumlah 697

Jam Kerja

Seluruh pekerja di PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki waktu kerja 8 jam

kerja/hari, yaitu dimulai dari pukul 07.00 – 16.00 WIB untuk waktu reguler jika

lembur menjadi pukul 07.00 - 18.00 WIB sedangkan jadwal shift terbagi menjadi

tiga bagian yaitu:

Shif I : Jam 00.00 - 08.00 WIB

Shift II : Jam 08.00 - 16.00 WIB

Shift III : Jam 16.00 – 00.00 WIB

Struktur Organisasi K3LH

Departemen K3LH terdiri dari tiga bagian yaitu bagian lingkungan hidup,

bagian resque dan penanggulangan serta bagian keselamatan dan kesehatan kerja.

Semua bagian dibawah kepala manager K3LH. Jumlah pekerja untuk bagian

K3LH 44 orang. Terbagi atas 12 orang bagian keselamatan dan kesehatan kerja, 27

orang bagian rescue dan penanggulangan dan 5 orang bagian lingkungan hidup.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

43

Departemen K3LH Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 3. Struktur organisasi bagian keselamatan dan kesehatan kerja

SAFETY

INSPECTOR

AMONIAK

MANAGER K3

& LH

SUPERINTENDENT

KESELAMATAN

DAN KESEHATAN

KERJA

SUPERVISOR

KESEHATAN

KERJA & HYGIENE

PERUSAHAAN

SUPERVISOR

ANALISA

KESELAMATAN

SAFETY

INSPECTOR

UREA

SAFETY

INSPECTOR

UTILITAS

SAFETY

INSPECTOR

OFFSITE

SAFETY

INSPEKTOR

OUTER

PLAN

STAF PEMBINA

KESELAMATAN

STAF

PENDATAAN

DAN ANALISA

STAF HIGIENE

PERUSAHAAN

STAF

KESEHATAN

KERJA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

44

Departemen K3LH Bagian Lingkungan Hidup dan Bagian Rescue &

Penanggulangan

Gambar 4. Struktur bagian lingkungan hidup dan bagian rescue &

penanggulangan

Proses Produksi PT. Pupuk Iskandar Muda

Urea. PT. Pupuk Iskandar Muda memproduksi dua jenis pupuk urea, yaitu

Urea Prill dan Urea Granule. Spesifikasi teknis kedua macam pupuk urea tersebut

STAF

PERENCANAAN

LINGKUNGAN

STAF

PERENCANAAN

LINGKUNGAN

MANAGER K3 & LH

SUPERINTENDENT

RESCUE &

PENANGGULANGAN

SUPERVISOR RESCUE &

PENANGGULANGAN

SUPERINTENDENT

LINGKUNGAN HIDUP

SUPERVISOR

PENGENDALIAN

LINGKUNGAN

SUPERVISOR

PERENCANAAN

LINGKUNGAN

STAF

PENGENDALIAN

LINGKUNGAN

STAF

PERENCANAAN

LINGKUNGAN

FOREMAN HAR

PERALATAN

SAFETY &

GUDANG

FOREMAN RESCUE &

PENANGGULANGAN

PABRIK (A,B,C,D)

FOREMAN

RESCUE &

PENANGGULAN

GAN

LINGKUNGAN

(A, B, C, D)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

45

relatif sama hanya berbeda dalam hal ukuran butiran, dimana pupuk urea granule

lebih besar dan mengandung lebih banyak anti cacking.

Tabel 2

Spesifikasi Urea di PT. Pupuk Iskandar Muda

Spesifikasi Teknis Urea Prill Urea Granule

Kandungan Nitrogen 46 % (Minimal) 46 % (Minimal)

Kandungan Air 0,5 % (Maksimal) 0,5 % (Maksimal)

Biuret 1,0 % (Maksimal) 1,0 % (Maksimal)

Warna Putih (coating

dan uncoating)

Putih dengan perlakuan anti

cacking

Kemasan Dalam karung 50 kg

dan curah

Dalam karung 50 kg dan

curah

Urea di produksi dengan mereaksikan amonia (NH3) dan carbon dioksida

(CO2). Larutan urea murni dikristalkan secara vakum, kemudian dilelehkan

kembali dalam melter dengan menggunakan steam sebagai pemanas. Dari atas

prilling tower, lelehan urea diteteskan yang akan memadat setelah didinginkan

dengan udara.

Amonia. PT. Pupuk Iskandar Muda mempunyai dua pabrik amonia yang

berbahan baku gas alam dengan kapasitas terpasang mencapai total 2.370 ton per

hari.

Deskripsi produk:

1. Kandungan amonia 99,0% min

2. Kandungan air 0,5% max

3. Kandungan minyak 10 ppm max

Amonia diprioritaskan sebagai bahan baku produksi pupuk urea, kelebihan hasil

produksi tersebut dapat dikomersilkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

46

Adsorbent PIMIT. Adsorbent Sulfur Removal digunakan sebagai media

penyerap gas Hydrogen Sulfida (H2S) yang terdapat pada industri gas bumi dan

minyak. Selain juga digunakan pada pengolahan limbah, industri baja, dan pabrik

Amonia.

Salah satu proses pemisahan sulfur dalam gas bumi adalah menggunakan

Adsorben Sulfur Removal, diantaranya Sponge Iron, Sulfatreat, TC-77 ,DEA,

Activated Carbon dan lainnya, yang sebahagian besar masih harus diimpor.

Dikarenakan Kandungan H2S dalam gas bumi di Aceh cukup besar (80-300 ppm),

dimana yang bisa ditolerir masuk kedalam proses hanya 5 ppm, maka kebutuhan

Adsorben Sulfur Removal untuk sebuah pabrik Pupuk cukuplah besar. Oleh

karena itu PT. PIM bekerja sama dengan ITB – Bandung melakukan penelitian

untuk membuat sendiri Adsorben Sulfur Removal, & telah menemukan proses

untuk memproduksi Adsorben Sulfur Removal dengan kualitas yang lebih baik

dari yang dipakai saat ini. Hasil temuan itu dinamai dengan PIMIT.

Spesifikasi Produk:

1. Bentuk: Pellet

2. Ukuran: 5 x 5 mm

3. Bulk Density: 900 – 1.050 Kg/m3

Adsorben PIMIT dihasilkan dari hasil reaksi antara besi sulfhate dan

sodium carbonat dengan penambahan hot water, yang kemudian dicuci dan

dikeringkan dengan udara panas dan selanjutnya dicrusher dan dipelletkan.

Urea formaldehyde. Kegunaan dari Urea Formaldehyde adalah sebagai

anti cacking pada Urea Granulle. Namun bila ada permintaan dapat juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

47

dikomersilkan. Prosesnya Urea Formaldehyde adalah hasil reaksi antara Methanol,

caustic soda dan urea solution.

Pupuk organik. Pengembangan Pupuk Organik ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Pertanian No.76/Permentan.O.T.140/12/2007 dengan

mengalokasikan pupuk organik untuk tanaman pangan sebanyak 345.000 Ton

yang produksi dan distribusinya diserahkan kepada PT Petrokimia Gresik, PKT,

Pusri dan Kujang.

Pada tahun 2011 PT PIM baru memproduksi pupuk organik dengan

nama PIM ORGANIK yang bekerjasama dengan pihak ketiga untuk dipasarkan ke

seluruh wilayah pemasaran.

Manfaat Pupuk PIM Organik:

1. Memperbaiki Kualitas & Struktur Tanah;

2. Meningkatkan Daya Serap & Simpan Air;

3. Mempercepat Perkembangan Akar;

4. Memberikan Unsur Hara Mikro untuk merangsang pertumbuhan tanaman;

5. Memberikan antibodi bagi tanaman sehingga tahan terhadap serangan

hama penyakit serta menyehatkan tanaman;

6. Sesuai untuk semua jenis tanah & tanaman.

Standar Mutu Pupuk PIM Organik (Granul)

1. C Organik: 13.06 %

2. C/N rasio: 20.40 %

3. Kadar Air: 14.44 %

4. pH: 7.5

5. N: < 6 %

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

48

6. P dalam K2O: < 6 %

7. K dalam K2O: < 6 %

8. Bentuk: Granul

9. Ukuran: 2 – 4 mm

Hasil Produksi

Hasil produksi yang dihasilkan dari bahan baku dan proses produksi di PT.

Pupuk Iskandar Muda adalah:

1. Urea

2. Amonia

3. Adsorben Pimit

4. Urea Formaldehyde (dalam tahap commissioning)

5. Pupuk Organik

Peraturan Perundang-Undangan K3 yang Dilakukan oleh PT. Pupuk

Iskandar Muda

a. UU NO. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU NO. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

c. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (SMK3)

d. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan

Program K3 yang Berjalan di PT. Pupuk Iskandar Muda

Program Behavior Based Safety (BBS), dalam melaksanakan program

tersebut perusahaan melakukan kegiatan, antara lain:

a. Survei terhadap perilaku budaya K3 terhadap karyawan di lingkungan PT

Pupuk Iskandar Muda. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

49

profil Safety Culture Maturity Level (SCML) di PT Pupuk Iskandar Muda.

