gambaran faktor-faktor yang · pdf filemetode penelitian ini menggunakan pendekatan...

103
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ISPA PADA ANAK PRASEKOLAH DI KAMPUNG PEMULUNG TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Disusun oleh: SITI NAMIRA (109104000014) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/ 1434H

Upload: hoangngoc

Post on 04-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEJADIAN ISPA PADA ANAK

PRASEKOLAH DI KAMPUNG PEMULUNG

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun oleh:

SITI NAMIRA

(109104000014)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M/ 1434H

Page 2: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

vi

Page 3: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

vii

SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF

JAKARTA

Undergraduate Thesis, September 2013

Siti Namira, NIM : 109104000014

Description of The Factors Influencing The Incidence of ARI in Preschool

Children in Kampung Pemulung South Tangerang

xvii + 70 pages + 7 table + 2 schemes + 7 attachment

ABSTRACT

ARI (Acute Respiratory Infection) is one of the leading causes of death in the

world and Indonesia. There are many preschooler experience ARI in Kampung

Pemulung South Tangerang. The environment in Kampung Pemulung is far from

healthy life and there is no previous research about ARI, so researchers are

interested to see description of the factors (individual children, the environment,

and parental behavior) in Kampung Pemulung on the incidence of ARI. The

purpose of this study was to determine the description of the factors influence the

incidence of ARI in preschool children in Kampung Pemulung South Tangerang.

Method of this study are quantitative approach with a descriptive research design.

Data were collected by 46 respondents using questionnaires. The results this study

were large percentage of the occupant density factor (78.3%), a small ventilation

(76.1%), air pollution in the home (69.1%) and child are not getting complete

immunization (56.5%). The society in Kampung Pemulung are expected to

minimize the factors that influence ARI in children by giving complete

immunization and pay attention to the environment for child health..

Keyword : ARI, Factors, Preschoolers, Kampung Pemulung

Reference : 53 (years 2000-2013)

Page 4: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

viii

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, September 2013

Siti Namira, NIM: 109104000014

Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Anak

Prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

xvii + 70 halaman + 7 tabel + 2 bagan + 7 lampiran

ABSTRAK

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan salah satu penyakit penyebab

kematian terbesar di dunia maupun di Indonesia. Banyak anak dengan usia

prasekolah mengalami ISPA di Kampung Pemulung Tangerang Selatan.

Umumnya Kampung Pemulung merupakan lingkungan yang jauh dari hidup sehat

dan di lingkungan ini sebelumnya belum ada yang meneliti mengenai ISPA,

sehingga peneliti tertarik untuk melihat gambaran faktor-faktor (individu anak,

lingkungan, dan perilaku orangtua) yang ada di Kampung Pemulung terhadap

kejadian ISPA. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran faktor-

faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada anak prasekolah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

deskriptif. Data dikumpulkan sebanyak 46 responden dengan menggunakan

kuesioner. Hasil yang didapatkan dengan persentase yang besar yakni faktor

kepadatan penghuni (78.3%), ventilasi yang kecil (76.1%), pencemaran udara

dalam rumah (69.1%) dan faktor anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap

(56.5%). Warga kampung pemulung diharapkan dapat meminimalkan faktor yang

mempengaruhi ISPA dengan cara anak-anak warga kampung pemulung diberikan

imunisasi secara lengkap dan memperhatikan lingkungan sekitar untuk kesehatan

anak.

.

Kata kunci : ISPA, Faktor-Faktor, Anak Prasekolah, Kampung Pemulung

Referensi : 53 (tahun 2000-2013)

Page 5: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

ix

Page 6: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

x

Page 7: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xi

Page 8: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Namira

Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 27 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Perum pemda blok c5 Jl. Asih Permai II RT 02 RW 11

Jati Asih Bekasi

HP : 085711045601

E-mail : [email protected]

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan /

Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Gelatik Pertiwi 1995-1997

2. SDN Jati Asih 02 1997-2003

3. SMP Permata Sakti 2003-2006

4. SMAN 06 Bekasi 2006-2009

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-sekarang

ORGANISASI

1. Pramuka 2003-2006

2. Paskibra 2003-2006

3. OSIS 2004-2005

4. PMR 2006-2009

5. Science Club 2008-2009

6. BEMJ IK 2010-2012

Page 9: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xiii

PERSEMBAHAN

(QS Al-Baqarah ayat 286)

”Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

(QS. Al-Ankabut:69)

Dan orang-orang yang berjihat untuk (mencari keridhaan). Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan

mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari

sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau

berharap”

Hanya puji dan syukur yang hanya dapat kuberikan kepada-Mu ya Allah

Skripsi ini kupersembahkan kepada orang tua ku yang selalu memberiku

semangat tiada henti dan selalu memberiku doa setulus hatinya serta dengan

sabar dan tanpa memperhitungkan apa yang diberikan kepadaku. Semoga ini

adalah awal dari keberhasilanku yang baik atas dukungannya dan doanya.

Kupersembahkan juga skripsi ini untuk saudara-saudara ku, teman-teman ku, dan sahabat-

sahabatku yang ikut mendukung serta mendoakanku hingga mencapai dititik ini.

Page 10: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xiv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia serta ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Anak

Prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta menerapkan ilmu

yang didapatkan oleh penulis dalam perkuliahan.

Penulis telah berusaha untuk menjadikan tulisan ilmiah yang rapi dan

sistematik sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan

hati dan tangan terbuka penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna

untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini banyak berbagai pihak yang telah memberikan

dorongan/motivasi, bantuan serta masukan, sehingga dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan terimakasih kepada;

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Ibu Ernawati S.Kep, M. Kep, Sp. KMB selaku Pembimbing Akademik

Page 11: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xv

6. Ibu Ns. Yanti Riyantini. M.Kep.Sp.KepAn selaku pembimbing 1 dan Ibu Ita

Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing 2 yang dengan sabar membimbing

dan memberi pengarahan kepada penulis.

7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Walikota Tangerang Selatan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan

penelitian dan warga Kampung Pemulung Tangerang Selatan yang telah

bersedia menjadi responden penelitian saya.

9. Keluarga tercinta yaitu Ayah penulis Dr. Moch Rum Alim S.E,M.Si, Ibu

penulis Alm. Aah Mamduha, kakak penulis Fathan Fajri, dr. Farhannisa,

Asmida Kurnia Mala S.S, dan adik penulis Mahdi Yasri Alim, Fathin Zabir

Alim serta keluarga besar penulis yang terus menerus memberikan doa dan

dorongan selama penulis mengikuti pendidikan di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Sahabat-sahabat penulis yaitu Aresy Quratul Aini, Febriyani Pamikatsih,

Henditania Indrasetiawati, Ike Yulianti, Musiskah, Khoirun Eki Mardian,

Walidatul Mardliyah, Eva Noviani dan seluruh teman-teman angkatan 2009

yang telah memberikan semangat, dukungan, dan dorongan kepada penulis.

Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ini baik dalam

persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam

kesempatan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,

namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang

memerlukannya

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, September 2013

Siti Namira

Page 12: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xvi

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Karya .............................................................................. ii

Abstract ........................................................................................................... iii

Abstrak ............................................................................................................. vi

Pernyataan Persetujuan .................................................................................... v

Lembar Pengesahan.......................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... viii

Lembar Persembahan ....................................................................................... ix

Kata Pengantar ................................................................................................. x

Daftar Isi ........................................................................................................... xii

Daftar Tabel...................................................................................................... xv

Daftar Bagan .................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7

E. Ruang Lingkup .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ....................................... 9

1. Definisi ..................................................................................... 9

2. Etiologi ..................................................................................... 10

3. Penularan ISPA ........................................................................ 11

4. Klasifikasi................................................................................. 11

5. Manifestasi Klinis .................................................................... 12

6. Patogenesis ............................................................................... 14

Page 13: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xvii

7. Pencegahan ............................................................................... 15

8. Penatalaksanaan ....................................................................... 16

9. Faktor Risiko ............................................................................ 17

B. Anak Prasekolah ............................................................................ 26

C. Penelitian Terkait ........................................................................... 29

Kerangka Teori ............................................................................... 31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ........................................................................... 32

B. Definisi Operasional ....................................................................... 33

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................ 35

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian......................................... 35

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 35

1. Populasi .................................................................................... 35

2. Sampel ...................................................................................... 36

3. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 38

D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 38

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................ 39

F. Tahapan Pengambilan Data ............................................................ 42

G. Pengolahan Data ............................................................................. 42

H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 44

I. Etika Penelitian .............................................................................. 44

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian.................................................... 46

B. Hasil Analisis Univariat ....................................................................... 47

BAB VI PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat ................................................................................. 53

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 66

Page 14: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xviii

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 67

B. Saran ..................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

Page 15: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xix

DAFTAR TABEL

3.1 Definisi Operasional

5.1 Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA pada Anak Prasekolah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Prasekolah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

5.3 Distribusi Frekuensi Pencemaran Udara di dalam Rumah Lingkup

Kampung Pemulung Tangerang Selatan

5.4 Distribusi Frekuensi Ventilasi Rumah yang Terdapat di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

5.5 Distribusi Frekuensi Kepadatan Penghuni dalam rumah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Keluarga dalam Pencegahan dan

Penanganan Penyakit ISPA pada Anak di Kampung Pemulung Tangerang

Selatan

33

47

48

49

50

51

52

Page 16: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xx

DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori ........................................................................................... 31

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 32

Page 17: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed consent

Lampiran 2. Instrumen penelitian

Lampiran 3. Hasil uji validitas dan reliabilitas

Lampiran 4. Hasil Penelitian

Lampiran 5. Surat permohonan izin penelitian

Lampiran 6. Surat balasan perizinan penelitian

Lampiran 7. Tabel antropometri penilaian status gizi anak

Page 18: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu kehidupan.

Sehat yaitu dalam keadaan yang sempurna dan bebas dari segala penyakit

sehingga dapat beraktivitas dengan baik (Potter&Perry, 2005). Menurut World

Health Organization (WHO) pengertian sehat adalah suatu keadaan dimana

seseorang yang sehat baik secara fisik, mental, sosial, dan spiritual, tidak hanya

bebas dari penyakit dan kelemahan. Seseorang yang tidak sehat dikatakan dalam

keadaan sakit. Kesakitan yang dialami seseorang dapat mengganggu aktivitas

seseorang, selain itu pun kesakitan juga dapat sebagai penyebab kematian pada

seseorang jika kesakitan tersebut tidak ditangani atau tidak tertangani (Potter &

Perry, 2005). Penyebab kematian dari suatu kesakitan banyak sekali terjadi, dari

bayi hingga lanjut usia memiliki peluang yang sama.

Menurut data dari WHO tahun 2007 setiap tahunnya hampir empat juta

orang meninggal dan 98%nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan.

Penyebab kematian ini tingkat mortalitasnya sangat tinggi pada bayi, anak-anak,

dan lansia, terutama di negara dengan pendapatan yang menengah dan rendah.

Kematian yang terbanyak dari tahun ke tahun adalah penyakit infeksi saluran

pernapasan akut dan diare pada anak. WHO memperkirakan insidens Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian

Page 19: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

2

balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada

golongan usia balita.

ISPA merupakan jumlah cukup besar di Indonesia sebagai penyebab

kematian anak, terutama jumlah ISPA pneumonia. Menurut data hasil dari Riset

kesehatan dasar (Riskesdas) dalam Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan (2007) di Indonesia, menunjukkan prevalensi nasional ISPA: 25,5%

(16 provinsi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia

pada Bayi: 2.2 %, Balita: 3%, angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8%, dan

Balita 15.5%. Berdasarkan data dari Suseda Jawa Barat (2012) angka kejadian

ISPA (batuk, pilek, sesak nafas) mencapai 47.77%. Data yang di dapatkan dari

Pemerintah Provinsi Banten, ISPA tercatat mencapai 103.640 kasus pada bulan

Januari hingga September tahun 2011.

Menurut Dadang (2012) selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan, ISPA merupakan salah satu penyakit terbesar dari sepuluh penyakit

terbesar di Kota Tangerang Selatan dengan kasus mencapai 7.864 orang dan

1.079nya adalah kasus anak-anak dengan usia satu hingga lima tahun pada bulan

Januari hingga Agustus 2012. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering

terjadi pada anak. Sedyaningsih mengungkapkan dalam seminar Pneumonia, The

Forgotten Killer Of Children tanggal 2 November 2009 di Universitas

Padjadjaran Bandung “…Episode penyakit batuk-pilek pada Balita di Indonesia

diperkirakan 3-6 kali per tahun, ini berarti seorang balita rata-rata mendapat

serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun…”

Page 20: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

3

Infeksi saluran pernapasan akut merupakan terinfeksinya saluran

pernapasan baik di saluran pernapasan atas maupun di saluran pernapasan bawah

maupun keduanya (Febiani, 2007; WHO, 2007; Kemenkes, 2012). Masalah

infeksi di saluran pernapasan atas adalah laringitis, sinusitis, influenza (virus)

yaitu di nasofaring, rhinitis, epligotitis, infeksi telinga, pembengkakan membran

mukosa dan adanya pengeluaran eksudat serosa mukopurulent atau yang sering

dikatakan pilek. Masalah infeksi di saluran napas bawah adalah pneumonia

bakteri, pneumonia virus, Tuberkulosis, bronkitis, bronkopneumoni, dan radang

paru-paru. ISPA merupakan infeksi yang menyerang secara cepat dan berbahaya

jika tidak diberi tindakan. ISPA mudah sekali menyerang anak-anak terutama

anak dibawah lima tahun (Tambayong, 2000).

Anak-anak dibawah lima tahun mudah sekali terkena penyakit karena

kekebalan tubuh yang dimiliki masih rendah atau imunitas yang dimiliki belum

terbentuk sempurna terutama penyakit infeksi (Meadow & Simon, 2005). Anak

dibawah lima tahun atau anak masa prasekolah adalah dimana anak sedang

aktif-aktifnya, ingin mengetahui segala bentuk dan segala rupa yang dilihat

olehnya, senang bermain air, bermain di luar rumah, dan banyak sekali yang

ingin dilakukannya, selain itu pula anak dengan usia prasekolah memiliki

kcenderungan nafsu makan yang menurun. Anak pada masa usia prasekolah ini

juga sudah mengenal berbagai macam permainan dan ingin bermain dengan

teman-teman seumurannya diluar rumah, sehingga dengan berbagai aktifitas

yang ingin dilakukannya dan napsu makan menurun atau asupan nutrisi tidak

Page 21: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

4

terpenuhi membuat usia anak prasekolah lebih rentan terhadapsuatu penyakit

terutama penyakit infeksi (Hidayat, 2008).

