gambaran kelompok usia dan jenis kelamin yang …/gambaran... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
GAMBARAN KELOMPOK USIA DAN JENIS KELAMIN
YANG DOMINAN MENGIDAP HIPERTENSI ESSENSIAL
DI PUSKESMAS I KECAMATAN KARTASURA
TAHUN 2011
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi
NIKEN RAHMAWATI PUTRI
M3509045
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/ atau dicabut.
Surakarta, 30 Juli 2012 Penulis, Niken Rahmawati Putri M. 3509045
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
GAMBARAN KELOMPOK USIA DAN JENIS KELAMIN YANG DOMINAN MENGIDAP HIPERTENSI ESSENSIAL DI PUSKESMAS I KECAMATAN
KARTASURA TAHUN 2011
NIKEN RAHMAWATI PUTRI Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta
INTISARI
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau essensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang penyebabnya diketahui. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi pasien pada kelompok usia dan jenis kelamin yang dominan mengidap hipertensi essensial di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental yang bersifat deskriptif dan dilakukan secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien terdiagnosa hipertensi essensial di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan menggunakan program Microsoft excel tahun 2007, dikelompokkan distribusi penderita hipertensi essensial berdasarkan kelompok usia dan jenis kelaminnya.
Hasil analisis data diperoleh distribusi kelompok usia yang dominan mengidap hipertensi essensial di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011 yaitu pasien dengan jenjang umur antara 41-50 tahun, 51-60 tahun dan 61-70 yang berturut-turut sebesar 23,7%, 29,6% dan 25,1% serta kelompok jenis kelamin yang dominan mengidap hipertensi essensial di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011 dari kalangan wanita/perempuan sebesar 62,3% yang erat kaitannya dengan peristiwa pramenopause hingga menopause. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa hipertensi mulai meningkat signifikan kelompok usia diatas 40 tahun dan didominasi penderita dari kalangan berjenis kelamin perempuan. Kata Kunci : Hipertensi essensial, Usia, Jenis Kelamin, Puskesmas I Kecamatan Kartasura.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
REPRESENTATED THE DOMINANT AGE GROUP AND GENDER OF ESSENSIAL HYPERTENSION IN PUBLIC HEALTH CENTER I
KARTASURA DISTRICT AT 2011
NIKEN RAHMAWATI PUTRI Departement of Diploma Pharmacy, Faculty of Mathematic and Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
Hypertension is a disease that occurs due to an increase in blood pressure. Hypertension classified into 2 types: primary or essential hypertension of unknown cause and secondary hypertension of known causes.This Studied was to determine distribution of essensial hypertension patients classified by age and gender in Public Health Center I Kartasura District at 2011.
This study used non experimental method which included descriptive study and retrospectively. Samples in this study are the whole patients which diagnosed as people with essensial hypertension in Public Health Center I Kartasura District at 2011. The techniques of processing data and data analysis performed using Microsoft Excel 2007 program by classifying the distribution of essential hypertension by age group and gender.
The analysis of data obtained that distribution of the dominant age group with essential hypertension in Public Health Center I Kartasura District in 2011 are as follow patients with levels between the ages of 41-50 years, 51-60 years and 61-70 are respectively of 23.7%, 29, 6% and 25.1%, and the dominant gender with essential hypertension in Public Health Center I Kartasura District at 2011 are the women by 62.3% which is closely related to the events of premenopausal until menopause. The results of this study indicate that essensial hypertension began to rise significantly above 40 years age group and dominated with female patients. Keyword : Essensial hypertension, age, gender, Public Health Center I Kartasura District
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Tetapi (Ikutilah Alloh), Alloh-lah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong”
(Q.S Ali Imran : 150)
“Segala sesuatu dapat diperoleh dengan adanya niat dan doa, karena dalam niat
terkandung kemauan; dorongan; semangat; usaha; dan kesungguh-sungguhan”
(Penulis)
“Bermimpilah, segala sesuatu berawal dari mimpi”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini
ku persembahkan untuk Bapak dan Mamakku
tercinta atas segala pengorbanannya serta
untuk kakak-kakakku tersayang atas
dukungannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT penulis
panjatkan atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dengan judul “Gambaran Kelompok Usia dan Jenis Kelamin yang
Dominan Mengidap Hipertensi Essensial di Puskesmas I Kecamatan Kartasura Tahun
2011”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam rangka
menyelesaikan studi Diploma III untuk memperoleh gelar ahli madya farmasi.
Selama penelitian dan penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc. (Hons), Ph.D., selaku dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta
periode 2011 sampai sekarang.
2. Bapak Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi D3 Farmasi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Surakarta serta selaku dosen pembimbing akademik penulis.
3. Ibu Yeni Farida, S. Farm, Apt., selaku dosen pembimbing tugas akhir yang
senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.
4. Seluruh staf baik pengajar dan laboran di Program Studi D3 Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Sancaya, Mbak Wahyu dan Mbak Ervin selaku pegawai di Puskesmas I
Kecamatan Kartasura yang telah memberikan pengarahan dan kemudahan dalam
proses pengambilan data di Puskesmas I Kecamatan Kartasura.
6. Yang tercinta kedua orang tua dan kakak-kakakku yang telah memberikan
dukungan, doa dan bantuannya baik moril maupun materil.
