gambaran asupan natrium dan kejadian hipertensi …
TRANSCRIPT
1
GAMBARAN ASUPAN NATRIUM DAN KEJADIAN HIPERTENSI
SISTOLIK PADA
MASYARAKAT PESISIR PANTAI SUKU BAJAU DI DESA MEKAR
KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE
KaryaTulisIlmiah
Di Susun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III
Gizi
OLEH:
SRI MULYANI
NIM. P00331016035
KEMENTTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-III GIZI
2019
2
3
4
BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Secaraglobal WHO (World Health Organization) memperkirakan
penyakit tidak menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43%
kesakitan di seluruhdunia. Perubahanpola strukturmasyarakat dariagraris ke
industri danperubahan gaya hidup, sosial ekonomi masyarakat diduga
sebagaisuatuhalyang melatar belakangimeningkatnya prevalensipenyakit
tidakmenular, sehinggaangka kejadian penyakit tidak menular semakin
bervariasi dalam transisi epidemiologi. Salah satu penyakit yang termasuk
dalam kelompok penyakit tidak menular tersebut yaitu Hipertensi
(DepkesRI,2003).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka
sistolik (bagian atas) dan diastolik (angka bawah). Hipertensi dapat berlanjut
pada kerusakan lebih berat seperti stroke, penyakit jantung koroner serta
penyempitan ventrikel kiri atau bilik kiri. Selain penyakit-penyakit tersebut,
Hipertensi dapat pula menyebabkan gagal ginjal, diabetes mellitus dan lain-
lain. Berkembangnya Hipertensi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain kurangnya aktivitasfisik, kebiasaan merokok, stres, riwayat keluarga, dan
kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak hewani, kurang serat, tinggi
Natrium (Atun, 2014).
Hampir 1 milyar orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh dunia.
Di tahun 2020sekitar1,56 milia rorang dewasa akan hidup dengan Hipertensi.
Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun didunia dan
hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan.
Sekitar sepertiga dari orang dewasa di AsiaTimur-Selatan menderita
Hipertensi (WHO, 2015).
5
Dari survei kesehatan nasional prevalensi Hipertensi berdasarkan
(Riskesdas, 2013) sebesar 25,8%,tertinggi di kepulauan bangka belitung
30,9%,sedangkan terendah di papua sebesar 16,8%. Berdasarkan data tersebut
dari 25,8% orang yang mengalami Hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis
sisanya 2/3 tidak terdiagnosis. Data menunjukkan hanya 0,7% orang yang
terdiagnosis tekanan darah tinggi minum obat Hipertensi. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak menyadari
menderita Hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan.
Di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2018 data tersedia adalah
data yang di peroleh dari kunjungan pada unit-unit pelayanan seperti
puskesmas dan jaringannya. Dari 82.425(8%) penduduk berusia 18 tahun ke
atas yang di lakukan pengukuran tekanan darah,sebanyak 31.817 orang atau
38,60% yang mengalami Hipertensi. berdasarkan jenis kelamin, Hipertensi
lebih banyak di temukan pada laki-laki yaitu sebesar 50,32%, sedangkan pada
perempuan hanya sebesar 34,67%. Data ini hanya berasal dari 11
Kabupaten/Kota, karena 6 daerah lainnya tidak melaporkan hasil pemeriksaan
tekanan darah di wilayahnya, meskipun demikian data tersebut di atas dapat
menjadi acuan tentang gambaran kasus Hipertensi di Provinsi Sulawesi
Tenggara yang persentasenya berada di atas prevalensi nasional (Dinkes
Sultra, 2016).
Kabupaten Konawe merupakan salahsatu dari 17 Kabupaten dengan
penderita Hipertensi terbanyak diSulawesi Tenggara, dimana Kabupaten
Konawe berada diposisi kedua setelah Muna. Penyakit Hipertensi merupakan
salah satu dari 10 besar kasus penyakit tidak menular yang ada di Kabupaten
Konawe. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe dari tahun 2014 sampai 2016 mengalami penurunan.
Pada tahun 2014 terdapat 2759 kasus, tahun 2015 terdapat 2358 kasus dan
pada tahun 2016 turun menjadi 2194 kasus. Salah satu kecamatan yang ada di
kabupaten konawe adalah Kecamatan Soropia.
6
Puskesmas Soropia termasuk salah satu dari sepuluh besar puskesmas
dengan kunjungan Hipertensi terbanyak diKabupaten Konawe. Berdasarkan
survei awal yang dilakukan data Hipertensi kelompok umur >45 tahun
selama tiga tahun terakhir, masuk dalam urutan sepuluh besar penyakit
sehingga masih menjadi masalah terbesar di puskesmas Soropia. Data
Hipertensi yang diperoleh pada tahun 2014, prevalensi Hipertensi sebanyak
452 jiwa, tahun 2015 mengalami penurunan sebanyak 429 jiwa dan
meningkat pada tahun 2016 sebanyak 512 sedangkan pada tahun 2017
meningkat sebesar 638 jiwa (Wardita Afiah, 2018). Kecamatan Soropia
terletak pada dataran rendah dan termasuk wilayah pesisir pantai serta
banyak dihuni oleh suku bajau, menurut Rusliafa (2016) kebiasaan
mengkonsumsi makanan tinggi garam serta tinggi Kolesterol pada
masyarakat pesisir pantai tanpa di sadari telah menjadi faktor resiko kejadian
Hipertensi. Akibat dari gaya hidup ini menyebabkan terjadinya
kecenderungan terjadinya Hipertensi pada masyarakat pantai.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran asupan Natrium (Na) dan kejadian Hipertensi
pada masyarakat pesisir pantai suku Bajau Di Desa Mekar Kecamatan
Soropia?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran asupan Natrium (Na) dan kejadian
Hipertensi pada masyarakat pesisir pantai suku Bajau Desa Mekar Kecamatan
Soropia.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaandan
pendidikan pada masyarakat pesisir pantai suku Bajau desa Mekar
Kecamatan Soropia.