Anak dengan usia kurang dari enam tahun merupakan salah satu faktor

risiko dari penyakit ISPA. Faktor risiko ini juga dilengkapi dengan individu anak

dilihat dari usia anak, berat badan lahir, status gizi, kekurangan vitamin A (Kazi,

2009). Faktor risiko terjadinya ISPA pada anak juga tidak hanya faktor dari

individu anaknya saja melainkan faktor lingkungan dan faktor perilaku keluarga

(Depkes, 2004). Faktor lingkungan dilihat dari pencemaran udara dalam rumah,

ventilasi rumah, kepadatan hunian, kelembaban, kebersihan, dan musim

(WHO,2007). Faktor perilaku yakni perilaku dalam pencegahan dan

penaggulangan yang dilakukan oleh keluarga baik ibu, bapak, ataupun anggota

keluarga lain untuk menjaga kesehatan anak dan terhindar dari penyakit ISPA

(Depkes, 2004).

Penelitian mengenai faktor-faktor dengan kejadian ISPA telah di teliti

oleh Sulistyoningsih dan Redi (2010) dengan hasil bahwa di Wilayah Puskesmas

Wilayah DTP Jamanis Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan pengetahuan ibu,

pendidikan ibu, status ekonomi, status gizi balita, jenis kelamin balita, dan status

imunisasi balita berhubungan dengan penyakit ISPA pada balita usia 12-60

bulan. Penelitian yang diteliti oleh Kazi (2009) mengenai faktor risiko ISPA

pada anak balita di Bangladesh ditemukan bahwa usia anak, jenis kelamin, berat

badan, dan kekurangan vitamin A adalah faktor terjadinya ISPA di Banglades.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhandayani (2006) mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Pati

Page 22: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

5

adalah kepadatan hunian ruang tidur, ventilasi ruang tidur, keberadaan anggota

keluarga yang merokok, dan keberadaan anggota keluarga yang mengalami

ISPA (penularan) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian ISPA di

Kabupaten Pati.

Kampung Pemulung merupakan tempat yang memiliki lingkungan yang

memprihatinkan sehingga ditemukan berbagai faktor-faktor yang menyebabkan

ISPA. Kondisi Kampung Pemulung diantaranya yakni disekitarnya banyak

sekali barang bekas atau barang-barang yang diambil dari tempat sampah,

terdapat tempat pembakaran sampah disekitar rumahnya, para bapak-bapak

sering merokok, keadaan lingkungan yang tampak kotor. Kondisi lingkungan

yang seperti ini dikhawatirkan anak yang berusia kurang dari lima tahun mudah

sekali terkena penyakit ISPA dengan faktor-faktor yang ada. Kampung

Pemulung juga ditempati oleh warga yang pindahan dari luar dan tidak terdata di

daerah sekitar serta warganya pun yang tidak memiliki KTP sehingga sulit untuk

membawa anak ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas jika anak menderita

suatu penyakit dan tidak terdata bila anak menderita suatu penyakit (Ameriayani,

2006).

Hasil penelitian pendahuluan pada warga di Kampung Pemulung Ciputat

bahwa anak-anak yang terdapat disana ditemukan dari 11 anak yang berusia 2-5

tahun dan 9 anaknya mengalami ISPA dengan gejala batuk dan pilek. Hasil yang

ditemukan ini lebih banyak anak yang ditemukan dengan gejala ISPA daripada

yang tidak mengalami gejala ISPA. Kejadian ini membuat peneliti ingin

mengetahui terdapat faktor-faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan anak-

Page 23: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

6

anak usia prasekolah ini mengalami gejala-gejala penyakit ISPA di Kampung

Pemulung.

B. Rumusan Masalah

ISPA merupakan salah satu penyebab kematian terbesar terutama pada

anak-anak. ISPA di kota Tangerang Selatan adalah salah satu penyakit terbesar

yang menyerang anak-anak yaitu mencapai 1.079 kasus (Dadang, 2012). Anak-

anak dengan usia dibawah lima tahun mudah sekali terkena infeksi karena

imunitas yang dimiliki belum terbentuk sempurna (Meadow & Simon, 2005),

selain itu anak dengan usia ini memiliki banyak aktifitas dan menagalami

penurunan pola makan (Hidayat, 2008). Nutrisi yang kurang atau status gizi

yang kurang dan anak dengan usia kurang dari enam tahun merupakan faktor

risiko terjadinya penyakit ISPA. Faktor-faktor penyebab ISPA tidak hanya itu

namun faktor lingkungan dan perilaku keluarga juga merupakan risiko anak

mengalami penyakit ISPA (Depkes, 2004).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi (2009) bahwa faktor

risiko yang menyebabkan kejadian ISPA di Bangladesh antara lain yakni; usia

anak, jenis kelamin, berat badan, dan kekurangan vitamin A. Hasil studi

pendahuluan di Kampung Pemulung Ciputat didapatkan 11 anak dengan usia

dibawah 5 tahun dan ditemukan 9 anak mengalami tanda gejala ISPA yaitu

batuk pilek. Kejadian yang ditemukan ini membuat peneliti ingin mengetahui

apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA pada anak prasekolah di

Kampung Pemulung?

Page 24: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

7

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kejadian ISPA pada anak prasekolah di Kampung Pemulung

Tangerang Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran kejadian ISPA pada anak prasekolah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

b. Mengetahui gambaran karakteristik anak (BBL, status gizi, status

imunisasi) dengan kejadian ISPA pada anak prasekolah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan.

c. Mengetahui gambaran pengaruh lingkungan dengan kejadian ISPA pada

anak prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

d. Mengetahui gambaran pengaruh perilaku keluarga dengan kejadian ISPA

pada anak prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

D. Manfaat

1. Bagi responden, dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

penyakit ISPA.

2. Bagi institusi, dapat dijadikan sebagai sumber ataupun bacaan untuk

menambah pengetahuan mengenai penyakit ISPA pada anak

Page 25: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

8

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman, pengetahuan, dan wawasan

tentang penyakit ISPA secara mendalam dan sebagai penerapan ilmu yang

telah didapat selama studi.

E. Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai

berikut:

1. Jenis penelitian : Deskriptif

2. Subyek penelitian : Orang tua yang memiliki anak usia prasekolah di

Kampung Pemulung Tangerang Selatan

3. Obyek penelitian : Lingkungan, anak prasekolah, dan perilaku orang

keluarga di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

4. Tempat penelitian : Kampung Pemulung Tangerang Selatan

5. Waktu penelitian : Juni 2013

Page 26: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

1. Definisi

Infeksi Saluran Pernapasan Akut dalam bahasa Inggris dikenal

dengan istilah Acute Respiratory Infection (ARI). Istilah infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) mengandung tiga unsur yaitu infeksi, saluran

pernapasan, dan akut. Infeksi ialah peristiwa masuk dan penggandaan

mikroorganisme (agen) di dalam tubuh pejamu (host), sedangkan penyakit

infeksi merupakan manifestasi klinik bila terjadi kerusakan jaringan dan/atau

fungsi bila reaksi radang pejamu terpanggil. Saluran pernafasan adalah organ

yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya (sinus-sinus,

rongga telinga tengah dan pleura), sedang infeksi akut adalah infeksi yang

berlangsung sampai dengan 14 hari, walaupun beberapa penyakit yang dapat

digolongkan dalam ISPA dapat berlangsung lebih dari 14 hari, misalnya

pertusis. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung

sampai 14 hari, dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat

infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan dengan berlangsung

tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2004).

Infeksi saluran pernapasan akut adalah penyakit infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung

(saluran atas) sampai alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya,

Page 27: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

10

seperti sinus, rongga telinga bawah, dan pleura (WHO, 2011). ISPA adalah

infeksi saluran pernapasan akut yang ditandai dengan batuk pilek, anak

sering sekali terkena 2 sampai 3 kali dalam sebulan. Anak dengan batuk

pilek pada anak lamanya sekitar 2 sampai 3 hari, namun bila lebih dari satu

minggu terjadi infeksi lanjutan (Dewi, 2011). Infeksi saluran pernapasan

akut adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal

(mikoplasma), atau aspirasi substansia asing, yang melibatkan suatu atau

semua bagian saluran pernapasan (Wong, 2008)

2. Etiologi

Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, atau

protozoa (Junaidi, 2010). Virus yang termasuk penggolong ISPA adalah

rinovirus, koronavirus, adenovirus, dan koksakievirus, influenza, virus

sinsisial pernapasan. Virus yang mudah ditularkan melalui ludah yang

dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita adalah virus influenza, virus

sinsisial pernapasan, dan rinovirus (Junaidi, 2010). Etiologi ISPA terdiri dari

300 lebih jenis virus, bakteri dan riketsia serta jamur. Virus penyebab ISPA

antara lain golongan miksovirus (termasuk didalamnya virus influensa, virus

para-influensa dan virus campak), adenovirus. Bakteri penyebab ISPA

misalnya streptokokus hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofilus

influenza, Bordetella pertussis, Korinebakterium diffteria (Depkes, 2004).

Page 28: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

11

3. Penularan ISPA

Penularan ISPA adalah melalui udara yang tercemar dan masuk ke

dalam tubuh melalui saluran pernafasan. Bibit penyakit di udara umumnya

berbentuk aerosol yakni suatu suspensi yang melayang di udara, dapat

seluruhnya berupa bibit penyakit atau hanya sebagian daripadanya. Aerosol

merupakan bentuk dari penyebab penyakit tersebut ada dua, yakni: droplet

nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh

berupa droplet dan melayang di udara) dan dust (campuran antara bibit

penyakit yang melayang di udara) (Depkes, 2004). Cara penularan utama

sebagian besar ISPA adalah melalui droplet, tapi penularan melalui kontak

(termasuk kontaminasi tangan yang diikuti oleh inokulasi tak sengaja) dan

aerosol pernapasan infeksius berbagai ukuran dan dalam jarak dekat dapat

juga terjadi untuk sebagian patogen (WHO, 2007)

4. Klasifikasi

Infeksi saluran pernapasan akut memiliki berbagai macam jenisnya.

Berdasarkan letaknya terbagi menjadi infeksi di saluran pernapasan atas,

sindrom croup (terdiri dari epiglotis, laring dan trakea), dan saluran

pernapasan bawah (terdiri dari bronkus dan bronkiolus. Infeksi saluran

pernapasan atas terdiri dari pilek (nasofaring), faringitis, influenza. Sindrom

croup terdiri dari laringitis akut, laringitis spasmodik akut, epiglotitis akut,

dan trakeitis akut. Infeksi saluran pernapasan bawah terdiri dari bronchitis

pneumoni, TBC, dan Aspirasi substansi asing (Wong, 2008)

Page 29: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

12

Pneumonia adalah penyakit ISPA yang tersering menyebabkan

kematian, sehingga menjadi fokus dalam program pemberantasan ISPA (P2-

ISPA). Berdasarkan Program Pemberantasan ISPA (P2-ISPA) ini

pengklasifikasian ISPA menjadi 2 kelompok umur yaitu golongan umur

dibawah 2 bulan dan golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun. Klasifikasi

penyakit untuk golongan umur kurang 2 bulan, ada 2 klasifikasi penyakit

yaitu: pneumonia berat dan bukan pneumonia. Untuk golongan umur 2 bulan

sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu: pneumonia berat, pneumonia,

dan bukan pneumonia (Misnadiarly, 2008).

5. Manifestasi Klinis

Tanda dan Gejala pada ISPA adalah batuk, sakit kepala, sakit

tenggorokan, pilek, dan pegal-pegal (Febiani, 2007). Tanda dan gejala

menurut klasifikasi adalah (Misnadiarly, 2008; Depkes, 2004):

a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding

dada kedalam (chest indrawing).

b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa

disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas

cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan

pneumonia

Page 30: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

13

Tanda gejala menurut tingkat keparahannya menurut Keputusan Menteri

Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2008:

a. ISPA ringan

ISPA ringan yaitu jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala

berikut:

1) Batuk

2) Pilek dengan atau tanpa demam

b. ISPA sedang

ISPA sedang yaitu jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai

satu atau lebih dengan gejala-gejala sebagai berikut:

1) Pernapasan cepat :

Umur 2bulan - <12 bulan : 50 kali atau lebih per menit

Umur 12 bulan - <5 tahun : 40 kali atau lebih per menit

2) Wheezing (mengi) yaitu napas bersuara

3) Sakit atau keluar cairan dari telinga

4) Bercak kemerahan (campak)

c. ISPA berat

ISPA berat ditandai dengan gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA

sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:

1) Penarikan dinding dada

2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) saat

bernapas

3) Kesadaran menurun

Page 31: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

14

4) Bibir/kulit pucat kebiruan

5) Stridor yaitu suara napas seperti mengorok

6. Patogenesis ISPA

Infeksi pernapasan akut menurut Somantri (2007) disebabkan

karena peningkatan produksi mukus, peningkatan rangsang otot polos

bronkial, dan edema mukosa. Aliran udara yang terhambat akan

meningkatkan kerja napas dan menimbulkan dispneu. Patogenesis secara

konkritnya yaitu adanya faktor-faktor penyebab terdapatnya infeksi seperti

perilaku terhadap lingkungan maupun pengetahuan yang kurang tentang

pencegahan. Mikroba menyerang anak yang memiliki imun lemah masuk

melalui saluran pernapasan yakni dengan cara anak menghirup udara yang

terdapat mikrobanya. Mikroba masuk ke saluran pernapasan dan

menginfeksi saluran pernapasan. Pertahanan tubuh dengan mengluarkan sel-

sel yang untuk membunuh mikroba sehingga terjadi reflek batuk dan juga

terdapatnya mukosa yang berusaha membunuh hingga terjadi penumpukan

sekret pada saluran pernapasan (Muttaqin, 2008).

Pertahanan tubuh yang baik maka tubuh terus berusaha untuk

mengeluarkan mikroba dengan batuk. Pertahanan tubuh yang tidak baik,

tubuh lemah tidak dapat melawan mikroba, hingga mikroba dapat terus

berjalan hingga saluran pernpasan bawah yaitu melalui bronkus dan

bronkiolus menuju alveoli. Reaksi peradangan terjadi, maka saluran

pernapasan meradang atau berwarna merah bengkak, terjadi peningkatan

Page 32: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

15

produksi sekret sehingga tubuh merasa tidak nyaman, merasa gatal dalam

tenggorokan, batuk produktif, sesak napas, dan penurunan batuk efektif

(Muttaqin, 2008).