7. Teman-teman yang selalu memberikan keceriaan dan semangat pantang
menyerahnya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu baik secara
langsung maupun tidak langsung berperan dalam tersusunnya tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Besar harapan penulis agar tugas akhir ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya, serta penyususn senantiasa mengharapkan masukan, kritik
dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
Surakarta, 30 Juli 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…… ..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN…… ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN…… ......................................................................... iii
INTISARI…… ........................................................................................................ iv
ABSTRACT…… ....................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO…… ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN…… ......................................................................vii
KATA PENGANTAR…… ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ……… ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ……… ......................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ………................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN…… .................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN…… ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN …… ................................................................................ 1
A. Latar Belakang…… .................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …… ...................................................................... 5
A. Hipertensi .................................................................................................... 5
1. Definisi ................................................................................................... 5
2. Klasifikasi .............................................................................................. 5
3. Faktor Penyebab ..................................................................................... 7
4. Diagnosis .............................................................................................. 11
5. Tatalaksana ........................................................................................... 12
B. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 14
C. Keterangan Empiris ................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…… ......................................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Instrumen Penelitian .................................................................................. 15
1. Metodologi Penelitian .......................................................................... 15
2. Alat yang digunakan ............................................................................ 15
3. Bahan yang digunakan ......................................................................... 15
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................ 15
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 15
D. Rancangan Penelitian ............................................................................... 16
E. Analisa Data ............................................................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN …… .............................................................................. 19
A. Gambaran Umum Puskesmas ................................................................... 19
B. Gambaran Kelompok Usia Penderita Hipertensi ....................................... 19
C. Gambaran Kelompok Jenis Kelamin Penderita Hipertensi ........................ 25
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …… .......................................................... 28
A. Kesimpulan ............................................................................................... 28
B. Saran ......................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 30
LAMPIRAN ........................................................................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel I. Klasifikasi hipertensi menurut The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Bloodpressure (JNC VII) ....................……………………………….6
Tabel II. Frekuensi hipertensi menurut golongan umur………………………...9
Tabel III. Petunjuk pemilihan obat untuk hipertensi……....................................14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka pemikiran……………………………………………………...15
Gambar 2. Distribusi pasien hipertensi essensial berdasarkan jenjang umur………..21
Gambar 3. Distribusi pasien hipertensi essensial berdasarkan jenis kelamin ……….27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Pra Penelitian ………………………………………………34
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian …………………………………………………..35
Lampiran 3. Surat Keterangan Menyelesaikan Penelitian …...……………………..36
Lampiran 4. Data klasifikasi penderita hipertensi essensial berdasarkan usia dan jenis
kelamin di Puskesmas 1 Kecamatan Kartasura Tahun 2011 ….………37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR SINGKATAN ACE : Angiotensin Converter Enzim
ACEI : Angiotensin Converter Enzim Inhibitor
BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ca : Kalsium
CCI : Kalsium Kanal Inhibitor
HDL : High Density Lipoprotein
HSS : Hipertensi Sistolik Saja
JNC VII : Joint National Committee 7
LDL : Low Density Lipoprotein
mg/dl : Miligram per desiliter
mmHg : Milimeter Air Raksa
mmol/l : Milimol per liter
Na : Natrium
OAH : Obat Anti Hipertensi
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RAA : Renin Angiotensin Aldosteron
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga
TB : Tuberkulosis
TD : Tekanan Darah
TDD : Tekanan Darah Diastolik
TDS : Tekanan Darah Sistolik
WHO : World Health Organization
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Riskesdas 2007 didapatkan mortalitas satu tahun kejadian kematian
dari 258. 488 rumah tangga responden. Penyebab utama kematian untuk semua umur
adalah stroke (15,4%), yang disusul oleh TB (7,5%), hipertensi (6,8%) dan cedera
(6,5%). Bila dibandingkan dengan hasil SKRT dan SKRT 2001, menurut empat (4)
kelompok penyebab kematian tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah
terjadi transisi epidemiologi dengan meningkatnya proporsi penyakit tidak menular
yaitu proporsi penyakit tidak menular meningkat dari 42% menjadi 60%. Penyakit
sistem sirkulasi darah merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai
penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit baik pada tahun 2007 maupun
2008 (Anonim, 2009b).
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah.
Hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau essensial yang
penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang penyebabnya diketahui
dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung,
gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara
tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi (Sigarlaki, 2006).
Tekanan darah, terutama tekanan sistolik, meningkat seiring dengan
pertambahan usia di negara-negara Barat dan pada sebagian besar masyarakat dengan
mengkonsumsi garam dalam jumlah besar. Peningkatan tampak mencolok pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wanita setelah umur 50 tahun, pada umumnya tekanan darah yang tinggi kurang
disadari yang apabila diketahui sejak awal dapat dilakukan upaya pencegahan
(Koren, 2004).
Resiko hipertensi menempati posisi kedua dari tujuh penyebab penyakit
jantung terpenting yaitu sebesar 9%, posisi pertama dan ketiga yaitu berturut-turut
penyakit jantung koroner (80%) dan penyakit jantung rernatik (2-3%). Resiko
hipertensi sebagai penyebab penyakit jantung akan makin meningkat seiring
bertambahnya usia sehingga menjadi penyakit yang memerlukan perhatian khusus
karena menyebabkan kematian mendadak (Santoso dan Setiawan, 2005).
Resiko hipertensi semakin meningkat pada usia 50-an keatas. Hampir 90%
kasus hipertensi tidak diketahui penyebab sebenarnya. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi seperti : usia, keturunan (herediter), kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol, kegemukan, stress, penyakit ginjal, gangguan adrenal,
penyakit jantung congenital, obat-obatan tertentu, pre-eklamsia, konsumsi tinggi
garam, dan gaya hidup kurang aktif, dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi
(Anonim, 2009a).