7
b. Mengetahui asupan Natrium (Na) pada masyarakat pesisir pantai suku
Bajau Desa Mekar Kecamatan Soropia.
c. Mengetahui kejadian Hipertensi pada masyarakat pesisir pantai suku Bajau
Desa Mekar Kecamatan Soropia.
d. Mengetahui gambaran asupan Natrium (Na) pada kejadian Hipertensi
masyarakat pesisir pantai suku Bajau Desa Mekar Kecamatan Soropia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang asupan
natrium dan kejadian Hipertensi pada masyarakat pesisir pantai.
2. Bagi mahasiswa
a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di peroleh selama berkuliah.
b. Menambah pengalaman wawancara pada suku bajau.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran masyarakat pesisir
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup
bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki
kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada
pemanfaatan sumberdaya pesisir (Satria,2004). Masyarakat pesisir adalah
masyarakat yang hidup tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni
suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Masyarakat pesisir pada
umumnya sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sector
pemanfaatan sumberdaya kelautan, sepertinelayan, pembudidaya ikan,
penambangan pasir dan transportasilaut (Satria, 2004).
Pemanfatan potensi laut yang ada sudah menjadi kebiasaan dan cara
utama untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat pesisir. Namun kondisi
masyarakat pesisir secara umum lebih-lebiha dalah masyarakat nelayan yang
masih tradisional berada dalam kondisi atau di bawah garis kemiskinan (Alim,
2012).
Di karenakan realitas masyarakat Bajo di Sulawesi Tenggara
umumnya di Soropia pada khususnya, mereka termasuk ke dalam masyarakat
nelayan kecil yang mengoperasikan perahu-perahu berukuran kecil.
Jangkauan para pemilik modal untuk menginvestasikan modalnya relatif tidak
ada. Mereka mengusahakan peralatan nelayan secara individu atau
keluarga.Hal demikian di ungkapkan seorang informan bahwa orang Bajo
tidak terbiasa bekerjasama secara kelompok untuk mengoperasikan perahu
besar (kapal) dalam menangkap ikan. Kondisi demikian memperlihatkan
bahwa pola nelayan yang dilakukan oleh masyarakat Bajo di Soropia masih
menggunakan pola lama secara turun temurun (Ruswanto, 2012).
9
B. Tinjauan tentang natrium (Na)
a. Pengertian Natrium
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. 35-40%
Natrium ada di dalam kerangka tubuh cairan saluran, sama seperti cairan
empedu dan pancreas, mengandung banyak Natrium. Sumber utama Natrium
adalah garam dapur atau NaCI.Garam dapur di dalam makanan sehari-hari
berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet baru.Pada tahun 1937
perananya sebagai zat gizi esensial diketahui secara pasti (Almatsier, 2001).
Polamakan yang tingginatrium (Na) denganseringnya mengkonsumsi
bahan makanan yang mengandung tinggi natrium (Na) seperti dendeng, abon,
corned beef, daging asap, ikan asin, sarden, mentega, roti, biskuit, kue-kue
yang di olah dengan backing soda dan backing powder, sayuran dan buah
kalengan yang mengandung bahan pengawet Natrium (Na), demikian pula
MSG (monosodium glutamat atau vetsin), petis, teuco, bumbu-bumbu yang
kadar Natriumnya tinggi, kopi, alkohol,serta minuman lain yang mengandung
banyak Natrium dapat meningkatkan terjadinya resiko Hipertensi (Rosnah,
2011).
Natrium atau di sebut juga sodium mengatur keseimbangan air di
dalam sistem pembuluh darah.Sebagaian Natrium dalam diet datang dari
makanan dalam bentuk garam dapur, MSG (mono sodium glutamate), soda
pembuat roti.Mengkonsomsi garam dapat meningkatkan volume darah di
dalam tubuh,yang berarti jantung harus memompa lebih giat sehinggah
tekanan darah naik.Kenaikan ini berakibat pada ginjal yang harus menyaring
lebih banyak garam dapur dan air. Karena masukan (input) harus sama dengan
pengeluaran (output) dalam sistem pembuluh darah, jantung harus memompa
lebih kuat dengan tekanan lebih tinggi (Susanti, 2016).
Patofisiologi garam sehingga menyebabkan Hipertensi di mulai
melalui konsomsi makan.Makan dapat mengumpulkan lebih banyak garam
dan air daripada ginjal kita dapat menangani. Beberapa orang memiliki gen
yang mengontrol saluran seluler, enzim dan hormon di berbagai tempat di
10
ginjal, misalnya untuk adaptasi di wilayah padang rumput dan gurun. Dalam
rangka untuk tetap aktif, orang harus mengontrol suhu tubuh. Jika kandungan
air dan garam sedikit, ginjal akan menghemat garam untuk mempertahankan
cairan yang di gunakan dengan melapisi tubuh melalui keringat selama
aktivitas. Hal ini mengakibatkan keringat menguap dari kulit, sehingga kulit
akan dingin dan menjaga suhu tubuh tetap normal. Tanpa berkeringat tubuh
akan cepat panas selama kegitan (Widyaningrum, 2012).
b. Sumber Natrium
Sumber Natrium adalah garam dapur, monosodium glutamate (MSG),
kecap dan makanan yang di awetkan dengan garam dapur.Diantara makanan
yang belum diolah, sayuran dan buah mengandung paling sedikit natrium
(Almatsier, 2001).
Tabel 1
Kandungan natrium beberapa bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan makanan Mg Bahan makanan Mg
Daging sapi
Hati sapi
Ginjal sapi
Telur bebek
Telur ayam
Ikan ekor kunig
Sarden
Udang segar
Teri kering
Susu sapi
Yogurt
Mentega
93
110
200
191
158
59
131
185
885
36
40
780
Margarine
Susukacangkedelai
Roti coklat
Roti putih
Kacang merah
Kacang mende
Jambu monyet
Selada
Pisang
Teh
Coklat manis
ragi
950
15
500
530
19
26
26
14
18
50
33
610
Sumber: Food Composition Table Une N East Asia, FAQ, 1972 dalam
Almatsier, 2001.