PT Pupuk Iskandar Muda sudah memiliki komitmen yang tinggi dari

manajemen puncak dan menengah. Hal ini tercermin dari alokasi sumber

daya yang memadai untuk program-program K3.

b. Safety Management Walk Through (SMWT) yang dilakukan oleh

manajemen PT Pupuk Iskandar Muda. Kegiatan ini bertujuan agar tim

manajemen dapat mengetahui kondisi lingkungan kerja terhadap

kesesuaian peraturan K3 dan dapat langsung dikomunikasikan terhadap

karyawan di lapangan untuk ditindaklanjuti ke tahap perbaikan.

c. Simulasi Tanggap Darurat

d. Media Nearmiss Card digunakan untuk melakukan pelaporan terhadap

temuan kondisi maupun perilaku yang tidak aman di tempat kerja.

Sehingga temuan di lapangan dapat dilaporkan dan dicatat untuk segera

ditindaklanjuti serta menumbuhkan rasa kepedulian K3 terhadap seluruh

karyawan PT Pupuk Iskandar Muda.

Program Process Safety Management (PSM), Adapun beberapa kegiatan

yang dilakukan dalam melaksanakan program PSM, antara lain:

a. Menyiapkan dan review prosedur internal Perusahaan yang terkait dengan

14 elemen PSM.

b. Melaksanakan latihan penanggulangan kecelakaan industri setiap tahun.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan tim

penanggulangan kecelakaan industri dalam melakukan tindakan

pengamanan, pertolongan korban dan penanggulangan terhadap kecelakaan

industri skala besar di lingkungan perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

50

c. Sosialisasi penerapan Contractor Safety Management System (CSMS).

Kegiatan Bulan K3 Nasional, Pada tahun 2017 tema yang diambil adalah

“Tingkatkan Budaya Untuk Mendorong Produktivitas dan Daya Saing di Pasar

International”. Adapun rangkaian kegiatan Bulan K3 Nasional PT Pupuk Iskandar

Muda pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

a. Fire Fighting & Rescue Contest

b. Senam Sehat & Sepeda Santai

c. Pelatihan Tanggap Darurat Untuk Desa Binaan, Mahasiswa & Siswa, Anak

Perusahaan & Kontraktor

d. Water Rescue Awareness

e. Lomba Poster K3

f. Forklift Skill Competition

g. Penanaman Pohon Manggrove

h. Penyuluhan K3 untuk Ibu-Ibu PIK

Emergency Team dan Safety Representative, Selain P2K3, PT Pupuk

Iskandar Muda juga membentuk Emergency Team dan perwakilan keselamatan

dan kesehatan kerja di masing-masing unit kerja (safety representative).

Emergency team dan safety representative beranggotakan perwakilan karyawan

dari masing-masing unit kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

51

Karakteristik Informan Penelitian

Tabel 3 menjelaskan mengenai identitas dari informan.

Tabel 3

Identitas Informan Penelitian

Nama Umur Jenis

Kelamin

Pendidikan

Terakhir

Jabatan Masa

Kerja

Irdian 56 tahun Laki-laki SLTA Kepala K3LH 34 tahun

Usman 35 tahun Laki-laki S1 Superintendent

Bagian K3

12 tahun

Zulfikar 35 tahun Laki-laki S1 Supervisor

Bagian K3

12 tahun

Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja

Prestasi kerja di bidangkeselamatan dan kesehatan kerja yaitu pencapaian

nihil kecelakaan kerja. Pemerintah akan memberikan penghargaan nihil

kecelakaan kerja dalam bentuk piagam dan plakat kepada perusahaan yang

berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja yang dapat

mengakibatkan pekerja sementara tidak mampu bekerja (STMB) selama 2x24 jam

dan atau menyebabkan terhentinya proses dan atau rusaknya peralatan tanpa

korban jiwa dimana kehilangan waktu kerja tidak melebihi shift berikutnya pada

kurun tertentu dan jumlah jam kerja orang tertentu.

Komitmen Perusahaan

Komitmen pimpinan. Komitmen pimpinan merupakan pondasi dalam

manajemen keselamatan kerja di perusahaan. Inti manajemen keselamatan kerja

adalah komitmen perusahaan dan usaha usaha keselamatan kerja yang

komprehensif. Berdasarkan hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar Muda

diperoleh informasi bahwa perusahaan telah memiliki komitmen manajemen yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

52

diatur dalam kebijakan perusahaan. Informasi tersebut sesuai dengan Kepala

K3LH yang mengatakan:

“Ya, jadi di perusahaan ini ada yang namanya safety policy (kebijakan

komitmen). Kebijakan itu tertuang di dalam kebijakan direksi, disitu Top

Management konsen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan

kontraktor yang berkerja di area perusahaan. Peran Ahli K3 di sini memberikan

masukan terhadap penyusunan komitmen manajemen masukan itu dilakukan

melalui rapat yang diselenggarakan bersama top manajemen. Top manajemen

yang memutuskan dan mengendalikan hasil rapat namun ahli K3 hanya memberi

masukan terkait kebijakan yang akan diselenggarakan di perusahaan.”

Anggaran khusus K3. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh di PT

Pupuk Iskandar Muda anggaran khusus K3 sudah disediakan khusus oleh

manajemen setiap tahun untuk kebutuhan peralatan maupun kampanye K3, hal

tersebut dapat terbukti dengan ungkapan informan Superintendent bagian K3 di PT

Pupuk Iskandar Muda yang mengatakan:

“Terkait dengan anggaran kita disini setiap tahun menganggarkan untuk

beberapa program terkait dengan kebutuhan safety kita diantaranya adalah

anggaran untuk peralatan pendukung seperti alat pelindung diri (helm, kacamata,

sepatu dan alat-alat K3 lainnya). Ahli K3 yang membuat daftar peralatan apa

yang diperlukan untuk karyawan di perusahaan seperti peralatan yang telah

habis, rusak, bahkan peralatan yang belum tersedia jadi anggaram juga dapat

disesuaikan dari penyusunan keperluan tersebut. Kemudian kita juga

merencanakan kegiatan-kegiatan seperti kampanye K3 jadi bukan hanya

peralatan tetapi juga program-program yang memang mengarah kepada

kampanye K3, misalnya kita mengkampanyekan setiap tahun bulan K3 nasional

12 januari-12 februari rutin dirayakan setiap tahun. Bentuk perayaan bersifat

kampanye ada pelatihan, sosialisasi, perlombaan juga ada yang melibatkan bukan

hanya karyawan, kontraktor dan juga keluarga karyawan. Event di bulan K3

nasional seperti jalan santai, sepeda santai, stand K3 dan perlombaan kuis K3.

Jadi sosialisasi kita lakukan menyeluruh yang memiliki tema setiap tahun

berubah-ubah namun konsep nya tetap mengkampanyekan bukan hanya di

perusahaan tapi masyarakat luar juga. Setiap tahun kita juga melakukan

sosialisasi tanggap darurat kepada masyarakat, pelajar dan mahasiswa serta

instansi-instansi terkait. Mereka kita latih misalnya untuk penanganan kebakaran,

bagaimana menghadapi kondisi kedaruratan seperti bocor gas amonia, bahaya-

bahaya listrik, kita latih juga pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). K3 PT

Pupuk Iskandar Muda ini targetnya mengkampanyekan K3 bukan hanya karyawan

tetapi masyarakat sekitar juga. Ahli K3 berperan sebagai yang mengatur,

membentuk panitia dan menyusun semua acara dalam pelaksanaan bulan K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

53

nasional. Penyampaian sosialisasi disampaikan oleh ahli K3 serta yang mengatur

sosialisasi ke masyarakat juga di bantu oleh personel K3 atas arahan dari ahli

K3.

Kita juga punya program K3 yang disebut Process Safety Management

(PSM) Program keselamatan dan kesehatan kerja PSM masih banyak kendala

karena merupakan program baru. Kendala di PSM yaitu ruang lingkupnya luas,

jadi dalam proses perlu pendampingan dari konsultan, terkait penggunaan jasa

konsultan butuh anggaran. Anggaran untuk hal tersebut masih terbatas.”