Peradangan bronkus menyebar ke parenkim paru sehingga terjadi

konsolidasi pada rongga alveoli dengan eksudat menyebabkan penurunan

jaringan paru dan terjadi kerusakan membran alveolar kapiler sehingga

terjadi sesak napas, menggunakan otot bantu napas dan napas menjadi tidak

efektif. Mikroba dapat menyebar keseluruh tubuh sehingga terjadi demam,

tidak nafsu makan, mual, berat badan menurun, lemah, dan aktifitas menjadi

terganggu (Muttaqin, 2008).

7. Pencegahan

Pencegahan terjadinya ISPA yakni dengan meningkatkan daya

tahan tubuh atau memperbaiki gizi dengan makan makanan yang bergizi,

minum cukup, dan istirahat cukup. Kunjungi pelayanan kesehatan segera

atau beri pengobatan bila mulai muncul tanda-tanda ISPA. Tempat tinggal

sedapat mungkin memiliki ventilasi yang baik dan tidak terlalu penuh

penghuninya agar udara tidak sesak, serta pastikan anak mendapatkan

imunisasi lengkap (Sukandarrumidi, 2010).

Pencegahan terjadinya penyakit ISPA terutama dengan

menghindari bakteri yang pathogen dengan menjaga kebersihan tangan,

gunakan alat pelindung diri terutama masker untuk menghindari droplet

yang melayang di udara jika diperkirakan ada penyebab ISPA untuk menular,

Page 33: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

16

tidak dekat-dekat sama orang yang terinfeksi, ciptakan lingkungan yang

bersih, hindari anak dari asap yang membuat anak untuk sulit bernapas.

Pencegahan ini juga dilakukan orang tua atau keluarga menggunakan etika

batuk dengan cara ketika batuk menutup mulut dengan sapu tangan atau

tissue, selain itu juga untuk individu anak dilakukan peningkatan kekebalan

tubuhnya dengan melakukan imunisasi lengkap (WHO, 2007).

8. Penatalaksanaan ISPA

Penatalaksanaan dilakukan dalam pelayanan sesuai klasifikasinya

dengan petunjuk bagan MTBS, untuk gejala batuk bukan Pneumonia beri

pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, jika batuk lebih dari 3

minggu rujuk untuk pemeriksaan lanjutan, kunjungi pelayanan kesehatan

bila selama 5 hari tidak ada perbaikan. Klasifikasi Pneumonia diberikan

antibiotik yang sesuai, beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman

dan Pneumonia berat beri dosis pertama antibiotik yang sesuai dan dirujuk

ke sarana kesehatan yang lebih memadai (Depkes, 2008).

Perawatan di rumah sangat penting dalam penatalaksanaan anak

dengan penyakit ISPA, dengan cara (WHO, 2012):

a. Pemberian makanan

1) Berilah makanan secukupnya selama sakit,

2) Tambahlah jumlahnya setelah sembuh,

3) Bersihkan hidung agar tidak mengganggu pemberian makanan.

Page 34: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

17

b. Pemberian cairan

1) Berilah anak minuman lebih banyak;

2) Tingkatkan pemberian asi.

c. Pemberian obat pelega tenggorokan dan pereda batuk dengan ramuan

yang aman dan sederhana;

d. Paling penting: amati tanda‐tanda pneumonia

Bawalah kembali ke petugas kesehatan, bila nafas menjadi sesak,

nafas menjadi cepat, anak tidak mau minum, sakit anak lebih parah.

9. Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya ISPA adalah terdapatnya bakteri-bakteri

penyebab ISPA dimana-mana dan menyerang manusia terutama anak yang

sangat rentan. Faktor genetik dalam keadaan umum seperti keadaan

kesehatan, sosial, dan kondisi lingkungan, sehingga faktor ini bergantung

pada orang tua yang menurunkan ketahanan tubuhnya terhadap anak, selain

itu dibutuhkan penegetahuan orang tua untuk menjaga daya tahan tubuh anak.

Faktor lainnya adalah makanan yang tidak mencukupi, perumahan yang

buruk, dan kepadatan penduduk berkontribusi dalam berkurangnya

ketahanan tubuh (WHO, 2008).

Menurut Kemenkes RI (2012) dan Depkes (2004) faktor risiko terjadinya

ISPA secara umum yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak, serta

faktor perilaku, yakni;

Page 35: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

18

a. Faktor individu anak

Faktor individu anak atau faktor keadaan anak dimana anak

yang mudah sekali terkena penyakit ISPA. Umur anak, status kondisi

anak saat lahir, status kekebalan tubuh anak, status gizi anak, dan status

kelengkapan imunisasi anak merupakan faktor anak itu mudah sekali

terkena penyakit ISPA.

1) Umur anak

Insiden penyakit pernapasan oleh virus melonjak pada

bayi dan usia dini pada anak-anak. ISPA pada umumnya infeksi

pertama yang menyerang bayi dan balita selain itu kekebalan tubuh

yang dialami oleh bayi dan balita belum terbentuk sempurna. Usia

anak dengan usia kurang dari 6 tahun belum memiliki imunitas yang

sempurna sehingga sangat mudah terserang menyakit infeksi

(Meadow & Simon, 2005).

2) Berat badan lahir

Bayi dengan BBLR sering mengalami penyakit gangguan

pernafasan, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan pengembangan

paru yang belum sempurna dan otot pernafasan yang masih lemah.

Hal ini dikarenakan pembentukan zat antibodi kurang sempurna

sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama pneumonia

dan sakit saluran pernapasan lainnya (Meadow & Simon, 2005).

Sadono (2008) meneliti mengenai berat badan lahir rendah

Page 36: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

19

merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit ISPA di Kabupaten

Blora didapatkan hasil secara statistik terbukti semakin rendah berat

badan lahir maka semakin sering pula anak mengalami penyakit

ISPA.

3) Status gizi

Gizi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi proses

perubahan zat makanan yang masuk kedalam tubuh dan dapat

mempertahankan suatu kehidupan (Soenardi, 2006). Macam-macam

zat gizi atau zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia antara

lain; a) karbohidrat, b) protein, c) lemak, d) vitamin, e) mineral, f) air

(Suhardjo, 2010). Penyimpangan dari kebutuhan gizi dapat menjadi

suatu faktor risiko penyakit maupun penyakit yang degeneratif

sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh adala gizi yang seimbang

yaitu gizi yang terpenuhi namun tidak kurang atau pun tidak lebih

melainkan cukup. Gizi yang kurang akan mempengaruhi kesehatan

anak karena dengan adanya gizi kurang anak akan mudah rentan

terhadap suatu penyakit terutama penyakit infeksi. Gizi yang cukup

dapat mempertahankan imunitas anak sebagai perlawanan dari suatu

penyakit (PERSAGI, 2009).

Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang

ISPA dibandingkan balita dengan gizi normal karena faktor daya

tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan

Page 37: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

20

balita tidak mempunyai nafsu makan dan mengakibatkan kekurangan

gizi. Keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang “ISPA

berat“ bahkan serangannya lebih lama (Depkes, 2004). Elyana &

Aryu (2009) meneliti bahwa didapatkan status gizi anak balita

memiliki hubungan yang signifikan terhadap penyakit ISPA di Jawa

Tengah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin kurang status

gizi balita maka semakin tingga frekuensi ISPA pada balita di Jawa

Tengah. Status gizi anak dapat dilihat dari berat badan anak

disbanding dengan usia anak (BB/U) atau juga dapat dilihat dari berat

badan anak dengan tinggi badan anak (Kepmenkes, 2010).

4) Imunisasi

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan

kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari

penyakit tertentu (Depkes. 2004). Indonesia memiliki jenis

imunisasi yang di wajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) yakni

imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan campak. Imunisasi

dasar ini diberikan pada anak sesuai dengan usianya. Anak yang

telah mendapatkan imunisasi lengkap tubuhnya akan bertambah

kekebalan tubuhnya sehingga tidak mudah terserang penyakit-

penyakit tertentu yang sering dialami oleh anak-anak (Hidayat,

2009).

Page 38: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

21

Imunisasi dasar memiliki fungsinya masing-masing untuk

kebal terhadap suatu penyakit. Penyakit Infeksi yang sering

melanda anak terutama penyakit ISPA juga dapat dikurangi

kejadiannya bilamana anak mendapatkan imunisasi secara lengkap.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadono (2008) bahwa anak

yang tidak diberikan imunisasi secara lengkap dan tidak sesuai

dengan umurnya maka kejadian penyakit ISPA dapat berisiko

terjadi 2,6 kali dari biasanya.

b. Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan

anggota keluarga, keterbatasan tempat penukaran udara bersih

(ventilasi), kelembaban, kebersihan, musim, temperatur);

ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah

pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran (misalnya, vaksin,

akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi)

ISPA mudah sekali tersebar, maka lingkungan yang seperti ini

merupakan faktor terjangkitnya penyakit ISPA (WHO,2007).

1) Pencemaran udara dalam rumah

Pajanan di dalam ruangan terhadap polusi udara juga

sangat penting karena anak-anak sebagian besar berada dalam

rumah. Pajanan di dalam ruangan tidak semua berasal dari

sumber emisi di dalam ruangan, tetapi pembakaran bahan bakar

Page 39: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

22

biomassa (khususnya pada ventilasi dapur/kompor yang buruk

dan asap tembakau di lingkungan seringkali merupakan penyebab

utama penyakit saluran pernapasan. Pajanan terhadap gas emisi

industri atau jalan raya juga merupakan ancaman yang signifikan

(WHO, 2008). Menurut Mitchell (2008) pencemaran udara dalam

rumah (indoor pollution) disebabkan oleh berbagai macam zat

kimia seperti Carbon monoksida (gas yang tidak berbau),

Nitrogen dioksida (asap yang ditimbuklan oleh emisi bahan bakar

masak), asap rokok atau asap yang di keluarkan seseorang dengan

campuran partikel yang bersifat toksik, radon (zat radioaktif),

formaldehyde (zat yang dikluarkan saat membuat suatu produk

consumer. Pencemaran udara dalam ruangan bisa saja terjadi asap

dari luar ruangan masuk ke dalam ruangan selain itu juga dapat

disebabkan oleh asap rokok yang bearada di dalam ruangan

karena satu batang rokok sama saja menghirup 0,5 mikrogram

timah hitam (Pb) dan carbon monoxide sebanyak 20 ppm

sehingga dapat berbahaya bagi saluran pernapasan (Sitepoe,

2008).

Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk

memasak dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme

pertahanan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA.

Hal ini dapat terjadi pada rumah yang ventilasinya kurang dan

dapur terletak di dalam rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang

Page 40: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

23

tempat bayi dan balita (Depkes, 2004; Kemenkes, 2012).

Penelitian yang diakukan oleh Kilabuko dan Satoshi (2007)

mengenai pengaruh bahan bakar masak terhadap penyakit ISPA

pada anak di Tanzania didapatkan bahwa bahan bakar masak

menggunakan arang dan minyak tanah dapat mempengaruhi

kejadian ISPA pada anak dan disarankan untuk menggunakan

bahan bakar masak menggunakan kompor listrik.

2) Ventilasi rumah

Ventilasi adalah proses memasukkan dan menyebarkan

udara dari dalam ke luar atau udara dari luar yang telah diolah

sebagai daur ke dalam ruangan. Ventilasi udara yang dibuat serta

pencahayaan di dalam rumah sangat diperlukan karena akan

mengurangi polusi asap yang ada di dalam rumah sehingga dapat

mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang lama

kelamaan bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Luas

penghawaan atau ventilasi rumah yang permanen minimal 10%

dari luas lantai (Depkes, 2004; WHO, 2007). Penelitian yang

dilakuka oleh Nurhadi (2011) mengenai hubungan ventilasi ruang

tidur dengan kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Jepara

didapatkan bahwa ventilasi yang kurang dari 10% dalam ruangan

memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian ISPA di

Kabupaten Jepara.

Page 41: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

24

3) Kepadatan hunian rumah

Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) RI

mengungkapkan bahwa aturan luas rumah yang sehat untuk

memenuhi kebutuhan minimal 9 m2 untuk per jiwa atau per orang,

sehingga jika dalam satu rumah berisi 4 orang maka luas rumah

yang ideal berkisar 36 m2. Keputusan Menteri Kesehatan

(KepMenKes) RI No. 829 menetapkan mengenai kesehatan

pembangunan rumah bahwa luas ruang tidur minimal 8 m2 dan

tidak digunakan untuk lebih dari 2 orang dewasa dalam 1 ruang

tidur, kecuali anak dengan usia dibawah 5 tahun (Kompas, 2012).

Kepadatan tempat tinggal atau keadaan rumah yang sempit

dengan jumlah penghuni rumah yang banyak akan berdampak

kurangnya oksigen di dalam rumah.

Kepadatan penghuni menimbulkan perubahan suhu

ruangan yang kalor dalam tubuh keluar disebabkan oleh

pengeluaran panas badan yang akan meningkatkan kelembaban

akibat uap air dari pernapasan tersebut. Semakin banyak jumlah

penghuni ruangan tidur atau dengan penghuni lebih dari 2 orang

dalam ruang tidur maka semakin cepat udara ruangan mengalami

pencemaran gas atau bakteri, selain itu juga memperhambat

proses penukaran gas udara bersih yang dapat menyebabkan

penyakit ISPA (Sukandarrumidi, 2010).

Page 42: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

25

c. Faktor perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau

mahluk hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010). Perilaku sehat

adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan upaya

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (Becker, 1979 dalam

Notoatmodjo, 2010). Klasifikasi perilaku kesehatan dibagi menjadi 3

bagian menurut Fitriani (2011) yaitu Perilaku pemeliharaan kesehatan

dengan mengusahakan seseorang untuk menjaga kesehatannya agar

tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit seperti perilaku

pencegahan dan penyembuhan serta perilaku meningkatkan gizi agar

tidak mudah terserang penyakit. Perilaku pencarian dan penggunaan

sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau perilaku pencarian

pengobatan, serta perilaku kesehatan lingkungan yaitu dengan menjaga

lingkuangan agar lingkungaan tetap bersih dan sehat.