11
c. Tingkat Konsumsi Natrium
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung Natrium yang di
butuhkan tubuh.Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan Natrium
sehari. Taksiran kebutuhan Natrium sehari untuk orang dewasa adalah
sebanyak 500 mg. kebutuhan Natrium di dasarkan pada kebutuhan untuk
pertumbuhan, kehilangan Natrium melalui keringat dan sekresi lain.
Penduduk WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur
hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg Natrium) pembatasan ini di
lakukan mengingat peranan potensial Natrium dalam menimbulkan tekanan
darah tinggi (Hipertensi) (Almatsiera 2001).
d. Fungsi Natrium
Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, Natrium menjaga
keseimbangan cairan dalam kompratemen tersebut. Natriumlah yang sebagian
besar mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah
dan masuk ke dalam sel-sel. Didalam sel tekanan osmosis di atur oleh kalium
guna menjaga cairan tidak keluar sel. Bila seseorang memakan terlalu banyak
garam, kadar Natrium darah akan meningkat. Rasa haus yang di timbulakn
akan menyebabkannya minum sedemikian banyak sehingga konsentrasi
Natrium dalam darah kembali normal. Ginjal kemudian akan menegeluarkan
kelebihan cairan dan Natrium tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron
menjaga agar konsentrasi Natrium di dalam darah berada pada nilai normal
(Almatsier, 2001).
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot, natrium berperan pula dalam absorpsi
glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran sel,
terutama melalui dinding sebagai pompa natrium (Almatsier, 2001).
e. Akibat Kelebihan Natrium
Kelebihan Natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi.Hal ini dapat diatasi dengan banayak
12
minum.Kelebihan konsumsi Natrium secara terus-menerus terutama dalam
bentuk dapur dpat menimbulkan hipertensi (almatsier, 2001).
Berikut adalah kategori asupan Natrium
a) Cukup:bila asupan Natrium <2400 (mg/hari)
b) Lebih :bila asupan Natrium >2400(mg/hari)
(Sumber:American Heart Association (AHA, 2013)).
C. Tinjauan Tentang Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik dan diastolik lebih dari 140/90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit saat keadaan istirahat. Peningkatan tekanan
darah dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal,
jantung koroner, dam stroke bila tidak dideteksi secara dini dan pengobatan
yang yang memadai (Kemenkes, 2014).
b. Etiologi Hipertensi
Penyebab terjadinya Hipertensi belum diketahui dengan pasti.Mula-
mula Hipertensi bisa terjadi karena volume darah yang dipompa jantung
meningkat sehingga mengakibatkan bertambahnya volume darah di
pembuluh arteri.Pada sebagian besar penderita penyakit ini, peningkatan
tekanan darah diakibatkan oleh penyakit ginjal. Pada umumnya, Hipertensi
tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Diperkirakan sekitar 90 persen
pasien Hipertensi termasuk dalam kategori Hipertensi primer (Susanti,
2016).
Hipertensi biasanya di sebut penyebab kematian dan kesakitan yang
serius.Insiden Hipertensi sangat berbeda-beda pada setiap daerah.Pada
bagaian besar masyarakat (tidak seluruhnya) tekanan darah cenderung
meningkat ikuti kenaikan umur. Ditemukan pula bukti bahwa ada faktor
keturunan pada tekanan darah yang tinggi, walaupun pula ginetik yang tepat
belum dapat di tentukan. Tekanan darah orang tua dan keturunanya
mempunyai kolerasi.Kolerasi tekanan pada kembar monozigot lebih tinggi di
13
bandingkan dengan kembar dizigot. Masyarakat kulit hitam, baik di Afrika
barat maupun Amerika utara, sebagaian besar mempunyai insiden Hipertensi
yang tinggi, yang besarnya cenderung lebih rendah pada keturunan asli
indian. Studi epidemiologi mengkonfirmasikan korelasi yang mungkin ada
dan kurang pada usia lanjut/tua. Penderita Hipertensi yang mengurangi berat
badan dapat menurunkan tekanan darahnya (Sarjadi, 2000).
Faktor resiko lain yang dapat menyebabkan Hipertensi yaitu gaya
hidup seperti aktivitas fisik. Aktifitas fisik juga berhubungan dengan
kejadian Hipertensi.Hal ini di ketahui berdasarkan hasil penelitian bahwa
responden lansia yang memiliki aktivitas yang lebih rendahmemiliki peluang
yang besar dan signifikan berhubungan terhadap kejadian Hipertensi
(Khaerani,2003).Selain itu juga berdasarkan penelitian lainnya bahwa orang
dengan aktivitas fisik yang menetap telah buktikan dapat mengakibatkan
terjadinya Hipertensi di bandingkan dengan orang yang memiliki aktivitas
fisik yang aktif (Answorth,1991).
Berikut adalah kategori hipertensi:
a. Normal = <120.
b. Prehipertensi=120-139.
c. Hipertensi stage1=140-159.
d. Hipertensi stage2=160 atau >160.
(sumber:klasifikasi JNC VII, 2003).
a) Gejala
Pada umumnya Hipertensi tidak menimbulkan gejala yang jelas dan
sering tidak disadari kehadirannya.Ada kalanya secara tidak sengaja beberapa
gejala terjadi bersamaan dan di percaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sebenarnya tidak selalu).
Pada Hipertensi berat atau yang telah menahun bisa timbul gejala-
gejala yang berasal dari kerusakan otak, mata, jantung, dan ginjal, seperti:
14
1) Sakit kepala
2) Kelelahan
3) Mual dan muntah
4) Sesak napas
5) Gelisah
6) Pandangan menjadi kabur
Secara umum berdasarkan gejala pembentuknya pada Hipertensi
terbagi menjadi dua golongan yaitu:
1) Hipertensi primer (esensial)
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiostensin, efek dari ekskresi Na, obesitas, dan stress.Hingga saat
ini, penyebab Hipertensi primer masih belum di ketahui.