Fasilitas K3 dan pemeliharaannya. Berdasarkan hasil wawancara yang

diperoleh dari informan sudah disediakan fasilitas K3 dan juga dilakukan

pengecekan sebagai upaya pemeliharaan. Hal tersebut dapat terbukti dengan

pernyataan dari informan penelitian supervisor bagian K3 mengatakan:

“Kapasitas perusahaan kita nasional, fasilitas disini selalu mandatory

yang harus ada misalkan kebutuhan kita di lapangan. Salah satunya asuransi

merupakan persyaratan yang di mandatorykan pemerintah juga bagian dari

regulasi seperti fasilitas emergency; fire truck, fire hydrant, fire alarm system dan

lain-lain. Peran Ahli K3 disini mencatat segala fasilitas K3 di perusahaan”

“Terkait pemeliharaanya terdapat jadwal rutin. Pemeliharaan tergantung

alat apa. Seperti alat pemadam api ringan secara regulasi dilakukan pengecekan

enam bulan sekali atau setahun dua kali terkait alarm beda lagi, hydrant beda

lagi, tergantung alat apa. Peran ahli K3 disini ikut turun dalam pengecekan alat-

alat namun didampingi oleh personel K3 lain dari departemen K3LH”

Personel K3. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh bahwa sudah

ada jadwal yang disusun untuk bertugas. Hal tersebut dapat terbukti dengan

pernyataan dari informan penelitian supervisor bagian K3 yang mengatakan:

“Kita ada jadwalnya, personelnya sudah di atur mengikuti jadwal tersebut

mereka bertugas, sudah ada pembagiannya. Peran Ahli K3 yang mengatur

personel K3 sesuai dengan kompetensi yang cocok pada karyawan bagian K3LH”

Kebijakan K3

Penyusunan kebijakan K3. Berdasarkan hasil wawancara di PT Pupuk

Iskandar Muda sudah memiliki kebijakan K3. Kebijakan K3 tersebut telah

terintegrasi langsung dari manajemen. Hal tersebut dapat terbukti dari pernyataan

informan Superintendent bagian K3 yang mengatakan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

54

“Kebijakan K3 sudah termasuk mutu dan lingkungan. Ini sudah

terintegrasi kebijakan K3 disini langsung dari manajemen. Jadi dari top ke down

(dari manajemen ke bawahannya) dan kita di bawah sebagai eksekutornya. Peran

Ahli K3 dalam kebijakan K3 yaitu sebagai eksekutor. Kita dapat lihat di poin ke

empat dan poin satu. SMK3 wajib kita jalankan dan perusahaan sudah mendapat

sertifikat SMK3 dan sudah dapat bendera emas SMK3 poin empat, poin tujuh dan

poin dua belas. Peran ahli K3 juga menerima masukkan dan mencari solusi

permasalahan dari karyawan dan ditindaklanjut sebagai masukan untuk

pencapaian yang lebih baik. Contoh kita sudah mencanangkan kacamata. Tapi

kawan –kawan di lapangan tidak bisa bekerja dengan kacamata yang kita berikan

karena dia area kerja mereka panas dan tubuh mereka mengeluarkan

panas/temperature jadi kacamata beruap dari situ kita lakukan improvement.

Kita lakukan pengadaan kacamata anti fox dia bisa digunakan pada kondisi panas

dan tidak beruap, kacamata beruap saat bekerja dapat mengalami perilaku buruk

dengan membuka kacamatanya. Maka kita upgrade kacamatanya.”

Keterlibatan karyawan dalam pembuatan kebijakan K3. Berdasarkan

hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar Muda karyawan mengambil peran dalam

pembuatan kebijakan K3 di perusahaan karena tersedia “saran keselamatan”

kepada setiap karyawan. Pernyataan ini terbukti dari informan Supervisor bagian

K3 yang memberikan informasi yaitu:

“Peran Ahli K3 sebagai komunikator, penerima masukan dari karyawan,

Ada employee partisipant jadi seluruh masukan dari karyawan bisa disampaikan

melalui media yang namanya disebut “saran keselamatan” itu disampaikan oleh

siapa saja ke bagian safety, selanjutnya kita membahasnya untuk masukan kepada

manajemen dan baru kita sampaikan. Salah satu contoh kawan-kawan di

lapangan butuh pakaian kerja yang memang dapat melindungi mereka dari

kecelakaan kerja/ dapat mengurangi efek. Sekarang lagi di persiapkan untuk kita

naikkan ke manajemen. Saran dari kawan-kawan di lapangan dibutuhkan untuk

menaikkan kualitas manajemen K3 kedepannya.”

Komunikasi dan Pelatihan K3

Sosialisasi program K3. Sosialisasi yaitu salah satu bentuk pemberian

informasi K3 kepada karyawan di perusahaan dan semua pihak yang berada dalam

kawasan area perusahaan. PT Pupuk Iskandar Muda telah menerapkan komunikasi

K3 di perusahaan tersebut dengan diperoleh dari hasil wawancara bersama

supervisor bagian K3 pihak perusahaan yang mengatakan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

55

“Setiap penerapan aturan K3 itu yang kita lakukan kepada karyawan

maupun kontraktor yang bekerja di area kerja perusahaan wajib kita lakukan

sosialisasi. Sosialisasi itu kita buat pertemuan langsung/ media-media melalui

desktop perusahaan, email, surat ke unit kerja masing-masing untuk penerapan

aturan tersebut. Peran Ahli K3 yaitu edukator, melakukan sosialisasi dengan

penyampaian langsung.”

Sosialisasi di PT. Pupuk Iskandar Muda terbagi menjadi beberapa bagian:

1. Rapat P2K3 diikuti oleh tingkat manager ke atas di wakili oleh setiap unit

kerja. Pada rapat tersebut disampaikan pelaporan-pelaporan dan informasi K3

serta isu-isu terbaru di lingkungan perusahaan. Peran Ahli K3 pada rapat ini

yaitu menyampaikan permasalahan yang didapat dari karyawan untuk dibahas

dan mencari solusi.

2. Setiap rapat ada safety talk, safety talk dimasukkan ke dalam agenda rapat

tersebut dan disampaikan secara bergiliran dan bergantian dengan topik yang

berbeda-beda seperti isu pekerja ketinggian, tentang ruang terbatas dan lain-

lain. Peran Ahli K3 mengingatkan kepada karyawan yang mendapat giliran

dan memonitor apa yang akan disampaikan.

3. Setiap masing-masing unit kerja terdapat toolbox meeting/ tool box talk

walaupun ini belum diwajibkan namun beberapa unit kerja sudah menerapkan.

Ini dilakukan untuk penyampaian informasi K3. Peran Ahli K3 sebagai

edukator yang menyampaikan informasi K3 setiap pagi melalui pengeras suara

yang telah terhubung ke unit-unit kerja

Rambu-rambu K3. Hasil wawancara dengan informan penelitian di PT

Pupuk Iskandar Muda telah banyak membuat dan memasang rambu-rambu K3

sesuai dengan kebutuhan area kerja masing-masing. Sesuai pernyataan dari

informan yang menagatakan supervisor bagian K3:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

56

“Peran ahli K3 yang membuat rambu-rambu K3 dan menetapkan letak

tempat yang sesuai dengan hal tersebut. Peran ahli K3 sebagai edukator dengan

menyampaikan informasi melalui rambu-rambu K3.Perusahaan ini memiliki tiga

area pagar yaitu pagar hijau, kuning dan merah. Pagar hijau dan kuning rambu

lalu lintas di atur oleh departemen keamanan. Untuk pagar merah rambu lalu

lintas dan rambu K3, resque di atur oleh K3LH. Rambu K3 salah satu media

informasi yang langsung bisa dilihat oleh siapapun yang kerja di lapangan terkait

potensi-potensi bahaya tersebut kemudian informasi K3 lainnya kita mewajibkan

seluruh tamu perusahaan, siswa praktek, kontraktor ketika sebelum bekerja ke

lapangan wajib mendapatkan pengarahan K3 (safety induction) apapun peraturan

di kita mereka harus tau dulu sebelum beraktifitas di area tempat kerja. Peraturan

perusahaan salah satunya yang mewajibkan informasi K3 wajib diketahui oleh

siapapun yeng berada di area perusahaan.”

Pertemuan dengan petugas K3. Berdasarkan hasil wawancara diketahui

bahwa telah melaksanakan pertemuan petugas K3 melalui unit-unit kerja yang

akan dilatih sebagai emergency team. Berikut pernyataan dari seorang supervisor

bagian K3, yaitu:

“Peran ahli K3 yaitu memberikan pelatihan terhadap perwakilan unit

kerja. Kita disini ada namanya level unit namanya emergency team. Emergency

team adalah personel dari masing-masing unit kerja yang kita latih selama

beberapa hari untuk mendapatkan ilmu terkait bagaimana penanggulangan baik

itu bagaimana penangulangan kebakaran, P3K selama satu hari. Mereka itu yang

bertanggung jawab melakukan penanggulangan di unti kerja masing-masing atau

penanggulangan awal. Sebelum datang petugas penanggulangan dari safety. Ini

dilakukan pertemuan rutin dan untuk merefresh. Secara sk mereka ditugaskan

selama satu tahun kedepan. Kemudian kita ganti lagi orangnya.”

Pertemuan K3 yang berkualitas bagi pekerja. Berdasarkan hasil

wawancara di PT Pupuk Iskandar Muda yaitu seorang kayawan superintendent

bagian K3 penelitian mengatakan:

“Peran ahli K3 sebagai memberikan usulan atau arahan sesuai kebutuhan

karyawan terkait pelatihan. Terkait pelatihan K3 ada schedule juga tergantung

usulan dari kita dan kebutuhan unit kerjanya. Serta masukan dari K3 misalnya

kita mengusulkan pelatihan ruang terbatas, pelatihan safety leadership tingkat

manager ke atas diberi ilmu bagaimana mengelola manajemen K3 terus di

transfer untuk diimplementasikan sesuai area masing-masing. Jadi K3 bukan

tanggung jawab karyawan namun tanggungjawab setiap individu pekerja

termasuk juga siswa praktek. Contohnya jika terlihat paku dijalan di tindak lanjut

jika tidak mampu baru dilaporkan ke bagian safety. Pelatihan K3 secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

57

keseluruhan (umum) dilakukan pada saat awal mulai bekerja di perusahaan

(setiap karyawan baru tetap kita bekali pengetahuan K3 dan sudah ada materi-

materi nya) kemudian tinggal di refresh-refresh saja.”