Faktor perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan

penyakit ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek

penanganan ISPA di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu, bapak,

ataupun oleh anggota keluarga lainnya. Peran aktif keluarga atau

masyarakat dalam menangani ISPA sangat penting karena penyakit ISPA

merupakan penyakit yang ada sehari-hari di dalam masyarakat atau

keluarga dan dapat menular. Hal ini perlu mendapat perhatian serius

karena penyakit ini banyak menyerang balita, sehingga balita dan

anggota keluarganya yang sebagian besar dekat dengan balita dengan

Page 43: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

26

ISPA mengetahui dan terampil dalam menangani penyakit ISPA ketika

anaknya sakit (Depkes, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh

Pamungkas (2003) mengenai perilaku orang tua dalam penanganan balita

penderita ISPA didapatkan hasil dari wawancara mendalam yakni orang

tua tidak dapat berperilaku dengan baik terhadap anak yang mengalami

ISPA karena para orang tua berpersepsi bahwa penyakit ISPA adalah

penyakit biasa terjadi atau sebagai suatu peristiwa alam biasa sehingga

orang tua tidak berupaya untuk melakukan penanganan ISPA yang baik

seperti membawa anak ke pelayanan kesehatan atau pun berupaya

memberikan obat agar anak sembuh dari penyakitnya.

B. Anak Prasekolah

Anak prasekolah adalah anak berusia mendekati antara 3 hingga 5 tahun

(Wong, 2008). Dunia anak prasekolah sudah mulai meluas yaitu di luar keluarga

ke dalam lingkungan tetangga dimana anak-anak bertemu dengan anak-anak lain

dan orang dewasa (Potter & Perry, 2005; Wong, 2008). Setiap anak memiliki

tahap tumbuh kembang, maka berikut adalah tumbuh kembang anak prasekolah

dari berbagai teori atau aspek. Pertumbuhan pada anak prasekolah terjadi

peningkatan koordinasi otot besar dan halus sehingga anak mampu dalam

motorik kasar yaitu berjalan jinjit, melompat, melompat dengan satu kaki,

menangkap bola, dan melemparkannya dari atas kepala. Motorik halus pada

anak prasekolah sudah mampu menggunakan gunting dengan lancar, sudah

Page 44: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

27

dapat menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun horizontal, belajar

membuka dan memasang kancing baju (Riyadi, 2009)

Perkembangan menurut teori antara lain Perkembangan Kognitif (Piaget)

tahap pra operasional yaitu anak belum dapat mengoperasionalkan apa yang

dipikirkan melalui tindakan, perkembangan anak masih egosentris.

Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud) yaitu fase Phallic, dimana fase ini

anak akan senang jika selalu memegang alat genitalia, kecenderungan anak akan

dekat dengan orang tua yang berlawanan jenis kelamin. Sifat egosentris yang

tinggi pada anak dan interaksi social sudah mulai tumbuh (Riyadi, 2009).

Perkembangan psikososial (Erikson) tahap inisiatif versus rasa bersalah yaitu

anak akan memulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif

dalam melakukan aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau

dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Hidayat, 2008)

Anak dengan periode prasekolah memiliki kelebihan energi yang

membolehkan mereka untuk merencanakan dan mencoba banyak kegiatan yang

mungkin berada di luar kemampuan mereka. Erikson merekomendasikan dalam

buku Potter & Perry (2005) bahwa orang tua harus membantu anak-anak untuk

mencapai keseimbangan kesehatan antara inisiatif dan rasa bersalah dengan

mereka membiarkan melakukan hal-hal pada diri anak sendiri dengan

menetapkan batasan yang tegas dan bimbingan untuk melindungi diri mereka.

Anak dengan masa ini juga mengalami proses perubahan dalam pola makan

dimana anak pada umumnya mengalami kesulitan untuk makan (Hidayat, 2008).

Teori yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa anak periode prasekolah

Page 45: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

28

memiliki aktifitas yang tinggi sehingga mudah lelah, selain itu pun terdapat

masa dimana anak mengalami penurunan pola makan, sehingga imunitas anak

cenderung menurun.

Mekanisme kekebalan tubuh pada anak-anak pada dasarnya sama dengan

orang dewasa namun belum berkembang dengan sempurna saat lahir. Infeksi

banyak sekali menyerang terutama pada anak-anak dan hal yang paling

dibutuhkan adalah sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Imunitas seluler pada

anak sudah efektif sejak lahir; selama 2 atau 3 tahun pertama, jumlah sel darah

putih relatif tinggi, limfosit lebih banyak daripada polimorfik dalam sirkulasi

darah. Imunitas Humoral berkembang lebih lambat (Meadow, 2005).

Immunoglobulin G (IgG) memiliki reseptor di plasenta sehingga IgG

maternal dapat ditransfer melalui plasenta sejak masa fetal awal, oleh karena itu

bayi terlambat dimulai setelah lahir. Kadar immunoglobulin total pada bayi

paling rendah usia 3 hingga 4 bulan yang merupakan periode rentan. Tingkat

immunitas humoral yang cukup baik mulai terbentuk pada usia 6 hingga 9 tahun

(Meadow, 2005), sehingga pada usia anak dibawah 6 tahun tingkat immunitas

belum terbentuk dengan baik. Kekebalan tubuh pada anak lambat laun akan

melakukan proses penyesuaian. Perkembangan kekebalan tubuh secara alami

pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan

melalui pemberian kolostrum dan lambat laun akan terjadi kekebalan tubuh yang

akan sejalan dengan perkembangan usia (Hidayat, 2009).

Kekebalan tubuh harus dimiliki oleh anak agar anak tidak dapat mudah

sakit. Cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak ialah dengan memberikan

Page 46: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

29

nutrisi yang cukup. Gizi yang lengkap dapat menjaga keutuhan kerja dari sel

darah putih dan kekebalan cairan yang sebagai pabrik pembentuknya. Kekebalan

tubuh juga dapat ditingkatkan selain dengan gizi yaitu pemberian imunisasi

lengkap agar anak kebal dengan penyakit-penyakit khusus. Anak yang sudah

pernah mengalami sakit pun dapat meningkat kekebalan tubuhnya karena tubuh

sudah pernah merespon penyakit yang pernah dideritanya (Nadesu, 2007)

C. Penelitian terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita telah

diteliti sebelumnya oleh berbagai peneliti dan di berbagai daerah yakni sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyoningsih dan Redi (2010) dengan

judul faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di

wilayah kerja Puskesmas DTP Jamanis Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010

didapatkan hasil bahwa di Wilayah Puskesmas Wilayah DTP Jamanis

Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan faktor pengetahuan ibu, pendidikan

ibu, status ekonomi, status gizi balita, jenis kelamin balita, dan status

imunisasi balita berhubungan dengan penyakit ISPA pada balita usia 12-60

bulan.

2. Penelitian yang diteliti oleh Kazi (2009) mengenai faktor risiko ISPA pada

anak balita di Bangladesh ditemukan bahwa usia anak, jenis kelamin, berat

badan, dan kekurangan vitamin A adalah faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya ISPA di Banglades.

Page 47: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

30

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suhandayani (2006) mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Pati

didapatkan hasil bahwa kepadatan hunian ruang tidur, ventilasi ruang tidur,

keberadaan anggota keluarga yang merokok, dan keberadaan anggota

keluarga yang mengalami ISPA (penularan) memiliki hubungan yang

signifikan dengan kejadian ISPA di Kabupaten Pati.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2007) dengan judul faktor-faktor

yang mempengaruhi tingginya angka kejadian ISPA pada balita di wilayah

kerja puskemas sukawarna kota Bandung didapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh pendidikan, ekonomi, sikap, perilaku, dan tempat tinggal terhadap

tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW 03 Kelurahan Sukawarna

Penelitian-penelitian yang terkait tersebut didapatkan belum ada yang

meneliti menganai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA di

Kampung Pemulung melainkan banyak sekali yang meneliti di wilayah kerja

ciputat. Insiden yang didapatkan ternyata dikampung pemulung terdapat banyak

sekali anak dengan usia antara 2 hingga 5 tahun mengalami penyakit ISPA

dengan gejala batuk pilek, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada anak prasekolah di

Kampung Pemulung.

Page 48: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

31

KERANGKA TEORI

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Depkes, 2004; WHO, 2007; Kemenkes, 2012

Lingkungan Asap rokok

Individu

anak

Bahan bakar

masak

Kepadatan

hunian

Status

Imunisasi

tidak

lengkap

Kelembaban

udara

meningkat

Pertumbuhan mikrooganisme

penyebab ISPA (virus, bakteri, riketsia atau protozoa meningkat

(

Anak rentan

terhadap

infeksi

ISPA

Perilaku

Pencegahan

&

Penanganan

Ventilas <10%

dari luas lantai

rumah

Status gizi

yang buruk

Berat badan

lahir rendah

Faktor

Risiko Usia

dibawah 5

tahun (bayi ,

balita/ Anak

prasekolah)

Page 49: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

32

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini meneliti variabel yang berisi faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi penyakit ISPA diantaranya faktor lingkungan, faktor individu

anak, dan faktor perilaku keluarga. Faktor lingkungan meliputi; pencemaran

udara dalam rumah, ventilasi rumah, dan kepadatan hunian dalam ruamh. Faktor

individu anak meliputi; usia anak, berat badan, imunisasi, dan status gizi. Faktor

perilaku meliputi; perilaku dalam pencegahan dan penanganan anak terhadap

penyakit ISPA. Kerangka konsep yang dibuat yakni:

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Gambaran faktor risiko ISPA:

1. Karakteristik anak :

a. Berat badan lahir

b. Status gizi

c. Status Imunisasi

2. Lingkungan :

a. pencemaran udara dalam rumah (asap

rokok, bahan bakar memasak),

b. ventilasi rumah,

c. kepadatan hunian rumah

3. Perilaku keluarga terhadap pencegahan

dan penanganan seperti: perilaku

pemeliharaan kesehatan, perilaku

pencarian dan penggunaan sistem atau

fasilitas pelayanan kesehatan, dan

perilaku kesehatan lingkungan

Page 50: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

33

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Hasil ukur

Skala

1 ISPA pada

anak

prasekolah

Keadaan anak usia antara 3 hingga 5

tahun yang mengalami batuk pilek

tanpa atau disertai gejala lain seperti

demam, tarikan dinding dada kedalam,

napa cepat, selama kurang dari 14 hari

dalam waktu 6 bulan terakhir

Kuesioner 1. ISPA ringan

2. ISPA sedang

3. ISPA berat

Ordinal

2 Berat badan

lahir

Hitungan berat badan ketika anak

dilahirkan

Kuesioner 1. BBLR: < 2500 gram

2. Normal: 2500 - 4000 gram

3. Besar : > 4000 gram

Ordinal

3 Status gizi Ukuran gizi anak yang dilihat dari

ukuran berat badan dibagi usia dan

selanjutnya akan dicocokan dengan

Tabel pengukuran gizi anak.

Kuesioner 1.Gizi buruk : BB/U <-3SD

2. Gizi kurang : BB/U -3SD

hingga -2SD

3. Gizi baik : BB/U -2SD

hingga 2 SD

4. Gizi lebih : BB/U >2SD

Ordinal

4 Status

imunisasi

Kelengkapan status anak dalam

pemberian imunisasi dasar yang sesuai

dengan usianya, terutama imunisasi

DPT yang diberikan sebanyak 4 kali

pada usia 2, 4, 6, 18 bulan dan usia 5

tahun.

Kuesioner 1.Lengkap

2.Tidak Lengkap

Nominal

Page 51: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

34

5 Pencemaran

udara dalam

rumah

Terdapatnya pencemaran udara

didalam rumah salah satu: asap rokok,

asap dari bahan bakar masak, atau

asap pembakaran sampah yang masuk

kedalam rumah

Observasi 1. Terdapat

2.Tidak terdapat

Nominal

6 Ventilasi

rumah

Lubang udara dalam rumah Observasi 1. Baik : ≥ 10% dari luas rumah

2. Tidak baik : < 10% dari luas

rumah

Nominal

7

Kepadatan

hunian

rumah

Jumlah penghuni atau orang yang

tinggal didalam satu rumah

dibandingkan dengan luas rumah

Observasi 1. Padat: < 8 m2/jiwa

2. Tidak padat : ≤ 8 m2/jiwa

Nominal

8 Perilaku Tindakan keluarga dalam pencegahan

dan penanganan terhadap penyakit

ISPA pada anak seperti perilaku

peningkatan gizi pada anak,

menghindari faktor risiko ISPA,

perilaku mencari pengobatan, dan

perilaku menjaga kesehatan

lingkungan

Kuesioner 1. Sangat Baik: apabila skor

perilaku responden 75%

lebih dari jawaban yang

benar

2. Cukup baik: apabila skor

perilaku responden antara

56%-75% dari jawaban

benar

3. Kurang baik: apabila skor

perilaku responden kurang

dari 55% dari jawaban benar

(Arikunto, 2010)

Ordinal

Page 52: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

35

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif. Desain ini

adalah desain untuk menerangkan atau menggambarkan masalah

penelitian yang terjadi atau dengan kata lain, mendeskripsikan seperangkat

peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2007).

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

pada tanggal 29 Juni – 2 Juli 2013. Alasan penelitian ini di Kampung

Pemulung karena ketika peneliti berkunjung ke Kampung Pemulung

Ciputat terdapat banyak anak-anak dengan usia berkisar 2 hingga 5 tahun

yang mengalami batuk pilek sehingga peneliti ingin berkontribusi dalam

melakukan pencegahan terhadap kejadian ISPA di wilayah Kampung

Pemulung.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Page 53: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

36

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Hidayat, 2008). Populasi yang dijadikan penelitian untuk dipelajari

adalah populasi orang tua yang memiliki anak usia prasekolah dan

anak dengan usia prasekolah di Kampung Pemulung Tanggerang

Selatan. Populasi orang tua yang memiliki anak usia prasekolah

terdapat 50 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat, 2008). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan sampel para orang tua yang memiliki anak prasekolah.

Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dimana

kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel tersebut

digunakan. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek

penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat

sebagai sampel. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek

penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi

syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya (Hidayat, 2008).

Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini antara lain:

a. Orang tua yang memiliki anak dengan usia prasekolah

b. Orang tua yang tinggal di Kampung Pemulung Tangerang

Selatan

c. Orang tua yang bersedia menjadi responden penelitian

Page 54: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

37

d. Orang tua yang dapat membaca

Perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus besar sampel

yang diketahui populasinya dengan teknik Slovin (Umar, 2003):

( )

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = persen kelonggaran ketidak telitian pengambilan sampel

(5%)

( )

Berdasarkan hasil perhitungan sampel yang didapatkan sebanyak

44 responden. Sampel yang digunakan diantisipasi kemungkinan

terjadinya dropp out dari responden, maka hasil perhitungan

sampel di kalikan 10%, sehingga sampel yang akan digunakan oleh

peneliti sebanyak 48 sampel.

Page 55: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

38

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik Probability Sampling yaitu teknik Simple

Random Sampling. Teknik ini memberikan kesempatan yang sama

kepada anggota populasi untuk dijadikan sampel. Cara yang

digunakan yakni dengan cara undian (Umar, 2003; Nurbaeti,

2010). Undian ini dilakukan ketika data 48 keluarga sudah

terkumpul setelah diurutkan nomor satu hingga lima puluh. Peneliti

membuat nomor di kertas kecil nomor 1 hingga 48, setelah itu

digulung kecil-kecil dan dikocok. Nomor undian yang keluar

pertama akan menjadi responden peneliti yang pertama, nomor

undian yang keluar ke 2 akan menjadi responden peneliti yang ke 2,

dan begitu seterusnya hingga pengundian yang ke 48.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada responden

adalah kuesioner mengenai faktor-faktor yang yang dapat mempengaruhi

penyakit ISPA pada anak yakni faktor individu anak, dan faktor perilaku

keluarga namun faktor lingkungan dilakukan dengan cara mengobservasi

lingkungan yang ada disekitar rumah kampung pemulung Tangerang

Selatan.

Kuesioner dibuat sesuai dengan faktor-faktornya seperti individu

anak diberikan pertanyaan mengenai karakteristik anak mengenai berat

Page 56: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

39

badan, usia, pemberian asi, dan pemberian imunisasi dengan jumlah 8

pertanyaan. Faktor lingkungan diukur dengan dibuat format checklist oleh

peneliti yaitu sebanyak 12 pernyataan. Kuesioner untuk mengukur perilaku

keluarga terbuat sebanyak 28 pernyataan.

Skala yang digunakan untuk pengukuran kuesioner perilaku

dengan skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, perilaku,

pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di

masyarakat (Hidayat, 2008). Kuesioner perilaku dengan skala likert ini

dibuat dengan pilihan SS yaitu “sangat setuju”, S yaitu “setuju”, TS yaitu

“tidak setuju”, dan STS yaitu “sangat tidak setuju”. Kuesioner perilaku

terdapat pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan negatif

dengan skor SS sama dengan 1, S sama dengan 2, TS sama dengan 3, STS

sama dengan 4 dibuat sebanyak 7 pernyataan yakni nomor 3, 5, 6, 8, 14,

22, dan 25. Pernyataan positif yang dibuat sebanyak 21 pernyataan (nomor

1, 2, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, dan

28) dengan skor SS sama dengan 4, S sama dengan 3, TS sama dengan 2,

STS sama dengan 1.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum melakukan

penelitian untuk mendapatkan instrumen yang dapat diterima sesuai

standar (Hidayat, 2008). Uji tersebut dilakukan di Kampung Pemulung

wilayah Jakarta Selatan pada tanggal 25 Juni 2013 kepada 30 orang. Uji

validitas ini dilakukan di daerah Karang Tengah Jakarta Selatan karenakan

Page 57: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

40

kampung pemulung daerah ini memiliki karakteristik tempat yang sama

dengan kampung pemulung daerah Tangerang Selatan, selain itu juga

Kampung Pemulung daerah ini mudah dijangkau oleh peneliti sehingga

tempat ini dijadikan tempat uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung

korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari tiap variabel

dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi

Product Moment dari Pearson dengan mengguakan software computer

statistic. Suatu instrument dikatakan valid apabila korelasi tiap butiran

memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2007). Uji

validitas ini juga dapat diukur dengan cara mengkorelasikan skor item

instrument dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan

skor total. Korelasi setiap faktor yang positif dan besarnya lebih dari 0.3

merupakan suatu konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2010).

Penelitian ini melakukan uji validitas kuesioner perilaku dengan

menggunakan software statistik computer yang mengkorelasikan tiap item

dengan korelasi total. Kuesioner berisi 28 pernyataan yang didapatkan

hasil dengan nilai korelasi item dan korelasi total lebih dari 0.3 atau

dikatakan valid sebanyak 19 pernyataan yakni kuesioner perilaku nomor 1,

4, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, dan 28. Nilai

korelasi item dengan korelasi total kurang dari 0.3 sebanyak 9 pernyataan

Page 58: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

41

yakni kuesioner nomor 2, 3, 6, 7, 11, 14, 15, 19, dan 22 yang berarti

pernyataan ini dikatakan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid atau nilai

korelasi item-korelasi total kurang dari 0.3 dihilangkan kecuali nomor 15

tetap dipakai karena merupakan salah satu pernyataan yang dianggap

penting dalam mempengaruhi kejadian ISPA pada anak, namun kalimat

pernyataannya diubah menjadi kalimat yang lebih konstriktif.

Uji yang dilakukan selain uji validitas adalah uji reliabilitas.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berati

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas

menggunakan bantuan software komputer dengan rumus Alpha Cronbach.

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach

lebih dari 0,60 (Hidayat, 2007)

Reliabilitas yang didapatkan terhadap 30 orang untuk 28

pernyataan ini didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0.700 sehingga

dapat dikatakan bahwa kuesioner perilaku ini reliabel. Nilai Alpha

Cronbach dengan item yang tidak valid dihilangkan yakni nomor 2, 3, 6,

7, 11, 14, 15, 19, dan 22 sebesar 0.937, sehingga pernyataan dalam

kuesioner perilaku ini yang sebanyak 19 pernyataan dikatakan reliabel.

Page 59: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

42

F. Tahapan Pengambilan Data

Penelitian ini akan mengambil data mengenai perilaku orang tua

terhadap penyakit ISPA pada anak usia prasekolah. Penelitian ini

mengambil data dengan cara:

1. Peneliti mempersiapkan peralatan dan kebutuhan untuk penelitian

2. Mengunjungi tempat yang sudah ditentukan yaitu Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

3. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada warga Kampung

Pemulung yang dikunjungi

4. Peneliti meminta persetujuan orang tua di Kampung Pemulung

yang memiliki anak usia prasekolah untuk menjadi responden

5. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden dan

mengobservasi lingkungan Kampung Pemulung

6. Peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden

7. Peneliti mengolah kuesioner dan data yang sudah dikumpulkan dan

memasukkan kedalam laporan penelitian

G. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-

langkah pengolahan data menurut Hidayat (2008) diantaranya:

1. Pengolahan data (Editing)

Editing yaitu memeriksa kembali kebenaran data atau

formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

Page 60: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

43

terkumpul untuk memastikan bahwa data yang terkumpul sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

2. Pengkodean data (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atasa kategori. Pemberian kode

ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode

dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan

kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

Data yang sudah terkumpul, sebelum dimasukkan ke dalam

komputer diberikan kode dalam setiap pernyataan. Kuesioner

faktor perilaku diberikan kode pernyataan nomor satu menjadi p1,

pernyataan nomor 2 menjadi p2, dan seterusnya hingga akhir

pernyataan yaitu sampai p20.

3. Pemasukan data (Entry)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam program computer statistik untuk dapat di

analisis atau dibuat distribusi frekuensinya.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Proses pengecekkan kembali data-data yang telah

dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama

Page 61: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

44

kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan

maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan

hasil pengumpulan data yang dilakukan.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data

yang diteliti. Bentuknya berbagai macam seperti distribusi frekuensi,

tendensi sentral seperti rata-rata dan ukuran penyebaran dari variabel

seperti standar deviasi ataupun melihat gambaran histogram dari

variabel tersebut (Umar, 2003).

I. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus

memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam

menentukan dirinya, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar

menjunjung kebebasan manusia. Masalah etika penelitian keperawatan

sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam proses

penelitian adalah sebagai berikut (Hidayat, 2007):

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

diteliti untuk ketersediaannya menjadi responden penelitian.

Persetujuan dari responden merupakan hak dari responden yang

Page 62: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

45

sebelumnya sudah diberitahunkan oleh peneliti mengenai tujuan

penelitian, prosedur pelaksanaan, manfaat penelitian, dan

kerahasiaan responden. Lembar persetujuan ini ditandantangani

oleh responden yang bersedia menjadi responden penelitian.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Penelitian ini tidak mencantumkan nama responden pada

lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden, tetapi

mengurutkan nomor pada lembar pengumpulan data yang

diberikan kepada responden.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti, baik sebuah

informasi maupun masalah-masalah lainnya yang diberikan oleh

responden.

Page 63: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

46

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Pemulung Tangerang Selatan.

Kampung Pemulung yang dijadikan penelitian ini yakni Kampung Pemulung

di daerah Ciputat, Pondok Aren, Pamulang, dan Serpong. Kampung Pemulung

yang didatangi peneliti berkisar 2 Kampung Pemulung di Ciputat, 5 Kampung

Pemulung di Pondok Aren, 3 Kampung Pemulung di Pamulang, dan 1

Kampung Pemulung di Serpong. Jumlah Kampung Pemulung yang dikunjungi

sebagai tempat penelitian yaitu sebanyak 11 Kampung Pemulung.

Berbagai tempat yang dikunjungi memiliki karakteristik yang sama

yakni dengan tempat tinggal yang sempit dengan luas rata-rata tempat tinggal

berkisar 3m x 3m dengan ditempati 2 orang dewasa dan 1 anak. Tempat

tinggal dengan lantai dialasi tikar, padat dengan barang-barang, terdapat

banyak debu, tampak sumpek, gelap dan kurang masuknya cahaya. Tempat

tinggal di Kampung Pemulung rata-rata dekat dengan tempat pengumpulan

sampah dan tempat pembakaran sampah. Letak Kampung Pemulung berada di

belakang kampung atau terdapat dipojokkan sehingga kurang terlihat dan juga

cukup jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas,

maupun Rumah Sakit.

Masyarakat di Kampung Pemulung rata-rata berkisar 15 warga

namun warga yang memiliki anak usia prasekolah berkisar 5 warga.

Masyarakat Kampung Pemulung terbesar yang ditemukan yakni di daerah

Page 64: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

47

Ciputat sebesar 50 warga dan yang memiliki anak berkisar 30 dan yang

terdapat anak usia prasekolahnya berkisar 18 warga. Masyarakat Kampung

pemulung paling sedikit ditemukan di daerah Pondok Aren dan Pamulang

dengan jumlah 1 Kampung Pemulung yang ditemukan hanya terdapat 4 warga

dan hanya 1 yang memiliki anak balita.

B. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran dari faktor-

faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada anak prasekolah.

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi dan

proporsi. Hasil analisis yang ingin dilihat dari analisis ini yakni jenis kelamin

anak, berat badan anak saat lahir, status gizi anak, status imunisasi anak,

perilaku kesehatan keluarga, ventilasi rumah, kepadatan hunian, pencemaran

udara dalam rumah dan kejadian ISPA dalam waktu 6 bulan terakhir,

1. Kejadian ISPA di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

Penelitian ini mengelompokkan penyakit ISPA menjadi ISPA

ringan, sedang, dan berat sesuai dengan tanda gejala yang di alami oleh

anak di kampung Pemulung Tangerang Selatan, digambarkan dengan tabel

5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA pada Anak Prasekolah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

ISPA Frekuensi Persentase

Ringan 39 84.8%

Sedang 6 13.0%

Berat 1 2.2%

Total 46 100%

Page 65: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

48

Tabel 5.1 menunjukkan hasil bahwa dari 46 responden

didapatkan anak yang mengalami ISPA ringan sebesar 39 anak dengan

persentase 84.4% dan anak yang mengalami ISPA berat sebanyak 1 anak

dengan persentase 2.2%.

2. Karakteristik anak di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Prasekolah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

Karakteristik Frekuensi Persentase

BBL Rendah 4 8.7 %

Normal 40 87.0 %

Besar 2 4.3 %

Total 46 100 %

Status Gizi Buruk 0 0 %

Kurang 4 8.7 %

Baik 41 89.1 %

Lebih 1 2.2 %

Total 46 100 %

Status Lengkap 20 43.5 %

Imunisasi Tidak

lengkap

26 56.5 %

Total 46 100 %

Hasil penelitian yang didapatkan karakteristik anak bahwa jenis

anak kelamin laki-laki sebanyak 26 anak dengan persentase 56.5 % dan anak

perempuan didapatkan 20 anak dengan persentase 43.5%. Karakteristik anak

dilihat dari riwayat berat badan lahir (BBL) didapatkan anak yang memiliki

riwayat berat badan lahir rendah sebanyak 4 anak dengan persentase 8.7 %

dan yang memiliki berat badan lahir normal sebanyak 40 anak dengan

Page 66: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

49

persentase 87.0%, dan anak yang memiliki berat padan lahir lebih sebanyak

2 anak dengan persentase 4.3%. Karakteristik anak dilihat dari status gizi

didapatkan anak dengan status gizi kurang sebanyak 4 anak dengan

persentase 8.7 % dan gizi yang baik sebanyak 41 anak dengan persentase

89.1 %. Karakteristik anak dilihat dari status imunisasi didapatkan bahwa

anak yang mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 20 anak dengan

persentase 43.5 % dan yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap yaitu

sebanyak 26 anak dengan persentase 56.5 %.