2) Hipertensi sekunder
Berikut gejala gejalayang berkaitan dengan Hipertensi sekunder:
a) Terkait dengan kelainan pada ginjal
Terdapat riwayat penyakit ginjal dalam keluarga Sering terserang
infeksi saluran kemih sering haus dan buang air kecil pernah mengalami
trauma atau benturan keras.
b) Terkait dengan penyakit feokromositoma, terdapat gejala-gejala di
bawah ini:
Sakit kepala akut dan tiba-tiba jantung berdebar-debar, keringat
berlebihan dan wajah pucat.
c) Hipertiroidusme (hormon tiroid tinggi). Kelainan ini meningkatkan
tekakanan sistolik,sehingga menimbulkan gejala-gejala seperti:
Muda gugup, banyak keringat, selalu merasa kepanasan,
berdebar-debar, tremor atau gemetaran, cepat lelah, berat badan turun,
15
bola mata menonjol dan terdapat pembesaran atau benjolan kelenjar
tiroid.
3) Hipotirodisme (hormon tiroid rendah) kelainan ini dapat meningkatkan
tekanan darah sistolik maupun diastolik sehingga menimbulkan gejala:
Tidak tahan dingin, cepat lelah, melambatnya fungsi tubuh, berat
badan naik/kegemukan, suara parau atau rendah, (sembab pada mata, kaki,
dan tangan).
4) Gejala akibat kelebihan hormon kortisol, hormon kortisol di produksi oleh
kelenjar adrenal yang dapat meningkatkan tekanan darah. Jika produksinya
berlebihan, maka akan timbul gejala-gejala berikut ini:
Peningkatan penumpukan lemak di wajah, leher atau badan kulit
menipis, tanda guratan ungu, mudah memar, rambut tumbuh berlebihan,
emosi labil, kenaikan berat badan yang drastis, tubuh melemah (Susanti,
2016).
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
Hipertensi telah lama diketahui sebagai penyakit yang melibatkan banyak
factor baik factor internal seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor
eksternal seperti pola makan, kebiasaan olahraga dan lain-lain. Untuk
terjadinya hipertensi perluperan faktor risiko tersebut secara bersama-sama
(common underlyingrisk factor) dengan kata lain satu factor risiko saja belum
cukup menyebabkan timbulnya hipertensi. Oleh karena itu seberapa besar angka
prevalensi penyakit ini akan sangat dipengaruhi oleh gambaran faktor- factor
tersebut disuatu populasi masyarakat (Suryadi, 2017).
d. Hubungan Antara Natrium dan Kejadian Hipertensi
Natrium ialah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel,35-40%
natrium (Na) ada didalam kerangka tubuh, jumlahnya bisa mencapai
60mmol perkg berat badan dan sebagian kecil (sekitar10-14mmol/L) berada
dalam cairan intrasel. Dalam keadaan normal,ekskresi natrium pada ginjal
16
diatur sehingga keseimbangan dipertahankan antara asupan dan pengeluaran
dengan volume cairan ekstrasel tetap stabil. Lebih dari 90% tekanan osmotic
dicairan ekstrasel ditentukan olehgaram, khususnya dalam bentuk Natrium
klorida (NaCl) dan Natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan
tekananosmotikpada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi
Natrium (Polii, 2016).
Tekanan darah adalah tekanan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan
tubuh manusia.Tekanan darah terdiri atas 2 bagian tekanan sistolik dan
tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik didefinisikan adalah tekanan darah
pada waktu jantung menguncup sedangkan tekanan darah diastolik
didefinisikan tekanan darah pada waktu jantung mengendor kembali(Polii,
2016).
Asupan natrium merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme
timbulnya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah meningkat karena
adanya peningkatan volume plasma (cairan tubuh). Mengkonsumsi garam
(Natrium) menyebabkan haus dan mendorong kita minum. Hal ini
meningkatkan volume darah didalam tubuh yang berarti jantung harus
mempompa lebih giat sehingga tekanan darah naik.Karena masukan (input)
harus sama dengan pengeluaran (output) dalam sistem pembuluh darah,
jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan lebih tinggi.
(Polii,
2016).
Asupan Natrium yang meningkat menyebabkan tubuh meretensi
cairan, yang meningkatkan volume darah. Jantung harus memompakera
suntuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang
semakin sempit yang akibatnya adalah Hipertensi (Mulyati,dan Sirajuddi,
2011).
17
Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Mike, 2017)
bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan natrium terhadap
tekanan darah.
e. Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Pantai
Menurut penelitian Henny, 2014 masyarakat pesisir lebih sering
mengkonsumsi ikan segar namun saat musim angin barat diganti ikan asin
namun jika tidak ada maka diganti dengan mengkonsumsi tempe dan telur
dengan berbagai cara olahan diantaranya digoreng dan disantan serta
mengkonsumsi makanan tinggi kalori.
Peningkatan tekanan darah terutama terjadi bila fleksibilitas
pembuluh darah menurun akibat adanya aterosklerosis. Tingginya perilaku
merokok pada nelayan disebabkan karena rokok dapat mengurangi rasa
kantuk, menghangatkan badan pada malam hari dan mengurangi stres saat
memperoleh hasil tangkapan tidak banyak selama berlayar. Rokok
mengandung nikotin yang dapat menurunkan aliran darah keekstremitas dan
meningkatkan frekuensi jantung dan tekanan darah dengan menstimulasi
sistem saraf simpatis dan pelepasan katekolamin (Nur Miftakur
Rahma,2017).