Inspeksi K3 dan Penyelidikan Kecelakaan Kerja

Sosialisasi hasil inspeksi K3. Hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar

Muda sudah menerapkan safety representatif sesuai dengan perkataan karyawan

superintendent bagian K3 yaitu:

“Peran ahli K3 sebagai memonitor unit-unit kerjaa. Peran ahli K3 juga

mengumpulkan data terkait pelaporan identifikasi resiko di lapangan. Kita ada

yang namanya prosedur inspeksi K3 di unit kerja masing-masing. Di unit kerja

masing-masing ada “safety representatif”. Unit kerja sudah ada check list untuk

identifikasi bahaya di unit kerja masing-masing itu laporannya disisihkan ke

K3LH sebagai pelaporan. K3LH membahas dan mengidentifikasi apabila itu high

risk. jika yang tidak bisa diselesaikan segera kita naikkan ke rapat P2K3. Di rapat

P2K3 yang hadir tingkat manajemen biar manajemen yang putuskan jadi cepat

prosesnya. Biasanya biaya, biaya yang tidak tahu mau diambil dinaikkan ke rapat

P2K3 kemudian disana akan terpecahkan permasalahannya.”

Penyelidikan kecelakaan kerja. Hasil wawancara di PT Pupuk Iskandar

Muda disampaikan oleh supervisor bagian K3 penelitian terkait penyelidikan

kecelakaan adalah:

“Peran ahli K3 sebagai investigasi. Pelaporan dari pekerja yang mengalami

kecelakaan paling lambat 1x24 jam harus sudah dilaporkan dan ditindak lanjut

oleh tim investigasi. Tim investigasi langsung melakukan investigasi awal ke

tempat kejadian dan mengumpulkan data berupa dokumentasi, kronologis

kejadian dari saksi-saksi di lapangan. Kemudian setelah dilakukan investigasi

tetap ada evaluasi dan hasil rekomendasi.”

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Aspek yang dibahas dalam evaluasi K3. PT Pupuk Iskandar Muda

melakukan evaluasi K3 Informasi tersebut sesuai dengan Kepala K3LH yang

mengatakan:

“Peran ahli K3 dalam koordinasi dan mengawasi audit. Internal audit

dilakukan satu tahun sekali berdasarkan SMK3 sesuai PP 50 Tahun 2012.

Evaluasi ekternal yaitu tiga tahun sekali untuk mendapatkan bendera emas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

58

Pencapaian kami bendera emas tahun 2018. Audit internal oleh koordinator

departemen assement yaitu mengaudit sistem manajemen keseluruhan di

perusahaan dibentuk dari perwakilan unit kerja jadi independent. Jadi K3 itu

tidak boleh saya/pak usman yang mengaudit tapi orang lain yang mengaudit.

Audit inernal SPI (satuan pengawas internal) disitu dia mengaudit sistem yang

kita terapkan diaudit langsung oleh departemen pengawas operasional jadi bukan

perwakilan unit kerja tersebut. Dia akan mengaudit sistem operasional mulai dari

contohnya aturan K3, aturan inspeksi serta aturan pemerintah nanti sampai ke

efektifitasnya efeektif/tidak efektif.”

Tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja. Hasil wawancara dengan

informan di PT Pupuk Iskandar Muda. Perusahaan tersebut sudah menerapkan

tindakan perbaikan dari hasil audit yang dilakukan sehingga akan menaikkan

kinerja. Terbukti dari perkataan superintendent bagian K3 yaitu:

“Jadi hasil audit tadi ada hasilnya/kesimpulannya dari situ

ketidaksesuaian atau list-list yang belum kita lakukan akan terdeteksi disitu

melalui dasar itu kita melakukan revisi mungkin penghilangan sebagian aturan

yang sudah tidak relevan dan juga kita menunggu hasil audit sosialisasi tapi kita

sudah melakukan penerapannya.”

Peningkatan kinerja. Hasil wawancara mengenai peningkatan kinerja

telah diterapkan superintendent bagian K3 di PT Pupuk Iskandar Muda

mengatakan:

“Peran ahli K3 dalam menjalankan peraturan-peraturan pemerintah.

Peningkatan kinerja K3 itu dari audit yang tadi, sudah ada nilainya alhamdulillah

nilai kita di atas standar jadi ada improve-improve yang kita lakukan. Audit

internal seperti SMT ISO 140001, ISO 90001, SMK3, SMP (sistem manajemen

pengamanan) dan SMT PIM (sistem manajemen terintegrasi) yang merupakan

bagian dari SMP. Kemudian ada KPKU (kriteria penilaian kinerja unggul) ini

merupakan produk dari kementrian BUMN yang harus dilakukan oleh setiap

perusahaan BUMN yang dilakukan dua tahun sekali. Ada juga GCG aturan yan

dikeluarkan oleh kementrian salah satunya kementrian lingkungan hidup terkait

dengan kinerja K3.”

Peran Ahli K3

Ahli K3. Ahli K3 yang ada di PT Pupuk Iskandar Muda belum terlalu

banyak, khususnya untuk ahli K3 umum di bagian safety hanya terdapat tiga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

59

orang. Bukti dari hasil wawancara dengan informan penelitian mengatakan kepala

bagiam K3LH:

“Ahli K3 umum. Untuk Ahli K3 umum terdapat tiga orang dibagian

K3LH.”

Tugas dan tanggung jawab ahli K3 umum. Ahli K3 yang menjadi

informan menjelaskan tugas dan tanggungjawab Ahli K3 umum di PT Pupuk

Iskandar Muda Siperintendent bagian K3 yaitu:

“Sudah ada di aturan sesuai dengan bidang masing-masing juga umtuk

tugas dan tanggungjawab departemen K3LH sudah sinkron dengan job

description manualnya tidak ada pun sertifikasi Ahli K3 umum namun sudah

melakukan tugas Ahli K3 umum. Tugas Ahli K3 umum itu akan membantu

kompetensi daripada personel K3LH umtuk melakukan tugasnya sehari-hari mulai

dari buat program, menjalankan sistem, pengawasan, evaluasi, sosialisasi

peraturan-peraturan baru. Jadi secara otomatis langsung di praktekkan bagi

personel K3.”

Peraturan yang sesuai undang-undang K3. Berdasarkan hasil

wawancara dengan pihak PT Pupuk Iskandar Muda supervisor bagian K3

menyampaikan:

“Departemen K3LH ini secara tidak langsung merupakan perpanjangan

kementrian ketenagakerjaan jadi semua peraturan yang diterapkan oleh

kementrian itu kita aplikasikan disini.”

Pembentukan P2K3. Pembentukan P2K3 diperusahaan wajib maka PT

Pupuk Iskandar Muda sudah menerapkan nya dengan memiliki strukturnya.

Superintendent bagian K3 mengatakan:

“Kalau kita itu sudah mandatory sudah ada prosedurnya sendiri. Prosedur

panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) sudah ada strukturmya

itu juga berjalan dan sekretaris P2K3 nya adalah manager K3LH.

Peran Ahli K3 dalam Pencapaian Zero Accident

Peran Ahli K3 dalam perusahaan merupakan perpanjangan tangan dari

pemerintah dalam melakukan semua peraturan yang harus diterapkan pada setiap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

60

perusahaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1987

Ahli K3 berfungsi sebagai membantu pimpinan perusahaan atau pengurus untuk

menyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan kerja, higene perusahaan

dan kesehatan kerja, membantu pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan

peraturan perundangan bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga dengan

adanya Ahli K3 dalam perusahaan pencapaian zero accident dapat tercapai dalam

setiap perusahaan. Keselamatan kerja dilakukan melalui program K3 yang disusun

oleh ahli K3 berupa:

1. Program Behavior Based Safety (BBS)

Dalam melaksanakan program tersebut perusahaan melakukan kegiatan, antara

lain:

a. Survei terhadap perilaku budaya K3 terhadap karyawan di lingkungan PT

Pupuk Iskandar Muda. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui

profil Safety Culture Maturity Level (SCML) di PT Pupuk Iskandar Muda.