Indrawati (2009), mengemukakan bahwa resiko kejadian hipertensi paling
besar berada pada kategori umur paling tua (75 tahun ke atas) yaitu sebesar 17 kali
lebih besar dibandingkan kategori umur 15-24 tahun. Resiko menjadi lebih kecil
dengan bertambah mudanya usia, yaitu pada kategori umur 65-74 tahun, 55-64 tahun,
45-54 tahun, 35-44 tahun dan 25-34 tahun sebesar berturut-turut 14, 9, 6, 4, dan 2 kali
dibandingkan kategori umur 15-24 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penelitian-penelitian epidemiologis mengindikasikan bahwa risiko kerusakan
ginjal, jantung, dan otak secara langsung berkaitan dengan peningkatan tekanan
darah. Hipertensi ringan (tekanan darah > 140/90 mm Hg) pada orang dewasa muda
dan setengah baya yang akhirnya dapat meningkatkan risiko kerusakan organ
akhir/sasaran (Benowitz, 2001).
Berkaitan dengan latar belakang diatas serta tidak diketahuinya penyebab
terjadinya hipertensi essensial, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai kelompok usia berapa dan jenis kelamin apa saja yang dominan mengidap
hipertensi essensial di Puskesmas I kecamatan Kartasura tahun 2011, agar hasil
penelitian ini dapat memberikan informasi tentang langkah pencegahan timbulnya
hipertensi di Kecamatan Kartasura yang merupakan daerah sekitar domisili peneliti.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran distribusi pasien hipertensi essensial berdasarkan usia di
Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011?
2. Pasien hipertensi dengan jenis kelamin apa yang dominan menderita hipertensi
essensial di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran distribusi pasien pada kelompok usia dan jenis
kelamin yang dominan mengidap hipertensi essensial di Puskesmas I Kecamatan
Kartasura tahun 2011.
D. Manfaat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
pada pasien yang mengidap hipertensi khususnya hipertensi essensial.
2. Sebagai sumber informasi untuk dilakukannya upaya pencegahan resiko hipertensi
essensial pada masyarakat khususnya di wilayah kerja puskesmas I kecamatan
Kartasura dengan mempublikasikan mengenai kelompok umur dan jenis kelamin
yang beresiko mengidap hipertensi essensial pada penelitian ini kepada pihak
Puskesmas 1 Kartasura.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah sistolik
(TDS) > 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolic (TDD) > 90 mmHg. The
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Bloodpressure (JNC VII) dan WHO/International Society of Hypertension
Guidelines Subcommittees setuju bahwa TDS & TDD keduanya digunakan untuk
klasifikasi hipertensi (Kuswardhani, 2006).
Kriteria normal (normotensi) digunakan bila tekanan darah <130/85 mmHg
dan berlaku untuk orang dewasa (18 tahun) yang tidak sedang memakai obat anti
hipertensi (OAH) dan tidak menderita penyakit akut (Budisetio, 2001).
2. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan
anak ginjal (Sigarlaki, 2006).
a. Hipertensi primer (essensial)
Hipertensi esensial merupakan salah satu faktor resiko penting untuk
terjadinya penyakit cerebrovaskuler dan penyakit jantung. Penderita
hipertensi esensial sering tidak menimbulkan gejala sampai penyakitnya
menjadi parah bahkan sepertiganya tidak menunjukkan gejala selama 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau 20 tahun. Penyakit hipertensi sering ditemukan sewaktu dilakukan
pemeriksaan kesehatan lengkap dengan gejala-gejala sakit kepala,
pandangan kabur, badan terasa lemah, jantung berdebar cepat dan keras
bias teratur atau tidak, susah tidur (Roslina, 2008).
b. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan hipertensi sekunder
yang disebabkan dari penyakit komorbid (penyakit berbahaya/parah) atau
obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-
obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan
hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah
(Anonim, 2006).
Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII dapat dilihat dalam Tabel I dibawah
ini:
Tabel.I. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII (Kuswardhani, 2006)
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hipertensi derajat II >160 >100
3. Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Hipertensi terjadi oleh adanya aktivasi system RAA dimulai dengan sekresi
rennin oleh sel jukstaglomerular di ginjal melalui stimulasi reseptor adrenergik β1
dan sebagai reaksi terhadap berkurangnya perfusi ke ginjal. Sekresi rennin akan
menghasilkan angiotensin II (AT II), yang memiliki 2 efek utama yaitu sebagai
vasokontriktor kuat dan sebagai perangsang produksi aldosteron di korteks
adrenal. Efek vasokontriksi oleh aktivasi simpatis dan AT II akan meningkatkan
beban hulu (perload) dan menyebabkan retensi air dan natrium yang akan
menambah peningkatan perload jantung (Setyawati dan Nafrialdi, 2008).
4. Faktor Penyebab
Penyebab khusus hipertensi hanya bisa ditetapkan pada sekitar 10-15%
pasien. Pasien-pasien yang tidak memiliki penyebab khusus terjadinya hipertensi
dapat disebut dengan hipertensi esensial. Peningkatan tekanan darah bersamaan
dengan umur tidak terjadi pada populasi dengan asupan natrium harian trendah.