Penelitian (Anam dan Saputra,2016)menunjukkan bahwa Hipertensi
lebih banyak pada wilayah pantai dibandingkan dengan wilayah
pengunungan. Hasil analisis pada penelitian menunjukkan bahwa asupan
Natrium tertinggi adalah wilayah pesisir. Penyebab tingginya Hipertensi
disebabkan oleh pola kebiasaan masyarakat yang cenderung mengasinkan
makanan olahan laut. Hal ini menyebabkan terjadi kecenderungan kejadian
Hipertensi diwilayah pesisir dimana intake Natrium berperan dalam
kejadian Hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menemukan
dimana intake natrium berpengaruh signifikan terhadap hipertensi esensial,p-
value <0,05danodds ratio (OR) sebesar 1,851 sehingga semakin tinggi
intake natrium mempunyairisiko 2(dua) kalilipat mengalami
18
Hipertensi.Selain itukonsumsi makanan lautyang tinggijuga berperan dalam
kecenderungan Hipertensi didaerah pesisir pantai. Salah satu faktor risiko
Hipertensi adalah kandungan lemak didalam tubuh seperti yang dinyatakan
bahwa hiperkolesterolemia menjadi faktor risiko terjadinya Hipertensi.
Sementara itu kandungan kolesterol jaringanikan a i r tawarpada umumnya
lebih rendah dari pada ikanlaut (Anam danSaputra, 2016).
Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam serta tinggi
kolesterol pada masyarakat pesisir pantai tanpa disadari telah menjadi factor
risiko kejadian Hipertensi. Akibat dari gaya hidup ini menyebabkan
terjadinya kecenderungan terjadinya Hipertensi pada daerah pesisir pantai.
Pada masyarakat pesisir pantai terdapat gaya hidup yang tidak disadari
menjadi factor risiko Hipertensi. Hal ini dikaitkan dengan kecenderungan
masyarakat pesisir pantai mengonsumsi Natrium yang tinggi pada. Serta
kebiasaan masyarakat pesisir pantai untuk mengawetkan kelebihan hasil laut
dengan cara diasinkan. Selain itu konsumsi hewan laut yang memiliki kadar
kolesterol lebih tinggi menjadi salah satu factor risiko dari Hipertensi. Tanpa
di sadari gaya hidup masyarakat pesisir pantai menjadi factor risiko kejadian
Hipertensi (Anam dan Saputra, 2016).
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Peneltian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya deskriptif
dengan pendekatan survey.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan pada 28 januari 2019 di Desa Mekar
Kecamatan Soropia.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Bajau yang
berjumlah 435 orang di Desa Mekar kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat pesisir pantai suku
Bajau Didesa Mekar Kecamatan Soropia dengan criteria inklusi sebagai
berikut:
a) Sampel tidak menderita sakit.
b) Bersedia di wawancara.
c) Sampel bersuku Bajau.
d) Populasi yang di jadikan sampel usia >26 tahun
3. Teknik sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secarasimple
random samplingdengan cara acak.
Penentuan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
20
Keterangan : N = Populasi
n = Jumlah sampel
p = Proporsi yang akan dilihat (apabila tidak detemukan
proposi dari suatu jurnal dapat digunakan nilai p
maksimal yaitu 0.05)
d = peluang error yang diinginkan (untuk kebanyakan
penelitian digunakan 5 %)
Z12α/2 = Z table, biasanya apabila Alfa = 5 %, maka nilai Z
tablenya sekitar 1.96 dapat dibulatkan menjadi.
Sehingga dapat disimpulkan berapa besar sampel yang diperlukan sebagai berikut:
n
berdasarkan perhitungan sampel diatas maka jumlah sampel yang akan
di lakukan penelitian sebanyak 63 sampel.
21
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
1. Data primer
a. Datakarakteristik reponden yaitu (umur dan jeniskelamin, pendidikan,dan
pekerjaan, diperolehdengan wawancara menggunakan kuesioner.
b. Data asupan natrium dan jenis bahan makanan sumber natrium diperoleh
dengan wawancara menggunakansemi quantitative food frequency
questionnaire.
c. Data tekanan darah diperoleh dengan mengukur tekanan darah
menggunakan alat tensimeter. Pengukuran di lakukan oleh enumerator
dengan gelar Ahli Madya Keperawatan yang sudah mempunyai STR
(surat tanda registrasi).
2. Data sekunder
Data profil demografi Desa Mekar Kecamatan Soropia yang meliputi
lokasi, jumlah penduduk, jumlah jiwa, kepala keluarga, kelompok umur.
E. Pengolahan Data Dan Analisis Data
1. Pengolahan data
a. Data tentang karakteristik sampel (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan
pekerjaan) di olah secara deskriptif.
b. Tekanan darah
Data ini diolah berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah responden.
Kemudian data tersebut di kategorikan kedalam
Normal = <120.
Prehipertensi=120-139.
Hipertensi stage1=140-159.
Hipertensi stage2=160 atau >160.
(sumber:klasifikasi JNC VII, 2003).
c. Asupan natrium
Pengolahan data untuk asupan natrium di lakukan dengan cara pengolahan
menggunakan nutrisurvey. Dan kemudian data tersebut di kategorikan
22
kedalam dua kelompok yaitu cukup dan lebih, lalu untuk mempermudah
dalam pengolahan data bahan makanan sumber natrium frekuensi
makanan di kategorikan menjadi 4 yaitu harian, bulanan, dan tahunan.
2. Analisis dan penyajian data
Data di analisis secara deskriptif dengan menguraikan distribusi frekuensi
masing masing variabel data, selanjutnya data disajikan dalam bentuk
tabulasi dan narasi.
F. Definisi Operasional
1. Hipertensi adalah tingginya saat tekanan darah sistolik pada masyarakat
suku bajau dalam kriteria:
a. Normal = <120.
b. Prehipertensi=120-139.
c. Hipertensi stage1=140-159.
d. Hipertensi stage2=160 atau >160.
(sumber:klasifikasi JNC VII, 2003).
2. Asupan Natrium yaitu jumlah asupan natrium yang dikonsumsi dalam 1
tahun terakhir baik berupa garam maupun bahan makanan lain yang
mengandung natrium:
a. Cukup= bila asupan natrium <2400 (mg/hari)
b.Lebih =bila asupan natrium >2400(mg/hari)
(Sumber:American Heart Association (AHA, 2013)).