PT Pupuk Iskandar Muda sudah memiliki komitmen yang tinggi dari

manajemen puncak dan menengah. Hal ini tercermin dari alokasi sumber

daya yang memadai untuk program-program K3. Ahli K3 melakukan

survei ini untuk mengetahui seberapa besar pemahaman karyawan untuk

berperilaku aman dan tidak mengabaikan aturan kerja yang berlaku. Peran

ahli K3 menyusun lembar survei.

b. Safety Management Walk Through (SMWT) yang dilakukan oleh

manajemen PT Pupuk Iskandar Muda. Kegiatan ini bertujuan agar tim

manajemen dapat mengetahui kondisi lingkungan kerja terhadap

kesesuaian peraturan K3 dan dapat langsung dikomunikasikan terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

61

karyawan di lapangan untuk ditindaklanjuti ke tahap perbaikan. Ini

dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja terhadap kesesuaian

peraturan K3 dan dapat langsung dikomunikasikan terhadap karyawan di

lapangan untuk ditindaklanjut ke tahap perbaikan ini yang dilakukan ahli

K3 langsung turun ke lapangan melakukan pengawasan.

c. Simulasi Tanggap Darurat. Ahli K3 yang melakukan arahan/edukasi untuk

melakukan simulasi tanggap darurat. Simulasi tanggap darurat untuk

membiasakan karyawan jika menghadapi kejadian emergency serta tau

letak titik kumpul jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat di pabrik.

Gambar 5. Para karyawan PT. PIM berlari menuju lokasi assembly point untuk

menyelamatkan diri pada sebuah simulasi tanggap darurat

d. Media Nearmiss Card digunakan untuk melakukan pelaporan terhadap

temuan kondisi maupun perilaku yang tidak aman di tempat kerja.

Sehingga temuan di lapangan dapat dilaporkan dan dicatat untuk segera

ditindaklanjuti serta menumbuhkan rasa kepedulian K3 terhadap seluruh

karyawan PT Pupuk Iskandar Muda. Ahli K3 berperan sebagai pelaporan

dan pencatatan untuk dapat di bahas bersama personel K3 di bagian K3LH

dan melakukan tindakan lebih lanjut. Kartu near miss card terdapat tanggal

kejadian dan lokasi kejadian pada bagian atas. Uraian kejadian akan diisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

62

oleh ahli K3 sesuai dengan hasil wawancara bersama sumber di tempat

kejadian dan akan diisi saran pencegahan oleh ahli K3 untuk mencegah

terjadi hal yang sama.

Gambar 6. Kartu laporan near miss

2. Program Process Safety Management (PSM)

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan program PSM,

antara lain :

a. Menyiapkan dan review prosedur internal Perusahaan yang terkait dengan

14 elemen PSM. Peran ahli K3 yang menyiapkan dan mereview 14 elemen.

Isi dari 14 elemen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi karyawan

2. Proses informasi keselamatan

3. Analisis bahaya proses

4. Prosedur operasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

63

5. Pelatihan

6. Kontraktor

7. Tinjauan keamanan pra startup

8. Integritas mekanik

9. Izin kerja panas

10. Manajemen perubahan

11. Investigasi insiden

12. Perencanaan dan tanggap darurat

13. Audit kepatuhan

14. Rahasia dagang

Terkait dengan program Process Safety Management, Program Safety

Management ruang lingkupnya sangat luas, jadi dalam proses penerapannya perlu

pendampingan dari konsultan, terkait penggunaan jasa konsultan butuh anggaran,

sedangkan anggaran terbatas dari pihak perusahaan. Jadi masih ada kendala terkait

program ini.

b. Melaksanakan latihan penanggulangan kecelakaan industri setiap tahun.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan tim

penanggulangan kecelakaan industri dalam melakukan tindakan

pengamanan, pertolongan korban dan penanggulangan terhadap kecelakaan

industri skala besar di lingkungan perusahaan.

c. Sosialisasi penerapan Contractor Safety Management System (CSMS).

Prosedur yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur yang dibuat oleh

ahli K3 masih dalam tahap pengerjaan nanti akan terdapat checklist yang

harus diisi oleh kontraktor dan akan dinilai oleh departemen K3LH.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

64

Prosedur ini akan dibuat untuk yang sudah bergabung dan yang akan

bergabung dengan perusahaan. Kontraktor yang menjalankan CSMS akan

diberikan rewards sedangkan yang tidak menjalankan akan diberikan

sanksi. Akan dilakukan tahap sosialisasi diawal program ini yaitu ahli K3

yang akan menjadi edukator.

3. Kegiatan Bulan K3 Nasional

Pada tahun 2017 tema yang diambil adalah “Tingkatkan Budaya Untuk

Mendorong Produktivitas dan Daya Saing di Pasar International”. Adapun

rangkaian kegiatan Bulan K3 Nasional PT Pupuk Iskandar Muda pada tahun 2017

adalah sebagai berikut:

a. Fire Fighting & Rescue Contest

b. Senam Sehat & Sepeda Santai

c. Pelatihan Tanggap Darurat Untuk Desa Binaan, Mahasiswa & Siswa, Anak

Perusahaan & Kontraktor

d. Water Rescue Awareness

e. Lomba Poster K3

f. Forklift Skill Competition

g. Penanaman Pohon Manggrove

h. Penyuluhan K3 untuk Ibu-Ibu PIK

4. Emergency Team dan Safety Representative

Selain P2K3, PT Pupuk Iskandar Muda juga membentuk Emergency Team

dan perwakilan keselamatan dan kesehatan kerja di masing-masing unit kerja

(safety representative). Emergency Team dan safety representative beranggotakan

perwakilan karyawan dari masing-masing unit kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

65

Komitmen Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa PT Pupuk Iskandar

Muda telah memiliki komitmen manajemen untuk mendukung keberhasilan

keselamatan dan kesehatan kerja. Peran ahli K3 menjalankan tugasnya sebagai

komunikator, makna dari komunikator adalah memberikan masukan dan arahan

kepada top manajemen. Namun, keputusan sepenuhnya diberikan kepada top

manajemen. Kebijakan yang telah dibuat akan diawasi oleh ahli K3 untuk

penerapan di lapangan. Komitmen perusahaan tersebut tertuang dalam safety

policy. Safety policy merupakan kebijakan komitmen yang langsung di dalam

kebijakan direksi yang dibuat oleh top manajemen. Top manajemen menerapkan

kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, kontraktor dan

yang bekerja di area perusahaan termasuk siswa praktek dan tamu. Hasil penelitian

tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan pondasi dalam sistem manajemen

K3 adalah komitmen kepemimpinan, dan kebijakan manajemen. Sejalan dengan

ketentuan perundangan, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tugas dan

tanggung jawab manajemen perusahaan. Oleh karena itu, tanpa komitmen dari

manajemen maka pelaksanaan K3 dalam perusahaan tidak akan memberikan hasil

yang baik (Ramli, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

66

Gambar 7. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja

Hasil Penelitian juga menunjukkan keselamatan dan kesehatan kerja di PT

Pupuk Iskandar Muda mendapat prioritas utama sehingga pihak manajemen

menyediakan anggaran khusus untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Peran Ahli

K3 yaitu membuat daftar keperluan peralatan yang rusak, habis dan belum tersedia

sehingga anggaran dapat disesuaikan dengan yang telah disusun terlebih dahulu.

Peran Ahli K3 terkait program K3 yaitu bulan K3 nasional ahli K3 sebagai

penyusun acara, penetapan panitia dan sebagai edukator dalam sosialisasi kepada

masyarakat terkait informasi K3. Anggaran khusus untuk keselamatan dan

kesehatan kerja dianggarkan setiap tahun. Anggaran tersebut digunakan untuk

memenuhi kebutuhan seperti peralatan alat pelindung diri yaitu helm, kacamata,

sepatu dan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja lainnya. Anggaran juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

67

dipergunakan untuk kegiatan kampanye keselamatan dan kesehatan kerja pada

bulan K3 nasional tanggal 12 Januari - 12 Februari dilakukan rutin setiap tahun.

Bentuk perayaan bersifat kampanye, pelatihan, sosialisasi dan perlombaan.

Perayaan bulan K3 nasional melibatkan bukan hanya karyawan, kontraktor namun

juga keluarga karyawan. Perlombaan yang diadakan dalam bulan K3 nasional

adalah jalan santai, sepeda santai, stand K3 dan perlombaan kuis K3. Untuk

sosialisasi dalam bulan K3 nasional mengadakan sosialisasi tanggap darurat

kepada masyarakat, pelajar, mahasiswa dan instansi-instansi terkait. Sosialisasi

untuk penanganan kebakaran dan kondisi kedaruratan. Target dari keselamatan

dan kesehatan kerja di PT Pupuk Iskandar Muda yaitu mengkampayekan K3

bukan hanya karyawan tetapi masyarakat sekitar juga.

Hasil penelitian juga menunjukkan fasilitas dan pemeliharaan sudah

diterapkan dan fasilitas selalu mandatory karena PT Pupuk Iskandar Muda

merupakan perusahaan nasional. Fasilitas yang tersedia seperti fasilitas

emergency; fire truck, fire hydrant, fire alarm system dan jadwal pemeliharaan nya

telah rutin diatur sedangkan untuk personel K3 mengikuti jadwal dan sudah ada

pembagiannya. Peran Ahli K3 membuat SOP contohnya SOP Fire Truck. SOP fire

truck itu adalah:

Langkah-langkah yang dilakukan :

1. Mobil pemadam fire truck harus benar-benar berhenti.

2. Pindahkan transmisi mobil pada posisi netral, posisi rem parkir dalam

keadaan terpasang

3. Jika akan melakukan operasi pemompaan/ penyemprotan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

68

Lakukan : membuka valve isap dari tangki, yakinkan air sudah masuk

ke pompa, hubungkan pompa dengan mesin (PTO), buka valve

discharge dan sesuaikan RPM mesin.