Pasien yang memiliki hipertensi labil cenderung tekanan darahnya naik setelah
mengkonsumsi makanan dengan garam yang berlebihan dibandingkan dengan
orang normal (Benowitz, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
William & Wilkins (2003) menggambarkan faktor penyebab penyakit
kardiovaskuler sebagai berikut :
a. Level tekanan darah
b. Laki-laki > 55 tahun
c. Perempuan > 65 tahun
d. Perokok
e. Kolesterol total > 6,1 mmol/l (240 mg/dl) atau LDL > 4 mmol/l (160
mg/dl)
f. HDL (laki-laki) < 1 ; (Perempuan) < 1,2 mmol/l atau < 40; < 45 mg/dl
g. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada umur < 50 tahun
h. Obesitas
Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan dua yaitu :
a. Tidak terkontrol seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur
b. Dapat dikontrol seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta
konsumsi alkohol dan garam. Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi
dipengaruhi oleh faktor resiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti
neurotransmitter, hormon dan genetik, maupun yang bersifat eksogen
seperti rokok, nutrisi dan stressor (Sigarlaki, 2006). Pernyataan tersebut
diperkuat oleh Dian dkk., (2009) menyebutkan faktor-faktor yang tidak
dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, dan jenis kelamin
sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan
konsumsi garam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80%
kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga
(Dian dkk., 2009).
2) Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur.
Pasien yang berumur di atas 60 tahun, 50-60 % mempunyai tekanan
darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan
pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.
Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan
meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami
penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan
otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan
pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai
dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai
dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung
menurun (Dian dkk., 2009). Frekuensi hipertensi menurut golongan
umur dapat dilihat pada Tabel II dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel II. Frekuensi hipertensi menurut golongan umur (Roslina,
2008)
No. Golongan umur (tahun) Prevalensi (%) 1 20 – 29 6,10 2 30 – 39 6,70 3 40 – 49 10,10 4 50 – 59 10,20 5 Diatas 60 13,00
3) Jenis Kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi
oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai
penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada
premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon
estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah
kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya
mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Dian dkk., 2009).
4) Stres
Stres (ketegangan emosional) dapat meningkatkan TD untuk
sementara akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin (hormone
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
stress), yang bersifat vasokontriktif. TD meningkat pula pada waktu
ketegangan fisik (pengeluaran tenaga, olahraga). Bila stress hilang, TD
turun lagi (Tjay dan Rahardja, 2007).
5) Obesitas
Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-
anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami
tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya
berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan
tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan
dengan membatasi kalori bagi orang-orang yang obes bisa dijadikan
langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi (Sugiarto, 2007).
6) Konsumsi garam
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting
pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pada beberapa orang, baik yang
sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan
darah sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu
banyak natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu
terjadinya hipertensi. Garam merupakan faktor yang sangat penting
dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah
ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal.
Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram
perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh
asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Sugiarto, 2007).
5. Diagnosis
Hipertensi sering merupakan kondisi asimptomatik. Penemuan kasus secara
dini akan sangat membantu dalam tindakan penatalaksanaan dan sebagai upaya
untuk mencegah kerusakan/kecacatan lebih lanjut. Salah satu cara yang paling
tepat untuk dapat menegakkan diagnosa hipertensi secara pasti adalah dengan
melakukan pengukuran tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Diagnosa hipertensi pada dewasa ditegakkan ketika dua kali kunjungan
pasien tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih, atau tekanan sistolik lebih dari 135
mmHg (Arwani dan Sunarno, 2007).
6. Tatalaksana
a. Pencegahan Hipertensi
Cara yang terbukti mampu untuk mencegah terjadinya hipertensi, yaitu
pengendalian berat badan, pengurangan asupan natrium kloride, aktifitas
alkohol, pengendalian stress, suplementasi fish oil dan serat. The 5-year
primary prevention of hypertension meneliti berbagai faktor intervensi
terdiri dari pengurangan kalori, asupan natrium kloride dan alkohol serta
peningkatan aktifitas fisik (Budisetio, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pengobatan Farmakologi
Keputusan untuk memberikan pengobatan farmakologik
mempertimbangkan beberapa factor, yaitu derajat kenaikan TD, adanya
kerusakan organ target, dan adanya penyakit kardiovaskuler. Tujuan
pengobatan adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi
dengan memelihara tekanan darah sistolik di bawah 140 mmHg, tekanan
diastolic dibawah 90 mmHg disamping mencegah resiko penyakit
kardiovaskuler lainnya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada
penggunaan obat anti hipertensi, yaitu : i) saat mulai pengobatan
gunakanlah dosis yang kecil, ii) bila efek tidak memuaskan tambahkan
obat untuk kombinasi, dan iii) pergunakan obat long acting dengan dosis
tunggal yang dapat mencakup efek selama 24 jam (Budisetio, 2001).
Menurut Budisetio (2001) terdapat enam golongan utama obat untuk
hipertensi baik untuk pengobatan pemulaan maupun pemeliharaan yang
dapat dilihat pada Tabel III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel III. Petunjuk pemilihan obat untuk hipertensi (Budisetio, 2001)
B. Kerangka Pemikiran
Hipertensi
Non essensial /sekunder
Esensial/primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Keterangan Empiris
Prevalensi hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia dan
hipertensi dominan diderita oleh populasi berjenis kelamin wanita/perempuan yang
didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh Sigarlaki (2006). Prevalensi hipertensi
pada lanjut usia lebih tinggi dibanding dengan penderita yang lebih muda, sebagian
besar merupakan hipertensi primer dan hipertensi sistolik terisolasi
(Kuswardhani, 2006).
Faktor Penyebab
Tidak terkontrol
Usia dan Jenis Kelamin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Instrumen Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental yang bersifat
deskriptif dan dilakukan secara retrospektif.
2. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi buku, jurnal terkait
penelitian, dan perangkat sistem pengolahan data Microsoft Excel tahun 2007.
3. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa daftar kunjungan pasien
terdiagnosa hipertensi essensial di Puskesmas 1 Kartasura Januari-Desember 2011.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan di Puskesmas I Kecamatan Kartasura pada bulan Januari
2012 sampai dengan Juni 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita yang berkunjung
memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas I Kecamatan Kartasura bulan Januari
2011 sampai dengan bulan desember 2011 sebagaimana terdaftar di nomor index
data rekam medik pasien.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien terdiagnosa hipertensi essensial
di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011
D. Rancangan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tahap-tahap penelitiannya meliputi :
1. Perizinan
Surat izin pra penelitian diajukan kepada program studi untuk memperoleh
tanda tangan dari Ketua Program Studi D3 Farmasi UNS, kemudian tembusan
surat izin pra penelitian diserahkan kepada BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo dan
Puskesmas 1 Kartasura untuk memperoleh izin melakukan tinjauan awal penelitian
dalam rangka mengetahui segala informasi yang dibutuhkan berkaitan penelitian
di Puskesmas 1 Kartasura. Selanjutnya untuk tujuan pengambilan data diajukan
kembali surat izin pengambilan data ke program studi untuk mendapat persetujuan
Ketua Program Studi D3 Farmasi UNS kemudian tembusan surat izin pengambilan
data diserahkan kepada BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo dan Puskesmas 1
Kartasura untuk memperoleh izin melakukan penggambilan data di Puskesmas 1
Kartasura.
2. Pengambilan data
Pengambilan data diambil dari database pasien dalam komputer yang dimiliki
oleh bagian rekam medik Puskesmas 1 Kartasura untuk bulan Januari - Desember
2011. Data yang diambil meliputi data pasien terdiagnosa hipertensi essensial.
Data pasien yang diambil meliputi nomor urut, nomor indeks, nama pasien,
tanggal kunjungan, alamat, umur, petugas pemeriksa, jumlah kasus penyakit yang
diidap selama pengobatan di Puskesmas 1 Kartasura.
3. Pengolahan dan analisa data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data pasien yang diperoleh kemudian diolah untuk disajikan dalam bentuk
tabel dan diagram lingkaran untuk kemudahan dalam melihat distribusi pasien
hipertensi di Puskesmas I Kecamatan Kartasura berdasarkan usia dan jenis
kelaminnya pada tahun 2011. Data pasien hipertensi tersebut kemudian dianalisa
berdasarkan keterkaitannya dengan usia dan jenis kelamin pasien.
E. Analisa Data
Data tentang pasien di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011 dengan
diagnosa utama hipeertensi tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan statistik
deskriptif meliputi :
1. Jumlah pasien dengan diagnosa utama hipertensi tahun 2011
Jumlah pasien yang dihitung berasal dari data epidemiologi hipertensi yang
diambil dari sistem komputerisasi rekam medik Puskesmas I Kec. Kartasura yang
memenuhi kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosa utama hipertensi
primer di Puskesmas I Kecamatan Katasura Januari - Desember 2011.
2. Distribusi pasien berdasarkan usia
Data usia pasien dikelompokkan dari pasien dengan diagnosa utama hipertensi
primer di Puskesmas I Kecamatan Katasura Januari - Desember 2011 dan
dihitung persentasenya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
E. Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas I Kecamatan Kartasura berlokasi di Jl. Raya Solo-Jogja Desa
Pucangan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Kartasura terdiri dari 10 desa dan 2 kelurahan dengan luas
wilayah keseluruhan tercatat 1.923 Ha. Berdasarkan data dari BPS jumlah
penduduk tahun 2011 adalah 104.675 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
44.526 jiwa sedangkan perempuan 60.149 jiwa. Jumlah tenaga kesehatan yang
bekerja di Puskesmas Kartasura tahun 2011 mencapai 88 orang dengan proporsi
jenis tenaga kesehatan antara lain: bidan 37,5%, perawat 20,45%, medis/dokter
11,36%, staf 19,31%, sanitarian 3,4%, farmasi 3,4%, laboratorium 2,27%, gizi
1,13% dan fisioterapi 1,13%.
Puskesmas Kecamatan Kartasura terdapat 4 unit Puskesmas Pembantu dan
3 unit Puskesmas Keliling dengan jumlah kunjungan rawat jalan pada tahun 2011
tercatat sebanyak 106694 dan 507 untuk rawat inap. Hipertensi merupakan
penyakit yang menempati urutan teratas yaitu 7273 kasus dalam tahun 2011 yang
terbagi atas 3184 kasus/kunjungan untuk hipertensi essensial dan 4089
kasus/kunjungan untuk hipertensi sekunder.
F. Gambaran Kelompok Usia Penderita Hipertensi
Menurut Roslina (2008) menyatakan dalam penelitian epidemiologi telah
membuktikan bahwa hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor: ras, usia,
riwayat keluarga, jenis kelamin, faktor ini tidak dapat diubah sedangakan faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
< 10 11 - 2O 21 - 30 31 - 40 41- 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 > 80
Kejadian Hipertensi Essensial 2011
Jumlah Pasien
resiko lain yang dapat diubah seperti obesitas, merokok, alcohol, stress dan lain
sebagainya. Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai
risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi
lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi
yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun. Hal ini
disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon
(Sugiarto, 2007).