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara geografis desa Mekar merupakan salah satu desa dari 15
desa/kelurahan di wilayah kecamatan soropia yang terletak pada dataran
rendah dengan ketinggian diatas permukaan laut antara 0-50 meter dengan
luas wilayah yaitu sebesar 2,61 km2. Dengan posisi desa yang berada di
bagian atau di sekitaran pesisir pantai yang di huni sebagian besar suku
bajau dan suku-suku lain yang telah lama membaur dengan masyarakat
stempat. Adapun batas batas wilayah desa Mekar yaitu sebelah utara
berbatasan dengan gunung tahura, sebelah selatan berbatasan dengan desa
sama jaya, sebelah barat berbatasan dengan pulau bokori, dan sebelah
timur berbatasan dengan desa bajoe.Desa Mekar memiliki jumlah
penduduk 125 kepala KK dan 435 jiwa yang tersebar di tiga dusun.
Bisa di lihat pada gambar 1 di bawah, peta atau letak desa Mekar
kecamatan soropia kabupaten konawe.
Gambar 1.
Peta Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe
24
Adapun kondisi rumah-rumah pada masyarakat desa Mekar kecamatan
soropia yaitu sebagian besarnya berada di laut yang posisinya membangun
rumah di atas laut dan memanjang kebelakang dengan menggunakan kayu
sebagai jembatan penyebrangan untuk kerumah-rumah lainnya dan saling
sambung menyambung.
a. Tingkat Pendidikan
Adapun tingkat pendidikan di desa Mekar dapat dilihat pada tabel 2 di
bawah ini. Pada tabel 2, menunjukkan bahwa masyarakat di desa Mekar
sebagian besar (35,4%) memiliki tingkat pendidikan tamat SD dan hanya
sebgaian kecil (3,2%) yang memiliki tingkat pendidikan perguruan
tinggi/sederajat.
Tabel 2
Distribusi Tingkat Pendidikan Di Desa Mekar
No Tingkat Pendidikan N %
1. Perguruan tinggi sederajat 14 3,2
2. Tamat SLTA sederajat 56 12,9
3. Tamat SLTP sederajat 90 20,7
4. Tamat SD sederajat 154 35,4
5. Tidak/belum tamat SD Tamat 47 10,8
6. Belum sekolah(1-5 tahun) 58 13,3
7. Tidak pernah sekolah 16 3,7
Jumlah 435 100
(Data sekunder profil desa mekar, 2019)
b. Mata pencaharian
Adapun mata pencaharian di desa mekar dapat dilihat pada tabel 3
berikut.
25
Tabel 3
Distribusi Matapencaharian Di Desa Mekar
No Mata Pencaharian N %
1. PNS/ABRI 5 1,15
2. Wiraswasta 30 6,9
3. Karyawan/Swasta 12 2,8
4. Pedagang 2 0,45
5 Petani/Nelayan 89 20,5
Jumlah 193 100
(Data sekunder profil desa mekar, 2019)
Tabel 3 menunjukkan bahwa masyarakat di desa Mekar sebagian besar
20,5% memiliki mata pencaharian sebagai petani/nelayan sebagian kecil 1,15%
PNS/ABRI.
c. Sarana dan prasarana desa
Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Mekar yaitu:
Kantor desa, Kantor balai, Mesjid, Sekolah Dasar (SD NEGERI 2
BOKORI), Taman kanak-kanak (TK MEKAR JAYA). Serta fasilitas
kesehatan yang ada di Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten
Konawe yaitu satu Posyandu.
d. Organisasi Kemasyarakatan
Tabel 4
Organisasi Kemasyarakatan Desa Mekar Kecamatan Soropia
No Organisasi Masyarakat Jumlah
1. Karang Taruna 1
2. Dasa Wisma 3
3. Kelompok Nelayan 1
4. Lembaga Adat 1
5. Organisasi Keagamaan 1
(Data sekunder profil desa mekar, 2019)
26
2. Karakteristik Sampel
Sampel dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 63 orang. Adapun
gambaran karakteristik sampel disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi Berdasarkan karakteristik Sampel
Tabel 5 menunjukkan bahwa sampel terbanyak berada pada rentang
usia 26-35 tahun (39,6%) dan usia 36-45 tahun (31,7%). Dengan jenis
kelamin sebagian besar adalah perempuan (61,9%). Adapun tingkat
pendidikan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan hanya sampai SD
dan berpendidikan SD (69,8%). Dan pekerjaan sebagian besar tidak bekerja
sebagai ibu rumah tangga (60,3%) dan di ikuti dengan profesi sebagai
nelayan (31,7%).
Karakteristik N %
Umur
26-35
36-45
46-55
56-65
25
20
12
6
39,6
31,7
19,0
9,7
Jenis kelamin
Laki
Perempuan
24
39
38,1
61,9
Pendidikan
S1
SMA
SMP
SD
2
6
11
44
3,3
9,5
17,4
69,8
Pekerjaan
PNS
Nelayan
Wiraswasta
Honorer
Tidak bekerja(IRT)
1
20
3
1
38
1,5
31,7
5,0
1,5
60,3
27
a. Asupan Natrium
Adapun asupan natrium pada penelitian ini Dapat di lihat pada
tabel berikut:
Tabel 6
Distribusi Sampel Berdasarkan asupan natrium
Kategori Asupan Na Mean SD n %
Cukup
Lebih
3176,1
1626,7
515,2
506,6
54
9
85,6
14,4
Total 63 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel asupan
natrium di kategorikan cukup (85,65%) dengan nilai rata-rata asupan
sebesar3176,1+ 515,2. Sebaliknya sampel yang asupan natriumnya lebih
hanya hanya sebesar 14,4% dengan rata-rata asupan 1626,7 + 506,6.