4. Bila sudah selesai pemompaan/penyemprotan

Lakukan pengisian grease ke pompa dan isi penuh kembali air ke fire

truck.

Gambar 8. Fire truck

Gambar 9. Label pengecekan APAR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

69

Untuk pengecekan alat pemadam api ringan (APAR) dilakukan pengecekan

enam bulan sekali atau setahun dua kali dilakukan oleh ahli K3 dengan

menyesuaikan label pengecekan alat pemadam api ringan dengan mencantumkan

tanggal pengecekan, kondisi apar saat pengecekan dan paraf yang melakukan

pengecekan.

Hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda telah menerapkan mangement

representative Ahli K3 mengawasi kebijakan K3 yang diterapkan sesuai teori

organisasi harus menunjuk seorang atau lebih anggota manajemen puncak dengan

tanggung jawab spesifik untuk K3, disamping tanggungjawab lainnya. Mangement

representative untuk mengkoordinir pelaksanaan K3. Penunjukan ini merupakan

perwujudan komitmen manajemen mengenai K3. Berikut struktur organisasi safety

representatif departemen K3LH periode 1 November 2018- 30 November 2019.

Gambar 10. Struktur organisasi safety representatif

YUANDA WATTIMENA

KETUA

ISHAK FATRA

KOORDINATOR BIDANG

ZAINUDDIN

SEKRETARIS

MAHSURIZAL

BIDANG KONDISI TIDAK

AMAN

SYAHRUL AKMAL

BIDANG KEBERSIHAN

ANGGOTA

1. ABDUL MUNIR

2. ZULFIKAR

3. FAKRUROZY ADLY

4. OWEN ARI YOGA

5. JALALUDDIN

6. FAISAL MAULANA

ANGGOTA

1. NURAISYAH BETTY

2. USMAN

3. RAIHANDI AL MAGFIRAH

4. REZA FAHMI

5. SIRAT MUNTAHA

6. EDY SURYADI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

70

Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (health and safety policy)

merupakan persyaratan penting dalam penerapan sistem manajemen K3 dalam

perusahaan. Kebijakan K3 ini merupakan bentuk nyata dari komitmen manajemen

terhadap K3 yang dituangkan dalam bentuk pernyataan tertulis yang memuat

pokok-pokok kebijakan perusahaan tentang pelaksanaan keselamatan kerja dalam

perusahaan. Kebijakan tertulis ini secara tegas mengandung sikap dan komitmen

manajemen tentang K3 (Ramli, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda kebijakan K3 nya

sudah terintegrasi. Kebijakan K3 tersebut langsung dari top manajemen ke

bawahannya. Isi dari kebijakan K3 nya terdapat 12 poin sebagai berikut:

1. Untuk mewujudkannya, PT Pupuk Iskandar Muda berkomitmen

menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan menyempurnakan

secara berkelanjutan Sistem Manajemen Terintegrasi antara lain:

a. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015

b. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 140001: 2015

c. Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK-3) sesuai

PP50 tahun 2012

d. Sistem Manajemen Pengamanan sesuai Perkap No.24 tahun 2007.

2. Mematuhi persyaratan. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

3. Menjamin kepuasan pelanggan dengan menghasilkan produk yang bermutu

dan sesuai Standar Nasional Indonesia.

4. Melakukan pengendalian risiko terhadap mutu, lingkungan, keselamatan

dan kesehatan kerja dan keamanan di seluruh unit kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

71

5. Mencegah terjadinya pencemaran limbah yang dihasilkan oleh pabrik

amoniak, urea dan utility.

6. Melaksanakan pengolahan lingkungan dan penghematan sumber daya gas

dan air.

7. Melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

8. Mencegah ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan keamanan di

lingkungan PT Pupuk Iskandar Muda.

9. Menciptakan kondisi aman di lingkungan PT Pupuk Iskandar Muda

10. Menerapkan standar etika dalam seluruh kegiatan usaha berdasarkan

prinsip Good Corporate Govermance (GCG).

11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko.

12. Berkomitmen melakukan perbaikan terus-menerus (continues

improvement).

Kebijakan ini ditinjau secara periodik dan dikomunikasikan kepada seluruh

karyawan, organisasi perusahaan dan stakeholder lainnya. Peran ahli K3 yaitu

melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang dilakukan.

Hasil penelitian juga menunjukkan keterlibatan karyawan dalam

pembuatan kebijakan K3 Ahli K3 berperan sebagai komunikator, di terapkan di PT

Pupuk Iskandar Muda yang disebut dengan “saran keselamatan” ini merupakan

salah satu upaya untuk menaikkan kualitas manajemen K3 kedepannya. Cara

dilakukan dengan melaporkan ke pihak bagian K3LH khususnya ahli K3 dan

selanjutnya kita akan membahas untuk masukan pada manajemen. Kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja juga sudah didokumentasikan dan

dikomunikasikan di ruangan bagian K3LH yang tertera di dinding dan dapat di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

72

baca oleh setiap orang. Hasil ini sesuai dengan teori kebijakan K3 harus

didokumentasikan artinya bukan hanya dalam bentuk ungkapan lisan atau

pernyataan manajemen, tetapi dibuat tertulis sehingga dapat diketahui dan dibaca

oleh semua pihak berkepentingan. Di samping itu kebijakan tersebut harus

diimplementasikan, bukan sekedar pajangan atau bagaian dari manual K3. Salah

satu bentuk implementasinya adalah dengan menggunakan kebijakan K3 sebagai

acuan dalam setiap kebijakan organisasi, pengembangan strategi bisnis dan

rencana kerja oragnisasi. Kebijakan kerja juga harus dipelihara artinya selalu di

sempurnakan sesuai dengan perkembangan, tuntutan dan kemajuan organisasi.

(Ramli, 2010).

Komunikasi dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Beberapa hal dalam memberikan informasi menggunakan pengeras suara.

Gambar 11. Pengeras suara di unit-unit kerja

Komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil

penelitian, dapat diketahui bahwa manajemen PT Pupuk Iskandar Muda telah

melakukan berbagai bentuk upaya komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

73

melalui pertemuan petugas keselamatan dan kesehatan kerja diantaranya safety

induction, safety talk dan toolbox talk. Setiap penerapan aturan K3 dilakukan

kepada karyawan maupun kontraktor yang bekerja di area kerja perusahaan wajib

kita lakukan sosialisasi. Safety induction dilakukan oleh ahli K3 sebagai edukator

terkait informasi keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan kepada tamu,

siswa praktek, kontraktor baru dan semua orang yang berada di sekitar pabrik.

Safety talk dimasukkan dalam agenda rapat ahli K3 yang mengingatkan siapa yang

akan menyampaikan materi terkait K3 secara bergantian dan ahli K3 yang

melakukan pengecekan terlebih dahulu apa yang akan disampaikan sesuai dengan

K3 yang tepat dan akan dilakukan pencatatan. Toolbox talk adalah penyampaian

pesan-pesan K3 setiap pagi kepada seluruh karyawan untuk mengingatkan

karyawan untuk melakukan tindakan aman dan selamat penyampaian melalui

pengeras suara yang akan didengar oleh seluruh karyawan, penyampaian pesan

dilakukan oleh ahli K3 dan personel K3 lainnya. Bentuk komunikasi lain yaitu

sosialisasi dilakukan dengan pertemuan langsung atau media-media melalui

desktop perusahaan, email, surat ke unit kerja masing-masing untuk penerapan

aturan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi keselamatan dan

kesehatan kerja memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan

karyawan dalam mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian terkait rambu-rambu di PT Pupuk Iskandar

Muda Dalam pelaksanaan komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja

manajemen juga telah memasang rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja

pada lokasi yang dekat dengan bahaya dan yang sering dilalui karyawan maupun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

74

orang lain misalnya di area pabrik di pagar merah. Peran Ahli K3 yang membuat

rambu-rambu K3 dan menetapkan peletakan yang tepat di perusahaan.

Gambar 12. Rambu-rambu K3

PT Pupuk Iskandar Muda memiliki tiga pagar yaitu pagar kuning, pagar

hijau dan pagar merah. Untuk pagar kuning dan hijau rambu-rambu diatur oleh

departemen keamanan sedangkan untuk pagar merah rambu-rambu diatur oleh

departeman K3LH. Sesuai dengan teori terdapat berbagai jenis komunikasi yang

dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan K3 kepada semua unsur dalam

organisasi baik internal maupun eksternal (Ramli,2013).

Terkait pertemuan personel keselamatan dan kesehatan kerja di PT Pupuk

Iskandar Muda memiliki bagian emergency team. Peran Ahli K3 yaitu membuat

buku saku emergency team untuk dibagikan ke seluruh karyawan yang di bantu

oleh personel K3 di departemen K3LH. Setiap karyawan juga memiliki buku saku

emergency team sebagai pedoman yang dibagikan oleh departemen K3LH.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

75

Gambar 13. Buku saku emergency team

Gambar 14. Daftar nama-nama emergency team

Petugas K3 melatih karyawan tersebut yang diwakili oleh setiap unit-unit

kerja untuk memberikan pelatihan terkait penanggulan kebakaran, P3K selama

satu hari. Karena dipersiapkan untuk penanggulangan awal ketika terjadi keadaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

76

darurat. Nama- nama anggota setiap unit kerja akan berubah setiap tahun karena

masa berlaku emergency team hanya setahun dan akan dilakukan perubahan untuk

giliran karyawan yang lain.