3. Lingkungan Kampung Pemulung Tangerang Selatan

a. Pencemaran udara dalam rumah

Pengelompokkan lingkungan dilihat dari pencemaran udara yang

berada di dalam rumah seperti adanya asap pembakaran di dalam rumah,

asap rokok di dalam rumah, asap dari bahan bakar masak di dalam rumah

akan di gambarkan ada tidaknya semua itu atau salah satunya sebagai

berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pencemaran Udara di dalam Rumah Lingkup

Kampung Pemulung Tangerang Selatan

Pencemaran dalam

Rumah

Frekuensi Presentase

Terdapat 32 69.6 %

Tidak Terdapat 14 30.4 %

Total 46 100 %

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.3 yaitu rumah-rumah di

Kampung Pemulung Tangerang Selatan yang terdapat pencemaran udara

seperti assap rokok, asap pembakaran sampah, atau asap dari bahan bakar

Page 67: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

50

masak yaitu sebanyak 32 rumah warga dari 46 dengan persentase 69.9 %

dan rumah yang tidak terdapat pencemaran udara rumah berkisar 14

dengan persentase 30.4 %. Kesimpulan yang didaatkan dari hasil tabel 5.3

yakni rumah yang terdapat pencemaran udara lebih besar dibandingkan

yang tidak terdapat pencemaran yaitu dengan hasil persentase yang lebih

besar.

b. Ventilasi

Pengelompokkan lingkungan yang dilihat dari keadaan ventilasi

dalam rumah digambarkan dengan tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Ventilasi Rumah yang Terdapat di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

Besar Ventilasi Frekuensi Persentase

< 10% dari luas lantai

rumah

35 76.1 %

≥10% dari luas lantai

rumah

11 36.9 %

Total 46 100 %

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.4 yaitu ventilasi dalam rumah

di Kampung Pemulung Tangerang Selatan dari 46 rumah yang < 10% dari

luas lantai rumah berkisar 35 rumah dengan persentase 76.1 % dan yang

ventilasinya ≥ 10% dari luas lantai rumah berkisar 11 rumah dngan

persentasi 36.9 %. Kesimpulan yang dapat diambil adalah rumah di

Kampung Pemulung Tangerang Selatan yang tidak memiliki luas ventilasi

Page 68: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

51

≥ 10% dari luas lantai rumah dengan persentase lebih besar dibandingkan

yang memiliki ventilasi ≥ 10% dari luas lantai rumah.

c. Kepadatan hunian

Pengelompokkan faktor lingkungan dari kepadatan penghuni

dalam rumah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan digambarkan

dengan tabel 5.8 sebagai berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Kepadatan Penghuni dalam rumah di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

Kepadatan Penghuni Frekuensi Persentase

≤ 8 meter/orang dewasa 36 78.3 %

> 8 meter/orang dewasa 10 21.7%

Total 46 100%

Hasil pada tabel 5.5 mengenai kepadatan penghuni dalam rumah

dengan standar 8 meter/orang di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

didapatkan dari 46 rumah, 36 rumahnya memiliki luas lantai rumah < dari

8 meter untuk orang dewasa dengan persentase 78.3% dan luas rumah

dengan ukuran > 8 meter untuk 1 orang dewasa terdapat 10 rumah dengan

persentase 21.7 %. Kesimpulan yang dapat diambil frekuensi terbesar

adalah dengan adanya kepadatan hunian yang tidak memenuhi standar

rumah sehat yaitu < 8 meter/orang.

Page 69: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

52

4. Perilaku keluarga dalam pencegahan dan penanggulangan ISPA di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan

Perilaku keluarga dalam melakukan pencegahan dan pengobatan

terhadap penyakit ISPA pada anak dikategorikan menjadi 3 yaitu kategori

perilaku sangat baik, perilaku cukup baik, dan perilaku kurang baik. Berikut

ini adalah gambaran mengenai perilaku keluarga atau orang tua di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Perilaku Keluarga dalam Pencegahan dan

Penanganan Penyakit ISPA pada Anak di Kampung Pemulung Tangerang

Selatan

Perilaku Frekuensi Persentase

Sangat baik 11 23.9 %

Cukup baik 26 56.5 %

Kurang baik 9 19.6 %

Total 46 100 %

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.6 dari 46 orang perilaku orang tua

yang sangat baik terdapat 11 orang dengan persentase 23.9%, perilaku yang

dikategorikan cukup baik didapatkan 26 orang dengan persentase 56.5 %, dan

perilaku yang dikategorikan kurang baik terdapat 9 orang dengan persentase

19.6 %. Kesimpulan yang didapatkan bahwa perilaku keluarga atau orang tua

terhadap penyakit ISPA pada anak usia prasekolah di Kampung Pemulung

Tangerang Selatan dikategorikan cukup baik dengan hasil persentase yang

terbesar.

Page 70: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

53

BAB VI

PEMBAHASAN

Pembahasan ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian ISPA pada anak prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan.

Pembahasan ini dibahas kurang secara mendalam dikarenakan peneliti sulit

mendapatkan referensi secara lengkap. Setelah membahas faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian ISPA pada anak prasekolah di Kampung Pemulung

Tangerang Selatan, peneliti juga mencantumkan keterbatasan penelitian dari

peneliti.

A. Analisis Univariat

1. Kejadian ISPA

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung

sampai 14 hari (Depkes, 2004). ISPA adalah penyakit saluran pernapasan

yang sering menyerang anak-anak yang dikarenakan anak-anak memilki

kekebalan tubuh yang belum sempurna sehingga sangat rentan terhadap

suatu infeksi terlebih dengan anak yang berusia kurang dari 6 tahun

(Meadow, 2005). Penelitian ini dilakukan terhadap 46 anak dengan usia

antara 3 hingga 5 tahun atau anak prasekolah. Hasil penelitian yang

didapatkan ISPA menyerang semua anak di Kampung Pemulung

Tangerang Selatan dengan usia prasekolah. Penelitian ini menemukan

anak dengan ISPA ringan didapatkan sebanyak 84.8%, ISPA sedang

sebesar 13%, dan dengan ISPA berat sebesar 2.2%. hasil yang didapatkan

Page 71: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

54

ini sesuai dengan teori bahwa anak dengan usia dibawah 6 tahun memiliki

kekebalan tubuh yang belum sempurna sehingga semua anak dalam

penelitian ini dalam waktu 6 bulan terkahir terkena Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA) walau hanya dengan ISPA ringan bahkan sampai

yang mengalami ISPA berat.

2. Faktor Risiko

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA dibagi secara

umum ada 3 yakni faktor dari individu anak, faktor lingkungan, dan faktor

perilaku keluarga terhadap pencegahan dan penanganan ISPA. Faktor

tersebut dispesifikkan menjadi antara lain usia anak, berat badan lahir anak,

status gizi anak, dan status imunisasi anak merupakan dari faktor individu

anak. Faktor lingkungan dispesifikkan menjadi faktor dari pencemaran

udara dalam rumah, ventilasi rumah, kepadatan hunian dalam rumah, dan

faktor yang terakhir adalah faktor dari perilaku keluarga dalam

pencegahan dan penaganan ISPA pada anak (Depkes, 2004).

Menurut penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kazi (2009) ditemukan bahwa faktor-faktor ISPA pada balita di Banglades

meliputi usia anak, jenis kelamin, berat badan, dan kekurangan vitamin A.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyoningsih dan Redi (2010)

didapatkan faktor yang mempengaruhi ISPA di Tasikamalaya yakni, faktor

pengetahuan ibu, pendidikan ibu, status ekonomi, status gizi balita, jenis

kelamin balita, dan status imunisasi. Penelitian yang dilakukan oleh

Suhandayani (2006) faktor yang mempengaruhi ISPA pada balita di

Page 72: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

55

Kabupaten Pati adalah kepadatan hunian ruang tidur, ventilasi ruang tidur,

keberadaan anggota keluarga yang merokok.

Penelitian ini menggunakan faktor risiko yang menurut Depkes

(2004) karena yang dimiliki peneliti secara lengkap hanya buku dari

depkes dan tidak didapatkan dari institusi selain itu pula alasan mengambil

faktor-faktor dari depkes karena faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA

mengenai keberadaan anggota keluarga yang merokok dimasukkan di

faktor perilaku keluarga dalam merokok dan faktor lingkungan dalam

pencemaran udara. Faktor seperti yang didapatkan Sulistyoningsih dan

Redi (2010) mengenai status ekonomi, pendidikan, dan pengetahuan tidak

diteliti oleh peneliti dikarenakan tempat penelitian ini berada di Kampung

Pemulung yang secara garis besar sudah didapatkan bahwa warga di

Kampung Pemulung memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan

memiliki status ekonomi yang rendah.

Berikut adalah pembahasan faktor-faktor yang diteliti oleh

peneliti yang secara umum di spesifikkan di Kampung Pemulung

Tangerang Selatan :

a. Karakteristik Anak

1) Berat Badan Lahir

Bayi dengan berat badan lahir rendah akan lebih rentan

terhadap suatu penyakit yang diseebabkan oleh infeksi, terutama

pada infeksi saluran pernapasan. Menurut Meadow dan Simon

(2005) anak dengan berat badan lahir rendah dalam pertumbuhan

Page 73: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

56

paru dan pengembangan paru belum sempurna sehingga otot

pernapasan menjadi lemah.

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah anak

yang berada di Kampung Pemulung Tangerang Selatan saat lahir

memiliki berat badan rendah sebanyak 4 anak dengan persentase

8.7 %. dengan berat badan lahir normal sebanyak 40 anak dengan

persentase 87.0%, dan anak yang memiliki berat padan lahir lebih

sebanyak 2 anak dengan persentase 4.3%. Anak yang ditemukan di

Kampung Pemulung Tangerang Selatan didapatkan banyak anak

yang mendapatkan berat badan lahir normal.

Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa anak

prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan rata-rata

memiliki berat badan lahir yang normal namun masih banyak anak

yang mengalami kejadian ISPA. Anak prasekolah Kampung

Pemulung Tangerang Selatan yang memliki berat badan lahir

rendah didapatkan bahwa anak sering mengalami ISPA dengan

gejala tambahan sesak napas sehingga dapat dilihat bahwa anak

dengan BBLR lebih rentan dan cenderung lebih berat intensitas

kejadian ISPA yang dialaminya dibandingkan dengan anak yang

memiliki BBL normal.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sadono (2008)

mengenai Bayi Berat Badan Lahir Rendah sebagai Faktor Risiko

ISPA pada Anak di Kabupaten Blora adalah anak dengan BBLR

Page 74: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

57

yang mengalami ISPA sebanyak 27 anak dan yang tidak

mengalami ISPA sebanyak 15 anak sehingga dapat dikatakan

bahwa semakin rendah berat badan lahir anak maka semakin sering

pula anak mengalami penyakit ISPA. Penelitian ini

mengungkapkan semakin rendah berat badan lahir anak namun

semakin besar kemungkinan anak mengalami ISPA yang berat

dikarenakan ISPA dialami semua anak prasekolah di Kampung

Pemulung Selatan dengan ISPA ringan dengan BBL normal

maupun BBL lebih.

2) Status Gizi

Status gizi sangat diperlukan oleh anak karena dengan

nutrisi yang cukup, pertahanan tubuh anak juga semakin kuat.

Status gizi yang buruk dapat mempermudah anak terkena infeksi.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut dapat mudah sekali terjadi pada

anak yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang, dengan gizi

buruk anak akan lebih sering mengalami ISPA berat (Depkes,

2004).

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini, anak

prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Salatan tidak

didapatkan anak dengan gizi buruk atau ditemukan 0% pada anak

gizi buruk. Anak yang memiliki gizi kurang memiliki persentase

8.7% dan anak yang memiliki status gizi baik didapatkan berkisar

89.1%, sehingga dapat disimpulkan pula memang dengan status

Page 75: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

58

gizi baik anak yang mengalami ISPA hanya terkena ISPA ringan

tidak mengalami ISPA berat.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Elyana dan

Aryu (2009) mengenai Hubungan frekuensi ISPA dengan Status

Gizi Balita didapatkan anak yang memiliki gizi buruk memiliki

frekuensi ISPA terbesar sebanyak empat kali dalam 3 bulan dan

hasil analisis bivariate didapatkan frekuensi ISPA dengan status

gizi memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini tidak didapatkan

pada penelitian ini dikarenakan hasil yang didapatkan dalam

penelitian ini tidak ditemukan anak dengan status gizi yang buruk

selain itu pula karena tidak ditemukan anak yang memiliki status

gizi buruk maka ISPA yang dialami lebih banyak ISPA yang

ringan, hal ini mungkin saja dapat disebabkan oleh faktor-faktor

lain yang dapat mempengaruhinya.

3) Status Imunisasi

Imunisasi merupakan cara untuk menambah pertahanan

tubuh anak terhadap penyakit-penyakit infeksi tertentu (Depkes,

2004). Menurut penelitian sebelumnya mengatakan bahwa anak

yang tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap dan tidak sesuai

dengan umurnya dapat beresiko 2.6 kali lebih sering dari biasanya

(Sadono, 2008).

Hasil data yang ditemukan pada anak usia prasekolah di

Kampung Pemulung yang mendapatkan imunisasi secara lengkap

Page 76: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

59

berkisar 20 anak dengan persentase 43.5 % dan yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap yaitu sebanyak 26 anak dengan

persentase 56.5 %. Hasil ini pun menunjukkan bahwa anak di

Kampung Pemulung Tangerang Selatan lebih banyak yang tidak

mendapatkan imunisasi secara lengkap dikarenakan orang tua

menganggap bahwa imunisasi dapat membuat anak menjadi

sering sakit demam dan tidak mau anaknya untuk disuntik, selain

itu alasan orang tua yang tidak membawa anaknya untuk

dilakukan imunisasi lengkap karena lokasi tempat tinggal dengan

pelayanan kesehatan cukup jauh sehingga para orang tua malas

membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi secara lengkap.

Status Imunisasi dasar yang tidak lengkap merupakan salah satu

faktor persentase anak yang mengalami ISPA di Kampung

Pemulung banyak karena itu pula anak sering mengalami ISPA

walau hanya dengan kejadian ISPA ringan.

Pernyataan ini juga sama halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sulistyoningsih dan Resi (2010) mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di

Tasikmalaya salah satunya adalah hubungan antara status

imunisasi dengan kejadian ISPA didapatkan persentase anak yang

status imunisasinya tidak lengkap lebih besar dibandingkan status

imunisasi yang lengkap sehingga anak mengalami ISPA dan diuji

secara statistik bahwa status imunisasi anak dengan ISPA

memiliki hubungan yang signifikan.

Page 77: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

60

b. Lingkungan

1) Pencemaran udara dalam rumah

Pencemaran udara dalam rumah adalah terdapatnya udara

yang tidak baik masuk ke dalam rumah yang dapat mengganggu

saluran pernapasan terutama pada anak-anak. Pencemaran udara

dalam rumah dicontohkan seperti asap rokok yang berada dalam

rumah, asap pembakaran sampah dari luar masuk ke dalam rumah,

bahan bakar masak dari kayu bakar hingga asapnya mencemari

udara dalam rumah, dan pencemaran udara lainnya yang membuat

saluran pernapasan terganggu.