Adapun bahan-bahan makanan dibawah yang mengandung
sumber natrium dapat di lihat pada tabel berikut:
28
Tabel 7
Gambaran Jenis Bahan Makanan Sumber Natrium
Yang Di Konsumsi Sampel
Bahan makanan Frekuensi
1x/Hari Mingguan Bulanan Tahunan
n % N % n % N %
Daging sapi
Daging ayam
Kecap
Saus
Ikan segar
Ikan asin
Telur asin
Cumi-cumi
Kepiting
Kerang
Udang
Garam
Roti
Biscuit
Gula
The
30
30
63
63
35
35
63
63
47,6
47,6
100
100
55,5
55,5
100
100
20
20
35
25
25
35
28
28
31,7
31,7
55,5
39,6
39,6
55,5
44,4
44,4
13
13
25
23
43
43
38
28
20,6
20,6
39,6
36,5
68,2
68,2
60,3
44,4
63
63
12
100
100
b. Status Tekanan Darah
Adapun kategori Tekanan darah pada sampel dalam penelitian ini dapat di
lihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Distribusi Sampel Berdasarkan status tekanan darah
Tekanan darah Mean+ SD N %
Sistolik
Normal
Prehipertensi
Hipertensi Stage 1
Hipertensi Stage 2
118 + 4,0
133 + 10
146 + 8,4
154 + 11,4
30
9
19
5
47,6
14,2
30,3
7,9
Total 63 100
29
Tabel 8 menunjukkan bahwa 47,6% sampel memiliki tekanan
darah normal dengan rata-rata tekanan darah sistolik 118 dengan standar
deviasi 4,0 mmhg. Akan tetapi sebesar 14,2% sampel berada pada
kategori prehipertensi dengan rata-rata tekanan darah 133 mmhg dengan
standar deviasi 10 mmhg, sedangkan kategori hipertensi stage 1 sebesar
30,3% dengan rata-rata tekanan darah 146 mmhg dengan standar deviasi
8,4 mmhg. Dan adapun hipertensi stage 2 sebesar 7,9% dengan rata-rata
tekanan darah 154 dengan standar deviasi 11,4 mmhg.
c. Asupan natrium terhadap kejadian hipertensi
Asupan natrium dengan kejadian hipertensi pada sampel, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 9
Asupan Natrium Terhadap Kejadian Hipertensi
Asupan
Na
Penyakit Hipertensi Total
Normal Prehipertensi Hipertensi
Stage 1
Hipertensi
Stage 2
N % n % n % n % n %
Lebih 0 0 3 33,3 5 55,5 1 11,2 9 100
Cukup 30 55,5 9 16,6 19 35,1 5 9,3 54 100
Total 63 100
Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 9 orang yang asupan natriumnya lebih,
terdapat 33,3% yang mengalami prehipertensi, 55,5% menderita hipertensi stage
1, 11,2% menderita hipertensi stage 2. Sebaliknya dari 54 orang yang asupan
natriumnya cukup terdapat 16,6% menderita prehipertensi, 35,1% menderita
hipertensi stage 1, 9,3% menderita hipertensi stage 2.
30
Tabel di atas menunjukkan kecendrungan bahwa semakin berlebihan asupan
natrium, maka persentase kejadian prehipertensi dan hipertensi lebih besar, jika di
bandingkan dengan asupan natrium dalam kategori cukup.
31
B. Pembahasan
1. Karakteristik Sampel
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
berusia kategori dewasa yaitu 26-35 tahun dan berusia 36-45 tahun yang
termasuk dalam kategori dewasa akhir (Depkes, 2009). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Rusliafa dkk, (2014) pada wilayah pesisir pantai yang
menyatakan bahwa pada wilayah pesisir lebih banyak pada kelompok umur
26-40 tahun sedangkan pada wilayah pegunungan lebih banyak pada
kelompok umur 41-60 tahun.
Adapun pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
sampel berpendidikan terakhir SD, hal ini sejalan dengan penelitian Rusliafa
dkk, (2014) pada wilyah pesisir pantai dan pegunungan kota kendari, bahwa
menurut pendidikan responden yang menderita hipertensi pada wilayah
pesisir tingkat pendidikan responden lebih banyak yang tamat SD.
Berdasarkan penelitian ini mnunjukkan bahwa pekerjaan sebagian
besar sampel tidak bekerja atau ibu rumah tangga dan di ikuti dengan profesi
sebagai nelayan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rusliafa dkk,
(2014) yang menyatakan bahwa menurut pekerjaan responden pada wilayah
pesisir sebagian besar nelayan sedangkanpadawilayahpegunungan yaitu tidak
bekerja, hal ini kemungkinan dikarenakan pada saat di lakukan penelitian ini,
lebih banyak responden yang dominan berjenis kelamin perempuan karena
lebih mudah di temui di setiap masing-masing rumah responden.
2. GambaranAsupanNatrium
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
memiliki asupan natrium dalam kategori cukup, hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Nina, (2016) dalam hubungan AsupanLemak, Asupan Natrium
Dan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Sistolik, yang menyatakan bahwa
asupan natrium dalam kategori lebih presentasenya lebih banyak
dibandingkan dengan asupan natrium dalam kategori baik dan defisit.
Perbedaan ini kemungkinan besar di karenakan oleh faktor asupan
32
konsumsi makanan pada masyarakat di desa mekar kecamatan soropia yang
tidak dominan pada makanan yang bersumber dari laut, karena pola konsumsi
asupan makanan pada masyarakat di desa mekar sudah seperti makanan-
makanan yang di konsumsi seperti orang-orang yang bertempat tinggal di
daerah-daerah yang bukan di sekitaran pesisir pantai. Dan satu faktor lainnya
yaitu, sudah masuknya penjual-penjual berkendara motor yang lalu lalang di
sekitaran desa mekar kecamatan soropia kabupaten konawe.