Distribusi pasien hipertensi berdasarkan umur di Puskesmas I Kecamatan
Kartasura tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram batang distribusi pasien hipertensi essensial berdasarkan jenjang umur
Berdasarkan data di atas diperoleh umur pasien hipertensi meningkat
signifikan sebesar 15,7% mulai umur 40 tahun dan kejadian hipertensi essensial
di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011 paling banyak diderita oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pasien dengan jenjang umur antara 41-50 tahun, 51-60 tahun dan 61-70 yang
berturut-turut sebesar 23,7%, 29,6% dan 25,1%. Namun menginjak usia di atas
60 tahun, jumlah pasien penderita hipertensi essensial mengalami penurunan
sebesar 4,5% dan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Hal itu berkaitan
dengan angka harapan hidup masyarakat Indonesia yaitu di level 60-an tahun
untuk laki-laki berbanding level 70-an tahun untuk perempuan (BPS, 2011).
Sehingga adanya mortalitas merupakan penyebab penurunan jumlah penderita
hipertensi yang mulai terjadi pada kelompok umur di atas 60 tahun.
Dari analisis diketahui bahwa semakin tinggi umur seseorang maka
semakin tinggi terjadinya hipertensi. Hipertensi dapat timbul disemua usia
walaupun sebagian besar pasien umumnya berusia lebih dari 40 tahun. Penebalan
pembuluh darah pada usia tua sudah mulai terjadi dan dinding pembuluh darah
sudah mulai melemah dan menebal (Roslina, 2008). Hal ini terjadi karena pada
usia tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan (Sigarlaki, 2006).
Berdasarkan hasil data umur pasien hipertensi dalam penelitian, kasus
hipertensi mulai banyak terjadi yaitu di atas umur 40 tahun. Dengan
bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45
tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan
zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur
menyempit dan menjadi kaku. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa
perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada usia
lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah
berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Dian
dkk., 2009). Jadi dapat diketahui bahwa peningkatan umur pasien mempengaruhi
peningkatan kejadian hipertensi.
Penderita dengan tekanan darah tinggi tanpa ada sebab-sebab organis yang
jelas dapat menerapkan sendiri pola hidup untuk menurunkan tensinya. Pola
hidup yang baik juga meningkatkan efektivitas obat-obat antihipertensi dan
mengurangi resiko penyakit jantung dan pembuluh. Maka untuk usia seseorang
di bawah 40 tahun sebaiknya melakukan langkah-langkah pencegahan antara lain
:
1) Menguruskan badan. Berat badan berlebihan (kegemukan) menyebabkan
bertambanya volume-darah dan perluasan system sirkulasi.
2) Mengurangi garam. Tindakan ini dianggap sebagai salah satu terpenting
karena bila kadar Na di filtrate glomerulli rendah, maka lebih banyak air
yang dikeluarkan untuk menormalisasi kadar garam dalam darah. Akibatnya
tekanan darah akan turun.
3) Membatasi kolesterol berguna untuk membatasi resiko arterosklerosis.
Kolesterol merupakan substansi lemak, yang secara normal dibentuk di
dalam tubuh. Kolesterol dibentuk di hati dari lemak makanan. Kolesterol
memainkan banyak peran penting dalam fungsi sel tubuh (antara lain
produksi hormon). Kolesterol darah dapat dibagi menjadi 2 bagian utama:
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jahat dan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai
kolesterol baik. LDL membawa kolesterol dari hati ke sel, dan HDL
berperan membawa kolesterol dari sel ke hati. Kadar kolesterol LDL yang
tinggi akan memicu penimbunan kolesterol di sel, yang menyebabkan
munculnya aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri) dan
penimbunan plak di dinding pembuluh darah (Anonim, 2012).
4) Berhenti merokok. Kandungan nikotin pada tembakau memperkuat kerja
jantung dan menciutkan arteri kecil ingga sirkulasi darah berkurang dan
tekanan darah meningkat. Karbonmonoksida hasil pembakaran asap rokok
mengikat hemoglobin lebih cepat dan lebih kuat daripada oksigen, seingga
penyerapan O2 di paru-paru sangat dikurangi.
5) Cukup istirahat dan tidur adalah penting, karena selama periode itu
tekanan darah turun serta mengurangi stress.
6) Olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan dara yang tinggi. Telah
dibuktikan bahwa jalan (agak cepat) setiap hari (minimal 3x seminggu)
selama sekurang-kurangnya ½ jam cukup untuk member asil penurunan
tekanan darah (Tjay dan Rahardja, 2007).
Sedangkan untuk pasien dengan umur di atas 40 tahun yang telah
terdiagnosa hipertensi dapat diberikan terapi farmakologi berdasarkan profil
patofisiologinya yaitu :
1) Penderita hipertensi berusia muda (dewasa).
Pada mayoritas pasien-pasien hipertensi, tekanan darah dapat
dikendalikan secara memadai dengan beberapa obat; namun demikian untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemilihan dari berbagai macam deretan pilihan terapeutik diperlukan kriteria
selain efektivitas. Pertimbangan segi hemodinamika dan segi hormonal
memberikan beberapa petunjuk dalam pemilihan obat. Penderita ini biasanya
bercirikan individu aktif dengan tonus simpatetik yang meninggi dan
aktivitas rennin plasma yang meningkat; volume cairan ekstraseluler
biasanya normal atau menurun (Woodley dan Whelan, 1992).
Oleh karena itu untuk penderita golongan ini lebih baik diberikan
inhibitor enzim perubahan angiotensin, kombinasi alpha-beta blocker,
calcium channel blocker dan alpha-l selective lebih disukai. Antagonis
adrenergik beta saja juga efektif namun menimbulkan pengaruh yang
merugikan pada high density lipoprotein (HDL) kolesterol, menyebabkan
disfungsi seksual serta menurunkan kemampuan fisik seorang atlit karena
menurunkan curah jantung (Woodley dan Whelan, 1992).
2) Penderita hipertensi lanjut usia.
Penderita hipertensi berusia 60 tahun atau lebih seringkali mempunyai
masalah medik lain yang dapat merubah pemilihan terapi anti hipertensi
inisial. Kenaikan tahanan pembuluh darah merupakan ciri hipertensi pada
usia lanjut, dan pada umumnya para pasien ini mempunyai aktivitas renin
plasma yang menurun dan hipertrofi ventrikel kiri yang lebih besar
dibandingkan dengan penderita hipertensi berusia muda. Diuretik sering
dipilih sebagai terapi inisial dan telah terbukti menurunkan insiden stroke,
gagal jantung berat, dan infrak miokard fatal. Kalsium antagonis
menurunkan tahanan pembuluh darah, tidak berpengaruh merugikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kadar lipid sehingga merupakan pilihan yang baik bagi penderita usia lanjut.
Inhibitor ACE dapat digunakan tapi secara teoristis tidak ideal karena
menimbulkan penurunan kadar rennin. Obat golongan antagonis andrenergik
beta pada umumnya tidak digunakan karena obat itu menurunkan tahanan
pembuluh darah, menurunkan curah jantung, dan kadar kolesterol HDL
(Woodley dan Whelan, 1992).
Obat-obat yang menimbulkan hipotensi postural jarang terjadi namun
sedasi sering terjadi. Pada pasien berusia lanjut usia dengan hipertensi
sistolik saja (HSS), dapat diberikan diuretika dosis rendah sebagai terapi
awal missal klortalidon atau hidroklorthiazid. Labetolol baik pada dosis
rendah karena ektivitas simpatomimetik intrinsik yang dimilikinya maka
obat itu dapat digunakan pada penderita usia lanjut dengan denyut rendah
dan insufisiensi arterial atau disfungsi ventrikel kiri. Terapi hendaknya
dimulai dengan dosis yang lebih kecil daripada dosis biasanya dengan
penyesuaian pada interval yang lebih panjang (Woodley dan Whelan, 1992).
G. Gambaran Kelompok Jenis Kelamin Penderita Hipertensi
Jenis kelamin merupakan faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah
(Roslina, 2008). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lely
dkk., (2009) bahwa jenis kelamin perempuan (52,1%) lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan laki-laki (47,9%). Wanita masa pramenopause mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama melindungi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laki-laki38%
Perempuan62%
Penderita Hipertensi
pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon
estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami,
yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Dian dkk., 2009)
sehingga menopause erat kaitannya dengan kejadian hipertensi pada jenis
kelamin perempuan.
Distribusi pasien hipertensi berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas I
Kecamatan Kartasura tahun 2011 dapat digambarkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram distribusi Pasien Hipertensi Essensial berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Gambar 3 di atas, diperoleh pasien jenis kelamin perempuan
yang menderita hipertensi sebanyak 544 orang (62,3%) dan pasien dengan jenis
kelamin laki-laki menderita hipertensi sebanyak 329 orang (37,7%). Pada
penelitian sebelumnya oleh Sigarlaki (2006) memperoleh data bahwa distribusi
penderita hipertensi lebih didominasi wanita/perempuan (55,88%) dibandingkan
laki-laki (44,12%). Kuswardhani (2006) menemukan kejadian hipertensi lebih
tinggi pada perempuan (39%) dibandingkan pada laki-laki (31%) serta diperkuat
oleh hasil penelitian lainnya oleh Roslina (2008) menemukan penderita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hipertensi pada pria sebesar 28,2% dan wanita sebesar 71,8%. Dari hasil studi
beberapa pustaka, hal tersebut disebabkan oleh adanya menopause yang dialami
pada semua wanita/perempuan. Wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis (Dian dkk., 2009).
Estrogen merupakan vasodilator dengan meningkatkan sintesis nitrit oksida
dan mengurangi produksi endotelin-1 & AT II, memodulasi acetilkolin dan
serotonin, sekresi protasiklin dan CCI meningkat (Perez et al., 2009).
H. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian kali ini terdapat beberapa keterbatasan baik dalam
pengambilan data maupun analisa data. Keterbatasan penelitian meliputi:
1. Data yang dimiliki Puskesmas hanya berupa data kunjungan pasien yang
hanya memuat nomor indeks pasien, nama pasien, tanggal kunjungan,
alamat pasien, dan umur pasein namun tidak memuat data tekanan darah
pasien.
2. Adanya data pasien ganda dalam catatan kunjungan yang terdiagnosa
hipertensi sehingga harus dideterminasi secara akurat menggunakan nomor
indeks dan data demografi pasien yang ada.
3. Karena data analisa menggunakan seluruh data kunjungan pasien, maka
metode pemilihan datanya dengan menyeleksi satu persatu pasien
menggunakan keterangan demografi maupun keterangan lainnya (nomor
indeks).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
Data jenis kelamin dikelompokkan dari pasien dengan diagnosa utama hipertensi
primer di Puskesmas I Kecamatan Katasura Januari - Desember 2011 dan
dihitung persentasenya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari analisis data diperoleh distribusi kelompok usia yang dominan
mengidap hipertensi essensial di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun
2011 yaitu kejadian hipertensi mulai meningkat signifikan pada kelompok
usia diatas 40 tahun dan paling banyak diderita oleh pasien dengan jenjang
umur antara 41-50 tahun, 51-60 tahun dan 61-70 yang berturut-turut sebesar
23,7%, 29,6% dan 25,1%. Namun menginjak usia di atas 60 tahun, jumlah
pasien penderita hipertensi essensial mengalami penurunan sebesar 4,5% dan
semakin menurun seiring bertambahnya usia.
2. Untuk kelompok jenis kelamin yang dominan mengidap hipertensi essensial
di Puskesmas I Kecamatan Kartasura tahun 2011 yaitu banyak penderita dari
kalangan wanita/perempuan sebesar 62,3% yang erat kaitannya dengan
peristiwa pramenopause hingga menopause.
B. Saran
1. Sebaiknya untuk pasien yang telah terdiagnosa hipertensi essensial
melakukan pengaturan pola hidup untuk mengurangi resiko penyakit jantung
dan pembuluh yang dapat menyebabkan kerusakan organ fatal atau bahkan
kematian.
2. Puskesmas sebaiknya melakukan penyuluhan ke desa-desa secara rutin
mengenai memberikan informasi tentang pencegahan resiko hipertensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan pengaturan pola hidup khususnya untuk sasaran kelompok usia
dewasa (> 18 tahun).
3. Sebaiknya untuk data pengobatan pasien maupun rekam medis pasien
disimpan juga dalam sistem komputerisasi database rekam medik Puskesmas
sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisa serta memperbanyak
penelitian lebih lanjut mengenai hipertensi di khususnya Puskesmas I
Kecamatan Kartasura.
4. Untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan kajian pada faktor resiko
lainnya yang berkaitan dengan kejadian hipertensi essensial agar diperoleh
informasi yang lebih lengkap untuk meningkatkan pembangunan kesehatan
di Indonesia khususnya di Kecamatan Kartasura. Penelitian lebih lanjut dapat
juga mengambil tema mengenai hipertensi sekunder dengan variabel resiko
yang lebih beragam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan, Jakarta.
Anonim, 2009a, MIMS Indonesia, Petunjuk Konsultasi, Edisi 9 2009/2010, PT Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia), Jakarta, Hal A70.
Anonim, 2009b, Profil Kesehatan Indonesia 2008, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2012, Kolesterol dan Stroke, http://www.strokebethesda.com/, 16 Agustus 2012.
Arwani dan Sunarno, 2007, Analisa Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah
antara Lengan Kanan dengan Lengan Kiri pada Penderita Hipertensi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung, Media Ners, Vol.1, No.2, Oktober 2007.
Benowitz, N.L., 2001, Obat Antihipertensi, Farmakologi: Dasar dan Klinik, Buku 1, Diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Uniersitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal 269-270.
BPS, 2011, Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2011, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA), CV Permata Andika, Jakarta.
Budisetio, M., 2001, Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi pada Penderita Usia Dewasa, Jurnal Kedokteran Trisakti : 2001, 20:2, hal 101-107.
Dian, A., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., dan Sagita, S., 2009, Fakto-faktor yang Behubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008, Laporan Magang, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Riau.
Indrawati, L., Werdhasari, A., dan Yudi, A., 2009, Hubungan Pola Kebiasaan Konsumsi Makanan Masyarakat Miskin dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia, Artikel, Media Peneliti dan Pengembang Kesehatan Volume XIX Nomor 4 Tahun 2009, hal 174-184.
Koren, G., 2004, Aspek Khusus Farmakologi Perinatal dan Pediatrik, Farmakologi : Dasar dan Klinik, Buku 3 Edisi 8, Diterjemahkan Oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Uniersitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal 495.
Kurniawan, A., 2002, Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi, Materi Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI.
Kuswardhani, R.A.T., 2006, Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia, Jurnal Penyakit Dalam, Volume 7, Nomor 2, Mei 2006 : 135-140, RSUP Sanglah Denpasar.
Perez, F.R.L, Chedraui, P., Gilbert, J.J, and Perez, G.C, 2009, Cardiovascular risk in menopausal women and prevalent related co-morbid conditions: facing the post-Women’s Health Initiative era, Fertility and Sterility Vol. 92, No. 4,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
October 2009, American Society for Reproductive Medicine, Published by Elsevier Inc.
Roslina, 2008, Analisa Determinan Hipertensi Essensial di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Santoso dan Setiawan, 2005, Penyakit Jantung Koroner, Cermin Dunia Kedokteran no. 147, SMF Penyakit Dalam RSUD Koja / Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Ukrida, Jakarta.
Setyawati, Nafrialdi dan Arini, 2008, Obat Gagal Jantung, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Hal 299-300.
Sigarlaki, H.J.O., 2006, Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Tahun 2006, Makara, Kesehatan, Vol.10, No.2, Desember 2006 : 78-88.
Sugiarto, A., 2007, Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar), Tesis, Program Studi Magister Epidemiologi. Universitas Diponegoro Semarang.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting, edisi VI, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Williams and Wilkins, L., 2003, World Health Organization (WHO)/International Society of Hypertension (ISH) Statement on Management of Hypertension. Journal of Hypertension 2003:1983-1992, Vol.21 No 11, A Wolters Kluwer Company, U.K.
Woodley, M., dan Whelan, A., 1992, Pedoman Pengobatan diangkat dari : Manual of Medical Therapeutics, 27 th Edition, Departement of Medicine Washington University, Yayasan Essentia Medica dan Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, hal 106-110.