Hasil penelitian yang didapatkan mengenai pencemaran

udara dalam rumah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

ditemukan 32 rumah warga dari 46 dengan persentase 69.9 % dan

rumah yang tidak terdapat pencemaran udara rumah berkisar 14

dengan persentase 30.4 %.

Hasil yang didapatkan ini bahwa warga di Kampung

Pemulung Tangerang Selatan memiliki banyak sekali pencemaran

udara yang ada di dalam rumahnya. Pencemaran udara ini

disebabkan karena jarak antara rumah dengan asap pembakaran

sampah dekat yaitu kurang dari 10 meter. Pencemaran ini juga

dikarenakan oleh orang tua yang sering merokok di dalam rumah.

Hasil yang dikatakan tidak terdapat pencemaran udara dalam

rumah yakni dilihat dari keluarga tidak ada yang merokok dan

rumahnya pun jauh dari tempat pembakaran sampah serta bahan

Page 78: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

61

bakar untuk memasak tidak menggunakan kayu bakar dan terdapat

sekat antara tempat memasak dengan ruang tidur atau ruang

bermain anak.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yuwono (2008)

mengenai Faktor-Faktor Lingkungan Rumah yang Mempengaruhi

Pneumonia pada Balita didapatkan bahwa jenis bahan bakar yang

digunakan mempengaruhi kejadian ISPA dengan nilai OR=2.8

yang berati jenis bahan bakar dengan kayu bakar, 2.8 lebih besar

kejadiannnya dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang

digunakan adalah gas atau listrik. Penelitian ini menggunakan jenis

bahan bakar yang digunakan adalah salah satu dari pencemaran

udara dan ditemukan banyak yang sudah tidak menggunakan kayu

bakar namun pencemaran udara seperti merokok dalam rumah dan

adanya lingkungan sekitar terdapat tempat pembakaran sampah dan

masuk ke dalam rumah sehingga lingkungan ini dikatakan lebih

besar yang tercemar udaranya dibandingkan yang tidak tercemar.

2) Ventilasi

Ventilasi merupakan tempat daur ulang udara yaitu

tempatnya udara masuk dan keluar. Ventilasi yang dibutuhkan

untuk penghawaan di dalam rumah yakni ventilasi memiliki luas

minimal 10% dari luas lantai rumah (WHO, 2007).

Hasil penelitian untuk ventilasi yang berada di rumah-

rumah Kampung Pemulung Tangerang Selatan didapatkan ventilasi

Page 79: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

62

rumah kurang dari 10% dari luas lantai rumah yakni dengan

persentase 76.1 % dan rumah dengan ventilasi yang ≥ 10% dari

luas lantai rumah berkisar 11 rumah dngan persentasi 36.9 %. Hasil

penelitian ini ventilasi rumah banyak sekali yang kurang dari 10%

dikarenakan warga Kampung Pemulung di Tangerang Selatan tidak

menghiraukan besar ventilasi tapi lebih memperdulikan bagaimana

mereka cukup untuk tidur dan tempat pertukaran udara mereka

lebih sering menggunakan pintu yakni dengan cara pintu rumah

sering dibuka lebar.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sadono

(2008) membahas bahwa ventilasi yang kurang dari 10% besarnya

dari luas rumah memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian

ISPA. Hal ini dapat menjadi faktor yang besar terhadap kejadian

ISPA di Kampung Pemulung Tangerang Selatan karena persentase

ventilasi yang kurang dari 10% lebih lebih besar dibandingkan

ventilasi yang lebih 10% dari luas lantasi rumah dan kejadian ISPA

pun jumlahnya cukup besar dengan anak ISPA ringan dalam waktu

6 bulan terakhir. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang menghasilkan bahwa frekuensi ventilasi yang

kurang besarnya 10% dari luas lantai rumah dengan persentase

yang besar terhadap kejadian ISPA yang banyak mengalaminya

walau hanya dengan ISPA ringan.

Page 80: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

63

3) Kepadatan hunian

Kepadatan penghuni didalam rumah merupakan salah

satu faktor terjadinya penyakit ISPA karena dengan tempat yang

sempit dengan penghuni yang banyak dapat meningkatkan faktor

polusi udara dalam rumah, selain itu juga dapat menghalangi

proses pertukaran udara bersih di dalam rumah (Sukandarrumidi,

2010). Luas rumah yang dikatakan rumah sehat dan tidak padat

yakni berkisar 36 m2 atau diukur dengan 9 m

2 perjiwa (Menpera,

2002; Kemenkes, 2008 dalam Kompas, 2012). Keputusan Menteri

Kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/2008 juga menyatakan bahwa

luas ruang tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih

dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah

umur 5 tahun.

Hasil penelitian yang didapatkan untuk luas rumah dalam

pengukuran kepadatan hunian di Kampung Pemulung Tangerang

Selatan didapatkan dari 46 rumah terdapat 36 rumah dengan luas

lantai rumahnya kurang dari 8 meter per jiwa dengan persentase

78.3% dan luas lantai rumah dengan ukuran lebih 8 meter per jiwa

terdapat 10 rumah dengan persentase 21.7 %. Hasil untuk

kepadatan penghuni rumah di Kampung Pemulung Tangerang

Selatan yang dikatakan padat dengan penghuni sangat besar yakni

berkisar 78.3%. Hal ini dikarenakan warga memiliki status

ekonomi yang rendah dan menerima jadi tempat yang mereka

tinggali dengan mengontrak kepada ketua lapak kampung

Page 81: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

64

pemulung yang ada. Rumah yang memiliki besar lebih dari 8 meter

per jiwa didapatkan di daerah Pamulang dengan memiliki

kontrakan yang cukup bagi warga di Kampung Pemulung

Tangerang Selatan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuwono

(2010) bahwa kepadatan penghuni memiliki pengaruh yang

signifikan dengan kejadian ISPA dan nilai OR=2.7 yang berarti

bahwa penghuni rumah yang padat kurang dari 8 m2 perjiwa

berisiko 2.7 kali menglami pneumoni dibandingkan dengan rumah

yang besarnya untuk 8 m2 per jiwa atau rumah yang dikatakan

tidak padat penghuninya. Hal ini sejalan dengan penelitian ini

bahwa penghuni rumah yang padat dapat meningkatkan kejadian

ISPA pada anak dibawah lima tahun.

c. Perilaku Keluarga

Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku adalah suatu kagiatan

yang dilakukan oleh makhluk hidup. Perilaku yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah perilaku sehat. Perilaku sehat adalah kegiatan-

kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan upaya mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan (Becker, 1979 dalam Notoatmodjo, 2010).

Perilaku meningkatkan kesehatan yakni dengan memberikan nutrisi

yang cukup atau gizi yang seimbang terhadap anak, selain itu anak

mengikuti program pemerintah dalam peningkatan kesehatan anak

dengan memberikan imunisasi sesuai dengan usianya. Perilaku sehat

Page 82: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

65

seperti peningkatan kesehatan dan mempertahankan kesehatan ini

merupakan salah satu perilaku pencegahan anak terhadap suatu

penyakit. Penanganan suatu penyakit juga merupakan suatu perilaku

sehat yang dimana anak sedang sakit diperlukan penanganan agar

dapat meningkatkan kesehatan dan dijauhkan dari penyakit yang

dideritanya.

Perilaku orang tua untuk menjalani perilaku kesehatan anak

terutama terhadap penyakit ISPA yakni dengan cara meningkatkan gizi

anak hingga mencapai gizi yang seimbang, mencegah penularan

penyakit infeksi terhadap anak dengan cara melakukan cuci tangan,

menutup hidung saat bersin, jauhkan anak dari asap-asap yang

mengganggu sistem pernapasan seperti asap rokok dan asap

pembakaran yang lainnya. Perilaku yang dibutuhkan selain itu perilaku

kebersihan rumah dan udara rumah yang dijadikan tempat tinggal dan

tempat bermain anak. Perilaku ini diteliti oleh peneliti sebagai salah

satu faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA di Tangerang Selatan,

dicantumkan pada kuesioner yag telah dibuat oleh peneliti dengan hasil

bahwa didapatkan perilaku orang tua yang sangat baik terdapat sebesar

23.9%, perilaku yang dikategorikan cukup baik sebesar 56.5 %, dan

perilaku yang dikategorikan kurang baik didapatkan 19.6 %.

Orang tua dikampung pemulung ini memiliki cukup

informasi yang didapatkan dari warga sekitarnya dan para petugas

kesehatan yang pernah singgah didaerahnya sehingga didapatkan hasil

perilaku menunjukkan perilaku yang cukup baik, bahkan ada perilaku

Page 83: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

66

yang menunjukkan sangat baik dengan nilai diatas 75% dari

pertanyaan yang diberikan.

Berbeda halnya dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Pemungkas (2003) mengenai perilaku orang tua

mengenai penganan pada anak balita penderita ISPA di Bandaharjo

Semarang dengan menggunakan studi wawancara mendalam

didapatkan bahwa orang tua menganggap penyakit ISPA adalah

peristiwa alam biasa sehingga para orang tua tidak melakukan kegiatan

hal yang khusus untuk pencegahan dan penaganan terhadap ISPA pada

anak. Hal ini dikarenakan karena para orang tua di Bandaharjo kurang

mendapatkan informasi mengenai bahayanya ISPA terlebih dengan

ISPA yang berat.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan peneliti dalam pelaksanaan

penelitian. Keterbatasan yang ada meliputi:

1. Penelitian untuk mengukur perilaku orang tua, peneliti menggunakan

kuesioner yang dibuat oleh peneliti, perilaku orang tua ini

kemungkinan bias dikarenakan perilaku orang tua tidak dapat

diobservasi oleh peneliti secara langsung.

2. Jawaban instrumen penelitian tentang perilaku kemungkinan tidak

akurat dikarenakan responden mengisi kuesioner secara bersama-sama.

3. Penelitian untuk melihat karakteristik anak menggunakan kuesioner

dan kemungkinan terjadi bias karena penelitian ini melihat kejadian

Page 84: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

67

ISPA yang anak alami dalam waktu 6 bulan terakhir sehingga peneliti

tidak mengobservasi secara langsung.

4. Peneliti tidak mendapatkan data statistik jumlah warga Kampung

Pemulung di Tangerang Selatan yang pasti karena data warga tidak

tercatat di daerahnya, sehingga peneliti menggunakan tempat

penelitian yang peneliti dapatkan saja.

Page 85: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

68

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah di

jabarkan dalam bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah sebagai berikut

1. Anak prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

mengalami ISPA ringan sebesar 84.8 %, anak yang mengalami ISPA

sedang sebesar 13.0 %, dan anak dengan ISPA berat sebesar 2.2 %

2. Gambaran faktor karakteristik anak prasekolah di Kampung Pemulung

Tangerang Selatan terdapat 87.0% anak dengan berat badan lahir

normal dengan persentase tertinggi dan berat badan lahir rendah dan

lebih masing-masing sebesar 8.7% dab 4.3%. Anak dengan status gizi

baik sebesar 89.1% dan status gizi anak yang buruk, kurang dan lebih

masing-masing sebesar 0%, 8.7%, dan 2.2%. Anak dengan status

imunisasi lengkap 56.5% dan imunisasi yang tidak lengkap sebesar

43.5%.

3. Gambaran faktor lingkungan rumah Kampung Pemulung Tangerang

Selatan terdapat 69.6% terdapat rumah yang memiliki pencemaran

udara dan yang tidak sebesar 30.4%. Lingkungan rumah dengan

ventilasi yang kurang dari 10% dari luas lantai sebesar 76.1% dan yang

lebih dari 10% dari luas lantai sebesar 36.9%. Lingkungan rumah

Page 86: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

69

dengan keadaan penghuni rumah yang padat sebesar 78.3% dan

penghuni rumah yang tidak padat sebesar 21.7%

4. Gambaran faktor perilaku orang tua di Kampung Pemulung Tangerang

Selatan terdapat 56.5% dengan perilaku yang baik. Perilaku yang

sangat baik dan perilaku yang kurang baik masing-masing sebesar

23.9% dan 19.6%. Hal ini dikarenakan sebagian besar warga

mendapatkan informasi mengenai perilaku sehat dari warga sekitar dan

petugas kesehatan yang pernah singgah di daerah tempat tinggalnya.

B. Saran

1. Bagi Warga Kampung Pemulung

a. Warga diharapkan mampu mempertahankan tindakan yang sudah

baik seperti perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan

ISPA pada anak dan status gizi anak

b. Warga diharapkan mampu memperbaiki tindakan pencegahan yang

belum terpenuhi seperti memperhatikan lingkungan sekitar dan

pemberian imunisasi pada anak secar lengkap sesuai dengan

usianya.

2. Bagi Institusi

a. Institusi diiharapkan dapat menyediakan referensi yang lengkap

mengenai penyakit infeksi pada anak terutama referensi mengenai

penyakit ISPA

b. Institusi diharapkan dapat menyediakan referensi dengan tahun

yang terbaru sehingga ilmu yang didapatkan menjadi terbaharui.

Page 87: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

70

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kejadian ISPA di

Kampung Pemulung tempat lain yang memiliki populasi yang lebih

luas dan diharapkan peneliti dapat meneliti suatu hubungan yang

paling kuat sebagai penyebab ISPA di suatu daerah Kampung

Pemulung.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti secara mendalam

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA di Kampung

Pemulung

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengobservasi secara

langsung mengenai perilaku keluarga terhadap ISPA di Kampung

Pemulung

d. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengamati secara langsung

kejadian ISPA di Kampung Pemulung pada waktu yang cukup

lama

Page 88: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Daftar Pustaka

Ameriyani, Aisyah. “Analisis Karakteristik Pemulung, Karakteristik Kerja,

Hubungan Sosial, dan Kesejahteraan Pemulung di Kecamatan

Pamulang Kabupaten Tangerang Selatan”. Skripsi Program Studi

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas IPB,

2006

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2010

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) Nasional, 2007

Dadang. “Penderita ISPA di Tangsel Capai 7.864 Orang, 1.079 Orang

Anak-Anak pada Tahun 2012”. di akses pada tanggal 26 Mei 2013

dari http://www.kabar6.com/tangerang-raya/tangerang-

selatan/4890-penderita-ispa-di-tangsel-capai-7864-orang-1079-

orang-anak.html

Depkes RI. Kajian Riset Operasional Intensifikasi Pemberantasan

Penyakit Menular Tahun 1998/1999-2003. Jakarta: Depkes, 2004

Depkes RI. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Jakarta: Depkes, 2008

Dewi, Rismala. “Mengatasi Batuk Pilek pada Bayi “. diakses pada tanggal

2 Mei 2013 dari

http://www.nutriclub.co.id/my_baby/my_babys_health/mengatasi_

batuk_pilek_pada_bayi-2011

Elyana, Mei & Aryu. “Hubungan ISPA dengan Status Gizi Balita”. Skripsi,

2009

Febiani, Tessa dkk. Banjir dan Tanah Longsor. Jakarta : Erlangga, 2007

Fitriani, Sinta. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011

Hidayat, A. Aziz. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba

Medika, 2008

Hidayat, A. Aziz. Pengantar Ilmu Kesehatann Anak untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika, 2009

Page 89: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Hidayat, A. Aziz. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah edisi 2.