3. GambaranKejadianHipertensi
Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar tekanan darah
sistolik sampel termasuk kategori hipertensi di bandingkan dengan kategori
normal, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusliafa, dkk
(2014) pada wilayah pesisir pantai dan pegunungan di kota kendari yang
menyatakan bahwa hipertensi lebih banyak pada wilayah pesisir pantai di
bandingkan pegunungan. Dimana tekanan darah sistolik lebih besar daripada
sampel yang memiliki tekanan darah sistolik rendah. masing-masing variabel
yang saling mempengaruhi, seperti mengkonsumsi makanan yang berlebih,
stres, dan merokok, yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan
terjadinya hipertensi.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada arteri saat ventrikel
berkontraksi. Tekanan darah sangat berperan penting dalam sirkulasi tubuh,
keseimbangan dalam tubuh dipengaruhi oleh naikatau turunya tekanan darah.
Tekanan darah sistolik bila kisarannya tinggi terus menerus dapat
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, ginjal, jantung, sirkulasi
arteri tau bahkan kematian.
4. AsupanNatriumTerhadapKejadianHipertensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecendrungan bahwa
semakin berlebihan asupan natrium, maka persentase kejadian hipertensi
lebih besar, jika di bandingkan dengan asupan natrium dalam kategori cukup.
33
Hal ini sejalan dengan penelitian Nunik, dkk (2013) Hubungan
Asupan Kalsium dan NatriumTerhadap Tekanan Darah Sistolik Pada
Penderita Hipertensi, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan
natrium dengan tekanan darah.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulann
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:
1. Karakteristik pada penelitian ini yaitu
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
berusia dewasa yaitu 26-35 tahun dan berusia 36-45 tahun yang
termasuk dalam kategori dewasa akhir. Dan sebagian berpendidikan
terakhir SD, dengan pekerjaan sebagian besar tidak bekerja atau ibu
rumah tangga dan di ikuti dengan profesi sebagai nelayan.
2. Asupan natrium cukup sebesar 44,4% pada masyarakat bajau desa
mekar kecamatan soropia kabupaten konawe.
3. Penderita hipertensi sebesar 52,4% pada masrakat bajau desa mekar
kecamatan soropia kabupaten konawe.
4. Gambaran asupan natrium pada kejadian hipertensi di desa Mekar
kecamatan soropia menunjukkan bahwa kecendrungan bahwa
semakin berlebihan asupan natrium, maka persentase kejadian
hipertensi lebih besar, jika di bandingkan dengan asupan natrium
dalam kategori cukup.
35
B. Saran
1. Kepada masyarakat yang tepat bertempat tinggal di bagian pesisir
pantai khususnya desa mekar agar diharapkan dapat mengontrol
tekanan darah secara rutin, dan mengontrolkonsumsi makanan
sumber natrium dan rajin beaktivitas fisik seperti berolahraga dan
lain-lain. Agar dapat menghindari terjadinya peningkatan tekanan
darah dan mengupayakan untuk kembali ke tekanan darah yang
normal.
2. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan
penelitian terhadap variabel lain dengan tetap menggunakan desain
yang sama, agar besarnya faktor risiko variabel-variabel yang
mempengaruhi kejadian hipertensi dapat diketahui secara lebih
komprehensif. Dan peneliti juga di sarankn untuk memeriksa
tekanan darah sekurang-kurangnya dua kali agar menghindari
kesalahan untuk pengumpulan data kategori status tekanan darah.
36
DAFTAR PUSTAKA
Afiahwarditah, Y. S. (2018) ‘Faktor Risiko Antara Aktivitas Fisik, Obesitas
Dan Stres Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi Pada Umur 45-55
Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe
Tahun 2018’.
Anam Dan Saputra, (2016) Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Hipertensi
Di Puskesmas Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten
Bogor.Skripsi
Enita Wahyuni, N. Et Al. (2014). Hubungan Asupan Natrium Dengan
Kejadian Hipertensi Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun
2014.
Kesehatan, D.And Selatan, K. K. (2014) ‘Profil kesehatan kabupaten
konaweselatantahun 2013’.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI.(diakses 19 Desember 2016).
Mike, S. R. (2017) ‘Hubungan Asupan Natrium Dan Kalium Dengan Tekanan
Darah Pada Lansia Di Kelurahan Pajang’.
NurMiftakur
Rahma,(2017)‘GambaranGayaHidupPenderitaHipertensiPadaMasyara
kat Pesisir’. Skripsi
Nina, (2016) Hubungan Asupan Lemak, AsupanNatrium Dan Status Gizi
Dengan Tekanan Darah Sistolik Pada Wanita Pralansia diPos
Kesehatan Lansia Kelurahan Bojong bata Kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang. Skripsi
37
Nunik Alfiana1, S. H. (2013) Hubungan Asupan Kalsium dan Natrium
Terhadap Tekanan Darah Sistolik Pada Penderita Hipertensi Rawat
Inap Di RS Tugurejo Semarang.
Ruswantowawan, B. O. (2012). Studi terhadap perubahan struktur social
masyarakat pesisir khusunya Orang Bajo’.
Rusliafa, J. (2014) ‘Pantai Dan Pegunungan Di Kota Kendari Tahun 2014
Comparative Incidence Of Hypertension In Coastal Marine Area And
Mountains In Kendari City 2014 Bagian epidemiologi ,Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Universitas
Hasanuddin.
Saputra, B. R. And Indrawanto, I. S. (2013) ‘Profil Penderita Hipertensi Di
Rsud Jombang Periode’, Pp. 116–120.
Saputra, O. Et Al. (2013) ‘Gaya Hidup Sebagai Faktor Risiko Hipertensi
Pada Masyarakat Pesisir Pantai’, Pp. 3–8.
Susanti, 2016. Hubungan Asupan Kalium Dan Natrium Dengan Hipertensi
Pada Pasien Lanjut Usia (Lansia) Di Rawat Jalan Di Poliklinik Interna
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Karya
Tulis Ilmia
Widyaningrum, S. 2012. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia (Studi Di Upt Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Jember). Universitas Jember. Skripsi
38
LAMPIRAN
39
DOKUMENTASI
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56