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil

penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda peran ahli K3 dalam pelatihan keselamatan

dan kesehatan kerja yaitu mengatur dan memberikan usulan kepada pihak

manajemen sesuai kebutuhan unit-unit kerja. secara keseluruhan (umum)

dilakukan pada saat awal mulai bekerja di perusahaan (setiap karyawan baru tetap

dibekali pengetahuan K3 dan sudah ada materi-materinya). Pelatihan dilakukan

sesuai dengan usulan dari unit kerja dan tergantung kebutuhan masing-masing unit

kerja. Yang bertanggung jawab melakukan penanggulangan di unit kerja masing-

masing atau penanggulangan awal.

Hal tersebut telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa setiap

perusahaan memiliki kebutuhan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang

berbeda-beda sesuai sifat bahaya, skala kegiatan dan kondisi pekerja. Karena itu

pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dikembangkan untuk kebutuhan

organisasi (Ramli, 2010).

Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Penyelidikan Kecelakaan

Kerja

Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil penelitian

di PT Pupuk Iskandar Muda peran ahli k3 yaitu membuat prosedur inspeksi dan

menerapkan di perusahaan tersebut. Perusahaan telah memiliki prosedur inspeksi

kerja di unit kerja masing. Di bawa ini merupakan salah satu contoh check list

inspeksi K3 di tempat kerja pada lokasi perkantoran. Pada tanggal 2 januari 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

77

terdapat temuan yaitu perlu perbaikan pada fire alarm system karena tidak

berfungsi lagi.

Gambar 15. Check list inspeksi K3

Gambar 16. Lanjutan check list inspeksi K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

78

Peran ahli K3 yaitu mengumpulkan data pelaporan dari setiap unit kerja

dengan kata lain melakukan pengawasan di unit-unit kerja. Setiap Unit kerja sudah

ada check list untuk identifikasi bahaya di unit kerja masing-masing itu laporannya

akan diberikan ke K3LH sebagai pelaporan. Pelaporan akan ditindak lanjut oleh

bagian K3LH jika high risk atau resiko tinggi dan tidak dapat ditemukan solusi

akan dinaikkan ke rapat P2K3 yang akan mengambil keputusan manajemen

puncak, alur prosesnya cepat dan permasalahan akan terselesaikan. PT Pupuk

Iskandar Muda melakukan inspeksi melalui pihak perusahaan sendiri dan inspeksi

yang dilakukan secara berlanjut (kontinu).

Teori Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaannya

dapat dilakukan secara internal oleh perusahaan sendiri ataupun pihak luar

(eksternal) oleh instansi pemerintah berwenang, seperti Kementerian

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi serta Migas yang sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku. Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja terbagi

menjadi dua yaitu inspeksi secara berlanjut (kontinu) dan inspeksi terencana

(Ramli, 2013).

Penyelidikan kecelakaan kerja. Peran ahli K3 sebagai investigasi

Berdasarkan hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda dimana proses

penyelidikan tersebut tidak melebihi 1x24 jam untuk mencegah perubahan kondisi

di lapangan saat terjadi kecelakaan kerja. Hal pertama yang dilakukan oleh

manajemen PT Pupuk Iskandar Muda dalam penyelidikan kecelakaan kerja adalah

sebisa mungkin tim penyidik mengumpulkan foto maupun rekaman kejadian

kecelakaan, guna mendukung pendapat yang akurat terhadap peristiwa tersebut.

Setelah itu, dilakukan wawancara terhadap karyawan yang melanggar dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

79

karyawan yang menjadi korban dari kejadian kecelakaan ini, dimana wawancara

tersebut dapat dilakukan apabila yang bersangkutan masih dapat dimintai

keterangan. Kemudian kepada saksi untuk menggali seperti apa permasalahan

yang sebenarnya terjadi di lapangan. Semua hasil penyelidikan kecelakaan kerja

tersebut didokumentasikan dan di evaluasi serta diberikan rekomendasi untuk

mencegah kejadian yang sama terjadi kembali.

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan hasil penelitian di PT Pupuk Iskandar Muda telah melakukan

audit internal satu tahun sekali berdasarkan SMK3 sesuai PP 50 Tahun 2012.

Evaluasi eksternal dilakukan tiga tahun sekali dan telah mendapatkan bendera

emas tahun 2018. Audit internal oleh koordinator departemen assement yaitu

mengaudit sistem manajemen keseluruhan di perusahaan dibentuk dari perwakilan

unit kerja. Audit internal SPI (satuan pengawas internal) mengaudit sistem yang

kita terapkan diaudit langsung oleh departemen pengawas operasional jadi bukan

perwakilan unit kerja tersebut.

Peran ahli K3 melakukan identifikasi mengenai hasil evaluasi keselamatan

dan kesehatan kerja terkait tindakan perbaikan yang dilakukan hasil dari audit

tersebut terdapat ketidaksesuain yang akan ditindaklanjut dengan penghilangan

atau perbaikan peraturan yang sudah tidak relevan. Lalu untuk peningkatan kinerja

keselamatan dan kesehatan kerja penerapan yang dilakukan Audit internal seperti

SMT ISO 14000, ISO 19000, SMK3, SMP (sistem manajemen pengamanan) dan

SMT PIM (sistem manajemen terintegrasi) yang merupakan bagian dari SMP.

Kemudian ada KPKU (kriteria penilaian kinerja unggul) ini merupakan produk

dari kementrian BUMN yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan BUMN yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

80

dilakukan dua tahun sekali. Ada juga GCG (Good Corpoorate Goverment) aturan

yan dikeluarkan oleh kementrian salah satunya kementrian lingkungan hidup

terkait dengan kinerja K3. Dalam pelaksanaan evaluasi keselamatan dan kesehatan

kerja, PT Pupuk Iskandar Muda juga melakukan penilaian risiko yang dituangkan

pada “survey identifikasi bahaya dan nilai risiko” untuk mencari keseimbangan

alokasi sumber daya terhadap semua risiko serta pengendaliannya sehingga

potensi bahaya akibat pekerjaan dapat diminimalkan. Peran ahli K3 melakukan

identifikasi bahaya dan nilai resiko untuk melakukan perencanaan terkait

pengendalian risiko yang tinggi.

Gambar 17. Form list identifikasi dan nilai resiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

81

Gambar 18. Sambungan form list identifikasi dan nilai resiko

Berdasarkan hal tersebut telah sesuai dengan teori Evaluasi keselamatan

dan kesehatan kerja dilakukan oleh manajemen serta dikomunikasikan dan

dikonsultasikan dengan semua pihak yang terlibat. Hasil evaluasi keselamatan dan

kesehatan kerja juga harus mampu merumuskan langkah-langkah perbaikan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

82

peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja periode berikutnya (Ramli,

2013).

Peran Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwatugas Ahli K3 umum itu

akan membantu kompetensi daripada personel K3LH untuk melakukan tugasnya

sehari-hari mulai dari membuat program, menjalankan sistem, pengawasan,

evaluasi, sosialisasi peraturan-peraturan baru. Jadi secara otomatis langsung di

praktekkan bagi personel K3. Jumlah ahli K3 umum yang telah mengikuti

sertifikasi di bagian K3LH hanya terdapat tiga orang.

Hasil penelitian menjelaskan Departemen K3LH ini secara tidak langsung

merupakan perpanjangan tangan kementrian ketenagakerjaan sehingga semua

peraturan yang diterapkan oleh kementrian diaplikasikan perusahaan. Disamping

itu peraturan menteri tenaga kerja republik indonesia No 4 tahun 1987 yang berisi

pasal 2 setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib

membentuk P2K3. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus yang

memperkerjakan 100 orang atau lebih. PT pupuk Iskandar Muda telah membentuk

P2K3. Namun sekretaris nya bukan Ahli K3 umum melainkan manager K3LH.

Manager K3LH tersebut tidak memiliki sertifikasi Ahli K3 umum. Tidak sesuai

dengan peraturan menteri tenaga kerja republik indonesia No 4 pasal 3 yang

menyebutkan keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang

susunannya ketua, sekretaris dan anggota. Dan sekretaris P2K3 ialah ahli

keselamatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

83

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dimana data yang

dikumpulkan melalui wawancara dari informan dan telaah dokumen terkait

pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga analisis yang

dihasilkan memberikan informasi mengenai gambaran peran ahli K3 dalam

pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh.