Jakarta : Salemba Medika, 2007

Junaidi, Iskandar. Penyakit Paru & Saluran Napas. Jakarta : PT Bhuana

Ilmu Populer, 2010

Kazi. Risk Factors for Acute Respiratory Infections (ARI) Among

Children Under Five Years in Bangladesh. Journal of Scientific

Research no 72-81 ISSN: 2070-0237, 2009

Kilabuko, James dan Satoshi. Effects of Cooking Fuels on Acute

Respiratory Infections in Children in Tanzania. International

Journal of Environmental Research and Public Health, ISSN 1661-

7827, 2007

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang

“Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota” diakses pada tanggal 19 Maret 2013 dari

http://dinkes.slemankab.go.id/wp-

content/uploads/2011/03/JUKNIS-SPM-2008.pdf

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1995/Menkes/SK/XII/2010. Tentang Standar Antropometri

Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Kemenkes RI 2010

Kemenkes RI, Ditjen PP&PL. Lihat dan Dengarkan dan Selamatkan

Balita Indonesia dari Kematian; Modul Tatalaksana Standar

Pneumonia. Jakarta: Kemenkes RI, 2012

Kemenkes RI, Ditjen PP&PL. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran

Pernapasan Akut. Jakarta: Kemenkes RI, 2011

Meadow, Roy & Simon J. Lecture Notes: Pediatrika Edisi Tujuh. Jakarta :

Erlangga Medical Sience (EMS), 2005

Menteri Perumahan Rakyat. “Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat”.

Diakses pada tanggal 3 Agustus 2013 dari

http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/03/22/16155597

Mitchell, dkk. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta : EGC, 2008

Misnadiarly. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada anak Balita,

Orang Dewasa dan Usia Lanjut. Jakarta : Pustaka Obor Populer,

2008

Muttaqin, Arif. Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika, 2007

Page 90: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Nadesu, Hendrawan. Membesarkan Bayi Jadi Anak Pintar. Jakarta : PT

Kompas Media Nusantara, 2007

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarata :

Rineka Cipta, 2010

Nurbaeti, Irma & Waras Budi Utomo. Metodologi Penelitian dalam

Bidang Keperawatan.Ciputat: Lembaga Ilmu Peneltian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2010

Nurhadi. “Hubungan Ventilasi Ruang Tidur dengan Kejadian ISPA pada

Balita di desa Kepu Kecamatan Keling Kabupaten Jepara”. Skripsi

S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 2011

yang diakses dalam http://digilib.unimus.ac.id pada tanggal 30 Juli

2013

Pamungkas. “Perilaku Orang Tua dalam Penanganan Anak Balita

Penderita ISPA di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang”. Tesis

Megister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Promosi

Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang 2003

Pemerintah Provinsi Banten. “Klarifikasi Pemprov Banten Tentang ISPA

tahun 2011”. di akses pada tanggal 25 Mei 2013 dari

http://www.humasprotokol.bantenprov.go.id/klarifikasi-pemprov-

banten-tentang-ispa-tertinggi/

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). Kamus Gizi. Jakarta: Kompas,

2009

Potter, Patricia A & Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep,

proses, dan praktik. Jakarta : EGC, 2005

Puskom. “4 Dari 10 Penyakit Penyebab Kematian di Dunia Adalah

Penyakit Bidang Paru Dan Pernapasan” diakses pada tanggal 16

april 2013 dari http://sehatnegeriku.com/4-dari-10-penyakit-

penyebab-kematian-di-dunia-adalah-penyakit-bidang-paru-dan-

pernapasan/

Riyadi, Sujono & Sukarmin. Asuhan Keperawatan pada Anak.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009

Sadono, Sakundarno, & Sidhartani. Bayi Berat Lahir Rendah Sebagai

Salah Satu Faktor Risiko ISPA pada Bayi di Kabupaten Blora

Tahun 2008. Jurnal yang di dapatkan pada www.pdffactory.com

Sedyaningsih, Endang. “Pneumoni Penyebab Utama Kematian Balita.

Pusat Komunikasi Publik: Sekretariat Jenderal Departemen

Kesehatan. 2009” Diakses pada tanggal 20 november 2012 dari

Page 91: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/410-

pneumonia-penyebab-kematian-utama-balita.html

Sitepoe, Mangku. Corat-Coret Anak Desa Berprofesi Ganda. Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedi, 2008

Somantri, Irman. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan

pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:

Salemba Medika, 2007

Soenardi, Tuti. Makanan Sehat Penggugah Selera Makan Balita. Jakarta :

Gramedia, 2006

Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.

2010

Suhandayani, ike. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

ISPA pada Balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati Tahun 2006”.

Skripsi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang 2007.

Suhardjo & Clara. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius, 2010

Sukandarrumidi. Bencana Alam dan Bencana Anthropegene. Yogyakarta :

Kanisius, 2010

Sulistyoningsih & Redi Rustandi. “Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

DTP Jamanis Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010”. Tesis FKM

Unsil, 2011

Suseda Jawa Barat. “Sekilas dan Kondisi Umum Daerah Jawa Barat tahun

2012”. di akses pada tanggal 25 Mei 2013 dari

http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/kondisi-umum-daerah-jabar

Tambayong. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2000

Umar, Husein. Metode Riset Bisnis: Panduan Mahasiswa untuk

Melaksanakan Riset dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset

Bidang Manajemen dan Akuntansi. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama, 2003

WHO. Infection Prevention and Control of Epidemic-and Pandemic-Prone

Acute Rrespiratory Diseases in Health Care. Jenewa, 2007

WHO. Indikator Perbaikan Kesahatan Lingkungan Anak. Jakarta : EGC,

2008

Page 92: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

WHO. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat

Bencana. Jakarta: Bakti Husada, 2012

Wong, Donna L dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta:

EGC, 2008

Yuwono, Tulus Aji. “Faktor-Faktor Lingkungan Rumah yang

Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Anak Balita

Wilayah Kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap”.

Tesis S2 Megister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro

Semarang, 2008

Page 93: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Lembar Permohonan Menjadi Responden

Tangerang, Juni 2013

Kepada Yth.

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Namira

NIM : 109104000014

Alamat : Komplek Pemda blok c5 Jl. Asih Permai II No.10 Jati asih Bekasi

Adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dengan judul

“ Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Anak Prasekolah di

Kampung Pemulung Tangerang Selatan”.

Penelitian ini memberikan manfaat tidak langsung kepada responden, yaitu dapat

mengetahui cara pencegahan dan penanganan penyakit ISPA pada anak melalui

kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Penelitian ini tidak akan merugikan responden.

Peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban saudara sebagai responden dalam

penelitian ini. Bersama surat ini kami lampirkan lembar persetujuan menjadi responden.

Saudara dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan apabila bersedia secara

sukarela menjadi responden penelitian.

Besar harapan saya agar saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya

Peneliti

Page 94: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian

yang dilakukan oleh:

Nama : Siti Namira

NIM : 109014000014

Alamat : Komplek Pemda blok c5 Jl. Asih Permai II No.10 Jatiasih Bekasi

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai tujuan penelitian ini.

Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas

yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait penelitian.

Saya mengerti bahwa tidak ada risiko yang akan terjadi. Apabila ada

pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif pada saya,

maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti memberikan hak

kepada saya untuk mengundurkan diri menjadi responden dari penelitian ini tanpa

risiko apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.

Tangerang Selatan, Juni 2013

(…………………………..)

Page 95: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Kuesioner Penelitian

Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Anak Prasekolah

di Kampung Pemulung Tangerang Selatan

No :

Hari/Tanggal :

Nama (Inisial) :

Usia :

Pendidikan terakhir :

Petunjuk Pengisian

1. Isilah semua nomor yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan dalam

kuesioner ini sesuai dengan kondisi anda atau yang anda lakukan

2. Pilihlah salah satu kolom pada kolom jawaban dengan memberi tanda

checklist (√) atau tanda silang (X) sesuai dengan jenis pernyataan atau

pertanyaan yang disediakan.

3. Isilah sesuai dengan nomor pernyataan atau pertanyaan

4. Bila ada pertanyaan atau pernyataan yang tidak dimengerti silakan tanyakan

langsung pada peneliti

Page 96: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Data Faktor Karakteristik Anak

Berilah tanda checklist (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan kondisi atau

keadaan anak anda!

1. Inisial anak :

2. Usia anak :

3. Jenis kelamin anak :

Laki-laki

Perempuan

4. Berat badan saat lahir :

5. Berat badan saat ini :

6. Status gizi anak :

Buruk

Kurang

Baik

Lebih

7. Diberikan ASI atau tidak:

Ya Tidak

8. Usia Pemberian ASI

6 bulan

6-12 bulan

12-18 bulan

18-24 bulan

>24bulan

9. Anak diberikan imunisasi:

Ya Tidak

Page 97: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Jika ya, imunisasi apa saja yang sudah di dapatkan:

BCG

DPT I

DPT II

DPT III

Polio 1

Polio 2

Polio 3

Polio 4

Campak

Hepatitis 1

Hepatitis 2

Hepatitis 3

10. Kelengkapan imunisasi :

Lengkap

Belum lengkap

Tidak lengkap

Page 98: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Data ISPA pada anak

Pilihlah salah satu jawaban antara a, b, c, atau d dengan tanda silang (X) sesuai dengan yang

dialami anak anda!

1. Apakah anak anda mengalami batuk pilek dalam 3 bulan terakhir?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa lama biasanya anak anda mengalami batuk pilek?

a. ≤ 7 hari

b. 7 – 14 hari

c. 3 minggu

d. ≥ 3 minggu

3. Bila anak anda batuk pilek apakah disertai

a. Demam

b. Sesak napas

c. Napas tampak cepat

d. Tampak terdapat tarikan dinding dada kedalam

e. Batuk pilek saja

Page 99: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Data Faktor Perilaku Orang Tua atau Keluarga

Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan tindakan anda dengan memberi tanda checklist (√) di

kolom SS, S, TS, STS!

Keterangan:

SS, jika Anda Sangat Setuju untuk melakukan pernyataan tersebut

S, jika Anda Setuju melakukan pernyataan tersebut

TS, jika Anda Tidak Setuju melakukan pernyataan tersebut

STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju melakukan pernyataan tersebut

NO Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya membersihkan rumah saya setiap hari

2. Saya menutup pintu rumah saya bila ada

pembakaran sampah

3. Saya membiarkan asap pembakaran sampah

masuk ke dalam rumah saya

4. Saya merokok didalam rumah

5. Bila ada asap pembakaran sampah, saya menutup

hidung saya dan anak saya

6. Bila ada asap rokok,saya menutup hidung saya

dan anak saya

7. Saya selalu menutup mulut saya dengan sapu

tangan atau tisu ketika saya batuk

8. Saya menutup mulut saya dengan tangan ketika

saya batuk

Page 100: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

SS S TS STS

9. Saya memastikan anak saya tidak sering jajan

chiki, es krim, permen, dan lain-lain yang

membuat batuk

10. Saya menyediakan menu makanan yang

mengandung karbohidrat (nasi, kentang,

singkong, dll), protein (ikan, ayam, telur, dll),

vitamin (sayur, buah)

11. Saya memberikan ASI selama 2 tahun

12. Saya selalu mencuci tangan saya setiap kali

melakukan kegiatan

13. Saya rutin membawa anak saya ke posyandu

untuk di timbang

14. Saya rutin membawa anak saya ke posyandu

untuk di imunisasi sesuai dengan jadwal

pemberian

15. Saya memberikan obat batuk ketika anak saya

sedang batuk pilek

16. Saya memberikan ramuan jeruk nipis dan kecap 1

sdt ketika anak saya sedang batuk

17. Saya tidak membawa anak saya ke pelayanan

kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas, Posyandu,

LKC) ketika anak saya sakit lebih dari 5 hari

18. Saya menyuruh anak saya banyak beristirahat

ketika anak saya sedang sakit

19. Saya menyuruh anak saya banyak minum air

putih ketika anak saya sedang sakit

20. Saya selalu memperhatikan kebersihan anak saya

(mandi setiap hari, cuci tangan setiap mau makan

Page 101: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

Data Faktor Lingkungan

Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan yang sudah tersedia sesuai dengan kondisi

yang ada! (Diisi oleh peneliti)

1. Ventilasi Rumah

Ada

Tidak ada

2. Jika ada, berapa luasnya

besar ventilasi >10% dari luas lantai

besar ventilasi < 10% dari luas lantai

3. Ventilasi dapur Rumah

Ada

Tidak ada

4. Bahan bakar masak

Menggunakan kayu bakar

Menggunakan kompor minyak

Menggunakan kompor gas

5. Dapur Rumah

Bersatu dengan ruang tidur

Terdapat sekat dengan ruangan lain

6. Kebersihan rumah

Bersih

Banyak lalat

Banyak debu

Banyak lawa-lawa

Sampah bertebaran

Lain-lain, sebutkan

Page 102: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

7. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah

Ya Tidak

Jika ya terbuka/tertutup

8. Bagaimana cara pengolahan sampah

Ditimbun ke got/sungai

Dikubur

Diambil petugas

Dibakar

9. Jarak rumah dengan pembakaran sampah

< 10 meter

> 10 meter

10. Pembakaran sampah dilakukan berapa kali dalam seminggu

Setiap hari

1x seminggu

3x seminggu

11. Sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah

Ya

Tidak

12. Tempat cuci tangan

Ada

Tidak ada

Page 103: GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG · PDF fileMetode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan ... Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ... pernapasan

13. Kepadatan penghuni rumah

< 9 m2 / jiwa

≥ 9 m2 / jiwa