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu pemilihan informan

yang telah ditetapkan diawal ialah satu orang kepala bagian K3LH dan tiga orang

karyawan tetap yaitu ahli K3 yang telah mengikuti sertifikasi. Pada kenyataan nya

peneliti hanya dapat mewawancarai informan sebanyak tiga orang. Kepala

departemen K3LH dan dua orang yang telah sertifikasi ahli K3 umum. Karena ada

seorang ahli K3 yang sedang mengikuti pelatihan di luar kota. Sedangkan ada ahli

K3 yang tersisa satu lagi namun dia bukan karyawan tetap hanya karyawan

kontrak baru yang belum memahami semua tentang keselamatan dan kesehatan di

PT Pupuk Iskandar Muda. Sehingga informan penelitian hanya tiga orang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

84

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran peran ahli K3 dalam

upaya pencapaian zero accident di PT Pupuk Iskandar:

1. Peran ahli K3 sebagai komunikator telah dilakukan sebagai upaya mendukung

keberhasilan keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses pekerjaan.

2. Peran ahli K3 sebagai sebagai pengawas dan pelaksana dalam Penerapan

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja telah disusun oleh manajemen

puncak dan dikomunikasikan kepada semua pihak.

3. Peran ahli K3 sebagai edukator dalam penerapan komunikasi serta pelatihan

keselamatan dan kesehatan kerja telah dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan.

4. Peran ahli K3 sebagai pengawas dalam penerapan inspeksi keselamatan dan

kesehatan kerja dan peran ahli k3 sebagai investigasi penyelidikan kecelakaan

kerja telah dilakukan secara nyata pada area kerja.

5. Peran ahli k3 sebagai identifikasi penerapan evaluasi keselamatan dan

kesehatan kerja telah dilakukan melalui checklist yang dilakukan secara

menyeluruh.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat penulis

memberikan beberapa saran yaitu:

1. Peran ahli K3 sebagai edukator yang belum terlaksana pada Program Process

Safety Management (PSM) yang masih memiliki kendala dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

85

dikomunikasikan pada manajemen puncak terkait butuh pendampingan dari

konsultan.

2. Peran ahli K3 sebagai komunikator, pengawas, pelaksana, edukator,

identifikasi dan investigasi yang telah baik dan aktif tetap di pertahankan

sebagai mempertahankan pencapaian zero accident.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

86

Daftar Pustaka

Angka Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar

Santunan Rp1,2 Triliun. (2019, 1 Januari). Diakses 3 Februari 2019, dari

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/23322/Angka-Kecelakaan-

Kerja-Cenderung-Meningkat,-BPJS-Ketenagakerjaan-Bayar-Santunan-

Rp1,2-Triliun

ILO. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas.

Diakses dari https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/

@robangkok/@ilojakartadocuments/publication/wcms_237650.pdf

Kusuma, I. J., & Darmastuti, I. (2010). Pelaksanaan program keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan PT Bitratex Industries. Jurnal Studi Manajemen

dan Organisasi, 7(1), 38. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/26498/

Mahendra, R. (t.t). Hierarki Pengendalian Bahaya dalam OHSAS 18001: 2007.

Diakses 21 Juli 2019 dari https://isoindonesiacenter.com/hierarki-

pengendalian-bahaya-dalam-ohsas-180012007/

Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2002). Manajemen sumber daya manusia. (Buku

Kedua Edisi 1). Jakarta: Salemba 4.

Murti, B. (2010). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan

kualitatif di bidang kesehatan (Cetakan kedua). Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurdiani, N. (2014). Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan.

ComTech, 5(2), 1110-1118.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1987 tentang

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara

Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

PT Pupuk Iskandar Muda. (t.t). Gambaran Singkat Perusahaan. Diakses 5 Februari

2019, dari http://www.pim.co.id

Ramli, S. (2010). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS

18001. Jakarta: Dian Rakyat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

87

Ramli, S. (2013). Smart safety panduan penerapam SMK3 yang efektif. Jakarta:

Dian Rakyat.

Sari, A. R. (2012). Implementasi pelaksanaan inspeksi K3 sebagai upaya

pencegahan kecelakaan akibat kerja di PT Coca Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang (Skripsi, Universitas Sebelas Maret). Diakses dari

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/28219/Implementasi-Pelaksanaan

Inspeksi-K3-Sebagai-Upaya-Pencegahan-Kecelakaan-Akibat-Kerja-Di

PTCoca Cola-Bottling-Indonesia-Central-Java-Semarang

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2016). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.

Jakarta: Sagung Seto.

Soekanto, S. (2013). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Silitonga, J. D. C. (2016). Faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian nihil

kecelakaan kerja pada PT Expro Indonesia di Kota Batam (Skripsi,

Universitas Sumatera Utara). Diakses dari http://webcache.

googleusercontent.com/search?q=cache:http://repository.usu.ac.id/handle/12

3456789/58774

Sucipto, C. D. (2014). Keselamatan dan kesehatan kerja. Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Suma’mur, P. K. (2013). Higene perusahaan dan kesehatan kerja (Edisi-2).

Jakarta: Sagung Seto.

Tarwaka. (2012). Dasar-dasar keselamatan kerja serta pencegahan kecelakaan di

tempat kerja. Surakarta: Harapan Press.

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

88

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian

PEDOMAN WAWANCARA

GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

ACCIDENT DI PT PUPUK ISKANDAR MUDA ACEH TAHUN 2019

IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Jabatan :

Masa Kerja :

A. Komitmen Perusahaan

1. Komitmen pimpinan

2. Anggaran khusus K3

3. Fasilitas K3 dan pemeliharaannya

4. Personel K3

B. Kebijakan K3

1. Penyusunan kebijakan K3

2. Keterlibatan pegawai dalam pembuatan kebijakan K3

3. Didokumentasi, diimplementasikan, dipelihara dan dikomunikasikan

kepada pekerja

C. Komunikasi dan Pelatihan K3

1. Sosialisasi program K3

2. Rambu-rambu K3

3. Pertemuan petugas K3

4. Pelatihan K3 yang berkualitas bagi pekerja

D. Inspeksi K3 dan penyelidikan kecelakaan kerja

1. Sosialisasi hasil inspeksi K3

2. Prosedur penyelidikan kecelakaan kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

89

E. Evaluasi K3

1. Dikomunikasikan dan dikonsultasikan dengan semua pihak yang terlibat

2. Aspek yang dibahas dalam evaluasi K3

3. Tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja K3

F. Peran Ahli K3

1. Tugas dan Tanggungjawab Ahli K3

2. Peraturan yang diterapkan sesuai undang-undang K3

3. Pembentukan P2K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

90

Lampiran 2. Surat Permohonan menjadi Informan

PERMOHONAN MENJADI INFORMAN

Kepada Yth.

Kepala Departemen K3LH

Di PT Pupuk Iskandar Muda

Dengan hormat,

Saya yang bertanda di bawah ini adalah mahasiswa Departemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara,

Nama : Zikra Ananda

NIM : 151000393

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Peran Ahli K3 dalam

Upaya Pencapaian Zero Accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun

2019”. Penelitian ini ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas

akhir studi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui gambaran

peran ahli K3 dalam upaya pencapaian zero accident di PT. Pupuk Iskandar Muda.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi informan serta

segala hal yang bersifat internal akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya

untuk kepentingan penelitian ini.

Apabila Bapak/ibu memahami dan menyetujui, maka saya mohon

kesediaannya untuk menandatanganu lembar persetujuan yang tersedia. Atas

perhatian dan kerja sama yang baik dari Bapak/ibu, saya mengucapkan terima

kasih.

Peneliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

91

Lampiran 3. Surat Persetujuan menjadi Informan

PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi

informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Departemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Zikra

Ananda, dengan judul “Gambaran Peran Ahli K3 dalam Upaya Pencapaian

Zero Accident di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh tahun 2019”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak yang

merugikan serta segala hal yang bersifat internal akan dirahasiakan oleh peneliti

dan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian, secara sukarela dan tanpa unsur paksaan dari siapapun, saya

menyatakan bersedia menjadi informan dalam penelitian ini.

Lhokseumawe, 2019

Informan

Kepala Departemen K3LH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

92

Lampiran 4. Surat Selesai Survei Pendahuluan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

93

Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

94

Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

95

Lampiran 7. Sertifikat Ahli K3 Informan 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

96

Lampiran 8. Sertifikat Ahli K3 Informan 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

97

Lampiran 9. Struktur P2K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 115: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

98

Lampiran 10. Dokumentasi Wawancara dengan Informan

Gambar 1. Wawancara Bersama Informan Penelitian di Ruangan K3LH

Gambar 2. Wawancara Bersama Informan Penelitian di Ruangan K3LH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 116: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

99

Gambar 3. Foto kebersamaan karyawan dan keluarga keryawan PT PIM program

bulan K3 nasional

Gambar 4. Dokumentasi stand K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 117: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

100

Gambar 5. Lomba pemadaman kebakaran dan penyelamatan

Gambar 6. Pembagian hadiah yang mengikuti sepeda santai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 118: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

101

Gambar 7. Lomba kuis K3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 119: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

102

Lampiran 11. Sertifikat Penghargaan Perusahaan 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 120: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

103

Lampiran 12. Sertifikat Penghargaan Perusahaan 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 121: GAMBARAN PERAN AHLI K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO

104

Lampiran 13. Sertifikat Penghargaan Perusahaan 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA